RESPON TANAMAN RAMI (Boehmeria nivea L.Gaud) TERHADAP PEMBERIAN BEBERAPA DOSIS FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA (FMA) PADA ULTISOL.

RESPON TANAMAN RAMI (Boehmeria nivea L.Gaud)
TERHADAP PEMBERIAN BEBERAPA DOSIS FUNGI
MIKORIZA ARBUSKULA (FMA) PADA ULTISOL

OLEH

DEFIRMAN
0910212080

SKRIPSI
SEBAGAI SALAH SATU SYARAT
MEMPEROLEH GELAR SARJANA PERTANIAN

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2014

RESPON TANAMAN RAMI (Boehmeria nivea L.Gaud)
TERHADAP PEMBERIAN BEBERAPA DOSIS FUNGI

MIKORIZA ARBUSKULA (FMA) PADA ULTISOL
Defirman
Prodi S-1 Agroekoteknologi, BKI Agronomi, Fakultas Pertanian
Universitas Andalas, Padang
ABSTRAK
Penelitian

respon

tanaman

rami

(Boehmeria nivea L.Gaud) terhadap

penelitian

menunjukkan

bahwa


pemberian FMA dengan dosis 10

dosis

Fungi

(FMA)

pada

anakan, diameter tanaman, bobot segar

Ultisol telah dilaksanakan dari Bulan

serat, dan bobot kering batang pada

Mei sampai Agustus 2013 di Kebun

klon Indocina sedangkan pada klon


Percobaan

Ramindo, Bandung A, Padang 3 dan

pemberian
Mikoriza

beberapa
Arbuskula

Fakultas

Pertanian

g/tanaman

meningkatkan

jumlah


Universitas Andalas Padang dengan

Lembang

ketinggian 386 m dpl. Tujuan dari

meningkatkan hasil dan pertumbuhan

penelitian ini adalah untuk mengetahui

tanaman rami.

A

belum

mampu

pengaruh pemberian beberapa dosis

mikoriza terhadap pertumbuhan dan

PENDAHULUAN

pada Ultisol.

Indonesia merupakan salah satu negara

Penelitian ini dilakukan pada lima klon

dengan jumlah penduduk terbanyak di

tanaman rami dengan menggunakan

dunia yang pertambahan penduduknya

Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang

selalu mengalami peningkatan setiap


dilakukan pada setiap klon secara

tahunnya.

terpisah dan dilanjutkan pengamatan

kebutuhan sandang akan mengalami

pertumbuhan dan hasil meliputi tinggi

peningkatan, sehingga kebutuhan serat

tanaman, jumlah anakan, diameter

mengalami peningkatan pula.

hasil tanaman rami

batang, bobot segar tanaman per


Hal

Menurut

ini

menyebabkan

Direktur

Tanaman

per

Semusim Kementerian Pertanian Agus

rumpun, bobot serat per batang, bobot

Hasanudin, hingga saat ini produksi


kering batang, bobot kering tanaman,

kapas Indonesia hanya bisa memenuhi

rumpun,

bobot

segar

batang

dan persentase infeksi mikoriza. Hasil

RESPON TANAMAN RAMI (Boehmeria nivea L.Gaud)
TERHADAP PEMBERIAN BEBERAPA DOSIS FUNGI
MIKORIZA ARBUSKULA (FMA) PADA ULTISOL
Defirman
Prodi S-1 Agroekoteknologi, BKI Agronomi, Fakultas Pertanian
Universitas Andalas, Padang

ABSTRAK
Penelitian

respon

tanaman

rami

(Boehmeria nivea L.Gaud) terhadap

penelitian

menunjukkan

bahwa

pemberian FMA dengan dosis 10

dosis


Fungi

(FMA)

pada

anakan, diameter tanaman, bobot segar

Ultisol telah dilaksanakan dari Bulan

serat, dan bobot kering batang pada

Mei sampai Agustus 2013 di Kebun

klon Indocina sedangkan pada klon

Percobaan

Ramindo, Bandung A, Padang 3 dan


pemberian
Mikoriza

beberapa
Arbuskula

Fakultas

Pertanian

g/tanaman

meningkatkan

jumlah

Universitas Andalas Padang dengan

Lembang

ketinggian 386 m dpl. Tujuan dari

meningkatkan hasil dan pertumbuhan

penelitian ini adalah untuk mengetahui

tanaman rami.

