Upaya meningkatkan motivasi dan prestasi belajar matematika melalui pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) materi aritmetika sosial pada siswa kelas VII C SMP Budya Wacana Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
Luciana Nina Sri Lestari. 2016. Upaya Meningkatkan Motivasi dan Prestasi
Belajar Matematika Melalui Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT)
Materi Aritmetika Sosial pada Siswa Kelas VII C SMP Budya Wacana
Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Matematika,
Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan: (1) keterlaksanaaan
pembelajaran pada materi pokok aritmetika sosial melalui model pembelajaran
kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT), (2) peningkatan motivasi
belajar siswa pada materi pokok aritmetika sosial melalui model pembelajaran
kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT), (3) peningkatan prestasi belajar
siswa pada materi pokok aritmetika sosial melalui model pembelajaran kooperatif
tipe Numbered Heads Together (NHT). Jenis penelitian ini adalah penelitian
deskriptif. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November tahun 2015. Teknik
pengumpulan data berupa wawancara guru dan siswa, observasi pelaksanaan
pembelajaran di kelas, tes akhir pembelajaran, dan penyebaran angket. Hasil
observasi keterlaksanaan pembelajaran pada materi pokok aritmetika sosial
melalui model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT)
mencapai 97,25%. Hasil angket menunjukkan bahwa sebagian besar motivasi
siswa meningkat dengan persentase 71,2% pada pelaksanaan pembelajaran
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Prestasi belajar siswa
meningkat dengan persentase yang semula hanya 68,18% menjadi 86,36%
terhadap pelaksanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran NHT.
Kata kunci: motivasi belajar, prestasi belajar, model pembelajaran NHT.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
Luciana Nina Sri Lestari. 2016. Efforts to Improve the Motivation and
Achievement of Learning Mathematics Through Numbered Heads Together
(NHT) about Social Arithmetical to Students of Class VII C Junior High
School Budya Wacana Yogyakarta. Undergraduate Thesis. Yogyakarta:
Mathematic Education Study Programme, Science and Mathematic
Education Major, Faculty of Teacher Training and Education.
The aim of this study is to describe: (1) the implementation of learning in the
subject matter of arithmetic social through cooperative learning model Numbered
Heads Together (NHT), (2) an increase in student motivation in the subject matter
of arithmetic social through cooperative learning model Numbered Heads
Together (NHT), (3) an increase in student achievement in the subject matter of
arithmetic social through cooperative learning model Numbered Heads Together
(NHT). This research was a descriptive study. This research was conducted in the
November 2015. Data collection techniques applied in this reasearch were
interviews of teachers and students, observation of the learning process, the final
test of learning, and questionnaires. The results of observations the
implementation of learning in the subject matter of arithmetic social through
cooperative learning model Numbered Heads Together (NHT) reach 97,25%. The
questionnaire results showed that the majority of students motivation is increased
by a percentage of 71.2% on the implementation of learning using cooperative
learning model NHT. Student achievement increases with the percentage that was
originally from 68,18% to 86.36% of the implementation of learning using
learning model NHT.
Keywords: learning motivation, academic achievement, learning model NHT
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR
MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS
TOGETHER (NHT) MATERI ARITMETIKA SOSIAL PADA SISWA KELAS
VII C SMP BUDYA WACANA YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Matematika
Oleh : Luciana Nina Sri Lestari
NIM : 111414056
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR
MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS
TOGETHER (NHT) MATERI ARITMETIKA SOSIAL PADA SISWA KELAS
VII C SMP BUDYA WACANA YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Matematika
Oleh : Luciana Nina Sri Lestari
NIM : 111414056
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERSEMBAHAN
Dengan penuh syukur kupersembahkan karya sederhana ini kepada :
1. Tuhan yang Maha Pengasih
2. Kedua orang tua:
Gunadi dan Maria Magdalena Sri Hastuti
3. Keluargaku dan teman-temanku
4. Universitas Sanata Dharma
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
Luciana Nina Sri Lestari. 2016. Upaya Meningkatkan Motivasi dan Prestasi
Belajar Matematika Melalui Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT)
Materi Aritmetika Sosial pada Siswa Kelas VII C SMP Budya Wacana
Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Matematika,
Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan: (1) keterlaksanaaan
pembelajaran pada materi pokok aritmetika sosial melalui model pembelajaran
kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT), (2) peningkatan motivasi
belajar siswa pada materi pokok aritmetika sosial melalui model pembelajaran
kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT), (3) peningkatan prestasi belajar
siswa pada materi pokok aritmetika sosial melalui model pembelajaran kooperatif
tipe Numbered Heads Together (NHT). Jenis penelitian ini adalah penelitian
deskriptif. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November tahun 2015. Teknik
pengumpulan data berupa wawancara guru dan siswa, observasi pelaksanaan
pembelajaran di kelas, tes akhir pembelajaran, dan penyebaran angket. Hasil
observasi keterlaksanaan pembelajaran pada materi pokok aritmetika sosial
melalui model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT)
mencapai 97,25%. Hasil angket menunjukkan bahwa sebagian besar motivasi
siswa meningkat dengan persentase 71,2% pada pelaksanaan pembelajaran
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Prestasi belajar siswa
meningkat dengan persentase yang semula hanya 68,18% menjadi 86,36%
terhadap pelaksanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran NHT.
Kata kunci: motivasi belajar, prestasi belajar, model pembelajaran NHT.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
Luciana Nina Sri Lestari. 2016. Efforts to Improve the Motivation and
Achievement of Learning Mathematics Through Numbered Heads Together
(NHT) about Social Arithmetical to Students of Class VII C Junior High
School Budya Wacana Yogyakarta. Undergraduate Thesis. Yogyakarta:
Mathematic Education Study Programme, Science and Mathematic
Education Major, Faculty of Teacher Training and Education.
The aim of this study is to describe: (1) the implementation of learning in the
subject matter of arithmetic social through cooperative learning model Numbered
Heads Together (NHT), (2) an increase in student motivation in the subject matter
of arithmetic social through cooperative learning model Numbered Heads
Together (NHT), (3) an increase in student achievement in the subject matter of
arithmetic social through cooperative learning model Numbered Heads Together
(NHT). This research was a descriptive study. This research was conducted in the
November 2015. Data collection techniques applied in this reasearch were
interviews of teachers and students, observation of the learning process, the final
test of learning, and questionnaires. The results of observations the
implementation of learning in the subject matter of arithmetic social through
cooperative learning model Numbered Heads Together (NHT) reach 97,25%. The
questionnaire results showed that the majority of students motivation is increased
by a percentage of 71.2% on the implementation of learning using cooperative
learning model NHT. Student achievement increases with the percentage that was
originally from 68,18% to 86.36% of the implementation of learning using
learning model NHT.
Keywords: learning motivation, academic achievement, learning model NHT
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti haturkan kepada Tuhan yang Maha Pengasih atas
karunia dan kenikamatan-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Upaya Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Matematika Melalui
Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) Materi Aritmetika Sosial pada
Siswa Kelas VII C SMP Budya Wacana Yogyakarta”. Skripsi ini disusun untuk
memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi
Pendidikan Matematika Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Peneliti menyadari banyak pihak
yang telah membantu dalam penelitian ini berupa bimbingan dan dorongan
kepada peneliti dengan segenap pikiran, waktu, dan tenaga. Oleh karena itu,
dengan ketulusan dan kerendahan hati, peneliti mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Dominikus Arif Budi Prasetyo, M.Si. selaku dosen pembimbing yang telah
membimbing peneliti dengan penuh kesabaran serta memberikan kritik,
saran, semangat, dan dorongan dalam menyelesaikan skripsi.
2. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma.
3. Dr. M. Andy Rudhito, S.Pd. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sanata Dharma.
4. Dr. Hongki Julie, M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Matematika Universitas Sanata Dharma.
5. Para dosen dan staf sekretariat Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam yang telah memberikan bantuan kepada peneliti.
6. Suharto Yustinus Edyst, S.TP. selaku Kepala Sekolah SMP Budya
Wacana Yogyakarta yang telah mengijinkan untuk melakukan penelitian.
7. Theodora Eva Fellena, S.Pd. selaku Guru Bidang Studi Matematika SMP
Budya Wacana Yogyakarta yang telah membantu dalam memberikan
saran-saran selama peneliti melakukan penelitian.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
ii
HALAMAN PENGESAHAN
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN
iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
v
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI
vi
ABSTRAK
vii
ABSTRACT
viii
KATA PENGANTAR
ix
DAFTAR ISI
xi
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
BAB I. PENDAHULUAN
1
A. Latar Belakang Masalah
1
B. Identifikasi Masalah
4
C. Pembatasan Masalah
4
D. Rumusan Masalah
4
E. Tujuan Penelitian
5
F. Batasan Istilah
5
G. Manfaat Penelitian
6
BAB II. KAJIAN PUSTAKA
8
A. Landasan Teori
8
1. Motivasi Belajar
8
2. Prestasi Belajar
12
3. Pembelajaran kooperatif
14
4. Pembelajaran Kooperatif tipe NHT
16
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Materi Matematika Aritmetika Sosial
19
B. Penelitian yang Relevan
26
C. Kerangka Berpikir
27
D. Hipotesis Penelitian
28
BAB III. METODE PENELITIAN
29
A. Jenis Penelitian
29
B. Setting Penelitian
29
C. Prosedur Penelitian
30
D. Instrumen Penelitian
36
E. Teknik Pengumpulan Data
37
F. Teknik Analisis Data
41
G. Indikator Keberhasilan
44
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
45
A. Hasil Penelitian
45
B. Pembahasan
84
C. Keterbatasan penelitian
88
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
89
A. Kesimpulan
89
B. Saran
90
DAFTAR PUSTAKA
91
LAMPIRAN
93
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1
Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads 31
Together (NHT)
Tabel 4.1
Keterlaksanaan Pembelajaran melalui Aktivitas Guru
53
pada Pertemuan 1
Tabel 4.2
Keterlaksanaan Pembelajaran melalui Aktivitas Guru
55
pada Pertemuan 2
Tabel 4.3
Data Hasil Angket Motivasi Belajar pada Siklus I
58
Tabel 4.4
Hasil Angket Indikator Motivasi Belajar pada Siklus I
60
Tabel 4.5
Hasil Tes Awal Siswa pada Pertemuan Pertama
61
Tabel 4.6
Hasil Prestasi Belajar pada Akhir Siklus I
63
Tabel 4.7
Keterlaksanaan Pembelajaran melalui Aktivitas Guru
pada Pertemuan 1
74
Tabel 4.8
Keterlaksanaan Pembelajaran melalui Aktivitas Guru
76
pada Pertemuan 2
Tabel 4.9
Data Hasil Angket Motivasi Belajar pada Siklus II
79
Tabel 4.10
Hasil Angket Indikator Motivasi Belajar pada Siklus II
81
Tabel 4.11
Hasil Prestasi Belajar pada Akhir Siklus II
82
Tabel 4.12
Tabel Nilai Rata-rata Aktivitas Guru
84
Tabel 4.13
Tabel Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa
85
Tabel 4.14
Tabel Perkembangan Prestasi Belajar Siswa
87
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Lembar Kerja Siswa (LKS)
94
Lampiran 2. Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran
102
Lampiran 3. Angket Motivasi Belajar Siswa
114
Lampiran 4. Evaluasi Belajar
125
Lampiran 5. Kelompok Diskusi
139
Lampiran 6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
147
Lampiran 7. Silabus
180
Lampiran 8. Surat Penelitian
182
Lampiran 9. Gambar Siswa
186
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan kebutuhan pokok masyarakat yang harus
terpenuhi, sesuai dengan tuntutan kemajuan ilmu pengetahuan yang
sekaligus merupakan tuntutan kemajuan peradaban dan teknologi suatu
bangsa. Peradaban suatu bangsa ditentukan oleh tingkat pendidikan warga
negaranya, sehingga pendidikan adalah tolok ukur kemajuan suatu bangsa.
Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan sumber daya
manusia yang berkualitas. Rendahnya kualitas sumber daya manusia
antara lain disebabkan oleh rendahnya kualitas pendidikan, yang berarti
juga kurang berhasilnya proses pembelajaran di kelas.
