Mekanisme pertahanan diri tokoh dalam novel Pintu Karya Fira Basuki : kajian psikoanalisis.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRAK

Triastanti, Paskaria. 2011. Mekanisme Pertahanan Diri Tokoh dalam Novel
Pintu Karya Fira Basuki: Kajian Psikoanalisis. Skripsi Strata Satu (S1).
Yogyakarya: Sastra Indonesia. Fakultas Sastra. Universitas Sanata
Dharma.
Penelitian ini mengangkat topik terhadap tiga tokoh dalam novel Pintu karya
Fira Basuki. Tujuan penelitian (1) menganalisis struktur novel Pintu yang meliputi
alur, latar/setting, serta tokoh dan penokohan, (2) menganalisis unsur psikologi
dengan pendekatan psikoanalisis Sigmund Freud terhadap tiga tokoh. Penelitian ini
menggunakan pendekatan struktural dan pendekatan psikoanalisis dengan teori
struktur kepribadian khususnya mekanisme pertahanan diri Sigmund Freud.
Pendekatan struktural digunakan untuk menganalisis struktur novel dan untuk melihat
gambaran atau petunjuk tentang persoalan psikologi yang berhubungan dengan

Bowo, Erna, dan Paris. Pendekatan psikonalisis digunakan untuk menganalisis
kepribadian Bowo, Erna, dan Paris dengan kajian mekanisme pertahanan diri yang
meliputi represi, proyeksi, pengalihan, rasionalisasi, reaksi formasi, regresi, agresi,
serta fantasi dan stereotype. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode baca catat, analisis isi, dan penyajian deskriptif.
Hasil analisis dalam novel ini diklasifikasikan menjadi dua, yaitu struktur
novel dan psikoanalisis. Struktur novel berisi alur maju dan flashback, alur dominan
adalah flashback. Latar/setting terbagi menjadi tiga bagian yaitu latar tempat (Jawa,
Batavia, dan Chicago di Amerika), latar waktu yang dibagi menjadi dua bagian yaitu
(tahun 1986-1987 dan tahun 1989-2000), latar sosial yang dibagi menjadi dua bagian
(latar sosial Jawa, dan latar sosial Amerika). Penokohan menjadi tiga bagian. Bowo
sebagai tokoh utama dan protagonis, Erna sebagai tokoh tambahan dan antagonis,
tokoh Paris sebagai tokoh utama dan protagonis. Masing-masing tokoh memiliki
persoalan psikologis.
Hasil analisis psikologis dengan teori mekanisme pertahanan Sigmund Freud
terhadap tiga tokoh yaitu, 1) Bowo menggunakan lima model mekanisme pertahanan
diri atas konfliknya sejak kecil hingga dewasa yang meliputi sikap agresi, mencari
rasionalisasi, represi, proyeksi, dan undoing. 2) Erna menggunakan dua model
mekanisme pertahanan diri ketika tidak bisa menikah dengan Bowo yang meliputi
regresi serta fantasi dan stereotype. 3) Paris menggunakan tiga model mekanisme

pertahanan diri saat bermasalah dengan orangtuanya, menjadi korban KDRT, dan
berselingkuh dengan Bowo, yang meliputi regresi, reaksi agresi, dan undoing.

x

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Jelas terlihat dalam analisis psikoanalisis mekanisme pertahanan diri bahwa
tokoh-tokoh dalam novel yaitu Bowo, Erna maupun Paris memiliki konflik dengan
struktur kepribadiannya yaitu antara id, ego, dan superego mereka yang saling
bertentangan sehingga pada beberapa kasus banyak menguras energi psikis tokoh.
Terbukti bahwa setiap tokoh mempunyai masing-masing kesulitan yang sukar
dihadapi dan mereka mencoba bertahan dengan cara kerja ego yaitu mekanisme
pertahanan diri yang mereka gunakan secara tidak sadar demi upaya meredakan
ketiga kecemasan yang sering meraka alami yakni kecemasan realistik, kecemasan

moral, dan kecemasan neurotik.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa setiap tokoh telah menggunakan mekanisme
pertahanan demi menjaga agar struktur kepribadian mereka tidak rusak atau hancur.
Bowo dan Paris menggunakan beberapa mekanisme pertahanan diri yang cukup
matang dan tetap terjaga keseimbangan kepribadiannya sehingga id nya masih bisa
dikontrol. Namun, pada permasalahan Erna, ia telah menggunakan mekanisme
pertahanan yang berbahaya sehingga menderita gangguan jiwa. Antara id dan egonya
tidak seimbang sehingga ego nya bekerja keras dan mekanisme pertahanan diri yang
digunakan juga berbahaya karena mentalnya tidak sehat dan pada akhirnya id keluar
secara tidak terkontrol.

xi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI


ABSTRACT

Triastanti, Paskaria. 2011. Self Defense Mechanism of figures in Pintu novel
by Fira Basuki: Psychoanalysis studies. Thesis S-1 Degree. Yogyakarya:
Indonesia Literature. Faculty of Letters. Sanata Dharma University.
This research raised the topic of the three characters in the Pintu Fira Basuki
works. Research result (1) analyze the structure of the novel Pintu covering the
grooves, background/setting, and characterization. Analyze the elements of
psychology with Sigmund Freud's psychoanalysis approach towards three figures.
This study uses a structural approach and the approach of psychoanalysis with
particular personality structure theory of Sigmund Freud's self-defense mechanism.
Structural approach is used to analyze the structure of the novel and to see a picture
or instructions about psychological issues related to Bowo, Erna, and Paris.
Psikonalisis approach used to analyze personality Bowo, Erna, and Paris to study
self-defense mechanism which includes repression, projection, transfer,
rationalization, reaction formation, regression, aggression, and fantasies and
stereotypes. The method used in this research is the method of reading notes, content
analysis and descriptive presentation. Results of the analysis in this novel are
classified into two, namely the structure of the novel and psychoanalysis. The
structure of the novel contains forward flow and flashbacks, the dominant flow is

flashback. Background/setting is divided into three sections: a background (Java,
Batavia, and Chicago in the United States), setting time is divided into two parts,
namely (1986-1987 and 1989-2000), the social background which is divided into two
parts (Background Java social, and social background America). Characterizations
into three parts. Bowo as the main character and protagonist, Erna as an additional
character and antagonist, Paris figures as the main character and protagonist. Each
character has a psychological problem.
Results of psychological analysis with Sigmund Freud's theory of defense
mechanisms on three character, namely, 1) Bowo using five models of self-defense
mechanism on the conflict from childhood to adulthood that includes aggression,
seeking rationalization, repression, projection, and undoing. 2) Erna using two
models of self-defense mechanism when she is can not be married with Bowo which
includes regression and fantasies and stereotypes. 3) Paris using three models of selfdefense mechanism when in trouble with her parents, becomes a victim of domestic
violence, and had an affair with Bowo, which includes regression, aggression
reaction, and undoing.

