Sikap Petani terhadap Rumah Pintar Petani (RPP) di Desa Pulosari, Kecamatan Kebakkramat, Kabupaten Karanganyar.

1

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertanian memegang peran penting dan utama dalam pembangunan
sektoral Indonesia modern. Peran sektor pertanian tidak hanya sebagai
penghasil (output) tetapi meliputi multifungsi peran sebagai penghasil pangan
dan bahan baku industri; pembangunan daerah dan pedesaan; penyangga
dalam masa krisis; penghubung sosial ekonomi dalam masyarakat; kelestarian
sumberdaya lingkungan; cara hidup dan budaya masyarakat; serta kesempatan
kerja, Produk Domestik Bruto dan devisa (Darsono, 2012). Sektor pertanian
adalah lokomotif awal untuk membawa peradaban sebuah bangsa menjadi
maju dan efisien (Rozelle dan Swinnen, 2004). Pertanian memiliki potensi
sumberdaya yang besar, mampu menyerap tenaga kerja, dan menjadi basis
pertumbuhan di pedesaan.
Pembangunan pertanian adalah pembangunan sektor pertanian yang
mengacu pada tercapainya kenaikan produktivitas dan penerimaan usahatani
untuk

jangka


waktu

yang

tidak

terbatas

secara

berkelanjutan

(Mardikanto, 2007). Pembangunan pertanian yang diharapkan adalah kegiatan
pertanian yang dinamis yaitu pertanian yang dicirikan oleh penggunaan
teknologi baru yang berlangsung secara terus-menerus, berkesinambungan dan
peran serta petani beserta keluarganya dalam melaksanakan kegiatan
usahataninya. Implementasi pembangunan pertanian tidak hanya ditujukan
untuk meningkatkan status dan kesejahteraan petani, tetapi yang utama untuk
mengembangkan potensi sumberdaya manusia baik secara ekonomi, sosial,
politik, budaya, lingkungan, maupun melalui perbaikan (improvement),

pertumbuhan (growth), dan perubahan (change).
Keberhasilan pembangunan pertanian antara lain ditentukan oleh
kemampuan sumberdaya manusia. Sumberdaya manusia harus mampu
mengelola sistem pertanian yang sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu, pemberdayaan manusia pertanian,
utamanya petani, perlu terus ditingkatkan (Mattjik, 2004).
1

2

Pembangunan pertanian tidak terlepas dari peran serta pemerintah
sebagai fasilitator. Pemerintah melakukan perencanaan, pengkoordinasian,
memfasilitasi, dan melakukan pengawasan terhadap kegiatan pertanian.
Penetapan kebijakan pemerintah dalam bidang pertanian, diterapkannya
pertanian berkelanjutan, penerapan sumberdaya baik manusia maupun alam
seoptimal mungkin, dan mempermudah akses modal untuk para petani.
Kebijakan tersebut bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan sumber
ekonomi rakyat dan negara yang teraplikasi dalam bentuk pembangunan
pertanian. Pemerintah memberikan bantuan berupa sarana prasarana dan
mengembangkan program pertanian sebagai upaya untuk mekanisasi pertanian

dan peningkatan pengetahuan petani yang akan berdampak pada peningkatan
produksi pertanian sesuai yang diinginkan pemerintah dan petani.
Salah satu bantuan dalam rangka pembangunan pertanian yang
dilakukan pemerintah melalui Balai Penyuluhan Pertanian (BPP). Penyuluhan
pertanian adalah sistem pendidikan luar sekolah di bidang pertanian untuk
petani, nelayan dan keluarganya serta anggota masyarakat pertanian dalam
memperbaiki kehidupan dan penghidupannya dengan dan kekuatan sendiri
sehingga dapat meningkatkan peranan dan peran serta dalam pembangunan
pertanian (Pusat Pembinaan Penyuluhan Pertanian, 2000). Penyuluhan
pertanian yang tepat dapat mengakomodasikan aspirasi dan peran aktif petani
dan pelaku usaha pertanian melalui pendekatan partisipatif, sehingga petani
dan keluarganya dapat meningkatkan kesejahteraan hidupnya.
Penyuluhan pertanian mengalami berbagai perubahan. Perubahan yang
terjadi diharapkan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi bagi
pembangunan pertanian, yaitu memantapkan ketahanan pangan rumah tangga,
meningkatkan pendapatan, dan mengurangi kemiskinan melalui optimalisasi
sumberdaya domestik. Penyuluhan pertanian mengalami pasang surut yang
tidak seluruhnya berpihak kepada kondisi penyuluhan pertanian yang
diharapkan (Murtiani dan Budiman, 2006). Revitalisasi penyuluhan pertanian
merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menunjang