Menurut Slameto (2010 : 35), dalam pembelajaran seorang guru
berperan sebagai fasilitator dan motivator bagi peserta didik. Peran guru
sebagai motivator adalah memberi motivasi kepada siswa agar melakukan
kegiatan belajar dengan kehendak sendiri sesuai dengan tujuan belajar
yang akan dicapai, sedangkan guru sebagai fasilitator adalah memfasilitasi
siswa agar dapat belajar dengan mengembangkan potensi yang dimiliki
siswa. Guru sebagai pendidik harus bertanggung jawab terhadap hasil
belajar siswa dan pengetahuan siswa terkait dengan materi yang telah
dipelajari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Dalam
pembelajaran
matematika
di
SMP
Budya
Wacana
Yogyakarta, peneliti mengetahui bahwa rendahnya motivasi belajar siswa
pada materi aritmetika sosial dan rendahnya hasil belajar siswa. Hal ini
dapat dilihat dari rata-rata persentase kondisi awal motivasi belajar siswa
yaitu 58,5%, selain itu dapat dilihat dari hasil belajar matematika siswa
dengan rata-rata persentase ketidaktuntasan yaitu 31,82% atau sebanyak 7
siswa yang nilainya masih dibawah 73 sesuai dengan Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM). Kondisi seperti ini tentu sangat tidak diharapkan dalam
proses belajar mengajar.
Faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar dapat
digolongkan menjadi dua golongan yaitu faktor intern dan faktor ektern.
Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang
belajar dan faktor ektern adalah faktor yang ada di luar individu. Dalam
faktor intern terbagi menjadi tiga faktor yaitu faktor jasmaniah, faktor
psikologis, dan faktor kelelahan, sedangkan faktor ekstern terbagi menjadi
tiga faktor yaitu faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat
(dalam Slameto, 2010 : 54). Menurut peneliti dalam observasinya di SMP
Budya Wacana Yogyakarta salah satu penyebab rendahnya hasil belajar
siswa dan kurangnya minat siswa terhadap pelajaran matematika adalah
penggunaan metode yang kurang menarik. Metode yang digunakan pada
proses pembelajaran sebagian besar masih menggunakan metode ceramah.
Selain permasalahan pada hasil belajar, permasalahan juga terjadi pada
motivasi siswa selama proses pembelajaran. Rendahnya motivasi siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
SMP Budya Wacana kelas VII C terlihat saat proses belajar di kelas. Siswa
yang terlihat aktif dan bersemangat dalam belajar hanya beberapa saja.
Namun sebagian yang lain cenderung kurang antusias dalam belajar.
Selain itu, jika ada diskusi, siswa kurang dalam bekerjasama sehinggga
siswa mengandalkan siswa lain yang lebih pintar. Keaktifan siswa juga
kurang saat guru mengajar di kelas, siswa seringkali bicara sendiri, selain
itu siswa kurang mampu dalam mengemukakan ide atau pendapat yang
terkait dengan materi pelajaran.
Dari permasalahan tersebut, diperlukan adanya tindakan yang tepat
untuk mengatasinya. Perbaikan ini bertujuan dalam meningkatkan hasil
belajar dan motivasi siswa sehingga dapat meningkatkan kualitas proses
pembelajaran matematika di SMP Budya Wacana Yogyakarta. Dalam
penelitian ini salah satu model pembelajaran yang dapat mendukung
peningkatan
kualitas
tersebut,
peneliti
menerapkan
pembelajaran
kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT). Pembelajaran ini dipilih
karena pada model ini semua siswa dalam setiap kelompok diharuskan
untuk menguasai materi yang sedang diajarkan dan selalu aktif ketika kerja
kelompok, sehingga saat mempresentasikan jawabannya mereka dapat
menjelaskan apa yang mereka kerjakan. Dengan demikian, NHT
diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang
diajarkan, membangun jiwa kerja sama dalam kelompok, menghargai
pendapat oranglain dan dapat menyelesaikan tugas sesuai dengan
bagiannya masing-masing. Selain itu, pembelajaran ini dipilih karena lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
sederhana sehingga mudah diadaptasikan dan mudah dilaksanakan.
Peneliti juga mengganggap bahwa pembelajaran model NHT tidak kalah
menariknya dengan pembelajaran kooperatif tipe lain yang memiliki
tujuan yang sama.
B. Identifikasi Masalah
Bertolak dari latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasi
masalah sebagai berikut:
1. Kurangnya motivasi siswa pada materi aritmetika sosial.
2. Siswa kurang mampu dalam mengemukakan ide atau pendapat yang
terkait dengan materi pelajaran.
3. Kurangnya kerjasama dalam kerja kelompok.
4. Kurangnya antusias siswa dalam mengikuti pelajaran.
5. Penggunaan metode belajar yang kurang menarik dan tepat bagi siswa.
C. Pembatasan Masalah
Dari identifikasi masalah di atas penelitian ini dibatasi pada
motivasi dan prestasi belajar siswa pada materi pokok aritmetika sosial,
KTSP kelas VII C SMP Budya Wacana Yogyakarta.
D. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang diuraikan di atas, penulis menentukan
perumusan masalah yang akan diteliti yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
1. Bagaimana keterlaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe NHT pada materi pokok aritmetika
sosial?
2. Apakah model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan
motivasi belajar siswa pada materi pokok aritmetika sosial?
3. Apakah model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa pada materi pokok aritmetika sosial?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan diadakannya penelitian ini
adalah:
1. Untuk mengetahui keterlaksanaan pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada materi pokok aritmetika
sosial.
2. Untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar matematika siswa
pada materi pokok aritmetika sosial melalui model pembelajaran
kooperatif tipe NHT.
3. Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar matematika siswa pada
materi pokok aritmetika sosial melalui model pembelajaran kooperatif
tipe NHT.
F. Batasan Istilah
Penelitian ini menggunakan beberapa istilah. Penjelasan istilah-istilah
tersebut diantaranya :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
1. Motivasi adalah dorongan dari dalam atau dari luar individu untuk
melakukan suatu kegiatan agar mencapai tujuan yang ingin dicapai.
2. Prestasi belajar adalah perubahan tingkah laku mencakup tiga aspek
(kognitif, afektif, dan psikomotorik) seperti penguasaan, penggunaan,
dan penilaian berbagai pengetahuan dan keterampilan sebagai akibat
atau hasil dari proses belajar yang tertuang dalam bentuk nilai yang
diberikan oleh guru.
3. Pembelajaran
kooperatif
adalah
pembelajaran
yang
dapat
mengembangkan siswa dalam bekerja sama dalam kelompok untuk
mencapai tujuan kelompok yaitu menyelesaikan tugas yang diberikan
guru.
4. Pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan salah satu tipe
pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola
interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan
akademik.
G. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagi Guru
a. Pemahaman guru tentang model pembelajaran kooperatif tipe
NHT.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
b. Sebagai sarana pemberdaya untuk meningkatkan kreatifitas guru
dalam menentukan model pembelajaran yang sesuai diterapkan
untuk siswa.
2. Bagi Siswa
a. Meningkatkan keberanian siswa untuk berpikir kritis.
b. Meningkatkan kreatifitas siswa.
c. Meningkatkan motivasi belajar matematika siswa.
d. Meningkatkan hasil prestasi belajar matematika siswa.
e. Membangun jiwa kerja sama dalam kegiatan pembelajaran untuk
meningkatkan pemahaman dan keaktifan siswa.
3. Bagi Sekolah
a. Memberikan
informasi
kepada
sekolah
tentang
model
pembelajaran yang dapat menciptakan suasana belajar yang aktif
dan penuh kebersamaan dan tanggungjawab.
b. Memberikan masukan terhadap pihak sekolah dalam memilih
metode pembelajaran yang sesuai dengan keadaan kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Motivasi Belajar
a. Pengertian
Menurut Agus Suprijono (2009 : 163), motivasi belajar
adalah proses yang memberi semangat belajar, arah, dan kegigihan
perilaku. Artinya, perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang
penuh energi, terarah, dan tahan lama.
Menurut Mc. Donald (dalam Sardiman, 2003 : 73)
mengemukakan bahwa motivasi adalah perubahan energi dalam
diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan
didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.
Dari perumusan motivasi di atas, dapat dilihat tiga elemen penting:
1) Motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri
setiap individu manusia.
2) Motivasi ditandai dengan munculnya feeling.
3) Motivasi akan diransang karena adanya tujuan.
Dengan ketiga elemen di atas, maka dapat dikatakan bahwa
motivasi itu sebagai sesuatu yang kompleks. Motivasi akan
menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang ada pada diri
manusia, sehingga akan bergayut dengan persoalan gejala
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
kejiwaan, perasaan dan juga emosi, untuk kemudian bertindak atau
melakukan sesuatu. Semua didorong karena adanya tujuan,
kebutuhan atau keinginan.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan
bahwa motivasi adalah dorongan dari dalam atau dari luar individu
untuk melakukan suatu kegiatan agar mencapai tujuan yang ingin
dicapai.
Dalam kegiatan belajar mengajar, apabila ada seseorang
siswa, misalnya tidak berbuat sesuatu yang seharusnya dikerjakan,
maka perlu diselidiki sebab-sebabnya. Sebab-sebab itu biasanya
bermacam-macam, mungkin ia tidak senang, mungkin sakit, lapar,
ada problem pribadi dan lain-lain. Hal ini berarti pada diri anak
tidak terjadi perubahan energi, tidak terangsang afeksinya untuk
melakukan sesuatu, karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan
belajar. Keadaan semacam ini perlu dilakukan daya upaya yang
dapat menemukan sebab-sebabnya kemudian mendorong seseorang
siswa itu mau melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan,
yakni belajar. Dengan kata lain, siswa perlu diberikan rangsangan
agar tumbuh motivasi pada dirinya.
b. Ciri-ciri Motivasi
Menurut Sardiman (2003 : 83), motivasi yang ada pada diri
setiap orang itu memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
1) Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam
waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai).
2) Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa). Tidak
memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik
mungkin (tidak cepat puas dengan prestasi yang telah
dicapainya).
3) Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah.
4) Lebih senang bekerja mandiri.
5) Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat
mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif).
6) Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan
sesuatu).
7) Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu.
8) Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.
Menurut Hamzah B. Uno (dalam Agus Suprijono, 2009 : 163)
ciri-ciri motivasi :
1) Adanya hasrat dan keinginan berhasil.
2) Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar.
3) Adanya harapan dan cita-cita masa depan.
4) Adanya penghargaan dalam belajar.
5) Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar.
6) Adanya
lingkungan
belajar
yang
kondusif
sehingga
memungkinkan peserta didik dalam belajar dengan baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan ciri-ciri motivasi
menurut Sardiman (2003 : 83) sebagai acuan dalam pembuatan
indikator motivasi belajar siswa karena apabila seorang siswa
memiliki ciri-ciri seperti di atas (menurut Sardiman, 2003 : 83),
berarti orang tersebut selalu memiliki motivasi yang cukup kuat.
Ciri-ciri motivasi seperti itu akan sangat penting dalam kegiatan
belajar mengajar. Dalam kegiatan belajar mengajar akan berhasil
baik,
kalau siswa tekun mengerjakan tugas,
ulet dalam
memecahkan berbagai masalah dan hambatan secara mandiri.
Siswa yang belajar dengan baik tidak akan terjebak pada sesuatu
yang rutinitis dan mekanis. Siswa harus mampu mempertahankan
pendapatnya, kalau ia sudah yakin dan dipandang cukup rasional.
Bahkan lebih lanjut siswa harus peka dan responsif terhadap
berbagai
masalah
umum,
dan
bagaimana
memikirkan
pemecahannya.
c. Fungsi Motivasi dalam Belajar
Menurut Sardiman (2003 : 85), ada tiga fungsi motivasi yaitu
sebagai berikut:
1) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak
atau motor yang melepas energi. Motivasi dalam hal ini
merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan
dikerjakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
2) Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak
dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah
dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan
tujuannya.
3) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan
apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan,
dengan
menyisihkan
perbuatan-perbuatan
yang
tidak
bermanfaat bagi tujuan tersebut.
Menurut Agus Suprijono (2009 : 163) motivasi mempunyai
fungsi :
1) Mendorong peserta didik untuk berbuat.
2) Menentukan arah kegiatan pembelajaran, yakni kearah tujuan
belajar yang hendak dicapai.
3) Menyeleksi
kegiatan
pembelajaran,
yakni
menentukan
kegiatan-kegiatan apa yang harus dikerjakan dan sesuai guna
mencapai tujuan pembelajaran dengan cara menyeleksi
kegiatan-kegiatan yang tidak menunjang bagi pencapaian
tujuan tersebut.
Dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa
fungsi motivasi belajar adalah mendorong manusia untuk berbuat,
menentukan arah perbuatan ke arah tujuan yang hendak dicapai,
dan menyeleksi perbuatan yang harus dikerjakan.
2. Prestasi Belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Pengertian prestasi belajar dikemukakan oleh Moh. Surya
(2004:75), yaitu prestasi belajar adalah hasil belajar atau perubahan
tingkah laku yang menyangkut ilmu pengetahuan, keterampilan, dan
sikap setelah melalui proses tertentu, sebagai hasil pengalaman
individu dalam interaksi dengan lingkungannya. Pengertian prestasi
belajar sebagaimana tercantum dalam kamus Besar Bahasa Indonesia
(2001:895), prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau
keterampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya
ditunjukkan dengan nilai yang diberikan oleh guru.
Menurut I. L Pasaribu dan B. Simanjuntak (1983:91)
menyatakan bahwa prestasi belajar adalah isi dan kapasitas seseorang.
Maksudnya adalah hasil yang diperoleh seseorang setelah mengikuti
pendidikan ataupun pelatihan tertentu. Ini bisa ditentukan dengan
memberikan tes pada akhir pendidikan itu. Sedangkan Winkel
(Sunarto, 2012) mengemukakan bahwa prestasi belajar merupakan
bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang. Maka prestasi
belajar merupakan hasil maksimum yang dicapai oleh seseorang
setelah melaksanakan usaha-usaha belajar.
Dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi
belajar adalah perubahan tingkah laku mencakup tiga aspek (kognitif,
afektif, dan psikomotorik) seperti penguasaan, penggunaan, dan
penilaian berbagai pengetahuan dan keterampilan sebagai akibat atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
hasil dari proses belajar yang tertuang dalam bentuk nilai yang
diberikan oleh guru.
3. Pembelajaran Kooperatif
Dalam Rusman (2010 : 202), pembelajaran kooperatif
merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja
dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya
terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang
bersifat heterogen.
Pada hakikatnya pembelajaran kooperatif sama dengan kerja
kelompok. Oleh karena itu, banyak guru yang mengatakan tidak ada
sesuatu yang aneh dalam pembelajaran kooperatif karena mereka
beranggapan telah biasa melakukan pembelajaran kooperatif dalam
bentuk belajar kelompok.
Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang
banyak digunakan dan menjadi perhatian serta dianjurkan oleh para
ahli pendidikan. Slavin (dalam Rusman, 2010 : 205) dinyatakan bahwa
: (1) penggunaan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa dan sekaligus dapat meningkatkan hubungan sosial,
menumbuhkan sikap toleransi, dan menghargai pendapat orang lain,
(2) pembelajaran kooperatif dapat memenuhi kebutuhan siswa dalam
berpikir
kritis,
memecahkan
masalah,
dan
mengintegrasikan
pengetahuan dengan pengalaman. Dengan alasan tersebut, strategi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
pembelajaran kooperatif diharapkan mampu meningkatkan kualitas
pembelajaran.
Dalam Rusman (2010 : 206), ada dua komponen pembelajaran
kooperatif, yakni: (1) cooperative task atau tugas kerja sama dan (2)
cooperative incentive structure, atau struktur insentif kerja sama.
Menurut Sanjaya (dalam Rusman, 2010 : 206), pembelajaran
kooperatif akan efektif digunakan apabila: (1) guru menekankan
pentingnya usaha bersama di samping usaha secara individual, (2) guru
menghendaki pemerataan perolehan hasil dalam belajar, (3) guru ingin
menanamkan tutor sebaya atau belajar melalui teman sendiri, (4) guru
menghendaki adanya pemerataan partisipasi aktif siswa, (5) guru
menghendaki kemampuan siswa dalam memecahkan berbagai
permasalahan.
Dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran
kooperatif
adalah
pembelajaran
yang
dapat
mengembangkan siswa dalam bekerja sama dalam kelompok untuk
mencapai tujuan kelompok yaitu menyelesaikan tugas yang diberikan
guru.
Pembelajaran kooperatif sebagai sebuah pola atau rancangan
yang disebut strategi pembelajaran, maka model pembelajaran
kooperatif dalam pelaksanaannya di kelas memiliki manfaat
sebagaimana dijelaskan oleh Ibrahim (dalam Jumanta, 2014 : 177)
berikut ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
a. Meningkatkan pencurahan waktu pada tugas.
b. Rasa harga diri menjadi lebih tinggi.
c. Angka putus sekolah menjadi rendah.
d. Penerimaan terhadap perbedaan individu menjadi lebih besar.
e. Memperbaiki kehadiran.
f. Perilaku mengganggu menjadi lebih kecil.
g. Konflik antar pribadi berkurang.
h. Sikap apatis berkurang.
i. Pemahaman yang lebih mendalam.
j. Motivasi lebih besar.
k. Hasil belajar lebih tinggi.
l. Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan, dan toleransi.
4. Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT)
Pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT)
merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan
pada struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola
interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan
akademik. Tipe ini dikembangkan oleh Kagen (dalam Jumanta, 2014 :
175).
Langkah-langkah pembelajaran NHT dikembangkan oleh
Ibrahim (dalam Jumanta, 2014 : 175) menjadi enam langkah sebagai
berikut:
Langkah 1 (Persiapan)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Guru mempersiapkan rancangan pelajaran dengan membuat
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa
(LKS) yang sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.
Langkah 2 (Pembentukan Kelompok)
a. Pembentukan kelompok disesuaikan dengan model pembelajaran
kooperatif tipe NHT. Guru membagi para siswa menjadi beberapa
kelompok yang beranggotakan 3 sampai 5 orang siswa.
b. Guru memberi nomor kepada setiap siswa dalam kelompok dan
nama kelompok yang berbeda. Penomoran adalah hal yang utama
di dalam NHT, dalam tahap ini guru membagi siswa menjadi
beberapa kelompok atau tim yang beranggotakan 3 sampai 5 orang
dan memberi siswa nomor sehingga setiap siswa dalam tim
mempunyai nomor yang berbeda-beda, sesuai dengan jumlah
siswa di dalam kelompok. Kelompok yang dibentuk merupakan
percampuran yang ditinjau dari latar belakang sosial, ras, suku,
jenis kelamin, dan kemampuan belajar. Selain itu, dalam
pembentukan kelompok digunakan nilai tes awal (pre-test) sebagai
dasar dalam menentukan masing-masing kelompok.
Langkah 3 (Tiap Kelompok Harus Memiliki Buku Paket atau Buku
Panduan)
Setiap kelompok harus memiliki buku paket atau buku panduan
agar memudahkan siswa dalam menyelesaikan LKS atau masalah
yang diberikan oleh guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Langkah 4 (Diskusi Masalah)
Guru membagi LKS kepada setiap siswa sebagai bahan yang
akan dipelajari. Dalam kerja kelompok, setiap siswa berpikir bersama
untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa setiap orang
mengetahui jawaban dari pertanyaan yang telah ada dalam LKS atau
pertanyaan yang telah diberikan oleh guru. Pertanyaan dapat
bervariasi, dari yang bersifat spesifik sampai yang bersifat umum.
Langkah 5 (Memanggil Nomor Anggota atau Pemberian Jawaban)
Guru menyebut satu nomor dan para siswa dari tiap kelompok
dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan
jawaban kepada siswa di kelas.
Langkah 6 (Memberi Kesimpulan)
Guru bersama siswa menyimpulkan jawaban akhir dari semua
pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang disajikan.
Adapun langkah-langkah penerapan pembelajaran kooperatif
tipe Numbered Heads Together (NHT) yang merujuk pada konsep
Kagen (dalam M. Hosnan, 2013 : 252) adalah sebagai berikut :
1. Pembentukan kelompok.
2. Diskusi masalah.
3. Tukar jawaban antar kelompok.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan enam langkah dalam
penerapan pembelajaran tipe NHT menurut Ibrahim (dalam Jumanta,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
2014 : 175) sebagai acuan dalam pelaksanaan penelitian di SMP
Budya Wacana Yogyakarta.
Kelebihan dan kekurangan Numbered Heads Together (NHT)
(dalam Jumanta, 2014 : 177) sebagai berikut:
a. Kelebihan
1) Melatih siswa untuk dapat bekerja sama dan menghargai
pendapat orang lain.
2) Melatih siswa untuk bisa menjadi tutor sebaya.
3) Memupuk rasa kebersamaan.
4) Membuat siswa menjadi terbiasa dengan perbedaan.
b. Kekurangan
1) Siswa yang sudah terbiasa dengan cara konvesional akan
sedikit kewalahan
2) Guru harus bisa memfasilitasi siswa.
3) Tidak semua mendapat giliran.
5. Materi Matematika Aritmetika Sosial
Materi bahasan yang diberikan di kelas VII C Semester I SMP
Budya Wacana Yogyakarta adalah aritmetika sosial.
Materi pokok bahasan aritmetika sosial (dalam Wahyudin Djumanta,
2005 : 82) :
a. Aritmetika sosial dalam kehidupan sehari-hari.
1) Nilai per unit dan nilai keseluruhan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Hubungan antara nilai per unit, nilai keseluruhan, dan
banyaknya unit sebagai berikut:
-
Nilai keseluruhan
= banyaknya unit x nilai per unit
-
Nilai per unit
=
-
Banyaknya unit
=
Contoh :
Seorang pemilik toko menjual satu set buku dengan harga Rp
36.000,00. Jika dalam satu set buku berisi 12 buah buku, maka
tentukan harga 1 buah buku.
Jawab :
Harga 1 buah buku =
=
3.000
Jadi harga 1 buah buku adalah Rp 3.000,00
2) Harga pembelian, harga penjualan, untung, dan rugi.
-
Harga pembelian adalah harga barang dari pabrik atau
grosir atau tempat lainnya. Harga pembelian seringkali
disebut modal. Dalam situasi tertentu, modal adalah harga
pembelian ditambah dengan ongkos atau biaya lainnya.
-
Harga penjualan adalah harga barang yang ditetapkan oleh
pedagang kepada pembeli.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
-
Untung adalah selisih antara harga penjualan dengan harga
pembelian jika harga penjualan lebih tinggi dari harga
pembelian.
Untung = harga penjualan – harga pembelian
-
Rugi adalah selisih antara harga penjualan dengan harga
pembelian jika harga penjualan lebih rendah dari harga
pembelian.
Rugi = harga pembelian – harga penjualan
3) Persentase untung dan rugi.
-
Menghitung persentase untung dan rugi
Persen artinya per seratus.
Cara menghitung persentase untung dan rugi sebagai
berikut:
Persentase untung
=
x 100%
Persentase rugi
=
x 100%
Contoh :
Bu Lina membeli kipas angin dengan harga Rp 80.000,00.
Jika Bu Lina menjual kembali dengan harga Rp 40.000,00.
Berapakah persentase kerugian yang diperoleh Bu Lina ?
Jawab :
x 100%
Persentase kerugian =
=
x 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
= 50%
Jadi persentase kerugian sebesar 50%
-
Menentukan harga penjualan dan harga pembelian jika
persentase untung atau rugi diketahui
Jika persentase untung atau rugi tidak diketahui, kita dapat
menghitung harga beli atau harga jualnya. Misal diketahui
persentase untung sebesar p (dalam persen), rugi sebesar q
(dalam persen), dan harga beli sebesar 100%, maka
hubungan antara harga penjualan dan harga pembelian
sebagai berikut:
Harga penjualan
=
x harga pembelian
Harga pembelian
=
x harga penjualan
Harga penjualan
=
x harga pembelian
Harga pembelian
=
x harga penjualan
Contoh :
Andri menjual sepatunya dengan harga Rp 180.000,00 dan
mengalami keuntungan 20% dari harga pembelian.
Tentukan harga pembelian barang tersebut.
Jawab :
Keuntungan = p (sebesar 20%)
Harga pembelian =
=
x harga penjualan
x 180.000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
= 150.000
Jadi harga pembelian sepatu adalah Rp 150.000,00
b. Diskon, bruto, tara, dan neto.
1) Diskon.
Diskon artinya potongan harga. Diskon umumnya dinyatakan
dalam persen.
Harga bersih = harga semula – besarnya diskon
Keterangan : harga bersih = harga barang setelah mendapat
diskon.
