PERMAINAN TRADISIONAL DALAM PEMBELAJARAN permainan

PROSIDING
SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN MATEMATIKA 2016
PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA – FKIP – UNIVERSITAS MADURA
Pamekasan, 28 Mei 2016

ii

Tim Penilai Makalah (Reviewer):
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Prof. Dr. Mega Teguh Budiarto, M.Pd.(Universitas Negeri Surabaya)
Dr. H. Hobri, M.Pd. (Universitas Jember)
Dr. Edy Bambang Irawan, M.Pd. (Universitas Negeri Malang)
Evawati Alisah, M.Pd (UIN MALIKI Malang)
Ukhti Raudhatul Jannah, M.Pd.(Universitas Madura)
Sri Indriati Hasanah, M.Pd. (Universitas Madura)


EDITOR:
Hasan Basri
Moh. Zayyadi
Sri Irawati
Hairus Saleh
Chairul Fajar Tafrilyanto
Agus Subaidi
Harfin Lanya
Ema Surahmi
Septi Dariyatul Aini
Fetty Nurita Sari
Rohmah Indahwati
PENATA LETAK :
Akbar Iman
DESAIN COVER:
Fauzi Rahman
TEBAL BUKU:

PENERBIT:

PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MADURA
BEKERJA SAMA DENGAN

Ganding Pustaka, Jogjakarta
c Hak Cipta dilindungi Undang-Undang
Cetakan Pertama, Mei 2016
ISBN No. 978-602-74238-7-9

iii

KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillahi rabbil’alamin. Segala puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat
Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga prosiding ini dapat
terselesaikan dengan baik. Prosiding ini berisi kumpulan makalah dari berbagai daerah di
Indonesia yang telah dipresentasikan dan didiskusikan dalam Seminar Nasional Pendidikan
yang diadakan oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Madura Pamekasan
pada Hari Sabtu, 28 Mei 2016. Seminar ini mengangkat tema “Peran Matematika dan

Pembelajarannya Dalam Mengembangkan Kearifan Budaya Lokal Untuk Mendukung
Pendidikan Karakter Bangsa”.
Prosiding ini disusun untuk mendokumentasikan gagasan dan hasil penelitian
terkait pembelajaran matematika, terapan matematika dan teknologi pembelajaran. Selain itu,
diharapkan prosiding ini dapat memberikan wawasan tentang perkembangan dalam
pembelajaran dan upaya-upaya yang terus dilakukan demi terwujudnya pendidikan
berkemajuan. Artikel yang diterbitkan dalam prosiding ini telah melalui beberapa tahapan
proses seleksi, dimulai dari seleksi awal terhadap abstrak-abstrak yang dikirimkan untuk
dipresentasikan pada seminar nasional; dilanjutkan dengan proses presentasi oral, sekaligus
review melalui tanya jawab oleh sesama peserta seminar.
Dalam penyelesaian prosiding ini, kami menyadari bahwa dalam proses
penyelesaiaannya tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini
panitia menyampaikan ucapan terima kasih dan memberikan penghargaan setinggi-tingginya,
kepada :
1. Rektor Universitas Madura Pamekasan, Drs.Abdul Roziq, MH, yang telah memberikan
dukungan dan memfasilitasi kegiatan ini.
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Madura Pamekasan, Dra. Sri
Harini, MM, atas segala support dan motivasi dalam kegiatan ini.
3. Pembicara tamu, Prof. Dr. Mega Teguh Budiarto, M.Pd dan Dr. H. Hobri, M.Pd
4. Bapak/Ibu/Mahasiswa seluruh panitia yang telah meluangkan waktu, tenaga, serta

pemikiran demi kesuksesan acara ini.
5. Bapak/Ibu seluruh dosen, guru dan pejabat instansi penyumbang artikel hasil penelitian
dan pemikiran ilmiahnya dalam kegiatan seminar nasional ini.
Akhir kata, jika ada yang kurang berkenan selama penyelenggaraan kegiatan
seminar maupun dalam penerbitan buku prosiding ini mohon dimaafkan. Semoga apa yang
telah kita lakukan ini bermanfaat bagi kemajuan kita di masa depan. Amin.
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Pamekasan, Mei 2016
Ketua Panitia

Hasan Basri, M.Pd

iv

DAFTAR ISI
Halaman Judul
Penilai Makalah
Tim Editor
Kata Pengantar

Daftar Isi
1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.


11.

i
iii
iii
iv
v

Peran Matematika dan Pembelajarannya dalam Mengembangkan Kearifan
Budaya Lokal untuk Mendukung Pendidikan Karakter Bangsa
Mega Teguh Budiarto ...........................................................................................

1

Lesson Study for Learning Community: Review Hasil Short Term on Lesson
Study V di Jepang
Hobri .....................................................................................................................

12


Membangun Kemampuan Berfikir Kritis Siswa Melalui Scientific Approach
dalam Pembelajaran Matematika
A Mujib MT ...........................................................................................................

22

Pengaruh Outdoor Learning Pelajaran Matematika Bab Geometri Terhadap
Hasil Belajar Siswa
Achmad Rofiudin & Anisa Fatwa Sari....................................................................

28

Pembelajaran Matematika Berbasis Discovery Learning
Afif Alfa Robi ........................................................................................................

33

Peran Keterampilan Berpikir Kreatif Dalam Pemecahan Masalah Matematika
Afifah Nur Aini .....................................................................................................


38

Profil Berpikir Kritis Siswa SMA dalam Memecahkan Masalah Trigonometri
Ditinjau dari Kemampuan Matematika Tinggi
Agus Subaidi .........................................................................................................

44

Pengaruh ICE BREAKING Terhadap Daya Serap Siswa Pada Pembelajaran
Matematika Di SMA Taruna Surabaya
Ahmad Irfan Alfaruqi & Agustin Ernawati........................................................

50

Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis Pendekatan Saintifik
Untuk Menumbuhkan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi
Akhmad Hasan Sani & Hobri ............................................................................

56


Mengembangkan Kemampuan Berfikir Kritis Siswa Melalui Pendekatan
Constructive Controversy
Alfia Nur Filah .....................................................................................................

62

Analisis Buku Matematika Kelas IX Kurikulum 2013 Berdasarkan
Kesesuaiannya Dengan Materi Matematika Menurut Kriteria Bell Dan
Pendekatan Saintifik
Alfin Fajriatin .......................................................................................................

67

v

12.

13.


14.

15.

16.

17.

18.

19.

20.

21.

22.

23.


