PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI DAN MENGETAHUI PROFIL KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI
KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI DAN MENGETAHUI
PROFIL KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Fisika
Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh:
Komariah
0807571

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2013
Komariah, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok Untuk Meningkatkan
Prestasi Dan Mengetahui Profil Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
INVESTIGASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI DAN
MENGETAHUI PROFIL KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA

Oleh
Komariah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Komariah 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
Januari 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
i

Komariah, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok Untuk Meningkatkan
Prestasi Dan Mengetahui Profil Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI
KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI DAN MENGETAHUI
PROFIL KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA

Oleh:
Komariah
NIM. 0807571
Menyetujui,
Pembimbing I,

Drs. David Edison Tarigan, M.Si
NIP. 195606171980021001
Pembimbing II,


Dra. Hera Novia, M.T
NIP. 196811042001122001

Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Fisika,

Dr. Ida Kaniawati, M.Si
NIP. 196807031992032001
i
Komariah, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok Untuk Meningkatkan
Prestasi Dan Mengetahui Profil Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

i
Komariah, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok Untuk Meningkatkan
Prestasi Dan Mengetahui Profil Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu


PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI
KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI DAN MENGETAHUI
PROFIL KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA
Komariah
NIM.0807571
Pembimbing I : Drs. David Edison Tarigan, M.Si
Pembimbing II : Dra. Hera Novia, M.T
Jurusan Pendidikan Fisika, FPMIPA UPI
ABSTRAK
Proses pembelajaran pada setiap satuan pendidikan dasar dan menengah harus
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif. Hal ini tercantum dalam Permen Pendidikan Nasional Republik
Indonesia Nomor 41/2007 tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan. Untuk
menciptakan pembelajaran interaktif, menyenangkan dan menantang dapat
dikembangkan suatu pembelajaran dalam kelompok-kelompok kecil sebagai upaya
menciptakan proses pembelajaran yang menantang dan memotivasi siswa untuk
berpartisipasi aktif sehingga memunculkan kemampuan berpikir kritis. Berdasarkan
hasil pengolahan angket yang diperoleh dari studi pendahuluan di salah satu SMA
Negeri Kota Bandung, siswa lebih suka pembelajaran fisika secara berkelompok.
Sedangkan pada proses pembelajaran, siswa masih sebagai penerima materi pelajaran

dan guru lebih banyak menyampaikan materi dengan metode ceramah, padahal
seharusnya siswa ikut berperan aktif dalam proses pembelajaran dan mengembangkan
kemampuan berpikir kritisnya melalui pokok bahasan yang dipelajari melalui masalah.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, model pembelajaran kooperatif tipe investigasi
kelompok dapat menjadi salah satu alternatif yang dapat diterapkan. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengkaji peningkatan prestasi siswa setelah diterapkan
model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok. Selain itu untuk melihat
profil kemampuan berpikir kritis siswa setelah diterapkan model pembelajaran
kooperatif tipe investigasi kelompok. Penelitian ini menggunakan metode quasi
eksperimen dengan sampel penelitian kelas X di salah satu Madrasah Aliyah Negeri
Kota Bandung semester genap 2011-2012. Hasil penelitian yang diperoleh setelah
diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok yaitu peningkatan
prestasi siswa yang ditunjukkan dari rata-rata skor pretest 37 % menjadi 68,3 % untuk
rata-rata skor posttest dan nilai rata-rata gain ternormalisasi sebesar 0,5 dengan
kategori “Sedang”. Selain itu kemampuan berpikir kritis siswa yang terkembangkan
setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok sebesar
43,3%.
Kata kunci: Model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok, peningkatan
prestasi, profil kemampuan berpikir kritis.


Komariah, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok Untuk Meningkatkan
Prestasi Dan Mengetahui Profil Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

IMPLEMENTATION COOPERATIVE LEARNING MODEL TYPE GROUP
INVESTIGATION TO INCREASE STUDENTS’ ACHIEVEMENT AND KNOW
STUDENTS’ CRITICAL THINKING ABILITY PROFILE
Komariah
NIM.0807571
1st Adviser
2nd Adviser

: Drs. David Edison Tarigan, M.Si
: Dra. Hera Novia, M.T

Physics Education Departments FPMIPA UPI

ABSTRACT
The learning process on each elementary and secondary education units should be

interactive, inspiring, fun, challenging, and motivating learners to participate actively. It
is listed in the ministerial regulation of the Education Ministers Republic of Indonesia
No. 41/2007 on the Standard Process Unit for Education. To create interactive learning,
fun and challenging to develop a learning in small groups as an attempt to create a
learning process that challenges and motivates students to participate actively so that
raises critical thinking skills. Based on the results which were obtained from the
questionnaire processing preliminary study in one State High School, Bandung, the
students prefer learning physics in groups. Whereas in the learning process, the students
still as recipient the subject matter and the teachers present materials with using the
lecture method. However, students should follow an active role in the learning process
and develop the ability to think critically through the subject matter learned through
problem. To overcome these problems, cooperative learning model type of
investigation can be one of the alternatives that can be applied. The purposes of this
study are to assess the improvement in student achievement after application of
cooperative learning model the type of investigation. In addition, the aim is to observe
the profile of students’ critical thinking skills after applied cooperative learning model
the type of group investigation. This research used a quasi-experimental study using
sample X-grade in one of Madrasah Aliyah Bandung even semester 2011-2012. The
results obtained after applied cooperative learning model the type of group
investigation which indicated with increasing student achievement than the average

pretest score of 37% to 68.3% for the average posttest scores and average normalized
gain of 0.5 by category “Medium”. Besides, after applied cooperative learning model
the type of group investigation, the critical thinking skills of the students who are
developed gain of 43.3%.
Key words: cooperative learning model the type of group investigation, increased
achievement, critical thinking skills profile.

