ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MEAL EXPERIENCE YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN KONSUMEN: Studi Kasus pada Speciality Restaurant Di Okoh japanese Resto Bandung.

(1)

No.Daftar FPIPS : 1813/UN.40.2.5.3/PL/2013

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MEAL EXPERIENCE YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN KONSUMEN (STUDI KASUS PADA

SPECIALITY RESTAURANT DI OKOH JAPANESE RETAURANT

BANDUNG) SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar sarjana pariwisata

Disusun Oleh : LANA NURSARI

0906680

PROGRAM STUDI MANAJEMEN INDUSTRI KATERING FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013


(2)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MEAL EXPERIENCE YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN KONSUMEN (STUDI KASUS PADA

SPECIALITY RESTAURANT DI OKOH JAPANESE RETAURANT

BANDUNG)

Oleh Lana Nursari

0906680

Sebuah Skripsi yang diajukan memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pariwisata

Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

©Lana Nursari

Universitas Pendidikan Indonesia Oktober 2013

Hak Cipta dilindungi oleh undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian Dengan dicetak ulang, difotokopi atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis


(3)

LANA NURSARI

“ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MEAL EXPERIENCE YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN KONSUMEN (STUDI KASUS PADA SPECIALITY RESTAURANT DI OKOH JAPANESE RESTO BANDUNG)”

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH :

PERNYATAAN

Pembimbing I

Caria Ningsih, SE., M.Si NIP. 19800131.200812.2.002

Pembimbing II

Woro Priantini, S.Pd., M.Si NIP. 19710309.201012.2.001

Mengetahui, Ketua Program Studi Manajemen Industri Katering

Agus Sudono, SE., MM. NIP. 19820508.200812.1.002


(4)

ABSTRAK

Lana Nursari, 0906680, Analisis Faktor-faktor Meal Experience Yang Mempengaruhi Kepuasan konsumen (Studi Kasus pada Speciality Restaurant Di Okoh japanese Resto Bandung) di bawah bimbingan Caria

Ningsih, SE., M.Si dan Woro priatini, S.Pd., M.Si

Penelitian dilatarbelakangi oleh pengaruh faktor-faktor Meal Experience terhadap keppuasan konsumen di Okoh Japanese Resto Bandung. Rumusan masalah dalam penelitian yaitu bagaimana gambaran umum dan seberapa besarkah pengaruh antara faktor Meal Experience terhadap kepuasan konsumen. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh antara meal experience terhadap kepuasan konsumen di Okoh Japanese resto Bandung. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan metode deskriptif dan verifikatif. Hasil penelitian menunjukan meal experience terhadap kepuasan konsumen yang termasuk kategori sangat tinggi. Uji korelasi menunjukan terdapat hubungan yang kuat antara meal experience terhadap kepuasan konsumen. Berdasarkan statistik hipotesis, meal experience yang terdiri dari makanan dan minuman, tingkat layanan, kebersihan, suasana, dan harga dapat mempengaruhi kepuasan konsumen serta berpengaruh positif dan signifikan secara simultan. Oleh karena itu manajemen restoran diharapkan mampu memaksimalkan harapan konsumen agar terjadi pengalaman makan yang maksimal terhadap restoran.

Kata kunci : Meal Experience, Kepuasan Konsumen, Okoh Japanese Resto Bandung


(5)

ABSTRAC

Lana Nursari, 0906680, Analisis Faktor-faktor Meal Experience Yang Mempengaruhi Kepuasan konsumen (Studi Kasus pada Speciality Restaurant Di Okoh japanese Resto Bandung) under the guidance of Caria

Ningsih, SE. M.Si and Woro, priatini, S. Pd., M.Si

The background of this research is the influence of Meal Experience Factors to customer satisfaction in Okoh Japanese Restaurant bandung. The research aimed to showed how significant the meal experience factors in the inflluence of customer satisfaction. The main purpose of this research is to know the influence between the quality of quantitative data with the descriptive method and verificative method. The result of the research showed that the meal experience factors in the influence of customer satisfaction is relatively high. Correlation test showed the strong influence between the meal experience and customer satisfaction itself. Suggestion based on this research to the company in this business is to restaurant management expected to maximize consumer expectations to happen the maximum meal experience of the restaurant.

Key word: Meal Experience, Customer Satisfaction, Okoh Japanese Resto Bandung


(6)

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan ... i

Berita Acara ... ii

Pernyataan Tentang Keaslian Karya Ilmiah ... iv

Abstrak ... v

Abstrac ... vi

Kata Pengantar ... vii

Daftar Isi ... x

Daftar Tabel ... xiv

Daftar Gambar ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS ... 8

2.1 Tinjauan Pustaka ... 8

2.1.1 Pengertian, Jenis, dan Pengembangan Pariwisata ... 8

2.1.2 Definisi Hotel dan Restoran ... 10

2.1.2.1 Definisi Hotel ... 10

2.1.2.2 Definisi Restoran ... 11

2.1.3 Definisi Meal Experience ... 15


(7)

2.1.5 Variabel – variabel Meal Experience ... 18

2.1.6 Kepuasan Konsumen ... 23

2.1.7 Model Kepuasan Konsumen ... 24

2.1.8 Definisi Ekspektasi Konsumen ... 28

2.1.9 Definisi Pereceived Performance ... 28

2.1.10 Pengukuran Kepuasan Konsumen ... 29

2.1.11 Nilai Pelanggan (Customer Value) ... 31

2.1.12 Macam – macam Kepuasan Konsumen ... 31

2.1.13 Hubungan antara Meal Experience dan Kepuasan Konsumen .. 32

2.1.14 Kajian Empirik Beberapa Hasil Penelitian ... 34

2.2 Kerangka Pemikiran ... 36

2.3 Hipotesis ... 39

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN ... 40

3.1 Objek Penelitian ... 40

3.2 Jenis dan Metode Penelitian ... 40

3.2.1 Jenis Penelitian ... 40

3.3 Metode Penelitian ... 41

3.4 Operasionalisasi Variabel ... 42

3.5 Sumber dan Jenis Data ... 44

3.6 Populasi dan Sampel ... 45

3.6.1 Populasi ... 45m 3.6.2 Sampel ... 46


(8)

3.7 Teknik dan Alat Pengumpulan Data ... 48

3.8 Teknik Analaisis Data ... 49

3.8.1 Uji Validitas ... 49

3.8.2 Uji Reliabilitas ... 52

3.8.3 Uji Korelasi... 56

3.8.3.1 Korelasi Product Moment ... 56

3.8.3.1.1 Korelasi Parsial ... 58

3.8.4 Uji Determinasi... 59

3.8.5 Regresi Berganda ... 60

3.8.6 Uji Linieritas Regresi ... 61

3.8.7 Uji Signifikan ... 61

3.8.7.1 Uji Signifikan Seluruhnya (Uji F) ... 61

3.8.7.2 Uji Signifikan Parsial (Uji t) ... 62

BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 64

4.1 Hasil Penelitian ... 64

4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... 64

4.1.2 Karakteristik Responden ... 65

4.1.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 65

4.1.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 66

4.1.2.3 Karakteristik responden Berdasarkan Pekerjaan ... 67

4.1.3 Gambaran Umum Variabel Penelitian ... 68

4.1.3.1 Variabel Meal Experience ... 68

4.1.3.1.1 Variabel Food and Beverage (Makanan dan Minuman) ... 68

4.1.3.1.2 Variabel Level of Service (Tingkat Layanan)... 77

4.1.3.1.3 Variabel Cleanliness (Kebersihan) ... 84

4.1.3.1.4 Variabel Atmosphere (Suasana) ... 89

4.1.3.1.5 Variabel Price (Harga) ... 97

4.1.3.2 Variabel Kepuasan Konsumen ... 103

4.2 Pengujian hipotesis ... 114


(9)

4.2.2 Koefisien Determinasi ... 117

4.2.3 Pengujian Hipotesis dan Signifikansi Secara Simultan (Uji F) ... 118

4.2.4 Pengujian Hipotesis dan Signifikansi Secara Parsial (Uji t) ... 120

4.2.5 Analisis Persamaan Regresi Linier Berganda ... 123

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... 124

4.3.1 Analisis Faktor Food and Beverage (Makanan dan Minuman) Terhadap Kepuasan Konsumen ... 125

4.3.2 Analisis Faktor Level of Service ( Tingkat Layanan) Terhadap Kepuasan Konsumen ... 125

4.3.3 Analisis Faktor Cleanliness (Kebersihan) Terhadap Kepuasan Konsumen ... 126

4.3.4 Analisis Faktor Atmosphere (Suasana) Terhadap Kepuasan Konsumen ... 127

4.3.5 Analisis Price (Harga) Terhadap Kepuasan Konsumen ... 127

4.3.6 Analisis Pengaruh Variabel Meal Experience yaitu Food and Beverage (Makanan dan Minuman), Level of Service (Tingkat Layanan), Cleanliness (Kebersihan), Atmosphere (Suasana), Price (Harga) Terhadap Kepuasan Konsumen ... 128

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 130

5.1 Simpulan ... 130

5.2 Saran ... 131 DAFTAR PUSTAKA


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Kunjungan Wisatawan Yang Datang Ke Kota Bandung Tahun

2008-2012 ... 2

Tabel 1.2 Jumlah Konsumen Okoh Japanese Restaurant Dalam 13 bulan Terakhir ... 5

Tabel 2.1 Resume Penelitian Terdahulu ... 13

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel... 42

Tabel 3.2 Jumlah Konsumen Okoh Japanese Restaurant Dalam 13 bulan Terakhir ... 45

Tabel 3.2 Hasil Pengujian Validitas Instrumen ... 50

Tabel 3.3 Hasil Pengujian Reabilitas Instrumen ... 54

Tabel 3.5 Interpretasi Derajat Reliabilitas... 55

Tabel 3.6 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi ... 56

Tabel 4.1 Gambaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 64

Tabel 4.2 Gambaran Responden Berdasarkan Usia ... 65

Tabel 4.3 Gambaran Responden Berdasarkan Pekerjaan... 66

Tabel 4.4 Pilihan Menu Makanan dan Minuman Bervariasi ... 68

Tabel 4.5 Kelezatan Makanan dan Minuman... 69

Tabel 4.6 Kemenarikan Penyajian Makanan dan Minuman ... 71

Tabel 4.7 Kesesuaian Ukuran Porsi makanan dan Minuman... 72


(11)

