RESPON TANAMAN RAMI (Boehmeria nivea L.Gaud) TERHADAP PEMBERIAN BEBERAPA DOSIS FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA (FMA) PADA ULTISOL.
RESPON TANAMAN RAMI (Boehmeria nivea L.Gaud)
TERHADAP PEMBERIAN BEBERAPA DOSIS FUNGI
MIKORIZA ARBUSKULA (FMA) PADA ULTISOL
OLEH
DEFIRMAN
0910212080
SKRIPSI
SEBAGAI SALAH SATU SYARAT
MEMPEROLEH GELAR SARJANA PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2014
RESPON TANAMAN RAMI (Boehmeria nivea L.Gaud)
TERHADAP PEMBERIAN BEBERAPA DOSIS FUNGI
MIKORIZA ARBUSKULA (FMA) PADA ULTISOL
Defirman
Prodi S-1 Agroekoteknologi, BKI Agronomi, Fakultas Pertanian
Universitas Andalas, Padang
ABSTRAK
Penelitian
respon
tanaman
rami
(Boehmeria nivea L.Gaud) terhadap
penelitian
menunjukkan
bahwa
pemberian FMA dengan dosis 10
dosis
Fungi
(FMA)
pada
anakan, diameter tanaman, bobot segar
Ultisol telah dilaksanakan dari Bulan
serat, dan bobot kering batang pada
Mei sampai Agustus 2013 di Kebun
klon Indocina sedangkan pada klon
Percobaan
Ramindo, Bandung A, Padang 3 dan
pemberian
Mikoriza
beberapa
Arbuskula
Fakultas
Pertanian
g/tanaman
meningkatkan
jumlah
Universitas Andalas Padang dengan
Lembang
ketinggian 386 m dpl. Tujuan dari
meningkatkan hasil dan pertumbuhan
penelitian ini adalah untuk mengetahui
tanaman rami.
A
belum
mampu
pengaruh pemberian beberapa dosis
mikoriza terhadap pertumbuhan dan
PENDAHULUAN
pada Ultisol.
Indonesia merupakan salah satu negara
Penelitian ini dilakukan pada lima klon
dengan jumlah penduduk terbanyak di
tanaman rami dengan menggunakan
dunia yang pertambahan penduduknya
Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang
selalu mengalami peningkatan setiap
dilakukan pada setiap klon secara
tahunnya.
terpisah dan dilanjutkan pengamatan
kebutuhan sandang akan mengalami
pertumbuhan dan hasil meliputi tinggi
peningkatan, sehingga kebutuhan serat
tanaman, jumlah anakan, diameter
mengalami peningkatan pula.
hasil tanaman rami
batang, bobot segar tanaman per
Hal
Menurut
ini
menyebabkan
Direktur
Tanaman
per
Semusim Kementerian Pertanian Agus
rumpun, bobot serat per batang, bobot
Hasanudin, hingga saat ini produksi
kering batang, bobot kering tanaman,
kapas Indonesia hanya bisa memenuhi
rumpun,
bobot
segar
batang
dan persentase infeksi mikoriza. Hasil
RESPON TANAMAN RAMI (Boehmeria nivea L.Gaud)
TERHADAP PEMBERIAN BEBERAPA DOSIS FUNGI
MIKORIZA ARBUSKULA (FMA) PADA ULTISOL
Defirman
Prodi S-1 Agroekoteknologi, BKI Agronomi, Fakultas Pertanian
Universitas Andalas, Padang
ABSTRAK
Penelitian
respon
tanaman
rami
(Boehmeria nivea L.Gaud) terhadap
penelitian
menunjukkan
bahwa
pemberian FMA dengan dosis 10
dosis
Fungi
(FMA)
pada
anakan, diameter tanaman, bobot segar
Ultisol telah dilaksanakan dari Bulan
serat, dan bobot kering batang pada
Mei sampai Agustus 2013 di Kebun
klon Indocina sedangkan pada klon
Percobaan
Ramindo, Bandung A, Padang 3 dan
pemberian
Mikoriza
beberapa
Arbuskula
Fakultas
Pertanian
g/tanaman
meningkatkan
jumlah
Universitas Andalas Padang dengan
Lembang
ketinggian 386 m dpl. Tujuan dari
meningkatkan hasil dan pertumbuhan
penelitian ini adalah untuk mengetahui
tanaman rami.
