Kerajaan dan kerajaan di Indonesia

Kerajaan – kerajaan di Indonesia
Perkembangan agama Hindu di Indonesia berawal sekitar 1500 sebelum Masehi (SM) seiring dengan
kedatanagn bangsa Yunan. Bagaimana mereka sampai ke Indonesia? Mereka masuk wilayah Nusantara dengan
menaikki perahu layar. Kelompok ini datang dari Kampuchea (Kamboja). Mereka akhirnyamendirikan rumah
dan hidup berkelompok dalam masyarakat desa dan selanjutnya menetap di Nusantara.
Pengaruh ajaran serta budaya Hindu terhadap budaya Indonesia begitu kuat. Bahkan, mempengaruhi
berbagai aspek kehidupan masyarakat utamanya dalam hal pemerintahan. Hal ini terlihat dengan berdirinya
beberapa kerajaan bercorak Hindu.
1. Kerajaan Kutai
Kerajaan bercorak Hindu di Indonesia yang pertaman adalah Kerajaan Kutai .Kerajaan ini terletak di daerah
Muara Kaman, di sekitar tepi Sungai Mahakam, Kalimantan Timur. Kerajaan Kutai adalah kerajaan Hindu
tertua yang pernah ada di Indonesia, didirikan oleh Kudungga pada masa abad ke-4 M. Bukti berdirinya
Kerajaan Kutai adalah dengan ditemukannya yupa. Yupa merupakan tiang batu untuk mengikat hewan korban
yang akan dipersembahkan oleh para brahmana. Yupa ditulis dalam huruf Pallawa dan berbahasa Sanskerta.

Yupa
Berdasarkan apa yang tertulis dalam yupa, raja Hindu pertama di Kerajaan Kutai bernama Aswawarman. Ini
bisa dibuktikan akan gelar yang dimilikinya, yaitu wangsakerta atau pendiri keluarga kerajaan (dinasti). Dari
tulisan yang ada pada yupa tersebut dapat disimpulkan adanya 3 generasi. Sisilah dimulai dari Kudungga yang
memperanakkan anak bernama Aswawarman. Aswawarman memiliki tiga anak, satu di antaranya bernama
Mulawarman. Pada saatpemerintahan Mulawarman, Kerajaan Kutai berhasil berkembang menjadi sebuah

kerajaan besar. Mulawarman memerintah kerajaan Kutai dengan bijaksana. Pada masa pemerintahannya, rakyat
hidup makmur.

2. Kerajaan Kediri

Pada 1019 M terdapat Kerajaan Kahuripan yang dipimpin Raja Airlangga. Ia memiliki tiga orang anak
diantaranya Sanggramawijaya, Samarawijaya, dan Mapanji Garasakan. Pada awalnya, Airlangga memberikan
tahta kepada Sanggramawijaya. Tetapi, Sanggramawijaya tidak bersedia. Ia lebih memilih jalan hidup sebagai
pertapa. Sanggramawijaya dijulukiRaja Sucian atau Dyah Kili Suci.

Patung Airlangga diwujudkan sebagai Wisnu yang
sedang menunggang garuda.
Namun, Airlangga masih mempunyai 2 anak lainnya, dan ia pun membagi kerajaan menjadi dua bagian. Hal ini
bertujuan untuk menghindari perang saudara. Pada 1041 M, Mpu Bharada membagi Kerajaan Kahuripan sesuai
perintah Airlangga. Kerajaan Panjalu atau Kerajaan Kediri yang beribu kota di Daha diserahkan kepada
Samarawijaya. Kerajaan Jenggala atau Kahuripan yang berpusat di Kahuripan diserahkan kepada Mapanji
Garasakan. Airlangga lalu mengasingkan diri menjadi pertapa dengan nama Resi Gentayu. Tahun 1049,
Airlangga wafat lalu dimakamkan di Candi Belahan. Berikut ini beberapa raja yang pernah memerintah Kediri.
1. Bameswara /Kameswara I (tahun 1115–1130 M)
2. Jayabaya (1130–1160 M)

3. Sarweswara (1160–1170 M)
4. Aryyeswara
5. Gandra
6. Srungga
7. Kertajaya (1200–1222 M)
Kertajaya adalah raja terakhir Kerajaan Kediri. Ia dijuluki Dandhang Gendhis. Akhirnya, Kertajaya terpaksa
menyerahkan kerajaannya kepada Kerajaan Singasari (Ken Arok). Peristiwa itu menandai akhir dari riwayat
Kerajaan Kediri. Menurut cerita rakyat yang ada, pembagian Kerajaan Kediri dilakukan oleh Mpu Bharada
dengan cara terbang di udara. Ia membawa kendi yang berisi air yang dituangkan ke kawah. Air yang
dituangkan tersebut mengalir menjadi Sungai Brantas

Agama Buddha masuk dari India ke Indonesia hampir bersamaan dengan masuknya agama Hindu.
Agama Hindu berkembang setelah agama Buddha. namun persebaran agama Hindu lebih cepat daripada
persebaran agama Buddha. Hal ini terbukti dari lebih banyaknya kerajaan Hindu daripada kerajaan Buddha di

Indonesia. Sementara pusat-pusat kerajaan Buddha hanya terdapat di Sumatera dan beberapa daerah di Jawa.
Berikut kerajaan Buddha di Indonesia.
1. Kerajaan Kalinga
Kerajaan Kalinggan berdiri sekitar abad 6 Masehi di jawa Tengah. Kerajaan ini dipimpin oleh seorang
ratu bernama Ratu Shima. Peninggalan-peninggalan Kerajaan Kalingga, antara lain Prasastin Tuk Mas yang

ditemukan di desa Dakawu di Lereng Gunung Merbabu, Jawa Tengah.
2. Kerajaan Sriwijaya
Kerajaan Sriwijaya berdiri pada abad ke-7 dengan raja pertaman Sri Jayanegara dan berpusat di
Palembang, Sumatera Selatan ( Muara Sungai Musi). Sriwijaya mengalami zaman keemasan pada saat
diperintah oleh Raja Balaputradewa, putra dari Samaratungga dari Jawa pada abad ke-9. Wilayah Sriwijaya
meliputi hampir seluruh Sumatera, Jawa Barat, Kalimantan Barat, dan Semenanjung Melayu. Oleh karena itu,
Sriwijaya disebut juga Kerajaan Nusantara pertama.
Peninggalan sejarah Kerajaan Sriwijaya sebagai berikut:
a. Candi