Kajian Pendekatan Saintifik Untuk Meningkatkan Self-Confidence Siswa Pada
Pembelajaran Matematika
Andi Kriswanto .....................................................................................................

74

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Pendekatan Saintifik
Model Problem Based Learning dan High Order Thinking Materi Barisan dan
Deret SMK Kelas X
Anggraeny Endah Cahyanti, Hobri, & Nanik ....................................................

79

Analisis Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Fungsi Kuadrat Pada
Siswa Kelas XI SMKN I Sumenep
Arini Rabbi Izzati, Gatot Muhstyo, & I Made Sulandra ...................................

85

Fungsi Kognitif Siswa SMP Dalam Menyelesaikan Soal Geometri Ditinjau
Dari Gender
Athar Zaif Zairozie ...............................................................................................

92

Penentuan Cara Hafalan Terbaik dalam Kitab Alfiyah Ibnu Malik dengan
Menggunakan Metode Weighted Product
Buhari, Tony Yulianto, & Kuzairi .....................................................................

100

Profil Berpikir Relasional Siswa SMA Dalam Pemecahan Masalah Matematika
Ditinjau Dari Gaya Kognitif Field Independent
Chairul Fajar Tafrilyanto ....................................................................................

105

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Pendekatan Saintifik
Berbasis Potensi Keunggulan Lokal Kabupaten Banyuwangi
Chrise Putrining Galih, Sunardi, & Muhtadi Irfan ..........................................

115

Koneksi Matematika dalam Pembelajaran Matematika di Sekolah
Donny Youngki Rangkuti .....................................................................................

120

Meningkatkatkan Kemampuan Spasial Melalui Model Pembelajaran Project
Based Learning (PJBL)
Elly Anjarsari ........................................................................................................

126

Permainan Tradisional dalam Pembelajaran Matematika SD Sebagai Bentuk
Interaksi Sosial Siswa
Ema Surahmi ........................................................................................................

132

Peran Scaffolding dalam Pembelajaran Pemecahan Masalah Matematika
Endah Indriyana ...................................................................................................

140

Pengaruh Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Saintifik Terhadap
Peningkatan Pemahaman dan Berpikir Kreatif Serta Disposisi Matematika
Siswa SMP
Endang Poetri Astutik ..........................................................................................

147

vi

24.

25.

26.

27.

28.

29.

30.

31.

32.

33.

34.

35.

Potensi Model Pembelajaran Open-Ended Kolaboratif dalam Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Kreatif pada Siswa Akademik Atas dan Bawah
Eni Titikusumawati ..............................................................................................

153

Berpikir Kritis Siswa SMA dalam Menyelesaikan Pemecahan Masalah Sistem
Persamaan Linear Tiga Variabel Ditinjau dari Gaya Kognitif Field Dependent
dan Field Independent
Fais Satur Rohmah, Sunardi, & I Made Tirta ..................................................

160

Proses Berpikir Siswa dalam Aktivitas Koneksi Matematika Melalui Problem
Solving
Fatimatuzzuhro, Susanto, & Hobri ...................................................................

166

Scaffolding untuk Membantu Komunikasi Matematis Siswa Impulsif dalam
Menyelesaikan Masalah Sistem Pertidaksamaan Linear Dua Variabel
Feriyanto ...............................................................................................................

173

Proses Berpikir Mahasiswa Dalam Mengkonstruksi Bukti Pada
Pembelajaran Geometri Ditinjau Dari Teori Van Hielle
Fetty Nuritasari .....................................................................................................

180

Pengaruh Strategi Pembelajaran Matematika Lah Bako Terhadap Hasil Belajar
Siswa Sebagai Bentuk Kearifan Budaya Lokal Kota Jember
Fury Styo Siskawati ..............................................................................................

190

Profil Pemahaman Siswa Smp Kelas VII Terhadap Konsep Persamaan dan
Pertidaksamaan Linear Satu Variabel Ditinjau dari Kemampuan Matematika
Galuh Tyasing Swastika .......................................................................................

197

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Model kooperatif Tipe Jigsaw dengan
Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) untuk Mengembangkan
Kreatifitas Siswa SMP/MTs Kelas VII pada pokok Bahasan Persamaan Linier
Satu Variabel dan Aritmetika Sosial
Hanifatul Atiqah ...................................................................................................

201

Profil Pemahaman Siswa SMP Berkemampuan Matematika Tinggi Terhadap
Konsep Perbandingan
Harfin Lanya ........................................................................................................

208

Potensi Pemanfaatan Facebook sebagai Madia Pembelajaran untuk Mahasiswa
Jurusan Pendidikan Matematika Universitas Madura
Hasan Basri & Ukhti Raudhatul Jannah ............................................................

212

Soal PISA Berbasis Android Mobile Learning Sebagai Media Melatih
Kemampuan Literasi Matematika
Hassan Asy Syaibani ............................................................................................
Efektifitas Matematika dalam Menafsirkan Al-Qur`an dalam Upaya
Peningkatan Kompetensi Siswa antara Pemahaman Konsep Matematika dengan
Nilai Akhlaqul Karimah Sebagai Generasi Bangsa Berkarakter
Heryanto Cahyohadi .............................................................................................
vii

217

225

36.
37.

38.

39.

40.

41.

42.

43.

44.

45.

46.

47.

Problem Based Learning Ditinjau dari Teori Belajar Kontekstual Yang Relevan
Hessy Susanti ........................................................................................................

231

Profil Calon Guru Berdasarkan Indikator SEARS MT
Ichwan Handi Pramana ......................................................................................

238

Pemanfaatan Program Aplikasi Statistical Package For The Social Sciences
(SPSS) Sebagai Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Statistika Matematika II
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika IKIP PGRI Madiun
Ika Krisdiana ........................................................................................................

243

Pengaruh Mind Map terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran
Matematika
Imam Muhtadi Azhil & Moch. Lutfianto ...........................................................

247

Pengembangan Paket Soal Model PISA Konten Change And Relationship
Untuk Mengukur Kemampuan Penalaran dan Komunikasi Matematis Siswa
Inge Wiliandani Setya Putri & Hobri .................................................................

252

Profil Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Geometri Melalui Proses
Pemecahan Masalah
Joni Susanto ..........................................................................................................

259

Hasil Analisis Kesulitan Siswa Dalam Pemecahan Masalah Matematika Dengan
Pendekatan Saintific Pada Materi Peluang (The Result Analysis Of Student
Difficulities In Math Problem Solving In The Matter Opportunities)
Komarudin A., Susanto, & Nanik Yulianti .........................................................