Komariah, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok Untuk Meningkatkan
Prestasi Dan Mengetahui Profil Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

Halaman
ABSTRAK .................................................................................................

i

KATA PENGANTAR ...............................................................................


ii

UCAPAN TERIMA KASIH .....................................................................

iii

DAFTAR ISI ..............................................................................................

v

DAFTAR TABEL ......................................................................................

vii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................

viii

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................


ix

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................

1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................

5

1.3 Batasan Masalah ..........................................................................

6

1.4 Tujuan Penelitian .........................................................................

6


1.5 Manfaat Penelitian .......................................................................

6

1.6 Definisi Operasional .....................................................................

7

BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Model Pembelajaran Tipe Investigasi Kelompok
2.1.1 Model Pembelajaran ............................................................

9

2.1.2 Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok .........

10

2.2 Prestasi Belajar ............................................................................

19

2.3 Kemampuan Berpikir Kritis Observasi
2.3.1 Kemampuan Berpikir Kritis .................................................

21

2.3.2 Kemampuan Berpikir Kritis Observasi ................................

22

2.3.3 Mengukur Kemampuan Berpikir Kritis ................................

23

Komariah, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok Untuk Meningkatkan
Prestasi Dan Mengetahui Profil Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Metode dan Desain Penelitian .....................................................

26

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian............................................

27

3.3 Tahapan Penelitian..............................................................

27

3.4 Instrumen Penelitian..............................................................

30

3.5 Analisis Instrumen................................................................

32

3.6 Teknik Pengumpulan Data....................................................

35

3.7 Teknik Pengolahan Data...........................................................

36

3.8 Rekapitulasi Hasil Uji Instrumen............................................

40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian .............................................................................

41

4.2 Pelaksanaan Penelitian........................................................

51

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian.......................................................

59

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ..................................................................................

61

5.2 Saran .............................................................................................

61

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................

63

LAMPIRAN ...............................................................................................

66

DAFTAR RIWAYAT HIDUP .................................................................

Komariah, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok Untuk Meningkatkan
Prestasi Dan Mengetahui Profil Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Pembelajaran adalah proses transfer ilmu dua arah, antara guru sebagai pemberi

informasi dan siswa sebagai penerima informasi menurut Munif Chatid (Indah,2008).
Proses pembelajaran pada setiap satuan pendidikan dasar dan menengah harus
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif. Hal ini tercantum dalam Permen Pendidikan Nasional Republik
Indonesia Nomor 41/2007 tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan. Untuk
menciptakan

pembelajaran

interaktif,

menyenangkan

dan

menantang

dapat

dikembangkan suatu pembelajaran berkelompok sebagai upaya dalam menciptakan
proses pembelajaran yang menyenangkan dan memotivasi siswa untuk berpartisipasi
aktif.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada hari Jum’at, tanggal 25 November
2011 pada salah satu proses pembelajaran fisika dalam pembahasan usaha dan energi di
SMA Negeri Kota Bandung dengan memfokuskan pada siswa kelas XI IPA 4, diamati
hasil pengolahan angket yang diperoleh berdasarkan motivasi siswa dalam belajar
fisika sebesar 41,31%, termasuk dalam kategori kurang. Siswa yang setuju dalam
pembelajaran fisika secara berkelompok sebanyak 68,19%, perolehan angket tersebut
menunjukkan bahwa siswa lebih suka pembelajaran fisika secara berkelompok.
Berdasarkan observasi, pencapaian siswa menurut taksonomi Bloom baru mencapai C3
(menerapkan) dan belum mencapai tahap C4 (menganalisis) yang membutuhkan
Komariah, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok Untuk Meningkatkan
Prestasi Dan Mengetahui Profil Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

2
kemampuan berpikir kritis yang lebih. Dilihat dari dokumentasi terhadap nilai ujian
tengah semester siswa, perolehan rata-rata nilai ujian siswa sebesar 55. Nilai tersebut
berada di bawah nilai KKM materi yang diujikan sebesar 67. Perolehan nilai tersebut
menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa masih rendah. Menurut Moh.Surya dan
Nana Syaodih (Hipni,2011), prestasi belajar dapat menimbulkan perubahan aspekaspek: (1) pengamatan, adalah proses penerimaan, penafsiran dan memberi arti, dari
kesimpulan yang diterimanya melalui alat indera, (2) berpikir assosiatif yang
menumbuhkan proses berpikir dimana terbentuk hubungan antara perangsang dan
respon, (3) inhibisi yaitu kesanggupan siswa dalam memilih tindakan yang perlu
dilakukan dan tindakan yang tidak perlu dilakukan dan berinteraksi dengan lingkungan
dan proses belajar. Maka prestasi belajar merupakan hasil maksimum yang dicapai
oleh siswa setelah melaksanakan usaha-usaha belajar. Siswa akan memperoleh prestasi
yang baik, jika kemampuan berpikir kritis siswa dalam menyikapi pelajaran fisika di
kelas baik.
Permen Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41/2007 tentang Standar
Proses untuk Satuan Pendidikan menyatakan bahwa proses pembelajaran pada setiap
satuan pendidikan menengah harus interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif. Namun, partisipasi aktif dan
interaktif yang dikehendaki Permen belum muncul seperti yang diharapkan dalam
proses pembelajaran. Siswa belum terlihat berpartisipasi aktif dan terlibat langsung
selama proses pembelajaran.
Pada proses pembelajaran, siswa masih sebagai penerima materi pelajaran dan
guru lebih banyak menyampaikan materi dengan metode ceramah, padahal seharusnya
Komariah, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok Untuk Meningkatkan
Prestasi Dan Mengetahui Profil Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

