Pemahaman siswa tentang gerak vertical : sebuah studi kasus.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRAK
Maria Febriyanti. 2015 “Pemahaman Siswa Tentang Gerak Vertikal: Studi
Kasus”. Skripsi. Program Studi Pendidikan Fisika. Jurusan Pendidikan Matematika
Dan Ilmu Pengetahuan Alam. Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan. Universitas
Sanata Dharma, Yogyakarta.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Penelitian ini bertujuan untuk
mengungkap pemahaman siswa tentang gerak vertikal. Untuk mengetahui pemahaman
siswa tentang gerak vertikal, peneliti menggunakan wawancara sebagai alat untuk
mengungkap pemahaman siswa tersebut.
Kemendalaman pertanyaan berkembang dari partisipan pertama dan partisipan
berikutnya. Data paling lengkap diperoleh dari partisipan keempat. Penelitian ini
menunjukkan bahwa dengan wawancara yang berkembang akan menghasilkan
kemendalaman pertanyaan. Dengan kemendalaman pertanyaan, peneliti dengan mudah
menangkap pemikiran siswa dan membantu siswa mengkonstruksi pikirannya sendiri.

Sehingga siswa membuat pemahaman yang baru yang lebih baik dari sebelumnya.

Kata Kunci: Pemahaman, Gerak Vertikal, Teori Konstruktivisme, Wawancara

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ABSTRACT

Maria Febriyanti. 2015. STUDENTS’ UNDERSTANDING ON VERTICAL
MOTION: A CASE STUDY. Thesis. Physics Education Study Program. Department of
Mathematics and Science Education. Faculty of Teachers Training and Education. Sanata
Dharma University of Yogyakarta.
This research is a qualitative research. This study aims to reveal the student’s
understanding on the vertical motion. To determine student’s 'understanding on vertical motion,
the researcher used interview as a tool to reveal the student’s understanding.
The depth of questions deepen from the first participant to another. A comprehensive data

was obtained from the fourth participant. The study shows that the developing interview will
result in deep questions. The deeper the questions, the easier the researcher get the students’
mind and help them to construct their mind so that students will have a better understanding.

Keywords: Understanding, Vertical Motion, Theory of Constructivism, Interviews

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PEMAHAMAN SISWA TENTANG GERAK VERTIKAL: SEBUAH STUDI KASUS
SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika


Disusun Oleh:
Maria Febriyanti
NIM: 111424011

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PEMAHAMAN SISWA TENTANG GERAK VERTIKAL: SEBUAH STUDI KASUS
SKRIPSI


Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika

Disusun Oleh:
Maria Febriyanti
NIM: 111424011

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015

i

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN

MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN


Bersukacitalah senantiasa. 17Tetaplah berdoa. 18Mengucap
syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki
Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.
16

1 Tesalonika 5: 16-18

Hanya ini Tuhan Persembahanku terimalah Tuhan Yesus..
terimalah Bunda Maria.. Pakailah hidupku sebagai alat-Mu
seumur hidupku.. ♥

Serta ku Persembahkan untuk:
♥ Mamah dan Bapak yang sangat aku sayangi ♥
♥ Mbah Kakung dan Mbah Putri yang aku cintai ♥
♥ Adik Kecilku Indri yang aku sayangi ♥

iv

PLAGIAT

PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI


ABSTRAK
Maria Febriyanti. 2015 “Pemahaman Siswa Tentang Gerak Vertikal: Studi
Kasus”. Skripsi. Program Studi Pendidikan Fisika. Jurusan Pendidikan Matematika
Dan Ilmu Pengetahuan Alam. Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan. Universitas
Sanata Dharma, Yogyakarta.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Penelitian ini bertujuan untuk
mengungkap pemahaman siswa tentang gerak vertikal. Untuk mengetahui pemahaman
siswa tentang gerak vertikal, peneliti menggunakan wawancara sebagai alat untuk
mengungkap pemahaman siswa tersebut.
Kemendalaman pertanyaan berkembang dari partisipan pertama dan partisipan
berikutnya. Data paling lengkap diperoleh dari partisipan keempat. Penelitian ini
menunjukkan bahwa dengan wawancara yang berkembang akan menghasilkan
kemendalaman pertanyaan. Dengan kemendalaman pertanyaan, peneliti dengan mudah
menangkap pemikiran siswa dan membantu siswa mengkonstruksi pikirannya sendiri.
Sehingga siswa membuat pemahaman yang baru yang lebih baik dari sebelumnya.

Kata Kunci: Pemahaman, Gerak Vertikal, Teori Konstruktivisme, Wawancara

vii


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRACT

Maria Febriyanti. 2015. STUDENTS’ UNDERSTANDING ON
VERTICAL MOTION: A CASE STUDY. Thesis. Physics Education Study
Program. Department of Mathematics and Science Education. Faculty of
Teachers Training and Education. Sanata Dharma University of Yogyakarta.
This research is a qualitative research. This study aims to reveal the student’s
understanding on the vertical motion. To determine student’s 'understanding on
vertical motion, the researcher used interview as a tool to reveal the student’s
understanding.
The depth of questions deepen from the first participant to another. A
comprehensive data was obtained from the fourth participant. The study shows that
the developing interview will result in deep questions. The deeper the questions, the

easier the researcher get the students’ mind and help them to construct their mind so
that students will have a better understanding.

Keywords: Understanding, Vertical Motion, Theory of Constructivism, Interviews

viii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih karuniaNya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pemahaman Siswa
Tentang Gerak Vertikal: Sebuah Studi Kasus” sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Fisika,

