MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK KASAR ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL BEBENTENGAN : PenelitianTindakan Kelas di Kelompok Bermain Al-Munawaroh Kabupaten Sumedang.
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... v
DAFTAR GAMBAR ... vi
DAFTAR LAMPIRAN ... ..vii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 6
C. Tujuan Penelitian ... 9
D. Manfaat Penelitian... 9
E. Stuktur Organisasi Skripsi ... 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teoritis a. Pentingnya Kemampuan Motorik Kasar Pada Anak ... 12
1. Definisi Perkembangan Motorik Kasar ... 12
2. Pengendalian Gerakan Tubuh………...12
(2)
e. FungsiPermainan……….. 21
f. Pengertian Permainan Tradisional………. 21
g. Pengertian Permainan Bebentengan ... 23
h. Manfaat Permainan Tradisional... .28
B. Kerangka Pemikiran ... 28
1. Masalah Pembelajaran ... …………....29
2. Bagan Metode Pembelajaran Sebelum dan Sesudah Tindakan... 29
C. Hipotesis Tindakan ... 30
1. Rumusan pembelajaran Permainan Tradisional Bebentemgan…...30
BAB III Metodologi Penelitian a. Lokasi dan Subjek Penelitian...31
b. Desain Penelitian... 31
c.Metode Penelitian... 35
d.Definisi Operasional... 36
e.Teknik dan Alat Pengumpulan Data... 38
(3)
2. Deskripsi Awal Proses Pembelajaran ...52
B. Pelaksanaan Pembelajaran Motorik Kasar...55
1. Paparan Siklus 1...57
2. Paparan Siklus 2...68
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 91
B.Rekomendasi...93
DAFTAR PUSTAKA………...96 LAMPIRAN-LAMPIRAN
(4)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Keterampilan motorik kasar sangat penting dilakukan untuk membantu menunjang pertumbuhan dan perkembangan secara optimal khususnya bagi anak usia dini, karena berada pada fase golden age atau masa keemasan, dengan alasan pada masa itu keadaan fisik maupun segala kemampuan anak sedang berkembang sangat pesat.
Pada anak usia dini proses tumbuh kembang kemampuan motorik anak berhubungan erat dengan proses tumbuh kembang gerak anak, oleh sebab itu peningkatan keterampilan fisik juga berhubungan erat dengan kegiatan bermain yang merupakan aktivitas utama anak usia dini. Semakin kuat dan terampilnya gerak seorang anak, membuat anak senang bermain dan tak lelah untuk menggerakkan seluruh anggota tubuhnya saat bermain.
Pergerakan anggota tubuh anak saat bermain mempunyai banyak manfaat untuk perkembangan aspek-aspek kemampuan anak lainnya, seperti aspek perkembangan kognitif, aspek perkembangan sosialemosional, perkembangan fisiologis dan untuk menjaga kesehatan tubuh anak.( Moeslihatoen,2004:12)
Adapun karakteristik perkembangan motorik kasar pada anak usia dini adalah berupa peningkatan kualitas pola gerak yang telah dikuasai pada masa bayi, serta
(5)
berjalan dan memegang akan semakin baik dan dapat dilakukan dengan berbagai macam variasi gerakan.
Peningkatan kemampuan gerak terjadi seiring dengan meningkatnya kemampuan koordinasi mata, tangan dan kaki. Perkembangan gerak akan berkembang lebih optimal apabila anak memiliki kesempatan yang cukup besar untuk melakukan aktivitas fisik dalam bentuk gerakan-gerakan yang melibatkan keseluruhan bagian anggota-anggota tubuh.
Namun, masih banyak permasalahan umum perkembangan keterampilan motorik kasar pada anak yang terjadi pada saat ini penyebabnya, diantaranya gangguan fisik baik karena bawaan sejak lahir, karena kecelakaan maupun karena kurangnya kesempatan bergerak dalam bermain atau dengan kata lain mereka lebih senang bermain pasif seperti melakukan permainan play station, menonton film kartun kesayangannya dan lain sebagainya sebagai bukti dampak negativ dari pengaruh modernisasi.
Adapula penyebabnya karena sejak kecil pada masa saatnya mulai belajar melakukan aktivitas motorik kasar seperti berjalan, berlari, melompat dan lain sebagainya oleh orang tua atau kerabatnya sebagai bukti rasa kasih sayangnya anak malah lebih sering digendong daripada dibimbing untuk berlatih berjalan perlahan-lahan. (Desmita ,2005:18)
Keterampilan gerak dasar motorik kasar sebaiknya mulai diajarkan kepada anak pada tahun-tahun permulaan disekolah Kelompok Bermain, yaitu melalui berbagai bentuk-bentuk gerakan berjalan, berlari, melompat, dan melempar. Bentuk-bentuk gerakan atletik itu telah dimiliki oleh anak-anak dari sejak umur 2
(6)
tahun, yang kemudian keterampilan gerak untuk berlari,melompat, dan melempar tersebut, lebih dikuasainya sebelum ia memasuki sekolah.
Tingkat Pencapaian Perkembangan fisik motorik diantaranya menggerakan badan dan kaki dalam rangka keseimbangan,kekuatan,kelincahan dan melatih keberanian. Permainan fisik dengan teratur, serta menggerakan lengannya untuk kelenturan, kekuatan otot dan koordinasi.
Pada setiap permainan maupun bermain yang dilakukan anak-anak, secara langsung ataupun tidak langsung akan mempengaruhi kondisi fisiknya. Komponen motorik kasar secara langsung terlatih dengan melakukan aktivitas bermain.
Pada umumnya manusia memiliki kecenderungan selalu ingin bergerak sambil bersenang-senang untuk mengeluarkan segala potensi yang ada pada dirinya.Biasanya bentuk-bentuk kegiatan disebut disalurkan melalui permainan.
Permainan tradisional dilihat dari segi kebudayaan merupakan kebudayaan asli yang mendukung budaya nasional dan adat tradisi bangsa yang ikut memperkaya unsur kebudayaan dan kepribadian bangsa Indonesia. Pada awalnya permainan tradisional ini dimainkan dengan peraturan yang sederhana lambat laun permainan ini berkembang menjurus kepada permainan yang dipertandingkan atau diperlombakan.Lebih lanjut lagi beberapa macam bentuk permainan tradisional beberapa macam dimasukan sebagai pokok bahasan yang harus disampaikan dan dipraktekkan.( Kusmaedi Nurlan 2009: 144)
(7)
Adapun unsur-unsur yang berpengaruh positif terhadap para pelakunya antara lain terhadap ketangkasan, kecepatan, kelincahan, kejujuran, kelenturan dan kerjasama. Selajutnya dihadapkan dapat membina kesegaran jasmani dan rohani bagi para pelakunya.
