PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PAPAN PAHLAWANTERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR KELAS V PADA MATERI TOKOH PEJUANG PADA MASA PENJAJAHAN BELANDA DI INDONESIA (Penelitian Eksperimen di Kelas V SDN Sepat dan SDN Panjalin Kidul IV Kecamatan Sumberjaya Kabup

(1)

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PAPAN PAHLAWANTERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR KELAS V PADA MATERI

TOKOH PEJUANG PADA MASA PENJAJAHAN BELANDA DI INDONESIA

(Penelitian Eksperimen di Kelas V SDN Sepat dan SDN Panjalin Kidul IV Kecamatan Sumberjaya Kabupaten Majalengka)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Oleh Cicih Yuningsih

0903316

PROGRAM SI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KAMPUS SUMEDANG 2013


(2)

(Penelitian Eksperimen di Kelas V SDN Sepat dan SDN Panjalin Kidul IV Kecamatan Sumberjaya Kabupaten Majalengka)

Oleh Cicih Yuningsih

0903316

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

© Cicih Yuningsih 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah dan Pembatasan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Batasan Istilah... ... 6

BAB II STUDI LITERATUR ... 8

A. Hakikat PIPS di Sekolah Dasar ... 8

1. Pengertian PIPS ... 8

2. Tujuan PIPS di Sekolah Dasar (SD) ... 9

3. Pembelajaran PIPS di Sekolah Dasar ... 9

B. Media Papan Pahlawan ... 11

1. Pengertian Media Pembelajaran ... 11

2. Manfaat Media Pembelajaran ... 11

3. Media Papan Pahlawan ... 12

4. Manfaat Media Papan Pahlawan ... 12

5. Media Gambar Pahlawan... 13

6. Hasil Belajar ... 13

7. Teori Belajar yang Mendukung Penggunaan Media Papan Pahlawan ... 13

8. Materi Pembelajaran ... 14

9. Hasil Penelitian yang Relevan ... 16

C. Hipotesis Penelitian ... 17

BAB III METODE PENELITIAN ... 19

A. Metode dan Desain Penelitian ... 19

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 20

C. Prosedur Penelitian ... 22

D. Variabel Penelitian ... 23

E. Instrumen Penelitian dan Pengembangannya ... 24

1. Tes ... 24

2. Non Tes ... 32

F. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data ... 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 38

A. Pengujian Prasyarat Penelitian ... 38

1. Data Pretes ... 38


(5)

iii

3. Data Gain ... 46

B. Hasil Penelitian ... 49

C. Pembahasan ... 59

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 62

DAFTAR PUSTAKA ... 65

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 67


(6)

iv

3.2 Klasifikasi Koefisien Validitas ... 24

3.3 Hasil Perhitungan Validitas Soal ... 25

3.4 Klasifikasi Koefisien Reliabilitas ... 27

3.5 Klasifikasi Indeks Kesukaran ... 28

3.6 Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran Tiap Soal ... 28

3.7 Klasifikasi Daya Pembeda Soal ... 29

3.8 Hasil Perhitungan Daya Pembeda Tiap Soal ... 30

3.9 Rekapitulasi Analisis Butir Soal ... 31

3.10 Kriteria Tingkat N-Gain ... 35

3.11 Rentang Skala Likert ... ... 36

3.12 Pengkategorian Respon Siswa Berdasarkan Skala Sikap ... 36

4.1 Uji Normalitas Pretes ... 41

4.2 Uji Non-parametik Mann-Whitney pada Data Pretes ... 40

4.3 Uji Normalitas Postes ... 43

4.4 Uji Non-parametik Mann-Whitney pada Data Postes ... 44

4.5 Uji Normalitas Data Gain ... 45

4.6 Uji Non-parametik Mann-Whitney pada Data Gain ... 47

4.7 Penskoran Data Skala Sikap ... 54


(7)

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

4.1 Hasil Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... 38

4.2 Normalitas Data Pretes Kelas Eksperimen ... 39

4.3 Normalitas Data Pretes Kelas Kontrol ... 39

4.4 Hasil Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 42

4.5 Normalitas Data Postes Kelas Eksperimen... 43

4.6 Normalitas Data Postes Kelas Kontrol ... 43

4.7 Normalitas Data Gain Kelas Kontrol ... 46


(8)

vi

B Instrumen Tes ... 83

C Instrumen Non-tes ... 97

D Hasil Uji Coba Instrumen ... 100

E Data Hasil Penelitian ... 109

F Dokumentasi Pembelajaran ... 117


(9)

1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Di dalam Al-Qur’an, manusia menyandang tiga predikat dalam kehidupan yaitu sebagai khalifah, makhluk biologis, dan makhluk sosial. Untuk menjalani kehidupan, manusia membutuhkan interaksi, karena manusia adalah makhluk yang selalu berinteraksi dengan sesamanya. Manusia tidak dapat mencapai apa-apa yang diinginkan oleh dirinya tanpa berinteraksi. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan suatu pengenalan kepada masyarakat agar paham tentang kesosialan, karena dalam Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial mencakup berbagai hal mengenai aspek kesosialan yang di dalamnya mencakup bagaimana cara berinteraksi.

Di dalam ruang lingkup pendidikan, cakupan aspek kesosialan dipelajari melalui PendidikanIlmu Pengetahuan Sosial (PIPS). PendidikanIlmu Pengetahuan Sosial merupakan mata pelajaran yang berkaitan dengan kesosialan di sekolah dasar, karena PIPS merupakan suatu integrasi dari ilmu-ilmu sosial yang terdiri dari ekonomi, sejarah, geografi, antropologi, sosiologi, dan politik.

PIPS adalah nama mata pelajaran yang mengintegrasikan berbagai cabang ilmu sosial seperti: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, dan antropologi untuk dipelajari peserta didik di tingkat sekolah dasar, menengah, dan perguruan tinggi.

Sebagaimana dikemukakan oleh Sapriya, dkk (2006: 3) bahwa “IPS adalah

nama mata pelajaran di tingkat sekolah atau nama program studi di perguruan tinggi yang identik dengan istilah Social Studies.

Pendidikan IPS di sekolah dasar adalah bertujuan untuk mengubah tingkah laku yang dimiliki oleh peserta didik dengan harapan agar menjadi lebih baik dari sebelumnya, baik dari segi pemikiran, tindakan, maupun sikap sosial agar memudahkan peserta didik dalam mengemban predikat manusia sebagai makhluk sosial yang berbudi pekerti luhur ditengah-tengah keragaman pemikiran, suku bangsa dan budaya bangsa Indonesia serta berpartisipasi aktif dalam masyarakat


(10)

yang demokratis. Seperti yang diungkap oleh Sapriya (2008: 7) bahwa tujuan pendidikan IPS adalah berikut ini.

Tujuan pendidikan IPS ialah memberikan kesempatan kepada para siswa untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan nilai yang memungkinkan mereka dapat menjadi warga negara yang berpartisipasi aktif dalam masyarakat yang demokratis.

Sedangkan tujuan mata pelajaran PIPS dalam kurikulum (2006: 4) adalah sebagai berikut:

1. mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya;

2. memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inquiri, memecahkan masalah dan keterampilan dalam sosial; 3. memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan

masyarakat;

4. memiliki kemampuan berkomunikasi, kerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, ditingkat lokal, nasional dan global. Dengan melihat tujuan pendidikan IPS tersebut, kenyataan di lapangan secara umum pencapaian tujuan mata pelajaran IPS sekolah dasar belum optimal. Kelemahan tersebut dilatarbelakangi oleh banyak hal, terutama proses pembelajaran yang tidak efektif.