Contoh :
Bu Ning membeli tas di sebuah toko dengan harga Rp
300.000,00. Toko tersebut memberikan diskon 20% untuk
setiap pembelian tas. Berapakah harga tas tersebut setelah
mendapatkan diskon?
Jawab :
Diskon 20% =
x 300.000
= 60.000
Harga tas = harga semula – besar diskon
= 300.000 – 60.000
= 240.000
Jadi harga tas setelah mendapat diskon adalah Rp 240.000,00
2) Bruto, tara, dan neto.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
-
Bruto adalah berat kotor, yaitu berat suatu barang beserta
kemasannya.
Contoh : berat beras beserta karungnya.
-
Tara artinya potongan berat, yaitu berat tempat dari suatu
barang.
Contoh : pada kemasan beras dalam bentuk karung, berat
karung disebut tara.
-
Neto adalah berat bersih, yaitu berat barangnya saja.
Contoh : pada kemasan beras dalam karung, berat berasnya
saja disebut neto
Bruto
= neto + tara
Neto
= bruto – tara
Tara
= bruto - neto
Harga bersih
= neto x harga per satuan berat
Persentase tara =
x 100%
c. Bunga tabungan dan pajak.
1) Bunga tabungan (bunga tunggal)
Bunga tabungan merupakan bunga tunggal, artinya yang
mendapat bunga hanya modalnya saja, sedangkan bunganya
tidak berbunga lagi. Bunga tabungan biasanya dihitung dalam
persen dengan jangka waktu satu tahun.
Bunga satu tahun
= persen bunga x modal
Bunga n bulan
=
x persen bunga x modal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Bunga n hari
=
x persen bunga x modal
Keterangan : satu bulan dihitung 30 hari dan 1 tahun
dihitung 360 hari.
Contoh :
Aloysius memiliki tabungan di sebuah bank sebesar Rp
2.000.000,00 dengan bunga 10% pertahun. Hitunglah bunga
yang diperoleh Aloysius setelah 5 tahun.
Jawab :
Bunga setelah n tahun = n x persen bunga x modal
Bunga setelah 5 tahun = 5 x
x 2.000.000
= 1.000.000
Jadi besarnya bunga yang diperoleh Aloysius adalah Rp
1.000.000,00
2) Pajak.
Pajak adalah suatu kewajiban yang harus dipenuhi oleh
masyarakat untuk menyerahkan sebagian kekayaan kepada
negara sesuai dengan aturan yang ada.
-
Pajak penghasilan (PPh)
Pegawai negeri atau pegawai tetap pada perusahaan swasta
dikenakan pajak atas penghasilan kena pajaknya disebut
dengan pajak penghasilan (PPh). Dengan adanya pajak
penghasilan (PPh), maka didapat hubungan berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Gaji yang diterima pegawai = gaji mula-mula – pajak
penghasilan
Pajak
penghasilan
(PPh)
dinyatakan
dalam
persen,
umumnya 15%.
-
Pajak pertambahan nilai (PPN)
Pajak pertambahan nilai dikenakan untuk barang-barang
yang dibeli oleh konsumen. Dengan adanya pajak
pertambahan nilai, maka diperoleh hubungan berikut:
Harga beli konsumen = harga mula-mula + pajak
pertambahan nilai
Contoh :
Setiap bulan seorang karyawan menyerahkan pajak melalui
pemotongan gaji sebesar 15%. Jika gaji karyawan tersebut Rp
3.000.000,00. Berapakah gaji yang diterimanya ?
Jawab :
Pajak 15% =
x 3.000.000 = 450.000
Gaji bersih = gaji mula-mula – besarnya pajak
= 3.000.000 – 450.000 = 2.550.000,00
Jadi gaji karyawan tersebut adalah Rp 2.550.000,00
B. Penelitian yang Relevan
Dionesia (2015) dalam penelitiannya Motivasi dan Hasil Belajar
Matematika Siswa Kelas X MIA3 SMA Negeri 1 Godean Tahun Ajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
2014/2015
pada
Pembelajaran
Matematika
Menggunakan
Model
Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) Pokok
Bahasan Geometri mampu meningkatkan motivasi belajar siswa dengan
skor rata-rata motivasi belajar siswa meningkat sebesar 5,624% dan
mampu meningkatkan hasil belajar siswa dengan skor rata-rata hasil
belajar sebesar 15,625%.
Susana (2015) dalam penelitiannya Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) untuk Meningkatkan
Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII E SMP Joannes Bosco
Yogyakarta pada Materi Pertumbuhan dan Perkembangan mampu
meningkatkan hasil belajar siswa dari siklus I sampai siklus II. Hal ini
tampak dari nilai rata-rata pada siklus I adalah 73,81 meningkat pada
siklus II menjadi 83,1, sedangkan persentase jumlah siswa yang mencapai
KKM pada siklus I yaitu 58,62% meningkat pada siklus II menjadi 100%.
Pada penelitian tersebut juga dapat dilihat meningkatnya motivasi belajar
siswa mengalami peningkatan dari 1,34% pada siklus I menjadi 100%
pada siklus II.
C. Kerangka Berpikir
Penelitian dalam bidang pendidikan masih terus dilakukan untuk
meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa. Pembelajaran
merupakan kegiatan yang bertujuan secara sistematis dan terarah pada
terjadinya proses belajar. Penggunaan model pembelajaran
yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
digunakan saat ini kurang membuat motivasi belajar siswa sehingga siswa
cenderung malas dalam setiap proses pembelajaran. Oleh karena itu, perlu
adanya penggunaan metode pembelajaran yang dapat menjadikan siswa
tertarik dan termotivasi dalam belajar. Penggunaan model pembelajaran
yang tepat akan mempengaruhi motivasi dan hasil belajar siswa.
Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk
memperbaiki proses pembelajaran terutama dalam meningkatkan motivasi
dan
prestasi
belajar
siswa
adalah
dengan
menggunakan
model
pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT). Model
pembelajaran ini dapat membuat siswa bekerjasama dan berinteraksi
dengan siswa lain serta berdiskusi. Dengan menggunakan model
pembelajaran tersebut diharapkan dapat meningkatkan motivasi dan hasil
belajar siswa.
D. Hipotesis Penelitian
Pembelajaran menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Numbered
Heads Together (NHT) dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar
siswa kelas VII C SMP Budya Wacana Yogyakarta pada materi aritmetika
sosial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas.
Penelitian tindakan kelas merupakan kegiatan yang langsung berhubungan
dengan tugas guru di lapangan. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di
kawasan kelas dan bertujuan dalam meningkatkan praktik pembelajaran
yang ada. Penelitian ini diambil agar proses belajar mengajar bervariasi
dan dapat meningkatkan motivasi siswa. Untuk mengetahui adanya
perubahan, digunakan pengumpulan data baik melalui tes maupun non tes.
Dalam hal ini yang akan diteliti adalah model pembelajaran kooperatif tipe
Numbered Heads Together (NHT) dalam meningkatkan motivasi dan
prestasi belajar siswa kelas VII C SMP Budya Wacana Yogyakarta.
B. Setting Penelitian
1. Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah siswa kelas VII C SMP Budya Wacana
Yogyakarta.
2. Obyek Penelitian
Obyek penelitian adalah motivasi dan hasil prestasi belajar siswa.
3. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Budya Wacana Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
4. Waktu Penelitian
Kegiatan ini dilaksanakan pada semester I pada bulan November tahun
pelajaran 2015/2016.
C. Prosedur Penelitian
Penelitian ini terdiri dari 2 siklus, yang tiap siklusnya terdiri dari
perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Setiap pertemuan pada
tiap siklusnya digunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered
Heads Together (NHT).
Siklus 1
Prosedur penelitian untuk siklus pertama adalah sebagai berikut :
1. Perencanaan
Dalam kegiatan ini direncanakan:
a. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran NHT yang sama,
dibuat 2 buah dengan tiap pertemuan 1 buah rencana pelaksanaan
pembelajaran (lampiran 6).
b. Membuat LKS sebanyak 2 buah, setiap pertemuan 1 LKS
(lampiran 1).
c. Membuat lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran sebanyak
2 buah, setiap pertemuan 1 buah lembar observasi keterlaksanaan
pembelajaran (lampiran 2).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
d. Membuat angket motivasi belajar 3 buah, angket awal dan setiap
akhir pertemuan 1 buah angket sesuai indikator motivasi belajar
siswa (lampiran 3).
e. Membuat lembar soal evaluasi pada akhir siklus pertama yang
terdiri dari 2 soal (lampiran 4).
f. Membuat kelompok berdiskusi sebanyak 7 kelompok (lampiran 5).
2. Pelaksanaan
Peneliti memadukan langkah-langkah kooperatif tipe Numbered
Heads Together (NHT) dengan langkah-langkah pembelajaran
kooperatif menjadi enam langkah. Guru melaksanakan aktivitas
pembelajaran tentang materi pokok bahasan aritmetika sosial yang
memacu pada
rencana pelaksanaan pembelajaran
yang telah
direncanakan.
Tabel 3.1. Pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together
(NHT):
No
1
Tahap
Tahap I
Persiapan
Aktivitas Guru
Aktivitas Siswa
1. Guru mengucap salam
dan mengajak siswa
berdoa.
2. Guru
menanyakan
kabar siswa kemudian
mempresensi
kehadiran siswa.
3. Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran
yang akan dicapai.
4. Guru menyampaikan
model pembelajaran
yang akan digunakan
yaitu
Numbered
Heads
Together
(NHT).
1. Siswa menjawab
salam dan berdoa
bersama.
2. Siswa menjawab
apa yang
ditanyakan guru.
3. Siswa
mendengarkan dan
memperhatikan.
4. Siswa
memperhatikan
arahan dari guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
2
Tahap II
Pembentukan
Kelompok
3
Tahap III
Tiap
Kelompok
Harus
Memiliki
Buku
Paket
atau
Buku
Panduan
4
Tahap IV
Diskusi
Masalah
1. Guru membagi kelas
ke dalam beberapa
kelompok
yang
beranggotakan
3-5
siswa tiap kelompok
dan
tiap
anggota
kelompok
diberi
nomor 1-5.
1. Guru
menjelaskan
materi yang diajarkan
dengan demonstrasi
dan tanya jawab.
2. Guru
memberi
pertanyaan
dalam
bentuk soal.
1. Guru
mengorganisasikan
siswa agar duduk
sesuai dengan
kelompoknya.
2. Guru membimbing
dan mengarahkan
siswa.
3. Guru memotivasi
siswa agar terlibat
aktif dalam
kelompoknya.
4. Guru memastikan tiap
anggota
kelompok
mengetahui jawaban
dari soal yang telah
diberikan.
5
Tahap V
Memanggil
Nomor
Anggota atau
Pemberian
Jawaban
1. Guru memanggil salah
satu nomor secara
acak
dari
semua
kelompok.
2. Guru menunjuk nomor
tertentu
untuk
menjawab soal hasil
diskusi.
1. Siswa
duduk
dengan rapi sesuai
kelompok
yang
sudah ditentukan
dan siswa tahu
betul nomor dan
kelompoknya.
1. Siswa
memperhatikan
penjelasan dari
guru.
2. Siswa mencari
jawaban sesuai
nomornya
menggunakan
buku paket atau
buku panduan.
1. Siswa duduk
sesuai dengan
kelompoknya.
2. Siswa
memperhatikan
arahan dari guru.
3. Siswa melakukan
diskusi dengan
teman dalam
kelompoknya.
4. Siswa
mengerjakan dan
mengetahui
jawaban dari soal
yang telah
diberikan oleh
guru.
1. Siswa
yang
dipanggil
nomornya
mengacungkan
tangan.
2. Siswa maju ke
depan menjawab
soal dan siswa
yang
lain
memperhatikan
serta
memberi
tanggapan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
jawaban
yang
sudah
disampaikan oleh
siswa yang maju.
6
3. Guru memberi pujian
kepada kelompok
yang menjawab
dengan benar.
4. Guru memberi
tanggapan hasil
presentasi.
1. Guru
membimbing
siswa
dalam
merangkum materi.
2. Guru
memotivasi
siswa agar selalu
belajar dengan rajin.
3. Guru memberi tugas
rumah.
Tahap VI
Memberi
Kesimpulan
4. Guru memberi sedikit
penjelasan
materi
untuk
pertemuan
selanjutnya.