Ada macam-macam permainan tradisional yang sesuai dengan tingkat perkembangan anak. Jenis permainan tradisional, ada permainan yang memerlukan alat, ada permainan yang tidak memerlukan alat. Ada permainan menggunakan energi yang lebih banyak namun ada pula permainan yang memerlukan energi yang lebih sedikit . Oleh karena itu, permainan tradisional suatu bentuk permainan yang tidak mempunyai peraturan tertentu, baik mengenai peraturan permainannya, alat-alat yang digunakan , ukuran lapangan maupun waktu untuk melakukannya, hal ini disesuaikan dengan daerahnya masing-masing.
Berdasarkan pengamatan yang terjadi dilapangan khususnya di Kelompok Bermain Al-Munawaroh. Kemampuan lokomotor,anak masih kurang mampu mengangkat satu kaki dengan seimbang.Kemampuan nonlokomor,anak masih kurang mampu melakukan gerakan melompat . Sedangkan kemampuan manipulatif , penampilan anak yang tidak konsisten pada setiap kesempatan yang berbeda.
Hal ini terlihat dari dua belas anak yang bisa dalam pembelajaran motorik kasar ada dua orang anak (91,6%) dan sisanya (8,4%) anak yang mampu melakukan pembelajaran motorik kasar. Sementara itu kinerja guru pada waktu proses pembelajaran juga terlihat masih rendah, guru masih menggunakan metode
(8)
pembelajaran yang berpusat pada guru, terlalu mendominasi serta terlalu cepat memberikan penjelasan mengenai apa yang harus dilakukan oleh anak dalam kegiatan pembelajaran motorik kasar.
Berdasarkan kondisi tersebut melalui diskusi dan refleksi dengan guru disepakati solusi tindakan untuk memecahkan masalah tersebut yaitu dengan permainan tradisional bebentengan.
Melalui permainan bebentengan anak akan lincah dalam kegiatan permainan tersebut. Melalui permainan bebentengan dengan cara praktek langsung anak akan memperoleh kesan lebih bersemangat mengikuti permainan bebentengan. permainan tradisional merupakan has daerah dengan tujuan meningkatkan kualitas kinerja guru melalui penyusunan program pembelajaran atau latihan yang selaras dengan usia anak. Ada permainan yang memerlukan alat namun ada pula yang tidak menggunakan alat, dimainkan oleh anak laki-laki dan perempuan.
Beranjak dari permasalahan yang telah dipaparkan di atas penulis merasa tertarik untuk mengetahui lebih lanjut tentang penerapan permainan tradisional untuk meningkatkan kelincahan pada anak, oleh karena itu dalam penelitian ini penulis merumuskan judul “Meningkatkan Keterampilan Motorik Kasar Anak Usia Dini Melalui Permainan Tradisional Bebentengan Di Kelompok Bermain Al- Munawaroh Kabupaten Sumedang.
(9)
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah a. Identifikasi Masalah
Kemampuan fisik diperlukan dalam mempelajari gerak agar hasil
yang dicapai cukup efisien. Dalam kenyataannya, kemampuan fisik diperlukan sebagai dasar untuk mengembangkan gerakan-gerakan ketangkasan. Kegiatan ini dapat dilakukan guru pada minggu-minggu pertama anak memasuki kegiatan pendidikan Anak Usia Dini. Melalui bantuan tradisional bebentengan.
Kemampuan-kemampuan tersebut dipilih dan dikelompokkan agar
memudahkan guru berbagai bentuk kemampuan yang mendasari kemampuan fisik. Berbagai kemampuan fisik dapat disusun dan dikelompokkan dalam permainan tradisional (Mahendra,2007 :39), antara lain :
a. Daya tahan (endurance)
Kemampuan tubuh mensuplai oksigen yang diperlukan untuk melakukan suatu kegiatan. Apabila seseorang melakukan kegiatan latihan khusus untuk memperbaiki daya tahannya maka akan terjadi peningkatan kapiler-kepiler jaringan otot.
b. Kekuatan (Strength)
Kekuatan otot dapat dikembangkan melalui latihan-latihan otot melawan tahanan yang ditingkatkan sedikit demi sedikit.
c. Kelentukan (Flexibility)
Kelentukan seseorang ditentukan oleh kemampuan gerak dari sendi-sendi.Makin luas ruang gerak sendi-sendi makin baik flesibilitas seseorang.
(10)
d. Kelincahan (agility)
Kemampuan seseorang untuk bergerak secar cepat.Komponen-komponen agilitas adalah, malakukan gerak perubahan arah secara cepat.
Berdasarkan penjajakan kemampuan awal inilah guru dapat
mengindentifikasi dan mengelompokkan berbagai kemampuan yang relative sejenis sehingga akan lebih memudahkan guru memberikan arah pengembangan kegiatan pembelajaran pada anak tersebut.
Kemampuan motorik kasar anak di kelompok bermain Al-Munawaroh masih rendah, terbukti dengan kurang antusiasnya anak-anak dalam melakukan gerakan fisik/motorik kasar yang diberikan oleh guru.
Faktor-faktor yang mempengaruhi fisik/motorik kasar pada anak antara lain : a. Faktor keluarga
Orang tua bersama para pendidik dan lingkungan memiliki peran yang sangat penting dalam membantu anak mengembangkan potensi kecerdasan yang memilikinya.
b. Faktor lingkungan
Anak yang tidak mempunyai kesempatan untuk belajar seperti sering digendong atau diletakkan di baby walker dapat mengalami keterlambatan motorik yang lambat dapat disebabkan oleh beberapa hal. Salah satu penyebab gangguan perkembangan motorik adalah kelainan tonus otot atau penyakit neuromuscular.
(11)
c. Faktor guru
Guru semestinya memberikan metode yang tepat dalam menyampaikan pembelajaran motorik kasar kepada anak, oleh karena itu dipilihlah metode praktek langsung oleh peneliti untuk menyampaikannya. Namun, sebelumnya guru harus memberi pengarahan kepada anak mengenai permainan yang digunakan tersebut, supaya anak menjadi antusias dalam mengikutinya.
d. Media
Media edukatif dan sumber pembelajaran dapat berasal dari lingkungan alam sekitar atau bahan-bahan yang sengaja disiapkan oleh pendidik/guru. Menggunakan berbagaimedia edukatif dan sumber belajar . Pembelajaran bagi anakmotorik kasar, serta mampu menerima rangsangan sensorik. B. Perumusan Masalah
Dari uraian ini penulis merumuskan beberapa permasalahan penelitian sebagai berikut.
1. Bagaimana kemampuan motorik kasar anak di Kelompok Bermain Al –
Munawaroh sebelum diterapkannya permainan tradisional bebentengan ? 2. Bagaimana langkah-langkah permainan tradisional bebentengan untuk
meningkatkan kemampuan motorik kasar pada anak Kelompok Bermain Al – Munawaroh ?