3
siswa ikut berperan aktif dalam proses pembelajaran dan mengembangkan kemampuan
berpikir kritisnya melalui pokok bahasan yang dipelajari melalui masalah sesuai dengan
Permen Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41/2007. Berpikir kritis
merupakan sebuah proses yang mengungkapkan tujuan yang beralasan mengenai suatu
keputusan mengenai sesuatu yang diyakini dan yang harus dilakukan (Ennis,1996:3).
Tuntutan kurikulum saat ini yaitu siswa sebagai objek dalam pembelajaran yang
aktif (student centre). Selain itu fungsi dan tujuan mata pelajaran fisika di tingkat SMA
menurut Depdiknas (2006) menjelaskan bahwa mata pelajaran fisika dapat memupuk
sikap ilmiahnya mencakup jujur dan objektif terhadap data, terbuka dalam menerima
pendapat berdasarkan bukti-bukti tertentu, kritis terhadap pernyataan ilmiah dan dapat
bekerjasama dengan orang lain. Memberikan pengalaman untuk dapat mengajukan dan
menguji hipotesis melalui percobaan, merancang dan menyusun instrumen percobaan,
mengumpulkan,

mengolah

dan

menafsirkan

data,

menyusun

laporan

serta

mengkomunikasikan hasil percobaan secara tertulis dan lisan. Mengembangkan
kemampuan berfikir analisis induktif dan deduktif dengan menggunakkan konsep dan
prinsip fisika untuk menjelaskan berbagai peristiwa alam dan menyelesaikan masalah
secara kualitatif maupun kuantitatif. Adanya mata pelajaran fisika membuat siswa
bersikap jujur, objektif, bekerjasama dengan orang lain, membangun jiwa seorang
peneliti, bersikap ilmiah dan dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritisnya.
Menurut Undang-undang Nomor 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
Bab Ketentuan Umum Pasal 1 Ayat 1 menjelaskan bahwa pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya. Diperlukan suatu usaha
Komariah, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok Untuk Meningkatkan
Prestasi Dan Mengetahui Profil Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

4
dalam

mewujudkan

suasana

belajar

dan

proses

pembelajaran

yang

dapat

mengembangkan potensi dalam berpikir kritis siswa. Selain itu proses pembelajaran
yang diciptakan harus interaktif, menyenangkan dan memotivasi siswa untuk
berpartisipasi aktif. Pemaparan diatas menjadi alasan perlunya dikembangkan suatu
metode pembelajaran yang dapat merangsang siswa sehingga dapat meningkatkan
prestasi dan mengembangkan potensi berpikir kritisnya.

Model Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu sistem pengajaran yang
memberi kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa
dalam tugas-tugas yang terstruktur. Peran guru

dalan pembelajaran investigasi

kelompok adalah sebagai narasumber dan fasilitator. Tahapan model tipe investigasi
kelompok siswa diantaranya (1) mengidentifikasi masalah, (2) merencanakan
investigasi, (3) melaksanakan observasi, (4) menyimpulkan hasil observasi,
mempresentasikan dan (5) evaluasi. Pada tahapan model pembelajaran ini siswa dapat
belajar bersama, saling membantu, berdiskusi dan mengembangkan ide kelompok
untuk menyelesaikan masalah tentunya dapat

mengembangkan kemampuan berpikir

kritis khususnya dalam aspek observasi. Dalam menemukan dan menyelesaikan
masalah dibutuhkan pemahaman, strategi, kreativitas serta eksperimen yang berulangulang untuk mendapatkan hasil sehingga dapat mengembangkan kemampuan berpikir
kritis dalam aspek observasi. Dalam model pembelajaran ini dibutuhkan suatu
komunikasi dan interaksi kooperatif di antara sesama teman sekelas akan mencapai
hasil terbaik apabila dilakukan dalam kelompok kecil, di mana pertukaran di antara
teman sekelas dan sikap-sikap kooperatif akan terus bertahan (Slavin:2010). Pada

Komariah, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok Untuk Meningkatkan
Prestasi Dan Mengetahui Profil Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

5
tahapan model pembelajaran satu sampai empat termasuk kedalam tahapan siswa dalam
mengembangkan kemampuan berpikir kritis khususnya dalam aspek observasi.
Menurut Bhisma Murti, berpikir kritis memerlukan upaya terus-menerus untuk
menganalisis dan mengkaji keyakinan, pengetahuan yang dimiliki dan kesimpulan yang
dibuat dengan menggunakan bukti-bukti yang mendukung. Pembelajaran kooperatif
tipe investigasi kelompok memberikan kesempatan siswa untuk mengembangkan
kemampuan berpikir kritis dalam mengidentifikasi masalah, merencanakan investigasi,
mengobservasi dan menganalisis hasil observasi berdasarkan materi yang dikaji. Dari
penjelasan diatas model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok memiliki
keterkaitan dengan prestasi belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa khususnya
dalam aspek observasi.

Berdasarkan masalah yang diuraikan pada latar belakang tersebut, maka penulis
bermaksud melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok pada Pembelajaran Fisika untuk Meningkatkan
Prestasi dan Mengetahui Profil Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA”.

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka dapat diperoleh
rumusan masalah secara umum yaitu “bagaimanakah peningkatan prestasi dan profil
kemampuan berpikir kritis siswa SMA setelah diterapkan model pembelajaran
kooperatif tipe investigasi kelompok dalam pembelajaran?”