Candi Muara Takus

 Candi Muara Takus
 Biara Bakal
b. Prasasti
 Prasati Kedukan Bukit ( 605 M)
 Prasati talang Tuo ( 648 M)
 Prasati Telaga Batu
 Prasasti Kota Kapur ( 686 M)
 Prasasti Karang Berahi ( 686)


2. Kerajaan Mataram Budha

Kerajaan Mataram Budha pada walanya merupakan kerajaan Hindu. Namus sejak Dinasti Syailendra
memerintah, Mataram berubah menjadi kerajaan Budha. Peninggalan kerajaan Mataram Budha antara lain
sebagai berikut:
a. Candi
 Candi Borobudur di Jawa tengah, didirikan tahun 770 M oleh Raja Samaratungga
 Candi Kalasan di Jawa Tengah , merupakan candi Budha tertua di Pulau Jawa yang didirikan tahun 778
M
 Candi Mendut di Jawa Tengah
 Candi Sewu di Jawa Tengah
 Candi Plaosan di Jawa Tengah
b. Prasasti
 Prasasti Sojomerto, isinya menyebutkan seseorang bernama Syailendra, yang beragama Budha.
 Prasasti Sangkhara, isinya menerangkan Raja Hakai Panangkaran yang berpindah agama dari Hindu ke
Buddha.
 Prasasti Kalasan ( 778 M), isinya seoarang raja dari Dinasti Sanjaya berhasil membujuk Raja Rakai
Panaangkaran dari Dinasti Sanjaya yang beragama Hindu untuk membangun sebuah bangunan suci bagi
Dewi Tara dan sebuah wihara untuk para biksu di Kalasan.

 Prasasti Kluraj (782 M), isinya tentang pembuatan arca Manjusri sebagai wujud dari Buddha, Wisnu,
dan Sanggha yang disamakan dengan Trimurti yaitu, Brahmana, Wisnu dan Siwa.
 Prasasti Ratu Boko ( 856 M), isinya kekalahan Balaputradewa dalam perang dengan kakak iparnya,
Rakai Pikatan.

Di Indonesia, Islam juga memiliki sejarah yang cukup panjang. Banyak kerajaan-kerajaan Islam yang
berdiri di Indonesia. Bahkan kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia sempat menguasai beberapa wilayah di

negara-negara tetangga seperti Malaysia, Filipina, dan bahkan Thailand. Untuk mengetahui kerajaan apa saja
yang merupakan kerajaan Islam di Indonesia, ini dia Kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia,
1. Kerajaan Demak
Pada akhir abad XV, Raden Patah, murid Sunan Bonang memaklumatkan berdirinya Kerajaan Islam Demak,
lepas dari Kerajaan Majapahit. Kerajaan Demak adalah kerajaan Islam pertama di Jawa. Raden Patah diakui
sebagai raja pertama Demak dan mendapat gelar Sultan.
Raden Patah wafat pada tahun 1518, digantikan oleh Muhammad Yunus yang juga dikenal dengan nama Pati
Unus atau pangeran Sabrang Lor. Ia mendapat gelar Sultan Demak II.
Pati Unus digantikan oleh pangeran Trenggono. Pada masa pemerintahannya, datanglah Syekh Nurullah atau
Fatahillah dari Pasai. Kemudian, Nurullah diangkat menjadi panglima perang dan dinikahkan dengan adik
perempuan Pangeran Trenggono.
Karena ancaman Portugis yang bersifat ekonomi dan agama, Demak meluaskan wilayah kekuasaannya ke barat

maupun ke timur di bawah pimpinan Fatahillah. Fatahillah berhasil menghancurkan benteng pertahanan
Portugis. Fatahillah mengganti nama Sunda Kelapa menjadi Jayakarta pada tanggal 22 Juni 1927. Sultan
Trenggono wafat dalam pertempuran di Pasuruan. Demak mengalami masa kejayaan pada masa kekuasaan
Sultan Trenggono.
2. Kerajaan Cirebon
Fatahillah berhasil merebut Cirebon dari kekuasaan Kerajaan Hindu Pajajaran. Sebagai penghargaan dari Sultan
Trenggono, Cirebon diserahkan kepada Fatahillah yang kemudian diserahkan kepada putranya, Pangeran
Pasarean yang wafat pada tahun 1552. Fatahillah kemudian menetap di Cirebon untuk mengendalikan
pemerintahan dan menyebarkan Islam.
3. Kerajaan Banten
Fatahillah memerintah Banten tahun 1552, ia pindah ke Cirebon karena putranya, Pangeran Pasarean yang
memimpin Cirebon wafat. Sedangkan Banten diserahkan kepada putranya, Hasanudin.
Sultan Hasanudin wafat tahun 1570, digantikan dengan putranya, Yusuf. Pada masa pemerintahannya, Kerajaan
Hindu Pajajaran dapat ditaklukkan dan penyebaran agama Islam sampai ke pelosok pedalaman. Pangeran Yusuf
wafat pada tahun 1580 dan digantikan oleh putranya yang masih muda yakni Maulana Muhammad.

4. Kerajaan Aceh

Kerajaan Aceh didirikan pada tahun 1204 di bawah pemerintahan Sultan Jihan Syah. Pada waktu itu, Aceh
belum berdaulat karena merupakan kerajaan kecil yang berada di bawah pengaruh Pedir. Akhirnya, Aceh

berhasil melepaskan diri dari kekuasaan Pedir dan menjadi kerajaan yang berdaulat penuh. Pada waktu itu,
Aceh diperintah oleh Sultan Muhayat Syah (1514-1528). Pusat kerajaan dipindah ke Kutaraja. Dalam kurun
waktu 4 abad, Kerajaan Aceh dipimpin oleh raja-raja sebagai berikut:
1. Sultan Ali Muhayat Syah atau Sultan Ibrahim.
2. Sultan Salahudin.
3. Sultan Alaudin Riyad Syah.
4. Sultan Hasyim.
5. Sultan Zainal Abidin.
6. Sultan Alaudin Mansyur Syah.
7. Sultan Ali Ri'ayat Syah II
8. Sultan Iskandar Muda Mahkota Alam.
Aceh mencapai zaman keemasan di bawah pemerintahan Sultan Iskandar Muda (1607-1936). Ia adalah orang
yang cerdas dan pemeluk Islam yang taaat. Pada masa pemerintahannya, wilayah Aceh semakin luas, yaitu
membentangi di pesisir Barat Sumatra sampai Bengkulu dan di pesisir Timur Sumatra sampai Siak. Bahkan,
beberapa daerah di Semenanjung Malaya seperti Johor, Kedah, Pahang, dan Patani (Thailand) berhasil dikuasai.
Iskandar Muda bersikap anti penjajah. Ia bercita-cita dapat mengusir Portugis dari Malaka. Oleh sebab itu,
Iskandar Muda beberapa kali menyerang Portugis di Malaka. Contoh, tahun 1629, ia melakukan serangan besarbesaran terhadap Portugis. Portugis pun ikut menyerang dan berusaha menguasai Aceh, namun selalu dapat
dipukul mundur oleh tentara Aceh.
5. Kerajaan Gowa-Tallo
Kerajaan yang terletak di Sulawesi Selatan sebenarnya terdiri atas dua kerajaan yakni Gowa dan Tallo. Kedua