5. Guru
menutup
pelajaran
dengan
mengucap salam.
3
ABSTRAK
Luciana Nina Sri Lestari. 2016. Upaya Meningkatkan Motivasi dan Prestasi
Belajar Matematika Melalui Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT)
Materi Aritmetika Sosial pada Siswa Kelas VII C SMP Budya Wacana
Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Matematika,
Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan: (1) keterlaksanaaan
pembelajaran pada materi pokok aritmetika sosial melalui model pembelajaran
kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT), (2) peningkatan motivasi
belajar siswa pada materi pokok aritmetika sosial melalui model pembelajaran
kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT), (3) peningkatan prestasi belajar
siswa pada materi pokok aritmetika sosial melalui model pembelajaran kooperatif
tipe Numbered Heads Together (NHT). Jenis penelitian ini adalah penelitian
deskriptif. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November tahun 2015. Teknik
pengumpulan data berupa wawancara guru dan siswa, observasi pelaksanaan
pembelajaran di kelas, tes akhir pembelajaran, dan penyebaran angket. Hasil
observasi keterlaksanaan pembelajaran pada materi pokok aritmetika sosial
melalui model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT)
mencapai 97,25%. Hasil angket menunjukkan bahwa sebagian besar motivasi
siswa meningkat dengan persentase 71,2% pada pelaksanaan pembelajaran
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Prestasi belajar siswa
meningkat dengan persentase yang semula hanya 68,18% menjadi 86,36%
terhadap pelaksanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran NHT.
Kata kunci: motivasi belajar, prestasi belajar, model pembelajaran NHT.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
Luciana Nina Sri Lestari. 2016. Efforts to Improve the Motivation and
Achievement of Learning Mathematics Through Numbered Heads Together
(NHT) about Social Arithmetical to Students of Class VII C Junior High
School Budya Wacana Yogyakarta. Undergraduate Thesis. Yogyakarta:
Mathematic Education Study Programme, Science and Mathematic
Education Major, Faculty of Teacher Training and Education.
The aim of this study is to describe: (1) the implementation of learning in the
subject matter of arithmetic social through cooperative learning model Numbered
Heads Together (NHT), (2) an increase in student motivation in the subject matter
of arithmetic social through cooperative learning model Numbered Heads
Together (NHT), (3) an increase in student achievement in the subject matter of
arithmetic social through cooperative learning model Numbered Heads Together
(NHT). This research was a descriptive study. This research was conducted in the
November 2015. Data collection techniques applied in this reasearch were
interviews of teachers and students, observation of the learning process, the final
test of learning, and questionnaires. The results of observations the
implementation of learning in the subject matter of arithmetic social through
cooperative learning model Numbered Heads Together (NHT) reach 97,25%. The
questionnaire results showed that the majority of students motivation is increased
by a percentage of 71.2% on the implementation of learning using cooperative
learning model NHT. Student achievement increases with the percentage that was
originally from 68,18% to 86.36% of the implementation of learning using
learning model NHT.
Keywords: learning motivation, academic achievement, learning model NHT
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR
MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS
TOGETHER (NHT) MATERI ARITMETIKA SOSIAL PADA SISWA KELAS
VII C SMP BUDYA WACANA YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Matematika
Oleh : Luciana Nina Sri Lestari
NIM : 111414056
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR
MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS
TOGETHER (NHT) MATERI ARITMETIKA SOSIAL PADA SISWA KELAS
VII C SMP BUDYA WACANA YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Matematika
Oleh : Luciana Nina Sri Lestari
NIM : 111414056
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERSEMBAHAN
Dengan penuh syukur kupersembahkan karya sederhana ini kepada :
1. Tuhan yang Maha Pengasih
2. Kedua orang tua:
Gunadi dan Maria Magdalena Sri Hastuti
3. Keluargaku dan teman-temanku
4. Universitas Sanata Dharma
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
Luciana Nina Sri Lestari. 2016. Upaya Meningkatkan Motivasi dan Prestasi
Belajar Matematika Melalui Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT)
Materi Aritmetika Sosial pada Siswa Kelas VII C SMP Budya Wacana
Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Matematika,
Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan: (1) keterlaksanaaan
pembelajaran pada materi pokok aritmetika sosial melalui model pembelajaran
kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT), (2) peningkatan motivasi
belajar siswa pada materi pokok aritmetika sosial melalui model pembelajaran
kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT), (3) peningkatan prestasi belajar
siswa pada materi pokok aritmetika sosial melalui model pembelajaran kooperatif
tipe Numbered Heads Together (NHT). Jenis penelitian ini adalah penelitian
deskriptif. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November tahun 2015. Teknik
pengumpulan data berupa wawancara guru dan siswa, observasi pelaksanaan
pembelajaran di kelas, tes akhir pembelajaran, dan penyebaran angket. Hasil
observasi keterlaksanaan pembelajaran pada materi pokok aritmetika sosial
melalui model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT)
mencapai 97,25%. Hasil angket menunjukkan bahwa sebagian besar motivasi
siswa meningkat dengan persentase 71,2% pada pelaksanaan pembelajaran
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Prestasi belajar siswa
meningkat dengan persentase yang semula hanya 68,18% menjadi 86,36%
terhadap pelaksanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran NHT.
Kata kunci: motivasi belajar, prestasi belajar, model pembelajaran NHT.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
Luciana Nina Sri Lestari. 2016. Efforts to Improve the Motivation and
Achievement of Learning Mathematics Through Numbered Heads Together
(NHT) about Social Arithmetical to Students of Class VII C Junior High
School Budya Wacana Yogyakarta. Undergraduate Thesis. Yogyakarta:
Mathematic Education Study Programme, Science and Mathematic
Education Major, Faculty of Teacher Training and Education.
The aim of this study is to describe: (1) the implementation of learning in the
subject matter of arithmetic social through cooperative learning model Numbered
Heads Together (NHT), (2) an increase in student motivation in the subject matter
of arithmetic social through cooperative learning model Numbered Heads
Together (NHT), (3) an increase in student achievement in the subject matter of
arithmetic social through cooperative learning model Numbered Heads Together
(NHT). This research was a descriptive study. This research was conducted in the
November 2015. Data collection techniques applied in this reasearch were
interviews of teachers and students, observation of the learning process, the final
test of learning, and questionnaires. The results of observations the
implementation of learning in the subject matter of arithmetic social through
cooperative learning model Numbered Heads Together (NHT) reach 97,25%. The
questionnaire results showed that the majority of students motivation is increased
by a percentage of 71.2% on the implementation of learning using cooperative
learning model NHT. Student achievement increases with the percentage that was
originally from 68,18% to 86.36% of the implementation of learning using
learning model NHT.
Keywords: learning motivation, academic achievement, learning model NHT
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti haturkan kepada Tuhan yang Maha Pengasih atas
karunia dan kenikamatan-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Upaya Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Matematika Melalui
Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) Materi Aritmetika Sosial pada
Siswa Kelas VII C SMP Budya Wacana Yogyakarta”. Skripsi ini disusun untuk
memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi
Pendidikan Matematika Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Peneliti menyadari banyak pihak
yang telah membantu dalam penelitian ini berupa bimbingan dan dorongan
kepada peneliti dengan segenap pikiran, waktu, dan tenaga. Oleh karena itu,
dengan ketulusan dan kerendahan hati, peneliti mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Dominikus Arif Budi Prasetyo, M.Si. selaku dosen pembimbing yang telah
membimbing peneliti dengan penuh kesabaran serta memberikan kritik,
saran, semangat, dan dorongan dalam menyelesaikan skripsi.
2. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma.
3. Dr. M. Andy Rudhito, S.Pd. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sanata Dharma.
4. Dr. Hongki Julie, M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Matematika Universitas Sanata Dharma.
5. Para dosen dan staf sekretariat Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam yang telah memberikan bantuan kepada peneliti.
6. Suharto Yustinus Edyst, S.TP. selaku Kepala Sekolah SMP Budya
Wacana Yogyakarta yang telah mengijinkan untuk melakukan penelitian.
7. Theodora Eva Fellena, S.Pd. selaku Guru Bidang Studi Matematika SMP
Budya Wacana Yogyakarta yang telah membantu dalam memberikan
saran-saran selama peneliti melakukan penelitian.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
ii
HALAMAN PENGESAHAN
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN
iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
v
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI
vi
ABSTRAK
vii
ABSTRACT
viii
KATA PENGANTAR
ix
DAFTAR ISI
xi
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
BAB I. PENDAHULUAN
1
A. Latar Belakang Masalah
1
B. Identifikasi Masalah
4
C. Pembatasan Masalah
4
D. Rumusan Masalah
4
E. Tujuan Penelitian
5
F. Batasan Istilah
5
G. Manfaat Penelitian
6
BAB II. KAJIAN PUSTAKA
8
A. Landasan Teori
8
1. Motivasi Belajar
8
2. Prestasi Belajar
12
3. Pembelajaran kooperatif
14
4. Pembelajaran Kooperatif tipe NHT
16
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Materi Matematika Aritmetika Sosial
19
B. Penelitian yang Relevan
26
C. Kerangka Berpikir
27
D. Hipotesis Penelitian
28
BAB III. METODE PENELITIAN
29
A. Jenis Penelitian
29
B. Setting Penelitian
29
C. Prosedur Penelitian
30
D. Instrumen Penelitian
36
E. Teknik Pengumpulan Data
37
F. Teknik Analisis Data
41
G. Indikator Keberhasilan
44
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
45
A. Hasil Penelitian
45
B. Pembahasan
84
C. Keterbatasan penelitian
88
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
89
A. Kesimpulan
89
B. Saran
90
DAFTAR PUSTAKA
91
LAMPIRAN
93
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1
Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads 31
Together (NHT)
Tabel 4.1
Keterlaksanaan Pembelajaran melalui Aktivitas Guru
53
pada Pertemuan 1
Tabel 4.2
Keterlaksanaan Pembelajaran melalui Aktivitas Guru
55
pada Pertemuan 2
Tabel 4.3
Data Hasil Angket Motivasi Belajar pada Siklus I
58
Tabel 4.4
Hasil Angket Indikator Motivasi Belajar pada Siklus I
60
Tabel 4.5
Hasil Tes Awal Siswa pada Pertemuan Pertama
61
Tabel 4.6
Hasil Prestasi Belajar pada Akhir Siklus I
63
Tabel 4.7
Keterlaksanaan Pembelajaran melalui Aktivitas Guru
pada Pertemuan 1
74
Tabel 4.8
Keterlaksanaan Pembelajaran melalui Aktivitas Guru
76
pada Pertemuan 2
Tabel 4.9
Data Hasil Angket Motivasi Belajar pada Siklus II
79
Tabel 4.10
Hasil Angket Indikator Motivasi Belajar pada Siklus II
81
Tabel 4.11
Hasil Prestasi Belajar pada Akhir Siklus II
82
Tabel 4.12
Tabel Nilai Rata-rata Aktivitas Guru
84
Tabel 4.13
Tabel Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa
85
Tabel 4.14
Tabel Perkembangan Prestasi Belajar Siswa
87
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Lembar Kerja Siswa (LKS)
94
Lampiran 2. Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran
102
Lampiran 3. Angket Motivasi Belajar Siswa
114
Lampiran 4. Evaluasi Belajar
125
Lampiran 5. Kelompok Diskusi
139
Lampiran 6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
147
Lampiran 7. Silabus
180
Lampiran 8. Surat Penelitian
182
Lampiran 9. Gambar Siswa
186
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan kebutuhan pokok masyarakat yang harus
terpenuhi, sesuai dengan tuntutan kemajuan ilmu pengetahuan yang
sekaligus merupakan tuntutan kemajuan peradaban dan teknologi suatu
bangsa. Peradaban suatu bangsa ditentukan oleh tingkat pendidikan warga
negaranya, sehingga pendidikan adalah tolok ukur kemajuan suatu bangsa.
Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan sumber daya
manusia yang berkualitas. Rendahnya kualitas sumber daya manusia
antara lain disebabkan oleh rendahnya kualitas pendidikan, yang berarti
juga kurang berhasilnya proses pembelajaran di kelas.