A
belum
mampu
pengaruh pemberian beberapa dosis
mikoriza terhadap pertumbuhan dan
PENDAHULUAN
pada Ultisol.
Indonesia merupakan salah satu negara
Penelitian ini dilakukan pada lima klon
dengan jumlah penduduk terbanyak di
tanaman rami dengan menggunakan
dunia yang pertambahan penduduknya
Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang
selalu mengalami peningkatan setiap
dilakukan pada setiap klon secara
tahunnya.
terpisah dan dilanjutkan pengamatan
kebutuhan sandang akan mengalami
pertumbuhan dan hasil meliputi tinggi
peningkatan, sehingga kebutuhan serat
tanaman, jumlah anakan, diameter
mengalami peningkatan pula.
hasil tanaman rami
batang, bobot segar tanaman per
Hal
Menurut
ini
menyebabkan
Direktur
Tanaman
per
Semusim Kementerian Pertanian Agus
rumpun, bobot serat per batang, bobot
Hasanudin, hingga saat ini produksi
kering batang, bobot kering tanaman,
kapas Indonesia hanya bisa memenuhi
rumpun,
bobot
segar
batang
dan persentase infeksi mikoriza. Hasil
sebanyak 2,5% dari kebutuhan nasional
Kualitas serat rami tidak jauh
sebesar 550 ribu ton, sisanya harus
berbeda dengan serat kapas untuk
diimpor. Pemerintah menargetkan pada
bahan
tahun
mencukupi
mempunyai sifat-sifat khusus antara
kebutuhan kapas nasional sebesar 5%
lain : seratnya panjang dan kuat, bila
karena tidak akan ada penambahan
di campur dengan serat sintetis akan
lahan. Selain itu, peningkatan produksi
menghasilkan bahan tenun yang tidak
kapas
mudah kusut dan serat lebih putih dan
2011
dapat
nasional
pengembangan
sangat
terkendala
Tanaman
rami
masih
mengkilat (Hidayati, 2008). Serat rami
(www.tempo.co
mempunyai sifat baik yaitu berwarna
benih
terbatas
sandang.
yang
sangat putih berkilau, tidak berkerut,
diakses 24 Oktober 2012).
Berdasarkan hal ini, maka salah
tidak berubah oleh sinar matahari, dan
upaya
mengurangi
mudah kering. serat rami dapat di
ketergantungan untuk impor kapas
manfaatkan sebagai bahan pakaian
sebagai bahan baku utama industri
yang
sandang
dengan
industri parasut, tali kapal, dan gorden.
membudidayakan tanaman serat yang
Sisa pintalan rami dapat digunakan
mempunyai sifat-sifat dan karakteristik
sebagai bahan uang kertas, kertas
hampir menyerupai kapas serta dapat
dokumen
ditanam di
Sumantri, 1989).
satu
untuk
adalah
Indonesia. Salah satu
bermutu
tinggi
dan
kertas
Peningkatan
tanaman itu adalah rami (Sumantri,
serta
bahan
lainnya
produksi
(
serat
tanaman rami harus dilakukan dengan
1989).
Rami adalah tanaman tahunan
budidaya yang tepat. Salah satu dengan
berumpun yang menghasilkan serat
melakukan seleksi klon yang akan
dari kulit kayunya. Rami termasuk
digunakan. Pada tanaman rami klon
jenis tanaman yang relatif mudah
yang
dibudidayakan. Selain itu, rami dikenal
Menurut
kamus
tahan terhadap berbagai kondisi iklim
tanaman
yang
dan serangan penyakit. Batang tanaman
Internasianal Board Plant Genetic
rami tinggi ramping hingga mencapai
Resources
ketinggian antara 200-250 cm.
