HUBUNGAN JIWA KEWIRAUSAHAAN DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA PRODI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN JPTS FPTK UPI.

(1)

Randi Rizali, 2013

HUBUNGAN JIWA KEWIRAUSAHAAN DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA PRODI PENDIDIKAN

HUBUNGAN JIWA KEWIRAUSAHAAN DENGAN MINAT

BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA PRODI PENDIDIKAN

TEKNIK BANGUNAN JPTS FPTK UPI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan

Oleh :

RANDI RIZALI

0906951

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN


(2)

Randi Rizali, 2013

HUBUNGAN JIWA KEWIRAUSAHAAN DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA PRODI PENDIDIKAN


(3)

ABSTRAK

Hubungan Jiwa Kewirausahaan dengan Minat Berwirausaha Pada Mahasiswa Prodi Pendidikan Teknik Bangunan JPTS FPTK-UPI

Randi Rizali NIM. 0906951

Berwirausaha mempunyai peran besar dan penting dalam mengurangi angka pengangguran terdidik yang dihasilkan oleh perguruan tinggi di Indonesia. Untuk mewujudkannya, mahasiswa perlu dibekali pendidikan kewirausahaan supaya dapat menumbuhkembangkan jiwa kewirausahaan dan minat berwirausaha. Jiwa kewirausahaan dapat merubah seseorang menjadi sumber daya manusia yang berkualitas dan produktif sehingga jiwa kewirausahaan sangat dibutuhkan dalam segala bidang pekerjaan maupun segala profesi.

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : 1) mengetahui gambaran umum jiwa kewirausahaan yang dimiliki oleh mahasiswa Prodi Pendidikan Teknik Bangunan JPTS FPTK-UPI, 2) mengetahui gambaran umum minat berwirausaha yang dimiliki oleh mahasiswa Prodi Pendidikan Teknik Bangunan JPTS FPTK-UPI, 3) mengetahui seberapa besar hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha pada mahasiswa Prodi Pendidikan Teknik Bangunan JPTS FPTK-UPI.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Responden pada penelitian ini adalah mahasiswa program Studi S-1 Pendidikan Teknik Bangunan JPTS FPTK-UPI angkatan 2009-2012 sejumlah 87 orang. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode kuesioner (angket).

Hasil penelitian diperoleh bahwa jiwa kewirausahaan mahasiswa Prodi Pendidikan Teknik Bangunan dalam kriteria cukup, kemudian minat berwirausaha mahasiswa prodi Pendidikan Teknik Bangunan dalam kriteria tinggi, dan terdapat hubungan yang positif serta signifikan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha pada mahasiswa Prodi Pendididikan Teknik Bangunan JPTS FPTK-UPI.


(4)

DAFTAR ISI

Hal

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 4

1.3 Batasan Masalah ... 4

1.4 Rumusan Masalah ... 5

1.5 Tujuan Penelitian ... 5

1.6 Manfaat Penelitian ... 6

1.7 Sistematika Penulisan ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Jiwa Kewirausahaan ... 8

2.1.1 Pengertian Kewirausahaan dan Wirausaha... 8

2.1.2 Pengertian Jiwa Kewirausahaan ... 9

2.1.3 Indikator Jiwa Kewirausahaan ... 10

2.1.4 Menumbuhkan Jiwa Kewirausahaan ... 14

2.2 Minat Berwirausaha ... 16

2.2.1 Pengertian Minat ... 16

2.2.2 Pengertian Minat Berwirausaha... 17

2.2.3 Komponen Minat ... 18

2.2.4 Jenis-jenis Minat ... 18


(5)

2.2.6 Pengukuran Minat Berwirausaha ... 20

2.3 Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan ... 21

2.3.1 Latar Belakang Prodi Pendidikan Teknik Bangunan ... 21

2.3.2 Pendidikan Kewirausahaan di Pend. Teknik Bangunan ... 21

2.3.3 Peluang Usaha di Bidang Keilmuan Teknik Bangunan ... 23

2.4 Hasil Penelitian yang Relevan ... 24

2.5 Hipotesis ... 25

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Sampel Penelitian ... 26

3.1.1 Lokasi dan Waktu Penelitian... 26

3.1.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 26

3.2 Desain Penelitian ... 27

3.3 Metode Penelitian ... 29

3.4 Definisi Operasional Variabel ... 29

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 30

3.6 Instrumen Penelitian ... 31

3.7 Pengujian Instrumen Penelitian ... 35

3.7.1 Uji Validitas Instrumen ... 35

3.7.2 Reliabilitas Instrumen ... 38

3.8 Teknik Analisis Data ... 41

3.8.1 Uji Normalitas ... 42

3.8.2 Uji Homogenitas ... 44

3.8.3 Uji Kecenderungan ... 45

3.8.4 Uji Korelasi ... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 48

4.1.1 Deskripsi Data Variabel X (Jiwa Kewirausuahaan) ... 48

4.1.2 Deskripsi Data Variabel Y (Minat Berwirausaha) ... 50


(6)

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... 58 4.2.1 Gambaran Umum Jiwa Kewirausahaan Mahasiswa PTB ... 58 4.2.2 Gambaran Umum Minat Berwirausaha Mahasiswa PTB... 60 4.2.3 Hubungan Jiwa Kewirausahaan dengan Minat

Berwirausaha Pada Mahasiswa PTB ... 63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 64 5.2 Saran ... 64

DAFTAR PUSTAKA ... 66 LAMPIRAN


(7)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Jumlah pengangguran terdidik di Indonesia setiap tahun semakin meningkat seiring dengan terus bertambahnya sarjana baru lulusan berbagai perguruan tinggi (PT), baik PT swasta maupun PT negeri ternama/terfavorit. Dalam bukunya, Ali (2009) menjelaskan bahwa perencanaan pengembangan pendidikan yang kurang selaras dengan perkembangan lapangan pekerjaan, menjadi penyebab utama terjadinya pengangguran terdidik di Indonesia. Perencanaan pendidikan yang lemah, dapat dilihat dari ketidaksesuaian antara penawaran dan permintaan lulusan lembaga pendidikan. Faktor-faktor lain yang menjadi penyebab besarnya angka pengangguran terdidik adalah pemilihan jenis pekerjaan yang diminati, serta kualifikasi angkatan kerja terdidik yang kurang sesuai dengan kebutuhan penyedia lapangan pekerjaan. Sehingga, lulusan berbagai lembaga pendidikan banyak yang tidak terserap oleh lapangan pekerjaan yang tersedia.

Masih tingginya angka pengangguran terdidik saat ini, memang semakin melengkapi catatan hitam pendidikan di Indonesia. Sebagian besar perguruan tinggi hanya terfokus untuk melahirkan lulusan-lulusan sebagai pencari pekerjaan dan bukan sebagai pencipta lapangan pekerjaan. Padahal sebagai lulusan yang siap bersaing, mereka juga memerlukan keahlian lain di luar bidang akademik yang mereka kuasai sehingga memiliki nilai jual lebih dibandingkan lulusan-lulusan lain.

Pada umumnya, fenomena tersebut terjadi di sebagian besar perguruan tinggi yang ada di Indonesia, salah satunya pada Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan yang terdapat di Universitas Pendidikan Indonesia. Pendidikan Teknik Bangunan (PTB) merupakan salah satu program studi yang terdapat di Jurusan Pendidikan Teknik Sipil (JPTS) FPTK UPI yang bertujuan


(8)

untuk menghasilkan tenaga pengajar yang berkompeten dibidang pendidikan kejuruan teknik bangunan.

Berdasarkan hasil penelitian Rachmanto (2011) mengenai minat kerja mahasiswa Prodi PTB pada bidang kependidikan dan bidang bangunan, dengan menggunakan perhitungan statistik menunjukkan persentase sebesar 50,93% mahasiswa menyatakan minatnya untuk bekerja di bidang kependidikan menjadi tenaga pengajar/guru. Sedangkan 49,07% menyatakan minatnya untuk bekerja di bidang bangunan/di industri yang relevan dengan keilmuan Prodi PTB. Ditinjau dari hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa minat kerja sebagian mahasiswa cukup linier dengan tujuan awal dari Prodi PTB.

Kemudian ditinjau dari ketersediaan lapangan pekerjaan, terdapat fenomena yang cukup menyedihkan. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa ketersediaan lapangan pekerjaan untuk menjadi tenaga pengajar di SMK Teknik Bangunan saat ini terbatas/sedikit. Hal tersebut disebabkan oleh sedikitnya jumlah SMK Jurusan Teknik Bangunan di Indonesia dan diperparah lagi oleh rendahnya minat siswa untuk masuk ke SMK Teknik Bangunan. Sehingga hal tersebut berdampak pada sedikitnya penerimaan guru di SMK Teknik Bangunan bila dibandingkan dengan jumlah lulusan Prodi PTB setiap tahunnya.

