PENERAPAN PERMAINAN TRADISIONAL DAN PERMAINAN KONVENSIONAL DALAM AKTIVITAS WARMING UP TERHADAP MINAT BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI.

(1)

PENERAPAN PERMAINAN TRADISIONAL DAN PERMAINAN KONVENSIONAL DALAM AKTIVITAS WARMING UP

TERHADAP MINAT BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Oleh

Muhammad Iqbal Tawaqal NIM 0801443

PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014


(2)

i

PENERAPAN PERMAINAN TRADISIONAL DAN PERMAINAN KONVENSIONAL DALAM AKTIVITAS WARMING UP

TERHADAP MINAT BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI

Oleh

Muhammad Iqbal Tawaqal

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Muhammad Iqbal Tawaqal 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Februari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

MUHAMMAD IQBAL TAWAQAL

PENERAPAN PERMAINAN TRADISIONAL DAN PERMAINAN KONVENSIONAL DALAM AKTIVITAS WARMING UP

TERHADAP MINAT BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

PEMBIMBING : Pembimbing I

Dr. Uhamisastra, MS. AIFO NIP.196106121987031002

Pembimbing II

Dra. Hj. Oom Rohmah, M.Pd NIP.196005181987032003

Mengetahui Ketua Program Studi

Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Drs. Mudjihartono, M.Pd NIP.196508171990011001


(4)

i PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “PENERAPAN PERMAINAN TRADISIONAL DAN PERMAINAN KONVENSIONAL DALAM AKTIVITAS WARMING UP TERHADAP MINAT BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI” ini dan seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap menanggung resiko/sanksi apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Februari 2014 Yang membuat pernyataan,

Muhammad Iqbal Tawaqal NIM 0801443


(5)

PENERAPAN PERMAINAN TRADISIONAL DAN PERMAINAN KONVENSIONAL DALAM AKTIVITAS WARMING UP

TERHADAP MINAT BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan permainan tradisional dan permainan konvesional dalam aktivitas warming up terhadap minat belajar pendidikan jasmani. Metode yang digunakan adalah eksperimen dengan desain

Post-test Only Design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 2 Cijambe Kabupaten Subang. Pemilihan sampel, peneliti menggunakan teknik purposive sampling, sampel yang diambil yaitu siswa kelas VII A sebanyak 23 orang dan VII B sebanyak 23 orang. Instrumen yang digunakan adalah angket dan observasi memakai skala Likert, pengolahan dan analisis data penelitian menggunakan SoftwareSPSSVersion 18. Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai thitung (11,668) > ttabel (44, 0,05) adalah 1.680, probabilitas

/ sig. (0,000) < α (0,05), maka dari itu terdapat perbedaan yang signifikan antara penerapan permainan tradisional dan permainan konvensional dalam aktivitas

warming up terhadap minat belajar pendidikan jasmani. Rekomendasi penelitian ini bagi sekolah dapat dijadikan rujukan penetapan pelaksanaan pembelajaran penjas yang lebih kreatif dan inovatif dalam menerapkan pendekatan mengajar penjas sesuai keadaan internal sekolah.


(6)

SITUATIONAL INTEREST PHYSICAL EDUCATION THROUGH TRADITIONAL GAMES AND CONVENTIONAL GAMES

IN WARMING UP ACTIVITY ABSTRACT

The purpose of this study was to investigate situational interest physical education through traditional games and conventional games in warming up activity. 46 students were drawn from the population in 7th grade SMP Negeri 2 Cijambe Subang. An experimental Post-test Only Design was utilized. The 23 students enrolled in the experimental group participated in traditional games warming up. Meanwhile, the 23 more students enrolled in the control group participated in conventional games warming up. Data were collected from the administration of a post-test only design to both groups to investigate the situasional interest physical education on the scores with instrument questionnaire as much 38 statement and observation as much 20 statement with likert scale. The instrument was develop and adapt from An examination of situational interest and its sources program. Data analysis research was used software spss version 18. Result of this study is t value ( 11.668 ) > t table ( 44 , 0.05 ) is 1.680, the probability / sig. ( 0.000 ) < α ( 0.05 ), showed that experimental group higher significant of situasional interest physical education than control group that was using conventional games. This study recommendations used to be a reference for situasional interest physical education more creative and innovative in internal school.


(7)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN……….. ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL………. ... ix

DAFTAR GAMBAR/BAGAN ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Batasan Penelitian ... 8

F. Batasan Istilah Penelitian... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 10

A. Kajian Pustaka ... 10

1. Hakikat Pendidikan Jasmani ... 10

a. Pengertian Pendidikan Jasmani ... 10

b. Tujuan Pendidikan Jasmani ... 13

c. Manfaat Pendidikan Jasmani ... 15

d. PendidikanJasmani di Sekolah ... 16

2. HakikatWarming Up Atau Pemanasan ... 17

a. Definisi Warming Up ... 17


(8)

Muhammad Iqbal Tawaqal, 2014

Penerapan Permainan Tradisional Dan Permainan Konvensional Dalam Aktivitas Warming Up Terhadap Minat Belajar Pendidikan Jasmani

c. Bentuk-bentuk Warming Up ... 19

d. Tujuan Warming Up ... 21

3. Permainan Tradisional ... 21

a. Pengertian Permainan Tradisional ... 21

b. Karakteristik Permainan Tradisional ... 23

c. Peranan Permainan Tradisional ... 23

4. Aktivitas Permainan Tradisional ... 25

a. Permainan Tradisional Kucing-kucingan ... 25

b. Permainan Tradisional Bebentengan ... 28

5. Minat Belajar ... 30

a. Pengertian Minat ... 30

b. Jenis-jenis Minat ... 32

c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat ... 33

6. Teori Bermain dan Pendidikan Jasmani ... 35

7. Keterkaitan Permainan Tradisional dan Permainan Konvensional Dalam Aktivitas Warming up Dengan Minat Pendidikan Jasmani ... 38

B. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian ... 42

1. Kerangka Pemikiran ... 42

2. Hipotesis Penelitian ... 43

BAB III METODE PENELITIAN ... 45

A. Metode Penelitian ... 45

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 46

C. Desain Penelitian ... 47

D. Langkah-langkah Penelitian ... 49

E. Instrumen Penelitian ... 49

F. Uji Coba Instrumen ... 56

G. Pelaksanaan Pengumpulan Data ... 64


(9)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 66

A. Hasil Penelitian ... 66

B. Analisis Data ... 67

1. Uji Normalitas ... 68

2. Uji Homogenitas ... 68

3. Uji Hipotesis ... 69

C. Pembahasan ... 71

D. Diskusi Temuan ... 75

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 78

A. Simpulan ... 78

B. Saran ... 78

DAFTAR PUSTAKA ... 80


(10)

Muhammad Iqbal Tawaqal, 2014

Penerapan Permainan Tradisional Dan Permainan Konvensional Dalam Aktivitas Warming Up Terhadap Minat Belajar Pendidikan Jasmani

DAFTAR TABEL Tabel

2.1 Penerapan Aktivitas Warming Up terhadap Minat Pendidikan Jasmani ... 38

3.1 Distribusi Sampel Warming Up Pembelajaran Penjas ... 47

3.2 Desain Penelitian (Post-test Only Design) ... 48

3.3 Items In The Situational Interest Scale ... 50

3.4 Kisi-kisi Angket Minat Belajar Penjas Sebelum uji coba ... 52

3.5 Kategori Penyekoran Alternatif Jawaban ... 54

3.6 Kisi-kisi Lembar Observasi Minat Belajar Penjas ... 55

3.7 Bobot Skor Untuk Tiap Kategori Penilaian Observasi ... 56

3.8 Hasil Perhitungan Uji Validitas Angket Minat Pembelajaran Pendidikan Jasmani ... 59

3.9 Kesimpulan Hasil Uji Validitas Item Soal ... 60

3.10 Kisi-kisi Angket Minat Belajar Mata Pelajaran Penjas Setelah Uji Coba ... 60

3.11 Hasil Perhitungan Reliabilitas Instrumen Angket Minat Belajar Mata Pelajaran Penjas ... 62

4.1 Data Hasil Minat Belajar Pembelajaran Penjas antara Kelas Permainan Tradisional dan Permainan Konvensional ... 66

4.2 Hasil Perhitungan Uji Normalitas... 68

4.3 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas ... 69

4.4 Hasil Uji T Penerapan Permainan Tradisional Dan Permainan Konvensional ... 70


(11)

DAFTAR GAMBAR/BAGAN Gambar

2.1 Warming Up Dinamis ... 20

2.2 Warming Up Statis ... 20

2.3 Permainan Kucing-kucingan ... 25

2.4 Permainan Bebentengan ... 28

2.5 Permainan Bebentengan ... 29

4.1 Garfik Perbedaan Minat Antara Aktivitas Warming Up Permainan Tradisional dan Permainan Konvensional ... 72

Bagan 2.1 Pedoman Pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Olahraga ... 12

2.2 Kerangka Konseptual Permainan Tradisional ... 24

2.3 Initial Model Of Situational Interest and Sources ... 35


(12)

Muhammad Iqbal Tawaqal, 2014

Penerapan Permainan Tradisional Dan Permainan Konvensional Dalam Aktivitas Warming Up Terhadap Minat Belajar Pendidikan Jasmani

DAFTAR LAMPIRAN

No Lampiran

A. Angket Minat Belajar Pendidikan Jasmani (uji coba) ... 84

B. Angket Minat Belajar Pendidikan Jasmani (setelah uji coba) ... 87

C. Instrumen Observasi Minat Belajar Pendidikan Jasmani ... 90

D. Program Pembelajaran Penjas Dengan Menggunakan Aktivitas Warming Up Permainan Tradisional ... 92

E. Program Pembelajaran Penjas Dengan Menggunakan Aktivitas Warming Up Permainan Konvensional ... 100

F. Data Hasil Penelitian ... 108

G. Uji Statistik Data ... 110

H. Dokumentasi ... 114

I. Surat Keputusan Pengesahan Judul dan Dosen Pembimbing ... 117

J. Surat Rekomendasi Penelitian ... 121

K. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ... 122


(13)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan jasmani sering dihubungkan dengan konsep lain, yaitu manakala pendidikan jasmani (penjas) dipersamakan dengan setiap usaha atau kegiatan yang mengarah pada perkembangan bagian-bagian yang berhubungan dengan aktivitas-aktivitas fisikal yang bertujuan meningkatkan kesegaran jasmani maupun pengembangan keterampilan gerak. Pada dasarnya penjas merupakan aktivitas fisik yang dilakukan melalui pembelajaran yang ditujukan atau diarahkan agar seluruh potensi peserta didik tumbuh dan berkembang keterampilannya yang berguna bagi pengisian waktu senggang, terlibat dalam aktivitas yang kondusif untuk mengembangkan hidup sehat, berkembang secara sosial, dan menyumbang pada kesehatan fisik dan mentalnya. Hal ini sama seperti yang diungkapkan Mahendra (2009:3) “Pendidikan jasmani pada hakekatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktifitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu baik dalam hal fisik, mental, serta emosional”.