Sudjindro (2000) menyatakan bahwa
digunakan
berupa
rizhom.
sumber
genetic
dikeluarkan
(IBGPGR,1991)
oleh
cit
klon adalah kelompok organisme atau
sel-sel yang diturunkan secara mitosis
Menurut Mayerni (2006), rami
dari satu nenek moyang yang sama dan
tergolong tanaman yang mempunyai
secara genetik identik.
pertumbuhan vegetatif cepat, sehingga
Menurut
Sudjindro
(2000),
sering disebut sebagai tanaman yang
menyatakan bahwa sebagai kriteria
rakus akan hara dan tumbuh baik pada
seleksi awal pada rami untuk memilih
tanah yang banyak mengandung bahan
genotipe yang baik untuk produksi
organik. Seiring dengan penggunaan
rami
panjangnya
lahan yang makin intensif, maka bahan
rizom tanaman rami. Dijelaskan bahwa
organik yang ada di dalam tanah ikut
panjang
rizom
dengan
jumlah
didasarkan
pada
berkorelasi
nyata
berkurang.
ruas
tinggi
bahan organik tanah merupakan salah
tanaman, yang akhirnya erat kaitannya
satu kerusakan tanah yang sering
dengan hasil seratnya. Dari hasil uji
terjadi.
klon
Balittas
mengalami
kerusakan
diperoleh beberapa klon unggul yaitu :
mendukung
pertumbuhan
Pujon 10 untuk dataran rendah,sedang
Sifat-sifat tanah yang sudah rusak
Klon Florida, Lembang A ,Bandung A
memerlukan perbaikan agar tanaman
dan Seikiseishin untuk dataran tinggi.
dapat tumbuh dan berproduksi dengan
yang
dan
dilakukan
Penggunaan
merupakan
syarat
di
klon
unggul
Tanah-tanah
kandungan
yang
sudah
akan
sulit
tanaman.
optimal.
untuk
Menurut Hardjowigeno (2003),
menghasilkan serat yang tinggi. Begitu
Ultisol mempunyai sifat kimia yang
juga pengolahan tanah, waktu tanam,
kurang
jarak tanam dan cara tanam yang tepat
kemasaman tanah yang tinggi dengan
sangat
terhadap
pH < 5, kandungan bahan organik
tanaman
tanah
berpengaruh
keberhasilan
rami.
utama
Menurunnya
pengusahaan
Dalam
kestabilan
produksi
mempertahankan
serat
maka
baik
rendah
yang
dicirikan
sampai
oleh
sedang,
kandungan hara N, P, K, Ca, Mg dan
Mo rendah. Kapasitas tukar kation
pemeliharaan harus dilakukan secara
(KTK) kecil
kontinyu,
hal
Sebaliknya kelarutan Al, Mn, dan Fe
pemberian pupuk setelah dilakukan
tinggi, sehingga bersifat racun bagi
pemanenan
tanaman. Hal itu disebabkan oleh
terutama
batang
Sastrosupadi, 2008).
dalam
(Santoso
dan
dari 24
me/100 g.
tingkat pelapukan yang sudah lanjut
serta curah hujan yang tinggi, sehingga
Endomikoriza,
unsur hara tercuci ke lapisan bawah. Di
dijumpai hampir pada semua jenis
samping itu juga disebabkan oleh
tanaman. Fungi pembentuknya tumbuh
bahan induk mineral tanah yang miskin
di antara sel-sel korteks akar dan
mineral
membentuk arbuskulus didalam sel.
primer
yang
mengandung
unsur hara yang dibutuhkan tanaman.
Indonesia
memiliki
Ketiga
jenis
mikoriza
Ekstendomikoriza,
ini
jenis
sebaran
mikoriza ini hanya terbentuk pada
Ultisol yang luas, mencapai 45.794.000
beberapa famili tanaman dan fungi
ha atau 25% dari total luas daratan
pembentuknya berkembang diantara, di
indonesia (Subagyo
et
al. 2004).
Sebaran yang luas dapat menjadikan
dalam dan di sekeliling akar tanaman
inang.