Namun dengan diterapkannya kurikulum yang berlaku saat ini, mahasiswa Prodi PTB mendapatkan mata kuliah kependidikan dan mata kuliah bidang bangunan sehingga dapat memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk dapat bekerja di luar bidang kependidikan ataupun di industri yang membutuhkannya. Ketersediaan lapangan pekerjaan di industri yang relevan dengan keilmuan teknik bangunan memang cukup banyak, namun para mahasiswa lulusan Prodi PTB harus berusaha keras dan siap bersaing ketat dengan para lulusan perguruan tinggi (PT) lain, baik PT swasta maupun PT negeri yang ternama atau terfavorit. Sehingga dapat disimpulkan bahwa lapangan pekerjaan yang linier dengan tujuan awal Prodi PTB kurang


(9)

berkembang, dan kemungkinan besar akan ada lulusan Prodi PTB yang tidak terserap oleh dunia kerja sebagaimana mestinya.

Untuk menekan jumlah pengangguran terdidik yang dihasilkan dari Prodi PTB, pihak perguruan tinggi telah mengantisipasinya dengan membekali pendidikan kewirausahaan pada mahasiswa. Pendidikan kewirausahaan diberikan dalam bentuk mata kuliah kewirausahaan yang wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa Prodi PTB. Tujuan utama pendidikan kewirausahaan adalah untuk menumbuhkembangkan jiwa kewirausahaan dan minat berwirausaha pada mahasiswa. Sehingga pada akhirnya, mahasiswa diharapkan dapat menciptakan lapangan pekerjaan setelah lulus dari Prodi PTB. Dan idealnya, mereka dapat segera merintis wirausaha semenjak bangku perkuliahan sebagai bekal pengalaman sekaligus pembelajaran.

Berdasarkan hasil penelitian Gumilar (2012) mengenai minat berwirausaha pada mahasiswa Prodi PTB, diperoleh persentase sebesar 69% yang menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa Prodi PTB berminat untuk berwirausaha. Namun pada kenyataannya, dapat ditemukan adanya mahasiswa yang kesulitan untuk memulai/merintis wirausaha dan akan lebih mengutamakan mencari pekerjaan setelah lulus nanti, meskipun pada dasarnya mereka memiliki minat untuk berwirausaha. Sehingga, penulis dapat menyimpulkan bahwa ada sesuatu yang bermasalah dalam hal minat berwirausaha pada mahasiswa Prodi PTB.

Semua permasalahan yang telah dipaparkan, menarik perhatian penulis untuk meneliti masalah tersebut lebih lanjut. Terlebih lagi belum dapat diketahui gambaran jiwa kewirausahaan yang ada pada diri mahasiswa Prodi PTB. Berdasarkan fenomena yang telah dipaparkan, timbul sebuah pemikiran dari penulis untuk mengukur keterkaitan/hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha, setelah mendapatkan gambaran jiwa kewirausahaan dan minat berwirausaha mahasiswa Prodi PTB. Kemudian, akan dapat diketahui pula tingkat keberhasilan pendidikan kewirausahaan yang telah dilaksanakan di Prodi PTB dalam menumbuhkan/mengembangkan jiwa kewirausahaan dan minat berwirausaha mahasiswa Prodi PTB.


(10)

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis berkeinginan untuk mengetahui gambaran jiwa kewirausahaan dan minat berwirausaha mahasiswa Prodi PTB, serta mengukur seberapa besar hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha pada mahasiswa Prodi Pendidikan Teknik Bangunan di JPTS FPTK UPI. Sehingga penulis memilih judul penelitian ini yaitu “Hubungan Jiwa Kewirausahaan dengan Minat Berwirausaha Pada Mahasiswa Prodi Pendidikan Teknik Bangunan JPTS FPTK UPI“.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka identifikasi masalah tersebut perlu ditetapkan terlebih dahulu, yang bertujuan untuk mempermudah dan mengetahui kemungkinan-kemungkinan masalah yang timbul dalam melaksanakan penelitian. Maka penulis mengidentifikasi beberapa masalah dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut :

1. Semakin meningkatnya jumlah pengangguran terdidik di Indonesia.

2. Sebagian besar perguruan tinggi di Indonesia hanya terfokus untuk melahirkan lulusan-lulusan sebagai pencari kerja.

3. Kurang berkembangnya lapangan pekerjaan yang linier dengan Prodi PTB. 4. Adanya mahasiswa Prodi PTB yang kesulitan untuk memulai/merintis wirausaha meskipun pada dasarnya mereka memiliki minat untuk berwirausaha.

5. Setelah dibekali pendidikan kewirausahaan, belum dapat diketahui gambaran jiwa kewirausahaan yang ada pada diri mahasiswa Prodi PTB. 1.3. Batasan Masalah

Luasnya ruang lingkup permasalahan dalam penelitian serta adanya berbagai keterbatasan dari peneliti, maka penelitian ini dibatasi sesuai dengan kebutuhan dan kapasitas peneliti. Dalam penelitian ini, penulis membatasi aspek yang akan diteliti untuk mengetahui gambaran jiwa kewirausahaan dan minat berwirausaha mahasiswa Prodi PTB serta mengukur seberapa besar hubungan jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha pada mahasiswa


(11)

Prodi Pendidikan Teknik Bangunan JPTS FPTK UPI, dengan rincian sebagai berikut:

1. Jiwa kewirausahaan dibatasi pada aspek kepercayaan diri, keorisinilan, berorientasi pada tugas serta hasil kerja, berorientasi pada masa depan, keberanian mengambil resiko dan kepemimpinan.

2. Minat berwirausaha dibatasi pada kaitannya dengan wirausaha di bidang keilmuan Teknik Bangunan, dan pengukurannya dibatasi pada aspek pemilihan aktivitas, ketertarikan berwirausaha, kesenangan berwirausaha, keinginan berwirausaha, serta keberanian mengambil resiko berwirausaha. 3. Hubungan antar variabel dibatasi pada keterkaitan antara jiwa

kewirausahaan yang ada pada mahasiswa dengan minat mereka untuk berwirausaha di bidang keilmuan Teknik Bangunan.

1.4. Rumusan Masalah

Untuk lebih memperjelas serta mempermudah arah, tujuan, dan metode penelitian yang digunakan, maka sebelum penelitian ini dilaksanakan perlu adanya perumusan masalah terlebih dahulu, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimanakah gambaran jiwa kewirausahaan pada mahasiswa Prodi Pendidikan Teknik Bangunan JPTS FPTK UPI ?

2. Bagaimanakah gambaran minat berwirausaha pada mahasiswa Prodi Pendidikan Teknik Bangunan JPTS FPTK UPI ?

3. Seberapa besar hubungan jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha pada mahasiswa Prodi Pendidikan Teknik Bangunan JPTS FPTK UPI ? 1.5. Tujuan Penelitian

Tujuan merupakan suatu realisasi aktivitas yang akan dilaksanakan sehingga perlu dirumuskan secara jelas, dan dalam penelitian ini perlu ada tujuan sebagai acuan terhadap masalah yang akan diteliti. Sehingga peneliti dapat bekerja secara terarah dalam mencari data sampai pada pemecahan masalahnya. Tujuan penelitian ini untuk menyajikan hasil yang ingin dicapai setelah penelitian dilakukan. Maka, penelitian ini bertujuan :


(12)

1. Untuk mengetahui gambaran jiwa kewirausahaan pada mahasiswa Prodi Pendidikan Teknik Bangunan JPTS FPTK UPI.

2. Untuk mengetahui gambaran minat berwirausaha pada mahasiswa Prodi Pendidikan Teknik Bangunan JPTS FPTK UPI.

3. Untuk mengetahui seberapa besarnya hubungan jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha pada mahasiswa Prodi Pendidikan Teknik Bangunan JPTS FPTK UPI.

1.6. Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini penulis berharap bahwa penelitian ini dapat bermanfaat dan mendatangkan temuan bagi penulis, instansi terkait dan masyarakat luas. Adapun manfat dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Manfaat atau Kegunaan Praktis

a. Bagi mahasiswa, penelitian ini diharapkan dapat memotivasi mahasiswa untuk dapat menanamkan jiwa kewirausahaan dan minat berwirausaha serta lebih giat belajar dan membaca sehingga dapat merubah pola pikir mahasiswa terhadap pekerjaan dan usaha pemenuhan kebutuhan hidup. b. Bagi dosen, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan

mengenai pentingnya penanaman jiwa kewirausahaan dan minat berwirausaha pada mahasiswa. Sehingga akan ada upaya dalam peningkatan/pengembangan kegiatan perkuliahan untuk membantu menumbuh kembangkan jiwa kewirausahaan dan minat berwirausaha pada mahasiswa.

c. Bagi jurusan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam upaya mempersiapkan calon sarjana supaya tidak hanya mengasah kemampuan kognitif saja, tetapi harus menyiapkan keterampilan di luar bidang akademik, terutama yang berhubungan dengan Entrepreuneurship (kewirausahaan) sehingga para calon sarjana siap terjun di dunia kerja dan masyarakat luas.

d. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis dalam upaya menumbuhkembangkan jiwa kewirausahaan dan minat untuk berwirausaha.


(13)

2. Manfaat atau Kegunaan Teoritis

a. Memberikan sumbangan bagi perkembangan ilmu pengetahuan dalam dunia pendidikan, khususnya pada pendidikan kewirausahaan.

b. Dapat dijadikan bahan rujukan dan pertimbangan bagi peneliti selanjutnya pada kajian yang sama tetapi pada ruang lingkup yang lebih luas dan mendalam pada pendidikan kewirausahaan.