Pada dasarnya sasaran pendidikan jasmani adalah bermaksud membantu peserta didik untuk menumbuh kembangkan potensi-potensi yang ada dalam diri peserta didik yang terangkum kedalam 3 kategori yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Adapun tujuan dari pendidikan jasmani itu ialah meningkatkan kualitas manusia, atau membentuk manusia Indonesia yang berkepribadian

akhlakul karimah. Pendidikan jasmani adalah pendidikan melalui aktivitas jasmani. Artinya bahwa penjas itu diimplementasikan dalam bentuk aktivitas fisik yang mengembangkan aspek-aspek yang ada pada dirinya sendiri atau peserta didik secara jasmaniah. Dengan penjas diharapkan peserta didik mampu mencapai tujuan penjas itu sendiri.


(14)

2

Muhammad Iqbal Tawaqal, 2014

Penerapan Permainan Tradisional Dan Permainan Konvensional Dalam Aktivitas Warming Up Terhadap Minat Belajar Pendidikan Jasmani

Tujuan pendidikan jasmani pada dasarnya dapat diklasifikasikan kedalam empat kategori tujuan seperti yang dikemukakan oleh Bucher (Suherman, 2009:7)

yaitu “Perkembangan fisik, perkembangan gerak, perkembangan mental, dan

perkembangan sosial”. Sehubungan dengan tujuan pendidikan jasmani, seyogyanya pemilihan dan perumusan materi pendidikan jasmani dilakukan dengan baik dan benar serta sesuai dengan kebutuhan dan tingkat perkembangan peserta didik. Berdasarkan pengamatan sepintas yang dilakukan oleh penulis, situasi atau proses pembelajaran di sekolah cenderung dititik beratkan pada pelajaran-pelajaran teoritis yang dilakukan atau didominasi di dalam kelas, akan tetapi penjas juga memiliki peranan yang sangat penting dalam suatu pembelajaran di sekolah. Melalui proses belajar mengajar penjas tersebut diharapkan aspek kognitif, belajar afektif dapat berkembang sesuai dengan fungsinya sehingga apa yang diharapkan dapat berhasil secara menyeluruh.

Pada proses belajar mengajar (PBM) di sekolah banyak terdapat pengaruh yang menyebabkan keberhasilan peserta didik. Sehingga, peserta didik dapat berpartisipasi secara optimal dalam pembelajaran pendidikan jasmani. Faktor-faktor yang mempengaruhinya yaitu Faktor-faktor murid, guru, media, materi, metode, sarana, prasarana, dan strategi dalam mengajarnya. Selain itu, pada saat ini pandangan penjas telah mengalami perubahan dan telah berkembang ke arah yang lebih baik lagi. Ini dapat dilihat dari segi proses dan pengemasannya, menjadi lebih menarik ketika pembelajaran penjas sedang berlangsung sehingga peserta didik lebih aktif berpartisipasi bahkan lebih menyenangi penjas. Ini dibuktikan dengan kompetensi guru penjas yang semakin membaik yang salah satunya ditandai dengan digunakannya model, metode dan pendekatan-pendekatan yang bervariasi dan inovatif dalam proses belajar mengajar.

Disamping pandangan penjas telah mengalami perkembangan, masih banyak guru penjas yang melaksanakan proses pembelajarannya dengan cara tradisional atau cara seperti melatih yang menuntut anak untuk selalu bisa suatu kecabangan olahraga yang menitik beratkan pada peningkatan teknik tanpa memperhatikan siapa yang menjadi peserta didik serta dampaknya pada peserta didik. Sehingga, peserta didik terlihat merasakan kelelahan dan menjadi cepat


(15)

3

bosan akan pembelajaran penjas karena tidak mendapatkan rasa senang dalam dirinya dan tingkat partisipasi pun menjadi menurun atau peserta didik tidak begitu berpartisipasi dalam PBM. Ketika penulis melakukan pengamatan sepintas itu pun terjadi disekolah-sekolah pada umumnya. Dimulai dari kegiatan awal atau

warming up sampai kegiatan akhir pembelajaran penjas.

Pada PBM penjas selalu diawali dengan warming up. Menurut Irwansyah (2006:56) menyatakan bahwa:

Pemanasan (warming-up) adalah aktivitas yang berisi gerakan-gerakan yang mendukung aktivitas inti dari olahraga yang akan dilakukan berikutnya dan diharapkan akan memberikan penyesuaian pada tubuh dari keadaan istirahat sebelum melakukan aktivitas olahraga.

Dari pernyataan tadi, aktivitas awal pembelajaran atau pemanasan dimaksudkan untuk mempersiapkan peserta didik menerima proses pembelajaran selanjutnya. Agar standar kompetensi pembelajaran pendidikan jasmani dapat terlaksana maka guru pendidikan jasmani sedemikian rupa membuat pembelajaran yang efektif dan inovatif namun tetap menyenangkan. Salah satuya dengan menggunakan aktivitas permainan tradisional di awal pembelajaran. Menurut Mahendra (2003) mengungkapkan bahwa:

Permainan tradisional adalah bentuk kegiatan permainan dan atau olahraga yang berkembang dari suatu kebiasaan masyarakat tertentu. Pada perkembangan selanjutnya permainan tradisional sering dijadikan sebagai jenis permainan yang memiliki ciri kedaerahan asli serta disesuaikan dengan tradisi budaya setempat.

Berdasarkan pendapat diatas, permainan tradisional merupakan unsur-unsur kebudayaan yang tidak dapat dianggap remeh, karena permainan tradisional sudah ada di lingkungan peserta didik dan permainan tradisional memberikan pengaruh besar terhadap perkembangan kejiwaan, sifat, dan kehidupan sosial anak di kemudian hari.Sukiman (2008:19) mengemukakan bahwa “Permainan tradisional disini adalah permainan anak-anak dari bahan sederhana sesuai aspek budaya dalam kehidupan masyarakat”. Dapat disimpulkan bahwa permainan tradisional merupakan permainan rakyat yang telah dimainkan oleh anak-anak pada suatu daerah tradisi. Tradisi disini ialah permainan itu telah diwariskan dari generasi ke


(16)

4

Muhammad Iqbal Tawaqal, 2014

Penerapan Permainan Tradisional Dan Permainan Konvensional Dalam Aktivitas Warming Up Terhadap Minat Belajar Pendidikan Jasmani

generasi berikutnya. Jadi permainan tersebut telah dimainkan oleh anak-anak dari jaman ke jaman.

Penggunaan permainan tradisional dalam aktivitas warming up diharapkan dapat mengatasi berbagai masalah yang timbul dalam pelaksanaan pembelajaran penjas karena hal ini sangat berkaitan dengan kesiapan siswa itu sendiri dalam menghadapi materi inti dalam proses belajar selanjutnya untuk menopang keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Sehingga ketika proses

warming up berlangsung siswa dapat meningkatkan partisipasi dalam mengikuti pembelajaran penjas dan merupakan sebuah kegiatan rekreatif. Selain itu, permainan tradisional juga sering diterapkan para siswa ketika bermain sehari-hari dilingkungannya masing-masing, jadi ketika sebuah pemanasan atau warming up

menggunakan permainan tradisional, siswa tidak menjadi tidak asing dengan permainan tersebut.

Mengembangkan minat belajar gerak peserta didik pada dasarnya merupakan usaha guru untuk menarik perhatian peserta didik terhadap suatu hal yang baru agar peserta didik mau mempelajarinya tanpa ada paksaan yang berlebih namun tetap menyenangkan. Perkembangan minat belajar tersebut diharapkan menunjang peserta didik, artinya minat belajar tidak hanya pada awal pembelajaran saja akan tetapi minat belajar tersebut dapat terjaga sampai dengan PBM penjas selesai. Hal ini selaras dengan Slameto (2003:58) berpendapat bahwa

“Minat tidak dibawa sejak lahir melainkan diperoleh kemudian, terutama dalam belajar gerak”.

Pada hakekatnya proses belajar mengajar yaitu proses komunikasi yang berjalan selaras dan bertujuan untuk mencapai tujuan pengajaran. Namun hal yang harus diperhatikan oleh guru penjas adalah mengemas pembejaran semenarik mungkin dimulai dari aktivitas warming up itu sendiri sampai dengan proses belajar mengajar selesai sehingga hasil dan dampak yang ditimbulkannya pun dapat bermanfaat secara optimal bagi peserta didik terutama untuk menunjang pendidikan secara individu. Hal demikian pun penulis temukan dilingkungan SMP Negeri 2 Cijambe Subang. Penerapan suatu aktivitas pemanasan atau warming up


(17)

5

yang diaplikasikan pada peserta didik terlihat jelas pengaruhnya terhadap apa yang dirasakan peserta didik SMP Negeri 2 Cijambe.