3. Bagaimana hasil peningkatkan kemampuan motorik kasar di Kelompok
Bermain Al-Munawaroh setelah dilaksanakan permainan tradisional bebentengan?
(12)
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang dijelaskan, maka tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah :
1. Untuk mengetahui kemampuan motorik kasar pada anak di Kelompok
Bermain Al- Munawaroh sebelum dilaksanakan permainan tradisional bebentengan.
2. Untuk mendeskripsikan langkah-langkah untuk meningkatkan kemampuan
motorik kasar pada anak di Kelompok Bermain Al- Munawaroh.
3. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan motorik kasar di Kelompok Bermain Al-Munawaroh setelah dilaksanakan permainan tradisional bebentengan.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian tindakan kelas ini akan memberikan manfaat yang berarti bagi :
a. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pembinaan dan pelatihan yang intensif terhadap pada guru juga perlu diadakan oleh pihak sekolah, ini dimaksudkan agar dapat meningkatkan kemampuan mengajarnya dalam rangka
inovasi pembelajaran khususnya tentang permainan tradisional untuk
(13)
b. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa
Siswa dalam memahami pembelajaran motorik kasar dengan baik. b. Bagi Guru
Meningkatkan kemampuan mengajar dalam membantu guru menyediakan media yang lebih operatif.
c. Bagi Sekolah
Dapat memberikan kontribusi dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di tingkat pendidikan, dapat menjadi rujukan sekolah dalam mengambil kebijakan tentang peraturan sekolah, dan dapat membantu tercapainya tujuan pembelajaran motorik kasar.
d. Bagi Lembaga
Dapat menjadi bahan bacaan dalam karya tulis ilmiah bagi para mahasiswa atau pembaca yang ada dalam lembaga tersebut.
e. Bagi Peneliti
Dapat menambah pengalaman mengajar dengan menggunakan model dan media pembelajaran dalam pendidikan.
E. Stuktur Organisasi Skripsi
Penulisan skripsi ini terdiri dari lima bagian (bab) , yaitu: BAB I Pendahuluan
Dalam bab ini penulis membahas dan mengemukakan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah,tujuan penelitian dan manfaat penelitian.
(14)
Dalam bab ini mengemukakan teori-teori yang sesuai penelitian yang berhubungan dengan yang masalah. Kerangka pemikiran dan hipotensis penelitian.
BAB III Metode Penelitian
Dalam bab ini membahas tentang metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ,lokasi dan subjek penelitian, prosedur penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data dan kisi-kisi instrumen.
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
Pada bab IV memuat dua hal utama yaitu pengolahan atau analisi data untuk menghasilkan temuan dan pembahasan atau analisis temuan. Pengolahan data dilakukan berdasarkan prosedur penelitian kualitatif yang diuraikan dalam Bab III. Bagian ini pembahasan mendiskusikan temuan tersebut dikaitkan dengan dasar teoritik yang telah dibahas dalam Bab II.
BAB V Kesimpulan dan Saran
Dalam Bab V disajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian, yang disajikan dalam bentuk kesimpulan penelitian. Saran berisikan harapan penulis kepada pembaca,baik itu penelitian lain atau pihak-pihak yang berkepentingan dengan masalah yang dibahas.
(15)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kelompok Bermain Al-Munawaroh yang terletak di Bukit Nyampai Rt.01 Rw.02 Desa Mandaherang Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang 45321.
Subjek dalam penelitian adalah anak Kelompok Bermain Al–Munawaroh
yang berjumlah 12orang siswa, yang terdiri dari 7 orang siswa laki-laki dan 5orang perempuan.
B. Desain Penelitian
Rancangan penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah berbentuk siklus, setiap siklus terdiri dari satu pertemuan.Pada akhir pertemuan diharapkan tercapainya tujuan yang ingin dicapai yaitu meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran motorik kasar dengan memodifikasi suatu permainan.
Desain penelitian yang digunakan mengacu pada model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart yaitu model spiral, yang dalam pelaksanaanya merupakan proses pengkajian berdaur melalui empat tahap kegiatan yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan. observasi, dan reflektif.Hasil refleksi pada siklus berikutnya merupakan bahan pertimbangan untuk perncanaan tindakan pada sirklus berikutnya.
Desain tindakan merupakan kegiatan yang disusun sebelum meningkatkan keterampilan motorik kasar melalui permainan bebetengan di Kelompok Bermain
Al – Munawaroh Kecamatan Cimalaka, Kabupaten Sumedang. Didalamnya
(16)
tindakan-tindakan untuk memperbaiki teknik, metode dan media yang digunakan, serta rencana dan teknik pengolahan data.
Pelaksanaan tindakan dalam pembelajaran kemampuan motorik kasar dengan menggunakan modifikasi permainan bebetengan di anak .
Observasi merupakan kegiatan mengamati proses dan hasil dari pelaksanaan penerapan metode permainan bebetengan pada anak Kelompok
Bermain Al–Munawaroh Kecamatan Cimalaka, Kabupaten Sumedang.
Pelaksanaan observasi waktunya bersamaan dengan dilaksanakannya tindakan , yang intinya diajukan untuk mengamati, merkam, dan mendokumenmtasikan setiap indikator dari proses dan hasil pelaksanaaan tindakan maupun efek sampingnya.
Refleksi merupakan kegiatan analisis, sintesis, interpretasi, dan eksplanasi terhadap semua informasi yang diperoleh dari observasi selama tindakan metode permainan bebetengan pada Kelompok Bermain Al-Munawaroh. Dalam penelitian tindakan kelas ini, digunakan model spiral Kemmis dan Taggart, yaitu model siklus yang dilakukan secara berulang, berkelajutan artinya semakin lama diharapkan semakin lama diharapkan semakin meningkat perubahan atau pencapainya hasilnya.
(17)
S. Saud (1988: 226)
Model Kemmis & Mc Tanggart (1988)
Membahas mengenai teori dan praktek permainan/olahraga tradisional bebentengan, meliputi peraturan permainan dan pertandingan/perwasitan, teknik dasar bebentengan, dan menerapkannya dalam praktek bermain dan bertanding, kemudian disertai dengan latihan.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam PTK sebagai berikut.
1. Perencanaan Tindakan
a. Mengurus perizinan dari lembaga terkait dan Kepala Sekolah
b. Observasi dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran awal tentang kemampuan motorik kasar di Kelompok Bermain Al-Munawaroh.
(18)
c. Menyusun rencana penelitian yaitu dengan membuat siklus-siklus penelitian dengan prosedur, (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi, (4) refleksi.