Ultisol sebagai lahan yang potensial
Asosiasi antara mikoriza dan
untuk dikembangkan. Pengembangan
akar diawali dengan spora mikoriza
Ultisol harus didukung oleh teknologi
yang berkecambah dan membentuk
yang tepat sehingga menjadi lahan
appressorium
yang dapat mendukung pertumbuhan
Apressorium merupakan alat yang
dan perkembangan tanaman secara
digunakan mikoriza untuk melakukan
optimal.
infeksi pada akar. Apressorium akan
(Mosse,
1981).
Perbaikan kualitas tanah dapat
mengifeksi akar dengan melakukan
dilakukan dengan cara penambahan
penetrasi. Setelah penetrasi pada akar,
bahan organik dan agen hayati ke
maka hifa tumbuh secara interselluler,
dalam tanah. Mikoriza merupakan agen
arbuskula terbentuk didalam sel saat
hayati yang dapat bersimbiosis dengan
setelah
akar tanaman. Menurut Budi et al.
percabangannya lebih kuat dari hifa
(1998) ada tiga bentuk/tipe mikoriza
setelah penetrasi pada dinding sel.
yaitu
jenis
Arbuskula hidup hanya 4-15 hari,
mikoriza ini ditemui pada tumbuhan
kemudian mengalami degenerasi dan
Angiospermae
pemendekan pada sel inang. Pada saat
Miselia
pertama
Ektomikoriza,
fungi
dipermukaan
Gymnospermae.
dan
ini
rambut
berkembang
akar
dengan
penetrasi.
pembentukan
Arbuskula
arbuskula,
beberapa
fungi mikoriza membentuk vesikel
membentuk selaput miselium dan tidak
pada
masuk menembus sel-sel akar. Kedua
vesikel
bagian
interselluler,
merupakan
dimana
pembengkakan
pada bagian apikal atau interkalar dan
meningkatkan
hifa. Setelah terjadi pembengkakan
tanaman dari 0,04% menjadi 0,19%
akan terjadi perluasan infeksi pada akar
(Jawal et al., 2005). Lanjut Matsubara
yang ditandai dengan pertumbuhan
et al., (1998) melaporkan bahwa
akar dan mikoriza yang bersamaan.
tanaman
Hifa akan keluar dari akar namun
maka tinggi, bobot kering, konsentrasi
masih di daerah rizosper tanah. Hifa
P pada bagian atas maupun akar
eksternal
tanaman mempunyai nilai yang tinggi
yang
berfungsi
dalam
penyerapan larutan nutrisi dalam tanah,
P
yang terinfeksi
pada
mikoriza,
dibandingkan dengan tanpa mikoriza.
dan sebagai alat transportasi nutrisi ke
Menurut
Seprianti
(2009),
penggunaan beberapa dosis mikoriza
akar.
Menurut Aldeman dan Morton,
(1986)
memberikan
pengaruh
terhadap
dapat
pertumbuhan dan hasil tanaman rami
pertumbuhan tanaman
pada panen kedua terutama pada
infeksi
meningkatkan
dan
kandungan
mikoriza
kemampuannya
memanfaatkan
pertambahan
diameter
batang.
nutrisi yang ada dalam tanah, terutama
Penggunaan dosis 5 g memberikan
unsur P, Ca, N, Cu, Mn, K, dan Mg.
pengaruh yang terbaik dibandingkan
Kolonisasi mikoriza pada akar tanaman
penggunaan dosis lainnya. Hidayat
dapat memperluas bidang serapan akar
(2009) melaporkan pemberian Inokulan
dengan adanya hifa eksternal yang
FMA
tumbuh dan berkembang melalui bulu
pembibitan teh di Andisol memberikan
akar (Mosse, 1981).
pengaruh
yang
terinfeksi
Tanaman appel
mikoriza
dapat
BAHAN DAN METODA
dilaksanakan
di
2,5
efektif
g/tan
baik
dari
pada
segi
agronomi maupun ekonomi.