xii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN

MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

It is clear that in the analysis of psychoanalysis defense mechanisms that the
characters in the novel are Bowo, Erna and Paris had a conflict with their personality
structure that is between the id, ego, and superego their conflicting so that in some
cases a lot of psychic energy drain figures. Proved that every character has individual
difficulties faced difficult and they are trying to survive with the workings of the ego
that is self-defense mechanism that they use unconsciously for the sake of the third
attempt to defuse the anxiety that often they experience the realistic anxiety, moral
anxiety and neurotic anxiety.
It can be deduced that each character has to use defense mechanisms in order
to keep their personality structure is not damaged or destroyed. Bowo and Paris using
some defense mechanism that is quite mature and maintained the balance of their
personality so the id can still be controlled. However, the problems of Erna, she has
used a dangerous defense mechanisms that mentally ill. Between the id and the ego is
not balanced so that her ego have to work hard and self-defense mechanism her used
is also dangerous because mentally unhealthy and ultimately id out uncontrollably.


xiii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

MEKANISME PERTAHANAN DIRI TOKOH DALAM NOVEL PINTU
KARYA FIRA BASUKI: KAJIAN PSIKOANALISIS

Tugas Akhir
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia
Program Studi Sastra Indonesia

Oleh
Paskaria Tri Astanti

NIM: 114114016

PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA
JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
JULI 2015

i

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN

TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN

MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

MOTTO

Masa terbaik dalam hidup seseorang adalah masa ia dapat menggunakan
kebebasan yang telah direbutnya sendiri….
Berbahagialah dia yang makan dari keringatnya sendiri, bersuka karena
usahanya sendiri, dan maju karena pengalamannya sendiri……
-Pramoedya Ananta Toer-

vi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI

TERPUJI

PERSEMBAHAN

Karya ini ku persembahakan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
dan kedua orang tuaku, Bapak Siten dan Ibu Aini.

vii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala kuasa-Nya,
bimbingan-Nya, dan kasih karunia-Nya sehingga mampu memberikan petunjuk
kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi yang berjudul “Mekanisme Pertahanan
Diri Tokoh dalam Novel Pintu Karya Fira Basuki: Kajian Psikoanalisis”.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa banyak bantuan dan dukungan yang
diterima dalam penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, dari hati yang paling dalam
serta tidak mengurangi rasa hormat, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
kepada:
1. Bapak Dr. Yoseph Yapi Taum, M.Hum., selaku Pembimbing I yang telah banyak
memberikan bimbingan, bantuan, waktu, semangat dan sebagai teman diskusi
yang baik kepada penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini.
2. Ibu Endah Peni Adji S,S., M.Hum., selaku Dosen Pembimbing akademik dan
Pembimbing II yang selalu memberikan waktunya untuk membimbing dan
memberi dukungan pada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
3. Seluruh Dosen Prodi Sastra Indonesia, Bapak Dr. Paulus Ari Subagyo, M.Hum.,
selaku ketua prodi, Bapak Drs. Heri Antono, M.Hum., selaku wakil prodi, Bapak
Prof. Dr. Praptomo Baryadi Isodarus, M.Hum., Bapak Drs. B. Rahmanto,
M.Hum., Bapak Drs. F. Santosa., Ibu Dra. Fransisca Tjandrasih Adji, M.Hum.,
yang telah memberikan ilmu kepada penulis selama mengikuti studi di Sanata
Dharma Yogyakarta.
4. Dr. F.X. Siswandi, M.A., sebagai Dekan Fakultas Sastra Universitas Sanata
Dharma.
5. Seluruh staff dan karyawan perpustakaan Sanata Dharma Yogyakarta yang telah
membantu dalam menyediakan buku-buku referensi yang dibutuhkan oleh
peneliti.
6. Kedua orang tuaku, Bapak Nicodemus Sitensius dan Ibu Regina Aini yang tiada
henti memberi dukungan baik secara material, moril serta kasih dan cintanya.
Berkat doa dan restu beliau penulis bersemangat dalam menyelesaikan tugas akhir
ini.
7. Sahabat-sahabat terbaik penulis, Afrizal Fitranda, Rimeldha Sayuti, Dermala
Ananda Tanjung, Yofin Nadya, Gina Istiqomah dan Mega Winarti. Terima kasih
atas dorongan, semangat yang yang hampir setiap hari diberikan, kasih sayang
dan kesetiaan yang tulus.