Komariah, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok Untuk Meningkatkan
Prestasi Dan Mengetahui Profil Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

6
Rumusan masalah ini dapat dijabarkan secara operasional dalam pertanyaanpertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana peningkatan prestasi belajar siswa SMA setelah diterapkan model
pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok?
2. Bagaimana profil kemampuan berpikir kritis siswa SMA setelah diterapkan model
pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok?
1.3 Batasan Masalah
Agar permasalahan dalam penelitian ini tidak terlalu luas, maka pembatasan
masalah dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Peningkatan prestasi belajar siswa dilihat dari nilai gain berdasarkan hasil tes
prestasi belajar berupa tes kognitif yang diberikan sebelum (pretest) dan sesudah
kegiatan pembelajaran (postest).
2. Profil kemampuan berpikir kritis siswa dilihat dari kemampuan berpikir kritis
dalam aspek observasi yang dikembangkan oleh Robert H.Ennis, kemudian
diteskan dengan menggunakan Cornell Critical Thinking Test.

1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka secara umum
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan prestasi dan profil kemampuan
berpikir kritis siswa setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi
kelompok. Secara rinci tujuan yang ingin dicapai:
1. Mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah diterapkan model
pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok.
Komariah, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok Untuk Meningkatkan
Prestasi Dan Mengetahui Profil Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

7
2. Mengetahui profil

kemampuan berpikir kritis setelah diterapkan model

pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok.

1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dilaksanakannya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan
manfaat sebagai berikut:
1. Bagi sekolah, penelitian ini dapat dijadikan sebagai proses pengembangan kualitas
pembelajaran.
2. Bagi peneliti, diharapkan dapat memberikan masukan kepada peneliti lain
mengenai prestasi dan profil kemampuan berpikir kritis siswa melalui penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok.

1.6 Definisi Operasional
1. Model pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang mendorong
siswa untuk aktif bertukar pikiran dengan sesamanya dalam memahami suatu
materi pelajaran, siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil
dengan struktur kemampuan yang heterogen. Pembelajaran kooperatif model
investigasi kelompok adalah model pembelajaran dengan siswa belajar dalam
kelompok-kelompok heterogen yang terdiri dari lima hingga enam anggota untuk
menemukan atau memecahkan suatu masalah yang dihadapi. Tahapan model
pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok yang digunakkan dalam
penelitian ini adalah tahapan-tahapan menurut Slavin (2010) yang meliputi:
a. Mengidentifikasi topik dan mengatur siswa dalam kelompok
Komariah, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok Untuk Meningkatkan
Prestasi Dan Mengetahui Profil Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

8
b. Merencanakan tugas yang akan dipelajari
c. Melaksanakan investigasi
d. Menyiapkan laporan akhir
e. Mempresentasikan laporan akhir
f. Evaluasi
Kesesuaian aktivitas yang dilakukan guru dengan tahapan model pembelajaran
kooperatif tipe investigasi kelompok diukur dengan menggunakan format
observasi keterlaksanaan model pembelajaran.
2. Prestasi belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dapat diamati setelah siswa
menerima pengalaman belajarnya. Prestasi belajar diukur melalui tes tertulis
berdasarkan skor yang diperoleh siswa dalam menjawab soal posttest dan pretest
prestasi belajar siswa. Prestasi ini dapat diamati dalam kemampuan kognitif yang
dikembangkan oleh Bloom dalam ranah C1 (pengetahuan), C2 (pemahaman), C3
(penerapan), C4 (analisis) yang diukur dengan menggunakan 20 soal dalam bentuk
pilihan ganda.
3. Kemampuan berpikir kritis menurut Ennis

adalah suatu proses berpikir yang

bertujuan untuk membuat keputusan yang rasional yang diarahkan untuk
memutuskan apakah meyakini atau melakukan sesuatu (Rusamsi, 2009). Robert
H.Ennis menganjurkan untuk menggunakan Cornell Critical Thinking Test dalam
melihat kemampuan berpikir kritis siswa. Tes ini terdiri dari dua level yaitu level
X dan level Z. Level X digunakan pada siswa yang berada pada tingkat 4-14
(tingkat menengah) atau yang belum pernah melakukan tes ini, sedangkan level Z
berada pada tingkat diatas 14 dan biasanya untuk para mahasiswa yang berada
Komariah, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok Untuk Meningkatkan
Prestasi Dan Mengetahui Profil Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

9
pada tingkat perguruan tinggi. Penelitian ini menggunakan tes standar Cornell
Critical Thinking Test pada level X karena siswa yang akan dijadikan sampel
berada pada tingkat SMA (kelas 10-12) dan siswa belum pernah melakukan tes
sebelumnya. Bagian Cornell Critical Thinking Test yang digunakan pada level X
mengacu pada aspek pengamatan (observation) dengan jumlah 24 soal berpikir
kritis dalam bentuk pilihan ganda (Ennis&Millman,2005).

Komariah, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok Untuk Meningkatkan
Prestasi Dan Mengetahui Profil Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode dan Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan secara kuantitatif dengan metode yang
digunakan adalah metode quasi eksperimen atau eksperimen semu atau eksperimen
yang tidak sebenarnya dengan menggunakan satu sampel penelitian yaitu hanya
kelompok eksperimen saja, tanpa ada kelompok pembanding. Hal ini karena peneliti
memiliki pertimbangan tertentu serta sulitnya mengontrol

variabel-variabel yang

mempengaruhi pada saat proses penelitian berlangsung. Adapun desain penelitian yang
digunakan adalah One Group Pretest-Posttest Design. Desain ini adalah suatu
rancangan pretest dan posttest yang dilaksanakan pada satu kelompok saja tanpa
pembanding. Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena
dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi pelakuan (Sugiyono,2012:110).
Desain penelitian tersebut dapat digambarkan pada gambar dibawah ini:
Pretest