kerajaan ini kemudian bersatu. Raja Gowa, Daeng Manrabia, menjadi raja bergelar Sultan Alauddin dan Raja
Tallo, Karaeng Mantoaya, menjadi perdana menteri bergelar Sultan Abdullah. Karena pusat pemerintahannya
terdapat di Makassar, Kerajaan Gowa dan Tallo sering disebut sebagai Kerajaan Makassar. Karena posisinya
yang strategis di antara wilayah barat dan timur Nusantara, Kerajaan Gowa dan Tallo menjadi bandar utama
untuk memasuki Indonesia Timur yang kaya rempah-rempah.

KLIPING KERAJAAN-KERAJAAN
HINDU BUDHA DAN ISLAM

OLEH:
ATHAYA
IV - B

Kisah Nabi Ayub A.S.
Nabi Ayub adalah putra Ish bin lshaq bin Ibrahim. Ish merupakan peternak kaya raya di wilayah Syam. Ketika
ayahnya wafat, seluruh kekayaannya diwariskan kepada Nabi Ayub. Nabi Ayub memiliki tiga orang istri. Salah
satunya bernama Siti Rahma, putri dari Afrayim, putra Nabi Yusuf. Beliau berdakwah dan wafat di wilayah
Batsniyyah.
Nabi Ayub diutus Allah untuk berdakwah kepada penduduk Hauran dan Tih, di wilayah tempat kelahirannya.
Nabi Ayub dikenal sebagai orang yang pandai, sopan, bijaksana, dermawan, dan suka menolong orang-orang

yang membutuhkan. Selain itu, ia banyak membangun sarana peristirahatan dan ibadah untuk para musafir.
Nabi Ayub dikenal memiliki kepribadian yang menawan, pandai bersyukur, dan senantiasa menghiasi lisannya
dengan zikir. la tidak pernah meninggalkan perintah Allah.
Hal tersebut membuat iblis iri. la ingin menggoda Ayub agar terjerumus dalam dosa. lblis segera menghadap
Allah dan meminta izin untuk menguji kesabaran dan ketaatan Nabi Ayub. Allah pun mengabulkan permintaan
iblis. Lalu lblis mulai membuat rencana untuk menjatuhkan Nabi Ayub. Berbagai cara telah disusun dengan
berbagai risikonya. Iblis dan kelompoknya mulai melancarkan aksi pertamanya. Dalam waktu singkat, semua
hewan ternak Nabi Ayub mati ditimpa penyakit yang aneh. Rumahnya tiba-tiba saja sudah hangus terbakar.
Nabi Ayub tidak lagi bisa memberikan gaji kepada para pegawainya. la terpaksa tidak lagi mempekerjakan
mereka. Nabi Ayub dan keluarganya benar-benar menjadi miskin.
Saat Nabi Ayub sedang salat, datanglah Iblis menghasutnya, "Hai Ayub, sesungguhnya Allah telah
menghanguskan kekayaanmu hingga kamu miskin. Buat apa kamu banyak beribadah jika kamu menjadi
miskin?" Nabi Ayub berkata, "Sesungguhnya, apa yang kumiliki adalah milik Allah. Jika Allah menghendaki
untuk mengambilnya, aku tetap akan bersyukur. Bukankah aku telah lama diberi nikmat yang banyak oleh
Allah?" Kemudian, Nabi Ayub dan keluarganya tetap menjalankan kewajibannya untuk beribadah kepada
Allah.
lblis dan kelompoknya menyusun rencana selanjutnya untuk menggoyahkan iman yang dimiliki Nabi Ayub dan
keluarganya. Ketika anak-anak Nabi Ayub sedang berkumpul di salah satu rumahnya, iblis menghancurkan
bangunan tersebut dan membunuh semua anak-anak Nabi Ayub. Tentu saja hal ini membuat Nabi Ayub dan
istrinya sangat bersedih. Kembali lblis mendatangi Nabi Ayub dan berkata, "Hai Ayub, Allah telah mengambil

semua anak-anakmu. Untuk apa lagi kamu beribadah kepadanya?" Akan tetapi, Nabi Ayub tetap bersabar dan
berkata, "Sesungguhnya, anak-anakku milik Allah. Jika Allah menghendaki mereka, itu adalah hak-Nya. Aku
tetap bersabar dan bersyukur kepada-Nya."
lblis kembali menemui kegagalan. la semakin kesal, namun belum berputus asa untuk menggoda Nabi Ayub
dan istrinya. Suatu hari, Nabi Ayub sedang beribadah, iblis meniup hidung dan mulut Nabi Ayub yang
menyebabkannya terkena penyakit kulit. Penyakit kulit itu menggerogoti seluruh tubuh Nabi Ayub. Tubuhnya
dipenuhi dengan bintik darah, nanah, dan banyak ulat. Semakin hari, penyakit Nabi Ayub semakin parah. Nabi
Ayub akhirnya hanya bisa berbaring dan melaksanakan kegiatannya di atas tempat tidur. Semua kebutuhannya
dipenuhi oleh istrinya yang setia. Pada awalnya, masyarakat bersimpati dengan derita yang dialami Nabi ayub.
Namun, karena penyakit Nabi Ayub semakin parah, mereka mulai menjauh dan mengucilkannya. Hanya
istrinya. yaitu Siti Rahma, yang senantiasa mendampingi Nabi Ayub dalam suka dan duka.
Pada suatu hari, para wanita datang dengan penuh kemarahan. Mereka meminta Nabi Ayub dan istrinya
meninggalkan lingkungannya. Mereka khawatir penyakit yang diderita Nabi Ayub akan menular. Dengan penuh
kesedihan, Siti Rahma menggendong Nabi Ayub untuk meninggalkan tempat tersebut. Sebenarnya, Nabi Ayub
sempat memberikan kebebasan kepada Siti Rahma jika ia ingin meninggalkannya. Akan tetapi, Siti Rahma

memilih tetap setia kepada Nabi Ayub. Untuk mempertahankan hidup dengan Nabi Ayub, Siti Rahma rela
menjual perhiasannya. Ketika perhiasannya habis, dia rela bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Hari demi hari, penyakit Nabi Ayub bertambah parah. Siti Rahmah tidak tahan menyaksikan suaminya sangat
menderita. la berkata, "Wahai suamiku, mengapa engkau tidak berdoa kepada Allah untuk kesembuhanmu?

