KERAJAAN PAGARUYUNG DI BATUSANGKAR.

KERAJAAN PAGARUYUNG DI BATUSANGKAR
SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi
Sebagian Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan

OLEH:

MARIA RINI SIMBOLON
308321039

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2012

ABSTRAK
Maria Rini Simbolon Nim 308321039 Sejarah kerajaan Pagaruyung di
Batusangkar.Jurusan Pendidikan Sejarah.Fakultas Ilmu sosial.Universitas negeri Medan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Sejarah Kerajaan Pagaruyung di Batusangkar, Sistem

pemerintahan kerajaan pagaruyung, Untuk mengetahui hubungan kerajaan Pagaruyung dengan
Kerajaan lain di Batusangkar, Bagaimana proses keruntuhan Kerajaan Pagaruyung,Untuk
Mengetahui Peninggalan-Peninggalan Kerajaan Pagaruyung
Untuk memperoleh data ,maka peneliti menggunkan metode penelitian lapangan(Fiield
Research) dengan melakukan teknik sejarah lisan(oral history).dimana teknik ini bertujuan untuk
mengumpulka mengumpulkan data yang dilakukan dengan cara observasi ke lokasi
penelitian,wawancara kepada tokoh masyarakat dan penduduk sekitar lokasi penelitian dan
dokumentasi atau melakukan pemotretan pada peningalan-peningalan Kerajaan Pagauyung yang
masih ada.Studi pustaka(library Research)dimana metode ini dilakukan untuk mengumpulkan
data dengan cara dari buku yang berhubungan deengan masalah yang diteliti,literatur,artikel,dan
majalah yang berhubungan dengan kerajaan pagaruyung di batusangkar.
Dari penelitian maka diketahuilah bahwa:Kerajaan Pagaruyung bukan lah kerajaan
Minangkabau.Pagaruyung adalah sebuah kerajaan Melayu yang pernah berdiri,meliputi provinsi
Sumatera Barat.Kerajaan Pagaruyung merupakan kelanjutan dari Kerajaan Melayu
Dhamasraya.Yang mana Teakhir dipiimpin oleh Sultan Alam Bagagarsyah.Sistem Pemerintahan
Kerajaan Pagaruyung adalah sistem Pemerintahan autokrasi(kekuasaan yang mutlak).Disamping
itu,kita dapat dampak pada peninggalan-peninggalan Kerajaan Pagaruyung.

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Penulis ucapakan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala kasih

dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Kerajaan
Pagaruyung di Batusanggkar
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada
program studi Tata Niaga Jurusan Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi di Universitas Negeri
Medan. Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari masih banyak mengalami kekurangan dan
jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan berbagai masukan baik kritik maupun
saran yang dapat membangun, demi tercapainya hasil yang lebih baik.
Selama perkuliahan hingga tersusunnya skripsi ini, penulis tak lepas dari bantuan dan
dukungan orang-orang yang banyak memberi bantuan dan motivasi kepada penulis.Dalam
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1.
2.

Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si, selaku Rektor Universitas Negeri Medan.
Bapak Drs.Restu MSi, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan
Beserta Staffnya.
3. Ibu Dra.Lukitaningsih.M.Hum,Selaku Dosen Pembimbing dan Ketua jurusan Pendidikan
Sejarah yang telah banyak memberikan bimbingan dan dorongan, kesabaran sehingga
Penulis skripsi
4. Ibu Dra.Hafnita SD Lubis,selaku Dosen PA dan Sekeretaris Jurusan Pendidikan Sejarah

