ANALISIS PENGUASAAN KONSEP SISWA PADA PEMBELAJARAN LAJU REAKSI MENGGUNAKAN METODE DISCOVERY INQUIRY.

ANALISIS PENGUASAAN KONSEP SISWA PADA PEMBELAJARAN
LAJU REAKSI MENGGUNAKAN METODE
DISCOVERY INQUIRY

Oleh:

Rosmindan Harahap
NIM 408331044
Program Studi Pendidikan Kimia

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2013

iv


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, atas segala rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“Analisis

Penguasaan

Konsep

Siswa

Pada

Pembelajaran

Laju

Reaksi


Menggunakan Metode Discovery Inquiry”. Adapun penyusunan skripisi ini
merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada
Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Negeri Medan.
Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Ibu Dr.
Iis Siti Jahro, M.Si sebagai dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak
memberikan bimbingan dan saran kepada penulis sejak awal seminar proposal,
pelaksanaan penelitian sampai dengan pengolahan data hingga penyusunan skripsi
ini dapat selesai. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada bapak Drs. Amser
Simanjuntak, M.Pd, ibu Dra. Murniaty Simorangkir, M.S, dan ibu Dra. Anna
Juniar, M.Si

yang telah memberikan masukan dan saran-saran

demi

kesempurnaan penyusunan skripsi ini.
Ucapan terima kasih kepada Bapak dan Ibu dosen serta staff pegawai
jurusan kimia yang telah memberikan banyak ilmu pengetahuan dan membantu

penulis selama proses perkuliahan. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada
Bapak Burhanuddin, M.Pd selaku Kepala Sekolah MAN 1 Medan dan Ibu
Mardiana, S.Pd selaku guru kimia serta siswa siswi yang telah banyak membantu
penulis selama penelitian.
Secara khusus penulis juga mengucapkan terima kasih kepada ibunda
Romalan Ritonga, yang tak henti memberikan doa, kasih, waktu, biaya hidup dan
dukungan setiap saat kepada penulis, dan ayahanda yang kini telah kembali
menghadap sang Pencipta, Alm. Jumbang Harahap semoga beliau ditempatkan
pada tempat yang sebaik-baiknya di sisi Allah SWT yaitu surga. Terima kasih
juga anggi Ina, kak Dewani, Ari Siregar, serta seluruh keluarga atas segala doa
dan dukungan yang telah diberikan. Begitu juga kepada saudara – saudaraku

v

adinda efsamarina, jumri, fajar yang telah memberikan semangat untuk penulis.
Kepada sahabat – sahabat seperjuangan di Kimia Ekstensi 2008 yang juga
memberikan semangat kebersamaan, kenangan yang indah untuk penulis,
khususnya Hamidah, Juwairiah. Demikan juga teman – teman PPL SMP Negeri 1
Teluk Mengkudu Tahun 2011, serta kepada semua pihak yang tidak dapat
disebutkan namanya satu-persatu.

Penulis menyadari masih banyak kelemahan dalam penyusunan skripsi ini
baik dari segi isi, susunan maupun tata bahasa. Namun, penulis telah berupaya
dengan semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh sebab itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan
skripsi ini. Semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu
pengetahuan terlebih kepada para peneliti berikutnya dalam melakukan
pengembangan penelitian.

Medan,

Februari 2013

Penulis,

Rosmindan Harahap
NIM. 408331044

iii

ANALISIS PENGUASAAN KONSEP SISWA PADA PEMBELAJARAN LAJU

REAKSI MENGGUNAKAN METODE
DISCOVERY INQUIRY

Rosmindan Harahap (NIM 408331044)