1.7. Sistematika Penulisan

Penelitian ini dibagi menjadi lima bagian dengan sistematika penulisan sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan

Merupakan bagian yang menjelaskan alasan-alasan yang menjadi latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika penulisan

Bab II Kajian Pustaka dan Hipotesis Penelitian

Merupakan bagian yang menjelaskan landasan teori yang berhubungan dengan penelitian ini dan hipotesis (jawaban sementara yang belum diuji kebenarannya)

Bab III Metode Penelitian

Merupakan bagian yang menjelaskan lokasi serta sampel penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional variabel, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, pengujian instrument penelitian, dan teknik analisis data.

Bab IV Hasil Penelitian

Berisi analisis data dan pengujian hipotesis, serta pembahasan hasil analisis data.

Bab V Kesimpulan dan Saran

Merupakan bagian terakhir dalam penulisan skripsi. Bagian ini memuat kesimpulan dan saran.


(14)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Sampel Penelitian 3.1.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini berlokasi di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang terletak di Jalan Dr. Setiabudhi No.229, Bandung. Pemilihan lokasi tersebut disesuaikan dengan tujuan penelitian yang akan peneliti lakukan yaitu untuk meneliti hubungan jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha mahasiswa Pendidikan Teknik Bangunan JPTS FPTK UPI. Waktu yang digunakan untuk penelitian ini dimulai dari bulan Mei 2013 sampai dengan Juli 2013.

3.1.2. Populasi dan Sampel Penelitian a) Populasi

“Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya” (Sugiyono, 2008:117). Populasi penelitian ini adalah sasaran penelitian yang memiliki karakteristik tertentu yaitu sesuai dengan jenis penelitian yang dilakukan. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan JPTS FPTK UPI angkatan 2009-2012 yang berjumlah 173 orang dan telah mendapatkan pendidikan kewirausahaan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 3.1 Populasi Penelitian

No. Program Studi Angkatan Jumlah

1 Pendidikan Teknik Bangunan 2009 48 orang 2 Pendidikan Teknik Bangunan 2010 54 orang 3 Pendidikan Teknik Bangunan 2011 39 orang 4 Pendidikan Teknik Bangunan 2012 32 orang


(15)

b) Sampel

“Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi” (Sugiyono, 2011:57). Pada penelitian ini, peneliti menggunakan sebagian jumlah mahasiswa Prodi Pendidikan Teknik Bangunan angkatan 2009-2012 dari total 173 orang sebagai populasi.

Menurut Arikunto (2006:131), “apabila subjek penelitian kurang dari 100 lebih baik diambil semua. Tetapi jika jumlah subjek besar, dapat diambil 10-15% atau 20-25% atau bahkan lebih, tergantung dari kemampuan peneliti dilihat dari segi waktu dan biaya”. Karena subjek pada penelitian ini lebih dari 100, maka peneliti menggunakan teknik sampel berstrata proposional

(proportional stratified sample), yaitu “suatu teknik pengambilan sampel, dimana dari setiap strata atau setiap sub kelompok ditentukan seimbang atau sebanding dengan banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau kelompok” (Sugiyono, 2008:82).

Dari jumlah total mulai angkatan 2009-2012, setiap kelas/angkatan diambil 50% sebagai sampel sehingga total sampel penelitian ini sebanyak 87 orang mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 3.2 Sampel Penelitian

No. Program Studi Angkatan Populasi Sampel 1 Pendidikan Teknik Bangunan 2009 48 orang 24 orang 2 Pendidikan Teknik Bangunan 2010 54 orang 27 orang 3 Pendidikan Teknik Bangunan 2011 39 orang 20 orang 4 Pendidikan Teknik Bangunan 2012 32 orang 16 orang

TOTAL 173 orang 87 orang

3.2. Desain Penelitian

Penelitian ini terdiri dari 2 buah variabel dan bertujuan untuk mencari hubungan antara kedua variabel tersebut, yaitu :

a.Variabel bebas atau independen variabel (X) dalam penelitian ini adalah jiwa kewirausahaan pada mahasiswa Prodi Pendidikan Teknik Bangunan JPTS FPTK UPI. Pada variabel ini, yang akan diteliti adalah gambaran jiwa


(16)

kewirausahaan pada mahasiswa dan nantinya akan dihubungkan dengan variable terikat (Y), yaitu minat berwirausaha.

b.Variabel terikat atau dependen variabel (Y) dalam penelitian ini adalah minat berwirausaha mahasiswa Prodi Pendidikan Teknik Bangunan JPTS FPTK UPI. Pada variabel ini, yang akan diteliti adalah gambaran minat berwirausaha pada mahasiswa dan nantinya akan dihubungkan dengan variabel bebas (X), yaitu jiwa kewirausahaan.

Gambar 3.1. Hubungan antara Variabel Penelitian

Sedangkan alur pemikiran yang penulis buat pada penelitian ini adalah :

Gambar 3.2. Alur Pemikiran Variabel X

Jiwa Kewirausahaan Mahasiswa Pendidikan Teknik Bangunan JPTS

FPTK UPI

Variabel Y

Minat Berwirausaha Mahasiswa Pendidikan Teknik Bangunan JPTS

FPTK UPI

Mahasiswa Prodi Pendidikan Teknik Bangunan JPTS FPTK

UPI

Variabel X

Jiwa Kewirausahaan

Variabel Y

Minat Berwirausaha

Temuan Penelitian

Pembahasan

Kesimpulan dan Saran Mahasiswa Prodi Pendidikan Teknik Bangunan JPTS FPTK

UPI

Variabel X

Jiwa Kewirausahaan

Variabel Y

Minat Berwirausaha

Temuan Penelitian Mahasiswa Prodi Pendidikan Teknik Bangunan JPTS FPTK

UPI

Variabel X


(17)

3.3. Metode Penelitian

“Metode penelitian merupakan suatu usaha yang dapat digunakan untuk mengumpulkan dan menyusun data serta untuk memecahkan suatu permasalahan dalam suatu penelitian” (Arikunto, 2002 :15)

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Azwar (1997:5) metode penelitian secara kuantitatif, yaitu: “data atau informasi yang dikumpulkan diwujudkan dalam bentuk angka sehingga analisisnya berdasarkan angka tersebut dengan menggunakan analisis statistik”.

Desktiptif berfungsi untuk mendekripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti dari sampel atau populasi yang diambil sebagaimana adanya. Statistika desktiptif dapat disajikan dalam bentuk penyajian data, dengan tabel biasa atau distribusi frekuensi; grafik garis maupun batang, diagram lingkaran, pictogram, atau yang lainnya

Jadi dapat disimpulkan bahwa dipilihnya metode deskriptif kuantitatif karena pada penelitian ini dalam proses memperoleh data yang digunakan berupa angka sebagai alat untuk menemukan keterangan mengenai apa yang diteliti. Kemudian, analisisnya tersebut sebagai suatu kesimpulan yang selanjutnya sebagai hasil penelitian.

3.4. Definisi Operasional Variabel

“Variabel penelitian merupakan sesuatu yang menjadi obyek sasaran atau titik pandang kegiatan penelitian” (Arikunto, 2006:117). Terdapat dua jenis variabel penelitian seperti yang telah dijelaskan oleh Nawawi (1995), yaitu variabel bebas (independent variable) adalah sejumlah gejala/faktor yang mempengaruhi munculnya gejala/faktor lain. Sedangkan variabel terikat

(dependent variable) adalah sejumlah faktor/gejala yang dipengaruhi oleh

adanya variabel bebas.

Adapun variabel-variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :


(18)

a) Jiwa Kewirausahaan (X) sebagai variabel bebas

Jiwa kewirausahaan yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah karakter dan sifat seorang wirausaha yang telah tertanam dalam diri mahasiswa Pendidikan Teknik Bangunan. Setiap individu memiliki jiwa kewirausahaan yang berbeda-beda, untuk mengetahui hal tersebut dapat dilihat dari komponen pada jiwa kewirausahaan tersebut yang mencangkup percaya diri, keorisinilan, berorientasi tugas dan hasil kerja, berorientasi masa depan, berani mengambil resiko, dan kepemimpinan.

b) Minat Berwirausaha (Y) sebagai variabel terikat

Minat berwirausaha adalah pilihan aktivitas seseorang karena merasa tertarik, senang dan berkeinginan untuk berwirausaha serta berani mengambil resiko untuk meraih kesuksesan. Menurut Sukardi (1998:109) bahwasanya “seseorang yang mempunyai minat pada objek tertentu dapat diketahui dari pengungkapan/ucapan, tindakan/perbuatan, dan dengan menjawab sejumlah pertanyaan”.

3.5. Teknik Pengumpulan Data

“Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data” (Arikunto, 2006:100). Teknik pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah angket/kuesioner. Menurut Arikunto (2002:128) “angket/kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ingin diketahui”.

Dalam bukunya, Arikunto (2002:128) menjelaskan bahwa kuesioner dapat dibedakan atas beberapa jenis, yaitu:

a) Dipandang dari cara menjawab

1. Kuesioner terbuka, yang memberikan kesempatan kepada responden untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri.

