FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEBERHASILAN PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (Studi Kasus di Wilayah Kelurahan Medokan Ayu Kecamatan Rungkut Surabaya).

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT
KEBERHASILAN PENERIMAAN PAJ AK BUMI DAN BANGUNAN
(Studi Kasus di Wilayah Kelurahan Medokan Ayu Kecamatan Rungkut
Surabaya)

SKRIPSI

Diajukan Oleh :
Fitria Dewi Prasita
0913010210/FEB/EA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2014

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT
KEBERHASILAN PENERIMAAN PAJ AK BUMI DAN BANGUNAN

(Studi Kasus di Wilayah Kelurahan Medokan Ayu Kecamatan Rungkut
Surabaya)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Per syaratan
dalam Memperoleh Gelar Sarjana EKONOMI DAN BISNIS
Progam Studi Akuntansi

Diajukan Oleh :
Fitria Dewi Prasita
0913010210/FEB/EA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2014

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat,
hidayah dan karunia-Nya yang tak terhingga saya berkesempatan menimba
ilmu hingga jenjang Perguruan Tinggi. Berkat rahmat-Nya pula
memungkinkan

saya

“FAKTOR-FAKTOR
KEBERHASILAN

untuk

menyelesaikan

YANG


skripsi

dengan

MEMPENGARUHI

PENERIMAAN

PAJ AK

judul

TINGKAT

BUMI

DAN

BANGUNAN (Studi Kasus di Wilayah Kelurahan Medokan Ayu

Kecamatan Rungkut Surabaya)”.
Sebagaimana diketahui bahwa penulisan skripsi ini merupakan salah
satu syarat untuk dapat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (SE).
Walaupun dalam penulisan skripsi ini penulis telah mencurahkan segenap
kemampuan yang dimiliki, tetapi penulis yakin tanpa adanya saran, dan
bantuan maupun dorongan dari beberapa pihak, maka skripsi ini tidak akan
mungkin dapat tersusun sebagaimana mestinya.
Penulis menyadari bahwa tanpa adanya bantuan dari beberapa pihak,
maka akan sulit bagi penulis untuk dapat menyusun skripsi ini.
Sehubungan dengan hal itu, maka dalam kesempatan istimewa ini penulis
ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak - pihak yang terlibat secara
langsung maupun tidak langsung dalam mendukung kelancaran penulisan
skripsi baik berupa dukungan, do’a, maupun bimbingan yang telah

i

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

diberikan. Secara khusus penulis dengan rasa hormat yang mendalam

mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur, SE, MM selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur.
3. Bapak Drs. Ec. Rahman Amrullah Suwaidi, M.Si selaku Wakil Dekan
I Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jawa Timur.
4. Bapak Drs. Ec. Saiful Anwar, M.Si selaku Wakil Dekan II Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur.
5. Bapak Dr. Hero Priono, SE, M.Si, Ak, CA selaku Ketua Program Studi
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur.
6. Ibu Dra. Ec. Rr Dyah Ratnawati, MM selaku Dosen Pembimbing yang
telah membimbing penulis dalam mengerjakan skripsi.
7. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Akuntansi yang telah banyak
memberikan ilmu dan pengetahuan dalam menyelesaikan skripsi ini


ii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

beserta segenap tenaga kerja, karyawan dan rekan-rekan mahasiswa
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jawa Timur.
8. Kedua orangtuaku : Totok Prawoto dan Wasita Yuliastuti serta Mas
Bremy E.P terima kasih atas do’a serta dorongannya baik moriil
maupun materi.
9. Kepada Teman-temanku : Nita .P, Puno, Anis .H, Anita, Amarus .S,
Riska Elis, dan Keponakanku tersayang Keenan Hiraga Al Farizi.
10. Kepada Seseorang yang selalu setia menemani penulis dan memberi
saran serta bantuannya dalam pengerjaan skripsi ini yaitu I Gusti
Agung Wahyu Wilyarsa (Wily).
11. Petugas Pajak PBB Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan
UPTD Kota Surabaya 8 yang telah banyak membantu penulis dalam
proses perolehan data sehubungan dengan penelitian ini.
12. Beberapa Warga di Kelurahan Medokan Ayu Surabaya yang telah

membantu penulis dalam pengisian Kuesioner untuk penelitian dalam
menyusun skripsi ini.
13. Serta Semua pihak yang belum disebutkan oleh penulis atas bantuan
dalam menyelesaikan skripsi.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangatlah

iii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

dibutuhkan guna meningkatkan mutu dari penulisan skripsi ini. Penulis
juga berharap, penulisan skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak
yang membutuhkan.

