PROFIL KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMA KELAS XI PADA PEMBELAJARAN REAKSI PENGENDAPAN MENGGUNAKAN METODE DISCOVERY-INQUIRY.
PROFIL KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMA KELAS XI
PADA PEMBELAJARAN REAKSI PENGENDAPAN MENGGUNAKAN
METODE DISCOVERY-INQUIRY
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Kimia
Oleh
Siti Maemunah
0900349
JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2013
Siti Maemunah, 2013
Profil Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Kelas XI Pada Pembelajaran Reaksi Pengendapan
Menggunakan Metode Discovery-Inquiry
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
PROFIL KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMA KELAS
XI PADA PEMBELAJARAN REAKSI PENGENDAPAN
MENGGUNAKAN METODE DISCOVERY-INQUIRY
Oleh
Siti Maemunah
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
© Siti Maemunah 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
September 2013
Hak Cipta dilindungi Undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
dengan dicetak ulang, difotokopi, atau cara lainnya tanpa izin dari penulis.
Siti Maemunah, 2013
Profil Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Kelas XI Pada Pembelajaran Reaksi Pengendapan
Menggunakan Metode Discovery-Inquiry
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
SITI MAEMUNAH
PROFIL KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMA KELAS XI PADA
PEMBELAJARAN REAKSI PENGENDAPAN MENGGUNAKAN METODE
DISCOVERY-INQUIRY
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH
PEMBIMBING:
Pembimbing I
Dr. F.M. Titin Supriyanti, M.Si.
NIP. 195810141986012001
Pembimbing II
Gun Gun Gumilar, S.Pd., M.Si.
NIP. 197906262001121001
Mengetahui
Ketua Jurusan Pendidikan Kimia
Dr.rer.nat Ahmad Mudzakir, M.Si.
NIP. 196611211991031002
Siti Maemunah, 2013
Profil Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Kelas XI Pada Pembelajaran Reaksi Pengendapan
Menggunakan Metode Discovery-Inquiry
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
Penelitian skripsi ini berjudul “Profil Keterampilan Proses Sains Siswa SMA
Kelas XI pada Pembelajaran Reaksi Pengendapan Menggunakan Metode
Discovery-Inquiry”. Reaksi pengendapan banyak ditemukan dalam kehidupan
sehari-hari, namun seringkali dianggap sulit oleh siswa ketika mempelajari materi
tersebut di sekolah. Untuk menyelesaikan persoalan tersebut maka diperlukan
pendekatan keterampilan yaitu keterampilan proses sains (KPS). KPS penting
untuk dilatihkan karena merupakan pengembangan dari rasa ingin tahu siswa,
sehingga dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif dalam
memecahkan masalah yang dihadapkan kepada mereka. Salah satu metode yang
sesuai untuk mengembangkan KPS siswa adalah metode discovery-inquiry karena
metode ini melibatkan proses mental dalam rangka pemecahan masalah untuk
menemukan suatu konsep. Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi pencapaian
setiap sub indikator KPS pada setiap kelompok siswa, pencapaian keseluruhan
sub indikator KPS pada setiap kelompok siswa dan pencapaian sub indikator KPS
pada seluruh siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah metode preexperimental. Subjek penelitian terdiri dari 40 orang siswa pada salah satu SMA
Negeri di Kota Cimahi. Teknik pengumpulan data menggunakan Lembar Kerja
Siswa (LKS), lembar observasi, soal tes, dan pedoman wawancara. Hasil yang
diperoleh dari penelitian ini adalah pencapaian KPS siswa kelompok tinggi
meliputi keterampilan membuat hipotesis, menentukan alat dan bahan,
mengetahui alasan penggunaan alat dan bahan, menggunakan alat dan bahan,
menggunakan indera penglihatan, mencatat setiap pengamatan secara terpisah,
menghubungkan hasil-hasil analisis dengan hipotesis dan membuat kesimpulan
tergolong baik sekali; merumuskan pertanyaan dan menerapkan konsep tergolong
baik. Pencapaian KPS siswa kelompok sedang meliputi keterampilan menentukan
alat dan bahan, menggunakan alat dan bahan, menggunakan indera penglihatan,
mencatat setiap pengamatan secara terpisah dan membuat kesimpulan tergolong
baik sekali; merumuskan pertanyaan serta mengetahui alasan penggunaan alat dan
bahan tergolong baik; menerapkan konsep dan menghubungkan hasil-hasil
analisis dengan hipotesis tergolong cukup; serta membuat hipotesis tergolong
kurang. Pencapaian KPS siswa kelompok rendah meliputi keterampilan
menentukan alat dan bahan, menggunakan alat dan bahan, menggunakan indera
penglihatan dan mencatat setiap pengamatan secara terpisah tergolong baik sekali;
mengetahui alasan penggunaan alat dan bahan serta membuat kesimpulan
tergolong baik; merumuskan pertanyaan, membuat hipotesis, menerapkan konsep
dan menghubungkan hasil-hasil analisis dengan hipotesis tergolong cukup.
Pencapaian keseluruhan sub indikator KPS untuk siswa kelompok tinggi
tergolong baik sekali, sementara kelompok sedang dan kelompok rendah
tergolong baik. Secara keseluruhan, pencapaian KPS pada seluruh siswa tergolong
baik. Saran dari penelitian ini adalah pembelajaran hendaknya berpusat pada
siswa untuk mengubah kebiasaan belajar mereka. Selain itu, keterampilan
i
Siti Maemunah, 2013
Profil Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Kelas XI Pada Pembelajaran Reaksi Pengendapan
Menggunakan Metode Discovery-Inquiry
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
membuat hipotesis dan menerapkan konsep belum terkembangkan dengan baik,
sehingga kedua keterampilan ini perlu dilatihkan melalui pembelajaran.
ABSTRACT
This research entitled "Science Process Skills Profile of Class XI High
School Students in Reaction Precipitation Using Discovery-Inquiry Method".
Precipitation reactions are found in daily life, but are often considered difficult by
students when studying this material in school. To resolve these problems, it is
necessary to approach the skills of science process skills (SPS). SPS is important
to be trained as a student's curiosity development to provide the opportunity for
them to get an active role in solving the problems that confronted them. One
method that suitable for developing SPS is discovery-inquiry method because this
method involves a mental process of solving problems in order to find a concept.
The purpose of research is to identify achievement of each SPS sub indicators in
each students’s group, achievement of the overall SPS sub indicators in each
students’s group, and achievement of SPS sub indicators in all students. The
research method used was a pre-experimental methods. Subject consist of 40
students at one high school in Cimahi . The technique of data collection using
student work sheet, observation sheets, test questions and interview guides.
Results of this research is SPS achievement of high student groups include skills
to make hypothesis, determine tools and materials, determine why using tools and
materials, using tools and materials, using the senses of sight, note observations
separately, connect the result of analysis with hyphotesis and make conclusion
classified as excellent; skills to formulate questions and apply concepts classified
as good. SPS achievement of medium student groups include skills to determine
tools and materials, using tools and materials, using the senses of sight, note
observations separately and make conclusion classified as excellent; skills to
formulate questions and determine why using tools and materials classified as
good; skills to apply concepts and connect the result of analysis with hyphotesis
classified as enough; and skills to make hypothesis classified as less. SPS
achievement of low student groups include skills to determine tools and materials,
using tools and materials, using the senses of sight, and note observations
separately classified as excellent; skills to determine why using tools and
materials and make conclusion classified as good; skills to formulate questions,
make hypothesis, apply concepts, and connect the result of analysis with
hyphotesis classified as enough. Achievement of the overall SPS sub indicators
for student’s high group classified as excellent, while student’s medium group and
low group classified as good. Suggestion from this research is learning should be
centered on student to change their study habits. In addition, the skills to make
hypothesis and apply concepts not developed yet, so both of these skills need to
be practiced through learning.
ii
Siti Maemunah, 2013
Profil Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Kelas XI Pada Pembelajaran Reaksi Pengendapan
Menggunakan Metode Discovery-Inquiry
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
ABSTRAK .....................................................................................................................
i
KATA PENGANTAR ...................................................................................................
ii
UCAPAN TERIMA KASIH ........................................................................................
iii
DAFTAR ISI..................................................................................................................
iv
DAFTAR TABEL .........................................................................................................
vi
DAFTAR GAMBAR .....................................................................................................
vii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................
viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian ........................................................................................
1
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah .......................................................................
4
C. Tujuan Penelitian .....................................................................................................
5
D. Manfaat Penelitian ...................................................................................................
5
E. Struktur Organisasi Skripsi ......................................................................................
6
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
PENELITIAN
A. Kajian Pustaka .........................................................................................................
7
1. Keterampilan Proses Sains.................................................................................
7
2. Metode Pembelajaran Discovery-Inquiry .........................................................
10
a.
Metode Discovery .......................................................................................
10
b.
Metode Inquiry ............................................................................................
11
c.
Metode Discovery-Inquiry ..........................................................................
12
d.
Kelebihan Metode Discovery-Inquiry .........................................................
14
e.
Jenis-jenis Pembelajaran Discovery-Inquiry ...............................................
14
Deskripsi Materi Reaksi Pengendapan ............................................................
16
B. Penelitian Terdahulu yang Relevan .........................................................................
18
C. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian.........................................................
19
1. Kerangka Pemikiran .........................................................................................
19
3.
iv
Siti Maemunah, 2013
Profil Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Kelas XI Pada Pembelajaran Reaksi Pengendapan Menggunakan
Metode Discovery-Inquiry
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
2. Hipotesis Penelitian ..........................................................................................
21
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Penelitian ...................................................................................
23
B. Desain Penelitian .....................................................................................................
24
C. Metode Penelitian ....................................................................................................
26
D. Definisi Operasional ................................................................................................
27
E. Instrumen Penelitian ................................................................................................
27
F. Proses Pengembangan Instrumen Penelitian ...........................................................
29
G. Teknik Pengumpulan Data.......................................................................................
29
H. Analisis Data ............................................................................................................
29
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pencapaian Setiap Sub Indikator KPS pada Setiap Kelompok Siswa .....................
32
1. Sub Indikator Keterampilan Menggunakan Indera Penglihatan .........................
33
2. Sub Indikator Keterampilan Merumuskan Pertanyaan ......................................
35
3. Sub Indikator Keterampilan Membuat Hipotesis ..............................................
38
4. Sub Indikator Keterampilan Menentukan Alat dan Bahan ................................
42
5. Sub Indikator Keterampilan Mengetahui Alasan Penggunaan Alat dan Bahan .
44
6. Sub Indikator Keterampilan Menggunakan Alat dan Bahan .............................
47
7. Sub Indikator Keterampilan Mencatat Setiap Pengamatan Secara Terpisah ......
49
8. Sub Indikator Keterampilan Menerapkan Konsep .............................................
51
9. Sub Indikator Keterampilan Menghubungkan Hasil-hasil Analisis dengan
Hipotesis .............................................................................................................
54
10. Sub Indikator Keterampilan Membuat Kesimpulan ..........................................
56
B. Pencapaian Keseluruhan Sub Indikator KPS pada Setiap Kelompok Siswa ..........
58
C. Pencapaian Sub Indikator KPS pada Seluruh Siswa ..............................................
63
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .............................................................................................................
68
B. Saran .......................................................................................................................
70
v
Siti Maemunah, 2013
Profil Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Kelas XI Pada Pembelajaran Reaksi Pengendapan Menggunakan
Metode Discovery-Inquiry
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................
71
LAMPIRAN-LAMPIRAN ..........................................................................................
74
RIWAYAT HIDUP ......................................................................................................
177
vi
Siti Maemunah, 2013
Profil Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Kelas XI Pada Pembelajaran Reaksi Pengendapan Menggunakan
Metode Discovery-Inquiry
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Penelitian
Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan, salah satu usaha yang
dapat dilakukan adalah dengan memahami bagaimana siswa belajar. Perilaku
yang menandakan belajar telah berlangsung pada diri siswa, informasi yang
diperoleh dari lingkungan diproses dalam pikiran sehingga menjadi milik siswa
dan kemudian dikembangkan oleh mereka menjadi hal yang utama. Demikian
pula cara penyajian informasi perlu diperhatikan agar siswa dapat mencerna dan
mengingat lama informasi tersebut dalam pikiran mereka (Dahar, 1996).
Salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh guru adalah mempunyai
strategi pembelajaran yang baik. Menurut Slameto dalam Riyanto (2009) strategi
pembelajaran mencakup bagaimana melaksanakan tugas pembelajaran yang telah
didefinisikan (hasil analisis) sehingga tugas tersebut dapat memberikan hasil yang
optimal. Kegiatan ini menyangkut pelaksanaan metode dan teknik pembelajaran.
Menurut Kunandar (2007), untuk menghadapi era globalisasi yang penuh dengan
persaingan, diperlukan guru yang
mampu mengembangkan suatu model dan
stategi pembelajaran sehingga dapat mendorong, membantu dan mengerahkan
siswa untuk mengalami proses pembelajaran sesuai dengan minat, bakat, potensi,
perkembangan fisik, dan psikologinya.
Berdasarkan studi pendahuluan pada salah satu SMA di Bandung tentang
materi reaksi pengendapan, umumnya pelaksanaan pembelajaran banyak
menggunakan metode ceramah tanpa digabungkan dengan metode lain yang dapat
mendukung siswa untuk menemukan konsep. Strategi pembelajaran guru kurang
mengarahkan kepada keterampilan proses siswa ketika siswa dihadapkan pada
masalah tentang pengendapan. Guru hanya menuntut siswa untuk memecahkan
permasalahan melalui prosedur yang sudah ditentukan dan guru juga tidak
melakukan perbaikan-perbaikan terhadap strategi yang ditempuh, meskipun guru
1
Siti Maemunah, 2013
Profil Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Kelas XI Pada Pembelajaran Reaksi Pengendapan
Menggunakan Metode Discovery-Inquiry
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
2
mengetahui bahwa dengan strategi tersebut pemahaman konsep reaksi
pengendapan siswa masih kurang. Guru juga kurang menekankan materi reaksi
pengendapan sebagai materi yang dekat dan banyak terdapat dengan kehidupan
sehari-hari siswa. Hal ini menciptakan siswa dengan karakter yang pasif, merasa
asing dengan materi reaksi pengendapan, menghasilkan siswa yang hanya tahu
tapi tidak paham sehingga pada akhirnya menganggap reaksi pengendapan
sebagai sub pokok materi yang sulit dimengerti dengan persoalan-persoalannya
sukar untuk diselesaikan.
Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang dapat memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mengalami sendiri, mengkontruksi pengetahuan,
kemudian memberi makna pada pengetahuan yang didapat. Siswa harus
mengetahui makna belajar dan menggunakan pengetahuan serta keterampilan
yang diperolehnya untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya (Liliasari,
2009).
Keterampilan yang dapat dilatihkan dan dapat digunakan untuk membantu
menyelesaikan masalah dalam kehidupan kelak adalah keterampilan proses. Salah
satu keterampilan proses adalah keterampilan proses sains (KPS) yang merupakan
keterampilan intelektual, sosial dan fisik yang dimiliki seseorang untuk
mengembangkan suatu ilmu pengetahuan. KPS merupakan pengembangan dari
rasa ingin tahu pada setiap anak, sehingga pembelajaran yang mengembangkan
KPS memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif dalam
memecahkan masalah yang dihadapkan pada mereka (Dimyati, 2009).
Dalam upaya mengembangkan KPS perlu dilakukan inovasi pembelajaran
dengan menggunakan metode pembelajaran yang tepat. Salah satu metode yang
dapat digunakan adalah metode discovery-inquiry. Metode discovery-inquiry
merupakan metode pembelajaran yang cara penyajiannya banyak melibatkan
proses mental dalam rangka penemuan suatu konsep. Sejatinya siswa memiliki
rasa ingin tahu yang tinggi. Oleh karena itu, peranan guru adalah sebagai
motivator dan fasilitator yang mendorong siswa untuk bereksplorasi dan menggali
informasi. Guru sebagai fasilitator dan motivator menciptakan proses belajar aktif,
Siti Maemunah, 2013
Profil Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Kelas XI Pada Pembelajaran Reaksi Pengendapan
Menggunakan Metode Discovery-Inquiry
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
3
kreatif dan menyenangkan, sehingga dapat mengembangkan KPS siswa yang
berasal dari keingintahuan dengan mengajukan pertanyaan dan menemukan
(mencari) jawaban sendiri, sehingga suatu konsep dapat tertanam lebih lama di
dalam pikiran siswa.
Secara garis besar, prosedur pelaksanaan pembelajaran discovery-inquiry
menurut Riyanto (2009) meliputi stimulasi, perumusan masalah, pengumpulan
data, analisis data, pembuktian dan generalisasi. Metode discovery-inquiry ini
dapat diterapkan pada KPS karena sintaks pada pembelajarannya dapat mengukur
indikator KPS yang dikembangkan.
Akinbobola (2010) dalam penelitiannya menyatakan bahwa kemampuan
KPS dasar siswa lebih baik dibandingkan kemampuan KPS terintegrasinya pada
angkatan tahun 1998-2007. Penelitian lain terkait dengan discovery-inquiry juga
sudah dilakukan oleh Balim (2009). Dari hasil penelitian diperoleh bahwa
kelompok eksperimen lebih baik dibandingkan dengan kelompok kontrol didalam
pencapaian nilai akademik, persepsi dan hafalan, baik pada tingkat kognitif
maupun tingkat afektif, dan siswa juga lebih aktif dalam pembelajaran di kelas.
Suprini (2012) dalam penelitiannya menyatakan bahwa pencapaian rata-rata KPS
seluruh siswa adalah baik pada pembelajaran sifat-sifat koloid menggunakan
metode discovery-inquiry. Serangkaian prosedur pelaksanaan pembelajaran
discovery-inquiry tersebut dapat melatih dan mengembangkan KPS siswa dalam
mempelajari materi suatu disiplin ilmu, khususnya kimia.
Pada penelitian ini, materi yang dapat dibelajarkan dengan menggunakan
metode discovery-inquiry adalah materi kelarutan dan hasil kali kelarutan, dengan
sub pokok bahasan reaksi pembentukan endapan. Penelitian tentang reaksi
pembentukan endapan ini sudah dilakukan sebelumnya oleh Ula (2012) dengan
judul “Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI Pada Pembelajaran
Reaksi Pengendapan Menggunakan Model Problem Solving”. Materi ini dipilih
karena reaksi pengendapan merupakan reaksi yang sering ditemukan dalam
kehidupan sehari-hari, misalnya timbulnya kerak pada alat untuk pemanasan air
dengan kesadahan tinggi, pemurnian garam dapur, pembentukan stalaktit dan
Siti Maemunah, 2013
Profil Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Kelas XI Pada Pembelajaran Reaksi Pengendapan
Menggunakan Metode Discovery-Inquiry
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
4
stalagmit, dan lain-lain. Selain itu, materi reaksi pengendapan memiliki
karakteristik penemuan konsep dalam pembelajaran yang dapat diukur dengan
indikator-indikator KPS dari ahli Rustaman sehingga materi ini dapat diajarkan
dengan menggunakan metode discovery-inquiry.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dilakukan penelitian tentang
penerapan metode discovery-inquiry terhadap keterampilan proses sains siswa
pada pembelajaran reaksi pengendapan dengan judul penelitian “Profil
Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Kelas XI pada Pembelajaran Reaksi
Pengendapan Menggunakan Metode Discovery-Inquiry”.
B.
Identifikasi dan Perumusan Masalah
Masalah
dalam
penelitian
ini
adalah
mengidentifikasi
bagaimana
keterampilan proses sains (KPS) siswa SMA kelas XI pada pembelajaran reaksi
pengendapan menggunakan metode discovery-inquiry. Oleh karena itu, variabel
yang diteliti adalah KPS siswa pada pembelajaran yang berlangsung dengan
menggunakan metode discovery-inquiry.
Metode discovery-inquiry memiliki tahapan-tahapan pembelajaran dalam
rangka penemuan suatu konsep. Pada setiap tahapan-tahapan tersebut,
dikembangkan indikator KPS yang sesuai. Dengan demikian, melalui pencapaian
indikator KPS yang dikembangkan dapat diketahui pula keberhasilan metode
discovery-inquiry terhadap upaya siswa dalam menemukan konsep reaksi
pengendapan.
Perumusan masalah utama pada penelitian ini yaitu “Bagaimana pencapaian
keterampilan proses sains (KPS) siswa SMA kelas XI pada pembelajaran reaksi
pengendapan menggunakan metode discovery-inquiry?”
Adapun rumusan masalah di atas diuraikan secara rinci dalam bentuk
pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut.
1.
Bagaimana pencapaian setiap sub indikator KPS pada setiap kelompok
siswa (kelompok tinggi, sedang, dan rendah) dalam pembelajaran reaksi
pengendapan menggunakan metode discovery-inquiry?
Siti Maemunah, 2013
Profil Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Kelas XI Pada Pembelajaran Reaksi Pengendapan
Menggunakan Metode Discovery-Inquiry
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
5
2.
Bagaimana pencapaian keseluruhan sub indikator KPS pada setiap
kelompok siswa (kelompok tinggi, sedang dan rendah ) dalam pembelajaran
reaksi pengendapan menggunakan metode discovery-inquiry?
3.
Bagaimana pencapaian sub indikator KPS pada seluruh siswa dalam
pembelajaran reaksi pengendapan menggunakan metode discovery-inquiry?
C.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan dari penelitian yang dilakukan
sebagai berikut.
1.
Mengidentifikasi pencapaian setiap sub indikator KPS pada setiap
kelompok siswa (kelompok tinggi, sedang dan rendah) dalam pembelajaran
reaksi pengendapan menggunakan metode discovery-inquiry.
2.
Mengidentifikasi pencapaian keseluruhan sub indikator KPS pada setiap
kelompok siswa (kelompok tinggi, sedang dan rendah) dalam pembelajaran
reaksi pengendapan menggunakan metode discovery-inquiry.
3.
Mengidentifikasi pencapaian sub indikator KPS pada seluruh siswa dalam
pembelajaran reaksi pengendapan menggunakan metode discovery-inquiry.
D.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi guru, siswa, atau
peneliti
lain
yang
akan
melakukan
penelitian
serupa
dalam
upaya
mengembangkan metode pembelajaran yang berpusat pada aktivitas siswa di
SMA. Manfaat tersebut antara lain sebagai berikut.
1.
Bagi Guru dan Peneliti Lain
a.
Menjadi bahan evaluasi untuk mengembangkan pembelajaran dengan
metode discovery-inquiry pada materi kimia yang lain.
b.
Memberikan informasi dan gambaran mengenai hasil keterampilan
proses sains siswa pada materi reaksi pengendapan menggunakan
metode discovery-inquiry.
2.
Bagi Siswa
Siti Maemunah, 2013
Profil Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Kelas XI Pada Pembelajaran Reaksi Pengendapan
Menggunakan Metode Discovery-Inquiry
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
6
a.
Meningkatkan motivasi belajar melalui belajar penemuan sendiri
menggunakan metode discovery-inquiry.
b.
Meningkatkan keterampilan proses sains melalui pengalaman belajar di
kelas.
E.
Struktur Organisasi Skripsi
Struktur organisasi berisi tentang urutan penulisan dari setiap bab dan
bagian bab dalam skripsi (Universitas Pendidikan Indonesia, 2012). Struktur
organisasi dalam skripsi terdiri dari 5 bab. Berikut struktur organisasi pada setiap
bab.
Bab I adalah pendahuluan. Bab ini terdiri dari 5 sub bab, yaitu latar
belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan
struktur organisasi skripsi.
Bab II adalah kajian pustaka, kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian.
Bab ini membahas tentang kajian pustaka yang meliputi metode discoveryinquiry, keterampilan proses sains dan deskripsi materi reaksi pengendapan.
