Hubungan antara Locus of Control Internal dan penyesuaian diri di perguruan tinggi pada mahasiswa tahun pertama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL
DAN PENYESUAIAN DIRI DI PERGURUAN TINGGI
PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA
Aurelia Judith Pratiwi
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara locus of control internal dan penyesuaian
diri di perguruan tinggi pada mahasiswa tahun pertama. Hipotesis yang diajukan oleh peneliti
adalah ada hubungan postitif antara locus of control internal dan penyesuaian diri di perguruan
tinggi. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode korelasi. Responden
pada penelitian ini berjumlah 125 mahasiswa tahun pertama di Universitas Sanata Dharma, yang
berusia 18 sampai 25 tahun. Metode pengumpulan data dilakukan dengan membagikan skala
pengukuran locus of control internal dan skala penyesuaian diri di perguruan tinggi yang
berbentuk skala Likert kepada responden penelitian. Koefisien reliabilitas skala locus of control
internal adalah sebesar α = 0,707, sedangkan koefisien reliabilitas untuk skala penyesuaian diri di
perguruan tinggi sebesar α = 0,849. Uji korelasi dilakukan dengan teknik analisis Pearson Product
Moment Hasil analisis data menunjukkan adanya korelasi positif dan signifikan antara locus of
control internal dan penyesuaian diri di perguruan tinggi, yaitu sebesar r = 0,528 (p = 0,00),
artinya hipotesis yang diajukan diterima. Locus of control internal memberikan kontribusi terhadap
penyesuaian diri di perguruan tinggi sebesar 27,9%.
Kata kunci: locus of control internal, penyesuaian diri di perguruan tinggi, mahasiswa tahun
pertama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
CORRELATION BETWEEN INTERNAL LOCUS OF CONTROL AND
COLLEGE ADJUSTMENT AMONG FRESHMEN
Aurelia Judith Pratiwi
ABSTRACT
This study was aimed to examine the correlation between internal locus of control and college
adjustment among freshmen. 125 freshmen at Sanata Dharma University were participated in this
study. Data were collected by using Internal Locus of Control Scale and College Adjustment
Scale. The coefficient reliability of Internal Locus of Control Scale (α) is 0,707 and coefficient
reliability of College Adjustment Scale (α) is 0,849. Data were analyzed by using Pearson Product
Moment technique. The result of data analyze shows that there is a significant positive correlation
between internal locus of control and college adjustment with r = 0,528 (p = 0,00). It means the
hypothesis in this study is accepted. In conclusion, this study shows that the higher level of internal
locus of control, the better college adjustment freshmen can have. Internal locus of control
contribute 27,9% toward college adjustment while 72,1% is contributed by other variables.
Keyword: internal locus of control, college adjustment, freshmen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN
PENYESUAIAN DIRI DI PERGURUAN TINGGI
PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Disusun oleh:
Aurelia Judith Pratiwi
129114105
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
.
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN MOTO
“Look not to the faults of others, nor to their omissions and commissions.
But rather look to your own act, to what you have done and left undone.”
Gautama Buddha
“There is no such thing as coincidence in this world.
Everything happens for a reason.”
“Yen wedi ing kewuh, sabarang tan ana kang dadi.”
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya sederhana ini kupersembahkan untuk semesta yang selalu menyertai
dan merestui hingga karya ini dapat selesai pada akhirnya. Semoga yang direstui
oleh semesta dapat membagi kebajikan pada sesama.
Kupersembahkan pula karya ini untuk:
ibuku, Foustina Lily Rahayu Prabaningrum
ayahku, Mayor SUS Agustinus Wigit Santosa, M.Si.
serta juniorku, Anastasya Nauli Putri Regitha
sebagai balasan (yang mungkin masih belum sepadan) atas pengorbanan,
dampingan, dukungan, dan doa-doa yang selalu berhasil meringankan keluh
dalam peluhku. Tidak pernah seujung jarum pun Ibu dan Ayah meminta yang tak
bisa aku lakukan, maka yang telah kuupayakan sekeras-kerasnya inilah yang
kupersembahkan untuk Ibu di rumah dan Ayah di surga.
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL
DAN PENYESUAIAN DIRI DI PERGURUAN TINGGI
PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA
Aurelia Judith Pratiwi
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara locus of control internal dan penyesuaian
diri di perguruan tinggi pada mahasiswa tahun pertama. Hipotesis yang diajukan oleh peneliti
adalah ada hubungan postitif antara locus of control internal dan penyesuaian diri di perguruan
tinggi. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode korelasi. Responden
pada penelitian ini berjumlah 125 mahasiswa tahun pertama di Universitas Sanata Dharma, yang
berusia 18 sampai 25 tahun. Metode pengumpulan data dilakukan dengan membagikan skala
pengukuran locus of control internal dan skala penyesuaian diri di perguruan tinggi yang
berbentuk skala Likert kepada responden penelitian. Koefisien reliabilitas skala locus of control
internal adalah sebesar α = 0,707, sedangkan koefisien reliabilitas untuk skala penyesuaian diri di
perguruan tinggi sebesar α = 0,849. Uji korelasi dilakukan dengan teknik analisis Pearson Product
Moment Hasil analisis data menunjukkan adanya korelasi positif dan signifikan antara locus of
control internal dan penyesuaian diri di perguruan tinggi, yaitu sebesar r = 0,528 (p = 0,00),
artinya hipotesis yang diajukan diterima. Locus of control internal memberikan kontribusi terhadap
penyesuaian diri di perguruan tinggi sebesar 27,9%.
Kata kunci: locus of control internal, penyesuaian diri di perguruan tinggi, mahasiswa tahun
pertama.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
CORRELATION BETWEEN INTERNAL LOCUS OF CONTROL AND
COLLEGE ADJUSTMENT AMONG FRESHMEN
Aurelia Judith Pratiwi
ABSTRACT
This study was aimed to examine the correlation between internal locus of control and college
adjustment among freshmen. 125 freshmen at Sanata Dharma University were participated in this
study. Data were collected by using Internal Locus of Control Scale and College Adjustment
Scale. The coefficient reliability of Internal Locus of Control Scale (α) is 0,707 and coefficient
reliability of College Adjustment Scale (α) is 0,849. Data were analyzed by using Pearson Product
Moment technique. The result of data analyze shows that there is a significant positive correlation
between internal locus of control and college adjustment with r = 0,528 (p = 0,00). It means the
hypothesis in this study is accepted. In conclusion, this study shows that the higher level of internal
locus of control, the better college adjustment freshmen can have. Internal locus of control
contribute 27,9% toward college adjustment while 72,1% is contributed by other variables.
Keyword: internal locus of control, college adjustment, freshmen
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas restu, waktu dan
akal budi yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
penuh pembelajaran dalam prosesnya.
Penulis menyadari bahwa selama proses penulisan skripsi ini tidak terlepas
dari dukungan berbagai pihak dalam bentuk bantuan dan hal lainnya. Oleh karena
itu, pada kesempatan ini penulis mengungkapkan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si., selaku Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma
2. Bapak P. Eddy Suhartanto, M. Si., selaku Kepala Program Studi Fakultas
Psikologi.
3. Ibu Dr. Y. Titik Kristiyani, M. Psi., selaku Dosen Pembimbing Skripsi.
Terima kasih yang teramat banyak atas kesabaran, waktu dan tenaga yang luar
biasa Ibu curahkan selama membimbing saya
4. Bapak Drs. H. Wahyudi, M. Si, selaku Dosen Pembimbing Akademik.
5. Segenap dosen Fakultas Psikologi yang telah memberikan banyak ilmu,
wawasan, dan pengalaman yang sangat berharga kepada penulis.
6. Segenap karyawan Fakulas Psikologi (Mas Gandung, Bu Nanik dan Mas
Muji) atas bantuan yang diberikan berkaitan keperluan administrasi dan
praktikum sejak tahun pertama perkuliahan.
7. Seluruh mahasiswa USD angkatan 2016 yang bersedia menjadi responden
penelitian secara suka rela.
8. Mama dan Papa. Terimakasih untuk kesabaran, pengorbanan dan semua yang
telah Mama dan Papa lakukan sampai kakak bisa menyelesaikan kewajiban
ini. Terimakasih pula untuk adikku, Tasya, my personal alarm.
9. Bue dan Babe atas segala bentuk dukungan, baik secara materiil maupun
moril.
10. Clara, Nona, Jeje, dan Rio sebagai teman penelitian ‘tenda’, serta temanteman lain di bawah bimbingan Bu Titik (Ken, Monic, Devita, Bella, Ivie,
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Olive, Indri, Rizki, Dira, dll.) yang sangat signifikan pengaruhnya dalam
pengerjaan skripsi ini.
11. Bella, Teteh, Lona, Chika, Devita, Yosua, Gede, Vishnu, Lintang, dan Oni
yang sering menemani serta mendukung proses pengerjaan skripsi ini bahkan
menjadi tutor pribadi.
12. Gede, Yosua, dan Yogi (beserta pasangan masing-masing). Terima kasih
untuk layar-layar film dan panggung-panggung musik yang menjadi salah satu
sumber energi dalam proses pengerjaan tiap lembar skripsi ini.
13. LION, Panti PF 2015, Maureen, Ochi, Indun, Bayu, Ita, Dipa, Unyil-Menuk,
Leviana, Lia, Bebing, Anette, Manansyer, Lydia, Ayne, Kasita, Ochasasmitha,
serta teman-teman lain yang selalu menjadi pengingat untuk menyelesaikan
karya ini dengan bertanya (secara berulang): “Gimana skripsinya?”
14. Seluruh pihak yang mendukung pengerjaan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam skripsi ini. Oleh
karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca supaya skripsi ini menjadi penelitian yang lebih baik dan bermanfaat
untuk mengembangkan ilmu pengetahuan. Terima kasih.
Yogyakarta, 19 Juli 2017
Penulis,
Aurelia Judith Pratiwi
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING .............................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii
HALAMAN MOTO ...................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................... vi
ABSTRAK ..................................................................................................... vii
ABSTRACT ..................................................................................................... viii
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .................. ix
KATA PENGANTAR ................................................................................... x
DAFTAR ISI .................................................................................................. xii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvii
DAFTAR BAGAN ........................................................................................ xviii
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 8
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 9
D. Manfaat Penelitian............................................................................... 9
1. Manfaat Teoritis ............................................................................. 9
2. Manfaat Praktis .............................................................................. 9
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II. LANDASAN TEORI ....................................................................... 11
A. Penyesuaian Diri di Perguruan Tinggi................................................. 11
1. Pengertian Penyesuaian Diri di Perguruan Tinggi ......................... 11
2. Dimensi Penyesuaian Diri di Perguruan Tinggi ............................ 13
3. Faktor yang Memengaruhi Penyesuaian Diri di Perguruan Tinggi 16
B. Locus of Control Internal ..................................................................... 20
1. Konsep Locus of Control ............................................................... 20
2. Pengertian Locus of Control Internal ............................................. 21
3. Karakteristik Locus of Control Internal ......................................... 22
4. Dampak Locus of Control Internal pada Individu......................... 23
C. Mahasiswa Tahun Pertama .................................................................. 26
D. Penelitian-Penelitian Terkait ............................................................... 27
E. Hubungan antara Locus of Control Internal dan Penyesuaian Diri
di Perguruan Tinggi pada Mahasiswa Tahun Pertama ........................ 30
F. Skema Penelitian ............................................................................ … 36
G. Hipotesis Penelitian ............................................................................. 38
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ..................................................... 39
A. Jenis Penelitian .................................................................................... 39
B. Identifikasi Variabel Penelitian ........................................................... 39
C. Definisi Operasional ............................................................................ 39
1. Locus of Control Internal ............................................................... 39
2. Penyesuaian Diri di Perguruan Tinggi ........................................... 40
D. Responden Penelitian .......................................................................... 40
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
E. Metode Pengumpulan Data ................................................................. 41
1. Penyusunan Blueprint .................................................................... 41
2. Focus Group Discussion ................................................................ 44
3. Penulisan Item ................................................................................ 49
4. Review dan Revisi Item .................................................................. 51
5. Validitas Isi .................................................................................... 51
6. Uji Coba Alat Ukur ........................................................................ 54
F. Reliabilitas Alat Ukur .......................................................................... 57
G. Metode Analisis Data .......................................................................... 58
1. Uji Normalitas ................................................................................ 59
1. Uji Linearitas .................................................................................. 59
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................... 60
A. Hasil Penelitian .................................................................................... 60
1. Pelaksanaan Penelitian ................................................................... 60
2. Deskripsi Responden ...................................................................... 60
3. Deskripsi Data Penelitian ............................................................... 61
4. Reliabilitas Data Penelitian ............................................................ 64
5. Hasil Uji Asumsi ............................................................................ 65
6. Hasil Uji Hipotesis ......................................................................... 66
B. Pembahasan ......................................................................................... 68
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 73
A. Kesimpulan ......................................................................................... 73
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. Saran .................................................................................................... 73
1. Bagi Mahasiswa Tahun Pertama .................................................... 74
2. Bagi Penelitian Selanjutnya ........................................................... 74
3. Bagi Dosen Pembimbing Akademik .............................................. 75
4. Bagi Institusi Perguruan Tinggi ..................................................... 75
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 76
LAMPIRAN-LAMPIRAN............................................................................. 83
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 1.