Selalu Sabar Membimbing Penulis disaat perkuliahan sampai skripsi ini selesai
5. Bapak Drs.Yushar Tanjung,Msi Selaku Dosen Penguji telah banyak memberi saran dan
kritikan sehingga skripsi ini dapat selesai.
6. Bapak Pristi Suhendro,S.Hum,Msi Msi Selaku Dosen Penguji telah banyak memberi saran
dan kritikan sehingga skripsi ini dapat selesai..
7. Bapak/Ibu Dosen Pendidikan Sejarah beserta Stafnya.
8. Sutan Muhamad Thaib yang Membantu memberikan informasi.
9. Bapak Zulkifli Yang membantu memberikan Informasi
10. Kepala Dinas Kebudayaan,Pariwisata,Pemuda Dan Olahraga Kabupaten Tanah Datar
beserta stafn
11. Teristimewa kepada Kedua Orang Tua ku yang sangat aku Sayangi dan aku banggakan
:Ayahanda M. Simbolon dan Ibu tercinta R. Limbong yang telah memberikan dukungan
Kasih Sayang dengan segenap jiwa,raga,moril dan materil,selalu mendoakan dan menghibur
penulis hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
12. Buat ke 3 adik tercinta Santi Lusia Simbolon,Petrus Ronaldo Simbolon,Kristian Simbolon
serta seluruh keluarga yang telah memberikan Dorongan dan Bimbingan semenjak
perkuliahan sampai skripsi ini selesai.
13. Seluruh Mahasiswa Jurusan Pendidikan Sejarah Stambuk 2008
14. Buat Bg Franco Sinuhaji yang telah memberikan Motivasi dan Waktunya sampai skripsi ini
selesai

15. Rosmeida Sipayung,Srikandi Rama ihut,Tiarma Nababan,terkhusus buat kalian bertiga yang
selalu berada di samping ku melewati hari-hari indah yang penuh dengan kenangan.
15.Buat kak Rosiana(Mak Andre),Kak Ayuk(Mak cha-cha),Kak Dona(Mak Irut),
Bg Holmes yang selalu memberi Dukungan dan Nasehat.

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Penulis menyadari sepenuhnya akan kekurangan – kekurangan dalam penyelesaian skripsi ini.
Dengan segala keterbukaan maka penulis menerima kritik dan saran bersifat membangun demi
kesempurnaan penulisan skripsi ini.

Medan, Agustus 2012
Penulis

Maria Rini Simbolon
NIM 3083210309

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kerajaan Pagaruyung didirikan oleh Raja Adityawarwan pada tahun 1343, yang awalnya
meliputi wilayah bekas kerajaan Bunga Setangkai dan wilayah bekas kerajaan Dharmasyara.
Sebelum Kerajaan Pagaruyung di Minangkabau, sudah ada Kerajaan-kerajaan lainnya secara
silih berganti antara lain :
1. Kerajaan Pasumayan Koto Baru, yang berpusat di pariangan, di kaki gunung merapi,
berusia kurang lebih 3 abad sebelum masehi. Raja yang terkenal adalah Sri Maharaja Di
raja, yang menurut Tambo Alam Minangkabau adalah anak dari sultan iskandar
zulkarnaen, yang berasal dari iskandariyah Mesir. Pada masa pemerintahan Raja Sri
Maharaja Diraja inilah dibentuk Koto-koto dan nagari-nagari dan disetiap koto dan nagari
dibentuk datuk-datuk sebagai pemimpin adat dan sekaligus sebagai wakil mutlak dari
daulat yang dipertuan Sri Maharaja Diraja di Pariangan. Penyempurnaan susunan adat
dan pemerintahan dilakukan oleh anaknya Datuk Ketumanggungan dan saudara tirinya
Datuk perpatih Nan Sebatang dan mamak kandungnya Datuk Suri Dirajo.
2. Kerajaan Lagundi Nan Baselo yang berpusat di pariangan padang panjang, berusia dari
pertengahan abad ke 2 Masehi sampai pertengahan abad ke 5 Masehi.
3. Setelah kerajaan Lagundi Nan Baselo runtuh, maka muncullah Kerajaan Bunga Setangkai
yang berpusat di sungai Tarab, yang usianya dari pertengahan abad ke 5 Masehi sampai
pertengahan abad ke 14 Masehi. Dipimpin oleh rajanya yang bergelar Datuk
Ketumanggungan.