1. Tahap Perencanaan
Tindakan dalam penelitian tindakan kelas disusun berdasarkan masalah yang hendak dipecahkan dan hipotesis yang diajukan. Rencana tindakan disusun untuk menguji secara empirik dari ketepatan hipotesis yang diajukan. Ini berarti, suatu tindakan dilakukan untuk memperbaiki praktek pembelajaran motorik kasar dengan menggunakan modifikasi permainan. Adapun langkah-langkah kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan tindakan 1 adalah sebagai berikut :
a) Membuat skenario pembelajaran.
b) Penentuan metode mengajar.
c) Membuat alat evaluasi belajar untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa dalam belajar gerak.
d) Membuat lembar observasi maupun catatan lapangan untuk melihat kinerja guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan mengembangkan modifikasi permainan.
2. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan, peneliti berperan sebagai observer berkolaborasi dengan guru sebagai prakisi. Guru sebagai prakisi dalam pelaksanaan tindakan bertugas melaksanakan rencana tindakan kelas dalam pembelajaran motorik kasar
(19)
3. Tahap Pengamatan
Pengamatan dalam tindakan kelas ini bertujuan untuk mendapatkan informasi atau keterangan mengenai proses pembelajaran menggunakan modifikasi permainan. Pengamatan tersebut mengacu pada lembar pedoman observasi kinerja guru dan aktivitas siswa yang telah disediakan. Informasi hasil pengamatan yang terkumpul adalah data mengenai pelaksanaan tindakan dan hal-hal yang perlu dioptimalkan berdasarkan data atau informasi tersebut.
4. Tahap Refleksi
Langkah ini merupakan kegiatan analisis-sintesis, interprestasi, dan eksplanasi terhadap semua informasi yang diperoleh dari pelaksanaan tindakan, setiap informasi yang didapatkan akan dikaji dan difahami bersama oleh praktisi dan peneliti. Informasi yang terkumpul perlu diuraikan, dicari kaitannya antara yang satu dengan yang lainnya, dibandingkan dengan pengalaman sebelumnya, dikaitkan dengan dikaitkan dengan kategori yang relevan, melalui proses refleksi yang mendalam dapat ditarik kesimpulan yang tajam untuk menentukan tindakan berikutnya atau siklus kedua, kegiatan refleksi di bawah ini meliputi hal-hal yang tercantum di bawah ini.
1. Mendiskusikan langkah selanjutnya dari hasil data yang diperoleh. 2. Mengecek dari data yang telah terkumpul dari pengamatan hasil
observasi yakni berdasarkan format hasil kinerja guru dan kemampuan siswa.
3. Penyusunan kembali rencana pelaksanaan pembelajaran dengan
(20)
C. Metode Penelitian
Penelitian ini bercorak penelitian kelas (PTK).Penelitian tindakan kelas menurut Wardhani (2009: 34) adalah “ Penelitian yang dilakukan oleh guru didalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa akan meningkat”. Secara prosedur penelitian tindakan kelas ditentukan oleh suatu kajian reflektif diri secara inovatif, partisipasi diri ,kolaboratif terhadap latar alamiah dan impikasi dalam suatu tinadakan. Denagn demikian classroom action research (PTK) adalah upaya untuk memecahkan masalah- masalah pendidikan yang dihadapi guru serta dapat dipecahkan secara kolaboratif dengan teman sejawat untuk mencapai peningkatkan kualitas pendidikan dan pembelajaran yang dihadapinya.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif sejalan dengan pendapat Bogdan dan Taylor (Moleong, 2007: 3) mendefinisikan bahwa, “ Metodologi Kualitatif prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati ’’.
Penelitian ini peneliti memilih menggunakan pendekatan kualitatif, alasan memilih pendekatan kualitatif adalah berdasarkan pendapat Moleong (2007:5), yaitu sebagai berikut:
Pertama , menyesuaikan metode lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan ganda: kedua metode ini menyajikan secara langsung hakikat berhubungan antara peneliti dengan respoden; dengan banyak penajaman pengaruh bersama dan terhadap pola-pola nilai yang dihadapi.
(21)
dari pendekatan untuk mengolah data sesuai dengan karakteristik pendekatan kualitatif tersebut. Menurut pendapat Moleong (2007 : 4-8) karateristik pendekatan kualitatif adalah:
Latar ilmiah, manusia sebagai instrumen,metode kualitatif, analisis secara induktif, teori dasar, deskriptif,lebih mementingkan proses daripada hasil, ada batas yang ditentukan oleh fokus, adanya kriteria khusus untuk keabsahan kata, desain yang bersifat sementara, hasil penelitian dirundingkan dan disepakati bersama.
Pendekatan kuatitatif menurut McMilan dan Schumacher
(Wardhani.2009:44) mengatakan bahwa
Pendekatan kualitatif adalah suatu pendekatan yang juga disebut pendekatan investigasi karena biasanya peneliti mengumpulkan data dengan cara bertatap muka langsung dan berinteraksi dengan orang-orang ditempat penelitian. Dengan penelitian kualitatif ini penelito akan menggambarkan dan menganalisis setiap individu dalam kehidupan dan pemikirannya.
D. Definisi Operasional
Dalam menghindari penafsiran yang salah mengenai pembelajaran dengan permainan tradisional , penulis paparkan sebagai berikut :
1. Keterampilan motorik kasar adalah kemampuan anak dalam melakukan gerakan-gerakan anak dapat berjalan dengan seimbang, anak dapat berjalan maju pada garis lurus ,anak dapat berlaru seimbang tanpa jatuh, anak dapat melakukan gerakan melompat ke depan, kebelakang dan kesamping,anak dapat berlari sambil melompat, anak dapat melakukan gerakan merunduk dari serangan lawan dan melakukan gerakan tangan untuk menghadang lawan. 2. Permainan tradisional bebentengan adalah permainan yang di suatu daerah Jawa Barat. Permainan ini melibatkan dua orang atau lebih berisi
(22)
gerak,kelincahan, strategi, pesan moral, kejujuran,kompetisi lagu, kata-kata dan hal-hal lain yang bersifat mendidik. Dalam permainan tradisional semua pemain akan memerankan perananya dengan karakter permainan, dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Guru mendemonstrasikan cara bermain dalam permainan bebentangan.
b. Sebelum permainan dimulai diadakan diadakan undian , yang kalah sebagai penjaga dan menang sebagai penyerang
c. Regu penjaga menempati garisnya masing-masing dengan kedua kaki
berada diatas garis, sedangkan regu penyerang siap untuk masuk d. Permainan dimulai setelah wasit membunyikan peluit.
e. Penyerang berusaha melewati garis depan dengan menghindari tangakapan
atau sentuhan pihak penjaga.
f. Penjaga berusaha menyentuh penyerang dengan tangan dalam posisi kedua kaki berpijak di atas garis atau salah satu kaki berpijak di atas garis , sedangkan kaki yang satu lagi melayang.
g. Permainan dinyatakan salah apabila penyerang disetuh penjaga.
h. Penggantian pemain diadakan pada saat permainan sedang berhenti (pada
saat pergantian).
i. Setiap pemain yang telah berhasil melewati seluruh garis dari garis depan sampai dengan garis belakang dan dari garis belakang samapi dengan langsung melajutkan permainan seperti semula.
