TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN LISENSI COPYRIGHTS NOVEL TERJEMAHAN DIKAITKAN DENGAN HUKUM INTERNASIONAL DAN HUKUM NASIONAL INDONESIA.

(1)

SKRIPSI

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN LISENSI COPYRIGHTS NOVEL TERJEMAHAN DIKAITKAN DENGAN HUKUM INTERNASIONAL DAN

HUKUM NASIONAL INDONESIA

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Oleh :

ADRIANTO 0910112523

Program Kekhususan : Hukum Internasional (PK VII)

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2014


(2)

i TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN LISENSI COPYRIGHTS NOVEL TERJEMAHAN DIKAITKAN DENGAN HUKUM INTERNASIONAL DAN HUKUM

NASIONAL INDONESIA

(Adrianto, 0910112523, Fakultas Hukum, Universitas Andalas, Padang, 117 Halaman, 2014) ABSTRAK

Diratifikasinya Konvensi Bern oleh Indonesia melalui Keputusan Presiden Nomor 18 Tahun 1997 tentang Perlindungan Karya Sastra dan Seni, mewajibkan Indonesia untuk mengharmonisasikan standar hukum nasional dengan Konvensi Bern tentang perlindungan karya sastra dan seni dengan dikeluarkannya Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta. Dalam Undang-undang Hak Cipta salah satu ciptaan yang dilindungi adalah buku baik buku karya ilmiah maupun buku fiksi (sastra) seperti novel hasil terjemahan. Pencipta atas novel dapat memperbanyaknya sendiri maupun dengan mengizinkan pihak lain seperti penerbit buku untuk memperbanyaknya berdasarkan perjanjian lisensi untuk menggunakan hak cipta dari pencipta secara sah atau legal. Perjanjian lisensi ini bertujuan untuk melindungi karya pencipta supaya tidak dimanfaatkan oleh pihak lain secara tidak bertanggung jawab meskipun masih banyak kita temukan pelanggaran-pelanggaran atas ciptaan seseorang. Oleh karena itu, perjanjian lisensi adalah upaya untuk mencegah pembajakan karya cipta seseorang dalam bentuk serupa. Ruang lingkup dari permasalahan dalam penulisan skripsi ini adalah pengaturan dan pelaksanaan perjanjian lisensi novel terjemahan dalam edisi berbahasa Indonesia dikaitkan dengan hukum internasional dan hukum nasional Indonesia (Perjanjian Lisensi Antara PT. Mizan Pustaka dengan Hachette Book Group, Inc., New York, USA), dan bagaimana proteksi hukum internasional maupun hukum nasional dalam memberikan perlindungan novel terjemahan sebagai ciptaan yang dilindungi oleh hak cipta dan apa kendala dalam perjanjian lisensi novel asing dalam edisi terjemahan berbahasa Indonesia. Penelitian menggunakan penelitian yuridis normatif yaitu penelitian yang dilakukan dengan menggunakan data pustaka, selain itu juga dilakukan wawancara dengan pihak terkait untuk menambah validasi data yang diolah sehingga diperoleh hasil yang mampu menjawab dari rumusan masalah skripsi ini. Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan dapat disimpulkan bahwa yang pertama Pengaturan perjanjian lisensi novel terjemahan diatur dalam Pasal 45 Undang-undang Hak Cipta Nomor 19 Tahun 2002 dan Pasal I-IV aturan tambahan Konvensi Bern, dan pelaksanaan perjanjian lisensi novel terjemahan dilaksanakan oleh PT. Mizan Pustaka Bandung dengan Hachette Book Group, Inc., New York, USA dilaksanakan dengan perjanjian lisensi dengan pembayaran royalti sebesar 7% dari seluruh eksemplar yang terjual kepada pemegang hak dan pemegang hak berhak atas laporan penjualan novel tersebut di Indonesia, dan PT. Mizan Pustaka mendapat hak untuk menerjemahkan, mencetak dan menerbitkan novel asing dalam edisi terjemahan. Kedua perlindungan hukum yang diberikan terhadap karya cipta seperti novel terjemahan diberlakukan sama (national treatment) asalkan negara asal novel asing tersebut telah tergabung dalam negara peserta Konvensi Bern. Ketiga bahwa kendala dalam perjanjian lisensi novel asing dalam edisi terjemahan adalah banyaknya penerbit yang ada di Indonesia yang meminati buku yang sama untuk diterjemahkan, maka penerbit harus melakukan penawaran atau bidding yang efektif agar buku yang diminati tidak jatuh ke penerbit lain.