viii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRAK

Triastanti, Paskaria. 2011. Mekanisme Pertahanan Diri Tokoh dalam Novel
Pintu Karya Fira Basuki: Kajian Psikoanalisis. Skripsi Strata Satu (S1).
Yogyakarya: Sastra Indonesia. Fakultas Sastra. Universitas Sanata
Dharma.
Penelitian ini mengangkat topik terhadap tiga tokoh dalam novel Pintu karya
Fira Basuki. Tujuan penelitian (1) menganalisis struktur novel Pintu yang meliputi
alur, latar/setting, serta tokoh dan penokohan, (2) menganalisis unsur psikologi
dengan pendekatan psikoanalisis Sigmund Freud terhadap tiga tokoh. Penelitian ini
menggunakan pendekatan struktural dan pendekatan psikoanalisis dengan teori
struktur kepribadian khususnya mekanisme pertahanan diri Sigmund Freud.
Pendekatan struktural digunakan untuk menganalisis struktur novel dan untuk melihat
gambaran atau petunjuk tentang persoalan psikologi yang berhubungan dengan
Bowo, Erna, dan Paris. Pendekatan psikonalisis digunakan untuk menganalisis
kepribadian Bowo, Erna, dan Paris dengan kajian mekanisme pertahanan diri yang
meliputi represi, proyeksi, pengalihan, rasionalisasi, reaksi formasi, regresi, agresi,
serta fantasi dan stereotype. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode baca catat, analisis isi, dan penyajian deskriptif.
Hasil analisis dalam novel ini diklasifikasikan menjadi dua, yaitu struktur
novel dan psikoanalisis. Struktur novel berisi alur maju dan flashback, alur dominan
adalah flashback. Latar/setting terbagi menjadi tiga bagian yaitu latar tempat (Jawa,
Batavia, dan Chicago di Amerika), latar waktu yang dibagi menjadi dua bagian yaitu
(tahun 1986-1987 dan tahun 1989-2000), latar sosial yang dibagi menjadi dua bagian
(latar sosial Jawa, dan latar sosial Amerika). Penokohan menjadi tiga bagian. Bowo
sebagai tokoh utama dan protagonis, Erna sebagai tokoh tambahan dan antagonis,
tokoh Paris sebagai tokoh utama dan protagonis. Masing-masing tokoh memiliki
persoalan psikologis.
Hasil analisis psikologis dengan teori mekanisme pertahanan Sigmund Freud
terhadap tiga tokoh yaitu, 1) Bowo menggunakan lima model mekanisme pertahanan
diri atas konfliknya sejak kecil hingga dewasa yang meliputi sikap agresi, mencari
rasionalisasi, represi, proyeksi, dan undoing. 2) Erna menggunakan dua model
mekanisme pertahanan diri ketika tidak bisa menikah dengan Bowo yang meliputi
regresi serta fantasi dan stereotype. 3) Paris menggunakan tiga model mekanisme
pertahanan diri saat bermasalah dengan orangtuanya, menjadi korban KDRT, dan
berselingkuh dengan Bowo, yang meliputi regresi, reaksi agresi, dan undoing.

x

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Jelas terlihat dalam analisis psikoanalisis mekanisme pertahanan diri bahwa
tokoh-tokoh dalam novel yaitu Bowo, Erna maupun Paris memiliki konflik dengan
struktur kepribadiannya yaitu antara id, ego, dan superego mereka yang saling
bertentangan sehingga pada beberapa kasus banyak menguras energi psikis tokoh.
Terbukti bahwa setiap tokoh mempunyai masing-masing kesulitan yang sukar
dihadapi dan mereka mencoba bertahan dengan cara kerja ego yaitu mekanisme
pertahanan diri yang mereka gunakan secara tidak sadar demi upaya meredakan
ketiga kecemasan yang sering meraka alami yakni kecemasan realistik, kecemasan
moral, dan kecemasan neurotik.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa setiap tokoh telah menggunakan mekanisme
pertahanan demi menjaga agar struktur kepribadian mereka tidak rusak atau hancur.
Bowo dan Paris menggunakan beberapa mekanisme pertahanan diri yang cukup
matang dan tetap terjaga keseimbangan kepribadiannya sehingga id nya masih bisa
dikontrol. Namun, pada permasalahan Erna, ia telah menggunakan mekanisme
pertahanan yang berbahaya sehingga menderita gangguan jiwa. Antara id dan egonya
tidak seimbang sehingga ego nya bekerja keras dan mekanisme pertahanan diri yang
digunakan juga berbahaya karena mentalnya tidak sehat dan pada akhirnya id keluar
secara tidak terkontrol.

xi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRACT

Triastanti, Paskaria. 2011. Self Defense Mechanism of figures in Pintu novel
by Fira Basuki: Psychoanalysis studies. Thesis S-1 Degree. Yogyakarya:
Indonesia Literature. Faculty of Letters. Sanata Dharma University.
This research raised the topic of the three characters in the Pintu Fira Basuki
works. Research result (1) analyze the structure of the novel Pintu covering the
grooves, background/setting, and characterization. Analyze the elements of
psychology with Sigmund Freud's psychoanalysis approach towards three figures.
This study uses a structural approach and the approach of psychoanalysis with
particular personality structure theory of Sigmund Freud's self-defense mechanism.
Structural approach is used to analyze the structure of the novel and to see a picture
or instructions about psychological issues related to Bowo, Erna, and Paris.
Psikonalisis approach used to analyze personality Bowo, Erna, and Paris to study
self-defense mechanism which includes repression, projection, transfer,
rationalization, reaction formation, regression, aggression, and fantasies and
stereotypes. The method used in this research is the method of reading notes, content
analysis and descriptive presentation. Results of the analysis in this novel are
classified into two, namely the structure of the novel and psychoanalysis. The
structure of the novel contains forward flow and flashbacks, the dominant flow is
flashback. Background/setting is divided into three sections: a background (Java,
Batavia, and Chicago in the United States), setting time is divided into two parts,
namely (1986-1987 and 1989-2000), the social background which is divided into two
parts (Background Java social, and social background America). Characterizations
into three parts. Bowo as the main character and protagonist, Erna as an additional
character and antagonist, Paris figures as the main character and protagonist. Each
character has a psychological problem.
Results of psychological analysis with Sigmund Freud's theory of defense
mechanisms on three character, namely, 1) Bowo using five models of self-defense
mechanism on the conflict from childhood to adulthood that includes aggression,
seeking rationalization, repression, projection, and undoing. 2) Erna using two
models of self-defense mechanism when she is can not be married with Bowo which
includes regression and fantasies and stereotypes. 3) Paris using three models of selfdefense mechanism when in trouble with her parents, becomes a victim of domestic
violence, and had an affair with Bowo, which includes regression, aggression
reaction, and undoing.