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Skripsi ini merupakan peenelitian bersama, dengan topik yang sama namun partisipan
dan materi yang diberikan berbeda-beda. Dasar teori dipelajari bersama-sama namun
dirumuskan berbeda oleh setiap orang, adapun kalimat yang sama merupakan hasil
diskusi bersama oleh kelompok. Metode penelitan juga didiskusikan bersama, namun
setiap orang dapat mengembangkan sendiri. Metode analisis data dikembangkan
berdasarkan partisipan yang diperoleh dari setiap peneliti. Pembagian materi di bagi
secara acak dengan menggunakan undian. Partisipan bebas memilih materi yang
diinginkan untuk diwawancarai. Sehingga peneliti menerima partisipan yang memilih
bagian dari materi penelitiannya.
Selama penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak bimbingan, saran
dan dukungan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Drs. T. Sarkim, M. Ed., Ph.D selaku Dosen Pembimbing skripsi atas
waktunya untuk membimbing dengan penuh perhatian, serta yang telah banyak
meluangkan waktu dan masukan selama penulisan skripsi ini.
2. Bapak Dr. Ign. Edi Santosa, M.S. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika
sekaligus selaku dosen pembimbing akademik, dan segenap dosen JPMIPA yang
telah memberikan pengalaman, pengetahuan, dan bimbingannya selama ini.
3. Segenap Staf sekretariat JPMIPA yang telah membantu segala sesuatu tentang
administrasi selama penulis kuliah di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

ix

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

4. Siswa-siswi yang telah bersedia menjadi partisipan dalam penelitian ini.
5. Keluargaku yang tercinta, mamah, bapak, dedek, mbah kakung, mbah putri,
bude, pakde, bulik, om, dan para gen sukarno yang senantiasa mendoakan dan
mendukung dalam setiap proses pendidikan.
6. Sumber segala emosiku Ivan Sujatmiko yang selalu menyemangati, memberi
masukan, dan mendengarkan keluh kesahku selama kuliah serta dengan sabar
menemani disaat-saat sulit.
7. Para sahabat tersayang toma yang selalu menguatkan dan memberi masukan
yang baik selama proses perkuliahan.
8. Para penghuni kos wisma ananda, terkhusus Helen, Indah dan Ocha yang
senantiasa mendukung dan memberi nasihat selama penelitian ini berlangsung.
9. Teman-teman Pendidikan Fisika angkatan 2011, yang selalu berbagi pengalaman
indah, suka, duka dan pengetahuan selama empat tahun berproses dalam
perkuliahan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
10. Teman-teman payungan skripsi, Tika, Vivin, Hudan dan Gandha yang selalu
dengan sabar mengajarkanku dan mau belajar bersama selama penelitian ini
berlangsung.
11. Teman-teman PPL Santa Maria 2014 dan KKN Angkatan XLIX kelompok 27,
setren mania yang dengan tulus menemani dan mendukung penelitian ini.
12. Serta semua pihak dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu atas dukungan dan semangat yang telah diberikan sehingga sangat
membantu penyelesaian penulisan skripsi ini.
Semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi pembaca khususnya dan dalam
bidang ilmu pengetahuan pada umumnya.

Yogyakarta, 29 Juli 2015
Penulis
x

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..........................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN......................................................................................iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................................iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ......................................................................... v
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .................................vi
ABSTRAK ..................................................................................................................vii
ABSTRACT.................................................................................................................viii
KATA PENGANTAR...................................................................................................ix
DAFTAR ISI ................................................................................................................xi
DAFTAR TABEL.......................................................................................................xiv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................... xv

BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................................... 2
E. Tujuan Penelitian ...................................................................................................... 2
F. Manfaat Penelitian .................................................................................................... 2

xi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB II. LANDASAN TEORI
A. Konsep, Konsepsi, dan Prakonsepsi......................................................................... 3
B. Pemahaman Konsep Fisika ...................................................................................... 4
C. Mengungkap Pemahaman ........................................................................................ 6
D. Miskonsepsi.............................................................................................................. 7
E. Teori Konstruktivisme ............................................................................................. 8
F. Teori Perubahan Konsep ........................................................................................... 9
H. Materi Gerak Vertikal
1. Gerak Jatuh Bebas .............................................................................................. 10
2. Gerak Vertikal Ke Bawah ................................................................................... 11
3. Gerak Vertikal Ke Atas....................................................................................... 12

BAB III. METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian....................................................................................................... 14
B. Partisipan Penelitian ............................................................................................... 14
C. Desain Penelitian .................................................................................................... 14
D. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................................. 15
E. Pengembangan Kemampuan Bertanya: Ketepatan dan Kemendalaman ................ 15
F. Instrumen Penelitian................................................................................................ 15
G. Metode Pengumpulan Data .................................................................................... 16
H. Metode Analisis Data ............................................................................................. 17

xii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB IV. DATA DAN ANALISIS DATA
A. Data ........................................................................................................................ 18
B. Analisis Data........................................................................................................... 18

BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................................ 47
B. Saran ....................................................................................................................... 48

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 49
LAMPIRAN............................................................................................................... 51

xiii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR TABEL
Tabel 1. Pengertian Gerak Jatuh Bebas....................................................................... 19
Tabel 2. Pemahaman Tentang Permasalahan Gerak Jatuh Bebas ............................... 20
Tabel 3. Pemahaman Siswa Tentang Gerak Vertikal ke Bawah ................................. 35
Tabel 4. Pemahaman Siswa Tentang Gerak Vertikal ke Atas..................................... 40

xiv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kisi-kisi Wawancara ............................................................................... 51
Lampiran 2. Transkrip Wawancara Siswa A ............................................................... 52
Lampiran 3. Transkrip Wawancara Siswa B ............................................................... 56
Lampiran 4. Transkrip Wawancara Siswa C ............................................................... 63
Lampiran 5. Transkrip Wawancara Siswa D ............................................................... 68

xv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu syarat utama dalam keberhasilan siswa terhadap suatu
materi pembelajaran fisika yaitu dengan memahami konsep. Siswa harus
memahami sungguh-sungguh konsep dalam suatu materi fisika. Karena
jika konsep tidak dipahami secara benar, siswa akan mendapatkan
kesulitan dalam memahami materi fisika. Menurut teori konstruktivisme,
siswa membangun pengetahuannya sendiri secara aktif. Guru hanya
berperan sebagai fasilitator yang membantu siswa memahami suatu
pengetahuan. Pertanyaan yang relevan dapat diajukan oleh guru agar dapat
mengungkap pemahaman siswa. Pertanyaan yang diajukan tidak boleh
sembarangan, karena pertanyaan tersebut dapat mengungkapkan pikiran
siswa tentang suatu konsep tertentu.
Dalam proses belajar-mengajar terkadang guru tidak tahu apa yang
dipikirkan siswa. Salah satu penyebabnya guru kurang memaksimalkan
proses bertanya pada siswa. Guru lebih fokus untuk memenuhi tujuan
pembelajaran secara umum. Sehingga guru tidak mengetahui apakah
siswanya telah paham atau belum. Berdasarkan uraian di atas maka
penulis ingin melaksanakan sebuah penelitian yang bertujuan untuk
mengungkap pemahaman siswa dalam materi gerak vertikal.