Menurut pengamatan penulis di SMP Negeri 2 penggunaan aktivitas

warming up menggunakan permainan konvensional biasanya menggunakan

Warming up statis dan warming up dinamis. Warming up statis ini dilakukan mulai dari bagian tubuh atas menuju kebawah (dari kepala sampai kaki) atau sebaliknya. Setelah melakukan warming up statis biasanya dilanjutkan dengan kegiatan Warming up dinamis, terlihat yang penulis rasakan pengaruhnya yaitu peserta didik merasa bosan dan jenuh serta terkesan peserta didik kurang berminat dalam mengikuti PBM penjas. Dampak dari penggunaan metode warming up

yang kurang menarik pada saat PBM penjas terlihat dirasakan peserta didik ketika memasuki kegiatan inti, karena pada saat warming up atau pemanasan peserta didik cenderung sudah malas dan mengalami kebosanan. Hal ini disebabkan tidak adanya minat dalam diri peserta didik itu sendiri untuk mengikuti pembelajaran penjas.

Akan tetapi, aktivitas warming up yang menggunakan permainan tradisional terkesan pengaruhnya yaitu peserta didik merasakan lebih ceria, senang dan ikut aktif dalam PBM penjas serta peserta didik lebih berminat dalam mengikuti pembelajaran penjas. Artinya minat terhadap pembelajaran penjas yang dipelajari cenderung mempengaruhi belajar selanjutnya serta mempengaruhi minat baru terhadap yang akan dipelajarinya. Mengembangkan minat terhadap suatu pembelajaran pada dasarnya adalah membantu siswa untuk melihat bagaimana hubungan antara materi yang akan dipelajarinya dengan dirinya sebagai individu. Proses ini menunjukan bahwa belajar merupakan suatu alat yang membawa kemajuan pada dirinya sendiri, kemudian kemungkinan besar dia akan berminat untuk mempelajarinya termasuk minat dalam pembelajaran penjas.

Sesuai pemaparan di atas mengenai berbagai permasalahan yang timbul pada saat aktivitas warming up dalam PBM penjas sehingga minat belajar peserta didik dalam mengikuti penjas menurun. Tantangan yang harus dicapai dalam penelitian ini adalah memodifikasi suatu pembelajaran agar berdampak positif terhadap mata pelajaran penjas harus dilakukan, maka berdasarkan penjelasan


(18)

6

Muhammad Iqbal Tawaqal, 2014

Penerapan Permainan Tradisional Dan Permainan Konvensional Dalam Aktivitas Warming Up Terhadap Minat Belajar Pendidikan Jasmani

tersebut diatas penulis tertarik untuk mengetahui penerapan permainan tradisional dan permainan konvensional dalam aktivitas warming up terhadap minat belajar pendidikan jasmani.

B. Rumusan Masalah

Pembelajaran penjas di SMP Negeri 2 Cijambe taraf minat belajar dan partisipasi peserta didik sangatlah kurang dalam mengikuti PBM. Terlihat dengan sedikitnya peserta didik yang mengikuti pembelajaran penjas dengan sungguh-sungguh, semangat, dan ceria. Akan tetapi, sisanya mengikuti pembelajaran penjas dengan keterpaksaan diakibatkan karena pada saat PBM kurang menarik sehingga mengakibatkan minat mereka menurun.

Hal ini disebabkan karena kurangnya minat peserta didik itu sendiri untuk mengikuti pembelajaran penjas. Dari beberapa kendala yang penulis temukan di SMP Negeri 2 Cijambe, minimnya fasilitas pembelajaran penjas sehingga guru harus pintar mensiasati PBM semenarik mungkin dengan menggunakan metode ataupun pendekatan yang sesuai dengan situasi dan kondisi dilapangan. Salah satu permasalahan dalam pembelajaran penjas beranggapan bahwa semua peserta didik dalam melaksanakan aktivitas warming up dapat diberikan dengan metode pemanasan atau warming up statis dan dinamis agar memberikan kesesuaian pada tubuh ketika memasuki pembelajaran inti peserta didik benar-benar siap untuk menerima materi selanjutnya. Pendekatan atau metode warming up tersebut adalah pendekatan tradisional yang cenderung menyebabkan peserta didik menjadi bosan dengan aktivitas warming up tersebut dan minat belajar penjas pada kegiatan selanjutnya menjadi menurun.

Oleh karena itu guru penjas harus bisa mengemas aktivitas warming up

dalam suasana yang menyenangkan agar peseta didik aktif dalam partisipasinya di saat PBM, namun tetap merujuk pada menyiapkan peserta didik dalam mengahadapi materi inti. Jika peserta didik merasakan suatu perasaan senang dan ikut aktif dalam aktivitas warming up maka dapat diduga bahwa minat belajar peserta didik pada kegiatan selanjutnya akan meningkat sampai akhir pembelajaran penjas. Salah satu cara atau modifikasi pembelajaran yang dapat


(19)

7

dilakukan yaitu menerapkan permainan tradisional yang menitik beratkan pada aktivitas permainan dalam aktivitas warming up yang membawa pada suasana senang, ceria dan gembira pada saat warming up berlangsung sehingga minat belajar peserta didik dapat meningkat dalam PBM penjas. Sehingga dengan kata lain untuk meningkatkan minat terhadap pembelajaran penjas, maka harus memodifikasi dan mengembangkan aktivitas awal pembelajaran yaitu warming up

atau pemanasan. Slameto (2003:180) berpendapat bahwa “Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat”.

Berdasarkan penjelasan yang telah di uraikan sebelumnya maka penulis benar-benar merasa tertarik untuk meneliti lebih lanjut. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah ada perbedaan antara permainan tradisional dan permainan konvensional dalam aktivitas warming up terhadap minat belajar pendidikan jasmani.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara permainan tradisional dan permainan konvensional dalam aktivitas warming up terhadap minat belajar pendidikan jasmani.

D. Manfaat Penelitian

Jika tujuan penulisan ini tercapai, maka manfaat yang dapat dirasakan dari penulisan ini adalah sebagai berikut:

1. Secara teoritis, penulisan ini dapat dijadikan sumbangan pikiran dan bahan informasi serta memberikan gambaran mengenai penerapan permainan tradisional dan permainan konvensional dalam aktivitas warming up terhadap peningkatan minat belajar penjas.


(20)

8

Muhammad Iqbal Tawaqal, 2014

Penerapan Permainan Tradisional Dan Permainan Konvensional Dalam Aktivitas Warming Up Terhadap Minat Belajar Pendidikan Jasmani

2. Secara praktis, hasil penulisan ini dapat dijadikan acuan dan bahan masukan bagi guru-guru penjas dalam mengemas aktivitas warming up melalui permainan tradisional dan permainan konvensional yang sesuai serta memahami dampaknya terhadap minat belajar penjas.

E. Batasan Penelitian

Berpedoman dari latar belakang di atas, serta untuk menghindari penafsiran yang terlalu luas dan untuk memperoleh gambaran yang jelas, maka batasan masalah dalam penulisan ini adalah sebagai berikut:

1. Penelitian ini hanya difokuskan pada penerapan permainan tradisional dan permainan konvensional dalam aktivitas warming up terhadap minat belajar penjas.

2. Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode eksperimen. Variabel bebas dalam penulisan ini adalah permainan tradisional dan permainan konvensional dalam aktivitas warming up, sedangkan variabel terikat dalam penulisan ini adalah minat belajar penjas.

3. Pada kegiatan inti baik sampel A atau sampel B mengunakan strategi pembelajaran game-drill-game.

4. Jenis permainan tradisional yang digunakan yaitu kucing-kucingan dan bebentengan, sedangkan untuk permainan konvensional yaitu metode pemanasan statis dan dinamis.

5. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 2 Cijambe, sedangkan yang menjadi sampel adalah adalah siswa kelas VII A dan VII B SMP Negeri 2 Cijambe dengan jumlah masing-masing 23 orang.

6. Instrumen yang digunakan adalah kusioner atau angket dan observasi. Jenis angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup, angket tertutup yaitu kuesioner yang disusun dengan menyediakan pilihan jawaban lengkap, sehingga pengisi hanya tinggal memberi tanda pada jawaban yang dipilih. Skala yang digunakan pada penelitian ini adalah skala likert, Skala ini


(21)

9

menilai sikap atau tingkah laku yang diinginkan oleh para penulis dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan kepada responden.

F. Batasan Istilah Penelitian

Agar tidak terjadi salah dalam penafsiran maka penulis membatasi dalam batasan istilah yaitu:

1. Penerapan adalah bisa berarti pemakaian suatu cara atau metode atau suatu teori atau sistem.

(http://id.answer.yahoo.com/question/index?qid=20111118181316AAUOHb 1 ) (diakses 15 juli 2013).

2. Permainan tradisional adalah permainan anak-anak dari bahan sederhana sesuai aspek budaya dalam kehidupan masyarakat (Sukiman D, 2008:19) 3. Warming up atau pemanasan adalah kegiatan persiapan tubuh untuk

meningkatkan frekuensi jantung dan penguluran otot yang bertujuan mempersiapkan emosional, fisiologis, dan fisiologis untuk melakukan berbagai macam latihan.

(http://gustopobayu.blogspot.com/2012/03/makalah-pemanasan-olahraga.html). (diakses 8 febuari 2013).

4. Minat adalah kecendurangan jiwa yang tetap untuk memperhatikan dan

mengenang beberapa aktivitas atau kegiatan.

(http://www.scribd.com/hanik%20i/d/21249216-MINAT-BELAJAR).(diakses 8 febuari 2012).

5. Belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan. (Djamarah dan Zain 2002:11).

6. Pendidikan jasmani adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktifitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu baik dalam hal fisik, mental, serta emosional. (Mahendra, 2008:3).


(22)

Muhammad Iqbal Tawaqal, 2014

Penerapan Permainan Tradisional Dan Permainan Konvensional Dalam Aktivitas Warming Up Terhadap Minat Belajar Pendidikan Jasmani

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Dalam sebuah penelitian, salah satu faktor yang harus diperhatikan untuk mendapatkan hasil yang maksimal adalah menemukan metode yang tepat dan mendukung terhadap jalannnya penelitian tersebut. Metode penelitian merupakan suatu cara yang digunakan oleh penulis dalam memperoleh suatu kesimpulan, penelitian yang dilakukan sesuai dengan permasalahan yang diteliti dan tujuan yang diharapkan penulis. Seperti yang diungkapkan Sugiyono (2011:2) bahwa “Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Lebih lanjut surakhmad (1998:131) menjelaskan bahwa “Metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan”.

