IMPLEMENTASI MODEL PROJECT BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA DALAM AKTIVITAS SENAM AEROBIK.

(1)

IMPLEMENTASI MODEL PROJECT BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA DALAM AKTIVITAS

SENAM AEROBIK

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas VIII-B SMP Negeri Satu Atap Jayakerta Kabupaten Karawang)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Oleh Tati Nurhayati

1100981

PRODI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI DEPARTEMEN PENDIDIKAN OLAHRAGA

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG 2015


(2)

IMPLEMENTASI MODEL PROJECT BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA DALAM AKTIVITAS

SENAM AEROBIK

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas VIII-B SMP Negeri Satu Atap Jayakerta Kabupaten Karawang)

Oleh Tati Nurhayati

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Tati Nurhayati 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

TATI NURHAYATI

IMPLEMENTASI MODEL PROJECT BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA DALAM AKTIVITAS

SENAM AEROBIK SISWA KELAS VIII-B SMP NEGERI SATU ATAP JAYAKERTA KABUPATEN KARAWANG

Skripsi ini telah disahkan dan disetujui oleh:

Pembimbing I

Drs. Hendi Suhendi Pawaka NIP. 195803021985111002

Pembimbing II

Drs. Agus Mahendra, M.A. NIP. 196308241989031002

Mengetahui, Ketua Program Studi

Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FPOK UPI

Dr. Bambang Abduljabar, M.Pd NIP. 196509091991021001


(4)

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul; Implementasi Model Project

Based Learning Untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa Dalam Aktivitas Senam Aerobik Siswa Kelas VIII-B SMP Negeri Satu Atap Jayakerta adalah sepenuhnya karya sendiri. Tidak ada di dalamnya yang

termasuk penjiplakan dan pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko / sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Oktober 2015 Yang Membuat Pernyataan

Tati Nurhayati NIM. 1100981


(5)

Implementasi Model Project Based Learning Untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa Dalam Aktivitas Senam Aerobik Siswa Kelas VIII-B

SMP Negeri Satu Atap Jayakerta Kabupaten Karawang

Tati Nurhayati

Dosen Pembimbing : 1 Drs. Hendi Suhendi Pawaka Dosen Pembimbing : II Drs. Agus Mahendra, M.A.

Abstrak

Peneliti mencoba menerapkan model project based learning terhadap pembelajaran senam aerobik. Tujuan penelitian yang ingin penulis teliti adalah untuk mengetahui bagaimana penerapan project based learning terhadap peningkatan kepercayaan diri siswa. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri Satu Atap Jayakerta Kabupaten Karawang. Dengan objek penelitian kelas VIII-B yang berjumlah 26 orang. Proses penelitian dibagi menjadi dua siklus dan tiap siklus terdiri dari lima tindakan. Setiap tindakan menggunakan model project based

learning untuk meningkatkan kepercayaan diri siswa. Data dikumpulkan

menggunakan lembar observasi. Kemudian semua data yang terkumpul dianalisis menggunakan teknik presentase. Hasil analisis data menunjukan bahwa penerapan model project based learning dapat meningkatkan sikap kepercayaan diri siswa dalam mengikuti pembelajaran senam aerobik. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan sikap percaya diri siswa tergolong pada kriteria sangat baik dengan presentase setiap tindakan adalah Siklus I tindakan 1 = 33%, tindakan 2 = 39%, tindakan 3 = 42%, tindakan 4 = 47%, dan tindakan 5 = 54%. Siklus II tindakan 1 = 61%, tindakan 2 = 71%, tindakan 3 = 78%, tindakan 4 = 86%, dan tindakan 5 = 91%. Dengan demikian dapat simpulkan bahwa penerapan model project based

learning pada pembelajaran senam aerobik dapat meningkatkan kepercayaan diri

siswa.

Kata kunci: Model Project Based Learning, Kepercayaan Diri, Aktivitas Senam Aerobik.


(6)

Implementation of Project Based Learning Model to Improve Students’ Confidence in Aerobic Activity on Student Class VIII-B SMP Negeri Satu

Atap Jayakerta Kabupaten Karawang

Tati Nurhayati

Supervisor: 1 Drs. Hendi Suhendi Pawaka Supervisor: II Drs. Agus Mahendra, M.A.

Abstract

Researcher tries to apply project based learning model to aerobic learning. The aim of this research is to find out how to apply project based learning model to improve student’s confidence. This study is using Classroom Action Research method. This research conducted in SMP Negeri Satu Atap Jayakerta Kabupaten Karawang. The objects of research class VIII-B are 26 student’s. The process of research is divided into two cycles and each cycle consists of five actions. Each action was using project based learning model to improve student’s confidence. Data collected by using observation sheet. All data gathered was analyzed by using percentage technique. The result shows project based learning model could

improve student’s confidence in following aerobic learning activity. This is

evidenced by the increase of student’s confidence belong to the very good criteria with the percentage of every actions are Cycle I action 1= 33%, action 2 = 39%, action 3 = 42%, action 4 = 47%, and action 5 = 54%. Cycle II action 1 = 61%, action 2 = 71%, action 3 = 78%, action 4 = 86%, and action 5 = 91%. Therefore, it can be concluded that the application of project based learning model in aerobic

learning can improve students’s confidence.


(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR BAGAN ...x

DAFTAR KURVA... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Batasan Masalah... 7

D. Rumusan MasalahTujuan Penelitian ... 7

E. Tujuan Penelitian... 7

F. Manfaat Penelitian... 7

G. Definisi Istilah ... 8

BAB II TINJAUAN TEORITIS ... 9

A. Hakikat Pendidikan Jasmani ... 9

B. Hakikat Kepercayaan Diri ... ...13

C. Hakikat Senam Aerobik ... ...17

D. Hakikat Model Pembelajaran Project Based Learning... ...26

E. Kerangka Berpikir ... ...33


(8)

BAB III METODE PENELITIAN ... 35

A. Metode Penelitian... 35

B. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 40

C. Desain dan Langkah-langkah Penelitian ... 40

D. Variabel Penelitian Definisi Operasional ... 44

E. Instrumen Penelitian dan Pengumpulan Data ... 45

F. Prosedur Pengolahan Data dan Analisis Data ... 46

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN ... 49

A. Hasil Penelitian ... 49

B. Deskripsi Proses Pelaksanaan Tindakan ... 52

C. Deskripsi Penemuan ... 81

D. Diskusi Penemuan ... 93

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 100

A. Kesimpulan... 100

B. Saran ... 100


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Respon Kardiovaskular Menurut Plowman... 19