Tabel 4.9 Suhu penyajian yang sesuai dengan kondisi (makanan panas

disajikan dalam keadaan panas) ... 74

Tabel 4.10a Rekapitulasi Skor Food and Beverage (Makanan dan Minuman) ... 75

Tabel 4.11 Variabel Food and Beverage (Makanan dan Minuman)... 77

Tabel 4.12 Kecepatan Pelayanan yang di Berikan ... 78

Tabel 4.13 Pelayan Menguasai Tentang Menu di Okoh Japanese Resto .. 79

Tabel 4.14 Kenyamanan Fasilitas yang Diberikan... 80

Tabel 4.15 Keramahan Keryawan ... 81

Tabel 4.16 Rekapitulasi Skor Level of Service (Tingkat Layanan) ... 82

Tabel 4.17 Variabel Level of Service (Tingkat Layanan)... 84

Tabel 4.18 Kerapihan dan Kebersihan Seragam Karyawan ... 85

Tabel 4.19 Kebersihan Alat Makan... 86

Tabel 4.20 Kebersihan Area Restoran... 87

Tabel 4.21 Rekapitulasi Skor Cleanliness (Kebersihan) ... 87

Tabel 4.22 Variabel Cleanliness (Kebersihan) ... 89

Tabel 4.23 Keunikan dan Kemenarikan Dekorasi Ruangan Restoran ... 90

Tabel 4.24 Kenyamanan yang Ditimbulkan Dari Efek Pencahayaan ... 91

Tabel 4.25 Kenyamanan Dari Suhu Ruangan ... 92

Tabel 4.26 Kenyamanan Dari Meja dan Kursi ... 93

Tabel 4.27 Kesesuaian Alunan Lagu yang Diputar... 94

Tabel 4.28 Rekapitulasi Skor Atmosphere (Suasana) ... 95


(12)

Tabel 4.30 Kesesuaian Harga Dengan Rasa Makanan & Minuman ... 98

Tabel 4.31 Kesesuaian Harga Dengan Porsi Makanan & Minuman... 99

Tabel 4.32 Kesesuaian Harga Dengan Kualitas Makanan & Minuman . 100

Tabel 4.33 Kesesuaian Harga Dengan Pelayanan Makanan & Minuman101

Tabel 4.34 Rekapitulasi Skor Price (Harga) ... 102

Tabel 4.35 Variabel Price (Harga) ... 103

Tabel 4.36 Transformasi Gap ... 105

Tabel 4.37 Gap Persepsi Konsumen Terhadap Penyajian Produk Yang

Dihasilkan Okoh Japanese Resto Dapat Membuat Konsumen

Merasa Puas ... 105

Tabel 4.38 Gap Persepsi Konsumen Terhadap Kelezatan Rasa Dari Produk

Yang Dihasilkan Okoh Japanese Resto Dapat Membuat Konsumen

Merasa Puas ... 106

Tabel 4.39 Gap Persepsi Konsumen Terhadap Profesionalisme Karyawan

Dalam Memberikan Pelayanan di Okoh Japanese Resto Dapat

Membuat Konsumen Merasa Puas ... 107

Tabel 4.40 Gap Persepsi Konsumen Terhadap Kenyamanan Dari Suasana

Restoran Okoh Japanese Resto Dapat Membuat Konsumen Merasa

Puas ... 109

Tabel 4.41 Gap Persepsi Konsumen Terhadap Kesesuaian Dekorasi Dengan

Tema Restoran di Okoh Japanese Resto Dapat Membuat


(13)

Tabel 4.42 Gap Persepsi Konsumen Terhadap Kebersihan Yang Menyeluruh

di Okoh Japanese Resto Dapat Membuat Konsumen Merasa Puas

... 111

Tabel 4.43 Gap Persepsi Konsumen Terhadap Kesesuaian Harga Dengan Produk Dan Jasa di Okoh Japanese Resto Dapat Membuat Konsumen Merasa Puas ... 112

Tabel 4.44 Rekapitulasi Skor Food and Beverage (Makanan dan Minuman) ... 113

Tabel 4.45 Variabel Kepuasan Konsumen ... 114

Tabel 4.46 Koefisien Korelasi ... 115

Tabel 4.47 Hasil pengolahan Data Koefisien Korelasi ... 116

Tabel 4.48 Koefisien determinasi... 118

Tabel 4.49 Pengujian Koefisien Regresi Secara Simultan (Bersama-sama) ... 119

Tabel 4.50 Output Koefisien Regresi ... 121

Tabel 4.51 Rekapitulasi Uji t (Parsial) ... 123


(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Paradigma Diskonfirmasi ... 121

Gambar 2.2 Model Diskonfirmasi Ekspektasi ... 123


(15)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi yang kini telah menjadi bagian dari hak azazi manusia. Hal ini terjadi tidak hanya di negara maju tetapi mulai dirasakan pula di negara berkembang termasuk pula Indonesia. Pariwisata memiliki peran penting dalam peningkatan suatu daerah atau negara. Selain itu pariwisata menjadi salah satu cara untuk memperkenalkan kebudayaan suatu daerah ke daerah lainnya. Industri pariwisata memberi andil dalam pembangunan sosial dan ekonomi, baik itu di negara maju maupun negara berkembang. Seperti yang dikemukakan pada Undang –Undang No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan bahwa Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah.

Indonesia merupakan daerah potensial untuk maju dan berkembang dari sektor pariwisata karena Indonesia menawarkan tempat – tempat indah untuk dijadikan objek wisata unggulan. Kondisi alam yang luar biasa menakjubkan menjadikan Indonesia sebagai negara yang wajib di kunjungi oleh para wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Kota Bandung sebagai salah satu kota wisata yang perkembangan wisatawan nya mengalami kenaikan dari tahun ke tahun, hal ini dapat dilihat dari data kunjungan wisatawan domestik maupun


(16)

2

Tabel 1.1

Kunjungan Wisatawan yang Datang ke Kota Bandung Tahun 2008-2012

Keterangan 2009 2010 2011

Wisman 185.076 228.449 225.585

Winus 4.822.532 4.951.439 6.487.239

Jumlah wisatawan 5.007.608 5.179.888 6.712.824

Sumber: Dinas Perhubungan Kota bandung, Dinas Kebudayaan dan Pariwista Kota bandung. (2013).

Berdasarkan tabel 1.1 pertumbuhan wisatawan meningkat pada setiap tahunnya. Pada tahun 2009 kunjungan wisatawan meningkat sebesar 11,3%, tahun 2010 meningkat sebesar 3,4%, dan pada tahun 2011 meningkat sebesar 29,5%. Peningkatan kunjungan wisatawan ini menjadikan Kota Bandung sebagai kota tujuan utama dalam menikmati liburan akhir pekan terutama dari masyarakat yang berasal dari Jakarta dan sekitarnya. Kota Bandung merupakan kota kreatif dengan potensi sumber daya manusia kreatif terbesar.

Perkembangan ekonomi kreatif di kota Bandung menunjukan peningkatan yang cukup memuaskan. Sejauh ini subsektor industri kreatif yang dapat dijadikan ungulan Kota Bandung diantaranya yaitu musik, fashion, seni, desain, arsitektur, IT dan makanan (kuliner). Semakin kuatnya citra Kota Bandung sebagai kota tujuan wisata, mengakibatkan peran sektor hotel dan restoran sebagai salah satu usaha pariwisata menjadi semakin penting.

Penilaian bagus atau tidaknya sebuah restoran tidak berkutat hanya pada kualitas ataupun kuantitas makanan saja. Faktor-faktor penentu nilai bagus tidaknya restoran tersebut dinamakan dengan meal experience (pengalaman makan). Meal Experience adalah suatu pengalaman makan yang dimiliki oleh setiap orang dan memiliki ekspektasi didalam pengalamannya, seperti yang di kemukakan oleh Davis (1992: 24) bahwa:


(17)

3

The meal Experience may be define as a series as a event-both tangible and intangible that a costumer experiences when eating out. It is difficult to define exactly where a meal experience actually starts, and indeed ends, although it is ussualy assumed that the main part of the experience begin when costumers enter a restaurant and ends when they leave. However, any feelings customers may have when they arrive at the restaurant, and when they leave, should also be taken into account and included as part of the total Meal Experience.

Yang artinya adalah “Meal Experience adalah sebagai serangkaian acara yang nyata maupun tidak nyata dari pengalaman pelanggan ketika sedang makan. Sulit untuk mendefinisikan persis kapan pengalaman makan itu benar – benar dimulai, dan benar – benar berakhir. Meskipun biasanya diasumsikan bahwa bagian utama dari pengalaman itu dimulai ketika pelanggan memasuki restoran dan berakhir ketika mereka meninggalkannya. Walaupun demikian perasaan yang timbul dari pelanggan itu muncul ketika mereka tiba di restoran, dan ketika mereka meninggalkan restoran tersebut. Harus diperhitungkan dan dimasukan sebagai bagian dari total Meal Experience.”. Faktor – faktor Meal Experience terbagi menjadi 2 aspek yaitu aspek tangible (nyata) yaitu makanan dan minuman, dan intangible (tidak nyata) yaitu faktor pelayanan, suasana, harga dan kebersihan.

Aspek tangible dan intangible harus diintegrasikan bersama untuk menyajikan produk yang bagus kepada pelanggan. Jika satu atau dua komponen dari meal experience tidak menyatu satu sama lain, maka keseluruhan produk akan dinilai oleh pelanggan sebagai produk yang mengecewakan dibanding produk yang bagus. Sebelum pelanggan memilih fasilitas katering, mereka mungkin memutuskan menu makanan yang mereka inginkan. Keputusan pre-meal experience ini diambil setelah mempertimbangkan sejumlah variabel dan pelanggan akan memilih fasilitas yang mereka anggap memenuhi semua atau sebagian besar kebutuhan mereka. Faktor-faktor umum yang mempengaruhi pelanggan untuk sebuah meal experience mereka meliputi: (1) Food snd Drink


(18)

4

(Makanan dan Minuman); (2) Level of Service (Tingkat Layanan); (3) Atmosphere (Suasana); (4) Cleanliness (Kebersihan); (5) Price (Harga).