GPS). Penelitian ini berlangsung dari
Mei sampai Agustus 2013
A. Waktu dan Tempat
Penelitian
Multispora
ini
telah
Kebun
Percobaan
Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas
Pertanian Universitas Andalas dengan
ketinggian 386 m dpl (pengukuran
B. Alat dan Bahan
Bahan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah
yang sudah di
tanaman rami
tanam
1,5 tahun
sebelumnya yang terdiri dari 5 klon
TERHADAP PEMBERIAN BEBERAPA DOSIS FUNGI
MIKORIZA ARBUSKULA (FMA) PADA ULTISOL
OLEH
DEFIRMAN
0910212080
SKRIPSI
SEBAGAI SALAH SATU SYARAT
MEMPEROLEH GELAR SARJANA PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2014
RESPON TANAMAN RAMI (Boehmeria nivea L.Gaud)
TERHADAP PEMBERIAN BEBERAPA DOSIS FUNGI
MIKORIZA ARBUSKULA (FMA) PADA ULTISOL
Defirman
Prodi S-1 Agroekoteknologi, BKI Agronomi, Fakultas Pertanian
Universitas Andalas, Padang
ABSTRAK
Penelitian
respon
tanaman
rami
(Boehmeria nivea L.Gaud) terhadap
penelitian
menunjukkan
bahwa
pemberian FMA dengan dosis 10
dosis
Fungi
(FMA)
pada
anakan, diameter tanaman, bobot segar
Ultisol telah dilaksanakan dari Bulan
serat, dan bobot kering batang pada
Mei sampai Agustus 2013 di Kebun
klon Indocina sedangkan pada klon
Percobaan
Ramindo, Bandung A, Padang 3 dan
pemberian
Mikoriza
beberapa
Arbuskula
Fakultas
Pertanian
g/tanaman
meningkatkan
jumlah
Universitas Andalas Padang dengan
Lembang
ketinggian 386 m dpl. Tujuan dari
meningkatkan hasil dan pertumbuhan
penelitian ini adalah untuk mengetahui
tanaman rami.
A
belum
mampu
pengaruh pemberian beberapa dosis
mikoriza terhadap pertumbuhan dan
PENDAHULUAN
pada Ultisol.
Indonesia merupakan salah satu negara
Penelitian ini dilakukan pada lima klon
dengan jumlah penduduk terbanyak di
tanaman rami dengan menggunakan
dunia yang pertambahan penduduknya
Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang
selalu mengalami peningkatan setiap
dilakukan pada setiap klon secara
tahunnya.
terpisah dan dilanjutkan pengamatan
kebutuhan sandang akan mengalami
pertumbuhan dan hasil meliputi tinggi
peningkatan, sehingga kebutuhan serat
tanaman, jumlah anakan, diameter
mengalami peningkatan pula.
hasil tanaman rami
batang, bobot segar tanaman per
Hal
Menurut
ini
menyebabkan
Direktur
Tanaman
per
Semusim Kementerian Pertanian Agus
rumpun, bobot serat per batang, bobot
Hasanudin, hingga saat ini produksi
kering batang, bobot kering tanaman,
kapas Indonesia hanya bisa memenuhi
rumpun,
bobot
segar
batang
dan persentase infeksi mikoriza. Hasil
RESPON TANAMAN RAMI (Boehmeria nivea L.Gaud)
TERHADAP PEMBERIAN BEBERAPA DOSIS FUNGI
MIKORIZA ARBUSKULA (FMA) PADA ULTISOL
Defirman
Prodi S-1 Agroekoteknologi, BKI Agronomi, Fakultas Pertanian
Universitas Andalas, Padang
ABSTRAK
Penelitian
respon
tanaman
rami
(Boehmeria nivea L.Gaud) terhadap
penelitian
menunjukkan
bahwa
pemberian FMA dengan dosis 10
dosis
Fungi
(FMA)
pada
anakan, diameter tanaman, bobot segar
Ultisol telah dilaksanakan dari Bulan
serat, dan bobot kering batang pada
Mei sampai Agustus 2013 di Kebun
klon Indocina sedangkan pada klon
Percobaan
Ramindo, Bandung A, Padang 3 dan
pemberian
Mikoriza
beberapa
Arbuskula
Fakultas
Pertanian
g/tanaman
meningkatkan
jumlah
Universitas Andalas Padang dengan
Lembang
ketinggian 386 m dpl. Tujuan dari
meningkatkan hasil dan pertumbuhan
penelitian ini adalah untuk mengetahui
tanaman rami.