262

Berpikir Lateral Pada Matematika
Labibah Nilna Faizah ...........................................................................................

269

Pengembangan Paket Soal Berdasarkan TIMSS 2015 Mathematics Framework
Untuk Mengukur Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP Kelas VIII
Lukman Jakfar Shodiq, Dafik, & I Made Tirta .................................................

273

Analisis Kesesuaian Karakteristik Indikator 5m (Mengamati, Menanya,
Menggali Informasi, Menalar,
dan Menyajikan) Pada Buku Matematika K13 Kelas VII
M Qoyum Zuhriawan, Sunardi, & I Made Tirta ...............................................

279

Implementasi Model Pencapaian Konsep Pada Pembelajaran Matematika
M. Imamuddin ......................................................................................................

284

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Model Problem Based
Learning untuk Meningkatkan Berfikir Tingkat Tinggi
Moh. Abdul Qohar ................................................................................................

viii

292

48.

Profil Berpikir Siswa Sekolah Menengah Kejuruan dalam Memecahkan
Masalah Matematika Ditinjau dari Gender
Moh. Zayyadi & Wildan Heri Maulana ..............................................................

297

49.

Proses Berpikir Koneksi Matematis Materi Persamaan Garis Lurus Siswa Kelas
VIII
Mohamad Irfan Fauzy .........................................................................................

301

50.

Kendali Optimal Pemanenan Pada Model Prey Predator dengan Adanya
Makanan Alternatif dan Fungsi Holling TIPE III
Mohammad Rifa’i .................................................................................................

309

51.

Pengaruh Pemberian Teka-Teki Matematika Terhadap Minat Belajar dan Hasil
Belajar Siswa
Mohammad Yusuf Efendi & Kurnia Noviartati .................................................

313

52.

Keterkaitan Frekuensi Waktu Olahraga dengan Kemampuan Berhitung Siswa
Muhammad Adi Priyanto & Moch. Lutfianto .....................................................

320

53.

Profil Berpikir Statistis Siswa SMP Ditinjau dari Gaya Kognitif
Muhammad Jamaluddin ......................................................................................

327

54.

Analisis Koneksi Matematis Siswa SMA dalam Memahami Masalah
Matematika (Kasus Siswa Berkemampuan Tinggi)
Muhammad Romli ................................................................................................

334

55.

Kemampuan Berfikir Kritis Siswa dalam Pembelajaran Matematika Ditinjau
dari Gaya Belajar
Nafisatur Rohmah ................................................................................................

341

56.

Pembelajaran Menggunakan Model LC 5E-STAD dalam Upaya Meningkatkan
Hasil Belajar Fungsi Kuadrat dan Grafiknya
Nahrowi .................................................................................................................

347

57.

Mengenal Matematika dan Pembelajarannya dalam Perspektif Filsafat Ilmu
Nila Herawati ........................................................................................................

352

58.

Analisis Buku Matematika Kurikulum 2013 Berdasarkan Pendekatan Saintifik
dan Domain Kognitif Trends in International Mathematics and Science Study
(TIMSS)
Novem Khoirul Ambarwati, Hobri, & Muhtadi Irvan ......................................

358

59.

Proses Berpikir Lateral Siswa dalam Memecahkan Masalah Matematika
Berdasarkan Gaya Kognitif dan Gender
Novita Eka Muliawati ...........................................................................................

366

60.

Lesson Study dalam Pembelajaran Matematika pada Pokok Bahasan Prisma dan
Limas Tegak Di SMP Negeri 3 Pamekasan
Nur Fitriyah Indraswari .......................................................................................

374

ix

61.

Kajian Logika Matematika dalam Al-Qur’an
Nurul Imamah Ah ................................................................................................

380

62.

Profil Kemampuan Berpikir Kreatif Mahasiswa dalam Mengkonstruksi
Teorema pada Matematika
Nuris Hisan Nazula ..............................................................................................

387

63.

Penerapan Tahap Ikonik (Teori Bruner) Pada Operasi Penjumlahan dan
Pengurangan Bilangat Bulat
Nurul Laily ............................................................................................................

390

64.

Mengembangkan Kreativitas Siswa dalam Pembelajaran Matematika Melalui
Aktivitas Pengajuan Masalah
Oktaviyanto Catur Fajar Mulyono ......................................................................

395

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Terhadap Hasil Belajar
Siswa
Orthio Rizki Pratama & Anisa Fatwa Sari .........................................................

399

Pembelajaran Matematika dalam Kelas Inklusi (Studi Pada SDN 1 Medana
Kab. Lombok Utara)
Parhaini Andriani .................................................................................................

403

Penggunaan Berbagai Jenis Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Motivasi
Belajar Mahasiswa Pada Mata Kuliah Media Pembelajaran Matematika
R. A. Rica Wijayanti .............................................................................................

410

Pengembangan Soal Matematika Model TIMSS Tipe Short Answer
Menggunakan Aplikasi Interaktif Berbasis Android Untuk Siswa Kelas VIII
Rachma Windasari ...............................................................................................

415

Pengembangan Model Problem Creating Setting Peer Learning Untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif
Ratih Puspasari & Subanji ...................................................................................

421

Study Komparatif Antara Metode Cooperative Think Pair And Share Melalui
Pendekatan Metakognitif dan Metode Improve Untuk Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Pokok Bahasan Lingkaran Di SMPN 1
Pasrujambe Tahun Ajaran 2014-2015
Restin Suliani & Deka Anjariyah ........................................................................

431

Berpikir Logis dan Sikap Positif dalam Matematika Melalui Realistic
Mathematics Education (RME)
Risa Aries Diana MR ............................................................................................

438

Profil Pemahaman Siswa SMP dalam Menyelesaikan Masalah Bangun Ruang
Sisi Datar Ditinjau Berdasarkan Gaya Kognitif Field Dependent
Risang Narendra ...................................................................................................

443

65.

66.

67.

68.

69.

70.

71.

72.

x

73.

74.

75.

76.

77.

78.

79.

80.

81.

82.

83.

84.

Level Berpikir Kritis Mahasiswa Calon Guru Matematika dalam Memecahkan
Masalah Geometri Analitik
Rohmah Indahwati ...............................................................................................

447

Berpikir Kritis Siswa SMP Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Berdasarkan
Gender
Roisatun Nisa’ ......................................................................................................

451

Profil Berpikir Visual Siswa SMP Laki-laki dalam Memecahkan Masalah
Geometri
Septi Dariyatul Aini ..............................................................................................

