PEMBELAJARAN GUZHENG DI SEKOLAH DASAR KRISTEN BINA BAKTI 2 PROGRAM MATIUS BANDUNG.

(1)

PEMBELAJARAN GUZHENG DI SEKOLAH DASAR KRISTEN BINA BAKTI 2 PROGRAM MATIUS BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Seni Musik

Oleh

ERMA PURWA RAHAYU 0907443

JURUSAN PENDIDIKAN SENI MUSIK FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

PEMBELAJARAN GUZHENG DI

SEKOLAH DASAR KRISTEN BINA

BAKTI 2 PROGRAM MATIUS

BANDUNG

Oleh

Erma Purwa Rahayu

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

© Erma Purwa Rahayu 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Maret 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

PEMBELAJARAN GUZHENG DI SEKOLAH DASAR KRISTEN BINA BAKTI 2 PROGRAM MATIUS BANDUNG

ERMA PURWA RAHAYU 0907443

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH: Pembimbing I

H. Nanang Supriatna, S.Sen.,M.Pd NIP. 196106011986011001

Pembimbing II

Sandie Gunara, M.Pd NIP. 198105042005021001

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Seni Musik

Dr. phil. Yudi Sukmayadi, M.Pd NIP. 197303262000031003


(4)

Erma Purwa Rahayu, 2014

Pembelajaran Guzheng Di Sekolah Dasar Kristen Bina Bakti 2 Program Matius Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan hasil peneltian mengenai pembelajaran guzheng di Sekolah Dasar Kristen Bina Bakti 2 Program

“Matius Bandung. Responden yang terlibat dalam penelitian ini, terdiri dari

seorag guru, siswa, seorang koordinator musik di SDK Bina Bakti dan seorang pemain musik guzheng. Permasalahan yang dikaji meliputi tahapan pembelajaran, materi pembelajaran dan metode pembelajaran guzheng. Metode yang digunakan untuk mengkaji permasalahan tersebut adalah metode deskripif dengan pendekatan kualitatif. Metode ini menjadi alat untuk mengkaji permasalahan dalam pembelajaran guzheng secara alami dan tanpa rekayasa. Berdasarkan temuan di lapangan, dihasilkan data yaitu tahapan pembelajaran yang terdiri dari 5 tahap yaitu tahap pertama pengenalan guzheng, tahap kedua pemasangan kuku dan posisi duduk, tahap ketiga pengenalan notasi, tahap keempat teknik memainkan guzheng dan tahap kelima aplikasi melalui lagu. Tahapan pembelajaran tersebut mutlak dilaksanakan secara bertahap. Selanjutnya materi yang diajarkan adalah sejarah, organologi, pemasangan kuku, posisi duduk, pengenalan notasi, teknik memainkan guzheng dan aplikasi melalui lagu. Metose yang digunakan adalah metode ceramah, demonstrasi, imitasi, latihan dan tanya jawab.


(5)

Erma Purwa Rahayu, 2014

Pembelajaran Guzheng Di Sekolah Dasar Kristen Bina Bakti 2 Program Matius Bandung


(6)

Erma Purwa Rahayu, 2014

Pembelajaran Guzheng Di Sekolah Dasar Kristen Bina Bakti 2 Program Matius Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

Sekolah dasar merupakan tempat dimana siswa dibentuk untuk memiliki kepribadian, dan diarahkan kedalam dunia pendidikan untuk melanjutkan ke jenjang sekolah menengah pertama.

Salah satu penunjang untuk membentuk kepribadian anak dan mengembangkan kreatifitasnya adalah pendidikan musik. Pembelajaran musik bagi anak usia sekolah dasar penting dilakukan, karena mampu memberikan suasana belajar yang menyenangkan, membentuk kepribadian dan kreatifitas anak yang lebih baik. Sebagaimana diungkapkan oleh Addie M.S (2003) yang dikutif oleh Musbikin (2009:98) bahwa ”...ternyata musik bukan semata-mata untuk

kesenangan kita saja, melainkan juga berguna untuk perkembangan anak”.

UU SISDIKNAS Nomor 20 Tahun 2003 Bab III Pasal 45 tentang sarana prasarana pendidikan, menyatakan bahwa ”Setiap satuan pendidikan formal maupun non formal menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan secara fisik, kecerdasan intelektual sosial, emosional dan kejiwaan peserta didik”. Artinya, sarana dan prasarana maupun fasilitas juga sangat berpengaruh dalam proses pembelajaran. Tersedianya sarana dan prasarana ini antara lain berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Sekolah yang mencoba untuk mengembangkan kreatifitas, dengan memfasilitasi pembelajaran musik secara bertahap dan berkesinambungan adalah Sekolah Dasar Bina Bakti 2 Program Mandiri, Aktif, Taat, Inovatif, Ulet dan Sopan (MATIUS) Bandung. Sekolah ini mengembangkan berbagai aspek yang ada di sekolah, baik kurikulum maupun fasilitas yang memadai, seperti: ruang praktek belajar instrumen yang dilengkapi dengan alat-alat musiknya, ruang orkestra, Big band, ruang multimedia, serta ruangan lain yang mendorong siswa untuk berlatih terutama dibidang musik.


(7)

Erma Purwa Rahayu, 2014

Pembelajaran Guzheng Di Sekolah Dasar Kristen Bina Bakti 2 Program Matius Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sekolah Bina Bakti mempunyai program pendidikan musik untuk siswa-siswanya dari mulai SD, SMP sampai SMA. Semuanya terprogram dengan baik, berkesinambungan dan terarah. Pembelajaran musik di SDK Bina Bakti

Program”Matius” Bandung dilakukan berdasarkan spesialisasi alat, pengajarnya disesuaikan dengan jenis alat musik yang dibuka dan ditawarkan. Dengan sistem pengelompokan spesialisasi alat yang ditangani langsung oleh satu guru, anak menjadi lebih fokus untuk belajar satu instrumen yang dipilih dan berdampak pada hasil yang memuaskan. Salah satu alat musik yang dipelajari oleh siswa SDK Bina Bakti 2, yaitu alat musik guzheng.