Aku tidak tega melihatmu dalam keadaan yang seperti ini." Nabi Ayub menolak sambil berkata,"Wahai istriku,
aku malu kepada Allah untuk meminta kesembuhan, sedangkan Allah telah melimpahkan kesehatan yang lebih
lama dari sakitku ini." Nabi Ayub pun kemudian tetap beribadah kepada Allah meskipun dalam keadaan yang
sangat payah.
Iblis semakin geram dengan kesabaran Nabi Ayub. Dengan tipu muslihatnya, iblis menggoda Siti Rahma agar
meninggalkan Nabi Ayub yang seolah sudah tidak ada harapan lagi. Siti Rahma sempat berpikir untuk
meninggalkan Nabi Ayub saat keluar rumah untuk memenuhi kebutuhan suaminya. Ketika memanggil istrinya,
Nabi Ayub tidak mendengar jawaban dari istrinya tersebut. Beberapa kali ia mencoba memanggil, namun
istrinya tidak ada di rumahnya. Nabi Ayub pun berpikir bahwa istrinya telah meninggalkannya. la pun berjanji
bahwa jika istrinya kembali, ia akan mencambuknya hingga seratus kali.
Nabi Ayub berdoa kepada Allah untuk memohon kesembuhan. Allah mengabulkan doanya dan berfirman,
"Hantamkanlah kakimu ke tanah.". Nabi Ayub menghantamkan kakinya ke tanah. Keluarlah air yang sangat
segar. Nabi Ayub pun kemudian mandi dan minum air tersebut. Tidak berapa lama kemudian, Nabi Ayub
merasa sehat kembali. Penyakit kulit yang dideritanya telah sembuh, bahkan wajahnya terlihat semakin tampan
dan gagah.
Tak berapa lama, istrinya kembali dan mencoba untuk menemukan suaminya. Alangkah kaget istrinya karena
yang berada di rumahnya adalah seorang laki-laki yang tidak dikenal. la pun bertanya, "Siapa kamu? Di mana
suamiku?" Nabi Ayub kemudian menjawab, "Akulah suamimu. Allah telah menyembuhkan penyakitku." Siti
Rahma tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Akan tetapi, ia bahagia dengan keadaan suaminya yang
sekarang. la pun kemudian berlari dan menjatuhkan diri di hadapan suaminya untuk meminta maaf. la merasa
bersalah karena sempat berniat untuk meninggalkan suaminya. Nabi Ayub memaafkan kesalahannya. Karena
telah berjanji untuk mencambuk istrinya yang telah kembali, ia pun memberitahukan perihal tersebut kepada
istrinya. Siti Rahma ternyata tidak keberatan untuk menerima hukuman tersebut. Sebelum Nabi Ayub
menghukum istrinya, Allah memerintahkan Nabi Ayub untuk mencambuknya dengan seratus helai rumput.
Allah memberikan imbalan terhadap sikap sabar dan tabah Nabi Ayub dalam menghadapi ujian. Allah
kemudian mengembalikan kekayaan Nabi Ayub karena keuletannya bekerja. Meski telah menjadi kaya kembali,
Nabi Ayub tetap baik hati dan suka menolong. Selain mengembalikan hartanya, Allah juga memberikan anak
kepada Nabi Ayub sejumlah anaknya yang pernah tertimpa musibah dahulu. Nabi Ayub dan istrinya kemudian
hidup bahagia dan bersyukur karena dapat melalui ujian yang diberikan oleh Allah. Mereka terus melanjutkan
dakwah menyebarkan ajaran Allah, mengabarkan keselamatan, persaudaraan, dan mengajak manusia untuk
kembali dan berjuang di jalan Allah.
Hikmah yang dapat diambil dari Kisah Nabi Ayub AS adalah
1. Sikap Nabi Ayub yang baik hati, suka menolong, sabar, tabah menghadapi cobaan, ikhlas ketika
bersedekah patut kita jadikan teladan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Kesadaran bahwa segala sesuatu yang terjadi adalah atas kehendak Allah telah menjadikan Nabi Ayub
mampu melewati cobaan yang berat dan bertubi-tubi.
3. Nabi Ayub berhasil melalui cobaan bertubi-tubi dari Allah sehingga akhirnya beliau mendapatkan buah
dari kesabarannya dan mendapatkan kembali apa yang pernah "hilang" darinya, yaitu kesehatan,
kekayaan, dan anak-anak sejumlah yang pernah ia miliki