Menurut Slameto (2010 : 35), dalam pembelajaran seorang guru
berperan sebagai fasilitator dan motivator bagi peserta didik. Peran guru
sebagai motivator adalah memberi motivasi kepada siswa agar melakukan
kegiatan belajar dengan kehendak sendiri sesuai dengan tujuan belajar
yang akan dicapai, sedangkan guru sebagai fasilitator adalah memfasilitasi
siswa agar dapat belajar dengan mengembangkan potensi yang dimiliki
siswa. Guru sebagai pendidik harus bertanggung jawab terhadap hasil
belajar siswa dan pengetahuan siswa terkait dengan materi yang telah
dipelajari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Dalam
pembelajaran
matematika
di
SMP
Budya
Wacana
Yogyakarta, peneliti mengetahui bahwa rendahnya motivasi belajar siswa
pada materi aritmetika sosial dan rendahnya hasil belajar siswa. Hal ini
dapat dilihat dari rata-rata persentase kondisi awal motivasi belajar siswa
yaitu 58,5%, selain itu dapat dilihat dari hasil belajar matematika siswa
dengan rata-rata persentase ketidaktuntasan yaitu 31,82% atau sebanyak 7
siswa yang nilainya masih dibawah 73 sesuai dengan Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM). Kondisi seperti ini tentu sangat tidak diharapkan dalam
proses belajar mengajar.
Faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar dapat
digolongkan menjadi dua golongan yaitu faktor intern dan faktor ektern.
Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang
belajar dan faktor ektern adalah faktor yang ada di luar individu. Dalam
faktor intern terbagi menjadi tiga faktor yaitu faktor jasmaniah, faktor
psikologis, dan faktor kelelahan, sedangkan faktor ekstern terbagi menjadi
tiga faktor yaitu faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat
(dalam Slameto, 2010 : 54). Menurut peneliti dalam observasinya di SMP
Budya Wacana Yogyakarta salah satu penyebab rendahnya hasil belajar
siswa dan kurangnya minat siswa terhadap pelajaran matematika adalah
penggunaan metode yang kurang menarik. Metode yang digunakan pada
proses pembelajaran sebagian besar masih menggunakan metode ceramah.
Selain permasalahan pada hasil belajar, permasalahan juga terjadi pada
motivasi siswa selama proses pembelajaran. Rendahnya motivasi siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
SMP Budya Wacana kelas VII C terlihat saat proses belajar di kelas. Siswa
yang terlihat aktif dan bersemangat dalam belajar hanya beberapa saja.
Namun sebagian yang lain cenderung kurang antusias dalam belajar.
Selain itu, jika ada diskusi, siswa kurang dalam bekerjasama sehinggga
siswa mengandalkan siswa lain yang lebih pintar. Keaktifan siswa juga
kurang saat guru mengajar di kelas, siswa seringkali bicara sendiri, selain
itu siswa kurang mampu dalam mengemukakan ide atau pendapat yang
terkait dengan materi pelajaran.
Dari permasalahan tersebut, diperlukan adanya tindakan yang tepat
untuk mengatasinya. Perbaikan ini bertujuan dalam meningkatkan hasil
belajar dan motivasi siswa sehingga dapat meningkatkan kualitas proses
pembelajaran matematika di SMP Budya Wacana Yogyakarta. Dalam
penelitian ini salah satu model pembelajaran yang dapat mendukung
peningkatan
kualitas
tersebut,
peneliti
menerapkan
pembelajaran
kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT). Pembelajaran ini dipilih
karena pada model ini semua siswa dalam setiap kelompok diharuskan
untuk menguasai materi yang sedang diajarkan dan selalu aktif ketika kerja
kelompok, sehingga saat mempresentasikan jawabannya mereka dapat
menjelaskan apa yang mereka kerjakan. Dengan demikian, NHT
diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang
diajarkan, membangun jiwa kerja sama dalam kelompok, menghargai
pendapat oranglain dan dapat menyelesaikan tugas sesuai dengan
bagiannya masing-masing. Selain itu, pembelajaran ini dipilih karena lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
sederhana sehingga mudah diadaptasikan dan mudah dilaksanakan.
Peneliti juga mengganggap bahwa pembelajaran model NHT tidak kalah
menariknya dengan pembelajaran kooperatif tipe lain yang memiliki
tujuan yang sama.
B. Identifikasi Masalah
Bertolak dari latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasi
masalah sebagai berikut:
1. Kurangnya motivasi siswa pada materi aritmetika sosial.
2. Siswa kurang mampu dalam mengemukakan ide atau pendapat yang
terkait dengan materi pelajaran.
3. Kurangnya kerjasama dalam kerja kelompok.
4. Kurangnya antusias siswa dalam mengikuti pelajaran.
5. Penggunaan metode belajar yang kurang menarik dan tepat bagi siswa.
C. Pembatasan Masalah
Dari identifikasi masalah di atas penelitian ini dibatasi pada
motivasi dan prestasi belajar siswa pada materi pokok aritmetika sosial,
KTSP kelas VII C SMP Budya Wacana Yogyakarta.
D. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang diuraikan di atas, penulis menentukan
perumusan masalah yang akan diteliti yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
1. Bagaimana keterlaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe NHT pada materi pokok aritmetika
sosial?
2. Apakah model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan
motivasi belajar siswa pada materi pokok aritmetika sosial?
3. Apakah model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa pada materi pokok aritmetika sosial?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan diadakannya penelitian ini
adalah:
1. Untuk mengetahui keterlaksanaan pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada materi pokok aritmetika
sosial.
2. Untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar matematika siswa
pada materi pokok aritmetika sosial melalui model pembelajaran
kooperatif tipe NHT.
3. Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar matematika siswa pada
materi pokok aritmetika sosial melalui model pembelajaran kooperatif
tipe NHT.
F. Batasan Istilah
Penelitian ini menggunakan beberapa istilah. Penjelasan istilah-istilah
tersebut diantaranya :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
1. Motivasi adalah dorongan dari dalam atau dari luar individu untuk
melakukan suatu kegiatan agar mencapai tujuan yang ingin dicapai.
2. Prestasi belajar adalah perubahan tingkah laku mencakup tiga aspek
(kognitif, afektif, dan psikomotorik) seperti penguasaan, penggunaan,
dan penilaian berbagai pengetahuan dan keterampilan sebagai akibat
atau hasil dari proses belajar yang tertuang dalam bentuk nilai yang
diberikan oleh guru.
3. Pembelajaran
kooperatif
adalah
pembelajaran
yang
dapat
mengembangkan siswa dalam bekerja sama dalam kelompok untuk
mencapai tujuan kelompok yaitu menyelesaikan tugas yang diberikan
guru.
4. Pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan salah satu tipe
pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola
interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan
akademik.
G. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagi Guru
a. Pemahaman guru tentang model pembelajaran kooperatif tipe
NHT.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
b. Sebagai sarana pemberdaya untuk meningkatkan kreatifitas guru
dalam menentukan model pembelajaran yang sesuai diterapkan
untuk siswa.
2. Bagi Siswa
a. Meningkatkan keberanian siswa untuk berpikir kritis.
b. Meningkatkan kreatifitas siswa.
c. Meningkatkan motivasi belajar matematika siswa.
d. Meningkatkan hasil prestasi belajar matematika siswa.
e. Membangun jiwa kerja sama dalam kegiatan pembelajaran untuk
meningkatkan pemahaman dan keaktifan siswa.
3. Bagi Sekolah
a. Memberikan
informasi
kepada
sekolah
tentang
model
pembelajaran yang dapat menciptakan suasana belajar yang aktif
dan penuh kebersamaan dan tanggungjawab.
b. Memberikan masukan terhadap pihak sekolah dalam memilih
metode pembelajaran yang sesuai dengan keadaan kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Motivasi Belajar
a. Pengertian
Menurut Agus Suprijono (2009 : 163), motivasi belajar
adalah proses yang memberi semangat belajar, arah, dan kegigihan
perilaku. Artinya, perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang
penuh energi, terarah, dan tahan lama.
Menurut Mc. Donald (dalam Sardiman, 2003 : 73)
mengemukakan bahwa motivasi adalah perubahan energi dalam
diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan
didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.
Dari perumusan motivasi di atas, dapat dilihat tiga elemen penting:
1) Motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri
setiap individu manusia.
2) Motivasi ditandai dengan munculnya feeling.
3) Motivasi akan diransang karena adanya tujuan.
Dengan ketiga elemen di atas, maka dapat dikatakan bahwa
motivasi itu sebagai sesuatu yang kompleks. Motivasi akan
menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang ada pada diri
manusia, sehingga akan bergayut dengan persoalan gejala
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
kejiwaan, perasaan dan juga emosi, untuk kemudian bertindak atau
melakukan sesuatu. Semua didorong karena adanya tujuan,
kebutuhan atau keinginan.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan
bahwa motivasi adalah dorongan dari dalam atau dari luar individu
untuk melakukan suatu kegiatan agar mencapai tujuan yang ingin
dicapai.
Dalam kegiatan belajar mengajar, apabila ada seseorang
siswa, misalnya tidak berbuat sesuatu yang seharusnya dikerjakan,
maka perlu diselidiki sebab-sebabnya. Sebab-sebab itu biasanya
bermacam-macam, mungkin ia tidak senang, mungkin sakit, lapar,
ada problem pribadi dan lain-lain. Hal ini berarti pada diri anak
tidak terjadi perubahan energi, tidak terangsang afeksinya untuk
melakukan sesuatu, karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan
belajar. Keadaan semacam ini perlu dilakukan daya upaya yang
dapat menemukan sebab-sebabnya kemudian mendorong seseorang
siswa itu mau melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan,
yakni belajar. Dengan kata lain, siswa perlu diberikan rangsangan
agar tumbuh motivasi pada dirinya.
b. Ciri-ciri Motivasi
Menurut Sardiman (2003 : 83), motivasi yang ada pada diri
setiap orang itu memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
1) Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam
waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai).
2) Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa). Tidak
memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik
mungkin (tidak cepat puas dengan prestasi yang telah
dicapainya).
3) Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah.
4) Lebih senang bekerja mandiri.
5) Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat
mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif).
6) Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan
sesuatu).
7) Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu.
8) Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.
Menurut Hamzah B. Uno (dalam Agus Suprijono, 2009 : 163)
ciri-ciri motivasi :
1) Adanya hasrat dan keinginan berhasil.
2) Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar.
3) Adanya harapan dan cita-cita masa depan.
4) Adanya penghargaan dalam belajar.
5) Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar.
6) Adanya
lingkungan
belajar
yang
kondusif
sehingga
memungkinkan peserta didik dalam belajar dengan baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan ciri-ciri motivasi
menurut Sardiman (2003 : 83) sebagai acuan dalam pembuatan
indikator motivasi belajar siswa karena apabila seorang siswa
memiliki ciri-ciri seperti di atas (menurut Sardiman, 2003 : 83),
berarti orang tersebut selalu memiliki motivasi yang cukup kuat.
Ciri-ciri motivasi seperti itu akan sangat penting dalam kegiatan
belajar mengajar. Dalam kegiatan belajar mengajar akan berhasil
baik,
kalau siswa tekun mengerjakan tugas,
ulet dalam
memecahkan berbagai masalah dan hambatan secara mandiri.
Siswa yang belajar dengan baik tidak akan terjebak pada sesuatu
yang rutinitis dan mekanis. Siswa harus mampu mempertahankan
pendapatnya, kalau ia sudah yakin dan dipandang cukup rasional.
Bahkan lebih lanjut siswa harus peka dan responsif terhadap
berbagai
masalah
umum,
dan
bagaimana
memikirkan
pemecahannya.
c. Fungsi Motivasi dalam Belajar
Menurut Sardiman (2003 : 85), ada tiga fungsi motivasi yaitu
sebagai berikut:
1) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak
atau motor yang melepas energi. Motivasi dalam hal ini
merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan
dikerjakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
2) Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak
dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah
dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan
tujuannya.
3) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan
apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan,
dengan
menyisihkan
perbuatan-perbuatan
yang
tidak
bermanfaat bagi tujuan tersebut.
Menurut Agus Suprijono (2009 : 163) motivasi mempunyai
fungsi :
1) Mendorong peserta didik untuk berbuat.
2) Menentukan arah kegiatan pembelajaran, yakni kearah tujuan
belajar yang hendak dicapai.
3) Menyeleksi
kegiatan
pembelajaran,
yakni
menentukan
kegiatan-kegiatan apa yang harus dikerjakan dan sesuai guna
mencapai tujuan pembelajaran dengan cara menyeleksi
kegiatan-kegiatan yang tidak menunjang bagi pencapaian
tujuan tersebut.
Dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa
fungsi motivasi belajar adalah mendorong manusia untuk berbuat,
menentukan arah perbuatan ke arah tujuan yang hendak dicapai,
dan menyeleksi perbuatan yang harus dikerjakan.
2. Prestasi Belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Pengertian prestasi belajar dikemukakan oleh Moh. Surya
(2004:75), yaitu prestasi belajar adalah hasil belajar atau perubahan
tingkah laku yang menyangkut ilmu pengetahuan, keterampilan, dan
sikap setelah melalui proses tertentu, sebagai hasil pengalaman
individu dalam interaksi dengan lingkungannya. Pengertian prestasi
belajar sebagaimana tercantum dalam kamus Besar Bahasa Indonesia
(2001:895), prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau
keterampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya
ditunjukkan dengan nilai yang diberikan oleh guru.
Menurut I. L Pasaribu dan B. Simanjuntak (1983:91)
menyatakan bahwa prestasi belajar adalah isi dan kapasitas seseorang.
Maksudnya adalah hasil yang diperoleh seseorang setelah mengikuti
pendidikan ataupun pelatihan tertentu. Ini bisa ditentukan dengan
memberikan tes pada akhir pendidikan itu. Sedangkan Winkel
(Sunarto, 2012) mengemukakan bahwa prestasi belajar merupakan
bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang. Maka prestasi
belajar merupakan hasil maksimum yang dicapai oleh seseorang
setelah melaksanakan usaha-usaha belajar.
Dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi
belajar adalah perubahan tingkah laku mencakup tiga aspek (kognitif,
afektif, dan psikomotorik) seperti penguasaan, penggunaan, dan
penilaian berbagai pengetahuan dan keterampilan sebagai akibat atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
hasil dari proses belajar yang tertuang dalam bentuk nilai yang
diberikan oleh guru.
3. Pembelajaran Kooperatif
Dalam Rusman (2010 : 202), pembelajaran kooperatif
merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja
dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya
terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang
bersifat heterogen.
Pada hakikatnya pembelajaran kooperatif sama dengan kerja
kelompok. Oleh karena itu, banyak guru yang mengatakan tidak ada
sesuatu yang aneh dalam pembelajaran kooperatif karena mereka
beranggapan telah biasa melakukan pembelajaran kooperatif dalam
bentuk belajar kelompok.
Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang
banyak digunakan dan menjadi perhatian serta dianjurkan oleh para
ahli pendidikan. Slavin (dalam Rusman, 2010 : 205) dinyatakan bahwa
: (1) penggunaan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa dan sekaligus dapat meningkatkan hubungan sosial,
menumbuhkan sikap toleransi, dan menghargai pendapat orang lain,
(2) pembelajaran kooperatif dapat memenuhi kebutuhan siswa dalam
berpikir
kritis,
memecahkan
masalah,
dan
mengintegrasikan
pengetahuan dengan pengalaman. Dengan alasan tersebut, strategi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
pembelajaran kooperatif diharapkan mampu meningkatkan kualitas
pembelajaran.
Dalam Rusman (2010 : 206), ada dua komponen pembelajaran
kooperatif, yakni: (1) cooperative task atau tugas kerja sama dan (2)
cooperative incentive structure, atau struktur insentif kerja sama.
Menurut Sanjaya (dalam Rusman, 2010 : 206), pembelajaran
kooperatif akan efektif digunakan apabila: (1) guru menekankan
pentingnya usaha bersama di samping usaha secara individual, (2) guru
menghendaki pemerataan perolehan hasil dalam belajar, (3) guru ingin
menanamkan tutor sebaya atau belajar melalui teman sendiri, (4) guru
menghendaki adanya pemerataan partisipasi aktif siswa, (5) guru
menghendaki kemampuan siswa dalam memecahkan berbagai
permasalahan.
Dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran
kooperatif
adalah
pembelajaran
yang
dapat
mengembangkan siswa dalam bekerja sama dalam kelompok untuk
mencapai tujuan kelompok yaitu menyelesaikan tugas yang diberikan
guru.
Pembelajaran kooperatif sebagai sebuah pola atau rancangan
yang disebut strategi pembelajaran, maka model pembelajaran
kooperatif dalam pelaksanaannya di kelas memiliki manfaat
sebagaimana dijelaskan oleh Ibrahim (dalam Jumanta, 2014 : 177)
berikut ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
a. Meningkatkan pencurahan waktu pada tugas.
b. Rasa harga diri menjadi lebih tinggi.
c. Angka putus sekolah menjadi rendah.
d. Penerimaan terhadap perbedaan individu menjadi lebih besar.
e. Memperbaiki kehadiran.
f. Perilaku mengganggu menjadi lebih kecil.
g. Konflik antar pribadi berkurang.
h. Sikap apatis berkurang.
i. Pemahaman yang lebih mendalam.
j. Motivasi lebih besar.
k. Hasil belajar lebih tinggi.
l. Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan, dan toleransi.
4. Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT)
Pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT)
merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan
pada struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola
interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan
akademik. Tipe ini dikembangkan oleh Kagen (dalam Jumanta, 2014 :
175).
Langkah-langkah pembelajaran NHT dikembangkan oleh
Ibrahim (dalam Jumanta, 2014 : 175) menjadi enam langkah sebagai
berikut:
Langkah 1 (Persiapan)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Guru mempersiapkan rancangan pelajaran dengan membuat
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa
(LKS) yang sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.
Langkah 2 (Pembentukan Kelompok)
a. Pembentukan kelompok disesuaikan dengan model pembelajaran
kooperatif tipe NHT. Guru membagi para siswa menjadi beberapa
kelompok yang beranggotakan 3 sampai 5 orang siswa.
b. Guru memberi nomor kepada setiap siswa dalam kelompok dan
nama kelompok yang berbeda. Penomoran adalah hal yang utama
di dalam NHT, dalam tahap ini guru membagi siswa menjadi
beberapa kelompok atau tim yang beranggotakan 3 sampai 5 orang
dan memberi siswa nomor sehingga setiap siswa dalam tim
mempunyai nomor yang berbeda-beda, sesuai dengan jumlah
siswa di dalam kelompok. Kelompok yang dibentuk merupakan
percampuran yang ditinjau dari latar belakang sosial, ras, suku,
jenis kelamin, dan kemampuan belajar. Selain itu, dalam
pembentukan kelompok digunakan nilai tes awal (pre-test) sebagai
dasar dalam menentukan masing-masing kelompok.
Langkah 3 (Tiap Kelompok Harus Memiliki Buku Paket atau Buku
Panduan)
Setiap kelompok harus memiliki buku paket atau buku panduan
agar memudahkan siswa dalam menyelesaikan LKS atau masalah
yang diberikan oleh guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Langkah 4 (Diskusi Masalah)
Guru membagi LKS kepada setiap siswa sebagai bahan yang
akan dipelajari. Dalam kerja kelompok, setiap siswa berpikir bersama
untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa setiap orang
mengetahui jawaban dari pertanyaan yang telah ada dalam LKS atau
pertanyaan yang telah diberikan oleh guru. Pertanyaan dapat
bervariasi, dari yang bersifat spesifik sampai yang bersifat umum.
Langkah 5 (Memanggil Nomor Anggota atau Pemberian Jawaban)
Guru menyebut satu nomor dan para siswa dari tiap kelompok
dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan
jawaban kepada siswa di kelas.
Langkah 6 (Memberi Kesimpulan)
Guru bersama siswa menyimpulkan jawaban akhir dari semua
pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang disajikan.
Adapun langkah-langkah penerapan pembelajaran kooperatif
tipe Numbered Heads Together (NHT) yang merujuk pada konsep
Kagen (dalam M. Hosnan, 2013 : 252) adalah sebagai berikut :
1. Pembentukan kelompok.
2. Diskusi masalah.
3. Tukar jawaban antar kelompok.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan enam langkah dalam
penerapan pembelajaran tipe NHT menurut Ibrahim (dalam Jumanta,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
2014 : 175) sebagai acuan dalam pelaksanaan penelitian di SMP
Budya Wacana Yogyakarta.
Kelebihan dan kekurangan Numbered Heads Together (NHT)
(dalam Jumanta, 2014 : 177) sebagai berikut:
a. Kelebihan
1) Melatih siswa untuk dapat bekerja sama dan menghargai
pendapat orang lain.
2) Melatih siswa untuk bisa menjadi tutor sebaya.
3) Memupuk rasa kebersamaan.
4) Membuat siswa menjadi terbiasa dengan perbedaan.
b. Kekurangan
1) Siswa yang sudah terbiasa dengan cara konvesional akan
sedikit kewalahan
2) Guru harus bisa memfasilitasi siswa.
3) Tidak semua mendapat giliran.
5. Materi Matematika Aritmetika Sosial
Materi bahasan yang diberikan di kelas VII C Semester I SMP
Budya Wacana Yogyakarta adalah aritmetika sosial.
Materi pokok bahasan aritmetika sosial (dalam Wahyudin Djumanta,
2005 : 82) :
a. Aritmetika sosial dalam kehidupan sehari-hari.
1) Nilai per unit dan nilai keseluruhan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Hubungan antara nilai per unit, nilai keseluruhan, dan
banyaknya unit sebagai berikut:
-
Nilai keseluruhan
= banyaknya unit x nilai per unit
-
Nilai per unit
=
-
Banyaknya unit
=
Contoh :
Seorang pemilik toko menjual satu set buku dengan harga Rp
36.000,00. Jika dalam satu set buku berisi 12 buah buku, maka
tentukan harga 1 buah buku.
Jawab :
Harga 1 buah buku =
=
3.000
Jadi harga 1 buah buku adalah Rp 3.000,00
2) Harga pembelian, harga penjualan, untung, dan rugi.
-
Harga pembelian adalah harga barang dari pabrik atau
grosir atau tempat lainnya. Harga pembelian seringkali
disebut modal. Dalam situasi tertentu, modal adalah harga
pembelian ditambah dengan ongkos atau biaya lainnya.
-
Harga penjualan adalah harga barang yang ditetapkan oleh
pedagang kepada pembeli.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
-
Untung adalah selisih antara harga penjualan dengan harga
pembelian jika harga penjualan lebih tinggi dari harga
pembelian.
Untung = harga penjualan – harga pembelian
-
Rugi adalah selisih antara harga penjualan dengan harga
pembelian jika harga penjualan lebih rendah dari harga
pembelian.
Rugi = harga pembelian – harga penjualan
3) Persentase untung dan rugi.
-
Menghitung persentase untung dan rugi
Persen artinya per seratus.
Cara menghitung persentase untung dan rugi sebagai
berikut:
Persentase untung
=
x 100%
Persentase rugi
=
x 100%
Contoh :
Bu Lina membeli kipas angin dengan harga Rp 80.000,00.
Jika Bu Lina menjual kembali dengan harga Rp 40.000,00.
Berapakah persentase kerugian yang diperoleh Bu Lina ?
Jawab :
x 100%
Persentase kerugian =
=
x 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
= 50%
Jadi persentase kerugian sebesar 50%
-
Menentukan harga penjualan dan harga pembelian jika
persentase untung atau rugi diketahui
Jika persentase untung atau rugi tidak diketahui, kita dapat
menghitung harga beli atau harga jualnya. Misal diketahui
persentase untung sebesar p (dalam persen), rugi sebesar q
(dalam persen), dan harga beli sebesar 100%, maka
hubungan antara harga penjualan dan harga pembelian
sebagai berikut:
Harga penjualan
=
x harga pembelian
Harga pembelian
=
x harga penjualan
Harga penjualan
=
x harga pembelian
Harga pembelian
=
x harga penjualan
Contoh :
Andri menjual sepatunya dengan harga Rp 180.000,00 dan
mengalami keuntungan 20% dari harga pembelian.
Tentukan harga pembelian barang tersebut.
Jawab :
Keuntungan = p (sebesar 20%)
Harga pembelian =
=
x harga penjualan
x 180.000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
= 150.000
Jadi harga pembelian sepatu adalah Rp 150.000,00
b. Diskon, bruto, tara, dan neto.
1) Diskon.
Diskon artinya potongan harga. Diskon umumnya dinyatakan
dalam persen.
Harga bersih = harga semula – besarnya diskon
Keterangan : harga bersih = harga barang setelah mendapat
diskon.