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penguasaan konsep siswa kelas XI
pada materi laju reaksi pada pembelajaran menggunakan metode discovery inquiry.
Populasi dalam penelitian ini seluruh siswa kelas XI IPA MAN 1 Medan. Sampel
diambil dua kelas yang dipilih secara random sampling dari populasi yang homogen.
Satu kelas sampel sebagai kelas eksperimen yang mendapat perlakuan pembelajaran
dengan metode discovery inquiry. Satu kelas sampel yang lainnya sebagai kelas
kontrol yang mendapat perlakuan pembelajaran dengan metode direct instruction.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dalam bentuk essay test. Data yang
diperoleh terlebih dahulu dilakukan uji homogenitas dan normalitas sebelum
pengujian hipotesis dilakukan. Dari pengujian yang dilakukan diperoleh bahwa kedua
sampel homogen dan berdistribusi normal. Sesuai dengan uji hipotesis yakni uji t
pihak kanan, dengan taraf signifikan 0,05 diperoleh thitung > ttabel, yakni thitung = 3,28 >
ttabel = 1,677, berarti Ha diterima dan tolak Ho. Ini berarti penguasaan konsep siswa
yang dibelajarkan dengan metode discovery inquiry lebih tinggi daripada penguasaan

konsep siswa yang dibelajarkan dengan metode pembelajaran direct instruction.
Penguasaan konsep siswa yang dibelajarkan dengan metode discovery inquiry pada
setiap indikator mengalami peningkatan secara signifikan dilihat dari nilai gain dan
termasuk kategori tingkat penguasaan yang baik berdasarkan rata-rata nilai postest
siswa pada setiap indikator. Siswa yang dibelajarkan dengan metode discovery
inquiry lebih aktif dengan rata-rata nilai keaktifan siswa 83 daripada kelas yang
dibelajarkan dengan metode direct instruction dengan rata-rata nilai keaktifan siswa
77.

ix

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1 Langkah-langkah Pembelajaran Direct Instruction

21

Tabel 3.1 Desain Penelitian


34

Tabel 3.3 Kriteria N – Gain

38

Tabel 3.4 Skala Kriteria Kemampuan

39

Tabel 4.1 Data Hasil Belajar Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol

41

Tabel 4.2 Uji Homogenitas

41

Tabel 4.3 Uji Normalitas data pre-tes, post-tes, dan gain


42

Tabel 4.4 Hasil Uji Hipotesis

43

Tabel 4.5 Kategori Kemampuan Penguasaan Konsep Siswa

44

Tabel 4.6 Persentase dan Rata – rata Nilai Pretest, Postest, dan N-Gain
Kelas Eksperimen dan Kontrol pada Setiap Indikator
Tabel 4.7 Pengelompokkan Soal Tes Tertulis dalam Setiap Indikator