Kisah Nabi MusaA.S.
Negeri Mesir dipimpin oleh seorang raja yang bergelar Fir’aun. Kekuasaan Fir’aun sangat besar hingga ia
menjadi sombong dan menganggap dirinya Tuhan. Suatu hari, peramal istana mengatakan akan lahir bayi laki –
laki dari kau Bani Israil yang akan mengalahkan Fir’aun dan menjadi penguasa Mesir. Fir’aun pun ketakutan.
Segera ia perintahkan prajuritnya untuk menghabisi bayi laki – laki Bani Israil.
Seorang perempuan bernama Yukabad yang saat itu sedang mengandung Musa menjadi sangat cemas. Berkat
perlindungan dari Allah SWT., dia berhasil menyembunyikan kandungannya. Bahkan, kelahiran Musa pun
tidak diketahui. Namun, hati ibunda Musa masih saja diliputi kecemasan, setiap hari gelisah memikirkan
keselamatan anaknya. Akhirnya Allah SWT. Memberi petunjuk kepada ibunda Musa agar menghanyutkan
bayinya itu ke sungai Nil. Diiringi kesedihan sang bunda, Musa pun dihanyutkan. Ternyata, peti itu hanyut
mendekati istana Fir’aun. Kuasa Allah SWT berrkata lain, istri Fir’aun yang bernama Aisyah binti Mazahim
sangat terpesona oleh senyum bayi Musa. Ia pun merasa sangat sayang padanya. Aisyah membujuk Fir’aun agar
mengizinkannya mengambil Musa sebagai anaknya. Dan Fir’aun pun mengabulkan keinginan istrinya itu.
Tinggallah Musa di istana Fira’un. Dengan kehendak Allah pula, ibunda Musa berhasil menjadi ibu susu dan
pengasuh Musa.
Saat dewasa Musa melihat banyak ketidak adilan yang dilakukan oleh penguasa kepada Bani Israil. Hingga
suatu hari, tanpa sengaja Nabi Musa memukul seorang bangsa Mesir hingga tewas demi membela seorang Bani
Israil. Nabi Musa pun diburu oleh prajurit kerajaan. Mengetahui itu Musa pun melarikan diri ke Madyan. Di
Madyan, Nabi Musa bertemu dengan keluarga Nabi Syuaib Alaihi Salam dan akhirnya menikah dengan
putrinya. Setelah 10 tahun tinggal disana, Nabi Musa pun berencana ke Mesir. Ditengah perjalanan Nabi Musa
melihat cahaya yang memancar dari bukit Thur. Nabi Musa pun mendatanginya, ternyata cahaya itu adalah api
yang berasal dari sebatang pohon yang masih hijau. Saat itulah Nabi Musa menerima wahyu dari Allah SWT.
Allah SWT memerintah Nabi Musa untuk memberi peringatan kepada Fir’aun dengan bijaksana. Nabi Musa
pun datang ke istana Fir’aun bersama saudaranya Nabi Harun. Mereka bermaksud mengajak Fir’aun
menyembah Allah SWT.
“Musa, beri tahu kami siapa Tuhanmu itu?” seru Fir’aun.
“Tuhanku adalah Tuhanmu juga. Dialah yang telah menciptakan alam semesta. Dia pula yang menurunkan
hujan dari langit. Segeralah bertobat, ” ajak Nabi Musa.
Namun, Fir’aun yang sombong malah menantang Nabi Musa untuk menunjukkan bukti kenabiannya. Nabi
Musa pun memasukkan tangannya ke leher bajunya, lalu menariknya kembali dan muncullah cahaya putih
kemilau.

“Itukah bukti bahwa dirimu adalah utusan Tuhan? Padahal, itu hanya kepandaianmu dalam mempraktikkan
ilmu sihir. Kami juga punya tukang – tukang sihir yang hebat! Mari kita bertanding! Tetapkanlah hari
pertandingan itu agar seluruh rakyat dapat menyaksikannya. Mereka akan tahu siapa yang paling benar!”
tantang Fir’aun.
Hari yang ditetapkan pun tiba. Orang – orang berkumpul untuk menyaksikan adu kekuatan antara Nabi Musa
dan penyihir – penyihir Fir’aun. Ditengah lapang terlihat Nabi Musa berdiri berhadapan dengan puluhan
penhyihir dari berbagai negeri. “Hai para ahli sihir, tunjukkan kemampuan kalian! Majulah bersama – sama!
Hadiah besar telah menanti kalian!” seru Fir’aun. “Hai Musa! kami dulu yang memulai atau engkau?” tanya
penyihir. Nabi Musa menjawab, “silakan kalian dulu yang memulainya.” Mereka mulai melemparkan rongkat
dan tali ke hadapan Nabi Musa. Tali dan tongkat – tongkat berubah menjadi ular – ular buas dan hendak
menyerang Nabi Musa. Situasi menjadi genting. Nabi Musa hanya berharap pada pertolongan Allah.
“Hai, Musa janganlah takut. Kamulah yang paling unggul, lemparkanlah tongkatmu,” begitu bisikan yang
diterima Nabi Musa. Segera Nabi Musa melemparkan tongkatnya ke tanah. Saat itu juga mukjizat kerasulan
Nabi Musa terlihat. Tongkat berubah menjadi ular raksasa dan menelan semua ular tipuan para penyihir.
Menyaksikan peristiwa itu, para penyihir langsung bertobat. “Kami beriman kepada Tuhan Musa dan Harun!”
seru para penyihir. Fir’aun menjadi murka, lalu menghukum mati semua penyihirnya. Kemenangan Nabi Musa
tidak juga membuat Fir’aun sadar. Ia malah memburu Nabi Musa dan pengikutnya. Fir’aun dan prajuritnya
terus memburu Nabi Musa. Allah SWT, memerintahkan Nabi Musa dan pengikutnya keluar dari Mesir.
Di suatu malam, rombongan Nabi Musa pergi diam – diam meninggalkan Mesir hingga tiba di tepi Laut Merah.
Tiba – tiba orang – orang yang berjalan di belakang rombongan berseru dengan panik, “Fir’aun! Fir’aun! ada
Fir’aun di belakang kita”. Dari kejauhan Fir’aun dan pasukannya mengejar. Nabi Musa meminta pengikutnya
bersabar. Atas perintah Allah SWT. Nabi Musa mengangkat tongkatnya, lalu memukulkannya ke laut.
Subhanallah dengan izin Allah SWT, lautpun terbelah. Ditengah – tengahnya terdapat jalan kering agar
rombongan Nabi Musa dapat melewatinya.
Semua rombongan Nabi Musa pun selamat diseberang. Saat For’aun dan pasukannya masih di tengah laut
terbelah, seketika itu terdengar suara gemuruh yang dahsyat dan laut pun kembali bersatu. Tenggelamlah
Fir’aun dan seluruh pasukannya. Itulah azab Allah atas kesombongan Fir’aun.
Lengkingan suara Fir’aun terdengar oleh rombongan Nabi Musa, “Aku beriman kepada Tuhan Musa dan
Harun!”. Teriak Fir’aun di tengah gelombang laut yang dahsyat. Namun sudah terlambat, tak ada lagi ampunan
baginya.