(3)

ii LEGAL REVIEW OF THE COPYRIGHTS LICENSE AGREEMENT OF THE NOVEL TRANSLATION CONNECTED BY INTERNATIONAL AND INDONESIA REGULATION

(Adrianto, 0910112523, Faculty of Law, Andalas University, Padang, 117 pages, 2014)

ABSTRACT

Ratified of the Berne Convention by the Indonesian Government through Presidential Decree Number 18 in 1997 on the Protection of Literary and Artistic works has required Indonesia to harmonized of national legal standards with Berne Convention on the protection of literary and artistic works into Act Number 19 in 2002 about Copyrights. In the Copyrights which one of creations has been protected is book of fiction (novel translation). The authors could copy the novel by themselves and give a license to others whose are the same rights as the authors own, such as rght to copy and translate under the license agreement. The license agreement has a purpose to protects the works of the authors from utilization any parties who are not responsibility, although it has the regulation, in fact lots of violations that we found at the works of the authors in Indonesia.Therefore, license agreement would be important to keep exclusive rights of the authors are saved. Based on the above matters, this paper raised the point about the regulation and application of license agreement to get foreign novel in Indonesian translation connected with international and national regulation (license agreement between PT. Mizan Pustaka Bandung with Hachette Book Group, Inc., New York, USA). Further, the second point is about the protection of international and national regulation to protect the novel translation as a literay work. And the last point is about the obstacles to translate the foreign novel in Indonesian translation. The author uses the method of juridical normative research which is a research with uses the secondary data such as collect materials from library literature, materials of regulation, and from official site on the internet. From the research results can be concluded that; though the regulations were in Berne Convention 1997 article I-VI additional appendix and Indonesian Copyrights Law 2002 Number 19 article 45th, and application of license agreement which is executed between PT . Mizan Pustaka Bandung with Hachette Book Group, Inc., New York, USA has been implemented by a license agreement with royalty payments 7% of all copies sold and had rights to get disposal advisory of the novel, further PT. Mizan Pustaka will have the rights to translate, reproduces and publishes the novel translation. The second, the legal protection has been given to the novel translation based on national treatment principle, provided that countries of origin works are members of the contracty parties of the Berne Convention. And the last, the obstacle in the license agreement is if one of foreign novels is going to be reproduced into translation edition are liked by any publishers in Indonesia , therefore, any publishers has to make an effective bidding, if do not, the book which is liked will be given to another publisher.


(4)

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Buku sebagaimana pepatah menyatakan adalah jendela dunia. Setiap isi buku berisikan pengetahuan umum maupun ilmu pengetahuan lainnya yang akan menambah wawasan bagi para pembacanya. Buku-buku yang berada di pasaran saat ini sangat banyak jenisnya, mulai dari buku-buku dengan tema edukasi anak, buku-buku pelajaran dari sekolah dasar sampai tingkat sekolah menengah atas, hingga buku penunjang mahasiswa dan staf pengajar di perguruan tinggi, maupun buku-buku pengetahuan untuk dibaca oleh masyarakat luas seperti buku dengan tema motivasi, buku resep makanan, buku-buku cara memulai usaha bagi para pemula dan lain sebagainya.

Buku ada yang berbentuk karya ilmiah atau imajinasi dari seorang penulis, yang untuk menghasilkan sebuah karya buku tersebut penulis mengorbankan banyak waktu, tenaga dan modal yang tidak sedikit, baik itu melalui riset atau sejumlah pengamatan. Buku jenis ini disebut juga dengan buku non-fiksi yaitu buku berisi ilmu pengetahuan. Sedangkan buku dari jenis lain ada yang dinamakan buku karya fiksi (sastra) atau buku karya seorang penulis yang dikreasikan secara bebas sesuai keinginan dari si penulis tersebut.

Novel merupakan bagian buku karya sastra (fiksi) yang dekat hubungannya dengan kehidupan kita sehari-hari, karena novel biasa mengangkat tema-tema


(5)

2 yang beragam dengan konflik beraneka warna seperti sosial budaya masyarakat di mana penulis menuangkan ide-idenya. Novel di Indonesia saat sekarang ada novel Indonesia asli, maksudnya novel tersebut dibuat atau diciptakan oleh pengarang asli Indonesia dengan menggunakan bahasa Indonesia, dan yang kedua adalah novel terjemahan yaitu novel asing yang merupakan ciptaan penulis dari luar wilayah Indonesia yang diterjemahkan dan/atau diperbanyak oleh penerbit atau badan hukum Indonesia yang bergerak di bidang penerbitan buku melalui perjanjian tertulis.

