MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ORAY-ORAYAN DI PAUD AL-IHSAN.

(1)

( Penelitian Tindakan Kelas Pada Anak Kelompok B PAUD Al-Ihsan Desa Sinarjaya

Kecamatan Bungbulang Kabupaten Garut Tahun Ajaran 2013/2014)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Anak Usia Dini

Oleh : ROHMAT NIM 1009404

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

DI PAUD AL-IHSAN

Oleh ROHMAT

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Rohmat 2014

Universitas Pendidikan Indonesia Juni 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ORAY-ORAYAN

DI PAUD AL-IHSAN

( Penelitian Tindakan Kelas Pada Anak Kelompok B PAUD Al-Ihsan Desa Sinarjaya

Kecamatan Bungbulang Kabupaten Garut Tahun Ajaran 2013/2014)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I,

Heny Djoehaeni S.Pd.M.Si NIP:19700724199802 2001

Pembimbing II,

Rita Mariyana M.Pd

NIP:19780308200112 2001 Diketahui oleh

Ketua Program Studi PGPAUD,

Dr Ocih Setiasih M.Pd NIP:196007071986012001


(4)

MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ORAY-ORAYAN

DI PAUD AL-IHSAN

( Penelitian Tindakan Kelas Pada Anak Kelompok B PAUD Al-Ihsan Desa Sinarjaya

Kecamatan Bungbulang Kabupaten Garut Tahun Ajaran 2013/2014)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:

Penguji I Penguji II

dr. Nur Faizah Romadona, M.Kes Ali Nugraha, M.Pd NIP. 19701129 200312 2 001 NIP. 196805241998021 001

Penguji III

Asep Deni Gustiana, M.Pd NIP. 198409182012121 001

Mengetahui :

Pendidikan Ketua Program Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Jurusan Pedagogik Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Pendidikan Indonesia

Dr. Ocih Setiasih, M.Pd NIP. 1960070719861 2 001


(5)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN……….. i

PERNYATAAN………... ii

ABSTRAK ………. iii

KATA PENGANTAR ……….. iv

UCAPAN TERIMA KASIH ……… v

DAFTAR ISI ……… vi

DAFTAR TABEL ………... ix

DAFTAR GRAFIK ……….. x

DAFTAR LAMPIRAN ………. xi

BAB I PENDAHULUAN ……… 1

A. LatarBelakangMasalah ………... 1

B. IdentifikasiMasalah ………... 5

C. RumusanMasalahPenelitian ……….. 6

D. TujuanPenelitian………... 6

E. Manfaat Penelitian ……….. 7

F. StrukturOrganisasiPenulisan ………... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ………... 9

A. Kajian tentang Motorik Kasar ……….. 9

1. Pengertian Motorik Kasar ………. 9

2. Unsur-unsur Keterampilan Motorik Kasar ……….. 10

B. Kajian tentang Pengembangan Motorik Kasar Anak Usia Dini……… 13

1. Pengertian Perkembangan Motorik Kasar ………... 13

2. Tujuan Pengembangan Motorik Kasar pada Anak Usia Dini……... 16

3. Fungsi Pengembangan Motorik Kasar pada Anak Usia Dini …….. 16

4. Metode Pengembangan Motorik Kasar pada Anak ………... 17

5. Karakteristik Perkembangan Motorik Anak Usia 5-6 Tahun …….. 18

C. Kajian tentang Bermain ………. 20


(6)

2. Manfaat Bermain Bagi Anak ………... 23

D. Permainan Tradisional Persi Jawa Barat ……… 24

1. Permainan Oray-orayan ………... 24

2. Prosedur/ Tahapan Bermain Oray-Orayan ……….. 24

E. HipotesisTindakan ……… 25

F. Penelitian terdahulu yang relevan ………. 25

BAB III METODE PENELITIAN ……….. 27

A. Metode Penelitian ……….. 27

B. Desain Penelitian ………. 29

C. Prosedur Penelitian ………..…. 33

D. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data ………….. 35

E. Kisi-Kisi Pengembangan Instrumen ………. 38

F. Teknik Analisis Data ………..… 47

G. Validitas Data ………. 47

H. Lokasi dan Subjek Penelitian……….…...48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……….. 49

A. Hasil Penelitian ………. 49

1. Profil PAUD Al-Ihsan ……… 49

2. Sejarah dan Profil PAUD Al-Ihsan ……… 50

B. Kondisi Awal Motorik Kasar PAUD Al-Ihsan ……….… 52

C. Deskripsi Hasil Siklus I ……….… 54

a. Perencanaan ………56

b. Pelaksanaan ……… 57

c. Observasi ……… 58

d. Refleksi ……….. 59

D. Deskripsi Hasil Siklus II ……… 60

a. Perencanaan ……….. 60

b. Pelaksanaan ………61

c. Observasi ………64


(7)

E. Pembahasan Antar Siklus ……….. 65

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI……….. 69

A. Simpulan ……… 69

B. Rekomendasi……….. 70

DAFTAR PUSTAKA ……….72 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(8)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI

PEQMAINAN SQADIRIONAL”OQAY

-

OQAYAN”

Pnelitian Tindakan Kelas Pada PAUD Al-Ihsan Sinarjaya

Bungbulang Garut

‘’ Rohmat ‘’

Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Ilmu Pendidikan

Jurusan Pedagogik

Universitas Pendidikan Indonesia rohmatsinarjaya@yaho.co.id

Abstrak

Penelitian ini dilator belakangi oleh permasalahan yang menunjukkan bahwa kemampuan motorik kasar anak kelompok B PAUD Al-Ihsan masih rendah.Hal ini terlihat dikarenakan kemampuan motorik kasar yang belum matang. Pembelajaran untuk menstimulasi kemampuan motorik kasar yang di berikan kepada anak belum optimal. Pembelajaran di bidang kemampuan motorik kasar di PAUD Al-Ihsan hanya mengikuti pembelajaran yang disampaikan guru.Berkaitan dengan permasalahan tersebut, di pandang perlu untuk memperbaiki proses dan hasil pembelajaran motorik kasar. Upaya yang dapat di lakukan salah satunya melalui Permainan Tradisional Oray-orayan di PAUD Al-Ihsan sebagi alternative untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang ada.Berdasarkan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan anak setelah guru menggunakan pembelajaran kegiatan permainan tradisional oray-orayan. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas. Subjek penelitianian yaitu kelompok B yang berjumlah 13 anak.Permainan tradisional oray-orayan sangat mendukung dalam meningkatkan motorik kasar anak usia dini. Anak dapat mempelajari keterampilan-keterampilan motorik kasar di dalam permainan tradisional oray-orayan ini seperti berjalan,melompat dengan satu atau dua kaki, dan dapat bermain sesuai aturan yang di tentukan, sehingga di sini keterampilan motorik kasar nya akan berkembang secara baik.Hasil penelitian motorik kasar anak setelah melakukan tindakan menunjukkan adanya perubahan kearah yang lebih baik.Kemampuan motorik kasar anak di PAUD Al-Ihsan pada kondisi awal yang berkategori baik yaitu 15,38 % kemudian di siklus I meningkat menjadi 46,15 % dan pada siklus II mengalami peningkatan 84,62% mengalami keberhasilan pada indikator kinerja.