Blueprint Skala Locus of Control Internal ...........................................42
Tabel 2.
Blueprint Skala Penyesuaian Diri di Perguruan Tinggi .......................44
Tabel 3.
Pemberian Skor Skala Locus of Control Internal dan Skala
Penyesuaian Diri di Perguruan Tinggi ................................................50
Tabel 4.
Distribusi Item Skala Locus of Control Internal Sebelum dan
Sesudah Uji Coba ................................................................................57
Tabel 5.
Distribusi Item Skala Penyesuaian Diri di Perguruan Tinggi
Sebelum dan Sesudah Uji Coba ..........................................................55
Tabel 6.
Deskripsi Responden Penelitian...........................................................61
Tabel 7.
Deskripsi Data Penelitian .....................................................................62
Tabel 8.
Kategorisasi Tingkat Locus of Control Internal Responden ................63
Tabel 9.
Kategorisasi Tingkat Penyesuaian Diri di Perguruan Tinggi...............64
Tabel 10. Hasil Uji Reliabilitas Data Penelitian ..................................................65
Tabel 11. Hasil Uji Normalitas ............................................................................65
Tabel 12. Hasil Uji Linearitas ..............................................................................66
Tabel 13. Hasil Uji Korelasi.................................................................................67
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Panduan FGD Locus of Control Internal ........................................83
Lampiran 2
Panduan FGD Penyesuaian Diri di Perguruan Tinggi ....................85
Lampiran 3
Form Penilaian Validitas Isi Locus of Control Internal ..................87
Lampiran 4
Form Penilaian Validitas Isi Penyesuaian Diri di Perguruan
Tinggi .............................................................................................96
Lampiran 5
Hasil Pengujian Validitas Isi Locus of Control Internal ..............104
Lampiran 6
Hasil Pengujian Validitas Isi Penyesuaian Diri di Perguruan
Tinggi ...........................................................................................108
Lampiran 7
Skala Kehidupan Perkuliahan Uji Coba .......................................112
Lampiran 8
Hasil Uji Reliabilitas dan Validitas Skala Uji Coba Locus of
Control Internal ...........................................................................128
Lampiran 9
Hasil Uji Reliabilitas dan Validitas Skala Uji Coba Penyesuaian
Diri di Perguruan Tinggi .............................................................134
Lampiran 10 Skala Kehidupan Perkuliahan .......................................................144
Lampiran 11 Hasil Uji Reliabilitas Data ...........................................................155
Lampiran 12 Uji Normalitas ............................................................................. 157
Lampiran 13 Uji Linearitas ............................................................................... 160
Lampiran 14 Uji Hipotesis ................................................................................ 163
Lampiran 15 Uji One Sample Test ................................................................... 165
Lampiran 16 Surat Ijin Penelitian ......................................................................167
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR BAGAN
Bagan 1. Dinamika Hubungan antara Locus of Control Internal dan
Penyesuaian Diri di Perguruan Tinggi...................................................37
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Kehidupan tahun pertama di perguruan tinggi merupakan dunia baru
bagi individu yang beralih status dari siswa sekolah menengah menjadi
mahasiswa. Mereka umumnya merasakan perbedaan dan mengalami banyak
perubahan pada masa awal memasuki dunia perkuliahan. Menurut Gunarsa
(2004), individu yang baru saja beralih status menjadi mahasiswa mengalami
perbedaan dalam hal sistem pendidikan perguruan tinggi meliputi sistem
pengajaran, disiplin, serta hubungan antara mahasiswa dengan dosen. Selain
dalam hal akademik, perubahan juga terjadi pada hubungan sosial. Hal
tersebut didukung oleh hasil wawancara yang dilakukan terhadap 10 orang
mahasiwa tahun pertama angkatan 2016 pada tanggal 15 September 2016 di
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Mahasiswa tahun pertama dalam
wawancara tersebut memaparkan bahwa dirinya merasakan perbedaan pada
masa awal perkuliahan dan mengalami perubahan dalam hal-hal kompleks
seperti sistem belajar, lingkungan pergaulan, dan aktivitas sehari-hari.
Perbedaan dan perubahan yang dialami tersebut, jika tidak diatasi
dengan baik oleh mahasiswa tahun pertama dapat menyebabkan masalahmasalah seperti menimbulkan perasaan tertekan pada individu (Duffy &
Atwater, 2005; Friedlander, Reid, Shupak, & Cribbie, 2007; Thurber &
Walton, 2012). Hal ini ditemukan pula dalam hasil wawancara yang
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
dilakukan oleh peneliti dimana sebanyak delapan dari sepuluh orang
mahasiswa tahun pertama mengakui bahwa dirinya masih mengalami
perasaan tertekan dan cemas karena perbedaan dan perubahan yang terjadi
dalam tahun pertama perkuliahan hingga memengaruhi prosesnya mengikuti
perkuliahan. Hal tersebut dialami mahasiswa tahun pertama yang menghadapi
norma dan budaya baru, teman baru, tugas yang banyak, dan perubahan lain
pada gaya hidup menuntut waktu dan pengaturan diri yang lebih baik
dibandingkan pada saat masa sekolah menengah atas.
Berdasarkan hasil wawancara tersebut pula, diketahui mahasiswa
tahun pertama belum menemukan cara belajar yang efektif sehingga merasa
kewalahan dengan tugas kuliah yang menumpuk dan membutuhkan tenaga
serta waktu yang ekstra untuk menyelesaikannya. Mereka mencemaskan
ujian-ujian, bermasalah saat berbicara di depan kelas, dan semakin merasa
tertekan karena kesulitan dalam mengatur waktu antara mengerjakan tugas
dengan kegiatan lain seperti kegiatan keorganisasian dan kegiatan komunitas
kampus. Hal ini membuat mereka takut mengalami kegagalan di perguruan
tinggi. Gerdes dan Mallinckrodt (1994) menyatakan bahwa kegagalan dalam
memenuhi tuntutan-tuntutan universitas menjadi masalah paling umum bagi
mahasiswa untuk menarik diri dari pendidikan di perguruan tinggi.
Tidak hanya itu, dari hasil wawancara tersebut juga diketahui bahwa
enam dari sepuluh mahasiswa mengalami kesulitan untuk bergaul karena
merasa cemas dengan lingkungan barunya. Ahkam (2004) memaparkan data
dari Unit Bimbingan Konseling Mahasiswa (UBKM) Universitas Negeri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Makassar tahun 2001-2003 yang menunjukkan bahwa permasalahan yang
paling sering dikonsultasikan oleh mahasiswanya berupa perasaan rendah diri
dalam situasi baru, kurang percaya diri dalam kegiatan di kelas, kesulitan
bergaul di dalam maupun di luar kampus, sulit menyesuaikan diri dengan
dosen, menyelesaikan kuliah melebihi waktu yang seharusnya, hingga drop
out. Data lain juga dimuat oleh mediaindonesia.com pada tahun 2016 dan
kabarkampus.com pada tahun 2015 bahwa jumlah mahasiswa yang
mengalami drop out di Universitas Tadulako Sulawesi Tengah dan Institut
Teknologi Sepuluh November Surabaya terbilang tinggi akibat gagal
menyesuaikan
diri
dengan
tuntutan
perkuliahan
seperti
kurangnya
kemampuan bersosialisasi serta beradaptasi dengan lingkungan dan
perubahan pola belajar.
Dalam menghadapi situasi terkait perbedaan dan perubahan itu,
mahasiswa tahun pertama dituntut untuk dapat menyesuaikan diri di
perguruan tinggi agar mampu menguasai lingkungan sosial barunya,
mengembangkan orientasinya terhadap institusi tempat dirinya berkuliah,
menjadi anggota yang produktif dalam lingkup perguruan tinggi, dan
menyesuaikan diri dengan peran serta tanggung jawab barunya (Credé &
Niehorster, 2012; Gall, Evans, & Bellerose, 2000).
Penyesuaian diri di perguruan tinggi merupakan sebuah respon
psikososial pada diri mahasiswa dalam menanggapi perubahan-perubahan
yang terjadi di lingkungan sekitarnya, yang dapat menjadi sumber stress dan
memerlukan serangkaian keterampilan coping (Baker, McNeil, & Siryk,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
1985). Baker dan Siryk (1986) mengemukakan empat dimensi penyesuaian
diri di perguruan tinggi yang meliputi penyesuaian akademik (academic
adjustment), penyesuaian sosial (social adjustment), penyesuaian personalemosional (personal-emotional adjustment), dan kelekatan institusional
(institutional-attachment). Berdasarkan pendapat tersebut, mahasiswa tahun
pertama dikatakan telah melakukan penyesuaian diri di perguruan tinggi
ketika mampu beradaptasi dengan tuntutan-tuntutan akademik perkuliahan
yang cenderung lebih besar dibandingkan saat SMA, mampu berintegrasi
dengan lingkungan sosial yang baru di kalangan kampus, mulai muncul
kelekatan secara emosional dengan perguruan tingginya, dan mampu melalui
kecemasan serta stress akibat tuntutan lingkungan perkuliahan.
Mahasiswa tahun pertama yang mampu melakukan penyesuaian diri
dengan baik akan lebih mudah untuk berkembang secara optimal sesuai
potensi yang dimilikinya sehingga tujuan dalam menempuh pendidikan
tercapai. Hal ini didukung dengan penelitian-penelitian yang menunjukkan
penyesuaian di perguruan tinggi yang baik pada mahasiswa tahun pertama
berpengaruh dalam pencapaian akademik yang baik pula serta ketahanan
mahasiswa dalam berkuliah (Baker & Siryk, 1986; Beyers & Goossens, 2003;
Credé & Niehorster, 2012). Penelitian sebelumnya juga menunjukkan adanya
hubungan negatif antara penyesuaian diri di perguruan tinggi dengan tingkat
stress dan kecenderungan drop out (Baker & Siryk, 1986; Beyers &
Goossens, 2003; Crede & Nichorster, 2012; Friedlander et al., 2007). Hal ini
menunjukkan bahwa dengan melakukan penyesuaian diri di perguruan tinggi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
mahasiswa tahun pertama akan cenderung terhindar dari stress akibat
perubahannya yang dapat menghambat proses menempuh pendidikan di
perguruan tinggi. Oleh karena itu, penyesuaian diri di perguruan tinggi yang
baik dirasa cukup penting bagi para mahasiswa tahun pertama.
Menyadari pentingnya penyesuaian diri di perguruan tinggi, para
peneliti terdahulu telah melakukan penelitian-penelitian terkait guna
mengetahui faktor-faktor yang dapat memengaruhi penyesuaian diri di
perguruan tinggi itu sendiri. Penelitian-penelitian tersebut menunjukkan
bahwa penyesuaian diri di perguruan tinggi dapat dipengaruhi oleh faktor
demografis seperti etnis, jenis kelamin, usia dan status generasi (Bernier,
Larose, Boivin, & Soucy, 2004; Friedlander et al., 2007; Hertel, 2010;
Schneider & Ward, 2003), persepsi dukungan sosial (Friedlander et al., 2007;
Hertel, 2010; Schneider & Ward, 2003) dan persepsi hubungan mahasiswa
dengan orangtua (Orrego & Rodriguez, 2001; Schnuck & Handal, 2011).