xii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

It is clear that in the analysis of psychoanalysis defense mechanisms that the
characters in the novel are Bowo, Erna and Paris had a conflict with their personality
structure that is between the id, ego, and superego their conflicting so that in some
cases a lot of psychic energy drain figures. Proved that every character has individual
difficulties faced difficult and they are trying to survive with the workings of the ego
that is self-defense mechanism that they use unconsciously for the sake of the third
attempt to defuse the anxiety that often they experience the realistic anxiety, moral
anxiety and neurotic anxiety.
It can be deduced that each character has to use defense mechanisms in order
to keep their personality structure is not damaged or destroyed. Bowo and Paris using
some defense mechanism that is quite mature and maintained the balance of their
personality so the id can still be controlled. However, the problems of Erna, she has
used a dangerous defense mechanisms that mentally ill. Between the id and the ego is
not balanced so that her ego have to work hard and self-defense mechanism her used
is also dangerous because mentally unhealthy and ultimately id out uncontrollably.

xiii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ............................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI .................................................................... ii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................ iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH ................... v
HALAMAN MOTTO .................................................................................................. vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................................. vii
KATA PENGANTAR ............................................................................................... viii
ABSTRAK .................................................................................................................... x
ABSTRACT .................................................................................................................. xii
DAFTAR ISI .............................................................................................................. xiv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................................. 5
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................................... 6
1.5 Tinjauan Pustaka ................................................................................................. 6
1.6 Landasan Teori ................................................................................................... 8
1.6.1 Kajian Struktural ........................................................................................... 8
1.6.2 Psikoanalisis................................................................................................ 14
1.6.3 Mekanisme Pertahanan Diri........................................................................ 17
1.7 Metode dan Teknik Penelitian .......................................................................... 24
1.7.1 Metode dan Teknik Pengumpulan Data...................................................... 24
1.7.2 Metode dan Teknik Analisis Data .............................................................. 25
1.7.3 Metode Penyajian Hasil Analisis Data ....................................................... 25
1.8 Sistematika Penyajian........................................................................................ 26

xiv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB II ANALISIS STRUKTUR NOVEL PINTU KARYA FIRA BASUKI ........... 27
2.1 Pengantar ........................................................................................................... 27
2.2. Analisis Alur..................................................................................................... 27
2.2.1 Tahap situattion atau tahap penyituasian .................................................... 30
2.2.2 Tahap generating circumstance atau tahap pemunculan konflik ............... 30
2.2.3 Tahap Rissing Action atau Tahap Peningkatan Konflik ........................... 31
2.2.4 Tahap Climax atau Tahap Klimaks ............................................................ 33
2.2.5 Tahap denoucement atau tahap penyelesaian ............................................ 33
2.3 Analisis Latar/ setting ........................................................................................ 34
2.3.1 Latar Tempat ............................................................................................... 34
2.3.2 Latar Waktu ............................................................................................... 38
2.3.3 Latar Sosial ................................................................................................ 40
2.4 Analisis Penokohan .......................................................................................... 43
2.4.1 Tokoh Utama dan Protagonis: Bowo .......................................................... 43
2.4.2 Tokoh Antagonis dan tokoh Tambahan: Erna .......................................... 46
2.4.3 Tokoh protagonis dan Tokoh Tambahan: Paris ........................................ 48
2.5 Rangkuman ....................................................................................................... 50
BAB III MEKANIMSE PERTAHANAN DIRI TOKOH DALAM NOVEL PINTU
KARYA FIRA BASUKI ............................................................................................ 52
3.1 Pengantar ........................................................................................................... 52
3.2 Mekanisme Pertahanan Tokoh Bowo ................................................................ 53
3.3 Mekanisme Pertahanan Tokoh Erna ................................................................. 70
3.4 Mekanisme Pertahanan Tokoh Paris ................................................................. 75
3.5 Rangkuman ........................................................................................................ 82
BAB 1V SIMPULAN ................................................................................................. 84
4.2. Implikasi ........................................................................................................... 86
4.3 Saran .................................................................................................................. 88
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 90

xv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Penelitian ini mengangkat judul Mekanisme Pertahanan Diri Tokoh dalam Novel
Pintu Karya Fira Basuki: Sebuah Kajian Psikoanalisis. Yang dimaksud dengan
mekanisme pertahanan diri menurut pengertian Hilgrard, et al., adalah proses alam
bawah sadar seseorang yang mempertahankannya terhadap anxitas; mekanisme ini
melindunginya dari ancaman-ancaman eksternal dengan mendistori realitas dengan
berbagai cara (Minderop, 2010: 29).
Kajian ini akan menjelaskan dan mendeskripsikan sebuah karya sastra dengan
analisis kejiwaan sang tokoh, atau analisis secara psikologi. Secara khusus yang
dikaji dalam tulisan ini adalah kondisi psikologis yang ada di dalam penokohan novel
Pintu karya Fira Basuki yang sarat kejadian religius dan tidak logis serta kaya akan
konflik.
Tulisan ini khusus mengkaji bagaimana struktur cerita dalam novel dan mengkaji
mekanisme pertahanan diri pada tokoh Bowo serta dua tokoh wanita di dalam novel.
Tokoh sentral dalam novel Pintu karya Fira Basuki adalah tokoh pria yang bernama
Bowo, kemudian juga kondisi psikologis dua tokoh wanita dalam novel yang terkait
erat dengan tokoh Bowo yaitu Erna dan Paris sebagai perlambangan kedua sifat
manusia yang berbeda.

1

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Novel ini menceritakan petualangan seorang lelaki, Djati Suryo Wibowo yang
selalu dikatakan „anak istimewa‟. Djati Suryo Wibowo yang akrab disapa Bowo, Bo
atau B, terlahir sebagai bayi kuning pada saat weton Sabtu Pahing, dan memiliki
neptu Jawa tertinggi ini konon tandanya Bowo bukanlah orang biasa. Bagaimana
tidak, ketika berumur setahun kepandaiannya sudah menyamai anak berumur tiga
tahun. Hal-hal yang tak kasat mata pun sudah dialaminya sampai-sampai ia
mempunyai teman yang berbeda dunia bernama Jeliteng pada usia tiga tahun. Erna
adalah seorang wanita yang sangat mencintai Bowo hingga melakukan hal-hal tak
lazim dan menyebabkan ia gila. Sementara Paris adalah seorang wanita bersuami
yang menjadi kekasih Bowo dan ia mengalami kekerasan dalam rumah tangganya
sendiri sampai akhirnya terbunuh.
Dalam mekanisme pertahanan diri Bowo, contohnya pada saat ia masih kecil. Ia
Tidak menyukai adiknya yang sebentar lagi akan lahir, yaitu June, ia merasa akan
kesepian dan tidak dihiraukkan lagi sebagai anak satu-satunya. Kemudian ia
menggunakan

mekanisme

pertahanan

agresi

sebagai

bentuk

pengalihan

ketidakperhatian orang-orang kepadanya. Bowo melakukan tindakan berteriak-teriak
dan mengejar angsa sebagai bentuk pengalihan karena unsur id nya yang tidak
menginginkan Jane lahir, terdapat suatu kecemasan dalam diri Bo sehingga ia
melakukan mekanisme pertahanan diri.
Pada kasus mekanisme pertahanan diri yang dialami oleh Erna, ia memasuki
tahap mekanisme fantasi dan stereotype, di mana ia telah mengalami guncangan jiwa