Surabaya,

Februari 2014


Penulis

iv

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................

i

DAFTAR ISI ..............................................................................................

v

DAFTAR TABEL ......................................................................................

x


DAFTAR GAMBAR ..................................................................................

xi

DAFTAR LAMPIRAN ..............................................................................

xii

ABSTRAKSI ..............................................................................................

xiii

BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................

1

1.1. Latar Belakang ..........................................................................

1


1.2. Rumusan Masalah .....................................................................

7

1.3. Tujuan Penelitian ......................................................................

7

1.4. Manfaat Penelitian ....................................................................

8

BAB II TINJ AUAN PUSTAKA ................................................................

9

2.1. Penelitian Terdahulu .................................................................

9


2.2. Perbedaan dan Persamaan Penelitian Terdahulu Dengan
Penelitian Yang dilakukan Sekarang .........................................

13

2.3. Landasan Teori ..........................................................................

16

2.3.1. Keuangan Daerah ............................................................

16

2.3.2. Pajak .............................................................................

20

2.3.2.1. Pengertian Pajak .......................................................

20

2.3.3. Syarat Pemungutan Pajak ................................................

26

2.3.4. Pajak Bumi dan Bangunan ...............................................

31

2.3.4.1. Pengertian Pajak Bumi dan Bangunan .......................

31

v
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.3.4.2. Tarif Pajak ................................................................

32

2.3.4.3. Dasar Pengenaan dan Cara Menghitung Pajak ..........

32

2.3.5. Pemahaman Wajib Pajak ..................................................

33

2.3.5.1. Pengaruh Pemahaman WP Terhadap Tingkat
Penerimaan PBB ......................................................

36

2.3.6. Kesadaran Wajib Pajak ....................................................

37

2.3.6.1. Pengaruh Kesadaran WP Terhadap Tingkat
Penerimaan PBB ......................................................

38

2.3.7. Kepatuhan Wajib Pajak ....................................................

39

2.3.7.1. Pengaruh Kepatuhan WP Terhadap Tingkat
Penerimaan PBB ......................................................

40

2.3.8. Sistem Penagihan Pajak Bumi ..........................................

41

2.3.8.1. Pengaruh Sistem Penagihan Terhadap Tingkat
Penerimaan PBB ........................................................

49

2.4. Kerangka Pikir ..........................................................................

50

2.5. Hipotesis ........ ...........................................................................

50

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................

51

3.1. Objek Penelitian ........................................................................

51

3.1.1. Definisi Operasional .......................................................

51

3.1.2. Pengukuran Variabel .......................................................

54

3.2. Teknik Pengambilan Sampel .....................................................

56

3.2.1. Populasi ..........................................................................

56

3.2.2. Sampel ............................................................................

57

3.3. Teknik Pengumpulan Data ........................................................

58

vi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3.3.1. Jenis Data ........................................................................

58

3.3.2. Sumber Data ...................................................................

58

3.3.3. Pengumpulan Data ...........................................................

58

3.4. Uji Kualitas Data .......................................................................

59

3.4.1. Uji Validitas ....................................................................

60

3.4.2. Uji Reliabilitas ................................................................

60

3.4.3. Uji Normalitas ..................................................................

61

3.5. Uji Asumsi Klasik ......................................................................

61

3.5.1. Multikolinieritas ...............................................................

61

3.5.2. Autokorelasi .....................................................................

62

3.5.3. Heteroskedastisitas ...........................................................

63

3.6. Teknik Analisis ..........................................................................

63

3.7. Uji Hipotesis ..............................................................................

64

3.7.1. Uji Kecocokan Model (Goodness of Fit) ..........................

65

3.7.2. Uji t ..................................................................................

66

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................

67

4.1. Deskripsi Obyek Penelitian .......................................................

67

4.1.1. Letak Geografis ...............................................................

67

4.1.2. Kondisi Geografis ...........................................................

67

4.1.3. Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Kelurahan
Medokan Ayu ..................................................................

68

4.2. Pembahasan ..............................................................................

69

4.2.1. Uji Validitas ....................................................................

69

4.2.2. Uji Reliabilitas ................................................................

71

vii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.2.3. Uji Asumsi Klasik ...........................................................