Tabel 3.1 Rencana Pelaksanaan Penelitian... 39

Tabel 3.2 Kisi-kisi Sikap Percaya Diri... 47

Tabel 3.3 Kriteria Presentase Keberhasilan Siswa ... 50

Tabel 4.1 Deskripsi Kegiatan Tindakan 1 Siklus 1 ... 55

Tabel 4.2 Presentase Kelompok Sikap Kepercayaan Diri Siswa ... 57

Tabel 4.3 Deskripsi Kegiatan Tindakan 2 ... 58

Tabel 4.4 Presentase Kelompok Sikap Kepercayaan Diri Siswa ... 59

Tabel 4.5 Penilaian Proses ... 60

Tabel 4.6 Deskripsi Kegiatan Tindakan 3 ... 60

Tabel 4.7 Presentase Kelompok Sikap Kepercayaan Diri Siswa ... 62

Tabel 4.8 Penilaian Proses ... 63

Tabel 4.9 Deskripsi Kegiatan Tindakan 4 ... 63

Tabel 4.10 Presentase Kelompok Sikap Kepercayaan Diri Siswa ... 65

Tabel 4.11 Penilaian Proses ... 66

Tabel 4.12 Deskripsi Kegiatan Tindakan 5 ... 66

Tabel 4.13 Presentase Kelompok Sikap Kepercayaan Diri Siswa ... 59

Tabel 4.14 Penilaian Produk ... 60

Tabel 4.15 Deskripsi Kegiatan Tindakan 1 Siklus II ... 70


(10)

Tabel 4.17 Penilaian Produk ... 72

Tabel 4.18 Deskripsi Kegiatan Tindakan 2 ... 73

Tabel 4.19 Presentase Kelompok Sikap Kepercayaan Diri Siswa ...75

Tabel 4.20 Penilaian Produk ... 75

Tabel 4.21 Deskripsi Kegiatan Tindakan 3 ... 76

Tabel 4.22 Presentase Kelompok Sikap Kepercayaan Diri Siswa ... 78

Tabel 4.23 Penilaian Produk ... 78

Tabel 4.24 Deskripsi Kegiatan Tindakan 4 ... 79

Tabel 4.25 Presentase Kelompok Sikap Kepercayaan Diri Siswa ... 81

Tabel 4.26 Penilaian Produk ... 81

Tabel 4.27 Deskripsi Kegiatan Tindakan 5 ... 82

Tabel 4.28 Presentase Kelompok Sikap Kepercayaan Diri Siswa ... 83


(11)

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Karakteristik Project Based Learning... 29 Bagan 2.2 Komponen Project Based Learning... 33 Bagan 3.1 Alur Penelitian ... 43


(12)

DAFTAR KURVA

Kurva 4.1 Presentase Penilaian Proses Model Project Based Learni... 86

Kurva 4.2 Hasil Siklus I Sikap Kepercayaan Diri ... 88

Kurva 4.3 Presentase Penilaian Produk Model Project Based Learning... 92

Kurva 4.4 Hasil Siklus II Sikap Kepercayaan Diri ... 93


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Keterangan

Lampiran 2. Surat Izin Penelitian Dari Fakultas Lampiran 3. Surat Keterangan Dari Sekolah Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Lampiran 5. Portopolio

Lampiran 6. Dokumentasi Lampiran 7. Catatan Lapangan

Lampiran 8. Lembar Observasi Sikap Kepercayaan Diri


(14)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Pada masa sekarang, ruang gerak terasa sangat terbatasi karena selain kemajuan teknologi yang sangat pesat, ketersediaan lahan untuk pergerakan menjadi berkurang seperti dijadikan pemukiman-pemukiman warga masyarakat. Sehingga anak-anak tidak bisa mendapatkan kebebasan bergerak hanya dalam pembelajaran pendidikan jasmani. Mahendra (2012) menyatakan bahwa : Melihat perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang sudah semakin maju, bangsa kita akan dihadapkan pada gaya hidup yang semakin jauh dari aktivitas fisik terutama pada anak-anak dan remaja. Karena mereka lebih mengutamakan kecerdasan intelektual serta mengabaikan kepentingan fisik dan moral individu. Dampak negatif yang terjadi dengan adanya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi seperti, kurangnya gerak akan semakin meluas dikalangan remaja dan anak-anak, semakin hilangnya ruang-ruang publik dan tugas kehidupan yang memerlukan upaya fisik yang keras. Sehingga lambat laun kemampuan fisik manusia tidak diperlukan lagi.

Mahendra (2012) juga menjelaskan bahwa belajar di sekolah merupakan beban yang sangat berat untuk siswa karena menekan kebebasan anak untuk bergerak. Hal tersebut dapat dilihat dari keterbatasan waktu, kesempatan dan lingkungan sekolah tidak menyediakan lahan yang cukup untuk siswa melakukan tugas gerak, pihak sekolah lebih mengutamakan prestasi akademik dan memberikan anak tugas-tugas belajar yang menumpuk sedangkan kebutuhan gerak siswa harus terpenuhi agar tidak terjadi kurang gerak. Dengan semakin rendahnya pendidikan jasmani maka gejala penyakit

hipokinetik (kurang gerak) akan meningkat. Selain itu kegemukan, tekanan

darah tinggi, kencing manis, nyeri pinggang bagian bawah adalah contoh dari penyakit kurang gerak, bahkan penyakit jantung tidak lagi menjadi penyakit orang dewasa tetapi juga sudah menyerang anak-anak dan remaja.


(15)

2

Pendidikan jasmani tampil untuk mengatasi masalah tersebut sehingga kedudukannya dianggap penting karena pendidikan jasmani menyediakan ruang untuk belajar dan banyak mencoba, sehingga kegiatannya sesuai dengan kegiatan anak. Selain itu juga melalui program yang direncanakan secara baik, anak dilibatkan dalam kegiatan fisik. Maka dari itu, melalui pendidikan jasmanilah anak menemukan saluran yang tepat untuk bergerak bebas dan meraih kembali keceriaannya, serta terangsang perkembangan yang bersifat menyeluruh hal tersebut juga diungkapkan oleh Mahendra (2012).

Pendidikan jasmani merupakan pendidikan melalui aktivitas fisik yang memiliki tujuan untuk mengembangkan keterampilan gerak, keterampilan sosial, dan emosional. Menurut Mahendra (2011 : hlm. 21) pendidikan jasmani adalah “proses pendidikan melalui aktivitas jasmani, permainan atau

olahraga yang terpilih untuk mencapai tujuan pendidikan.” Sedangkan

menurut Juliantine (2012 : hlm. 6) pendidikan jasmani merupakan alat pendidikan yang menggunakan aktivitas fisik dan olahraga sebagai media untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan. Artinya, pendidikan jasmani merupakan bagian penting dari proses pendidikan karena melalui pendidikan jasmani peserta didik dapat mengembangkan keterampilan, berkembang secara sosial, dan mengembangkan pola hidup sehat.

Adapun pendidikan jasmani menurut James A. Baley David A.Field (2001; dalam freeman, 2001) yang dikutip oleh Abduljabar menekankan bahwa pendidikan fisikal yang dimaksud adalah aktivitas jasmani yang membutuhkan upaya yang sungguh-sungguh. Lebih lanjut kedua ahli ini menyebutkan bahwa:

“Pendidikan jasmani adalah suatu proses terjadinya adaptasi dan pembelajaran secara organic, neuromuscular, intelektual, sosial, kultural, emosional, dan estetika yang dihasilkan dari proses pemilihan berbagai aktivitas jasmani.”

Adapun manfaat pendidikan jasmani menurut Mahendra (2011) di sekolah yaitu :


(16)

3

1. Memenuhi kebutuhan anak akan gerak

Pendidikan jasmani merupakan dunia anak, anak dapat belajar sambil bergembira melalui penyaluran hasratnya untuk bergerak. Semakin terpenuhi kebutuhan gerak dalam masa pertumbuhannya, maka semakin besar kemaslahatan bagi kualitas pertumbuhannya.