45

Tabel 4.8 Nilai Keaktifan Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

49


viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1 Proses Penemuan Konsep

14

Gambar 2.2 Reaksi antara Fe dengan HCl

23

Gambar 2.3 Grafik laju reaksi dengan dan tanpa katalis

24

Gambar 2.4 Pemetaan garis lurus untuk reaksi orde nol

27


Gambar 2.5 Pemetaan garis lurus untuk reaksi orde satu

28

Gambar 2.6 Pemetaan garis lurus untuk reaksi orde dua

29

Gambar 3.1 Langkah-langkah Penelitian

35

Gambar 4.1 Diagram batang rata – rata nila pretes, postes, N-Gain

45

Gambar 4.7 Diagram batang Keaktifan Siswa

49


x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1. Silabus Pembelajaran

56

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

59

Lampiran 3. Kisi- kisi Soal

77

Lampiran 4. Instrumen Test

78

Lampiran 5. Rubrik Penilaian Essay Test

80

Lampiran 6. Penilaian Essay Test

83

Lampiran 7. Lembar Kerja Siswa

85

Lampiran 8. Tabel Pengamatan

88

Lampiran 9. Lembar Observasi Aktivitas Siswa

90

Lampiran 10. Data Hasil Belajar Kelas Eksperimen Dan Kontrol

92

Lampiran 11. Rata-Rata Simpangan Baku Hasil Belajar Siswa

94

Lampiran 12. Uji Homogenitas

96

Lampiran 13. Uji Normalitas Data Pretest

98

Lampiran 14. Uji Normalitas Data Postest

100

Lampiran 15. Data Gain Kelas Ekspriment dan Kontrol

102

Lampiran 16. Uji Normalitas Data Gain

105

Lampiran 17. Perhitungan rata-rata Simpangan Baku Gain

107

Lampiran 18. Uji Hipotesis Penelitian

108

Lampiran 19. Perhitungan % Peningkatan Hasil Belajar

110

Lampiran 20.Data Persentase dan Rata – rata Nilai Pretest, Postest, dan
N-Gain Kelas Eksperimen pada Setiap Indikator

111

Lampiran 21. Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa

115

Lampiran 22. Tabel Nilai X2

117

Lampiran 23. Tabel Nilai-Nilai Kritis Dalam Distribusi F

118

Lampiran 24. Tabel Nilai-Nilai Kritis Dalam Distribusi t

121

Lampiran 25. Dokumentasi Penelitian

122

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) sangat maju dan
mengikuti perkembangan jaman. Perkembangan ini menyebabkan setiap negara
harus menyesuaikan diri dalam setiap bidang, termasuk bidang pendidikan.
Karena bidang pendidikan sangat menentukan kualitas sumber daya manusia
suatu bangsa. Kemajuan suatu bangsa juga tidak terlepas dari keberhasilan
penerapan sistem pendidikan yang mampu memenuhi tuntutan perkembangan
IPTEK tersebut. Oleh sebab itu, untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional
sangat dibutuhkan peran aktif praktisi pendidikan khususnya guru dalam
memfasilitasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Pendidikan sains, yang lebih
umum dikenal ilmu pengetahuan alam (IPA), membutuhkan suatu inovasi untuk
dapat memerankan potensinya dalam melahirkan generasi-generasi baru yang
mampu berpikir logis, kreatif, inisiatif dan adaptif terhadap perubahan dan
perkembangan.
Kimia merupakan ilmu yang termasuk rumpun IPA, oleh karenanya kimia
mempunyai karakteristik yang sama dengan IPA. Karakteristik tersebut adalah
objek ilmu kimia, cara memperoleh, serta kegunaannya. Kimia merupakan ilmu
yang pada awalnya diperoleh dan dikembangkan berdasarkan percobaan
(induktif), namun pada perkembangan selanjutnya kimia juga diperoleh dan
dikembangkan berdasarkan teori (deduktif). Oleh sebab itu, mata pelajaran kimia
di SMA / MA mempelajari segala sesuatu tentang zat yang meliputi komposisi,
struktur dan sifat, perubahan, dinamika, dan energetika zat yang melibatkan
keterampilan dan penalaran. Ada dua hal yang berkaitan dengan kimia yang tidak
terpisahkan, yaitu kimia sebagai produk temuan ilmuan (pengetahuan kimia yang
berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori) dan kimia sebagai proses (kerja
ilmiah). Oleh sebab itu, pembelajaran kimia dan penilaian hasil belajar kimia
harus memperhatikan karakteristik ilmu kimia sebagai proses dan produk.