73

4.2.3.1. Uji Normalitas ....................................................

73

4.2.3.2. Uji Autokorelasi .................................................

74

4.2.3.3. Uji Heterokedastisitas .........................................

75

4.2.3.4. Uji Multikolinieritas ...........................................

77

4.2.4. Uji Regresi Berganda ......................................................

78

4.2.5. Uji Hipotesis ...................................................................

81

4.2.5.1. Hipotesis Parsial .................................................

81

4.2.5.2. Hipotesis Simultan ..............................................

83

4.3. Pembahasan ..............................................................................

85

4.3.1 Tingkat Pemahaman WP Berpengaruh Positif Terhadap
Keberhasilan Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan ......

85

4.3.2. Tingkat Kesadaran WP Berpengaruh Positif Terhadap
Keberhasilan Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan ......

86

4.3.3. Tingkat Kepatuhan WP Berpengaruh Positif Terhadap
Keberhasilan Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan ......

88

4.3.4. Sistem Penagihan Berpengaruh Positif Terhadap
Keberhasilan Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan ......

89

4.3.5. Implikasi Penelitian .........................................................

90

4.3.6. Perbedaan Penelitian Terdahulu dengan Penelitian
Sekarang .........................................................................

91

4.3.7. Keterbatasan Penelitian ...................................................

94

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................

95

5.1. Kesimpulan ...............................................................................

95

viii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5.2. Saran ........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ix
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

96

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT
KEBERHASILAN PENERIMAAN PAJ AK BUMI DAN BANGUNAN
(Studi Kasus di Wilayah Kelurahan Medokan Ayu Kecamatan Rungkut
Surabaya)
Oleh :
FITRIA DEWI PRASITA

Abstraksi
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) merupakan pajak pusat yang objeknya
berada di daerah. Hasil penerimaan PBB merupakan penerimaan Negara (dalam
hal ini Pemerintah Pusat) dan disetor sepenuhnya ke rekening Kas Negara. Pajak
Bumi dan Bangunan (PBB) memiliki peran yang cukup besar bagi kelangsungan
dan kelancaran pembangunan, sehingga perlu ditangani dan dikelola lebih
intensif. Penanganan dan pengelolaan tersebut diharapkan mampu menuju tertib
administrasi serta mampu meningkatkan partisipasi masyarakat dalam
pembiayaan pembangunan.
Tujuan Penelitian ini Untuk menguji secara empiris pengaruh Tingkat
Pemahaman Wajib Pajak, Tingkat Kesadaran Wajib Pajak, Tingkat Kepatuhan
Wajib Pajak serta Sistem Penagihan berpengaruh secara signifikan terhadap
Keberhasilan Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan di Kelurahan Medokan Ayu
Kecamatan Rungkut Surabaya. Populasi dan Sampel dalam penelitian ini adalah
Keseluruhan/ Jumlah Responden Wajib Pajak Pribadi yang terdapat di Wilayah
Kelurahan Medokan Ayu Surabaya pada Tahun 2012 yang berjumlah 14.360
Wajib Pajak berdasarkan data dari Kantor Dispenda UPTD 8 Surabaya. dan
pengujian Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model regresi
linier berganda.
Berdasarkan pengujian diatas : 1). Sikap Pemahaman Wajib Pajak secara
parsial berpengaruh terhadap Tingkat Keberhasilan Penerimaan PBB di
Kelurahan Medokan Ayu Kota Surabaya. 2). Sikap Kesadaran Wajib Pajak
secara parsial terbukti berpengaruh terhadap Tingkat Keberhasilan Penerimaan
PBB di Kelurahan Medokan Ayu Kota Surabaya. 3). Sikap Kepatuhan Wajib
Pajak secara parsial terbukti berpengaruh terhadap Tingkat Keberhasilan
Penerimaan PBB di Kelurahan Medokan Ayu Kota Surabaya. 4). Sistem
Penagihan secara parsial terbukti berpengaruh terhadap Tingkat Keberhasilan
Penerimaan PBB di Kelurahan Medokan Ayu Kota Surabaya.
Kata Kunci : Pemahaman WP, Kesadaran WP, Kepatuhan WP, Sistem
Penagihan, Tingkat Keberhasilan Penerimaan PBB.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Peranan