2. Mengenalkan anak pada lingkungan dan potensi dirinya

Pendidikan jasmani waktu untuk berbuat. Anak akan lebih memilih waktu berbuat sesuatu dari pada hanya harus melihat dan mendengarkan orang lain ketika mereka sedang belajar. Dengan bermain dan bergerak anak bener-benar belajar tentang potensinya dan anak mencoba mengenali lingkungan sekitarnya.

3. Menanamkan dasar-dasar keterampilan yang berguna

Pendidikan jasmani di sekolah memiliki peran yaitu untuk mengembangkan dasar-dasar keterampilan yang diperlukan anak untuk menguasai berbagai keterampilan dalam kehidupan dikemudian hari. 4. Menyalurkan energi yang berlebihan

Anak adalah mahluk yang sedang berada dalam masa kelebihan energi. Kelebihan energi tersebut perlu disalurkan agar tidak mengganggu keseimbangan perilaku dan mental anak.

5. Merupakan proses pendidikan secara serempak baik fisik, mental, maupun emosional

Pendidikan jasmani yang benar akan memberikan sumbangan yang sangat berarti terhadap pendidikan anak secara keseluruhan yang meliputi aspek fisik, mental, emosi, sosial dan moral.

Kondisi pendidikan jasmani di Indonesia saat ini jika ditinjau dari sudut pandang kurikulum, yakni kurikulum 2013, menunjukkan adanya pengembangan dalam penerapan pendekatan pembelajaran. Pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah pendekatan saintifik. Adapun di antara model pembelajaran yang dipilih untuk diterapkan dalam kurikulum 2013 yaitu model pembelajaran project based learning, problem based learning, dan discovery learning yang secara umum dapat dikatakan bahwa proses


(17)

4

pembelajaran berpusat pada siswa. Sehingga diharapkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor siswa dapat berkembang secara optimal.

Namun, pada praktiknya hal ini belum dilaksanakan dengan baik di sekolah SMP Negeri Satu Atap Jayakerta, dimungkinkan karena kurikulum ini belum tersosialisasikan dengan baik terutama bagi guru pendidikan jasmani. Kurikulum 2013 lebih menekankan pada proses bukan produk, tetapi di lapangan masih ditemukan proses pembelajaran yang lebih berpusat pada guru dan melihat hasil akhir kemampuan siswa. Penguasaan teknik masih sering diterapkan dalam pembelajaran penjas. Selain itu, tidak dipungkiri sarana dan prasarana pendidikan jasmani di SMP Negeri Satu Atap Jayakerta masih kurang memadai. Hal ini menyebabkan minat, motivasi, dan partisipasi siswa dalam pendidikan jasmani kurang optimal. Minat dan partisipasi siswa yang kurang, tentu dapat mempengaruhi kepercayaan diri siswa.

Kepercayaan diri merupakan keyakinan seseorang terhadap kemampuan dirinya. Menurut Perry (2005 : hlm. 9) kepercayaan diri adalah pelumas yang memperlancar roda hubungan antara Anda, kemampuan - yaitu bakat, keahlian dan potensi - dan cara anda memanfaatkannya. Pembelajaran pendidikan jasmani seharusnya dapat menumbuhkan kepercayaan diri pada siswa bukan membuat mereka tidak percaya diri, hal tersebut dapat dilihat dari cara mengajar guru seperti kecenderungan terhadap pengekangan kebebasan siswa, pembelajaran masih banyak didominasi oleh guru sehingga siswa hanya berperan sebagai pelaksana terhadap perintah guru, siswa tidak dapat untuk mengespresikan dirinya. Apabila hal tersebut dibiarkan maka dikhawatirkan berdampak negatif pada perkembangan kepercayaan diri siswa.

Adapun ruang lingkup pendidikan jasmani seperti kebugaran jasmani, aktivitas aquatik, aktivitas atletik, aktivitas ritmik, permainan bola besar, permainan bola kecil, beladiri dan kesehatan. Aktivitas ritmik merupakan salah satu materi ajar pada saat proses pembelajaran pendidikan jasmani. Aktivitas ritmik menurut Mahendra (2007 : hlm 3) adalah “rangkaian gerak manusia yang dilakukan dalam ikatan pola irama, disesuaikan dengan


(18)

5

perubahan tempo, atau semata-mata gerak ekspresi tubuh mengikuti iringan

musik atau ketukan di luar musik.” Banyak sekali jenis aktivitas ritmik, salah

satunya yaitu senam aerobik.

Secara sederhana senam aerobik dapat diartikan sebagai rangkaian gerak yang diiringi irama musik. Menurut Brick (2002 : hlm 25) senam aerobik adalah sebuah aktivitas yang menyenangkan yang mudah dilakukan. Senam aerobik mempunyai tujuan yaitu untuk meningkatkan efisiensi pemasukan oksigen didalam jaringan tubuh, mengurangi berat badan, mengembangkan kesehatan otot serta meningkatkan kualitas hidup. Selain itu juga apabila senam aerobik dilakukan secara teratur serta dengan takaran yang cukup maka akan memperbaiki kerja jantung dan paru-paru.

Brick (2002) menyatakan bahwa senam aerobik mempunyai gerakan yang tersusun, tetapi penampilannya tidak terpaku pada musik. Sebagai tambahan pula, aerobik telah meluas dengan adanya berbagai macam jenis latihan seperti latihan dengan kursi, low impact, high impact, dengan menggunakan tangan atau step, dan slide aerobik. Oleh karena itu, dengan adanya latihan tersebut diharapkan dapat merangsang suatu kepercayaan diri pada siswa dalam melakukan aktivitas senam aerobik saat proses pembelajaran pendidikan jasmani.

Manfaat senam aerobik dapat dirasakan oleh siswa salah satunya mengurangi berat badan. Selain itu juga senam aerobik mudah diikuti oleh siswa serta gerakannya melibatkan seluruh anggota tubuh. Dimulai dengan pengenalan gerak dasar dan pola langkah dalam senam aerobik, kemudian pengenalan variasi gerakan sehingga dihasilkan gerakan yang kompleks. Ketika siswa menguasai gerakan dan dapat mengingat gerakan dengan baik tentu akan menimbulkan kepercayaan diri saat melakukan senam aerobik.

Model pembelajaran project based learning merupakan suatu model pembelajaran yang memusatkan kegiatan sebagai inti pembelajaran dengan menghasilkan suatu proyek. Dalam materi pelatihan guru implementasi 2013 di jelaskan Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-Based Learning) adalah


(19)

6

model pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Adapun tujuan dari Pembelajaran Berbasis Proyek (PBP)

1. Memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru dalam pembelajaran. 2. Meningkatkan kemampuan peserta didik dalam pemecahan masalah

proyek.

3. Membuat peserta didik lebih aktif dalam memecahkan masalah proyek yang kompleks dengan hasil produk nyata berupa barang atau jasa. 4. Mengembangkan dan meningkatkan keterampilan peserta didik dalam

mengelola sumber/bahan/alat untuk menyelesaikan tugas/proyek.