Permasalahan dalam proses pembelajaran selalu muncul diantaranya yaitu pembelajaran yang kurang memperhatikan karakteristik anak usia sekolah dasar, yakni terkait dengan perkembangan psikologis siswa. Selain itu, komponen pembelajaran juga kurang diperhatikan. Sehingga pada kenyataannya perwujudan nilai-nilai sosial yang dikembangkan di sekolah dasar belum nampak dalam kehidupan sehari-hari siswa. Oleh karena itu, secara tidak langsung guru dituntut untuk mengetahui karakteristik anak sekolah dasar, selain itu guru juga dituntut untuk lebih profesional dan inovatif dalam melaksanakan tugas pembelajaran serta harus mengetahui tujuan dalam setiap mata pelajaran. Mata pelajaran yang dijadikan objek penelitian ini adalah mata pelajaran PIPS. Oleh karena itu guru harus mengetahui tujuan mata pelajaran PIPS.

Permasalahan lainnya dalam proses pembelajaran yaitu ketidakefektifan pembelajaran di kelas mengenai penerapan pembelajaran konvensional, yang


(11)

3

hanya menekankan pembelajaran terfokus pada guru tanpa melibatkan aktivitas murid. Contoh yang paling banyak ditemui adalah penggunaan metode ceramah. Tentu bukan berarti metode ini tidak baik, tetapi seharusnya guru tidak menempatkan ceramah sebagai satu-satunya metode yang akan meningkatkan potensi murid. Sehingga siswa mempunyai kesan kalau pembelajaran PIPS itu membosankan, membuat mengantuk, dan tidak menantang siswa.

Permasalahan ini harus segera diatasi karena jika hal ini dibiarkan terus menerus, maka mata pelajaran PIPS dapat menjadi pelajaran yang membosankan bagi siswa. Baik secara langsung maupun tidak langsung akan berdampak pada tujuan pendidikan IPS yang diharapkan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut diperlukan strategi atau media yang sesuai untuk materi PIPS di SD dan memperhatikan karakteristik anak usia SD.

Merujuk pada penjelasan di atas, maka pembelajaran yang dilaksanakan harus menggali kemampuan siswa untuk merubah tingkah laku yang dimiliki siswa agar menjadi lebih baik dari sebelumnya, baik dari segi kognitif, afektif, maupun dari segi keterampilan.

Media pembelajaran merupakan salah satu komponen pembelajaran yang mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar mengajar. Pemanfaatan media seharusnya merupakan bagian yang harus mendapat perhatian guru sebagai fasilitator dalam setiap kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu guru perlu mempelajari bagaimana menetapkan media pembelajaran agar dapat mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran dalam proses belajar mengajar. Namun pada kenyataannya media pembelajaran masih sering terabaikan dengan berbagai alasan, antara lain karena terbatasnya waktu untuk membuat persiapan mengajar, sulit mencari media yang tepat, tidak tersedianya biaya, dan lain-lain.

Untuk mengatasi masalah ini diajukan penelitian mengenai pengaruh media papan pahlawan. Dengan penggunaan media ini diharapkan proses pembelajaran akan aktif dan menyenangkan serta meningkatkan hasil belajar siswa.

Media pembelajaran adalah sarana untuk menyalurkan pesan yang digunakan dalam proses belajar mengajar, untuk memudahkan mencapai tujuan pembelajaran. Sudin dan Saptani (2009: 5) menyebutkan bahwa


(12)

media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam proses belajar mengajar yang berupa perangkat keras maupun perangkat lunak untuk mencapai proses dan hasil pembelajaran secara efektif dan efisien, serta tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan mudah.

Media papan pahlawan adalah nama media yang terdiri dari sebuah papan yang terbuat dari kertas asturo dan di dalam papan tersebut terdapat petak-petak yang berisi soal dan informasi mengenai perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda di Indonesia. Media papan pahlawan ini dikemas dalam bentuk permainan, agar siswa bisa lebih aktif dalam belajar. Sehingga siswa mudah menguasai materi Tokoh Pejuang pada Masa Penjajahan Belanda di Indonesia.

Merujuk pada definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa salah satu upaya konkret untuk menciptakan proses pembelajaran yang aktif dan menyenangkan serta meningkatkan hasil belajar siswa. Maka dilakukan penelitian ini dengan judul: “Pengaruh Penggunaan Media Papan Pahlawan terhadap Hasil Belajar Siswa SD kelas V pada Materi Tokoh Pejuang pada Masa Penjajahan Belanda di Indonesia. (Penelitian Eksperimen terhadap Siswa Kelas V SDN Sepat

dan SDN Panjalin Kidul IV di Kecamatan Sumberjaya Kabupaten Majalengka)”.

B. PERUMUSAN DAN PEMBATASAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diungkapkan di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Apakah pembelajaran dengan menggunakan media papan pahlawan dapat meningkatkan hasil belajar siswa SD kelas V pada materi Tokoh Pejuang pada Masa Penjajahan Belanda di Indonesia secara signifikan?

2. Apakah pembelajaran konvensionaldengan menggunakan media gambar pahlawan dapat meningkatkan hasil belajar siswa SD kelas V pada materi Tokoh Pejuang pada Masa Penjajahan Belanda di Indonesia secara signifikan?

3. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara siswa yang belajar menggunakan media papan pahlawan dengan siswa yang belajar menggunakan media gambar pahlawan?


(13)

5

4. Bagaimanakah respon siswa terhadap pembelajaran IPS dengan menggunakan media papan pahlawan?

Penelitian ini difokuskan pada penggunaan media papan pahlawan. Penelitian ini dibatasi hanya pada siswa kelas V Sekolah Dasar di Kecamatan Sumberjaya semester genap tahun ajaran 2012/2013 pada pokok bahasan Tokoh Pejuang pada Masa Penjajahan Belanda di Indonesia dengan subpokok bahasan mendeskripsikan Perjuangan para Tokoh Pejuang pada Masa Penjajahan Belanda di Indonesia.

C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN 1. Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukan penelitian ini adalah sebagai berikut ini.

a. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa sekolah dasar pada materi tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda di Indonesia menggunakan media papan pahlawan secara signifikan.

b. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa sekolah dasar pada materi tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda di Indonesiadenganpembelajarankonvensionalmenggunakan media gambar pahlawan secara signifikan.

c. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa secara signifikan pada materi tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda di Indonesia dengan

menggunakan media papan pahlawan dan

pembelajarankonvensionaldenganmenggunakanmedia gambar pahlawan. d. Untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran PIPS dengan

menggunakan media papan pahlawan. 2. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini akan sangat bermanfaat bagi pihak-pihak yang memiliki kepentingan dalam penelitian ini. Berikut disajikan manfaat-manfaat bagi masing-masing pihak.

a. Bagi Peneliti


(14)

media papan pahlawan dalam upaya peningkatan hasil belajar siswa sekolah dasar pada materi tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda di Indonesia. b. Bagi Siswa

Siswa dapat merasakan perbedaan suasana pembelajaran pada materi tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda di Indonesia. Motivasi belajar dan kreativitas dalam belajarnya pun akan bertambah.

c. Bagi Guru IPS SD

Guru IPS SD dapat menggunakan media papan pahlawan dalam proses pembelajaran.

d. Bagi Pihak Sekolah

Sekolah yang dijadikan tempat penelitian bisa lebih meningkat mutu pembelajarannya dibandingkan dengan sekolah yang lainnya.

e. Bagi Peneliti Lain

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi peneliti yang lain terkait dengan pembelajaran yang menggunakan media.