Keberhasilan suatu industri pengolahan makanan akan sangat tergantung pada kepuasan konsumen yang mengkonsumsi produk makanan yang dihasilkan oleh dapur pengolahan makanan. Harapan konsumen bila menikmati makanan di restoran adalah perasaan konsumen dari pertama mereka datang hingga pergi meninggalkan restoran. Apabila hal ini telah tercapai, mengindikasikan bahwa terjadi kepuasan konsumen dimana konsumen merasa puas maka akan menjadi pelanggan dan akan sering membeli produk yang ditawarkan serta tidak beralih ke perusahaan lain. Seperti yang dikemukakan oleh Kotler dalam Tjiptono (2011:292) bahwa kepuasan konsumen adalah tingkat dimana anggapan kinerja produk akan sesuai dengan harapan seorang pembeli. Dalam produk kuliner kepuasan konsumen dilihat dari dimensi bagaimana harapan konsumen dan hasil yang di rasakan oleh konsumen setelah datang ke restoran.

Suksesnya sebuah restoran tidak hanya ditentukan olah rasa makanan dan minumannya. Untuk itu, pemasar harus dapat mengemas elemen-elemen yang dapat dikontrol oleh pemasar berupa makanan dan minuman, menu, layanan, suasana dan harga dengan baik sehingga dapat tercipta meal experience yang positif dan konsumen merasa puas. Seperti halnya konsumen yang ingin merasakan kebudayaan di berbagai Negara, contohnya Negara Jepang yang mempresentasikan makanannya dengan artistik dan tersusun rapi, berbagai hidangan kecil yang disajikan untuk setiap menu yang berbeda dan disertai dengan saus yang pas untuk membuat hidangan lebih lezat. Tatacara makan yang unik dengan menggunakan sumpit, walaupun hidangan ditemani dengan sup, tetapi mereka dapat menghirupnya di ujung mangkuk. Kebudayaan makan dari orang-orang jepang ini dapat diwujudkan pada sebuah restoran.

Salah satu hotel bintang empat yang memiliki Restoran Jepang adalah hotel Horison Bandung. Hotel ini memiliki Speciality Restaurant, yaitu Okoh Japanese Restaurant, adalah restoran yang menyajikan masakan Jepang seperti sukiyaki, sashimi, susi, abegawa, amiyaki steak dan lain – lain. Selain makanan Okoh Japanese Restaurant juga menyajikan beberapa minuman khas Jepang


(19)

5

seperti iichiko shitamachino, sebagai Speciality Restaurant tentu peminatnya hanya menggemari makanan tersebut atau yang mencari pengalaman makan (Meal Experience). Berikut adalah data kunjungan konsumen Okoh Japanese Resto dalam satu tahun terakhir:

Table 1.2

Jumlah konsumen Okoh Japanese Restaurant dalam 13 bulan Bulan Tahun Jumlah Konsumen Persentase (%)

Juni 2012 678 4.74 %

Juli 2012 889 6.22 %

Agustus 2012 986 6.90 %

September 2012 1098 7.68 %

Oktober 2012 1180 8.26 %

November 2012 1300 9.10 %

Desember 2012 1330 9.31 %

Januari 2013 980 6.86 %

Februari 2013 987 6.91 %

Maret 2013 1080 7.56 %

April 2013 1222 8.55 %

Mei 2013 1250 8.75 %

Juni 2013 1300 9.10 %

Jumlah konsumen per tahun 14.280 100 %

Sumber: Executive chef Okoh Japanese Restaurant Bandung.

Dari tabel di atas, terlihat fluktuatif kunjungan konsumen di setiap bulannya dalam satu tahun. Pada awal tahun 2013 terjadi penurunan kunjungan konsumen. Dalam 13 bulan tersebut penulis menemukan beberapa komplain dari konsumen yang penulis akan paparkan berdasarkan komplain terbanyak tentang suasana dan harga, seperti suasana yang kurang kental dengan tema restoran seperti apa yang konsumen harapkan, alunan musik yang tidak sesuai dengan


(20)

6

tema resoran, dan harga yang menurut beberapa konsumen tidak sesuai dengan harapan mereka. Dari komplain inilah penulis ingin melihat dari segi meal experience (pengalaman makan) bagaimana kepuasan konsumen yang terjadi karena saat konsumen berhubungan dengan suatu produk, ada unsur penting yang terlibat di dalam proses iteraksi ini, yaitu pengalaman konsumen. Berdasarkan permasalahan diatas penulis tertarik untuk mengajukan usulan penelitian dengan judul “Analisis Faktor-Faktor Meal Experience Yang Mempengaruhi Kepuasan Konsumen (Studi Kasus Pada Speciality Restauran di Okoh Japanese Restaurant Hotel Horison Bandung).”

1.2Identifikasi dan Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan diatas, maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Seberapa besar pengaruh faktor –faktor Meal Experience terhadap kepuasan konsumen pada Speciality restaurant di Okoh Japanese Resto Hotel Horison Bandung ?

2. Faktor apakah yang paling dominan yang mempengaruhi kepuasan konsumen pada Speciality Restaurant di Okoh Japanese Resto Hotel Horison Bandung ?

1.3Tujuan dan kegunaan Penelitian

A. Tujuan penelitian

1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh faktor faktor Meal experience (Makanan dan Minuman, F&B service, food hygiene, Suasana, dan harga) pada Speciality Restaurant d okoh japanese Resto Hotel Horison Bandung.

2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh faktor dominan terhadap kepuasan konsumen pada Speciality Restaurant di Okoh Japanese Resto Hotel Horison Bandung.


(21)

7

B. Kegunaan penelitian

Penelitian yang dilakukan akan mencapai manfaat sebagai berikut : 1. Kegunaan Akademis

Penelitian yang dilakukan akan sangat berguna bagi penulis karena dalam penelitian penulis akan lebih banyak belajar mengenai perilaku konsumen dalam melakukan Meal Experience melalui Makanan dan Minuman, Tingkat layanan, Kebersihan, Suasana, dan Harga yang diperoleh oleh konsumen dapat memberikan ukuran kepuasan atau ketidakpuasan.

2. Kegunaan praktis

Penelitian ini sebgai kajian bagi manajemen di bidang usaha restoran apakah strategi pemasaran yang dikembangkan selama ini sudah sesusai dengan harapan konsumen. Serta untuk mengetahui tingkat kepuasan konsumen pada Speciality Restaurant dari segi Meal Experience.


(22)

40 BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat, adapun yang menjadi variabel bebasnya, yaitu Makanan dan Minuman (X1), Tingkat

Layanan (X2), Kebersihan (X3), Suasana (X4), dan Harga (X5). Sedangkan

variabel terikatnya (Y) adalah Kepuasan Konsumen yang dapat dianalisis sebagai berikut: tanggapan konsumen terhadap faktor – faktor Meal Experience di Okoh Japanese Restaurant, tanggapan konsumen terhadap speciality restaurant di Okoh Japanese Restaurant, dan tanggapan konsumen tentang Meal Experience dan Kepuasan Konsumen tehadap Speciality Restaurant di Okoh Japanese Restaurant Bandung. Dari objek penelitian diatas, maka akan dianalisis mengenai factor – factor yang mempengaruhi kepuasan konsumen di Okoh Japanese Restauant Bandung.

3.2 Jenis dan Metode Penelitian 3.2.1 Jenis Penelitian

Berdasarkan tingkat penjelasan dan bidang penelitian maka metode penelitian yang digunakan oleh penulis adalah metode penelitian deskriptif dan verifikatif. Penulis ingin meneliti tentang seberapa besar pengaruh makanan dan minuman, tingkat layanan, kebersihan, suasana, dan harga terhadap kepuasan konsumen ditinjau dari segi meal experience. Sugiyono (2012:32) mengemukakan


(23)

41

bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variable mandiri, baik satu variable atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variable yang lain. Penelitian deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran dari variable penelitian, sedangkan penelitian verifikatif untuk menguji kebenaran dari suatu hipotesis yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan (Arikunto dalam Sugiyono 2012:34).

Berdasarkan penjabaran diatas, jenis penelitian deskriptif disini bertujuan untuk memperoleh ciri – ciri dari variable meal experience yang diteliti yaitu, pertama menggambarkan dan menjelaskan tentang makanan dan minuman, suasana, tingkat layanan, kebersihan, dan harga. Kedua memberikan gambaran tentang kepuasan konsumen. Sedangkan penelitian verifikatif pada dasarnya ingin menguji kebenaran dari suatu hipotesis yang dilaksanakan melalui pengumpulan data dilapangan. Dalam penelitian ini diuji mengenai faktor – facktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen di Okoh Japanese Restaurant. Melalui ini data-data dikumpulkan dari sumber data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dengan menyebarkan kuisiioner kepada sampel responden untuk memperoleh fakta yang relevan dan terbaru.

3.3 Metode Penelitian

Metode dapat diartikan sebagai suatu cara kerja untuk mencapai tujuan tertentu, agar dapat terkumpul dan serta dapat mencapai tujuan penelitian itu sendiri. Dipertegas oleh Sugiyono (2012:30) yang mengungkapkan bahwa metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah yang dilakukan untuk mendapatkan data yang objektif, valid, dan reliable. Dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikam, dan dikembangkan suatu pengetahuan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah.

Berdasarkan jenis penelitian diatas yaitu penelitian deskriptif dan verifikatif yang dilaksanakan melalui pengumpulan data dilapangan, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey explanatory. Menurut Ker Linger yang dikutip oleh sugiyono (2012:7), bahwa:


(24)

42

Metode deskriptif survey dan explanatory survey merupakan metode penelitian yang dilakukan pada populaso besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian – kejadian relative, distribusi, dan hubungan – hubungan antara variable sosiologis maupun psikologis.