Selain itu, penyesuaian diri juga dapat dipengaruhi oleh faktor
kecerdasan emosi (Adeyemo, 2005; Durán, Extremera, Rey, FernándezBerrocal, & Montalbán, 2006; Parker, Summerfeldt, Hogan, & Majeski,
2004; Petrides, Sangareau, Furnham, & Frederickson, 2006), karakter
kepribadian atau trait (Rice, Vergara, & Aldea, 2006; Schnuck et al., 2011),
serta evaluasi diri atau core self-evaluation yang meliputi stabilitas emosi,
harga diri atau self-esteem, efikasi diri atau self-efficacy, dan locus of control
(Aspelmeier, Love, McGill, Elliott, & Pierce, 2012; Credé & Niehorster,
2012; Friedlander et al., 2007; Hertel, 2010; Hickman, Bartholomae, &
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
McKenry, 2000; Pritchard, Wilson, & Yamnitz, 2007; Toews & Yazedjian,
2007).
Berdasarkan faktor-faktor yang telah disebutkan, peneliti melihat
locus of control sebagai sebuah variabel yang perlu dilihat hubungannya
dengan penyesuaian diri di perguruan tinggi. Hal ini mengacu pada
pernyataan bahwa locus of control menjadi faktor yang penting dalam
menentukan bagaimana mahasiswa baru akan menyesuaikan diri melalui
pemaknaan situasi menekan di perguruan tinggi (Crede & Nichorster, 2012;
Kammeyer-Mueller, Judge, dan Scott 2009). Rotter (1966) mengungkapkan
seorang individu dapat memaknai peristiwa yang terjadi dalam hidupnya
sebagai hal yang bergantung pada faktor dalam dirinya sendiri (locus of
control internal), atau memaknai peristiwa tersebut sebagai hal yang terjadi
karena pengaruh dari luar dirinya seperti takdir dan pengaruh orang lain
(locus of control eksternal). Individu dengan locus of control internal
diketahui cenderung memaknai peristiwa yang terjadi dalam hidupnya
sebagai hal yang dapat dikendalikan (Lefcourt, 1991). Dalam konteks
kehidupan di perguruan tinggi, pemaknaan terhadap tuntutan di perguruan
tinggi juga akan dilakukan oleh mahasiswa tahun pertama sebelum
menentukan bagaimana cara mahasiswa tersebut merespon tuntutan itu
sendiri. Mahasiswa tahun pertama yang memaknai tuntutan di perguruan
tinggi sebagai hal yang dapat dikendalikan, atau disebut memiliki locus of
control internal, akan memutuskan tindakan yang efektif dalam menghadapi
situasi tersebut dan mempertimbangkan konsekuensinya. Dengan kata lain,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
mahasiswa dengan locus of control internal akan cenderung merespon
tuntutan tersebut dengan berusaha menyesuaiankan dirinya di perguruan
tinggi. Oleh karena itu, dalam penelitian ini peneliti berfokus pada faktor
locus of control internal.
Locus of control merupakan sebuah kecenderungan yang bersifat
dinamis dan dapat berubah seiring bertambahnya usia individu (Crandall,
Katkovsky, & Crandall, 1965). Penelitian yang dilakukan oleh Crandall,
Katkovsky, dan Crandall (1965) menunjukkan semakin bertambahnya usia
individu maka kecenderungan locus of control yang dimilikinya semakin
internal sesuai dengan tingkat kedewasaan individu tersebut. Hal ini
menunjukkan bahwa locus of control merupakan faktor yang masih dapat
dikembangkan pada diri individu. Oleh karena itu, dengan menguji hubungan
antara locus of control internal dan penyesuaian diri di perguruan tinggi maka
dapat diketahui peran locus of control internal terhadap penyesuaian diri di
perguruan tinggi.
Penelitian-penelitian terdahulu terkait locus of control internal pada
mahasiswa telah menunjukkan kaitan locus of control internal terhadap
karakteristik individu yang memiliki penyesuaian diri yang baik di perguruan
tinggi (Abouserie, 1994; Aspelmeier et al., 2012; Caplan, Henderson,
Henderson, & Fleming, 2002; Findley & Cooper, 1983; Gifford, BricenoPerriott, & Mianzo, 2006; Janssen & Carton, 1999; Martin & Dixon, 1994;
Roddenberry & Renk, 2010; Rose, Hall, Bolen, & Webster, 1996; Warehime
& Foulds, 1971). Akan tetapi, penelitian-penelitian yang dilakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
sebelumnya hanya menunjukkan hubungan locus of control internal dengan
salah satu dimensi penyesuaian diri di perguruan tinggi seperti penyesuaian
akademik atau penyesuaian sosial saja. Di sisi lain, tuntutan yang terjadi di
perguruan tinggi tidak hanya berasal dari dimensi akademik maupun sosial
saja, melainkan meliputi dimensi personal-emosianal dan komitmen terhadap
institusi perkuliahan seperti teori yang dikemukakan oleh Baker dan Syrik
(1986). Mahasiswa tahun pertama dikatakan berhasil melakukan penyesuaian
diri di perguruan tinggi apabila telah memenuhi keempat dimensi tersebut dan
tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Akan tetapi, pengukuran penyesuaian
diri di perguruan tinggi secara menyeluruh meliputi keempat dimensi tersebut
belum pernah dilakukan sebelumnya. Berdasarkan pemaparan tersebut,
penelitian ini bermaksud untuk menguji hubungan antara locus of control
internal dan penyesuaian diri di perguruan tinggi pada mahasiswa tahun
pertama secara lebih komprehensif dengan menggunakan pengukuran yang
meliputi keempat dimensi penyesuaian diri dari Baker dan Syrik (1986).
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan pemaparan sebelumnya terkait munculnya berbagai
masalah dalam perkuliahan akibat penyesuaian diri yang buruk pada tahun
pertama perkuliahan, maka peneliti berupaya melihat faktor yang dapat
memengaruhi penyesuaian diri di perguruan tinggi pada mahasiswa tahun
pertama. Dalam penelitian ini, peneliti secara khusus ingin melihat locus of
control internal sebagai faktor yang berhubungan dengan penyesuaian diri di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
perguruan tinggi tersebut. Dengan demikian, rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah: Apakah terdapat hubungan antara locus of control
internal dengan penyesuaian diri di perguruan tinggi pada mahasiswa tahun
pertama?
C. TUJUAN PENELTIAN
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji hubungan antara locus of
control internal dengan penyesuaian diri di perguruan tinggi pada mahasiswa
tahun pertama.
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini memberikan sumbangan ilmu dan pengetahuan di
bidang psikologi, khususnya psikologi pendidikan, mengenai hubungan
antara locus of control internal dengan penyesuaian diri di perguruan
tinggi pada mahasiswa tahun pertama.
2. Manfaat Praktis
2.1.Bagi penelitian selanjutnya
Penelitian ini dapat digunakan untuk pengembangan penelitianpenelitian selanjutnya mengenai locus of control internal, penyesuaian
diri di perguruan tinggi dan mahasiswa tahun pertama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
2.2.Bagi mahasiswa tahun pertama
Penelitian ini dapat digunakan oleh mahasiswa tahun pertama
sebagai pertimbangan akan pentingnya penyesuaian diri di perguruan
tinggi dan faktor yang berhubungan dengan hal tersebut. Selain itu,
penelitian ini memberikan gambaran bagi mahasiswa tahun pertama
akan pentingnya memiliki locus of control internal.
2.3.Bagi Dosen Pembimbing Akademik
Penelitian ini memberikan informasi kepada dosen pembimbing
terkait gambaran penyesuaian diri di perguruan tinggi pada mahasiswa
tahun pertama. Dengan demikian, penelitian ini dapat menjadi
pertimbangan
bagi
dosen
pembimbing
untuk
melakukan
pendampingan pada mahasiswa yang masih mengalami kesulitan
dalam penyesuaian dirinya.
2.4.Bagi Institusi Perguruan Tinggi
Penelitian ini dapat digunakan oleh pihak institusi perguruan tinggi
sebagai
referensi
untuk
menyusun
program
guna
membantu
mahasiswanya dalam proses penyesuaian diri di perguruan tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
LANDASAN TEORI
A. PENYESUAIAN DIRI DI PERGURUAN TINGGI
1. Pengertian Penyesuaian Diri di Perguruan Tinggi
Penyesuaian diri (adjustment) pada dasarnya merupakan istilah
psikologis yang berkembang dari konsep adaptasi secara biologis
(Lazarus, 1961).
Lazarus
(1961) mulai
mengembangkan konsep
penyesuaian diri sebagai usaha pertahanan diri yang lebih menekankan
pada proses-proses psikologis individu untuk menanggapi tekanan
eksternal maupun internal pada dirinya. Secara lebih rinci, Schneiders
(1960) menjelaskan penyesuaian diri sebagai rangkaian respon mental dan
tingkah laku yang dilakukan individu untuk menyelaraskan kebutuhankebutuhan dalam dirinya dengan apa yang diharapkan oleh lingkungan di
mana ia tinggal. Lalu, Sawrey dan Telford (1971) menekankan bahwa
penyesuaian diri merupakan bentuk interaksi antara individu dengan
lingkungannya secara terus-menerus dengan melibatkan proses kognisi,
emosi, dan perilakunya yang saling terkait satu sama lain.
Santrock (2006) berpendapat bahwa penyesuaian diri merupakan
respon psikologis terkait adaptasi, koping, dan pengelolaan tantangan
dalam kehidupan sehari-hari. Eschun (2006) berpendapat bahwa
penyesuaian diri adalah respon individu terhadap perubahan-perubahan
yang terjadi di lingkungan sekitarnya, serta membantu individu dalam
11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
mengatasi tuntutan-tuntutan dalam kehidupan sehari-hari. Demikian pula
Dunn, Hammer dan Weiten (2015) menyebutkan penyesuaian diri sebagai
proses psikologis mengenai bagaimana individu mengelola atau mengatasi
tuntutan dan tantangan pada kehidupan sehari-hari. Berdasarkan
pandangan-pandangan tersebut, dapat dikatakan bahwa penyesuaian diri
merupakan respon individu berupa usaha yang dilakukan secara terus
menerus untuk menyelaraskan dorongan dalam dirinya dengan tekanan
dari lingkungan dan melibatkan sistem kognisi, emosi serta perilaku.
Dalam pengembangannya, Baker et al. (1985) menjelaskan
penyesuaian diri di konteks perguruan tinggi, khususnya terjadi pada
mahasiswa, yaitu merupakan respon psikologis yang melibatkan tuntutantuntutan dengan jenis dan tingkatan yang berbeda, serta membutuhkan
keterampilan coping. Pengembangan konsep penyesuaian diri di
perguruan tinggi oleh Baker, McNeil dan Siryk inilah yang menjadi dasar
acuan penelitian-penelitian terkait hingga saat ini. Dari uraian tersebut,
dapat disimpulkan bahwa penyesuaian diri di perguruan tinggi adalah
sebuah respon mahasiswa untuk menyelaraskan dorongan dirinya dengan
lingkungan dalam menghadapi tekanan dan tuntutan yang terjadi di
perguruan tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
2. Dimensi Penyesuaian Diri di Perguruan Tinggi
Dalam konteks penyesuaian diri di perguruan tinggi, Baker dan
Siryk (1986) menyebutkan bahwa terdapat empat dimensi penyesuaian diri
di perguruan tinggi (college adjustment) berdasarkan penelitian yang
dilakukannya, yaitu:
2.1.Penyesuaian Akademik (Academic Adjustment)
Penyesuaian akademik adalah kemampuan mahasiswa dalam
menyesuaikan diri dengan tuntutan akademis dalam perkuliahan dan
mencapai tingkat kepuasan pada prestasi akademisnya. Dimensi ini
tercermin dari motivasi (sikap terhadap tujuan akademis, motivasi
untuk mencapai tujuan akademis dan berkuliah), aplikasi (seberapa
jauh motivasi diubah menjadi usaha untuk mencapai tujuan akademis),
performa (keberhasilan dan keefektifaan dalam mencapai tujuan
akademis), dan lingkungan akademis (kepuasan terhadap prestasi
akademis). Individu dengan penyesuaian diri yang baik di perguruan
tinggi
mampu
mengaplikasikan
motivasi
akademik,
memiliki
performansi akademik yang baik, dan mampu mengatasi tuntutan
akademik.