2. Kuesioner tertutup, yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih.

b) Dipandang dari jawaban yang diberikan

1. Kuesioner langsung, yaitu responden menjawab tentang dirinya. 2. Kuesioner tidak langsung, yaitu jika responden menjawab tentang


(19)

c) Dipandang dari bentuknya

1. Kuesioner pilihan ganda, kuesioner ini sama dengan kuesioner tertutup

2. Kuesioner isian, kuesioner ini sama dengan kuesioner terbuka 3. Check list, sebuah daftar, dimana responden tinggal

membubuhkan tanda check (√) pada kolom yang sesuai.

4. Rating scale (skala bertingkat), yaitu sebuah pertanyaan/pernyataan diikuti oleh kolom-kolom yang menunjukkan tingkatan, misalnya mulai dari sangat setuju sampai ke sangat tidak setuju.

Angket/kuesioner yang dipakai dalam penelitian ini adalah angket/kuesioner langsung tertutup bentuk rating scale yang telah disediakan pernyataannya dengan jawaban skala bertingkat berupa angka sehingga responden hanya tinggal memilih mana yang sesuai dengan dirinya. Seperti yang telah dipaparkan Arikunto (2006), alasan digunakannya metode angket/kuesioner dalam penelitian ini adalah :

1. Dapat digunakan untuk mengumpulkan data atau keterangan dari responden dalam waktu yang cukup singkat dengan menghemat waktu, tenaga, dan biaya.

2. Setiap responden menghadapi pernyataan yang sama, baik isi atau susunannya sehingga memberikan kemudahan dalam proses pengolahan data selanjutnya.

3. Responden mempunyai kebebasan untuk memberikan jawaban atas pernyataan yang diajukan.

4. Responden memiliki waktu yang cukup untuk menjawab pertanyaan. 5. Lebih mudah mengolah data dan waktu yang diperlukan tidak lama.

Angket ini digunakan pada variabel X dan variabel Y yaitu mengenai jiwa kewirausahaan dan minat berwirausaha.

3.6. Instrumen Penelitian

“Instrumen penelitian merupakan alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah” (Arikunto, 2010: 203). Instrumen yang digunakan dalam


(20)

penelitian ini adalah angket atau kuesioner yang ditujukan untuk mengukur jiwa kewirausahaan dan minat berwirausaha mahasiswa Pendidikan Teknik Bangunan. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan dua angket yaitu instrumen jiwa kewirausahaan dan minat berwirausaha.

Langkah-langkah dalam menyusun instrumen penelitian ini penulis paparkan berdasarkan prosedur dari Arikunto (2006), sebagai berikut:

a) Mengindentifikasi variabel dalam rumusan judul penelitian. Pada penelitian ini terdapat dua variabel yaitu jiwa kewirausahaan dan minat berwirausaha.

b) Mencari aspek dari kedua variabel yaitu jiwa kewirausahaan dan minat berwirausaha.

c) Menderetkan indikator dari setiap aspek kedua variabel. d) Merumuskan setiap indikator menjadi butir-butir instrumen.

Sebelum menuliskan butir-butir pernyataan angket kedua variabel tersebut, maka terlebih dahulu membuat kisi-kisi angket tersebut. Kisi-kisi angket dibuat bertujuan untuk menjabarkan secara komprehensif mengenai uraian angket. Uraian yang dimaksud adalah mulai dari variabel penelitian, aspek penelitian dan indikator penelitian. Adapun kisi-kisi angket kedua variabel pada penelitian ini adalah sebagai berikut :


(21)

Tabel 3.3. Kisi-Kisi Instrumen Variabel (X) Jiwa Kewirausahaan

No. Aspek Indikator No.

Angket

A Percaya diri

1. Yakin 1, 8

2. Mandiri 2*, 3*

3. Jujur 4*, 5*, 6

4. Optimis 9, 51*

B Keorisinilan

1. Inovatif 14, 52

2. Kreatif 10, 11

3. fleksibel 12, 13

4. Inisiatif 15*,53*

5. Memiliki pengetahuan yang luas 16, 54

C Berorientasi tugas dan hasil kerja

1. Selalu ingin berprestasi 18, 55 2. Berorientasi pada sasaran dan

keuntungan

19, 28

3. Teliti 21*, 56

4. Tekun 22*, 57

5. Efektif 7, 17

6. Kerja keras 20, 59*

7. Penuh semangat 23, 58*

D Berorientasi masa depan

1. Berpandangan ke depan (jangka panjang)

25, 27* 2. Ketajaman perspektif 24, 60 3. Memanfaatkan waktu dengan

efisien

29*, 30, 31 E Berani mengambil

resiko

1. Mampu mengambil resiko 26*, 35* 2. Menyukai tantangan dan agresif 32, 33, 34

F Kepemimpinan

1. Suka bergaul 36, 37

2. Mampu berkomunikasi dengan baik 38, 39, 40 3. Proaktif

41*, 42*, 43 4. Responsif terhadap saran/kritik 44*, 45 5. Cepat & sistematis dalam

mengambil keputusan

46, 47 6. Bertanggung jawab 48, 49*,

50*


(22)

Tabel 3.4. Kisi-Kisi Instrumen Variabel (Y) Minat Berwirausaha

No. Aspek Indikator No. Angket

A Membuat pilihan aktivitas

1. Berwirausaha merupakan keinginan

dari dalam diri 1, 2, 3*, 4* 2. Berwirausaha berdasarkan

kehendak orang lain 5, 6*

B Merasa tertarik untuk berwirausaha

1. Terdorong untuk dapat

berwirausaha 7, 8, 9*, 10*

2. Tertantang untuk dapat berwirausaha

11, 12, 13*, 14* C Merasa senang untuk

berwirausaha

1. Perasaan yang timbul setelah

berwirausaha 15, 16, 17*

D Berkeinginan untuk berwirausaha

1. Timbul niat untuk memulai berwirausha

18, 19, 20, 21* 2. Berani memulai untuk berwirausaha 23, 24, 25*,

26* E

Berani mengambil resiko untuk meraih sukses

1. Resiko menjadi sukses 22, 27

2. Resiko gagal 28, 29*, 30*

Ket : * Item Negatif

Angket/kuesioner dalam penelitian ini menggunakan pengukuran model rating scale. Riduwan (2012: 33), mengemukakan bahwa :

Rating scale yaitu data mentah yang didapat berupa angka kemudian ditafsirkan dalam pengertian kualitatif. Dalam model rating scale responden tidak akan menjawab dari data kualitatif yang sudah tersedia, tetapi menjawab salah satu dari jawaban kuantitatif yang telah disediakan. Dengan demikian, bentuk rating scale lebih fleksibel, tidak terbatas untuk pengukuran sikap saja, tetapi untuk mengukur persepsi responden terhadap gejala atau fenomena lainnya. Alternatif jawaban angket/kuesioner yang digunakan pada kedua variabel adalah skala nilai 1-5. Butir – butir pernyataan disajikan dalam dua bentuk, yaitu pernyataan positif dan pernyataan negatif. Pernyataan positif adalah pernyataan yang mendukung gagasan. Sedangkan pernyataan negatif adalah pernyataan yag tidak mendukung gagasan.


(23)

Tabel 3.5. Contoh Angket Langsung Tertutup Bentuk Rating Scale

3.7. Pengujian Instrumen Penelitian

Pengujian instrumen dilakukan untuk mengetahui kesahihan (validitas) dan keandalan (reliabilitas) isi instrumen sebagai alat ukur terhadap masalah yang sedang diteliti. Sugiyono (2008:173) mengemukakan bahwa :

Instrumen penelitian yang baik harus memiliki 2 persyaratan yaitu valid dan reliabel. Instrumen dikatakan valid apabila instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Instrumen penelitian yang reliabel adalah instrumen yang apabila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, maka akan menghasilkan data yang sama.

3.7.1. Uji Validitas Instrumen

“Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi sedangkan instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas yang rendah” (Arikunto, 2006: 168).

Uji validitas merupakan hal yang sangat penting karena disini peneliti membutuhkan data yang benar dari responden. Untuk mendapatkan data tersebut maka kualitas dari pernyataan-pernyataan yang terdapat dalam

No. Pernyataan Jawaban

1 2 3 4 5

1

Diisi dengan pernyataan yang sesuai dengan informasi yang ingin peneliti

gali mengenai kedua variabel penelitian √


(24)

angket tersebut haruslah teruji dengan kriteria pernyataan yang valid sesuai dengan pengukuran validitasnya.

Didalam bukunya, Riduwan (2010) menjelaskan mengenai langkah – langkah untuk pengujian validitas instrumen, sebagai berikut :

1. Menghitung korelasi tiap butir yaitu dengan menggunakan rumus Pearson

Product Moments

Keterangan :

rxy = Koefisien korelasi tiap butir

n = Banyaknya subjek uji coba X = Jumlah skor tiap butir Y = Jumlah skor total

X2

= Jumlah kuadrat skor tiap butir

Y2

= Jumlah kuadrat skor total

XY = Jumlah perkalian skor tiap butir dengan skor total 2. Menghitung harga thitung digunakan rumus :

Keterangan :

t = Uji signifikan korelasi

r = Koefisien korelasi yang telah dihitung n = Jumlah responden

3. Mencari ttabeldengan taraf signifikan α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) =

n – 1

4. Kaidah keputusan :

Jika thitung ≥ ttabel berarti valid

Jika thitung < ttabel berarti tidak valid


(25)

Instrumen dilakukan uji coba pada 20 responden penelitian dimana dalam instrumen tersebut terdapat 60 item pernyataan untuk variabel X. Pengujian variabel X ini digunakan untuk mengukur seberapa besar jiwa kewirausahaan mahasiswa.