A

belum

mampu

pengaruh pemberian beberapa dosis
mikoriza terhadap pertumbuhan dan

PENDAHULUAN

pada Ultisol.

Indonesia merupakan salah satu negara

Penelitian ini dilakukan pada lima klon

dengan jumlah penduduk terbanyak di

tanaman rami dengan menggunakan

dunia yang pertambahan penduduknya

Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang

selalu mengalami peningkatan setiap

dilakukan pada setiap klon secara

tahunnya.

terpisah dan dilanjutkan pengamatan

kebutuhan sandang akan mengalami

pertumbuhan dan hasil meliputi tinggi

peningkatan, sehingga kebutuhan serat

tanaman, jumlah anakan, diameter

mengalami peningkatan pula.

hasil tanaman rami

batang, bobot segar tanaman per

Hal

Menurut

ini

menyebabkan

Direktur

Tanaman

per

Semusim Kementerian Pertanian Agus

rumpun, bobot serat per batang, bobot

Hasanudin, hingga saat ini produksi

kering batang, bobot kering tanaman,

kapas Indonesia hanya bisa memenuhi

rumpun,

bobot

segar

batang

dan persentase infeksi mikoriza. Hasil

sebanyak 2,5% dari kebutuhan nasional

Kualitas serat rami tidak jauh

sebesar 550 ribu ton, sisanya harus

berbeda dengan serat kapas untuk

diimpor. Pemerintah menargetkan pada

bahan

tahun

mencukupi

mempunyai sifat-sifat khusus antara

kebutuhan kapas nasional sebesar 5%

lain : seratnya panjang dan kuat, bila

karena tidak akan ada penambahan

di campur dengan serat sintetis akan

lahan. Selain itu, peningkatan produksi

menghasilkan bahan tenun yang tidak

kapas

mudah kusut dan serat lebih putih dan

2011

dapat

nasional

pengembangan
sangat

terkendala

Tanaman

rami

masih

mengkilat (Hidayati, 2008). Serat rami

(www.tempo.co

mempunyai sifat baik yaitu berwarna

benih

terbatas

sandang.

yang

sangat putih berkilau, tidak berkerut,

diakses 24 Oktober 2012).
Berdasarkan hal ini, maka salah

tidak berubah oleh sinar matahari, dan

upaya

mengurangi

mudah kering. serat rami dapat di

ketergantungan untuk impor kapas

manfaatkan sebagai bahan pakaian

sebagai bahan baku utama industri

yang

sandang

dengan

industri parasut, tali kapal, dan gorden.

membudidayakan tanaman serat yang

Sisa pintalan rami dapat digunakan

mempunyai sifat-sifat dan karakteristik

sebagai bahan uang kertas, kertas

hampir menyerupai kapas serta dapat

dokumen

ditanam di

Sumantri, 1989).

satu

untuk

adalah

Indonesia. Salah satu

bermutu

tinggi

dan

kertas

Peningkatan

tanaman itu adalah rami (Sumantri,

serta

bahan

lainnya

produksi

(

serat

tanaman rami harus dilakukan dengan

1989).
Rami adalah tanaman tahunan

budidaya yang tepat. Salah satu dengan

berumpun yang menghasilkan serat

melakukan seleksi klon yang akan

dari kulit kayunya. Rami termasuk

digunakan. Pada tanaman rami klon

jenis tanaman yang relatif mudah

yang

dibudidayakan. Selain itu, rami dikenal

Menurut

kamus

tahan terhadap berbagai kondisi iklim

tanaman

yang

dan serangan penyakit. Batang tanaman

Internasianal Board Plant Genetic

rami tinggi ramping hingga mencapai

Resources

ketinggian antara 200-250 cm.