(23)
j. Demikian seterusnya permainan berlari tanpa berhenti kecuali kalau dihentikan oleh wasit karen tertangkap atau tersentuh, pemain membuat kesalahan dan waktu istirahat.
k. Apabila permainan telah berjalan 20 menit , wasit membunyikan peluit tanda istirahat dan posisi pemain dicatat.
l. Apabila permainan babak kedua dilanjutkan posisi pemain sama seperti pada saat permainan dihentikan.
m. Nilai diperoleh apabila, pemain yang telah berhasil melewati garis depan sampai dengan belakang diberi nilai 1.
n. Pemain yang berhasil melewati garis belakang sampai dengan garis depan
diberi nilai 1.
E.Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Teknik dan alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya:
1. Observasi
Observasi dalam penelitian ini merupakan cara pengumpulan data untuk mendapatkan informasi dengan cara melakukan pengamatan langsung terhadap proses pembelajaran penerapan permainan tradisional bebentengan dan kemampuan anak dalam motorik kasar.Agar observasi yang dikembangkan oleh guru dengan mengacu pada indikator yang telah diterapkan.
Teknik observasi dalam penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data aktivitas yang dilakukan guru dan anak selama proses pemebelajaran melalui
(24)
permainan tradisional bebentengan untuk mengatahui sejauhmana peningkatan kemampuan motorik kasar pada anak.
Berikut adalah contoh pedoman observasi yang digunakan untuk anak. Tabel 3.1
Pedoman Observasi
1. Nama anak : ……….
2. Kelas/Kelompok : ……….
3. Hari/Tanggal observasi : ……….
No Aspek yang diobservasi Hasil Observasi
2. Wawancara
Wawancara pada penelitian ini dilakukan kepada guru pengajar sebagai mitra peneliti untuk mengetahui tentang pelaksanaan permainan tradisional bebentengan yang telah dilakukan dengan mengadakan tanya jawab secara langsung. Hasil dari wawancara dapat diketahui kendala-kendala yang dihadapi oleh guru selama pelaksanaan permainan tradisional bebentengan untuk meningkatkan kemampuan anak dalam kemampuan motorik kasar. Instrumen yang digunakan berupa pedoman wawancara.
(25)
Berikut adalah contoh pedoman wawancara yang digunakan untuk anak. Tabel 3.2
Pedoman Wawancara
1. Nama anak : ……….
2. Usia : ……….
3. Jenis Kelamin : ……….
4. Tanggal Wawancara : ……….
5. Tempat Wawancara : ……….
6. Wawancara ke : ……….
Aspek Sosial No
Pertanyaan Senang Ragu-ragu
Tidak Senang
* Jawaban dapat diberi tanda cek (√) * Pertanyaan dapat diperbanyak
Guru
(26)
3. Catatan Lapangan
Catatan lapangan dibuat oleh peneliti/mitra peneliti yang melakukan pengamatan atau observasi, Berbagai aspek pembelajaran di kelas, suasana kelas, pengelolaan kelas, hubungan interaksi guru dengan siswa, interaksi siswa, mungkin juga hubungan orang tua siswa, iklim sekolah, leadership kepala sekolah;demikian pula kegiatan lain dari penelitian ini seperti aspek orientasi, perencanaan,diskusi, dan refleksi, semuannya dapat dibaca kembali dari catatan lapangan ini( Rochiati, W.2008:125)
Catatan lapangan ini berisi rekaman perkembangan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran digunakan untuk menjaring data yang dilihat, didengar dan diamati untuk menentukan hasil analisis. Catatan lapangan sama halnya dengan pedoman observasi digunakan untuk mengumpulkan data sesuai dengan tuntutan tujuan yang hendak dicapai yaitu kinerja guru dan aktivitas anak selama proses pembelajaran permainan bebentengan. Catatan lapangan ini pun dapat merefleksikan tindakan yang telah dilakukan peneliti, apabila tidak mencapai target maka perlu dilakukan tindakan berikutnya.
4. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi dalam penelitian ini dilakukan untuk mempelajari dan mendalami berbagai dokumen yang berkaitan dengan penerapan permainan tradisional bebentengan dan kemampuan motorik kasar. Dolumentasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Rencana Kegiatan Harian (RKH) yang sudah
(27)
Berikut adalah contoh pedoman studi dokumentasi. Tabel 3.3
PEDOMAN STUDI DOKUMENTASI
Nama TK : ………..
Sumber data : ………..
No. Data yang
Dibutuhkan Indikator
Keterangan
Deskripsi
Ada Tidak
Ada
…………, ………
Responden (……….) F. Kisi-kisi Pengembangan Instrumen
Kisi-kisi instrumen yang disusun oleh peneliti terdiri dari : 1. Berjalan dan berlari
2. Menghindar dari serangan lawan 3. Melewati benteng lawan
Berikut adalah tabel 3.3 yang merupakan desain kisi-kisi instrumen penerapan permainan tradisional bebentengan untuk meningkatkan kemampuan anak dalam mengenal motorik kasar di Kelompok Bermain Al-Munawaroh .
(28)
(29)
Kisi-kisi Instrumen Peningkatan Motorik Kasar Melalui Permainan Tradisional Bebentengan
Varibel Aspek Indikator Teknik
Pengumpulan Data Sumber Data Butir Item
A. Motorik
Kasar
1. Berjalan dan berlari
2.Melewati benteng lawan
a. Berjalan maju pada garis lurus.
b. Berjalan ke samping pada garis lurus
c. Berlari seimbang tanpa jatuh.
d.Melakukan gerakan melompat ke depan
e. Melakukan gerakan melompat ke belakang
f. Berlari sambil melompat
a.Melakukan gerakan merunduk dari serangan lawan
Observasi
Observasi
Anak
Anak
1- 6
(30)
Tradisional Bebentengan pembelajaran 2. Pelaksanaan kegiatan permainan bebentengan
pembelajaran ,meliputi : a. Tema pembelajaran b. Materi pembelajaran c. Metode pembelajaran d. Media pembelajaran e. Evaluasi pembelajaran
Dokumen perencanaan
pembelajaran meliputi :
a. Kurikulum yang
digunakan
b. Mengkomunikasikan
tema dan kegiatan yang akan dilakukan anak-anak
c. Catatan penilaian anak
d. Buku kegiatan anak
Kegiatan pembukaan yang
terdiri :
a. Menyiapkan alat dan
media yang diperlukan
dalam pelaksanaan
kegiatan permainan
Observasi Observasi Guru Guru 6-9 10-13
(31)
untuk mengikuti kegiatan Kegiatan pengembangan yang terdiri dari :
a. Membimbing anak belajar
dalam kelompok agar dapat
bekerjasama dengan
temannya.
b. Untuk mengetahui manfaat
dari tubuh dan memahami nama serta fungsi macam-macam bagian tubuh yang
melekat pada diri anak
Kelompok bermain seperti
kaki, tangan, mata dan
telinga.
c. Memberikan dorongan pada
anak supaya bersemangat.
d. Mengamati/ mengobservasi
anak dalam pengembangan
kegiatan permainan
tradisional.