2

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

yang hebat setelah kejadian yang menimpanya. Ia merasa dicampakkan oleh Bowo,
merasa ditinggalkan dan ia sudah tidur dengan Bowo untuk pertama kalinya. Ia
melakukan berbagai cara agar Bowo putus dengan kekasihnya dan mau menikahinya.
Namun, usahanya sia-sia dan berujung pada kesehatan mentalnya dan akhirnya
menderita gangguan jiwa. Erna masuk dalam dunia khayalnya sebagai solusi atas
frustasi dan masalah yang ada padanya. Yaitu solusi yang berdasarkan fantasi
ketimbang realitas. Jika di dalam realitas ia tak bisa memiliki Bowo, maka
keinginannya untuk mendapatkan Bowo ia hadirkan dalam dunia khayal atau dunia
yang ia karang sendiri, dan akibat dari stereotype adalah perilaku pelaku terjadi terus
menerus dan berulang-ulang.
Begitu juga dengan Paris yang di dalam cerita adalah kekasih Bowo, ia adalah
seorang gadis Paris yang cantik yang melakukan kawin lari dengan suaminya yang
sekarang sering menyiksanya secara fisik dan batin. Oleh karena itu ia menggunakan
mekansime pertahanan regresi yang mengarah pada perilaku seperti anak kecil. Ia
bersikap manja kepada Bowo, sering menangis dan meminta Bowo untuk tidak
meninggalkannya dan selalu menemaninya.
Novel ini adalah trilogi dari novel Jendela-jendela, Pintu dan Atap. Judul novel
Pintu dirasa sangat menarik pembaca, pembaca akan merasa penasaran dan
berkeinginan besar untuk membacanya. Mulai dari pembagian cerita dari pintu
gerbang, pintu batin sampai pintu hati menggambarkan secara jelas mengenai cerita
pada masing-masing makna pintunya. Menurut Sapardi Djoko Damono (Basuki Fira,

3

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

2002) bagi banyak pembaca, novel yang ditulis dengan bahasa yang lancar ini pasti
memikat antara lain karena ada berbagai faktor kebetulan yang sengaja dipergunakan
untuk merangkai peristiwa-peristiwa itu.
Penulis memilih novel Pintu karena merasa sependapat dengan pernyataan di atas,
novel Pintu memiliki keunikan tersendiri dibanding dua novel triloginya yaitu
Jendela-Jendela dan Atap. Penulis merasa di dalam novel Pintu mekanisme
pertahanan diri pada setiap tokoh lebih banyak sesuai teori yang digunakan dalam
penelitian ini.
Kajian psikologi sastra yang dimaksudkan dalam studi ini adalah salah satu kajian
dalam menganalisis sebuah karya sastra, khusus pada tokoh, atau kondisi kejiwaan
maupun tingkah laku sadar dan tak sadar manusia. Psikoanalisis merupakan sesuatu
yang sistematis dan tegas dalam menjelaskan struktur jiwa manusia. Psikoanalisis
adalah sebuah interdisiplin antara psikologi dan sastra (Endraswara, 2008:16), kajian
ilmu ini didasari oleh penelitian psikologi Sigmund Freud bagaimana mekanisme
pertahanan konflik yang dikhususkan pada mekanisme ego tiap tokoh.
Topik ini dipilih karena tiga alasan yang mencakup alasan literer dan alasan ilmu
pengetahuan. Pertama, alasan literer, selama ini referen kajian sastra belum banyak
yang begitu mendalami dan meneliti psokologi sastra, padahal menurut Endraswara
dalam Minderop (2008:15) sastra dan psikologi dapat bersimbiosis dalam perannya
terhadap kehidupan, karena keduanya memiliki fungsi dalam hidup ini. Keduanya

4

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

memanfaatkan landasan yang sama yaitu menjadikan pengalaman manusia sebagai
bahan telaah.
Kedua, alasan pengetahuan tentang kondisi psikis pada manusia. Sastra juga
adalah cerminan batin dan peristiwa yang terjadi dalam kehidupan, hanya dibentuk
dalam tulisan sastrawan yang pasti mempunyai maksud dan ungkapan kondisi
kejiwaan penulis itu sendiri. Dengan psikoanalis, beberapa tokoh dalam novel Pintu
akan diungkap dan diamati. Dengan kajian psikoanalis kita membaca simptonsimpton dari alam tak sadar yang terwujud dalam teks di dalam tokoh.
Ketiga,

pengarang

memakai

tokoh

lelaki

sebagai

tokoh

utama,

dan

menceritakannya dalam sebuah petualangan spiritual dan batin yang sebenarnya sarat
nilai kebudayaan. Sehingga penokohan dalam novel ini sangat menarik untuk dikaji
mengingat karakter manusia yang komplit.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penelitian ini akan membahas masalah-masalah
sebagai berikut.
1. Bagaimana analisis struktur cerita dalam novel Pintu karya Fira Basuki?
2. Apa dan bagaimana mekanisme pertahanan diri pada tokoh dalam novel Pintu
karya Fira Basuki ?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.

