GAMBARAN TINGKAT STRES PADA ANAK USIA SEKOLAH MENGHADAPI MENSTRUASI PERTAMA (MENARCHE) DI SEKOLAH DASAR NEGERI GEGERKALONG GIRANG 2.

(1)

GAMBARAN TINGKAT STRES PADA ANAK USIA SEKOLAH MENGHADAPI MENSTRUASI PERTAMA (MENARCHE) DI SEKOLAH DASAR NEGERI GEGERKALONG GIRANG 2

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Keperawatan Program Studi Diploma III Keperawatan

Oleh Ai Kholifah

1008870

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAH RAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG 2013


(2)

Gambaran Tingkat Stres Pada Anak Usia Sekolah

Mengahadapi Menstruasi Pertama (Menarche)

Di Sekolah Dasar Negeri Gegerkalong Girang 2

Oleh Ai Kholifah

Sebuah karya tulis ilmiah yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Diploma pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Ai Kholifah

Universitas Pendidikan Indonesia Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Karya Tulis Ilmiah ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

GAMBARAN TINGKAT STRES PADA ANAK USIA SEKOLAH MENGHADAPI MENSTRUASI PERTAMA (MENARCHE) DI SEKOLAH DASAR NEGERI GEGERKALONG GIRANG 2

ABSTRAK

Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2010, kejadian menstruasi pertama (menarche) di Indonesia usia 13-14 tahun (37,5%) rata-rata usia menarche di perkotaan 11-12 tahun (30.3%) dan usia menarche dipedesaan 15-16 tahun (32.2%). Tujuan dari Penelitian ini yaitu untuk mengetahui gambaran tingkat stres pada anak usia sekolah menghadapi menstruasi pertama (menarche) di Sekolah Dasar Negeri Gegerkalong Girang 2. Adapun jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian deskriftif kuntitatif, lokasi penelitian dilakukan di Sekolah Dasar Negeri Gegerkalong Girang 2 dan dilaksanakan pada bulan Mei 2013. Sampelnya adalah siswa perempuan dari kelas VI A sampai kelas VI C dengan jumlah total sampel 50 responden. Teknik penelitian menggunakan total sample dan menggunakan analisis univariat dengan menggunakan instrumen kuisioner yang sudah diuji validitas, reabilitas dan diadopsi dari DASS 42. Hasil tingkat stres yang belum menstruasi dari 35 responden paling banyak pada kategori ringan 19 siswi (54.3%). Tingkat stres yang sudah menstruasi dari 15 responden, banyak pada kategori normal 10 siswi (66.6%) untuk tingkat stres yang belum dan sudah menstruasi berat dan sangat berat tidak ada di responden. Dari hasi penelitian dapat disimpulkan bahwa memiliki perbedaan antara tingkat stres yang belum dan sudah menstruasi, khususnya saat menghadapi menstruasi pertama (menarche)


(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat illahi rabbbi yang telah banyak memberikan kenikmatan kepada peneliti, sehingga karya tulis ilmiah ini selesai. Shalawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Baginda Alam yakni Habibana wanabiyana Muhammad SAW.

Karya Tulis Ilmiah Ini bertujuan untuk memberikan gambaran tingkat stres pada anak usia sekolah menghadapi menstruasi pertama, disamping untuk memenuhi salah satu syarat agar dapat mengikuti ujian sidang Ahli Madya Keperawatan pada Program studi Keperawatan di Fakultas Pendidikan Olah Raga

dan Kesehatan. Peneliti mengambil judul “Gambaran Tingkat Stres Pada Anak Usia Sekolah Menghadapi Menstruasi Pertama (Menarche) ” Karya Tulis Ilmiah ini mengambil sampel penelitian di SDN Gegerkalong Girang 2 Bandung

Peneliti sangat sadar, bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat peneliti harapkan. Karya Tulis Ilmiah ini tidak Terlepas dari bantuan berbagai pihak, dan ungakapan terima kasih yang sebesar-besarnya atas dukungan dan bantuan berbagai pihak. Ungkapan terima kasih yang sebesar-besarnya peneliti sampaikan kepada yang terhormat :

1. Bapak Prof.Dr. Sunaryo Kartadinata, M.Pd. Selaku Rektor Universitas Pendidikan Indonesia

2. Bapak Prof. Dr. Yunyun Yudiana, M.Pd Selaku Dekan Fakultas FPOK 3. Bapak Agus Rusdiana, M.Sc.,Ph.D Selaku ketua Jurusan Pendidikan

Kesehatan dan Rekreasi

4. Bapak Iman Imanudin,S.Pd.,M.Pd Selaku Ketua Program Studi Keperawatan 5. Bapak Haris Sofyana S.Kep.,Ners.,M.kep dan Ibu Dra.Yati Ruhayati,M.Pd Selaku Pembimbing I dan II yang telah memberikan pengarahan, saran,


(6)

inspirasi dan motivasi kepada penulis untuk selalu sabar dan berusaha dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

6. Bapak dan Ibu Dosen Prodi Keperawatan UPI, yang senantiasa mengajarkan dan memberikan ilmu yang sangat bermanfaat dan insya allah akan penulis aplikasikan dalam hidup untuk mengabdi kepada masyarakat

7. Ibu Nita Fitria S.,Kep.,Ners.,M.Kep yang telah memberikan saran dan arahannya dalam penyusunan KTI ini

8. Kepala sekolah dan Tata Usaha SDN Gegerkalong Girang 2 yang telah mengizinkan dan banyak membantu dalam penelitian di sekolah yang di pimpinnya.

