PENGENDALIAN SOSIAL PADA PELANGGARAN LALU LINTAS SEPEDA MOTOR OLEH PESERTA DIDIK SMA DI KOTA TASIKMALAYA.

(1)

Winda Surya Oktari, 2014

PENGENDALIAN SOSIAL PADA PELANGGARAN LALU LINTAS SEPEDA MOTOR OLEH PESERTA DIDIK SMA DI KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

PERNYATAAN . . . i

ABSTRAK . . . ii

KATA PENGANTAR . . . . . . iii

UCAPAN TERIMA KASIH . . . . . . iv

DAFTAR ISI . . . vi

DAFTAR TABEL . . . . . . x

DAFTAR LAMPIRAN . . . . . . xi

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah . . . 1

B. Identifikasi Masalah . . . 6

C. Rumusan Masalah . . . . . . 7

D. Tujuan Penelitian . . . 7

E. Manfaat Penelitian . . . 8

F. Struktur Organisasi Skripsi . . . . . . 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pengendalian Sosial . . . . . . 12

1. Hakikat Pengendalian Sosial . . . . . . 12

2. Pengertian Pengendalian Sosial . . . . . . 14

3. Sifat dan Pengendalian Sosial . . . . . . 16

4. Sarana Pengendalian Sosial . . . . . . 20

5. Efektif Tidaknya Pengendalian Sosial . . . . . . 24

6. Upaya mewujudkan tata tertib hukum .. . . 27

B. Pelanggaran Lalu Lintas Sepeda Motor . . . 28

1. Penyimpangan Sosial . . . 28

2. Macam-macam deviasi atau Penyimpangan Sosial . . . 30


(2)

Winda Surya Oktari, 2014

PENGENDALIAN SOSIAL PADA PELANGGARAN LALU LINTAS SEPEDA MOTOR OLEH PESERTA DIDIK SMA DI KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Pelanggaran Lalu Lintas . . . 36

5. Pelanggaran Lalu Lintas Sepeda Motor ditinjau dari UU No. 22 Tahun 2009 . . . . . . 38

a. Peraturan tentang helm . . . 38

b. Peraturan tentang Kelengkapan surat Surat . . . 39

c. Peraturan tentang Rambu-Rambu Lalu Lintas (Marka) . . . 42

d. Peraturan tentang Kecepatan Mengemudi . . . . . . 44

e. Peraturan tentang Larangan Mengemudi dengan Penumpang Lebih dari Satu (Muatan) . . . .. . . 46

f. Kelengkapan Kendaraan . . . 47

g. Peraturan tentang Penggunaan Lampu Utama . . . 48

C. Peserta didik SMA . . . . . . 48

D. Penelitian Terdahulu . . . 49

BAB III METODE PENELIAN A. Lokasi Penelitian dan Subjek Penelitian . . . 51

1. Lokasi Penelitian . . . 51

2. Subjek Penelitian . . . . . . .. . . 51

B. Desain Penelitian . . . 52

C. Metode Penelitian . . . . . . 53

D. Instrumen Penelitian . . . 54

E. Pengujian Keabsahan Data . . . 55

F. Teknik Pengumpulan Data . . . . . . 58

G. Analisis Data . . . . . . . . . 61

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum dan Profil Objek Penelitian . . . 64

1. Gambaran Umum dan Profil SMA Negeri 1 Kota Tasikmalaya . . . 2. Gambaran Umum dan Profil SMA Negeri 3 Kota Tasikmalaya . . .

64 66


(3)

Winda Surya Oktari, 2014

PENGENDALIAN SOSIAL PADA PELANGGARAN LALU LINTAS SEPEDA MOTOR OLEH PESERTA DIDIK SMA DI KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Gambaran Umum dan Profil SMA Negeri 4 Kota Tasikmalaya . . . 68