(9)

1

Penulis

THE INCREACING CAPABILITI HARD MOTORIC PAELY IN

TRADISIONAL

PLAYING”OQAY

-

OQAYAN”

‘’ Rohmat ‘’

Early Childhood Teacher Education Program Departement of Pedagogy

Faculty of Education Indonesia University of Education

rohmatsinarjaya@yaho.co.id Abstract

In this study discussed by the problem to indicated hard motoic ability for children of group B PAUD Al-Ihsan are still low because of hard motoric ability not perfect yet. The study focus to stimulation of hared motoric ability who gave for children not optimal yet the study on hard motoric ability in PAUD Al-Ihsan only following what the teaeher teach.

Because of the problem ,it’s need to pepaire the process and result of the lasseon hared motoric .This meaens can doing once more by tradisional plaing ‘’

Oray-orayan “ in PAUD Al-Ihsan for alternative to repaire the condition the lesson .

Bsed the problem above the purpose of the study ,to knowhow mach the level of children result after the teacer asing the lesson of tradisional plaing

‘’Oray-orayan’’ this study using class action the subject of study is group B in PAUD Al-Ihsan 13 children.

The tradisional playing ‘’Oray-orayan ‘’ it’s very supported for devlomentnd hard motoric parly childhood education .Childrens can study the cap ablees hard motoric in tradisional playing ‘’Oray-orayan’’ like :Walking, jamping, by one or two feet ,and can playing by the rules.Fenally hard motoric will be develop well.

The result of hard motoric children after doing this playing will be develop well ,the ability of hard motoric children in PAUD Al-Ihsan at frist condition get 15,38 %,next in siclus 1 be 46,15 %in siclus 2 be 84,62 % gotthe result at work indicator.


(10)

(11)

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar belakang Masalah

Pendidikan anak sejak dini, merupakan pendidikan yang sangat fundamental, dikatakan pendidikan yang sangat fundamental karena masa usia dini merupakan proses pertumbuhan dan perkembangan anak yang sangat potensial. Apabila pada masa tersebut diberikan stimulasi yang tepat, maka akan menjadi modal penting bagi perkembangan anak dikemudian hari. Setiap anak memiliki kemampuan tak terbatas dalam belajar yang telah ada dalam dirinya untuk dapat berpikir kreatif dan produktif. Oleh karena itu, anak memerlukan program pendidikan yang mampu membuka kapasitas tersembunyi tersebut melalui pembelajaran bermakna seawal mungkin. Paling tidak PAUD melejitkan potensi kecerdasan anak, penanaman nilai-nilai dasar, dan mengembangkan kemampuan dasar. Selain daripada itu peran keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan utama bagi anak , peran keluarga sangat penting karena penagruh utama perkembangan anak berasal dari lingkungan keluarga.

Secara garis besar, pembelajaran motorik terbagi dua yaitu motorik kasar dan motorik halus. Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atou sebagian otot-otot-otot-otot yang dipengaruhi oleh kematangan diri.

Pembelajaran motorik (motor learning) atau pembelajaran gerak merupakan hal yang penting bagi kehidupan manusia, bahkan disadari atau tidak pembelajaran motorik lebih menyatu dengan kehidupan manusia itu sendiri seperti


(12)

berjalan, berlari, memegang, menarik, mengulur, dan menendang. Dengan pembelajaran yang terancang terarah dan terpola dengan baik seseorang diharapkan mampu menguasai pembelajaran gerak secara memuaskan. Sehubungan dengan hal tersebut,perubahan keterampilan gerak dalam pembelajaran motorik merupakan indikasi terjadinya proses pembelajaran motorik yang dilakukan oleh seseorang.

Menurut Lester D, Crow dan Alice Crow belajar adalah upaya untuk memperoleh kebiasaan, pengetahuan dan sikap. Menurut Hudgins, belajar dapat di definisikan sebagai suatu perubahan dalam tingkah laku yang mengakibatkan adanya pengalaman.

Studi tentang motorik (gerak) manusia tidak terlepas dengan ilmu gerak kinesiologi, perpormance manusia, pendidikan jasmani dan body movement. Perilaku gerak (motor behavior) merupakan sub disiplin yang menekankan pada investigasi mengenai prinsip-prinsip perilaku manusia.

Menurut Pestalozzi dalam suejono (1988:32), pendidikan pada hakekatnya usaha pertolongan pada anak agar anak mampu menolong dirinya sendiri yang dikenal “Hilfe zur selfbstshilfe” Pestalozzi berpandangan, pengamatan seorang anak pada sesuatu akan menimbulkan pengertian, bahkan pengertian yang tampak pengamatan merupakan sesuatu yang kosong.

Sejak lahir anak diberi berbagai kemampuan dalam konsep ini anak dibiarkan untuk belajar melalui pengalaman dan pengetahuannya yang dialaminya sejak lahir. Anak dirangsang untuk menambah pengetahuan yang telah anak dapatkan selama hidup.


(13)

Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya. Untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dalam masyarakat, bangsa dan negara.

Aktivitas motorik merupakan pengendalian gerakan tubuh melalui aktivitas yang terkordinir antara susunan sarap, otot, otak dan urat saraf tulang belakang (spinal card ) berdasarkan jenisnya.

Menurut Piaget mengerti adalah suatu proses adaptasi intelektual di mana pengalaman dan ide baru diinteraksikan dengan apa yang sudah di ketahui untuk membentuk struktur pengertian yang baru, setiap orang mempunyai struktur pengetahuan awal .

Seseorang yang melakukan proses pembelajaran motorik dengan baik misalnya, bisa menjadi seorang petinju yang hebat, pemain sepak bola yang profesional, pebulutangkis berprestasi, pesenam handal, pemain golf yang kaya raya semuanya melibatkan intensitas yang banyak dan padat.

Pembelajaran motorik kasar sering dikaitkan dengan aktifitas olah raga karena hampir semua aktifitas olah raga terjadi aktifitas gerakan motorik yang aktif dan padat. Tujuan pembelajaran motorik kasar adalah meningkatkan atau mengembangkan aspek-aspek psikomotor, pembelajaran motorik kasar adalah upaya merubah perilaku motorik melalui kondisi dan situasi yang sengaja diciptakan agar proses perubahan menjadi efektif dan efesien. Pengembangan fisik/motorik merupakan salah satu pengembangan kemampuan dasar di lembaga


(14)

PAUD. Kegiatan pengembangan fisik/motorik mencakup kegiatan yang mengarah untuk melatih motorik kasar dan halus yang terdiri atas gerakan-gerakan jalan, lari, lompat, senam, keterampilan dengan bola, keterampilan menggunakan peralatan, menari, latihan ritmik dan gerakan gabungan.

Pertumbuhan fisik anak secara langsung akan menentukan keterampilannya dalam bergerak. Anak yang proporsional pertumbuhannya berbeda dengan yang kegemukan, malas bergerak dan lemas. Secara tidak langsung mempengaruhi cara pandang anak terhadap dirinya sendiri dan orang lain. Anak terampil lebih memiliki kepercayaan diri dan adaftif.

Penulis melakukan observasi awal dengan melihat permasalahan perkembangan motorik kasar pada anak di PAUD Al-Ihsan masih rendah seperti:

o Anak belum mampu berjalan pada garis lurus kemudian belok kanak,

belok kiri dengan tepat.

o Anak belum mampu meloncat dengan ketinggian 30-50 cm dengan

seimbang,

o Anak belum mampu melempar dengan tepat sasaran.

o Anak belum mampu menirukan gerakan binatang,pohon tertiup angin,pesawat terbang dll .

o Anak belum mampu melakukan gerakan menggantung(bergelayut).

o Anak belum mampu melakukan gerakan melompat,meloncat,berlari secara

terkordinasi.

o Anak belum mampu melempar sesuatu secara terarah . o Anak belum mampu menangkap sesuatu secara tepat.