455

Pemahaman Siswa SMP dalam Memecahkan Masalah Aljabar Ditinjau dari
Kecerdasan Spasial
Setia Widia Rahayu ..............................................................................................

461

IbM Guru Sekolah Dasar di Kabupaten Bulungan “Workshop Media
Pembelajaran “Recycle Handmade” beserta Cara Membelajarkannya”
Shinta Wulandari, Suciati , & Jero Budi Darmayasa .......................................

469

Integrasi Problem Based Learning (PBL) dalam Lesson Study For Learning
Community
Siska Ari Andini & Hobri...................................................................................

473

Representasi Siswa SMP dalam Memahami Masalah Volume Bangun Ruang
Ditinjau dari Gaya Belajar Siswa
Sri Hartatik ...........................................................................................................

477

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Program Linier Menggunakan Aplikasi
Geogebra
Sri Irawati & Sri Indriati Hasanah.......................................................................

485

Proses Berpikir Siswa Sma Perempuan dengan Gaya Kognitif Field
Independent dalam Memecahkan Masalah Matematika
Suesthi Rahayuningsih .........................................................................................

492

Pengembangan Soal Matematika Model PISA Konten SPACE AND SHAPE
Untuk Mengukur Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Berdasarkan Analisis
Model RASCH
Suryo Purnomo, Dafik & Kusno ..........................................................................

499

Notice Guru Dalam Pembelajaran Terkait Upaya Meningkatkan Kemampuan
Komunikasi Matematis Siswa
Syaifuddin .............................................................................................................

507

Pengaruh K-3D Terhadap Pemahaman Konsep Jarak Topik Geometri Kelas X
Syaiful Bakhri & Mohammad Zahri ...................................................................

513

xi

85.

86.

87.

88.

89.

90.

91.

92.

93.

Analisis Proses Berpikir Siswa Pada Materi Geometri Berdasarkan Teori Van
Hiele Berbasis Scientific Approach
Tirta Primasyah HPS, Susanto & Nanik Yulianti .................................................

520

Profil Kemampuan Literasi Matematika Siswa Melalui Soal Matematika Tipe
PISA
Titiek Indahwati ....................................................................................................

526

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis CONSTRUCTIVE
CONTROVERSYAPPROACHES DAN CONFLICT RESOLUTION untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik
Titis Rini Chandrasari, Dafik & Muhtadi Irfan ....................................................

531.

Perbandingan Pemilihan Jenis Laptop Menggunakan Metode SAW Dan
TOPSIS
Tony Yulianto, Luthfi & Kuzairi ..........................................................................

537

Pengembangan Paket Tes Penalaran Proporsional Siswa SMP (Development of
Mathematical Reasoning Test Package For Junior High School)
Tri novita irawati Susanto & Muhtadi Irvan ........................................................

543

Menumbuhkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Kelas VIII SMP Melalui
Lembar Kegiatan Siswa Dengan Pendekatan Saintifik Pokok Bahasan Teorema
Pythagoras
Uji Rosanti ............................................................................................................

550

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Scientific Approach Dengan
discovery Learning Terintegrasi Hots Materi Pola Bilangan Kelas VII SMP
Weindy Pramita Ariandari, Hobri & Dafik .........................................................

558

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Dengan Model Pendekatan Berbasis
Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
Y. Danni Prihartanto ............................................................................................

564

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Melalui
Pembelajaran Berbasis Masalah
Yudy Tri Utami .....................................................................................................

570

xii

Prosiding Semnasdik 2016 Prodi Pend. Matematika FKIP Universitas Madura

PERMAINAN TRADISIONAL DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SD
SEBAGAI BENTUK INTERAKSI SOSIAL SISWA
Ema Surahmi
Universitas Madura
Alamat : Jalan Raya Panglegur 3,5 KM Pamekasan
Email : emasurahmi_a11@yahoo.com

Abstrak : Mata pelajaran matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan mulai
pada jenjang pendidikan dasar untuk kemampuan berhitung. Dalam pembelajaran matematika,
pengetahuan informal matematika dikembangkan menjadi konsep matematika melalui interaksi
sosial. Salah satu metode pembelajaran dengan metode permainan yang fungsinya untuk memotivasi
siswa dalam belajar khususnya untuk siswa SD, artinya bermain sambil belajar bukan belajar sambil
bermain atau dengan membawa permainan tradisional dalam pembelajaran matematika. Komunikasi
yang terbentuk dalam permainan tradisioanal merupakan salah satu karakteristik alami, dengan
demikian permainan tradisional dapat digunakan dalam pembelajaran matematika sebagai bentuk
interaksi sosial antar siswa. Sehingga diharapkan dalam proses pembelajaran matematika, selain
transfer pengetahuan, kemmapuan interaksi siswapun dapat berkembang serta mempunyai pesan
moral yang disampaikan melaui permainan tradisional.
Kata kunci: permainan tradisional, pembelajaran matematika SD, interaksi sosial

tidak mudah dipahami kebanyakan siswa usia
Sekolah Dasar.
Menurut Zulkardi (2002), masalah
utama
yang
sering
dihadapi
dalam
pembelajaran matematika di sekolah yaitu
matematika dirasakan sulit oleh siswa karena
banyak guru yang mengajarkan matematika
dengan materi dan metode yang tidak menarik,
seorang guru menerangkan dan menjelaskan
saja, sementara siswa hanya mencatat. Untuk
menyampaikan materi pada siswa SD
diperlukan motode khusus dengan melihat
perkembangannya pada masa
bermain,
bermain sambil belajar dengan tidak
meninggalkan inti materi yang disampaikan
berdasarkan pemahaman konsep dasar
matematika
penting
diterapkan
dalam
Pendidikan Dasar sehingga diharapkan pada
tingkat pendidikan selanjutnya siswa sudah
mempunyai bekal informasi terkait konsep
matematika dan lebih mudah mengaitkan
informasi yang baru dengan skema yang
dimiliki siswa. Menghadirkan pembelajaran
matematika yang menarik dan menyenangkan
bagi siswa jarang dilakukan oleh seorang guru
matematika, cenderung dalam pembelajaran
yang terjadi guru kurang
melibatkan