Treatment

Posttest

O1

X

O2
(Sugiyono, 2012:111)

Gambar 3.1
Desain Penelitian One Group Pretest-Posttest Design

Keterangan :
O1

: nilai tes awal (pretest) sebelum diberikan perlakuan

O2

: nilai tes akhir (posttest) setelah diberikan perlakuan

Komariah, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok Untuk Meningkatkan
Prestasi Dan Mengetahui Profil Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

27
X

: treatment/ perlakuan yang diberikan pada kelompok eksperimen yaitu
model

pembelajaran

kooperatif

tipe

investigasi

kelompok

dalam

pembelajaran fisika.
Kelas eksperimen dikenakan pretest sebelum pembelajaran, kemudian diberi
treatment berupa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe investigasi kelompok, selama pembelajaran berlangsung dilakukan pula observasi
terhadap kegiatan guru dan siswa. Treatment dilaksanakan selama dua kali pertemuan.
Setelah diberikan treatment, kemudian kelas eksperimen diberi posttest dengan
instrumen yang sama dengan pretest.

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi pada penelitian ini kelas X di salah satu Madrasah Aliyah Negeri di Kota
Bandung pada semester genap tahun ajaran 2011-2012. Sedangkan sampel
penelitiannya adalah kelas X-1 dengan subjek penelitian berjumlah 30 siswa. Pemilihan
sampel dilakukan secara purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu.

3.3 Tahapan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan tiga tahapan, yaitu tahap persiapan, tahap
pelaksanaan dan tahap akhir. Ketiga tahapan dapat dilihat pada gambar 3.1.

Komariah, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok Untuk Meningkatkan
Prestasi Dan Mengetahui Profil Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

28

Studi pendahuluan

Menentukan Model Pembelajaran

Pembuatan instrumen penelitian dan
perangkat pembelajaran

Tahap Persiapan

Judgment, uji coba dan analisis instrumen

Tahap Pelaksanaan

Pretest

Kegiatan Pembelajaran (menerapkan
model pembelajaran kooperatif tipe
investigasi kelompok)

Posttest

Kegiatan

Tahap Akhir




Analisis pretest dan posttest
Analisis observasi aktivitas guru
dan siswa berdasarkan model
pembelajaran kooperatif tipe
investigasi kelompok

Kesimpulan

Komariah, 2013
Pembuatan Laporan
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok Untuk Meningkatkan
Prestasi Dan Mengetahui Profil Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.2
Bagan Tahapan Penelitian

29

3.3.1 Tahap Persiapan Penelitian
Pada

tahapan

ini,

dilaksanakan

studi

pendahuluan

untuk

memperjelas

permasalahan yang terjadi di lapangan. Studi pendahuluan yang dilakukan berupa
observasi secara langsung ke sekolah untuk melihat permasalahan yang terjadi secara
nyata dan jelas. Setelah permasalahan diperoleh, dipikirkan solusi untuk permasalahan
tersebut yaitu dengan menggali berbagai informasi berdasarkan kajian pustaka dari
berbagai sumber. Menentukan sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian disertai
dengan persiapan pengurusan surat izin ke jurusan Pendidikan Fisika yang disetujui
oleh Dekan FPMIPA. Setelah semua data hasil observasi terkumpul menentukan model
pembelajaran yang dapat menjadi solusi terhadap permasalahan yang ada di lapangan.
Membuat instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran, kemudian melakukan
judgment instrumen penelitian dan mengujikannya. Setelah itu menganalisis dan revisi
hasil uji coba instrumen.
3.3.2

Tahap Pelaksanaan Penelitian

Pada tahap pelaksanaan ini, melakukan kegiatan pretests prestasi belajar dan
Cornell Test kemampuan berpikir kritis pada kelas sampel penelitian. Kemudian
memberikan perlakuan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe
investigasi kelompok dalam pembelajaran fisika materi suhu dan kalor sebanyak dua
kali pertemuan pada kelas sampel penelitian. Pada saat pelaksanaan pembelajaran,
dilakukan observasi aktivitas guru dan siswa berdasarkan model pembelajaran
kooperatif tipe investigasi kelompok yang dilakukan oleh observer. Kemudian
Komariah, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok Untuk Meningkatkan
Prestasi Dan Mengetahui Profil Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

30
dilanjutkan mengukur kemampuan siswa dengan memberikan posttest prestasi belajar
dan Cornell Test kemampuan berpikir kritis siswa untuk mengetahui pengingkatan
prestasi dan profil kemampuan berpikir kritis siswa setelah dilakukan pembelajaran
dengan model pembelajaran koooperatif tipe investigasi kelompok.
3.3.3

Tahap Akhir

Pada tahap akhir ini, melakukan analisis terhadap hasil data dari pretest, posttest
dan analisis aktivitas guru dan siswa. Kemudian memberikan kesimpulan berdasarkan
hasil yang diperoleh dari pengolahan data serta memberikan masukan terhadap aspek
penelitian yang kurang sesuai. Diakhir membuat laporan hasil penelitian.