A
belum
mampu
pengaruh pemberian beberapa dosis
mikoriza terhadap pertumbuhan dan
PENDAHULUAN
pada Ultisol.
Indonesia merupakan salah satu negara
Penelitian ini dilakukan pada lima klon
dengan jumlah penduduk terbanyak di
tanaman rami dengan menggunakan
dunia yang pertambahan penduduknya
Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang
selalu mengalami peningkatan setiap
dilakukan pada setiap klon secara
tahunnya.
terpisah dan dilanjutkan pengamatan
kebutuhan sandang akan mengalami
pertumbuhan dan hasil meliputi tinggi
peningkatan, sehingga kebutuhan serat
tanaman, jumlah anakan, diameter
mengalami peningkatan pula.
hasil tanaman rami
batang, bobot segar tanaman per
Hal
Menurut
ini
menyebabkan
Direktur
Tanaman
per
Semusim Kementerian Pertanian Agus
rumpun, bobot serat per batang, bobot
Hasanudin, hingga saat ini produksi
kering batang, bobot kering tanaman,
kapas Indonesia hanya bisa memenuhi
rumpun,
bobot
segar
batang
dan persentase infeksi mikoriza. Hasil
sebanyak 2,5% dari kebutuhan nasional
Kualitas serat rami tidak jauh
sebesar 550 ribu ton, sisanya harus
berbeda dengan serat kapas untuk
diimpor. Pemerintah menargetkan pada
bahan
tahun
mencukupi
mempunyai sifat-sifat khusus antara
kebutuhan kapas nasional sebesar 5%
lain : seratnya panjang dan kuat, bila
karena tidak akan ada penambahan
di campur dengan serat sintetis akan
lahan. Selain itu, peningkatan produksi
menghasilkan bahan tenun yang tidak
kapas
mudah kusut dan serat lebih putih dan
2011
dapat
nasional
pengembangan
sangat
terkendala
Tanaman
rami
masih
mengkilat (Hidayati, 2008). Serat rami
(www.tempo.co
mempunyai sifat baik yaitu berwarna
benih
terbatas
sandang.
yang
sangat putih berkilau, tidak berkerut,
diakses 24 Oktober 2012).
Berdasarkan hal ini, maka salah
tidak berubah oleh sinar matahari, dan
upaya
mengurangi
mudah kering. serat rami dapat di
ketergantungan untuk impor kapas
manfaatkan sebagai bahan pakaian
sebagai bahan baku utama industri
yang
sandang
dengan
industri parasut, tali kapal, dan gorden.
membudidayakan tanaman serat yang
Sisa pintalan rami dapat digunakan
mempunyai sifat-sifat dan karakteristik
sebagai bahan uang kertas, kertas
hampir menyerupai kapas serta dapat
dokumen
ditanam di
Sumantri, 1989).
satu
untuk
adalah
Indonesia. Salah satu
bermutu
tinggi
dan
kertas
Peningkatan
tanaman itu adalah rami (Sumantri,
serta
bahan
lainnya
produksi
(
serat
tanaman rami harus dilakukan dengan
1989).
Rami adalah tanaman tahunan
budidaya yang tepat. Salah satu dengan
berumpun yang menghasilkan serat
melakukan seleksi klon yang akan
dari kulit kayunya. Rami termasuk
digunakan. Pada tanaman rami klon
jenis tanaman yang relatif mudah
yang
dibudidayakan. Selain itu, rami dikenal
Menurut
kamus
tahan terhadap berbagai kondisi iklim
tanaman
yang
dan serangan penyakit. Batang tanaman
Internasianal Board Plant Genetic
rami tinggi ramping hingga mencapai
Resources
ketinggian antara 200-250 cm.