D. BATASAN ISTILAH

Batasan istilah diperlukan agar tidak terjadi salah penafsiran terhadap judul penelitian yang dibuat. Adapun istilah-istilah yang berkaitan dengan judul penelitian ini adalah sebagai berikut ini.

1. Media Pembelajaran

Media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam proses belajar mengajar yang berupa perangkat keras maupun perangkat lunak untuk mencapai proses dan hasil pembelajaran secara efektif dan efisien, serta tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan mudah (Sudin dan Saptani, 2009:5).

2. Media Papan pahlawan

Media papan pahlawan terinsipirasidari media papan flanel. Media papan flanel ialah bentuk media papan yang permukaannya dilapisi kain flanel atau kain yang berbulu agar dapat menempelkan benda-benda, gambar-gambar yang permukaannya dibuat kasar (Sudin dan Saptani, 2009: 28). Media papan pahlawan adalah nama mediayang dibuat oleh peneliti yang terdiri dari sebuah papan yang terbuat dari kertas asturo dan di dalam papan tersebut terdapat petak-petak yang


(15)

7

berisi soal dan informasi mengenai perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda di Indonesia.

3. Media GambarPahlawan

Media gambar adalah media yang merupakan reproduksi bentuk asli dalam dua dimensi yang berupa foto atau lukisan (Sudin dan Saptani, 2009: 27). Media gambar pahlawan merupakan media yang merupakan media dua dimensi yang berupa gambar pahlawan.

4. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2004: 22).

5. Tokoh Pejuang Penjajahan Belanda di Indonesia

Tokoh pejuang penjajahan Belanda di Indonesia yang dimaksud dalam penelitian ini adalah orang-orang yang berjuang dalam melawan penjajah ketika Belanda menjajah Indonesia sebelum Budi Utomo.


(16)

19

A. Metode dan Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Metode eksperimen adalah suatu penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel yang lain dalam kondisi yang terkontrol secara ketat. (Riduwan, 2010: 50). Alasan menggunakan metode eksperimen adalah karena pengambilan sampel dilakukan secara acak, media pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini yang tidak biasa digunakan di sekolah dasar pada umumnya, serta penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh media papan pahlawan terhadap pemahaman siswa SD kelas V pada materi tokoh pejuang penjajahan Belanda di Indonesia. Berdasarkan karakteristik penelitian yang akan diambil, penelitian ini termasuk penelitian eksperimen. Penelitian ini menggunakan sepasang perlakuan yaitu satu kelompok eksperimen dan satu kelompok kontrol. Kelompok eksperimen mendapatkan perlakuan yaitu dilaksanakan pembelajaran dengan menggunakan media papan pahlawan. Untuk mengukur hasil belajarnya, kedua kelompok diberikan pretes dan postes.

Desain yang digunakan dalam penelitian ini yaitu desain kelompok kontrol pretes-postes (Maulana, 2009: 24). Mekanisme penelitian desain kelompok kontrol pretes-postes digambarkan sebagai berikut.

(Maulana, 2009: 24) Keterangan:

A = pemilihan secara acak 0 = pretes dan postes

= perlakuan terhadap kelompok eksperimen A 0 0


(17)

20

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah totalitas objek atau subyek yang memiliki ciri-ciri atau karakter tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Hal ini sejalan dengan pendapat Sugiyono (2007:117) bahwa “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas; obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.” Populasi dalam penelitian ini

dikelompokkan berdasarkan nilai tes hasil belajar semester ganjil pada siswa kelas V menjadi tiga kelompok, yakni kelompok unggul, sedang, dan asor. SD yang menjadi kelompok unggul yaitu SD yang bernomor urut 1-13, kelompok sedang yaitu dari nomor urut 14-25, dan kelompok asor yaitu dari nomor urut 26-38. Berdasarkan cara random antara SD unggul, sedang, dan asor, maka yang terpilih menjadi populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD se- Kecamatan Sumberjaya yang menjadi kelompok unggul.

Sampel adalah wakil dari suatu populasi yang cukup besar jumlahnya atau satu bagian dari keseluruhan yang dipilih dan representatif sifatnya. Hal ini sejalan dengan pendapat Maulana (2009: 26), “Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti”. Jumlah minimum sampel dalam penelitian eksperimen yaitu 30 subjek per kelompok. Hal ini sesuai dengan pendapat Gay (Maulana, 2009: 28) „Untuk penelitian eksperimen jumlah minimum sampel 30 subjek per kelompok.‟

Teknik pengumpulan sampel dalam penelitian ini dengan cara random

sampling. Dalam penelitian ini dipilih dua kelas dengan dua SD yang berbeda

yakni dari kelompok SD unggul. Syarat penelitian eksperimen yaitu sampel minimum 30 subjek per kelompok, maka SD yang dimasukkan ke dalam kocokan hanya sebanyak sembilan SD. Setelah melakukan random, maka dalam penelitian ini, yang dijadikan sampel adalah siswa kelas V SDN Sepat dan siswa kelas V SDN Panjalin Kidul IV. Kemudian dilakukan pemilihan kembali untuk menentukan kelompok kontrol dan eksperimen, maka terpilih SDN Panjalin Kidul IV sebagai kelas kontrol dan SDN Sepat sebagai kelas eksperimen. Daftar SD Kelas V se- Kecamatan Sumberjaya dapat dilihat pada tabel 3.1 di bawah ini.


(18)

Tabel 3.1

Daftar SD Kelas V se- Kecamatan Sumberjaya

No. SD Jumlah Siswa Kelas V

1. SDN Prapatan I 39

2. SDN Panjalin Kidul IV 31

3. SDN Panjalin Kidul I 44

4. SDN Garawangi I 24

5. SDN Bongas Kulon II 34

6. SDN Lojikobong I 21

7. SDN Paningkiran I 20

8. SDN Rancaputat 34

9. SDN Banjaran I 30

10. SDN Panjalin Kidul II 39

11. SDN Bongas Kulon I 44

12. SDN Sepat 34

13. SDN Sumberjaya I 31

14. SDN Panjalin Lor I 32

15. SDN Bongas Wetan V 23

16. SDN Prapatan II 31

17. SDN Bongas Wetan 1 31

18. SDN Paningkiran III 16

19. SDN Lojikobong III 21

20. SDN Banjaran IV -

21. SDN Panjalin Lor II 30

22. SDN Paningkiran II 38

23. SDN Bongas Wetan III 26

24. SDN Cidenok II 47

25. SDN Bongas Kulon III 26

26. SDN Garawangi II 26

27. SDN Banjaran II 31

28. SDN Lojikobong II 28

29. SDN Prapatan III 25

30. SDN Garawangi III 31

31. SDN Panjalin Kidul III 17

32. SDN Bongas Wetan II 11

33. SDN Sumberjaya II 23

34. SDN Panjalin Kidul V 44

35. SDN Garawangi IV 11

36. SDN Banjaran III 32

37. SDN Bongas Wetan IV 25

38. SDN Panjalin Kidul VI 19

Jumlah 1052


(19)

22

C. Prosedur Penelitian

Secara umum penelitian ini terbagi dalam dua tahap yang harus dilakukan, yaitu tahap perencanaan dan tahap pelaksanaan.