Guzheng atau disebut kecapi Cina, merupakan alat musik tradisional Cina

yang dimainkan dengan cara di petik. Bentuknya persegi panjang, cembung dan memiliki ruang. Guzheng biasanya dimainkan oleh orang dewasa dan profesional dalam acara hari-hari besar bangsa Cina, seperti peringatan tahun baru Imlek, hiburan pada acara pertemuan, dan perayaan-perayaan lainnya. Tetapi pada saat ini Guzheng ditampilkan dan dipelajari secara akademis di SDK Bina Bakti 2

Program “Matius” Bandung. Pembelajaran Guzheng mulai di buka untuk anak-anak kelas 5 SD sampai jenjang SMA, didukung dengan adanya pengajar guzheng yang profesional.

Sekolah Dasar Kristen Bina Bakti 2 Program ”Matius” Bandung, merupakan

satu-satunya sekolah dasar di Bandung yang memasukkan alat musik guzheng kedalam pembelajaran seni musik, sebagai kegiatan intrakurikuler. Pembelajaran

guzheng di SDK Bina Bakti 2 Program ”Matius” Bandung merupakan suatu hal

yang istimewa. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain bahwa berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan peneliti sebelum observasi, lulusan siswa yang mengikuti pembelajaran guzheng di sekolah ini termasuk kategori cukup baik. Meskipun mereka di usia sekolah dasar, tetapi sudah mampu memainkan karya-karya dan lagu sederhana, padahal guzheng termasuk alat musik yang cukup sulit dipelajari, apalagi oleh anak usia sekolah dasar. Hal ini dikarenakan sulitnya menguasai alat musik guzheng dalam jangka waktu yang


(8)

Erma Purwa Rahayu, 2014

Pembelajaran Guzheng Di Sekolah Dasar Kristen Bina Bakti 2 Program Matius Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

relatif singkat. Dalam mempelajari alat musik guzheng, setidaknya memerlukan rentang waktu yang cukup lama, agar siswa dapat menguasainya. Beberapa siswa yang mengikuti pembelajaran guzheng salah satunya diaplikasikan pada beberapa pertunjukan, baik konser ataupun menjadi pengisi acara. Keistimewaan lainnya, yaitu Guzheng belum terlalu popular dimasyarakat umum, bentuk penyajiannya berbeda dan masih terbilang baru. Oleh karena itu, pembelajaran guzheng langka dijumpai dan digunakan dalam program pembelajaran di Sekolah Dasar pada umumnya, bahkan dipelajari dalam kegiatan intrakulikuler seperti di SDK Bina

Bakti2 Program “Matius” Bandung.

Berdasarkan uraian di atas, khususnya mengenai keberhasilan proses pembelajaran guzheng di SDK Bina Bakti 2 Program ”Matius” Bandung, peneliti sangat tertarik untuk mengetahui lebih jauh tentang berbagai upaya yang dilakukan guru dan pihak sekolah dalam melaksanakan pembelajarannya. Ketertarikan peneliti ini akan diwujudkan dalam bentuk kegiatan penelitian dengan mengambil judul Pembelajaran Guzheng di Sekolah Dasar Kristen

Bina Bakti 2 Program “Matius” Bandung.

B. IDENTIKASI DAN PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian yang disampaikan pada latar belakang masalah diatas, terdapat sejumlah masalah yang ingin dipaecahkan melalui kegiatan penelitian ini. Masalah-masalah yang ingin dipecahkan tersebut, dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut.

1. Bagaimana tahapan pembelajaran Guzheng di SDK Bina Bakti 2 Program

”Matius” Bandung?

2. Materi ajar seperti apa yang digunakan dalam pembelajaran Guzheng di SDK

Bina Bakti 2 Program ”matius” Bandung?

3. Bagaimana metode yang digunakan dalam pembelajaran Guzheng di SDK


(9)

Erma Purwa Rahayu, 2014

Pembelajaran Guzheng Di Sekolah Dasar Kristen Bina Bakti 2 Program Matius Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. TUJUAN PENELITIAN

Penelitian mengenai ”Pembelajaran Guzheng di Sekolah Dasar Kristen 2 Bina Bakti Program ”Matius” Bandung” ini, memiliki beberapa tujuan yang ingin

dicapai, yaitu:

Tujuan umum :

Untuk mengetahui, dan mendeskripsikan tentang proses pembelajaran Guzheng di SDK Bina Bakti 2 program “Matius” Bandung.

Tujuan khusus :

1. Untuk mendeskripsikan tahapan pembelajaran Guzheng di SDK Bina Bakti 2

Program ”Matius” Bandung?

2. Untuk mengetahui materi ajar yang disampaikan dalam pembelajaran

Guzheng di SDK Bina Bakti 2 Program ”Matius” Bandung

3. Untuk mendeskripsikan tentang metode yang digunakan dalam pembelajaran

Guzheng di SDK Bina Bakti 2 Program ”Matius’ Bandung?

D. MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang terkait, adapun manfaatnya dapat dilihat dari beberapa aspek berikut, yaitu:

1. Manfaat dari segi teori, memberikan kontribusi seputar pengembangan metode dan materi yang diberikan dalam mengasah dan meningkatkan perkembangan sosial dan komunikasi, bahkan mungkin menyalurkan bakat anak sehingga musikalitas anak dapat berkembang dalam melaksanakan pembelajaran Guzheng untuk guru dansiswa pada tingkat sekolah dasar. 2. Manfaat dari segi kebijakan, memberikan arahan kebijakan untuk

pengembangan pendidikan bagi anak SD dalam pembelajaran music yang baik dan efektif untuk diterapkan dan diajarkan, berkaitan dengan materi dan metode yang digunakan dalam pembelajaran Guzheng di Sekolah Dasar.


(10)

Erma Purwa Rahayu, 2014

Pembelajaran Guzheng Di Sekolah Dasar Kristen Bina Bakti 2 Program Matius Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Manfaat dari segi praktik

a. Mendapatkan dekripsi, gambaran dan refrensi tentang perbandingan proses pembelajaran alat musik petik tradisional cina dengan alat musik petik Sunda; b. Dapat dijadikan model pembelajaran sebagai refrensi bagi peneliti sebagai

pendidik; dan

c. Memberikan pengalaman nyata dari proses penelitian, menambah ilmu dan wawasan bagi peneliti mengenai proses pembelajaran Guzheng di SD dan menambah pengalaman bagi peneliti dalam mengolah suatu penelitian mulai dari awal sampai pada kesimpulan yang diperoleh dari penelitian.