pemerintah

dalam

menjalankan

pemerintahan

dan

pembangunan yang mempunyai tujuan akhir yaitu menciptakan suatu tatanan
masyarakat yang adil dan makmur, materil dan spiritual, pemerintah
membutuhkan dana yang tidak sedikit. Dana tersebut dikumpulkan dari
segenap potensi sumber daya yang memiliki oleh suatu negara, baik berupa
hasil

kekayaan

alam

maupun

iuran

dari

masyarakat

(Google,

www.jurnalskripsi.com).
Selama ini berlaku anggaran bahwa keberadaan sesuatu negara ditopang
oleh tiga pilar utama, yakni adanya penduduk, wilayah teritorial yang jelas
dan adanya pemerintahan yang mendapat pengakuan internsional, namun
masih ada pilar keempat yang tidak kalah penting, yakni topangan sistem
perpajakan

yang

berjalan dengan

baik,

adil dan

bersih

(Google,

www.jurnalskripsi.com).
Pajak merupakan suatu fenomena yang menarik dalam kehidupan
masyarakat dan negara, saat ini pajak bukan lagi merupakan sesuatu yang
asing bagi masyarakat Indonesia, sebagian kalangan telah menempatkan
pajak sebagai salah satu kewajiban dalam bernegara, yaitu merupakan sarana
untuk ikut berpartisipasi dalam membantu pelaksanaan tugas bernegara yang
ditangani oleh pemerintah. Indikasi ini terlihat dari semakin banyaknya

1
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

jumlah wajib pajak, demikian juga keikutsertaan masyarakat dari
berbagai kalangan apabila ada penyelenggaraan kegiatan mengenai
perpajakan.
Bermacam-macam jenis pengenaan pajak di Indonesia, Pajak yang
digali pemerintah antara lain adalah Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan
Nilai, Pajak Bumi dan Bangunan. Sistem pemungutan pajak yang digunakan
saat ini adalah Self Asesement System dimana Wajib Pajak diberi kesempatan
untuk melaporkan, menghitung, dan melaksanakan pembayaran pajak yang
terutang sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) merupakan pajak dengan sistem
pemungutan semi self assesment dimana pihak fiskus yang lebih proaktif dan
kooperatif

melakukan

penghitungan,

penetapan

pajak

terutang

dan

mendistribusikan kepada pemerintah daerah melalui Dinas Pendapatan
Daerah berdasarkan Surat Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP) yang diisi oleh
Wajib Pajak atau verifikasi pihak fiskus di lapangan. Pemerintah daerah
melalui Kelurahan/Desa bahkan mendistribusikan Surat Pemberitahuan Pajak
Terutang (SPPT) sampai ketangan Wajib Pajak dan juga menerima
pembayaran PBB. Penyetoran pajak terutang selain melalui petugas
pemungut kelurahan/ desa, juga dapat dilakukan di Bank/ Kantor Pos yang
telah ditunjuk dalam SPPT dan juga melalui e-payment, transaksi pembayaran
melalui perangkat elektronik perbankan, yaitu melalui Anjungan Tunai
Mandiri (ATM), Internet Banking ataupun Teller Bank yang online di seluruh
Indonesia. Kebijakan-kebijakan diatas diberlakukan oleh pemerintah melalui

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

Direktorat Jenderal Pajak sebagai Instansi yang berwenang mengurus
masalah pajak dengan tujuan mempermudah Wajib Pajak PBB melaksanakan
kewajibannya dibidang perpajakan sehingga kepatuhan dan kesadaran Wajib
Pajak yang selama ini belum sepenuhnya berjalan dengan baik dapat
diminimalisir dengan segala kemudahan yang diberikan. Sehingga target
penerimaan negara yang berasal dari pajak, khususnya Pajak Bumi dan
Bangunan tercapai dengan maksimal.
Menurut Undang-Undang No. 12 Tahun 1985 sebagaimana di ubah
dengan Undang-Undang No. 12 Tahun 1994 Tentang Pajak Bumi dan
Bangunan, disebutkan bahwa hasil penerimaan pajak merupakan penerimaan
negara yang dibagi antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah
dengan imbangan pembagian sekurang-kurangnya 90% untuk Pemerintah
Daerah Tingkat I dan Tingkat II dan sisanya untuk Pemerintah Pusat. Bagi
Pemerintah Daerah, hasil penerimaan PBB ini merupakan Pendapatan Asli
Daerah yang harus dicantumkan dalam Anggaran Pendapatan Belanja Daerah
(APBD) dan penggunaannya harus diselaraskan dengan pembangunan
nasional (www.jurnalskripsi.com).
Ditinjau dari fungsinya, pajak dibedakan menjadi dua fungsi yaitu
fungsi budgetair (sumber penerimaan negara) dan fungsi regulerend
(mengatur). Fungsi budgetair, artinya pajak merupakan salah satu sumber
penerimaan pemerintah untuk membiayai pengeluaran baik rutin maupun
pembangunan, sedangkan fungsi regulerend, artinya pajak sebagai alat untuk
mengatur atau melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang sosial,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