5

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

1. Mendeskripsikan struktur cerita dalam novel Pintu karya Fira Basuki.
Dalam skripsi ini akan dibahas dalam Bab II.
2. Mengkaji apa dan bagaimana mekanisme pertahanan diri pada tokoh
dalam novel Pintu karya Fira Basuki. Penelitian ini difokuskan pada tokoh
Bowo, Erna dan Paris. Dalam skripsi ini akan dibahas secara mendalam
pada Bab III.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini adalah serangkaian mekanisme pertahanan diri
beberapa tokoh dalam novel, yaitu tokoh Bowo dan dua tokoh wanita yaitu, Paris dan
Erna dalam mekanisme kejiwaan dan psikologisnya dari sudut pandang Sigmud
Freud. Secara teoritis, hasil penelitian ini bermanfaat untuk mengembangkan
wawasan dan khazanah ilmu sastra, khususnya kajian psikoanalisis.
Sementara itu, secara praktis, hasil penelitian

ini dapat dimanfaatkan

pembaca untuk mengetahui sastra dalam psikoanalisis.
1.5 Tinjauan Pustaka
Novel ini penuh nilai dan banyak diperbincangkan. Novel ini memang kaya
akan imajinasi dan kejadian-kejadian tidak kasat mata dan spiritual. Namun belum
ada yang meneliti tokoh Bowo, Paris, dan Erna ke dalam pengkajian psikoanalisis
penokohan.

6

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Adapun penelitian yang pernah dilakukan, Retno Tanjung Sari (2006) dalam
kajian yang ditulis dalam skripsinya mengangkat judul Novel Trilogi JendelaJendela, Pintu, dan Atap. Dalam kajiannya ia membahas aktualisasi unsur struktural
trilogi novel Jendela-jendela, Pintu dan Atap karya Fira Basuki dalam membentuk
totalitas utuh. Perumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana aktualisasi unsur
struktural yang meliputi tokoh, alur, latar, sudut pandang, gaya bahasa, tema, dan
amanat trilogi novel tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengaktualisasikan unsur
struktural novel trilogi Jendela- Jendela, Pintu, dan Atap dalam membentuk totalitas
yang utuh.
Nofrianti, (PGRI Sumatera Barat 2013) dalam skripsinya mengangkat judul
“Reaitas Sosial dalam Novel Pintu Karya Fira Basuki” Dalam penelitiannya
menemukan hubungan realitas sosial dalam novel Pintukarya Fira Basuki dengan
realitas sosial di tengah masyarakat. Hubungan realitas sosial tersebut mencakup
kepercayaan masyarakat Jawa dan Eropa, keyakinan spiritual tradisi,dan pandangan
hidup. Novel Pintu karya Fira Basuki merupakan salah satu novel Indonesia modern
yang menjadi saksi zaman era modern. Realitas yang ada di masyarakat saat ini
terrefleksi melalui cerita dan karaktertokoh yang terdapat dalam novel Pintu karya
Fira Basuki. Perselingkuhan, seks bebas, dan kebudayaan menjadi konflik dalam
ceritanya. Kisah dalam novel Pintu menggambarkan masalah kehidupan yang terjadi
di masyarakat.
Kemudian skripsi oleh Kartika Ari Darmayani mahasiswa Universitas
Dipenogoro (2013) dengan judul penelitian “Mekanisme Pertahanan Ego Tokoh
7

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Utama dalam Novel Gadis pantai Karya Pramoedya Ananta Toer: sebuah tinjauan
psikologi”.Mengenai mekanisme pertahanan ego pada tokoh utama, penulis menitik
beratkan pada mekanisme pertahanan, yang meliputi identifikasi, sublimasi, represi,
fiksasi dan regresi, pembentukan reaksi, pembalikan, projeksi, reaksi agresi,
rasionalisasi, penolakan, pengingkaran dan penahanan diri yang terjadi pada tokoh
utama.
Dari beberapa tinjauan pustaka yang diperoleh, maka dapat disimpulkan
belum ada yang secara spesifik mengkaji tokoh Bowo dan wanita-wanita yang
berhubungan dengan hidupnya secara psikoanalisis dengan mengkaji mekanisme
pertahanan diri tokoh. Maka penulis akan meneliti sesuatu yang masih belum
terjawab oleh peneliti-peneliti sebelumnya.

1.6 Landasan Teori
Landasan teori yang digunakan sebagai kerangka analisis novel ini mencakup (1)
kajian struktural, (2) kajian psikoanalisis, dan (3) mekanisme pertahanan diri.

1.6.1 Kajian Struktural
Nurgiyantoro (2007:36) menjelaskan bahwa sebuah karya sastra, fiksi ataupun
puisi, menurut kaum strukturalisme adalah sebuah totalitas yang dibangun secara
koherensif oleh berbagai unsur (pembangunnya)-nya. Menurut Teuuw (1983:61)

8

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

pendekatan struktural merupakan pekerjaan pendahulu yang harus dilakukan oleh
seorang peneliti sastra sebelum ia melakukan analisis lebih lanjut terhadaap suatu
karya sastra. Masih menurut Teeuw, karya sastra sebagai dunia dan kata mempunyai
kebulatan makna intrinstik yang hanya dapat digali dari karya itu sendiri. Analisis
struktural juga dilakukan agar diperoleh kesistematisan dan pemahaman yang lebih
mendalam terhadap karya sastra, sehingga analisis dan selanjutnya yang hendak
dilakukan menjadi lebih mudah.
Penekanan strukturalis adalah memandang karya sastra sebagai teks mandiri.
Aanalisis struktural yang dipilih dalam penelitian ini meliputi tiga unsur yaitu: alur,
latar/setting serta tokoh dan penokohan. Unsur-unsur struktural yang dipilih tersebut
dinilai membantu menganalisis novel yang akan dikaji untuk mendapatkan hasil-hasil
yang relevan dalam melanjutkan analisis mekanisme pertahanan diri.
1.6.1.1 Alur
Semi, (1988:43) alur atau plot adalah struktur rangkaian kejadian dalam
cerita yang disusun sebagai sebuah interrelasi fungsional yang sekaligus menandai
urutan bagian-bagian dari keseluruhan fiksi. Stanton dalam Nurgiyantoro (2007: 113)
menyatakan plot adalah cerita berisi urutan kejadian, namun tiap kejadian itu hanya
dihubungkan secara sebab akibat, peristiwa yang satu disebabkan atau menyebabkan
terjadinya peristiwa yang lain.
Nurgiyantoro (2007:113) mengemukakan bahwa alur atau plot adalah cerita
yang berisi urutan kejadian, namun tiap kejadian itu hanya dihubungkan secara sebab