4. Manfaat dari segi isu serta aksi social, memberikan informasi kepada semua pihak mengenai pembelajaran Guzheng pada anak SD, sehingga dapat menjadi bahan masukan untuk lembaga-lembaga formal maupun non formal mengenalkan dan mempelajari music tradisional.

E. STRUKTUR ORGANISASI SRKIPSI

BAB I PENDAHULUAN; bagian yang berisi uraian tentang pendahuluan

atau bagian awal dari skripsi, yang didalamnya berisi sub bab, seperti berikut:

1. Latar Belakang; sub bab yang memaparkan mengenai penjelasan alas an

peneliti tertarik mengangkat mengenai pembelajaran guzheng di Sekolah Dasar Bina Bakti 2 program “matius” Bandung.

2. Identifikasi dan Perumusan Masalah; sub bab yang berisi rumusan

masalah beserta identifikasi atau pemaparan mengenai variabel-variable penelitian yang memfokuskan mengenai bagaimana pembelajaran guzheng di Sekolah Dasar Bina Bakti 2 program “matius” Bandung.

3. Tujuan Penelitian; sub bab yang mengungkapkan hasil-hasil apa yang ingin

dicapai setelah penelitian mengenai pembelajaran guzheng di Sekolah Dasar Bina Bakti 2 program “matius” Bandung selesai dilakukan.

4. Manfaat Penelitian; sub bab yang berisi pemaparan manfaat penelitian

mengenai pembelajaran guzheng di Sekolah Dasar Bina Bakti 2 program


(11)

Erma Purwa Rahayu, 2014

Pembelajaran Guzheng Di Sekolah Dasar Kristen Bina Bakti 2 Program Matius Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dari segi kebijakan, manfaat dari segi praktik bagi peneliti dan manfaat dari segi aksi sosial.

5. Struktur Organisasi Skripsi; sub bab yang berisi rincian tentang urutan

penelitian dari setiap bab dan bagian bab dalam skripsi, mulai dari Bab I hingga Bab terakhir.

BAB II KAJIAN PUSTAKA; bagian yang berfungsi sebagai landasan

teoritik dari masalah yang sedang dikaji yaitu mengenai pembelajaran guzheng dan kedudukan masalah tersebut dalam bidang ilmu yang diteliti. Dalam penelitian ini, peneliti memaparkan konsep-konsep atau teori-teori mengenai sejarah, organology dan pembelajaran guzheng.

BAB III METODE PENELITIAN; berisi penjabaran yang rinci mengenai

metode penelitian, yang terdiri dari komponen- komponen berikut:

1. Lokasi dan Subjek Penelitian; sub bab yang berisikan pemilihan lokasi serta

penggunaan sample dalam penelitian ini.

2. Desain Penelitian; sub bab yang berisi pemaparan mengenai prosedur

penelitian yang dilakukan, yaitu mengenai tahapan-tahapan yang dilakukan dalam penelitian.

3. Metode Penelitian; sub bab yang berisikan penjabaran mengenai metode

yang dilakukan dalam penelitan mengenai pembelajaran guzheng di Sekolah Dasar Kristen Bina Bakti 2 program “matius” Bandung.

4. Definisi Operasional; sub bab yang memaparkan mengenai rumusan

variable-variabel di lapangan dari focus penelitian, yaitu mengenai pembelajaran guzheng.

5. Instrumen Penelitian; sub bab yang memaparkan mengenai instrument atau

perangkat penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian pembelajaran guzheng di Sekolah Dasar Kristen Bina Bakti 2


(12)

Erma Purwa Rahayu, 2014

Pembelajaran Guzheng Di Sekolah Dasar Kristen Bina Bakti 2 Program Matius Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6. Teknik Pengumpulan Data; memaparkan mengenai teknik pengumpulan

data yang digunakan dalam penelitian ini, seperti wawancara, observasi, dan dokumentasi.

7. Analisis Data; sub bab yang berisi paparan tahapan- tahapan analisi data dari

data yang telah didapat dilapangan untuk menarik kesimpulan hasil penelitian.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN; terdiri dari

pengolahan data hasil penelitian di lapangan dan analisis dari deskripsi hasil penelitian dilapangan. Pembahasan hasil penelitian pun dianalisis kaitannya dengan teori yang digunakan dalam Bab Kajian Pustaka. Bab 4 berisi tentang jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan penelitian, sehingga bab ini membahas tentang (lihat pertanyaan penelitian).

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI; bagian yang menyajikan

hasil kesimpulan dan pemaknaan peneliti terhadap hasil temuan penelitian.Pada bagian ini pun menyajikan saran atau rekomendasi yang ditulis setelah hasil penelitian, yang ditujukan kepada semua pihak, atau pun peneliti berikutnya yang berminat untuk melakukan penelitian selanjutnya.


(13)

[Type text]

Erma Purwa Rahayu, 2014

Pembelajaran Guzheng Di Sekolah Dasar Kristen Bina Bakti 2 Program Matius Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. LOKASI DAN SUBJEK PENELITIAN

Lokasi tempat dilakukan penelitian yaitu Sekolah Dasar Kristen Bina Bakti 2 Program “Matius” Bandung yang terletak di Jalan Bima no. 9 (Industri dalam no. 12) Bandung. Sekolah Dasar Bina Bakti 2 Program “Matius” merupakan satu -satunya sekolah dasar yang mempelajari alat musik tradisional Cina (Guzheng) dan menjadikan alat musik Guzheng sebagai mata pelajaran intrakurikuler, maka dari itu peneliti memilih SDK Bina Bakti 2 Program “Matius” Bandung sebagai lokasi penelitian.

Subjek dalam penelitian ini yaitu anak-anak kelas lima SD dan 1 orang guru yang dapat dijadikan sumber data akurat dan aktual dalam penelitian. Berdasarkan apa yang menjadi permasalahan dalam penelitian bahwa pembelajaran alat musik

Guzheng dijadikan mata pelajaran formal bagi siswa kelas 5 dan 6 di SD Bina

Bakti. Untuk itu, peneliti memilih siswa SD tersebut sebagai subjek penelitian dengan jumlah 3 orang siswa dalam satu kelas.