2.2.Penyesuaian Sosial (Social Adjustment)
Penyesuaian sosial adalah kemampuan mahasiswa untuk
berintegrasi dengan struktur sosial di lingkungan kampus. Dimensi ini
meliputi keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan di lingkungan kampus
secara umum, keterlibatan mahasiswa dengan orang lain seperti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
menjalin pertemanan baru, dan kepuasan terhadap lingkungan kampus.
Individu dengan penyesuaian diri yang baik di perguruan tinggi terlibat
aktif dalam kegiatan yang ada di perguruan tinggi, mampu menjalin
hubungan dengan orang lain dalam lingkup perguruan tinggi dan
mampu mengatasi perubahan lingkungan sosial.
2.3.Penyesuaian Personal-Emosional (Personal-Emotional Adjustment)
Penyesuaian personal-emosional adalah kemampuan mahasiswa
untuk menyesuaikan diri terhadap masalah emosional seperti stress dan
kecemasan, serta masalah fisik seperti kesulitan tidur yang dihadapi
mahasiswa.
Dimensi
ini
meliputi
kesejahteraan
psikologis
(psychological well-being) dan kesejahteraan fisik (physical wellbeing). Individu dengan penyesuaian diri yang baik di perguruan tinggi
menunjukkan bahwa dirinya dapat mengontrol emosi dengan baik,
memiliki persepsi positif terhadap tuntutan di perguruan tinggi dan
memiliki kondisi fisik yang baik.
2.4.Kelekatan terhadap Institusi / Komitmen (Institutional Adjustment)
Kelekatan terhadap institusi atau komitmen adalah kemampuan
mahasiswa untuk menyesuaikan diri dengan membangun kelekatan
antar dirinya dengan kampus dan kegiatan perkuliahan yang dijalani,
yang kemudian berpengaruh terhadap keputusan mahasiswa untuk
melanjutkan perkuliahan. Individu yang memiliki penyesuaian diri
yang baik di perguruan tinggi cenderung merasa puas terhadap fakultas
tempat dirinya berkuliah, puas terhadap universitas tempat dirinya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
berkuliah, dan puas terhadap keberadaannya di perguruan tinggi secara
umum.
Walaupun penyesuaian diri di perguruan tinggi yang dikemukakan
oleh Baker dan Siryk (1986) memiliki empat dimensi, akan tetapi dalam
penelitian ini penyesuaian diri di perguruan tinggi diperlakukan sebagai
satu komponen tunggal dengan alasan individu dikatakan berhasil
melakukan penyesuaian diri di perguruan tinggi apabila telah memenuhi
keempat dimensi tersebut dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
Alasan serupa juga dikemukakan oleh beberapa peneliti sebelumnya yang
mengukur penyesuaian diri di perguruan tinggi sebagai sebuah komponen
yang menyeluruh (Beyers & Goossens, 2003; Caplan et al., 2002; Choi,
2002; Marmarosh & Markin, 2007; Ramos-Sanchez & Nichols, 2007,
2007).
Tuntutan yang dihadapi mahasiswa tahun pertama di perguruan
tinggi tidak hanya berupa tuntutan akademik saja melainkan juga tuntutan
sosial. Oleh karena itu, penyesuaian diri di perguruan tinggi tidak dapat
dipisahkan antara penyesuaian akademik dan penyesuaian sosial. Di sisi
lain, hanya dengan berhasil dalam akademik dan sosial tidak dapat
menunjukkan bahwa individu telah melakukan penyesuaian diri di
perguruan tinggi dengan baik apabila penyesuaian personal-emosionalnya
sendiri masih buruk. Kemudian, dimensi komitmen dan kelekatan terhadap
institusi tentunya tidak dapat semata-mata menunjukkan penyesuaian diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
di perguruan tinggi yang baik apabila pada dimensi lain individu
menunjukkan indikasi yang berkebalikan.
3. Faktor-faktor yang Memengaruhi Penyesuaian Diri di Perguruan
Tinggi
Dalam lingkup perguruan tinggi, ditemukan faktor-faktor yang
memengaruhi penyesuaian diri di perguruan tinggi, yaitu:
3.1.Persepsi dukungan sosial
Dukungan sosial merupakan sumber daya yang dimiliki individu
untuk melakukan penyesuaian diri. Persepsi individu mengenai
lingkungan sosial yang mendukung mengurangi ketegangan yang
dialami individu dan memudahkan dirinya melakukan proses transisi
di lingkungan yang baru (Credé & Niehorster, 2012; Friedlander et al.,
2007).
3.2.Persepsi hubungan dengan orang tua
Kelekatan antara anak dengan orangtua dan pola asuh orangtua
berpengaruh dalam proses penyesuaian diri karena berkaitan dengan
ketergantungan hubungan mahasiswa dengan orangtuanya (Beyers &
Goossens, 2003; Credé & Niehorster, 2012; Mattanah, Hancock, &
Brand, 2004; Orrego & Rodriguez, 2001). Mahasiswa dengan tipe
kelekatan
tak
menyebabkan
aman,
khususnya
kelekatan
kecemasan
dirinya
mengalami
ketakutan
pada
dapat
penolakan,
kurangnya keterampilan sosial, dan isolasi. Keadaan ini berdampak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
pada penyesuaian diri di perguruan tinggi seperti merasa kesepian,
depresi, dan dapat mengakibatkan distress (Marmarosh & Markin,
2007). Pola asuh autoritatif mempermudah mahasiswa melalui masa
transisi ke dalam lingkungan perguruan tinggi. Hal ini dikarenakan
keluarga yang hangat, emosional, peduli, serta memiliki komunikasi
yang terbuka membuat individu mencapai penguasaan (prestasi) yang
lebih besar dan regulasi diri yang baik (Hickman et al., 2000).
3.3.Data demografi
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa data demografis
terkait posisi etnis tertentu dalam masyarakat (minoritas atau
mayoritas), status generasi mahasiswa (terkait perbedaan informasi
yang dimiliki antara mahasiswa generasi pertama berkuliah dalam
keluarganya dengan mahasiswa generasi lanjutan yang memiliki
pengalaman keluarga berkuliah), dan status ekonomi sosial memiliki
pengaruh terhadap proses penyesuian dirinya (Credé & Niehorster,
2012; Friedlander et al., 2007; Hertel, 2010; Schneider & Ward, 2003).
Mahasiswa yang beretnis minoritas di masyarakat, cenderung
memerlukan usaha yang lebih untuk dapat menyesuaikan diri di
perguruan
tinggi
atau
akan
mengalami
kesulitan
dalam
penyesuaiannya. Status mahasiswa dengan keluarga yang sudah pernah
berkuliah sebelumnya cenderung memiliki informasi yang lebih
banyak
mengenai
kehidupan
perkuliahan
sehingga
dapat
mempersiapkan diri dan tidak terlalu mengalami kesulitan dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
menyesuaikan diri di perguruan tinggi. Kemudian, penelitian juga
menemukan bahwa mahasiswa dengan status ekonomi sosial yang
tinggi cenderung lebih mudah untuk menyesuaikan diri di perguruan
tinggi dibandingkan mahasiswa dengan status ekonomi sosial yang
rendah.
3.4.Kecerdasan emosi
Kecerdasan emosi merupakan tipe kecerdasan yang meliputi
kemampuan
untuk
memproses
informasi
emosional
dan
menggunakannya dalam penalaran dan aktivitas kognitif lainnya
(VandenBos, 2007). Dalam menyesuaikan diri, individu melibatkan
keterampilan untuk mengelola perubahan. Keterampilan mengelola
perubahan itu sendiri melibatkan kemampuan untuk mengidentifikasi
potensi masalah serta menggunakan strategi koping yang realistis dan
fleksibel. Dimensi pengelolaan stres melibatkan kemampuan untuk
mengelola situasi yang penuh tekanan dengan cara yang tenang dan
proaktif. Individu dengan kemampuan pengelolaan stres yang baik
cenderung tidak impulsif dan dapat bekerja dengan baik di bawah
tekanan sehingga mendukung proses penyesuaian dirinya termasuk
dalam konteks perguruan tinggi (Parker et al., 2004).
3.5.Karakter kepribadian (trait)
Trait merupakan dimensi kepribaian yang memengaruhi pikiran,
perasaan dan perilaku individu dengan cara tertentu. Karakter seperti
ekstraversi, keramahan, keterbukaan dan kestabilan emosi dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
membuat individu lebih cepat menjalin pertemanan baru dan lebih siap
mempelajari
lingkungan
barunya
sehingga
mendukung proses
penyesuaian diri di perguruan tinggi (Aspinwall & Taylor, 1992; Credé
& Niehorster, 2012; Schnuck et al., 2011). Individu dengan
perfeksionisme maladaptif memiliki kecenderungan stres yang lebih
tinggi, memiliki pandangan yang kaku atau tidak fleksibel terhadap
diri sendiri, dan orang lain. selain itu juga kurang memiliki solusi yang
efektif dalam memahami dan mengatasi masalahnya sehingga
mengakibatkan individu ini sulit menyesuaikan diri dengan baik di
lingkungannya (Rice et al., 2006).
3.6.Evaluasi-diri inti (core self-evaluation)
Faktor yang mencakup harga diri, efikasi diri, locus of control,
ini berpengaruh pada penyesuaian diri di perguruan tinggi karena
menentukan cara yang dilakukan individu untuk menghadapi
permasalahan dari tekanan lingkungan pada dirinya, serta cara individu
mempersepsikan dan memaknai lingkungan barunya dalam perguruan
tinggi. Hal ini ditandai dengan tingginya tingkat kepercayaan diri dan
optimisme sehingga lebih mudah untuk membentuk hubungan sosial
baru (Credé & Niehorster, 2012).
Menurut Friedlander et al. (2007), individu dengan penilaian diri
yang baik cenderung memiliki strategi yang lebih efektif untuk
menghadapi tuntutan akademik dan sosial yang melekat di lingkungan
perguruan tinggi. Locus of control merupakan cara pandang, berkaitan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
dengan kesadaran bahwa dirinya memiliki kendali dalam perilakunya,
responnya terhadap lingkungan. Dengan demikian, orang yang merasa
punya kendali akan mengarahkan dirinya dalam merespon tekanan
sehingga melakukan penyesuaian diri, sedangkan yang merasa tidak
punya kendali akan mengikuti arus tekanan dari lingkungan. Oleh
karena itu, locus of control internal berdampak pada kesuksesan
individu untuk menyesuaiakan diri pada keempat dimensi penyesuaian
diri di perguruan tinggi (Aspelmeier et al., 2012).
B. LOCUS OF CONTROL INTERNAL
1. Konsep Locus of Control
Locus
of
Control
dikembangkan
oleh
Rotter
(1966)
yang
mendefinisikannya sebagai keyakinan individu akan sumber kontrol atau
penguatan dalam hidupnya, apakah kontrol dan penguatan tersebut
bergantung pada perilaku dirinya sendiri (internal) atau bergantung pada
kekuatan dari luar dirinya (ekstenal). Ahli lain seperti Lefcourt (1991) juga
berpendapat serupa bahwa locus of control merupakan keyakinan individu
mengenai sumber penyebab dari peristiwa-peristiwa yang dialami dalam
hidupnya. Individu dapat meyakini bahwa dirinya mampu mengontrol
hidupnya, atau meyakini bahwa orang lain atau lingkungannya lah yang
justru mengatur. Locus of control digambarkan sebagai suatu konsep yang
mencerminkan sejauh mana orang percaya bahwa apa yang terjadi kepada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
mereka adalah dalam kendali mereka atau di luar kendali mereka dengan
dua sisi yang berlawanan (April, Dharani, & Peters, 2012).