4. Gambaran Umum dan Profil SMA Negeri 7 Kota Tasikmalaya . . . 69

5. Gambaran Umum dan Profil SMA Negeri 9 Kota Tasikmalaya . . . 71

6. Gambaran Umum dan Profil SMA Negeri 10 Kota Tasikmalaya . . . 71

B. Deskripsi Hasil Penelitian. . . .. . . 72

1. Bentuk-Bentuk Pelanggaran Lalu Lintas yang Sering Dilakukan Oleh Peserta didik SMA di Kota Tasikmalaya . . . . . . 72

2. Faktor- faktor Penyebab Pelanggaran Lalu Lintas oleh Peserta didik SMA di Kota Tasikmalaya . . . .. . . . . 79

3. Bentuk-Bentuk Pengendalian Sosial yang dilakukan Pada Peserta didik SMA yang Melakukan Pelanggaran Lalu Lintas . . . 82

a.Bentuk-bentuk Pengendalian Sosial yang dilakukan pihak Kepolisian 82 b.Bentuk-bentuk Pengendalian Sosial yang dilakukan pihak Sekolah .. . . 90

c.Bentuk-bentuk Pengendalian Sosial yang dilakukan pihak Keluarga . . 94

4. Kendala yang Dihadapi Dalam Memberikan Pengendalian Sosial Terhadap Pelanggaran Lalu Lintas yang Dilakukan Peserta didik SMA di Kota Tasikmalaya . . . 96

a.Kendala yang Dihadapi Pihak Kepolisian . . . 96

b.Kendala yang Dihadapi Pihak Sekolah . . . 99

c.Kendala yang Dihadapi Pihak Keluarga . . . 103

5. Upaya yang dilakukan untuk Mengatasi Kendala dalam Pengendalian Sosial Terhadap Pelanggaran Lalu Lintas oleh Peserta didik SMA di Kota Tasikmalaya . . . . . . 104

a. Upaya dari Pihak Kepolisian . . . b. Upaya dari Pihak Sekolah . . . 104 106 c. Upaya dari Pihak Keluarga . . . . . . 108

C. Pembahasan Hasil Penelitian . . . 109 1. Bentuk-Bentuk Pelanggaran Lalu Lintas yang Sering Dilakukan Oleh

Peserta didik SMA di Kota Tasikmalaya . . . 2. Faktor- faktor Penyebab Pelanggaran Lalu Lintas oleh Peserta didik


(4)

Winda Surya Oktari, 2014

PENGENDALIAN SOSIAL PADA PELANGGARAN LALU LINTAS SEPEDA MOTOR OLEH PESERTA DIDIK SMA DI KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

SMA di Kota Tasikmalaya . . . .. . . 116 3. Bentuk-Bentuk Pengendalian Sosial yang dilakukan Pada Peserta didik

SMA yang Melakukan Pelanggaran Lalu Lintas . . . 126

4. Kendala-Kendala yang Dihadapi Dalam Memberikan Pengendalian

Sosial Terhadap Pelanggaran Lalu Lintas yang Dilakukan Peserta didik SMA di Kota Tasikmalaya . . . 138 5. Upaya yang dilakukan untuk Mengatasi Kendala dalam Pengendalian

Sosial Terhadap Pelanggaran Lalu Lintas oleh Peserta didik SMA di Kota Tasikmalaya . . . 143

BAB V SIMPULAN DAN SARAN . . . 147

A. Simpulan . . . 147 B. Saran . . .

DAFTAR PUSTAKA

149

151


(5)

Winda Surya Oktari, 2014

PENGENDALIAN SOSIAL PADA PELANGGARAN LALU LINTAS SEPEDA MOTOR OLEH PESERTA DIDIK SMA DI KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai “Pengendalian Sosial Pada Pelanggaran Lalu Lintas Sepeda Motor Oleh Pelajar SMA di Kota Tasikmalaya”, maka diperoleh simpulan sebagai berikut

1. Bentuk pelanggaran lalu lintas yang sering dilakukan oleh kebanyakan pelajar SMA di Kota Tasikmalaya yaitu (1) ketidaklengkapan surat-surat berkendara (SIM, STNK) (2) tidak menggunakan helm, baik pengendara ataupun penumpang. Pelanggaran terhadap helm yang paling banyak dilakukan adalah tidak menggunakan helm ganda.

2. Faktor-faktor penyebab pelanggaran lalu lintas oleh pelajar SMA di Kota Tasikmalaya ini disebabkan oleh beragam faktor diantaranya (1) deviasi situasional atau perilaku menyimpang yang dilakukan karena faktor situasi dan kondisi (2) faktor lingkungan pelajar yang telah terbiasa melakukan pelanggaran atau faktor proses belajar yang menyimpang (3) faktor kegagalan dalam proses sosialisasi (4) faktor dari diri individu itu sendiri yaitu keinginan untuk dipuji ketika ia melakukan pelanggaran lalu lintas (5) faktor dari diri pelajar itu yang merupakan remaja awal yang kecenderung emosinya masih labil dan ingin mencoba-coba (6) faktor kepribadian yang di dasarkan pada pengalaman (7) faktor lainnya kurangnya kontrol sosial atau pengendalian sosial dari pihak-pihak yang berwenang memberikan pengendalian sosial.