2

Mata pelajaran kimia diajarkan untuk tujuan yang lebih khusus yaitu
membekali peserta didik sejumlah pengetahuan, pemahaman dan kemampuan
yang dipersyaratkan untuk memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi serta
mengembangkan ilmu dan teknologi. Tujuan mata pelajaran Kimia dicapai oleh
peserta didik melalui berbagai pendekatan, antara lain pendekatan induktif dalam
bentuk proses inkuiri ilmiah.
Proses inkuiri ilmiah bertujuan menumbuhkan kemampuan berpikir,
bekerja dan bersikap ilmiah serta berkomunikasi sebagai salah satu aspek penting
kecakapan hidup. Oleh karena itu, pembelajaran kimia menekankan pada
pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan
pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah (Roestiyah, 2008).
MAN 1 Medan merupakan salah satu sekolah yang memiliki fasilitas
lengkap di Medan. Berdasarkan kondisi tersebut MAN 1 Medan menjadi salah
satu MAN populer sehingga seluruh siswanya merupakan siswa pilihan yang
tingkat kognitifnya tinggi. Akan tetapi menurut hasil observasi, lebih dari 35%
siswa masih mengalami kesulitan dalam memahami dan menguasai konsep materi
kimia. Fakta ini diperoleh dari data penilaian ujian semester pada siswa kelas XI
T.P 2010/2011 dengan nilai asli antara 60 – 90 dan nilai rata-rata kelas 81,
sedangkan KKM kimia di MAN 1 Medan 80. Rendahnya nilai kimia siswa
disebabkan kesulitan siswa memahami materi yang dipelajari dan metode
pembelajaran yang diterapkan guru masih pada metode pembelajarn yang sifatnya
“teacher centered “ yaitu dengan metode direct instruction. Untuk mengurangi
kesulitan tersebut diperlukan suatu metode pembelajaran yang sesuai dengan
materi yang diajarkan.
Salah satu kompetensi dasar mata pelajaran kimia pada materi “Laju
Reaksi“ di kelas XI adalah mendeskripsikan pengertian laju reaksi dengan
melakukan percobaan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dan
memahami teori tumbukan (tabrakan) untuk menjelaskan faktor-faktor penentu
laju dan orde reaksi serta terapannya dalam kehidupan sehari-hari. Materi ini
cukup luas cakupannya karena berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Selain itu,
materi laju reaksi di sekolah-sekolah sampai saat ini masih didominasi oleh teori-

3

teori yang disampaikan dengan metode ceramah dan kurang memperhatikan
persoalan yang menantang siswa untuk dipecahkan melalui kegiatan eksploratif
eksperimental. Hal ini menyebabkan siswa merasa kesulitan dalam mempelajari
dan menguasai konsep laju reaksi. Salah satu tindakan yang dilakukan guru adalah
pemilihan metode yang tepat sesuai dengan karakter materi. Metode tersebut
adalah discovery inquiry.
Dengan menggunakan metode discovery inquiry, siswa lebih mampu
menggali dirinya untuk berpendapat, menemukan masalah-masalah yang
berkaitan dengan materi pelajaran, sehingga siswa dapat terlibat secara aktif
dalam proses belajar mengajar. Siswa akan menemukan sendiri jawaban dari
semua permasalahan melalui kegiatan praktikum. Hal ini sesuai dengan tujuan
dari pendidikan kimia di sekolah bahwa penerapan konsep-konsep kimia
melibatkan keterampilan proses.
Keterampilan proses ini dapat dinilai dan diukur melalui kegiatan
praktikum. Kegiatan praktikum atau kegiatan laboratorium menjadi komponen
penting dalam proses belajar mengajar kimia. Dengan bahasa ilmu kependidikan
dapat dikatakan bahwa kegiatan laboratorium menjadi wahana pengembangan
aspek kognitif, afektif dan psikomotorik (Firman, 2000). Dalam penemuan
konsepnya, siswa diarahkan dengan beberapa pertanyaan dari guru yang disajikan
pada Lembar Kerja Siswa (LKS), sedangkan guru berperan sebagai fasilitator
yang hanya membantu dan mengarahkan siswa untuk menemukan konsep
tersebut.
Peneliti terdahulu telah banyak yang meneliti terkait metode pembelajaran
inquiry. Muchtar dan Arsidah (2009) dalam jurnal penelitiannya yang berjudul
“Penerapan Metode Inquiry Berbasis Kelas Dalam Pembelajaran Struktur Atom”
menyatakan bahwa ada pengaruh penerapan metode inquiry terhadap hasil belajar.
Dengan menerapkan metode inquiry dalam pembelajaran siswa lebih aktif
bereksplorasi dalam menemukan konsep. Peneliti lainnya adalah Purba (2011),
Manurung (2010), serta Saragih (2010) menyatakan bahwa penerapan metode
inquiry dalam pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar secara signifikan.
Untuk penelitian terkait metode pembelajaran discovery inquiry menurut Balim