Duffy dan Atwater (2005) mengemukakan
HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL
DAN PENYESUAIAN DIRI DI PERGURUAN TINGGI
PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA
Aurelia Judith Pratiwi
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara locus of control internal dan penyesuaian
diri di perguruan tinggi pada mahasiswa tahun pertama. Hipotesis yang diajukan oleh peneliti
adalah ada hubungan postitif antara locus of control internal dan penyesuaian diri di perguruan
tinggi. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode korelasi. Responden
pada penelitian ini berjumlah 125 mahasiswa tahun pertama di Universitas Sanata Dharma, yang
berusia 18 sampai 25 tahun. Metode pengumpulan data dilakukan dengan membagikan skala
pengukuran locus of control internal dan skala penyesuaian diri di perguruan tinggi yang
berbentuk skala Likert kepada responden penelitian. Koefisien reliabilitas skala locus of control
internal adalah sebesar α = 0,707, sedangkan koefisien reliabilitas untuk skala penyesuaian diri di
perguruan tinggi sebesar α = 0,849. Uji korelasi dilakukan dengan teknik analisis Pearson Product
Moment Hasil analisis data menunjukkan adanya korelasi positif dan signifikan antara locus of
control internal dan penyesuaian diri di perguruan tinggi, yaitu sebesar r = 0,528 (p = 0,00),
artinya hipotesis yang diajukan diterima. Locus of control internal memberikan kontribusi terhadap
penyesuaian diri di perguruan tinggi sebesar 27,9%.
Kata kunci: locus of control internal, penyesuaian diri di perguruan tinggi, mahasiswa tahun
pertama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
CORRELATION BETWEEN INTERNAL LOCUS OF CONTROL AND
COLLEGE ADJUSTMENT AMONG FRESHMEN
Aurelia Judith Pratiwi
ABSTRACT
This study was aimed to examine the correlation between internal locus of control and college
adjustment among freshmen. 125 freshmen at Sanata Dharma University were participated in this
study. Data were collected by using Internal Locus of Control Scale and College Adjustment
Scale. The coefficient reliability of Internal Locus of Control Scale (α) is 0,707 and coefficient
reliability of College Adjustment Scale (α) is 0,849. Data were analyzed by using Pearson Product
Moment technique. The result of data analyze shows that there is a significant positive correlation
between internal locus of control and college adjustment with r = 0,528 (p = 0,00). It means the
hypothesis in this study is accepted. In conclusion, this study shows that the higher level of internal
locus of control, the better college adjustment freshmen can have. Internal locus of control
contribute 27,9% toward college adjustment while 72,1% is contributed by other variables.
Keyword: internal locus of control, college adjustment, freshmen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN
PENYESUAIAN DIRI DI PERGURUAN TINGGI
PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Disusun oleh:
Aurelia Judith Pratiwi
129114105
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
.
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN MOTO
“Look not to the faults of others, nor to their omissions and commissions.
But rather look to your own act, to what you have done and left undone.”
Gautama Buddha
“There is no such thing as coincidence in this world.
Everything happens for a reason.”
“Yen wedi ing kewuh, sabarang tan ana kang dadi.”
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya sederhana ini kupersembahkan untuk semesta yang selalu menyertai
dan merestui hingga karya ini dapat selesai pada akhirnya. Semoga yang direstui
oleh semesta dapat membagi kebajikan pada sesama.
Kupersembahkan pula karya ini untuk:
ibuku, Foustina Lily Rahayu Prabaningrum
ayahku, Mayor SUS Agustinus Wigit Santosa, M.Si.
serta juniorku, Anastasya Nauli Putri Regitha
sebagai balasan (yang mungkin masih belum sepadan) atas pengorbanan,
dampingan, dukungan, dan doa-doa yang selalu berhasil meringankan keluh
dalam peluhku. Tidak pernah seujung jarum pun Ibu dan Ayah meminta yang tak
bisa aku lakukan, maka yang telah kuupayakan sekeras-kerasnya inilah yang
kupersembahkan untuk Ibu di rumah dan Ayah di surga.
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL
DAN PENYESUAIAN DIRI DI PERGURUAN TINGGI
PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA
Aurelia Judith Pratiwi
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara locus of control internal dan penyesuaian
diri di perguruan tinggi pada mahasiswa tahun pertama. Hipotesis yang diajukan oleh peneliti
adalah ada hubungan postitif antara locus of control internal dan penyesuaian diri di perguruan
tinggi. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode korelasi. Responden
pada penelitian ini berjumlah 125 mahasiswa tahun pertama di Universitas Sanata Dharma, yang
berusia 18 sampai 25 tahun. Metode pengumpulan data dilakukan dengan membagikan skala
pengukuran locus of control internal dan skala penyesuaian diri di perguruan tinggi yang
berbentuk skala Likert kepada responden penelitian. Koefisien reliabilitas skala locus of control
internal adalah sebesar α = 0,707, sedangkan koefisien reliabilitas untuk skala penyesuaian diri di
perguruan tinggi sebesar α = 0,849. Uji korelasi dilakukan dengan teknik analisis Pearson Product
Moment Hasil analisis data menunjukkan adanya korelasi positif dan signifikan antara locus of
control internal dan penyesuaian diri di perguruan tinggi, yaitu sebesar r = 0,528 (p = 0,00),
artinya hipotesis yang diajukan diterima. Locus of control internal memberikan kontribusi terhadap
penyesuaian diri di perguruan tinggi sebesar 27,9%.
Kata kunci: locus of control internal, penyesuaian diri di perguruan tinggi, mahasiswa tahun
pertama.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
CORRELATION BETWEEN INTERNAL LOCUS OF CONTROL AND
COLLEGE ADJUSTMENT AMONG FRESHMEN
Aurelia Judith Pratiwi
ABSTRACT
This study was aimed to examine the correlation between internal locus of control and college
adjustment among freshmen. 125 freshmen at Sanata Dharma University were participated in this
study. Data were collected by using Internal Locus of Control Scale and College Adjustment
Scale. The coefficient reliability of Internal Locus of Control Scale (α) is 0,707 and coefficient
reliability of College Adjustment Scale (α) is 0,849. Data were analyzed by using Pearson Product
Moment technique. The result of data analyze shows that there is a significant positive correlation
between internal locus of control and college adjustment with r = 0,528 (p = 0,00). It means the
hypothesis in this study is accepted. In conclusion, this study shows that the higher level of internal
locus of control, the better college adjustment freshmen can have. Internal locus of control
contribute 27,9% toward college adjustment while 72,1% is contributed by other variables.
Keyword: internal locus of control, college adjustment, freshmen
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas restu, waktu dan
akal budi yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
penuh pembelajaran dalam prosesnya.
Penulis menyadari bahwa selama proses penulisan skripsi ini tidak terlepas
dari dukungan berbagai pihak dalam bentuk bantuan dan hal lainnya. Oleh karena
itu, pada kesempatan ini penulis mengungkapkan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si., selaku Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma
2. Bapak P. Eddy Suhartanto, M. Si., selaku Kepala Program Studi Fakultas
Psikologi.
3. Ibu Dr. Y. Titik Kristiyani, M. Psi., selaku Dosen Pembimbing Skripsi.
Terima kasih yang teramat banyak atas kesabaran, waktu dan tenaga yang luar
biasa Ibu curahkan selama membimbing saya
4. Bapak Drs. H. Wahyudi, M. Si, selaku Dosen Pembimbing Akademik.
5. Segenap dosen Fakultas Psikologi yang telah memberikan banyak ilmu,
wawasan, dan pengalaman yang sangat berharga kepada penulis.
6. Segenap karyawan Fakulas Psikologi (Mas Gandung, Bu Nanik dan Mas
Muji) atas bantuan yang diberikan berkaitan keperluan administrasi dan
praktikum sejak tahun pertama perkuliahan.
7. Seluruh mahasiswa USD angkatan 2016 yang bersedia menjadi responden
penelitian secara suka rela.
8. Mama dan Papa. Terimakasih untuk kesabaran, pengorbanan dan semua yang
telah Mama dan Papa lakukan sampai kakak bisa menyelesaikan kewajiban
ini. Terimakasih pula untuk adikku, Tasya, my personal alarm.
9. Bue dan Babe atas segala bentuk dukungan, baik secara materiil maupun
moril.
10. Clara, Nona, Jeje, dan Rio sebagai teman penelitian ‘tenda’, serta temanteman lain di bawah bimbingan Bu Titik (Ken, Monic, Devita, Bella, Ivie,
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Olive, Indri, Rizki, Dira, dll.) yang sangat signifikan pengaruhnya dalam
pengerjaan skripsi ini.
11. Bella, Teteh, Lona, Chika, Devita, Yosua, Gede, Vishnu, Lintang, dan Oni
yang sering menemani serta mendukung proses pengerjaan skripsi ini bahkan
menjadi tutor pribadi.
12. Gede, Yosua, dan Yogi (beserta pasangan masing-masing). Terima kasih
untuk layar-layar film dan panggung-panggung musik yang menjadi salah satu
sumber energi dalam proses pengerjaan tiap lembar skripsi ini.
13. LION, Panti PF 2015, Maureen, Ochi, Indun, Bayu, Ita, Dipa, Unyil-Menuk,
Leviana, Lia, Bebing, Anette, Manansyer, Lydia, Ayne, Kasita, Ochasasmitha,
serta teman-teman lain yang selalu menjadi pengingat untuk menyelesaikan
karya ini dengan bertanya (secara berulang): “Gimana skripsinya?”
14. Seluruh pihak yang mendukung pengerjaan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam skripsi ini. Oleh
karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca supaya skripsi ini menjadi penelitian yang lebih baik dan bermanfaat
untuk mengembangkan ilmu pengetahuan. Terima kasih.
Yogyakarta, 19 Juli 2017
Penulis,
Aurelia Judith Pratiwi
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING .............................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii
HALAMAN MOTO ...................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................... vi
ABSTRAK ..................................................................................................... vii
ABSTRACT ..................................................................................................... viii
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .................. ix
KATA PENGANTAR ................................................................................... x
DAFTAR ISI .................................................................................................. xii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvii
DAFTAR BAGAN ........................................................................................ xviii
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 8
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 9
D. Manfaat Penelitian............................................................................... 9
1. Manfaat Teoritis ............................................................................. 9
2. Manfaat Praktis .............................................................................. 9
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II. LANDASAN TEORI ....................................................................... 11
A. Penyesuaian Diri di Perguruan Tinggi................................................. 11
1. Pengertian Penyesuaian Diri di Perguruan Tinggi ......................... 11
2. Dimensi Penyesuaian Diri di Perguruan Tinggi ............................ 13
3. Faktor yang Memengaruhi Penyesuaian Diri di Perguruan Tinggi 16
B. Locus of Control Internal ..................................................................... 20
1. Konsep Locus of Control ............................................................... 20
2. Pengertian Locus of Control Internal ............................................. 21
3. Karakteristik Locus of Control Internal ......................................... 22
4. Dampak Locus of Control Internal pada Individu......................... 23
C. Mahasiswa Tahun Pertama .................................................................. 26
D. Penelitian-Penelitian Terkait ............................................................... 27
E. Hubungan antara Locus of Control Internal dan Penyesuaian Diri
di Perguruan Tinggi pada Mahasiswa Tahun Pertama ........................ 30
F. Skema Penelitian ............................................................................ … 36
G. Hipotesis Penelitian ............................................................................. 38
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ..................................................... 39
A. Jenis Penelitian .................................................................................... 39
B. Identifikasi Variabel Penelitian ........................................................... 39
C. Definisi Operasional ............................................................................ 39
1. Locus of Control Internal ............................................................... 39
2. Penyesuaian Diri di Perguruan Tinggi ........................................... 40
D. Responden Penelitian .......................................................................... 40
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
E. Metode Pengumpulan Data ................................................................. 41
1. Penyusunan Blueprint .................................................................... 41
2. Focus Group Discussion ................................................................ 44
3. Penulisan Item ................................................................................ 49
4. Review dan Revisi Item .................................................................. 51
5. Validitas Isi .................................................................................... 51
6. Uji Coba Alat Ukur ........................................................................ 54
F. Reliabilitas Alat Ukur .......................................................................... 57
G. Metode Analisis Data .......................................................................... 58
1. Uji Normalitas ................................................................................ 59
1. Uji Linearitas .................................................................................. 59
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................... 60
A. Hasil Penelitian .................................................................................... 60
1. Pelaksanaan Penelitian ................................................................... 60
2. Deskripsi Responden ...................................................................... 60
3. Deskripsi Data Penelitian ............................................................... 61
4. Reliabilitas Data Penelitian ............................................................ 64
5. Hasil Uji Asumsi ............................................................................ 65
6. Hasil Uji Hipotesis ......................................................................... 66
B. Pembahasan ......................................................................................... 68
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 73
A. Kesimpulan ......................................................................................... 73
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. Saran .................................................................................................... 73
1. Bagi Mahasiswa Tahun Pertama .................................................... 74
2. Bagi Penelitian Selanjutnya ........................................................... 74
3. Bagi Dosen Pembimbing Akademik .............................................. 75
4. Bagi Institusi Perguruan Tinggi ..................................................... 75
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 76
LAMPIRAN-LAMPIRAN............................................................................. 83
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 1.