1. Tahap Perencanaan

Tahap perencanaan dalam penelitian ini meliputi sebagai berikut.

a. Melakukan wawancara ke kantor UPTD kecamatan Sumberjaya untuk merumuskan populasi dan sampel.

b. Permintaan izin kepada pihak sekolah yang bersangkutan bahwa akan digunakan sebagai tempat penelitian.

c. Wawancara dengan pihak sekolah.

d. Merancang instrumen yang akan digunakan dalam penelitian.

e. Mengkonsultasikan instrumen pada pihak ahli untuk mengetahui validitas isi, apakah instrumen tersebut layak digunakan atau tidak.

f. Melakukan ujicoba instrumen untuk mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda pada instrumen.

g. Melakukan pengolahan terhadap instrumen. 2. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Tahap Pelaksanaan di Kelas Kontrol

Tahap pelaksanaan penelitian di kelas kontrol meliputi sebagai berikut. 1) Guru memberikan pretes.

2) Guru memberikan apersepsi. 3) Guru memotivasi siswa.

4) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh siswa.

5) Guru menjelaskan mengenai materi tokoh pejuang penjajahan Belanda di Indonesia dengan menggunakan media gambar pahlawan.

6) Siswa mengerjakan LKS.

7) Siswa diarahkan untuk membuat kesimpulan mengenai materi tokoh pejuang penjajahan Belanda di Indonesia.


(20)

8) Guru melakukan evaluasi terhadap pembelajaran pada materi tokoh pejuang penjajahan Belanda di Indonesia.

9) Siswa diberikan nagket untuk diisi.

b. Tahap Pelaksanaan di Kelas Eksperimen

Tahap pelaksanaan penelitian di kelas eksperimen meliputi sebagai berikut. 1) Guru memberikan pretes.

2) Guru mengecek media pembelajaran yang akan digunakan dalam penelitian. 3) Guru memberikan apersepsi

4) Guru memotivasi siswa.

5) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh siswa.

6) Siswa berkelompok.

7) Guru menjelaskan mengenai peraturan menggunakan media papan pahlawan. 8) Siswa mengerjakan soal yang ada pada media papan pahlawan.

9) Guru mengumumkan kelompok mana yang menjadi juara.

10) Siswa melakukan evaluasi terhadap pembelajaran pada materi tokoh pejuang penjajahan Belanda di Indonesia.

11) Siswa diberikan angket untuk diisi. D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan atau penelitian yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan. Maulana (2009: 8) mengatakan bahwa

variabel penelitian adalah segala sesuatu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, baik berupa atribut, sifat, atau nilai dari subjek/objek/kegiatan yang mempunyai variasi tertentu, sehingga darinya diperoleh informasi untuk mengambil kesimpulan penelitian.

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Maulana (2009: 8) menjelaskan bahwa “variabel bebas yaitu yang mempengaruhi atau yang menjadi penyebab timbulnya variabel terikat, sedangkan variabel terikat yaitu yang dipengaruhi atau akibat dari adanya variabel bebas.”


(21)

24

Merujuk kepada definisi diatas, yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini yaitu penggunaan media papan pahlawan (X). Sedangkan yang menjadi variabel terikat yaitu hasil siswa SD kelas v pada materi tokoh pejuang penjajahan Belanda di Indonesia (Y). Dapat digambarkan sebagai berikut.

Variabel Bebas (X) Variabel Terikat (Y) Penggunaan Media Papan

Pahlawan

Hasil Belajar Siswa Kelas V pada Materi tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda di Indonesia

E. Instrumen Penelitian dan Pengembangannya

Instrumen penelitian adalah suatu alat untuk pengumpul data ketika penelitian agar memudahkan peneliti dalam memecahkan permasalahan yang ada dalam penelitian tersebut. Hal ini sejalan dengan pendapat Maulana (2009: 29) bahwa “instrumen adalah alat untuk mengumpulkan data penelitian, sehingga permasalahan yang sebelumnya dirumuskan akan dapat dipecahkan.” Instrumen yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah instrumen tes dan non tes. Instrumen tes yaitu mengenai pemahaman materi tokoh pejuang penjajahan Belanda di Indonesia. Sedangkan instrumen non tes terdiri atas angket (kuesioner) dan pedoman wawancara.

1. Tes

Tes adalah serangkaian pertanyaan lisan atau tulisan untuk mengukur pengetahuan, kemampuan, bakat dan keterampilan yang dimiliki oleh seseorang. Hal ini sejalan dengan pendapat Riduwan (2010: 76), “tes adalah serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan, inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok”.

Bentuk soal tes hasil belajar materi tokoh pejuang penjajahan Belanda di Indonesia yaitu berbentuk pilihan ganda. Soal tes akan digunakan untuk pretes dan postes dalam bentuk pilihan ganda. Soal yang akan digunakan sebagai alat pengumpul data terlebih dahulu diujicobakan kemudian dihitung validitas,


(22)

reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukarannya untuk mengetahui apakah soal tersebut sudah termasuk kriteria soal yang baik atau belum. Uji coba soal tes tersebut dilakukan di SDN Panjalin Kidul I Kecamatan Sumberjaya Kabupaten Majalengka dengan jumlah siswa 44 orang.

a. Validitas Soal

Menurut Maulana (2009: 40) “Validitas merupakan hal yang paling penting

untuk bahan pertimbangan ketika mempersiapkan atau memilih sebuah instrumen yang akan digunakan.”

Untuk menentukan tingkat (kriteria) validitas instrumen ini, maka digunakan koefisien korelasi. Koefisien korelasi butir soal (Riduwan, 2010: 138) dapat dihitung dengan menggunakan rumus product moment dari Pearson dengan formula sebagai berikut.

xy = �∑ − ∑ ∑

�∑ 2( )2 �∑ 2( )2 Keterangan:

rxy = Koefisien korelasi antara X dan Y N = Banyaknya peserta tes

X = Nilai hasil uji coba

Y = Nilai rata-rata ulangan harian siswa

Selanjutnya koefisien korelasi yang diperoleh diinterpretasikan dengan menggunakan klasifikasi koefisien korelasi (koefisien validitas) menurut Guilford (Suherman dalam Setiadi, 2005: 45).

Tabel 3.2

Klasifikasi Koefisien Validitas

Koefisien Korelasi Interpretasi 0,80 < rxy ≤ 1,00 Validitas Sangat Tinggi 0,60 < rxy ≤ 0,80 Validitas Tinggi 0,40 < rxy ≤ 0,60 Validitas Sedang 0,20 < rxy≤ 0,40 Validitas Rendah


(23)

26

Berdasarkan hasil ujicoba koefisien korelasi validitas butir soal dapat dilihat pada Tabel 3.3 sebagai berikut.

Tabel 3.3

Hasil Perhitungan Validitas Soal

Nomor Soal

Koefisien Validitas

Signifikansi

Interpretasi

1 0, 443 Signifikan Validitas sedang

2 0, 080 - Validitas sangat rendah

3 0, 439 Signifikan Validitas sedang

4 0, 327 - Validitas rendah

5 0, 635 Sangat Signifikan Validitas tinggi

6 0, 290 - Validitas rendah

7 0, 504 Signifikan Validitas sedang

8 0, 553 Signifikan Validitas sedang

9 0, 230 - Validitas rendah

10 0, 513 Signifikan Validitas sedang

11 0, 401 Signifikan Validitas sedang

12 0, 432 Signifikan Validitas sedang

13 0, 413 Signifikan Validitas sedang

14 0, 420 Signifikan Validitas sedang

15 0, 485 Signifikan Validitas sedang

16 0, 326 - Validitas rendah

17 0, 604 Sangat Signifikan Validitas tinggi

18 0, 089 - Validitas sangat rendah

19 0, 350 - Validitas rendah


(24)

Berdasarkan rumus di atas dari hasil ujicoba yang dilaksanakan diperoleh koefisien korelasi keseluruhan soal adalah = 0,76 yang artinya keseluruhan butir soal memiliki validitas tinggi. Dari 20 soal yang diujicobakan 35% tidak signifikan, 50% signifikan, dan 15% sangat signifikan. Interpretasi dari soal yang diujicobakan tersebut yaitu 10% validitas sangat rendah, 25% validitas rendah, 50% validitas sedang, dan 15% validitas tinggi.

b. Reliabilitas Instrumen

Menurut Ruseffendi (2005: 158), “Reliabilitas instrumen atau alat evaluasi adalah ketetapan alat evaluasi dalam mengukur atau ketetapan siswa dalam menjawab alat evaluasi itu.” Jika nilai reliabilitas tinggi, maka alat evaluasi tersebut dikategorikan baik. Suatu instrumen penelitian dikatakan mempunyai nilai reliabilitas yang tinggi, apabila alat evaluasi yang dibuat mempunyai hasil yang konsisten dalam mengukur yang hendak diukur.