1

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

2

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas penulis merumuskan masalah yaitu: Bagaimana
pemahaman siswa mengenai konsep gerak vertikal?

C. Tujuan Penelitan
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan
untuk mengungkap pemahaman siswa tentang gerak vertikal.

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi guru dan calon guru
Guru dan calon guru dapat menyadari betapa pentingnya memberikan
pertanyaan untuk mengetahui apa yang siswa pikirkan tentang konsepkonsep fisika.
2. Bagi peneliti
Bagi peneliti dapat diamnfaatkan sebagai latihan dan cara untuk
mengungkap pemahaman siswa dengan cara memberi beberapa
pertanyaan. Selain itu peneliti juga dapat belajar untuk mengetahui dan
memahami apa yang dipikirkan siswa dan melatih kemampuan dalam
menganalisis dan memecahkan masalah pemahaman siswa yang salah.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Konsep, Konsepsi, dan Prakonsepsi
Menurut Winkel (2014), konsep adalah satuan arti yang mewakili
sejumlah objek yang memiliki ciri-ciri yang sama. Misalnya, ditemukannya
sejumlah ciri-ciri pada sebuah benda yang memiliki benang sari, kelopak,
tangkai, berputik, sedap dipandang, berbau wangi dan mekar. Ciri-ciri ini
ditangkap atau dikumpulkan dalam pengertian sebagai bunga. Konsep lain
dalam fisika seperti konsep gerak, gaya, kalor, dll.
Siswa yang memiliki pengalaman dalam hidupnya seperti melihat pelangi,
mengamati air mengalir, mengamati benda jatuh, dan lain sebagainya yang
berkaitan dengan fisika, berarti siswa tersebut telah memiliki prakonsepsi.
Prakonsepsi ini terjadi karena pengalaman hidup siswa sejak kecil (Berg
1991:10). Siswa yang sudah memiliki pengalaman awal akan membentuk
konsep. Konsep awal ini akan dihubungkan dengan konsep lainnya.
Seseorang yang memiliki tafsiran konsep yang dihasilkan melalui interaksi
dengan lingkungan maupun dengan pendidikan formal disebut konsepsi
(Berg, 1991 & Suparno, 2005:5).

3

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

4

B. Pemahaman Konsep Fisika
Fisika sebagai produk adalah salah satu hakekat fisika dalam ilmu
pengetahuan. Produk Fisika terjadi ketika manusia berinteraksi dengan alam
(gejala alam) sehingga manusia memiliki pengetahuan baru. Pengetahuanpengetahuan baru tentang gejala alam tersebut dikumpulkan untuk
diobservasi. Maka observasi tersebut akan menghasilkan fakta, konsep,
prinsip, hukum, dan teori (Suranto, 2009).
a. Fakta
Fakta merupakan data hasil observasi yang berupa kenyataan dan
pernyataan dari suatu benda yang sudah diketahui betul kondisinya. Selain
dengan observasi, sebuah fakta juga dapat dicari dengan menggunakan alat
bantu (Chiappetta & Coballa, 2010: 112). Salah satu contoh fakta dalam
fisika misalnya, benda yang dilepas selalu mengarah ke bawah.
b. Konsep
Konsep adalah satuan arti yang mewakili sejumlah objek yang memiliki
ciri-ciri yang sama. Misalnya, ditemukannya sejumlah ciri-ciri

pada

sebuah benda yang memiliki benang sari, kelopak, tangkai, berputik, sedap
dipandang, berbau wangi dan mekar. Ciri-ciri ini ditangkap atau
dikumpulkan dalam pengertian sebagai bunga. Konsep lain dalam fisika
seperti konsep gerak, gaya, kalor, dll.
c. Hukum
Hukum diperoleh dari pengembangan fakta-fakta yang memberi
penjelasan dan prediksi kejadian atau kasus individu (Carey, Carnap, dan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

5

Mayr dalam McComas, 2003). Contoh hukum dalam fisika misalnya,
hukum Newton, hukum Snellius, dan hukum Biot Savart.
d. Teori
Fakta, hukum, dan kesimpulan membangun suatu pernyataan yang disebut
teori. Dapat dikatakan sebuah teori apabila isinya menggambarkan suatu
fenomena yang masuk akal dari hasil sebuah penelitian manusia atau
penemuan manusia (Carey, Carnap, dan Mayr dalam McComas, 2003).
Contoh teori dalam fisika misalnya, teori kuantum, teori kinetik gas, dan
teori relativitas.
Syarat keberhasilan siswa terhadap fisika yaitu dengan memahami konsep
dan prinsip fisika itu sendiri (Simanjuntak, 2012). Pemahaman adalah proses
mental seseorang dalam mengartikan, menafsirkan, menerjemahkan, atau
menyatakan sesuatu yang telah diketahui dan diingat dengan caranya sendiri
tentang pengetahuan yang pernah diterimanya dan dijadikan landasan untuk
membangun wawaasan (Pusat Bahasa Depdiknas, 2002 & Simanjuntak,
2012).
Menurut Wardani (2010) pemahaman seseorang akan suatu konsep akan
ditunjukan oleh beberapa indikator sebagai berikut: 1) kemampuan
menyatakan ulang pengertian sebuah konsep menggunakan kalimat sendiri
secara rinci, 2) kemampuan mengklasifikasikan objek-objek menurut sifatsifat tertentu sesuai dengan konsepnya, 3) kemampuan memberikan contoh
dan yang bukan contoh dari suatu konsep 4) kemampuan menyajikan konsep
dalam

berbagai

bentuk

representasi

matematis,

5)

kemampuan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

6

mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup dari suatu konsep, 6)
kemampuan menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur tertentu 7)
kemampuan mengaplikasikan konsep.

C. Mengungkap Pemahaman
Menurut Sutoyo (2012: 19) cara untuk mengetahui pemahaman seseorang
dengan

melakukan

tes.