9

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

akibat, peristiwa yang satu disebabkan atau menyebabkan peristiwa yang lain.
Nurgiyantoro (2000: 135) membedakan alur menjadi dua, yaitu (1) alur lurus, maju,
atau dapat dinamakan alur progresif. Alur sebuah novel dapat dikatakan progresif jika
peristiwaperistiwa yang dikisahkan bersifat kronologi, peristiwa-peristiwa yang
pertama diikuti peristiwa berikutnya. Alur sorot balik, mundur, flashback, atau dapat
disebut regresif, yaitu urutan kejadian yang dikisahkan dalam karya fiksi yang berplot
regresif tidak bersifat kronologis, cerita tidak dimulai dari tahap awal, melainkan dari
tahap tengah atau bahkan tahap akhir, baru kemudian tahap awal cerita dilaksanakan.
Karya yang berplot jenis ini dengan demikian langsung menyuguhkan adegan-adegan
konflik, bahkan konflik yang meruncing. Nurgiyantoro (2007: 149-150) membagi
alur cerita menjadi lima tahapan.
1.6.1.1.1

Tahap situation, pelukisan latar dan cerita atau pengenalan;

1.6.1.1.2

Tahap generating circumstance, pemunculan konflik yang menegangkan
cerita;

1.6.1.1.3

Tahap rising action, konflik yang terjadi semakin meningkat;

1.6.1.1.4

Tahap climax, peristiwa-peristiwa mulai memuncak;

1.6.1.1.5

Tahap denouement, penyelesaian dari semua peristiwa.

Berdasarkan rangkaian pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa plot atau alur
adalah urutan atau rangkaian kejadian atau peristiwa dalam suatu karya fiksi yang
memiliki tahapan-tahapan tertentu secara kronologis.

10

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

1.6.1.3 Latar
Semi (1988: 46) latar atau landas tumpu cerita adalah tempat peristiwa terjadi.
Latar waktu berhubungan dengan masalah “kapan” terjadinya peristiwa-peristiwa
yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Masalah “kapan” tersebut biasanya
dihubungkan dengan waktu faktual, waktu yang ada kaitannya atau dapat dikaitkan
dengan peristiwa sejarah. Latar waktu dalam fiksi dapat menjadi dominan dan
fungsional jika digarap secara teliti, terutama jika dihubungkan dengan waktu sejarah.
Pengangkatan unsur sejarah ke dalam karya fiksi akan menyebabkan waktu yang
diceritakan menjadi bersifat khas, tipikal, dan dapat menjadi sangat fungsional
sehingga tak dapat diganti dengan waktu lain tanpa mempengaruhi perkembangan
cerita. Latar waktu menjadi amat koheren dengan unsur cerita yang lain.
Menurut Nurgiyantoro (2007: 227) Latar tempat menyaran pada lokasi
terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Unsur tempat yang
dipergunakan mungkin berupa tempat-tempat dengan nama tertentu, inisial tertentu,
mungkin lokasi tertentu tanpa nama jelas. Penggunaan latar tempat dengan namanama tertentu haruslah mencerminkan, atau paling tidak tak bertentangan dengan sifat
dan keadaan geografis tempat yang bersangkutan.
Nurgiyantoro (2007:216) latar atau setting yang disebut juga sebagai landas
tumpu, mengarah pada pengertian tempat, hubungan waktu dan lingkungan sosial
tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang akan diceritakan. Latar sosial mengarah
pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat di suatu
tempat yang diceritakan dalam karya fiksi. Tata cara kehidupan sosial masyarakat
11

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

mencakup berbagai masalah yang cukup kompleks. Latar sosial dapat berupa
kebiasaan hidup, adat istiadat, tradisi, keyakinan, pandangan hidup, cara berpikir dan
bersikap, juga berhubungan dengan status sosial tokoh yang bersangkutan.
Berdasarkan rangkaian pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa latar atau
setting adalah keseluruhan lingkungan dalam cerita dan peristiwa dalam suatu karya
sastra baik di lingkungan tempat, waktu, dan sosial. Latar tempat mengacu pada
lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan sebuah karya sastra. Latar waktu
mengacu pada kapan terjadinya peristiwa dan latar sosial mengacu pada lingkungan
sosial pada peristiwa yang bersangkutan.
1.6.1.2 Tokoh dan Penokohan
Nurgiyantoro (2007:165) mengungkapkan bahwa tokoh cerita adalah
individu orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif, atau drama yang
oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan seperti yang
diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan. Pengertian
tokoh dan penokohan adalah tokoh ialah pelaku dalam karya sastra. Dalam karya
sastra biasanya ada beberapa tokoh, namun biasanya hanya ada satu tokoh utama.
Isitilah tokoh merujuk pada orang yang menjadi pelaku cerita, watak,
perwatakan dan karakter menunjuk pada kualitas pribadi seorang tokoh seperti yang
ditafsirkan oleh pembaca. Lebih menunjuk pada kualitas seorang tokoh seperti yang
dikatakan Jones dalam Nurgiyantoro (2007: 165), penokohan adalah pelukisan
gambaran yang jelas tentang seorang yang digambarkan dalam cerita.