Untuk mengukur reliabilitas instrumen, dapat digunakan nilai koefisien reliabilitas yang dihitung dengan menggunakan formula Alpha (Arikunto, 1983: 165) berikut ini.

11= −1 1−∑ �

2

xt2

Keterangan :

n : Banyaknya butir soal

��2 : Variansi skor setiap butir soal �2 : Variansi skor total

Koefisien reliabilitas yang diperoleh dari hasil perhitungan dengan formula di atas selanjutnya diinterpretasikan dengan menggunakan klasifikasi koefisien reliabilitas menurut Guilford (Suherman dalam Setiadi, 2005: 46)


(25)

28

Tabel 3.4

Klasifikasi Koefisien Reliabilitas Koefisien Korelasi Interpretasi

0,80 < r11 ≤ 1,00 Reliabilitas Sangat Tinggi

0,60 < r11 ≤ 0,80 Reliabilitas Tinggi

0,40 < r11 ≤ 0,60 Reliabilitas Sedang

0,20 < r11 ≤ 0,40 Reliabilitas Rendah

< r11 ≤ 0,20 Reliabilitas Sangat Rendah

Berdasarkan hasil uji coba soal yang telah dilaksanakan, diperoleh koefisien reliabilitas keseluruhan soal adalah r11 = 0,87 yang artinya keseluruhan butir soal memiliki reliabilitas sangat tinggi.

c. Tingkat Kesukaran

Untuk mengetahui tingkat atau indeks kesukaran setiap butir soal, digunakan formula sebagai berikut:

= +

� Keterangan:

= tingkat kesukaran

= jumlah benar untuk kelompok atas

= jumlah benar untuk kelompok bawah

� = jumlah siswa kelompok atas

Indeks kesukaran yang diperoleh hasil perhitungan dengan menggunakan formula di atas, selanjutnya diinterpretasikan dengan menggunakan kriteria berikut Guilford (Suherman dalam Setiadi, 2005: 47)


(26)

Tabel 3.5

Klasifikasi Indeks Kesukaran

Koefisien Korelasi Interpretasi

IK= 0,00 Terlalu Sukar

0,00 <IK ≤ 0,30 Sukar

0,30 <IK ≤ 0,70 Sedang

0,70 <IK ≤ 1,00 Mudah

IK= 1,00 Terlalu Mudah

Berdasarkan rumus di atas diperoleh hasil pada Tabel 3.5 berikut. Dalam Tabel 3.5 menggambarkan 5 butir soal memiliki indeks kesukaran mudah, 14 butir soal memiliki indeks kesukaran sedang, dan 1 butir soal memiliki indeks kesukaran sukar. Secara rinci tingkat kesukaran tiap butir soal dapat dilihat pada Tabel 3.6 berikut ini.

Tabel 3.6

Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran Tiap Soal

Nomor Soal Nilai Indeks Kesukaran Interpretasi

1 0, 674 Sedang

2 0, 418 Sedang

3 0, 581 Sedang

4 0, 720 Mudah

5 0, 627 Sedang

6 0, 488 Sedang

7 0, 558 Sedang

8 0, 558 Sedang

9 0,744 Mudah

10 0, 837 Mudah

11 0, 581 Sedang

12 0, 697 Sedang

13 0, 860 Mudah

14 0, 627 Sedang

15 0, 697 Sedang

16 0, 697 Sedang

17 0,767 Mudah

18 0, 232 Sukar

19 0, 534 Sedang


(27)

30

d. Daya Pembeda

Untuk mengetahui daya pembeda setiap butir soal, digunakan formula berikut ini.

��= − �

Keterangan:

�� = daya pembeda

= jumlah benar untuk kelompok atas

= jumlah benar untuk kelompok bawah

� = jumlah siswa kelompok atas

Selanjutnya daya pembeda yang diperoleh diinterpretasikan dengan menggunakan klasifikasi daya pembeda sebagai berikut (Suherman dalam Setiadi, 2005: 47).

Tabel 3.7

Klasifikasi Daya Pembeda Soal

Koefisien Korelasi Interpretasi

DP ≤ 0,00 Sangat Kurang

0,00 <DP ≤ 0,20 Kurang

0,20 <DP ≤ 0,40 Cukup

0,40 <DP ≤ 0,70 Baik

0,70 <DP ≤ 1,00 Sangat Baik

Berdasarkan hasil ujicoba soal yang telah dilaksanakan, hasil perhitungan daya pembeda menggunakan rumus di atas diperoleh hasil bahwa daya pembeda dari 20 soal yaitu 10% kurang, 30% cukup, 45% baik dan 15% sangat baik. Secara rinci daya pembeda tiap butir soal dapat dilihat pada Tabel 3.8 berikut ini.


(28)

Tabel 3.8

Hasil Perhitungan Daya Pembeda Tiap Soal

Nomor Soal Daya Pembeda Interpretasi

1 0, 455 Baik

2 0, 091 Kurang

3 0, 364 Cukup

4 0, 364 Cukup

5 0, 545 Baik

6 0, 545 Baik

7 0, 727 Baik Sekali

8 0, 636 Baik

9 0, 364 Cukup

10 0, 364 Cukup

11 0, 364 Cukup

12 0, 455 Baik

13 0, 273 Cukup

14 0, 636 Baik

15 0, 636 Baik

16 0, 545 Baik

17 0, 818 Baik Sekali

18 0, 091 Kurang

19 0, 455 Baik

20 0, 818 Baik Sekali

Setelah berkonsultasi dengan pihak ahli, dari 20 soal yang diujikan, terdapat 15 soal yang akan digunakan dan 5 soal yang tidak akan digunakan. Soal yang akan digunakan untuk pretes dan postes adalah soal nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7,


(29)

32

8, 9, 11, 12, 14, 16, 17, dan 19. Sedangkan soal yang tidak akan digunakan yaitu soal nomor 10, 13, 15, 18, dan 20. Berikut rekapitulasinya dapat dilihat pada Tabel 3.9 sebagai berikut.