Kegiatan penutup yang terdiri dari :
a. Mengadakan tanya jawab
seputar kegiatan yang telah
Observasi Observasi Guru Guru 14-17 18-20
(32)
tiap kelompoknya.
c. Memberikan kesempatan
pada anak untuk
mengemukakan pendapatnya selama mengikuti kegiatan permainan tradisional
(33)
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis data kualilatif. Data yang diperoleh dari hasil observasi , wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi dianalisi kedalam bentuk deskriftif. Tahapan analisi data pada penelitian ini terdiri dari tiga tahap, yaitu:
1. Reduksi data
Dalam tahap ini peneliti melakukan pemilihan, dan perumusan perhatian untuk penyederhanaan, abstraksi, transformasi data kasar yang diperoleh menjadi informasi hasil tindakan. Reduksi data dimulai dari pembuatan rangkuman dari setiap data dengan tujuan agar mudah dipahami. Keseluruhan rangkuman data yang berupa hasil observasi, wawancara , tes dan catatan lapangan mengenai meningkatkan kemampuan motorik kasar pada anak menggunakan permainan tradisional bebentengan berdasarkan permasalahan yang diteliti.
2. Mendeksipsikan data
Peneliti mengembangkan sebuah deskripsi informasi untuk menarik kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian data yang digunakan dalam bentuk paparan naratif. Data yang sudah dibuat terorganisasi dideskripsikan menjadi bermakna. Mendeskripsikan data dapat dilakukan dalam bentuk narasi, grafik, maupun tabel. Pada penelitian permainan tradisional bebentengan ini data yang telah direduksi disajikan dalam bentuk deskripsi yang menyeluruh pada setiap aspek peningkatkan kemampuan anak.
(34)
Peneliti berusaha menarik kesimpulan dan melakukan verifikasi dengan materi makna setiap gejala yang diperolehnya yang mungkin ada, alur kausalitas dari penomena dan proporsi. Selanjutnya data tersebut disusun dan dikategorisasikan, kemudian disajikan, dimaknai, disimpulkan dan terakhir diperiksa keabsahannya. Dalam bentuk pernyataan atau formula singkat berdasarkan paparan atau deskripsi yang telah dibuat.Data yang telah terkumpul dari penerapan permainan tradisional bebentengan diinterprentasi berdasarkan
teori pembelajaran motorik kasar dinterpretasikan berdasarkan teoori
pembelajaran fisik motorik dalam pengenalan motorik kasar yang disesuaikan dengan hasil temuan dilapangan. Hasil dari interpretasi disajikan sebagai acuan untuk melaksanakan siklus berikutnya.
I. Validasi Data
Keasahan data penelitian dapat dilihat dari kemampuan menilai data dari aspek validasi data penelitian, untuk menguji reaksi penelitian dapat dilakukan dengan teknik triangulasi, member chek, dan exper opinion, Wiriatmaja (1993:163):
1. Member Check
Dilakukan untuk mengecek kebenaran dan kesalahan data dalam proses ini data tentang seluruh pelaksanaan tindakan dikonfirmasikan kepada guru dan siswa melalui kegiatan reflektif pada setiap akhir pembelajaran melalui diskusi.
(35)
dituangkan. Data atau informasi dalam penelitian ini diperoleh dan dikongfirmasikan dengan guru Kelompok Bermain yang berjumlah 3 orang melalui diskusi.
2. Triangulasi
Memeriksa kebenaran data yang diperoleh peneliti dengan
membandingkan terhadap hasil yang diperoleh mitra peneliti secara kolaboratif. Memeriksa kebenaran data yang diperoleh dari penelitian dengan cara membandingkan dengan hasil orang lain yang ikut serta terlibat dalam pelaksanaan permainan tradisional bebentengan. Sumber yang dapat digunakan dalam penelitian ini yaitu guru lain sebagai mitra peneliti dan anak yang menjadi subjek penelitian.
3. Audit trial
Mengecek kebenaran prosedur dan metode pengumpulan data dengan cara mendiskusikan dengan pembimbing dan teman-teman mahasiswa. Penelitian ini berarti memeriksa catatan yang telah dibuat peneliti dan memeriksaan kebenaran dari hasil penelitian penerapan permainan tradisional bebentangan untuk meningkatkan kemampuan anak dalam motorik kasar. Pemeriksaan yang dilakukan dengan cara mendiskusikan dengan kawan sejawat yang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang sama atau lebih.
4.Expert opinion
Kegiatan validasi data dengan meminta nasihat kaepada pakar orang yang ahli di bidang penelitian tindakan kelas. Peneliti meminta nasihat kepada para pembimbing untuk memperoleh masukan dan arahan terhadap masalah-masalah yang timbul dalam semua tahapan kegiatan penelitian penerapan permainan tradisional bebentengan untuk meningkatkan kemampuan anak mengenal motorik kasar.
(36)
(37)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Berikut ini peneliti akan menyajikan kesimpulan dan saran yang diperoleh dari temuan di lapangan selama pelaksanaan penelitian Meningkatkan Keterampilan Motorik Kasar Anak Usia Dini Melalui Permainan Tradisional Bebentengan . Kedua hal tersebut akan diuraikan sebagai berikut :
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan serta analisis dari permainan tradisional bebentengan untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar anak yang dilakukan di Kelompok Bermain Al-Munawaroh Cimalaka, maka peneliti membuat kesimpulan sebagai berikut :
Penerapan permainan tradisional bebentengan pada pembelajaran
motorikkasar anak di Kelompok Bermain dianggap telah berhasil dalam meningkatkan proses pembelajaran, kinerja guru serta aktivitas dan hasil belajar anak.