Pendahuluan
Tujuan Matematika di Sekolah Dasar
adalah bukan hanya untuk memahami makna
dan fakta maupun konsep yang terdapat dalam
matematika, melainkan untuk mengembangkan
sikap dan keterampilan yang sistematis, logis,
kritis dengan penuh kecermatan dalam
pencapaian pengetahuan. Pendidikan berkaitan
erat dengan segala sesuatu yang berhubungan
dengan perkembangan
manusia
mulai
perkembangan fisik, kesehatan, keterampilan,
pikiran, perasaan, kemauan, sosial, sampai
kepada perkembangan iman. Salah satu cara
meningkatkan mutu pendidikan adalah dengan
meningkatkan mutu pembelajaran terutama
pembelajaran di sekolah dasar (SD), karena
pada jenjang pendidikan tersebut peserta didik
diajarkan tiga kemampuan dasar yaitu
kemampuan membaca, menulis, dan berhitung.
Pembelajaran Matematika merupakan suatu
upaya untuk memfasilitasi, mendorong, dan
mendukung siswa dalam belajar Matematika.
Anak usia Sekolah Dasar sedang mengalami
perkembangan pada pola pikirnya karena tahap
berpikir mereka masih belum rasional terutama
untuk anak atau siswa yang masih duduk di
kelas rendah. Karena sifatnya yang abstrak
oleh karena itu, wajar apabila matematika
132

Semnasdik 2016 Prodi Pend. Matematika FKIP Universitas Madura

keikutsertaan siswa, menjadikan pembelajaran
yang ada bersifat monoton dan membosankan.
Menurut Teori Piaget, siswa SD
merupakan tahapan usia operasional konkret
yang memahami sesuatu dengan benda nyata,
bukandengan embayangkan. Pembelajaran
matematika dibuat menjadi riil, siswa tidak
bisa membayangkan matematika yang pada
dasarnya merupakan sesuatu yang abstrak.
Sesuai
dengan
Teori
Bruner
harus
menggunakan tiga tahap pembelajaran yaitu
enactive (melibatkan aktivitas siswa), ikonic
(menggunakan gambar-gambar), dan symbolic
(menggunakan simbol-simbol berupa angkaangka dan tanda operasi bilangan).
Upaya yang dapat dilakukan guru
dengan melihat pembelajaran matematika pada
tingkat SD dengan metode permainan,
permainan yang dapat digunakan guru adalah
permainan tradisional. Permainan tradisional
merupakan salah satu bentuk social interaction
yang bersifat alami bagi pebelajar, khususnya
pada tingkat pendidikan dasar Permainan
(tradisional) secara alami sangat menuntut
adanya interaksi, baik dalam satu tim maupun
antar tim. Bentuk paling dasar dari komunikasi
dalam permainan adalah kesepakatan sebagai
salah satu bentuk dari interaksi sosial. Dalam
makalah ini akan mengangkat peran permainan
tradisional dalam pembelajaran matematika
SD sebagai bentuk interaksi siswa, yang
diharapkan
guru
dan
orang
tua
memperkenalkan
kembali
bentuk-bentuk
permainan tradisional yang selama ini sudah
hampir hilang maupun belum dikenalkan
kepada siswa.

coba, termasuk hasil olah budi para pendahulu
kita
Sayangnya
perkembangan jaman
teknologi yang semakin pesat membuat jenis
permainan ini perlahan mulai menghilang.
Pertanyaannya, kemanakah semua jenis
permainan tradisional tersebut? Ketika anak anak sekarang lebih memilih permainan
modern melalui tayangan televisi, Handphone,
dan IT (Technology Information) justru
permainan tradisional dalam pembelajaran di
sekolah maupun luar sekolah sebagai
permainan anak, dewasa ini sudah tidak
dikenal dan tidak diperkenalkan lagi oleh para
guru maupun orangtua. Permainan tradisional
yang ada di Indonesia cukup banyak, sehingga
dalam penulisan artikel ini hanya mencakup
beberapa jenis saja yang dapat digunakan
dalam pembelajaran matematika, contoh :
Congklak (Dakon), Galah Asin
(Gobak
Sodor), Kelerengan, Layangan, Engklek,
Pletokan, Lompat Tali, Dam-Dam‟an dan
Gasing
Pembelajarn Matematika SD
Tujuan umum dan khusus yang ada
dikurikulum SD, merupakan pelajaran
matematika disekolah, jelas memberikan
gambaran belajar tidak hanya di bidang
kognitif saja, tetapi meluas pada bidang
psikomotor
dan
afektif.
Pembelajaran
matematika diarahkan untuk pembentukan
kepribadian dan pembentukan kemampuan
berpikir yang bersandar pada hakikat
matematika. Hasil lain yang tidak dapat
diabaikan adalah terbentuknya kepribadian
yang baik dan kokoh. Dalam pembelajaran
matematika, sesuai dengan Teori Bruner harus
menggunakan tiga tahap pembelajaran yaitu:
1.
Tahap Enaktif (Konkret)
Tahapan ini berkaitan
dengan
bagaimana seseorang melakukan sesuatu dan
serangkaian tindakan dalam mencapai suatu
hasil
2.
Tahap Ekonik (Semi Konkret)
Berdasarkan pada pikiran internal
(Dahar, 2011:78). Pada tahap ini menyatakan

Permainan Tradisional
Permainan
tradisional
adalah
permainan yang dimainkan oleh anak-anak
jaman dulu. Kebanyakan permainan ini
dilakukan dengan cara kelompok. Kehidupan
masyarakat di masa lalu yang bisa dibilang
tidak mengenal dunia luar telah mengarahkan
dan menuntun mereka pada kegiatan sosial dan
kebersamaan yang tinggi, yang merupakan
hasil pemikiran, kreativitas, prakarsa coba133