Sehingga

dapat

membantu

siswa

untuk

mengembangkan potensi dan menyelesaikan permasalahannya. Berikut
beberapa cara untuk mengungkap pemahaman seseorang secara bebas:
1. Wawancara
Dalam mengungkapkan pemahaman seseorang dapat dilakukan dengan
cara mewawancarai orang tersebut. Wawancara itu sendiri terbagi menjadi
2 cara, yaitu wawancara dengan teknik klinis dan teknik kelas. Wawancara
dengan teknik klinis dapat dilakukan bila ruangannya tenang, tanpa
penonton, dan waktu yang tepat. Sehingga memudahkan peneliti untuk
mewawancarai siswa dalam mengungkap pemikiran mereka tentang suatu
topik. Wawancara dengan teknik klinis ini dapat dilakukan setelah pulang
sekolah atau diluar jam pelajaran sekolah. Wawancara dengan teknik kelas
yaitu wawancara yang dilakukan oleh guru ketika jam pelajaran di sekolah
berlangsung (Taber, 1999).
Wawancara juga terbagi menjadi 2 bentuk, yaitu bentuk bebas dan
terstruktur. Wawancara bebas, yaitu melakukan wawancara tanpa
menggunakan daftar pertanyaan sehingga dalam perjalanan wawancara

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

7

peneliti bebas memberi pertanyaan dan partisipan bebas memberi jawaban.
Sedangkan wawancara terstruktur, peneliti sudah menyiapkan daftar
pertanyaan yang sudah diurutkan sehingga dalam prakteknya peneliti lebih
mudah melakukan wawancara. Salah satu keuntungan dalam wawancara
terstruktur peneliti dapat mengkorek pemikiran siswa lebih dalam karena
cara bertanya yang sistematis (Suparno, 2005).
2. Peta Konsep
Peta konsep dapat digunakan untuk melihat pemahaman siswa dalam
menghubungkan konsep-konsep yang mereka ketahui. Peta konsep juga
dapat digunakan untuk mengetahui apa saja yang diketahui siswa dan
sejauh mana siswa paham dalam topik tersebut (Berg, 1991 dan Taber,
1999).
3. Gambar
Menggambar juga salah satu cara mengungkap pemahaman siswa
dalam konsep tertentu. Menggambar dapat dilakukan dikelas saat jam
pelajaran dikelas berlangsung, namun menggambar juga dapat digunakan
dalam situasi klinis (Taber, 1999).

D. Miskonsepsi
Terkadang, siswa menafsirkan konsep tidak sama dengan yang
dimaksudkan oleh guru. Konsepsi siswa yang tidak sesuai dengan yang
sebenarnya ini disebut miskonsepsi (Berg, 1991). Contohnya, siswa
menganggap massa dan berat itu sama karena sudah berlangsung dalam

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

8

kehidupannya sehari-hari. Hal yang salah ini dianggap benar, mereka merasa
dengan begini mereka dapat lebih mudah berkomunikasi dengan orang lain.
Penyebab miskonsepsi itu sendiri ada beberapa hal, antara lain berasal dari
siswa sendiri; dari guru yang tidak menguasai bahan ajar dengan benar, buku
teks yang salah atau sulit dipahami oleh siswa, serta metode mengajar yang
diberikan oleh guru (Suparno, 2005).

E. Teori Konstruktivisme
Teori konstruktivisme menjelaskan bahwa pengetahuan seseorang adalah
bentukan (kontruksi) orang itu sendiri. Pengetahuan selalu merupakan akibat
dari suatu konstruksi kognitif kenyataan melalui kegiatan seseorang.
Seseorang membentuk skema, kategori, konsep dan strukur pengetahuan yang
diperlukan untuk pengetahuan (Piaget dalam Suparno, 2001). Proses
pembentukan ini berjalan terus-menerus dengan setiap kali mengadakan
reorganisasi karena adanya suatu pemahaman baru (Piaget dalam Suparno,
1997).
Suparno (1997) mengungkapkan prinsip-prinsip konstruktivisme, antara
lain: 1) pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri, baik secara personal
maupun sosial, 2) pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru ke murid,
kecuali hanya dengan keaktifan murid itu sendiri untuk menalar, 3) murid
aktif mengkonstruksi terus menerus, sehingga selalu terjadi perubahan konsep
menuju ke konsep yang lebih rinci, lengkap, serta sesuai dengan konsep

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

9

ilmiah, 4) guru sekadar membantu menyediakan sarana dan situasi agar
proses konstruksi siswa berjalan mulus.

F. Teori Perubahan Konsep
Teori adaptasi pikiran ke dalam suatu realitas disebut teori pengetahuan
(Suparno, 1997). Seseorang dapat mencapai pengertian tersebut dengan tiga
proses, yakni: yaitu asimilasi, akomodasi, dan ekuilibrasi. Asimilasi adalah
proses perubahan pemahaman sesuai dengan struktur kognitif seseorang ke
dalam skema atau pola yang sudah ada di dalam pikirannya. Akomodasi
adalah proses perubahan keadaan seseorang yang tidak dapat menerima
skema baru karena tidak sesuai dengan skema yang telah dimilikinya
(Suparno, 2001). Seorang anak diharapkan aktif terhadap lingkungan
sehingga proses asimilasi dan akomodasi dapat berjalan dan mengakibatkan
anak untuk melakukan perubahan konsep yang terjadi terus menerus.
(Suparno,1997).
Dalam perkembangan kognitif, diperlukan kesetimbangan antara asimilasi
dan akomodasi. Proses itu disebut dengan ekuilibrium, yakni pengaturan diri
mekanis untuk mengatur kesetimbangan proses asimilasi dan akomodasi.
Keadaan

tidak

seimbang

antara

asimilasi

dan

akomodasi

disebut

Disekuilibrium. Sedangkan proses bergeraknya ke adaan dari keadaan
disekuilibrium ke ekuilibrium disebut ekuilibrasi. Ekuilibrasi dapat
menyatukan pengalaman luar dengan strukur dalam yang dimiliki seseorang
(Suparno, 2001).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Menurut

Piaget

seseorang

selalu

berusaha

mencoba

10

memahami

pengetahuan barunya dengan cara mengasimilasikan ke dalam skema yang
sudah ada sebelumnya. Apabila asimilasi tidak berjalan sepenuhnya, maka
mengakibatkan adanya ketidak seimbangan antara pengetahuan baru dengan
skema sebelumnya, yang disebut ketidak seimbangan kognitif. Cara untuk
mengatasi ketidakseimbangan tersebut, seseorang melakukan akomodasi
sehingga pengetahuan barunya sesuai dengan skema yang sudah ada
sebelumnya. (cook, Joan & Greg. 2005)