Kriteria pengujian validitas adalah jika thitung ≥ ttabel dengan taraf

signifikan α = 0,05 untuk uji satu pihak (one tail test). Jika hasil yang

diperoleh di luar taraf nyata tersebut maka item angket dinyatakan tidak valid. Hasil perhitungan menunjukan dari 60 item angket hanya 49 item yang valid dan dapat digunakan untuk penelitian. Dari hasil perhitungan yang terlihat pada perhitungan uji validitas variabel X dari 60 item pernyataan didapat 11 item pernyataan yang tidak valid yaitu item nomor 5, 29, 32, 35, 39, 42, 44, 49, 52, 57, dan 58. Kemudian item pernyataan yang tidak valid tidak dipakai pada penelitian selanjutnya, akhirnya tinggal 49 item pernyataan untuk variabel X. Hal ini berarti bahwa item pernyataan yang dinyatakan valid tersebut dapat digunakan sebagai item pernyataan dalam instrumen penelitian. Perhitungan lebih lengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2.1.

b) Uji Validitas Instrumen Angket Variabel Y

Instrumen dilakukan uji coba pada 20 responden penelitian dimana dalam instrumen tersebut terdapat 30 item pernyataan untuk variabel Y. Pengujian variabel Y ini digunakan untuk mengukur seberapa besar minat berwirausaha mahasiswa.

Kriteria pengujian validitas adalah jika thitung ≥ ttabel dengan taraf

signifikan α = 0,05 untuk uji satu pihak (one tail test). Jika hasil yang

diperoleh di luar taraf nyata tersebut maka item angket dinyatakan tidak valid. Hasil perhitungan menunjukan dari 30 item angket hanya 24 item yang valid dan dapat digunakan untuk penelitian. Dari hasil perhitungan yang terlihat pada perhitungan uji validitas variabel Y dari 30 item pernyataan didapat 6 item pernyataan yang tidak valid yaitu item nomor 9, 13, 17, 21, 26, dan 29. Kemudian item pernyataan yang tidak valid tidak dipakai pada penelitian selanjutnya, akhirnya tinggal 24 item pernyataan untuk variabel Y. Hal ini berarti bahwa item pernyataan yang dinyatakan valid tersebut dapat


(26)

digunakan sebagai item pernyataan dalam instrumen penelitian. Perhitungan lebih lengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2.2.

3.7.2. Uji Reliabilitas Instrumen

Azwar (2001: 5) menyatakan bahwa “reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga”. Sehingga dapat disimpulkan apabila datanya memang sesuai dengan kenyataan maka berapa kalipun diambil, hasilnya akan tetap sama.

Dalam bukunya, Riduwan (2010) menjelaskan mengenai langkah – langkah untuk pengujian reliabilitas instrumen, sebagai berikut :

1. Menghitung harga varians dari setiap item angket

Dimana :

Si = Varians skor setiap item

Xi2 = Jumlah kuadrat jawaban responden dari setiap item

( Xi)2 = Jumlah kuadrat skor seluruh jawaban responden dari setiap item

n = Jumlah responden

2. Kemudian menjumlahkan varians semua item dengan rumus : Si = S1 + S2 + S3+ …+ Sn

Dimana :

Si = Jumlah varians setiap item

S1, S2, S3, … , Sn = varians item ke-1, 2, 3, …, n

3. Menghitung varians total dengan rumus :

Dimana :

St = Varians total

Yi2 = Jumlah kuadrat Y total

( Yi)2 = Jumlah Y total yang dikuadratkan


(27)

4. Menghitung reliabilitas dengan rumus alpha

[ ] [ ]

Keterangan :

r11 = Nilai reliabilitas

Si = Jumlah varians skor tiap item

Si = Jumlah varians total

k = Jumlah item pertanyaan

5. Kriteria keputusan dengan tingkat kepercayaan 95% dan dk = n – 1. r11≥ rtabel, artinya reliabel.

r11 < rtabel maka tidak reliabel.

Pedoman untuk penafsiran dapat dilihat pada tabel seperti yang terdapat dalam buku Riduwan (2010: 115) sebagai berikut:

Table 3.6. Koefisien Reliabilitas Koefisien reliabilitas Keterangan

r11 < 0,199 Reliabilitas sangat rendah

0,20 – 0,399 Reliabilitas rendah 0,40 – 0,599 Reliabilitas cukup 0,60 – 0,799 Reliabilitas tinggi

0,80 – 1,00 Reliabilitas sangat tinggi

a) Uji Reliabilitas Instrumen Angket Variabel X

Hasil perhitungan uji reliabilitas instrumen uji coba angket untuk masing-masing variabel disajikan dalam tabel berikut :

Tabel 3.7. Hasil Uji Reliabilitas Variabel X Variabel r 11 r table (95%)(19) interpretasi


(28)

Uji reliabilitas instrumen penelitian angket variabel X menyatakan besarnya r11 = 0,944 ≥ rtabel = 0,456, maka instrumen angket variabel X

dinyatakan reliabel. Selanjutnya nilai r11 dikonsultasikan dengan pedoman

kriteria penafsiran menurut (Riduwan, 2010: 115) Setelah dikonsultasikan ternyata diketahui bahwa nilai r11 = 0,944 berada pada indeks korelasi

antara 0,80-1,00 termasuk dalam kategori derajat kepercayaan sangat tinggi. Maka angket variabel X tersebut reliabel dengan interprestasi sangat tinggi. Untuk perhitungan reliabilitas variabel X secara tabelaris dalam lampiran 2.3.

Berdasarkan uji validitas dan uji reliabilitas yang menghasilkan 49 item pernyataan pada angket variabel X memenuhi kriteria valid dan reliabel. Maka, item pernyataan yang valid dan reliabel digunakan langsung sebagai item soal untuk instrumen penelitian dalam mengukur jiwa kewirausahaan mahasiswa Prodi PTB.

b) Uji Reliabilitas Instrumen Angket Variabel Y

Hasil perhitungan uji reliabilitas instrumen uji coba angket untuk masing-masing variabel disajikan dalam tabel berikut :

Tabel 3.8. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Y Variabel r 11 r table (95%)(19) interpretasi

Y 0,919 0,456 Reliabel

Uji reliabilitas instrumen angket penelitian variabel Y menyatakan besarnya r11 = 0,919 ≥ rtabel = 0,456, maka instrumen angket variabel Y

dinyatakan reliabel. Selanjutnya nilai r11 dikonsultasikan dengan pedoman

kriteria penafsiran menurut (Riduwan, 2010: 115) Setelah dikonsultasikan ternyata diketahui bahwa nilai r11 = 0,919 berada pada indeks korelasi

antara 0,80-1,00 termasuk dalam kategori derajat kepercayaan sangat tinggi. Maka angket variabel Y tersebut reliabel dengan interprestasi sangat tinggi. Untuk perhitungan reliabilitas variabel Y secara tabelaris dalam lampiran 2.4.


(29)

Berdasarkan uji validitas dan uji reliabilitas yang menghasilkan 24 item pernyataan pada variabel Y memenuhi kriteria valid dan reliabel. Maka, item pernyataan yang valid dan reliabel digunakan langsung sebagai item soal untuk instrumen penelitian dalam mengukur minat berwirausaha mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan.

3.8. Teknik Analisis Data

Teknis analisis data merupakan cara yang digunakan untuk mengolah, menganalisa, menyusun, dan mengatur data yang telah ada yang digunakan untuk membuktikan kebenaran dari hipotesis yang telah dirumuskan. Teknik pengolahan data yang dipakai harus sesuai dengan bentuk data yang dianalisis. Adapun langkah – langkah yang dilakukan dalam analisis data ini adalah sebagai berikut :

1. Seleksi Data

Yaitu memilih data dari alat pengumpul data (instrumen), lengkap atau belum lengkap, rusak atau baik, instrumen yang belum lengkap sebaiknya dilengkapi dulu/dikembalikan pada responden. Dari hasil seleksi data, terdapat 2 data responden yang rusak serta tidak lengkap dari total 87 data responden, hal ini dikarenakan respon yang kurang positif dari mahasiswa terhadap penelitian ini. Sehingga data responden yang dapat digunakan untuk penelitian ini sejumlah 85 responden.

2. Tabulasi Data

a. Memasukkan skor pada setiap item jawaban angket

b. Menjumlahkan skor dari setiap item yang sudah diberi skor

c. Pengumpulan data nilai dari setiap item jawaban untuk memperoleh skor mentah variabel X dan variabel Y dengan pembuatan tabulasi data hasil penelitian.

Tabel 3.9. Format Pengumpulan Data Hasil Penelitian

No Responden Skor item untuk butir instrumen no : Skor total 1 2 3 4 5 6 7 8 – n

1 2


(30)

... dst Jumlah

3. Konversi Z Skor dan T Skor

Dalam penelitian dan analisis data, angka baku atau skor baku sangat bermanfaat untuk menaikkan (mengubah) data ordinal menjadi data interval dengan jalan mengubah skor mentah menjadi skor baku.