12

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Stanton dalam Nurgiyantoro (2007:165) mengemukakan bahwa penggunaan
istilah karakter sendiri dalam berbagai literature bahasa Inggris menyarankan pada
dua penegertian yang berbeda, yaitu sebagai tokoh cerita yang ditampilkan, dan
sebagai sikap, ketertarikan, keinginan emosi, dan prinsip moral yang dimiliki oleh
tokoh-tokoh tersebut.
Tokoh cerita, menurut Abrams dalam Nurgiyantoro (20017:165) adalah
orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif, atau drama, yang oleh
pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti yang
diekspresikan dalam ucapan dan yang dilakukan dalam tindakan.
Menurut Nurgiyantoro (2007: 176) tokoh-tokoh fiksi dalam cerita dapat
dibedakan ke dalam beberapa jenis penamaan berdasarkan dari sudut mana penamaan
itu dilakukan.
1.6.1.2.1 Tokoh Utama dan Tokoh Tambahan
Tokoh yang disebut pertama adalah tokoh utama cerita (central carachter,
main character), sedang yang kedua adalah tokoh tambahan (peripheral character).
Tokoh utama adalah yang diutamakan penceritaannya dalam novel yang
bersangkutan. Ia merupakan tokoh yang paling penting banyak diceritakan, baik
sebagai pelaku kejadian maupun yang dikenai kejadian. Tokoh utama paling banyak
diceritakan dan selalu berhubungan dengan tokoh-tokoh lain serta menentukan
perkembangan plot secara keseluruhan pembedaan tokoh utama dan tambahan tak

13

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

dapat dilakukan secara eksak. Pembedaan itu bersifat gradasi, kadar keutamaan tokoh
itu bertingkat.
1.6.1.2.2 Tokoh Protagonis dan Tokoh Antagonis
Dilihat dari fungsi penampilan tokoh dapat dibedakan ke dalam tokoh
protagonis dan antagonis. Jika membaca sebuah novel membuat rasa simpati, empati
dan melibatkan diri secara emosional terhadap tokoh, tokoh yang disikapi demikian
oleh pembaca disebut sebagai tokoh protagonis. Atenbernd & Lewis dalam
Nurgiyantoro, (1994:178) menyebutkan tokoh protagonis adalah tokoh yang kita
kagumi, yang salah satu jenisnya secara populer disebut hero-tokoh yang merupakan
pengejawantahan norma-norma, nilai-nilai, yang ideal bagi kita. Tokoh penyebab
terjadinya konflik disebut tokoh antagonis. Tokoh antagonis beroposisi dengan tokoh
protagonis, secara langsung maupun tak langsung. Penyebab konflik yang tak
dilakukan oleh seorang tokoh disebut disebut sebagai kekuatan antagonistis.
Dalam studi ini, kedua pembagian penokohan tersebut dijawab secara
bersamaan maupun bergantian, yang dimaksud dengan tokoh utama dan tokoh
tambahan bisa saja termasuk dalam tokoh protagonis maupun antagonis. Misalnya,
tokoh utama adalah tokoh protagonis juga, dan tokoh tambahan adalah tokoh
antagonisnya.
1.6.2 Psikoanalisis
Psikologi sastra adalah sebuah interdisipliner antara psikolog dan sastra
(Endraswara, 2008:16). Pendekatan psikologis terhadap karya sastra muncul setelah

14

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Sigmund Freud memperkenalkan teori psikoanalisa, bagi Freud cipta rasa merupakan
ambisi alam tak sadar yang tidak terwujud dalam realita. Kemudian secara fiktif
diaktualisasikan dalam sastra. Pendekatan secara pskologis inilah yang disebut
psikologi sastra.
Endraswara dalam Minderop (2010: 2) mengungkapkan penelitian psikologi
sastra memiliki peranan penting dalam pemahaman sastra karena adanya beberapa
kelebihan seperti: pertama, pentingnya psikologi sastra untuk mengkaji lebih
mendalam aspek perwatakan; kedua, dengan pendekatan ini dapat memberi umpanbalik kepada peneliti tentang masalah perwatakan yang dikembangkan; dan terakhir,
penelitian semacam ini sangat membantu untuk menganalisis karya sastra yang kental
dengan masalah-masalah psikologis.
Freud dalam Minderop (2010: 19) membagi tiga psikisme manusia yaitu id,
ego dan superego. Id adalah energi psikis dan naluri yang menekan manusia agar
memenuhi kebutuhan dasar. Cara kerja Id berhubungan dengan prinsip mencari
kesenangan, selalu mencari kenikmatan dan menghindari ketidaknyamanan. Freud
menjelaskan bahwa ketika manusia lahir, sistem syarafnya hanya sedikit lebih baik
dari binatang lain, itulah yang dinamakan id. Sistem syaraf, sebagai id, bertugas
menerjemahkan kebutuhan satu organisme menjadi daya-daya motivasional yang
disebut insting atau nafsu (Boeree, 2007: 38).

15

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Ego merupakan sesuatu yang terperangkap di antara dua kekuatan yang
bertentangan dan dijaga serta patuh pada prinsip realitas dengan mencoba memenuhi
kesenangan individu yang dibatasi oleh realitas (Minderop: 2010: 20). Menurut
Booree (2007: 39), ketika ego berusaha membuat id (atau organisme) tetap senang, di
sisi lain dia juga mengalami hambatan yang ada di dunia nyata. Sering dia
menemukan objek-objek yang menghalanginya mencapai tujuan. Ego akan tetap
mencatat apa-apa yang menghalangi dan sekaligus mengingat apa-apa yang
memuluskan jalannya mencapai tujuan.
Sesuai dengan teori di atas, Arif (2006: 18) menjelaskan ego adalah struktur
kepribadian yang bersentuhan langsung dengan realitas. Ia mesti menjembatani
sedemikian rupa agar interaksi antara realitas internal dan realitas eksternal
berlangsung mulus. Untuk menjalankan tugasnya, ego memiliki tiga fungsi utama,
yaitu reality testing, identity, dan defense mechanism (mekanisme pertahanan)
Sedangkan, superego adalah mengacu pada moralitas. Hati nurani yang bisa
mempertimbangkan baik dan buruk. Superego tidak mempertimbangkan realitas
(Minderop, 2010: 19-22). Superego mengawasi ego dengan ketat serta menilai
tindakan dan niat dari ego. Rasa bersalah muncul pada saat ego bertindak atau berniat
untuk bertentangan dengan standar moral superego (Feist: 2010: 34)

16

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

1.6.3 Mekanisme Pertahanan Diri
Hilgard, et al., dalam Minderop (2010: 29) menyatakan Freud menggunakan
istilah mekanisme pertahanan mengacu pada proses alam bawah sadar seseorang
yang mempertahankannya terhadap anxitas; mekanisme ini melindunginya dari
ancaman-ancaman eksternal dengan mendistori realitas dengan berbagai cara. Masih
menurut Hilgard, et al., pertahanan