Dalam penelitiannya ini penulis menggunakan metode eksperimen. Mengenai metode eksperimen ini Sugiyono (2011:72) menjelaskan bahwa “Metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan”. Metode ini digunakan atas dasar pertimbangan bahwa sifat penelitian eksperimental yaitu mencobakan sesuatu untuk mengetahui pengaruh atau akibat dari suatu perlakuan atau treatment. Di samping itu penulis ingin mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat yang diselidiki atau diamati.

Berdasarkan sifatnya dari penelitian eksperimental, maka dalam metode eksperimen ada faktor yang dicobakan, dalam hal ini faktor yang dicobakan dan merupakan variabel bebas adalah permainan tradisional dan permainan konvensional dalam aktivitas warming up, sedangkan variabel terikat dalam penulisan ini adalah minat belajar penjas.


(23)

46

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (2011:80) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penulis untuk mempelajari dan kemudian tarik kesimpulannya”. Dari pernyataan diatas penulis menetapkan populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh peserta didik kelas VII SMP Negeri 2 Cijambe Kabupaten Subang tahun ajaran 2013/2014. Dengan alasan penulis menganggap karakteristik yang relatif homogen, artinya minat peserta didik terhadap mata pelajaran pendidikan jasmani relatif rendah yang tampak secara keseluruhan.

Mengenai sampel Sugiyono (2011:81) menjelaskan bahwa “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Lebih lanjut Arikunto (2002:104) menjelaskan bahwa “Sampel adalah sebagian atau mewakili sebagian populasi yang diteliti”. Dalam penelitian ini pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling dengan maksud memberikan peluang yang sama kepada seluruh populasi untuk menjadi anggota sampel. Sugiyono (2011:85) menjelaskan ”Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu”. Pertimbangan yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah pertimbangan mengenai siapa guru yang memegang kelas yang akan dijadikan sampel dan metode apa yang digunakan guru tersebut dalam aktivitas warming up.

Oleh karena karakteristik populasi tersebut dapat dikatakan penulis relatif homogen karena generalisasi keadaan, situasi dan faktor internal peserta didik hampir sama secara keseluruhan, maka penulis dapat memilih sampel yang sesuai dengan tujuan penelitian. Lebih lanjut Sukintaka (46:1992) menjelaskan bahwa:

Karakteristik peserta didik SMP yang berada dalam rentang usia 13-15 tahun (formal operasional), karakteristik tersebut meliputi perubahan-perubahan yang cepat, termasuk perubahan-perubahan fundamental dalam aspek jasmani, psikis atau mental dan sosial.

Berdasarkan penjelasan tersebut penulis mengambil sampel peserta didik beberapa kelas yang meliputi kelas VII A dan VII B. Alasannya yaitu peserta didik cenderung mempunyai generalisasi kecakapan fisik, taraf aktivitas yang


(24)

47

Muhammad Iqbal Tawaqal, 2014

Penerapan Permainan Tradisional Dan Permainan Konvensional Dalam Aktivitas Warming Up Terhadap Minat Belajar Pendidikan Jasmani

relatif sama antara peserta didik putri dan putra yang dalam proses pembelajarannya seluruh kelas VII yang ada di SMP Negeri 2 Cijambe relatif homogen. Dengan ketentuan perlakuan yang telah diberikan kepada peserta didik yaitu permainan tradisional dalam aktivitas warming up yang di didik oleh Guru penjas SMP Negeri 2 Cijambe dan peserta didik yang telah diberikan perlakuan berupa permainan konvensional dalam aktivitas warming up yang di didik oleh Guru penjas SMP Negeri 2 Cijambe yang lainnya. Untuk lebih jelas, perhatikan tabel berikut ini:

Tabel 3.1

Distribusi Sampel Warming Up Pembelajaran Penjas

Permainan Tradisional Permainan Konvensional

Kelas VII A Kelas VII B

C. Desain Penelitian

Dalam suatu penelitian, penulis tidak hanya mengetahui aturan-aturan permainan saja tetapi harus pula mempunyai keterampilan untuk melaksanakannya dengan cermat. Selaras dengan hal tersebut, Nazir (1988) mengemukakan bahwa “Desain penelitian harus mengikuti metode penelitian”. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Post-test Only Design yaitu suatu desain penelitian yang hanya melihat hasil tes akhir saja. Dari penjelasan tersebut penulis menempatkan subjek penelitian ke dalam dua kelompok kelas yang terdiri dari kelompok permainan tradisional dan kelompok permainan konvensional. Mekanisme penelitian dari dua kelas tersebut digambarkan dalam tabel sebagai berikut:


(25)

48

Tabel 3.2

Desain Penelitian Post-test Only Design (Sugiyono,2011)

Sampel Variabel Bebas Variabel Terikat

A1 A1 X1

B2 B2 X2

Keterangan :

A1 : Perlakuan atau pemanasan menggunakan permainan tradisional

B2 : Perlakuan atau pemanasan menggunakan permainan konvensional

X1 : Angket minat belajar penjas yang diberikan pada kelompok

permainan tradisional

X2 : Angket minat belajar penjas yang diberikan pada kelompok


(26)

49

Muhammad Iqbal Tawaqal, 2014

Penerapan Permainan Tradisional Dan Permainan Konvensional Dalam Aktivitas Warming Up Terhadap Minat Belajar Pendidikan Jasmani

D. Langkah-langkah Penelitian

Berdasarkan desain penelitian diatas, maka penulis membuat langkah-langkah penelitian sebagai berikut:

Bagan 3.1

Langkah-Langkah Penelitian

E. Instrumen Penelitian

Untuk mengumpulkan data dari sampel penelitian diperlukan alat yang disebut instrumen. Mengenai instrumen ini, Arikunto (2002:138) menerangkan sebagai berikut:

Berbicara tentang jenis-jenis metode dan instrumen pengumpulan data sebenarnya tidak ubahnya dengan berbicara masalah evaluasi. Mengevaluasi tidak lain adalah memperoleh data tentang status sesuatu dibandingkan dengan standar atau ukuran yang telah ditentukan, karena mengevaluasi juga adalah mengadakan pengukuran.

POPULASI

SAMPEL

Sampel (A) Sampel (B)

PERMAINAN TRADISIONAL PERMAINAN KONVENSIONAL

ANALISIS DATA

KESIMPULAN

ANGKET DAN OBSERVASI MINAT BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI


(27)

50

Oleh karena itu alat atau instrumen dalam sebuah penelitian mutlak harus ada sebagai bahan untuk pemecahan masalah penelitian yang hendak diteliti. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini mengadopsi dan mengembangkan

situasional interest scale (SIS), SIS ini adalah angket atau kuesioner yang digunakan untuk mengukur minat belajar pendidikan jasmani. Angket ini disusun pada tahun 2001 oleh Ang Chen dari University of Maryland, USA bekerjasama dengan Paul W. Darst and Robert P. Pangrazi dari Department of Exercise Science & Physical Education, Arizona Statem University. Angket ini dipublikasikan dalam British Journal of Educational Psychology dengan judul An examination of situational interest and its sources. Angket ini terdiri dari 24 pernyataan.

Namun angket ini disajikan dalam bahasa inggris, adapun butir kisi-kisinya sebagai berikut :

Tabel 3.3

Items In The Situational Interest Scale (Chen, Darts, dan Pangrazi,2001)

Variable Indicator Statement

Interest

Exploration Intention

I want to analyse it to have a grasp on it

I want to discover all the tricks in this activity

I like to find out more about how to do it

I like to inquire into details of how to do it

Instant Enjoyment

It is an enjoyable activity to me

This activity is exciting

The activity inspires me to participate

This activity is appealing to me

Novelty

This activity is new to me

This activity is fresh

This is a new-fashioned activity for me to do

This is an exceptional activity

Attention Demand

My attention wash high

I was very attentive all the time


(28)

51

Muhammad Iqbal Tawaqal, 2014

Penerapan Permainan Tradisional Dan Permainan Konvensional Dalam Aktivitas Warming Up Terhadap Minat Belajar Pendidikan Jasmani

I was concentrated

Challenge

It is a complex activity

This is activity is complicated

This activity is a demanding task

It is hard for me to do this activity

Total Interest

This activity is interesting

The activity looks fun to me

It is fun for me to try this activity

This is an interesting activity for me to do

Maka dari itu penulis berkonsultasi dengan ahli bahasa, agar tidak terjadi kesalahan pemahaman dalam penyusunan kisi-kisi angket. Kemudian penulis mengaitkan kisi-kisi tersebut dengan permasalahan yang penulis teliti. Adapun hasilnya sebagai berikut :

Variabel Indikator Pernyataan

Minat Perhatian Untuk Mencari tahu (Exploration Intention)

 Saya ingin menganalisis dan memiliki pegangan yang lebih baik untuk aktivitas penjas yang kita lakukan hari ini

 Ada banyak trik dalam aktivitas penjas tadi

 Saya ingin mengetahui lebih rinci bagaimana melakukan gerakan tadi

 Kegiatan penjas tadi mengekplorasi saya untuk mengetahui lebih lanjut cara melakukan gerakan tadi

Menyenangkan (Instant Enjoyment)

 Penjas yang dilakukan tadi menyenangkan bagi saya

 Penjas yang dilakukan tadi menyenangkan

 Penjas yang dilakukan membuat saya tertarik untuk ikut berpartisipasi

 Penjas yang dilakukan tadi menarik bagi saya

Sesuatu Hal Yang Baru

(Novelty)

 Penjas yang dilakukan hari ini adalah hal yang baru bagi saya

 Penjas yang dilakukan hari ini menyegarkan

 Penjas yang dilakukan tadi adalah kegiatan baru bagi saya


(29)