3.4 Operasionalisasi Variabel

Variable yang diteliti dari penelitian ini adalah Makanan dan Minuman (X1), Tingkat Layanan (X2), Kebersihan (X3), Suasana (X4), dan Harga (X5) sebagai variable bebas serta kepuasan konsumen (Y) sebagai variable terikat. Secara lengkap operasionalisasi variable dapat dilihat pada table berikut ini:

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Konsep Teoritis Konsep Empiris Konsep Analisis Skala Food & Beverage (Makanan & Minuman (X1) Makanan dan minuman dapat dilihat dari berbagai atribut berikut: variasi atau jenis makanan dan kualitas dari makanan dan minuman itu sendiri. (Cousins, Foskett dan Gillespie, 2002)

a. Variasi menu

b. Kualitas makanan dan minuman.  Kelezatan  Penampilan  Porsi  Temperature

Data diperoleh dari konsumen dengan skala semantik, meliputi:

otingkat pilihan menu makanan dan minuman

bervariasi. oTingkat kelezatan

makanan dan minuman. oPenampilan yang

menarik oTingkat ukuran

porsi yang sesuai.

oTingkat suhu penyajian sesuai dengan kondisi (makanan panas disajikan dalam keadaan panas) Interval Interval Interval Interval Tingkat Layanan (Level of Service) (X2) Elemen pelayanan melibatkan suatu interaksi personal antara pelanggan dan pelayan. Interaksi ini dapat memberikan manfaat bagi pelanggan seperti

a.Tingkat Layanan

Data diperoleh dari konsumen dengan skala semantik, meliputi:

o Tingkat kecepatan pelayanan o Tingkat pengetahuan pelayan mengenai Interval Interval


(25)

43 perasaan dihargai. (Cousins, Foskett dan Gillespie, 2002) menu o Tingkat kenyamanan atas ketersediaan fasilitas penunjang o Tingkat keramahan

Interval Kebersihan (Cleanliness) (X3) Masalah kebersihan dan kehigienisan erat hubungannya dengan peralatan yang digunakan karyawan dan merupakan dasar dari kerapian serta seragam yang sesuai yang dapat memberikan nilai positif dalam hal ini. (Cousins, Foskett dan Gillespie, 2002)

a.Staff

b.Peralatan c.Lingkungan atau

ruangan restoran

Data diperoleh dari konsumen dengan skala semantik, meliputi:

o Tingkat kebersihan seragan dan body odour karyawan. o Tingkat kebersihan

alat makan. o Tingkat kebersihan

arean restaurant Interval Interval Interval Interval Suasana (Atmosphere) (X4) Berpengaruh pada factor emosional yang dapat muncul. Hal ini dibentuk dari kombinasi dari beberapa unsur seperti rancangan, tata ruang, dekorasi, suhu, perlengkapan, dan tingkat suara ruangan. (Cousins, Foskett dan Gillespie, 2002) a.Dekorasi b.Pencahayaan c.Temperature d.Furniture e.Music

Data diperoleh dari konsumen dengan skala semantik, meliputi: oTingkat kemenarikan dan keunikan dekorasi ruang rastoran oTingkat kenyamanan

yang ditimbulkan dari efek

pencahayaan oTingkat kenyamanan

dari suhu ruangan oTingkat kenyamanan

dari meja dan kursi makan

oTingkat kenyamanan dan kesesuaian suasana dari alunan music yang diputar

Interval Interval Interval Interval Interval Interval Harga (Price) (X5) Harga merupakan factor yang mempengaruhi meal experience yang juga berhubungan dengan nilai dan juga manfaat da keuntungan setelah mengunjungi restoran tersebut. (Cousins, Foskett

a.value for money

Data diperoleh dari konsumen dengan skala semantik, meliputi:

otingkat kesesuaian harga dengan rasa makanan dan minuman

otingkat kesesuaian harga dengan porsi makanan dan minunan

Interval

Interval


(26)

44

dan Gillespie, 2002)

otingkat kesesuaian harga dengan kualitas makanan, minuman

otingkat kesesuaian harga dengan pelayanan Interval Interval Kepuasan Konsumen (Y) “menyatakan bahwa kepuasan konsumen adalah tingkat dimana anggapan kinerja produk akan sesuai dengan harapan seorang pembeli.” (kotler, 2009)

a. Pereceived Performance b. Ekspektasi

Konsumen

Data diperoleh dari konsumen dengan skala semantik, meliputi:

oTingkat produk dan jasa yang dirasakan oTingkat produk dan jasa yang diharapkan

Interval

Sumber : Hasil pengolahan data 2013

3.5 Sumber dan Jenis Data

Data diperoleh melalui suatu proses yang disebut pengumpulan data. Pengumpulan data dapat didefinisikan sebagai satu proses mendapatkan data empiris melalui responden dengan menggunakan metode – metode tertentu (Ulber Silalahi dalam Sugiyono 2012:180).

Data merupakan sesuatu yang harus dikumpulkan lebih dulu oleh peneliti sebelum mengolahnya menjadi informasi. Ridwan dalam Sugiyono (2012:182) berpendapat bahwa Data adalah bahan mentah yang perlu diolah sehingga menghasilkan informasi dan keterangan, baik kualitatif maupun kuantitatif yang menunjukkan fakta. Data primer dikemukakan Aaker dalam Sugiyono (2012:185) adalah data collected to address a specific research objective (as opposed to secondary data). Artinya data yang dikumpulkan untuk mengarahkan objek penelitian yang spesifik. Dalam penelitian ini, sumber data primer diperoleh dari kuisioner yang disebarkan kepada sejumlah responden yang dianggap mewakili seluruh populasi dalam penelitian, yaitu konsumen Okoh Japanese Restaurant bandung.

Alat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket. Dalam penelitian ini setiap pendapat responden dan pernyataan dalam kuisioner diberi nilai dengan skala Semanti Differensial. Skala semantic differential adalah skala


(27)

45

untuk mengukur sikap, tetapi bentuknya bukan pilihan ganda maupun checklist, tetapi tersusun dalam satugaris kontinum di mana jawaban yang sangat positif terletak dibagian kanan garis, dan jawaban yang sangat negatif terletak dibagian kiri garis, atau sebaliknya. Data yang diperoleh melalui pengukuran dengan skala semantic differential adalah data interval. Skala bentuk ini biasanya digunakan untuk mengukursikap atau karakteristik tertentu yang dimiliki seseorang.

Dalam mengolah hasil angket untuk mengkategorikan hasil kuisioner, maka digunakan teknik presentase dengan berdasarkan metode analisis verifikatif. akan tetapi sebelum melakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu melakukan analisis crosstabs untuk melihat keterkaitan antara karakteristik dan pengalaman responden.

3.6 Populasi dan Sampel 3.6.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2012:72) bahwa Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Berdasarkan pengertian populasi tersebut maka populasi pada penelitian ini adalah konsumen di Okoh Japanese Restaurant. Berikut adalah konsumen Okoh Japanese Restaurant dalam 13 bulan.

Table 3.2

Jumlah konsumen Okoh Japanese Restaurant dalam 13 bulan.

Bulan Tahun Jumlah Konsumen

Juni 2012 678

Juli 2012 889

Agustus 2012 986


(28)

46

Oktober 2012 1180

November 2012 1300

Desember 2012 1330

Januari 2013 980

Februari 2013 987

Maret 2013 1080

April 2013 1222

Mei 2013 1250

Juni 2013 1300

Jumlah konsumen per tahun 14.280

Sumber: Executive chef Okoh Japanese Restaurant Bandung.

Jadi, dalam sebuah hasil penelitian dikeluarkan kesimpulan, menurut etika penelitian, kesimpulan tersebut hanya berlaku untuk populasi sasaran yang telah ditentukan. Populasi penelitian ini adalah konsumen Okoh Japanese Restaurant. Populasi tersebut per hari sebanyak 14.280 orang.

3.6.2 Sampel

Sampel adalah sebagian yang akan di teliti yang mewakili populasi seperti yang di nyatakan oleh Sugiyono (2012:62) bahwa Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representative (mewakili).

Teknik yang dipergunakan dalam menentukan besarnya ukuran sampel yang diteliti salah satunya adalah dengan menggunakan rumus Umar dalam Sugiyono (2012:74) yaitu ukuran sampel merupakan perbandingan dan ukuran populasi dengan presentase kelonggaran ketidaktelitian, karena kesalahan dalam pengambilan sampel yang masih ditolelir atau diinginkan, maka taraf kesalahan yang ditetapkan adalah sebesar 10%.


(29)

47

Dimana:

n = ukuran sampel N = ukuran populasi e = 0.1 tingkat kesalahan


(30)

48

dengan menggunakan rumus diatas dapat ditentukan proporsi ukuran sampel dari Okoh Japanese Restaurant yang akan diteliti. Populasi berstrata, maka sampelnya pun harus berstrata. Dengan mengambil tingkat kesalahan atau galat pendugaan sebesar 10% (0,1) atau tingkat keandalan sebesar 90%.

Besarnya ukuran sample yang diteliti adalah sebanyak 99 orang konsumen Okoh Japanese Restaurant dari 14.280 orang konsumen Okoh Japanese Restaurant, dengan membagikan kuisioner kepada 100 orang responden. Dengan demikian sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari konsumen Okoh Japanese Restaurant Bandung.

3.6.3 Teknik Sampling

Sugiyono (2012:62) mengemukakan bahwa Teknik Sampling adalah teknik pengambilan sampel untuk menentukan sampel dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan. Setelah diketahui jumlah sampel (responden) yang diambil dari konsumen Okoh Japanese Restaurant, selanjutnya peneliti mengambil sampel berdasarkan teknik probability sampling atau pemilihan sampel acak. Dalam probability sampling, setiap unsur populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. Berdasarkan teknik probability sampling, selanjutnya digunakan teknik simple random sampling atau pemilihan sampel acak sederhana karena populasi dalam penelitian dianggap homogeny.