4. Bersamaan dengan Kerajaan Bunga Setangkai berdiri pula kerajaan dusun tuo yang
berpusat di lima kaum, yang dipimpin oleh rajanya yang bergelar Datuk Perpatih Nan
Sabatang. Kerajaan ini tidak berusia panjang hanya sampai abad ke 5, yang kemudian
bersatu dengan Kerajaan Bunga Setangkai. Rajanya kemudian diberi kebesaran Gajah
Gadang Patah Gadiang.
5. Bersamaan dengan berdirinya Kerajaan Bunga Setangkai, di sepanjang Batang Hari
didirikan pula kerajaan Dharmasrayayang raja-rajanya pun berasal dari Pariangan Padang
Panjang. Salah seorang rajanya yang terkenal adalah Tri Buwana Raja Mauliwarmadewa
kawin dengan Puti Lenggogeni dari kerajaan Bunga Setangkai Sungai Tarab, dan
melahirkan 3 orang anak yaitu, Puti Paraweswari atau lebih dikenal dengan Puti Dara
Jingga, ibunda dari raja Adityawarman, Puti Indraswari atau lebih dikenal dengan Puti
Dara Petak, ibunda dari Prabu Jayanegara. Raja Parameswarayang juga dikenal dengan
nama Akarendrawan yang dalam tambo lebih dikenal dengan Tuanku Raja Muda.
Raja Adityawarman dilahirkan pada tahun 1295 Masehi di Majapahit. Dia dibesarkan dan
dididik di Majapahitdan pernah menjabat jabatan tinggi di Majapahit sebagai senopati Utama
(panglima utama dari tentara Majapahit). Prabu Jayanegara, Raja Adityawarman ditunjuk
sebagai duta besar keliling Majapahit, memperbaiki hubungan persahabatan kerajaan
Mongoldengan Kerajaan Cina, dengan kerajaan Hindia Belakang, dengan kerajaan Sri Langka
dan India, bahkan sempat berkunjung ke Kerajaan Madagaskar.Karena secara Matrilineal dia
mempunyai hak untuk menjadi raja di Kerajaan Bunga Setangkai.

Setibanya di kerajaan Bunga Setangkai, permintaan Adityawarman untuk menjadi raja di
kerajaan Bunga Setangkai pada awalnya mendapat penolakan dari mamaknya dan pembesarpembesar Kerajaan Bunga Setangkai. Dengan sedikit menggunakan kekuatan yang dibawanya

dari Majapahit akhirnya Raja Adityawarman diterima sebagai raja dari kerajaan Bunga
Setangkai. Dan mamaknya yang merupakan bekas raja Kerajaan Bunga Setangkai diangkat
sebagai Perdana Menteri dengan sebutan Tuanku Panitahan Sungai Tarab dengan gelar Datuk
Bandaro putiah. Tidak beberapa lama sesudah itu pada tahun 1347 M Raja Adityawarman
memindahkan pusat kerajaan dari sungai Tarab ke Nagari Ulak Tanjuang Bungo di kaki bukit
batu patah yang kemudian dikenal dengan nama pagaruyung.
Suku bangsa Minangkabau berasal dari berbagai etnis antara lain, orang Melayu dari Hindia
Belakang, orang Melayu dari Pegunungan Himalaya, orang Mongol Tua (proto Melayu), orang
Mongol baru (Neo Melayu), orang Tamil dari India, orang Gujarat dari India orang parsi, orang
Arab, orang Negro, orang Yahudi, bahkan ada juga yang dari keturunan eropa. Mereka dating ke
Minangkabau menetap dalam komunitas-komunitas baru yang menerima secara penuh adat dan
Budaya Minangkabau inilah yang disebut sebagai orang Minangkabau.

III.

MASA GEMILANG KERAJAAN PAGARUYUNG


Masa Kegemilangan Kerajaan Pagaruyung berlangsung selama tiga setengah abad, dari
pertengahan abad ke-15 sampai akhir abad ke-18. Dimulai dari pemerintahan Sultan Bakilap
Alam sampai dengan Pemerintahan Sultan Alam Muningsyah I (Daulat Yang Dipertuan Rala
Alam Muning). Kegemilangan ditandai dengan :
1.