4

(2009) dalam jurnal penelitiannya yang berjudul “ The effects of Discovery
Learning on Students’ Success and Inquiry Learning Skills” menyatakan bahwa
terdapat peningkatan yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol dalam hal prestasi akademik baik dalam hal kognitif maupun afektifnya
setelah diimplikasikan pembelajaran discovery inquiry.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti melakukan penelitian
dengan judul “ Analisis Penguasaan Konsep Siswa pada Pembelajaran Laju
Reaksi Menggunakan Metode Discovery Inquiry”.

1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka dapat
diidentifikasi masalah – masalah sebagai berikut :
1. Materi laju reaksi di sekolah-sekolah sampai saat ini masih didominasi
oleh teori-teori yang disampaikan dengan metode ceramah dan kurang
memperhatikan persoalan yang menantang siswa untuk dipecahkan
melalui kegiatan eksploratif eksperimental.
2. Siswa merasa kesulitan dalam mempelajari dan menguasai konsep laju
reaksi.
3. Penggunaan metode discovery inquiry untuk menganalisis penguasaan
konsep siswa pada materi Laju Reaksi.

1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah penguasaan konsep siswa yang dibelajarkan dengan metode
discovery inquiry lebih tinggi dibandingkan dengan penguasaan
konsep siswa yang dibelajarkan dengan metode direct instruction pada
materi Laju Reaksi ?
2. Bagaimana tingkat penguasaan konsep siswa yang dibelajarkan
dengan metode discovery inquiry didasarkan pada setiap indikator
pembelajaran?

5

3. Apakah siswa yang dibelajarkan dengan metode discovery inquiry
lebih aktif dibandingkan dengan siswa yang dibelajarkan dengan
metode direct instruction pada materi Laju Reaksi ?

1.4 Batasan Masalah
Agar penelitian ini lebih terarah dan memberikan gambaran yang jelas,
maka peneliti membatasi masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Objek penelitian adalah siswa kelas XI semester ganjil MAN 1 Medan
T.P 2012/2013.
2. Pokok bahasan yang dikaji dalam penelitian ini adalah konsep laju
reaksi, faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dan penentuan
orde reaksi berdasarkan data percobaan.

1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui apakah penguasaan konsep siswa yang dibelajarkan
dengan metode discovery inquiry lebih tinggi dibandingkan dengan
penguasaan konsep siswa yang dibelajarkan dengan metode direct
instruction pada pembelajaran Laju Reaksi.
2. Untuk mengetahui bagaimana tingkat penguasaan konsep siswa yang
dibelajarkan dengan metode discovery inquiry didasarkan pada setiap
indikator.
3. Untuk mengetahui apakah siswa yang dibelajarkan dengan metode
discovery inquiry lebih aktif dibandingkan dengan siswa yang
dibelajarkan dengan metode direct instruction pada materi Laju
Reaksi.

6

1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Memberi informasi dan bahan pertimbangan kepada guru mata
pelajaran kimia tentang penerapan pembelajaran menggunakan metode
discovery inquiry berbasis eksperimen.
2. Meningkatkan penguasaan konsep siswa pada pelajaran kimia
khususnya pada pembelajaran laju reaksi
3. Sebagai bahan informasi bagi peneliti lain untuk dapat mengembangkan
penelitian selanjutnya tentang metode discovery inquiry dengan materi
yang berbeda.