3. Bentuk-bentuk pengendalian sosial yang dilakukan terhadap pelajar SMA yang

melakukan pelanggaran lalu lintas dapat ditarik kesimpulan sementara bahwa bentuk-bentuk pengendalian sosial preventif dan represif yang dilakukan sarana pengendalian sosial seperti pihak sekolah, pihak keluarga dan pihak kepolisian


(6)

Winda Surya Oktari, 2014

PENGENDALIAN SOSIAL PADA PELANGGARAN LALU LINTAS SEPEDA MOTOR OLEH PESERTA DIDIK SMA DI KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

masih belum efektif membuat para pelajar SMA ini mentaati peraturan lalu lintas yang ada. Kekuatan daya ikat pengendalian sosial yang dilakukan kepada


(7)

148

Winda Surya Oktari, 2014

PENGENDALIAN SOSIAL PADA PELANGGARAN LALU LINTAS SEPEDA MOTOR OLEH PESERTA DIDIK SMA DI KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

para pelajar pelaku pelanggaran lalu lintas masih kurang kuat untuk membuat para pelajar pelaku pelanggaran lalu lintas mentaati peraturan lalu lintas. Hal ini dapat terlihat dari ketaatan para pelajar dalam mematuhi peraturan lalu lintas. 4. Kendala yang dirasakan pihak sekolah dan orang tua untuk memberikan

pengendalian sosial kepada para pelajar pelanggar lalu lintas diantaranya faktor lingkungan dan media masa, deviasi situasional, proses belajar perilaku menyimpang yang dilakukan pelajar, tolerannya pihak kepolisian terhadap para pelajar, karakteistik pelajar SMA sebagai seorang remaja awal yang kecenderungan emosinya masih sulit untuk dikendalikan. Sedangkan kendala yang paling dirasakan pihak kepolisian adalah perilaku pelajar yang seringkali meminta tolong pihak keluarganya yang beranggota polisi, TNI ataupun ormas lainnya dalam menyelesaikan masalah pelanggaran lalu lintas.

5. Upaya dari pihak kepolisian untuk mengatasi kendala dalam pengendalian sosial yang telah dilakukan terhadap pelanggaran lalu lintas yang dilakukan pelajar SMA di Kota Tasikmalaya diantaranya dengan pemberian iklan di televisi menitikberatkan pada kesadaran berlalu lintas, rencana pemberian pendidikan lalu lintas di sekolah-sekolah, mengefektifkan kekuatan sanksi. Adapun upaya dari pihak sekolah salah satunya memberikan pengendalian preventif seperti memfasilitasi pihak kepolisian dalam memberikan sosialisasi peraturan lalu lintas kepada para pelajar serta memberikan nasehat kepada para pelajarnya untuk berkendara sesuai peraturan lalu lintas. Sedangkan upaya dari pihak orang tua kebanyakan dilakukan dengan pengendalian preventif seperti terus-menerus mengingatkan anak untuk berperilaku tertib berlalu lintas serta memberikan pengetahuan mengenai peraturan lalu lintas standar.


(8)

149

Winda Surya Oktari, 2014

PENGENDALIAN SOSIAL PADA PELANGGARAN LALU LINTAS SEPEDA MOTOR OLEH PESERTA DIDIK SMA DI KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Saran

Sebagaimana simpulan yang telah dibuat, saran mencoba mengajukan beberapa saran sebagai berikut,

1. Pihak kepolisian hendaknya lebih meningkatkan intensitas dalam memberikan penerangan pengetahuan lalu lintas ke sekolah-sekolah, melaksanakan kegiatan pemberian pendidikan lalu lintas ke sekolah-sekolah dengan waktu satu jam tiap minggunya yang telah direncanakan dan ditandatangi sebagai sebuah kerjasama dengan Dinas Pendidikan. Saran lainnya yaitu penambahan anggota polisi lalu lintas untuk menunjang area daerah penjagaan oleh polisi lalu lintas, serta ketegasan dari atasan untuk menghimbau para anggota polisi untuk tidak tebang pilih dalam memberikan sanksi baik itu sodara, teman atau kerabat lainnya dan memupuk kesadaran di pihak kepolisian terlebih dahulu untuk bertindak tegas, meminimalkan atau bahkan meniadakan toleransi dan tidak tebang pilih dalam memberikan sanksi pada setiap pelaku pelanggar lalu lintas.