Setelah melaksanakan tindakan sebanyak dua siklus, diperoleh data bahwa penerapan permainan tradisional dapat meningkatkan kinerja guru dan aktivitas anak sehingga kemampuan anak dalam pembelajaran motorikkasar meningkat. Jumlah anak yang dinyatakan berhasil berdasarkan data awal adalah 2 orang (16,66 %). Setelah siklus I diterapkan jumlahnya meningkat menjadi 6 orang (50 %) dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 11 orang (98,3 %), namun 1 orang (3,33 %) tergolong berhasil dengan bantuan sehingga dapat ditarik kesimpulan
(38)
B. Rekomendasi
Permainan tradisional bebentengan merupakan suatu strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan keterampilan motorik kasar. Dengan memperhatikan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan di Kelompok Bermain AL-Munawaroh Kabupaten Sumedang, ada beberapa hal yang dapat disarankan sebagai implikasi dari hasil penelitian ini, adalah sebagai berikut :
l. Bagi Guru
a. Permainan bebentengan merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan dan diterapkan oleh guru pendidikan jasmani dalam pembelajaran motorik. Namun demikian, guru pendidikan jasmani harus mampu memilih dan mengembangkan teknik-teknik pembelajaran lainnya yang cocok untuk diterapkan pada pembelajaran dengan memperhatikan karakteristik siswa, kedalaman materi, dan hal-hal lainya yang masih perlu dipertimbangkan.
b. Guru hendaknya perlu memahami secara mendalam mengenai
modifikasi pembelajaran motorik kasar, sehingga dalam
penerapannya tidak menjadi salah persepsi.
c. Guru sebagai fasilitator harus mau dan mampu mengadakan perubahan pada cara mengajar yang tadinya lebih banyak terpusat pada guru, sekarang harus mulai merubahnya menjadi suatu
(39)
kreatifitas peserta didik sehingga pembelajaran itu akan lebih menarik.
2. Bagi Siswa
a. Para siswa perlu dibina untuk melakukan pembelajaran motorik kasar agar bermanfaat bagi dirinya, sehingga dengan pembelajaran motorik kasar dapat berguna bagi kehidupannya kelak.
b. Diperlukan penggalian potensi masing-masing siswa dalam pelajaran pendidikan jasmani. Ini dimaksudkan untuk meningkatkan bakat yang dimiliki setiap anak.
3. Bagi Lembaga
Sebagai sumbangan pemikiran yang dapat memperkaya khasanah karya ilmiah yang berkaitan dengan pembelajaran motorik kasar menggunakan permainan tradisional bebentengan untuk meningkatkan ketangkasan dan motivasi siswa.
4. Bagi Sekolah
a. Untuk menunjang pelaksanaan pembelajaran motorik kasar , maka pihak sekolah diharapkan berupaya untuk memberikan kontribusi yang maksimal agar pembelajaran ini berlangsung dengan tuntutan peraturan pemerintah. Hal tersebut dapat dilakukan dengan sarana dan prasarana penunjang pembelajaran baik untuk siswa maupun guru.
(40)
b. Dalam meningkatkan bakat dan minat terhadap motorik kasar , maka perlu diadakannya pertandingan baik pada tingkat gugus, kecamatan, maupun tingkat kabupaten yang dilakukan secara berkala.
c. Pembinaan dan pelatihan yang intensif terhadap para guru juga perlu diadakan oleh pihak sekolah, ini dimaksudkan agar dapat meningkatkan kemampuan mengajamya dalam rangka inovasi pembelajaran pendidikan jasmani.
5. Bagi peneliti lain
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bandingan sekaligus landasan penelitian lanjut yang berhubungan dengan pengembangan modifikasi pembelajaran.
b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi bagi peneliti
lain yang akan melakukan penelitian khususnya dengan
menjadikannya modifikasi dalam pembelajaran sebagai tindakan. c. Bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian tindakan kelas
hendaknya menggunakan sumber yang lebih banyak lagi, sehingga temuan-temuan dalam pelaksanaan pembelajaran motorik kasar ini lebih lengkap.
(41)
DAFTAR PUSTAKA
Darujannah.(2011). PengertianMotorik.[Online].Tersedia:http//pgtkdarujannah.
Blogspot.com[10oktober2012].
Depdikbud.(1986). PermainandanMetodik. Jakarta: Percetakan Negara RI.
Departemen Pendidikan Nasional (1995).Pengembangan Kemampuan
MotorikKasar di Taman Kanak-kanak [Online]: Tersedia : http//tunaspe
deteksi dan intervensi dini gerakan motorik kasar. [4Mei2012]
Departemen Pendidikan Nasional (1998). Aspek-aspek Perkembangan Anak
UsiaDini [Online] : Tersedia :http://belajar
psikologi.com/aspek-aspek.perkembangan-anakusiadini/alus.html.[4Mei2012]
Desmita.(2005). PsikologiPerkembangan.Bandung: RemajaRosdakarya Hurlock, E.B. (1999). PerkembanganAnak. Jakarta: Erlangga.
Ismail, Adang. (2007). Education Games. Jakarta: Pilar Media.
Judarwanto W. (1973) .Klinik Intervensi Motorik Kasar [Online]: Tersedia http:// children clinic.wordpress.com[4Mei2012]
Kasbolah, Kasihani, (1998). PenelitianTindakanKelas. Jakarta: Depdikbud KusmaediNurlan. (2009). PermainanTradisional. UPI Sumedang.
Moeslihatoen.(2004). MetodePengajaran di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: PT. RinekaCipta.
Mubarok,M .(2008). Plus BCM RahasiaCerdasBelajarBermain
Surabaya.Bermain.PT. Java Pustaka Media Utama
Moleong,lexy.j(2007).Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya
Setiawan,(2002). PengertianPermainan.[Online]: Tersedia: http://
4loveandlife.blogspot.com
Soemitro. (1992). Permainan
Kecil.DepartemenPendidikandanKebudayaanDirektoratJendralPedidikanTi
nggiProyekPembinaanTenagaKependidikan
Sukintaka (1983) TeoriBermainUntuk D2 PGSD Penjakes.Jakarta :Depdikbud Sumosardjono,Sadoso ( 1985) PermainanZamanDulu.[Online] : Tersedia:http://
(42)
Sugiyono.(2005). Memahami Penelitian Kulitatif. Bandung: Alfabet
Wiriaatmadja, Rochiati. (2005). MetodePenelitianTindakanKelas. Bandung. RemajaRosda.
Wardhani.(2007 ). PenelitianTindakanKelas. Bandung.Universitas Terbuka
Yudha M.S dan Rudyanto (2004). Pembelajaran Kooperatif Untuk Meningkatkan
(1)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Berikut ini peneliti akan menyajikan kesimpulan dan saran yang diperoleh dari temuan di lapangan selama pelaksanaan penelitian Meningkatkan Keterampilan Motorik Kasar Anak Usia Dini Melalui Permainan Tradisional Bebentengan . Kedua hal tersebut akan diuraikan sebagai berikut :
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan serta analisis dari permainan tradisional bebentengan untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar anak yang dilakukan di Kelompok Bermain Al-Munawaroh Cimalaka, maka peneliti membuat kesimpulan sebagai berikut :
Penerapan permainan tradisional bebentengan pada pembelajaran motorikkasar anak di Kelompok Bermain dianggap telah berhasil dalam meningkatkan proses pembelajaran, kinerja guru serta aktivitas dan hasil belajar anak.