5. Meningkatkan kolaborasi peserta didik khususnya pada PBP yang bersifat kelompok

Prinsip yang mendasari pada pembelajaran berbasis proyek adalah pembelajaran berpusat pada peserta didik yang melibatkan tugas-tugas proyek pada kehidupan nyata untuk memperkaya pelajaran. Salah satu contoh yang dapat digunakan dalam pembelajaran berbasis proyek yaitu membuat rangkaian gerak berirama pada senam aerobik sehingga dapat mendorong tumbuhnya kepercayaan diri, kemandirian, tanggung jawab, kreativitas, serta berpikir kritis dan analitis pada peserta didik.

Berdasarkan uraian diatas, penelitian ini penting untuk dilaksanakan dalam upaya mengembangkan kualitas atau mutu proses pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah dan diharapkan melalui penerapan model pembelajaran project based learning dalam aktivitas ritmik yaitu senam aerobik dapat meningkatkan kepercayaan diri siswa.

Mengamati kondisi pendidikan jasmani saat ini, peneliti ingin mencoba menerapkan model pembelajaran yang dipandang mampu dalam meningkatkan kepercayaan diri siswa yaitu model pembelajaran project

based learning atau pembelajaran berbasis proyek.

Adapun permasalahan yang ingin diungkap dalam penelitian ini adalah

“Implementasi Model Project Based Learning Untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa dalam Aktivitas Senam Aerobik.”


(20)

7

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang penelitian, timbul beberapa masalah yang dapat diidentifikasi sehubungan dengan proses pembelajaran pendidikan jasmani dalam kaitannya dengan upaya peningkatkan kepercayaan diri siswa.

Adapun masalah yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut :

1. Berdasarkan fakta di lapangan, guru masih banyak yang menggunakan model pembelajaran tradisional dan lebih menekankan kepada teknik dibandingkan dengan model project based learning.

2. Kepercayaan diri siswa kurang menonjol dalam pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan masalah yang telah teridentifikasi di atas, maka ruang lingkup masalah yang dikaji dalam penelitian ini dibatasi hanya sekitar implementasi model pembelajaran project based learning untuk meningkatkan kepercayaan diri siswa pada aktivitas senam aerobik.

D. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan batasan masalah yang telah dijelaskan di atas, maka masalah yang dikaji dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

“Bagaimana implementasi model pembelajaran project based learning dalam

aktivitas senam aerobik untuk meningkatkan kepercayaan diri siswa?”

E. Tujuan Penelitian

Untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu atau kualitas nilai kepercayaan diri siswa SMP Negeri Satu Atap Jayakerta Kabupaten Karawang pada aktivitas senam aerobik melalui implementasi model pembelajaran

project based learning.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis dan secara praktis, yaitu :


(21)

8

1. Secara Teoritis

Memberikan informasi dan referensi kepada peneliti yang lain tentang model pembelajaran project based learning terhadap kemampuan belajar gerak siswa.

2. Secara Praktis

Memberikan suatu masukan kepada guru pendidikan jasmani untuk menerapkan model pembelajaran project based learning.

G. Definisi Istilah

Untuk menghindari kesalahan dalam penafsiran, penulis mencoba menjelaskan mengenai istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini dengan maksud agar tidak terjadi penyimpangan, sehingga permasalahan akan lebih terarah. Penejelasan istilah-istilah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pendidikan jasmani adalah suatu proses terjadinya adaptasi dan pembelajaran secara organic, neuromuscular, intelektual, sosial, kultural, emosional, dan estetika yang dihasilkan dari proses pemilihan berbagai aktivitas jasmani.

2. Kepercayaan diri adalah pelumas yang memperlancar roda hubungan antara anda, kemampuan yaitu bakat, keahlian dan potensi, dan cara anda memanfaatkannya

3. Senam aerobik adalah sebuah cara yang terbaik untuk berlatih sebab aerobik dapat dilakukan secara spontan atau persiapan.

4. Project-Based Learning adalah model pembelajaran yang menggunakan

proyek/kegiatan sebagai proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan dan ketrampilan.


(22)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian pada dasarnya merupakan proses pencarian fakta terhadap masalah yang dihadapi. Pencarian pemecahan masalah dilakukan secara sistematis dengan penekanan bahwa pencariannya dilakukan pada masalah-masalah yang dapat dipecahkan dengan penelitian menggunakan metode tertentu dan mengikuti prosedur yang telah ditetapkan. Kegiatan pencarian pada penelitian dapat dibedakan berdasarkan metode pencarian atau sering disebut dengan metode penelitian.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang dilakukan oleh seorang guru dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar yang didapat oleh siswa menunjukan peningkatan yang signifikan.

Menurut Arikunto, dkk. (2008, hlm. 2) Penelitian Tindakan Kelas atau dalam istilah bahasa Inggrisnya Classroom Action Research (CAR) adalah sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas. Dikarenakan ada tiga kata yang membentuk pengertian tersebut, maka ada tiga pengertian yang dapat diterangkan.

1. Penelitian -menunjukan pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.

2. Tindakan –menunjuk pada sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa.

3. Kelas –dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal


(23)

36

dalam bidang pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud dengan istilah

kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima

pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.

Penelitian tindakan kelas pada intinya merupakan suatu penelitian yang masalahnya muncul di dalam kelas, serta dirasakan langsung oleh guru yang bersangkutan sehingga sulit untuk dibenarkan apabila ada anggapan bahwa permasalahan dalam penelitian tindakan kelas diperoleh dari persepsi seorang peneliti.

Penelitian ini bertujuan untuk memecahkan permasalahan-permasalahan yang terjadi selama proses pembelajaran dengan menerapkan sebuah model atau pendekatan pembelajaran untuk mengatasi permasalahan yang terjadi. Adapun manfaat penelitian tindakan kelas menurut Arikunto (2008, hlm. 108) :

1. Inovasi pembelajaran

2. Pengembangan kurikulum di tingkat regional/nasional 3. Peningkatan profesionalisme pendidikan.

Adapun prosedur penelitian tindakan kelas menurut Arikunto (2008) yaitu sebagai berikut :

1. Planning

Kegiatan planning yaitu mengidentifikasi masalah, perumusan masalah dan analisis penyebab masalah, dan pengembangan intervensi. Kegiatan perencanaan ini bertujuan untuk mengidentifikasi masalah dan menemukan fakta-fakta yang terdapat di kelas. Peneliti merencanakan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan. Penelitian tindakan kelas dirancang dalam dua siklus, dimana setiap siklusnya terdiri dari lima tindakan. Berikut adalah rencana pembelajaran untuk setiap tindakan dan siklusnya


(24)

37

Tabel 3.1

Rencana Pelaksanaan Penelitian

Siklus Tindakan Hari/Tgl Umum Materi Media

1 1 Senin, 07/09/201 5 Pembentukan kelompok belajar

dan guru

memperkenalkan tentang proyek yang akan dibuat yaitu

pembelajaran senam aerobik menggunakan model PjBL.

Guru menyajkan contoh gerakan senam aerobik dan memberikan kesempatan

peserta didik untuk bertanya. Memberikan tugas rumah yaitu mencari materi mengenai gerakan tungkai dalam senam aerobik.

Speaker, laptop, lapangan atau ruangan 2 Selasa, 08/09/201 5 Menjelaskan

tentang cara

membuat

rangkaian gerakan senam aerobik

mulai dari

gerakan tungkai.