Populasi yang diambil adalah sebanyak 14.280 orang yang merupakan pengunjung dari Okoh Japanese Restaurant pada tahun 2012-2013. Dari populasi tersebut sampel yang diambil adalah sebanyak 100 orang responden dengan karakteristik sebagai berikut:

1. Tidak ada batasan usia pada responden

2. Tidak ada batasan pekerjaan dan penghasilan pada responden

3. Responden siapa saja yang sudah atau pernah makan dan merasakan suasana di restoran tersebut


(31)

49

3.7 Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan suatu proses pengadaan untuk keperluan penelitian dimana data yang terkumpul adalah untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Adapun teknik dan alat pengumpulan data yang penulis gunakan adalah:

1. Observasi, yaitu dilakukan dengan meninjau dan melakukan pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti. Tujuan observasi ini adalah untuk mendapatkan gambaran yang lebih baik dan menyeluruh tentang data – data serta informasi yang diteliti.

Observasi dilakukan di Okoh Japanese Restaurant dengan tujuan untuk mengetahui tempat dan suasana, pengunjung yang datang, dan jam operasional nya.

2. Wawancara, yaitu suatu percakapan Tanya jawab secara lisan antara dua orang atau lebih yang duduk berhadapan secara fisik dan diarahkan pada suatu masalah. Wawancara ini dilakukan dengan Executive Chef dan karyawan di Okoh Japanese Restaurant dengan tujuan untuk mengetahui area restoran, produknya, dan konsumen nya.

3. Study Literatur, yaitu penelitian kepustakaan digunakan untuk mendapatkan informasi dengan jalan mengumpulkan pendapat para ahli dan sumber – sumber bacaan yang ada hubungannya dengan masalah yang sedang di bahas. Literature yang dipakai dalam penelitian ini merupakan teori tentang restoran, pariwisata, meal experience, dan kepuasan konsumen.

4. Angket, yaitu suatu penyelidikan suatu masalah yang banyak menyangkut kepentingan umum ( orang banyak ). Dilakukan dengan jalan mengedarkan suatu daftar pertanyaan berupa formulir yang disajikan secara tertulis kepada sejumlah subjek untuk mendapatkan jawaban atau tanggapan (responden tertulis seperlunya). Responden yang akan mengisi angket dalam penelitian ini merupakan pengunjung restoran dan sudah menikmati suasana dan produk dari restoran tersebut.


(32)

50

1.8 Teknik Analisis Data 1.8.1 Uji Validitas

Menurut Sugiyono, validitas menunjukan derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada objek dengan data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti. Untuk mencari nilai validitas disebuah item, kita mengkorelasikan skor item dengan total item – item tersebut. Jika koefisien korelasinya sama atau diatas 0,3 maka item tersebut dinyatakan valid. Tetapi apabila nilai korelasinya dibawah 0,3 maka item tersebut dinyatakan tidak valid.

Untuk kevalidan dari item kuisioner digunakan metode koefisien korelasi Product Moment Person taitu dengan mengkorelasikan skor total yang dihasilkan oleh masing – masing responden (Y) dengan skor masing – masing item, yaitu dengan rumus:

Keterangan :

r xy = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y

n = jumlah responden

∑XY = jumlah hasil kali skor X dan Y setiap responden

∑X = jumlah skor X

∑Y = jumlah skor Y

(∑X)2 = Kuadrat jumlah skor X (∑Y)2 = Kuadrat jumlah skor Y

Dilanjutkan dengan t-test dengan menggunakan rumus berikut ini:


(33)

51

keterangan: t = Nilai thitung

r = koefisien korelasi hasil rhitung

n = jumlah responden

Uji validitas dilakukan dengan menggunakan tabel distribusi t, untuk taraf

nyata α = 0.1 dan derajat kebebasan (dk = n – 2) dan menggunakan kaidah keputusan,

jika thitung> ttabel berarti valid, sebaliknya

thitung< ttabel berarti tidak valid

Hasil thitung tersebut dikonsultasikan dengan harga distribusi ttabel dengan

taraf signifikasi α = 0.1, dengan kata lain dengan galat pendugaan atau tingkat kesalahan 10% setiap item akan terbukti bila harga thitung> ttabel dengan taraf

kepercayaan 90% serta derajat kebebasannya (dk) = n – 2. Berdasarkan uji coba kuisioner, pada taraf kepercayaan 90% dan dk 30 - 2 = 28 dengan ttabel = 1,313

maka diperoleh hasil sebagai berukut:

Tabel 3.2

Hasil PengujianValiditas Instrumen

No Item Pertanyaan t Hitung t Tabel (sig 0,1) Keterangan Food and Beverage (Makanan dan Minuman) (X1)

1 Pilihan menu makanan dan minuman bervariasi 1.898 1.313 Valid

2 Kelezatan makanan dan minuman 2.993 1.313 Valid

3 Rasa makanan dan minuman 2.993 1.313 Valid

4 Kemenarikan penyajian makanan dan minuman 3.984 1.313 Valid

5 Kesesuaian ukuran porsi makanan dan minuman 1.876 1.313 Valid


(34)

52

7 Suhu penyajian sesuai dengan kondisi (makanan panas disajikan dalam keadaan panas)

4.809 1.313 Valid

Level of Service (Tingkat Layanan) (X2)

8 Kecepatan pelayanan yang diberikan 5.970 1.313 Valid

9 Pelayan menguasai tentang menu di restoran ini 4.768 1.313 Valid

10 Kenyamanan fasilitas yang diberikan 5.219 1.313 Valid

11 Keramahan karyawan 3.516 1.313 Valid

Cleanliness (Kebersihan) (X3)

12 Kerapian dan kebersihan seragam karyawan 5.270 1.313 Valid

13 Kebersihan alat makan 2.599 1.313 Valid

14 Kebersihan area restoran 4.788 1.313 Valid

Atmosphere (Suasana) (X4)

15 Keunikan dan kemenarikan dekorasi ruangan

restoran

3.478 1.313 Valid

16 Kenyamanan yang ditimbulkan dari efek pencahayaan

3.209 1.313 Valid

17 Kenyamanan dari suhu ruangan 3.896 1.313 Valid

18 Kenyamanan dari meja dan kursi 4.436 1.313 Valid

19 Kesesuaian alunan lagu yang diputar 2.236 1.313 Valid

Price (Harga) (X5)

20 Kesesuaian harga dengan rasa makanan & minuman

5.000 1.313 Valid

21 Kesesuaian harga dengan porsi makanan &

minuman

2.266 1.313 Valid

22 Kesesuaian harga dengan kualitas makanan &

minuman

1.914 1.313 Valid

23 Kesesuaian harga dengan pelayanan makanan &

minuman

1.375 1.313 Valid

Kepuasan Konsumen (Y)


(35)

53

25 Kepuasan dalam kelezatan& rasa makanan dan

minuman

1.549 1.313 Valid

26 Kepuasan dari Profesionalisme karyawan dalam

memberikan pelayanan

1.965 1.313 Valid

27 Kepuasan dari kenyamanan suasana restoran yang

di rasakan

3.764 1.313 Valid

28 Kepuasan dari kesesuaian dekorasi dengan tema

restoran

3.196 1.313 Valid

29 Kepuasan dari kebersihan yang keseluruhan 4.700 1.313 Valid

30 Kepuasan dari harga yang sesuai dengan produk &

jasa yang diberikan

2.062 1.313 Valid

Sumber: data yang diolah, 2013.

Hasil pengujian validitas untuk 30 pertanyaan diketahui bahwa 30 pertanyaan berada pada tingkat kepercayaan 90%. Pertanyaan yang lolos uji validitas adalah seluruhnya, maka pertanyaan sebanyak 30 akan digunakan dalam penelitian.

3.8.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah alat pengumpul data tersebut telah menunjukkan tingkat keakuratan dan kestabilan suatu instrumen atau belum, artinya kapan pun alat ukur tersebut digunakan akan memberikan hasil yang sama atau tidak. Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan rumus alpha. Langkah-langkah yang dilakukan untuk mencari nilai reliabilitas dengan menggunakan rumus alpha adalah sebagai berikut:

a. Menghitung varians skor tiap-tiap item dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

Si = varians skor tiap-tiap item

= jumlah kuadrat item Xi


(36)

54

= jumlah item Xi dikuadratkan

N = jumlah responden

b. Menjumlahkan varians semua item dengan rumus berikut:

Keterangan:

∑ = jumlah varians semua item

S1, S2, S3……. Sn = varians item ke-1,2,3,4 ……..n

c. Menghitung varians total dengan rumus:

Keterangan:

St = varians total

= jumlah kuadrat X total

= jumlah item X total dikuadratkan

N = jumlah responden

d. Memasukkan nilai alpha cronbach dengan rumus:

= S1+ S2+ S3+ S4+ S5+……….+ Sn

∑ ∑


(37)

55

Keterangan:

r11 = Reliabilitas instrumen

k = Banyaknya butir pertanyaan atau butir soal

Σ = Jumlah varians skor tiap-tiap item

t = Varians total

Tabel 3.3

Hasil Pengujian Reabilitas Instrumen

No Variabel Nilai r Hitung Nilai r tabel Keterangan

1 Food & Beverage (Makanan &

minuman) (X1)

0,798 0,2422 Reliabel

2 Level of Service (Tingkat

layanan) (X2)

0,789 0,2422 Reliabel

3 Cleanliness (Kebersihan) (X3) 0,830 0,2422 Reliabel

4 Atmosphere (Suasana) (X4) 0,821 0,2422 Reliabel

5 Price (Harga) (X5) 0,115 0,2422 Reliabel

6 Kepuasan Konsumen (Y) 0,573 0,2422 Reliabel

Sumber: Data diolah, 2013

Rumus alpha digunakan untuk menghitung reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket. Kriteria pengujian reliabilitasnya adalah jika rhit>rtabdengan tingkat kepercayaan 90%, maka angket variabel dikatakan reliable. Adapun cara menginterprestasikan harga r11 adalah dengan menggunakan tabel di bawah ini.


(38)

56

Tabel 3.5

Interpretasi Derajat Reliabilitas

Indeks Korelasi Interpretasi

0.800 – 1.000 Reliabilitas Sangat Tinggi 0.600 – 0.799 Reliabilitas Tinggi

0.400 – 0.599 Reliabilitas Cukup 0.200 – 0.399 Reliabilitas Rendah

0.000 – 0.199 Reliabilitas Sangat Rendah

Berdasarkan hasil uji reliabilitas kuisioner dengan menggunakan rumus Alpha diperoleh koefisien (r11) sebesar 0,885. Hasil tersebut kemudian

dikonsultasikan dengan rtabel pada tabel interpretasi derajat reliabilitas. Koefisien

reliabilitas instrumen yang digunakan penelitian berada pada indeks 0,800 – 1,000 dengan interpretasi reliabilitas sangat tinggi, sehingga kuisioner tergolong reliable.