2. Pihak sekolah meningkatkan partisipasi pelajar dalam kegiatan ekskul PKS, mengupayakan berkordinasi dengan pihak-pihak terkait akan permasalahan siswa yang banyak melakukan pelanggaran lalu lintas untuk dipecahkan solusinya, seperti dengan dinas pendidikan, dinas perhubungan berkaitan dengan sekolah yang kurang dapat dijangkau oleh agkutan umum. Pemberian sanksi terhadap pelanggaran lalu lintas yang dilakukan seperti menggunakan knalpot bising. serta selektif untuk memberikan ijin siswanya yang akan membuat SIM kolektif yaitu harus terlebih dahulu memiliki KTP.

3. Pihak orang tua mengupayakan pemberian kendaraan secara bijak kepada anak,

bukan apa yang anak inginkan tetapi berdasarkan kebutuhan namun dengan meminimalkan bentuk pelanggaran lalu lintas, hal ini juga berkaitan dengan ketegasan dari orang tua untuk tidak memberian kendaraan bermotor sebelum 17 tahun jika tidak benar-benar karena kondisi yang sulit. Saran lainnya yaitu


(9)

150

Winda Surya Oktari, 2014

PENGENDALIAN SOSIAL PADA PELANGGARAN LALU LINTAS SEPEDA MOTOR OLEH PESERTA DIDIK SMA DI KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

orang tua diharapkan selalu memantau kegiatan anak termasuk perilaku berkendara anak seperti kelengkapan kendaraan, mengingatkan untuk membawa surat-surat dan mentaati rambu-rambu yang ada, mengupayakan juga pemberian pengetahuan lalu lintas, serta berusaha melihat potensi, hobi atau lingkungan bermain anak jika anak berpotensi akan berprilaku menyimpang lakukan berbagai cara agar anak teralihkan dari perilaku tersebut seperti yang dilakukan orang tua DL yaitu dengan memasukan anak ke klub BMX dan diharapkan perilaku kebut-kebutan dan perilaku melanggar lainnya bisa diminimalisir. 4. Saran untuk pelajar pelaku pelanggaran lalu lintas diantaranya mendengarkan

dan memahami berbagai pengetahuan lalu lintas yang diberikan seperti dari pihak kepolisian, orang tua dan sekolah. Selain itu berusaha mengupayakan budaya keselamatan berlalu lintas sebagai kebutuhan, bahwa memakai helm ganda, memiliki SIM, menggunakan spion atau helm akan meminimalisir kecelakaan lalu lintas. Sehingga merasa bahwa mematuhi peraturan lalu lintas tidak hanya sebagai sesuatu paksaan yang menuntut diri untuk patuh pada suatu peraturan tetapi mematuhi peraturan lalu lintas karena kita butuh untuk keselamatan kita dalam berkendara serta meminimalisir segala dampak dari kecelakaan yang bisa terjadi kapan saja. Saran lainnya untuk pelajar yaitu berusaha membuat SIM dengan tes umum agar para pelajar memiliki pengetahuan lalu lintas dan kecakapan dalam berkendara.

5. Penelitian ini dirasa terlalu meluas dan kurang terfokus, saran untuk peneliti selanjutnya agar dapat lebih memfokuskan diri pada berbagai aspek yang ada dalam penelitian ini seperti bentuk pengendalian dari salah satu fihak, ataupun faktor-faktor pendorong pelanggaran lalu lintas yang dilakukan pelajar di Kota Tasikmalaya sehingga informasi yang didapatkan lebih dapat menggambarkan kondisi yang nyata dan penelusuran yang lebih mendalam.