Blueprint Skala Locus of Control Internal ...........................................42
Tabel 2.
Blueprint Skala Penyesuaian Diri di Perguruan Tinggi .......................44
Tabel 3.
Pemberian Skor Skala Locus of Control Internal dan Skala
Penyesuaian Diri di Perguruan Tinggi ................................................50
Tabel 4.
Distribusi Item Skala Locus of Control Internal Sebelum dan
Sesudah Uji Coba ................................................................................57
Tabel 5.
Distribusi Item Skala Penyesuaian Diri di Perguruan Tinggi
Sebelum dan Sesudah Uji Coba ..........................................................55
Tabel 6.
Deskripsi Responden Penelitian...........................................................61
Tabel 7.
Deskripsi Data Penelitian .....................................................................62
Tabel 8.
Kategorisasi Tingkat Locus of Control Internal Responden ................63
Tabel 9.
Kategorisasi Tingkat Penyesuaian Diri di Perguruan Tinggi...............64
Tabel 10. Hasil Uji Reliabilitas Data Penelitian ..................................................65
Tabel 11. Hasil Uji Normalitas ............................................................................65
Tabel 12. Hasil Uji Linearitas ..............................................................................66
Tabel 13. Hasil Uji Korelasi.................................................................................67
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Panduan FGD Locus of Control Internal ........................................83
Lampiran 2
Panduan FGD Penyesuaian Diri di Perguruan Tinggi ....................85
Lampiran 3
Form Penilaian Validitas Isi Locus of Control Internal ..................87
Lampiran 4
Form Penilaian Validitas Isi Penyesuaian Diri di Perguruan
Tinggi .............................................................................................96
Lampiran 5
Hasil Pengujian Validitas Isi Locus of Control Internal ..............104
Lampiran 6
Hasil Pengujian Validitas Isi Penyesuaian Diri di Perguruan
Tinggi ...........................................................................................108
Lampiran 7
Skala Kehidupan Perkuliahan Uji Coba .......................................112
Lampiran 8
Hasil Uji Reliabilitas dan Validitas Skala Uji Coba Locus of
Control Internal ...........................................................................128
Lampiran 9
Hasil Uji Reliabilitas dan Validitas Skala Uji Coba Penyesuaian
Diri di Perguruan Tinggi .............................................................134
Lampiran 10 Skala Kehidupan Perkuliahan .......................................................144
Lampiran 11 Hasil Uji Reliabilitas Data ...........................................................155
Lampiran 12 Uji Normalitas ............................................................................. 157
Lampiran 13 Uji Linearitas ............................................................................... 160
Lampiran 14 Uji Hipotesis ................................................................................ 163
Lampiran 15 Uji One Sample Test ................................................................... 165
Lampiran 16 Surat Ijin Penelitian ......................................................................167
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR BAGAN
Bagan 1. Dinamika Hubungan antara Locus of Control Internal dan
Penyesuaian Diri di Perguruan Tinggi...................................................37
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Kehidupan tahun pertama di perguruan tinggi merupakan dunia baru
bagi individu yang beralih status dari siswa sekolah menengah menjadi
mahasiswa. Mereka umumnya merasakan perbedaan dan mengalami banyak
perubahan pada masa awal memasuki dunia perkuliahan. Menurut Gunarsa
(2004), individu yang baru saja beralih status menjadi mahasiswa mengalami
perbedaan dalam hal sistem pendidikan perguruan tinggi meliputi sistem
pengajaran, disiplin, serta hubungan antara mahasiswa dengan dosen. Selain
dalam hal akademik, perubahan juga terjadi pada hubungan sosial. Hal
tersebut didukung oleh hasil wawancara yang dilakukan terhadap 10 orang
mahasiwa tahun pertama angkatan 2016 pada tanggal 15 September 2016 di
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Mahasiswa tahun pertama dalam
wawancara tersebut memaparkan bahwa dirinya merasakan perbedaan pada
masa awal perkuliahan dan mengalami perubahan dalam hal-hal kompleks
seperti sistem belajar, lingkungan pergaulan, dan aktivitas sehari-hari.
Perbedaan dan perubahan yang dialami tersebut, jika tidak diatasi
dengan baik oleh mahasiswa tahun pertama dapat menyebabkan masalahmasalah seperti menimbulkan perasaan tertekan pada individu (Duffy &
Atwater, 2005; Friedlander, Reid, Shupak, & Cribbie, 2007; Thurber &
Walton, 2012). Hal ini ditemukan pula dalam hasil wawancara yang
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
dilakukan oleh peneliti dimana sebanyak delapan dari sepuluh orang
mahasiswa tahun pertama mengakui bahwa dirinya masih mengalami
perasaan tertekan dan cemas karena perbedaan dan perubahan yang terjadi
dalam tahun pertama perkuliahan hingga memengaruhi prosesnya mengikuti
perkuliahan. Hal tersebut dialami mahasiswa tahun pertama yang menghadapi
norma dan budaya baru, teman baru, tugas yang banyak, dan perubahan lain
pada gaya hidup menuntut waktu dan pengaturan diri yang lebih baik
dibandingkan pada saat masa sekolah menengah atas.
Berdasarkan hasil wawancara tersebut pula, diketahui mahasiswa
tahun pertama belum menemukan cara belajar yang efektif sehingga merasa
kewalahan dengan tugas kuliah yang menumpuk dan membutuhkan tenaga
serta waktu yang ekstra untuk menyelesaikannya. Mereka mencemaskan
ujian-ujian, bermasalah saat berbicara di depan kelas, dan semakin merasa
tertekan karena kesulitan dalam mengatur waktu antara mengerjakan tugas
dengan kegiatan lain seperti kegiatan keorganisasian dan kegiatan komunitas
kampus. Hal ini membuat mereka takut mengalami kegagalan di perguruan
tinggi. Gerdes dan Mallinckrodt (1994) menyatakan bahwa kegagalan dalam
memenuhi tuntutan-tuntutan universitas menjadi masalah paling umum bagi
mahasiswa untuk menarik diri dari pendidikan di perguruan tinggi.
Tidak hanya itu, dari hasil wawancara tersebut juga diketahui bahwa
enam dari sepuluh mahasiswa mengalami kesulitan untuk bergaul karena
merasa cemas dengan lingkungan barunya. Ahkam (2004) memaparkan data
dari Unit Bimbingan Konseling Mahasiswa (UBKM) Universitas Negeri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Makassar tahun 2001-2003 yang menunjukkan bahwa permasalahan yang
paling sering dikonsultasikan oleh mahasiswanya berupa perasaan rendah diri
dalam situasi baru, kurang percaya diri dalam kegiatan di kelas, kesulitan
bergaul di dalam maupun di luar kampus, sulit menyesuaikan diri dengan
dosen, menyelesaikan kuliah melebihi waktu yang seharusnya, hingga drop
out. Data lain juga dimuat oleh mediaindonesia.com pada tahun 2016 dan
kabarkampus.com pada tahun 2015 bahwa jumlah mahasiswa yang
mengalami drop out di Universitas Tadulako Sulawesi Tengah dan Institut
Teknologi Sepuluh November Surabaya terbilang tinggi akibat gagal
menyesuaikan
diri
dengan
tuntutan
perkuliahan
seperti
kurangnya
kemampuan bersosialisasi serta beradaptasi dengan lingkungan dan
perubahan pola belajar.
Dalam menghadapi situasi terkait perbedaan dan perubahan itu,
mahasiswa tahun pertama dituntut untuk dapat menyesuaikan diri di
perguruan tinggi agar mampu menguasai lingkungan sosial barunya,
mengembangkan orientasinya terhadap institusi tempat dirinya berkuliah,
menjadi anggota yang produktif dalam lingkup perguruan tinggi, dan
menyesuaikan diri dengan peran serta tanggung jawab barunya (Credé &
Niehorster, 2012; Gall, Evans, & Bellerose, 2000).
Penyesuaian diri di perguruan tinggi merupakan sebuah respon
psikososial pada diri mahasiswa dalam menanggapi perubahan-perubahan
yang terjadi di lingkungan sekitarnya, yang dapat menjadi sumber stress dan
memerlukan serangkaian keterampilan coping (Baker, McNeil, & Siryk,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
1985). Baker dan Siryk (1986) mengemukakan empat dimensi penyesuaian
diri di perguruan tinggi yang meliputi penyesuaian akademik (academic
adjustment), penyesuaian sosial (social adjustment), penyesuaian personalemosional (personal-emotional adjustment), dan kelekatan institusional
(institutional-attachment). Berdasarkan pendapat tersebut, mahasiswa tahun
pertama dikatakan telah melakukan penyesuaian diri di perguruan tinggi
ketika mampu beradaptasi dengan tuntutan-tuntutan akademik perkuliahan
yang cenderung lebih besar dibandingkan saat SMA, mampu berintegrasi
dengan lingkungan sosial yang baru di kalangan kampus, mulai muncul
kelekatan secara emosional dengan perguruan tingginya, dan mampu melalui
kecemasan serta stress akibat tuntutan lingkungan perkuliahan.
Mahasiswa tahun pertama yang mampu melakukan penyesuaian diri
dengan baik akan lebih mudah untuk berkembang secara optimal sesuai
potensi yang dimilikinya sehingga tujuan dalam menempuh pendidikan
tercapai. Hal ini didukung dengan penelitian-penelitian yang menunjukkan
penyesuaian di perguruan tinggi yang baik pada mahasiswa tahun pertama
berpengaruh dalam pencapaian akademik yang baik pula serta ketahanan
mahasiswa dalam berkuliah (Baker & Siryk, 1986; Beyers & Goossens, 2003;
Credé & Niehorster, 2012). Penelitian sebelumnya juga menunjukkan adanya
hubungan negatif antara penyesuaian diri di perguruan tinggi dengan tingkat
stress dan kecenderungan drop out (Baker & Siryk, 1986; Beyers &
Goossens, 2003; Crede & Nichorster, 2012; Friedlander et al., 2007). Hal ini
menunjukkan bahwa dengan melakukan penyesuaian diri di perguruan tinggi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
mahasiswa tahun pertama akan cenderung terhindar dari stress akibat
perubahannya yang dapat menghambat proses menempuh pendidikan di
perguruan tinggi. Oleh karena itu, penyesuaian diri di perguruan tinggi yang
baik dirasa cukup penting bagi para mahasiswa tahun pertama.
Menyadari pentingnya penyesuaian diri di perguruan tinggi, para
peneliti terdahulu telah melakukan penelitian-penelitian terkait guna
mengetahui faktor-faktor yang dapat memengaruhi penyesuaian diri di
perguruan tinggi itu sendiri. Penelitian-penelitian tersebut menunjukkan
bahwa penyesuaian diri di perguruan tinggi dapat dipengaruhi oleh faktor
demografis seperti etnis, jenis kelamin, usia dan status generasi (Bernier,
Larose, Boivin, & Soucy, 2004; Friedlander et al., 2007; Hertel, 2010;
Schneider & Ward, 2003), persepsi dukungan sosial (Friedlander et al., 2007;
Hertel, 2010; Schneider & Ward, 2003) dan persepsi hubungan mahasiswa
dengan orangtua (Orrego & Rodriguez, 2001; Schnuck & Handal, 2011).