Upaya menjamin kepastian dan perlindungan hukum atas karya cipta manusia seperti novel (karya sastra) yang memiliki manfaat untuk penulis, tentulah dalam pembuatan karya tersebut mengorbankan waktu, biaya dan pikiran yang besar demi menghasilkan sebuah ciptaan. Agar ciptaan itu tidak mudah disalahgunakan oleh pihak lain demi tujuan komersial tanpa izin dari pencipta/penulis, pada mulanya negara-negara maju telah memberi perhatian lebih untuk merumuskan aturan hukum secara internasional dengan tujuan mengatur perlindungan kekayaan intelektual warga negaranya. Pertama terdapat dalam Agreement Establishing The World Trade Organization pada tahun 1994 di Marakesh, sebagaimana telah diratifikasi oleh Pemerintah Indonesia ke dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 tentang Persetujuan Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia / WTO. Dalam Pesetujuan Pembentukan WTO tersebut memuat Annex/lampiran 1C yang berisi Agreement On Trade-Related


(6)

3

Aspects Of Intellectual Property Rights (TRIPs) atau Persetujuan tentang Aspek-aspek Kekayaan Intelektual terkait dengan perdagangan1. Dalam Annex 1C TRIPs tersebut menyatakan bahwa kekayaan intelektual yang dilindungi adalah Hak Cipta dan Hak Terkait, Merek Dagang, Indikasi Geografis, Desain Industri, Paten, Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu, perlindungan informasi rahasia dan kontrol praktek monopoli dalam perjanjian lisensi2. Selanjutnya, tujuan TRIPs dapat dilihat dalam konsiderannya yang menyatakan:

“berkeinginan untuk mengurangi hambatan terhadap perdagangan internasional, dan dengan mempertimbangkan kebutuhan untuk meningkatkan perlindungan yang efektif dan memadai hak kekayaan intelektual, dan untuk memastikan bahwa langkah-langkah dan prosedur untuk menegakkan hak kekayaan intelektual tidak menjadi hambatan perdagangan yang sah”.

Kedua, Konvensi Pembentukan Organisasi Kekayaan Intelektual Dunia atau

The World Intellectual Property Organization ( WIPO ) yang ditandatangani di Stockholm pada tanggal 14 Juli 1967, yang telah diubah pada tanggal 28 September 1979, dan Indonesia juga meratifikasi Konvensi tersebut ke dalam Keputusan Presiden Nomor 15 tahun 19973. Dalam Pasal 3 menyatakan tujuan organisai ini adalah untuk mempromosikan perlindungan kekayaan intelektual diseluruh dunia melalui kerjasama antara negara-negara dan bila perlu mengadakan kerjasama dengan organisasi internasional lainnya. Konvensi

1

Adrian Sutedi, 2009. Hak Atas Kekayaan Intelektual. Cetakan pertama. Jakarta: Sinar Grafika, hlm. 42.

2

Tim Lindsey, dkk. 2006. Hak Kekayaan Intelektual Suatu Pengantar. Cetakan ke –V. Bandung: PT.Alumni., hlm. 3.

3

Sudaryat, dkk. 2010. Hak Kekayaan Intelektual.cetakan pertama. Bandung: Oase Media., hlm.24.


(7)

4

Pembentukan WIPO menyebutkan bahwa kekayaan intelektual yang dilindungi adalah sastra, seni, karya ilmiah, pertunjukan artis, rekaman suara, siaran, penemuan disegala bidang usaha manusia, penemuan ilmiah, desain industri, merek dagang atau merek komersial dan perlindungan terhadap persaingan tidak sehat. Ketiga, Konvensi Bern dalam naungan WIPO yang khusus melindungi karya sastra dan karya seni sebagaimana telah diratifikasi oleh pemerintah Indonesia ke dalam Keputusan Presiden Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pengesahan Bern Convention For The Protection Of Literary And Artistic Works4. Konvensi Bern dalam Pasal 2 juga menyatakan bahwa yang dilindungi dari konvensi ini adalah karya sastra dan seni, kebutuhan akan fiksasi, karya turunan, naskah-naskah resmi, koleksi, kewajiban untuk melindungi , karya seni terapan, desain industri dan berita.