9. Kepada Ayah dan Ibunda tercinta dengan penuh kasih sayang dan kesabaran telah membesarkan dan mendidik penulis hingga dapat menempuh pendidikan yang layak. Juga buat Kakak-kakak dan keponakan tercinta membantu baik moril maupun materil selama penullis menempuh pendidikan (UPI).

10. Untuk seseorang yang terbiasa ku panggil “Achong” yang tulus memberikan kasih sayang, semangat serta dorongan, doa berikut motivasi kepada diriku. 11. Teman-temanku seperjuangan (Angkatan 2010) di Keperawatan UPI yang

dengan penuh keikhlasan membantu penulis, kebersamaan kita selama menempuh hari-hari perkuliahan semoga tetap terjalin indah sebagai kenangan abadi selamanya.

Akhirnya, peneliti berharap semoga karya tulis ilmiah ini bermanfaat bagi peneliti dan kemajuan bagi ilmu pengetahuan pada umumnya.


(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 6

A. Konsep Stres ... 6

B. Konsep Menstruasi Pertama (Menarche) ... 14

C. Konsep Menstruasi ... 21

D. Konsep Pertumbuhan dan Perkembangan ... 25

E. Kesiapan Anak Dalam Menghadapi Menstruasi Pertama (Menarche)... 29

F. Kerangka Berpikir... 31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 32

A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 32

B. Desain Penelitian ... 32

C. Metode Penelitian ... 33

D. Definisi Operasional ... 34

E. Instrumen Penelitian ... 34

F. Teknik Pengumpulan Data ... 37

G. Analisis Data dan Pengolahan Data ... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 40

A. Hasil Penelitian ... 40

1. Status Menarche ... 41

2. Usia Menarche ... 41


(8)

B. Pembahasan ... 43

1. Status Menarche ... 43

2. Usia Menarche ... 43

3. Tingkat Stres yang Sudah dan Belum Menarche ... 44

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 46

A. Kesimpulan ... 46

B. Saran ... 46

DAFTAR PUSTAKA ... 48

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 50


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Skor DASS 42 menurut tingkat keparahannya ... 13 Tabel 3.1 kisi-kisi Instrument Kuisioner Depression Anxiety Stres

Scale (Sebelum Uji) ... 35 Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Umur di Sekolah Dasar

Negeri Gegerkalong Girang 2 ... 40 Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Status

Menarche di Sekolah Dasar Negeri Gegerkalong Girang 2 ... 41 Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia Menarche

di Sekolah Dasar Negeri Gegerkalong Girang 2 ... 41 Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Tingkat Stres Sudah dan

Belum Menarche di Sekolah Dasar Negeri Gegerkalong Girang 2 ... 42


(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Siklus Menstruasi ... 23 Gambar 2.2 Skema Kerangka Berpikir ... 31 Gambar 3.1 Desain Penelitian... 33


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Surat Izin Penelitian ... 51

Surat Balasan Penelitian ... 52

Surat Bebas Pinjam Buku ... 53

Lembar Persetujuan Jadi Responden ... 54

Lembar Kuisioner DASS 42 (Baku) ... 55

Lembar Kuisioner DASS 42 (Diadopsi) ... 58

Hasil Pengolahan Data Belum Menarche ... 63

Hasil Pengolahan Data Sudah Menarche ... 65

Output Data ... ... 66


(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menstruasi pertama (menarche) merupakan peristiwa paling penting pada remaja putri sebagai pertanda siklus masa subur sudah di mulai. Datangnya menstruasi pertama justru membuat sebagian remaja, takut dan gelisah karena beranggapan bahwa darah haid adalah suatu penyakit. Namun beberapa remaja justru merasa senang sewaktu mendapatkan menarche terutama mereka yang mengetahui tentang menstruasi pertama (Rosidah,2006:24)

Menstruasi pertama (menarche) di mulai pada usia 9 sampai 14 tahun, dengan diikuti oleh pertumbuhan rambut pubis dan payudara, sebelum pertumbuhan payudara berlanjut, berat badan harus mencapai 45 kg sebelum menstruasi di mulai dan proporsi lemak tubuh sekitar 16-24% diperlukan untuk memperhatahankan siklus menstruasi yang normal, perempuan yang berolahraga berat,seperti senam, renang, balet, dan lari akan mengalami perkembangan reproduksi (menstruasi) akan terlambat, di pengaruhi oleh mekanisme hormonal karena telah menurunkan produksi progesteron dan akibatnya menunda kematangan endometrium (lapisan dalam dinding rahim). Sedangkan perempuan yang memiliki berat badan lebih akan cepat mengalami mentruasi lebih awal ( Beckaman, 2002:49)