Prosiding Semnasdik 2016 Prodi Pend. Matematika FKIP Universitas Madura

Menggunakan Aturan (Games) Keteraturan
ini mungkin terdapat dalam konsep tertentu
tapi tidak terdapat dalam konsep yang lainnya.
Anak yang telah memahami aturan-aturan tadi.
Jelaslah, dengan melalui permainan siswa
diajak untuk mulai mengenal dan memikirkan
bagaimana struktur matematika 3. Permainan
Kesamaan
Sifat
(Searching
for
communalities) Dalam mencari kesamaan sifat
siswa mulai diarahkan dalam kegiatan
menemukan sifat-sifat kesamaan dalam
permainan yang sedang diikuti. 4 Permainan
Representasi (Representation)
Representasi adalah tahap pengambilan sifat
dari beberapa situasi yang sejenis. Para siswa
menentukan representasi dari konsep-konsep
tertentu.
Setelah
mereka
berhasil
menyimpulkan kesamaan sifat yang terdapat
dalam situasi-situasi yang dihadapinya itu.
Representasi yang diperoleh ini bersifat
abstrak. 5. Permainan dengan Simbolisasi
(Symbolization) Simbolisasi termasuk tahap
belajar
konsep
yang
membutuhkan
kemampuan merumuskan representasi dari
setiap konsep-konsep dengan menggunakan
simbol matematika atau melalui perumusan
verbal. Sebagai contoh, dari kegiatan mencari
banyaknya diagonal dengan pendekatan
induktif
tersebut,
kegiatan
berikutnya
menentukan rumus banyaknya diagonal pada
layangan yang digeneralisasikan dari pola
yang didapat anak. 6. Permainan dengan
Formalisasi (Formalization) Formalisasi
merupakan tahap belajar konsep yang terakhir.
Dalam tahap ini siswa-siswa dituntut untuk
mengurutkan sifat-sifat konsep dan kemudian
merumuskan sifat-sifat baru konsep tersebut,
sebagai contoh siswa yang telah mengenal
dasar-dasar dalam struktur matematika seperti
aksioma, harus mampu merumuskan.
Mempertegas teori Brunner dan Dienes,
menurut Kline (Pitadjeng, 2006) belajar akan
efektif jika dilakukan dalam suasana yang
menyenangkan. Sedangkan menurut Pitadjeng
(2006: 3) orang yang belajar akan merasa
senang jika memahami apa yang dipelajari.
Pendapat keduanya juga berlaku bagi siswa

bahwa kegiatan anak-anak mulai menyangkut
mental yang merupakan gambaran dari objekobjek, dimana seseorang memahami objekobjek melalui gambar-gambar atau visualisasi
verbal.
3.
Tahap Simbolik (Abstrak)
Berdasarkan pada sistem berpikir
abstrak, arbitrer dan lebih fleksibel (Dahar,
2011:78). Dalam tahap ini anak memanipulasi
symbol-simbol secara langsung dan tidak ada
kaitannya dengan objek-objek.pada tahapan ini
anak telah mencapai transisi dari tahap ekonik
ke tahap simbolik yang diasarkan pada system
berpikir abstrak dan lebih fleksibel. Pada
tahapan ini dapat dikatakan bahwa seseorang
telah mampu memiliki ide-ide atau gagasangagasan abstrak yang sangat dipengaruhi oleh
kemampuannya dalam berbahasa logika.
Seperti yang diungkapkan pada teori
Bruner, Dienes mengemukakan bahwa tiaptiap konsep atau prinsip dalam matematika
yang disajikan dalam bentuk yang konkret
akan
dapat
dipahami
dengan
baik.
Ini mengandung arti bahwa jika benda-benda
atau
objek-objek
dalam
bentuk
permainan akan sangat berperan bila
dimanipulasi dengan baik dalam pengajaran
matematika.
Tahap belajar adalah interaksi yang
direncanakan antara yang satu segmen struktur
pengetahuan dan belajar aktif, yangdilakukan
melalui media matematika yang didesain
secara khusus. Menurut Dienes, permainan
matematika sangat penting sebab operasi
matematika
dalam permainan tersebut
menunjukkan aturan secara kongkret dan lebih
membimbing dan menajamkan pengertian
matematika pada anak didik.
Menurut
Dienes
konsep-konsep
matematika akan berhasil jika dipelajari dalam
tahap-tahap tertentu. Dienes membagi tahaptahap belajar menjadi 6 tahap, yaitu: 1.
Permainan Bebas (Free Play) Permainan
bebas merupakan tahap belajar konsep yang
aktifitasnya tidak berstruktur dan tidak
diarahkan. Selama permainan pengetahuan
anak muncul.
2.
Permainan
yang
134

Semnasdik 2016 Prodi Pend. Matematika FKIP Universitas Madura

Sekolah Dasar
Matematika.

yang

sedang

belajar

sambil bermain sehingga siswa menjadi aktif
dan senang dalam belajar (Somakim, 2008).
Mengenai permainan pada anak-anak
tingkat SD, Fosnot & Maarten Dolk (2001)
menyatakan bahwa children of all ages, across
all cultures, love to play games. Board games,
card games, and dice games provide rich
contexts for mathematical learning. Games
can also be made that will bring certain
mathematical ideas to the surface for
exploration. Anak-anak dari segala usia suka
bermain game. Permainan papan, permainan
kartu, dan permainan dadu menyediakan
konteks yang kaya untuk belajar matematika.
Games juga dapat dibuat untuk mengeksplor
ide-ide matematika tertentu ke permukaan.
Permainan tradisional berikut merupakan
contoh permainan yang dapat digunakan pada
pembelajaran matematika berbasis permainan
:
1. Congklak (Dakon)
Permainan
congklak
merupakan
permainan yang dimainkan oleh dua orang.
Alat yang digunakan terbuat dari kayu atau
plastik. Pada kedua ujungnya terdapat lubang
yang disebut induk. Diantara keduanya
terdapat lubang yang lebih kecil dari induknya
berdiameter kira-kira 5 cm. Setiap deret
berjumlah 7 buah lubang. Pada setiap lubang
kecil tersebut diisi dengan kerang atau bijibijian sebanyak 7 buah. Cara bermainnya
adalah dengan mengambil biji-bijian yang ada
di lubang bagian sisi milik kita kemudian
mengisi biji-bijian tersebut satu persatu ke
lubang yang dilalui termasuk lubang induk
milik kita (lubang induk sebelah kiri) kecuali
lubang induk milik lawan, jika biji terakhir
jatuh di lubang yang terdapat biji-bijian lain
maka bijian tersebut diambil lagi untuk
diteruskan mengisi lubang-lubang selanjutnya.
Begitu seterusnya sampai biji terakhir
jatuh kelubang yang kosong.

Interaksi Sosial
Menurut Vygotsky, setiap individu
berkembang dalam konteks sosial. Semua
perkembangan intelektual yang mencakup
makna, ingatan, pikiran, persepsi, dan
kesadaran bergerak dari wilayah interpersonal
ke wilayah intrapersonal. Mekanisme yang
mendasari kerja mental tingkat tinggi itu
merupakan salinan dari interaksi sosial. Selain
itu Vygotsky sangat menekankan pentingnya
peranan lingkungan kebudayaan dan interaksi
sosial dalam perkembangan sifat-sifat dan tipetipe manusia (Slavin, 2000:46).
Menurut Vygotsky siswa sebaiknya
belajar melalui interaksi dengan orang dewasa
dan teman sebaya yang lebih mampu. Interaksi
sosial ini memacu terbentuknya ide baru dan
memperkaya perkembangan intelektual siswa.
Jadi, dapat berupa orang dewasa atau kawan
sebaya. Penekanan belajar siswa secara aktif
ini perlu dikembangkan.Kreativitas dan
keaktifan siswa akan membantu mereka untuk
berdiri sendiridalam kehidupan kognitif siswa
sehingga belajar lebih diarahkan pada
experimental learning yaitu merupakan
adaptasi kemanusiaan berdasarkan pengalaman
konkrit. Secara singkat bisa dikatakan bahwa
suatu proses belajar akan menjadi lebih efektif
dan efisien jika para pebelajar saling
mengkomunikasikan ide melalui interaksi
sosial.