52

 Penjas yang dilakukan tadi merupakan kegiatan yang luar biasa

Menarik Perhatian (Attention

Demand)

 Apakah penjas yang dilakukan tadi menuntut perhatian saya

 Saya sangat fokus selama kegiatan penjas tadi

 Penjas yang dilakukan hari ini menuntut fokus saya

 Penjas yang dilakukan hari ini menuntut konsentrasi saya

Menantang (Challenge)

 Penjas yang dilakukan tadi adalah gerakan kompleks

 Penjas yang dilakukan tadi sulit / susah

 Penjas yang dilakukan hari ini merupakan sebuah tuntutan

 Penjas yang dilakukan tadi sulit untuk dilakukan

Keseluruhan yang Menarik (Total Interest)

 Penjas yang dilakukan hari ini menarik

 Penjas yang dilakukan tampak menyenangkan bagi saya

 Aktivitas penjas tadi menyenangkan untuk saya coba

 Penjas yang dilakukan tadi adalah hal menarik bagi saya untuk dilakukan

Setelah mengaitkan dengan kisi-kisi tersebut dengan permasalahan yang diteliti. Penulis mengembangkan angket menjadi 43 pernyataan. Maka kisi-kisi angket dalam instrumen ini disajikan dalam table berikut ini :

Tabel 3.4

Kisi-Kisi Angket Minat Belajar Pendidikan Jasmani Sebelum Uji Coba

Variabel Indikator No soal

+ -

Minat

Perhatian Untuk Mencari tahu 1,2,7,8 25,26

Menyenangkan 29,31,14,15 40,41,34


(30)

53

Muhammad Iqbal Tawaqal, 2014

Penerapan Permainan Tradisional Dan Permainan Konvensional Dalam Aktivitas Warming Up Terhadap Minat Belajar Pendidikan Jasmani

Menarik Perhatian 23,24,36,37 42,43,35,30

Menantang 3,4,16,17 12,28,27

Keseluruhan yang Menarik 38,39,32,33 5,6,18,13

Adapun jenis angket yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah angket tertutup, menurut Arikunto (2002:28) “Angket tertutup yaitu kuesioner yang disusun dengan menyediakan pilihan jawaban lengkap, sehingga pengisi hanya tinggal memberi tanda pada jawaban yang dipilih”. Adapun beberapa alasan yang menyebabkan penulis menggunakan angket tertutup yaitu sebagai berikut:

1. Sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti bersifat kuantitatif. 2. Responden akan lebih leluasa dalam memberikan jawaban.

3. Waktu yang diperlukan relatif singkat dalam menghimpun data.

Pengumpulan data akan lebih efisien ditinjau dari segi biaya, tenaga, dan memudahkan untuk mengolahnya, angket dalam penelitian yaitu untuk peserta didik berisi pernyatan dan peserta didik diminta menanggapi pernyataan yang diberikan dengan cara memberi cheklist pada kolom tanggapan Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Ragu-ragu (R), Tidak Setuju (TS) atau Sangat Tidak setuju (STS).

Dalam memaknai alternatif jawaban yang terdapat dalam angket, penulis menggunakan skala pengukuran sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam setiap butir pertanyaan angket sehingga skor yang diperoleh responden jelas adanya. Data terkumpul dari angket berupa angka-angka yang dapat menunjukkan tentang minat belajar yang hendak diteliti. Skala yang penulis gunakan adalah dengan Skala Likert. Mengenai skala Likert, Sukardi (2003:146) menjelaskan sebagai berikut:


(31)

54

Skala ini telah banyak digunakan oleh para penulis guna mengukur persepsi atau sikap seseorang. Skala ini menilai sikap atau tingkah laku yang diinginkan oleh para penulis dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan kepada responden. Kemudian responden diminta memberikan pilihan jawaban atau respons dalam skala ukur yang telah disediakan, misalnya sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju.

Pernyataan angket penelitian ini dapat dilihat pada lampiran. Dalam altenatif jawabannya terdapat rentang nomor dari angka lima sampai dengan angka satu. Angka lima menunjukkan bahwa pernyataan dalam angket melekat dalam diri responden, semakin rendah nomor yang responden pilih maka pernyataan tersebut semakin terisolasi jauh dari diri responden. Adapun kategori penyekoran untuk setiap butir pernyataan positif, yaitu Sangat Setuju (SS)= 5, Setuju (S)= 4, Ragu-ragu (R)= 3, Tidak Setuju (TS) = 2, dan Sangat Tidak Setuju (STS)= 1. Kategori untuk setiap butir pernyataan negatif, yaitu Sangat Setuju (SS)= 1, Setuju (S)= 2, Ragu-ragu (R)= 3, Tidak Setuju (TS) = 4, dan Sangat Tidak Setuju (STS)= 5. Kategori penyekoran setiap alternatif jawaban tampak dalam tabel di bawah ini:

Tabel 3.5

Kategori Penyekoran Alternatif Jawaban

Alternatif Jawaban Skor Alternatif Jawaban Positif Negatif

Sangat Setuju (SS) 5 1

Setuju (S) 4 2

Ragu-Ragu (R) 3 3

Tidak Setuju (TS) 2 4

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 5

Selain itu, penulis juga menggunakan observasi sebagai instrumen pada penelitian ini. Menurut Marshall dalam Sugiyono (2013:310) menyatakan bahwa “Through observation, the researcher learn about behavior and the meaning attached to those behavior. Melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku, dan makna dari perilaku tersebut”. Penulis mengadopsi dan mengembangkan


(32)

55

Muhammad Iqbal Tawaqal, 2014

Penerapan Permainan Tradisional Dan Permainan Konvensional Dalam Aktivitas Warming Up Terhadap Minat Belajar Pendidikan Jasmani

situasional interest scale (SIS) menjadi sebuah lembar observasi. Penulis menggunakan observasi terus terang dan tersamarkan. Menurut Sugiyono (2013:312) menyatakan bahwa:

Observasi terus terang dan tersamarkan adalah peneliti dalam melakukan pengumpulan data menyatakan terus terang kepada sumber data, bahwa ia sedang melakukan penelitian. Tapi dalam suatu saat peneliti juga tidak terus terang atau tersamar dalam observasi, hal ini untuk menghindari kalau suatu data yang dicari merupakan data yang masih dirahasiakan.

Adapun kisi-kisi lembar observasi diantaranya sebagai berikut : Tabel 3.6

Kisi-Kisi Lembar Observasi Minat Belajar Pendidikan Jasmani

Variabel Indikator

MINAT

Minat atau interest adalah gejala psikis yang berkaitan dengan objek atau aktivitas

yang menstimulir perasaan senang pada individu.

(Doyle Fryer yang dikutip Nurkancana dan Sumartana (1986:226))

Perhatian Untuk Mencari tahu (Exploration Intention)

Menyenangkan (Instant Enjoyment) Sesuatu Hal Yang Baru (Novelty) Menarik perhatian (Attention Demand) Menantang (Challenge)

Keseluruhan Yang Menarik (Total Interest)

Setelah kisi-kisi observasi tersusun, selanjutnya butir-butir instrumen dibuat dalam bentuk pernyataan mengenai minat belajar penjas yang akan diamati. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan observer melakukan penilaian dari penerapan permainan tradisional dan permainan konvensional dalam aktivitas

warming up terhadap minat belajar pendidikan jasmani agar dapat memperbesar kemungkinan bahwa aspek-aspek yang diamati lebih terpercaya dan sistematis. Lembar observasi berbentuk seperti yang terlampir.


(33)

56

Pengisian lembar observasi adalah dengan mengisi tiap perilaku yang diamati dengan tanda (√) pada perilaku siswa yang sesuai dengan apa yang terjadi di lapangan. Pengisian tanda check list (√) hanya diberikan pada kolom yang

sesuai dengan yang siswa lakukan pada saat pembelajaran, dilihat indikator-indikator yang diamati.

Kategori penilaian diberikan skor berdasarkan skala Likert. Hal ini sesuai dengan Sugiyono (2008:134) bahwa “Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial”. Dari pernyataan di atas, penulis menggambarkan bobot skor untuk tingkatan kategori minat siswa dalam pembelajaran penjas, yang terdapat dalam tabel di bawah ini:

Tabel 3.7

Bobot Skor Untuk Tiap Kategori Penilaian Observasi

Kategori Skor

Selalu 4

Sering 3

Kadang-Kadang 2

Tidak Pernah 1

F. Uji Coba Instrumen

Setelah angket tersusun dengan bentuk yang telah direncakan sebelumnya, maka selanjutnya harus diuji cobakan kepada responden (selain sampel penelitian) untuk mengukur tingkat validitas dan reliabilitas dari setiap butir soal yang diajukan menjadi instrumen penelitian.

Hal ini selaras dengan pernyataan dari Arikunto (2002:211) yang menyatakan bahwa “Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel”. Artinya suatu instrumen atau alat pengumpul data yang tidak baku maka harus mengukur kesahihan dan tingkat kepercayaan


(34)

57

Muhammad Iqbal Tawaqal, 2014

Penerapan Permainan Tradisional Dan Permainan Konvensional Dalam Aktivitas Warming Up Terhadap Minat Belajar Pendidikan Jasmani

untuk mengungkap data dari variabel yang tepat agar dapat diterima sebagai alat ukur dalam penelitian yang dilakukan. Karena apabila kita melakukan sebuah penelitian dan menggunakan alat ukur atau instrumen yang tidak relevan, maka hasil dari penelitian yang dilakukan juga tidak relevan. Oleh karena itu instrumen dalam sebuah penelitian harus relevan untuk mencapai penelitian yang baik.