Selain itu, penyesuaian diri juga dapat dipengaruhi oleh faktor
kecerdasan emosi (Adeyemo, 2005; Durán, Extremera, Rey, FernándezBerrocal, & Montalbán, 2006; Parker, Summerfeldt, Hogan, & Majeski,
2004; Petrides, Sangareau, Furnham, & Frederickson, 2006), karakter
kepribadian atau trait (Rice, Vergara, & Aldea, 2006; Schnuck et al., 2011),
serta evaluasi diri atau core self-evaluation yang meliputi stabilitas emosi,
harga diri atau self-esteem, efikasi diri atau self-efficacy, dan locus of control
(Aspelmeier, Love, McGill, Elliott, & Pierce, 2012; Credé & Niehorster,
2012; Friedlander et al., 2007; Hertel, 2010; Hickman, Bartholomae, &
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
McKenry, 2000; Pritchard, Wilson, & Yamnitz, 2007; Toews & Yazedjian,
2007).
Berdasarkan faktor-faktor yang telah disebutkan, peneliti melihat
locus of control sebagai sebuah variabel yang perlu dilihat hubungannya
dengan penyesuaian diri di perguruan tinggi. Hal ini mengacu pada
pernyataan bahwa locus of control menjadi faktor yang penting dalam
menentukan bagaimana mahasiswa baru akan menyesuaikan diri melalui
pemaknaan situasi menekan di perguruan tinggi (Crede & Nichorster, 2012;
Kammeyer-Mueller, Judge, dan Scott 2009). Rotter (1966) mengungkapkan
seorang individu dapat memaknai peristiwa yang terjadi dalam hidupnya
sebagai hal yang bergantung pada faktor dalam dirinya sendiri (locus of
control internal), atau memaknai peristiwa tersebut sebagai hal yang terjadi
karena pengaruh dari luar dirinya seperti takdir dan pengaruh orang lain
(locus of control eksternal). Individu dengan locus of control internal
diketahui cenderung memaknai peristiwa yang terjadi dalam hidupnya
sebagai hal yang dapat dikendalikan (Lefcourt, 1991). Dalam konteks
kehidupan di perguruan tinggi, pemaknaan terhadap tuntutan di perguruan
tinggi juga akan dilakukan oleh mahasiswa tahun pertama sebelum
menentukan bagaimana cara mahasiswa tersebut merespon tuntutan itu
sendiri. Mahasiswa tahun pertama yang memaknai tuntutan di perguruan
tinggi sebagai hal yang dapat dikendalikan, atau disebut memiliki locus of
control internal, akan memutuskan tindakan yang efektif dalam menghadapi
situasi tersebut dan mempertimbangkan konsekuensinya. Dengan kata lain,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
mahasiswa dengan locus of control internal akan cenderung merespon
tuntutan tersebut dengan berusaha menyesuaiankan dirinya di perguruan
tinggi. Oleh karena itu, dalam penelitian ini peneliti berfokus pada faktor
locus of control internal.
Locus of control merupakan sebuah kecenderungan yang bersifat
dinamis dan dapat berubah seiring bertambahnya usia individu (Crandall,
Katkovsky, & Crandall, 1965). Penelitian yang dilakukan oleh Crandall,
Katkovsky, dan Crandall (1965) menunjukkan semakin bertambahnya usia
individu maka kecenderungan locus of control yang dimilikinya semakin
internal sesuai dengan tingkat kedewasaan individu tersebut. Hal ini
menunjukkan bahwa locus of control merupakan faktor yang masih dapat
dikembangkan pada diri individu. Oleh karena itu, dengan menguji hubungan
antara locus of control internal dan penyesuaian diri di perguruan tinggi maka
dapat diketahui peran locus of control internal terhadap penyesuaian diri di
perguruan tinggi.
Penelitian-penelitian terdahulu terkait locus of control internal pada
mahasiswa telah menunjukkan kaitan locus of control internal terhadap
karakteristik individu yang memiliki penyesuaian diri yang baik di perguruan
tinggi (Abouserie, 1994; Aspelmeier et al., 2012; Caplan, Henderson,
Henderson, & Fleming, 2002; Findley & Cooper, 1983; Gifford, BricenoPerriott, & Mianzo, 2006; Janssen & Carton, 1999; Martin & Dixon, 1994;
Roddenberry & Renk, 2010; Rose, Hall, Bolen, & Webster, 1996; Warehime
& Foulds, 1971). Akan tetapi, penelitian-penelitian yang dilakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
sebelumnya hanya menunjukkan hubungan locus of control internal dengan
salah satu dimensi penyesuaian diri di perguruan tinggi seperti penyesuaian
akademik atau penyesuaian sosial saja. Di sisi lain, tuntutan yang terjadi di
perguruan tinggi tidak hanya berasal dari dimensi akademik maupun sosial
saja, melainkan meliputi dimensi personal-emosianal dan komitmen terhadap
institusi perkuliahan seperti teori yang dikemukakan oleh Baker dan Syrik
(1986). Mahasiswa tahun pertama dikatakan berhasil melakukan penyesuaian
diri di perguruan tinggi apabila telah memenuhi keempat dimensi tersebut dan
tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Akan tetapi, pengukuran penyesuaian
diri di perguruan tinggi secara menyeluruh meliputi keempat dimensi tersebut
belum pernah dilakukan sebelumnya. Berdasarkan pemaparan tersebut,
penelitian ini bermaksud untuk menguji hubungan antara locus of control
internal dan penyesuaian diri di perguruan tinggi pada mahasiswa tahun
pertama secara lebih komprehensif dengan menggunakan pengukuran yang
meliputi keempat dimensi penyesuaian diri dari Baker dan Syrik (1986).
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan pemaparan sebelumnya terkait munculnya berbagai
masalah dalam perkuliahan akibat penyesuaian diri yang buruk pada tahun
pertama perkuliahan, maka peneliti berupaya melihat faktor yang dapat
memengaruhi penyesuaian diri di perguruan tinggi pada mahasiswa tahun
pertama. Dalam penelitian ini, peneliti secara khusus ingin melihat locus of
control internal sebagai faktor yang berhubungan dengan penyesuaian diri di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
perguruan tinggi tersebut. Dengan demikian, rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah: Apakah terdapat hubungan antara locus of control
internal dengan penyesuaian diri di perguruan tinggi pada mahasiswa tahun
pertama?
C. TUJUAN PENELTIAN
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji hubungan antara locus of
control internal dengan penyesuaian diri di perguruan tinggi pada mahasiswa
tahun pertama.
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini memberikan sumbangan ilmu dan pengetahuan di
bidang psikologi, khususnya psikologi pendidikan, mengenai hubungan
antara locus of control internal dengan penyesuaian diri di perguruan
tinggi pada mahasiswa tahun pertama.
2. Manfaat Praktis
2.1.Bagi penelitian selanjutnya
Penelitian ini dapat digunakan untuk pengembangan penelitianpenelitian selanjutnya mengenai locus of control internal, penyesuaian
diri di perguruan tinggi dan mahasiswa tahun pertama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
2.2.Bagi mahasiswa tahun pertama
Penelitian ini dapat digunakan oleh mahasiswa tahun pertama
sebagai pertimbangan akan pentingnya penyesuaian diri di perguruan
tinggi dan faktor yang berhubungan dengan hal tersebut. Selain itu,
penelitian ini memberikan gambaran bagi mahasiswa tahun pertama
akan pentingnya memiliki locus of control internal.
2.3.Bagi Dosen Pembimbing Akademik
Penelitian ini memberikan informasi kepada dosen pembimbing
terkait gambaran penyesuaian diri di perguruan tinggi pada mahasiswa
tahun pertama. Dengan demikian, penelitian ini dapat menjadi
pertimbangan
bagi
dosen
pembimbing
untuk
melakukan
pendampingan pada mahasiswa yang masih mengalami kesulitan
dalam penyesuaian dirinya.
2.4.Bagi Institusi Perguruan Tinggi
Penelitian ini dapat digunakan oleh pihak institusi perguruan tinggi
sebagai
referensi
untuk
menyusun
program
guna
membantu
mahasiswanya dalam proses penyesuaian diri di perguruan tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
LANDASAN TEORI
A. PENYESUAIAN DIRI DI PERGURUAN TINGGI
1. Pengertian Penyesuaian Diri di Perguruan Tinggi
Penyesuaian diri (adjustment) pada dasarnya merupakan istilah
psikologis yang berkembang dari konsep adaptasi secara biologis
(Lazarus, 1961).
Lazarus
(1961) mulai
mengembangkan konsep
penyesuaian diri sebagai usaha pertahanan diri yang lebih menekankan
pada proses-proses psikologis individu untuk menanggapi tekanan
eksternal maupun internal pada dirinya. Secara lebih rinci, Schneiders
(1960) menjelaskan penyesuaian diri sebagai rangkaian respon mental dan
tingkah laku yang dilakukan individu untuk menyelaraskan kebutuhankebutuhan dalam dirinya dengan apa yang diharapkan oleh lingkungan di
mana ia tinggal. Lalu, Sawrey dan Telford (1971) menekankan bahwa
penyesuaian diri merupakan bentuk interaksi antara individu dengan
lingkungannya secara terus-menerus dengan melibatkan proses kognisi,
emosi, dan perilakunya yang saling terkait satu sama lain.
Santrock (2006) berpendapat bahwa penyesuaian diri merupakan
respon psikologis terkait adaptasi, koping, dan pengelolaan tantangan
dalam kehidupan sehari-hari. Eschun (2006) berpendapat bahwa
penyesuaian diri adalah respon individu terhadap perubahan-perubahan
yang terjadi di lingkungan sekitarnya, serta membantu individu dalam
11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
mengatasi tuntutan-tuntutan dalam kehidupan sehari-hari. Demikian pula
Dunn, Hammer dan Weiten (2015) menyebutkan penyesuaian diri sebagai
proses psikologis mengenai bagaimana individu mengelola atau mengatasi
tuntutan dan tantangan pada kehidupan sehari-hari. Berdasarkan
pandangan-pandangan tersebut, dapat dikatakan bahwa penyesuaian diri
merupakan respon individu berupa usaha yang dilakukan secara terus
menerus untuk menyelaraskan dorongan dalam dirinya dengan tekanan
dari lingkungan dan melibatkan sistem kognisi, emosi serta perilaku.
Dalam pengembangannya, Baker et al. (1985) menjelaskan
penyesuaian diri di konteks perguruan tinggi, khususnya terjadi pada
mahasiswa, yaitu merupakan respon psikologis yang melibatkan tuntutantuntutan dengan jenis dan tingkatan yang berbeda, serta membutuhkan
keterampilan coping. Pengembangan konsep penyesuaian diri di
perguruan tinggi oleh Baker, McNeil dan Siryk inilah yang menjadi dasar
acuan penelitian-penelitian terkait hingga saat ini. Dari uraian tersebut,
dapat disimpulkan bahwa penyesuaian diri di perguruan tinggi adalah
sebuah respon mahasiswa untuk menyelaraskan dorongan dirinya dengan
lingkungan dalam menghadapi tekanan dan tuntutan yang terjadi di
perguruan tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
2. Dimensi Penyesuaian Diri di Perguruan Tinggi
Dalam konteks penyesuaian diri di perguruan tinggi, Baker dan
Siryk (1986) menyebutkan bahwa terdapat empat dimensi penyesuaian diri
di perguruan tinggi (college adjustment) berdasarkan penelitian yang
dilakukannya, yaitu:
2.1.Penyesuaian Akademik (Academic Adjustment)
Penyesuaian akademik adalah kemampuan mahasiswa dalam
menyesuaikan diri dengan tuntutan akademis dalam perkuliahan dan
mencapai tingkat kepuasan pada prestasi akademisnya. Dimensi ini
tercermin dari motivasi (sikap terhadap tujuan akademis, motivasi
untuk mencapai tujuan akademis dan berkuliah), aplikasi (seberapa
jauh motivasi diubah menjadi usaha untuk mencapai tujuan akademis),
performa (keberhasilan dan keefektifaan dalam mencapai tujuan
akademis), dan lingkungan akademis (kepuasan terhadap prestasi
akademis). Individu dengan penyesuaian diri yang baik di perguruan
tinggi
mampu
mengaplikasikan
motivasi
akademik,
memiliki
performansi akademik yang baik, dan mampu mengatasi tuntutan
akademik.