Sudjindro (2000) menyatakan bahwa
digunakan
berupa
rizhom.
sumber
genetic
dikeluarkan
(IBGPGR,1991)
oleh
cit
klon adalah kelompok organisme atau
sel-sel yang diturunkan secara mitosis
Menurut Mayerni (2006), rami
dari satu nenek moyang yang sama dan
tergolong tanaman yang mempunyai
secara genetik identik.
pertumbuhan vegetatif cepat, sehingga
Menurut
Sudjindro
(2000),
sering disebut sebagai tanaman yang
menyatakan bahwa sebagai kriteria
rakus akan hara dan tumbuh baik pada
seleksi awal pada rami untuk memilih
tanah yang banyak mengandung bahan
genotipe yang baik untuk produksi
organik. Seiring dengan penggunaan
rami
panjangnya
lahan yang makin intensif, maka bahan
rizom tanaman rami. Dijelaskan bahwa
organik yang ada di dalam tanah ikut
panjang
rizom
dengan
jumlah
didasarkan
pada
berkorelasi
nyata
berkurang.
ruas
tinggi
bahan organik tanah merupakan salah
tanaman, yang akhirnya erat kaitannya
satu kerusakan tanah yang sering
dengan hasil seratnya. Dari hasil uji
terjadi.
klon
Balittas
mengalami
kerusakan
diperoleh beberapa klon unggul yaitu :
mendukung
pertumbuhan
Pujon 10 untuk dataran rendah,sedang
Sifat-sifat tanah yang sudah rusak
Klon Florida, Lembang A ,Bandung A
memerlukan perbaikan agar tanaman
dan Seikiseishin untuk dataran tinggi.
dapat tumbuh dan berproduksi dengan
yang
dan
dilakukan
Penggunaan
merupakan
syarat
di
klon
unggul
Tanah-tanah
kandungan
yang
sudah
akan
sulit
tanaman.
optimal.
untuk
Menurut Hardjowigeno (2003),
menghasilkan serat yang tinggi. Begitu
Ultisol mempunyai sifat kimia yang
juga pengolahan tanah, waktu tanam,
kurang
jarak tanam dan cara tanam yang tepat
kemasaman tanah yang tinggi dengan
sangat
terhadap
pH < 5, kandungan bahan organik
tanaman
tanah
berpengaruh
keberhasilan
rami.
utama
Menurunnya
pengusahaan
Dalam
kestabilan
produksi
mempertahankan
serat
maka
baik
rendah
yang
dicirikan
sampai
oleh
sedang,
kandungan hara N, P, K, Ca, Mg dan
Mo rendah. Kapasitas tukar kation
pemeliharaan harus dilakukan secara
(KTK) kecil
kontinyu,
hal
Sebaliknya kelarutan Al, Mn, dan Fe
pemberian pupuk setelah dilakukan
tinggi, sehingga bersifat racun bagi
pemanenan
tanaman. Hal itu disebabkan oleh
terutama
batang
Sastrosupadi, 2008).
dalam
(Santoso
dan
dari 24
me/100 g.
tingkat pelapukan yang sudah lanjut
serta curah hujan yang tinggi, sehingga
Endomikoriza,
unsur hara tercuci ke lapisan bawah. Di
dijumpai hampir pada semua jenis
samping itu juga disebabkan oleh
tanaman. Fungi pembentuknya tumbuh
bahan induk mineral tanah yang miskin
di antara sel-sel korteks akar dan
mineral
membentuk arbuskulus didalam sel.
primer
yang
mengandung
unsur hara yang dibutuhkan tanaman.
Indonesia
memiliki
Ketiga
jenis
mikoriza
Ekstendomikoriza,
ini
jenis
sebaran
mikoriza ini hanya terbentuk pada
Ultisol yang luas, mencapai 45.794.000
beberapa famili tanaman dan fungi
ha atau 25% dari total luas daratan
pembentuknya berkembang diantara, di
indonesia (Subagyo
et
al. 2004).
Sebaran yang luas dapat menjadikan
dalam dan di sekeliling akar tanaman
inang.
Ultisol sebagai lahan yang potensial
Asosiasi antara mikoriza dan
untuk dikembangkan. Pengembangan
akar diawali dengan spora mikoriza
Ultisol harus didukung oleh teknologi
yang berkecambah dan membentuk
yang tepat sehingga menjadi lahan
appressorium
yang dapat mendukung pertumbuhan
Apressorium merupakan alat yang
dan perkembangan tanaman secara
digunakan mikoriza untuk melakukan
optimal.
infeksi pada akar. Apressorium akan
(Mosse,
1981).