(15)

o Anak belum mampu melakukan gerakan tisipasi. o Anak belum mampu menendang sesuatu secara terarah.

o Anak belum mampu memanfaatkan alat permainan di luar kelas.

maka peneliti melakukan observasi, untuk mengobati permasalahan perkembangan motorik kasar di PAUD Al-Ihsan dengan menerapkan atou mengajarkan metode permaina tradisional oray-orayan, karena harapan sesuai dengan dunia anak.

Tingkat kedekatan bahan ajar dengan dunia anak, metode yang digunakan masih menggunakan metode ceramah dan penugasan saja, sehingga anak merasa jenuh dan bosan. Riset yang dilakukan oleh Sri Sunarti (2010), agar siswa tertarik dengan kegiatan permainan oray-orayan maka guru dituntut untuk mampu menggali dengan menggunakan metode yang tepat dalam pembelajaran permainan oray-orayan.

Oleh karena itu, penulis melakukan penelitian melalui proses pembelajaran dengan menerapkan suatu strategi pembelajaran yang menarik, inovatif dan menyenangkan dengan menerapkan strategi pembelajaran permainan oray-orayan.

Anak belajar melalui bermain,bermain adalah kebutuhan dasar bagi anak,bermain adalah wahana yang sangat penting bagi anak,dengan bermain anak memperoleh informasi, konsep, dan keterampilan,anak membangun pengetahuannya melalui interaksi sosial dan pembelajaran dengan orang dewasa, ketika mereka menjembatani pengertian dengan bahasa dan tanda-tanda, dan tumbuh menuju berpikir verbal. (Vygotsky)


(16)

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Kemampuan motorik kasar peserta didik pada umumnya masih rendah. 2. cara untuk meningkatkan motork kasar anak usia dini.

3. Perlu adanya metode pembelajaran yang menarik untuk anak didik.

C. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang dipaparkan di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana strategi Meningkatkan kemampuan motorik kasar melalui kegiatan oray-orayan di PAUD AL Ihsan?”

Rumusan masalah tersebut diuraikan dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana kondisi objektif kemampuan motorik kasar anak di di PAUD AL Ihsan?

2. Bagaimana penerapan permainan oray-orayan untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar anak di PAUD AL Ihsan?

3. Bagaimana peningkatkan kemampuan motorik kasar anak setelah penerapan permainaa oray-orayan di PAUD AL Ihsan?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan umum penelitian yang akan dilakukan adalah untuk mendapatkan gambaran tentang pembelajaranMeningkatkan kemampuan motorik kasar melalui kegiatan oray-orayan di Paud Al-Ihsan.


(17)

1. Untuk mengetahui kondisi objektif kemammpuan motorik kasar anak di PAUD Al-Ihsan.

2. Untuk mengetahui bagaimana penerapan permainan oray-orayan untuk meningkatkan kemampuan motoric kasar anak di PAUD Al-Ihsan.

3. Untuk menjelaskan hasil meningkatkan kemampuan motorik kasar melalui kegiatan oray-orayan di PAUD Al-Ihsan.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk mendapatkan gambaran bagaimana peningkatan kemampuan motorik kasar melalui kegiatan oray-orayan di PAUD Al-Ihsan. Adapun kegunaan praktis dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Peserta Didik

a. Memotivasi siswa agar lebih meningkatkan kemampuan motorik kasar. b. Membuat siswa agar lebih aktif dalam kegiatan belajar.

c. Meningkatkan kompetensi kognitif dan apektif siswa.

d. Mengembangkan daya imajinatif, sikap kepedulian, kesadaran siswa terhadap lingkungan sekitar.

2. Bagi Pendidik

a. Menambah pengetahuan dan keterampilan dalam mengembangkan pembelajaran.

b. Meningkatkan kualitas guru dalam mengajar. c. Meningkatkan rasa percaya diri.


(18)

e. Meningkatkan kemampuan reflektifnya sdan mampu memecahkan permasalahan pembelajaran.

3. Bagi Satuan PAUD

a. Meningkatkan kualitas pendidikan.

b. Mendapatkan gambaran mengenai kemampuan guru dalam pelaksanaan pembelajaran meningkatkan motorik kasar

c. Mendapatkan gambaran tentang peningkatan keterampilan motorik kasar.

4. Bagi Dinas Pendidikan

a. Membina kualitas pembelajaran guru. b. Meningkatkan kualitas pendidikan.

F. Struktur organisasi Penulisan.

BAB I Skripsi ini di dalamnya terdapat Latar Belakang Masalah penelitian, Identifikasi Masalah penelitian, Rumusan masalah penelitian, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian,dan Struktur Organisasi.

BAB II Skripsi ini berisi mengenai Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran ,dan Hipotesis Penelitian.

BAB III : Berisi penjabaran yang rinci mengenai metode penelitian. BAB IV : Di dalamnya berisi Hasil Penelitian dan Pembahasan . BAB V : Berisi Simpulan dan Rekomendasi


(19)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Kunandar (2008,Iskandar, 2011:21) menyatakan bahwa Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru atau bersama-sama dengan orang lain ( kolaborasi) yang bertujuan untuk memperbaiki /meningkatkan mutu proses pembelajaran di kelasnya. Dengan kata lain ,dengan dilakukannya Penelitian Tindakan Kelas (PTK) diantaranya untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang diselenggarakan oleh guru di dalam kelas yang dilakukan secara kolaborasi antara guru dan peneliti itu sendiri dengan harapan tidak muncul lagi permasalahan di dalam kelas.

Adapun karakteristik Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menurut Iskandar (2011) adalah sebagai berikut:

1. Didasarkan pada masalah yang dihadapi guru dalam instruksional. 2. Adanya kolaborasi dalam pelaksanaanya.

3. Penelitian sekaligus sebagai praktisi yang melakukan refleksi .

4. Bertujuan memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas preaktek intruksional. 5. Dilaksanakan dalam rangkaian langkah dengan beberapa siklus.

Tujuan utama Guru dan peneliti lainnya mengadakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah untuk memecahkan permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran di kelas. Menurut Suharjono ( 2006, Iskandar, 2011 :33) tujuan


(20)

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan profesionalisme tenaga pendidik dan menumbuhkan budaya ademik .

Maka dari itu, Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini digunakan untuk memberikan perbaikan secara langsung terhadap masalah yang terjadi khususnya di kelompok PAUD AL Ihsan Desa sinarjaya Kecamatan Bungbulang Kabupaten Garut, dengan langkah ini diharapkan dapat terjadi peningkatan kemampuan membaca anak melalui media oray-orayan.

Didasarkan pada masalah yang dihadapi guru dalam instruksional. Adanya kolaborasi dalam pelaksanaanya. Penelitian sekaligus sebagai praktisi yang melakukan refleksi. Bertujuan memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas preaktek intruksional. Dilaksanakan dalam rangkaian langkah dengan beberapa siklus.

Tujuan utama Guru dan peneliti lainnya mengadakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah untuk memecahkan permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran di kelas. Menurut Suharjono (2006, Iskandar, 2011:33) tujuan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan profesionalisme tenaga pendidik .dan menumbuhkan budaya ademik .