3.4 Instrumen Penelitian
Pada penelitian ini, instrumen yang digunakan berupa instrumen tes yang terdiri
dari tes prestasi belajar dan Cornell Critical Thinking Test Level X; serta instrumen non
tes yang terdiri dari lembar keterlaksanaan aktivitas guru dan siswa.
3.4.1 Tes Prestasi Belajar
Tes yang digunakan disesuaikan dengan aspek kognitif menurut Bloom dengan
kemampuan yang diukur adalah C1 sampai C4. Tes yang diberikan berupa pilihan ganda
dengan jumlah soal 20 buah soal dimana terdapat lima pilihan jawaban dan penskoran
untuk setiap soal adalah 1 untuk jawaban yang benar dan 0 untuk jawaban yang salah.
Adapun langkah yang dilakukan dalam menyusun instrumen penelitian yaitu
dengan menentukan konsep dan subkonsep berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) mata pelajaran Fisika SMA kelas X semester 2. Kemudian
membuat kisi-kisi instrumen penelitian berdasarkan indikator pembelajaran untuk
Komariah, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok Untuk Meningkatkan
Prestasi Dan Mengetahui Profil Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

31
setiap pertemuan. Menyusun soal tes berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat dan
membuat kunci jawaban. Setelah itu, melakukan judgment soal-soal yang telah dibuat
kepada tiga orang yang terdiri dari dua orang dosen dan satu orang guru fisika.
Merevisi soal setelah di jugdment oleh guru dan dosen. Setelah soal beres direvisi
selanjutnya melakukan uji coba instrumen penelitian pada siswa yang telah diberikan
materi yang hendak diteskan. Melakukan analisis tes yang meliputi uji validitas, uji
realibilitas, uji daya pembeda, dan uji tingkat kesukaran. Setelah diujikan biasanya ada
beberapa soal yang tidak valid, selanjutnya melakukan revisi soal. Terakhir
menggunakan instrumen yang dianggap valid untuk dijadikan sebagai soal pretest dan
posttest pada penelitian.
3.4.2 Format Observasi Aktivitas Guru dan Siswa
Format observasi aktivitas guru dan siswa ini digunakan untuk melihat
keterlaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok yang
dilakukan guru dan siswa. Instrumen observasi ini berbentuk daftar cek yang terdiri
dari 15 aktivitas siswa dan 13 aktivitas guru yang diobservasikan berdasarkan tahapan
model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok dan memuat catatan
komentar terhadap kekurangan aktivitas atau hal-hal yang dilakukan oleh siswa dan
guru selama proses pembelajaran berlangsung. Format observasi yang telah disusun
tidak diujicobakan, tetapi hanya dikoordinasikan dengan observer yang akan mengikuti
dalam proses penelitian agar tidak terjadi kesalahpahaman terhadap format observasi
tersebut. Dari format tersebut diperoleh data keterlaksanaan model pembelajaran
kooperatif tipe investigasi kelompok baik oleh guru maupun siswa yang dilihat pada
lampiran B.
Komariah, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok Untuk Meningkatkan
Prestasi Dan Mengetahui Profil Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

32

3.5 Analisis Instrumen
3.5.1 Uji Validitas
Validitas secara bahasa dapat diartikan shahih/tepat. Validitas yaitu kesesuaian
antara tujuan penelitian dengan alat ukur yang digunakan. Sebuah tes dikatakan
memiliki validitas jika hasilnya sesuai dengan kriteria.
Untuk menghitung validitas dengan menentukan koefisien produk momen dengan
perumusan:



(Arikunto,2005: 72)

keterangan : rxy : koefisien korelasi antara variabel x dan y
X : skor siswa pada butir item yang diuji validitasnya
Y : skor total yang diperoleh siswa

Tabel 3.1
Interpretasi Validitas Butir Soal
Koefisien Korelasi
Kriteria
0,00 – 0,20

Sangat rendah

0,21 – 0,40

Rendah

0,41 – 0,60

Sedang

Komariah, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok Untuk Meningkatkan
Prestasi Dan Mengetahui Profil Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

33
0,61 – 0,80

Tinggi

0,81 – 1,00

Sangat tinggi
(Arikunto,2005:75)

3.5.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas secara bahasa ajeg, tetap. reliabilitas merupakan ukuran sejauh mana
suatu tes dapat dipercaya untuk menghasilkan skor yang konsisten. Perhitungan
reliabilitas yang akan digunakan yaitu persamaan K-R 20 dinyatakan sebagai berikut:

(Arikunto,2005:100)

keterangan:
r11

: reliabilitas yang dicari

n

: jumlah item
: standar deviasi

p

: proporsi siswa yang menjawab soal dengan benar

q

: proporsi siswa yang menjawab soal dengan salah

Tabel 3.2
Interpretasi Reliabilitas Soal
r11

Kriteria Reliabilitas

Komariah, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok Untuk Meningkatkan
Prestasi Dan Mengetahui Profil Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

34

0,00

r11 0,20

Sangat rendah

0,21

r11 0,40

Rendah

0,41

r11 0,60

Sedang

0,61

r11 0,80

Tinggi

0,81

r11 1,00

Sangat tinggi
(Arikunto,2005:75)

3.5.3 Uji Daya Pembeda
Daya pembeda merupakan kemampuan suatu soal untuk membedakan siswa yang
berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Untuk menghitung
daya pembeda, digunakan rumus:

DP 

B A BB

JA
JB
(Arikunto,2005:213)

keterangan:
DP : indeks daya pembeda butir soal.
JA : banyaknya peserta kelompok atas.
JB : banyaknya peserta kelompok bawah.
BA : banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar.
BB : banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar.