Sudjindro (2000) menyatakan bahwa

digunakan

berupa

rizhom.

sumber

genetic

dikeluarkan

(IBGPGR,1991)

oleh

cit

klon adalah kelompok organisme atau

sel-sel yang diturunkan secara mitosis

Menurut Mayerni (2006), rami

dari satu nenek moyang yang sama dan

tergolong tanaman yang mempunyai

secara genetik identik.

pertumbuhan vegetatif cepat, sehingga

Menurut

Sudjindro

(2000),

sering disebut sebagai tanaman yang

menyatakan bahwa sebagai kriteria

rakus akan hara dan tumbuh baik pada

seleksi awal pada rami untuk memilih

tanah yang banyak mengandung bahan

genotipe yang baik untuk produksi

organik. Seiring dengan penggunaan

rami

panjangnya

lahan yang makin intensif, maka bahan

rizom tanaman rami. Dijelaskan bahwa

organik yang ada di dalam tanah ikut

panjang

rizom

dengan

jumlah

didasarkan

pada

berkorelasi

nyata

berkurang.

ruas

tinggi

bahan organik tanah merupakan salah

tanaman, yang akhirnya erat kaitannya

satu kerusakan tanah yang sering

dengan hasil seratnya. Dari hasil uji

terjadi.

klon

Balittas

mengalami

kerusakan

diperoleh beberapa klon unggul yaitu :

mendukung

pertumbuhan

Pujon 10 untuk dataran rendah,sedang

Sifat-sifat tanah yang sudah rusak

Klon Florida, Lembang A ,Bandung A

memerlukan perbaikan agar tanaman

dan Seikiseishin untuk dataran tinggi.

dapat tumbuh dan berproduksi dengan

yang

dan

dilakukan

Penggunaan
merupakan

syarat

di

klon

unggul

Tanah-tanah

kandungan

yang

sudah

akan

sulit

tanaman.

optimal.

untuk

Menurut Hardjowigeno (2003),

menghasilkan serat yang tinggi. Begitu

Ultisol mempunyai sifat kimia yang

juga pengolahan tanah, waktu tanam,

kurang

jarak tanam dan cara tanam yang tepat

kemasaman tanah yang tinggi dengan

sangat

terhadap

pH < 5, kandungan bahan organik

tanaman

tanah

berpengaruh

keberhasilan
rami.

utama

Menurunnya

pengusahaan

Dalam

kestabilan

produksi

mempertahankan
serat

maka

baik

rendah

yang

dicirikan

sampai

oleh

sedang,

kandungan hara N, P, K, Ca, Mg dan
Mo rendah. Kapasitas tukar kation

pemeliharaan harus dilakukan secara

(KTK) kecil

kontinyu,

hal

Sebaliknya kelarutan Al, Mn, dan Fe

pemberian pupuk setelah dilakukan

tinggi, sehingga bersifat racun bagi

pemanenan

tanaman. Hal itu disebabkan oleh

terutama

batang

Sastrosupadi, 2008).

dalam

(Santoso

dan

dari 24

me/100 g.

tingkat pelapukan yang sudah lanjut

serta curah hujan yang tinggi, sehingga

Endomikoriza,

unsur hara tercuci ke lapisan bawah. Di

dijumpai hampir pada semua jenis

samping itu juga disebabkan oleh

tanaman. Fungi pembentuknya tumbuh

bahan induk mineral tanah yang miskin

di antara sel-sel korteks akar dan

mineral

membentuk arbuskulus didalam sel.

primer

yang

mengandung

unsur hara yang dibutuhkan tanaman.
Indonesia

memiliki

Ketiga

jenis

mikoriza

Ekstendomikoriza,

ini

jenis

sebaran

mikoriza ini hanya terbentuk pada

Ultisol yang luas, mencapai 45.794.000

beberapa famili tanaman dan fungi

ha atau 25% dari total luas daratan

pembentuknya berkembang diantara, di

indonesia (Subagyo

et

al. 2004).

Sebaran yang luas dapat menjadikan

dalam dan di sekeliling akar tanaman
inang.

Ultisol sebagai lahan yang potensial

Asosiasi antara mikoriza dan

untuk dikembangkan. Pengembangan

akar diawali dengan spora mikoriza

Ultisol harus didukung oleh teknologi

yang berkecambah dan membentuk

yang tepat sehingga menjadi lahan

appressorium

yang dapat mendukung pertumbuhan

Apressorium merupakan alat yang

dan perkembangan tanaman secara

digunakan mikoriza untuk melakukan

optimal.

infeksi pada akar. Apressorium akan

(Mosse,

1981).