Maka dari itu, Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini digunakan untuk memberikan perbaikan secara langsung terhadap masalah yang terjadi khususnya di kelompok PAUD AL Ihsan Desa Sinarjaya Kecamatan Bungbulang Kabupaten Garut, dengan langkah ini diharapkan dapat terjadi peningkatan kemampuan motoric kasar anak melalui permainan oray-orayan.


(21)

B. Desain Penelitian Desain penelitian ini menggunakan Model yang terdiri dari komponen penelitian tindakan kelas (perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi) dalam suatu sistem spiral yang sering terkait. Menurut Igak wardani dkk (2007: 1) mengatakan bahwa, penelitian tindakan kelas adalah: Penelitian yang dilakukan Pendidik di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan memperbaiki kinerja sebagai Pendidik, sehingga hasil belajar siswa meningkat.

Pemilihan riset aksi Model Elliot dianggap sudah lebih detail dan rinci. Dikatakan demikian, karena di dalam setiap siklus dimungkinkan terdiri dari beberapa aksi yaitu, antara tiga sampai dengan lima aksi (tindakan). Sementara itu, setiap aksi memungkinkan terdiri dari beberapa langkah yang terealisasi dalam bentuk kegiatan belajar mengajar. Maksud disusunnya secara terinci pada penelitian tindakan kelas Model Elliot ini, agar terdapat kelancaran yang lebih tinggi antara taraf-taraf di dalam pelaksanaan aksi atau proses belajar mengajar.

Siklus dilaksanakan secara berkesinambungan sehingga peneliti mendapatkan solusi untuk memecahkan permasalahan yang muncul secara optimal, sehingga proses pembelajaran dapat meningkat ke arah yang lebih baik lagi. Lebih lanjut Elliot menyatakan bahwa, terincinya setiap tindakan sehingga menjadi beberapa langkah karena suatu pembelajaran terdiri dari beberapa sub pokok bahasan atau materi pelajaran. Namun dalam praktek di lapangan setiap pokok bahasan biasanya tidak akan dapat diselesaikan dalam satu langkah, tetapi akan diselesaikan dalam beberapa langkah.


(22)

Penelitian ini akan dilakukan dalam dua siklus, masing-masing siklus dengan tahapan : perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Hasil dari refleksi ini akan digunakan sebagai pertimbangan dalam membuat perencanaan bagi siklus selanjutnya jika ternyata tindakan yang dilakukan belum berhasil, maka dilakukan siklus selanjutnya sehingga mencapai hasil yang diharapkan.

Adapun siklus tindakan yang akan dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 3.1 Desain Penelitian Tindakan Kelas

Pelaksanaan

Perencanaan Siklus 1 Pengamatan

Refleksi

Perencanaan

Siklus II Pengamatan

Refleksi

Dilanjutkan ke Siklus berikut


(23)

Desain pelaksanaan PAUD yang akan dilakukan sesuai skema di atas, dapat dijelaskan sebagai berikut:

Tabel 3.1 Alur Tindakan Penelitian Siklus I

S I K L U S I Perencanaan Kegiatan:

1. Menganalisis materi pembelajaran 2. Menenetukan dan menyiapkan materi 3. Membuat rencana pembelajaran

4. Menyiapkan media pembelajaran seperti Oray-Orayan

5. Membuat lembar pengamatan

Tindakan

1. Tahap permulaan Pendidik memberi penjelasan kepada anak tentang materi yang akan dipelajari

2. Pendidik menjelaskan tentang cara bermain Oray-Orayan

3. Pendidik menjelaskan dan membimbing anak bagaimana cara bermain Oray-Orayan

Reflkesi

Menganalisa hasil observasi untuk memperoleh kesimpulan bagaimana yang perlu

disempurnakan untuk siklus berikutnya.

Pada perolehan siklus peneliti merencanakan 2 siklus, dengan keberhasiln perkembangan motorik kasar 100% kreteria keberhasilannya,adapun konisi objektif di siklus 1 atou 2 sudah mencapai 80 % siklus di berhentikan ,karna secara kenyataan sudah ada peningkatan katagori baik ,minimal cukup.


(24)

Tabel 3.2 Alur Tindakan Penelitian Siklus II

S I K L U S

II

Perencanaan

Kegiatan:

1. Apresiasi untuk perbaikan materi yang telah di ajukan pada siklus satu

2. Memperbaiki kesalahan/kekurangan pada siklus satu

Tindakan

1. Anak melakukan pembelajaran menggunakan kegiatan bermain Oray-Orayan

2. Pendidik meminta anak-anak untuk bermain Oray-Orayan

Refleksi

Data yang diperoleh pada tahap observasi dianalisis. Hasil yang diperoleh dapat disimpulkan menjadi hasil kemampuan membaca selama dua siklus

C. Prosedur Penelitian

Berdasarkan gambar alur penelitian tindakan kelas di atas, prosedur penelitian terdapat empat tahap yang lazim dilalui dalam model penelitian. Tahap tersebut dijabarkan dalam langkah-langkah yang ditempuh dalam melakukan penelitian tindakan kelas sebagai berikut:

1. Tahap Perencanaan Tindakan (Planning)

Hasan (1996) menyatakan bahwa, bagian awal dari rancangan penelitian tindakan kelas berisi rencana tindakan yang akan dilakukan untuk


(25)

memecahkan masalah yang telah ditetapkan. Pendidik dan peneliti secara kolaboratif merencanakan tindakan, dalam rencana tindakan hendaknya dilakukan hal-hal sebagai berikut:

a. Permohonan ijin kepada kepala sekolah dan Pendidik kelompok B, serta Pendidik-Pendidik kelompok lainnya sebagai mitra peneliti.

b. Mengadakan penelitian awal untuk memperoleh data yang akan dijadikan indikator untuk mengukur pencapaian pemecahan masalah sebagai akibat dilakukannya tindakan

c. Penetapan tindakan-tindakan yang diharapkan akan menghasilkan dampak ke arah perbaikan program.

d. Memperkenalkan teknik pembelajaran yang di anggap lebih efektif untuk pencapaian indikator.

e. Merumuskan rancangan kegiatan.

f. Menyiapkan instrument pengumpulan data dan teknik pengolahan data untuk digunakan dalam pelaksanaan tindakan.

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan (Acting)

Dalam tahap ini merupakan implementasi (pelaksanaan) dari semua rencana yang telah dibuat. Pendidik melakukan tindakan yang berupa interventasi terhadap kegiatan atau program yang menjadi tugas sehari-hari. Rancangan skenario yang telah dirumuskan oleh peneliti di cobakan untuk dilaksanakan dalam pembelajaran membaca permulaan di kelas rendah melalui kegiatan bermain dedaunan. Langkah-langkah yang dilakukan peneliti harus mengacu kepada


(26)

kurikulum yang berlaku, dan hasilnya diharapkan dapat mempertajam refleksi dan evaluasi yang dilakukan terhadap apa yang terjadi di kelasnya. 3. Tahap Pengamatan (Observing)

Kegiatan ini merupakan observasi terhadap kondisi objektif. Hal ini meliputi aspek-aspek: karakteristik, masalah membaca di kelas rendah, perhatian anak ketika mengikuti kegiatan belajar mengajar, kesiapan perkembangan jiwa siswa, kegiatan bimbingan dan pengelolaan KBM Pendidik.