Tabel 3.9

Rekapitulasi Analisis Butir Soal

Validitas : 0,76 (tinggi)

Reliabilitas : 0,87 (sangat tinggi) Nomor

Soal

Validitas Indeks Kesukaran Daya Pembeda Keterangan

Koefisien Validitas

Interpretasi Nilai IK

Interpretasi Nilai DP

Interpretasi

1 0, 443 Validitas sedang 0, 674 Sedang 0, 455 Baik Digunakan

2 0,080 Validitas sangat rendah 0, 418 Sedang 0, 091 Kurang Digunakan

3 0, 439 Validitas sedang 0, 581 Sedang 0, 364 Cukup Digunakan

4 0, 327 Validitas rendah 0, 720 Mudah 0, 364 Cukup Digunakan

5 0, 635 Validitas tinggi 0, 627 Sedang 0, 545 Cukup Digunakan

6 0, 290 Validitas rendah 0, 488 Sedang 0, 545 Cukup Digunakan

7 0, 504 Validitas sedang 0, 558 Sedang 0, 727 Baik sekali Digunakan

8 0, 553 Validitas sedang 0, 558 Sedang 0, 636 Baik Digunakan

9 0, 230 Validitas rendah 0, 744 Mudah 0, 364 Cukup Digunakan

10 0, 513 Validitas sedang 0, 837 Mudah 0, 364 Cukup Tidak Digunakan

11 0, 401 Validitas sedang 0, 581 Sedang 0, 364 Cukup Digunakan

12 0, 432 Validitas sedang 0, 697 Sedang 0, 455 Baik Digunakan

13 0, 413 Validitas sedang 0, 860 Mudah 0, 273 Cukup Tidak Digunakan

14 0, 420 Validitas sedang 0, 627 Sedang 0, 636 Baik Digunakan

15 0, 485 Validitas sedang 0, 697 Sedang 0, 636 Baik Tidak Digunakan

16 0, 326 Validitas rendah 0, 697 Sedang 0, 545 Baik Digunakan

17 0,604 Validitas tinggi 0, 767 Mudah 0, 818 Baik Sekali Digunakan

18 0, 089 Validitas sangat rendah 0, 232 Sukar 0, 091 Kurang Tidak Digunakan

19 0, 350 Validitas rendah 0, 534 Sedang 0, 455 Baik Digunakan

20 0, 679 Validitas tinggi 0, 674 Sedang 0, 818 Baik Sekali Tidak Digunakan

2. Non tes

Instrumen non tes yang akan digunakan pada penelitian ini yaitu angket (kuesioner).

a. Angket (Kuesioner)

Menurut Sugiono (2007: 199), “Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.”

Angket dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran IPS mengenai materi tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda di Indonesia dengan menggunakan media papan pahlawan.


(30)

F. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data 1. Pengolahan Data Kuantitatif

Proses pendeskripsian, pengolahan, dan penyajian data kuantitatif (Hatimah dkk, 2010: 224) meliputi proses sebagai berikut.

a. Pengeditan data (Editing).

b. Pengeditan adalah pemeriksaan atau koreksi data yang telah dikumpulkan. c. Coding dan Transformasi Data.

d. Coding adalah pemberian kode-kode tertentu pada tiap-tiap data termasuk memberikan kategori untuk jenis data yang sama. Sedangkan transformasi data dilakukan untuk memberikan skor data kualitatif dengan mengikuti kaidah-kaidah skala pengukuran.

e. Tabulasi Data adalah proses menempatkan data dalam bentuk tabel dengan cara membuat tabel yang berisikan data sesuai dengan kebutuhan analisis. Pengolahan data kuantitatif biasanya menggunakan statistik inferensial atau statistik induktif (Inductive Statistics or Statistical Inference). Menurut Sugiyono

(2007: 209), “Statistik inferensial sering juga disebut statistik induktif atau

probabilitas, adalah teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi.” Statistik inferensial yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas (uji 2), uji hipotesis (uji F), dan uji perbedaan dua rata-rata (uji T). Terdapat berbagai teknik statistik yang dapat digunakan untuk menyajikan dan mendeskripsikan data kuantitatif dalam penelitian ini, yaitu diantaranya adalah sebagai berikut.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui penyebaran skor pada setiap kelompok apakah berdistribusi normal atau tidak. Menguji normalitas data dari setiap kelompok dapat mengunakan uji chi kuadrat (2). Selain menggunakan uji chi kuadrat (2), uji normalitas data juga dapat dicari dengan melakukan uji

liliefors (Kolmogorov-Smirnov). Adapun langkah-langkahnya yaitu sebagai

berikut.

a) Aktifkan program SPSS, masukkan data ke dalam SPSS data editor. Pada lembar Variable View, ketik “kelas” di kolom Name no. 1, pada kolom Name no.

2 ketik nama data yang ingin diolah, misalnya ketik nilai_pretes. Untuk mengolah data yang berupa angka, pada kolom Type, pilih Numeric. Untuk menentukan


(31)

34

lebar data dapat dipilih pada kolom Width. Pada kolom Decimal, pilih sesuai yang dibutuhkan. Pada kolom Label, ketik nama yang sama seperti pada kolom Name, contohnya Nilai Pretes. Pada kolom Values, ketik nama dan banyaknya kelas yang akan diolah datanya. Kolom Missing digunakan apabila ada yang hilang, untuk mengolah data pretes, kolom Missing dikosongkan saja (pilih None). Untuk menentukan lebar kolom pilih angkanya pada kolom Columns. Untuk menentukan

alignment kolom, dapat dipilih pada kolom Align. Kolom Measure secara

otomatis menampilkan skala data yang diinginkan, misalnya jika pada kolom

Type dipilih tipe data numeric, secara otomatis kolom Measure menampilkan

skala datanya, yaitu scale.

b) Setelah memasukkan identitas pada lembar Variable View, langkah selanjutnya yaitu memasukkan data pada lembar Data View. Kemudian olah data tersebut sesuai dengan kebutuhan. Menurut Uyanto (2006: 36) bahwa,

Dalam pengujian hipotesis, kriteria untuk menolak atau tidak menolak H0 berdasarkan P-value adalah sebagai berikut.

1) Jika P-value < �, maka H0 ditolak.

2) Jika P-value ≥ �, maka H0 tidak dapat ditolak. b. Uji Homogenitas

Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelompok memiliki tingkat variansi data yang sama atau tidak. Untuk mengetahui homogenitas variannya dapat menggunakan uji F (Sugiyono, 2008: 275), yaitu.

F = � � � �

� � � � �

Kriteria pengujian:

Jika Fhitung< Ftabel, maka varians kedua data sampel dinyatakan homogen. Sebaliknya Fhitung≥ Ftabel, maka varians kedua sampel dinyatakan tidak homogen (Arifin, 2012: 286). Jika ternyata kedua variansi homogen, maka dilanjutkan untuk uji perbedaan rata-rata (uji-t).

c. Uji Perbedaan Rata-rata

Jika uji normalitas dan uji homogenitas telah dilakukan, maka selanjutnya dilakukan uji perbedaan dua rata-rata atau uji-t. Uji perbedaan dua rata-rata


(32)

digunakan untuk mengetahui apakah hipotesis diterima atau ditolak. Untuk menguji hipotesis H0 dan H1 gunakan uji-t dua arah dengan kriteria uji: Terima H0 untuk  .

1) Melakukan uji kesamaan rata-rata (Uji Hipotesis) untuk mengetahui signifikansi perbedaan hasil belajar siswa pada materi tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda di Indonesia.

a) Jika data homogen, maka dilakukan uji t dengan rumus sebagai berikut (Sugiyono, 2007: 273).

= +

(� – ) + + � − +

Keterangan :

= nilai statistik uji student = rata-rata kelompok 1 = rata-rata kelompok 2 = jumlah siswa kelompok 1 = jumlah siswa kelompok 2

= simpangan baku kelompok 1 = simpangan baku kelompok 2

b) Jika data tidak berdistribusi normal, maka langkah berikutnya adalah melakukan uji U dengan bantuan program SPSS 16.0 for windows. Uji U merupakan alternatif dari uji-t dua sampel independen (Uyanto, 2006: 282). Adapun langkah-langkah untuk melakukan uji U yaitu sebagai berikut.

1) Bacalah buku SPSS dengan seksama.