Siswa dapat

memperoleh contoh gerakan langkah dasar senam aerobik dari internet.

Guru

mendiskusikan rencana proyek

yang akan

dikerjakan oleh kelompok peserta didik.

Memberikan tugas rumah yaitu mencari materi mengenai gerakan lengan dalam senam aerobik.

Speaker, laptop, lapangan atau ruangan 3 Rabu, 09/09/201 5 Menjelaskan

tentang cara

membuat

rangkaian gerakan senam aerobik

mulai dari

gerakan lengan.

Siswa dapat

memperoleh contoh gerakan langkah dasar senam aerobik dari internet.

Guru

mendiskusikan rencana proyek

yang akan

dikerjakan oleh kelompok peserta didik. Kemudian mengklarifikasi langkah-langkah

yang akan

dilakukan untuk menjamin keberhasilan proyek. Speaker, laptop, lapangan atau ruangan


(25)

38

Siklus Tindakan Hari/Tgl Umum Materi Media

1

4

Kamis, 10/09/201

5

Peserta didik membuat proyek yaitu

menggabungkan gerakan tungkai

dan gerakan

lengan yang

sudah dirangkai pada pertemuan sebelumnya.

Guru memonitor kemajuan yang

dibuat oleh

masing-masing kelompok dan memberikan saran jika diperlukan.

Speaker, laptop, lapangan atau ruangan 5 Jum’at, 11/10/201 5 Menampilkan

produk tanpa

musik

Masing-masing kelompok mempresentasika n proyek dan mendiskusikan tentang materi yang ditampilkan

Speaker, laptop, lapangan atau ruangan 2 1 Senin, 14/09/201 5 Menampilkan produk dengan menggunakan musik Masing-masing kelompok kembali mempresentasika n proyek. Speaker, laptop, lapangan atau ruangan 2 Selasa, 15/09/201 5

Kompetisi antar kelompok dan perwakilan

kelompok penyampaikan penilaian terhadap penampilan

kelompok lain

Guru membuat kompetisi agar

siswa dapat

bersaing dan bisa mengembangkan kemampuannya. Speaker, laptop, lapangan atau ruangan 3 Rabu, 16/09/201 5

Kompetisi antar kelompok dan perwakilan

kelompok penyampaikan penilaian terhadap penampilan

kelompok lain. Pemberian

reward.

Siswa berkompetisi kembali untuk mengembangkan kemampuannya dan memberikan

reward pada kelompok yang penampilannya terbaik.

Guru memberikan tugas mencari fungsi dari setiap gerakan yang mereka buat.

Speaker, laptop, lapangan atau ruangan


(26)

39

Siklus Tindakan Hari/Tgl Umum Materi Media

2 4 Kamis, 17/09/201 5 Mempresentasika n tugas rumah

yang telah

ditugaskan guru.

Menginstruksikan

siswa untuk

mempresentasika n tugas rumah

yang telah

ditugaskan pada pertemuan sebelumnya. Speaker, laptop, lapangan atau ruangan 5 Jum’at, 18/09/201 5 Menampilkan produk Masing-masing kelompok menampilkan produk Speaker, laptop, lapangan atau ruangan 2. Acting

Action (intervensi) dilaksanakan peneliti untuk memperbaiki masalah. Pada pelaksanaan ini, guru harus mengambil peran dalam pemberdayaan siswa sehingga mereka menjadi agent of change bagi diri dan kelas.

3. Observing

Pada kegiatan observing peneliti melakukan pengumpulan data, sumber data, critical friend dalam penelitian tindakan dan analisis data.

4. Reflecting

Reflection adalah kegiatan mengulas secara kritis (reflektive) tentang

perubahan yang terjadi pada siswa, suasana kelas dan guru. Pada tahaf ini guru sebagai peneliti harus menjawab pertanyaan mengapa (why), bagaimana (how), dan seberapa jauh (to what extent) untuk menghasilkan perubahan secara signifikan.

5. Akhir Tindakan

Apabila penelitian telah selesai peneliti harus membuat laporan penelitian yang menyangkut dengan gambaran tentang kondisi lapangan/kelas tempat penelitian dilakukan, penjelasan hasil pelaksanaan tiap siklus kemudian memperlihatkan hasil keseluruhan siklus.


(27)

40

B. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi

Lokasi penelitian merupakan tempat peneliti untuk melaksanakan penelitian. Dalam penelitian tindakan kelas ini yaitu SMP Negeri Satu Atap Jayakerta Kabupaten Karawang.

2. Subjek Penelitian a. Populasi

Menurut Sugiyono (2014, hlm. 117) “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Maka yang dijadikan populasi adalah siswa SMP Negeri Satu Atap Jayakerta Kelas VIII-B.

b. Sampel

Menurut Sugiyono (2014, hlm. 118) “Sampel adalah bagian dari

jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Yang

menjadi sampel dalam penelitian ini adalah kelas VIII-B sebanyak 26 orang di SMP Negeri Satu Atap Jayakerta.

C. Desain dan Langkah-langkah Penelitian 1. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan suatu rancangan atau perencanaan yang dibuat oleh peneliti untuk menentukan langkah-langkah pelaksanaan penelitian dilapangan agar tersusun sesuai rencana. Desain penelitian dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut :


(28)

41

Bagan 3.1

Alur Penelitian Siklus Dalam Penelitian Tindakan Kelas Kurt Lewin yang Ditafsirkan oleh Kemmis

2. Prosedur Penelitian

Penelitian tindakan kelas merupakan suatu tindakan penelitian yang dilakukan berdasarkan siklus-siklus tertentu. Menurut Subroto (2015, hlm. 37) sesuai dengan rancangan PTKS merujuk pada rancangan penelitian tersebut yang dirancang secara bertahap yaitu tahap menentukan rencana tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, analisis dan refleksi. Tahapan - tahapan ini bersifat daur ulang atau siklis. Langkah awal yang

Perencanaan Pelaksanaan

Siklus 1

Pengamatan

Refleksi

Siklus II

Perencanaan Pelaksanaan

Pengamatan Refleksi


(29)

42

dilakukan guru adalah melakukan identifikasi masalah kelas melalui observasi awal pada kemampuan kepercayaan diri siswa pada pembelajaran aktivitas senam aerobik. Observasi yang dilakukan untuk mengetahui tindakan yang tepat yang harus dilakukan guru dalam menyelesaikan masalah rendahnya kepercayaan diri siswa pada pembelajaran aktivitas senam aerobik.

Setelah melaksanakan observasi dan refleksi awal dan telah memperoleh rumusan masalah selanjutnya dilakukan siklus tindakan yang meliputi :

a. Siklus I

1. Perencanaan (planinng)

Dalam penelitian ini, peneliti sebagai guru merencanakan tindakan. Peneliti bertindak sebagai guru dan peneliti.

Adapun rincian kegiatan pada tahap perencanaan ini adalah sebagai berikut :

a) Peneliti merencanakan pembelajaran aktivitas aerobik dengan menggunakan model project based learning

b) Menentukan hari dan tanggal penelitian c) Membuat lembar observasi :

(1) Membuat catatan sebagai media untuk mencatat semua kegiatan yang terjadi selama proses pembelajaran karena akan menjadi sumber informasi dalam proses pengolahan data dan analisis data.