Kasbolah (1999) menyatakan bahwa, pada pelaksanaannya tahap observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Observasi secara lebih operasional merupakan semua kegiatan untuk mengenal, merekam dan mendokumentasikan setiap hal dari proses dan hasil yang di capai oleh tindakan yang direncanakan ataupun sampingannya.

Dalam hal ini kegiatan inti yang dilakukan peneliti bersama tim adalah menghimpun data melalui pedoman pengamatan atau alat pengumpul data yang telah di persiapkan untuk dapat menghasilkan temuan dan masukan yang di dapat selama kegiatan belajar berlangsung dalam upaya untuk memodifikasi dan merencanakan kembali tindakan-tindakan yang akan dilakukan dalam mencapai tujuan yang diharapkan. 4. Tahap Refleksi (Reflecting)

Tahapan ini merupakan tahapan untuk memproses data yang di dapat pada saat dilakukan pengamatan (observasi). Data yang di dapat


(27)

kemudian di tafsirkan dan dicari eksplanasinya (penjelasan). Dengan demikian data yang berhasil dikumpulkan melalui alat pengumpul data yang berhasil tercatat maupun yang tidak, akan dikonfirmasikan dan di analisis serta di evaluasi untuk diberikan makna supaya dapat di ketahui pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan tersebut tercapai atau belum agar peneliti dapat kejelasan mengenai yang akan dilakukannnya kemudian.

D. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data

Instrumen dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan motorik kasar melalui permainan oray-orayan di PAUD Al Ihsan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan alat pengumpulan data dengan cara melakukan observasi, wawancara, studi dokumentasi, dan lembar kerja anak.

1. Observasi

Menurut Iskandar (2011:68), observasi merupakan pengamatan (pengambilan data) untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran.

Syaodih (2005) mengemukakan bahwa, observasi atau pengamatan di maksudkan untuk memperoleh data mengunakan alat indera secara langsung atau suatu teknik yang dapat dilakukan Pendidik untuk mendapatkan berbagai informasi atau data tentang perkembangan dan permasalahan anak. Teknik observasi yang digunakan dalam penelitian ini mengunakan teknik observasi terstuktur.


(28)

Sugiono (2011) mengemukakan bahwa, observasi terstuktur adalah observasi yang telah dirancang secara sistematis, tentang apa yang akan di amati, kapan dan di mana tempatnya. Dengan format penilaian menggunakan alat observasi.

Observasi yang dilakukan untuk memantau proses pembelajaran dan untuk melihat langsung kemampuan membaca anak melalui media Oray-Orayan di PAUD Al-Ihsan dan mencatatnya sesuai kondisi di lapangan.

2. Wawancara

Menurut Iskandar (2011: 71) wawancara dilakukan oleh peneliti dengan subjek penelitian yang terbatas. Untuk memperoleh data yang memedai sebagai cross ceks, seorang peneliti dapat menggunakan beberapa teknik wawancara yang sesuai dengan situasi dan kondisi subjek yang terlihat dalam interaksi social yang dianggap memiliki pengetahuan, mendalami situasi dan mengetahui informasi untuk mewakili informasi atau data yang dibutuhkan untu menjawab focus penelitian.

Adapun maksud mengadakan wawancara, seperti ditegaskan Licoln dan Guba (1985, Iskandar, 2011: 71), antara lain untuk mengkonstruksika mengenai orang, kejadian, kegiatan, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian tentang situasi social (setting social).

3. Studi Dokumentasi

Dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK), melalui studi dokumentasi peneliti dapat mencari dan mengumpulkan data-data teks atau image. Data ini dapat bermanfaat bagi peneliti untuk menguji, menafsirkan bahkan untuk


(29)

meramalkan jawaban dari focus permasalahan penelitian. Dokumen-dokumen yang dimaksud dapat berupa dokumen pribadi siswa, dokumen resmi, referensi-referensi, foto-foto, rekaman kaset (Iskandar, 2011:73)

Dalam penelitian ini, dokumentasi yang akan digunakan adalah foto-foto kegiatan pada setiap tahap siklus pembelajaran berupa cara guru dalam mengajar, serta aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran menggunakan permainan tradisional oray-orayan dalam meningkatkan kemampuan penggunaan otot otot besar anak di PAUD Al-Ihsan. Selain itu, ada juga dokumen resmi berupa profil sekolah, profil guru dan anak.

4. Lembar Kerja Anak

Teknik ini digunakan oleh peneliti untuk menguji subjek untuk mendapatkan data tentang hasil belajar peserta didik, dengan menggunakan butir-butir soal/ instrument soal yang mengukur hasil belajar sesuai dengan bidang mata pelajaran yang diteliti (Iskandar, 2011 :73)

Maka dari itu, dalam penelitian ini, dilakukan observasi berupa kerja anak langsung di lapangan yang harus dikerjakan anak untuk mengetahui sejauh mana kemampuan anak dalam mengerjakan tugas perkembangan motorik kasar.


(30)

E. Kisi-Kisi Pengembangan Instrumen Tabel 3.3

KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN PENINGKATAN MOTORIK KASAR MELALUI PERMAINAN ORAY- ORAYAN

DI PAUD AL IHSAN

Variabel Indikator Item Pertanyaan Teknik

Pengumpula n Data Motorik kasar Lokomotor Berjalan

1. Anak dapat berjalan maju pada garis lurus sejauh 3-4 m

2. Anak dapat berjalan diatas papan titian

3. Anak dapat berjalan dengan tumit,berjinjit sambil bawa beban

Observasi

Lokomotor

Berlari 1. Anak dapat berlari sambil melompat dengan seimbang tanpa jatuh

2. Anak dapat melakukan fisik missal ucing smput,oray-orayan dll

Observasi

Lokomotor Meloncat

1. Anak dapat meloncat dari ketinggian 30-50 cm

Observasi

Non

Lokomotor

1. Anak dapat menarik, mendorong, membungkukan


(31)

badan Gerakan

manipulatif

1. Anak dapat menendang bola kedepan dan kebelakang 2. Anak dapat melempar

secara terarah

3. Anak dapat menangkap secara tepat


(32)

Tabel 3.4 PEDOMAN OBSERVASI

KEMAMPUAN MENINGKATKAN MOTORIK KASAR MELALUI

PERMAINAN ORAY – ORAYAN

No Pernyatan Baik Cukup Kurang

1 Anak dapat berjalan kedepan,kesamping pada garis lurus dan belok

2 Anak dapat berlari sambil melompat dengan seimbang tanpa jatuh

3 Anak dapat berlari ke depan, kekanan, kekiri, zigzag

4 Anak dapat melempar sesuatu secara terarah

5 Anak dapat menangkap sesuatu secara tepat 6 Anak dapat melambung dan menangkap

bola sambil berjalan /gerak

7 Anak dapat meliukan tubuh kekiri kekana sambil jalan

8 Anak dapat melakukan kordinasi gerakan kaki /tangan dalam permainan oray-orayan 9 Anak dapat menarik, mendorong dan

membungkukan badan

10 Anak dapat menirukan gerakan binatang,pohon tertiup angina dll

11 Anak dapat lakukan fisik missal ucing smput,oray-orayan dll


(33)