Rata-rata usia menarche di indonesia yaitu, usia 11,2-13,4 tahun. Dengan umur terendah 9 tahun dan tertinggi 15 tahun. Berdasarkan status sosial ekonomi, pada golongan sosial ekonomi rendah rata-rata usia menstruasi pertama (menarche) 9,6-15,6 tahun, sedangkan golongan sosial ekonomi tinggi rata-rata usia menstruasi pertama (menarche) 9,8-13,8 tahun (Ginarhayu, 2002:65).

Perubahan sikap premenstruasi pertama (premenarche) yang terjadi sebelum berlangsungnya masa menstruasi pertama (menarche) diantaranya


(13)

2

stres, cemas, ketegangan dan kegugupan, cepat marah, berat badan bertambah, oedema pada ekstremitas, payudara sakit, abdomen terasa penuh, nafsu makan, ingin makan yang manis, depresi, cepat lupa, cepat menangis dan bingung (Baradero 2007:10)

Penyebab stress pada perempuan yang mengalami menstruasi pertama (menarche) adalah kecemasan, ketakutan dan nyeri sehingga dapat menimbulkan pengalaman yang traumatis. Angka kejadian nyeri menstruasi di dunia sangat besar rata-rata lebih dari 59% perempuan disetiap Negara mengalami nyeri menstruasi. Angka kejadian (prevalensi) nyeri menstruasi berkisar 45-95% dikalangan wanita usia produktif. Walaupun umumnya tidak berbahaya, namun seringkali dirasakan mengganggu bagi wanita yang mengalaminya. Derajat nyeri dan gangguan tentu tidak sama pada setiap wanita. Ada yang masih bisa beraktifitas (sesekali sambil menahan sakit) dan ada pula yang tidak bisa beraktifitas karena menahan nyeri (Proverawati, 2009:21).

Berdasarkan hasil penelitian yang di lakukan oleh. Wahyuni (2010) pada siswa SMP Negeri 4 surakarta tentang tingkat stres siswi dalam menghadapi menstruasi pertama, menunjukan dari 242 responden bahwa sebagian besar umur menstruasi pertama (menarche) berusia 10 tahun sebanyak 57 siswi dengan kategori normal (37,5%), sedangkan responden paling sedikit menstruasi pertama (menarche) berusia 14 tahun sebanyak 3 siswi dengan kategori berat (1,9%) Dari hasil penelitian wahyuni diketahui bahwa dari 106 responden yang mengalami stres sedang (69,7%), 76 responden yang mengalami stres ringan (50,0%), dengan kata lain ada hubungan tingkat stres dengan menstruasi pertama (menarche) pada siswi SMP Negeri 4 Surakarta dan menunjukkan suatu kecenderungan responden, bahwa semakin berat tingkat stres nya, maka pramenstruasi nya juga semakin berat.

Siswi SD kelas VI sebagian besar ada yang sudah dan belum mengalami menstruasi yang berusia antara 12 tahun sampai 13 tahun. Peneliti memilih usia 12 tahun sampai 13 tahun sebagai objek penelitian karena berdasarkan Proverawati dan Misaroh (2009), yang menyatakan bahwa perempuan


(14)

3

pubertas dan mengalami menstruasi pertama (menarche) yaitu usia 10 tahun sampai 14 tahun. Karena pada umum nya usia tersebut sudah mengalami menstruasi dan pembentukan fungsi hormon.

Pemilihan siswi SD sebagai subjek penelitian bertujuan untuk melihat dan mengetahui bagaimana tingkat stres anak usia sekolah (siswi SD) saat mengalami menstruasi pertama dan penyebab stres pada siswi saat menstruasi pertama terjadi.

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan terhadap 10 orang siswi SD dengan metode wawancara, 6 orang dari siswi tersebut mengatakan mereka takut akan menghadapi menstruasi pertama (menarche) hal yang mereka takutkan dari menstruasi itu adalah nyeri yang hebat karena mereka mendengar berita tersebut dari kakak perempuan dan ibu nya, namun 4 orang dari siswi ada yang mengatakan hanya biasa saja dalam menghadapi menstruasi pertama, mereka mengatakan bahwa menstruasi adalah hal pasti yang akan terjadi pada setiap perempuan.

Berdasarkan alasan diatas peneliti tertarik untuk mengetahui gambaran tingkat stres pada anak usia sekolah menghadapi menstruasi pertama (menarche) di SDN Gegerkalong Girang 2.