(2) Menggunakan alat elektronik seperti camera atau handycam yang berguna untuk mendokumentasikan fakta dan data-data penting yang terjadi di lapangan selama proses pembelajaran berlangsung.

d) Membuat rencana pembelajaran dengan menerapkan model project based learning. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan suatu pedoman untuk guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar di dalam kelas. Di dalam RPP terdapat


(30)

43

kompetensi inti, kompetensi dasar, alokasi waktu, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, sumber belajar dan penilaian.

e) Menyiapkan sarana dan prasarana untuk pembelajaran aktivitas aerobik

2. Pelaksanaan tindakan (action)

Dalam proses pelaksanaan seorang peneliti berperan sebagai aktor (guru) yang terjun langsung untuk melaksanakan pembelajaran aktivitas senam aerobik dengan menggunakan model project based

learning. Langkah – langkah yang ditempuh dalam kegiatan ini : a) Peneliti menerapkan model project based learning dalam

pembelajaran aktivitas senam aerobik yang telah dirancang dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

b) Peneliti mengajar langsung di lapangan sekaligus melakukan pengamatan.

c) Apabila proses pembelajaran berakhir, peneliti mencatat segala bentuk kegiatan, kejadian dan kendala yang muncul di lapangan selama proses pembelajaran berlangsung dalam lembar observasi yang telah disiapkan.

3. Observasi (observation)

Untuk mempermudah pelaksanaan observasi, guru dibantu oleh observer (guru penjas). Objek yang diamati adalah seluruh aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Bentuk-bentuk observasi yang dapat dilakukan adalah :

a) Observasi peer (pengamatan sejawat)

Observasi peer merupakan observasi yang dilakukan oleh sesama

guru atau teman. b) Observasi Terstruktur

Observasi terstruktur merupakan observasi yang dilakukan oleh guru atau peneliti dengan cara bertanya kepada siswa.


(31)

44

4. Refleksi (reflection)

Refleksi dilakukan untuk mengetahui pelaksanaan telah berjalan dengan baik atau kurang baik. Pelaksanaan refleksi berupa pengamatan peneliti berupa kepercayaan diri siswa yang terjadi pada saat pembelajaran aktivitas senam aerobik. Pada fase refleksi siklus pertama guru menganalisis proses tindakan pada siklus pertama dan memperbaiki kesalahan untuk diatur ulang pada fase perencanaan di siklus kedua.

5. Siklus II

Tahapan yang harus dilaksanakan pada pembelajaran Siklus II ini mengikuti kegiatan pembelajaran seperti pada Siklus I, dalam Siklus II disusun berdasarkan hasil refleksi pada Siklus I. Kegiatan yang dilakukan pada siklus ini untuk menyempurnakan pelaksanaan pembelajaran aktivitas senam aerobik dengan menggunakan model

project based learning pada siklus I.

D. Variabel Penelitian Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian

Arikunto (2013, hlm. 161) variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Dan menurut Sugiyono (2013, hlm. 61) variabel dalam penelitian dapat dibedakan menjadi : a. Variabel Independen atau lebih sering disebut variabel bebas, yaitu

variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Dalam penelitian tindakan kelas ini yang menjadi variabel independen adalah model pembelajaran project based learning.

b. Variabel Dependen atau lebih sering disebut variabel terikat, merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Yang menjadi variabel bebas dalam penelitian tindakan kelas ini yaitu kepercayaan diri.


(32)

45

E. Instrumen Penelitian dan Pengumpulan Data 1. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut :

a. Lembar Observasi (Pengamatan)

Lembar observasi (pengamatan) merupakan panduan bagi guru untuk melakukan penilaian terhadap indikator dan aspek yang akan diamati. Indikator – indikator tersebut disusun secara sistematis dan diatur berdasarkan kategorinya. Objek yang akan diamati dari observasi adalah kepercayaan diri siswa dalam pembelajaran aktivitas senam aerobik dengan menggunakan model project based learning.

Tabel 3.2

Kisi- Kisi Sikap Percaya Diri

Variabel Sub. Variabel Indikator Aspek Pengamatan Percaya diri

adalah keyakinan seseorang terhadap kemampuan dirinya. Tampil Percaya Diri

Bekerja sendiri tanpa perlu supervisi, mengambil keputusan tanpa perlu persetujuan orang lain.

1. Partisipasi 2. Kepemimpinan 3. Berani

presentasi di depan kelas 4. Berani

berpendapat, bertanya, dan menjawab pertanyaan 5. Kerjasama 6. Melakukan

kegiatan tanpa ragu-ragu 7. Kebiasaan

bekerja

8. Tidak mudah putus

asa/pantang menyerah Bertindak

Independen

Bertindak di luar otoritas formal agar pekerjaan bisa terselesaikan dengan baik, namun hal ini dilakukan demi kebaikan, bukan karena tidak mematuhi prosedur yang berlaku. Menyatakan Keyakinan atas Kemampuan Sendiri

Menggambarkan dirinya sebagai seorang ahli, seseorang yang mampu mewujudkan sesuatu menjadi kenyataan, seorang penggerak, atau seorang narasumber. Secara eksplisit menunjukkan kepercayaan akan penilaiannya sendiri. Melihat dirinya lebih baik dari orang lain.

Memilih Tantangan atau Konflik

Menyukai tugas-tugas yang menantang dan mencari tanggung jawab baru. Bicara terus terang jika tidak sependapat dengan orang lain yang lebih kuat, tetapi mengutarakannya dengan sopan. Menyampaikan pendapat dengan jelas dan percaya diri walaupun dalam situasi konflik.


(33)

46

b. Catatan Lapangan

Catatan lapangan merupakan catatan tertulis yang dilakukan oleh peneliti sesuai dengan apa yang dilihat pada saat penelitian. Yang berfungsi untuk mengamati perilaku siswa pada saat melaksanakan pembelajaran.

c. Lembar Penilaian

Lembar penilaian merupakan alat untuk mengumpulkan data atau informasi sebagai pedoman bagi guru untuk melakukan penilaian mengenai proses dan produk pembelajaran siswa dalam aktivitas senam aerobik.

2. Teknik Pengumpulan Data

Proses pengumpulan data dilakukan melalui observasi pada setiap perlakuan dalam proses pembelajaran aktivitas senam aerobik. Peneliti yang terjun sebagai pengajar dan sekaligus melakukan observasi, proses pengumpulan data ini dibantu pula oleh observer selama proses penelitian dilaksanakan.

F. Prosedur Pengolahan Data dan Analisis Data a. Teknik Pengolahan data

1. Observasi

Pada data hasil observasi mengenai tingkat kepercayaan diri dinyatakan dalam bentuk presentase yakni dengan perhitungan sebagai berikut :

Presentase keberhasilan = N la ya l

N la K lu u a � %

2. Catatan lapangan

Pada data tersebut tidak dilakukan teknik penskoran tetapi akan dinarasikan tentang semua kejadian-kejadian yang muncul pada saat proses pembelajaran aktivitas senam aerobik berlangsung yang telah dicatat peneliti dan observer.