ekonomi dan mencapai tujuan-tujuan tertentu diluar bidang keuangan. Kedua
fungsi ini, pada dasarnya pemerintah ingin kembali menegaskan peranan
penting pajak baik sebagai alat penerimaan Negara seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya, maupun sebagai alat untuk melaksanakan berbagai
kebijakan dibidang sosial dan ekonomi (Siti Resmi, 2007 :3).
Tujuan pemerintah dalam melakukan perubahan kebijakan dibidang
perpajakan tentunya guna meningkatkan pemasukan pajak kas Negara dan
menunjang peningkatan pertumbuhan perekonomian. Kebijakan tersebut
( peraturan perundang-undangan perpajakan ) seharusnya mengatur sistem
perpajakan

secara

menyeluruh

yang

sejalan

dengan

perkembangan

perekonomian saat ini dan di masa yang akan datang. Pemerintah dalam
menjalankan fungsi pajak ( budgetair dan regulerend ) tentu saja
membutuhkan sistem penetapan pajak yang efisien, fleksibel dan terintegrasi
dengan sistem subsistem secara internal dan sistem yang lain secara eksternal
(dengan peradilan pajak ) dalam menunjang kebijakan pendapatan Negara
(fiscal policy).
Pajak Bumi dan Bangunan merupakan pajak property di Indonesia
sebagaimana tertulis dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1944. Pajak
Bumi dan Bangunan sebagai pajak obyektif, yaitu pajak negara yang sebagian
besar penerimaannya merupakan pendapatan daerah yang antara lain
dipergunakan untuk penyediaan fasilitas yang juga dinikmati oleh pemerintah
pusat maupun pemerintah daerah, oleh sebab itu, wajar bila pemerintah pusat

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

juga ikut membiayai penyediaan fasilitas tersebut melalui pembayaran Pajak
Bumi dan Pembangunan.
Pajak Bumi dan Bangunan memiliki nilai rupiah kecil dibandingkan
dengan pajak pusat lainnya, tetapi memiliki dampak luas hasil penerimaan
Pajak Bumi dan Bangunan dikembalikan untuk pembangunan daerah yang
bersangkutan. Pada dasarnya, Pajak Bumi dan Bangunan merupakan Wajib
Pajak ( WP ) terbesar dibanding pajak-pajak lainnya dan merupakan satusatunya pajak property di Indonesia yang mengalami kenaikan dari tahun ke
tahun. Kenaikan tersebut dapat terlihat dari tabel penerimaan PBB Kota
Surabaya dibawah ini.
Tabel 1.1
Data Penerimaan PBB Kota Surabaya
No.

TAHUN

PENERIMAAN (Rp)

1

2009

308.143.066.275

2

2010

333.129.116.112

3

2011

489.640.108.489

4

2012

572.292.265.076

Sumber : DPPK Kota Surabaya
Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa realisasi penerimaan
PBB dari tahun anggaran 2009-2010 mengalami kenaikan sebesar Rp
24.986.049.837. Realisasi penerimaan PBB tahun anggaran 2010-2011
mengalami kenaikan sebesar Rp 156.510.991.377. Hasil realisasi penerimaan
PBB tahun anggaran 2011-2012

mengalami kenaikan sebesar

Rp

82.652.156.587. Kenaikan yang terjadi dari tahun ke tahun disebabkan oleh

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

banyak faktor, salah satunya akibat tingginya tingkat data realisasi
penerimaan PBB pada tingkat kelurahan.
Tabel 1.2
Data Penerimaan PBB Kecamatan Rungkut
Kelurahan

Tahun 2011 (Rp)

Tahun 2012 (Rp)