Keempat, konvensi internasonal yang khusus menaungi perlindungan Hak Cipta adalah WIPO Copyrights Treaty sebagaimana juga telah diratifikasi oleh pemerintah Indonesia ke dalam Keputusan Presiden Nomor 19 Tahun 1997 Tentang Perjanjian Hak Cipta WIPO5, yang merupakan perjanjian khusus terkait perlindungan hak cipta sebagaimana diatur dalam Pasal 20 Konvensi Bern. Sehingga konvensi-konvensi internasional yang telah diratifikasi oleh pemerintah Indonesia di atas menjadi mengikat terhadap Indonesia berdasarkan prinsip Pacta Sunt Servanda. Kelima, dalam regulasi nasional sendiri pemerintah Indonesia

4

Adrian Sutedi, Op. Cit, hlm. 114.

5


(8)

5

telah merubah beberapa kali Undang-undang Hak Cipta, dikarenakan Indonesia harus menyesuaikan hukum nasionalnya dengan ketentuan yang terdapat dalam TRIPs dan konvensi internasional lainnya terkait perlindungan kekayaan intelektual , dan terakhir undang Hak Cipta diubah ke dalam Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002 (selanjutnya disingkat UUHC). Pada Pasal 12 ayat 1 huruf (a) UUHC tersebut menyatakan bahwa dalam Undang-undang ini ciptaan yang dilindungi adalah ciptaan dalam bidang ilmu pengetahuan, seni, dan sastra, yang mencakup buku, Program Komputer, pamflet, perwajahan (lay out) karya tulis yang diterbitkan dan semua hasil karya tulis lain. Sehingga dapat disimpulkan bahwa substansi dari hukum nasional mengenai perlindungan terhadap hak cipta disesuaikan dengan ketentuan hukum internasional seperti ketentuan yang ada dalam TRIPs dan Konvensi Bern.

Adanya aturan hukum yang jelas mengenai apa saja ciptaan yang dilindungi seperti pada bidang sastra, telah memberikan dampak positif bagi sastrawan atau penulis buku fiksi seperti novel untuk lebih berkreasi menulis dengan bebas tanpa harus takut ciptaannya diklaim oleh pihak lain karena ada sanksi pidananya, sebagaimana diatur dalam bab XIII tentang ketentuan pidana Pasal 72-73 UUHC. Selanjutnya, setiap pencipta atau penulis diberikan hak ekslusif untuk mempublikasikan sendiri ciptaannya di negara asal ataupun di luar negaranya dan/atau memberikan izin kepada pihak lain untuk memperbanyak dan/atau menerjemahkan karya ciptaannya ke dalam bahasa lain seperti ke dalam bahasa


(9)

6

Indonesia. Pemberian izin untuk menikmati manfaat dari karya cipta dari penulis tersebut diadakan dengan sebuah perjanjian tertulis atau lisensi antara pencipta dengan badan hukum Indonesia yang bergerak di bidang penerbitan buku.

UUHC telah menyatakan dalam Pasal 3 ayat (2) bahwa hak cipta atas suatu ciptaan dapat dialihkan baik sebagian atau keseluruhan karena pewarisan, hibah, wasiat, perjanjian tertulis atau lisensi dan sebab lain yang dibenarkan dalam peraturan perundang-undangan. Lisensi atau izin yang diberikan pencipta atau penulis kepada pihak lain untuk mengumumkan, memperbanyak dan/atau menerjemahkan ciptaannya dengan persyaratan yang telah disepakati sebagaimana terdapat dalam Pasal 1 angka (14) UUHC, merupakan ketentuan yang ada dalam undang-undang ini maupun konvensi internasional terkait hak cipta, supaya hak ekslusif pencipta sebagaimana yang dinyatakan dalam Pasal 2 ayat (1) Undang-undang Hak Cipta untuk memanfaatkan sendiri ciptaannya secara ekonomis bisa pula dinikmati oleh pihak lain atau penerima hak cipta6. Selain hak ekonomis, ada hak moral yang dimiliki pencipta untuk mengklaim kepemilikan atas ciptaannya dan juga melarang pihak lain untuk melakukan perubahan atas karyanya yang dapat merugikan kehormatan pengarang/pencipta sebagaimana terdapat dalam Pasal 6 Konvensi Bern maupun Undang-undang Hak Cipta Pasal 24, 25, dan 26.