2.2.Penyesuaian Sosial (Social Adjustment)
Penyesuaian sosial adalah kemampuan mahasiswa untuk
berintegrasi dengan struktur sosial di lingkungan kampus. Dimensi ini
meliputi keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan di lingkungan kampus
secara umum, keterlibatan mahasiswa dengan orang lain seperti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
menjalin pertemanan baru, dan kepuasan terhadap lingkungan kampus.
Individu dengan penyesuaian diri yang baik di perguruan tinggi terlibat
aktif dalam kegiatan yang ada di perguruan tinggi, mampu menjalin
hubungan dengan orang lain dalam lingkup perguruan tinggi dan
mampu mengatasi perubahan lingkungan sosial.
2.3.Penyesuaian Personal-Emosional (Personal-Emotional Adjustment)
Penyesuaian personal-emosional adalah kemampuan mahasiswa
untuk menyesuaikan diri terhadap masalah emosional seperti stress dan
kecemasan, serta masalah fisik seperti kesulitan tidur yang dihadapi
mahasiswa.
Dimensi
ini
meliputi
kesejahteraan
psikologis
(psychological well-being) dan kesejahteraan fisik (physical wellbeing). Individu dengan penyesuaian diri yang baik di perguruan tinggi
menunjukkan bahwa dirinya dapat mengontrol emosi dengan baik,
memiliki persepsi positif terhadap tuntutan di perguruan tinggi dan
memiliki kondisi fisik yang baik.
2.4.Kelekatan terhadap Institusi / Komitmen (Institutional Adjustment)
Kelekatan terhadap institusi atau komitmen adalah kemampuan
mahasiswa untuk menyesuaikan diri dengan membangun kelekatan
antar dirinya dengan kampus dan kegiatan perkuliahan yang dijalani,
yang kemudian berpengaruh terhadap keputusan mahasiswa untuk
melanjutkan perkuliahan. Individu yang memiliki penyesuaian diri
yang baik di perguruan tinggi cenderung merasa puas terhadap fakultas
tempat dirinya berkuliah, puas terhadap universitas tempat dirinya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
berkuliah, dan puas terhadap keberadaannya di perguruan tinggi secara
umum.
Walaupun penyesuaian diri di perguruan tinggi yang dikemukakan
oleh Baker dan Siryk (1986) memiliki empat dimensi, akan tetapi dalam
penelitian ini penyesuaian diri di perguruan tinggi diperlakukan sebagai
satu komponen tunggal dengan alasan individu dikatakan berhasil
melakukan penyesuaian diri di perguruan tinggi apabila telah memenuhi
keempat dimensi tersebut dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
Alasan serupa juga dikemukakan oleh beberapa peneliti sebelumnya yang
mengukur penyesuaian diri di perguruan tinggi sebagai sebuah komponen
yang menyeluruh (Beyers & Goossens, 2003; Caplan et al., 2002; Choi,
2002; Marmarosh & Markin, 2007; Ramos-Sanchez & Nichols, 2007,
2007).
Tuntutan yang dihadapi mahasiswa tahun pertama di perguruan
tinggi tidak hanya berupa tuntutan akademik saja melainkan juga tuntutan
sosial. Oleh karena itu, penyesuaian diri di perguruan tinggi tidak dapat
dipisahkan antara penyesuaian akademik dan penyesuaian sosial. Di sisi
lain, hanya dengan berhasil dalam akademik dan sosial tidak dapat
menunjukkan bahwa individu telah melakukan penyesuaian diri di
perguruan tinggi dengan baik apabila penyesuaian personal-emosionalnya
sendiri masih buruk. Kemudian, dimensi komitmen dan kelekatan terhadap
institusi tentunya tidak dapat semata-mata menunjukkan penyesuaian diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
di perguruan tinggi yang baik apabila pada dimensi lain individu
menunjukkan indikasi yang berkebalikan.
3. Faktor-faktor yang Memengaruhi Penyesuaian Diri di Perguruan
Tinggi
Dalam lingkup perguruan tinggi, ditemukan faktor-faktor yang
memengaruhi penyesuaian diri di perguruan tinggi, yaitu:
3.1.Persepsi dukungan sosial
Dukungan sosial merupakan sumber daya yang dimiliki individu
untuk melakukan penyesuaian diri. Persepsi individu mengenai
lingkungan sosial yang mendukung mengurangi ketegangan yang
dialami individu dan memudahkan dirinya melakukan proses transisi
di lingkungan yang baru (Credé & Niehorster, 2012; Friedlander et al.,
2007).
3.2.Persepsi hubungan dengan orang tua
Kelekatan antara anak dengan orangtua dan pola asuh orangtua
berpengaruh dalam proses penyesuaian diri karena berkaitan dengan
ketergantungan hubungan mahasiswa dengan orangtuanya (Beyers &
Goossens, 2003; Credé & Niehorster, 2012; Mattanah, Hancock, &
Brand, 2004; Orrego & Rodriguez, 2001). Mahasiswa dengan tipe
kelekatan
tak
menyebabkan
aman,
khususnya
kelekatan
kecemasan
dirinya
mengalami
ketakutan
pada
dapat
penolakan,
kurangnya keterampilan sosial, dan isolasi. Keadaan ini berdampak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
pada penyesuaian diri di perguruan tinggi seperti merasa kesepian,
depresi, dan dapat mengakibatkan distress (Marmarosh & Markin,
2007). Pola asuh autoritatif mempermudah mahasiswa melalui masa
transisi ke dalam lingkungan perguruan tinggi. Hal ini dikarenakan
keluarga yang hangat, emosional, peduli, serta memiliki komunikasi
yang terbuka membuat individu mencapai penguasaan (prestasi) yang
lebih besar dan regulasi diri yang baik (Hickman et al., 2000).
3.3.Data demografi
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa data demografis
terkait posisi etnis tertentu dalam masyarakat (minoritas atau
mayoritas), status generasi mahasiswa (terkait perbedaan informasi
yang dimiliki antara mahasiswa generasi pertama berkuliah dalam
keluarganya dengan mahasiswa generasi lanjutan yang memiliki
pengalaman keluarga berkuliah), dan status ekonomi sosial memiliki
pengaruh terhadap proses penyesuian dirinya (Credé & Niehorster,
2012; Friedlander et al., 2007; Hertel, 2010; Schneider & Ward, 2003).
Mahasiswa yang beretnis minoritas di masyarakat, cenderung
memerlukan usaha yang lebih untuk dapat menyesuaikan diri di
perguruan
tinggi
atau
akan
mengalami
kesulitan
dalam
penyesuaiannya. Status mahasiswa dengan keluarga yang sudah pernah
berkuliah sebelumnya cenderung memiliki informasi yang lebih
banyak
mengenai
kehidupan
perkuliahan
sehingga
dapat
mempersiapkan diri dan tidak terlalu mengalami kesulitan dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
menyesuaikan diri di perguruan tinggi. Kemudian, penelitian juga
menemukan bahwa mahasiswa dengan status ekonomi sosial yang
tinggi cenderung lebih mudah untuk menyesuaikan diri di perguruan
tinggi dibandingkan mahasiswa dengan status ekonomi sosial yang
rendah.
3.4.Kecerdasan emosi
Kecerdasan emosi merupakan tipe kecerdasan yang meliputi
kemampuan
untuk
memproses
informasi
emosional
dan
menggunakannya dalam penalaran dan aktivitas kognitif lainnya
(VandenBos, 2007). Dalam menyesuaikan diri, individu melibatkan
keterampilan untuk mengelola perubahan. Keterampilan mengelola
perubahan itu sendiri melibatkan kemampuan untuk mengidentifikasi
potensi masalah serta menggunakan strategi koping yang realistis dan
fleksibel. Dimensi pengelolaan stres melibatkan kemampuan untuk
mengelola situasi yang penuh tekanan dengan cara yang tenang dan
proaktif. Individu dengan kemampuan pengelolaan stres yang baik
cenderung tidak impulsif dan dapat bekerja dengan baik di bawah
tekanan sehingga mendukung proses penyesuaian dirinya termasuk
dalam konteks perguruan tinggi (Parker et al., 2004).
3.5.Karakter kepribadian (trait)
Trait merupakan dimensi kepribaian yang memengaruhi pikiran,
perasaan dan perilaku individu dengan cara tertentu. Karakter seperti
ekstraversi, keramahan, keterbukaan dan kestabilan emosi dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
membuat individu lebih cepat menjalin pertemanan baru dan lebih siap
mempelajari
lingkungan
barunya
sehingga
mendukung proses
penyesuaian diri di perguruan tinggi (Aspinwall & Taylor, 1992; Credé
& Niehorster, 2012; Schnuck et al., 2011). Individu dengan
perfeksionisme maladaptif memiliki kecenderungan stres yang lebih
tinggi, memiliki pandangan yang kaku atau tidak fleksibel terhadap
diri sendiri, dan orang lain. selain itu juga kurang memiliki solusi yang
efektif dalam memahami dan mengatasi masalahnya sehingga
mengakibatkan individu ini sulit menyesuaikan diri dengan baik di
lingkungannya (Rice et al., 2006).
3.6.Evaluasi-diri inti (core self-evaluation)
Faktor yang mencakup harga diri, efikasi diri, locus of control,
ini berpengaruh pada penyesuaian diri di perguruan tinggi karena
menentukan cara yang dilakukan individu untuk menghadapi
permasalahan dari tekanan lingkungan pada dirinya, serta cara individu
mempersepsikan dan memaknai lingkungan barunya dalam perguruan
tinggi. Hal ini ditandai dengan tingginya tingkat kepercayaan diri dan
optimisme sehingga lebih mudah untuk membentuk hubungan sosial
baru (Credé & Niehorster, 2012).
Menurut Friedlander et al. (2007), individu dengan penilaian diri
yang baik cenderung memiliki strategi yang lebih efektif untuk
menghadapi tuntutan akademik dan sosial yang melekat di lingkungan
perguruan tinggi. Locus of control merupakan cara pandang, berkaitan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
dengan kesadaran bahwa dirinya memiliki kendali dalam perilakunya,
responnya terhadap lingkungan. Dengan demikian, orang yang merasa
punya kendali akan mengarahkan dirinya dalam merespon tekanan
sehingga melakukan penyesuaian diri, sedangkan yang merasa tidak
punya kendali akan mengikuti arus tekanan dari lingkungan. Oleh
karena itu, locus of control internal berdampak pada kesuksesan
individu untuk menyesuaiakan diri pada keempat dimensi penyesuaian
diri di perguruan tinggi (Aspelmeier et al., 2012).
B. LOCUS OF CONTROL INTERNAL
1. Konsep Locus of Control
Locus
of
Control
dikembangkan
oleh
Rotter
(1966)
yang
mendefinisikannya sebagai keyakinan individu akan sumber kontrol atau
penguatan dalam hidupnya, apakah kontrol dan penguatan tersebut
bergantung pada perilaku dirinya sendiri (internal) atau bergantung pada
kekuatan dari luar dirinya (ekstenal). Ahli lain seperti Lefcourt (1991) juga
berpendapat serupa bahwa locus of control merupakan keyakinan individu
mengenai sumber penyebab dari peristiwa-peristiwa yang dialami dalam
hidupnya. Individu dapat meyakini bahwa dirinya mampu mengontrol
hidupnya, atau meyakini bahwa orang lain atau lingkungannya lah yang
justru mengatur. Locus of control digambarkan sebagai suatu konsep yang
mencerminkan sejauh mana orang percaya bahwa apa yang terjadi kepada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
mereka adalah dalam kendali mereka atau di luar kendali mereka dengan
dua sisi yang berlawanan (April, Dharani, & Peters, 2012).
Duffy dan Atwater (2005) mengemukakan