Setelah melaksanakan tindakan sebanyak dua siklus, diperoleh data bahwa penerapan permainan tradisional dapat meningkatkan kinerja guru dan aktivitas anak sehingga kemampuan anak dalam pembelajaran motorikkasar meningkat. Jumlah anak yang dinyatakan berhasil berdasarkan data awal adalah 2 orang (16,66 %). Setelah siklus I diterapkan jumlahnya meningkat menjadi 6 orang (50 %) dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 11 orang (98,3 %), namun 1 orang
(2)
B. Rekomendasi
Permainan tradisional bebentengan merupakan suatu strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan keterampilan motorik kasar. Dengan memperhatikan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan di Kelompok Bermain AL-Munawaroh Kabupaten Sumedang, ada beberapa hal yang dapat disarankan sebagai implikasi dari hasil penelitian ini, adalah sebagai berikut :
l. Bagi Guru
a. Permainan bebentengan merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan dan diterapkan oleh guru pendidikan jasmani dalam pembelajaran motorik. Namun demikian, guru pendidikan jasmani harus mampu memilih dan mengembangkan teknik-teknik pembelajaran lainnya yang cocok untuk diterapkan pada pembelajaran dengan memperhatikan karakteristik siswa, kedalaman materi, dan hal-hal lainya yang masih perlu dipertimbangkan.
b. Guru hendaknya perlu memahami secara mendalam mengenai modifikasi pembelajaran motorik kasar, sehingga dalam penerapannya tidak menjadi salah persepsi.
c. Guru sebagai fasilitator harus mau dan mampu mengadakan perubahan pada cara mengajar yang tadinya lebih banyak terpusat pada guru, sekarang harus mulai merubahnya menjadi suatu pembelajaran yang lebih minitikberatkan pada keaktifan dan
(3)
kreatifitas peserta didik sehingga pembelajaran itu akan lebih menarik.
2. Bagi Siswa
a. Para siswa perlu dibina untuk melakukan pembelajaran motorik kasar agar bermanfaat bagi dirinya, sehingga dengan pembelajaran motorik kasar dapat berguna bagi kehidupannya kelak.
b. Diperlukan penggalian potensi masing-masing siswa dalam pelajaran pendidikan jasmani. Ini dimaksudkan untuk meningkatkan bakat yang dimiliki setiap anak.
3. Bagi Lembaga
Sebagai sumbangan pemikiran yang dapat memperkaya khasanah karya ilmiah yang berkaitan dengan pembelajaran motorik kasar menggunakan permainan tradisional bebentengan untuk meningkatkan ketangkasan dan motivasi siswa.
4. Bagi Sekolah
a. Untuk menunjang pelaksanaan pembelajaran motorik kasar , maka pihak sekolah diharapkan berupaya untuk memberikan kontribusi yang maksimal agar pembelajaran ini berlangsung dengan tuntutan peraturan pemerintah. Hal tersebut dapat dilakukan dengan sarana dan prasarana penunjang pembelajaran baik untuk siswa maupun guru.
(4)
b. Dalam meningkatkan bakat dan minat terhadap motorik kasar , maka perlu diadakannya pertandingan baik pada tingkat gugus, kecamatan, maupun tingkat kabupaten yang dilakukan secara berkala.
c. Pembinaan dan pelatihan yang intensif terhadap para guru juga perlu diadakan oleh pihak sekolah, ini dimaksudkan agar dapat meningkatkan kemampuan mengajamya dalam rangka inovasi pembelajaran pendidikan jasmani.
5. Bagi peneliti lain
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bandingan sekaligus landasan penelitian lanjut yang berhubungan dengan pengembangan modifikasi pembelajaran.
b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian khususnya dengan menjadikannya modifikasi dalam pembelajaran sebagai tindakan. c. Bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian tindakan kelas
hendaknya menggunakan sumber yang lebih banyak lagi, sehingga temuan-temuan dalam pelaksanaan pembelajaran motorik kasar ini lebih lengkap.
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Darujannah.(2011). PengertianMotorik.[Online].Tersedia:http//pgtkdarujannah.
Blogspot.com[10oktober2012].
Depdikbud.(1986). PermainandanMetodik. Jakarta: Percetakan Negara RI.
Departemen Pendidikan Nasional (1995).Pengembangan Kemampuan MotorikKasar di Taman Kanak-kanak [Online]: Tersedia : http//tunaspe
deteksi dan intervensi dini gerakan motorik kasar. [4Mei2012]
Departemen Pendidikan Nasional (1998). Aspek-aspek Perkembangan Anak
UsiaDini [Online] : Tersedia :http://belajar
psikologi.com/aspek-aspek.perkembangan-anakusiadini/alus.html.[4Mei2012]
Desmita.(2005). PsikologiPerkembangan.Bandung: RemajaRosdakarya Hurlock, E.B. (1999). PerkembanganAnak. Jakarta: Erlangga.
Ismail, Adang. (2007). Education Games. Jakarta: Pilar Media.
Judarwanto W. (1973) .Klinik Intervensi Motorik Kasar [Online]: Tersedia http:// children clinic.wordpress.com[4Mei2012]
Kasbolah, Kasihani, (1998). PenelitianTindakanKelas. Jakarta: Depdikbud KusmaediNurlan. (2009). PermainanTradisional. UPI Sumedang.
Moeslihatoen.(2004). MetodePengajaran di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: PT. RinekaCipta.
Mubarok,M .(2008). Plus BCM RahasiaCerdasBelajarBermain
Surabaya.Bermain.PT. Java Pustaka Media Utama
Moleong,lexy.j(2007).Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya
Setiawan,(2002). PengertianPermainan.[Online]: Tersedia: http:// 4loveandlife.blogspot.com
Soemitro. (1992). Permainan
Kecil.DepartemenPendidikandanKebudayaanDirektoratJendralPedidikanTi
nggiProyekPembinaanTenagaKependidikan
(6)
Sugiyono.(2005). Memahami Penelitian Kulitatif. Bandung: Alfabet
Wiriaatmadja, Rochiati. (2005). MetodePenelitianTindakanKelas. Bandung. RemajaRosda.
Wardhani.(2007 ). PenelitianTindakanKelas. Bandung.Universitas Terbuka
Yudha M.S dan Rudyanto (2004). Pembelajaran Kooperatif Untuk Meningkatkan