3.8.3 Uji Korelasi

3.8.3.1Korelasi Product Moment

Uji korelasi ini digunakan untuk mencari hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan dua variabel bila data kedua variabel berbentuk interval atau raito, dan sumber data dari dua variabel atau lebih tersebut adalah sama.

Berikut rumus yang dapat digunakan untuk menghitung koefisien korelasi, sekaligus akan menghitung persamaan regresi. Koefisien korelasi untuk populasi

diberi simbol (ρ) dan untuk sampel diberi simbol r, sedang untuk korelasi ganda diberi simbol R.


(39)

57

√ Keterangan :

= Korelasi antara

x = ( )

y = ( )

( )

( )

Pengujian signifikansi koefisien korelasi, selain dapat menggunakan tabel, juga dapat dihitung dengan uji t yang rumusnya ditunjukan pada rumus berikut.

Untuk memberikan penafsiran terhadap koefisien korelasi yang ditemukan tersebut besar atau kecil, maka dapat berpedoman pada ketentuan yang tertera pada tabel sebagai berikut.


(40)

58

Tabel 3.6

Pedoman Untuk Memberikan Interprestasi Terhadap Keofisien Korelasi

Interval Koevisien Tingkat Hubungan

0,00 - 0,199 0,20 - 0,399 0,40 - 0,599 0,60 - 0,799 0,80 - 1,000

Sangat rendah Rendah Sedang Kuat Sangat kuat

Pengujian signifikan terhadap koefisien korelasi ganda dapat

menggunakan rumus dengan uji F.

Keterangan :

R = Koefisien korelasi ganda k = Jumlah variabel

n = Jumlah anggota sampel

3.8.3.1.1 Korelasi Parsial

Korelasi parsial digunakan untuk menganalisis bila peneliti bermaksud mengetahui pengaruh atau mungetahui hubungan antara variabel independen dan dependen, dimana salah satu variabel independennya dibuat tetap / dikendalikan. Jadi korelasi parsial merupakan angka yang menunjukan arah dan kuatnya


(41)

59

hubungan antara dua variabel atau lebih, setelah satu variabel yang diduga dapat mempengaruhi hubungan variabel tersebut tetap / dikendalikan.

Rumus untuk korelasi parsial ditunjukan pada rumus berikut.

√ √

Dapat dibaca : korelasi antara dengan Y, bila variabel dikendalikan atau korelasi antara dan Y bila tetap.

Bila yang tetap, maka rumusnya adalah sebagai berikut.

√ √

Uji koefisien korelasi parsial dapat dihitung degan rumus sebagai berikut.

Nilai t tabel dicari dengan dk = n – 1.

3.8.4 Uji Determinasi

Koefisien determinasi disesuaikan (adjustedR2) adalah koefisien determinasi yang mempertimbangkan (disesuaikan dengan) derajad bebas.Derajad bebas besarnya tergantung dengan banyaknya variabel penjelas (variabel bebas).Koefisien determinasi disesuaikan (adjustedR2) digunakan untuk membandingkan 2 model estimasi apabila banyaknya variabel penjelas tidak

√ √


(42)

60

sama, misal model estimasi 1 memiliki variabel penjelas sebanyak 4 buah dan model estimasi 2 memiliki variabel penjelas sebanyak 5 buah.Apabila kita membandingkan 2 model estimasi berdasarkan koefisien determinasi maupun koefisien determinasi disesuaikan harus hati-hati,hal ini karena tujuan menaksir model bukan semata-mata mencari besarnya nilai koefisien determinasi maupun koefisien determinasi disesuaikan namun yang lebih penting adalah untuk mendapatkan taksiran yang menyakinkan mengenai koefisien-koefisien regresi yang mencerminkan

populasi yang sebenarnya dan menarik inferensi.

Apabila kita memperoleh nilai koefisien determinasi maupun koefisien determinasi disesuaikan yang tinggi itu baik sekali, namun jika diperoleh nilai yang rendah bukan berarti model estimasi yang kita gunakan merupakan model estimasi yang jelek. Berkaitan dengan koefisien determinasi (R2) ada berbagai kemungkinan, yaitu:

a. R2 dan hanya beberapa koefisien yang regresi (beta) yang signifikan.

b. R2 mungkin signifikan tetapi tidak ada satupun koefisien regresi (beta) yang signifikan.

c. Semua koefisien regresi (beta) mungkin signifikan tetapi R2tidak signifikan atau

d. Semua koefisien regresi (beta) dan R2mungkin tidak signifikan. Rumus (R2) dan (adjusted R2), sebagai berikut:

Model Estimasi:

∑ ∑ ∑ ∑


(43)

61

Keterangan:

n = Banyaknya observasi K = Banyaknya variabel bebas

3.8.5 Regresi Ganda

Alat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket. Dalam penelitian ini setiap pendapat responden dan pernyataan dalam kuisioner diberi nilai dengan skala Semantik Differensial. Skalasemantic differentialadalah skala untuk mengukur sikap, tetapi bentuknya bukan pilihan ganda maupun checklist, tetapi tersusun dalam satugaris kontinum di mana jawaban yang sangat positif terletak dibagian kanan garis, dan jawaban yang sangat negatif terletak dibagian kiri garis, atau sebaliknya.

Data yang diperoleh melalui pengukuran dengan skala semantic differential adalah data interval. Skala bentuk ini biasanya digunakan untuk mengukursikap atau karakteristik tertentu yang dimiliki seseorang. Analisis regresi ganda digunakan oleh peneliti, bila peneliti bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen (kriterium), bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya). Jadi analisis regresi ganda akan dilakukan bila jumlah variabel independennya minimal 2.

Persamaan regresi untuk dua prediktor adalah :

Persamaaan regresi untuk tiga prediktor adalah :

Persamaan regresi untuk n prediktor adalah :


(44)

62

3.8.6 Uji Linearitas Regresi

Linearitas regresi dilakukan untuk mengetahui pola hubungan antara variabel X dan Y. linearitas regresi yang digunakan dalam penbelitian ini adalah uji regresi linear sederhana karena hanya melibatkan satu variabel independen (X) dan satu variabel dependen (Y). Perhitungan menggunakan SPSS versi 17.0, dengan ketentuan:

Jika Signifikansi < 0,05, maka linear, Signifikansi > 0,05, maka tidak linear.

3.8.7 Uji Signifikan

3.8.7.1 Uji Signifikan Seluruhnya (Uji F)

Uji F Statistik digunakan untuk mengetahui apakah variabel independent Makanan dan Minuman (X1), Tingkat Layanan (X2), Kebersihan (Y), Suasana (X4), dan Harga (X5) secara parsial berdampak terhadap variabel dependent Kepuasan Konsumen (Y). Rumus Uji F seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2003: 47) sebagai berikut:

Keterangan:

N = banyak sampel m = banyak prediktor

R = koefisien korelasi antara kriterium dengan prediktor.

Koefisien korelasi ganda dikatakan signifikan apabila < dengan derajat signifikasi 1%.


(45)

63

3.8.6.2 Uji Signifikan Parsial (Uji t)

Analisis korelasi parsial (Partial Correlation) digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel dimana variabel lainnya yang dianggap berpengaruh dikendalikan atau dibuat tetap (sebagai variabel kontrol). Nilai korelasi (r) berkisar antara 1 sampai -1, nilai semakin mendekati 1 atau -1 berarti hubungan antara dua variabel semakin kuat, sebaliknya nilai mendekati 0 berarti hubungan antara dua variabel semakin lemah. Nilai positif menunjukkan hubungan searah (X naik maka Y naik) dan nilai negatif menunjukkan hubungan terbalik (X naik maka Y turun). Data yang digunakan biasanya berskala interval atau rasio.

Digunakan rumus t dengan dk = n – 1

Secara perhitungan manual ada dua formula (rumus) uji T independen, yaitu uji T yang variannya sama dan uji T yang variannya tidak sama.

Untuk varian sama gunakan formulasi berikut :


(46)

64

Dimana Sp :

Keterangan:

Xa = rata-rata kelompok a Xb = rata-rata kelompok b Sp = Standar Deviasi gabungan Sa = Standar deviasi kelompok a Sb = Standar deviasi kelompok b na = banyaknya sampel di kelompok a nb = banyaknya sampel di kelompok b DF = na + nb -2

Sedangkan untuk varian yang tidak sama gunakan formulasi berikut :


(47)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui seberapa besar faktor-faktor Meal Experience yang mempengaruhi kepuasan konsumen Okoh Japanese Resto maka dapat ditarik suatu simpulan sebagai berikut:

1. Meal Experience di Okoh Japanese Resto menunjukan bahwa pada semua dimensi berpengaruh positif dan terdapat 4 faktor yang berpengaruh signifikan dalam memberikan pengalanan yang berkesan pada konsumen, sementara 1 faktor yaitu faktor Atmosphere (Suasana) tidak berpengaruh signifikan. Secara korelasi semua dimensi memiliki korelasi yang sedang/cukup. Meal Experience berpeengaruh positif terhadap kepuasan konsumen. Hasil ini mennjukan bahwa semakin tinggi pelaksanaan meal experience maka semakin tinggi pula kepuasan konsumen yang terjadi.

2. Berdasarkan pengolahan data, ditemukan bahwa yang memberikan kontribusi terbesar dari meal experience adalah pada dimensi Food and Beverage (Makanan dan Minuman). Pada dimensi Makanan dan Minuman, yang paling menggugah perasaan pelanggan adalah variasi


(48)

134

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas untuk mencapai maksud dan tujuan peningkatan Meal Experience terhadap Kepuasan Konsumen Okoh Japanese Resto, maka penulis mengajukan beberapa saran yang dapat menjadi bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam menentukan strategi usahanya.