B. Identifikasi Masalah dan Perumusan Masalah

Menstruasi akan terjadi pada setiap wanita mulai dari usia 10-14 tahun. Wanita yang mengalami menstruasi pertama akan mengalami stres yang di sebabkan oleh pengeluaran darah secara tiba-tiba dari vagina. Menstruasi pertama terjadi pada usia 10 tahun, faktor yang menyebabkan menstruasi dini disebabkan oleh gizi, olah raga, lingkungan sosial, audio visual dan ras. Stres yang disebabkan oleh siswa pada saat mengalami menstruasi pertama (menarche) yaitu dengan adanya nyeri pada perut yang menganggapnya bahwa nyeri tersebut hanya sebagai sakit perut biasa. Sehingga dari uraian diatas siswa SD bisa mencegah terjadinya stres saat menghadapi menstruasi


(15)

4

tingkat stres pada anak usia sekolah menghadapi menstruasi pertama (menarche) di SDN Gegerkalong Girang 2?

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Mengetahui tingkat stres pada anak usia sekolah menghadapi menstruasi pertama pada siswi SD kelas VI di SDN Gegerkalong Girang 2.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi jumlah siswi SD kelas VI yang sudah mengalami menstruasi di SDN Gegerkalong Girang 2.

b. Mengidentifikasi jumlah siswi SD kelas VI yang belum mengalami menstruasi di SDN Gegerkalong Girang 2.

c. Mengidentifikasi berdasarkan tingkat stres yang sudah dan belum mengalami menstruasi pertama di SDN Gegerkalong Girang 2.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada badan-badan yang khususnya bergerak menangani permasalahan perlindungan anak dan sebagai gambaran pengetahuan pada mahasiswa terhadap tingkat stres pada siswa anak usia sekolah dalam menghadapi menstruasi pertama, sehingga dapat dijadikan informasi yang penting bagi mahasiswa keperawatan untuk lebih mempelajari dan tergerak untuk melakukan penelitian selanjutnya yang dapat memberikan manfaat kepada mahasiswa ataupun masyarakat, agar dapat mengetahui penyebab stres yang di hadapi anak usia sekolah.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi instansi terkait penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada badan pemberdayaan dan perlindungan anak setempat agar dapat lebih mensosialisasikan penyebab terjadi nya


(16)

5

stres sehingga dapat meningkatkan pengetahuan bagaimana cara menghadapi menstruasi pertama sehingga tidak menimbulkan stres. b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi

masyarakat, orang tua anak, guru di sekolah dasar. Agar dapat merangsang keingintahuan mengenai tingkat stres dan penyebab stres yang terjadi.


(17)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi penelitian

Penelitian akan dilaksanakan di SDN Gegerkalong Girang 2, di ruangan kelas VI. Pengambilan data akan dilakukan pada hari senin 13 Mei 2013 pukul 10.00 sampai dengan selesai.

2. Subjek Penelitian a. Populasi

Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh siswa putri kelas VI di SDN Gegerkalong Girang 2, sebanyak 50 orang.

b. Sampel

Dalam penelitian ini, peneliti mengambil semua subjek (total sample) untuk dilakukannya proses pengambilan data. Hal ini dilakukan peneliti karena jumlah populasi yang sedikit, yaitu 50 orang dan juga merupakan prasyarat analisis data kuantitatif.

Pada penelitian ini yang akan menjadi sampel yaitu seluruh siswa putri SD kelas VI di SDN Gegerkalong Girang 2 yang rata-rata berusia 12 tahun sampai 13 tahun dan ada yang sudah dan belum mengalami menstruasi.

B. Desain Penelitian

Untuk melaksanakan suatu pekerjaan diperlukan suatu rencana untuk menunjang tercapainya tujuan. Dalam penelitian ini mutlak diperlukan suatu desain penelitian. Desain penelitian yang digunakan yaitu deskriftif kuantitatif, penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang di lakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif. Metode penelitian deskriptif di


(18)

33

gunakan untuk memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang di hadapi pada situasi sekarang. (Notoatmodjo, 2006:18). Adapun langkah-langkah desain penelitian yang disusun oleh peneliti adalah sebagai berikut :

Gambar 3.1 Langkah-langkah Penelitian

C. Metode Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan kuantitatif. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif, teknik sampling yang digunakan yaitu total sampel, sedangkan teknik pengambilan data menggunakan checklist (√) atau daftar cek yang merupakan daftar isi pernyataan atau pernyataan yang akan diamati (Hidayat, 2007:86).