Contoh :
Bu Ning membeli tas di sebuah toko dengan harga Rp
300.000,00. Toko tersebut memberikan diskon 20% untuk
setiap pembelian tas. Berapakah harga tas tersebut setelah
mendapatkan diskon?
Jawab :
Diskon 20% =
x 300.000
= 60.000
Harga tas = harga semula – besar diskon
= 300.000 – 60.000
= 240.000
Jadi harga tas setelah mendapat diskon adalah Rp 240.000,00
2) Bruto, tara, dan neto.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
-
Bruto adalah berat kotor, yaitu berat suatu barang beserta
kemasannya.
Contoh : berat beras beserta karungnya.
-
Tara artinya potongan berat, yaitu berat tempat dari suatu
barang.
Contoh : pada kemasan beras dalam bentuk karung, berat
karung disebut tara.
-
Neto adalah berat bersih, yaitu berat barangnya saja.
Contoh : pada kemasan beras dalam karung, berat berasnya
saja disebut neto
Bruto
= neto + tara
Neto
= bruto – tara
Tara
= bruto - neto
Harga bersih
= neto x harga per satuan berat
Persentase tara =
x 100%
c. Bunga tabungan dan pajak.
1) Bunga tabungan (bunga tunggal)
Bunga tabungan merupakan bunga tunggal, artinya yang
mendapat bunga hanya modalnya saja, sedangkan bunganya
tidak berbunga lagi. Bunga tabungan biasanya dihitung dalam
persen dengan jangka waktu satu tahun.
Bunga satu tahun
= persen bunga x modal
Bunga n bulan
=
x persen bunga x modal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Bunga n hari
=
x persen bunga x modal
Keterangan : satu bulan dihitung 30 hari dan 1 tahun
dihitung 360 hari.
Contoh :
Aloysius memiliki tabungan di sebuah bank sebesar Rp
2.000.000,00 dengan bunga 10% pertahun. Hitunglah bunga
yang diperoleh Aloysius setelah 5 tahun.
Jawab :
Bunga setelah n tahun = n x persen bunga x modal
Bunga setelah 5 tahun = 5 x
x 2.000.000
= 1.000.000
Jadi besarnya bunga yang diperoleh Aloysius adalah Rp
1.000.000,00
2) Pajak.
Pajak adalah suatu kewajiban yang harus dipenuhi oleh
masyarakat untuk menyerahkan sebagian kekayaan kepada
negara sesuai dengan aturan yang ada.
-
Pajak penghasilan (PPh)
Pegawai negeri atau pegawai tetap pada perusahaan swasta
dikenakan pajak atas penghasilan kena pajaknya disebut
dengan pajak penghasilan (PPh). Dengan adanya pajak
penghasilan (PPh), maka didapat hubungan berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Gaji yang diterima pegawai = gaji mula-mula – pajak
penghasilan
Pajak
penghasilan
(PPh)
dinyatakan
dalam
persen,
umumnya 15%.
-
Pajak pertambahan nilai (PPN)
Pajak pertambahan nilai dikenakan untuk barang-barang
yang dibeli oleh konsumen. Dengan adanya pajak
pertambahan nilai, maka diperoleh hubungan berikut:
Harga beli konsumen = harga mula-mula + pajak
pertambahan nilai
Contoh :
Setiap bulan seorang karyawan menyerahkan pajak melalui
pemotongan gaji sebesar 15%. Jika gaji karyawan tersebut Rp
3.000.000,00. Berapakah gaji yang diterimanya ?
Jawab :
Pajak 15% =
x 3.000.000 = 450.000
Gaji bersih = gaji mula-mula – besarnya pajak
= 3.000.000 – 450.000 = 2.550.000,00
Jadi gaji karyawan tersebut adalah Rp 2.550.000,00
B. Penelitian yang Relevan
Dionesia (2015) dalam penelitiannya Motivasi dan Hasil Belajar
Matematika Siswa Kelas X MIA3 SMA Negeri 1 Godean Tahun Ajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
2014/2015
pada
Pembelajaran
Matematika
Menggunakan
Model
Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) Pokok
Bahasan Geometri mampu meningkatkan motivasi belajar siswa dengan
skor rata-rata motivasi belajar siswa meningkat sebesar 5,624% dan
mampu meningkatkan hasil belajar siswa dengan skor rata-rata hasil
belajar sebesar 15,625%.
Susana (2015) dalam penelitiannya Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) untuk Meningkatkan
Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII E SMP Joannes Bosco
Yogyakarta pada Materi Pertumbuhan dan Perkembangan mampu
meningkatkan hasil belajar siswa dari siklus I sampai siklus II. Hal ini
tampak dari nilai rata-rata pada siklus I adalah 73,81 meningkat pada
siklus II menjadi 83,1, sedangkan persentase jumlah siswa yang mencapai
KKM pada siklus I yaitu 58,62% meningkat pada siklus II menjadi 100%.
Pada penelitian tersebut juga dapat dilihat meningkatnya motivasi belajar
siswa mengalami peningkatan dari 1,34% pada siklus I menjadi 100%
pada siklus II.
C. Kerangka Berpikir
Penelitian dalam bidang pendidikan masih terus dilakukan untuk
meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa. Pembelajaran
merupakan kegiatan yang bertujuan secara sistematis dan terarah pada
terjadinya proses belajar. Penggunaan model pembelajaran
yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
digunakan saat ini kurang membuat motivasi belajar siswa sehingga siswa
cenderung malas dalam setiap proses pembelajaran. Oleh karena itu, perlu
adanya penggunaan metode pembelajaran yang dapat menjadikan siswa
tertarik dan termotivasi dalam belajar. Penggunaan model pembelajaran
yang tepat akan mempengaruhi motivasi dan hasil belajar siswa.
Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk
memperbaiki proses pembelajaran terutama dalam meningkatkan motivasi
dan
prestasi
belajar
siswa
adalah
dengan
menggunakan
model
pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT). Model
pembelajaran ini dapat membuat siswa bekerjasama dan berinteraksi
dengan siswa lain serta berdiskusi. Dengan menggunakan model
pembelajaran tersebut diharapkan dapat meningkatkan motivasi dan hasil
belajar siswa.
D. Hipotesis Penelitian
Pembelajaran menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Numbered
Heads Together (NHT) dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar
siswa kelas VII C SMP Budya Wacana Yogyakarta pada materi aritmetika
sosial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas.
Penelitian tindakan kelas merupakan kegiatan yang langsung berhubungan
dengan tugas guru di lapangan. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di
kawasan kelas dan bertujuan dalam meningkatkan praktik pembelajaran
yang ada. Penelitian ini diambil agar proses belajar mengajar bervariasi
dan dapat meningkatkan motivasi siswa. Untuk mengetahui adanya
perubahan, digunakan pengumpulan data baik melalui tes maupun non tes.
Dalam hal ini yang akan diteliti adalah model pembelajaran kooperatif tipe
Numbered Heads Together (NHT) dalam meningkatkan motivasi dan
prestasi belajar siswa kelas VII C SMP Budya Wacana Yogyakarta.
B. Setting Penelitian
1. Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah siswa kelas VII C SMP Budya Wacana
Yogyakarta.
2. Obyek Penelitian
Obyek penelitian adalah motivasi dan hasil prestasi belajar siswa.
3. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Budya Wacana Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
4. Waktu Penelitian
Kegiatan ini dilaksanakan pada semester I pada bulan November tahun
pelajaran 2015/2016.
C. Prosedur Penelitian
Penelitian ini terdiri dari 2 siklus, yang tiap siklusnya terdiri dari
perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Setiap pertemuan pada
tiap siklusnya digunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered
Heads Together (NHT).
Siklus 1
Prosedur penelitian untuk siklus pertama adalah sebagai berikut :
1. Perencanaan
Dalam kegiatan ini direncanakan:
a. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran NHT yang sama,
dibuat 2 buah dengan tiap pertemuan 1 buah rencana pelaksanaan
pembelajaran (lampiran 6).
b. Membuat LKS sebanyak 2 buah, setiap pertemuan 1 LKS
(lampiran 1).
c. Membuat lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran sebanyak
2 buah, setiap pertemuan 1 buah lembar observasi keterlaksanaan
pembelajaran (lampiran 2).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
d. Membuat angket motivasi belajar 3 buah, angket awal dan setiap
akhir pertemuan 1 buah angket sesuai indikator motivasi belajar
siswa (lampiran 3).
e. Membuat lembar soal evaluasi pada akhir siklus pertama yang
terdiri dari 2 soal (lampiran 4).
f. Membuat kelompok berdiskusi sebanyak 7 kelompok (lampiran 5).
2. Pelaksanaan
Peneliti memadukan langkah-langkah kooperatif tipe Numbered
Heads Together (NHT) dengan langkah-langkah pembelajaran
kooperatif menjadi enam langkah. Guru melaksanakan aktivitas
pembelajaran tentang materi pokok bahasan aritmetika sosial yang
memacu pada
rencana pelaksanaan pembelajaran
yang telah
direncanakan.
Tabel 3.1. Pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together
(NHT):
No
1
Tahap
Tahap I
Persiapan
Aktivitas Guru
Aktivitas Siswa
1. Guru mengucap salam
dan mengajak siswa
berdoa.
2. Guru
menanyakan
kabar siswa kemudian
mempresensi
kehadiran siswa.
3. Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran
yang akan dicapai.
4. Guru menyampaikan
model pembelajaran
yang akan digunakan
yaitu
Numbered
Heads
Together
(NHT).
1. Siswa menjawab
salam dan berdoa
bersama.
2. Siswa menjawab
apa yang
ditanyakan guru.
3. Siswa
mendengarkan dan
memperhatikan.
4. Siswa
memperhatikan
arahan dari guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
2
Tahap II
Pembentukan
Kelompok
3
Tahap III
Tiap
Kelompok
Harus
Memiliki
Buku
Paket
atau
Buku
Panduan
4
Tahap IV
Diskusi
Masalah
1. Guru membagi kelas
ke dalam beberapa
kelompok
yang
beranggotakan
3-5
siswa tiap kelompok
dan
tiap
anggota
kelompok
diberi
nomor 1-5.
1. Guru
menjelaskan
materi yang diajarkan
dengan demonstrasi
dan tanya jawab.
2. Guru
memberi
pertanyaan
dalam
bentuk soal.
1. Guru
mengorganisasikan
siswa agar duduk
sesuai dengan
kelompoknya.
2. Guru membimbing
dan mengarahkan
siswa.
3. Guru memotivasi
siswa agar terlibat
aktif dalam
kelompoknya.
4. Guru memastikan tiap
anggota
kelompok
mengetahui jawaban
dari soal yang telah
diberikan.
5
Tahap V
Memanggil
Nomor
Anggota atau
Pemberian
Jawaban
1. Guru memanggil salah
satu nomor secara
acak
dari
semua
kelompok.
2. Guru menunjuk nomor
tertentu
untuk
menjawab soal hasil
diskusi.
1. Siswa
duduk
dengan rapi sesuai
kelompok
yang
sudah ditentukan
dan siswa tahu
betul nomor dan
kelompoknya.
1. Siswa
memperhatikan
penjelasan dari
guru.
2. Siswa mencari
jawaban sesuai
nomornya
menggunakan
buku paket atau
buku panduan.
1. Siswa duduk
sesuai dengan
kelompoknya.
2. Siswa
memperhatikan
arahan dari guru.
3. Siswa melakukan
diskusi dengan
teman dalam
kelompoknya.
4. Siswa
mengerjakan dan
mengetahui
jawaban dari soal
yang telah
diberikan oleh
guru.
1. Siswa
yang
dipanggil
nomornya
mengacungkan
tangan.
2. Siswa maju ke
depan menjawab
soal dan siswa
yang
lain
memperhatikan
serta
memberi
tanggapan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
jawaban
yang
sudah
disampaikan oleh
siswa yang maju.
6
3. Guru memberi pujian
kepada kelompok
yang menjawab
dengan benar.
4. Guru memberi
tanggapan hasil
presentasi.
1. Guru
membimbing
siswa
dalam
merangkum materi.
2. Guru
memotivasi
siswa agar selalu
belajar dengan rajin.
3. Guru memberi tugas
rumah.
Tahap VI
Memberi
Kesimpulan
4. Guru memberi sedikit
penjelasan
materi
untuk
pertemuan
selanjutnya.
5. Guru
menutup
pelajaran
dengan
mengucap salam.
3