1. Memberikan perhatian khusus pada harga dan pelayanan restoran, harga lebih menyesuaikan dengan porsi, kualitas makanan, serta menambah karyawan restoran agar konsumen lebih tertangani dengan baik.

2. Menjaga kebersihan area restoran dan seragam karyawan serta menyesuaikan alunan lagu yang lebih sesuai dengan tema restoran yang bertemakan speciality restaurant Jepang.

3. Diperlukannya penelitian lebih lanjut mengenai factor-faktor yang turut berperan yang tidak diteliti oleh penulis dalam penelitian ini seperti faktor budaya, bahan baku, serta lokasi dan aksibilitas yang dapat mempengaruhi terciptanya pengalaman yang unik dan memorable bagi pelanggan restoran dalam menciptakan kepuasan konsumen yang positif.


(49)

DAFTAR PUSTAKA

Amir, Taufiq. 2005. Dinamika Pemasaran Jelajahi dan Rasakan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Arief, Abd. Rachman. 2005. Pengantar Ilmu Perhotelan dan Restoran. Graha Ilmu: Ilmu Yogyakarta

Arikunto. 2012. Definisi Penelitian Verifikatif. Dalam:. Statistika untuk Penelitian. Sugiyono. ALFABETA CV: Bandung

Barsky. 2003. Hubungan Antara meal Experience dan Kepuasan Konsumen. Dalam:. Satisfaction of The Meal Experience By Consumer (Leisure Tourist, Visiting Lesedi). H,C, Kleyhans. Skripsi pada University of Pretoria: tidak diterbitkan

Bitner. 2003. Hubungan Antara meal Experience dan Kepuasan Konsumen. Dalam:. Satisfaction of The Meal Experience By Consumer (Leisure Tourist, Visiting Lesedi). H,C, Kleyhans. Skripsi pada University of Pretoria: tidak diterbitkan

Chiou. 2011. Model Kepuasan Konsumen. Dalam:. Service, Quality, and Satisfaction. Tjiptono, Fandy. Yogyakarta: Andi Offset

Chung. 2010. Variabel-variabel Meal Experience. Dalam: Analisis pengaruh meal experience terhadap loyalitas konsumen restoran Jepang di Surabaya. Novi Tandjojo. Surabaya

Cousins, Foskett dan Gillespie. 2010. Variabel-variabel Meal Experience. Dalam: Analisis pengaruh meal experience terhadap loyalitas konsumen restoran Jepang di Surabaya. Novi Tandjojo. Surabaya

Czikszentimihalyi. 2010. Tahapan Meal Experience. Dalam: Analisis pengaruh meal experience terhadap loyalitas konsumen restoran Jepang di Surabaya. Novi Tandjojo. Surabaya

Davis, Bernard. 2002. Food and Beverage Management. Raja Grafindo Persada: Jakarta

Eagle. 2004. Definisi Kepuasan Konsumen. Dalam: Perilaku Konsumen. Sumarwan, Ujang. Ghalia Indonesia: Bogor


(50)

East. 2010. Variabel-variabel Meal Experience. Dalam: Analisis pengaruh meal experience terhadap loyalitas konsumen restoran Jepang di Surabaya. Novi Tandjojo. Surabaya

Erevelles & Leavitt. 2011. Model Kepuasan Konsumen. Dalam:. Service, Quality, and Satisfaction. Tjiptono, Fandy. Yogyakarta: Andi Offset

Essinger dan Wylie. 2010. Variabel-variabel Meal Experience. Dalam: Analisis pengaruh meal experience terhadap loyalitas konsumen restoran Jepang di Surabaya. Novi Tandjojo. Surabaya

Frow dan Payne. 2010. Definisi meal Experience. Dalam: Analisis pengaruh meal experience terhadap loyalitas konsumen restoran Jepang di Surabaya. Novi Tandjojo. Surabaya

Gaspers & Nasution. 2010. Macam-macam Kepuasan Konsumen. Dalam: Analisis pengaruh meal experience terhadap loyalitas konsumen restoran Jepang di Surabaya. Novi Tandjojo. Surabaya

Gupta dan Vajic dalam Tandjojo. 2010. Variabel-variabel Meal Experience. Dalam: Analisis pengaruh meal experience terhadap loyalitas konsumen restoran Jepang di Surabaya. Novi Tandjojo. Surabaya

Hanefors dan Mossberg. 2010. Definisi Meal Experience. Dalam: Analisis pengaruh meal experience terhadap loyalitas konsumen restoran Jepang di Surabaya. Novi Tandjojo. Surabaya

H,C, Kleyhans. 2003. Satisfaction of The Meal Experience By Consumer (Leisure Tourist, Visiting Lesedi). Skripsi pada University of Pretoria: tidak diterbitkan

Jones. 2010. Variabel-variabel Meal Experience. Dalam: Analisis pengaruh meal experience terhadap loyalitas konsumen restoran Jepang di Surabaya. Novi Tandjojo. Surabaya

Karina, Aidha. 2012. Analisis Faktor-faktor meal Experience yang Diperoleh Paska Pembelian Di Lima Cafe Di Kawasan Riau Bandung. Skripsi pada Universitas Pendidikan Indonesia: tidak diterbitkan

Karlina, Rini. 2011. Analisis Faktor-faktor yang Mempngaruhi kepuasan konsumen di Suis Butcher Cafe bandung Utara. Skripsi pada Universitas Petra Surabaya: tidak diterbitkan


(51)

Lewis. 2003. Hubungan Antara meal Experience dan Kepuasan Konsumen. Dalam:. Satisfaction of The Meal Experience By Consumer (Leisure Tourist, Visiting Lesedi). H,C, Kleyhans. Skripsi pada University of Pretoria: tidak diterbitkan

Marsum, WA. 2005. Restoran dan Segala permasalahannya. Andi: Yogyakarta

Oh. 2003. Hubungan Antara meal Experience dan Kepuasan Konsumen. Dalam:. Satisfaction of The Meal Experience By Consumer (Leisure Tourist, Visiting Lesedi). H,C, Kleyhans. Skripsi pada University of Pretoria: tidak diterbitkan

Oliver. 2011. Definisi Ekspektasi Konsumen. Dalam:. Service, Quality, and Satisfaction. Tjiptono, Fandy. Yogyakarta: Andi Offset

Oliver & Reuland et al. 2003. Hubungan Antara meal Experience dan Kepuasan Konsumen. Dalam:. Satisfaction of The Meal Experience By Consumer (Leisure Tourist, Visiting Lesedi). H,C, Kleyhans. Skripsi pada University of Pretoria: tidak diterbitkan

Peter & Olson. 2003. Hubungan Antara meal Experience dan Kepuasan Konsumen. Dalam:. Satisfaction of The Meal Experience By Consumer (Leisure Tourist, Visiting Lesedi). H,C, Kleyhans. Skripsi pada University of Pretoria: tidak diterbitkan

Pizam & Ellis. 2003. Hubungan Antara meal Experience dan Kepuasan Konsumen. Dalam:. Satisfaction of The Meal Experience By Consumer (Leisure Tourist, Visiting Lesedi). H,C, Kleyhans. Skripsi pada University of Pretoria: tidak diterbitkan

PV, Marselita. 2010. Analisa Perbandingan Harapan dan Persepsi Pria dan Wanita dalam memilih Sebuah Restoran di Surabaya Ditinjau Dari Segi Meal Experience. Skripsi pada Universitas Petra Surabaya: tidak diterbitkan Schnaars. 2011. Model Kepuasan Konsumen. Dalam:. Service, Quality, and

Satisfaction. Tjiptono, Fandy. Yogyakarta: Andi Offset

Silalahi, Ulber. 2012. Sumber dan Jenis Data. Dalam:. Statistika untuk Penelitian. Sugiyono. ALFABETA CV: Bandung

Spreng, Mackenzie & Olshavsky. 2011. Definisi Pereceived Performance. Dalam:. Service, Quality, and Satisfaction. Tjiptono, Fandy. Yogyakarta: Andi Offset


(52)

Stauss & Neuhaus. 2011. Model Kepuasan Konsumen. Dalam:. Service, Quality, and Satisfaction. Tjiptono, Fandy. Yogyakarta: Andi Offset

Sumarwan, Ujang. 2004. Perilaku Konsumen. Ghalia Indonesia: Bogor Sugiyono. 2012. Statistika untuk Penelitian. ALFABETA CV: Bandung

Supranto. 2011. Tingkat Pengukuran Kepuasan Pelanggan. PT Rineka Cipta: Jakarta

Swan & Trawuck. 2011. Definisi Ekspektasi Konsumen. Dalam:. Service, Quality, and Satisfaction. Tjiptono, Fandy. Yogyakarta: Andi Offset

Swastha. 2010. Variabel-variabel Meal Experience. Dalam: Analisis pengaruh meal experience terhadap loyalitas konsumen restoran Jepang di Surabaya. Novi Tandjojo. Surabaya

Tandjojo, Novi. 2010. Analisis pengaruh meal experience terhadap loyalitas konsumen restoran Jepang di Surabaya. Skripsi pada Universitas Petra Surabaya: tidak diterbitkan

Thamrin. 2010. Variabel-variabel Meal Experience. Dalam: Analisis pengaruh meal experience terhadap loyalitas konsumen restoran Jepang di Surabaya. Novi Tandjojo. Surabaya

Tjiptono, Fandy.2005. Service, Quality, and Satisfaction. Yogyakarta: Andi Offset


(1)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui seberapa besar faktor-faktor Meal Experience yang mempengaruhi kepuasan konsumen Okoh Japanese Resto maka dapat ditarik suatu simpulan sebagai berikut:

1. Meal Experience di Okoh Japanese Resto menunjukan bahwa pada semua dimensi berpengaruh positif dan terdapat 4 faktor yang berpengaruh signifikan dalam memberikan pengalanan yang berkesan pada konsumen, sementara 1 faktor yaitu faktor Atmosphere (Suasana) tidak berpengaruh signifikan. Secara korelasi semua dimensi memiliki korelasi yang sedang/cukup. Meal Experience berpeengaruh positif terhadap kepuasan konsumen. Hasil ini mennjukan bahwa semakin tinggi pelaksanaan meal experience maka semakin tinggi pula kepuasan konsumen yang terjadi.