Tabel 3.5

PEDOMAN OBSERVASI KEGIATAN GURU

DALAM PELAKSANAAN PROSES PEMBELAJARAN KEMAMPUAN MENINGKATKAN MOTORIK KASAR MELALUI PERMAINAN

ORAY – ORAYAN

DIMENSI KATEGORI KEGIATAN PENGAMATAN KOME

NTAR

Ya TIDAK

Perencanaan kegiatan

1.Membuat rencana kegiatan 2.Merumuskan tujuan

pembelajaran

3.Memilih Media Sesuai dengan kegiatan Seting kelas 1. Mempersiapkan Alat

Untuk Kegiatan

2. Penataan kelompok untuk memudahkan pemantauan 3. Ruang belajar ditata ulang

sesuai dengan tema Kesiapan

Guru

1. Kesiapan untuk

memberikan materiGuru menguasai materi 2. Guru memberikan

bimbingan Kegiatan

pembelajaran

Kegiatan Awal

1. Melaksanakan Tanya Jawab

2. Melakukan kegiatan fisik/motoric


(34)

1. Memberikan informasi mengenai permainan oray-orayan

2. penggunaan media peta tangga ular, kotak seperti sondah

3. Mengarahkan anak untuk mengikuti kegiatan bermain oray-orayan 4. Memberikan kesempatan

kepada anak untuk menjawab pertanyaan yang diajukan

Kegiatan penutup/akhir 1. Mengevaluasi kegiatan

yang sudah dilakukan 2. Mengarahkan anak untuk

membuat kesimpulan setelah kegitan bermain oray-orayan


(35)

Tabel 3.6 Rencana aktivitas siklus I dan II

Aktivitas Siklus I SiklusII Perencanaan a) Pendidik menyusun RKH

(Rancangan Kegiatan harian) dengan Indikator (Fisik Motorik) Melompat keberbagai arah dengan satu dua kaki

b) Pendidik membuat pola permainan oray-orayan dengan di halaman.

a) Guru menyusun RKH (Rancangan Kegiatan Harian) dengan Indikator (Fisik Motorik) Melompat keberbagai arah dengan satu atu dua kaki

b) Guru membuat gambar membuat batas

dihalaman dengan kapur tulis.

dalam melakukan permainan oray-orayan

oleh 3-4 orang anak yang harus menyelesaikan permainannya sampai selesai . kelompok yang selesaiterlebih dahulu dalam Permainan oray-orayan sesuai dengan peraturan yang ada maka kelompok tersebut menjadi pemenangnya.


(36)

permainan oray-orayan . Guru dan siswa

memberikan. semangat kepada setiap permainan oray-orayan

Guru menentukan pememenang dari lomba Permainan oray-orayan. Aktivitas Siklus I Siklus II Observasi

a) Guru (teman sejawat) mengomentari guru (peneliti) dan siswa yang sedang beraktivitas dalam pembelajaran.

b) Guru (teman sejawat) mengomentari guru peneliti dan siswa yang sedang beraktivitas dalam pembelajaran.

c) Aspek yang diamati pada anak didik meliputi anak mampu menyeimbangkan tubuh, mampu melompat, melempar, bekerjasama. dan mampu menanamkan sikap percaya diri.

a) Guru mengawasi siswa yang sedang melakukan permainan oray-orayan . b) Guru (teman sejawat)

mengomentari guru peneliti dan siswa yang sedang beraktivitas dalam pembelajaran. c) Aspek yang diamati

pada anak didik meliputi anak mampu menyeimbangkan tubuh, mampu melompat, melempar, bekerjasama. dan mampu menanamkan sikap percaya diri .


(37)

Refleksi Peneliti (penulis) mengoreksi keberhasilan penelitian tindakan kelas berdasarkan ketercapaian indikator kinerja. Apabila belum tercapai maka dilakukan siklus selanjutnya .

Peneliti (penulis)

mengoreksi keberhasilan penelitian tindakan kelas berdasarkan ketercapaian indikator kinerja. Apabila belum tercapai maka dilakukan siklus selanjutnya.

PEDOMAN WAWANCARA DENGAN GURU

1. Bagaimana kemampuan motorik kasar anak didik di PAUD AL Ihsan saat ini? Jawab :

2. Dalam meningkatkan kemampuan motorik kasar anak anak di PAUD Al Ihsan menggunakan metode apa?

Jawab :

3. Media apa saja yang sering digunakan dalam meningkatkan kemampuan motorik kasar anak di PAUD Al Ihsan?

Jawab :

4. Pernahkan metode permainan oray-orayan digunakan dalam meningkatkan kemampuan motorik kasar anak di PAUD Al Ihsan?


(38)

F. Teknik Analisis Data

Gay (1987: 211, Iskandar, 2011:74) menyatakan analisis data denganmenguji kesesuaian anatara data yang satu dengan data yang lain. Selanjutnya Sujana (1989, Iskandar, 2011 : 74) menyatakan analisis data kualititatif bertolak dari fakta atau informasi di lapangan. Fakta atau informasi tersebut kemdian diseleksi dan dikembangkan menjadi pertanyaan-pertanyaaan penuh makna.

Menurut Faisal dan Moleong (2001, Iskandar, 2011 :76) bahwa analisis data bisa dilakukan melalui tiga tahap, yakni :

1. Reduksi Data

Reduksi data merupakan proses pengumpulan data penelitian. Pada tahap ini peneliti harus mampu merekam data lapangan dalam bentuk catatan-catatan lapangan, harus ditafsirkan, atau diseleksi masing-masing data yang relevan dengan fokus masalah yang diteliti. Selama proses reduksi data, peneliti dapat melanjutkan meringkas, mengkode, menemukan tema, reduksi data berlangsung selama penelitian di lapangan sampai laporan penelitian selesai.

2. Melaksanakan Display Data atau Penyajian Data

Penyajian data biasanya digunakan dalam bentuk deskriftif. Data yang di dapat dari penelitian tidak mungkin dipaparkan secara keseluruhan karena data tersebut pasti banyak. Untuk itu, dalam penyajian data dapat dianalisis oleh peneliti untuk disusun secara sistematis, sehingga data yang diperoleh dapat menjelaskan atau menjawab masalah yang diteliti.


(39)

3. Mengambil Kesimpulan

Setelah melaksanakan penyajian data, peneliti membuat kesimpulan hasil penelitian dalam bentuk deskriptif. Penarikan kesimpulan sementara, masih dapat diuji kembali dengan data di lapangan, dengan cara merefleksi kembali, peneliti dapat bertukar pikiran dengan teman sejawat, triangulasi sehingga kebenaran ilmiah dapat tercapai. Bila proses siklus interaktif ini berjalan dengan kontinyu dan baik, maka keilmiahan hasil penelitian dapat diterima.

G. Validitas Data

Agar penelitian dapat di pertanggung jawabkan diperlukan adanya validitas sehingga data tersebut dapat dijadikan dasar yang kuat untuk menarik kesimpulan. Validitas data adalah data yang sesuai dengan apa yang akan diukur. Teknik yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah riview informasi kunci dan triangulasi.

Suwandi (2008) menyatakan bahwa “Review informasi kunci adalah mengkonfirmasikan data atau interprestasi temuan kepada informasi kunci sehingga diperoleh kesepakatan antar peneliti dan informan tentang data atau informasi temuan tersebut”.

Review informasi kunci, mengadakan diskusi dengan kolaburator tentang kondisi anak, sikap anak, kebiasaan anak yang diamatinya dalam lingkungan sekolah umumnya dan saat pengamatan dalam kegiatan belajar khususnya.

Menurut Suwardi (2008), “Data di anggap valid apabila setelah melakukan kegiatan pengamatan maupun kajian dokumen diperiksa kembali oleh peneliti


(40)

sehingga data tersebut valid”.