Populasi

Sampel

Pengolahan data

Analisis data

Hasil pengolahan data


(19)

34

D. Definisi Operasional

Stress Menghadapi Menstruasi Pertama (Menarche), yaitu segala bentuk stimulasi yang dapat menimbulkan seorang anak menjadi stres menghadapi menstruasi pertama (menarche) di sebabkan oleh, perubahan fisik yang terjadi secara drastis misalnya, payudara tumbuh menjadi besar, kemudian tumbuhnya rambut pubis disekitar kemaluan dan nyeri yang hebat saat menstruasi terjadi

E. Instrumen Penelitian

Instrumen memiliki peran penting dalam sebuah penelitian. Instrumen berperan dalam memperoleh data yang digunakan dari sebuah penelitian, untuk selanjutnya diteliti dan ditarik kesimpulan sebagai hasil penelitian. Dalam penelitian ini penulis menggunakan instrumen atau alat pengumpul data dengan angket atau kuesioner untuk alat ukur tingkat stres yang diadopsi dari DASS 42. Tingkat stres adalah hasil penilaian terhadap berat ringannya stres yang dialami seseorang (Hardjana, 1994:45). Tingkatan stres ini diukur dengan menggunakan Depression Anxiety Stress Scale 42 (DASS 42) (Lovibond, 1995). Psychometric anxiety stress scale of the Depression Anxiety stress scale 42 (DASS 42) terdiri dari 42 item pertanyaan, yang mencakup 3 subvariabel di antaranya 1) fisik 2) emosi/psikologis 3) perilaku.

Menurut Lovibond (1995) yang dikutip oleh Crawford & Henry (2003) dalam jurnalnya yang berjudul “DASS :Normative data & latent structure in large non-clinical sample”. DASS mempunyai tingkatan discrimant validity dan mempunyai reliabilitas sebesar 0,91 yang diolah berdasarkan penilaian Cronbach’s Alpha.

Tingkatan stres pada instrument DASS 42 (lovibond, 1995) menggolongkan pada lima tingkatan yaitu Normal, skor : 0 – 69 Ringan, skor : 69 – 78 Sedang, skor : 78 – 86 Berat, skor :86 – 89 Sangat berat, skor : 89 – 91.


(20)

35

Adapun kisi-kisi pertanyaan, berdasarkan jurnal internasional dari Crawford & Henry (2003) yang berjudul “DASS :Normative data & latent structure in large non-clinical sample” dan Sohall Imam (2005) yang berjudul “DASS:Revisited “, DASS 42 dijabarkan dengan indikator-indikatornya pada tabel 3.1 sebagai berikut

Tabel 3.1 Kisi-kisi instrument Kuisioner Depression Anxiety Stress Scale (Sebelum Uji)

Variabel Dimensi Indikator No Soal

Tingkat stres anak usia sekolah menghadapi menstruasi Depresi

- Tidak ada perasaan positif - Tidak bisa berkembang - Tidak ada harapan - Sedih, murung, tertekan - Tidak ada minat

- Orang yang tidak berharga - Hidup tak berguna dan berarti - Tidak mendapat kesenangan - Tidak antusias

- Sulit berinisiatif

3 5 10,37 13,26 16 17 21,34,38 24 31 42 Anxiety

- mulut kering - Sesak nafas - Sering gemetar

- Berada di situasi cemas - Pusing

- Berkeringat tanpa sebab - Ketakutan

- Sulit menelan

- Sadar akan aksi gerak jantung 2 4 7,41 9 15 19 20,36 23 25


(21)

36

- Tidak berdaya 30

Stress

- Jengkel pada hal yang kecil - Reaksi berlebihan

- Sulit rileks

- Energi yang terbuang percuma - Tidak sabaran

- Menjengkelkan bagi orang lain - Sulit mentolelir gangguan - Tegang - Gelisah 1,11,18 6 8,22,29 12 14 27 32,35 33 39

Dari pernyataan di atas dapat di jelaskan sebagai berikut, 0=tidak pernah, 1=kadang-kadang, 2=lumayan sering, 3=setiap saat.

1. Uji Validitas dan Uji Relialibilitas Instrumen

Validitas adalah sejauh mana kecermatan dan ketepatan alat ukur dalam melakukan fungsi alat ukurnya (Hidayat, 2007:93). Suatu instrumen atau alat ukur dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi alat ukurnya atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut.

Reliabilitas menunjukan pada suatu pengertian bahwa instrumen cukup dapat di percaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensis, mengarahkan responden memilih jawaban-jawaban tertentu. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kalipun diambil ditetapkan sama hasilnya (Hidayat, 2007:100)

Kuisioner yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan kuisioner yang sudah tervalidasi yaitu DASS 42, sehingga tidak perlu dilakukan uji validitas dan reabilitas karena memiliki nilai validitas dan reliabilitas 0,91 yang diolah berdasarkan penilaian Cronbach’s Alpha.


(22)

37

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara peneliti untuk mengumpulkan data dalam penelitian. sebelum melakukan pengumpulan data, perlu dilihat alat ukur pengumpulan data agar dapat memperkuat hasil penelitian. Alat ukur pengumpulan data tersebut antara lain dapat berupa kuesioner/angket, observasi, wawancara atau gabungan ketiganya (Hidayat,2007:87).