(1)

Sosial Terhadap Pelanggaran Lalu Lintas yang Dilakukan Peserta didik SMA di Kota Tasikmalaya . . . 138 5. Upaya yang dilakukan untuk Mengatasi Kendala dalam Pengendalian

Sosial Terhadap Pelanggaran Lalu Lintas oleh Peserta didik SMA di Kota Tasikmalaya . . . 143

BAB V SIMPULAN DAN SARAN . . . 147

A. Simpulan . . . 147 B. Saran . . .

DAFTAR PUSTAKA

149

151


(2)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai “Pengendalian Sosial Pada Pelanggaran Lalu Lintas Sepeda Motor Oleh Pelajar SMA di Kota Tasikmalaya”, maka diperoleh simpulan sebagai berikut

1. Bentuk pelanggaran lalu lintas yang sering dilakukan oleh kebanyakan pelajar SMA di Kota Tasikmalaya yaitu (1) ketidaklengkapan surat-surat berkendara (SIM, STNK) (2) tidak menggunakan helm, baik pengendara ataupun penumpang. Pelanggaran terhadap helm yang paling banyak dilakukan adalah tidak menggunakan helm ganda.

2. Faktor-faktor penyebab pelanggaran lalu lintas oleh pelajar SMA di Kota Tasikmalaya ini disebabkan oleh beragam faktor diantaranya (1) deviasi situasional atau perilaku menyimpang yang dilakukan karena faktor situasi dan kondisi (2) faktor lingkungan pelajar yang telah terbiasa melakukan pelanggaran atau faktor proses belajar yang menyimpang (3) faktor kegagalan dalam proses sosialisasi (4) faktor dari diri individu itu sendiri yaitu keinginan untuk dipuji ketika ia melakukan pelanggaran lalu lintas (5) faktor dari diri pelajar itu yang merupakan remaja awal yang kecenderung emosinya masih labil dan ingin mencoba-coba (6) faktor kepribadian yang di dasarkan pada pengalaman (7) faktor lainnya kurangnya kontrol sosial atau pengendalian sosial dari pihak-pihak yang berwenang memberikan pengendalian sosial. 3. Bentuk-bentuk pengendalian sosial yang dilakukan terhadap pelajar SMA yang

melakukan pelanggaran lalu lintas dapat ditarik kesimpulan sementara bahwa bentuk-bentuk pengendalian sosial preventif dan represif yang dilakukan sarana pengendalian sosial seperti pihak sekolah, pihak keluarga dan pihak kepolisian


(3)

masih belum efektif membuat para pelajar SMA ini mentaati peraturan lalu lintas yang ada. Kekuatan daya ikat pengendalian sosial yang dilakukan kepada


(4)

para pelajar pelaku pelanggaran lalu lintas masih kurang kuat untuk membuat para pelajar pelaku pelanggaran lalu lintas mentaati peraturan lalu lintas. Hal ini dapat terlihat dari ketaatan para pelajar dalam mematuhi peraturan lalu lintas. 4. Kendala yang dirasakan pihak sekolah dan orang tua untuk memberikan

pengendalian sosial kepada para pelajar pelanggar lalu lintas diantaranya faktor lingkungan dan media masa, deviasi situasional, proses belajar perilaku menyimpang yang dilakukan pelajar, tolerannya pihak kepolisian terhadap para pelajar, karakteistik pelajar SMA sebagai seorang remaja awal yang kecenderungan emosinya masih sulit untuk dikendalikan. Sedangkan kendala yang paling dirasakan pihak kepolisian adalah perilaku pelajar yang seringkali meminta tolong pihak keluarganya yang beranggota polisi, TNI ataupun ormas lainnya dalam menyelesaikan masalah pelanggaran lalu lintas.

5. Upaya dari pihak kepolisian untuk mengatasi kendala dalam pengendalian sosial yang telah dilakukan terhadap pelanggaran lalu lintas yang dilakukan pelajar SMA di Kota Tasikmalaya diantaranya dengan pemberian iklan di televisi menitikberatkan pada kesadaran berlalu lintas, rencana pemberian pendidikan lalu lintas di sekolah-sekolah, mengefektifkan kekuatan sanksi. Adapun upaya dari pihak sekolah salah satunya memberikan pengendalian preventif seperti memfasilitasi pihak kepolisian dalam memberikan sosialisasi peraturan lalu lintas kepada para pelajar serta memberikan nasehat kepada para pelajarnya untuk berkendara sesuai peraturan lalu lintas. Sedangkan upaya dari pihak orang tua kebanyakan dilakukan dengan pengendalian preventif seperti terus-menerus mengingatkan anak untuk berperilaku tertib berlalu lintas serta memberikan pengetahuan mengenai peraturan lalu lintas standar.