Pembahasan
Permainan
Tradisional
Dalam
Pembelajaran Matematika dan Interaksi
sosial
Bermain merupakan salah satu ciri anak
usia SD yang dapat berinteraksi langsung
denganlingkungan. Dengan mengintegraksikan
permainan ke dalam proses pembelajaran,
berarti turut mengkondisikan siswa belajar

135

Prosiding Semnasdik 2016 Prodi Pend. Matematika FKIP Universitas Madura

Bagi anggota grup yang mendapatkan
tugas untuk menjaga garis batas vertikal
(umumnya hanya satu orang), maka orang ini
mempunyai akses untuk keseluruhan garis
batas vertikal yang terletak di tengah lapangan.
Prinsip Matematika:
- Konsep garis sejajar dan garis berpotongan
- Konsep bangun datar dengan melihat
bidang persegi panjang pada arena bermain.
Prinsip
Interaksi:
Kewaspadaan,
sportivitas dan kerjasama

Gambar. 1(Permainan Dakon

Jika biji terakhir tadi jatuh pada lubang
yang kosong maka giliran pemain lawan yang
melakukan permainan. Permainan ini berakhir
jika biji-bijian yang terdapat di lubang yang
kecil telah habis dikumpulkan Pemenangnya
adalah
anak
yang
paling
banyak
mengumpulkan biji-bijian ke lubang induk
miliknya.
Prinsip Matematika:
- Permainan ini merupakan sarana untuk
mengatur strategi dan kecermatan.
- Konsep Pembagian, yaitu dengan membgai
biji secara adil untuk setiap lubang kecil
- Konsep berhitung dan penjumlahan
Prinsip Interaksi:
Melatih konsentrasi, mendidik sifat
sportifitas anak, melatih koordinasi 2 sisi
tubuh.

3.

Kelereng
Permainan ini biasanya dimainkan di
tanah. Dalam bermain, biasanya sejumlah
kelereng akan diletakkan di dalam sebuah
lingkaran yang sudah dibuat sebelumnya
ketika pemain menentukan urutan permainan.
Pemain yang dapat melemparkan kelereng
dengan jarak paling dekat ke suatu lubang
akan bermain paling awal.
Prinsip Matematika:
- Konsep perbandingan( ketika perbedaan
jarak antar kelereng cukup jelas)
- Konsep pengukuran (ketika perbedaan
jarak tidak begitu jelas)
- Berpikir Logis (strategi-strategi untuk
memenangkan)
- Konsep Berhitung

2. Galah Asin (Gobak Sodor)
Galah Asin atau di daerah lain disebut
Galasin atau Gobak Sodor adalah sebuah
permainan grup yang terdiri dari dua grup, di
mana masing-masing tim terdiri dari 3 - 5
orang. Inti permainannya adalah menghadang
lawan agar tidak bisa lolos melewati garis ke
baris terakhir secara bolak-balik. Permainan ini
biasanya dimainkan di lapangan bulu tangkis
dengan acuan garis garis yang ada atau bisa
juga dengan menggunakan lapangan persegi
dengan ukuran 9 x 4 m yang dibagi menjadi 6
bagian.

Gambar. 3 (Permainan Kelereng)

Prinsip Interaksi:
Kesenangan bermain bersama temantemannya, mempunyai jiwa berkomepetisi
(rasa untuk memenangkan dengan teknik yang
digunakan), kemampuan sosial (bagaimana
anak mampu menjalin pertemanan dengan
kawan mainnya, hubungan pertemanan akan
memberi kesempatan pada anak untuk
mempelajari konteks sosial yang lebih luas,
Jujur
(Anak juga
punya kesempatan

Gambar 2 (Gobak Sodor)

136

Semnasdik 2016 Prodi Pend. Matematika FKIP Universitas Madura

- Sifat-sifat kubus
Prinsip
Interaksi:
Kebersamaan,
kompetisi, sportif.
Pletokan
Mainan ini seperti tembakan yang terbuat
dari bambu dengan menggunakan bermacammacam peluru. Ada yang menggunakan kertas
koran basah yang dibuat menjadi bola-bola
kecil, menggunakan buah liar berukuran kecil,
dan daun.

mengembangkan karakter dan kepribadian
yang positif ketika bermain).
4. Layangan
Layang-layang atau layangan merupakan
lembaran bahan tipis berkerangkay ang
diterbangkan ke udara dan terhubungkan
dengan tali atau benang ke daratan
ataupengendali.
Layang-layang
yang
memanfaatkan kekuatan hembusan angin
sebagai alat pengangkatnya.Permainan ini bisa
dilalukan sendiri atau bersama.
Prinsip Matematika:
- Konsep bangun datar pada layang-layang
- Sifat-sifat yang ada pada layang-layang
- Konsep Luas layang-layang
Prinsip Interaksi: Kebersamaan

Gambar. 6 (Permainan Pletokan)

Cara
memainkannya
dengan
menembak, pertama peluru dimasukkan
dengan batang penolak sampai ke ujung
laras. Tembakan ini akan menimbulkan
bunyi pletok dan peluru terlontar
berdasarkan jarak jatuhnya peluru, yang
menembakkan peluru lebih jauh pemain
tersebutlah yang menang.

Gambar. 4 (Permainan layangan)

Prinsip Matematika:
- Konsep
perbandingan
(menghitung
perbandingan jarak jatuhnya peluru).
- Konsep Volume dengan melihat mainan
pletok dari potongan bambu (volume
tabung)
- Sifat-sifat yang dimiliki tabung
Prinsip Interaksi: Kebersamaan

5. Engklek
Jenis permainan tradisional ini dilakukan di
pelataran dengan menggambar kotak. Cara
bermain engklek ; Para pemain harus
melompat denga menggunakan satu kaki di
setiap kotak-kotak yang telah digambarkan
sebelumnya di tanah.Untuk dapat bermain,
setiap anak harus mempunyai kereweng atau
gacuk yang biasanya berupa pecahan genting,
keramik lantai.