Uji coba angket dilaksanakan pada tanggal 13 oktober 2013 di SMPN 2 Subang. Angket minat belajar mata pelajaran penjas ini diuji cobakan kepada peserta didik putra dan putri kelas VII yang berjumlah 20 orang yang merupakan bukan anggota sampel penelitian yang hendak diteliti. Adapun langkah-langkah dalam mengolah data untuk menentukan validitas instrumen yang berpedoman pada buku aplikasi statistika dalam penjas oleh Bambang Abduljabar dan Jajat Darajat (2010) adalah sebagai berikut:

1. Memberikan skor pada masing-masing pernyataan.

2. Menjumlahkan skor pada seluruh jumlah butir pernyataan.

3. Merangking skor responden dari yang skor yang tertinggi sampai yang terendah.

4. Memisahkan antara skor tertinggi (kelompok atas) dan skor terendah (kelompok bawah)

5. Menetapkan 27% responden kelompok atas (kelompok yang memperoleh skor tinggi)

6. Menetapkan 27% responden kelompok bawah (kelompok yang memperoleh skor rendah)

7. Mencari nilai rata-rata dari setiap butir pernyataan kelompok atas, dan nilai rata-rata setiap butir pernyataan kelompok bawah dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

X n

X

 

Keterangan:

X = Nilai rata-rata untuk kelompok atas dan kelompok bawah ∑X = Jumlah skor


(35)

58

8. Mencari simpangan baku dari setiap butir pernyataan kelompok atas dan kelompok bawah dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

1 2   

n X X S i Keterangan:

S = Simpangan baku

X = Skor rata-rata n = Jumlah sampel

∑ (Xi–X)2 =Jumlah dari skor X yang dikurangi rata-rata X yang dikuadratkan.

9. Mencari nilai thitung untuk tiap butir soal kelompok atas dan kelompok

bawah dengan menggunakan rumus: 2 2 2 1 1 2 2 1 n S n S X X t    Keterangan:

t = Nilai thitung tiap butir pernyataan

1

X = Nilai rata-rata kelompok atas

2

X = Nilai rata-rata kelompok bawah S21 = Simpangan baku kelompok atas

S22 = Simpangan baku kelompok bawah

n1 = Jumlah responden kelompok atas n2 = Jumlah responden kelompok bawah


(36)

59

Muhammad Iqbal Tawaqal, 2014

Penerapan Permainan Tradisional Dan Permainan Konvensional Dalam Aktivitas Warming Up Terhadap Minat Belajar Pendidikan Jasmani

Tabel 3.8

Hasil Perhitungan Uji Validitas Angket Minat Pembelajaran Pendidikan Jasmani t-tabel (dk – 2 = 18 dan  = 0.05) =1.734

No. Soal t hitung t table Keterangan

1 -0,93 1,734 Tidak Valid

2 -1,11 1,734 Tidak Valid

3 -1,92 1,734 Tidak Valid

4 1,96 1,734 Valid

5 1,61 1,734 Tidak Valid

6 2,43 1,734 Valid

7 4,04 1,734 Valid

8 2,94 1,734 Valid

9 -0,34 1,734 Tidak Valid

10 3,56 1,734 Valid

11 3,99 1,734 Valid

12 3,13 1,734 Valid

13 2,56 1,734 Valid

14 4,52 1,734 Valid

15 5,96 1,734 Valid

16 3,89 1,734 Valid

17 6,47 1,734 Valid

18 5,30 1,734 Valid

19 2,22 1,734 Valid

20 14,57 1,734 Valid

21 2,86 1,734 Valid

22 8,33 1,734 Valid

23 5,49 1,734 Valid

24 9,66 1,734 Valid

25 3,89 1,734 Valid

26 5,27 1,734 Valid

27 10,26 1,734 Valid

28 11,21 1,734 Valid

29 4,98 1,734 Valid

30 5,40 1,734 Valid

31 10,38 1,734 Valid

32 19,81 1,734 Valid

33 15,96 1,734 Valid

34 7,37 1,734 Valid

35 5,51 1,734 Valid

36 6,95 1,734 Valid

37 6,41 1,734 Valid

38 9,18 1,734 Valid

39 19,05 1,734 Valid


(37)

60

41 7,16 1,734 Valid

42 8,23 1,734 Valid

43 20,11 1,734 Valid

Tabel 3.9

Kesimpulan Hasil Uji Validitas Item Soal

Jenis instrumen Nomer Item Tidak Valid Nomer Item Valid Angket Minat

Belajar Pendidikan

Jasmani

1,2,3,5,9

4,6,7,8,10,11,12,13,14,15,16,17, 18,19

20,21,22,23,24,25,26,27,28,29,3 0,31,32,33

34,35,36,37,38,39,40,41,42,43

Tabel 3.10

Kisi-Kisi Angket Minat Belajar Mata Pelajaran Penjas Setelah Uji Coba

Variabel Indikator No Soal

+ -

Minat Belajar

Perhatian Untuk

Mencari Tahu 7,8 25,26

Menyenangkan 29,31,14,15 40,41,34 Sesuatu Hal yang

Baru 21,22,10 11,19,20

Menarik perhatian 23,24,36,37 42,43,35,30

Menantang 4,16,17 12,28,27

Keseluruhan yang

Menarik 38,39,32,33 6,18,13 Kisi-kisi kuesioner dalam tabel diatas digunakan dalam penyusunan butir-butir pernyataan untuk memperoleh data penelitian mengenai minat belajar mata pelajaran penjas antara kelompok peserta didik yang mendapatkan dua metode berbeda yaitu aktivitas warming up menggunakan permainan tradisional dan permainan konvensional di SMP Negeri 2 Cijambe.


(38)

61

Muhammad Iqbal Tawaqal, 2014

Penerapan Permainan Tradisional Dan Permainan Konvensional Dalam Aktivitas Warming Up Terhadap Minat Belajar Pendidikan Jasmani

Langkah berikutnya adalah menentukan reliabilitas untuk mengetahui tingkat keajegan atau ketetapan dari setiap butir pernyataan, sebagai berikut:

1. Membagi soal yang valid menjadi dua bagian yaitu soal yang bernomor genap dan soal yang bernomor ganjil.

2. Skor dari butir-butir soal yang bernomor genap dikelompokan menjadi variabel X dan skor dari butir-butir soal ganjil dijadikan variabel Y. 3. Mengkorelasikan antara skor butir-butir soal yang bernomor genap

dengan butir-butir soal yang bernomor ganjil, dengan menggunakan rumus teknik korelasi Pearson Product Moment.

rxy =

  

 

 

2   2 2   2

   

n n

n

Keterangan :

rxy = Koefisien korelasi yang dicari

∑ XY = Jumlah perkalian skor X dan skor Y ∑X2

= Jumlah skor X2 ∑Y2

= Jumlah skor Y2

n = Jumlah banyaknya soal

4. Mencari reliabilitas seluruh butir pernyataan dengan menggunakan rumus Spearman Brown yaitu sebagai berikut:

Keterangan :

r „ = koefisien yang dicari 2.r = dua kali koefisien korelasi 1+r = satu tambah koefisien korelasi


(39)

62

5. Menguji signifikasi korelasi, yaitu dengan rumus sebagai berikut:

√ √

Keterangan:

t = nilai t-hitung yang dicari r = koefisien seluruh tes

n – 2 = Jumlah soal/pernyataan dikurangi dua

Adapun hasil perhitungan reliabilitas instrumen dari angket minat belajar mata pelajaran penjas dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

Tabel 3.11

Hasil Perhitungan Reliabilitas Instrumen Angket Minat Belajar Mata Pelajaran Penjas

NO X

(Ganjil)

Y (Genap)

X2 Y2

X.Y

1 84 75 7056 5625 6300

2 82 71 6724 5041 5822

3 75 72 5625 5184 5400

4 73 72 5329 5184 5256

5 75 67 5625 4489 5025

6 74 70 5476 4900 5180

7 70 69 4900 4761 4830

8 76 67 5776 4489 5092

9 74 67 5476 4489 4958

10 71 67 5041 4489 4757

11 71 66 5041 4356 4686

12 65 68 4225 4624 4420

13 71 63 5041 3969 4473

14 68 65 4624 4225 4420

15 65 68 4225 4624 4420

16 66 63 4356 3969 4158

17 67 62 4489 3844 4154

18 59 64 3481 4096 3776

19 57 66 3249 4356 3762

20 58 64 3364 4096 3712


(40)

63

Muhammad Iqbal Tawaqal, 2014

Penerapan Permainan Tradisional Dan Permainan Konvensional Dalam Aktivitas Warming Up Terhadap Minat Belajar Pendidikan Jasmani

Setelah mengkorelasikan antara skor butir-butir pernyataan yang bernomor ganjil dan skor butir-butir pernyataan yang bernomor genap, selanjutnya menghitung reliabilitas butir tes dengan menggunakan rumus korelasi Pearson Product Moment yaitu sebagai berikut:

rxy =

  

 

 

2   2 2   2

    n n n =



2 2

1346 ) 90810 ( 20 1401 ) 99123 ( 20 1346 1401 ) 94601 ( 20    =

(1982460 1962801) (1816200 1811716) 1885746 1892020    = ) 4484 )( 19657 ( 6274 = 88150956 6274 = 87 , 9388 6274

rxy = 0,688

Kemudian mencari realibilitas seluruh perangkat butir pernyataan dengan menggunakan rumus Spearman Brown dengan rumus sebagai berikut:

Menguji signifikansi korelasi, yaitu dengan rumus sebagai berikut:

√ √ √ √


(41)

64

Dari hasil perhitungan tersebut diperoleh rhitung = 0,668 dan rhitung

keseluruhan atau gabungan = 0,801 sedangkan pada rtabel product moment

diketahui bahwa dengan n = 20 (dk : n – 2 = 18) harga r 0,95 = 0,468. Hal ini berarti rhitung lebih besar dari rtabel. Hal ini menunjukan bahwa instrumen penelitian

ini dapat dipercaya atau reliabel.

Hasil uji signifikansi korelasi menunjukan thitung = 5,389, sedangkan ttabel

pada taraf nyata (α) 0,05 dan (dk) 18 n-2 adalah 1,73. Dengan demikian thitung

lebih besar dari ttabel ini berarti bahwa reliabilitas instrumen minat mata pelajaran

penjas signifikan.