G. Materi Gerak Vertikal
Gerak vertikal adalah gerak suatu benda dengan arah tegak lurus
terhadap bidang horisontal yang hanya mendapat pengaruh dari gravitasi
bumi tanpa ada gaya-gaya lain yang mempengaruhi. Gerak vertikal bisa
dipercepat dan diperlambat tergantung dari arah geraknya. Arah gerak dari
gerak vertikal bisa menuju ke bawah dan bisa juga ke atas. Gerak vertikal
yang menuju ke bawah yaitu gerak jatuh bebas dan gerak vertikal ke bawah.
Sedangkan gerak vertikal yang arahnya menuju ke atas yaitu gerak vertikal ke
atas (Sarojo, 2014). Maka ada tiga jenis gerak vertikal:
1. Gerak Jatuh Bebas
Gerak jatuh bebas adalah gerak lurus dipercepat beraturan. Sebuah
benda jatuh bebas adalah obyek yang bergerak di bawah pengaruh
gravitasi saja tanpa dipengaruhi kecepatan awal (Sutarno, 2013 dan
Sarojo, 2014). Mengabaikan hambatan udara, semua benda jatuh bebas

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

11

dalam medan gravitasi bumi memiliki percepatan konstan yang
diarahkan menuju pusat bumi, atau tegak lurus terhadap permukaan
bumi, dan besarnya |g| = 9,8 m/s2. Karena percepatan gravitasi adalah
sama untuk setiap benda, maka benda yang massanya lebih besar tidak
jatuh lebih cepat daripada benda yang massanya lebih kecil (Sutarno,
2013).
Persaman untuk gerak jatuh bebas menurut Sutarno (2013) yaitu :
Karena tidak memiliki kecepatan awal, maka v0 = 0
v = -gt
y = y0 – ½ gt2
v2 = -2gy
Dengan,
v = kecepatan (m/s)
y = posisi dalam arah vertikal (m)
g = percepatan gravitasi bumi (9,8 m/s2)
t = waktu (s)

2. Gerak Vertikal ke Bawah
Gerak vertikal ke bawah hampir sama dengan gerak jatuh bebas,
yang membedakan hanyalah kecepatan awalnya. Gerak vertikal ke bawah
adalah gerak suatu benda yang arahnya ke bawah menuju pusat bumi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

12

dengan kecepatan awal. Gerak vertikal ke bawah termasuk gerak lurus
dipercepat beraturan. Dikatakan dipercepat karena arah kecepatan benda
bergerak (v) searah dengan arah percepatan gravitasi bumi (g) (Sutarno,
2013).
Persamaan untuk gerak vertikal ke bawah menurut Sutarno (2013):
v = v0 - gt
y = y0 - v0t – ½ gt2
v2 = v02 - 2gy
Dengan,
v = kecepatan (m/s)
v0 = kecepatan awal (m/s)
y = posisi dalam arah vertikal (m)
g = percepatan gravitasi bumi (9,8 m/s2)
t = waktu (s)

3. Gerak Vertikal ke Atas
Gerak vertikal ke atas adalah gerak suatu benda yang arahnya ke atas
melawan arah gaya tarik / gravitasi bumi dengan kecepatan awal tertentu.
Gerak vertikal ke bawah termasuk gerak lurus diperlambat beraturan.
Dikatakan diperlambat karena arah kecepatan benda bergerak (v)
berlawanan dengan arah percepatan gravitasi bumi (g) (Sutarno, 2013).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Persamaan untuk gerak vertikal ke atas menurut Sutarno (2013):
v = v0 - gt
y = y0 + v0t – ½ gt2
v2 = v02 - 2gy
Dengan,
v = kecepatan (m/s)
v0 = kecepatan awal (m/s)
y = posisi dalam arah vertikal (m)
g = percepatan gravitasi bumi (9,8 m/s2)
t = waktu (s)

13

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB III
METODOLOGI

A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan termasuk jenis penelitian kualitatif.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
deskriptif dan kualitatif. Dikatakan penelitian deskriptif karena penelitian
ini bertujuan hanya untuk menggambarkan suatu keadaan tertentu.
Berdasarkan tujuan penelitian dalam ini yaitu untuk mengungkap
pemahaman seseorang, maka maka metode penelitian deskriptif dan
kualitatif dipilih.

B. Partisipan Penelitian
Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 4 orang siswa SMA kelas
XI dengan syarat sudah mendapatkan materi Gerak Vertikal.

C. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian studi kasus. Studi
kasus merupakan suatu penelitian yang mendetail dari subyek, keadaan,
atau kejadian khusus. Studi kasus mudah untuk dilakukan dan juga tidak
perlu menggeneralisasikan apapun (Suparno, 2010).

14

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

15

D. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei 2015, di Yogyakarta.

E. Pengembangan

Kemampuan

Bertanya:

Ketepatan

dan

Kemendalaman
Ketepatan

dan

kemendalaman

pertanyaan

diukur

dengan

dilakukannya uji coba atau latihan terlebih dahulu sebelum pengambilan
data. Latihan ini dilakukan dengan tujuan agar peneliti dapat mempertajam
memperdalam pertanyaan terkait dengan materi yang akan ditanyakan.
Latihan dilakukan sebanyak tiga kali, dan wawancara keempat adalah
hasil dari latihan sebanyak tiga kali.
Dalam wawancara pertama peneliti memperoleh hasil yang tidak
jauh lebih baik dari wawancara kedua. Wawancara kedua pun tidak akan
lebih dalam dari wawancara ketiga. Begitu pula wawancara ketiga yang
tidak akan lebih mendalam dari wawancara keempat. Wawancara keempat
adalah hasil dari latihan pada tiga partisipan sebelumnya. Tentunya
wawancara keempat diharapkan akan lebih tajam dan mendalam dalam
mengungkap pemahaman partisipan keempat.

F. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini instrumen penelitiannya adalah peneliti itu
sendiri dengan menggunakan metode wawancara yang berkembang.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

16

Wawancara yang berkembang dilakukan terus-menerus pada beberapa
siswa yang berbeda dan yang duduk di kelas XI SMA.