Kisah Nabi Harun A.S.
Kisah Nabi Harun alaihissalam (kisaran 1531-1408 SM) adalah salah satu nabi yang telah disuruh oleh Nabi
Musa pada Allah dalam membantu membela agama Allah. Sejarahnya Nabi Harun tidak dapat dipisahkan dari
kisah Nabi Musa, karena dia adalah juru bicara Nabi Musa saat berhadapan dengan Fir’ aun maupun kaum Nabi
Musa sendiri, Bani Israil di Sina.
Sejarah Nabi Harun dimulai saat Nabi Musa berhasil membawa kaumnya keluar dari Mesir dan terlepas dari
kejaran Fir’ aun yang ingin membunuh mereka. Nama Nabi Harun di ulangi sebanyak 19 kali di dalam AlQuran dan wafat di Tanah Tih. Ia menikah dengan dua orang wanita yang bernama Elisheba dan Miriam.
Nabi Harun lahir di tahun ketika anak-anak tak dibunuh, sedangkan Musa lahir pada masa tragedinya
pembunuhan. Nabi Harun ‘alaihissalam ialah kakak kandung (kakak satu ibu) dari Musa, maka silsilahnya
adalah sebagai berikut, Harun bin Imran bin Qahits bin Lawi bin Ya’ qub bin Ishaq bin Ibrahim. Sebagian ada
yang menyatakan bahwa silsilahnya sebagai berikut, Nabi Harun bin Imran bin Fahis bin ‘Azir bin Lawi bin
Ya’ qub bin Ishaq bin Ibrahim bin Azara bin Nahur bin Suruj bin Ra’u bin Falij bin ‘Abir bin Syalih bin
Arfahsad bin Syam bin Nuh.
Nabi Musa dan Nabi Harun hidup di bangsa Mesir yang dipimpin oleh raja yang kafir dan keras dikenal dengan
sebutan “Fir’ aun,” ia mempekerjakan umatnya dan menyiksa mereka, bersikap semau sendiri di bumi, dan
menjadikan penduduknya bercerai berai, dengan menindas sekelompok dari mereka dan memperbudak mereka
dengan kerja paksa. Mereka yang tertindas adalah bani Israil, suatu kaum yang silsilah mereka sampai kepada
Nabi Ya’ qub ‘alaihissalam. Bani Israil tinggal di negeri Mesir ketika Nabi Yusuf ‘alaihissalam menjabat
sebagai menterinya.
Suatu saat Fir’ aun bermimpi, bahwa ada sebuah api yang tiba dari Baitul Maqdis kemudian membakar negeri
Mesir selain tempat tinggal Bani Israil. Lalu ia minta paranormal dan tukang sihir untuk menafsirkan mimpinya
itu. Lalu mereka memberitahukan bahwa akan lahir seorang anak dari kalangan Bani Israil yang mau menjadi
akibat binasanya penghuni Mesir. Maka Fir’ aun merasa takut atas mimpi tersebut, ia pun memerintahkan untuk
menyembelih anak laki-laki Bani Israil karena takut terhadap kelahiran orang tersebut.
Allah Subhanahu wa Ta’ala mengutus Nabi Musa bergegas mendatangi Fir’ aun untuk mendakwahinya, akan
tetapi sebelum dia berangkat, ia berdoa kepada Tuhannya meminta hidayah dan meminta kepada-Nya bantuan,
Maka Allah mewujudkan permintaannya, kemudian Musa ingat bahwa dia pernah membunuh orang Mesir, ia
takut jika nanti mereka membunuhnya, maka Allah menenangkannya, bahwa mereka tidak akan bisa
menyakitinya akhirnya Musa pun damai (lihat Al Qashash: 35).
Nabi Musa pun melanjutkan perjalanannya ke Mesir dan memberitahukan kepada Nabi Harun apa yang terjadi
antara dirinya dengan Allah Subhanahu Wa Ta’ala agar Nabi Harun ikut serta menyampaikan surat kepada Fir’
aun beserta kaumnya dan membantunya melepaskan Bani Israil dari Mesir, maka Harun pun bergembira atas
berita itu, ia pun ikut berdakwah bersama Musa.

Fir’ aun ialah seorang yang kejam dan berlaku zalim kepada Bani Israil, sehingga Nabi Musa dan Nabi Harun
berdoa kepada Allah agar menghindari keduanya dari tindakan aniaya dari Fir’ aun, lalu Allah Ta’ala berfirman
meneguhkan hati keduanya,.
” Janganlah kamu berdua khawatir, sesungguhnya Aku beserta kamu berdua, Aku mendengar dan melihat”.
Maka datanglah kamu berdua kepadanya (Fir’ aun) dan Katakanlah,
“Sesungguhnya kami berdua adalah utusan Tuhanmu, maka bebaskanlah Bani Israil dengan kami dan
janganlah kamu menganiaya mereka. Sesungguhnya kami telah datang kepadamu dengan membawa bukti
(atas kerasulan Kami) dari Tuhanmu. Dan keselamatan itu dilimpahkan terhadap orang yang mengikuti
hidayah. Sungguh telah diwahyukan pada Kami bahwa siksa tersebut (ditimpakan) atas orang-orang yang
berkhianat dan berpaling.” (QS. Thaahaa: 46-48).
Maka saat Nabi Musa dan Nabi Harun berangkat, mulailah keduanya mengajak mereka kepada Allah dan
berjuang membawa Bani Israil dari penindasan Fir’ aun, tapi Fir’ aun mengejek keduanya dan memperolok apa
yang mereka berdua bawa serta menegur Nabi Musa, bahwa dialah yang mengurus Nabi Musa di istananya dan
terus membesarkannya hingga ketika dewasa Nabi Musa membunuh orang Mesir dan pergi menjauhi diri.
Kemudian Nabi Musa menawarkan kepadanya bukti yang menyatakan kerasulannya. Maka Fir’ aun meminta
ditunjukkan buktinya jika Nabi Musa memang benar. Nabi Musa pun melempar tongkatnya dan berubahlah
tongkat itu menjadi ular yang amat besar sehingga setiap orang heran dan takut dengan ular itu. Lalu Nabi Musa
mengulurkan tangannya ke ular itu, maka ular tersebut kembali seperti biasa menjadi tongkat. Lalu Nabi Musa
memasukkan tangannya ke leher bajunya, Kemudian ia keluarkan, lalu tampak warna putih berkilau.
Ketika ditunjukkan bukti-bukti tersebut, Fir’ aun malah menganggapnya sebagai penyihir, kemudian ia meminta
untuk dikumpulkan para penyihirnya dari segenap tempat untuk menghadapi Musa. Lalu para penyihir
melempar tali dan tongkat, dan tali tersebut berubah menjadi ular sehingga orang-orang takut, bahkan Nabi
Musa dan Harun merasa takut atasnya, kemudian Alllah memberikan wahyu kepada Musa agar ia tak takut dan
melempar tongkatnya, maka Nabi Musa dan saudaranya (Nabi Harun) damai karena perintah Allah itu.
Nabi Musa pun melempar tongkatnya, maka tongkat itu berubah menjadi ular yang besar yang memakan tali
para penyihir dan tongkat mereka. Saat para penyihir melihat apa yang ditunjukkan Nabi Musa ‘alaihissalam,
maka mereka pun mengaku, bahwa itu ialah mukjizat dari Allah dan tanpa sihir. Kemudian Allah melapangkan
hati mereka untuk beriman terhadap Allah dan membenarkan apa yang dibawa Nabi Musa ‘alaihissalam,
mereka pun akhirnya hanya bersujud terhadap Allah sambil menyatakan ketakwaan mereka terhadap Tuhan,
Nabi Musa dan Nabi Harun.
Allah mewahyukan pada Nabi Musa untuk keluar sendiri ke tempat tertentu untuk menerima syariat yang nanti
akan dijadikan rujukan oleh Bani Israil. Maka Beliau membaiat Nabi Harun sebagai penerusnya; menasihatinya
dan mengingatkannya kepada Allah serta memperingatkannya supaya tidak menjadi orang-orang yang mencoba
mengadakan kerusuhan di bumi. Nabi Harun pun pergi ke gunung yang Beliau pernah mendapat wahyu yang
pertama saat Beliau pulang dari Madyan ke Mesir dan ketikan itulah diturunkan kepada Beliau kitab Taurat.
Sepeninggal Musa, ternyata Bani Israil telah disimpangkan oleh seorang yang bernama Samiri, ia
mengumpulkan perhiasan dan emas mereka serta membuatkan patung yang berongga dalam bentuk anak sapi.
Dimana apabila angin masuk ke dalamnya dari lubang yang satu dan keluar dari rongga yang lain, maka akan
mengeluarkan suara yang menyerupai suara anak sapi. Kemudian Samiri memberitakan mereka, bahwa itu