Selanjutnya dibahas tentang penelitian terdahulu yang relevan, kerangka
pemikiran dan hipotesis penelitian.
Bab III adalah metodologi penelitian. Bab ini terdiri dari 7 sub bab, yaitu
lokasi dan subjek penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen
penelitian, proses pengembangan instrumen penelitian, teknik pengumpulan data
dan analisis data.
Bab IV adalah hasil dan pembahasan. Bab ini terdiri dari 3 sub bab, yaitu
pencapaian setiap sub indikator KPS pada setiap kelompok siswa, pencapaian
keseluruhan sub indikator KPS pada setiap kelompok siswa dan pencapaian sub
indikator KPS pada seluruh siswa.
Bab V adalah kesimpulan dan saran. Bab ini terdiri dari 2 sub bab, yaitu
kesimpulan dan saran.
Siti Maemunah, 2013
Profil Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Kelas XI Pada Pembelajaran Reaksi Pengendapan
Menggunakan Metode Discovery-Inquiry
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini memaparkan metodologi penelitian yang meliputi lokasi dan subjek
penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses
pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data, dan analisis data.
A.
Lokasi dan Subjek Penelitian
Penelitian dilaksanakan di salah satu SMA Negeri di kota Cimahi. Subjek
penelitian adalah siswa SMA kelas XI semester 2 yang berjumlah 40 orang. Siswa
dikelompokkan menjadi tiga kelompok berdasarkan nilai tes unit mata pelajaran
kimia yaitu kelompok tinggi, kelompok sedang, dan kelompok rendah.
Pengelompokkan ini dihitung dengan menggunakan cara statistika dengan
menghitung nilai mean tes unit siswa dan standar deviasi dengan rumus :
Mean =
(Arikunto, 2012)
Keterangan :
f
: frekuensi siswa
X
: skor tes unit siswa
N
: jumlah siswa
SD = √
(Arikunto, 2012)
Keterangan :
SD
: Standar deviasi
: jumlah skor yang sudah dikalikan dengan frekuensi dikuadratkan
kemudian dibagi jumlah siswa
: jumlah skor yang sudah dikalikan dengan frekuensi kemudian dibagi
jumlah siswa, lalu dikuadratkan
23
Siti Maemunah, 2013
Profil Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Kelas XI Pada Pembelajaran Reaksi Pengendapan
Menggunakan Metode Discovery-Inquiry
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
24
Berdasarkan perhitungan, diperoleh nilai mean sebesar 78,81 dan nilai
standar deviasi sebesar 8,79. Untuk siswa kelompok tinggi sebanyak 7 orang,
siswa kelompok sedang 27 orang, dan siswa kelompok rendah 6 orang (lampiran
C.1).
Lokasi sekolah yang dipilih adalah SMA Negeri. Pertimbangannya adalah
sekolah yang dijadikan lokasi penelitian harus sekolah yang mengikuti KTSP
(Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) sebab materi yang dipilih didasarkan
pada KTSP. Dengan demikian pengujian penelitian akan sesuai dengan jadwal
kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh sekolah.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik sampling
purposive. Teknik ini adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu (Sugiyono, 2004). Dalam penelitian ini dilakukan analisis terhadap
keterampilan proses sains siswa pada materi reaksi pengendapan menggunakan
metode discovery-inquiry, sehingga pertimbangan sampel yang dipilih adalah
siswa yang akan belajar tentang reaksi pengendapan, yaitu siswa kelas XI SMA.
B.
Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah one-shot case study. Desain ini
merupakan salah satu bentuk metode pre-experimental. Paradigma dalam
penelitian ini dapat digambarkan seperti gambar 3.1 berikut.
X O
X = treatment yang diberikan (variabel bebas)
O = observasi (variabel terikat)
Gambar 3.1. Paradigma One-Shot Case Study
Paradigma one-shot case study pada gambar 3.1 dapat dibaca sebagai
berikut : terdapat suatu kelompok siswa diberi treatment/perlakuan, dan
selanjutnya diobservasi hasilnya (treatment adalah sebagai variabel bebas, dan
hasil adalah sebagai variabel terikat) (Sugiyono, 2004).
Siti Maemunah, 2013
Profil Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Kelas XI Pada Pembelajaran Reaksi Pengendapan
Menggunakan Metode Discovery-Inquiry
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
25
Rencana
pelaksanaan
penelitian
meliputi
tahap
persiapan,
tahap
pengumpulan dan tahap akhir dibuat dalam alur penelitian. Berikut ini disajikan
gambar 3.2 tentang bagan alur penelitian.
Tahap Persiapan
Analisis Standar
Isi KTSP Kimia
SMA
Analisis Indikator
Keterampilan Proses
Sains
Analisis Tahapan
Metode Discoveryinquiry SMA
Materi reaksi
pengendapan
Pembuatan instrumen penelitian :
LKS (lembar kerja siswa)
Lembar observasi
Soal tes
Pedoman wawancara
Pembuatan RPP
reaksi
pengendapan
Validasi instrumen
penelitian
Revisi
Instrumen penelitian
Revisi
Proses belajar mengajar
(Instrumen penelitian : LKS, lembar observasi)
Tes
(Instrumen penelitian : soal tes)
Wawancara
Tahap
Pengumpulan
(Instrumen penelitian : pedoman wawancara)
Pengolahan dan Analisis Data
Kesimpulan
Tahap Akhir
Siti Maemunah, 2013
Profil Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Kelas XI Pada Pembelajaran Reaksi Pengendapan
Menggunakan Metode Discovery-Inquiry
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
26
Gambar 3.2. Bagan Alur Penelitian
Uraian langkah-langkah penelitian tersebut adalah sebagai berikut :
1.
Tahap Persiapan
a.
Analisis standar isi KTSP 2006 materi pelajaran kimia SMA kelas XI,
analisis materi reaksi pengendapan, analisis keterampilan proses sains
siswa dan analisis perencanaan metode discovery-inquiry.
b.
Pembuatan RPP reaksi pengendapan.
c.
Pembuatan instrumen penelitian yang meliputi lembar kerja siswa
(LKS), lembar observasi, soal tes, dan pedoman wawancara..
d.
2.
Validasi dan revisi intrumen penelitian.
Tahap pengumpulan
a.
Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan LKS dan lembar
observasi.
b.
Memberikan tes setelah pembelajaran
c.
Wawancara dengan beberapa siswa yang mewakili setiap kelompok
siswa sebagai data pendukung penelitian.
3.
Tahap Akhir
a.
Pengolahan dan analisis data hasil penelitian yang diperoleh dari LKS,
lembar observasi, postest dan pedoman wawancara.
C.
b.
Mendeskripsikan data hasil.
c.
Membuat kesimpulan akhir dari hasil penelitian.
Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan
tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu
didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris dan sistematis
(Sugiyono, 2004).
Siti Maemunah, 2013
Profil Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Kelas XI Pada Pembelajaran Reaksi Pengendapan
Menggunakan Metode Discovery-Inquiry
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
27
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen
dengan bentuk pre-experimental. Dikatakan pre-experimental karena metode ini
belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh. Hal tersebut karena masih
terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel
terikat. Jadi, hasil eksperimen yang merupakan variabel terikat bukan semata-mata
dipengaruhi oleh variabel bebas. Hal ini dapat terjadi karena tidak adanya variabel
kontrol, dan sampel tidak dipilih secara acak (Sugiyono, 2004).
D.
Definisi Operasional
Sesuai dengan judul penelitian, yaitu “Profil Keterampilan Proses Sains
Siswa SMA Kelas XI Pada Materi Reaksi Pengendapan Menggunakan Metode
Discovery-Inquiry”, maka terdapat dua variabel yang saling terkait dalam
penelitian. Berikut variabel-variabel tersebut.
1.
Variabel Bebas
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2004). Dalam
penelitian, yang menjadi variabel bebas adalah metode discovery-inquiry, yaitu
metode pembelajaran dengan siswa mencari dan menemukan sendiri suatu
konsep. Pada penelitian ini, metode discovery-inquiry yang digunakan adalah
jenis modified inquiry. Dengan jenis pembelajaran ini, siswa melakukan kegiatan
discovery-inquiry dengan diberikan permasalahan yang harus dipecahkan melalui
pengamatan, eksplorasi untuk memperoleh jawaban.
2.
Variabel Terikat
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2004). Dalam penelitian, yang
menjadi variabel terikat adalah keterampilan proses sains (KPS) siswa. KPS
adalah kegiatan yang dilakukan ilmuwan dalam melakukan penelitian ilmiah
terhadap suatu masalah, persoalan atau pertanyaan ke dalam rangkaian proses
belajar.
Siti Maemunah, 2013
Profil Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Kelas XI Pada Pembelajaran Reaksi Pengendapan
Menggunakan Metode Discovery-Inquiry
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
28
E.
Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan ialah lembar kerja siswa
(LKS), lembar observasi, soal tes dan pedoman wawancara.
1.
Lembar kerja siswa (LKS)
LKS adalah salah satu sarana yang digunakan untuk membantu proses
pembelajaran berlangsung dengan baik. LKS yang digunakan dalam proses
pembelajaran terdiri dari tiga LKS, yaitu LKS mengenai air sadah, pembentukan
stalaktit dan stalagmit, serta pemurnian garam. LKS tersebut dibuat berdasarkan
langkah-langkah
pada
metode
discovery-inquiry
dan
indikator-indikator
keterampilan proses sains yang dikembangkan. LKS dapat memberikan gambaran
keterampilan proses sains (KPS) siswa.
2.
Lembar Observasi
Observasi adalah alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
mengamati dan mencatat secara sistematis gejala-gejala yang diselidiki (Narbuko
dan Achmadi, 2004). Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
observasi sistematik. Menurut Arikunto (2012), observasi sistematik merupakan
observasi dengan faktor-faktor yang diamati sudah didaftar secara sistematis,
sudah diatur menurut kategorinya dan pengamat (observer) berada di luar
kelompok. Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi. Lembar
observasi dikembangkan oleh peneliti yang berisi daftar jenis kegiatan yang
diamati selama proses pembelajaran berlangsung.
3.
Pedoman Wawancara
Wawancara adalah suatu metode atau cara yang digunakan untuk
mendapatkan jawaban dari responden dengan cara tanya-jawab sepihak (Arikunto,
2012). Wawancara yang dilakukan dalam penelitian termasuk wawancara
terstruktur karena pertanyaannya sudah disusun terlebih dahulu. Sebelum
melakukan wawancara, peneliti menyiapkan format pertanyaan untuk wawancara
yang disebut pedoman wawancara. Pedoman wawancara berisi pertanyaanpertanyaan yang ditujukan pada beberapa siswa. Wawancara ini bertujuan untuk
mendukung data dari LKS dan lembar observasi.
Siti Maemunah, 2013
Profil Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Kelas XI Pada Pembelajaran Reaksi Pengendapan
Menggunakan Metode Discovery-Inquiry
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
29
4.
Soal tes
Tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau
mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah
ditentukan (Arikunto, 2012). Pada penelitian, tes dilakukan sesudah proses
pembelajaran (postest). Soal tes berbentuk soal uraian dengan soal-soal dibatasi
oleh konsep dan materi reaksi pengendapan sebanyak 6 soal. Soal mengacu pada
indikator KPS yang dikembangkan untuk mengetahui gagasan siswa dalam
bentuk tulisan serta menggali jawaban siswa sesuai dengan kemampuan
keterampilan proses sains yang dimilikinya.
F.
Proses Pengembangan Instrumen Penelitian
Proses pengembangan instrumen yang dilakukan adalah pengujian
instrumen LKS, lembar observasi, soal tes dan pedoman wawancara
menggunakan uji validitas. Menurut Arikunto (2012), suatu instrumen dikatakan
valid apabila instrumen tersebut mengukur apa yang hendak diukur secara tepat.
Validitas menunjukkan sejauh mana alat ukur memenuhi fungsinya.