1.7 Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalahan penafsiran terhadap istilah-istilah yang
terdapat dalam penelitian ini, maka diberikan penjelasan dari istilah-istilah
tersebut sebagai berikut :
1. Analisis penguasaan konsep merupakan analisis kemampuan siswa
menangkap arti atau fenomena alam tertentu melalui pengamatan,
dan analisis pengamatannya (proses asimilasi dan akomodasi) yang
dibangun dan disimpan dalam pikiran siswa sebagai memori yang
tersimpan (retensi) dan pada suatu saat dipanggil kembali (recall)
melalui tes terhadap materi laju reaksi pada siswa kelas XI IPA
MAN 1 Medan.
2. Metode

discovery-inquiry

merupakan

pembelajaran

yang

menekankan pada pencarian pengetahuan secara aktif yang
terindikasi pada proses pembelajaran yang berpartisipasi melalui
pertanyaan, kegiatan proses mental dan eksperimen yang dilakukan
secara sistematis, logis dan analitis sehingga siswa dapat
menemukan sendiri pengetahuan yang dipelajarinya (prinsip-prinsip
dan konsep-konsep) dalam materi laju reaksi pada siswa kelas XI
IPA MAN 1 Medan.

7

3. Metode direct instruction adalah metode pengajaran langsung adalah
pendekatan mengajar yang dapat membantu siswa mempelajari
keterampilan dasar memperoleh informasi yang dapat diajarkan
selangkah demi selangkah dalam materi laju reaksi pada siswa kelas
XI IPA MAN 1 Medan .
4. Konsep-konsep yang dianalisis adalah konsep laju reaksi, teori
tumbukan, konsep faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi, dan
penentuan orde reaksi berdasarkan data percobaan pada siswa kelas
XI IPA MAN 1 Medan.
5. Laju reaksi adalah laju perubahan konsentrasi zat-zat komponen
reaksi setiap satuan waktu (Sutresna, 2007).

51

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Setelah penelitian dilakukan dan data telah diuji, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Penguasaan konsep siswa yang dibelajarkan dengan metode discovery
inquiry lebih tinggi dibandingkan dengan penguasaan konsep siswa yang
dibelajarkan dengan metode direct instruction pada pembelajaran Laju
Reaksi.
2. Penguasaan konsep siswa yang dibelajarkan dengan metode discovery
inquiry pada setiap indikator mengalami peningkatan secara signifikan
dilihat dari nilai N-Gain. Penguasaan konsep siswa pada indikator 1
(Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi konsentrasi,
luas permukaan, suhu dan katalis) dan indikator 4 (Menentukan orde dan
waktu reaksi) tergolong kategori tingkat penguasaan konsep yang baik
dengan rata-rata nilai postes berturut-turut sebesar 80 dan 76. Pada
indikator 2 (Menafsirkan grafik dari data percobaan tentang faktor-faktor
yang mempengaruhi laju reaksi) dan indikator 3 (Menjelaskan pengaruh
konsentrasi, luas permukaan bidang sentuh, dan suhu terhadap laju reaksi
berdasarkan tumbukan tergolong kategori tingkat penguasaan konsep yang
sangat baik dengan rata-rata nilai postes berturut-turut sebesar 88 dan 87.
3. Siswa yang dibelajarkan dengan metode discovery inquiry lebih aktif
dengan rata-rata nilai keaktifan 87 dibandingkan dengan siswa yang
dibelajarkan dengan metode direct instruction dengan rata-rata nilai
keaktifan 77 pada materi Laju Reaksi.
5.2. Saran
1. Bagi guru dan calon guru, menggunakan metode discovery inquiry dapat
meningkatkan penguasaan konsep dan hasil belajar siswa, khususnya mata
pelajaran kimia.

52

2. Bagi mahasiswa dan peneliti selanjutnya yang ingin meneliti lebih lanjut
mengenai

metode

discovery

inquiry,

agar

lebih

memperhatikan

kelemahan-kelemahan dalam metode pembelajaran ini.
3. Adanya pengembangan dan tindak lanjut dalam menggunakan metode
discovery inquiry atau metode pembelajaran yang lain diintegrasikan
dengan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari.