Kesimpulan penulis data dianggap valid apabila data itu dapat mengungkap kebenaran dan dapat digunakan dengan mudah serta dapat digunakan siapa saja.

H. Lokasi dan Subjek Penelitian

Lokasi penelitian ini dilaksanakan di PAUD Al-Ihsan Desa Sinarjaya Kecamatan Bungbulang Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelompok B PAUD Al-Ihsan Desa Sinarjaya Kecamatan Bungbulang. Subjek dalam penelitian ini yang berjumlah 13 anak terdiri dari 9 perempuan dan 4 orang laki-laki. Pendidik terdiri 2 orang.


(41)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilksanakan dari mulai beberapa tidakan yakni kondisi awal dan beberapa siklus, berdasarkan seluruh pembahasan dan penilaian yang telah disimpulkan bahwa permainan tradisional oray-orayan merupakan permainan yang dapat meningkatkan kemampuan motorik kasarnya

Nilai Rata-rata kemampuan motorik kasar anak dengan menggunakan permainan tradisional oray-orayan PAUD Al-Ihsan Kecamatan Bungbulang Kabupaten Garut, PAUD Al Ihsan pada kondisi awal 15, 38 % kemudian disiklus I meningkat menjadi 46,15 % dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 84,62% yang mengalami keberhasilan pada indikator kinerja.

Mengacu pada data tersebut maka indikator kinerja penelitian ini dikatakan berhasil pada siklus II sehingga tidak diperlukan siklus ke III. Indikator kinerja dalam penelitian ini adalah: (1) terjadi perubahan kemampuan motorik anak dalam proses pembelajaran yang menggunakan permainan tradisional oray-orayan yang ditandai dengan aktivitas siswa minimal dalam lembar observasi dan, (2) Motorik kasar anak PAUD Al-Ihsan Sinarjaya kecamatan Bungbulang Kabupaten Garut mengalami ketuntasan dalam pembelajaran permainan tradisional oray-orayan sebesar 84, 62 % yang ditandai dengan prerolehan bulatan


(42)

penuh (●). Akitivitas siswa yang menggunakan permainan tradisional oray-orayan terdiri dari atas aktivitas siswa yang berhubungan dengan Melompat, Melempar dan keseimbangan, seperti: mempu melompat dengan satu atau dua kaki, berjalan secara bersamaan pada garis lurus kemudian belok, dan anak mampu menjaga keseimbangan tubuh.

Permainan trasional oray-orayan sangat mendukung dalam meningkatkan motorik kasar anak usia dini. Anak dapat mempelajari keterampilan-keterampilan motorik kasar di dalam permainan tradisional oray-orayan ini seperti melompat dengan satu atau dua kaki, berjalan secara bersamaan pada garis lurus kemudian belok, dan anak mampu menjaga keseimbangan tubuh, sehingga disini keterampilan motorik kasarnya akan berkembang secara baik.

Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa melalui permainan tradisional oray-orayan dapat meningkatkan kemampuan motorik kasar anak usia dini pada di PAUD Al Ihsan Tahun Ajaran 2013/2014.

B. Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulam tersebut diatas, maka penulis mengajukan beberapa rekomendasi sebagai berikut:

1. Bagi Peserta Didik

Dapat membantu meningkatkan kemampuan motorik kasarnya melalui permainan tradisional khususnya permainan tradisional oray-orayan.


(43)

2. Bagi Pendidik

Pendidik lebih menguasai permainan-permainan tradisional dalam melakukan pembelajaran. Agar dalam mengajar permainannya lebih

bervariasi dan lebih kreatif.

3. Bagi Sekolah

Mensosialisasikan permainan-permainan tradisional pada anak-anak agar sejak dini anak sudah mengerti tentang macam-macam permainan tradisional yang ada di daerahnya yang saat ini seakan sudah dilupakan karana adanya plays station (PS) dan game online,maka dengan mengembngkan permainan tradisional mengembangkan kalakter siswa disekolah .


(44)

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Yunus. (2010). Dimensi-Dimensi Pembelajaran Pada Pendidikan Anak Usia Dini. Bandung: Rizqi Press.

Acroni, keen. (2012). Mengoptimalkan Tumbuh Kembang Anak Melalui Permainan Tradisional. Jogjakarta: Jakarta.

Dharmamulya, Sukirman. dkk. 2008. Permainan Tradisional Jawa. Yogyakarta:kepel Press.

Monks F.J, Knoers, A.M.P dan Dekker & Van de Vegt. (2006). Psikologi Perkembangan. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Rahmah, Nur Faizah. (2012). Mendesain Perilaku Anak Sejak Dini. Surakarta: Gadi Citra Cemerlang.

Rahmawati, Ami.2009. Permainan Tradisional Untuk Anak Usia 4-3 Tahun.Bandung.Sandiarta Sukses.

Rahyubi, Heri. (2012). Teori-Teori Belajar dan Aplikasi Pembelajaran Motorik. Bandung : Nusa Media.

Samani, Muchlas. (2011). Pendidikan Karakter. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Saputra, M Yudha & Rudiyanto. 2005. Pembelajaran Kooperatif Untuk Meningkatkan Ketrampilan Anak. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Samsudin.2008. Pembelajaran Motorik Di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Pranada Media Group.

Santrok.Jhon W. 2007.Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.

Sujiono, Yuliani Nuraini. 2009. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Indeks.

Wahyuningsih, Sri. 2009. Permainan Tradisional Untuk Usia 4-5 Tahun Bandung: Sandiarta Sukses.


(1)

Rohmat, 2014

Meningkatkan kemampuan motorik kasar melalui permainan tradisional oray-orayan Di paud al-ihsan

3. Mengambil Kesimpulan

Setelah melaksanakan penyajian data, peneliti membuat kesimpulan hasil penelitian dalam bentuk deskriptif. Penarikan kesimpulan sementara, masih dapat diuji kembali dengan data di lapangan, dengan cara merefleksi kembali, peneliti dapat bertukar pikiran dengan teman sejawat, triangulasi sehingga kebenaran ilmiah dapat tercapai. Bila proses siklus interaktif ini berjalan dengan kontinyu dan baik, maka keilmiahan hasil penelitian dapat diterima.

G. Validitas Data

Agar penelitian dapat di pertanggung jawabkan diperlukan adanya validitas sehingga data tersebut dapat dijadikan dasar yang kuat untuk menarik kesimpulan. Validitas data adalah data yang sesuai dengan apa yang akan diukur. Teknik yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah riview informasi kunci dan triangulasi.

Suwandi (2008) menyatakan bahwa “Review informasi kunci adalah mengkonfirmasikan data atau interprestasi temuan kepada informasi kunci sehingga diperoleh kesepakatan antar peneliti dan informan tentang data atau informasi temuan tersebut”.

Review informasi kunci, mengadakan diskusi dengan kolaburator tentang kondisi anak, sikap anak, kebiasaan anak yang diamatinya dalam lingkungan sekolah umumnya dan saat pengamatan dalam kegiatan belajar khususnya.

Menurut Suwardi (2008), “Data di anggap valid apabila setelah melakukan kegiatan pengamatan maupun kajian dokumen diperiksa kembali oleh peneliti


(2)

sehingga data tersebut valid”.

Kesimpulan penulis data dianggap valid apabila data itu dapat mengungkap kebenaran dan dapat digunakan dengan mudah serta dapat digunakan siapa saja.