Data adalah pencatatan penelitian baik yang berupa fakta atau angka (Arikunto, 2006:34). Data berdasarkan memperoleh di bagi menjadi dua data primer dan data sekunder (Riwidikdo, 2007:45) :

1. Data Primer

Data primer adalah data yang secara langsung diambil dari subyek/obyek penelitian oleh peneliti perorangan maupun organisasi. Data primer diperoleh secara langsung dari sumbernya dan diperoleh dari jawaban atas pernyataan yang disediakan melalui kuisioner oleh peneliti. 2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang di dapat tidak secara langsung dengan obyek peneliti (Riwidikdo, 2007:45). Cara mendapat data sekunder ini adalah dengan studi dokumentasi. Studi dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku dan surat kabar (Arikunto, 2006:38)

Data sekunder diperoleh dari bagian tata usaha (TU), yaitu data jumlah siswa putri kelas VI di SDN Gegerkalong Girang 2 yang berjumlah 50 orang.

G. Analisis Data dan Pengolahan Data 1. Analisis Data

Dalam penelitan analisis data yang digunakan yaitu analisis univariate yang dilakukan terhadap setiap variabel dari hasil penelitian. Pada


(23)

38

umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan presentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2007:188)

2. Pengolahan data

Setelah pengumpulan data selesai, langkah selanjutnya adalah pengolahan data dengan menggunakan Microsoft Excel. Langkah-langkah pengolahan data sebagai berikut (Hidayat, 2007:107) :

a. Penyuntingan Data (Data Editing)

Hasil wawancara atau angket yang diperoleh atau dikumpulkan melalui kuesioner perlu disunting (edit) terlebih dahulu. Kalau ternyata masih ada data atau informasi yang tidak lengkap maka perlu dilakukan wawancara ulang.

Peneliti memeriksa daftar pernyataan yang telah diserahkan oleh responden mengenai kelengkapan pengisian atau jawaban kuesioner sudah diisi semua atau belum, keterbacaan tulisan, kesesuaian jawaban yang satu dan yang lainnya dan keseragaman satuan data. b. Pengkodean Data (Data Coding)

Lembaran atau kartu kode adalah instrumen berupa kolom-kolom untuk merekam data secara manual. Lembaran atau kartu kode berisi nomor responden, dan nomor-nomor pertanyaan.

Peneliti mengklasifikasikan jawaban-jawaban dari responden ke dalam kategori-kategori dengan cara memberi tanda kode berbentuk angka pada masing-masing jawaban.

c. Tabulasi Data (Data Tabulating)

Tabulasi yaitu membuat tabel-tabel data, sesuai dengan tujuan penelitian atau yang diinginkan oleh peneliti (Notoatmodjo, 2010:40).

Mengelompokan data sesuai dengan tujuan penelitian kemudian dimasukan ke dalam tabel distribusi frekuensi yang sudah disiapkan sehingga mudah untuk dilakukannya proses pendataan (mudah dibaca). Setiap data yang sudah dikelompokan diberi kategori sesuai dengan kode yang telah ditetapkan.


(24)

39

Hasil dari pengolahan di atas kemudian diolah secara tabulasi dan perhitungan presentase dengan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

P : Persentase

F : Jumlah Jawaban Benar N: Jumlah Responden

Selanjutnya ditabulasikan kemudian diinterpretasikan dengan menggunakan skala :

0% = Tidak seorangpun dari responden 1-26% = Sebagian kecil dari responden 27-49% = Hampir setengah dari responden 50% = Setengah dari responden

51-75% = Sebagian besar dari responden 76-99% = Hampir seluruhnya dari responden 100% = Seluruhnya dari responden

P =

X 100%


(25)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Status menarche di SDN Gegerkalong Girang 2, dari 50 responden banyak yang belum mendapatkan menstruasi dengan jumlah 35 siswi (70%) responden dan 15 siswi (30%) responden yang sudah mengalami menstruasi dilihat dari penyebaran kuisioner. Rata-rata usia menarche siswi di Sekolah Dasar Negri Gegerkalong Girang 2 yaitu 12 tahun sebanyak 14 siswi (28%) dan 13 tahun 1 siswi (2%) dari responden, usia 12 sampai 13 tahun sudah menstruasi adalah hal normal terjadi pada wanita. Tingkat Stres yang belum menarche yaitu normal 12 siswi (34.3%), ringan 19 siswi (54.3%), sedang 4 siswi (11.4%).

Hal ini disebabkan siswi belum mengalami perubahan tubuh secara drastis dan sudah mempersiapkan diri dengan cara mencari informasi menangani stres saat menstruasi datang pertama kalinya sedangkan tingkat stres yang sudah menstruasi ada tiga kategori yaitu normal 10 siswi (66.6%), ringan 3 siswi (20%), sedang 2 siswi (13.4%), disebabkan siswi sudah mengalami pertumbuhan yang drastis dan merasakan nyeri menstruasi, berat dan sangat berat (0%) tidak ada di responden, untuk ada hubungannya tingkat stres dengan usia mengalami menstruasi pertama anak usia sekolah mendapatkan menstruasi bisa menjadi sebuah beban dan pikiran.