Didalam bukunya, Riduwan (2012) menjelaskan rumus untuk menghitung skor baku (z) dan T skor adalah sebagai berikut:

z =

S X X

Dimana: X = Skor

X = Skor rata-rata S = Simpangan Baku

T skor = 50 + 10z Dimana: z = skor baku

Hasil data yang sudah di konversi menggunakan z skor dan T skor dapat

dillihat di Lampiran. Kemudian, Pengolahan data penelitian selanjutnya

dengan menggunakan bantuan software microsoft excel. 3.8.1 Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui normal tidaknya distribusi data. Kenormalan data dapat diuji dengan menggunakan rumus chi-kuadrat. Kenormalan data yang diuji ini adalah kelompok data dari variabel X dan variabel Y. Didalam bukunya, Riduwan (2012) menjelaskan langkah – langkah dalam pengujian kenormalan distribusi data, sebagai berikut :

1. Menentukan skor maksimum dan minimum 2. Menentukan rentang skor (R)


(31)

R = skor maks – skor min

3. Menentukan banyaknya kelas interval (K) K = 1 + 3,3 log n

4. Menentukan panjang kelas interval (P)

5. Menghitung rata – rata (mean) ̅

6. Mencari simpangan baku (standar deviasi)

7. Menentukan batas kelas, yairu dengan mengurangkan 0,5 pada angka skor kiri kelas interval kemudian menambahkan 0,5 pada angka skor kanan kelas interval

8. Mencari nilai Z dengan rumus :

̅

9. Mencari luas 0 – Z dari tabel kurva normal dari 0 – Z dengan menggunakan angk – angka untuk batas kelas.

10. Mencari luas kelas interval dengan cara mengurangkan angka – angka 0 – Z , yaitu baris pertama dikurangi baris kedua dikurang baris ketiga dan begitu seterusnya. Kecuali untuk angka yang berbeda pada baris tengah ditambahkan pada baris berikutnya.

11. Mencari frekuensi yang diharapkan (fe) dengan cara mengalikan luas setiap interval dengan jumlah responden.

12. Mencari harga chi kuadrat hitung (

13. Membandingkan hitung dengan tabel untuk derajat kebebasan (dk) = n –


(32)

Jika hitung > tabel, artinya distribusi data tidak normal

Jika hitung ≤ tabel, artinya distribusi data normal

Jika data terdistribusi normal maka analisis data yang digunakan adalah analisis parametik. Sedangkan jika data tidak terdistribusi normal, maka data diolah dengan analisis non parametik.

3.8.2 Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk memperlihatkan bahwa dua atau kelompok data sampel berasal dari populasi yang memiliki varians yang sama. Riduwan (2012) memaparkan bahwa uji kesamaan dua varians digunakan untuk menguji apakah sebaran data tersebut homogen atau tidak, yaitu dengan membandingkan kedua variansnya. Uji homogenitas dapat dilakukan apabila kelompok data tersebut dalam distribusi normal. Uji homogenitas dilakukan untuk menunjukkan bahwa perbedaan yang terjadi pada uji statistik parametrik benar-benar terjadi akibat adanya perbedaan antar kelompok, bukan sebagai akibat perbedaan dalam kelompok.

Uji homogenitas data dilakukan dengan dua cara, yaitu uji F dari Havley dan uji Bartlet. Uji F dari Havley biasanya digunakan untuk menguji homogenitas sebaran dua kelompok data, sedangkan uji Bartlett biasanya digunakan untuk menguji homogenitas lebih dari dua kelompok data. Dalam bukunya, Riduwan (2012) menjelaskan langkah-langkah untuk menguji homogenitas sebagai berikut :

Uji Homogenitas Menggunakan Uji F (Havley) 1. Menghitung varians terbesar dan varians terkecil

2. Bandingkan nilai Fhitung dengan nilai Ftabel

Dengan rumus : dbpembilang = n-1 (untuk varians terbesar)

dbpenyebut = n-1 (untuk varians terbesar)

Taraf signifikan (α) = 0,05 3. Kriteria pengujian


(33)

Jika Fhitung > Ftabel, artinya data tidak homogen

Jika Fhitung ≤ Ftabel, artinya data homogen Uji Homogenitas Menggunakan Uji Bartlet

1. Masukkan angka-angka statistik untuk pengujian homogenitas pada tabel. 2. Menghitung varians gabungan dari semua sampel

3. Menentukan harga satuan B

4. Menghitung nilai

5. Bandingkan hitung dengan tabel , untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan

(db)=k-1, dengan kriteria pengujian sebagai berikut : Jika hitung > tabel, artinya data tidak homogen

Jika hitung ≤ tabel, artinya data homogen 3.8.3 Uji Kecenderungan

Perhitungan uji kecenderungan dilakukan untuk mengetahui kecenderungan suatu data berdasarkan kriteria melalui skala penilaian yang telah ditetapkan sebelumnya. Langkah perhitungan uji kecenderungan sebagai berikut:

1. Menghitung rata-rata dari masing-masing variabel 2. Menentukan simpangan baku

3. Menentukan skala skor mentah

Tabel 3.10. Kriteria Uji Kecenderungan

SKALA SKOR KRITERIA

x > Xrata-rata + 1,5. SD Sangat Tinggi

Xrata-rata + 1,5. SD > x ≥ Xrata-rata + 0,5. SD Tinggi

Xrata-rata + 0,5. SD > x ≥ Xrata-rata - 0,5. SD Cukup

Xrata-rata - 0,5. SD > x ≥ Xrata-rata - 1,5. SD Rendah


(34)

(Mukhlis, 2011 : 52) 4. Membuat nilai frekuensi dan diagram persentase untuk mengetahui kecenderungan tiap variabel sebagai interpretasi dari gambaran umum variabel tersebut.

3.8.4 Uji Korelasi

Penelitian ini menggunakan hipotesis assosiatif (hubungan), maka pengujian dilakukan dengan teknik korelasi Pearson Product Moment. Riduwan (2012) menjelaskan bahwa korelasi merupakan perhitungan statistik yang berusaha untuk mencari hubungan dari beberapa variabel yang diasumsikan memiliki hubungan yang logis serta memerlukan pengujian secara ilmiah. Teknik analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha. Didalam bukunya, Riduwan (2012) menjelaskan langkah-langkah /rumus dari analisis korelasi Pearson Product Momen adalah sebagai berikut:

(Riduwan, 2012: 217) Korelasi Pearson Product Moment dilambangkan (r) dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari harga (-1 ≤ r ≤ + 1). Apabila r = -1 artinya korelasinya negatif sempurna, r = 0 artinya tidak ada korelasi, dan r = 1 berarti korelasinya sempurna positif (sangat kuat). Sedangkan harga r akan dikonsultasikan dengan tabel intrepretasi nilai r sebagai berikut :

Tabel 3.11. Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r

Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0.80 – 1.000 Sangat Kuat 0.60 – 0.799 Kuat


(35)

(Riduwan, 2012: 218) Untuk mengetahui apakah hubungan yang ditemukan itu berlaku untuk seluruh populasi seluruhnya maka dilakukan uji signifikansi hubungan. Rumus untuk menguji signifikansi korelasi product moment sebagai berikut :

Harga thitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga ttabel

dengan tingkat signifikansi dan dk tertentu, maka : Jika thitung≥ ttabel, maka signifikansi

Jika thitung < ttabel, maka tidak signifikan

0.20 – 0.399 Rendah 0.00 – 0199 Sangat Rendah


(36)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan merupakan uraian tentang jawaban penulis atas rumusan masalah dan tujuan penelitian. Kesimpulan yang diperoleh setelah melakukan penelitian dan menganalisis data dari hasil penelitian adalah sebagai berikut :

1. Gambaran umum jiwa kewirausahaan pada mahasiswa Prodi Pendidikan Teknik Bangunan JPTS FPTK-UPI cenderung dominan pada kriteria cukup.

2. Gambaran umum minat berwirausaha pada mahasiswa Prodi Pendidikan Teknik Bangunan JPTS FPTK-UPI cenderung dominan pada kriteria tinggi.

3. Berdasarkan perhitungan dan pengolahan data angket variabel X dan variabel Y menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha pada mahasiswa Prodi Pendidikan Teknik Bangunan JPTS FPTK-UPI. Besarnya hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha berada pada kategori cukup.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil dan temuan dari penelitian ini, maka peneliti mengungkapkan beberapa saran sebagai suatu masukan dan pertimbagan agar lebih bermanfaat serta dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan. Adapun saran-saran yag dikemukakan sebagai berikut :

1. Mahasiswa hendaknya segera menyadari betapa pentingnya memiliki jiwa kewirausahaan pada dirinya. Karena dengan memiliki jiwa kewirausahaan yang tinggi, dapat merubah dirinya menjadi sumber daya manusia yang berkualitas serta produktif. Terlebih lagi jiwa kewirausahaan memiliki kaitan dengan minat seseorang untuk


(37)

berwirausaha dan sangat efektif jika segera ditanamkan melalui bangku perkuliahan.