G. Metode Pengumpulan Data
Peneliti menggunakan metode pengumpulan data yaitu dengan
metode wawancara klinis dan meliliki sifat bebas tidak terstruktur.
Wawancara digunakan untuk mengungkap pemahaman partisipan tentang
konsep gerak vertikal dengan mewawancarai empat orang siswa di ruang
yang tenang, tidak ada orang yang menonton, dan waktu yang tepat baik
bagi peneliti maupun partisipan. Wawancara dilakukan diluar jam
pelajaran sekolah. Tiga orang pertama yakni siswa A, B dan C dilakukan
sebagai wawancara latihan. Latihan wawancara dilakukan karena peneliti
ingin mendapatkan hasil yang terbaik dan paling mendalam pada siswa D.
Dalam kegiatan wawancara antara peneliti dan partisipan direkam
menggunakan recorder supaya tidak kehilangan data-data yang diperlukan.
Peneliti membuat pertanyaan-pertanyaan yang bisa digunakan untuk
mengidentifikasi pemahaman partisipan. Pertanyaan yang diberikan yaitu
pertanyaan yang berpedoman pada pemikiran partisipan. Peneliti bertanya
sesuai dengan yang diungkapkan oleh partisipan. Sebelum wawancara,
partisipan tidak di beritahu materinya atau diberi treatment terlebih dahulu,
agar peneliti mengetahui pemahaman partisipan yang sesungguhnya.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

17

H. Metode Analisis Data
Wawancara yang terekam dalam recorder kemudian ditraskrip dari
bentuk rekaman ke dalam bentuk percakapan, agar mempermudah peneliti
dalam menganalisis pendapat partisipan mengenai gerak vertikal.
Percakapan

tersebut

kemudian

dikoding

berdasarkan

pemahaman

partisipan mengenai konsep-konsep gerak vertikal, yakni pemahaman
gerak jatuh bebas, gerak vertikal ke bawah dan gerak vertikal ke atas.
Pemahaman-pemahaman siswa tersebut bisa dikategorikan ke
dalam tiga kategori yaitu paham dengan baik, pemahaman kurang lengkap
dan miskonsepsi. Setelah dikoding data-data yang didapatkan ini
dimasukan ke dalam tabel

agar pembaca mudah melihat pemahaman

partisipan secara umum, serta dapat melihat perkembangan pemahaman
partisipan. Dari tabel, peneliti dapat menembangkan dan menjabarkan
secara rinci pemahaman partisipan ke dalam teks naratif.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Data
Data disajikan dalam bentuk transkrip wawancara (Terlampir pada lampiran 2- lampiran 5).

B. Analisis Data
Wawancara dilakukan bersama siswa/ siswi SMA kelas XI selaku partisipan dalam penelitian. Partisipan yang diambil
berjumlah 4 orang, dipilih secara acak dengan syarat sudah pernah belajar materi gerak vertikal. Melalui hasil wawancara,
peneliti bermaksud mengungkap pemahaman partisipan tentang materi gerak vertikal. Pemahaman yang akan diungkapkan yaitu
pada gerak jatuh bebas, gerak vertikal ke bawah dan gerak vertikal ke atas.

18

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
19

1.

Pemahaman Konsep Gerak Jatuh Bebas
Tabel 1. Pengertian Gerak Jatuh Bebas

Partisipan

SA
SB
SC

SD

Konsep

Pengertian

Gerak Jatuh Bebas Gerak jatuh
bebas adalah
gerak lurus
dipercepat
beraturan.
Sebuah benda
jatuh bebas
adalah obyek
yang bergerak
di bawah
pengaruh
gravitasi saja
tanpa
dipengaruhi
kecepatan awal
(Sutarno, 2013
dan Sarojo,
2014).

Keadaan Awal
Pemahaman
Gerak jatuh bebas itu gerak
yang jatuh tanpa dorongan
Benda jatuh karena gravitasi
Gerak jatuh bebas itu gerak
yang tanpa disengaja terus
jatuhnya tuh tanpa kecepatan
awal
Gerak jatuh bebas itu gerak
yang tanpa dipengaruhi oleh
dorongan jadi gerak jatuh
bebas ini tidak memiliki
kecepatan awal. Gerak jatuh
bebas hanya dipengaruhi oleh
gaya gravitasi, tapi kalau ada
pengaruh hambatan udara
berarti luas penampang
berpengaruh karena akan ada
gaya gesek dengan udara.

Kategori
Paham
dengan baik
Paham
dengan baik
Paham
dengan baik

Paham
dengan baik

Rangkaian
Pertanyaa
n
-

Keadaan Akhir
Pemaha Kategori
man
-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
20

Keempat partisipan dapat menyebutkan pengertian gerak jatuh bebas dengan baik dan benar. Namun, yang paling tepat
adalah siswa D. Pemahaman ini sudah sesuai dengan teori, bahwa gerak jatuh bebas adalah gerak lurus dipercepat beraturan.
Sebuah benda jatuh bebas adalah obyek yang bergerak di bawah pengaruh gravitasi saja tanpa dipengaruhi kecepatan awal
(Sutarno, 2013 dan Sarojo, 2014).
Tabel 2. Pemahaman Tentang Permasalahan Gerak Jatuh Bebas
Partisipan
SA

Konsep

Pengukuran
Jawaban
Permasalahan Karena
Gerak Jatuh
percepatan
Bebas
gravitasi adalah
sama untuk
setiap benda,
maka benda
yang massanya
lebih besar tidak
jatuh lebih cepat
daripada benda
yang massanya
lebih kecil
(Sutarno, 2013).

Keadaan Awal
Pemahaman
Kategori
Boling
Miskonsepsi
memiliki
massa yang
lebih besar
daripada
kelereng.
Benda yang
lebih besar
akan sampai
ke tanah lebuh
dulu.

Rangkaian
Pertanyaan
Memang
teorinya
seperti apa?

Keadaan Akhir
Pemahaman
Kategori
Benda yang
Miskonsepsi
berat akan
jatuh terlebih
lebih dahulu.

Yakin seperti

Karena dalam

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
21

SB

Boling akan
jatuh lebih
dulu. Karna
ada pengaruh
massa. Massa
boling lebih
besar daripada
kertas.

Miskonsepsi

itu?

permainan
papan luncur,
yang lebih
berat akan
lebih cepat
untuksampai
ke bawah.

Kenapa bisa
gitu?

Massa boling
yang lebih
besar
mengakibatkan
nilai gravitasi
boling lebih
besar
dibanding
kertas.
Sehingga
boling akan
jatuh dulu ke
tanah, karena
gravitasi yang
kecil pada
kertas
membuat
kertas jatuh
lebih lambat.