B. Saran

1. Sekolah Dasar Negeri Geger Kalong Girang 2

Tidak ada salahnya sekolah memberikan pelajaran dan pengajaran tentang sistem reproduksi kepada muridnya, sehingga apabila anak sudah mendapatkan menstruasi tidak akan terjadinya stres.


(26)

47

2. Untuk Peneliti Selanjutnya

Dianjurkan untuk meneliti tingkat stres, kecemasan pada anak usia sekolah dari kelas III-V yang rata-rata berusia 9 tahun sampai 11 tahun, karena pada umumnya umur 9 sampai 11 tahun pasti ada yang sudah mengalami khususnya menstruasi pertama dan faktor-faktor yang mempengaruhi stres pada anak saat menghadapi menstruasi pertama (menarche).


(27)

DAFTAR PUSTAKA

Supriadi, F. (2002). Hubungan aktivitas bersepeda dengan Kesehatan Mental Emosional : posttraumatic Mental Health. Dalam Depression Anxiety Stress Scale [online], vol 7 (2), 2 halaman.

Tersedia :

http://www/psy/unsw.edu/groups.html [3 April 2013]

Khairani, M. (2009). “hubungan antara ibu, anak dengan kesiapan mengahadapi menstruasi pertama (menarche) pada siswi SMP Muhammadiyah Banda Aceh” journal Psikologi Undip. 10 (2), 133-142

Kartika, P. (2009). “hubungan antara status gizi, keterpararan media cetak/elektronik status menarche ibu (genetik), dan aktivitas olahraga terhadap status menarche pada siswi di SMP Al-azhar Rawamangun” journal PKM Universitas Indonesia. 10 (5), 15-20

Wahyuni, R. (2010). “hubungan tingkat kecemasan dengan sindroma pramenstruasi pada siswi SMPN 4 Surakarta” journal gaster. 7 (2), 555-563

Papero dan Sriati (2011) Gambaran Tingkat Stres pada Remaja di Panti Asuhan yayasan kyai Maja Pahit : Hubungan Tingkat Stres Dalam Terapi Musik untuk Penurunan Tingkat Stres [Online] vol 7 (3) 28 halaman Tersedia :

http :www/undip/ac/id.html [5 April 2013]

Karyadi, J.N. (2006).”Hubungan antara sikap terhadap menstruasi dan kecemasan terhadap menarche” journal psikologi universitas gajah mada. 4 (1), 38-54

Yosep, I. (2010). Keperawatan Jiwa. (ketiga). Bandung : Refika Aditama.

Hidayat, A.A. (2005). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak (pertama). Surabaya : Salemba Medika.

Rasmun, R. (2004). Stres, Koping Dan Adaptasi. (pertama). Jakarta : CV Sagung Seto.


(28)

49

Allen, K.E dan Marotz, L.R. (2010). Profil Perkembangan Anak Prakelahiran Hingga Usia 12 Tahun. Jakarta : PT I ndeks.

Hidayat, A.A. (2009). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisi Data. Jakarta: Salemba Medika.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudjana. (1992). Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Nursalam, (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Surabaya : Salemba Medika

Proverawati dan Misaroh (2009). “Hubungan Kecemasan dengan Gangguan Siklus Menstruasi”. Journal Psikologi Stikes Surakarta.vol (9), 34-59 Rosidah, Y (2008). “Hubungan Antara Pengetahuan, Kecemasan Remaja Putri

Menghadapi Menarche”. Journal Psikologi UGM. 24, (3), 10-37 Notoatmodjo, S. (2007) Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta


(1)

umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan presentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2007:188)

2. Pengolahan data

Setelah pengumpulan data selesai, langkah selanjutnya adalah pengolahan data dengan menggunakan Microsoft Excel. Langkah-langkah pengolahan data sebagai berikut (Hidayat, 2007:107) :

a. Penyuntingan Data (Data Editing)

Hasil wawancara atau angket yang diperoleh atau dikumpulkan melalui kuesioner perlu disunting (edit) terlebih dahulu. Kalau ternyata masih ada data atau informasi yang tidak lengkap maka perlu dilakukan wawancara ulang.

Peneliti memeriksa daftar pernyataan yang telah diserahkan oleh responden mengenai kelengkapan pengisian atau jawaban kuesioner sudah diisi semua atau belum, keterbacaan tulisan, kesesuaian jawaban yang satu dan yang lainnya dan keseragaman satuan data. b. Pengkodean Data (Data Coding)

Lembaran atau kartu kode adalah instrumen berupa kolom-kolom untuk merekam data secara manual. Lembaran atau kartu kode berisi nomor responden, dan nomor-nomor pertanyaan.

Peneliti mengklasifikasikan jawaban-jawaban dari responden ke dalam kategori-kategori dengan cara memberi tanda kode berbentuk angka pada masing-masing jawaban.

c. Tabulasi Data (Data Tabulating)

Tabulasi yaitu membuat tabel-tabel data, sesuai dengan tujuan penelitian atau yang diinginkan oleh peneliti (Notoatmodjo, 2010:40).