Validitas yang digunakan pada penelitian adalah validitas isi yang
ditentukan berdasarkan judgement pada ahli (Surapranata, 2006). Validasi
instrumen dilakukan dengan cara mengkonsultasikan instrumen kepada dosen
yang kompeten dalam materi reaksi pengendapan sebanyak 1 orang.
G.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data menggunakan LKS, lembar observasi, soal tes,
dan wawancara. LKS dan lembar observasi dipilih untuk mengukur sub indikator
keterampilan
proses
sains
(KPS)
selama
proses
pembelajaran
dengan
menggunakan metode discovery-inquiry. LKS untuk sub indikator KPS yang
terukur secara tertulis, sementara lembar observasi untuk sub indikator KPS yang
terukur dari aktivitas siswa dalam pembelajaran. Soal tes digunakan untuk
mengukur sub indikator KPS keseluruhan secara tertulis setelah proses
pembelajaran. Wawancara dilakukan untuk mengetahui pendapat siswa tentang
Siti Maemunah, 2013
Profil Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Kelas XI Pada Pembelajaran Reaksi Pengendapan
Menggunakan Metode Discovery-Inquiry
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
30
setiap sub indikator KPS yang dikembangkan pada pembelajaran reaksi
pengendapan menggunakan metode discovery-inquiry.
H.
Analisis Data
Analisis data yang dilakukan meliputi pengolahan data terhadap hasil LKS,
hasil observasi, hasil wawancara dan soal tes dari pembelajaran yang sudah
dilakukan.
1.
LKS, lembar observasi dan soal tes
Instrumen yang digunakan untuk mengukur perkembangan KPS siswa
adalah LKS, lembar observasi dan soal tes. Data dari LKS dan soal tes berupa
jawaban siswa terhadap pertanyaan-pertanyaan yang tertera pada instrumen
tersebut. Sementara itu, data lembar observasi diperoleh dari hasil rating check
list. Menurut Sukardi (2008), check list adalah metode untuk mencatat suatu
karakteristik ada atau tidak ada pada suatu subjek atau objek yang dievaluasi.
Pada daftar kriteria yang sudah disusun oleh peneliti, jika karakteristik tersebut
ada pada objek atau subjek yang dievaluasi, maka diberi tanda cek ( ).
Sebaliknya akan dibiarkan kosong apabila karakteristik tersebut tidak ada.
Langkah-langkah untuk mengolah data sebagai berikut.
a.
Memberikan skor mentah pada setiap jawaban atau kegiatan siswa
berdasarkan kriteria penilaian yang telah dibuat
b.
Mengubah skor mentah setiap KPS ke dalam bentuk nilai persentase
berdasarkan rumus:
% Skor =
c.
x 100%
Menentukan nilai rata-rata yang diperoleh setiap kelompok siswa untuk
semua kategori siswa dan setiap sub indikator KPS yang dikembangkan.
d.
Menghitung nilai rata-rata keseluruhan siswa untuk seluruh sub indikator
KPS yang dikembangkan pada pembelajaran reaksi pengendapan dengan
metode discovery-inquiry.
Siti Maemunah, 2013
Profil Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Kelas XI Pada Pembelajaran Reaksi Pengendapan
Menggunakan Metode Discovery-Inquiry
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
31
e.
Mendeskripsikan hasil penafsiran data persentase ke dalam kategori
kemampuan yang tertera pada tabel 3.1.
Tabel 3.1. Skala Kategori Kemampuan (Arikunto, 2012)
Nilai (%)
Kategori Kemampuan
80-100
Baik sekali
66-79
Baik
56-65
Cukup
40-55
Kurang
39
Gagal
Untuk penggunaan tabel 3.1, peneliti menyesuaikan kategori kemampuan
tersebut dengan indikator pembelajaran yang telah ditetapkan, sehingga kategori
kemampuan tersebut lebih terarah dan jelas maknanya. Tabel 3.2 menunjukkan
skala kategori kemampuan yang sudah diterjemahkan ke dalam skala kategori
keterampilan proses sains siswa.
Tabel 3.2. Skala Kategori Keterampilan Proses Sains Siswa
Nilai (%)
Keterampilan Proses Sains
80-100
Baik sekali
66-79
Baik
56-65
Cukup
40-55
Kurang
39
2.
Gagal
Wawancara
Pengolahan hasil wawancara dilakukan dengan mengubah hasil wawancara
dari lisan menjadi tulisan, kemudian menganalisis hasil wawancara serta
menghubungkan dengan hasil pengolahan LKS, lembar observasi dan soal tes
untuk memperjelas temuan-temuan penelitian.
Siti Maemunah, 2013
Profil Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Kelas XI Pada Pembelajaran Reaksi Pengendapan
Menggunakan Metode Discovery-Inquiry
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan tentang penelitian yang telah dipaparkan
di bab IV, diperoleh kesimpulan mengenai keterampilan proses sains siswa pada
pembelajaran reaksi pengendapan dengan menggunakan metode discovery-inquiry
sebagai berikut :
1.
Pencapaian setiap sub indikator KPS pada masing-masing kelompok siswa
adalah :
a. Keterampilan merumuskan pertanyaan untuk siswa kelompok tinggi
tergolong baik dengan persentase sebesar 76,19 %; siswa kelompok
sedang tergolong baik dengan persentase sebesar 68,77% dan siswa
kelompok rendah tergolong cukup dengan persentase sebesar 63,33 %.
b. Keterampilan membuat hipotesis untuk siswa kelompok tinggi tergolong
baik sekali dengan persentase sebesar 80,72 %; siswa kelompok sedang
tergolong kurang dengan persentase sebesar 55,47 % dan siswa
kelompok rendah tergolong cukup dengan persentase sebesar 57,5 %.
c. Keterampilan menentukan alat dan bahan untuk siswa kelompok tinggi,
sedang dan rendah tergolong baik sekali, dengan persentase berturutturut sebesar 95,24 %; 92,28% dan 86,11 %.
d. Keterampilan mengetahui alasan penggunaan alat dan bahan untuk
siswa kelompok tinggi tergolong baik sekali dengan persentase sebesar
86,90 %; untuk siswa kelompok sedang dan kelompok rendah tergolong
baik dengan persentase berturut-turut sebesar 77,93 % dan 70,83 %.
e. Keterampilan menggunakan alat dan bahan untuk siswa kelompok
tinggi, sedang dan rendah tergolong baik sekali dengan persentase
berturut-turut sebesar 85,12 %; 87,34 % dan 85,42 %.
68
Siti Maemunah, 2013
Profil Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Kelas XI Pada Pembelajaran Reaksi Pengendapan
Menggunakan Metode Discovery-Inquiry
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
69
f. Keterampilan menggunakan indera penglihatan untuk siswa kelompok
tinggi, sedang dan rendah tergolong baik sekali dengan persentase
berturut-turut 95,1 %; 89,39 % dan 92,46 %.
g. Keterampilan mencatat setiap pengamatan secara terpisah untuk siswa
kelompok tinggi, sedang dan rendah tergolong baik sekali dengan
persentase berturut-turut sebesar 82,14 %; 87,96 % dan 81,94 %.
h. Keterampilan menerapkan konsep untuk siswa kelompok tinggi
tergolong baik dengan persentase sebesar 77,5 %; sementara siswa
kelompok sedang dan siswa kelompok rendah tergolong cukup dengan
persentase berturut-turut 62,32 % dan 62,08 %.
i. Keterampilan menghubungkan hasil-hasil analisis dengan hipotesis
untuk siswa kelompok tinggi tergolong baik sekali, siswa kelompok
sedang tergolong baik dan siswa kelompok rendah tergolong cukup
dengan persentase berturut-turut sebesar 80,36 %; 67,13 % dan 58,33 %.
j. Keterampilan membuat kesimpulan untuk siswa kelompok tinggi dan
kelompok sedang tergolong baik sekali, sementara siswa kelompok
rendah tergolong baik dengan persentase berturut-turut 88,09 %; 84,56
% dan 75 %.
2.
Pencapaian keseluruhan sub indikator KPS pada siswa kelompok tinggi
tergolong baik sekali dengan persentase sebesar 84,74 %. Untuk siswa
kelompok sedang dan rendah tergolong baik dengan persentase berturutturut 77,34 % dan 73,3 %.
3.
Kategori pencapaian sub indikator KPS siswa yang tergolong baik sekali
sebesar 56,06 %; siswa yang tergolong baik sebesar 27,8 % dan siswa yang
tergolong cukup sebesar 16,15 %. Secara keseluruhan, pencapaian sub
indikator KPS pada seluruh siswa tergolong baik dengan persentase sebesar
77,43 %.
Siti Maemunah, 2013
Profil Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Kelas XI Pada Pembelajaran Reaksi Pengendapan
Menggunakan Metode Discovery-Inquiry
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
70
B.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka saran yang dapat
disampaikan adalah sebagai berikut :
1.
Perlu mengubah kebiasaan belajar siswa di sekolah yang cenderung hanya
menerima
informasi.
Hendaknya
guru
membiasakan
pembelajaran
menggunakan metode yang berpusat pada siswa supaya mendorong siswa
terbiasa berpikir dan belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber
belajar atas inisiatifnya sendiri. Salah satu metode alternatif yang dapat
dikembangkan adalah metode discovery-inquiry.
2.
Sub indikator KPS yang belum terkembangkan dengan baik pada penelitian
ini adalah sub indikator membuat hipotesis dan menerapkan konsep.
Diharapkan kedua indikator dilatihkan dengan baik selama pembelajaran
sehingga semua sub indikator KPS siswa dapat terkembangkan dengan baik.
Siti Maemunah, 2013
Profil Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Kelas XI Pada Pembelajaran Reaksi Pengendapan
Menggunakan Metode Discovery-Inquiry
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Akinbobola, A. O dan Afolabi F. (2010). “Analysis of Science Process Skills in
West African Senior Secondary School Certificate Physics Practical
Examinations in Nigeria”. Bulgarian Journal of Science and Education
Policy (BJSEP). 4.
Aktamis, H dan Ergin O. (2008). “The Effect of Scientific Process Skills
Education on Student’s Scientific Creativity, Science Attitudes and
Academic Achievements”. Asia-Pacific Forum on Science Learning and
Teaching. 9. 1.
Amien, M. (1987). Mengajarkan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dengan
Menggunakan Metode “Discovery” dan “Inquiry” Bagian I. Jakarta :
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat jenderal Pendidikan
Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga
Kependidikan.
Arikunto, S. (2012). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi 2). Jakarta : Bumi
Aksara.
Baharuddin. (2009). Psikologi Pendidikan Refleksi Teoretis Terhadap Fenomena.
Jogjakarta : Ar-Ruzz Media.
Balim, A.G. (2009). “The Effects of Discovery Learning on Student’s Success
and Inquiry Learning Skills”. Egitim Arastirmalari-Eurasian Journal of
Educational Research. 35, 1-20.
Chang, R. (2003). Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga. Jakarta:
Erlangga.
Dahar, R.W. (1989). Teori-teori Belajar. Jakarta : Erlangga.
Dalyono. (2009). Psikologi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.
Dimyati. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.
Goetz, P.W. (1981). The New Encyclopedi Britanica. Chicago : William Benton
Publisher.
Kunandar. (2007). Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta : PT
Rajagrafindo Persada.
71
Siti Maemunah, 2013
Profil Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Kelas XI Pada Pembelajaran Reaksi Pengendapan
Menggunakan Metode Discovery-Inquiry
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
72
Liliasari. (2009). Berpikir Kritis dalam Pembelajaran Sains Kimia Menuju
Profesionalitas Guru Program Studi Pendidikan IPA. Bandung :
Pascasarjana UPI.
Mulyono, H. (2002). Ilmu Kimia Jilid 3 Untuk Kelas 3 SMU/MA. Bandung :
Acarya Media Utama.
Narbuko, C. dan Achmadi, A. (2004). Metodologi Penelitian. Jakarta : Bumi
Aksara.
Petruci, R. (1985). Kimia Dasar : Prinsip dan Terapan Modern Edisi Keempat
Jilid 2. Jakarta : Erlangga.