G. Pelaksanaan Pengumpulan Data

Instrumen yang telah dinyatakan valid dan reliabel dalam arti instrumen itu dapat digunakan sebagai alat pengumpul data dalam penelitian ini oleh penulis diperbanyak untuk disebarkan kepada sampel penelitian yang merupakan sumber data dalam penelitian ini. Pelaksanaan treatment dilakukan pada tanggal 28 Oktober – 2 Desember 2013. Adapun pengambilan data observasi dilakukan ketika proses treatment berlangsung dan pengambilan data angket dilakukan setelah kegiatan. Dengan rincian sebagai berikut :

Pertemuan Tanggal

Kegiatan warming up

Permainan Tradisional

Permainan Konvensional 1 28 Oktober 2013 Kucing-kucingan Statis dan Dinamis 2 4 November 2013 Bebentengan Statis dan Dinamis 3 11 November 2013 Kucing-kucingan Statis dan Dinamis 4 25 November 2013 Bebentengan Statis dan Dinamis 5 2 Desember 2013 Kucing-kucingan Statis dan Dinamis


(42)

65

Muhammad Iqbal Tawaqal, 2014

Penerapan Permainan Tradisional Dan Permainan Konvensional Dalam Aktivitas Warming Up Terhadap Minat Belajar Pendidikan Jasmani

H. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan cara-cara untuk mencari makna dan arti dari sebuah data yang telah dikumpulkan oleh penulis. Data mentah yang diperoleh melaui proses penyebaran angket tidak dapat berguna jika tidak dianalisa oleh penulis. Hal ini selaras dengan pendapat Nazir (1988:405) yang menyatakan bahwa “Analisa data merupakan bagian yang amat penting dalam penelitian ilmiah, karena dengan analisalah, data tersebut dapat diberi arti dan makna yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian.” Artinya dengan menggunakan analisis data, penulis dapat mencari kebenaran dari hipotesis penelitian.

Dalam proses analisis data, peran statistik adalah penting adanya, karena dalam pelaksanaan analisa data tidak dapat dipisahkan dengan statistik sebagai alat untuk mengklasifikasikan data yang diperoleh menjadi data yang lebih mudah dimengerti dan dipahami. Hal ini sesuai dengan pendapat Nazir (1988:443) bahwa “…pengolahan dan analisa data tidak luput dari penerapan teknik dan metode statistik tertentu, yang mana kehadirannya dapat memberikan dasar bertolak dalam menjelaskan hubungan-hubungan yang terjadi”. Adapun penulis menganalisis data menggunakan softwareSPSS Version 18.

Langkah-langkah yang penulis pergunakan untuk mengolah data tersebut adalah sebagai berikut :

1. Menguji normalitas menggunakan Uji Shapiro-Wilk. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui data tersebut normal atau tidak.

2. Menguji homogenitas menggunakan Uji Leneve test. Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui data tersebut homogen atau tidak.

3. Menguji hipotesis dengan menggunakan Independent Sample T-test


(43)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Penerapan permainan tradisional dalam aktivitas warming up berpengaruh signifikan terhadap minat belajar pendidikan jasmani siswa kelas VII SMP Negeri 2 Cijambe Subang.

2. Terdapat perbedaan minat yang signifikan antara kelompok kelas yang diberikan penerapan permainan tradisional dalam aktivitas warming up

dengan kelompok kelas yang diberikan penerapan permainan kovensional dalam aktivitas warming up.

B. Saran

Berdasarkan simpulan yang dirumuskan diatas, berikut ini beberapa saran peneliti, diantaranya :

1. Bagi guru pendidikan jasmani, untuk mengisi kekosongan tentang optimalisasi pembelajaran penjas di sekolah. Dalam penelitian ini merupakan alternatif untuk meningkatkan minat siswa melalui penerapan permainan dalam aktivitas warming up, sehingga peneliti merekomendasikan untuk menggunakan permainan tradisional dalam aktivitas warming up dan kehadirannya dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembelajaran pendidikan jasmani. Selain itu, untuk melestarikan kearifan budaya lokal.

2. Bagi rekan mahasiswa, khususnya mahasiswa program studi pendidikan jasmani kesehatan dan olahraga (PJKR) yang akan mengadakan penelitian tentang minat belajar pendidikan jasmani perlu penelaahan yang lebih lanjut dan secara menyeluruh mengenai mata pembelajaran pendidikan


(44)

79

Muhammad Iqbal Tawaqal, 2014

Penerapan Permainan Tradisional Dan Permainan Konvensional Dalam Aktivitas Warming Up Terhadap Minat Belajar Pendidikan Jasmani

jasmani dan terfokus pada sebelum, selama proses dan sesudah pembelajaran penjas berlangsung. Selain itu gunakan metode, model, dan pendekatan bagaimana yang akan meningkatkan minat pendidikan jasmani.

3. Bagi sekolah dapat dijadikan rujukan penetapan pelaksanaan pembelajaran penjas di lingkungan SMP Negeri 2 Cijambe Kabupaten Subang yang lebih kreatif dan inovatif dalam menerapkan pendekatan mengajar penjas sesuai keadaan internal sekolah. Tujuannya mengaplikasikan pendidikan jasmani sebagai pendidikan karakter sebagai usaha pencapaian tujuan pendidikan nasional.

4. Sebagai upaya penyegaran ilmu pengetahuan mengenai pendidikan jasmani dan pelaksanaannya di lapangan. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi dari jaman ke jaman menuntut guru penjas membuka diri untuk menerima, mencoba serta mengkreasikannya dalam lingkungan pekerjaannya.


(45)

DAFTAR PUSTAKA

Abduljabar, Bambang. (2011). Pedagogi Olahraga. Bandung: FPOK UPI.

Abduljabar, Bambang. (2010). Landasan Ilmiah Pendidikan Intelektual Dalam Pendidikan Jasmani. Bandung: Rizqi Press.

Abduljabar, Bambang dan Jajat Darajat Kusumah. (2010). Aplikasi Statistika Dalam Penjas. Bandung: FPOK UPI.

Anggria, A. (2013). Perbandingan Pendekatan Bermain Dan Pendekatan Konvensional Dalam Pembelajaran Penjas Terhadap Minat Belajar Mata Pelajaran Pasca Penjas (Skripsi). Bandung: PJKR. FPOK UPI.

Arikunto, Suharsimi. (2007). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Arniko, Bimo. (2011). Permainan Tradisional. [Online]. Tersedia di:

Http://bimoarnikko.blogspot.com/2011/03/permainan-tradisional-engklek.html. [Diakses 18 Agustus 2013].

Bayu, Gustopo. (2012). Makalah Pemanasan Olahraga. [Online]. Tersedia di:

Http://gustopobayu.blogspot.com/2012/03/makalah-pemanasan-olahraga.html [Diakses 20 Agustus 2013].

Buchori, M. (1985). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Aksara Baru.

Cahyono, Nuri (2009). Permainan Tradisional. [Online]. Tersedia di:

Http://permata-nusantara.blogspot.com/2009/03/permainan bebentengan.html. [Diakses 20 Agustus 2013].

Chen, A., Darst, P.P. and Pangrazi, R.P. (2001). “An Examination of Situasional


(46)

81

Muhammad Iqbal Tawaqal, 2014

Penerapan Permainan Tradisional Dan Permainan Konvensional Dalam Aktivitas Warming Up Terhadap Minat Belajar Pendidikan Jasmani

Danandjaya, James. (1987). Floklore Indonesia. Jakarta : Gramedia.

Djamarah, S.B dan Zain, A. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Dikdasmen (2004). Konsep-Dasar-Penjas-SMA (Online). Tersedia: http://www.docstoc.com/docs/1991916/.

Gabbard, Carl. et al. (1987). Physical Education for Children: Building the Foundation.New Jersey: Prentice-Hall, Inc.

Giriwijoyo, Y.S. Santosa (2007). Ilmu Faal Olahraga. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

Hanik. (2009). Minat Belajar. [Online]. Tersedia di: Http://www.scribd.com/hanik%20i/d/21249216-MINAT-BELAJAR.

[Diakses 18 Agustus 2013].

Harsono. (1988). Coaching dan Aspek Psikologis dalam Coaching. Jakarta : CV. Tambal Kurnia.

Hendrayana. Y. (2007). Pendidikan jasmani dan olahraga adaptif (adapted physical education and sport). Bandung : Indonesia university of education Hurlock. (1981). Devolepmental Psychology Life-Span Approach. New Delhi:

McGraw Hill Inc.

Irwansyah (2006). Pendidikan, jasmani, olahraga dan kesehatan untuk kelas X . Grafindo Media Pratama.

Joe Luxbacher. (2004). Sepakbola: Taktik dan Teknik Bermain. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Lutan, Rusli. (1997). Manusia dan Olahraga, Bandung: Penerbit ITB.

Lutan, Rusli dan Sumardiyanto. (2000). Filsafat Olahraga. Jakarta: Dirjen Dikdasmen.


(47)

82

Mahendra, Agus. (2009). Modul Asas dan Falsafah Pendidikan Jasmani. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

Mahendra, Agus. (2003). Falsafah Pendidikan Jasmani. Jakarta: Depdiknas, Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah, Pendidikan Luar Biasa, Bagian Proyek Pendidikan Kesehatan Jasmani Pendidikan Luar Biasa.

Mahendra, Agus dkk. (2003). Model Pengembangn Olahraga Tradisional. Bandung, Setda Prov. Jawa Barat.

Mahendra agus (2001). Pembelajaran Senam di Sekolah Dasar Sebuah Pendekatan pembinaan Pola Gerak Dasar Dominan. Jakarta: Depdiknas. Misbach, S.Psi, Psi. (2006). Peran Permainan Tradisional Yang Bermuatan

Edukatif Dalam Menyumbang Pembentukan Karakter Dan Identitas Bangsa. Bandung : Universitas pendidikan Indonesia.

Mulyana, A.D. (2011). Perbandingan Minat Belajar Pendidikan Jasmani antara Siswa SMA Negeri dan siswa SMA Swasta di Kota Bandung (Skripsi). Bandung: PJKR. FPOK UPI.

Nasution, (1996). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara

Nazir, (1988). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Nurkancana, Wayan dan Sumartana. PPN. (1986). Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.