2. Diharapkan mahasiswa lebih meningkatkan minatnya untuk berwirausaha. Bukan hanya sekedar minat dari ucapan, tetapi berani untuk segera memulai wirausaha, dan akan sangat efektif jika dilaksanakan semenjak bangku perkuliahan. Karena akan banyak sekali pengalaman yang didapatkan sebagai suatu pembelajaran. 3. Diharapkan dosen dapat memotivasi dan membantu mahasiswa untuk

dapat menanamkan jiwa kewirausahaan dan minat berwirausaha sehingga dapat merubah pola pikir mahasiswa terhadap suatu pekerjaan dan usaha pemenuhan kebutuhan hidup.

4. Bagi Jurusan Pendidikan Teknik Sipil, diharapkan dapat mempersiapkan calon sarjana supaya tidak hanya mengasah kemampuan kognitif saja, tetapi harus menyiapkan keterampilan di luar bidang akademik, terutama yang berhubungan dengan

Entrepreuneurship (kewirausahaan) sehingga para calon sarjana siap

terjun di dunia kerja dan masyarakat luas.

5. Bagi peneliti selanjutnya yang berminat untuk mengkaji lebih luas serta ingin lebih mendalami lagi permasalahan yang ada hubungannya dengan penelitian ini, sebaiknya menggunakan instrumen yang berbeda supaya lebih menggali aspek lainnya yang belum terungkap sehingga akan diperoleh hasil penelitian baru sebagai pembanding.


(38)

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Mohammad. (2009). Pendidikan untuk Pembangunan Nasional. Jakarta : Grasindo.

Alma, H. B. (2005). Kewirausahaan. Bandung : Alfabeta

Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta. . (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta. . (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta. Azwar, S. (1997). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. . (2001). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Chintya, Santi. (2012). Menumbuhkan dan Mengaplikasikan Jiwa Kewirausahaan

pada Mahasiswa. (Online). Tersedia :

http://ilerning.com/menumbuhkan-dan-mengaplikasikan-jiwa-wirausaha-pada-mahasiswa. (diakses pada tanggal 14 Maret 2013).

El Hida, Ramdhania. (2012). Jumlah Pengangguran di Indonesia 7,61 Juta. (Online).Tersedia:http://finance.detik.com/read/2012/05/07/141833/1911 053/4/bps-jumlah-pengangguran-di-indonesia-761-juta-turun-6. (diakses pada tanggal 14 Maret 2013).

Gumilar, Anggi. (2012). Minat Berwirausaha Mahasiswa Program Studi

Pendidikan Teknik Bangunan Jurusan Pendidikan Teknik Sipil FPTK UPI. Skripsi pada Jurusan Pendidikan Teknik Sipil FPTK UPI Bandung :

Tidak diterbitkan.

Hartanti. (2008). Manajemen Pengembangan Kewirausahaan (Entrepreneurship)

Siswa SMK 4 Yogyakarta. Tesis Magister Universitas Negeri Yogyakarta

: Tidak diterbitkan.

Hendro. (2011). Dasar-dasar Kewirausahaan. Jakarta : Erlangga.

Husaini, Usman. (2008). Manajemen, Teori Praktik dan Riset Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.

Jurusan Pendidikan Teknik Sipil. (2011). Visi dan Misi Pendidikan Teknik

Bangunan.(Online).Tersedia:http://sipil.upi.edu/sipil.php?data=visimisi&

id=60#. (diakses pada tanggal 17 Maret 2013).


(39)

Kristinawati. (1994). Minat Berwirausaha dalam Bidang Busana pada Siswa

SMK di Kotamadya Yogyakarta Tahun 1993/1994. Skripsi pada Fakultas

Teknik UNY Yogyakarta : Tidak diterbitkan.

Lukmayanti, Arista. (2012). Hubungan Efikasi Diri dengan Minat Berwirausaha

Siswa Kelas XII Program Keahlian Jasa Boga di SMK Negeri 6 Yogyakarta. Skripsi pada Jurusan Pendidikan Teknik Boga dan Busana

UNY Yogyakarta : Tidak diterbitkan.

Martono, Nanang. (2010). “Karakteristik Lapangan Pekerjaan : Analisis Isi Iklan

Lowongan Kerja di Media Surat Kabar”. Jurnal Pendidikan dan

Kebudayaan. Volume 16, No. 6, (1-18), Balitbang Kemendiknas.

Muhyi, Herwan A. (2007). Menumbuhkan Jiwa dan Kompetensi Kewirausahaan. Makalah pada Jurusan Ilmu Administrasi Niaga UNPAD, Bandung. Mukhlis, Aziz. (2011). Kontribusi Penguasaan Mata Kuliah Fisika Terhadap

Penguasaan Mata Kuliah Mekanika Rekayasa I Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Sipil S1 FPTK UPI. Skripsi pada

Jurusan Pendidikan Teknik Sipil FPTK-UPI Bandung : Tidak diterbitkan. Nawawi, Hadari. (1995). Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta : Gajah

Mada University Press.

Rachman, Abror. (1993). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta : PT Tiara Wacana. Rachmanto, Angga. (2011). Persepsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan

Teknik Bangunan FPTK-UPI Tentang Minat Kerja. Skripsi pada Jurusan

Pendidikan Teknik Sipil FPTK-UPI Bandung : Tidak diterbitkan.

Riduwan. (2010). Belajar mudah penelitian untuk guru, karyawan, dan peneliti

pemula. Bandung: Alfabeta.

. (2012). Pengantar Statistika Sosial. Bandung : Alfabeta.

Rukka, Rusli Mohammad. (2011). Kewirausahaan. Makassar : Lembaga Kajian dan Pengembangan Pendidikan Universitas Hasanuddin.

Saputra, Ari dan Susena. (2013). “Kontribusi Mata Kuliah Kewirausahaan dalam Menumbuhkan Jiwa Entrepreneurship dang Beretika pada Mahasiswa Prodi PPKn FKIP UAD Yogyakarta”. Jurnal Citizenship. Volume 2, No.

1, (41-48), Universitas Ahmad Dahlan.

Saputra, Suryadi. (2012). Fenomena Pengangguran Terdidik. (Online). Tersedia :

http://dakwah-metamorfosa.blogspot.com/2012/02/fenomena-pengangguran-terdidik.html. (diakses pada tanggal 7 juli 2013).

Sarwono, Sarwito Wirawan. (1976). Pengantar Umum Psikologi. Jakarta : Bulan Bintang.


(40)

Siagian, Salim. (1999). Peranan Kewirausahaan dalam Pengembangan Koperasi. Majalah Usahawan No.07 TH.XXVIII Juli 1999. Jakarta : Lembaga Manajemen FE-UI.

Siswoyo, Bambang B. (2009). “Pengembangan Jiwa Kewirausahaan di Kalangan

Dosen dan Mahasiswa”. Jurnal Ekonomi Bisnis. Volume 14, No. 2

(114-123), Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang.

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta.

Soemanto, Wasty. (1992). Sekucup Ide Operasional Pendidikan Wiraswasta. Jakarta : CV Rajawali.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung : Alfabeta.

. (2011). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D). Bandung : Alfabeta.

Sukardi, D.K. (1998). Pendidikan Konseling dalam Bimbingan Karir. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Suryana. (2001). Kewirausahaan. Jakarta : Salemba Empat.

. (2006). Kewirausahaan (Pedoman Praktis, Kiat, dan Proses Menuju

Sukses). Jakarta : Salemba Empat.

Tedjasutisna, Ateng. (1999). Kewirausahaan. Bandung : PT. Armico. Tim Dosen UPI. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : UPI. Widiyatnoto, Efikas. (2013). Pengaruh Jiwa Kewirausahaan dan Budaya

Keluarga Terhadap Minat Berwirausaha pada Siswa SMKN 1 Wonosari dan SMK 2 Wonosari di Kabupaten Gunungkidul. Artikel Ilmiah pada

Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta.

Wijayanti, Desak Made D. (2011). Analisis Jiwa Kewirausahaan Pengurus

Gapoktan Pengelola Dana Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) di Kecamatan Banjarangkan Kabupaten Klungkung.Thesis pada

Program studi Magister Agribisnis Universitas Udayana Bali : Tidak diterbitkan.

Winkel, W.S. (2004). Psikologi Pengajaran. (Terjemahan Toni Setiawan). Jakarta: Media Abadi.

Yusuf, Nasrullah. (2006). Wirausaha dan Usaha Kecil. Jakarta : Modul PTKPNF Depdiknas.


(41)

(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan merupakan uraian tentang jawaban penulis atas rumusan masalah dan tujuan penelitian. Kesimpulan yang diperoleh setelah melakukan penelitian dan menganalisis data dari hasil penelitian adalah sebagai berikut :

1. Gambaran umum jiwa kewirausahaan pada mahasiswa Prodi Pendidikan Teknik Bangunan JPTS FPTK-UPI cenderung dominan pada kriteria cukup.

2. Gambaran umum minat berwirausaha pada mahasiswa Prodi Pendidikan Teknik Bangunan JPTS FPTK-UPI cenderung dominan pada kriteria tinggi.