(34)

47

b. Analisis Data 1) Reduksi Data

Pada reduksi data ini bertujuan untuk mengolah data mentah menjadi informasi yang bermakna serta mempermudah peneliti untuk memahami data yang terkumpul sesuai dengan masalah yang diteliti. Hal yang direduksi dalam penelitian ini adalah peningkatan sikap percaya diri siswa dalam pembelajaran aktivitas senam aerobik dengan menggunakan model project based learning.

2) Penyajian Data

Penyajian data merupakan proses penampilan atau penyajian data secara lebih sederhana dalam bentuk tabel dan diuraikan dalam bentuk naratif agar bisa dipahami dan dianalisis sesuai dengan tujuan yang diinginkan.

3) Menarik Kesimpulan atau Verfikasi

Proses pengambilan inti dari keseluruhan paparan atau penyajian data yang telah dituangkan terhadap data yang telah terkumpul dalam bentuk kalimat yang singkat dan padat sebagai jawaban terhadap tujuan penelitian. Pengolahan data format observasi pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani perhitungannya sebagai berikut:

Presentase Keberhasilan pembelajaran

= Nilai yang diperoleh

Nilai Keseluruhan � %

Adapun kriteria presentase keberhasilan dapat dilihat dalam tabel berikut:


(35)

48

Tabel 3.3

Kriteria Presentase Keberhasilan Siswa

PRESENTASE KRITERIA

86% - 100% Sangat Baik

76% - 85% Baik

66% - 75% Cukup

55% - 65% Kurang

<54% Kurang Sekali

Penelitian ini bisa dikatakan berhasil apabila presentase dari data hasil evaluasi siswa mencapai ketuntasan diatas 80%. Presentase yang dijadikan indikator keberhasilan dilihat dari hasil tes berdasarkan dari hasil observasi selama proses pembelajaran.


(36)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan deskripsi, observasi dan pembahasan data penelitian pada pembelajaran senam aerobik dengan menggunakan model project based learning di kelas VIII-B SMP Negeri Satu Atap Jayakerta Kabupaten Karawang dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa setelah mengalami pembelajaran dengan menggunakan model project based learning meningkat. Tingkat ketercapaiannya tergolong pada kriteria sangat baik. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penerapan model project based learning pada pembelajaran senam aerobik dapat meningkatkan kepercayaan diri siswa.

B. Saran

Berdasarkan temuan-temuan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat dikemukakan beberapa saran di antaranya :

1. Guru pendidikan jasmani, khususnya guru pendidikan jasmani SMP Negeri Satu Atap Jayakerta bisa menerapkan model pembelajaran project

based learning dalam proses belajar mengajar guna mengembangkan

sikap percaya diri siswa dan memberikan kesempatan belajar bagi siswa untuk berkembang sesuai dengan kondisi dunia nyata.

2. Siswa diharapkan bisa mengembangkan dan menerapkan sikap percaya dirinya pada saat pembelajaran pendidikan jasmani ataupun pembelajaran yang lainnya.

3. Pihak sekolah diharapkan memberikan dukungan kepada guru pendidikan jasmani seperti lebih memperhatikan terkait fasilitas yang dibutuhkan oleh siswa. Sehingga dengan adanya fasilitas yang memadai, diharapkan bisa menunjang peningkatan kualitas pembelajaran siswa di sekolah.


(37)

DAFTAR PUSTAKA

Abduljabar, Bambang. (2011). Pedagogi Olahraga. Bandung : FPOK UPI

Abdullah Sani, Ridwan. (2014). Pembelajaran Saintifik Untuk Implementasi

Kurikulum 2013. Jakarta : PT Bumi Aksara

Anggi Lestari, Dry. (2014). Pengaruh Aktivitas Ritmik Terhadap Tingkat

Kebugaran Jasmani, Kepercayaan Diri dan Minat Belajar Siswa.

(Skripsi). Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung

Arikunto, dkk. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Alfabeta

Azzuhri, Rifkhi. (2014). Pengaruh Aktivitas Senam Aerobik Terhadap

Peningkatan Kebugaran Jasmani dan Kepercayaan Diri Siswa. (Skripsi).

Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung

Brick, Lynne (ed). (2002). Bugar dengan Senam Aerobik. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

Gunawan, Indra. (2012). Step Dasar dan Gerakan Lengan Senam Aerobik . [Onlien]. Diakses dari http://knight45.blogspot.com/2012/09/step-dasar-dan-gerakan-lengan-senam.html.

Husdarta. (2011). Manajemen Pendidikan Jasmani. Bandung : Alfabeta

Juliantine, Tite. Dkk. (2012). Belajar dan Pembelajaran Penjas. Bandung : FPOK UPI

Kamnuron, Andri. (2012). Perbedaan Tingkat Kepercayaan Diri Siswa Yang

Mengikuti Ekstrakulikuler Olahraga Beregu Dengan Siswa Yang Mengikuti Ekstrakulikuler Olahraga Perorangan Di SMA NEGERI 1


(38)

102

Tasikmalaya. (Skripsi). Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan,

Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Materi Pelatihan Guru

Implementasi Kurikulum 2013

Kosasih, Engkos. (1993). Pendidikan Jasmani Teori dan Praktek. Jakarta : Erlangga

Mahendra, Agus. (2007). Musik dan Gerak. Bandung : FPOK UPI

Mahendra, Agus. (2012). Asas dan Falsafah Pendidikan Jasmani. Bandung : FPOK UPI

Perry, Martin. (2005). Confidence Boosters (Pendongkrak Kepercayaan Diri). Jakarta : Esensi

Plowman, Sharon. Dkk. (1997). Exercise Physiology For Health, Fitness, and

Performance. America : Allyn and Bacon

Salman. (2010). Hubungan Antara Tingkat Kepercayaan Diri Dengan Kinerja

Wasit Hoki Jawa Barat. (Skripsi). Fakultas Pendidikan Olahraga dan

Kesehatan, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung

Subroto, Toto. Dkk. (2015) Buku Pedoman Penulisan Penelitian Tindakan Kelas

Dalam Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan. Bandung : FPOK

UPI

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta

Suherman, Adang. (2009). Revitalisasi Pengajaran Dalam Pendidikan Jasmani. Bandung : CV Bintang WarliArtika


(1)

46

Tati Nurhayati, 2015

IMPLEMENTASI MOD EL PROJECT BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEPERCAYAAN D IRI SISWA D ALAM AKTIVITAS SENAM AEROBIK

b. Catatan Lapangan

Catatan lapangan merupakan catatan tertulis yang dilakukan oleh peneliti sesuai dengan apa yang dilihat pada saat penelitian. Yang berfungsi untuk mengamati perilaku siswa pada saat melaksanakan pembelajaran.

c. Lembar Penilaian

Lembar penilaian merupakan alat untuk mengumpulkan data atau informasi sebagai pedoman bagi guru untuk melakukan penilaian mengenai proses dan produk pembelajaran siswa dalam aktivitas senam aerobik.

2. Teknik Pengumpulan Data

Proses pengumpulan data dilakukan melalui observasi pada setiap perlakuan dalam proses pembelajaran aktivitas senam aerobik. Peneliti yang terjun sebagai pengajar dan sekaligus melakukan observasi, proses pengumpulan data ini dibantu pula oleh observer selama proses penelitian dilaksanakan.