adalah tuhan mereka dan tuhan Musa, akhirnya Bani Israil percaya dan menyembah patung itu serta
meninggalkan menyembah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Maka Nabi Harun menasihati dan mengingatkan mereka, tetapi mereka tetap saja di atas kejahilan itu, tak
menyadari dan tak memperhatikan nasihat Harun. Terlebih mereka menantangnya dan hampir saja
membunuhnya. Mereka juga memberitakan, bahwa mereka tidak akan meninggalkan penyembahan kepada
patung itu hingga Musa kembali. Ketika Nabi Musa ‘alaihissalam kembali, ia mendapati kaumnya dalam
kondisi seperti itu, dia pun kecewa bercampur sedih, lalu ia menjumpai Nabi Harun, memegang kepala dan
janggutnya sambil menariknya dan berkata,
Beliau juga memberitahukan Nabi Musa bahwa kaumnya nyaris saja membunuhnya, maka Musa pun
meninggalkannya dan pergi mendatangi Samiri; orang yang membuat patung tersebut dan bertanya tentang
alasannya. Lalu Samiri memberitahukan alasannya, kemudian Musa menghanguskan patung itu sampai habis
dan membuang ampasnya ke laut.
Kemudian Allah ‘Azza wa Jalla memberitakan kepada Nabi Musa, bahwa Nabi Harun sudah berlepas diri dari
mereka dan ia sudah berjuang keras untuk melerai mereka dari menyembah patung anak sapi, maka hati Nabi
Musa pun tenang karena akhirnya saudaranya tidak ikut serta dalam perlakuan dosa itu, maka Nabi Musa
‘alaihissalam menghadapkan diri terhadap Allah ‘Azza wa Jalla memohon ampunan untuk dirinya dan
saudaranya,.
Lalu Nabi Musa ‘alaihissalam memilih tujuh puluh umat yang unggul dari kalangan mereka untuk berangkat
bersamanya ke sebuah tempat yang ditentukan Allah’ Azza wa Jalla. Ketika mereka sudah sampai di tempat
tersebut, mereka malah meminta untuk melihat Allah dalam keadaan nyata, maka Nabi Musa marah kepada
mereka secara keras, dan Allah mengirimkan petir yang membinasakan mereka hingga ruh-ruh mereka
melayang.
Lalu Nabi Musa ‘alaihissalam memohon terhadap Allah dan merendahkan diri kepada-Nya meminta agar Dia
memberi rahmat kepada mereka itu. Maka Allah mengabulkan do’ Nabi Musa ‘alaihissalam dan Dia
menghidupkan mereka yang meninggal karena tersambar halilintar supaya mereka bersyukur kepada Allah
‘Azza wa Jalla karena telah membangkitkan mereka setelah matinya (lihat Al Baqarah: 55-56).
Kemudian Nabi Musa as membawa mereka kembali kepada kaumnya dan membacakan kitab Taurat kepada
mereka dan menerangkan petuah dan hukum-hukum yang terkandung di dalamnya. Beliau juga mengambil
perjanjian dari mereka agar mau mengamalkan isinya, mereka pun mau berjanji dengan terpaksa setelah Allah
mengangkat gunung di atas mereka.
Nabi Harun hidup selama 122 tahun. Beliau wafat 11 bulan sebelum kematian Musa, di daerah al Tiih, yaitu
sebelum Bani Israil memasuki Palestina. Tentang Bani Israil, mereka memang nakal, banyak permasalahan dan
susah dipimpin, tapi dengan ketabahan Nabi Musa dan Nabi Harun, mereka dapat dipimpin agar mengikuti
syariat Allah, sebagaimana terkandung dalam Taurat ketika itu. Setelah Harun dan Musa wafat dunia, Bani
Israel dipimpin oleh Yusya’ bin Nun. akan tetapi, setelah Yusya’ mati, sebagian besar dari mereka
meninggalkan ajaran Taurat.