B. DESAIN PENELITIAN

Desain penelitian menunjukan adanya format penulisan yang disusun secara sistematis dan operasional meliputi langkah-langkah atau tahapan-tahapan yang dijalani oleh peneliti. Dalam melakukan penelitian ini, peneliti membuat suatu desain penelitian yang tersusun berdasarkan prosedur yang dilaksanakan di lapangan, dengan langkah-langkah sebagai berikut:


(14)

Erma Purwa Rahayu, 2014

Pembelajaran Guzheng Di Sekolah Dasar Kristen Bina Bakti 2 Program Matius Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Bagan 3.1

Model Desain Penelitian

(Diadaptasi dari Suharsimi Arikunto 2006)

1. Observasi Awal

Tahap persiapan atau observasi awal, pada tanggal 26 Juli 2013 peneliti melaksanakan observasi awal ke lokasi penelitiandengan tujuan untuk mengetahui gambaran lokasi penelitian, mengetahui sejarah singkat SDK Bina Bakti 2

Program “Matius” Bandung, dan mengetahui sekilas tentang pembelajaran Guzheng di lokasi tersebut. Kemudian peneliti mulai menyusun rancangan

MERUMUSKAN ASUMSI

PELAKSANAAN PENEITIAN

ANALISIS DATA

PENYUSUNAN LAPORAN PENELITIAN MERUMUSKAN MASALAH


(15)

Erma Purwa Rahayu, 2014

Pembelajaran Guzheng Di Sekolah Dasar Kristen Bina Bakti 2 Program Matius Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penelitian yang dibuat sebelum melakukan penelitian selanjutnya.Orientasi ini merupakan tahap persiapan pengumpulan data dengan menempuh langkah-langkah berikut:

a. Melakukan pendekatan, yaitu mengadakan konsultasi kepada Ibu Fanny sebagai pengajar guzheng di SDK Bina Bakti 2 Program “Matius”

Bandung”untuk mendapatkan kesediaan dilakukannya penelitian; b. Menentukan waktu pelaksanaan penelitian; dan

c. Membina hubungan baik dengan responden sebelum pelaksanaan penelitian berlangsung.

2. Merumuskan Masalah

Setelah kegiatan observasi, peneliti mulai melakukan perumusan masalah mengenai topik penelitian agar penelitian tidak terlalu luas dan dapat terpusat atau fokus pada permasalahan yang akan diteliti. Dalam kegiatan ini peneliti membuat dan menyusun instrumen penelitian untuk mempermudah pada kegiatan pelaksanaan penelitian berlangsung, yaitu dengan mempersiapkan pedoman observasi, observasi dan pendokumentasian yang diperlukan mengenai pembelajaran guzheng di SDK Bina Bakti 2 program “matius” Bandung.

3. Merumuskan Asumsi

Setelah merumuskan masalah kemudian menemukan masalah yang terdapat pada subjek penelitian, kemudian membuat asumsi atau anggapan sementara disesuaikan dengan hasil penelitian.

4. Pelaksanaan Penelitian

Setelah melakukan persiapan, peneliti melaksanakan penelitian sesuai dengan acuan pada perencanaan. Peneliti mengumpulkan data-data yang dilaksanakan dan diperoleh secara langsung di lapangan atau ditempat penelitian dengan melakukan observasi, wawancara mendokumentasikan terkait dengan permasalahan yang ditelitiyaitu apa motivasi diadakannya pembelajaran guzheng, materi seperti apa yang dipelajari dan bagaimana cara penyampaian materi guzheng di SDK Bina


(16)

Erma Purwa Rahayu, 2014

Pembelajaran Guzheng Di Sekolah Dasar Kristen Bina Bakti 2 Program Matius Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bakti 2 program ”matius” Bandung. Kemudian peneliti mengolah, menganalisis dan memilih data, disesuaikan dengan rumusan masalah dalam penelitian tersebut untuk dijadikan laporan pada akhir penelitian.

5. Analisis Data

Analisis data dilakukan selama kegiatan penelitian berlangsung dengan menggunakan tahapan reduksi data, penyajian data atau display data, kemudian melakukan analisis data sebelum akhrinya mengambil kesimpulan dan verifikasi data.

6. Penyusunan laporan Penelitian

Setelah proses penelitian selesai dilaksanakan, peneliti membuat laporan penelitian berupa hasil penelitian yang sebenarnya, yang diperoleh dari lapangan seperti catatan-catatan, hasil wawancara, dokumentasi dan rekaman yang kemudian digambarkan atau dideskripsikan secara sistematis ke dalam tulisan sesuai dengan data yang diperoleh dari hasil penelitian.Gambaran umum mengenai penyusunan hasil penelitian, peneliti melaporkan dengan sistematika penulisan sesuai dengan pedoman penulisan karya ilmiah yang berlaku.

C. METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam proses penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode ini dianggap tepat untuk menggambarkan dan menginterpretasikan secara sistematis fakta dan karakteristik masalah yang diteliti.

Metode kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam dan yang mengandung makna dan pasti atau data yang sebenarnya terjadi sebagaimana adanya. Penelitian ini dilakukan dengan situasinyang bertumpu pada apa yang nyata dan sesuai dengan fakta yang dialami oleh subjek penelitian. Artinya peneliti menggambarkan fenomena-fenomena kegiatan pendidikan dan pembelajaran apa adanya, secara natural dan tanpa manipulasi. Peneliti


(17)

Erma Purwa Rahayu, 2014

Pembelajaran Guzheng Di Sekolah Dasar Kristen Bina Bakti 2 Program Matius Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menggunakan metode ini bertujuan untuk mendeskripsikan dengan jelas tentang tahapan pembelajaran, materi pembelajaran dan metode pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran Guzheng di Sekolah Dasar Kristen Bina Bakti 2 program “matius” bandung.

Dengan menggunakan metode deskriptif, peneliti mengumpulkan data-data dari proses pembelajaran guzheng di SDK Bina Bakti 2 program “matius” Bandung, lebih jauh penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran guzheng yang dilakukan, keterkaitannya dengan tahapan pembelajaran guzheng, materi yang diajarkan, dan metode yang digunakan. Dengan menggunakan metode ini, data-data yang telah terkumpul tersebut kemudian diolah dan dianalisis. Proses analisis data-data ini diperkuat oleh studi literature dan hasil wawancara dengan guru yang menguasai tentang pembelajaran guzheng. Kemudian dinterpretasikan dan dideskripsikan dengan jelas dalam bentuk tulisan oleh peneliti.