F. Prosedur Pengolahan Data dan Analisis Data a. Teknik Pengolahan data

1. Observasi

Pada data hasil observasi mengenai tingkat kepercayaan diri dinyatakan dalam bentuk presentase yakni dengan perhitungan sebagai berikut :

Presentase keberhasilan = N la ya l

N la K lu u a � %

2. Catatan lapangan

Pada data tersebut tidak dilakukan teknik penskoran tetapi akan dinarasikan tentang semua kejadian-kejadian yang muncul pada saat proses pembelajaran aktivitas senam aerobik berlangsung yang telah dicatat peneliti dan observer.


(2)

47

b. Analisis Data 1) Reduksi Data

Pada reduksi data ini bertujuan untuk mengolah data mentah menjadi informasi yang bermakna serta mempermudah peneliti untuk memahami data yang terkumpul sesuai dengan masalah yang diteliti. Hal yang direduksi dalam penelitian ini adalah peningkatan sikap percaya diri siswa dalam pembelajaran aktivitas senam aerobik dengan menggunakan model project based learning.

2) Penyajian Data

Penyajian data merupakan proses penampilan atau penyajian data secara lebih sederhana dalam bentuk tabel dan diuraikan dalam bentuk naratif agar bisa dipahami dan dianalisis sesuai dengan tujuan yang diinginkan.

3) Menarik Kesimpulan atau Verfikasi

Proses pengambilan inti dari keseluruhan paparan atau penyajian data yang telah dituangkan terhadap data yang telah terkumpul dalam bentuk kalimat yang singkat dan padat sebagai jawaban terhadap tujuan penelitian. Pengolahan data format observasi pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani perhitungannya sebagai berikut:

Presentase Keberhasilan pembelajaran

= Nilai yang diperoleh

Nilai Keseluruhan � %

Adapun kriteria presentase keberhasilan dapat dilihat dalam tabel berikut:


(3)

48

Tati Nurhayati, 2015

IMPLEMENTASI MOD EL PROJECT BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEPERCAYAAN D IRI SISWA D ALAM AKTIVITAS SENAM AEROBIK

Tabel 3.3

Kriteria Presentase Keberhasilan Siswa

PRESENTASE KRITERIA

86% - 100% Sangat Baik

76% - 85% Baik

66% - 75% Cukup

55% - 65% Kurang

<54% Kurang Sekali

Penelitian ini bisa dikatakan berhasil apabila presentase dari data hasil evaluasi siswa mencapai ketuntasan diatas 80%. Presentase yang dijadikan indikator keberhasilan dilihat dari hasil tes berdasarkan dari hasil observasi selama proses pembelajaran.


(4)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan deskripsi, observasi dan pembahasan data penelitian pada pembelajaran senam aerobik dengan menggunakan model project based learning di kelas VIII-B SMP Negeri Satu Atap Jayakerta Kabupaten Karawang dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa setelah mengalami pembelajaran dengan menggunakan model project based learning meningkat. Tingkat ketercapaiannya tergolong pada kriteria sangat baik. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penerapan model project based learning pada pembelajaran senam aerobik dapat meningkatkan kepercayaan diri siswa.

B. Saran

Berdasarkan temuan-temuan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat dikemukakan beberapa saran di antaranya :

1. Guru pendidikan jasmani, khususnya guru pendidikan jasmani SMP Negeri Satu Atap Jayakerta bisa menerapkan model pembelajaran project

based learning dalam proses belajar mengajar guna mengembangkan

sikap percaya diri siswa dan memberikan kesempatan belajar bagi siswa untuk berkembang sesuai dengan kondisi dunia nyata.

2. Siswa diharapkan bisa mengembangkan dan menerapkan sikap percaya dirinya pada saat pembelajaran pendidikan jasmani ataupun pembelajaran yang lainnya.

3. Pihak sekolah diharapkan memberikan dukungan kepada guru pendidikan jasmani seperti lebih memperhatikan terkait fasilitas yang dibutuhkan oleh siswa. Sehingga dengan adanya fasilitas yang memadai, diharapkan bisa menunjang peningkatan kualitas pembelajaran siswa di sekolah.


(5)

Tati Nurhayati, 2015

IMPLEMENTASI MOD EL PROJECT BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEPERCAYAAN D IRI SISWA D ALAM AKTIVITAS SENAM AEROBIK

DAFTAR PUSTAKA

Abduljabar, Bambang. (2011). Pedagogi Olahraga. Bandung : FPOK UPI

Abdullah Sani, Ridwan. (2014). Pembelajaran Saintifik Untuk Implementasi

Kurikulum 2013. Jakarta : PT Bumi Aksara

Anggi Lestari, Dry. (2014). Pengaruh Aktivitas Ritmik Terhadap Tingkat

Kebugaran Jasmani, Kepercayaan Diri dan Minat Belajar Siswa.

(Skripsi). Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung

Arikunto, dkk. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Alfabeta

Azzuhri, Rifkhi. (2014). Pengaruh Aktivitas Senam Aerobik Terhadap

Peningkatan Kebugaran Jasmani dan Kepercayaan Diri Siswa. (Skripsi).

Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung

Brick, Lynne (ed). (2002). Bugar dengan Senam Aerobik. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

Gunawan, Indra. (2012). Step Dasar dan Gerakan Lengan Senam Aerobik . [Onlien]. Diakses dari http://knight45.blogspot.com/2012/09/step-dasar-dan-gerakan-lengan-senam.html.

Husdarta. (2011). Manajemen Pendidikan Jasmani. Bandung : Alfabeta

Juliantine, Tite. Dkk. (2012). Belajar dan Pembelajaran Penjas. Bandung : FPOK UPI

Kamnuron, Andri. (2012). Perbedaan Tingkat Kepercayaan Diri Siswa Yang

Mengikuti Ekstrakulikuler Olahraga Beregu Dengan Siswa Yang Mengikuti Ekstrakulikuler Olahraga Perorangan Di SMA NEGERI 1


(6)

102

Tasikmalaya. (Skripsi). Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan,

Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Materi Pelatihan Guru

Implementasi Kurikulum 2013

Kosasih, Engkos. (1993). Pendidikan Jasmani Teori dan Praktek. Jakarta : Erlangga

Mahendra, Agus. (2007). Musik dan Gerak. Bandung : FPOK UPI

Mahendra, Agus. (2012). Asas dan Falsafah Pendidikan Jasmani. Bandung : FPOK UPI

Perry, Martin. (2005). Confidence Boosters (Pendongkrak Kepercayaan Diri). Jakarta : Esensi

Plowman, Sharon. Dkk. (1997). Exercise Physiology For Health, Fitness, and

Performance. America : Allyn and Bacon

Salman. (2010). Hubungan Antara Tingkat Kepercayaan Diri Dengan Kinerja

Wasit Hoki Jawa Barat. (Skripsi). Fakultas Pendidikan Olahraga dan

Kesehatan, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung

Subroto, Toto. Dkk. (2015) Buku Pedoman Penulisan Penelitian Tindakan Kelas

Dalam Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan. Bandung : FPOK

UPI

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta

Suherman, Adang. (2009). Revitalisasi Pengajaran Dalam Pendidikan Jasmani. Bandung : CV Bintang WarliArtika