(10)

7

Walaupun hak cipta atas buku atau novel dilindungi dalam UUHC maupun Konvensi Bern, namun masih ada kasus pelanggaran hak cipta pada saat sekarang, salah satunya adalah pembajakan buku yang kembali terungkap tahun 2007 berkat keberhasilan Tim Penanggulangan Masalah Pembajakan Buku (PMPB) dari Ikapi (Ikatan Penerbit Indonesia) DKI Jakarta yang menggagalkan pembajakan salah satu buku terjemahan yang sangat laris “The Davinci Code”, karangan Dan Brown sebanyak 1.840 eksemplar. Ribuan buku tersebut hak penerbitan sahnya dimiliki oleh Penerbit Serambi itu ditemukan saat dalam proses penjilidan cover buku yang dilakukan di salah satu Printing di Jakarta Pusat. Namun hingga saat sekarang pemesan dan perusahaan pencetak buku bajakan itu belum diketahui. Dari keberhasilan Ikapi (Ikatan Penerbit Indonesia) mengungkap pembajakan buku ternyata berpengaruh terhadap kepercayaan penerbit luar negeri seperti penerbit Amerika Serikat dan Singapura, mereka akan ikut mendesak Pemerintah Indonesia agar memberikan perhatian terhadap masalah pembajakan buku7.

Merujuk pada kasus di atas, kasus perbanyakan buku terjemahan karangan luar negeri itu telah dilakukan oleh pihak lain tanpa izin dari pemegang hak maupun pemilik hak terjemahan atas buku tersebut. Hal ini tentunya akan merugikan pemilik hak cipta atau pemegang hak dari kemanfaatan ekonomis yang akan didapat dari buku itu karena perbanyakan buku tersebut tanpa

7 Cabiklunik.blogspot.com/2007/05/seriusi-pembajakan-buku-ikapi-meminta.html?m=1 Diambil


(11)

8

pemberian royalti kepada pemegang hak cipta. Selain itu, penerbit luar negeri akan berfikir lagi untuk memberikan izinnya kepada penerbit di Indonesia untuk menerbitkan bukunya dalam edisi terjemahan berbahasa Indonesia disebabkan kekhawatiran akan ciptaannya mudah dilanggar oleh pihak yang tidak bertanggung jawab di Indonesia sehingga menyebabkan kerugian. Oleh karena itu, dituntut penegakan hukum dari pemerintah Indonesia, supaya pelanggaran hukum terhadap hak cipta di Indonesia dapat diberantas. Untuk itu, perjanjian lisensi dalam lapangan hak cipta merupakan upaya dalam rangka pencegahan pembajakan hak cipta untuk menjamin hak ekslusif dari pencipta seperti hak ekonomis dan moral pencipta tidak mudah dilanggar, hal ini dikarenakan kemampuan yang terbatas dari pencipta dimanfaatkan pihak lain untuk meniru ciptaan dalam bentuk yang sama.

Dewasa ini, perjanjian lisensi dalam lapangan hukum hak kekayaan intelektual seperti hak cipta sangat berpengaruh dalam perdagangan di dunia saat ini, khusunya Indonesia karena mempunyai peranan penting dalam pembangunan nasionalnya8. Supaya ciptaan dari seorang pencipta seperti novel asing dapat diterjemahkan dan diterbitkan oleh penerbit buku, maka penerbit yang meminati novel asing harus membuat perjanjian lisensi dengan pencipta atau pemegang hak cipta dari novel asing tersebut dengan syarat yang telah disepakati.

Perjanjian lisensi di bidang karya cipta khususnya perjanjian lisensi novel terjemahan tersebut pastinya juga membawa manfaat bagi dunia perdagangan, hal

8


(12)

9

itu dapat dimulai dari penulis asli novel, adapun penulis akan mendapatkan royalti atas karya ciptaannya dari pihak yang memperbanyak dan/atau menerjemahkan karya ciptaannya9. Selanjutnya, pemberian lisensi memperluas pasar dari novel asli yang diterjemahkan hingga menjangkau pasar dunia, dan juga dengan pemberian lisensi merupakan salah satu upaya dalam rangka pencegahan pembajakan hak cipta, karena dapat terjadi kemampuan yang terbatas dari pencipta dimanfaatkan pihak lain untuk meniru ciptaan dalam bentuk yang sama10. Bagi penerima lisensi atau penerbit buku yang memperbanyak dan/atau menterjemahkan novel juga akan mendapatkan manfaat ekonomis dari ciptaan seorang pencipta yang mereka lisensi, dan bagi pembaca novel di Indonesia, dengan adanya perjanjian lisensi sudah tidak menjadi halangan untuk membaca novel asing karena telah diterjemahkan dan/atau diperbanyak di Indonesia.

Merujuk pada latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka saya tertarik untuk mengadakan penelitian skripsi dengan judul “ TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN LISENSI COPYRIGHTS NOVEL TERJEMAHAN DIKAITKAN DENGAN HUKUM INTERNASIONAL DAN HUKUM NASIONAL INDONESIA.