Kali Rungkut

4.772.879.389

4.970.053.135

Kedung Baruk

1.596.899.587

2.760.274.900

Medokan Ayu

1.412.729.829

1.832.663.193

Penjaringan Sari

1.296.965.153

1.648.232.791

Rungkut Kidul

2.024.200.066

2.411.549.595

Wonorejo

1.846.083.123

2.190.274.368

Sumber : DPPK UPTD Surabaya 8
Dari keenam contoh kelurahan diatas dapat terlihat bahwa pada tahun
2012 kelurahan Penjaringan Sari yang memiliki hasil realisasi tingkat
keberhasilan penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan terkecil yaitu Rp
1.648.232.791, sedangkan kelurahan Medokan Ayu memiliki tingkat
keberhasilan

penerimaan

Pajak

Bumi

dan

Bangunan

sebesar

Rp

1.832.663.193 dan kelurahan Kali Rungkut memiliki tingkat keberhasilan
penerimaan terbesar yakni Rp 4.970.053.135. Ada banyak faktor yang dapat
mempengaruhi tingkat keberhasilan Pajak Bumi dan Bangunan. Selain faktor
diatas ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tingkat keberhasilan
penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan antara lain, tingkat Pemahaman wajib
pajak, Kesadaran wajib pajak, Kepatuhan wajib pajak serta Sistem Penagihan.
Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengetahui apakah faktorfaktor tersebut berpengaruh terhadap tingkat keberhasilan penerimaan Pajak

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

Bumi dan Bangunan dan hasilnya berbeda-beda, seperti penelitian yang
dilakukan oleh Luluk (2008) memperoleh hasil bahwa pemahaman wajib
pajak, kesadaran wajib pajak, sistem pemungutan tidak berpengaruh terhadap
keberhasilan penerimaan PBB sedangkan penelitian yang dilakukan oleh
Furry (2010) memperoleh hasil tingkat pemahaman wajib pajak, tingkat
kesadaran wajib pajak, berpengaruh terhadap penerimaan PBB dan untuk
tingkat

kepatuhan

tidak

berpengaruh

terhadap

tingkat

keberhasilan

penerimaan PBB.
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka akan dilakukan
penelitian dengan judul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat
Keberhasilan Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (Studi Kasus di
Wilayah Kelurahan Medokan ayu Kecamatan Rungkut Surabaya)”.

1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka perumusan masalah
dalam penelitian ini adalah apakah Tingkat Pemahaman Wajib Pajak, Tingkat
Kesadaran Wajib Pajak, Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak serta Sistem
Penagihan berpengaruh terhadap Keberhasilan Penerimaan Pajak Bumi dan
Bangunan di Kelurahan Medokan Ayu Kecamatan Rungkut Surabaya.

1.3. Tujuan Penelitian
Untuk menguji secara empiris pengaruh Tingkat Pemahaman Wajib
Pajak, Tingkat Kesadaran Wajib Pajak, Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak serta

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

Sistem Penagihan berpengaruh secara signifikan terhadap Keberhasilan
Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan di Kelurahan Medokan Ayu
Kecamatan Rungkut Surabaya.

1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian antara lain dapat memberikan masukan bagi
beberapa pihak, antara lain sebagai berikut :
a. Bagi DPPK
Dengan adanya masyarakat/ WP paham, sadar, dan patuh dalam
pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan, maka secara signifikan akan
meningkatkan

penerimaan/

pendapatan

suatu

daerah

untuk

pembangunan seluruh aspek kehidupan masyarakat di wilayah
tersebut (secara khususnya di wilayah Kelurahan Medokan Ayu
Surabaya).
b. Bagi Peneliti
Sebagai sarana untuk menerapkan dan mengaplikasikan teori-teori
yang telah diperoleh selama masa studi dan untuk memperoleh
pengalaman dalam pengamatan lapangan.
c. Bagi Akademisi
Dapat memberikan tambahan informasi tentang indikator-indikator
yang mempengaruhi keberhasilan Pajak Bumi dan Bangunan.
Khususnya adalah Bagaimana Pemahaman Wajib Pajak, Kesadaran
Wajib Pajak, Kepatuhan Wajib Pajak serta Sistem Penagihan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu
Adapun penelitian-penelitian terdahulu yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1) Luluk Uswatun Hasanah (2008)
a. Judul
Pengaruh