Slameto. (2003). Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Snedecor, G.W. and Cochran, W.G. (1980). Statistical Methods. The Iowa State University Press.


(48)

83

Muhammad Iqbal Tawaqal, 2014

Penerapan Permainan Tradisional Dan Permainan Konvensional Dalam Aktivitas Warming Up Terhadap Minat Belajar Pendidikan Jasmani

Sugiyono, Prof. Dr. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suherman, A . (2009). Revitalisasi Pengajaran Dalam Pendidikan Jasmani. Bandung: CV. Bintang Warliartika

Sukardi. (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta:Bumi Aksara

Sukintaka, (1983). Permainan dan Metodik. Jakarta: Depatemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Sukintaka, (1992). Teori bermain untuk D2 PGSD PENJASKES. Jakarta: Depatemen Pendidikan dan Kebudayaan direktorat jenderal pendidikan tinggi proyek pembinaan tenaga kependidikan.

Surakhmad, Winarno. (1982). Pengantar Interaksi Mengajar-Belajar. Bandung: Tarsito

Surya, M. (1979). Psikologi Pendidikan. Bandung:Jurusan PPB FIP IKIP

Trihendradi, c. (2010). Step by Step SPSS 18 Analisis Data Statistik. Yogyakarta : CV Andi Offset

Uhamisastra. (2010). Modul Olahraga Tradisional. Bandung: FPOK UPI.

Weinberg, R.S dan Gould, D. (2003). Foundations of Sport and Exercise Psychology. United States: Human Kinetics.


(1)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Penerapan permainan tradisional dalam aktivitas warming up berpengaruh

signifikan terhadap minat belajar pendidikan jasmani siswa kelas VII SMP Negeri 2 Cijambe Subang.

2. Terdapat perbedaan minat yang signifikan antara kelompok kelas yang

diberikan penerapan permainan tradisional dalam aktivitas warming up

dengan kelompok kelas yang diberikan penerapan permainan kovensional

dalam aktivitas warming up.

B. Saran

Berdasarkan simpulan yang dirumuskan diatas, berikut ini beberapa saran peneliti, diantaranya :

1. Bagi guru pendidikan jasmani, untuk mengisi kekosongan tentang

optimalisasi pembelajaran penjas di sekolah. Dalam penelitian ini merupakan alternatif untuk meningkatkan minat siswa melalui penerapan

permainan dalam aktivitas warming up, sehingga peneliti

merekomendasikan untuk menggunakan permainan tradisional dalam

aktivitas warming up dan kehadirannya dapat dimanfaatkan sebagai bahan

pembelajaran pendidikan jasmani. Selain itu, untuk melestarikan kearifan budaya lokal.

2. Bagi rekan mahasiswa, khususnya mahasiswa program studi pendidikan

jasmani kesehatan dan olahraga (PJKR) yang akan mengadakan penelitian tentang minat belajar pendidikan jasmani perlu penelaahan yang lebih lanjut dan secara menyeluruh mengenai mata pembelajaran pendidikan


(2)

79

jasmani dan terfokus pada sebelum, selama proses dan sesudah pembelajaran penjas berlangsung. Selain itu gunakan metode, model, dan pendekatan bagaimana yang akan meningkatkan minat pendidikan jasmani.

3. Bagi sekolah dapat dijadikan rujukan penetapan pelaksanaan pembelajaran

penjas di lingkungan SMP Negeri 2 Cijambe Kabupaten Subang yang lebih kreatif dan inovatif dalam menerapkan pendekatan mengajar penjas sesuai keadaan internal sekolah. Tujuannya mengaplikasikan pendidikan jasmani sebagai pendidikan karakter sebagai usaha pencapaian tujuan pendidikan nasional.

4. Sebagai upaya penyegaran ilmu pengetahuan mengenai pendidikan

jasmani dan pelaksanaannya di lapangan. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi dari jaman ke jaman menuntut guru penjas membuka diri untuk menerima, mencoba serta mengkreasikannya dalam lingkungan pekerjaannya.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Abduljabar, Bambang. (2011). Pedagogi Olahraga. Bandung: FPOK UPI.

Abduljabar, Bambang. (2010). Landasan Ilmiah Pendidikan Intelektual Dalam

Pendidikan Jasmani. Bandung: Rizqi Press.

Abduljabar, Bambang dan Jajat Darajat Kusumah. (2010). Aplikasi Statistika

Dalam Penjas. Bandung: FPOK UPI.

Anggria, A. (2013). Perbandingan Pendekatan Bermain Dan Pendekatan

Konvensional Dalam Pembelajaran Penjas Terhadap Minat Belajar Mata

Pelajaran Pasca Penjas (Skripsi). Bandung: PJKR. FPOK UPI.

Arikunto, Suharsimi. (2007). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT

Rineka Cipta.

Arniko, Bimo. (2011). Permainan Tradisional. [Online]. Tersedia di:

Http://bimoarnikko.blogspot.com/2011/03/permainan-tradisional-engklek.html. [Diakses 18 Agustus 2013].

Bayu, Gustopo. (2012). Makalah Pemanasan Olahraga. [Online]. Tersedia di:

Http://gustopobayu.blogspot.com/2012/03/makalah-pemanasan-olahraga.html [Diakses 20 Agustus 2013].

Buchori, M. (1985). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Aksara Baru.

Cahyono, Nuri (2009). Permainan Tradisional. [Online]. Tersedia di:

Http://permata-nusantara.blogspot.com/2009/03/permainan bebentengan.html. [Diakses 20 Agustus 2013].

Chen, A., Darst, P.P. and Pangrazi, R.P. (2001). “An Examination of Situasional


(4)

81

Danandjaya, James. (1987). Floklore Indonesia. Jakarta : Gramedia.

Djamarah, S.B dan Zain, A. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT

Rineka Cipta.

Dikdasmen (2004). Konsep-Dasar-Penjas-SMA (Online). Tersedia:

http://www.docstoc.com/docs/1991916/.

Gabbard, Carl. et al. (1987). Physical Education for Children: Building the

Foundation.New Jersey: Prentice-Hall, Inc.

Giriwijoyo, Y.S. Santosa (2007). Ilmu Faal Olahraga. Bandung : Universitas

Pendidikan Indonesia.

Hanik. (2009). Minat Belajar. [Online]. Tersedia di:

Http://www.scribd.com/hanik%20i/d/21249216-MINAT-BELAJAR. [Diakses 18 Agustus 2013].

Harsono. (1988). Coaching dan Aspek Psikologis dalam Coaching. Jakarta : CV.

Tambal Kurnia.

Hendrayana. Y. (2007). Pendidikan jasmani dan olahraga adaptif (adapted

physical education and sport). Bandung : Indonesia university of education

Hurlock. (1981). Devolepmental Psychology Life-Span Approach. New Delhi:

McGraw Hill Inc.

Irwansyah (2006). Pendidikan, jasmani, olahraga dan kesehatan untuk kelas X .

Grafindo Media Pratama.

Joe Luxbacher. (2004). Sepakbola: Taktik dan Teknik Bermain. Jakarta: Raja

Grafindo Persada.

Lutan, Rusli. (1997). Manusia dan Olahraga, Bandung: Penerbit ITB.

Lutan, Rusli dan Sumardiyanto. (2000). Filsafat Olahraga. Jakarta: Dirjen


(5)

Mahendra, Agus. (2009). Modul Asas dan Falsafah Pendidikan Jasmani. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

Mahendra, Agus. (2003). Falsafah Pendidikan Jasmani. Jakarta: Depdiknas,

Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah, Pendidikan Luar Biasa, Bagian Proyek Pendidikan Kesehatan Jasmani Pendidikan Luar Biasa.

Mahendra, Agus dkk. (2003). Model Pengembangn Olahraga Tradisional.

Bandung, Setda Prov. Jawa Barat.

Mahendra agus (2001). Pembelajaran Senam di Sekolah Dasar Sebuah

Pendekatan pembinaan Pola Gerak Dasar Dominan. Jakarta: Depdiknas.

Misbach, S.Psi, Psi. (2006). Peran Permainan Tradisional Yang Bermuatan

Edukatif Dalam Menyumbang Pembentukan Karakter Dan Identitas Bangsa. Bandung : Universitas pendidikan Indonesia.

Mulyana, A.D. (2011). Perbandingan Minat Belajar Pendidikan Jasmani antara

Siswa SMA Negeri dan siswa SMA Swasta di Kota Bandung (Skripsi). Bandung: PJKR. FPOK UPI.

Nasution, (1996). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar.

Jakarta: Bumi Aksara

Nazir, (1988). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Nurkancana, Wayan dan Sumartana. PPN. (1986). Evaluasi Pendidikan.

Surabaya: Usaha Nasional.

Slameto. (2003). Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta:

PT. Rineka Cipta.

Snedecor, G.W. and Cochran, W.G. (1980). Statistical Methods. The Iowa State

University Press.


(6)

83

Sugiyono, Prof. Dr. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan

Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suherman, A . (2009). Revitalisasi Pengajaran Dalam Pendidikan Jasmani.

Bandung: CV. Bintang Warliartika

Sukardi. (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta:Bumi Aksara

Sukintaka, (1983). Permainan dan Metodik. Jakarta: Depatemen Pendidikan dan

Kebudayaan.

Sukintaka, (1992). Teori bermain untuk D2 PGSD PENJASKES. Jakarta:

Depatemen Pendidikan dan Kebudayaan direktorat jenderal pendidikan tinggi proyek pembinaan tenaga kependidikan.

Surakhmad, Winarno. (1982). Pengantar Interaksi Mengajar-Belajar. Bandung:

Tarsito

Surya, M. (1979). Psikologi Pendidikan. Bandung:Jurusan PPB FIP IKIP

Trihendradi, c. (2010). Step by Step SPSS 18 Analisis Data Statistik. Yogyakarta :

CV Andi Offset

Uhamisastra. (2010). Modul Olahraga Tradisional. Bandung: FPOK UPI.

Weinberg, R.S dan Gould, D. (2003). Foundations of Sport and Exercise