(5)

B. Saran

Sebagaimana simpulan yang telah dibuat, saran mencoba mengajukan beberapa saran sebagai berikut,

1. Pihak kepolisian hendaknya lebih meningkatkan intensitas dalam memberikan penerangan pengetahuan lalu lintas ke sekolah-sekolah, melaksanakan kegiatan pemberian pendidikan lalu lintas ke sekolah-sekolah dengan waktu satu jam tiap minggunya yang telah direncanakan dan ditandatangi sebagai sebuah kerjasama dengan Dinas Pendidikan. Saran lainnya yaitu penambahan anggota polisi lalu lintas untuk menunjang area daerah penjagaan oleh polisi lalu lintas, serta ketegasan dari atasan untuk menghimbau para anggota polisi untuk tidak tebang pilih dalam memberikan sanksi baik itu sodara, teman atau kerabat lainnya dan memupuk kesadaran di pihak kepolisian terlebih dahulu untuk bertindak tegas, meminimalkan atau bahkan meniadakan toleransi dan tidak tebang pilih dalam memberikan sanksi pada setiap pelaku pelanggar lalu lintas.

2. Pihak sekolah meningkatkan partisipasi pelajar dalam kegiatan ekskul PKS, mengupayakan berkordinasi dengan pihak-pihak terkait akan permasalahan siswa yang banyak melakukan pelanggaran lalu lintas untuk dipecahkan solusinya, seperti dengan dinas pendidikan, dinas perhubungan berkaitan dengan sekolah yang kurang dapat dijangkau oleh agkutan umum. Pemberian sanksi terhadap pelanggaran lalu lintas yang dilakukan seperti menggunakan knalpot bising. serta selektif untuk memberikan ijin siswanya yang akan membuat SIM kolektif yaitu harus terlebih dahulu memiliki KTP.

3. Pihak orang tua mengupayakan pemberian kendaraan secara bijak kepada anak, bukan apa yang anak inginkan tetapi berdasarkan kebutuhan namun dengan meminimalkan bentuk pelanggaran lalu lintas, hal ini juga berkaitan dengan ketegasan dari orang tua untuk tidak memberian kendaraan bermotor sebelum 17 tahun jika tidak benar-benar karena kondisi yang sulit. Saran lainnya yaitu


(6)

orang tua diharapkan selalu memantau kegiatan anak termasuk perilaku berkendara anak seperti kelengkapan kendaraan, mengingatkan untuk membawa surat-surat dan mentaati rambu-rambu yang ada, mengupayakan juga pemberian pengetahuan lalu lintas, serta berusaha melihat potensi, hobi atau lingkungan bermain anak jika anak berpotensi akan berprilaku menyimpang lakukan berbagai cara agar anak teralihkan dari perilaku tersebut seperti yang dilakukan orang tua DL yaitu dengan memasukan anak ke klub BMX dan diharapkan perilaku kebut-kebutan dan perilaku melanggar lainnya bisa diminimalisir. 4. Saran untuk pelajar pelaku pelanggaran lalu lintas diantaranya mendengarkan

dan memahami berbagai pengetahuan lalu lintas yang diberikan seperti dari pihak kepolisian, orang tua dan sekolah. Selain itu berusaha mengupayakan budaya keselamatan berlalu lintas sebagai kebutuhan, bahwa memakai helm ganda, memiliki SIM, menggunakan spion atau helm akan meminimalisir kecelakaan lalu lintas. Sehingga merasa bahwa mematuhi peraturan lalu lintas tidak hanya sebagai sesuatu paksaan yang menuntut diri untuk patuh pada suatu peraturan tetapi mematuhi peraturan lalu lintas karena kita butuh untuk keselamatan kita dalam berkendara serta meminimalisir segala dampak dari kecelakaan yang bisa terjadi kapan saja. Saran lainnya untuk pelajar yaitu berusaha membuat SIM dengan tes umum agar para pelajar memiliki pengetahuan lalu lintas dan kecakapan dalam berkendara.

5. Penelitian ini dirasa terlalu meluas dan kurang terfokus, saran untuk peneliti selanjutnya agar dapat lebih memfokuskan diri pada berbagai aspek yang ada dalam penelitian ini seperti bentuk pengendalian dari salah satu fihak, ataupun faktor-faktor pendorong pelanggaran lalu lintas yang dilakukan pelajar di Kota Tasikmalaya sehingga informasi yang didapatkan lebih dapat menggambarkan kondisi yang nyata dan penelusuran yang lebih mendalam.