Bertumbuh pesatnya usaha pertanian rakyat dalam bentuk pertanian padi, merica, kopi,
kayu manis.

2.

Pesatnya pendulangan dan perdagangan emas diseluruh wilayah kerajaan pagaruyung.

3.

Dikirimkannya ulama-ulama besar untuk mengislamkan kerajaan-kerajaan di Nusantara
bahkan sampai ke Filipina (Kesultanan Manila, Sulu, Mindanao, dan palalawan), ke
Semenanjung Melayu Campa.

4.


Terbinanya dengan baik hubungan kerajaan Pagaruyung dengan kerajaan-kerajaan
bawahannya yang disebut dengan Sapiah Balahan, KuduangKaratan, Kapak Radai,
Timbang Pacahan yang merupakan bagian dari kerajaan Pagaruyung. Bentuk hubungan
yang dipakai, campuran antara pemerintah pusat dengan kerajaan persemakmuran. Kalau
boleh disebutkan hubungan ini adalah bentuk hubungan federasi dan persemakmuran
(Commonwealth). Bahkan kerajaan Pagaruyung juga mempunyai hubungan Historis dan
Kekerabatan dengan Kesultanan Gowa Tallo, Kesultanan Bima, Kesultanan Dompu,
Kesultanan Sumbawa, dan Ternate.
Khusus di lingkungan Istana Pagaruyung Darul Qorror, Daulat yang Dipertuan Raja

Alam Pagaruyung mempunyai pembantu-pembantu khusus yang disebut dengan Datuk yang
Batujuah di Pagaruyung yaitu :
1. Datuk Simarajo Urusan Rumah Tangga Istana.
2. Datuk Bijayo urusan Keuangan Istana
3. Datuk Putijanik urusan Protokol Istana
4. Datuk Rajo lelo urusan keamanan Istana
5. Datuk Rajo Malano urusan Agama Istana
6. Datuk Rajo penghulu urusan adat istiadat Istana
7. Datuk Rajo Aceh juru bicara Istana

Disamping itu banyak lagi jabatan-jabatan khusus di Istana, seperti Hulubalang Istana,
Khatib Istana, Imam Istana, Ajudan Raja, Pengawal Raja dan lain sebagainya.

IV. MASA REDUP
Semenjak 1403 di zaman pemerintahan Sultan Bakilap Alam, kerajaan Pagaruyung Darul
Qoror telah dinyatakan sebagai kerajaan Islam Sekte Syiah Karamithah yang (paham
keagamaannya merupakan gabungan paham dari Ahlisunnah wal Jamaah dengan paham Syiah)
sekte Islam Karamithah inilah yang menyebar dan menyebarkan Islam hamper keseluruh
Nusantara, semenanjung Melayu, bahkan sampai ke Filipina.
Paham keagamaan inilah yang kemudian dipertentangkan oleh gerakan paderi yang
berpaham Wahabi yang dibawa oleh tiga orang ulama Minangkabau setelah belajar di Mekah
yakni Haji Piobang, Haji Miskin, dan Haji Sumanik. Secara resmi kerajaan Pagaruyung
mengalami kehancuran pada tahun 1833, pada saat ditangkapnya

Daulat yang Dipertuan

Pagaruyung Sultan Alam Bagagarsyah yang dinyatakan sebagai penjahat perang oleh pemerintah
Kolonialis Belanda dan dibuang ke Betawi (Batavia, Jakarta sekarang).
Sultan Abdui Abdul jalil yang Dipertuan Sembahyang pernah diajak berunding dan dibujuk
oleh Belanda dan akan diakui sebagai daulat yang Dipertuan Raja Pagaruyung dan akan

diberikan eiaun yang besar yaitu empat ribu sampai lima ribu Gulden sebulan, dan akan
dibangunkan yang megah di Kota Padang (tidak di Pagaruyung