B. Rumusan Masalah

9 Adrian Sutedi, Op. Cit, hlm. 117.

10Gatot Supramono. 2010. Hak Cipta dan Aspek-Aspek Hukumnya.. cetakan I. Jakarta: Sinar Grafika., hlm. 48.


(13)

10 Perumusan masalah dibutuhkan untuk mempermudah pelaksanaan dan supaya sasaran dari penelitian lebih jelas, padat, tepat dan mencapai hasil yang diharapkan. Selanjutnya diharapkan dapat memberikan orientasi pembatasan yang jelas sehingga tercapailah sinkronisasi hubungan dengan masalah yang akan dibahas. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, permasalahan di atas dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana Pengaturan Dan Pelaksanaan Perjanjian Lisensi Novel Terjemahan Dalam Edisi Berbahasa Indonesia Dikaitkan Dengan Hukum Internasional Dan Hukum Nasional Indonesia?.

2. Bagaimana Perlindungan Hukum Internasional Maupun Hukum Nasional Indonesia Terhadap Novel Terjemahan Sebagai Ciptaan Yang Dilindungi Oleh Hak Cipta?.

3. Apa Kendala Dalam Perjanjian Lisensi Novel Terjemahan Berbahasa Indonesia?.

C. Tujuan Penelitian

Merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seseorang yang akan meneliti permasalahan tentunya mempunyai maksud dan tujuan yang hendak dicapai. Bertitik tolak dari perumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:


(1)

telah merubah beberapa kali Undang-undang Hak Cipta, dikarenakan Indonesia harus menyesuaikan hukum nasionalnya dengan ketentuan yang terdapat dalam TRIPs dan konvensi internasional lainnya terkait perlindungan kekayaan intelektual , dan terakhir undang Hak Cipta diubah ke dalam Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002 (selanjutnya disingkat UUHC). Pada Pasal 12 ayat 1 huruf (a) UUHC tersebut menyatakan bahwa dalam Undang-undang ini ciptaan yang dilindungi adalah ciptaan dalam bidang ilmu pengetahuan, seni, dan sastra,

yang mencakup buku, Program Komputer, pamflet, perwajahan (lay out) karya

tulis yang diterbitkan dan semua hasil karya tulis lain. Sehingga dapat disimpulkan bahwa substansi dari hukum nasional mengenai perlindungan terhadap hak cipta disesuaikan dengan ketentuan hukum internasional seperti ketentuan yang ada dalam TRIPs dan Konvensi Bern.

Adanya aturan hukum yang jelas mengenai apa saja ciptaan yang dilindungi seperti pada bidang sastra, telah memberikan dampak positif bagi sastrawan atau penulis buku fiksi seperti novel untuk lebih berkreasi menulis dengan bebas tanpa harus takut ciptaannya diklaim oleh pihak lain karena ada sanksi pidananya, sebagaimana diatur dalam bab XIII tentang ketentuan pidana Pasal 72-73 UUHC. Selanjutnya, setiap pencipta atau penulis diberikan hak ekslusif untuk mempublikasikan sendiri ciptaannya di negara asal ataupun di luar negaranya dan/atau memberikan izin kepada pihak lain untuk memperbanyak dan/atau menerjemahkan karya ciptaannya ke dalam bahasa lain seperti ke dalam bahasa


(2)

Indonesia. Pemberian izin untuk menikmati manfaat dari karya cipta dari penulis tersebut diadakan dengan sebuah perjanjian tertulis atau lisensi antara pencipta dengan badan hukum Indonesia yang bergerak di bidang penerbitan buku.

UUHC telah menyatakan dalam Pasal 3 ayat (2) bahwa hak cipta atas suatu ciptaan dapat dialihkan baik sebagian atau keseluruhan karena pewarisan, hibah, wasiat, perjanjian tertulis atau lisensi dan sebab lain yang dibenarkan dalam peraturan perundang-undangan. Lisensi atau izin yang diberikan pencipta atau penulis kepada pihak lain untuk mengumumkan, memperbanyak dan/atau menerjemahkan ciptaannya dengan persyaratan yang telah disepakati sebagaimana terdapat dalam Pasal 1 angka (14) UUHC, merupakan ketentuan yang ada dalam undang-undang ini maupun konvensi internasional terkait hak cipta, supaya hak ekslusif pencipta sebagaimana yang dinyatakan dalam Pasal 2 ayat (1) Undang-undang Hak Cipta untuk memanfaatkan sendiri ciptaannya

secara ekonomis bisa pula dinikmati oleh pihak lain atau penerima hak cipta6.