Tabel 3.3
Interpretasi Daya Pembeda
Komariah, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok Untuk Meningkatkan
Prestasi Dan Mengetahui Profil Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

35
Nilai DP

Kategori

Negatif

Tidak baik

0,00 – 0,20

Jelek (poor)

0,21 – 0,40

Cukup (satisfactory)

0,41 – 0,70

Baik (good)

0,71 – 1,00

Baik sekali (exellent)
(Arikunto,2005:218)

3.5.4 Tingkat Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar.
Rumus untuk mencari nilai kesukaran:
(Arikunto,2005:208)
keterangan:
P : indeks kesukaran
B : banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul
JS : jumlah seluruh siswa peserta tes

Tabel 3.4
Interpretasi Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran
Klasifikasi
0,00 – 0,30

Sukar

0,31 – 0,70

Sedang

Komariah, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok Untuk Meningkatkan
Prestasi Dan Mengetahui Profil Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

36
0,71 – 1,00

Mudah
(Arikunto,2005:210)

3.6 Teknik Pengumpulan Data
3.6.1 Tes Prestasi Belajar
Tes yang dilakukan berupa tes tertulis dengan bentuk soal dalam pilihan ganda.
Tes tertulis ini digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa pada pembelajaran
fisika setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok. Tes
prestasi ini dilakukan dua kali yaitu sebelum perlakuan (pretest) dan setelah perlakuan
(posttest). Tes yang diberikan baik saat pretest dan posttest adalah sama, dimaksudkan
agar tidak ada pengaruh perbedaan kualitas instrumen terhadap perubahan pemahaman
yang terjadi.
3.6.2 Tes Berpikir Kritis
Teknik tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis yang terdiri dari
24 soal pilihan ganda yang diambil dari Cornell Critical Thinking Test. Aspek yang
ingin diteliti dari tes berpikir kritis ini yaitu kemampuan siswa dalam hal Observation.
Tes ini dilakukan dua kali yaitu sebelum perlakukan (pretest) dan sesudah perlakuan
(posttest). Tes yang digunakan untuk pretest dan posttes merupakan tes yang sama.
3.6.3 Observasi Aktivitas Guru dan Siswa
Observasi ini bertujuan untuk melihat keterlaksanaan model pembelajaran
kooperatif tipe investigasi kelompok yang diterapkan dan memuat kolom komentar atau
saran terhadap kekurangan aktivitas guru selama pembelajaran. Observasi ini dilakukan

Komariah, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok Untuk Meningkatkan
Prestasi Dan Mengetahui Profil Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

37
oleh observer selama pembelajaran berlangsung dan observer hanya memberikan tanda
checklist (

pada kolom yang sesuai dengan aktivitas yang diobservasi.

3.7 Teknik Pengolahan Data
Tujuan dari pengolahan data yaitu untuk mengetahui peningkatan prestasi dan
kemampuan berpikir kritis siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif
tipe investigasi kelompok. Pengolahan data dari masing-masing instrumen yaitu:
3.7.1 Analisis Tes Prestasi Siswa
Data yang diperoleh dari skor, dengan membandingkan skor total dari tiap siswa
hasil post-test dan pre-test. Langkah-langkah analisis data tes yang akan dilakukan
adalah sebagai berikut:
1. Menganalisis skor dari setiap jawaban baik pada pretest maupun posttest.
2. Mengubah skor pretest dan posttest menjadi nilai, dengan persamaan:

3. Menghitung rata-rata (mean).
Untuk menghitung nilai rata-rata yang dihasilkan dari pretest dan posttest
menggunakan rumus:

4. Menghitung gain skor.
Gain skor diperoleh dari selisih pretest dan posttest. Perbedaan skor yang dihasilkan
disumsikan sebagai hasil dari treatment yang diberikan.
Nilai gain = skor posttest – skor pretest
Komariah, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok Untuk Meningkatkan
Prestasi Dan Mengetahui Profil Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

38
Untuk menghitung nilai gain yang dinormalkan menggunakan rumus:

Tabel 3.5
Interpretasi Nilai Gain Ternormalisasi Rata-rata
Nilai
Klasifikasi
Tinggi
Sedang
Rendah
(Hake,1999)
3.7.2 Analisis Profil Hasil Keterampilan Berpikir Kritis Siswa
Keterampilan berpikir kritis siswa yang meliputi aspek Observation ada 24 soal
berupa pilihan ganda. Berdasarkan Adminitration Manual Cornell Critical Thinking
perhitungan skor menggunakan persamaan rights minus one-half the number wrong
(R-W/2). Hitung jumlah yang benar, hitung jumlah yang salah dibagi dua, kemudian
selisihkan keduanya. Gambaran umum untuk mengetahui kedudukan profil kemampuan
berpikir kritis siswa dapat terlihat dengan menggunakan perhitungan persentase skor
seluruh siswa yang dilihat dari tiap poin soal. Adapun langkah-langkah dalam
pengolahan datanya sebagai berikut:
1. Memeriksa hasil tes berpikir kritis pada aspek observasi siswa berdasarkan
indikator tiap soal dengan berpedoman pada kunci jawaban dan kriteria pemberian
skor yang terdapat pada instrumen soal.
2. Mengubah skor tes menjadi nilai, dengan persamaan:

(Ennis,2005)
Komariah, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok Untuk Meningkatkan
Prestasi Dan Mengetahui Profil Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

39
3. Menghitung rata-rata (Mean)
Untuk menghitung nilai rata-rata yang dihasilkan dari pretest dan posttest
menggunakan rumus:
̅

(Sudjana,1996:423)

4. Menentukan standar deviasi (SD)


̅

(Sudjana,1996:93)
keterangan:
xi : skor nilai siswa ; i : 1,2,3...n
̅ : skor nilai rata-rata

n : jumlah sampel

5. Menentukan Z-score
Z-score sering digunakan untuk membandingkan keadaan distribusi fenomena serta
mengetahui jumlah anak yang berada diatas ataupun dibawah rata-rata kelompok.
Untuk menghitung nilai Z-score menggunakan rumus:
̅

(Sudjana,1996:99)
keterangan:
: sampel berukuran n dengan data
̅

s

,

,

,...