Pemahaman
Kurang
Lengkap

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
22

Oh jadi
gravitasi
kertas dengan
boling itu beda
ya?

Besarnya
gravitasi pada
benda apapun
akan sama.
Namun, karena
ada pengaruh
massa
mengakibatkan
benda yang
massanya lebih
besar akan
jatuh lebih
cepat dan lebih
dulu sampai ke
tanah.
Yakin? Yang
Di dalam
mempengaruhi rumus gerak
benda bisa
jatuh bebas
jatuh itu apa
tidak ada
aja coba?
pengaruh
massa, v = at.
Faktor yang
mempengaruhi
benda jatuh
bebas. Di
dalam rumus
hanya ada
pengaruh

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
23

SC

Batu akan
Miskonsepsi
jatuh lebih
dulu dibanding
kertas. Karena
massa batu
lebih besar
dibanding
kertas, maka
percepatan
gravitasinya
lebih besar.

Emang
percepatan
gravitasi itu
apa sih?

Oh, berarti
kalo pensil
tidak jatuh,
aku letakan
saja seperti ini
(diperagakan)
tidak ada
pengaruh
gravitasinya
atau ya?
Ini pensilnya
gak aku apaapain. Aku
taruh gitu aja.
Dia bisa
nempel loh di
atas meja. Ada
gak sih
pengaruh

percepatan
gravitasi.
Percepatan
gravitasi ialah
percepatan
yang
mempengaruhi
saat benda
jatuh ke tanah.
Tidak ada
pengaruh
percepatan
gravitasi saat
benda diam.

Pensil bisa
menempel
diatas meja.
Berarti pensil
mendapat
pengaruh dari
percepatan
gravitasi yang
mengakibatkan

Pemahaman
Kurang
Lengkap

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
24

percepatan
gravitasinya?
Oke. Sekarang
kalo pensilnya
aku jatuhkan
seperti ini
(diperagakan)
dengan aku
taruh saja
seperti ini
(diperagakan)
nilai
percepatan
gravitasinya
sama atau
beda?
Oke udah
ngerti ya soal
percepatan
gravitasi?
Sekarang kita
balik lagi ke
topik awal.
Kalo batu
sama pensil
tadi yang
dijatuhkan dari

pensil
menempel di
atas meja.
Nilai
percepatan
gravitasi oleh
benda apapun
dan diletakkan
dengan cara
apapun di bumi
besarnya selalu
sama yakni 10
m/s2

Tidak ada
pengaruh
massa dalam
gerak jatuh
bebas. Karena
dalam
pengertian
gerak jatuh
bebas hanya
gravitasi yang
mengakibatkan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
25

ketinggian
yang sama,
waktu mereka
untuk sampai
ke tanah akan
bersamaan
atau tidak?

SD

Massa benda
Miskonsepsi
yang berbeda
mengakibatkan
benda sampai
ketanah
dengan waktu
yang berbeda.
Massa jenis
antara kertas
dengan pulpen
juga berbeda.
Jadi pulpen

benda jatuh.
Selain itu di
dalam rumus
gerak jatuh
bebas tidak ada
pengaruh
massa dalam
perhitungan.
Maka benda
apapun dengan
massa yang
berbeda akan
sampai ke
tanah dengan
waktu yang
bersamaan.
loh katamu
Kalau dilihat
tadi yang lebih dari massanya
besar
pasti boling
massanya akan yang sampai
jatuh lebih
ketanah lebih
dulu?
dulu. Tapi
kalau dilihat
dari luas
penampangnya
pasti kelereng
yang jatuh
lebuh dulu ke

Paham
dengan Baik

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
26

lebih sampai
ke tanah lebih
dulu.

Ya sudah
kalau kamu
masih bingung
sama massa
bendanya aku
ganti. Kertas
yang
diremukan
sama yang
tidak
diremukkan
aku jatuhkan
dari ketinggian
yang sama di
ruang hampa
udara. Tidak
ada gaya gesek

tanah. Karena
kalau luas
penampangnya
besar gaya
gesek dengan
udaranya lebih
besar. Berarti
boling lebih
besar
hambatannya
untuk jatuh.
Kalau tidak
ada udara,
berarti tidak
ada hambatan
udara. Maka
untuk sampai
ke tanah akan
bersamaan.
Karena hanya
ada gravitasi
yang
mempengaruhi.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
27

dengan udara.
Jatuh ke
permukaan
tanahnya sama
atau berbeda?
oke sekarang
kalo aku
punya kertas
selembar
dengan
stabilo. Jelas
dari sini kita
tahu bahwa
massanya
berbeda. Kalo
ke dua benda
ini aku
jatuhkan juga
dariketinggian
yang sama.
Abaikan
hambatan
udaranya ya.
Apa yang
terjadi?
Sampai ke
tanah
bersamaan

Stabilo dengan
kertas akan
sampai ke
tanah dengan
waktu yang
berbeda,
karena stabilo
lebih besar
massanya
maka stabilo
akan sampai
terlebuh dahulu
ke tanah

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
28

juga atau
tidak?
oke, yang
lebih ekstrim
lagi. Gajah
dijatuhkan
dengan kertas
yang luasnya 2
meter x 2
meter.
Massanya
lebih besar
gajah tapi luas
penampangnya
lebih besar
kertas. Waktu
untuk sampai
ke tanahnya
gimana?
Abaikan
gesekan udara.
Ingat
pernyataanmu
di awal! Apa
itu gerak jatuh
bebas?
apa yang kamu
tau tentang

Gerak jatuh
bebas adalah
gerak yang
dipengaruhi
oleh gravitasi.

Nilai
percepatan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
29

gravitasi?

nah,
percepatan
gravitasinya
kertas dengan
gajah di bumi
ini sama gak?
berarti kertas
2x2 meter
dengan gajah
yang
dijatuhkan
pada
ketinggian
yang sama,
waktu untuk
sampai ke
tanahnya sama
gak?

gravitasi selalu
konstan yaitu
9,8 m/s2
Nilai
percepatan
gravitasi kertas
dan gajah di
bumi selalu
sama yaitu 9,8
m/s2.
kertas 2x2
meter dengan
gajah yang
dijatuhkan
pada
ketinggian
yang sama,
waktu untuk
sampai ke
tanahnya sama,
karena nilai
percepatannya
juga sama. Hal
ini berarti
besarnya massa
tidak
berpengaruh,
karena nilai

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
30

percepatan
gravitasi selalu
sama untuk
semua benda.