(2)

39

Hasil dari pengolahan di atas kemudian diolah secara tabulasi dan perhitungan presentase dengan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

P : Persentase

F : Jumlah Jawaban Benar N: Jumlah Responden

Selanjutnya ditabulasikan kemudian diinterpretasikan dengan menggunakan skala :

0% = Tidak seorangpun dari responden 1-26% = Sebagian kecil dari responden 27-49% = Hampir setengah dari responden 50% = Setengah dari responden

51-75% = Sebagian besar dari responden 76-99% = Hampir seluruhnya dari responden 100% = Seluruhnya dari responden

P =

X 100%


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Status menarche di SDN Gegerkalong Girang 2, dari 50 responden banyak yang belum mendapatkan menstruasi dengan jumlah 35 siswi (70%) responden dan 15 siswi (30%) responden yang sudah mengalami menstruasi dilihat dari penyebaran kuisioner. Rata-rata usia menarche siswi di Sekolah Dasar Negri Gegerkalong Girang 2 yaitu 12 tahun sebanyak 14 siswi (28%) dan 13 tahun 1 siswi (2%) dari responden, usia 12 sampai 13 tahun sudah menstruasi adalah hal normal terjadi pada wanita. Tingkat Stres yang belum menarche yaitu normal 12 siswi (34.3%), ringan 19 siswi (54.3%), sedang 4 siswi (11.4%).

Hal ini disebabkan siswi belum mengalami perubahan tubuh secara drastis dan sudah mempersiapkan diri dengan cara mencari informasi menangani stres saat menstruasi datang pertama kalinya sedangkan tingkat stres yang sudah menstruasi ada tiga kategori yaitu normal 10 siswi (66.6%), ringan 3 siswi (20%), sedang 2 siswi (13.4%), disebabkan siswi sudah mengalami pertumbuhan yang drastis dan merasakan nyeri menstruasi, berat dan sangat berat (0%) tidak ada di responden, untuk ada hubungannya tingkat stres dengan usia mengalami menstruasi pertama anak usia sekolah mendapatkan menstruasi bisa menjadi sebuah beban dan pikiran.

B. Saran


(4)

47

2. Untuk Peneliti Selanjutnya

Dianjurkan untuk meneliti tingkat stres, kecemasan pada anak usia sekolah dari kelas III-V yang rata-rata berusia 9 tahun sampai 11 tahun, karena pada umumnya umur 9 sampai 11 tahun pasti ada yang sudah mengalami khususnya menstruasi pertama dan faktor-faktor yang mempengaruhi stres pada anak saat menghadapi menstruasi pertama (menarche).


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Supriadi, F. (2002). Hubungan aktivitas bersepeda dengan Kesehatan Mental Emosional : posttraumatic Mental Health. Dalam Depression Anxiety Stress Scale [online], vol 7 (2), 2 halaman.

Tersedia :

http://www/psy/unsw.edu/groups.html [3 April 2013]

Khairani, M. (2009). “hubungan antara ibu, anak dengan kesiapan mengahadapi menstruasi pertama (menarche) pada siswi SMP Muhammadiyah Banda Aceh” journal Psikologi Undip. 10 (2), 133-142

Kartika, P. (2009). “hubungan antara status gizi, keterpararan media cetak/elektronik status menarche ibu (genetik), dan aktivitas olahraga

terhadap status menarche pada siswi di SMP Al-azhar Rawamangun”

journal PKM Universitas Indonesia. 10 (5), 15-20

Wahyuni, R. (2010). “hubungan tingkat kecemasan dengan sindroma pramenstruasi pada siswi SMPN 4 Surakarta” journal gaster. 7 (2), 555-563

Papero dan Sriati (2011) Gambaran Tingkat Stres pada Remaja di Panti Asuhan yayasan kyai Maja Pahit : Hubungan Tingkat Stres Dalam Terapi Musik untuk Penurunan Tingkat Stres [Online] vol 7 (3) 28 halaman Tersedia :

http :www/undip/ac/id.html [5 April 2013]

Karyadi, J.N. (2006).”Hubungan antara sikap terhadap menstruasi dan kecemasan terhadap menarche” journal psikologi universitas gajah mada. 4 (1), 38-54


(6)

49

Allen, K.E dan Marotz, L.R. (2010). Profil Perkembangan Anak Prakelahiran Hingga Usia 12 Tahun. Jakarta : PT I ndeks.

Hidayat, A.A. (2009). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisi Data. Jakarta: Salemba Medika.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudjana. (1992). Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Nursalam, (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Surabaya : Salemba Medika

Proverawati dan Misaroh (2009). “Hubungan Kecemasan dengan Gangguan Siklus Menstruasi”. Journal Psikologi Stikes Surakarta.vol (9), 34-59 Rosidah, Y (2008). “Hubungan Antara Pengetahuan, Kecemasan Remaja Putri

Menghadapi Menarche”. Journal Psikologi UGM. 24, (3), 10-37 Notoatmodjo, S. (2007) Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta