PEMANFAATAN TAYANGAN FILM UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ANALISIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS.

(1)

BERPIKIR ANALISIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VII-A SMP Negeri 1 Lembang)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagai Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana dalam Bidang Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Disusun Oleh :

Septian Arista Maulana 1006771

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENDIDIKAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

Oleh :

Septian Arista Maulana 1006771

Skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pendidikan Sosial

 Septian Arista Maulana 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

Panitia ujian terdiri dari :

1. Ketua : Prof. Dr. Karim Suryadi, M.Si. NIP : 19700814 199402 1001

2. Sekretaris : Dr. Nana Supriatna, M.Ed. NIP : 19611014 198601 1001

3. Penguji 1 : Prof. Dr. Aim Abdulkarim, M.Pd. NIP : 19590714 198601 1 001 Penguji 2 : Drs. H. Dadang Sundawa, M.Pd.

NIP : 19600515 198803 1 002 Penguji 3 : Dr. Hj. Siti Nurbayani, S.Pd., M.Si.


(5)

vi Septian Arista Maulana, 2014

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ……… i

ABSTRAK ………. ii

KATA PENGATAR ……….. iii

UCAPAN TERIMA KASIH ………. iv

DAFTAR ISI ………. vi

DAFTAR TABEL ……….. x

DAFTAR GAMBAR ………. xi

BAB I PENDAHULUAN ………. 1

A. Latar Belakang Masalah ………. 1

B. Rumusan Masalah ……….. 6

C. Pemecahan Masalah ……… 6

D. Tujuan Penelitian ……… 7

E. Manfaat Penelitian ……….. 7

F. Struktur Organisasi Skripsi ………. 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA ………... 10

A. Tinjauan tentang Media Pembelajaran ………... 11

B. Tinjauan Film sebagai Media Pembelajaran ……….. 13

C. Teori Peluru ……… 17

D. Tinjauan tentang Kemampuan BerpikirAnalisis ……… 20 E. Keterkaitan Antar Tayangan Film dalam Meningkatkan


(6)

vii Septian Arista Maulana, 2014

Kemampuan Berpikir Analisis Siswa ……….. 24

F. Tinjauan Pembelajaran IPS ……….. 25

G. Kajian Penelitian yang Relevan ……… 27

H. Kerangka Berpikir ………. 28

BAB III METODE PENELITIAN ……… 30

A. Metode Penelitian ……….. 30

B. Lokasi dan Subjek Penelitian ………. 30

C. Desain penelitian ……… 31

D. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ……… 32

E. Instrument Penelitian ………. 35

F. Teknik Pengumpulan Data ………. 44

G. Analisis Data dan Validasi Data ………. 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……… 48

A. Lokasi dan Subjek Penelitian ……… 48

1. Lokasi Penelitian ………. 48

2. Subjek Penelitian ………. 48

B. Deskripsi Perencanaan dan Pelaksanaan Tindakan Awal dalam Pemanfaatan Tayangan Film untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Analisis Siswa dalam Pembelajaran IPS ……….. 49

1. Pelaksanaan Observasi Awal ……….. 49

2. Refleksi dan Rencana Pembelajaran ………. 51

3. Rencana Tindakan ………... 52

C. Deskripsi Penelitian Tindakan Pembelajaran Siklus I …………. 53


(7)

viii Septian Arista Maulana, 2014

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I ……… 53

c. Observasi Tindakan Siklus I ……… 57

d. Refleksi Tindakan Siklus I ……….. 62

D. Deskripsi Penelitian Tindakan Pembelajaran Siklus II …………. 64

a. Perencanaan Tindakan Siklus II ……….. 64

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II ……… 65

c. Observasi Tindakan Siklus II ……… 69

d. Refleksi Tindakan Siklus II ………...…… 74

E. Deskripsi Penelitian Tindakan Pembelajaran Siklus III.. ………. 76

a. Perencanaan Tindakan Siklus III ……….……… 76

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus III ……….……… 77

c. Observasi Tindakan Siklus III ……….……. 81

d. Refleksi Tindakan Siklus III ………..….. 86

F. Hasil Wawancara ……….…... 88

G. Analisis Hasil Pelaksanaan Tindakan Kelas Dalam Pemanfaatan Tayangan Film untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Analisis Siswa………. 89

1. Persiapan Guru dalam Mendesain Pembelajaran dengan Memanfaatkan Tayangan Film Pendidikan untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Analisis Siswa ………. 89

2. Pelaksanaan pembelajaran dengan memanfaatkan tayangan film pendidikan untuk meningkatkan kemampuan berpikir analisis siswa ………. 90 3. Refleksi setelah pelaksanaan pembelajaran yang

memanfaatkan tayangan film pendidikan untuk meningkatkan kemampuan berpikir analisis


(8)

ix Septian Arista Maulana, 2014

siswa di kelas VII A SMP Negeri 1 Lembang ……….. 92

4. Kemampuan Berpikir Analisis Siswa setelah diterapkannya Pembelajaran dengan Memanfaatkan Tayangan Film ………. 94

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………. 98

A. Kesimpulan ………. 98

B. Saran ………... 101

DAFTAR PUSTAKA ………... 106 LAMPIRAN


(9)

ii

Septian Arista Maulana, 2014

ABSTRAK

PEMANFAATAN TAYANGAN FILM UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ANALISIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VII A SMP Negeri 1 Lembang) Oleh : Septian Arista Maulana

Penelitian ini dilatarbelakangi dari permasalahan yang ada di Kelas VII A SMP Negeri 1 Lembang yaitu rendahnya kemampuan berpikir analisis siswa pada proses pembelajaran IPS. Dari hasil pengamatan di Kelas VII-A SMP Negeri 1 Lembang, pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung, siswa kurang aktif dalam menanggapi materi yang disampaikan oleh guru. Kemudian, sarana dan prasarana yang menunjang bagi guru yang ada di SMP Negeri 1 Lembang seharusnya dapat dimanfaatkan oleh guru sebagai media pembelajaran dalam menyampaikan materi pembelajaran. Guru harus mampu untuk mengeksplorasi kemapuan siswa dengan berbagai inovasi dari fasilitas yang ada di sekolah tersebut, sehingga dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa, terutama kemampuan berpikir analisis. Maka dari itu, peneliti menggunakan tayangan film sebagai media pembelajaran. Adapun tujuan penelitian yang diinginkan oleh peneliti, yaitu mengetahui persiapan, pelaksanaan, refleksi, dan hasil setelah diterapkannya tayangan film sebagai media pembelajaran. Sedangkan metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) dengan teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, seperangkat tes dan catatan lapangan. Penelitian ini dilaksanakan selama tiga siklus, pada siklus I siswa terlihat masih kesulitan dalam kemampuan berpikir analisis. Terlihat dari hasil analisis siswa setelah menyaksikan tayangan film pada kategori “cukup baik”. Kemudian pada siklus II, siswa mengalami peningkatan dari hasi analisis dan berada pada kategori baik. Pada siklus III terlihat kenaikan dari hasil analisis siswa dan bisa dikategorikan “sangat baik”. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu pertama, perencanaan dilakukan oleh peneliti bersama guru mitra dengan mendesain pembelajaran dengan memanfaatkan tayangan film sebagai media pembelajaran. Kedua, pelaksanaan penelitian dilakukan bersamaan dengan proses pembelajaran IPS menggunakan media pembelajaran tayangan film. Ketiga, refleksi dilaksanakan oleh peneliti dengan berdiskusi bersama guru mitra. Keempat, pemanfaatan tayangan film mampu meningkatkan kemampuan berpikir analisis siswa. Rekomendasi pada penelitian ini, guru harus lebih memperkaya siswa dengan pengalaman yang nyata yaitu dengan memanfaatkan berbagai media pembelajaran yang baru.


(10)

iii

Septian Arista Maulana, 2014

Kata kunci : Film sebagai Media Pembelajaran, Kemampuan Berpikir Analisis dan Pembelajaran IPS

ABSTRACT

THE USE OF FILMS TO INCREASE STUDENTS’ ANALYTICAL THINKING ABILITY IN LEARNING IPS

(Classroom Action Research in class VII A SMP Negeri 1 Lembang) By: Septian Arista Maulana

The research based on the problem which appears in class VII A SMP Negeri 1 Lembang. The problem is the low interest of student in analytical thinking ability in learning IPS. From the observation in class VII A SMP Negeri 1 Lembang, it can be seen that the students is not active enough when responding to the material given in learning proccess. Monitoring the observation and the availability of good facility in SMP Negeri 1 Lembang, the teachers is better to make an alternative to create a new learning media when delivering the material. The teachers should be able to explore children’s ability with various ways from the facility in that school that hopefully can increase students’ ability especially in students’ analytical thinking ability. Analyzing the problems, the writer inspired to use films as learning media. The aims of the research are knowing the preparation, implementation, and the result after applying film as learning media. The method of this reseacrh is Classroom Action Reasearch. The data is collected trough observation, interview, test and daily log/journal. This research goes by three cycles, at first cycle, the students have some problems in doing analysis. It can be seen from the result after watching one of films, they fall in “good enough’ line. Then, the second cycle goes better, they fall in “good” line. Last, in the third cycle, there is significant result, they fall in “very good” line. From the three


(11)

iv

Septian Arista Maulana, 2014

cycles, some results can be gained, first, the planning is done by the writer and the teacher by designing learning media using films is effective. Second, the implementation of the research which is done together with IPS learning proccess by using films as learning media is eficient. Third, reflection is gained from discussion with the teacher. Fourth, the use of films can increase students’ analytical thinking ability. The recommendation from this research is that the teacher should be able to create a new learning media by using some altearnatives.

Keywords: Films as Learning Media, Students’ Analytical Thinking Ability, IPS Learning.


(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti di kelas VII A SMP Negeri 1 Lembang, peneliti menemukan beberapa masalah dalam kegiatan pembelajaran IPS di kelas tersebut. Masalah yang terlihat di kelas VII A salah satunya adalah kurangnya antusias siswa dalam proses pembelajaran IPS. Selain itu, sangat jelas terlihat bahwa guru masih menjadi pusat perhatian siswa pada kegiatan belajar mengajar di kelas. Kebanyakan siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran tersebut. Hal ini terlihat dalam kegiatan tanya jawab selama kegiatan belajar mengajar dilaksanakan. Siswa cenderung pasif dan kurang mampu menanggapi pertanyaan yang diajukan oleh guru. Pertanyaan yang diajukan guru terhadap siswa bersifat menguraikan kembali materi yang telah disampaikan sebelumnya. Pada kenyataannya, siswa tidak dapat mengungkapkannya dengan baik Siswa cenderung kebingungan dan menjawab pertanyaan dengan kalimat seadanya.

Melihat fenomena tersebut, peneliti mencoba memberikan beberapa percobaan tentang cara siswa menganalisis suatu permasalahan. Peneliti melakukan percobaan tersebut dengan menggunakan tayangan film dokumenter sebagai medianya. Percobaan ini diawali dengan tayangan film dokumenter tentang kaum minoritas Islam yang ada di Amerika. Film tersebut menggambarkan bagaimana umat Islam merasa diasingkan berada di Amerika karena jumlahnya yang sangat minim, terutama ketika terjadinya peristiwa penabrakan pesawat terhadap gedung World Trade Center (WTC). Saat itu, kaum Islam dianggap sebagai teroris dan membuat kaum Islam di Amerika semakin tersisih.

Setelah menyaksikan film tersebut, siswa diberikan beberapa pertanyaan untuk menguji cara berpikir analisis siswa terhadap tayangan film dokumenter


(13)

tersebut. Berikut ini persentase hasil pengamatan dalam bentuk diagram yang dilakukan oleh peneliti :

Gambar 1.1 Hasil Pengamatan Siswa Kelas VII-A SMP Negeri 1 Lembang

Oleh Septian Arista Maulana

Hasilnya menunjukkan bahwa 30% siswa mampu dalam menganalisis dan memberikan pendapat dengan baik, 25% siswa dapat menganalisis namun kurang bisa memberikan pendapatnya dengan baik dan 45% siswa kurang dapat mengemukakan pendapat dengan baik dan jawaban yang dikemukakannya cenderung singkat dan seadanya. Melihat hal tersebut, peneliti berasumsi bahwa cara berpikir analisis dalam proses belajar IPS di kelas VII A SMP Negeri 1 Lembang perlu ditingkatkan.

Dari penjelasan di atas, bisa dilihat bahwa cara berpikir analisis merupakan salah satu faktor yang perlu diterapkan kepada para siswa. Hal ini ditujukan untuk membuat siswa menjadi lebih kritis dan dapat memecahkan suatu permasalahan yang ada di lingkungan sekitarnya. Apabila cara berpikir analisis siswa ini tidak diterapkan

30%

25%

45%

0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35% 40% 45% 50%

Siswa mampu menganalisis

Siswa cukup mampu dalam menganalisis

siswa kurang dalam menganalisis


(14)

atau ditingkatkan, dikhawatirkan akan menimbulkan rasa apatis atau tidak peduli dari diri siswa itu sendiri terhadap permasalahan yang ada di sekitarnya.

Hal demikian mendorong peneliti untuk merancang salah satu media pembelajaran, yaitu dengan memanfaatkan tayangan film sebagai media pembelajaran. Dalam hal ini, media pembelajaran sangat berguna bagi guru dalam proses pembelajaran. Banyak kelebihan yang didapatkan dari adanya media pembelajaran, salah satunya sebagai perantara guru dalam menyampaikan materi. Menurut Gerlach dan Ely (dalam Daryanto, 2010) tiga kelebihan kemampuan media sebagai berikut :

1. Kemampuan fiksatif, kemampuan ini berarti dapat menangkap, menyimpan, dan menampilkan kembali suatu obyek atau kejadian. Misalnya, dengan merekam, memotret suatu objek yang dapat ditunjukan dan diamati pada saat yang diperlukan.

2. Kemampuan manipulatif, kemampuan ini berarti dapat menampilkan kembali objek atau kejadian dengan beberapa perubahan (manipulasi) sesuai dengan keperluan. Misalnya, dengan adanya proses pengeditan, seperti perubahan warna, ukuran dan kecepatan..

3. Kemampuan distributif, artinya media mampu menjangkau audiens yang besar jumlahnya dalam satu kali penyajian secara serempak, misalnya siaran TV dan Radio.

Pada dasarnya, media pembelajaran yang baru dan kreatif dapat menjadi salah satu solusi untuk meningkatkan antusiasme siswa dalam kegiatan pembelajaran terutama pembelajaran IPS. Menurut Arsyad (2013, hlm 11) :

Agar proses belajar mengajar berjalan dengan baik, siswa sebaiknya diajak untuk memanfaatkan semua alat inderanya. Karena semakin banyak alat indera yang digunakan untuk menerima dan mengolah informasi, semakin besar kemungkinan informasi tersebut dapat dimengerti dan dipertahankan dalam ingatan.


(15)

. Hal ini sejalan dengan tujuan peneliti yang ingin memanfaatkan tayangan film sebagai media pembelajarn, karena dari tayangan film dapat diasumsikan bahwa beberapa alat indera digunakan dalam menerima dan menyerap informasi. Penyerapan informasi dengan baik tentu saja berbanding lurus dengan kemampuan berpikir analisis.

Menurut Gagne (dalam Yamin, 2012), kemampuan kognisi tertinggi adalah analisis. Kemampuan ini lebih banyak mengajak siswa berpikir tentang materi-materi yang mengasah siswa untuk memecahkan permasalahan, baik di dalam kelas maupun dalam kehidupan sehari-hari. Strategi kognitif ini dapat dipelajari oleh para siswa dengan guru, karena guru yang berhasil memberi materi terhadap siswa adalah guru yang mampu mengembangkan kemampuan berpikir siswanya. Selain itu, para siswa juga harus mampu memindahkan pengetahuan ke dalam dirinya dan melakukan transfer knowledge agar dapat mencapai strategi kognitif dan mengacu pada berpikir analisis. Maka dari itu, tujuan dari kognitif berorientasi pada kemampuan ‘berpikir’ terutama kemampuan intelektual, mulai dari mengingat sampai pada tingkat kemampuan memecahkan masalah.

Setiap manusia memiliki tingkat kemampuan berpikir yang berbeda. Beberapa orang sulit untuk mengeluarkan kemampuan berpikirnya maupun kemampuan yang lainnya, sehingga perlu dorongan dari orang di sekitarnya untuk memacu ataupun mendukung agar kemampuan tersebut dapat keluar dan menghasilkan sesuatu yang bernilai positif. Dalam hal ini, salah satu aspek yang perlu diperhatikan adalah perlunya peningkatan interaksi dan komunikasi yang menunjang antara guru dan para siswa, sehingga dapat terciptanya proses pembelajaran yang baik.

Huck dan Kiefer (2005) menyatakan bahwa untuk membangun proses ketertarikan terhadap sesuatu, dibutuhkan interaksi, bahkan antara pembaca dengan teks sekalipun. Hal ini sejalan dengan peningkatan kemampuan berpikir siswa. Apabila interaksi dan komunikasi antara guru dengan para siswa berjalan baik dan


(16)

menciptakan sebuah proses ketertarikan, tentu saja akan berbanding lurus dengan semakin baiknya kemampuan siswa dalam berpikir analisis.

Proses untuk mencapai ketertarikan terhadap pembelajaran IPS yang dapat meningkatkan cara berpikir analisis siswa, dapat ditunjang oleh berbagai hal. Seperti diketahui, pesatnya teknologi saat ini dapat menjadi cara yang sangat jitu dalam memecahkan persoalan ini. Salah satu jenis teknologi yang sangat dekat dengan kehidupan kita adalah televisi. Televisi merupakan media audio visual yang ada di sekitar kita dan mampu menjangkau semua kalangan, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Televisi menjadi sebuah fenomena tersendiri bagi masyarakat yang diasumsikan dapat menarik minat semua kalangan. Untuk meningkatkan ketertarikan siswa terhadap pembelajaran IPS, salah satunya adalah dengan memberikan tayangan film kepada mereka khususnya film yan bertemakan pendidikan. Dengan begitu, para siswa merasa sedang tidak melaksanakan proses pembelajaran IPS, melainkan dapat menikmati tayangan yang disajikan dan mengambil pesan-pesan penting dalam film pendidikan tersebut. Hal ini tentu saja dapat menjadi inovasi tersendiri bagi para guru yang dampaknya diharapkan akan signifikan terlihat dalam cara berpikir analisis siswa.

Melalui hal ini, siswa dapat terlihat lebih aktif karena mereka dapat mengungkapkan hasil analisis mereka terhadap film pendidikan tersebut dengan adanya rasa antusias dalam diri mereka. Peningkatan cara berpikir siswa juga dapat dilihat dengan dari adanya rasa ingin tahu terhadap berbagai hal yang mereka belum ketahui yang ada dalam film pendidikan tersebut. Selain itu, cara siswa menghubungkan hal-hal yang ada dalam film dengan pembelajaran IPS bahkan dengan kehidupan mereka sehari-hari juga merupakan satu bukti nyata dari peningkatan cara berpikir siswa yang dapat diambil dari tayangan film pendidikan yang diberikan selama proses pembelajaran IPS.

Melihat permasalahan di atas, peneliti ingin memanfaatkan tayangan film sebagai media pembelajaran agar dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa


(17)

terutama cara siswa berpikir analisis. Maka penulis termotivasi untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “PEMANFAATAN TAYANGAN FILM PENDIDIKAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ANALISIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan, maka peneliti akan merumuskan masalahnya sebagai berikut :

1. Bagaimanakah persiapan guru dalam mendesain pembelajaran dengan memanfaatkan tayangan film pendidikan untuk meningkatkan kemampuan berpikir analisis siswa di kelas VII A SMP Negeri 1 Lembang?

2. Bagaimanakah pelaksanakan pembelajaran dengan memanfaatkan tayangan film pendidikan untuk meningkatkan kemampuan berpikir analisis siswa di kelas VII A SMP Negeri 1 Lembang?

3. Bagaimanakah refleksi setelah pelaksanaan pembelajaran yang memanfaatkan tayangan film pendidikan untuk meningkatkan kemampuan berpikir analisis siswa di kelas VII A SMP Negeri 1 Lembang?

4. Bagaimanakah kemampuan berpikir analisis siswa setelah diterapkannya pembelajaran dengan memanfaatkan tayangan film pendidikan dalam pembelajaran IPS di kelas VII A SMP Negeri 1 Lembang?

C. Pemecahan Masalah

Dalam memecahkan masalah penelitian ini, maka peneliti merencakan penelitian ini dengan menggunakan metode penelitian tindakan kelas. Peneliti langsung meneliti di dalam kelas dengan memasukan pembelajaran yang memanfaatkan tayangan film pendidikan agar siswa mempunyai kemampuan berpikir secara analisis.


(18)

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang bagaimana pemanfaatan tayangan film pendidikan dapat meningkatkan kemampuan berpikir analisis siswa dalam pembelajaran IPS di kelas VII A SMP Negeri 1 Lembang melalui Penelitian Tindakan Kelas.

Adapun tujuan khusus yang ingin di capai dalam penelitian ini, yaitu :

1. Untuk mengetahui persiapan guru dalam mendesain pembelajaran yang memanfaatkan tayangan film pendidikan untuk meningkatkan kemampuan berpikir analisis siswa di kelas VII A SMP Negeri 1 Lembang.

2. Untuk melaksanakan pembelajaran yang memanfaatkan tayangan film pendidikan untuk meningkatkan kemampuan berpikir siswa di kelas VII A SMP Negeri 1 Lembang

3. Untuk melakukan refleksi setelah pelaksanaan pembelajaran yang memanfatkan tayangan film pendidikan untuk meningkatkan kemampuan berpikir analisis siswa di kelas VII A SMP Negeri 1 Lembang.

4. Untuk mengetahui kemampuan berpikir analisis siswa di kelas VII A SMP Negeri 1 Lembang setelah diterapkannya pembelajaran yang memanfaatkan tayangan film pendidikan.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian terbagi menjadi dua, yaitu : 1. Manfaat secara Teoritis

Dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan ilmu pengetahuan yang bermanfaat dan hasil penelitian ini juga dapat digunakan sebagai media pembelajaran dengan memanfaatkan tayangan Film pendidikan untuk meningkatkan kemampuan berpikir sintesi siswa.


(19)

2. Manfaat secara Praktis a. Bagi Siswa

Dengan pembelajaran yang memanfaatkan tayangan Film pendidikan, dapat meningkatkan kemampuan berpikir analisis siswa.

b. Bagi Guru

Dapat digunakan sebagai alternatif dalam pembelajaran di kelas dan kemudian dapat dikembangkan oleh guru dalam meningkatkan kemampuan berpikir analisis siswa.

c. Sekolah

Dapat memberikan masukan terhadap sekolah terhadap kualitas sekolah dan dapat memahami akan kebutuhan siswa dalam proses pembelajaran.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Pada BAB I menjelaskan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat dari penelitian ini. Dalam BAB ini banyak menjelaskan mengapa peneliti melaksanakan penelitian tindakan kelas di sekolah yang menjadi objek penelitiannya.

Setelah itu, BAB II banyak mengkaji teori-teori tentang masalah yang akan di teliti. Disini peneliti banyak mencari teori-teori dari buku-buku maupun sumber yang menunjang agar penelitian ini berjalan dengan lancar.

BAB III menjelaskan tentang bagaimana peneliti menggunakan metode penelitian, menentukan lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, instrument penelitian, prosedur penelitian dan teknik pengumpulan maupun analisis data yang akan diteliti.

Kemudian BAB IV tentang bagaimana peneliti melaksanakan penelitian tindakan kelas ini dan juga ada profil sekolah yang menjadi tujuan penelitian tindakan kelasini. Dalam BAB ini juga menjelaskan beberapa siklus PTK yang dilaksanakan


(20)

selama penelitian dan terakhir peneliti menganalisis pelaksanaan penelitian tindakan kelas,sehingga penelitian ini dapat tercapai dengan sempurna.

Terakhir adalah BAB V yang menjelaskan tentang saran dan kesimpulan selama melaksanakan penelitian tindakan kelas. Peneliti dapat memberikan saran pada BAB ini dan juga peneliti harus menyimpulkan tentang penelitian tindakan kelas yang sudah dilaksanakan.


(21)

Septian Arista Maulana, 2014

BAB III

METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian

Metode Penelitian yang akan digunakan oleh peneliti adalah penelitian tindakan kelas. Menurut Hopkins (dalam Rochiati, 2012 hlm.11) bahwa:

Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantif, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri, atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan.

Terlihat dari penjelasan di atas, penelitian ini mengkombinasikan antara prosedur penelitian dengan tindakan yang dilaksanakan oleh peneliti, sehingga terjadinya perbaikan setelah dilaksanakannya penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti terjun langsung untuk melaksanakan penelitian di dalam kelas. Sebelumnya, peneliti menemukan beberapa masalah di kelas yang akan menjadi tempat pelaksanaan penelitian. Mengacu pada hal tersebut, peneliti berupaya untuk mencari solusi untuk mengatasi masalah yang ada dengan metode pembelajaran yang sudah disiapkan. Dengan metode pembelajaran yang akan diterapkan di kelas, diharapkan siswa dapat menyerap pembelajaran dengan baik dan matang dalam berbagai hal terutama dalam kemampuan berpikir analisis.

B. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi

Tempat maupun lokasi penelitian adalah di SMP Negeri 1 Lembang. 2. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian adalah siswa kelas VII A SMP Negeri 1 Lembang. Siswa yang berada dikelas VII A tersebut berjumlah 41 siswa yang terdiri dari 20 siswa laki-laki dan 21 siswa perempuan.


(22)

Septian Arista Maulana, 2014 3. Waktu

Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran 2013-2014.

C. Desain penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah model spiral dari Kemmis dan Taggart (1988). Dalam model Kemmis dan Taggart kita mengenal empat komponen didalamnya yaitu perencanaan (plan), tindakan (act), pengamatan (observe) dan refleksi (reflect).

Dalam tahap-tahap penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan oleh peneliti, permasalahan penelitian difokuskan kepada siswa dalam pembelajaran IPS. Keputusan ini timbul dari pengamatan tahap awal yang menunjukkan bahwa siswa kurang dapat menganalisis berbagai hal dari setiap materi pada saat belajar IPS. Oleh sebab itu, dirancanglah strategi yang menggunakan serangkaian tes untuk mendorong siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan dengan cara memanfaatkan film untuk meningkatkan kemampuan berpikir analisisnya. Semua kegiatan ini dilakukan pada tahap perencanaan (plan). Pada kotak tindakan (act), mulai diajukan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa untuk mendorong mereka mengatakan apa yang mereka pahami. Pada kotak pengamatan (observe), pertanyaan dan jawaban siswa dicatat atau direkam untuk melihat apa yang sedang terjadi. Siklus berikutnya, perencanaan direvisi dengan modifikasi dalam bentuk mengurangi pernyataan-pernyataan guru yang bersifat mengontrol siswa agar strategi bertanya dapat berlangsung dengan baik. Pada tahap refleksi, peneliti bersama guru mitra mendiskusikan hasil pelaksanaan penelitian. Selain itu, peneliti juga melihat hasil analisis para siswa, baik yang mengalami peningkatan maupun yang tidak. Berikut ini gambar model PTK menurut Kemmis dan Taggart (1988) :


(23)

Septian Arista Maulana, 2014

Gambar 3.1 Model Kemmis dan Taggart

Dalam penelitian ini, peneliti berencana untuk mengambil tiga siklus. Meskipun pada gambar di atas terlihat ada dua siklus, peneliti mengambil satu siklus lagi untuk melihat apakah sudah sampai pada titik jenuh, sehingga penelitian ini dapat dikatakan telah tercapai ataupun berhasil.

D. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Peneliti akan menjabarkan tahap-tahapan dari penelitian ini mulai dari perencanaan hingga refleksi yaitu sebagai berikut :

Action

Plan Reflect

Observe

Revised Plan

Action Reflect


(24)

Septian Arista Maulana, 2014 a. Perencanaan

Peneliti merencanakan terlebih dahulu penelitian ini bersama guru mitranya dalam praktek pembelajaran di kelas, yaitu :

1. Peneliti dan guru mitra membuat silabus tentang materi :

Siklus I : Bentuk-bentuk Keragaman Sosial dan Budaya Indonesia

Siklus II : Keragaman Budaya sebagai Aset Perekonomian Bangsa

Siklus III : Dampak Aktivitas Manusia terhadap Lingkungan Alam

2. Peneliti dan guru mitra membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran tentang materi :

Siklus I : Bentuk-bentuk Keragaman Sosial dan Budaya Indonesia

Siklus II : Keragaman Budaya sebagai Aset Perekonomian Bangsa

Siklus III : Dampak Aktivitas Manusia terhadap Lingkungan Alam

3. Peneliti merencanakan film yang akan ditayangkan didepan peserta didik yaitu

Siklus I : Film Blangkon Karyo

Siklus II : Film Kenali Negerimu Cintai Negerimu Siklus III : Film Petualangan Banyu di Negeri Sampah

4. Peneliti mempersiapkan instrument penelitian beserta menunjuk rekan-rekan PPL sebagai observer dalam penelitian ini.


(25)

Septian Arista Maulana, 2014 b. Tindakan

Dalam tahap tindakan ini meliputi :

1. Peneliti menjelaskan materi yang sudah ditentukan terlebih dahulu yang akan diajarkan kepada peserta didik yaitu tentang

Siklus I : Bentuk-bentuk keragaman budaya Indonesia

Siklus II : Keragaman Budaya sebagai Aset Perekonomian Bangsa Siklus III : Dampak aktivitas manusia terhadap lingkungan Alam

2. Peneliti memberikan tugas kepada siswa untuk menonton tayangan film sesuai dengan siklus yang telah ditentukan secara bersamaan didalam kelas. Peneliti disini menggunakan sarana dan prasarana sekolah yang dapat menunjang penelitian tersebut seperti proyektor, infokus dan lain-lain.

3. Setelah menyaksikan tayangan tersebut, peneliti meminta agar siswa menganalisis tayangan tersebut dengan memberikan beberapa butir soal yang menyangkut tayangan film tersebut

4. Peneliti tidak membagi siswa dalam beberapa kelompok, karena dalam penilaian siswa secara individu.

5. Setelah menyaksikan tayangan film siswa menganalisis film yang kemudian diakhir pembelajaran akan ditunjuk salah seorang untuk mempersentasikan hasil analisisnya

6. Dalam proses persentasi tersebut, siswa diajak untuk mengungkapkan pendapat mereka yang berbeda-beda, sehingga siswa dapat mengembangkan kemampuan berargumentasinya.


(26)

Septian Arista Maulana, 2014 c. Pengamatan

Peneliti sekaligus guru didalam kelas mengamati keadaan kelas dan kondisi siswa maupun kegiatan belajar mengajar. Kegiatan tersebut meliputi : 1. Memeriksa laporan yang dibuat siswa mengenai tayangan film pendidikan

yang siswa telah saksiskan.

2. Mengamati siswa yang sedang mengerjakan ataupun menganalisis film tersebut

3. Mengidentifikasi masalah-masalah yang timbul selama kegiatan pembelajaran berlangsung

4. Mengamati jalannya persentasi dan tanya jawab dari setiap siswa.

5. Mengamati hasil dari persentasi dan juga pendapat-pendapat yang diberikan oleh siswa.

d. Refleksi

Setelah melaksanakan tiga tahap yaitu perencanaan, tindakan dan pengamatan, selanjutnya peneliti melaksanakan kegiatan refleksi. Peneliti bersama guru mitra mengkaji hasil dari kegiatan pembelajaran tersebut dengan melihat proses pembelajaran dan juga kendala yang dihadapi oleh siswa maupun guru. Diskusi yang dilakukan oleh peneliti bersama guru mitra dilakukan untuk merevisi tindakan yang telah dilaksanakan. Hal ini agar tindakan yang akan dilakukan selanjutnya menjadi lebih baik, sehingga penelitian ini pun dapat tercapai dengan optimal.

E. Instrument Penelitian a. Catatan Lapangan

Catatan lapangan diambil atau dilaksanakan ketika penelitian sedang berangsung. Jadi, setiap peristiwa maupun kejadian yang ada dilapangan, wajib untuk dicatat ataupun ditulis oleh peneliti. Catatan lapangan ini ditujukan untuk


(27)

Septian Arista Maulana, 2014

mengidentifikasi peneliti yang ditulis oleh observer, agar dapat mendeskripsikan secara langsug kegiatan peneliti selama melaksanakan penelitian.

b. Lembar Observasi

Lembar observasi adalah alat untuk menilai pekerjaan siswa tentang pertanyaan-pertanyaan yang menyangkut tayangan film yang telah siswa saksikan.

c. Seperangkat Tes

Seperangkat Tes adalah alat untuk mengukur seberapa jauh siswa dapat memiliki kemampuan berpikir analisis. Sehingga dalam hal ini peneliti merancang instrumen penelitian dengan membuat seperangkat tes yang akan diberikan kepada siswa setelah mereka menyaksikan tayangan film sesuai dengan materi yang diajarkan oleh gurunya.

d. Studi Dokumentasi

Foto atau pun sebuah dokumentasi adalah alat untuk melengkapi penelitian diambil ketika peneliti melakukan penelitian. Dokumentasi ini mencakup observasi, wawancara ataupun selama peneliti melaksanakan penelitian. Karena peneliti menggunakan media tayangan film, sehingga dokumentasi tersebut ada juga berupa video yang dibuat menjadi foto dan juga foto-foto ketika siswa menyaksikan tayangan film yang telah diediakan oleh peneliti.

Instrument penelitian yang dirancang oleh peneliti, agar peneitian dapat berjalan dengan lancar dan mencapai hasil yang diinginkan. Seperti kita ketahui, dalam pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), Instrumen


(28)

Septian Arista Maulana, 2014

Penelitian merupakan suatu rangkaian maupun rancangan yang sulit untuk dipisahkan satu dengan yang lainnya. Pada penelitian ini, peneiti merujuk pada indikator analisis berdasarkan Ross.

Ross (dalam Herdian, 2010) mengungkapkan beberapa indikator kemampuan analitis, yaitu:

1. Memberikan alasan mengapa sebuah jawaban atau pendekatan suatu masalah adalah masuk akal.

2. Membuat dan mengevaluasi kesimpulan umum berdasarkan atas penyelidikan atau penelitian.

3. Meramalkan atau menggambarkan kesimpulan atau putusan dari informasi yang sesuai.

4. Mempertimbangkan validitas dari argumen dengan menggunakan berpikir deduktif dan induktif.

Dari indikator diatas, peneliti membuat kata kunci sebagai rubrik penilaian siswa. hal ini untuk mempermudah peneliti dalam menilai kemampuan berpikir analisis siswa berdasarkan hasil analisis siswa setelah menyaksikan tayangan film. Maka dari itu peneliti merancang instrument penelitian sebagai berikut :

Gambar 3.2 Format Catatan Lapangan KemampuanBerpikir Analisis Siswa CATATAN LAPANGAN

KEGIATAN PEMBELAJARAN IPS KELAS VII-A SMP NEGERI 1 LEMBANG

Hari/Tanggal : ……….. Alokasi Waktu : ………..


(29)

Septian Arista Maulana, 2014

Pemanfaatan Tayangan Film untuk Meningkatkan Kemampuan Berfikir Analisis Siswa dalam Pembelajran IPS

Deskripsi Kegiatan Pembelajaran :

……… ……… ……… ………

Gambar 3.3 Daftar Pertanyaan-pertanyaan Analisis Siswa Nama : ………

Kelas : ………

1) Apa judul film yang sudah anda saksikan ? Jawab :

2) Siapakah tokoh utama yang ada dalam film tersebut ? Jawab :

3) Apakah tema yang ada dalam film tersebut ? Jawab :

4) Jelaskanlah peran dari tokoh-tokoh yang ada dalam film tersebut ! Jawab :

5) Jelaskan cerita film tersebut dari awal hingga endingnya/akhir ! Jawab :

6) Pesan-pesan apa sajakah yang anda dapatkan setelah menyaksikan film tersebut ?

Jawab :

7) Berikanlah kesan-kesan anda setelah menyaksikan film tersebut ! Jawab :

8) Berikan beberapa contoh kegiatan untuk menanggulangi masalah sampah yang ada dikota Bandung !

Jawab :

Nama : ……… Kelas : ………

1) Apa judul film yang sudah anda saksikan ? Jawab :

2) Siapakah tokoh utama yang ada dalam film tersebut ? Jawab :

3) Apakah tema yang ada dalam film tersebut ? Jawab :

4) Jelaskanlah peran dari tokoh-tokoh yang ada dalam film tersebut ! Jawab :

5) Jelaskan cerita film tersebut dari awal hingga endingnya/akhir ! Jawab :

6) Pesan-pesan apa sajakah yang anda dapatkan setelah menyaksikan film tersebut ?

Jawab :

7) Berikanlah kesan-kesan anda setelah menyaksikan film tersebut ! Jawab :

8) Berikan beberapa contoh kegiatan untuk menanggulangi masalah sampah yang ada dikota Bandung !

Jawab :

9) Bagaimanakah ending/akhir dari film yang sudah anda saksikan, kemudian harus bagaimanakah ending/akhir film itu sesuai dengan pendapatmu !


(30)

Septian Arista Maulana, 2014

9) Bagaimanakah ending/akhir dari film yang sudah anda saksikan, kemudian harus bagaimanakah ending/akhir film itu sesuai dengan pendapatmu ! Jawab :

10)Apakah anda menyukai film tersebut? Berikan alasannya ! Jawab :

Dari beberapa pertanyaan yang akan diajukan untuk siswa ada beberapa butir soal yang mencerminkan analisis siswa. Kata kunci yang akan digunakan oleh peneliti dalam Rubrik Penilaian adalah Logis, Pemahaman Siswa, Kemampuan Berargumentasi Siswa dan Antusiasme Siswa. Hal ini berdasarkan indicator berpikir analitis menurut Ross, peneliti mengambil kata kunci logis bahwa siswa diharapkan dapat memberikan alasan mengapa sebuah jawaban atau pendekatan suatu masalah adalah masuk akal. Pemahaman siswa yaitu siswa dapat membuat kesimpulan umum berdasarkan atas informasi yang diterimanya serta menggambarkan kesimpulan dari informasi yang sesuai. Dalam kemampuan berargumentasi siswa dapat mengungkapkan argumentasinya dengan menggunakan berpikir deduktif dan induktif. Terakhir peneliti ingin mengamati antusiasme siswa dalam proses pembelajaran yang memanfaatkan tayangan film sebagai media pembelajaran.

Pertanyaan yang dirancang oleh peneliti tentunya memiliki penilaiannya masing-masing. Berikut ini rubric penilaian berdasarkan indikator analitis menurut Ross, kemudian dikembangkan oleh peneliti, sebagai berikut:


(31)

Septian Arista Maulana, 2014

Tabel 3.1 Rubrik Penilaian Kemampuan Berpikir Analisis Siswa No Aspek

Penilaian

3 Baik

2 Cukup

1 Kurang


(32)

Septian Arista Maulana, 2014 1

Logis Peserta didik dapat

menguraikan fakta-fakta tentang film yang telah disaksikannya

Peserta didik dapat menguraikan sebagian fakta-fakta tentang film yang telah

disaksikannya

Peserta didik kurang dapat menguraikan fakta-fakta tentang film yang telah

disaksikannya

2 Pemahaman Siswa Peserta didik dapat menjelaskan makna-makna yang terkandung didalam film yang telah mereka saksikan

Peserta didik dapat menjelaskan secara singkat makna-makna yang terkandung didalam film yang telah mereka saksikan

Peserta didik dapat menjelaskan makna-makna yang

terkandung didalam film yang telah mereka saksikan tetapi tidak relevan dengan film yang ditayangkan

3 Keterampilan berargumenta si Peserta didik dapat memberikan pendapat mereka yang relevan dengan tayangan film yang telah mereka saksikan

Peserta didik dapat memberikan

pendapat mereka yang sesuai dengan tayangan film yang telah mereka saksikan, akan tetapi kurang relevan

Peserta didik kurang baik dalam

memberikan pendapat mereka yang relevan dengan tayangan film yang telah mereka saksikan


(33)

Septian Arista Maulana, 2014

Dikembangkan oleh Septian Arista M

Tabel 3.2 Nilai Persentase Rata-rata Keterangan : Baik (Skor 3)

Cukup (Skor 2) Kurang (Skor 1)

Tabel 3.3 Daftar Absensi dan Penilaian Kelas VII A SMPN 1 Lembang 4 Antusiasme

Siswa

Peserta didik menyimak dan dapat berkomunikasi serta mengikuti pembelajaran dengan menggunakan tayangan film sebagai media pembelajaran

Peserta didik menyimak dan mengikuti pembelajaran dengan menggunakan tayangan film sebagai media pembelajaran

Peserta didik

menyimak dan kurang mengikuti

pembelajaran dengan menggunakan tayangan film sebagai media pembelajaran

Nilai ∑Skor Persentase Baik 7-10 70%-100% Cukup 4-6 35-65% Kurang 3 30 %


(34)

Septian Arista Maulana, 2014

No Nama

Siswa

Logis Pemahaman siswa

Kemampuan berargumentasi

Antusiasme siswa

Nilai

B C K B C K B C K B C K 1 ACHMD

2 ADL 3 AKSL 4 ALFY 5 ANS 6 ARY 7 AR 8 BRLYN 9 CTR 10 DMS 11 DVVS 12 DN 13 EGSTN 14 ERLN 15 FAZ 16 HFZH 17 HN 18 HKMT 19 INDR 20 IRFN 21 LKYNT 22 LTVA


(35)

Septian Arista Maulana, 2014 23 MOCH

24 M.NZRL 25 M.LLGY 26 M.ZLS 27 MSTK 28 ND 29 NRL 30 PTR 31 RNGG 32 RN 33 RSK 34 SLS 35 ST 36 SC 37 TR 38 VRD 39 WF 40 ZHA 41 ZDN


(36)

Septian Arista Maulana, 2014

F. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara, yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi. Dibawah ini peneliti akan menjelaskan dari beberapa teknik pengumpuan data yang akan peneliti laksanakan selama penelitian yaitu :

a. Wawancara

Wawancara (interview) adalah pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara langsung oleh pewawancara (pengumpul data) kepada responden dan jawaban-jawaban responden dicatat atau direkam dengan alat perekam. Peneliti dalam wawancara ini akan, memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa kelas VII A tentang tanggapan mereka terhadap penggunaan media film tersebut.

b. Observasi

Observasi yang dilaksanakan oleh peneliti adalah pada tahap awal observasi yaitu pra penelitian hingga pelaksanaan penelitian tersebut. Pada pelaksanaan penelitian, peneliti membuat lembar observasi terhadap siswa untuk mengukur seberapa jauh siswa dmemiliki kemampuan berpikir analisis. c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan kepada subjek penelitian. dokumen yang diteliti dapat berupa berbagai macam, tidak hanya berupa dokumen resmi. Dokumentasi ini terutama berupa foto-foto selama peneliti melaksanakan penelitian.

G. Analisis Data dan Validasi Data 1. Teknik Analisis Data


(37)

Septian Arista Maulana, 2014

Pengolahan data dilakukan dalam rangka menjelaskan fakta-fakta yang ada dilapangan dan menjelaskan secara rinci dari awal hingga akhir penelitian. dalam penelitian ini,peneliti mengambil dua aspek dalam menganalisis data yaitu kuantitatif dan kualitatif.

1) Kuantitatif

Pengolahan data dengan cara menggunakan kuantitatif adalah data-data yang didapatkan dalam penelitian yang berupa angka-angka. Melalui pengolahan data kuantitatif, peneliti dapat mengetahui seberapa besar kemampuan analisis siswa pada awal pembelajaran dan perubahan yang terjadi setelah adanyan penelitian tindakan kelas. Teknik analisis adat cukup sederhana. Komalasari (2010,) memberikan cara penghitungan data kuantitatif, yaitu :

F : Jumlah skor total subjek N : Jumlah skor maksimal

2) Kualitatif

Teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti mencakup tiga kegiatan yang bersamaan, yaitu:

a. Reduksi Data

Reduksi data bertujuan untuk mempermudah pemahaman terhadap data yang telah terkumpul dari hasil catatan lapangan dengan cara merangkum dan mengklarifikasikan sesuai masalah yang akan diteliti. Dalam penelitian ini aspek yang akan direduksi adalah menumbuhkan kemampuan berpikir analisis siswa dengan menggunakan tayangan film dalam pembelajaran IPS.


(38)

Septian Arista Maulana, 2014

b. Mendeskripsikan Data

Peneliti dalam hal ini akan mendeskripsikan dari pra penelitian hingga akhir penelitian. Setiap data yang diambil dari lapangan, peneliti mendeskripsikan seuai dengan fakta-fakta yang ada. Data tersebut berupa tabel, grafik dan data lainnya secara terperinci akan dideskripsikan oleh peneliti.

c. Menarik Kesimpulan berdasarkan Deskripsi Data

Langkah ketiga yaitu kesimpulan di lakukan dengan maksud untuk mencari makna, penjelasan yang dilakukan terhadap data yang dikumpulkan dengan mencari hal-hal yang penting. Agar memperoleh kesimpulan yang tepat maka kesimpulan tersebut kemudian diverifikasi selama penelitian berlangsung.

2. Validitas Data

Dalam menguji kebenaran data ini, peneliti menggunakan validasi data, yaitu member check, triangulasi, expert opinion dan saturasi. Adapun penjelasan tentang validasi data tersebut, yaitu :

a. Member check

Member check adalah memeriksa kembali keterangan-keterangan atau informasi data yang diperoleh selama observasi atau wawancara dari nara sumber, siapapun juga (kepala sekolah, guru, teman sejawat guru, siswa, pegawai administrasi sekolah, orang tua siswa, dan lain-lain) apakah keterangan, informasi, atau penjelasan itu tetap sifatnya atau tidak berubah, sehingga dapat dipastikan data tersebut terperiksa kebenarannya.

Peneliti bersama guru mitra memeriksa data dari hasil observasi terhadap siswa yaitu berupa beberapa pertanyaan tentang tayangan film yang telah siswa saksikan. Disini peneliti bersama guru mitra menilai tugas siswa


(39)

Septian Arista Maulana, 2014

tersebut. Dari data tersebut peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa siswa dapat memiliki kemampuan berpikir analisis atau belum memiliki kemampuan berpikir analisis.

b. Triangulasi

Triangulasi adalah memeriksa kebenaran hipotesis, konstruk, atau analisis yang anda sendiri timbulkan dengan membandingkan dengan hasil orang lain, misalnya mitra peneliti lain, yang hadir dan menyaksikan situasi yang sama

Peneliti mencari referensi dari sumber buku maupun penelitian lain. Hal ini dilakukan agar data yang diperoleh tidak ada kesalahpahaman dan mencapai tujuan yang diinginkan.

c. Expert opinion

Dalam tahap ini, peneliti meminta bimbingan dari dosen pembimbing setelah melaksanakan penelitian. bimbingan tersebut meliputi tahap awal instrument penelitian dan tahap akhir penilaian terhadap siswa dengan tujuan yang semula adalah peneliti ingin menigkatkan kemampuan berpikir analisis dengan pemanfaatan tayangan film pendidikan.

d. Saturasi

Saturasi adalah situasi pada waktu data sudah dikatakan jenuh, atau tidak ada data lain lagi untuk dikumpulkan dan tidak ada tambahan data yang baru. Penelitian ini akan dihentikan, apabila hasil yang diperoleh sesuai dengan indicator yang telah ditetapkan sebelumnya.


(40)

98 Septian Arista Maulana, 2014

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Bab V ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan saran diajukan oleh peneliti kepada pihak-pihak yang terkait dengan penelitian yang telah dilaksanakan. Bab V ini berdasarkan hasil pengamatan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi pada sikluss I, II, III, dan IV pada pembelajaran IPS di kelas VII-A SMP Negeri 1 Lembang mengenai “Pemanfaatan Tayangan Film untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Analisis Siswa”.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, maka diperoleh beberapa hasil kesimpulan yang akan dipaparkan sebagai berikut:

1. Perencanaan dalam Pemanfaatan Tayangan Film sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuar berpikir analisis siswa dalam pembelajaran IPS bisa dikatakan dalam kategori baik. Hal ini dilakukan guru sebagai peneliti dengan berkolaborasi dengan guru mitra yang ada disekolah sebagai pengajar tetap dan berpengalaman di SMP Negeri 1 Lembang dapat memberi masukan kepada peneliti. Sebelum melakukan penelitian, peneliti mempersiapkan RPP dengan bimbingan guru mitra. Hal ini upaya untuk menyesuaikan penelitian dengan RPP yang akan digunakan didalam kelas untuk mengajar. Selain itu juga, peneliti mempersiapkan terlebih dahulu yaitu lembar observasi, catatan lapangan, format wawancara siswa dan studi dokumentasi.

2. Penelitian yang dilaksanakan di kelas VII-A SMP Negeri 1 Lembang yang berjumlah 41 siswa yang diantaranya 23 perempuan dan 18 laki-laki berjalan dengan lancar. Penelitian ini berjalan dengan 3 siklus. Secara garis besar penelitian yang dilaksanakan dikelas VII-A dengan memanfaatkan tayangan film untuk meningkatkan kemampuan berpikir


(41)

98 Septian Arista Maulana, 2014

analisis siswa telah mencapai apa yang diinginkan oleh peneliti atau bisa dikatakan berhasil. Sarana dan prasarana yang menunjang di setiap kelas, seperti proyektor, layar dan infokus, memudahkan peneliti dalam melaksanakan penelitiannya. Setelah siswa menyaksikan tayangan film, siswa diberikan seperangkat tes untuk pengujian bahwa para siswa mampu memiliki kemampuan berpikir analisis. Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan mempersentasikan hasil analisis siswa. Karena waktu yang terbatas, hanya tiga siswa yang ditunjuk untuk mempersentasikan hasil analisisnya. Selanjutnya, peneliti mengakhiri kegiatan belajar mengajar dengan mengkonfirmasikan materi yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya dan diakhiri dengan mengucapkan salam.

3. Dalam kegiatan refleksi setelah pelaksanaan penelitian, peneliti sering mengalami kendala dan temuan terbaru sebagai acuan untuk lebiah baik pada penelitian selanjutnya. Pertama, Dalam pelaksanaannya peneliti banyak berperan aktif dalam mengkondusifkan tempat duduk siswa untuk menyaksikan tayangan film. Siswa kebanyakan sulit untuk diatur dalam pengkondisian tempat duduk, sehingga alokasi waktu yang telah ditentukan sedikit terlambat oleh kegiatan tersebut. Secara keseluruhan pelaksanaan penelitian berjalan dengan dengan baik, tanpa ada hambatan yang berarti bagi peneliti. Kedua, setiap siklus yang dijalankan oleh peneliti, waktu yang ditempuh adalah dua jam pelajaran, sekitar 80 menit untuk kegiatan belajar mengajar. Hal ini menyebabkan peneliti harus berpikir lebih inovatif dalam mengalokasikan waktu dalam kegiatan belajar mengajar. Film yang menjadi media pembelajaran memiliki durasi waktu yang cukup menyita waktu kegiatan belajar mengajar, sehingga untuk menyeimbangkan kondisi tersebut peneliti merancang RPP yang disesuaikan dengan kegiatan belajar belajar dengan menggunakan media tayangan film. Ketiga, banyak temuan baru yang dialami oleh peneliti, sepeti setiap siswa memiliki kriteria film yang disukainya. Banyak siswa


(42)

98 Septian Arista Maulana, 2014

yang antusias setelah menyaksikan tayangan film yang disajikan oleh peneliti, ada juga siswa yang merasa kurang tertarik. Maka dari itu, peneliti setiap selesai kegiatan belajar mengajar sering menanyakan kembali terhadap siswa tentang film apa yang siswa sukai. Tentunya jawaban yang mereka ungkapkan ternyata berbeda-beda. Secara garis besar peneliti mengambil suara terbanyak, sehingga dalam pelaksanan penelitian siklus I ke siklus II dan dilanjutkan siklus III, peneliti dalam merancang film sering menyajikan film yang siswa inginkan. Keempat, dalam merancang RPP peneliti dituntut untuk menyesuaikan materi yang akan disampaikan terhadap siswa melalui pemanfaatan tayangan film dalam kegiatan belajar mengajar. Banyak kendala dan temuan baru yang dialami peneliti, sehingga peneliti mempunyai pengalaman dan belajar agar lebih baik dalam setiap penelitian.

4. Implementasi pemanfaatan tayangan film dalam meningkatkan kemampuan berpikir analisis siswa dalam pembelajaran IPS berada pada kategori baik. Pelaksanaannya dilakukan setiap tindakan siklus, diantaranya mengaitkan materi pembelajaran IPS dengan tema permasalahan yang ada disekitar siswa. Tidak lupa guru juga memberikan motivasi kepada siswa melalui reward. Kemudian persoalan tersebut dirumuskan kembali kedalam dalam sebuah media pembelajaran yang digunakan oleh guru. Siswa dapat berpikir analisis terlihat dari perolehan persentase dari setiap siklusnya. Persentase tersebut mengindikasikan peningkatan dari kemampuan siswa dalam berpikir analisis. Pada siklus I, siswa kelas VII-A memperoleh persentase sebesar 66%, kemudian siklus II siswa memperoleh persentase sebesar 80%. Terlihat bahwa siklus I ke siklus II mengalami peningkatan dengan selisis sebesar 14%. Selanjutnya siklus III memperoleh persentase sebesar 91%. Selisih yang terjadi pada siklus II ke siklus III adalah 11%. Hasil perolehan persentase pada setiap siklusnya mengalami peningkatan yang sangat baik, sehingga peneliti


(43)

98 Septian Arista Maulana, 2014

mengakhiri penelitiannya dan tujuan yang ingin dicapainya berjalan dengan sangat baik.

B. Saran

Adapun dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan ini, sebagai bahan rekomendasi dalam mempertimbangkan baik hasil temuan dilapangan maupun secara teoritis. Beberapa hal yang menjadi bahan rekomendasi yaitu sebagai berikut:

1. Persiapan Penelitian

a. Bagi peneliti, setiap penelitian sering mengutamakan persiapan maupun perencanaan dalam melaksanakan penelitian. Karena penelitian tidak lepas dari persiapan dari seorang peneliti untuk melaksanakan penelitiannya. Maka dari itu, peneliti harus mempersiapkan segala aspek-aspek yang menyangkut penelitian yang meliputi permasalahan yang terjadi hingga menemukan solusi yang menjadikan hal tersebut sebuah penelitian. intinya seorang peneliti harus mempersiapkan semuanya dengan sangat matang, sehingga dalam pelaksanaannya dapat berjalan dengan lancar.

b. Bagi siswa, siswa harus mampu ikut serta dalam persiapan penelitian. persiapan yang dilakukan oleh siswa meliputi pengkondisian siswa dan suasana didalam kelas haruslah kondusif. Maka dari itu, siswa sebagai subjek penelitian sangat berperan penting dalam proses penelitian, sehingga siswa diharapkan mempersiapkan dirinya untuk mengikuti kegiatan yang diarahkan oleh peneliti.

c. Bagi guru, guru harus mempersiapkan segala media pembelajaran yang akan digunakan untuk kegiatan belajar mengajar dikelas. Sama


(44)

98 Septian Arista Maulana, 2014

halnya dengan peneliti, guru mempersiapkan RPP yang disesuaikan dengan media pembelajaran contohnya guru menggunakan media tayangan film. Guru mempersiapkan film yang akan disajikan kepada siswa kemudian disesuaikan dengan RPP, sehingga guru dapat mengatur alokasi waktu yang telah ditentukan.

d. Bagi sekolah, sekolah sebagai lokasi penelitian ini sangat berperan penting dalam persiapan penelitian. Peneliti mampu melaksanakan penelitian karena sarana yang menunjang disekolah tempat peneliti melaksanakan penelitiannya. Maka dari itu, sekolah harus memberikan dukungan bagi peneliti maupun guru dalam bentuk sarana dan dukungan lainnya, agar persiapan dalam penelitian dapat berjalan dengan lancar.

2. Pelaksanaan Penelitian

a. Bagi peneliti, peneliti melaksanakan penelitian bersamaan dengan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di sekolah. Maka dari itu, peneliti harus menyesuaikan keadaan siswa ketika kegiatan belajar mengajar dengan proses penelitian, sehingga dalam pelaksanaan penelitian dapat berjalan dengan baik tanpa ada hambatan yang berarti. b. Bagi siswa, siswa diharapkan mudah untuk diatur oleh peneliti ataupun

guru. Karena dalam pelaksanaan penelitian, guru maupun siswa lainnya yang dapat mengikuti proses penenlitian dengan baik. Siswa sebagai subjek penelitian, sangat dituntut untuk mengikuti proses penelitian secara keseluruha dan sampai akhir penelitian. oleh karena itu, siswa diharapkan dapat aktif maupun mengeluarkan seluruh keterampilannya dalam proses penelitian tersebut.

c. Bagi guru, guru dituntut untuk merancang RPP dengan baik yang meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Guru dalam mengajar dikelas harus selalu membawa RPP, agar dalam


(45)

98 Septian Arista Maulana, 2014

pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dikelas dengan menggunakan media pembelajaran dapat menyesuaikan dengan RPP yang telah dirancang sebelumnya. Pelaksanaan penelitian sama halnya dengan kegiatan belajar mengajar dikelas. Oleh karena itu, pelaksanaan penelitian harus tepat dan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan oleh sekolah.

d. Bagi sekolah, sekolah sebagai lokasi penelitian dituntut untuk mendukung proses penelitian yang meliputi sarana dan prasarana yang dimiliki oleh sekolah. Tentunya peneliti banyak menggunakan media yang telah disediakan oleh sekolah dalam pelaksanaan penelitian seperti proyektor, layar, dan infokus. Sekolah diharapkan mampu menyediakan berbagai perlengkapan lainnya, agar pelaksanaan penelitian berjalan dengan baik.

3. Refleksi Penelitian

a. Bagi peneliti, refleksi sering dilaksanakan oleh peneliti setelah pelasksanan penelitian. Akan tetapi, refleksi yang dilakukan peneliti kurang detail, sehingga setiap siklusnya selalu mengalami kendala. Oleh karena itu, setelah pelaksanaan penelitian diharapkan melakukan refleksi bersama guru mitra maupun dosen pembimbing. Peneliti memaparkan secara langsung kondisi yang terjadi saat pelaksanaan penelitian, kemudian secara bersamaan peneliti dan guru mitra maupun dosen pembimbing merefleksi proses penelitian yang telah dilaksanakan.

b. Bagi siswa, kendala yang terjadi banyak disebabkan oleh siswa sebagai subjek penelitian. siswa yang kurang mampu mengkondisikan dirinya dalam proses penelitian menyebabkan peneliti turun langsung untuk mengatur kondisi tersebut. Maka dari itu, siswa dalam setiap siklus


(46)

98 Septian Arista Maulana, 2014

yang dilaksanakan peneliti, mampu mengoreksi dirinya untuk bersikap lebih baik kedepannya.

c. Bagi guru, guru diwajibkan untuk melakukan refleksi setelah kegiatan belajar mengajar, terutama dalam menggunakan media pembelajaran. Guru dapat melihat kendala-kendala yang terjadi maupun temuan dari hasil kegiatan belajar mengajar, sehingga proses kegiatan belajar mengajar kedepannya menjadi lebih baik.

d. Bagi sekolah, sekolah sebagai tempat guru maupun peneliti dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar dapat memberikan arahan yang positif bagi guru maupun peneliti. Hal ini agar guru maupun peneliti dapat menjalankan tugasnya sebagai pendidik dengan sangatbaik.

4. Setelah Pelaksanaan Penelitian

a. Bagi peneliti, pada penelitian dengan memanfaatkan tayangan film telah mengembangkan kemampuan berpikir analisis siswa, siswa merasa antusias dan dapat ikut serta dalam proses pembelajaran. Setelah proses penelitian, peneliti merasa tujuannya telah tercapat dengan baik. Hal ini terlihat dari kondisi siwa yang sebelumnya kurang mampu berpikir analisis, setelah proses penelitian dilaksanakan, siswa mampu memiliki kemampuan berpikir analisis. Peneliti juga merasa dalam penelitian ini mempunyai banyak kekurangan. Maka dari itu, dalam penelitian selanjutnya peneliti dapat bekerja sesuai dengan prosedur penelitian tanpa mengalami kendala yang berarti. Selama melaksanakan penelitian haruslah sesuai dengan prosedur penelitian. b. Bagi siswa, kemampuan berpikir analisis dapat berkembang baik

dalam kegiatan belajar mengajar disekolah maupun dalam kehidupan sehari-harinya. Selain itu juga, diharapkan kepada siswa dalam menyaksikan tayangan-tayangan ditelevisi, mereka mengutamakan


(47)

98 Septian Arista Maulana, 2014

tayangan yang positif dan berunsur pendidikan. Karena dalam tayangan televisi, siswa secara tidak langsung belajar dan menganalisis tentang tayangan yang telah mereka saksikan. Hal ini berdampak pada kemampuan berpikir analisis siswa yang semakin baik.

c. Bagi guru, pemanfaatan tayangan film ini dapat menjadi salah satu alternative dalam metode pembelajaran dikelas. Selain itu juga, guru dapat mengeksplorasi lebih lanjut tayangan film tersebut sesuai dengan kreativitas setiap guru.

d. Bagi sekolah, penelitian tindakan kelas (PTK) dengan menggunakan tayangan film terbukti telah mengembangkan kemampuan berpikir analisis siswa. Maka dari itu, sekolah harus lebih mendukung dengan memfasilitasi para guru dalam menggunakan metode-metode dalam kegiatan belajar mengajar dikelas. Seiiring dengan perkembangan jaman, pembelajaran jaman sekarang guru dituntut untuk lebih kreatif. Oleh karena itu, sekolah menjadi peran penting untuk memfasilitasi guru dalam mengembangkan metode pembelajarannya. Sehingga pembelajaranpun dapa berdampak positif dan lebih komunikatif.


(48)

Septian Arista Maulana, 2014

DAFTAR PUSTAKA BUKU :

Arsyad, A. (2002). Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Daryanto. (2011). Media Pembelajaran. Bandung. PT. SARANA TUTORIAL NURANI SEJAHTERA

Hartono, J. (2007). Filosofi, Pendekatan, dan Penerapan PEMBELAJARAN METODE KASUS untuk Dosen dan Mahasiswa. Yogyakarta. C.V. ANDI OFFSET

Huck and Kiefer. (2004). Children’s Literature in the Elementary School (8th edition). New York.

Komalasari, K. (2010). Pembelajaran Kontekstual: Konsep dan Aplikasi. Bandung. PT Refika Aditama.

Liliweri, A. (2011). Komunikasi: Serba Ada Serba Makna. Jakarta. Kencana

Munadi, Y. (2013). Media Pembelajaran (Sebuah Pendekatan Baru). Jakarta. REFERENSI (GP Press Group).

Sadiman, A., dkk. (2012). Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Depok. PT RAJAGRAFINDO PERSADA.

Sapriya., Sadjaruddin, N., dan Susilawati. (2008). Konsep Dasar IPS. Bandung. Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan.

Suherman, E., dan Sukjaya, Y. (1990). Petunjuk Praktis untuk Melaksanakan Evaluasi Pendidikan Matematika. Bandung: Wijayakusumah.

Trianton, T. (2013). FILM Sebagai Media Belajar. Yogyakarta. GRAHA ILMU. Vivian, J. (2008). Teori Komunikasi Massa. Jakarta. Prenada Media Group.

Wiriaatmadja, R. (2012). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung. PT REMAJA ROSDAKARYA.


(49)

Septian Arista Maulana, 2014

Yamin, M. (2012). Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta. REFERENSI (GP Press Group).

SKRIPSI :

Darojah, R. (2011). Peningkatan Kemampuan Berbicara Melaporkan Dengan Media Film Animasi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 12 Yogyakarta. Skripsi FBS UNY Yogyakarta. Tidak diterbitkan.

Liana, A. (2013). Penggunaan Media Audio Visual Film untuk Meningkatkan Ketermpilan Menyimak dan Berbicara Siswa Kelas V SD Negeri Inpres Cikahuripan Kabupaten Bandung Barat. Skripsi FIP UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

Marwati, I. (2011). Pengaruh Pemanfaatan Program Metro Files dalam Pembelajaran Sejarah terhadap Hasil Belajar Siswa (Studi Quasi Eksperimen pada kelas XI IPS SMA Negeri 1 Pangalengan). Tesis FPIPS UPI BANDUNG. Tidak diterbitkan.

INTERNET :

Herdian. (2010). Kemampuan Berpikir Analitis. [Online]. Tersedia : http://herdy07.wordpress.com/2010/05/27/kemampuan-berpikir-analitis/. [27 Mei 2010].

Lutfiyah. (2012). Media Film Sebagai Media Pembelajaran. [Online]. Tersedia : http://elly-lutfiyah.blogspot.com/2012/06/media-film-sebagai-media

pembelajaran.html. [05 Juni 2012].

Lestari, C. (2013). Pengertian Analisis. [Online]. Tersedia : http://pengertianbahasa.blogspot.com/2013/02/pengertian-analisis.html. [13 Februari 2013].

Michael, J. (2014). Makalah Teori Peluru. [Online]. Tersedia : http://jamidin92.blogspot.com/. [01 Mei 2014].


(1)

98 Septian Arista Maulana, 2014

Pemanfaatan Tayangan Film untuk Meningkatkan Kemampuan Berfikir Analisis Siswa dalam Pembelajran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

halnya dengan peneliti, guru mempersiapkan RPP yang disesuaikan dengan media pembelajaran contohnya guru menggunakan media tayangan film. Guru mempersiapkan film yang akan disajikan kepada siswa kemudian disesuaikan dengan RPP, sehingga guru dapat mengatur alokasi waktu yang telah ditentukan.

d. Bagi sekolah, sekolah sebagai lokasi penelitian ini sangat berperan penting dalam persiapan penelitian. Peneliti mampu melaksanakan penelitian karena sarana yang menunjang disekolah tempat peneliti melaksanakan penelitiannya. Maka dari itu, sekolah harus memberikan dukungan bagi peneliti maupun guru dalam bentuk sarana dan dukungan lainnya, agar persiapan dalam penelitian dapat berjalan dengan lancar.

2. Pelaksanaan Penelitian

a. Bagi peneliti, peneliti melaksanakan penelitian bersamaan dengan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di sekolah. Maka dari itu, peneliti harus menyesuaikan keadaan siswa ketika kegiatan belajar mengajar dengan proses penelitian, sehingga dalam pelaksanaan penelitian dapat berjalan dengan baik tanpa ada hambatan yang berarti. b. Bagi siswa, siswa diharapkan mudah untuk diatur oleh peneliti ataupun

guru. Karena dalam pelaksanaan penelitian, guru maupun siswa lainnya yang dapat mengikuti proses penenlitian dengan baik. Siswa sebagai subjek penelitian, sangat dituntut untuk mengikuti proses penelitian secara keseluruha dan sampai akhir penelitian. oleh karena itu, siswa diharapkan dapat aktif maupun mengeluarkan seluruh keterampilannya dalam proses penelitian tersebut.

c. Bagi guru, guru dituntut untuk merancang RPP dengan baik yang meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Guru dalam mengajar dikelas harus selalu membawa RPP, agar dalam


(2)

98 Septian Arista Maulana, 2014

Pemanfaatan Tayangan Film untuk Meningkatkan Kemampuan Berfikir Analisis Siswa dalam Pembelajran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dikelas dengan menggunakan media pembelajaran dapat menyesuaikan dengan RPP yang telah dirancang sebelumnya. Pelaksanaan penelitian sama halnya dengan kegiatan belajar mengajar dikelas. Oleh karena itu, pelaksanaan penelitian harus tepat dan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan oleh sekolah.

d. Bagi sekolah, sekolah sebagai lokasi penelitian dituntut untuk mendukung proses penelitian yang meliputi sarana dan prasarana yang dimiliki oleh sekolah. Tentunya peneliti banyak menggunakan media yang telah disediakan oleh sekolah dalam pelaksanaan penelitian seperti proyektor, layar, dan infokus. Sekolah diharapkan mampu menyediakan berbagai perlengkapan lainnya, agar pelaksanaan penelitian berjalan dengan baik.

3. Refleksi Penelitian

a. Bagi peneliti, refleksi sering dilaksanakan oleh peneliti setelah pelasksanan penelitian. Akan tetapi, refleksi yang dilakukan peneliti kurang detail, sehingga setiap siklusnya selalu mengalami kendala. Oleh karena itu, setelah pelaksanaan penelitian diharapkan melakukan refleksi bersama guru mitra maupun dosen pembimbing. Peneliti memaparkan secara langsung kondisi yang terjadi saat pelaksanaan penelitian, kemudian secara bersamaan peneliti dan guru mitra maupun dosen pembimbing merefleksi proses penelitian yang telah dilaksanakan.

b. Bagi siswa, kendala yang terjadi banyak disebabkan oleh siswa sebagai subjek penelitian. siswa yang kurang mampu mengkondisikan dirinya dalam proses penelitian menyebabkan peneliti turun langsung untuk mengatur kondisi tersebut. Maka dari itu, siswa dalam setiap siklus


(3)

98 Septian Arista Maulana, 2014

Pemanfaatan Tayangan Film untuk Meningkatkan Kemampuan Berfikir Analisis Siswa dalam Pembelajran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

yang dilaksanakan peneliti, mampu mengoreksi dirinya untuk bersikap lebih baik kedepannya.

c. Bagi guru, guru diwajibkan untuk melakukan refleksi setelah kegiatan belajar mengajar, terutama dalam menggunakan media pembelajaran. Guru dapat melihat kendala-kendala yang terjadi maupun temuan dari hasil kegiatan belajar mengajar, sehingga proses kegiatan belajar mengajar kedepannya menjadi lebih baik.

d. Bagi sekolah, sekolah sebagai tempat guru maupun peneliti dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar dapat memberikan arahan yang positif bagi guru maupun peneliti. Hal ini agar guru maupun peneliti dapat menjalankan tugasnya sebagai pendidik dengan sangatbaik.

4. Setelah Pelaksanaan Penelitian

a. Bagi peneliti, pada penelitian dengan memanfaatkan tayangan film telah mengembangkan kemampuan berpikir analisis siswa, siswa merasa antusias dan dapat ikut serta dalam proses pembelajaran. Setelah proses penelitian, peneliti merasa tujuannya telah tercapat dengan baik. Hal ini terlihat dari kondisi siwa yang sebelumnya kurang mampu berpikir analisis, setelah proses penelitian dilaksanakan, siswa mampu memiliki kemampuan berpikir analisis. Peneliti juga merasa dalam penelitian ini mempunyai banyak kekurangan. Maka dari itu, dalam penelitian selanjutnya peneliti dapat bekerja sesuai dengan prosedur penelitian tanpa mengalami kendala yang berarti. Selama melaksanakan penelitian haruslah sesuai dengan prosedur penelitian. b. Bagi siswa, kemampuan berpikir analisis dapat berkembang baik

dalam kegiatan belajar mengajar disekolah maupun dalam kehidupan sehari-harinya. Selain itu juga, diharapkan kepada siswa dalam menyaksikan tayangan-tayangan ditelevisi, mereka mengutamakan


(4)

98 Septian Arista Maulana, 2014

Pemanfaatan Tayangan Film untuk Meningkatkan Kemampuan Berfikir Analisis Siswa dalam Pembelajran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

tayangan yang positif dan berunsur pendidikan. Karena dalam tayangan televisi, siswa secara tidak langsung belajar dan menganalisis tentang tayangan yang telah mereka saksikan. Hal ini berdampak pada kemampuan berpikir analisis siswa yang semakin baik.

c. Bagi guru, pemanfaatan tayangan film ini dapat menjadi salah satu alternative dalam metode pembelajaran dikelas. Selain itu juga, guru dapat mengeksplorasi lebih lanjut tayangan film tersebut sesuai dengan kreativitas setiap guru.

d. Bagi sekolah, penelitian tindakan kelas (PTK) dengan menggunakan tayangan film terbukti telah mengembangkan kemampuan berpikir analisis siswa. Maka dari itu, sekolah harus lebih mendukung dengan memfasilitasi para guru dalam menggunakan metode-metode dalam kegiatan belajar mengajar dikelas. Seiiring dengan perkembangan jaman, pembelajaran jaman sekarang guru dituntut untuk lebih kreatif. Oleh karena itu, sekolah menjadi peran penting untuk memfasilitasi guru dalam mengembangkan metode pembelajarannya. Sehingga pembelajaranpun dapa berdampak positif dan lebih komunikatif.


(5)

Septian Arista Maulana, 2014

Pemanfaatan Tayangan Film untuk Meningkatkan Kemampuan Berfikir Analisis Siswa dalam Pembelajran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

DAFTAR PUSTAKA BUKU :

Arsyad, A. (2002). Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Daryanto. (2011). Media Pembelajaran. Bandung. PT. SARANA TUTORIAL NURANI SEJAHTERA

Hartono, J. (2007). Filosofi, Pendekatan, dan Penerapan PEMBELAJARAN

METODE KASUS untuk Dosen dan Mahasiswa. Yogyakarta. C.V. ANDI

OFFSET

Huck and Kiefer. (2004). Children’s Literature in the Elementary School (8th

edition). New York.

Komalasari, K. (2010). Pembelajaran Kontekstual: Konsep dan Aplikasi. Bandung. PT Refika Aditama.

Liliweri, A. (2011). Komunikasi: Serba Ada Serba Makna. Jakarta. Kencana

Munadi, Y. (2013). Media Pembelajaran (Sebuah Pendekatan Baru). Jakarta. REFERENSI (GP Press Group).

Sadiman, A., dkk. (2012). Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan

Pemanfaatannya. Depok. PT RAJAGRAFINDO PERSADA.

Sapriya., Sadjaruddin, N., dan Susilawati. (2008). Konsep Dasar IPS. Bandung. Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan.

Suherman, E., dan Sukjaya, Y. (1990). Petunjuk Praktis untuk Melaksanakan

Evaluasi Pendidikan Matematika. Bandung: Wijayakusumah.

Trianton, T. (2013). FILM Sebagai Media Belajar. Yogyakarta. GRAHA ILMU.

Vivian, J. (2008). Teori Komunikasi Massa. Jakarta. Prenada Media Group.

Wiriaatmadja, R. (2012). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung. PT REMAJA ROSDAKARYA.


(6)

Septian Arista Maulana, 2014

Pemanfaatan Tayangan Film untuk Meningkatkan Kemampuan Berfikir Analisis Siswa dalam Pembelajran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Yamin, M. (2012). Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta. REFERENSI (GP Press Group).

SKRIPSI :

Darojah, R. (2011). Peningkatan Kemampuan Berbicara Melaporkan Dengan Media

Film Animasi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 12 Yogyakarta. Skripsi FBS

UNY Yogyakarta. Tidak diterbitkan.

Liana, A. (2013). Penggunaan Media Audio Visual Film untuk Meningkatkan

Ketermpilan Menyimak dan Berbicara Siswa Kelas V SD Negeri Inpres Cikahuripan Kabupaten Bandung Barat. Skripsi FIP UPI Bandung. Tidak

diterbitkan.

Marwati, I. (2011). Pengaruh Pemanfaatan Program Metro Files dalam

Pembelajaran Sejarah terhadap Hasil Belajar Siswa (Studi Quasi Eksperimen pada kelas XI IPS SMA Negeri 1 Pangalengan). Tesis FPIPS UPI BANDUNG.

Tidak diterbitkan.

INTERNET :

Herdian. (2010). Kemampuan Berpikir Analitis. [Online]. Tersedia : http://herdy07.wordpress.com/2010/05/27/kemampuan-berpikir-analitis/. [27 Mei 2010].

Lutfiyah. (2012). Media Film Sebagai Media Pembelajaran. [Online]. Tersedia : http://elly-lutfiyah.blogspot.com/2012/06/media-film-sebagai-media

pembelajaran.html. [05 Juni 2012].

Lestari, C. (2013). Pengertian Analisis. [Online]. Tersedia : http://pengertianbahasa.blogspot.com/2013/02/pengertian-analisis.html. [13 Februari 2013].

Michael, J. (2014). Makalah Teori Peluru. [Online]. Tersedia : http://jamidin92.blogspot.com/. [01 Mei 2014].