: rata-rata
: standar deviasi

Komariah, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok Untuk Meningkatkan
Prestasi Dan Mengetahui Profil Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

40
6. Menghitung presentase tiap indikator soal dan memberikan keterangan
pencapaian kategori soal berdasarkan hasil tes siswa dengan aturan standar lima.

Tabel 3.6
Klasifikasi Nilai Rata-rata Berdasarkan Aturan Standar Lima
Nilai Rata-rata
Kategori
x > 75,01

Sangat tinggi
Tinggi
Sedang
Kurang
Sangat kurang
(Arikunto,2005)

3.8 Rekapitulasi Analisis Uji Coba Instrumen Tes Prestasi Belajar
Berdasarkan hasil uji coba yang dilakukan di kelas XI pada salah satu
Madrasah Aliyah Negeri di Kota Bandung, diperoleh nilai reliabilitas sebesar 1,0
dengan kriteria sangat tinggi. Rekapitulasi hasil uji coba tes prestasi belajar dapat
dilihat pada lampiran C.

Komariah, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok Untuk Meningkatkan
Prestasi Dan Mengetahui Profil Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

41

Komariah, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok Untuk Meningkatkan
Prestasi Dan Mengetahui Profil Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pengelolahan data dan analisis data terhadap data hasil penelitian
yang telah dilakukan di salah satu Madrasah Aliyah Negeri (MAN) di Kota Bandung
kelas X semester genap tahun ajaran 2011-2012, diperolah kesimpulan bahwa:
 Setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok,
siswa mengalami peningkatan

yang ditunjukkan nilai rata-rata gain

ternormalisasi sebesar 0,5 dengan kategori “Sedang”.
 Profil

kemampuan

mengidentifikasi
merencanakan

berpikir

kritis

aspek

observasi

pada

kemampuan

masalah

sebesar

54,0%

dengan

kategori

“sedang”,

investigasi

sebesar

48,3%

dengan

kategori

“sedang”,

melaksanakan investigasi sebesar 45,3% dengan kategori “sedang” dan
melaporkan hasil akhir sebesar 36,7% dengan kategori “kurang”. Melihat
kedudukan siswa berdasarkan nilai z-score ada 70% siswa yang terkembangkan
kemampuan berpikir kritis aspek observasinya dan 30% siswa yang kurang
terkembangkan kemampuan berpikir kritis aspek observasinya.

5.2 Saran
Dari keseluruhan penelitian yang telah dilakukan, untuk mengooptimalkan proses
pembelajaran fisika dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi
kelompok, penulis memberikan saran sebagai berikut:
Komariah, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok Untuk Meningkatkan
Prestasi Dan Mengetahui Profil Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

62
 Model Pembelajaran kooperatif tipe investigasi siswa dapat dikembangkan untuk
penelitian lebih lanjut mengenai motivasi dan minat siswa dalam belajar fisika.
 Model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok sebaiknya diterapkan
dalam materi yang memerlukan eksperimen atau membuktikan suatu fenomena.
 Dalam melaksanakan tahapan-tahapan belajar dalam model pembelajaran
kooperatif tipe investigasi kelompok, guru sebaiknya berusaha yang terbaik dalam
membimbing siswa selama pembelajaran agar hasil pembelajaran optimal.
 Dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe
investigasi kelompok, waktu yang digunakan dalam menerapkan pembelajaran
ternyata tidak cukup dua jam pelajaran, sehingga penugasan sebelum
pembelajaran lebih baik dilakukan agar siswa memahami terlebih dahulu materi
yang akan dipelajari.
 Selama pembelajaran di kelas, guru sebaiknya sering memberikan apresiasi
kepada siswa, baik berupa pujian atau tepuk tangan sebagai motivasi kepada
kelompok untuk lebih semangat dalam mengikuti pembelajaran fisika sehingga
diharapkan kelas menjadi lebih aktif.

Komariah, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok Untuk Meningkatkan
Prestasi Dan Mengetahui Profil Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto,Suharsimi. (2005). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Dahar, Ratna Wilis. (1989).Teori-teori Belajar.Jakarta: Erlangga
Depdiknas. (2006). KTSP:Standar Kompetensi Mata Pelajaran Fisika, SMA&MA.
Jakarta: Depdiknas.
Depdiknas.(2007). Permen Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41.
Jakarta: Depdiknas.
Ennis, Robert H.. (1996). Critical Thinking. United States of America: The New York
Times Company
Ennis,Robert H.(1993). Theory Into Practice:Critical Thinking Assesment,Volume
32,Number3.[Online].Tersedia:http://www3.qcc.cuny.edu/WikiFiles/file/Ennis
%20Critical%20Thinking%20Assessment.pdf [10 Juli 2012]
Ennis, Robert H., Jason Millman, Thomas N. Tomko. (2005). Cornell Critical
Thinking Tests Level X & Level Z Manual. United States of America: The
Critical Thinking Co. (Bright MindsTM).
F

Dokumen yang terkait

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI).

6 9 167

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER BERBASIS PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

0 7 214

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DENGAN READING INFUSION UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR DAN MENGETAHUI PROFIL KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA.

0 0 35

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DENGAN READING INFUSION UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR DAN MENGETAHUI PROFIL KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA.

1 2 40

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMP MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI KELOMPOK.

0 2 40

PENERAPAN PEMBELAJARAN INQUIRY DENGAN READING INFUSION UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN MENGETAHUI PROFIL KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS SISWA SMA.

3 10 37

PENERAPAN PEMBELAJARAN INQUIRY DENGAN READING INFUSION UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN MENGETAHUI PROFIL KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS SISWA SMA.

0 0 39

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INVESTIGASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA.

0 0 47

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY-INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA.

1 2 73

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa SMA Negeri 1 Pemalang.

0 3 245