Kisah Nabi Zulkifli A.S.
Zulkifli adalah putra dari Nabi Ayub. Nama aslinya adalah Basyar. la disebut Zulkifli karena mampu menepati
janji yang diberikan oleh raja di wilayah Syam dalam sebuah sayembara. Beliau menjadi raja dan wafat di
wilayah Damaskus (Syria).
Dahulu, seorang raja di wilayah Syam merasa gelisah. Di dalam usianya yang tua, dia belum juga mendapatkan
orang yang tepat untuk menggantikan posisinya. Dalam kegelisahan tersebut, terlintas dalam pikirannya akan
mengadakan sebuah sayembara untuk mencari sosok manusia terpilih yang akan menggantikannnya. Kemudian
dia mulai mengumumkan berita tentang sayembara tersebut serta syarat-syarat mengikutinya. Di depan seluruh
rakyatnya, ia berkata," Aku sedang mencari sosok pemimpin yang nanti dapat menggantikan posisiku menjadi
raja. la harus mampu untuk berpuasa di siang hari, beribadah di malam hari, dan mampu mengendalikan nafsu,
terutama nafsu marah. Aku akan mengujinya untuk memegang pemerintahan dengan syarat-syarat yang telah
aku sebutkan tadi. Jika ia mampu memenuhi persyaratan tersebut, aku akan mengangkatnya sebagai raja
menggantikan posisiku. Siapa di antara kalian yang sanggup mengikuti dan menepati janji dalam sayembara.”
Dari sekian banyak rakyatnya, ada seorang pemuda yang berani mengikuti sayembara tersebut. la bernama
Basyar. Dengan cepat, ia mengacungkan tangannya. Lalu, ia berkata, "Saya sanggup yang mulia." Sang raja lalu
memberi penawaran dan kesempatan kepada yang Iainnya. Setelah berulang-ulang, hanya Basyar saja yang
menyanggupinya. Mulailah ia melaksanakan persyaratan sayembara tersebut. Sang raja terus memantau semua
yang dilakukan Basyar. Setelah beberapa lama, akhirnya Basyar mampu memenuhi persyaratan sayembara, ia
mampu mengelola kerajaan dengan sukses, berpuasa di siang hari, beribadah di malam hari, dan mampu
menahan nafsu. Melihat kesuksesan Basyar mengikuti sayembara, sang raja sangat bahagia. la segera
mengangkat Basyar menjadi raja. Basyar mendapat gelar Zulkifli yang artinya orang yang mampu menepati
janji.
Selain menjadi raja, Zulkifli juga diangkat Allah sebagai nabi. la diutus Allah untuk berdakwah di wilayah
Syam. la mengajak rakyat dan kaumnya untuk berjuang di jalan Allah, memperbaiki akhlak dan perilaku sosial,
berlaku jujur, serta memelihara kebaikan. Sebagai seorang raja yang memiliki kekuasaan, Zulkifli mendapatkan
banyak kemudahan dalam berdakwah. la sangat dicintai dan disegani oleh rakyatnya. Kepribadiannya baik dan
mampu mengendalikan nafsunya.
Hari demi hari, pengikut Nabi Zulkifli menjadi semakin banyak. Walaupun demikian, hal ini tidak
menjadikannya sombong atau melalaikan tugasnya sebagai raja dan nabi. Bahkan, ketaatan dan keimanan
Zulikifli terhadap Allah semakin kuat. Wilayah Syam di bawah kepemimpinan Zulkifli berkembang menjadi
wilayah yang makmur dan sejahtera. Hal ini membuat rakyat Syam semakin mencintai Zulkifli. Dakwah dan
pengaruhnya semakin luas, bahkan telah meluas ke negeri tetangga. Ini membuktikan bahwa Zulkifli telah
mencapai puncak kesuksesan.

Pada saat itu ada seorang raja di negeri tetangganya yang iri melihat kesuksesannya. Raja tersebut bernama
Baraja. la berencana mengadakan penyerangan terhadap Syam. Rencana ini diketahui oleh Zulkifli. Zulkifli
mengajak prajurit dan rakyat Syam untuk berjuang bersama mempertahankan wilayah mereka. Mendengar
ajakan Zulkifli, rakyat Syam berencana untuk menguji kesabaran Zulkifli. Mereka mengatakan mau berjuang
bersamanya jika Zulkifli memohon kepada Allah agar rakyat Syam tidak mati, kecuali mereka
menghendakinya. Ini tentu merupakan permintaan yang sulit. Sebagaimana diketahui bahwa semua orang pasti
akan mati sesuai dengan takdir Allah, tidak ada yang kekal di dunia ini, kecuali Allah.
Zulkifli sangat terkenal sebagai seorang yang penyabar. Allah berfirman, "Dan (ingatlah kisah) Ismail, Idris,
dan Zulkifli. Mereka semua termasuk orang-orang yang sabar. Kami telah memasukkan mereka kedalam
rahmat Kami. Sesungguhnya mereka termasuk orang-orang yang saleh." Meski merasa berat, Zulkifli kemudian
berusaha memenuhi permintaan rakyat Syam. la berdoa kepada Allah sesuai permintaan rakyatnya. Permohonan
itu pun akhirnya dikabulkan. Rakyat Syam berjuang membela wilayah mereka hingga mereka memperoleh
kemenangan. Raja Baraja pun kalah dan mati terbunuh.
Allah pun menepati janjinya. Rakyat Syam tidak ada yang mati, kecuali atas kehendak mereka. Ternyata, hal ini
memunculkan masalah baru bagi pemerintahan Zulkifli. Semakin lama, penduduk Syam berkembang biak.
Selalu ada manusia baru lahir ke dunia ini. Akan tetapi, manusia yang tua dan telah lama hidup tidak mati-mati
karena doa mereka. Sementara itu, wilayah Syam semakin penuh dan padat. Untuk mengatasi masalah tersebut,
dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaan, Zulkifli mengajak rakyatnya berdiskusi untuk mencari jalan keluar.
la kemudian menyarankan kepada rakyatnya untuk mencabut kembali doa mereka dengan menyerahkan
kembali masalah kematian sesuai dengan takdir Allah. Mereka pun akhirnya menyetujuinya. Allah
mengabulkan doa Zulkifli dan rakyatnya. Akhirnya, mereka dapat hidup normal dan melanjutkan penyebaran
ajaran Allah.
Dalam usianya yang semakin tua, Zulkifli pindah ke wilayah Syam dan berdakwah di sana. la akhirrnya wafat
dalam usia 75 tahun. Jenazahnya dimakamkan di wilayah Kafel, 130 km dari Kota Bagdad.
Hikmah yang dapat diambil dari Kumpulan Cerita Anak Islami : Kisah Nabi Zulkifli AS adalah
1. Manusia dapat diangkat derajatnya oleh Allah jika ia mampu menepati janjinya.
2. Kepribadian Zulkifli yang berakhlak balk, penyabar, dan bijaksana patut kita jadikan teladan.
3. Memiliki kekuasaan dan kedudukan yang tinggi, didukung oleh akhlak mulia menjadikan Nabi Zulkifli sangat
dicintai oleh rakyatnya.
4. Memohon sesuatu yang bertentangan dengan takdir Allah akan memunculkan masalah baru bagi manusia.

KUMPULAN CERITA PARA NABI
1.
2.
3.
4.

Nabi
Nabi
Nabi
Nabi

Ayyub A.S.
Musa A.S.
Harun A.S.
Zulkifli A.S.

Oleh:
Athaya
IV - B

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

DEKONSTRUKSI HOST DALAM TALK SHOW DI TELEVISI (Analisis Semiotik Talk Show Empat Mata di Trans 7)

21 290 1

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24