2) Urutkan data dari yang bernilai terbesar hingga terkecil.

3) Masukkan data ke dalam program SPSS, kemudian olah data dengan mengikuti petunjuk yang ada pada buku SPSS.


(33)

36

5) Perhatikan semua angka yang muncul, kemudian cocokkan dengan kriterianya, apakah P-value < atau P-value ≥ �.

2) Menghitung peningkatan yang terjadi sebelum dan sesudah pembelajaran dengan rumus gain yang dinormalisasi (N-Gain) menurut Meltzer (Fauzan: 81)

� � = � � � � � � Keterangan:

� = Skor postes � � = Skor pretes

� = Skor maksimum

Adapun kriteria tingkat N-Gain menurut Hake (Fauzan: 82) adalah sebagai berikut.

Tabel 3.10 Kriteria tingkat N-Gain

Tingkat N-Gain Interpretasi

g ≥ 0,7 Tinggi

0,3 ≤ g < 0,7 Sedang

g < 0,3 Rendah

2. Pengolahan Data kualitatif

Untuk pengolahan data kualitatif dimulai dengan mengelompokkan data ke dalam kategori tertentu.

a. Skala Sikap

Angket ini akan diberikan kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol pada akhir penelitian setelah pembelajaran selesai. Model yang akan digunakan adalah model skala likert yang terdiri dari 4 pilihan jawaban, yaitu SS (Sangat Setuju), S (Setuju), TS (Tidak Setuju), dan STS (Sangat Tidak Setuju). Derajat penilaian


(34)

terhadap suatu pernyataan dalam angket terbagi menjadi empat kategori yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Karena data yang diperoleh berupa skala kualitatif, maka data skala kualitatif tersebut ditransfer ke dalam data kuantitatif.

Tabel 3.11 Rentang Skala Likert

Jenis Pernyataan SS S R TS STS

Positif 5 4 3 2 1

Negatif 1 2 3 4 5

Data yang diperoleh dari skala sikap tersebut kemudian diolah dengan mencari persentase dan rata-rata jawaban untuk setiap butir pernyataan selanjutnya hasilnya ditafsirkan.

Tabel 3.12

Pengkategorian Respon Siswa Berdasarkan Skala Sikap

Rata-rata ( ) Kategori Respon Jika > 3 Positif ( + )

Jika = 3 Netral


(35)

62 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dan pengolahan data hasil penelitian pada BAB IV, dapat disimpulkan mengenai pembelajaran PIPS menggunakan media papan pahlawan sebagai berikut.

1. Pembelajaran PIPS menggunakan media papan pahlawan dapat meningkatkan

hasil belajar siswa kelas V di Sumberjaya pada materi tokoh pejuang pada masa

penjajahan Belanda di Indonesia. Dari hasil perhitungan perbedaan rata-rata

data pretes dan data postes kelas eksperimen dengan menggunakan uji U dan menggunakan �= 6% two tailed didapatkan nilai P-value (Sig.2-tailed) = 0,000. Hasil yang diperoleh P-value < �, maka H0 ditolak atau H1 diterima. Jadi, dapat disimpulkan bahwa media papan pahlawan dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V di SD Kecamatan Sumberjaya pada materi tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda di Indonesia secara signifikan.

2. Pembelajaran PIPS menggunakan media gambar pahlawan dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V di Sumberjaya pada materi tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda di Indonesia. Dari hasil perhitungan perbedaan rata-rata data pretes dan data postes kelas eksperimen dengan menggunakan uji U dan menggunakan �= 5% two tailed didapatkan nilai

P-value (Sig.2-tailed) = 0,000. Hasil yang diperoleh P-P-value < �, maka H0 ditolak atau H1 diterima. Jadi, dapat disimpulkan bahwa media gambar pahlawan dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V di SD Kecamatan Sumberjaya pada materi tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda di Indonesia secara signifikan.

3. Terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media papan pahlawan dengan siswa yang menggunakan media gambar pahlawan pada materi tokoh pejuang pejuang pada masa penjajahan Belanda di Indonesia. Dari hasil perhitungan perbedaan rata-rata data pretes dan data postes kelas eksperimen dengan


(36)

menggunakan uji U ternyata terdapat dapat data yang tidak berdistribusi normal. Maka dilanjutkan dengan uji Chi Square. Didapatkan nilai P-value (Sig.2-tailed) = 0,000. Hasil yang diperoleh P-value < �, maka H0 ditolak atau H1 diterima. Ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara siswa yang belajar dengan menggunakan media papan pahlawan dengan siswa yang belajar dengan menggunakan media gambar pahlawan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan media papan pahlawan lebih baik daripada menggunakan gambar pahlawan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V

di Sumberjaya pada materi tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda di

Indonesia.

4. Setelah melakukan pembelajaran PIPS dengan menggunakan media papan pahlawan, siswa memberi respon positif terhadap pembelajaran PIPS menggunakan media papan pahlawan. Berdasarkan hasil skala sikap, diperoleh rata-rata skor skala sikap siswa secara keseluruhan terhadap pembelajaran PIPS dengan menggunakan media papan pahlawan sebesar 4,29 atau 85,8% siswa merespon positif. Secara keseluruhan siswa bersikap positif terhadap pembelajaran PIPS dengan menggunakan media papan pahlawan.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, ada beberapa saran yang diajukan yaitu sebagai berikut.

1. Bagi Guru

Diharapkan guru dapat lebih berinovasi dalam menciptakan suasana pembelajaran di dalam kelas untuk agar kemampuan siswa dapat berkembang. 2. Bagi Siswa

Melalui pembelajaran PIPS diharapkan siswa mampu mengaplikasikan pembelajaran yang telah dilakukan untuk bisa berpikir logis dan kritis serta memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama, dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk di tingkat lokal, nasional, dan global.


(37)

64

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi bandingan sekaligus landasan penelitian lanjutan yang berhubungan dengan pengembangan pembelajaran perkalian.

4. Bagi Sekolah

Dijadikan bahan untuk memotivasi guru dalam mengembangkan pembelajaran, sekaligus untuk mengembangkan potensi siswanya.


(38)

65 Aksara.

Dahar, Ratna Wilis. 1988. Teori-Teori Belajar. Bandung: Erlangga

Depdiknas. 2006. Panduan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SD/MI. Jakarta: Dharma Bhakti Jakarta

Hatimah, dkk. 2010. Penelitian Pendidikan. Bandung: UPI Press

Maulana. 2008. Buku Ajar Pendidikan Matematika 1. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Maulana. 2009. Memahami Hakikat, Variabel, dan Instrumen Penelitian

Pendidikan dengan Benar. Bandung: Learn2live ‘n Live2learn.

Purnaningsih, Endang. 2010. Penerapan Strategi Pembelajaran Concept Mapping

Model Events Chain Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kreatif dan Hasil Belajar Siswa Kelas VB SDN Kasungengan Lor I Kecamatan Depok Kabupaten Cirebon pada Materi Pendudukan Jepang di Indonesia.

Skripsi Sarjana pada FIP UPI Sumedang : Tidak diterbitkan

Riduwan. 2010. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti

Pemula. Bandung: ALFABETA.

Ruseffendi. 2005. Dasar-dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang Non-Eksakta

lainnya. Bandung: Tarsito Bandung

Sadiman, Arief S, dkk. 1984. Media Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Sapriya, dkk. 2008. Pendidikan IPS. Bandung: Laboratorium PKn UPI Press Setiadi, Yadi. (2005). Desain dan Pengembangan Bahan Ajar Matematika

Interaktif Berbasis Teknologi Komputer Tipe Tutorial untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa. Proposal. Jurusan Pendidikan

Matematika FPMIPA UPI. Bandung. Tidak publikasikan.