Selain hak ekonomis, ada hak moral yang dimiliki pencipta untuk mengklaim kepemilikan atas ciptaannya dan juga melarang pihak lain untuk melakukan perubahan atas karyanya yang dapat merugikan kehormatan pengarang/pencipta sebagaimana terdapat dalam Pasal 6 Konvensi Bern maupun Undang-undang Hak Cipta Pasal 24, 25, dan 26.


(3)

Walaupun hak cipta atas buku atau novel dilindungi dalam UUHC maupun Konvensi Bern, namun masih ada kasus pelanggaran hak cipta pada saat sekarang, salah satunya adalah pembajakan buku yang kembali terungkap tahun 2007 berkat keberhasilan Tim Penanggulangan Masalah Pembajakan Buku (PMPB) dari Ikapi (Ikatan Penerbit Indonesia) DKI Jakarta yang menggagalkan

pembajakan salah satu buku terjemahan yang sangat laris “The Davinci Code”,

karangan Dan Brown sebanyak 1.840 eksemplar. Ribuan buku tersebut hak penerbitan sahnya dimiliki oleh Penerbit Serambi itu ditemukan saat dalam proses

penjilidan cover buku yang dilakukan di salah satu Printing di Jakarta Pusat.

Namun hingga saat sekarang pemesan dan perusahaan pencetak buku bajakan itu belum diketahui. Dari keberhasilan Ikapi (Ikatan Penerbit Indonesia) mengungkap pembajakan buku ternyata berpengaruh terhadap kepercayaan penerbit luar negeri seperti penerbit Amerika Serikat dan Singapura, mereka akan ikut mendesak Pemerintah Indonesia agar memberikan perhatian terhadap masalah pembajakan buku7.

Merujuk pada kasus di atas, kasus perbanyakan buku terjemahan karangan luar negeri itu telah dilakukan oleh pihak lain tanpa izin dari pemegang hak maupun pemilik hak terjemahan atas buku tersebut. Hal ini tentunya akan merugikan pemilik hak cipta atau pemegang hak dari kemanfaatan ekonomis yang akan didapat dari buku itu karena perbanyakan buku tersebut tanpa

7 Cabiklunik.blogspot.com/2007/05/seriusi-pembajakan-buku-ikapi-meminta.html?m=1 Diambil


(4)

pemberian royalti kepada pemegang hak cipta. Selain itu, penerbit luar negeri akan berfikir lagi untuk memberikan izinnya kepada penerbit di Indonesia untuk menerbitkan bukunya dalam edisi terjemahan berbahasa Indonesia disebabkan kekhawatiran akan ciptaannya mudah dilanggar oleh pihak yang tidak bertanggung jawab di Indonesia sehingga menyebabkan kerugian. Oleh karena itu, dituntut penegakan hukum dari pemerintah Indonesia, supaya pelanggaran hukum terhadap hak cipta di Indonesia dapat diberantas. Untuk itu, perjanjian lisensi dalam lapangan hak cipta merupakan upaya dalam rangka pencegahan pembajakan hak cipta untuk menjamin hak ekslusif dari pencipta seperti hak ekonomis dan moral pencipta tidak mudah dilanggar, hal ini dikarenakan kemampuan yang terbatas dari pencipta dimanfaatkan pihak lain untuk meniru ciptaan dalam bentuk yang sama.

Dewasa ini, perjanjian lisensi dalam lapangan hukum hak kekayaan intelektual seperti hak cipta sangat berpengaruh dalam perdagangan di dunia saat ini, khusunya Indonesia karena mempunyai peranan penting dalam pembangunan

nasionalnya8. Supaya ciptaan dari seorang pencipta seperti novel asing dapat

diterjemahkan dan diterbitkan oleh penerbit buku, maka penerbit yang meminati novel asing harus membuat perjanjian lisensi dengan pencipta atau pemegang hak cipta dari novel asing tersebut dengan syarat yang telah disepakati.

Perjanjian lisensi di bidang karya cipta khususnya perjanjian lisensi novel terjemahan tersebut pastinya juga membawa manfaat bagi dunia perdagangan, hal

8


(5)

itu dapat dimulai dari penulis asli novel, adapun penulis akan mendapatkan royalti atas karya ciptaannya dari pihak yang memperbanyak dan/atau menerjemahkan

karya ciptaannya9. Selanjutnya, pemberian lisensi memperluas pasar dari novel

asli yang diterjemahkan hingga menjangkau pasar dunia, dan juga dengan pemberian lisensi merupakan salah satu upaya dalam rangka pencegahan pembajakan hak cipta, karena dapat terjadi kemampuan yang terbatas dari pencipta dimanfaatkan pihak lain untuk meniru ciptaan dalam bentuk yang

sama10. Bagi penerima lisensi atau penerbit buku yang memperbanyak dan/atau

menterjemahkan novel juga akan mendapatkan manfaat ekonomis dari ciptaan seorang pencipta yang mereka lisensi, dan bagi pembaca novel di Indonesia, dengan adanya perjanjian lisensi sudah tidak menjadi halangan untuk membaca novel asing karena telah diterjemahkan dan/atau diperbanyak di Indonesia.