pembangunan pertanian.

3

Rumah Pintar Petani (RPP) merupakan salah satu program revitalisasi
penyuluhan pertanian yang dilakukan di Provinsi Jawa Tengah. RPP adalah
program kerja sama antara Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Fakultas
Pertanian UGM (Fakultas Pertanian UGM, 2014). RPP ditujukan untuk
mewujudkan Jawa Tengah menuju bioindustry dengan mengembangkan
pertanian tanaman pangan yang dipadukan dengan peternakan. RPP
dicanangkan pada tahun 2014 hanya untuk beberapa kabupaten yang
berpotensi dalam bidang pertanian di Provinsi Jawa Tengah. Tahap
percontohan untuk komoditas padi di enam kabupaten yaitu Cilacap, Tegal,
Karanganyar, Klaten, Sragen dan Grobogan, sedangkan komoditas kedelai di
dua kabupaten yaitu Purworejo dan Pati dengan masing-masing kabupaten
satu lokasi RPP.
RPP dijadikan media dalam membantu perkembangan pertanian. RPP
diharapkan dapat memanfaatkan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) yang ada
dengan


merevitalisasinya

sebagai

penerapan sistem informasi

tempat retooling penyuluh

agribisnis

pertanian,

terpadu, serangan Organisme

Pengganggu Tanaman (OPT), panen dan pasca panen, sebagai tempat
pelatihan petani serta Training of Trainer (TOT) pendamping. Petani dapat
memanfaatkan fasilitas yang ada dalam RPP untuk menunjang dan
meningkatkan produksi pertaniannya.
Respon petani terhadap program RPP dapat berupa respon positif
maupun negatif. Respon tersebut merupakan sikap. Sikap merupakan evaluasi

konsep secara menyeluruh yang dilakukan oleh seseorang. Sikap dapat
terbentuk berdasarkan pada pengetahuan, perasaan dan kecenderungan
melakukan sesuatu pada objek. Menurut pandangan modern, sikap dapat
terbentuk berdasarkan pada penilaian seseorang terhadap atribut-atribut yang
berkaitan dengan objek (Simamora, 2004). Sikap positif maupun negatif oleh
petani

terhadap

RPP

tergantung

pada

penilaian

petani

terhadap


keberlangsungan program RPP tersebut.
Salah satu kabupaten yang menjadi percontohan untuk program RPP di
Provinsi Jawa Tengah adalah Kabupaten Karanganyar. Karanganyar

4

merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang memiliki lahan
yang subur sebagai penghasil padi. Salah satu kecamatan yang memiliki
potensi sebagai penghasil padi adalah Kebakkramat. Sektor pertanian menjadi
penopang perekonomian yang cukup besar di Kecamatan Kebakkramat.
Tanaman padi memberikan andil yang besar yaitu 99,51 % dari total produksi
tanaman pangan (Kebakkramat dalam Angka, 2013). RPP Karanganyar
memiliki pemberitaan yang baik di media massa dan diresmikan secara
langsung oleh Gubernur Jawa Tengah. Peresmian RPP dilakukan pada hari
Minggu, 4 Mei 2014 oleh Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo di
Gapoktan Sari Rejeki, Desa Pulosari, Kecamatan Kebakkramat, Kabupaten
Karanganyar. Program maupun kegiatan RPP belum berjalan secara
maksimal, hal ini dikarenakan RPP masih dalam tahap persiapan sarana
prasarana yang diperlukan untuk mendukung program maupun kegiatan yang