6. Lompat Tali.
Permainan lompat tali adalah permainan
yang menyerupai tali yang disusun dari karet
gelang. Jika bermain secara berkelompok
biasanya melibatkan minimal tiga anak, dua
anak akan memegang ujung tali; satu dibagian
kiri, satu lagi dibagian kanan, sementara anak
yang lainnya mendapat giliran untuk
melompati tali. Tali direntangkan dengan
ketinggian bergradasi, dari paling rendah
hingga paling tinggi. Yang pandai melompat
tinggi,dialahyang keluar sebagai pemenang

Gambar. 5 (Permainan Engklek)

Prinsip Matematika:
- Konsep bangun ruang dengan melihat
kotak-kotak yang digambarkan merupakan
kerangka kubus.
137

Prosiding Semnasdik 2016 Prodi Pend. Matematika FKIP Universitas Madura

Gambar .9 (Permainan Dam-Dam’an)

Gambar.7 (Permainan Lompat Tali)

Prinsip Matematika:
- Konsep Garis(horisontal, vertikal, diagonal)
- Strategi dan Pengambilan keputusan
(berpikir logis agar dapat membuat garis
- Konsep Bangun datar dengan melihat
gambar yang digunakan dalam permainan
- Konsep segitiga bisa dibuktikan dari
konsep persegi
- Konsep menghitung luas bangun datar.
Prinsip Interaksi : Sportif, Kejujuran,
toleransi dan menghargai (memberikan
kesempatan teman main untuk berpikir
mengatur strategi).

Prinsip Matematika:
- Konsep Perbandingan (Melompat dengan
lompatan paling tinggi yang menang )
- Konsep Berhitung matematis (Saat
melakukan lompatan, terkadang pemain
perlu berhitung agar lompatannya sesuai
dengan jumlah yang telah ditentukan dalam
aturan permainan)
- Konsep pengambilan keputusan (Disaat
berani melakukan tindakan melompat atau
tidak)
Prinsip
Interaksi:
Kebersamaan
(Kenyamanan bermain dengan bentuk
kelompok), pemberani , sportif (siap menerima
menang dan kalah), ketangkasan, ketepatan
dan ketelitian (bagaimana ketika tali
diayunkan, anak dapat melompat sedemikian
rupa sehingga tidak sampai terjerat tali dengan
berusaha mengikuti ritme ayunan)

8. Gasing
Gasing adalah mainan yang bisa berputar
pada poros dan berkesetimbangan pada suatu
titik. Sebagian besar gasing dibuat dari kayu,
walaupun sering dibuat dari plastik, atau
bahan-bahan lain. Kayu diukir dan dibentuk
hingga menjadi bagian badan gasing. Cara
memainkan dengan menarik tali yang melilit di
gasing.

7.

Dam-Da’man
Permainan Dam-Dam adalah permainan ini
cukup dilakukan oleh dua anak yang saling
berhadap-hadapan. Setiap anak yang bermain,
sebaiknya mencari tiga buah gacuk (alat
bermain yang sama), misalnya kalau krikil,
krikil semua. Tujuannya agar dalam permainan
mudah membedakan gacuk sendiri dengan
gacuk lawan. 1) jika gacuk sudah dipegang
maka harus dijalankan/dipindah ke kotak lain,
2) tidak berlaku istilah “nas” (artinya maaf
keliru). 3) Setiap gacuk hanya boleh
melangkah 1 kotak yang paling dekat. 4)
pemain dikatakan menang jika tiga gacuk telah
membentuk garis lurus (horisontal, vertikal,
atau diagonal.

Gambar. 9 (Permainan Gasing)

Prinsip Matematika:
Konsep pengukuran waktu
Prinsip Interaksi : Sportif, Kebersamaan
(kenyamanan dalam bermain yang
berbentuk kelompok)
138

Semnasdik 2016 Prodi Pend. Matematika FKIP Universitas Madura

oleh guru dalam pembelajaran dengan
kesesuaian materi, sebagai variasai
pembelajaran yang dilakukan di kelas.
b. Permainan tradisional dalam pembelajaran ,
siswa diharapkan kreatif, imajinatif serta
mengembangkan kemampuan berpikir logis
matematis
dengan
menggunakan
pengetahuan
yang
sudah
dimiliki
berdasarkan pengalaman diberikannya
masalah-masalah dalam konteks yang
disajikan
serta
mengimplementasikan
pembelajaran yang melibatkan keterkaitan
antara matematika dengan kehidupan siswa

Simpulan dan Saran
1. Simpulan
Penggunaan permainan tradisional dalam
pembelajaran matematika SD mengajarkan siswa
melakukan penemuan kembali konsep matematika
dari pengalaman yang dilaluinya, sehingga akan
lebih melekat. Selain konsep matematika siswa
mendapatkan pembelajaran bagaiman belajar
berintraksi dengan teman-temaan sebaya atau
dengan orang yang lebih dewasa karena mampu
mengkomunikasikan dengan baik dari ide-ide yang
dimilki. Sehingga diharapkan siswa dengan usia SD
mampu mengembangkan kemampuan sosialnya.

2. Saran
a. Pembelajaran yang menyertakan permainan
tradisional diharapkan dapat diterapkan
September 2005. Palembang : Percetakan
Unsri
Pitadjeng, 2006, Pembelajaran mtematika yang
Menyenangkan, Jakarta, Depdiknas
Somakim. 2008. Teori Belajar Dienes,
Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar,
Jakrta, Depdiknas
Somakim. 2008. Teori Belajar Dienes,
Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar,
Jakrta, Depdiknas
Endaswara, Suwardi.2010. Folklor Jawa
Masam, Bentuk, dan Nilainya. Jakarta:
Penaku
Dahar, R.W (2011), Teori-teori Belajar dan
Pembelajaran , Jakarta, Erlangga

Daftar Rujukan
Slavin, R.E. 2000. Educational Psychology:
Theory and Practice. Sixth Edition.
Boston: Allyn and Bacon
Fosnot, Catherine Twomey &Maarten Dolk.
2001. Young MATHEMATICIANS AT
WORK, Constructing Number Sense,
Addition, and Subtraction. United States
of America: acid-free paper
Zulkardi. 2005. Pendidikan Matematika di
Indonesia : Beberapa Permasalahan dan
Upaya Penyelesaiannya. Disampaikan
pada Rapat Khusus Terbuka Senat Unsri

139