H. Lokasi dan Subjek Penelitian

Lokasi penelitian ini dilaksanakan di PAUD Al-Ihsan Desa Sinarjaya Kecamatan Bungbulang Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelompok B PAUD Al-Ihsan Desa Sinarjaya Kecamatan Bungbulang. Subjek dalam penelitian ini yang berjumlah 13 anak terdiri dari 9 perempuan dan 4 orang laki-laki. Pendidik terdiri 2 orang.


(3)

Rohmat, 2014

Meningkatkan kemampuan motorik kasar melalui permainan tradisional oray-orayan Di paud al-ihsan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilksanakan dari mulai beberapa tidakan yakni kondisi awal dan beberapa siklus, berdasarkan seluruh pembahasan dan penilaian yang telah disimpulkan bahwa permainan tradisional oray-orayan merupakan permainan yang dapat meningkatkan kemampuan motorik kasarnya

Nilai Rata-rata kemampuan motorik kasar anak dengan menggunakan permainan tradisional oray-orayan PAUD Al-Ihsan Kecamatan Bungbulang Kabupaten Garut, PAUD Al Ihsan pada kondisi awal 15, 38 % kemudian disiklus I meningkat menjadi 46,15 % dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 84,62% yang mengalami keberhasilan pada indikator kinerja.

Mengacu pada data tersebut maka indikator kinerja penelitian ini dikatakan berhasil pada siklus II sehingga tidak diperlukan siklus ke III. Indikator kinerja dalam penelitian ini adalah: (1) terjadi perubahan kemampuan motorik anak dalam proses pembelajaran yang menggunakan permainan tradisional oray-orayan yang ditandai dengan aktivitas siswa minimal dalam lembar observasi dan, (2) Motorik kasar anak PAUD Al-Ihsan Sinarjaya kecamatan Bungbulang Kabupaten Garut mengalami ketuntasan dalam pembelajaran permainan tradisional oray-orayan sebesar 84, 62 % yang ditandai dengan prerolehan bulatan


(4)

penuh (●). Akitivitas siswa yang menggunakan permainan tradisional oray-orayan terdiri dari atas aktivitas siswa yang berhubungan dengan Melompat, Melempar dan keseimbangan, seperti: mempu melompat dengan satu atau dua kaki, berjalan secara bersamaan pada garis lurus kemudian belok, dan anak mampu menjaga keseimbangan tubuh.

Permainan trasional oray-orayan sangat mendukung dalam meningkatkan motorik kasar anak usia dini. Anak dapat mempelajari keterampilan-keterampilan motorik kasar di dalam permainan tradisional oray-orayan ini seperti melompat dengan satu atau dua kaki, berjalan secara bersamaan pada garis lurus kemudian belok, dan anak mampu menjaga keseimbangan tubuh, sehingga disini keterampilan motorik kasarnya akan berkembang secara baik.

Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa melalui permainan tradisional oray-orayan dapat meningkatkan kemampuan motorik kasar anak usia dini pada di PAUD Al Ihsan Tahun Ajaran 2013/2014.

B. Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulam tersebut diatas, maka penulis mengajukan beberapa rekomendasi sebagai berikut:

1. Bagi Peserta Didik

Dapat membantu meningkatkan kemampuan motorik kasarnya melalui permainan tradisional khususnya permainan tradisional oray-orayan.


(5)

Rohmat, 2014

Meningkatkan kemampuan motorik kasar melalui permainan tradisional oray-orayan Di paud al-ihsan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. Bagi Pendidik

Pendidik lebih menguasai permainan-permainan tradisional dalam melakukan pembelajaran. Agar dalam mengajar permainannya lebih

bervariasi dan lebih kreatif.

3. Bagi Sekolah

Mensosialisasikan permainan-permainan tradisional pada anak-anak agar sejak dini anak sudah mengerti tentang macam-macam permainan tradisional yang ada di daerahnya yang saat ini seakan sudah dilupakan karana adanya plays station (PS) dan game online,maka dengan mengembngkan permainan tradisional mengembangkan kalakter siswa disekolah .


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Yunus. (2010). Dimensi-Dimensi Pembelajaran Pada Pendidikan Anak Usia Dini. Bandung: Rizqi Press.

Acroni, keen. (2012). Mengoptimalkan Tumbuh Kembang Anak Melalui Permainan Tradisional. Jogjakarta: Jakarta.

Dharmamulya, Sukirman. dkk. 2008. Permainan Tradisional Jawa. Yogyakarta:kepel Press.

Monks F.J, Knoers, A.M.P dan Dekker & Van de Vegt. (2006). Psikologi Perkembangan. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Rahmah, Nur Faizah. (2012). Mendesain Perilaku Anak Sejak Dini. Surakarta: Gadi Citra Cemerlang.

Rahmawati, Ami.2009. Permainan Tradisional Untuk Anak Usia 4-3 Tahun.Bandung.Sandiarta Sukses.

Rahyubi, Heri. (2012). Teori-Teori Belajar dan Aplikasi Pembelajaran Motorik. Bandung : Nusa Media.

Samani, Muchlas. (2011). Pendidikan Karakter. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Saputra, M Yudha & Rudiyanto. 2005. Pembelajaran Kooperatif Untuk Meningkatkan Ketrampilan Anak. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Samsudin.2008. Pembelajaran Motorik Di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Pranada Media Group.

Santrok.Jhon W. 2007.Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.

Sujiono, Yuliani Nuraini. 2009. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Indeks.

Wahyuningsih, Sri. 2009. Permainan Tradisional Untuk Usia 4-5 Tahun Bandung: Sandiarta Sukses.


Dokumen yang terkait

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL LOMPAT Pengembangan Kemampuan Motorik Kasar Melalui Permainan Tradisional Lompat Tali Pada Anak Kelompok B TK Pertiwi Planggu 2 Klaten Tahun 2012/2013.

0 1 16

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL PADA ANAK Upaya Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Melalui Permainan Tradisional Pada Anak Kelompok B Taman Kanak-Kanak Al Fatah, Karanganyar Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 3 13

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL PADA ANAK Upaya Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Melalui Permainan Tradisional Pada Anak Kelompok B Taman Kanak-Kanak Al Fatah, Karanganyar Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 1 13

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL (ENGKLEK) DI RA AL-HIDAYAH BALEENDAH.

0 4 37

UPAYA MENINGKATKAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL LOMPAT Upaya Meningkatkan Motorik Kasar Anak Melalui Permainan Tradisional Lompat Tali Pada Kelompok B Di Tk Pertiwi Sribit Delanggu Klaten Tahun Ajaran 2012/2013.

0 1 15

UPAYA MENINGKATKAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL LOMPAT Upaya Meningkatkan Motorik Kasar Anak Melalui Permainan Tradisional Lompat Tali Pada Kelompok B Di Tk Pertiwi Sribit Delanggu Klaten Tahun Ajaran 2012/2013.

0 4 18

MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL ANAK TAMAN KANAK-KANAK MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ORAY-ORAYAN.

4 13 34

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK KASAR ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL BEBENTENGAN.

1 1 59

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK KASAR ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL BEBENTENGAN : PenelitianTindakan Kelas di Kelompok Bermain Al-Munawaroh Kabupaten Sumedang.

7 57 42

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL KUCING-KUCINGAN PADA ANAK KELOMPOK B DI TKIT AR-RAIHAN.

14 396 146