sudah, sedang maupun akan dilakukan. Oleh karena itu, diperlukan pengkajian
mengenai sikap petani terhadap keberadaan RPP di Desa Pulosari, Kecamatan
Kebakkramat, Kabupaten Karanganyar. Respon yang timbul dapat berupa
respon positif maupun negatif. Keberhasilan program RPP ditunjukkan dari
seberapa besar sikap positif petani terhadap keberadaan RPP. Sikap petani
dapat dilihat dari adanya respon atau tanggapan menyenangkan atau tidak
menyenangkan, setuju atau tidak setuju terhadap tujuan, manfaat, pelaksanaan
dari program RPP.
B. Rumusan Masalah
Desa Pulosari merupakan salah satu desa di Kecamatan Kebakkramat.
Desa Pulosari memiliki luas tanah sawah 153,200 Ha yang merupakan tanah
irigasi teknis (Kebakkramat dalam Angka, 2013). Desa Pulosari memiliki
potensi pengembangan pertanian yang cukup baik. Hal ini didukung dengan
banyaknya bantuan alat-alat pertanian modern yang diterima Desa Pulosari.
Bantuan yang diterima seperti sarana pengolah hasil holtikultura terdiri dari
pemarut biofarmaka, perajang, pemasak jamu instan, penepung biofarmaka,
pengering biofarmaka, handsiller, dan timbangan. Selain itu, bantuan

5


revitalisasi pengilingan berupa Rice Milling Unit (RMU) dua unit, mesin
vacum viller, pembersih beras, dan pengayak menir.
Desa Pulosari juga dijadikan sebagai salah satu desa percontohan
program Rumah Pintar Petani (RPP). RPP adalah fasilitas baru yang dapat
digunakan petani untuk membantu dalam mengembangkan pertanian di Desa
Pulosari. RPP merupakan tempat diskusi bagi petani dan pihak penyuluh atau
terkait mengenai masalah pertanian. RPP diharapkan mampu membantu
memperlancar pembangunan pertanian di Desa Pulosari yang memandirikan
dan mensejahterakan petani. Namun, belum semua petani mengetahui
keberadaan dan manfaat dari RPP. Saat ini pemerintah masih mempersiapkan
sarana prasarana pendukung yang digunakan untuk memperlancar kegiatan
atau program yang sudah, sedang, dan akan dilakukan di RPP. Hal tersebut
membuat program maupun kegiatan belum dapat berjalan secara maksimal,
kondisi ini membuat para petani juga memiliki respon yang berbeda-beda
terhadap RPP. Respon petani terhadap keberadaan RPP tergantung pada
pemahaman dan pengetahuan petani masing-masing. Hal tersebut yang
menghasilkan perbedaan dalam menentukan suatu tindakan atau perilaku yang
akan dilakukan petani terhadap keberadaan RPP.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan beberapa masalah
sebagai berikut:

1. Bagaimana kondisi Rumah Pintar Petani (RPP) di Desa Pulosari,
Kecamatan Kebakkramat, Kabupaten Karanganyar?
2. Bagaimana sikap petani terhadap Rumah Pintar Petani (RPP) di Desa
Pulosari, Kecamatan Kebakkramat, Kabupaten Karanganyar?
3. Bagaimana faktor-faktor pembentuk sikap petani terhadap Rumah Pintar
Petani (RPP) di Desa Pulosari, Kecamatan Kebakkramat, Kabupaten
Karanganyar?
4. Bagaimana pengaruh langsung dan tidak langsung faktor pembentuk sikap
dengan sikap petani terhadap Rumah Pintar Petani (RPP) di Desa Pulosari,
Kecamatan Kebakkramat, Kabupaten Karanganyar?