2. Berdasarkan pengolahan data, ditemukan bahwa yang memberikan kontribusi terbesar dari meal experience adalah pada dimensi Food and

Beverage (Makanan dan Minuman). Pada dimensi Makanan dan

Minuman, yang paling menggugah perasaan pelanggan adalah variasi menu yang disediakan oleh Okoh Japanese Resto.


(2)

134

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas untuk mencapai maksud dan tujuan peningkatan Meal Experience terhadap Kepuasan Konsumen Okoh Japanese Resto, maka penulis mengajukan beberapa saran yang dapat menjadi bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam menentukan strategi usahanya.

1. Memberikan perhatian khusus pada harga dan pelayanan restoran, harga lebih menyesuaikan dengan porsi, kualitas makanan, serta menambah karyawan restoran agar konsumen lebih tertangani dengan baik.

2. Menjaga kebersihan area restoran dan seragam karyawan serta menyesuaikan alunan lagu yang lebih sesuai dengan tema restoran yang bertemakan speciality restaurant Jepang.

3. Diperlukannya penelitian lebih lanjut mengenai factor-faktor yang turut berperan yang tidak diteliti oleh penulis dalam penelitian ini seperti faktor budaya, bahan baku, serta lokasi dan aksibilitas yang dapat mempengaruhi terciptanya pengalaman yang unik dan memorable bagi pelanggan restoran dalam menciptakan kepuasan konsumen yang positif.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Amir, Taufiq. 2005. Dinamika Pemasaran Jelajahi dan Rasakan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Arief, Abd. Rachman. 2005. Pengantar Ilmu Perhotelan dan Restoran. Graha Ilmu: Ilmu Yogyakarta

Arikunto. 2012. Definisi Penelitian Verifikatif. Dalam:. Statistika untuk

Penelitian. Sugiyono. ALFABETA CV: Bandung

Barsky. 2003. Hubungan Antara meal Experience dan Kepuasan Konsumen. Dalam:. Satisfaction of The Meal Experience By Consumer (Leisure Tourist,

Visiting Lesedi). H,C, Kleyhans. Skripsi pada University of Pretoria: tidak

diterbitkan

Bitner. 2003. Hubungan Antara meal Experience dan Kepuasan Konsumen. Dalam:. Satisfaction of The Meal Experience By Consumer (Leisure Tourist,

Visiting Lesedi). H,C, Kleyhans. Skripsi pada University of Pretoria: tidak

diterbitkan

Chiou. 2011. Model Kepuasan Konsumen. Dalam:. Service, Quality, and

Satisfaction. Tjiptono, Fandy. Yogyakarta: Andi Offset

Chung. 2010. Variabel-variabel Meal Experience. Dalam: Analisis pengaruh meal

experience terhadap loyalitas konsumen restoran Jepang di Surabaya. Novi

Tandjojo. Surabaya

Cousins, Foskett dan Gillespie. 2010. Variabel-variabel Meal Experience. Dalam:

Analisis pengaruh meal experience terhadap loyalitas konsumen restoran Jepang di Surabaya. Novi Tandjojo. Surabaya

Czikszentimihalyi. 2010. Tahapan Meal Experience. Dalam: Analisis pengaruh

meal experience terhadap loyalitas konsumen restoran Jepang di Surabaya.

Novi Tandjojo. Surabaya

Davis, Bernard. 2002. Food and Beverage Management. Raja Grafindo Persada: Jakarta

Eagle. 2004. Definisi Kepuasan Konsumen. Dalam: Perilaku Konsumen. Sumarwan, Ujang. Ghalia Indonesia: Bogor


(4)

East. 2010. Variabel-variabel Meal Experience. Dalam: Analisis pengaruh meal

experience terhadap loyalitas konsumen restoran Jepang di Surabaya. Novi

Tandjojo. Surabaya

Erevelles & Leavitt. 2011. Model Kepuasan Konsumen. Dalam:. Service, Quality,

and Satisfaction. Tjiptono, Fandy. Yogyakarta: Andi Offset

Essinger dan Wylie. 2010. Variabel-variabel Meal Experience. Dalam: Analisis

pengaruh meal experience terhadap loyalitas konsumen restoran Jepang di Surabaya. Novi Tandjojo. Surabaya

Frow dan Payne. 2010. Definisi meal Experience. Dalam: Analisis pengaruh meal

experience terhadap loyalitas konsumen restoran Jepang di Surabaya. Novi

Tandjojo. Surabaya

Gaspers & Nasution. 2010. Macam-macam Kepuasan Konsumen. Dalam: Analisis

pengaruh meal experience terhadap loyalitas konsumen restoran Jepang di Surabaya. Novi Tandjojo. Surabaya

Gupta dan Vajic dalam Tandjojo. 2010. Variabel-variabel Meal Experience. Dalam: Analisis pengaruh meal experience terhadap loyalitas konsumen

restoran Jepang di Surabaya. Novi Tandjojo. Surabaya

Hanefors dan Mossberg. 2010. Definisi Meal Experience. Dalam: Analisis

pengaruh meal experience terhadap loyalitas konsumen restoran Jepang di Surabaya. Novi Tandjojo. Surabaya

H,C, Kleyhans. 2003. Satisfaction of The Meal Experience By Consumer (Leisure

Tourist, Visiting Lesedi). Skripsi pada University of Pretoria: tidak

diterbitkan

Jones. 2010. Variabel-variabel Meal Experience. Dalam: Analisis pengaruh meal

experience terhadap loyalitas konsumen restoran Jepang di Surabaya. Novi

Tandjojo. Surabaya

Karina, Aidha. 2012. Analisis Faktor-faktor meal Experience yang Diperoleh

Paska Pembelian Di Lima Cafe Di Kawasan Riau Bandung. Skripsi pada

Universitas Pendidikan Indonesia: tidak diterbitkan

Karlina, Rini. 2011. Analisis Faktor-faktor yang Mempngaruhi kepuasan

konsumen di Suis Butcher Cafe bandung Utara. Skripsi pada Universitas


(5)

Lewis. 2003. Hubungan Antara meal Experience dan Kepuasan Konsumen. Dalam:. Satisfaction of The Meal Experience By Consumer (Leisure Tourist,

Visiting Lesedi). H,C, Kleyhans. Skripsi pada University of Pretoria: tidak

diterbitkan

Marsum, WA. 2005. Restoran dan Segala permasalahannya. Andi: Yogyakarta Oh. 2003. Hubungan Antara meal Experience dan Kepuasan Konsumen. Dalam:.

Satisfaction of The Meal Experience By Consumer (Leisure Tourist, Visiting Lesedi). H,C, Kleyhans. Skripsi pada University of Pretoria: tidak

diterbitkan

Oliver. 2011. Definisi Ekspektasi Konsumen. Dalam:. Service, Quality, and

Satisfaction. Tjiptono, Fandy. Yogyakarta: Andi Offset

Oliver & Reuland et al. 2003. Hubungan Antara meal Experience dan Kepuasan

Konsumen. Dalam:. Satisfaction of The Meal Experience By Consumer (Leisure Tourist, Visiting Lesedi). H,C, Kleyhans. Skripsi pada University of

Pretoria: tidak diterbitkan

Peter & Olson. 2003. Hubungan Antara meal Experience dan Kepuasan

Konsumen. Dalam:. Satisfaction of The Meal Experience By Consumer (Leisure Tourist, Visiting Lesedi). H,C, Kleyhans. Skripsi pada University of

Pretoria: tidak diterbitkan

Pizam & Ellis. 2003. Hubungan Antara meal Experience dan Kepuasan

Konsumen. Dalam:. Satisfaction of The Meal Experience By Consumer (Leisure Tourist, Visiting Lesedi). H,C, Kleyhans. Skripsi pada University of

Pretoria: tidak diterbitkan

PV, Marselita. 2010. Analisa Perbandingan Harapan dan Persepsi Pria dan

Wanita dalam memilih Sebuah Restoran di Surabaya Ditinjau Dari Segi Meal Experience. Skripsi pada Universitas Petra Surabaya: tidak diterbitkan

Schnaars. 2011. Model Kepuasan Konsumen. Dalam:. Service, Quality, and

Satisfaction. Tjiptono, Fandy. Yogyakarta: Andi Offset

Silalahi, Ulber. 2012. Sumber dan Jenis Data. Dalam:. Statistika untuk Penelitian. Sugiyono. ALFABETA CV: Bandung

Spreng, Mackenzie & Olshavsky. 2011. Definisi Pereceived Performance. Dalam:. Service, Quality, and Satisfaction. Tjiptono, Fandy. Yogyakarta: Andi Offset


(6)

Stauss & Neuhaus. 2011. Model Kepuasan Konsumen. Dalam:. Service, Quality,

and Satisfaction. Tjiptono, Fandy. Yogyakarta: Andi Offset

Sumarwan, Ujang. 2004. Perilaku Konsumen. Ghalia Indonesia: Bogor Sugiyono. 2012. Statistika untuk Penelitian. ALFABETA CV: Bandung

Supranto. 2011. Tingkat Pengukuran Kepuasan Pelanggan. PT Rineka Cipta: Jakarta

Swan & Trawuck. 2011. Definisi Ekspektasi Konsumen. Dalam:. Service, Quality,

and Satisfaction. Tjiptono, Fandy. Yogyakarta: Andi Offset

Swastha. 2010. Variabel-variabel Meal Experience. Dalam: Analisis pengaruh

meal experience terhadap loyalitas konsumen restoran Jepang di Surabaya.

Novi Tandjojo. Surabaya

Tandjojo, Novi. 2010. Analisis pengaruh meal experience terhadap loyalitas

konsumen restoran Jepang di Surabaya. Skripsi pada Universitas Petra

Surabaya: tidak diterbitkan

Thamrin. 2010. Variabel-variabel Meal Experience. Dalam: Analisis pengaruh

meal experience terhadap loyalitas konsumen restoran Jepang di Surabaya.

Novi Tandjojo. Surabaya

Tjiptono, Fandy.2005. Service, Quality, and Satisfaction. Yogyakarta: Andi Offset Yoeti, Oka. 2009. Pengantar Ilmu Pariwisata. Andi Offset: Yogyakarta