Gejala sosial dan permasalahan yang ditemukan oleh peneliti dari subjek penelitian dapat dikaji dengan pendekatan kualitatif, karena subjek penelitian berupa pembelajaran adalah sebuah proses dari kegiatan yang tidak bisa diukur dengan angka-angka, namun dengan pendalaman obsevasi. Hal inilah yang menjadi alasan utama mengapa peneliti menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif di dalam penelitian ini.

D. DEFINISI OPERASIONAL

Adapun istilah-istilah yang terkandung dalam penelitian ini yaitu: 1. Pembelajaran

Terdapat beberapa definisi tentang pembelajaran, namun peneliti mengacu definisi pembelajaran yangterdapat pada UU Nomor 20 tahun 2003 tentang

Sisdiknas bahwa “Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”.


(18)

Erma Purwa Rahayu, 2014

Pembelajaran Guzheng Di Sekolah Dasar Kristen Bina Bakti 2 Program Matius Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Guzheng

Guzheng atau alat musik tradisional Cina adalah instrument yang dimainkan

dengan cara dipetik yang mempunyai bentuk persegi panjang yang cembung, memiliki ruang dan terbuat dari kayu sebagai kotak suara, diatasnya terbentang 21 senar, mempunyai 5 nada yaitu do (1), re (2), mi (3), sol (5), la (6).

E. INSTRUMEN PENELITIAN

Penelitian akan lebih lengkap dan sistematis bila komponen yang lainnya juga dapat mendukung dalam proses penelitian, termasuk instrumen yang digunakan peneliti pada saat penelitian.Karena penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, maka instrument utama yang digunakan untuk pengambilan data di lapangan adalah peneliti sendiri.Dalam penelitian kualitatif, peneliti sebagai

human instrumen, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan

sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis

data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya”. Dapat

diartikan bahwa peneliti terjun ke lapangan untuk memasuki objek penelitian baik secara akademik maupun logistiknya. Untuk menunjang masalah yang diteliti, digunakan instrumen penelitian dengan berpedoman pada:

1. Pedoman Observasi

Pedoman observasi di sini adalah dengan melihat, mengamati dan menganalisis data-data penelitian yang dijadikan sumber bagi peneliti padapembelajaran guzheng untuk penyusunan karya ilmiah ini.

2. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara pada instrumen penelitian ini merupakan pedoman pertanyaan-pertanyaan yang ditujukan kepada narasumber. Hal ini dimaksudkan untuk mendapat informasi mengenai masalah yang berhubungan dengan guzheng dan pembelajarannya, terutama dalam aspek yang diteliti yaitu terkait tahapan, materi ajar dan metode dalam pembelajaran guzheng di SDK Bina Bakti 2


(19)

Erma Purwa Rahayu, 2014

Pembelajaran Guzheng Di Sekolah Dasar Kristen Bina Bakti 2 Program Matius Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Program “matius” Bandung.Adapun pedoman wawancara yang dibuat oleh

peneliti (terlampir).

3. Pedoman Dokumentasi

Untuk mendapatkan data-data yang bersangkutan dengan kegiatan penelitian ini dibutuhkan alat bantu seperti kamera foto, perekam video, serta alat tulis yang dapat dipergunakan untuk menghasilkan suatu dokumen serta dokumentasi secara nyata.

F. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data yang berkaitan dengan pembelajaran guzheng di SDK Bina Bakti 2 program “matius” Bandung. Proses pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini terdiri dari beberapa tahap yaitu:

a. Observasi

Dalam penelitian kualitatif, salah satu teknik yang digunakan untuk memperoleh data dan informasi dari responden adalah observasi. Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi non partisipan (pasif). Artinya, di dalam penelitian ini, peneliti tidak terlibat langsung di dalam kegiatan pembelajaran, melainkan hanya mengamati proses pembelajaran yang berlangsung di lokasi penelitian.

Observasi dilakukan peneliti adalah dengan cara mengamati langsung proses pembelajaran Guzheng di Sekolah Dasar Bina Bakti 2 Program “matius” Bandung. Observasi dilakukan dari tanggal 2, 23, 30 Agustus 2013, 6, 13, 27 September 2013, 4, 11, dan 18 Oktober 2013 di Sekolah Dasar Bina Bakti 2


(20)

Erma Purwa Rahayu, 2014

Pembelajaran Guzheng Di Sekolah Dasar Kristen Bina Bakti 2 Program Matius Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tentang proses pembelajaran siswa kelas lima mengenai tahapan, materi dan metode dalam pembelajaran Guzheng.

Pada tanggal 13 September 2013 di SDK Bina Bakti 2 Program “matius”

Bandung lantai 2, mengobservasi tentang sejarah adanya program “matius”

sekaligus adanya proram pendidikan seni musik dan adanya pembelajaran

guzhengdi Sekolah Dasar Bina Bakti 2 Program “matius” Bandung.

b. Wawancara

Wawancara adalah proses komunikasi secara langsung dengan informan. Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan dan pencatatan data, informasi dan atau pendapat yang dilakukan melalui percakapan dan tanya jawab, baik langsung maupun tidak langsung dengan sumber data.

Dengan menggunakan teknik ini, peneliti telah menyiapkan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan pembelajaran guzheng di SDK Bina Bakti yang telah disusun untuk kemudian di rumuskan dalam pedoman wawancara. Dalam proses pengumpulan data, peneliti melakukan wawancara pertama kali dengan gurunya, dalam hal ini wawancara dilakukan untuk mendapatkan data dengan cepat dan efektif. Peneliti melakukan wawancara dengan bertemu langsung, lalu hasil wawancara didokumentasikan dengan video Recording yang terdapat pada sebuahperangkat telepon genggam. Data yang masih diragukan perlu ditanyakan kembali kepada sumber data agar memperoleh kepastian dan ketuntasan.


(21)

Erma Purwa Rahayu, 2014

Pembelajaran Guzheng Di Sekolah Dasar Kristen Bina Bakti 2 Program Matius Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.1

Wawancara dengan ibu Fanny (Guru guzheng) (dokumentasi Erma Purwa Rahayu)

Peneliti mewawancarai sumber data sejumlah informan yang memiliki keterlibatan langsung dalam pembelajaran Guzheng di Sekolah Dasar Bina Bakti yaitu ibu Fanny Rusli, S.T., M.Pd, selaku guru Guzheng di sekolah tersebut. Wawancara awal dilakukan pada tanggal 2, 23, 30 Agustus 2013, 6, 13, 27 September 2013, 4, 11, dan 18 Oktober 2013 di Sekolah Dasar Bina Bakti 2

Program “matius” Bandung lantai 1 ruang 104 (kelas guzheng), mengobservasi

tentang proses pembelajaran siswa kelas lima mengenai tahapan, materi dan metode dalam pembelajaran Guzheng.