Merujuk pada latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka saya

tertarik untuk mengadakan penelitian skripsi dengan judul “ TINJAUAN

YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN LISENSI COPYRIGHTS NOVEL

TERJEMAHAN DIKAITKAN DENGAN HUKUM INTERNASIONAL DAN HUKUM NASIONAL INDONESIA.

B. Rumusan Masalah

9 Adrian Sutedi, Op. Cit, hlm. 117.

10Gatot Supramono. 2010. Hak Cipta dan Aspek-Aspek Hukumnya.. cetakan I. Jakarta: Sinar Grafika., hlm. 48.


(6)

Perumusan masalah dibutuhkan untuk mempermudah pelaksanaan dan supaya sasaran dari penelitian lebih jelas, padat, tepat dan mencapai hasil yang diharapkan. Selanjutnya diharapkan dapat memberikan orientasi pembatasan yang jelas sehingga tercapailah sinkronisasi hubungan dengan masalah yang akan dibahas. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, permasalahan di atas dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana Pengaturan Dan Pelaksanaan Perjanjian Lisensi Novel

Terjemahan Dalam Edisi Berbahasa Indonesia Dikaitkan Dengan Hukum Internasional Dan Hukum Nasional Indonesia?.

2. Bagaimana Perlindungan Hukum Internasional Maupun Hukum Nasional

Indonesia Terhadap Novel Terjemahan Sebagai Ciptaan Yang Dilindungi Oleh Hak Cipta?.

3. Apa Kendala Dalam Perjanjian Lisensi Novel Terjemahan Berbahasa

Indonesia?.

C. Tujuan Penelitian

Merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seseorang yang akan meneliti permasalahan tentunya mempunyai maksud dan tujuan yang hendak dicapai. Bertitik tolak dari perumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:


Dokumen yang terkait

Tinjauan Hukum Pelaksanaan Perjanjian Pemborongan Pekerjaan/Konstruksi Antara Kementrian Pekerjaan Umum Direktorat Jendral Sumber Daya Air Dengan Perusahaan Rekanan ( Studi Di Balai Sumber Daya Air Sumatera II Propinsi Sumatera Utara)

1 67 98

Tinjauan Yuridis Terhadap Tindak Pidana Trafiking Di Indonesia Dikaitkan Dengan Konteks Hukum Internasional

4 89 122

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI PERJANJIAN INTERNASIONAL DALAM HUKUM INTERNASIONAL DAN HUKUM NASIONAL

0 3 19

Tinjauan Yuridis Pembagian Waris Terhadap Transgender Dikaitkan Dengan Hukum Positif di Indonesia.

0 0 1

PENOLAKAN PENGANGKUT TERHADAP PENUMPANG DENGAN ALASAN KELEBIHAN BERAT BADAN DIKAITKAN DENGAN HUKUM INTERNASIONAL DAN HUKUM NASIONAL.

0 1 1

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN LISENSI COPYRIGHTS NOVEL TERJEMAHAN DIKAITKAN DENGAN HUKUM INTERNASIONAL DAN HUKUM NASIONAL INDONESIA. - Repositori Universitas Andalas

0 0 1

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN LISENSI COPYRIGHTS NOVEL TERJEMAHAN DIKAITKAN DENGAN HUKUM INTERNASIONAL DAN HUKUM NASIONAL INDONESIA. - Repositori Universitas Andalas

0 0 2

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN LISENSI COPYRIGHTS NOVEL TERJEMAHAN DIKAITKAN DENGAN HUKUM INTERNASIONAL DAN HUKUM NASIONAL INDONESIA. - Repositori Universitas Andalas

0 0 10

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERTANGGUNGJAW HUKUM INTERNASIONAL

0 0 20

BAB II PENGATURAN HUKUM INTERNASIONAL TENTANG PENGESAHAN DAN PELAKSANAAN PERJANJIAN INTERNASIONAL A. Perkembangan Hukum Internasional terhadap Pengaturan Perjanjian Internasional - Pemberlakuan Perjanjian Internasional Di Indonesia Dikaitkan Dengan Judici

0 0 34