Perbaikan kualitas tanah dapat

mengifeksi akar dengan melakukan

dilakukan dengan cara penambahan

penetrasi. Setelah penetrasi pada akar,

bahan organik dan agen hayati ke

maka hifa tumbuh secara interselluler,

dalam tanah. Mikoriza merupakan agen

arbuskula terbentuk didalam sel saat

hayati yang dapat bersimbiosis dengan

setelah

akar tanaman. Menurut Budi et al.

percabangannya lebih kuat dari hifa

(1998) ada tiga bentuk/tipe mikoriza

setelah penetrasi pada dinding sel.

yaitu

jenis

Arbuskula hidup hanya 4-15 hari,

mikoriza ini ditemui pada tumbuhan

kemudian mengalami degenerasi dan

Angiospermae

pemendekan pada sel inang. Pada saat

Miselia

pertama

Ektomikoriza,

fungi

dipermukaan

Gymnospermae.

dan
ini

rambut

berkembang
akar

dengan

penetrasi.

pembentukan

Arbuskula

arbuskula,

beberapa

fungi mikoriza membentuk vesikel

membentuk selaput miselium dan tidak

pada

masuk menembus sel-sel akar. Kedua

vesikel

bagian

interselluler,

merupakan

dimana

pembengkakan

pada bagian apikal atau interkalar dan

meningkatkan

hifa. Setelah terjadi pembengkakan

tanaman dari 0,04% menjadi 0,19%

akan terjadi perluasan infeksi pada akar

(Jawal et al., 2005). Lanjut Matsubara

yang ditandai dengan pertumbuhan

et al., (1998) melaporkan bahwa

akar dan mikoriza yang bersamaan.

tanaman

Hifa akan keluar dari akar namun

maka tinggi, bobot kering, konsentrasi

masih di daerah rizosper tanah. Hifa

P pada bagian atas maupun akar

eksternal

tanaman mempunyai nilai yang tinggi

yang

berfungsi

dalam

penyerapan larutan nutrisi dalam tanah,

P

yang terinfeksi

pada

mikoriza,

dibandingkan dengan tanpa mikoriza.

dan sebagai alat transportasi nutrisi ke

Menurut

Seprianti

(2009),

penggunaan beberapa dosis mikoriza

akar.
Menurut Aldeman dan Morton,
(1986)

memberikan

pengaruh

terhadap

dapat

pertumbuhan dan hasil tanaman rami

pertumbuhan tanaman

pada panen kedua terutama pada

infeksi

meningkatkan
dan

kandungan

mikoriza

kemampuannya

memanfaatkan

pertambahan

diameter

batang.

nutrisi yang ada dalam tanah, terutama

Penggunaan dosis 5 g memberikan

unsur P, Ca, N, Cu, Mn, K, dan Mg.

pengaruh yang terbaik dibandingkan

Kolonisasi mikoriza pada akar tanaman

penggunaan dosis lainnya. Hidayat

dapat memperluas bidang serapan akar

(2009) melaporkan pemberian Inokulan

dengan adanya hifa eksternal yang

FMA

tumbuh dan berkembang melalui bulu

pembibitan teh di Andisol memberikan

akar (Mosse, 1981).

pengaruh

yang

terinfeksi

Tanaman appel
mikoriza

dapat

BAHAN DAN METODA

dilaksanakan

di

2,5

efektif

g/tan

baik

dari

pada

segi

agronomi maupun ekonomi.
GPS). Penelitian ini berlangsung dari
Mei sampai Agustus 2013

A. Waktu dan Tempat
Penelitian

Multispora

ini

telah

Kebun

Percobaan

Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas
Pertanian Universitas Andalas dengan
ketinggian 386 m dpl (pengukuran

B. Alat dan Bahan
Bahan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah
yang sudah di

tanaman rami

tanam

1,5 tahun

sebelumnya yang terdiri dari 5 klon