Pada tanggal 13 September 2013 di SDK Bina Bakti 2 Program “matius” Bandung lantai 2, mewawancarai bapak Stephanus Iskandar Jonatan tentang adanya pembelajaran guzhengdi Sekolah Dasar Bina Bakti 2 Program “matius” Bandung.


(22)

Erma Purwa Rahayu, 2014

Pembelajaran Guzheng Di Sekolah Dasar Kristen Bina Bakti 2 Program Matius Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu c. Studi Dokumentasi

Teknik dokumentasi digunakan peneliti untuk mencari sumber informasi dan dapat digunakan untuk mempelajari data-data yang terkumpul dan segala hal yang berhubungan dengan penelitian berupa foto, rekaman audio visual danvideo

Recording yang terdapat pada sebuah perangkat telepon genggam. Dokumentasi

tersebut merupakan media informasi sebagai data faktual yang penting dalam pengkajian serta sangat bermanfaat dalam melengkapi data yang diperlukan dalam penelitian. Pendokumentasian dilaksanakan pada setiap peneliti melakukan

observasi dan wawancara di SDK Bina Bakti 2 Program “Matius” Bandung.

d. Studi Literatur

Studi literatur dilakukan peneliti untuk mendukung atau memperkuat konsep-konsep yang dapat dijadikan sebagai landasan pemikiran dalam penelitian yang berhubungan dengan masalah yang ada dilapangan. Adapun berbagai sumber yang peneliti ambil, diantaranya dari buku-buku, karya ilmiah dan tulisan-tulisan dari internet yang berhubungan dengan penelitian.

G. ANALISIS DATA

Data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan.Analisis data merupakan kegiatan penting sejak penelitian dimulai hingga penelitian berakhir.Analisis data dilakukan dengan kegiatan mengatur, mengurutkan, memberi kode atau tanda, dan mengkategorikan data-data sesuai kelompoknya. Setelah semua data terkumpul secara detail, baik dalam bentuk catatan, rekaman atau bentuk lainnya, kemudian menganalisis data dengan langkah-langkah berikut:

a. Mengumpulkan data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, studi literatur dan dokumentasi. Serta mengadakan pemilihan data yang benar-benar representatif, relevan dengan tujuan penelitian.


(23)

Erma Purwa Rahayu, 2014

Pembelajaran Guzheng Di Sekolah Dasar Kristen Bina Bakti 2 Program Matius Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Menganalisis data dengan menyesuaikan dan membandingkan antara data hasil lapangan dengan literatur atau sumber lain serta dokumen yang menunjang sehingga menghasilkan beberapa kesimpulan kemudian di pilah-pilah untuk disesuaikan dengan topik kajian utama yang diteliti dan menghasilkan kesimpulan dari permasalahan yang diteliti.

c. Memaparkan laporan/ penyusunan laporan kegiatan yang merupakan kegiatan akhir dari penelitian.

Berdasarkan uraian tersebut, maka dalam proses analisis data pada penelitian ini, peneliti mengadaptasi konsep dari model Miles and Huberman (1984) dalam Sugiyono (2011; 337-345), yaitu data yang dikumpulkan akan dianalisa melalui tiga tahap, yaitu:

1. Reduksi Data

Reduksi data, yaitu melakukan penyusunan data yang diperoleh kemudian ditentukan data yang sesuai dengan penelitian dengan pengklasifikasian yang ada.Reduksi data yang dimaksud dalam penelitian ini adalah untuk membantu dalam penyederhanaan, pengabstrakan, transformasi data kasar yang telah diperoleh dilapangan berupa ringkasan, catatan atau bentuk lainnya yang merupakan hasil observasi, studi literatur, dan dokumentasi.

Reduksi data dikumpulkan sesuai dengan masalah penelitian yaitu Pembelajaran Guzheng di Sekolah Dasar Kristen Bina Bakti 2 Program “Matius” Bandung dan mengelompokannya ke dalam aspek-aspek yang diteliti.

2. Display atau penyajian data

Display data atau penyajian data, berarti menyajikan data yang telah direduksi. Dalam penyajian data, data telah disusun sehingga mudah dipahami sesuaiapa yang terjadi pada Pembelajaran Guzheng di Sekolah Dasar Kristen Bina Bakti 2

Program “Matius” Bandung. Selanjutnya peneliti melakukan penelaahan terhadap proses pembelajaran, menyesuaikan dan membandingkan antara data hasil penelitian dilapangan dengan literatur berupa teori atau sumber yang menunjang


(24)

Erma Purwa Rahayu, 2014

Pembelajaran Guzheng Di Sekolah Dasar Kristen Bina Bakti 2 Program Matius Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sehingga memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan yang dilakukan. Display data memudahkan peneliti untuk memahami apa yang terjadi untuk merencanakan kerja selanjutnya.

3. Pengambilan kesimpulan dan verifikasi data

Kegiatan menganalisis data untuk menarik kesimpulan adalah untuk menggambarkan secara pasti mengenai masalah yang diteliti.Setelah menarik kesimpulan kegiatan berikutnya adalah memverifikasi data, yaitu upaya mempelajari dan memahami kembali data-data yang telah terkumpul dengan meminta pertimbangan atau pendapat berbagai pihak yang relevan terhadap penelitian yang sedang diteliti agar mendapatkan validitas yang tinggi.

Proses kegiatan di atas sangat penting dilakukan pada penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif. Data yang disimpulkan dan diverifikasi adalah data mengenai Pembelajaran Guzheng di Sekolah Dasar Kristen Bina Bakti


(25)

Erma Purwa Rahayu, 2014

Pembelajaran Guzheng Di Sekolah Dasar Kristen Bina Bakti 2 Program Matius Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang Pembelajaran Guzheng di Sekolah Dasar Kristen Bina Bakti 2 Program “matius” Bandung, maka dalam bab ini peneliti akan mengutarakan kesimpulan dari hasil penelitian ini.