Keempat partisipan juga ditanya dengan pertanyaan yang sama, apabila dua buah benda dengan massa yang berbeda
dijatuhkan dari ketinggian yang sama. Apakah waktu benda untuk sampai ke tanah akan sama atau berbeda? Anggaplah
massa benda 1 lebih besar dari massa benda 2. Semua partisipan berpendapat bahwa benda dengan massa yang lebih besar
akan sampai dulu ke tanah daripada benda yang massanya lebih kecil. Siswa A mengatakan “soalnya boling memiliki massa
yang lebih besar daripada kelereng. Kalo yang lebih besar itu bakal duluan. Soalnya lebih berat”. Siswa A mengalami
miskonsepsi, karena sangat yakin mengatakan bahwa massa yang lebih berat akan sampai terlebih dahulu ke tanah dari pada
benda dengan massa yang lebih kecil.
Siswa B mengatakan “Ya pokoknya mah boling jatuh duluan. Karna ada pengaruh masa. Boling massanya lebih besar
daripada kertas”. Siswa B awalnya mengatakan bahwa benda yang massanya lebih besar akan sampai terlebih dahulu ke
tanah dari pada benda dengan massa yang lebih kecil. Namun ketika ditanyakan kembali kepastian jawabannya maka siswa B
mengatakan “gak ada pengaruh massanya tuh di rumus. Berarti massa gak berpengaruh. Karena di rumus gerak jatuh

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
31

bebas gak ada m nya. v = at. Yang berpengaruh sama benda jatuh itu a nya berarti kalo dari rumus”. Siswa B bisa
mengatakan bahwa tidak ada pengaruh massa pada gerak jatuh bebas. Namun siswa B tidak bisa menjelaskan lebih lengkap.
Siswa C awalnya juga mengatakan bahwa benda yang massanya lebih besar akan sampai terlebih dahulu ke tanah dari
pada benda dengan massa yang lebih kecil. Siswa C mengatakan “berbeda juga mbak, batu akan jatuh lebih dulu mbak”.
Ketika ditanya alasanya, maka siswa C mengatakan “karena pengaruh percepatan gravitasi pada batu lebih kuat”. Namun
kemudian siswa C sadar bahwa tidak ada benda yang memiliki percepatan gravitasi yang berbeda-beda, sekalipun massanya
berbeda. Siswa C akhirnya mengatakan bahwa massa tidak berpengaruh pada gerak jatuh bebas. Namun pemahamannya
masih belum lengkap karena siswa C belum bisa menjelaskan dengan lengkap mengenai rumus gerak jatuh bebas. Siswa C
mengatakan “kan tadi di awal aku bilang nya gravitasi dan ketinggian yang berpengaruh sama gerak jatuh bebas mbak.
lagian di rumus gak ada juga massanya”.
Siswa D mengalami perubahan konsep ketika diwawancara. Pertanyaan yang diberikan sengaja dibuat sedemikan rupa
agar partisipan bisa berpikir sendiri untuk memberi jawaban yang benar. Awalnya siswa D ini mengaitkan dua hal yang
berbeda yaitu massa dan luas penampang. Misalnya benda pertama adalah benda yang memiliki massa dan luas penampang
yang besar, dan benda kedua adalah benda yang memiliki massa dan luas penampang yang lebih kecil. Siswa D berfikir,

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
32

benda yang memiliki luas penampang yang lebih besar akan terhambat oleh gesekan udara. Karena semakin besar luas
penampang maka akan semakin besar pula gaya geseknya dengan udara. Hal tersebut memang tidak salah. Namun karena
benda pertama memiliki massa dan luas penampang yang lebih besar dari benda kedua yang mengakibatkan benda pertama
terhambat oleh gesekan udara, maka dalam hal ini massa tidak berpengaruh dalam gerak jatuh bebas. Sehingga siswa D
menyimpulkan bahwa waktu untuk sampai ke tanahnya akan bersamaan. Menurut siswa D seharusnya benda yang massanya
lebih besar akan sampai duluan ke tanah, namun karena ada pengaruh luas penampang yang juga lebih besar mengakibatkan
benda tersebut terhambat oleh gesekan udara sehingga dua buah benda tersebut akan bersamaan sampai ke tanah. “Kalo
dilihat dari massanya pasti boling yang sampai ketanah duluan. Tapi kalo dilihat dari luas penampangnya pasti kelereng
yang jatuh duluan. Kan kalo luas penampangnya besar gaya gesek dengan udaranya lebih besar. Berarti boling lebih besar
hambatannya untuk jatuh”. Ketika ditanya pada benda yang lain yaitu kertas dan pulpen dengan mengabaikan gesekan udara,
partisipan juga menganggap massa yang lebih besar akan sampai duluan ke tanah. “Gak sama, karena kan massa bendanya
berbeda. Massa jenis kertas dengan pulpen juga berbeda. Jadi pulpen lebih sampai ke tanah duluan”. Siswa D mengerti bila
luas penampang menentukan besarnya hambatan udaranya, dari percakapan ini partisipan menganggap massa yang lebih
besar akan sampai duluan ke tanah.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
33

Peneliti terus bertanya pada beberapa kasus karena partisipan

masih kurang paham pengaruh massa dan

luas

penampang pada gerak jatuh bebas. Sampai akhirnya peneliti mengganti benda yang lebih ekstrim yaitu benda dengan massa
dan luas penampangnya yang berbeda, gajah dan kertas dengan luas 2 meter x 2 meter dengan mengabaikan gesekan udara.
Dari situ partisipan berpikir sehingga mengucapkan percepatan gravitasi. Setelah diberi pertanyaan pada beberapa kasus,
peneliti akhirnya mengajak partisipan mengingat pernyataan awalnya tentang pengertian gerak jatuh bebas. Partisipan ingat
dan menyebutkan pernyataan awalnya tentang pengertian gerak jatuh bebas, bahwa gerak jatuh bebas dipengaruhi gravitasi.
Partisipan terus ditanya tentang percepatan gravitasi, hingga partisipan paham akan pernyataan awalnya.
Siswa D mengetahui bahwa percepatan gravita