B.Saran
Peristiwa sejarah merupakan pembelajaran yang sangat penting bagi masyarakat
untuk mengetahui,mengingat dan menjadikan peristiwa sejarah itu sebagai pelajaran dan cermin
dalam mengambil sebuah tindakan.Belajar pada Realitas Keseluruhan Fenomena realitas sejarah
Pagaruyung ini,bagaimanapun sungguh-sungguh mengajar dan mengajak seluruh komponen
bangsa pagaruyung untuk maruji-ruji(intropeksi diri) dan bila perlu memvonis dirinya sendiri
sebagai penyebap mandeknya proses regenerasi dan upaya juang orang Pagaruyung

memperjuangkan pengakuan publik yang lebih luas atas hak-hak orang Pagaruyung sebagai
bagian yang sah di negeri ini yang sepatutnya diberikan kesempatan dan peluang pemerintah
dan mengatur rumah nya sendiri.Kegagalan ini juga mengajak seluruh komponen Pagaruyung
“berkaca kepada kesalahanya sendiri”untuk tidak saling menyalahkan dan balik menuduh apalagi
mengkambing hitamkan pihak lain.
Pemerintah juga diharuskan turut serta dalam menjaga,melindungi dan melestarikan
peninggalan-peninggalan Kerajaan Pagaruyung

sebagai aset identitas Pagaruyung sendiri

dengan cara memarakkan pembangunan Pagaruyung.Sedikit saran juga dari Bapak Zulkifli agar
pemerintahan

daerah

agar

pemerintahan

Kabupatan

Pagaruyung

agar

lebih

memperhatikan,menjaga dan melestarikan situs-situs bersejarah yang masih tersisa di bumi
Pagaruyung .
Harapan peneliti semoga masyrakat Pagaruyung tidak meninggalkan atau melupakan
sejarahnya,sebab sejarah Pagaruyung merupakan Identitas masyarakat Pagaruyung pada masa
kini.Seperti ucapan Bung Karno “Jasmerah”yang beratri jangan sekali-sekali melupakan sejarah.

DAFTAR PUSTAKA

Amran, Rusli (1981). Sumatra Barat hingga Plakat Panjang. Penerbit Sinar Harapan.

HAMKA, Prof. Dr. (12 Februari 1975).Pidato Prof. Dr. HAMKA dalam upacara pemakaman
kembali Sultan Alam Bagagar Syah di Balai Kota Jakarta. Penerbit Pustaka
Panjimas,
Casparis, J.G. (1989). "Peranan Adityawarman Putera Melayu di Asia Tamadun Melayu3: 918943
Djamaris, Edwar, (1991), Tambo Minangkabau, Jakarta: Balai Pustaka.
Kato, Tsuyoshi (2005). Adat Minangkabau dan merantau dalam perspektif sejarah. PT Balai
Pustaka
Helius Sjamsuddin. (2007). Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Ombak.

Soenarko(Mr);SARI PANDANGAN SARJANA TATA NEGARA SELURUH

DUNIA,Dari

Socrates hingga Ir.Soekarno,Toko buku ARC,Salim,Malang,1952.

Iver,MacNEGARA MODREN

Budiarjo,Mariam.1992,Dasar-Dasar Ilmu Politik,PT.Gramedia Pustaka:Jakart

Lubis (SH).M.Solly,ILMU NEGARA,Alumni,Medan,1975

Isjwara(SH).F.Pengantar ilmu politik ,Dhiwantara,Bandung,1960

Hardjowardojo,R.Pitono,(1966),Adiyawarman,sebuah studi Tokoh Nasional dari
Abad XIV,Djakarta:Bratara

Kozok,U.(2006).Kitab

Undang-Undang

Tanjung

Tanah:Naskah

Tertua.Jakarta:Yasasan Obor Indonesia.ISBN 979-461-603-6

Melayu

yang

Minangkabau Tanah Pustaka-Tambo Minangkabau

Darman Moenir. et, al1993.Minangkabau.Jakarta:Yayasan Gebu Minang

M.D.Mansoer et.al.1970.Sedjarah Minangkabau.Jakarta:Bhratara

ISBN 978-602-19007-2-7 Selintas Prasasti Dari Melayu Kuno(Balai Pelestarian Peninggalan
Purbakala

Batusangkar )