3. Berdasarkan perhitungan dan pengolahan data angket variabel X dan variabel Y menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha pada mahasiswa Prodi Pendidikan Teknik Bangunan JPTS FPTK-UPI. Besarnya hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha berada pada kategori cukup.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil dan temuan dari penelitian ini, maka peneliti mengungkapkan beberapa saran sebagai suatu masukan dan pertimbagan agar lebih bermanfaat serta dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan. Adapun saran-saran yag dikemukakan sebagai berikut :

1. Mahasiswa hendaknya segera menyadari betapa pentingnya memiliki jiwa kewirausahaan pada dirinya. Karena dengan memiliki jiwa kewirausahaan yang tinggi, dapat merubah dirinya menjadi sumber daya manusia yang berkualitas serta produktif. Terlebih lagi jiwa kewirausahaan memiliki kaitan dengan minat seseorang untuk


(2)

berwirausaha dan sangat efektif jika segera ditanamkan melalui bangku perkuliahan.

2. Diharapkan mahasiswa lebih meningkatkan minatnya untuk berwirausaha. Bukan hanya sekedar minat dari ucapan, tetapi berani untuk segera memulai wirausaha, dan akan sangat efektif jika dilaksanakan semenjak bangku perkuliahan. Karena akan banyak sekali pengalaman yang didapatkan sebagai suatu pembelajaran. 3. Diharapkan dosen dapat memotivasi dan membantu mahasiswa untuk

dapat menanamkan jiwa kewirausahaan dan minat berwirausaha sehingga dapat merubah pola pikir mahasiswa terhadap suatu pekerjaan dan usaha pemenuhan kebutuhan hidup.

4. Bagi Jurusan Pendidikan Teknik Sipil, diharapkan dapat mempersiapkan calon sarjana supaya tidak hanya mengasah kemampuan kognitif saja, tetapi harus menyiapkan keterampilan di luar bidang akademik, terutama yang berhubungan dengan

Entrepreuneurship (kewirausahaan) sehingga para calon sarjana siap

terjun di dunia kerja dan masyarakat luas.

5. Bagi peneliti selanjutnya yang berminat untuk mengkaji lebih luas serta ingin lebih mendalami lagi permasalahan yang ada hubungannya dengan penelitian ini, sebaiknya menggunakan instrumen yang berbeda supaya lebih menggali aspek lainnya yang belum terungkap sehingga akan diperoleh hasil penelitian baru sebagai pembanding.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Mohammad. (2009). Pendidikan untuk Pembangunan Nasional. Jakarta : Grasindo.

Alma, H. B. (2005). Kewirausahaan. Bandung : Alfabeta

Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta. . (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta. . (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta. Azwar, S. (1997). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. . (2001). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Chintya, Santi. (2012). Menumbuhkan dan Mengaplikasikan Jiwa Kewirausahaan

pada Mahasiswa. (Online). Tersedia :

http://ilerning.com/menumbuhkan-dan-mengaplikasikan-jiwa-wirausaha-pada-mahasiswa. (diakses pada

tanggal 14 Maret 2013).

El Hida, Ramdhania. (2012). Jumlah Pengangguran di Indonesia 7,61 Juta. (Online).Tersedia:http://finance.detik.com/read/2012/05/07/141833/1911 053/4/bps-jumlah-pengangguran-di-indonesia-761-juta-turun-6. (diakses pada tanggal 14 Maret 2013).

Gumilar, Anggi. (2012). Minat Berwirausaha Mahasiswa Program Studi

Pendidikan Teknik Bangunan Jurusan Pendidikan Teknik Sipil FPTK UPI. Skripsi pada Jurusan Pendidikan Teknik Sipil FPTK UPI Bandung :

Tidak diterbitkan.

Hartanti. (2008). Manajemen Pengembangan Kewirausahaan (Entrepreneurship)

Siswa SMK 4 Yogyakarta. Tesis Magister Universitas Negeri Yogyakarta

: Tidak diterbitkan.

Hendro. (2011). Dasar-dasar Kewirausahaan. Jakarta : Erlangga.

Husaini, Usman. (2008). Manajemen, Teori Praktik dan Riset Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.

Jurusan Pendidikan Teknik Sipil. (2011). Visi dan Misi Pendidikan Teknik

Bangunan.(Online).Tersedia:http://sipil.upi.edu/sipil.php?data=visimisi&

id=60#. (diakses pada tanggal 17 Maret 2013).


(4)

Kristinawati. (1994). Minat Berwirausaha dalam Bidang Busana pada Siswa

SMK di Kotamadya Yogyakarta Tahun 1993/1994. Skripsi pada Fakultas

Teknik UNY Yogyakarta : Tidak diterbitkan.

Lukmayanti, Arista. (2012). Hubungan Efikasi Diri dengan Minat Berwirausaha

Siswa Kelas XII Program Keahlian Jasa Boga di SMK Negeri 6 Yogyakarta. Skripsi pada Jurusan Pendidikan Teknik Boga dan Busana

UNY Yogyakarta : Tidak diterbitkan.

Martono, Nanang. (2010). “Karakteristik Lapangan Pekerjaan : Analisis Isi Iklan

Lowongan Kerja di Media Surat Kabar”. Jurnal Pendidikan dan

Kebudayaan. Volume 16, No. 6, (1-18), Balitbang Kemendiknas.

Muhyi, Herwan A. (2007). Menumbuhkan Jiwa dan Kompetensi Kewirausahaan. Makalah pada Jurusan Ilmu Administrasi Niaga UNPAD, Bandung. Mukhlis, Aziz. (2011). Kontribusi Penguasaan Mata Kuliah Fisika Terhadap

Penguasaan Mata Kuliah Mekanika Rekayasa I Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Sipil S1 FPTK UPI. Skripsi pada

Jurusan Pendidikan Teknik Sipil FPTK-UPI Bandung : Tidak diterbitkan. Nawawi, Hadari. (1995). Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta : Gajah

Mada University Press.

Rachman, Abror. (1993). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta : PT Tiara Wacana. Rachmanto, Angga. (2011). Persepsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan

Teknik Bangunan FPTK-UPI Tentang Minat Kerja. Skripsi pada Jurusan

Pendidikan Teknik Sipil FPTK-UPI Bandung : Tidak diterbitkan.

Riduwan. (2010). Belajar mudah penelitian untuk guru, karyawan, dan peneliti

pemula. Bandung: Alfabeta.

. (2012). Pengantar Statistika Sosial. Bandung : Alfabeta.

Rukka, Rusli Mohammad. (2011). Kewirausahaan. Makassar : Lembaga Kajian dan Pengembangan Pendidikan Universitas Hasanuddin.

Saputra, Ari dan Susena. (2013). “Kontribusi Mata Kuliah Kewirausahaan dalam Menumbuhkan Jiwa Entrepreneurship dang Beretika pada Mahasiswa Prodi PPKn FKIP UAD Yogyakarta”. Jurnal Citizenship. Volume 2, No.

1, (41-48), Universitas Ahmad Dahlan.

Saputra, Suryadi. (2012). Fenomena Pengangguran Terdidik. (Online). Tersedia :

http://dakwah-metamorfosa.blogspot.com/2012/02/fenomena-pengangguran-terdidik.html. (diakses pada tanggal 7 juli 2013).

Sarwono, Sarwito Wirawan. (1976). Pengantar Umum Psikologi. Jakarta : Bulan Bintang.


(5)

Siagian, Salim. (1999). Peranan Kewirausahaan dalam Pengembangan Koperasi. Majalah Usahawan No.07 TH.XXVIII Juli 1999. Jakarta : Lembaga Manajemen FE-UI.

Siswoyo, Bambang B. (2009). “Pengembangan Jiwa Kewirausahaan di Kalangan

Dosen dan Mahasiswa”. Jurnal Ekonomi Bisnis. Volume 14, No. 2

(114-123), Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang.

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta.

Soemanto, Wasty. (1992). Sekucup Ide Operasional Pendidikan Wiraswasta. Jakarta : CV Rajawali.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung : Alfabeta.

. (2011). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D). Bandung : Alfabeta.

Sukardi, D.K. (1998). Pendidikan Konseling dalam Bimbingan Karir. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Suryana. (2001). Kewirausahaan. Jakarta : Salemba Empat.

. (2006). Kewirausahaan (Pedoman Praktis, Kiat, dan Proses Menuju

Sukses). Jakarta : Salemba Empat.

Tedjasutisna, Ateng. (1999). Kewirausahaan. Bandung : PT. Armico. Tim Dosen UPI. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : UPI. Widiyatnoto, Efikas. (2013). Pengaruh Jiwa Kewirausahaan dan Budaya

Keluarga Terhadap Minat Berwirausaha pada Siswa SMKN 1 Wonosari dan SMK 2 Wonosari di Kabupaten Gunungkidul. Artikel Ilmiah pada

Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta.

Wijayanti, Desak Made D. (2011). Analisis Jiwa Kewirausahaan Pengurus

Gapoktan Pengelola Dana Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) di Kecamatan Banjarangkan Kabupaten Klungkung.Thesis pada

Program studi Magister Agribisnis Universitas Udayana Bali : Tidak diterbitkan.

Winkel, W.S. (2004). Psikologi Pengajaran. (Terjemahan Toni Setiawan). Jakarta: Media Abadi.

Yusuf, Nasrullah. (2006). Wirausaha dan Usaha Kecil. Jakarta : Modul PTKPNF Depdiknas.


(6)