Purlistyani, I. (2012). Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI Pada
Pembelajaran Sifat-sifat Koloid dengan Metod
PADA PEMBELAJARAN REAKSI PENGENDAPAN MENGGUNAKAN
METODE DISCOVERY-INQUIRY
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Kimia
Oleh
Siti Maemunah
0900349
JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2013
Siti Maemunah, 2013
Profil Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Kelas XI Pada Pembelajaran Reaksi Pengendapan
Menggunakan Metode Discovery-Inquiry
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
PROFIL KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMA KELAS
XI PADA PEMBELAJARAN REAKSI PENGENDAPAN
MENGGUNAKAN METODE DISCOVERY-INQUIRY
Oleh
Siti Maemunah
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
© Siti Maemunah 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
September 2013
Hak Cipta dilindungi Undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
dengan dicetak ulang, difotokopi, atau cara lainnya tanpa izin dari penulis.
Siti Maemunah, 2013
Profil Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Kelas XI Pada Pembelajaran Reaksi Pengendapan
Menggunakan Metode Discovery-Inquiry
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
SITI MAEMUNAH
PROFIL KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMA KELAS XI PADA
PEMBELAJARAN REAKSI PENGENDAPAN MENGGUNAKAN METODE
DISCOVERY-INQUIRY
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH
PEMBIMBING:
Pembimbing I
Dr. F.M. Titin Supriyanti, M.Si.
NIP. 195810141986012001
Pembimbing II
Gun Gun Gumilar, S.Pd., M.Si.
NIP. 197906262001121001
Mengetahui
Ketua Jurusan Pendidikan Kimia
Dr.rer.nat Ahmad Mudzakir, M.Si.
NIP. 196611211991031002
Siti Maemunah, 2013
Profil Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Kelas XI Pada Pembelajaran Reaksi Pengendapan
Menggunakan Metode Discovery-Inquiry
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
Penelitian skripsi ini berjudul “Profil Keterampilan Proses Sains Siswa SMA
Kelas XI pada Pembelajaran Reaksi Pengendapan Menggunakan Metode
Discovery-Inquiry”. Reaksi pengendapan banyak ditemukan dalam kehidupan
sehari-hari, namun seringkali dianggap sulit oleh siswa ketika mempelajari materi
tersebut di sekolah. Untuk menyelesaikan persoalan tersebut maka diperlukan
pendekatan keterampilan yaitu keterampilan proses sains (KPS). KPS penting
untuk dilatihkan karena merupakan pengembangan dari rasa ingin tahu siswa,
sehingga dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif dalam
memecahkan masalah yang dihadapkan kepada mereka. Salah satu metode yang
sesuai untuk mengembangkan KPS siswa adalah metode discovery-inquiry karena
metode ini melibatkan proses mental dalam rangka pemecahan masalah untuk
menemukan suatu konsep. Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi pencapaian
setiap sub indikator KPS pada setiap kelompok siswa, pencapaian keseluruhan
sub indikator KPS pada setiap kelompok siswa dan pencapaian sub indikator KPS
pada seluruh siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah metode preexperimental. Subjek penelitian terdiri dari 40 orang siswa pada salah satu SMA
Negeri di Kota Cimahi. Teknik pengumpulan data menggunakan Lembar Kerja
Siswa (LKS), lembar observasi, soal tes, dan pedoman wawancara. Hasil yang
diperoleh dari penelitian ini adalah pencapaian KPS siswa kelompok tinggi
meliputi keterampilan membuat hipotesis, menentukan alat dan bahan,
mengetahui alasan penggunaan alat dan bahan, menggunakan alat dan bahan,
menggunakan indera penglihatan, mencatat setiap pengamatan secara terpisah,
menghubungkan hasil-hasil analisis dengan hipotesis dan membuat kesimpulan
tergolong baik sekali; merumuskan pertanyaan dan menerapkan konsep tergolong
baik. Pencapaian KPS siswa kelompok sedang meliputi keterampilan menentukan
alat dan bahan, menggunakan alat dan bahan, menggunakan indera penglihatan,
mencatat setiap pengamatan secara terpisah dan membuat kesimpulan tergolong
baik sekali; merumuskan pertanyaan serta mengetahui alasan penggunaan alat dan
bahan tergolong baik; menerapkan konsep dan menghubungkan hasil-hasil
analisis dengan hipotesis tergolong cukup; serta membuat hipotesis tergolong
kurang. Pencapaian KPS siswa kelompok rendah meliputi keterampilan
menentukan alat dan bahan, menggunakan alat dan bahan, menggunakan indera
penglihatan dan mencatat setiap pengamatan secara terpisah tergolong baik sekali;
mengetahui alasan penggunaan alat dan bahan serta membuat kesimpulan
tergolong baik; merumuskan pertanyaan, membuat hipotesis, menerapkan konsep
dan menghubungkan hasil-hasil analisis dengan hipotesis tergolong cukup.
Pencapaian keseluruhan sub indikator KPS untuk siswa kelompok tinggi
tergolong baik sekali, sementara kelompok sedang dan kelompok rendah
tergolong baik. Secara keseluruhan, pencapaian KPS pada seluruh siswa tergolong
baik. Saran dari penelitian ini adalah pembelajaran hendaknya berpusat pada
siswa untuk mengubah kebiasaan belajar mereka. Selain itu, keterampilan
i
Siti Maemunah, 2013
Profil Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Kelas XI Pada Pembelajaran Reaksi Pengendapan
Menggunakan Metode Discovery-Inquiry
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
membuat hipotesis dan menerapkan konsep belum terkembangkan dengan baik,
sehingga kedua keterampilan ini perlu dilatihkan melalui pembelajaran.
ABSTRACT
This research entitled "Science Process Skills Profile of Class XI High
School Students in Reaction Precipitation Using Discovery-Inquiry Method".
Precipitation reactions are found in daily life, but are often considered difficult by
students when studying this material in school. To resolve these problems, it is
necessary to approach the skills of science process skills (SPS). SPS is important
to be trained as a student's curiosity development to provide the opportunity for
them to get an active role in solving the problems that confronted them. One
method that suitable for developing SPS is discovery-inquiry method because this
method involves a mental process of solving problems in order to find a concept.
The purpose of research is to identify achievement of each SPS sub indicators in
each students’s group, achievement of the overall SPS sub indicators in each
students’s group, and achievement of SPS sub indicators in all students. The
research method used was a pre-experimental methods. Subject consist of 40
students at one high school in Cimahi . The technique of data collection using
student work sheet, observation sheets, test questions and interview guides.
Results of this research is SPS achievement of high student groups include skills
to make hypothesis, determine tools and materials, determine why using tools and
materials, using tools and materials, using the senses of sight, note observations
separately, connect the result of analysis with hyphotesis and make conclusion
classified as excellent; skills to formulate questions and apply concepts classified
as good. SPS achievement of medium student groups include skills to determine
tools and materials, using tools and materials, using the senses of sight, note
observations separately and make conclusion classified as excellent; skills to
formulate questions and determine why using tools and materials classified as
good; skills to apply concepts and connect the result of analysis with hyphotesis
classified as enough; and skills to make hypothesis classified as less. SPS
achievement of low student groups include skills to determine tools and materials,
using tools and materials, using the senses of sight, and note observations
separately classified as excellent; skills to determine why using tools and
materials and make conclusion classified as good; skills to formulate questions,
make hypothesis, apply concepts, and connect the result of analysis with
hyphotesis classified as enough. Achievement of the overall SPS sub indicators
for student’s high group classified as excellent, while student’s medium group and
low group classified as good. Suggestion from this research is learning should be
centered on student to change their study habits. In addition, the skills to make
hypothesis and apply concepts not developed yet, so both of these skills need to
be practiced through learning.
ii
Siti Maemunah, 2013
Profil Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Kelas XI Pada Pembelajaran Reaksi Pengendapan
Menggunakan Metode Discovery-Inquiry
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
ABSTRAK .....................................................................................................................
i
KATA PENGANTAR ...................................................................................................
ii
UCAPAN TERIMA KASIH ........................................................................................
iii
DAFTAR ISI..................................................................................................................
iv
DAFTAR TABEL .........................................................................................................
vi
DAFTAR GAMBAR .....................................................................................................
vii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................
viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian ........................................................................................
1
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah .......................................................................
4
C. Tujuan Penelitian .....................................................................................................
5
D. Manfaat Penelitian ...................................................................................................
5
E. Struktur Organisasi Skripsi ......................................................................................
6
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
PENELITIAN
A. Kajian Pustaka .........................................................................................................
7
1. Keterampilan Proses Sains.................................................................................
7
2. Metode Pembelajaran Discovery-Inquiry .........................................................
10
a.
Metode Discovery .......................................................................................
10
b.
Metode Inquiry ............................................................................................
11
c.
Metode Discovery-Inquiry ..........................................................................
12
d.
Kelebihan Metode Discovery-Inquiry .........................................................
14
e.
Jenis-jenis Pembelajaran Discovery-Inquiry ...............................................
14
Deskripsi Materi Reaksi Pengendapan ............................................................
16
B. Penelitian Terdahulu yang Relevan .........................................................................
18
C. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian.........................................................
19
1. Kerangka Pemikiran .........................................................................................
19
3.
iv
Siti Maemunah, 2013
Profil Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Kelas XI Pada Pembelajaran Reaksi Pengendapan Menggunakan
Metode Discovery-Inquiry
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
2. Hipotesis Penelitian ..........................................................................................
21
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Penelitian ...................................................................................
23
B. Desain Penelitian .....................................................................................................
24
C. Metode Penelitian ....................................................................................................
26
D. Definisi Operasional ................................................................................................
27
E. Instrumen Penelitian ................................................................................................
27
F. Proses Pengembangan Instrumen Penelitian ...........................................................
29
G. Teknik Pengumpulan Data.......................................................................................
29
H. Analisis Data ............................................................................................................
29
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pencapaian Setiap Sub Indikator KPS pada Setiap Kelompok Siswa .....................
32
1. Sub Indikator Keterampilan Menggunakan Indera Penglihatan .........................
33
2. Sub Indikator Keterampilan Merumuskan Pertanyaan ......................................
35
3. Sub Indikator Keterampilan Membuat Hipotesis ..............................................
38
4. Sub Indikator Keterampilan Menentukan Alat dan Bahan ................................
42
5. Sub Indikator Keterampilan Mengetahui Alasan Penggunaan Alat dan Bahan .
44
6. Sub Indikator Keterampilan Menggunakan Alat dan Bahan .............................
47
7. Sub Indikator Keterampilan Mencatat Setiap Pengamatan Secara Terpisah ......
49
8. Sub Indikator Keterampilan Menerapkan Konsep .............................................
51
9. Sub Indikator Keterampilan Menghubungkan Hasil-hasil Analisis dengan
Hipotesis .............................................................................................................
54
10. Sub Indikator Keterampilan Membuat Kesimpulan ..........................................
56
B. Pencapaian Keseluruhan Sub Indikator KPS pada Setiap Kelompok Siswa ..........
58
C. Pencapaian Sub Indikator KPS pada Seluruh Siswa ..............................................
63
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .............................................................................................................
68
B. Saran .......................................................................................................................
70
v
Siti Maemunah, 2013
Profil Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Kelas XI Pada Pembelajaran Reaksi Pengendapan Menggunakan
Metode Discovery-Inquiry
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................
71
LAMPIRAN-LAMPIRAN ..........................................................................................
74
RIWAYAT HIDUP ......................................................................................................
177
vi
Siti Maemunah, 2013
Profil Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Kelas XI Pada Pembelajaran Reaksi Pengendapan Menggunakan
Metode Discovery-Inquiry
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Penelitian
Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan, salah satu usaha yang
dapat dilakukan adalah dengan memahami bagaimana siswa belajar. Perilaku
yang menandakan belajar telah berlangsung pada diri siswa, informasi yang
diperoleh dari lingkungan diproses dalam pikiran sehingga menjadi milik siswa
dan kemudian dikembangkan oleh mereka menjadi hal yang utama. Demikian
pula cara penyajian informasi perlu diperhatikan agar siswa dapat mencerna dan
mengingat lama informasi tersebut dalam pikiran mereka (Dahar, 1996).
Salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh guru adalah mempunyai
strategi pembelajaran yang baik. Menurut Slameto dalam Riyanto (2009) strategi
pembelajaran mencakup bagaimana melaksanakan tugas pembelajaran yang telah
didefinisikan (hasil analisis) sehingga tugas tersebut dapat memberikan hasil yang
optimal. Kegiatan ini menyangkut pelaksanaan metode dan teknik pembelajaran.
Menurut Kunandar (2007), untuk menghadapi era globalisasi yang penuh dengan
persaingan, diperlukan guru yang
mampu mengembangkan suatu model dan
stategi pembelajaran sehingga dapat mendorong, membantu dan mengerahkan
siswa untuk mengalami proses pembelajaran sesuai dengan minat, bakat, potensi,
perkembangan fisik, dan psikologinya.
Berdasarkan studi pendahuluan pada salah satu SMA di Bandung tentang
materi reaksi pengendapan, umumnya pelaksanaan pembelajaran banyak
menggunakan metode ceramah tanpa digabungkan dengan metode lain yang dapat
mendukung siswa untuk menemukan konsep. Strategi pembelajaran guru kurang
mengarahkan kepada keterampilan proses siswa ketika siswa dihadapkan pada
masalah tentang pengendapan. Guru hanya menuntut siswa untuk memecahkan
permasalahan melalui prosedur yang sudah ditentukan dan guru juga tidak
melakukan perbaikan-perbaikan terhadap strategi yang ditempuh, meskipun guru
1
Siti Maemunah, 2013
Profil Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Kelas XI Pada Pembelajaran Reaksi Pengendapan
Menggunakan Metode Discovery-Inquiry
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
2
mengetahui bahwa dengan strategi tersebut pemahaman konsep reaksi
pengendapan siswa masih kurang. Guru juga kurang menekankan materi reaksi
pengendapan sebagai materi yang dekat dan banyak terdapat dengan kehidupan
sehari-hari siswa. Hal ini menciptakan siswa dengan karakter yang pasif, merasa
asing dengan materi reaksi pengendapan, menghasilkan siswa yang hanya tahu
tapi tidak paham sehingga pada akhirnya menganggap reaksi pengendapan
sebagai sub pokok materi yang sulit dimengerti dengan persoalan-persoalannya
sukar untuk diselesaikan.
Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang dapat memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mengalami sendiri, mengkontruksi pengetahuan,
kemudian memberi makna pada pengetahuan yang didapat. Siswa harus
mengetahui makna belajar dan menggunakan pengetahuan serta keterampilan
yang diperolehnya untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya (Liliasari,
2009).
Keterampilan yang dapat dilatihkan dan dapat digunakan untuk membantu
menyelesaikan masalah dalam kehidupan kelak adalah keterampilan proses. Salah
satu keterampilan proses adalah keterampilan proses sains (KPS) yang merupakan
keterampilan intelektual, sosial dan fisik yang dimiliki seseorang untuk
mengembangkan suatu ilmu pengetahuan. KPS merupakan pengembangan dari
rasa ingin tahu pada setiap anak, sehingga pembelajaran yang mengembangkan
KPS memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif dalam
memecahkan masalah yang dihadapkan pada mereka (Dimyati, 2009).
Dalam upaya mengembangkan KPS perlu dilakukan inovasi pembelajaran
dengan menggunakan metode pembelajaran yang tepat. Salah satu metode yang
dapat digunakan adalah metode discovery-inquiry. Metode discovery-inquiry
merupakan metode pembelajaran yang cara penyajiannya banyak melibatkan
proses mental dalam rangka penemuan suatu konsep. Sejatinya siswa memiliki
rasa ingin tahu yang tinggi. Oleh karena itu, peranan guru adalah sebagai
motivator dan fasilitator yang mendorong siswa untuk bereksplorasi dan menggali
informasi. Guru sebagai fasilitator dan motivator menciptakan proses belajar aktif,
Siti Maemunah, 2013
Profil Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Kelas XI Pada Pembelajaran Reaksi Pengendapan
Menggunakan Metode Discovery-Inquiry
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
3
kreatif dan menyenangkan, sehingga dapat mengembangkan KPS siswa yang
berasal dari keingintahuan dengan mengajukan pertanyaan dan menemukan
(mencari) jawaban sendiri, sehingga suatu konsep dapat tertanam lebih lama di
dalam pikiran siswa.
Secara garis besar, prosedur pelaksanaan pembelajaran discovery-inquiry
menurut Riyanto (2009) meliputi stimulasi, perumusan masalah, pengumpulan
data, analisis data, pembuktian dan generalisasi. Metode discovery-inquiry ini
dapat diterapkan pada KPS karena sintaks pada pembelajarannya dapat mengukur
indikator KPS yang dikembangkan.
Akinbobola (2010) dalam penelitiannya menyatakan bahwa kemampuan
KPS dasar siswa lebih baik dibandingkan kemampuan KPS terintegrasinya pada
angkatan tahun 1998-2007. Penelitian lain terkait dengan discovery-inquiry juga
sudah dilakukan oleh Balim (2009). Dari hasil penelitian diperoleh bahwa
kelompok eksperimen lebih baik dibandingkan dengan kelompok kontrol didalam
pencapaian nilai akademik, persepsi dan hafalan, baik pada tingkat kognitif
maupun tingkat afektif, dan siswa juga lebih aktif dalam pembelajaran di kelas.
Suprini (2012) dalam penelitiannya menyatakan bahwa pencapaian rata-rata KPS
seluruh siswa adalah baik pada pembelajaran sifat-sifat koloid menggunakan
metode discovery-inquiry. Serangkaian prosedur pelaksanaan pembelajaran
discovery-inquiry tersebut dapat melatih dan mengembangkan KPS siswa dalam
mempelajari materi suatu disiplin ilmu, khususnya kimia.
Pada penelitian ini, materi yang dapat dibelajarkan dengan menggunakan
metode discovery-inquiry adalah materi kelarutan dan hasil kali kelarutan, dengan
sub pokok bahasan reaksi pembentukan endapan. Penelitian tentang reaksi
pembentukan endapan ini sudah dilakukan sebelumnya oleh Ula (2012) dengan
judul “Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI Pada Pembelajaran
Reaksi Pengendapan Menggunakan Model Problem Solving”. Materi ini dipilih
karena reaksi pengendapan merupakan reaksi yang sering ditemukan dalam
kehidupan sehari-hari, misalnya timbulnya kerak pada alat untuk pemanasan air
dengan kesadahan tinggi, pemurnian garam dapur, pembentukan stalaktit dan
Siti Maemunah, 2013
Profil Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Kelas XI Pada Pembelajaran Reaksi Pengendapan
Menggunakan Metode Discovery-Inquiry
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
4
stalagmit, dan lain-lain. Selain itu, materi reaksi pengendapan memiliki
karakteristik penemuan konsep dalam pembelajaran yang dapat diukur dengan
indikator-indikator KPS dari ahli Rustaman sehingga materi ini dapat diajarkan
dengan menggunakan metode discovery-inquiry.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dilakukan penelitian tentang
penerapan metode discovery-inquiry terhadap keterampilan proses sains siswa
pada pembelajaran reaksi pengendapan dengan judul penelitian “Profil
Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Kelas XI pada Pembelajaran Reaksi
Pengendapan Menggunakan Metode Discovery-Inquiry”.
B.
Identifikasi dan Perumusan Masalah
Masalah
dalam
penelitian
ini
adalah
mengidentifikasi
bagaimana
keterampilan proses sains (KPS) siswa SMA kelas XI pada pembelajaran reaksi
pengendapan menggunakan metode discovery-inquiry. Oleh karena itu, variabel
yang diteliti adalah KPS siswa pada pembelajaran yang berlangsung dengan
menggunakan metode discovery-inquiry.
Metode discovery-inquiry memiliki tahapan-tahapan pembelajaran dalam
rangka penemuan suatu konsep. Pada setiap tahapan-tahapan tersebut,
dikembangkan indikator KPS yang sesuai. Dengan demikian, melalui pencapaian
indikator KPS yang dikembangkan dapat diketahui pula keberhasilan metode
discovery-inquiry terhadap upaya siswa dalam menemukan konsep reaksi
pengendapan.
Perumusan masalah utama pada penelitian ini yaitu “Bagaimana pencapaian
keterampilan proses sains (KPS) siswa SMA kelas XI pada pembelajaran reaksi
pengendapan menggunakan metode discovery-inquiry?”
Adapun rumusan masalah di atas diuraikan secara rinci dalam bentuk
pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut.
1.
Bagaimana pencapaian setiap sub indikator KPS pada setiap kelompok
siswa (kelompok tinggi, sedang, dan rendah) dalam pembelajaran reaksi
pengendapan menggunakan metode discovery-inquiry?
Siti Maemunah, 2013
Profil Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Kelas XI Pada Pembelajaran Reaksi Pengendapan
Menggunakan Metode Discovery-Inquiry
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
5
2.
Bagaimana pencapaian keseluruhan sub indikator KPS pada setiap
kelompok siswa (kelompok tinggi, sedang dan rendah ) dalam pembelajaran
reaksi pengendapan menggunakan metode discovery-inquiry?
3.
Bagaimana pencapaian sub indikator KPS pada seluruh siswa dalam
pembelajaran reaksi pengendapan menggunakan metode discovery-inquiry?
C.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan dari penelitian yang dilakukan
sebagai berikut.
1.
Mengidentifikasi pencapaian setiap sub indikator KPS pada setiap
kelompok siswa (kelompok tinggi, sedang dan rendah) dalam pembelajaran
reaksi pengendapan menggunakan metode discovery-inquiry.
2.
Mengidentifikasi pencapaian keseluruhan sub indikator KPS pada setiap
kelompok siswa (kelompok tinggi, sedang dan rendah) dalam pembelajaran
reaksi pengendapan menggunakan metode discovery-inquiry.
3.
Mengidentifikasi pencapaian sub indikator KPS pada seluruh siswa dalam
pembelajaran reaksi pengendapan menggunakan metode discovery-inquiry.
D.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi guru, siswa, atau
peneliti
lain
yang
akan
melakukan
penelitian
serupa
dalam
upaya
mengembangkan metode pembelajaran yang berpusat pada aktivitas siswa di
SMA. Manfaat tersebut antara lain sebagai berikut.
1.
Bagi Guru dan Peneliti Lain
a.
Menjadi bahan evaluasi untuk mengembangkan pembelajaran dengan
metode discovery-inquiry pada materi kimia yang lain.
b.
Memberikan informasi dan gambaran mengenai hasil keterampilan
proses sains siswa pada materi reaksi pengendapan menggunakan
metode discovery-inquiry.
2.
Bagi Siswa
Siti Maemunah, 2013
Profil Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Kelas XI Pada Pembelajaran Reaksi Pengendapan
Menggunakan Metode Discovery-Inquiry
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
6
a.
Meningkatkan motivasi belajar melalui belajar penemuan sendiri
menggunakan metode discovery-inquiry.
b.
Meningkatkan keterampilan proses sains melalui pengalaman belajar di
kelas.
E.
Struktur Organisasi Skripsi
Struktur organisasi berisi tentang urutan penulisan dari setiap bab dan
bagian bab dalam skripsi (Universitas Pendidikan Indonesia, 2012). Struktur
organisasi dalam skripsi terdiri dari 5 bab. Berikut struktur organisasi pada setiap
bab.
Bab I adalah pendahuluan. Bab ini terdiri dari 5 sub bab, yaitu latar
belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan
struktur organisasi skripsi.
Bab II adalah kajian pustaka, kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian.
Bab ini membahas tentang kajian pustaka yang meliputi metode discoveryinquiry, keterampilan proses sains dan deskripsi materi reaksi pengendapan.
Selanjutnya dibahas tentang penelitian terdahulu yang relevan, kerangka
pemikiran dan hipotesis penelitian.