Pemahaman

Wajib

Pajak,

Kesadaran

Wajib

Perpajakan Wajib Pajak, dan Sistem Pemungutan Yang Melekat
Pada Wajib Pajak Terhadap Keberhasilan Penerimaan Pajak
Bumi dan Bangunan (Studi Kasus di Desa Klenang Kidul
Kecamatan Banyuanyar-Probolinggo).
b. Rumusan Masalah
Apakah pemahaman Wajib Pajak, Kesadaran Perpajakan Wajib
Pajak,

dan

Sistem

Pemungutan

berpengaruh

Terhadap

Keberhasilan Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan di Desa
Klenang Kidul Kecamatan Banyuanyar-Probolinggo.
c. Hipotesis
Diduga Pemahaman Wajib Pajak atas Pajak Bumi dan
Bangunan (PBB), Kesadaran Perpajakan Wajib Pajak, dan
Sistem

Pemungutan

berpengaruh

Terhadap

9
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Tingkat

10

Keberhasilan Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) di
Desa Klenang Kidul Kecamatan Banyuanyar-Probolinggo.
d. Kesimpulan
Pemahaman Wajib Pajak atas Pajak Bumi dan Bangunan,
Kesadaran Perpajakan Wajib Pajak dan Sistem Pemungutan
tidak berpengaruh Signifikan terhadap Tingkat Keberhasilan
Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan.
2) Agnelya Ralen Cova (2008)
a. Judul
Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Pajak
Bumi dan Bangunan (Studi Kasus di Kelurahan Kelun Madiun).
b. Rumusan Masalah
Apakah Tingkat Kesadaran Perpajakan Wajib Pajak, Tingkat
Pemahaman Wajib Pajak, Tingkat Kemampuan Wajib Pajak,
dan Sistem Pemungutan berpengaruh Terhadap Keberhasilan
Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) di Kelurahan
Kelun Madiun.
c. Hipotesis
Bahwa Tingkat Kesadaran Wajib Pajak, Tingkat Pemahaman
Wajib Pajak, Kemampuan Wajib Pajak, dan Sistem Pemungutan
berpengaruh Terhadap Keberhasilan Pajak Bumi dan Bangunan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

d. Kesimpulan
Tingkat Kesadaran Wajib Pajak, Tingkat Pemahaman Wajib
Pajak, Kemampuan Wajib Pajak dan Sistem Pemungutan
berpengaruh terhadap variabel terikat yaitu Keberhasilan
Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan, baik secara simultan
dan

secara

parsial

Tingkat

Kesadaran

tidak

terbukti

kebenarannya.
3) Furry Retno Indah S (2010)
a. Judul
Pengaruh Pemahaman Wajib Pajak, Kesadaran Perpajakan
Wajib Pajak, dan Kepatuhan Terhadap Keberhasilan Penerimaan
Pajak Bumi dan Bangunan.
b. Rumusan Masalah
Apakah Tingkat Pemahaman Wajib Pajak, Tingkat Kesadaran
Perpajakan Wajib Pajak, serta Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak
berpengaruh terhadap Keberhasilan Penerimaan Pajak Bumi dan
Bangunan di Kelurahan Klurak Kecamatan Candi Sidoarjo.
c. Hipotesis
Diduga bahwa Tingkat Pemahaman Wajib Pajak, Tingkat
Kesadaran

Wajib

Pajak,

serta Kepatuhan Wajib

Pajak

berpengaruh terhadap Keberhasilan Pajak Bumi dan Bangunan
di Kelurahan Klurak Kecamatan Candi Sidoarjo.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

d. Kesimpulan
Tingkat Pemahaman dan Kesadaran Wajib Pajak berpengaruh
terhadap Keberhasilan Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan di
Kelurahan Klurak Kecamatan Candi Sidoarjo. Kepatuhan Wajib
Pajak tidak berpengaruh terhadap Keberhasilan Penerimaan
Pajak Bumi dan Bangunan di Kelurahan Klurak Kecamatan
Candi Sidoarjo.
4) Agnes Prajadianto (2011)
a. Judul
Faktor-Faktor yang dapat Mempengaruhi Tingkat Keberhasilan
Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan.
b. Rumusan Masalah
Apakah Tingkat Kesadaran Wajib Pajak, Tingkat Pemahaman
Wajib Pajak, serta Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak berpengaruh
terhadap Keberhasilan Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan di
Kelurahan Sawunggaling Kecamatan Wonokromo Surabaya.
c. Hipotesis
Diduga bahwa Tingkat Kesadaran Wajib Pajak, Tingkat
Pemahaman Wajib Pajak, serta Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak
berpengaruh Terhadap Keberhasilan Penerimaan Pajak Bumi
dan

Bangunan

di

Kelurahan

Sawunggaling

Wonokromo Surabaya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Kecamatan

13

d. Kesimpulan
Kesadaran Wajib Pajak dan Pemahaman Wajib Pajak Tidak
Berpengaruh Terhadap Keberhasilan Penerimaan Pajak Bumi
dan Bangunan, namun untuk Kepatuhan/ Ketaatan Wajib Pajak
Berpengaruh Terhadap Keberhasilan Penerimaan Pajak Bumi
dan

Bangunan

di

Kelurahan

Sawunggaling

Kecamatan

Wonokromo Surabaya.