Sudjana, Nana. 1989. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sudin dan Saptani. 2009. Media Pembelajaran. Sumedang: UPI SUMEDANG Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: ALFABETA Sumiati dan Asra. 2009. Metode Pembelajaran. Bandung: CV. Wacana Prima


(39)

66

Supriatna, Nana, dkk. 2009. Pendidikan IPS di SD. Bandung: UPI PRESS

Syamsiyah, Siti. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/MI Kelas 5. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003. Sistem Pendidikan

Nasional (SISDIKNAS). Bandung: Fokus Media.

Uyanto, Stanislaus S. (2006). Pedoman Analisis Data dengan SPSS. Jakarta: Graha Ilmu.


(1)

37

terhadap suatu pernyataan dalam angket terbagi menjadi empat kategori yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Karena data yang diperoleh berupa skala kualitatif, maka data skala kualitatif tersebut ditransfer ke dalam data kuantitatif.

Tabel 3.11 Rentang Skala Likert

Jenis Pernyataan SS S R TS STS

Positif 5 4 3 2 1

Negatif 1 2 3 4 5

Data yang diperoleh dari skala sikap tersebut kemudian diolah dengan mencari persentase dan rata-rata jawaban untuk setiap butir pernyataan selanjutnya hasilnya ditafsirkan.

Tabel 3.12

Pengkategorian Respon Siswa Berdasarkan Skala Sikap Rata-rata ( ) Kategori Respon

Jika > 3 Positif ( + )

Jika = 3 Netral


(2)

62 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dan pengolahan data hasil penelitian pada BAB IV, dapat disimpulkan mengenai pembelajaran PIPS menggunakan media papan pahlawan sebagai berikut.

1. Pembelajaran PIPS menggunakan media papan pahlawan dapat meningkatkan

hasil belajar siswa kelas V di Sumberjaya pada materi tokoh pejuang pada masa

penjajahan Belanda di Indonesia. Dari hasil perhitungan perbedaan rata-rata

data pretes dan data postes kelas eksperimen dengan menggunakan uji U dan menggunakan �= 6% two tailed didapatkan nilai P-value (Sig.2-tailed) = 0,000. Hasil yang diperoleh P-value < �, maka H0 ditolak atau H1 diterima. Jadi, dapat disimpulkan bahwa media papan pahlawan dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V di SD Kecamatan Sumberjaya pada materi tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda di Indonesia secara signifikan.

2. Pembelajaran PIPS menggunakan media gambar pahlawan dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V di Sumberjaya pada materi tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda di Indonesia. Dari hasil perhitungan perbedaan rata-rata data pretes dan data postes kelas eksperimen dengan menggunakan uji U dan menggunakan �= 5% two tailed didapatkan nilai

P-value (Sig.2-tailed) = 0,000. Hasil yang diperoleh P-P-value < �, maka H0

ditolak atau H1 diterima. Jadi, dapat disimpulkan bahwa media gambar pahlawan dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V di SD Kecamatan Sumberjaya pada materi tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda di Indonesia secara signifikan.

3. Terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media papan pahlawan dengan siswa yang menggunakan media gambar pahlawan pada materi tokoh pejuang pejuang pada masa penjajahan Belanda di Indonesia. Dari hasil perhitungan perbedaan rata-rata data pretes dan data postes kelas eksperimen dengan


(3)

63

menggunakan uji U ternyata terdapat dapat data yang tidak berdistribusi normal. Maka dilanjutkan dengan uji Chi Square. Didapatkan nilai P-value (Sig.2-tailed) = 0,000. Hasil yang diperoleh P-value < �, maka H0 ditolak atau H1 diterima. Ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara siswa yang belajar dengan menggunakan media papan pahlawan dengan siswa yang belajar dengan menggunakan media gambar pahlawan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan media papan pahlawan lebih baik daripada menggunakan gambar pahlawan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V

di Sumberjaya pada materi tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda di

Indonesia.

4. Setelah melakukan pembelajaran PIPS dengan menggunakan media papan pahlawan, siswa memberi respon positif terhadap pembelajaran PIPS menggunakan media papan pahlawan. Berdasarkan hasil skala sikap, diperoleh rata-rata skor skala sikap siswa secara keseluruhan terhadap pembelajaran PIPS dengan menggunakan media papan pahlawan sebesar 4,29 atau 85,8% siswa merespon positif. Secara keseluruhan siswa bersikap positif terhadap pembelajaran PIPS dengan menggunakan media papan pahlawan.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, ada beberapa saran yang diajukan yaitu sebagai berikut.

1. Bagi Guru

Diharapkan guru dapat lebih berinovasi dalam menciptakan suasana pembelajaran di dalam kelas untuk agar kemampuan siswa dapat berkembang. 2. Bagi Siswa

Melalui pembelajaran PIPS diharapkan siswa mampu mengaplikasikan pembelajaran yang telah dilakukan untuk bisa berpikir logis dan kritis serta memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama, dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk di tingkat lokal, nasional, dan global.


(4)

64

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi bandingan sekaligus landasan penelitian lanjutan yang berhubungan dengan pengembangan pembelajaran perkalian.

4. Bagi Sekolah

Dijadikan bahan untuk memotivasi guru dalam mengembangkan pembelajaran, sekaligus untuk mengembangkan potensi siswanya.


(5)

65

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1995. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Dahar, Ratna Wilis. 1988. Teori-Teori Belajar. Bandung: Erlangga

Depdiknas. 2006. Panduan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SD/MI. Jakarta: Dharma Bhakti Jakarta

Hatimah, dkk. 2010. Penelitian Pendidikan. Bandung: UPI Press

Maulana. 2008. Buku Ajar Pendidikan Matematika 1. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Maulana. 2009. Memahami Hakikat, Variabel, dan Instrumen Penelitian

Pendidikan dengan Benar. Bandung: Learn2live ‘n Live2learn.

Purnaningsih, Endang. 2010. Penerapan Strategi Pembelajaran Concept Mapping Model Events Chain Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kreatif dan Hasil Belajar Siswa Kelas VB SDN Kasungengan Lor I Kecamatan Depok Kabupaten Cirebon pada Materi Pendudukan Jepang di Indonesia. Skripsi Sarjana pada FIP UPI Sumedang : Tidak diterbitkan

Riduwan. 2010. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: ALFABETA.

Ruseffendi. 2005. Dasar-dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang Non-Eksakta lainnya. Bandung: Tarsito Bandung

Sadiman, Arief S, dkk. 1984. Media Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Sapriya, dkk. 2008. Pendidikan IPS. Bandung: Laboratorium PKn UPI Press Setiadi, Yadi. (2005). Desain dan Pengembangan Bahan Ajar Matematika

Interaktif Berbasis Teknologi Komputer Tipe Tutorial untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa. Proposal. Jurusan Pendidikan

Matematika FPMIPA UPI. Bandung. Tidak publikasikan.

Sudjana, Nana. 1989. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sudin dan Saptani. 2009. Media Pembelajaran. Sumedang: UPI SUMEDANG Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: ALFABETA Sumiati dan Asra. 2009. Metode Pembelajaran. Bandung: CV. Wacana Prima


(6)

66

Supriatna, Nana, dkk. 2009. Pendidikan IPS di SD. Bandung: UPI PRESS

Syamsiyah, Siti. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/MI Kelas 5. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003. Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS). Bandung: Fokus Media.

Uyanto, Stanislaus S. (2006). Pedoman Analisis Data dengan SPSS. Jakarta: Graha Ilmu.