Bab III adalah metodologi penelitian. Bab ini terdiri dari 7 sub bab, yaitu
lokasi dan subjek penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen
penelitian, proses pengembangan instrumen penelitian, teknik pengumpulan data
dan analisis data.
Bab IV adalah hasil dan pembahasan. Bab ini terdiri dari 3 sub bab, yaitu
pencapaian setiap sub indikator KPS pada setiap kelompok siswa, pencapaian
keseluruhan sub indikator KPS pada setiap kelompok siswa dan pencapaian sub
indikator KPS pada seluruh siswa.
Bab V adalah kesimpulan dan saran. Bab ini terdiri dari 2 sub bab, yaitu
kesimpulan dan saran.
Siti Maemunah, 2013
Profil Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Kelas XI Pada Pembelajaran Reaksi Pengendapan
Menggunakan Metode Discovery-Inquiry
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini memaparkan metodologi penelitian yang meliputi lokasi dan subjek
penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses
pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data, dan analisis data.
A.
Lokasi dan Subjek Penelitian
Penelitian dilaksanakan di salah satu SMA Negeri di kota Cimahi. Subjek
penelitian adalah siswa SMA kelas XI semester 2 yang berjumlah 40 orang. Siswa
dikelompokkan menjadi tiga kelompok berdasarkan nilai tes unit mata pelajaran
kimia yaitu kelompok tinggi, kelompok sedang, dan kelompok rendah.
Pengelompokkan ini dihitung dengan menggunakan cara statistika dengan
menghitung nilai mean tes unit siswa dan standar deviasi dengan rumus :
Mean =
(Arikunto, 2012)
Keterangan :
f
: frekuensi siswa
X
: skor tes unit siswa
N
: jumlah siswa
SD = √
(Arikunto, 2012)
Keterangan :
SD
: Standar deviasi
: jumlah skor yang sudah dikalikan dengan frekuensi dikuadratkan
kemudian dibagi jumlah siswa
: jumlah skor yang sudah dikalikan dengan frekuensi kemudian dibagi
jumlah siswa, lalu dikuadratkan
23
Siti Maemunah, 2013
Profil Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Kelas XI Pada Pembelajaran Reaksi Pengendapan
Menggunakan Metode Discovery-Inquiry
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
24
Berdasarkan perhitungan, diperoleh nilai mean sebesar 78,81 dan nilai
standar deviasi sebesar 8,79. Untuk siswa kelompok tinggi sebanyak 7 orang,
siswa kelompok sedang 27 orang, dan siswa kelompok rendah 6 orang (lampiran
C.1).
Lokasi sekolah yang dipilih adalah SMA Negeri. Pertimbangannya adalah
sekolah yang dijadikan lokasi penelitian harus sekolah yang mengikuti KTSP
(Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) sebab materi yang dipilih didasarkan
pada KTSP. Dengan demikian pengujian penelitian akan sesuai dengan jadwal
kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh sekolah.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik sampling
purposive. Teknik ini adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu (Sugiyono, 2004). Dalam penelitian ini dilakukan analisis terhadap
keterampilan proses sains siswa pada materi reaksi pengendapan menggunakan
metode discovery-inquiry, sehingga pertimbangan sampel yang dipilih adalah
siswa yang akan belajar tentang reaksi pengendapan, yaitu siswa kelas XI SMA.
B.
Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah one-shot case study. Desain ini
merupakan salah satu bentuk metode pre-experimental. Paradigma dalam
penelitian ini dapat digambarkan seperti gambar 3.1 berikut.
X O
X = treatment yang diberikan (variabel bebas)
O = observasi (variabel terikat)
Gambar 3.1. Paradigma One-Shot Case Study
Paradigma one-shot case study pada gambar 3.1 dapat dibaca sebagai
berikut : terdapat suatu kelompok siswa diberi treatment/perlakuan, dan
selanjutnya diobservasi hasilnya (treatment adalah sebagai variabel bebas, dan
hasil adalah sebagai variabel terikat) (Sugiyono, 2004).
Siti Maemunah, 2013
Profil Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Kelas XI Pada Pembelajaran Reaksi Pengendapan
Menggunakan Metode Discovery-Inquiry
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
25
Rencana
pelaksanaan
penelitian
meliputi
tahap
persiapan,
tahap
pengumpulan dan tahap akhir dibuat dalam alur penelitian. Berikut ini disajikan
gambar 3.2 tentang bagan alur penelitian.
Tahap Persiapan
Analisis Standar
Isi KTSP Kimia
SMA
Analisis Indikator
Keterampilan Proses
Sains
Analisis Tahapan
Metode Discoveryinquiry SMA
Materi reaksi
pengendapan
Pembuatan instrumen penelitian :
LKS (lembar kerja siswa)
Lembar observasi
Soal tes
Pedoman wawancara
Pembuatan RPP
reaksi
pengendapan
Validasi instrumen
penelitian
Revisi
Instrumen penelitian
Revisi
Proses belajar mengajar
(Instrumen penelitian : LKS, lembar observasi)
Tes
(Instrumen penelitian : soal tes)
Wawancara
Tahap
Pengumpulan
(Instrumen penelitian : pedoman wawancara)
Pengolahan dan Analisis Data
Kesimpulan
Tahap Akhir
Siti Maemunah, 2013
Profil Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Kelas XI Pada Pembelajaran Reaksi Pengendapan
Menggunakan Metode Discovery-Inquiry
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
26
Gambar 3.2. Bagan Alur Penelitian
Uraian langkah-langkah penelitian tersebut adalah sebagai berikut :
1.
Tahap Persiapan
a.
Analisis standar isi KTSP 2006 materi pelajaran kimia SMA kelas XI,
analisis materi reaksi pengendapan, analisis keterampilan proses sains
siswa dan analisis perencanaan metode discovery-inquiry.
b.
Pembuatan RPP reaksi pengendapan.
c.
Pembuatan instrumen penelitian yang meliputi lembar kerja siswa
(LKS), lembar observasi, soal tes, dan pedoman wawancara..
d.
2.
Validasi dan revisi intrumen penelitian.
Tahap pengumpulan
a.
Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan LKS dan lembar
observasi.
b.
Memberikan tes setelah pembelajaran
c.
Wawancara dengan beberapa siswa yang mewakili setiap kelompok
siswa sebagai data pendukung penelitian.
3.
Tahap Akhir
a.
Pengolahan dan analisis data hasil penelitian yang diperoleh dari LKS,
lembar observasi, postest dan pedoman wawancara.
C.
b.
Mendeskripsikan data hasil.
c.
Membuat kesimpulan akhir dari hasil penelitian.
Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan
tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu
didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris dan sistematis
(Sugiyono, 2004).
Siti Maemunah, 2013
Profil Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Kelas XI Pada Pembelajaran Reaksi Pengendapan
Menggunakan Metode Discovery-Inquiry
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
27
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen
dengan bentuk pre-experimental. Dikatakan pre-experimental karena metode ini
belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh. Hal tersebut karena masih
terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel
terikat. Jadi, hasil eksperimen yang merupakan variabel terikat bukan semata-mata
dipengaruhi oleh variabel bebas. Hal ini dapat terjadi karena tidak adanya variabel
kontrol, dan sampel tidak dipilih secara acak (Sugiyono, 2004).
D.
Definisi Operasional
Sesuai dengan judul penelitian, yaitu “Profil Keterampilan Proses Sains
Siswa SMA Kelas XI Pada Materi Reaksi Pengendapan Menggunakan Metode
Discovery-Inquiry”, maka terdapat dua variabel yang saling terkait dalam
penelitian. Berikut variabel-variabel tersebut.
1.
Variabel Bebas
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2004). Dalam
penelitian, yang menjadi variabel bebas adalah metode discovery-inquiry, yaitu
metode pembelajaran dengan siswa mencari dan menemukan sendiri suatu
konsep. Pada penelitian ini, metode discovery-inquiry yang digunakan adalah
jenis modified inquiry. Dengan jenis pembelajaran ini, siswa melakukan kegiatan
discovery-inquiry dengan diberikan permasalahan yang harus dipecahkan melalui
pengamatan, eksplorasi untuk memperoleh jawaban.
2.
Variabel Terikat
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2004). Dalam penelitian, yang
menjadi variabel terikat adalah keterampilan proses sains (KPS) siswa. KPS
adalah kegiatan yang dilakukan ilmuwan dalam melakukan penelitian ilmiah
terhadap suatu masalah, persoalan atau pertanyaan ke dalam rangkaian proses
belajar.
Siti Maemunah, 2013
Profil Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Kelas XI Pada Pembelajaran Reaksi Pengendapan
Menggunakan Metode Discovery-Inquiry
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
28
E.
Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan ialah lembar kerja siswa
(LKS), lembar observasi, soal tes dan pedoman wawancara.
1.
Lembar kerja siswa (LKS)
LKS adalah salah satu sarana yang digunakan untuk membantu proses
pembelajaran berlangsung dengan baik. LKS yang digunakan dalam proses
pembelajaran terdiri dari tiga LKS, yaitu LKS mengenai air sadah, pembentukan
stalaktit dan stalagmit, serta pemurnian garam. LKS tersebut dibuat berdasarkan
langkah-langkah
pada
metode
discovery-inquiry
dan
indikator-indikator
keterampilan proses sains yang dikembangkan. LKS dapat memberikan gambaran
keterampilan proses sains (KPS) siswa.
2.
Lembar Observasi
Observasi adalah alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
mengamati dan mencatat secara sistematis gejala-gejala yang diselidiki (Narbuko
dan Achmadi, 2004). Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
observasi sistematik. Menurut Arikunto (2012), observasi sistematik merupakan
observasi dengan faktor-faktor yang diamati sudah didaftar secara sistematis,
sudah diatur menurut kategorinya dan pengamat (observer) berada di luar
kelompok. Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi. Lembar
observasi dikembangkan oleh peneliti yang berisi daftar jenis kegiatan yang
diamati selama proses pembelajaran berlangsung.
3.
Pedoman Wawancara
Wawancara adalah suatu metode atau cara yang digunakan untuk
mendapatkan jawaban dari responden dengan cara tanya-jawab sepihak (Arikunto,
2012). Wawancara yang dilakukan dalam penelitian termasuk wawancara
terstruktur karena pertanyaannya sudah disusun terlebih dahulu. Sebelum
melakukan wawancara, peneliti menyiapkan format pertanyaan untuk wawancara
yang disebut pedoman wawancara. Pedoman wawancara berisi pertanyaanpertanyaan yang ditujukan pada beberapa siswa. Wawancara ini bertujuan untuk
mendukung data dari LKS dan lembar observasi.
Siti Maemunah, 2013
Profil Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Kelas XI Pada Pembelajaran Reaksi Pengendapan
Menggunakan Metode Discovery-Inquiry
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
29
4.
Soal tes
Tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau
mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah
ditentukan (Arikunto, 2012). Pada penelitian, tes dilakukan sesudah proses
pembelajaran (postest). Soal tes berbentuk soal uraian dengan soal-soal dibatasi
oleh konsep dan materi reaksi pengendapan sebanyak 6 soal. Soal mengacu pada
indikator KPS yang dikembangkan untuk mengetahui gagasan siswa dalam
bentuk tulisan serta menggali jawaban siswa sesuai dengan kemampuan
keterampilan proses sains yang dimilikinya.
F.
Proses Pengembangan Instrumen Penelitian
Proses pengembangan instrumen yang dilakukan adalah pengujian
instrumen LKS, lembar observasi, soal tes dan pedoman wawancara
menggunakan uji validitas. Menurut Arikunto (2012), suatu instrumen dikatakan
valid apabila instrumen tersebut mengukur apa yang hendak diukur secara tepat.
Validitas menunjukkan sejauh mana alat ukur memenuhi fungsinya.
Validitas yang digunakan pada penelitian adalah validitas isi yang
ditentukan berdasarkan judgement pada ahli (Surapranata, 2006). Validasi
instrumen dilakukan dengan cara mengkonsultasikan instrumen kepada dosen
yang kompeten dalam materi reaksi pengendapan sebanyak 1 orang.