6

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini
sebagai berikut:
1. Menganalisis kondisi Rumah Pintar Petani (RPP) di Desa Pulosari,
Kecamatan Kebakkramat, Kabupaten Karangayanyar.
2. Menganalisis sikap petani terhadap Rumah Pintar Petani (RPP) di Desa
Pulosari, Kecamatan Kebakkramat, Kabupaten Karangayanyar.

3. Menganalisis faktor-faktor pembentuk sikap petani terhadap Rumah Pintar
Petani (RPP) di Desa Pulosari, Kecamatan Kebakkramat, kabupaten
Karanganyar.
4. Menganalisis pengaruh langsung dan tidak langsung faktor pembentuk
sikap dengan sikap petani terhadap Rumah Pintar Petani (RPP) di Desa
Pulosari, Kecamatan Kebakkramat, Kabupaten Karanganyar.
D. Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian yang dilakukan sebagai berikut:
1. Bagi peneliti, penelitian ini dapat bermanfaat untuk memperdalam
pengetahuan mengenai sikap petani terhadap RPP serta merupakan salah
satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pertanian di Fakultas Pertanian
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Bagi pemerintah Kabupaten Karanganyar, penelitian ini diharapkan dapat
menjadi bahan pertimbangan dalam penyusunan dan penentuan kebijakan
untuk pemenuhan kebutuhan dan peningkatan ketrampilan petani.
3. Bagi petani di Desa Pulosari, penelitian ini diharapkan dapat sebagai
bahan pertimbangan dan penyemangat dalam pengembangkan pertanian
melalui RPP.
4. Bagi pembaca, diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat sebagai sumber
perluasan pengetahuan dan wawasan, serta sebagai bahan kajian dan
pembanding dalam pembahasan permasalahan yang sejenis.

Dokumen yang terkait

Sikap Petani Terhadap Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A)” (Studi Kasus: Desa Simanampang, Kecamatan Pahae Julu, Kabupaten Tapanuli Utara).

8 93 81

Persepsi Petani Mengenai Pupuk Palsu (Study kasus: Petani Jeruk Desa Surbakti, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo)

0 36 102

Sikap Petani Terhadap Kegiatan Legalisasi Aset Tanah Melalui Program PPAN (Studi Kasus : Desa Lama, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang)

3 77 69

Analisis finansial petani padi di Kecamatan Kebakkramat Kabupaten Karanganyar

5 24 136

HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI DESA PULOSARI KEBAKKRAMAT KECAMATAN Hubungan Sanitasi Lingkungan Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Desa Pulosari Kebakkramat Kecamatan Kebakkramat Kabupaten Karanganyar.

0 1 13

PENDAHULUAN Hubungan Sanitasi Lingkungan Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Desa Pulosari Kebakkramat Kecamatan Kebakkramat Kabupaten Karanganyar.

0 1 4

HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI DESA PULOSARI KEBAKKRAMAT KECAMATAN Hubungan Sanitasi Lingkungan Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Desa Pulosari Kebakkramat Kecamatan Kebakkramat Kabupaten Karanganyar.

0 1 10

PERAN RUMAH PINTAR PETANI SEBAGAI SALURAN KOMUNIKASI (Studi Deskriptif Peran Rumah Pintar Petani sebagai Saluran Komunikasi Petani dalam Proses Difusi dan Adopsi Inovasi Pertanian di Desa Pulosari, Kecamatan Kebakkramat, Kabupaten Karanganyar).

0 1 15

PENGARUH ASURANSI PERTANIAN TERHADAP MORAL HAZARD PETANI (Studi Kasus Desa Macanan, Kecamatan Kebakkramat, Kabupaten Karanganyar).

0 1 22

Sikap Petani terhadap Pengembangan Agrowisata Jambu Merah di Desa Jatirejo Kecamatan Ngargoyoso Kabupaten Karanganyar.

0 1 11