Perbaikan kualitas tanah dapat
mengifeksi akar dengan melakukan
dilakukan dengan cara penambahan
penetrasi. Setelah penetrasi pada akar,
bahan organik dan agen hayati ke
maka hifa tumbuh secara interselluler,
dalam tanah. Mikoriza merupakan agen
arbuskula terbentuk didalam sel saat
hayati yang dapat bersimbiosis dengan
setelah
akar tanaman. Menurut Budi et al.
percabangannya lebih kuat dari hifa
(1998) ada tiga bentuk/tipe mikoriza
setelah penetrasi pada dinding sel.
yaitu
jenis
Arbuskula hidup hanya 4-15 hari,
mikoriza ini ditemui pada tumbuhan
kemudian mengalami degenerasi dan
Angiospermae
pemendekan pada sel inang. Pada saat
Miselia
pertama
Ektomikoriza,
fungi
dipermukaan
Gymnospermae.
dan
ini
rambut
berkembang
akar
dengan
penetrasi.
pembentukan
Arbuskula
arbuskula,
beberapa
fungi mikoriza membentuk vesikel
membentuk selaput miselium dan tidak
pada
masuk menembus sel-sel akar. Kedua
vesikel
bagian
interselluler,
merupakan
dimana
pembengkakan
pada bagian apikal atau interkalar dan
meningkatkan
hifa. Setelah terjadi pembengkakan
tanaman dari 0,04% menjadi 0,19%
akan terjadi perluasan infeksi pada akar
(Jawal et al., 2005). Lanjut Matsubara
yang ditandai dengan pertumbuhan
et al., (1998) melaporkan bahwa
akar dan mikoriza yang bersamaan.
tanaman
Hifa akan keluar dari akar namun
maka tinggi, bobot kering, konsentrasi
masih di daerah rizosper tanah. Hifa
P pada bagian atas maupun akar
eksternal
tanaman mempunyai nilai yang tinggi
yang
berfungsi
dalam
penyerapan larutan nutrisi dalam tanah,
P
yang terinfeksi
pada
mikoriza,
dibandingkan dengan tanpa mikoriza.
dan sebagai alat transportasi nutrisi ke
Menurut
Seprianti
(2009),
penggunaan beberapa dosis mikoriza
akar.
Menurut Aldeman dan Morton,
(1986)
memberikan
pengaruh
terhadap
dapat
pertumbuhan dan hasil tanaman rami
pertumbuhan tanaman
pada panen kedua terutama pada
infeksi
meningkatkan
dan
kandungan
mikoriza
kemampuannya
memanfaatkan
pertambahan
diameter
batang.
nutrisi yang ada dalam tanah, terutama
Penggunaan dosis 5 g memberikan
unsur P, Ca, N, Cu, Mn, K, dan Mg.
pengaruh yang terbaik dibandingkan
Kolonisasi mikoriza pada akar tanaman
penggunaan dosis lainnya. Hidayat
dapat memperluas bidang serapan akar
(2009) melaporkan pemberian Inokulan
dengan adanya hifa eksternal yang
FMA
tumbuh dan berkembang melalui bulu
pembibitan teh di Andisol memberikan
akar (Mosse, 1981).
pengaruh
yang
terinfeksi
Tanaman appel
mikoriza
dapat
BAHAN DAN METODA
dilaksanakan
di
2,5
efektif
g/tan
baik
dari
pada
segi
agronomi maupun ekonomi.
GPS). Penelitian ini berlangsung dari
Mei sampai Agustus 2013
A. Waktu dan Tempat
Penelitian
Multispora
ini
telah
Kebun
Percobaan
Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas
Pertanian Universitas Andalas dengan
ketinggian 386 m dpl (pengukuran
B. Alat dan Bahan
Bahan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah
yang sudah di
tanaman rami
tanam
1,5 tahun
sebelumnya yang terdiri dari 5 klon