G.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data menggunakan LKS, lembar observasi, soal tes,
dan wawancara. LKS dan lembar observasi dipilih untuk mengukur sub indikator
keterampilan
proses
sains
(KPS)
selama
proses
pembelajaran
dengan
menggunakan metode discovery-inquiry. LKS untuk sub indikator KPS yang
terukur secara tertulis, sementara lembar observasi untuk sub indikator KPS yang
terukur dari aktivitas siswa dalam pembelajaran. Soal tes digunakan untuk
mengukur sub indikator KPS keseluruhan secara tertulis setelah proses
pembelajaran. Wawancara dilakukan untuk mengetahui pendapat siswa tentang
Siti Maemunah, 2013
Profil Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Kelas XI Pada Pembelajaran Reaksi Pengendapan
Menggunakan Metode Discovery-Inquiry
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
30
setiap sub indikator KPS yang dikembangkan pada pembelajaran reaksi
pengendapan menggunakan metode discovery-inquiry.
H.
Analisis Data
Analisis data yang dilakukan meliputi pengolahan data terhadap hasil LKS,
hasil observasi, hasil wawancara dan soal tes dari pembelajaran yang sudah
dilakukan.
1.
LKS, lembar observasi dan soal tes
Instrumen yang digunakan untuk mengukur perkembangan KPS siswa
adalah LKS, lembar observasi dan soal tes. Data dari LKS dan soal tes berupa
jawaban siswa terhadap pertanyaan-pertanyaan yang tertera pada instrumen
tersebut. Sementara itu, data lembar observasi diperoleh dari hasil rating check
list. Menurut Sukardi (2008), check list adalah metode untuk mencatat suatu
karakteristik ada atau tidak ada pada suatu subjek atau objek yang dievaluasi.
Pada daftar kriteria yang sudah disusun oleh peneliti, jika karakteristik tersebut
ada pada objek atau subjek yang dievaluasi, maka diberi tanda cek ( ).
Sebaliknya akan dibiarkan kosong apabila karakteristik tersebut tidak ada.
Langkah-langkah untuk mengolah data sebagai berikut.
a.
Memberikan skor mentah pada setiap jawaban atau kegiatan siswa
berdasarkan kriteria penilaian yang telah dibuat
b.
Mengubah skor mentah setiap KPS ke dalam bentuk nilai persentase
berdasarkan rumus:
% Skor =
c.
x 100%
Menentukan nilai rata-rata yang diperoleh setiap kelompok siswa untuk
semua kategori siswa dan setiap sub indikator KPS yang dikembangkan.
d.
Menghitung nilai rata-rata keseluruhan siswa untuk seluruh sub indikator
KPS yang dikembangkan pada pembelajaran reaksi pengendapan dengan
metode discovery-inquiry.
Siti Maemunah, 2013
Profil Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Kelas XI Pada Pembelajaran Reaksi Pengendapan
Menggunakan Metode Discovery-Inquiry
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
31
e.
Mendeskripsikan hasil penafsiran data persentase ke dalam kategori
kemampuan yang tertera pada tabel 3.1.
Tabel 3.1. Skala Kategori Kemampuan (Arikunto, 2012)
Nilai (%)
Kategori Kemampuan
80-100
Baik sekali
66-79
Baik
56-65
Cukup
40-55
Kurang
39
Gagal
Untuk penggunaan tabel 3.1, peneliti menyesuaikan kategori kemampuan
tersebut dengan indikator pembelajaran yang telah ditetapkan, sehingga kategori
kemampuan tersebut lebih terarah dan jelas maknanya. Tabel 3.2 menunjukkan
skala kategori kemampuan yang sudah diterjemahkan ke dalam skala kategori
keterampilan proses sains siswa.
Tabel 3.2. Skala Kategori Keterampilan Proses Sains Siswa
Nilai (%)
Keterampilan Proses Sains
80-100
Baik sekali
66-79
Baik
56-65
Cukup
40-55
Kurang
39
2.
Gagal
Wawancara
Pengolahan hasil wawancara dilakukan dengan mengubah hasil wawancara
dari lisan menjadi tulisan, kemudian menganalisis hasil wawancara serta
menghubungkan dengan hasil pengolahan LKS, lembar observasi dan soal tes
untuk memperjelas temuan-temuan penelitian.
Siti Maemunah, 2013
Profil Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Kelas XI Pada Pembelajaran Reaksi Pengendapan
Menggunakan Metode Discovery-Inquiry
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan tentang penelitian yang telah dipaparkan
di bab IV, diperoleh kesimpulan mengenai keterampilan proses sains siswa pada
pembelajaran reaksi pengendapan dengan menggunakan metode discovery-inquiry
sebagai berikut :
1.
Pencapaian setiap sub indikator KPS pada masing-masing kelompok siswa
adalah :
a. Keterampilan merumuskan pertanyaan untuk siswa kelompok tinggi
tergolong baik dengan persentase sebesar 76,19 %; siswa kelompok
sedang tergolong baik dengan persentase sebesar 68,77% dan siswa
kelompok rendah tergolong cukup dengan persentase sebesar 63,33 %.
b. Keterampilan membuat hipotesis untuk siswa kelompok tinggi tergolong
baik sekali dengan persentase sebesar 80,72 %; siswa kelompok sedang
tergolong kurang dengan persentase sebesar 55,47 % dan siswa
kelompok rendah tergolong cukup dengan persentase sebesar 57,5 %.
c. Keterampilan menentukan alat dan bahan untuk siswa kelompok tinggi,
sedang dan rendah tergolong baik sekali, dengan persentase berturutturut sebesar 95,24 %; 92,28% dan 86,11 %.
d. Keterampilan mengetahui alasan penggunaan alat dan bahan untuk
siswa kelompok tinggi tergolong baik sekali dengan persentase sebesar
86,90 %; untuk siswa kelompok sedang dan kelompok rendah tergolong
baik dengan persentase berturut-turut sebesar 77,93 % dan 70,83 %.
e. Keterampilan menggunakan alat dan bahan untuk siswa kelompok
tinggi, sedang dan rendah tergolong baik sekali dengan persentase
berturut-turut sebesar 85,12 %; 87,34 % dan 85,42 %.
68
Siti Maemunah, 2013
Profil Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Kelas XI Pada Pembelajaran Reaksi Pengendapan
Menggunakan Metode Discovery-Inquiry
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
69
f. Keterampilan menggunakan indera penglihatan untuk siswa kelompok
tinggi, sedang dan rendah tergolong baik sekali dengan persentase
berturut-turut 95,1 %; 89,39 % dan 92,46 %.
g. Keterampilan mencatat setiap pengamatan secara terpisah untuk siswa
kelompok tinggi, sedang dan rendah tergolong baik sekali dengan
persentase berturut-turut sebesar 82,14 %; 87,96 % dan 81,94 %.
h. Keterampilan menerapkan konsep untuk siswa kelompok tinggi
tergolong baik dengan persentase sebesar 77,5 %; sementara siswa
kelompok sedang dan siswa kelompok rendah tergolong cukup dengan
persentase berturut-turut 62,32 % dan 62,08 %.
i. Keterampilan menghubungkan hasil-hasil analisis dengan hipotesis
untuk siswa kelompok tinggi tergolong baik sekali, siswa kelompok
sedang tergolong baik dan siswa kelompok rendah tergolong cukup
dengan persentase berturut-turut sebesar 80,36 %; 67,13 % dan 58,33 %.
j. Keterampilan membuat kesimpulan untuk siswa kelompok tinggi dan
kelompok sedang tergolong baik sekali, sementara siswa kelompok
rendah tergolong baik dengan persentase berturut-turut 88,09 %; 84,56
% dan 75 %.
2.
Pencapaian keseluruhan sub indikator KPS pada siswa kelompok tinggi
tergolong baik sekali dengan persentase sebesar 84,74 %. Untuk siswa
kelompok sedang dan rendah tergolong baik dengan persentase berturutturut 77,34 % dan 73,3 %.
3.
Kategori pencapaian sub indikator KPS siswa yang tergolong baik sekali
sebesar 56,06 %; siswa yang tergolong baik sebesar 27,8 % dan siswa yang
tergolong cukup sebesar 16,15 %. Secara keseluruhan, pencapaian sub
indikator KPS pada seluruh siswa tergolong baik dengan persentase sebesar
77,43 %.
Siti Maemunah, 2013
Profil Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Kelas XI Pada Pembelajaran Reaksi Pengendapan
Menggunakan Metode Discovery-Inquiry
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
70
B.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka saran yang dapat
disampaikan adalah sebagai berikut :
1.
Perlu mengubah kebiasaan belajar siswa di sekolah yang cenderung hanya
menerima
informasi.
Hendaknya
guru
membiasakan
pembelajaran
menggunakan metode yang berpusat pada siswa supaya mendorong siswa
terbiasa berpikir dan belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber
belajar atas inisiatifnya sendiri. Salah satu metode alternatif yang dapat
dikembangkan adalah metode discovery-inquiry.
2.
Sub indikator KPS yang belum terkembangkan dengan baik pada penelitian
ini adalah sub indikator membuat hipotesis dan menerapkan konsep.
Diharapkan kedua indikator dilatihkan dengan baik selama pembelajaran
sehingga semua sub indikator KPS siswa dapat terkembangkan dengan baik.
Siti Maemunah, 2013
Profil Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Kelas XI Pada Pembelajaran Reaksi Pengendapan
Menggunakan Metode Discovery-Inquiry
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Akinbobola, A. O dan Afolabi F. (2010). “Analysis of Science Process Skills in
West African Senior Secondary School Certificate Physics Practical
Examinations in Nigeria”. Bulgarian Journal of Science and Education
Policy (BJSEP). 4.
Aktamis, H dan Ergin O. (2008). “The Effect of Scientific Process Skills
Education on Student’s Scientific Creativity, Science Attitudes and
Academic Achievements”. Asia-Pacific Forum on Science Learning and
Teaching. 9. 1.
Amien, M. (1987). Mengajarkan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dengan
Menggunakan Metode “Discovery” dan “Inquiry” Bagian I. Jakarta :
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat jenderal Pendidikan
Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga
Kependidikan.
Arikunto, S. (2012). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi 2). Jakarta : Bumi
Aksara.
Baharuddin. (2009). Psikologi Pendidikan Refleksi Teoretis Terhadap Fenomena.
Jogjakarta : Ar-Ruzz Media.
Balim, A.G. (2009). “The Effects of Discovery Learning on Student’s Success
and Inquiry Learning Skills”. Egitim Arastirmalari-Eurasian Journal of
Educational Research. 35, 1-20.
Chang, R. (2003). Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga. Jakarta:
Erlangga.
Dahar, R.W. (1989). Teori-teori Belajar. Jakarta : Erlangga.
Dalyono. (2009). Psikologi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.
Dimyati. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.
Goetz, P.W. (1981). The New Encyclopedi Britanica. Chicago : William Benton
Publisher.
Kunandar. (2007). Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta : PT
Rajagrafindo Persada.
71
Siti Maemunah, 2013
Profil Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Kelas XI Pada Pembelajaran Reaksi Pengendapan
Menggunakan Metode Discovery-Inquiry
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
72
Liliasari. (2009). Berpikir Kritis dalam Pembelajaran Sains Kimia Menuju
Profesionalitas Guru Program Studi Pendidikan IPA. Bandung :
Pascasarjana UPI.
Mulyono, H. (2002). Ilmu Kimia Jilid 3 Untuk Kelas 3 SMU/MA. Bandung :
Acarya Media Utama.
Narbuko, C. dan Achmadi, A. (2004). Metodologi Penelitian. Jakarta : Bumi
Aksara.
Petruci, R. (1985). Kimia Dasar : Prinsip dan Terapan Modern Edisi Keempat
Jilid 2. Jakarta : Erlangga.
Purlistyani, I. (2012). Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI Pada
Pembelajaran Sifat-sifat Koloid dengan Metod