Motivasi di adakannya pembelajaran guzheng di SDK 2 Bina Bakti Program “Matius” Bandung karena, pada umumnya sekolah bina bakti ini adalah siswa keturunan Tiongkok,dan dilihat dari sejarahnya bahwa sekolah Bina Bakti ini didirikan untuk memfasilitasi orang-orang keturunan china untuk belajar bahasa, budaya dan music tradisi Cina diantaranya guzheng, serta dilandasi pula dengan cita-cita Stephanus Iskandar Jonatan sebagai koordinator Sekolah Musik Bina Bakti yang ingin menerapkan dan mengembangkan music tradisional,Indonesia, Tradisional China, dan music barat kepada siswa-siswanya yang mulai diterapkan dari sejak SD.

Dalam pembelajaran Guzheng di SDK 2 Bina Bakti program “Matius” Bandung, terdapat tahapan-tahapan dalam pembelajaran yang disusun mulai dari materi dan cara penyampaiannya. Agar pembelajaran terarah dan tercapai tujuan pembelajaran.

Materi yang di berikan oleh guru terhadap siswanya yaitu dari mulai cara menggunakan kuku untuk memetik senarnya, posisi duduk yang benar karena untuk anak SD posisi duduk harus di atur agar tidak duduk sembarangan, pengenalan organology, notasi dan symbol-simbol dalam partitur guzheng, serta teknik dasar memetik dan memainkan guzeng dalam bentuk lagu-lagu yang sederhana, seperti edelweiss, dan karya sederhana lainnya,

Adapun metode yang digunakan oleh ibu Fanny sebagai pengajar guzheng dalam pembelajaran guzheng di SDK Bina Bakti 2 Program “Matius” Bandung


(26)

Erma Purwa Rahayu, 2014

Pembelajaran Guzheng Di Sekolah Dasar Kristen Bina Bakti 2 Program Matius Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diantaranya, metode resitasi, metode ceramah, metode demonstrasi, metode imitasi, metode latihan, dam metode tanya jawab. Metode yang digunakan dianggap metode yang paling tepat dan sesuai digunakan dalam pembelajaran

guzheng di SDK Bina Bakti program “Matius” bandung.

Dengan tahapan, materi dan metode yang di gunakan dalam pembelajaran

guzheng, ternyata dapat mencetak bibit-bibit pemain Guzheng profesional dan

berkualitas, menambah kecerdasan terhadap siswanya, serta mengenal alat musik tradisional (Tiongkok). Karena dengan belajar guzheng, anak-anak SDK Bina Bakti 2 lebih dilatih untuk disiplin, konsentrasi dan bekerjasama sehingga dapat dikatakan proses pembelajaran Guzheng di SDK Bina Bakti 2 Program “MATIUS” Bandung berhasil.

B. Saran

Sebagai satu-satunya Sekolah Dasar yang memasukan instrumen guzheng ke dalam pelajaran intrakulikuler, Sekolah Dasar Kristen Bina Bakti 2 Program “Matius” Bandung tentunya memiliki harapan untuk lebih baik ke depannya dengan memiliki kelebihan yang dimiliki yang harus tetap dipertahankan. Berdasarkan hasil penelitian maka penulis menyarankan hal-hal sebagai berikut: 1. Bagi pengajar, terus dapat memberikan motivasi kepada siswa-siswanya.

Dalam pembelajaran, guru harus dapat lebih kreatif lagi dalam penyampaian materi agar siswa tidak merasa bosan ketika pelajaran berlangsung. Selain itu, diharapkan agar pengajar dapat terus mengembangkan ilmu pengetahuannya dalam musik khususnya guzheng, sehingga siswa dapat menambah wawasan lebih luas.

2. Peneliti selanjutnya, mengembangkan penelitian ini untuk meningkatkan mutu pendidikan bagi siswa dalam mempelajari alat music tradisional manca Negara.


(27)

Erma Purwa Rahayu, 2014

Pembelajaran Guzheng Di Sekolah Dasar Kristen Bina Bakti 2 Program Matius Bandung


(28)

Erma Purwa Rahayu, 2014

Pembelajaran Guzheng Di Sekolah Dasar Kristen Bina Bakti 2 Program Matius Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta: PT RINEKA CIPTA Bu Tong-Seng. (2001). Kurikulum Pengajaran Kecapi Cina. Beijing: China

People’s Music Publishing House.

Dirgualam, Oki. (2006). Teknik Slur Dalam Buku Arban’s Complete Conservatory Method For Trumpet, Tidak Di Terbitkan.

Gintings, A. (2008). Esensi Praktis Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Humaniora.

Ling Ling. (1999). China Conservatory of Music. Beijing: China People’s Music Publishing House.

Miles, B.B, A.M. HUBERMAN. (1992). Analisa Data Kualitatif. UI Press Data

Mudjono, Dimyati, M. 1992. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Depdikbud. Musbikin, Imam. (2009). Kehebatan Musik untuk Mengasah Kecerdasan Anak.

Jogjakarta: POWER BOOKS.

Riyanto, Yatim. (2010). Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Kencana.

Sha, Yuan. (2007). Easy Learning of Guzheng Basics. Beijing: Beijing Tian-tian Culture.

Soehardjo, A. J. (2011). Pendidikan Seni. Malang: Bayumedia Publishing.

Sudjana. Nana. (1989). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Sutikno, M. Sobry. (2009). Belajar dan pembelajaran. Bandung: prospect.

Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana

Udin S. Winataputra dkk. 2004. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka


(29)

Erma Purwa Rahayu, 2014

Pembelajaran Guzheng Di Sekolah Dasar Kristen Bina Bakti 2 Program Matius Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003. Sistem pendidikan


(1)

30

Erma Purwa Rahayu, 2014

Pembelajaran Guzheng Di Sekolah Dasar Kristen Bina Bakti 2 Program Matius Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sehingga memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan yang dilakukan. Display data memudahkan peneliti untuk memahami apa yang terjadi untuk merencanakan kerja selanjutnya.

3. Pengambilan kesimpulan dan verifikasi data

Kegiatan menganalisis data untuk menarik kesimpulan adalah untuk menggambarkan secara pasti mengenai masalah yang diteliti.Setelah menarik kesimpulan kegiatan berikutnya adalah memverifikasi data, yaitu upaya mempelajari dan memahami kembali data-data yang telah terkumpul dengan meminta pertimbangan atau pendapat berbagai pihak yang relevan terhadap penelitian yang sedang diteliti agar mendapatkan validitas yang tinggi.