53

DAFTAR PUSTAKA
Amien, M., (1979), Apakah Metode Discovery-inquiry itu?, Depdikbud, Jakarta.
Amien,M., (1987), Mengajarkan IPA dengan Menggunakan Metode Discovery
inquiry,Bagian I, Depdikbud, Jakarta.
Arends, R.I., (1997), Classroom Instruction and Management, Mc Grawn Hill,
New York.
Arifin, M., (2003), Strategi Belajar Mengajar Kimia, Jurusan Pendidikan Kimia
FPMIPA upi, Bandung.
Arikunto, S., (2003), Manajemen Penelitian, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.
Arikunto, S., (2009), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Penerbit Bumi Aksara,
Jakarta.
Balim, A.G, (2009), The effects of Discovery Learning on Students’ Success and
Inquiry Learning Skills, Eurasian Journal of Educational Research, 35
:1-20
Carin, A.A., (1993), Teaching Modern Science, Macmilan Publishing Company,
New York.
Chang, R., (2003), Kimia Dasar, Erlangga, Jakarta.
Dahar, R.W., (1989), Teori-Teori Belajar, Erlangga, Jakarta.
Dahar, R.W., (1996), Teori-Teori Belajar, Erlangga, Jakarta.
Dharmawan, D., (2008),

Discovery Inquiry

Sebuah Metode,

[Online].

Tersedia:http://dadhar.blogspot.com/2008/02/discovery-inquiry-sebuah
metode.html [ 23 Maret 2012]

54

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unimed, (2010), Buku
Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian Kependidikan, FMIPA,
Unimed
Firman, H., (2000), Penilaian Hasil Belajar dalam Pengajaran Kimia, Jurusan
Pendidikan Kimia FPMIPA UPI, Bandung.
Makmun, A.S., (2003), Psikologi Kependidikan, Remaja Rosda Karya, Bandung.
Manurung, F., (2010), Analisis Efektifitas Pengajaran Kimia Secara Inquiri
Terhadap Hasil Belajar Siswa di SMA Teladan Pematang Siantar, Skripsi,
FMIPA, Unimed, Medan
Muchtar, Z., dan Arsidah, P., (2009), Penerapan Metode Inquiry Berbasis Kelas
Dalam Pembelajaran Struktur Atom, Jurnal Pendidikan Matematika dan
Sains, 4 : 35-40
Purba, R.H., (2011), Pembelajaran Larutan Elektrolit Menggunakan Media
Modul dengan Metode Inquiri dan Metode Demonstrasi di Kelas X SMA
Negeri 11 Medan, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan
Roestiyah, (2008), Metode Mengajar, Rineka Cipta, Bandung.
Sanger, M.J., (2008), How Does Inquiry-Based Instruction Affect Teaching
Majors’ Views About Teaching and Learning Science?, Journal of
Chemical Education, 85:297-302.
Saragih, B., 2010, Penerapan Metode Inquiry Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa Pada Pokok Bahasan Unsur, Senyawa dan Campuran di SMP,
Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan
Silitonga, P.M., (2011), Statistik Teori dan Aplikasi dalam Penelitian, FMIPA
UNIMED, Medan.
Simanjuntak, A., (2010), Strategi Belajar Mengajar, FMIPA UNIMED, Medan.
Soeparman, K. dan Muhammad, N., (2000), Pengajaran Langsung, UNESA Press,
Surabaya

55

Sudjana, (2005), Metode Statistika, PT. Tarsito, Jakarta
Sutresna, N., (2007), Cerdas Belajar Kimia untuk Kelas XI, Grafindo, Bandung
Tim Penyusun Kamus Pustaka Bahasa, (2002), Kamus Besar Bahasa Indonesia
Edisi Ketiga, Balai Pustaka, Jakarta.
Winataputra, U.S. et.al., (1992), Strategi Belajar Mengajar IPA, Universitas
Terbuka Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.