Proses kegiatan di atas sangat penting dilakukan pada penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif. Data yang disimpulkan dan diverifikasi adalah data mengenai Pembelajaran Guzheng di Sekolah Dasar Kristen Bina Bakti


(2)

Erma Purwa Rahayu, 2014

Pembelajaran Guzheng Di Sekolah Dasar Kristen Bina Bakti 2 Program Matius Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang Pembelajaran Guzheng di

Sekolah Dasar Kristen Bina Bakti 2 Program “matius” Bandung, maka dalam bab

ini peneliti akan mengutarakan kesimpulan dari hasil penelitian ini.

Motivasi di adakannya pembelajaran guzheng di SDK 2 Bina Bakti Program

“Matius” Bandung karena, pada umumnya sekolah bina bakti ini adalah siswa keturunan Tiongkok,dan dilihat dari sejarahnya bahwa sekolah Bina Bakti ini didirikan untuk memfasilitasi orang-orang keturunan china untuk belajar bahasa, budaya dan music tradisi Cina diantaranya guzheng, serta dilandasi pula dengan cita-cita Stephanus Iskandar Jonatan sebagai koordinator Sekolah Musik Bina Bakti yang ingin menerapkan dan mengembangkan music tradisional,Indonesia, Tradisional China, dan music barat kepada siswa-siswanya yang mulai diterapkan dari sejak SD.

Dalam pembelajaran Guzheng di SDK 2 Bina Bakti program “Matius” Bandung, terdapat tahapan-tahapan dalam pembelajaran yang disusun mulai dari materi dan cara penyampaiannya. Agar pembelajaran terarah dan tercapai tujuan pembelajaran.

Materi yang di berikan oleh guru terhadap siswanya yaitu dari mulai cara menggunakan kuku untuk memetik senarnya, posisi duduk yang benar karena untuk anak SD posisi duduk harus di atur agar tidak duduk sembarangan, pengenalan organology, notasi dan symbol-simbol dalam partitur guzheng, serta teknik dasar memetik dan memainkan guzeng dalam bentuk lagu-lagu yang sederhana, seperti edelweiss, dan karya sederhana lainnya,

Adapun metode yang digunakan oleh ibu Fanny sebagai pengajar guzheng dalam pembelajaran guzheng di SDK Bina Bakti 2 Program “Matius” Bandung


(3)

99

Erma Purwa Rahayu, 2014

Pembelajaran Guzheng Di Sekolah Dasar Kristen Bina Bakti 2 Program Matius Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diantaranya, metode resitasi, metode ceramah, metode demonstrasi, metode imitasi, metode latihan, dam metode tanya jawab. Metode yang digunakan dianggap metode yang paling tepat dan sesuai digunakan dalam pembelajaran

guzheng di SDK Bina Bakti program “Matius” bandung.

Dengan tahapan, materi dan metode yang di gunakan dalam pembelajaran

guzheng, ternyata dapat mencetak bibit-bibit pemain Guzheng profesional dan

berkualitas, menambah kecerdasan terhadap siswanya, serta mengenal alat musik tradisional (Tiongkok). Karena dengan belajar guzheng, anak-anak SDK Bina Bakti 2 lebih dilatih untuk disiplin, konsentrasi dan bekerjasama sehingga dapat dikatakan proses pembelajaran Guzheng di SDK Bina Bakti 2 Program

“MATIUS” Bandung berhasil.

B. Saran

Sebagai satu-satunya Sekolah Dasar yang memasukan instrumen guzheng ke dalam pelajaran intrakulikuler, Sekolah Dasar Kristen Bina Bakti 2 Program

“Matius” Bandung tentunya memiliki harapan untuk lebih baik ke depannya

dengan memiliki kelebihan yang dimiliki yang harus tetap dipertahankan. Berdasarkan hasil penelitian maka penulis menyarankan hal-hal sebagai berikut: 1. Bagi pengajar, terus dapat memberikan motivasi kepada siswa-siswanya.

Dalam pembelajaran, guru harus dapat lebih kreatif lagi dalam penyampaian materi agar siswa tidak merasa bosan ketika pelajaran berlangsung. Selain itu, diharapkan agar pengajar dapat terus mengembangkan ilmu pengetahuannya dalam musik khususnya guzheng, sehingga siswa dapat menambah wawasan lebih luas.

2. Peneliti selanjutnya, mengembangkan penelitian ini untuk meningkatkan mutu pendidikan bagi siswa dalam mempelajari alat music tradisional manca Negara.


(4)

100

Erma Purwa Rahayu, 2014

Pembelajaran Guzheng Di Sekolah Dasar Kristen Bina Bakti 2 Program Matius Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(5)

Erma Purwa Rahayu, 2014

Pembelajaran Guzheng Di Sekolah Dasar Kristen Bina Bakti 2 Program Matius Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta: PT RINEKA CIPTA Bu Tong-Seng. (2001). Kurikulum Pengajaran Kecapi Cina. Beijing: China

People’s Music Publishing House.

Dirgualam, Oki. (2006). Teknik Slur Dalam Buku Arban’s Complete Conservatory Method For Trumpet, Tidak Di Terbitkan.

Gintings, A. (2008). Esensi Praktis Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Humaniora.

Ling Ling. (1999). China Conservatory of Music. Beijing: China People’s Music Publishing House.

Miles, B.B, A.M. HUBERMAN. (1992). Analisa Data Kualitatif. UI Press Data

Mudjono, Dimyati, M. 1992. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Depdikbud. Musbikin, Imam. (2009). Kehebatan Musik untuk Mengasah Kecerdasan Anak.

Jogjakarta: POWER BOOKS.

Riyanto, Yatim. (2010). Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Kencana.

Sha, Yuan. (2007). Easy Learning of Guzheng Basics. Beijing: Beijing Tian-tian Culture.

Soehardjo, A. J. (2011). Pendidikan Seni. Malang: Bayumedia Publishing.

Sudjana. Nana. (1989). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Sutikno, M. Sobry. (2009). Belajar dan pembelajaran. Bandung: prospect.

Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana

Udin S. Winataputra dkk. 2004. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka


(6)

101

Erma Purwa Rahayu, 2014

Pembelajaran Guzheng Di Sekolah Dasar Kristen Bina Bakti 2 Program Matius Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003. Sistem pendidikan