2.2. Perbedaan dan Per samaan Penelitian Terdahulu Dengan Penelitian
Yang dilakukan Sekar ang.

No
1

2

Nama
Peneliti
Luluk Uswatun
Hasanah (2008)

Agnelya Ralen
Cova (2008)

J udul Skripsi

Variabel

Pengaruh
Pemahaman Wajib
Pajak, dan Sistem
Pemungutan yang
Melekat pada
Wajib Pajak
Terhadap
Keberhasilan
Penerimaan Pajak
Bumi dan
Bangunan

Pemahaman WP
(X1), Kesadaran
Perpajakan WP
(X2), Sistem
Pemungutan (X3),
Keberhasilan
Penerimaan Pajak
Bumi dan
Bangunan (Y)

Analisa FaktorFaktor yang
Mempengaruhi
Tingkat
Keberhasilan Pajak
Bumi dan
Bangunan

Hasil Analisis

Pemahaman
Wajib Pajak,
Kesadaran
Wajib Pajak,
Sistem
Pemungutan
Tidak
Berpengaruh
Terhadap
Keberhasilan
Penerimaan
Pajak Bumi
dan Bangunan
Kesadaran WP
Kesadaran
(X1), Tingkat
Wajib Pajak
Pemahaman WP
Tidak
(X2), Kemampuan Berpengaruh
WP (X3), Sistem
Terhadap
Pemungutan (X4), Keberhasilan
Tingkat
Penerimaan
Keberhasilan
Pajak,
Penerimaan Pajak Kesadaran

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

Bumi dan
Bangunan (Y)

3

Furry Retno
Indah S. (2010)

Pengaruh
Pemahaman Wajib
Pajak, Kesadaran
Wajib Pajak dan
Kepatuhan Wajib
Pajak Terhadap
Penerimaan Pajak
Bumi dan
Bangunan

Pemahaman WP
(X1), Kesadaran
WP (X2),
Kepatuhan
WP(X3),
Keberhasilan
Penerimaan Pajak
Bumi dan
Bangunan (Y)

4

Agnes
Prajadianto
(2011)

Faktor-Faktor
Yang Dapat
Mempengaruhi
Tingkat
Keberhasilan
Penerimaan Pajak

Kesadaran WP
(X1), Pemahaman
WP (X2),
Ketaatan WP
(X3), Tingkat
Keberhasilan

Masyarakat
Untuk
Membayar
Pajak Masih
Rendah,
Masyarakat
Kurang
Mengerti
Manfaat
Membayar
Pajak
Tingkat
Pemahaman,
Tingkat
Kesadaran
Mempengaruh
i Tingkat
Keberhasilan
Penerimaan
Pajak Bumi
dan Bangunan
sedangkan
Tingkat
Kepatuhan
Tidak
Berpengaruh
Terhadap
Tingkat
Keberhasilan
Penerimaan
Pajak Bumi
dan
Bangunan,
Hal ini
disebabkan
Menurunnya
Kepercayaan
Masyarakat
Terhadap
Dirjen Pajak
Kesadaran
Wajib Pajak
dan
Pemahaman
Wajib Pajak
Tidak

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

5

Fitria Dewi
Prasita (2013)

Bumi dan
Bangunan

Penerimaan Pajak
Bumi dan
Bangunan (Y)

Faktor-Faktor
Yang Dapat
Mempengaruhi
Tingkat
Keberhasilan
Penerimaan Pajak
Bumi dan
Bangunan

Pemahaman WP
(X1), Kesadaran
Perpajakan WP
(X2), Kepatuhan
WP (X3), Sistem
Penagihan (X4),
Tingkat
Keberhasilan
Penerimaan Pajak
Bumi dan
Bangunan (Y)

Berpengaruh
Terhadap
Keberhasilan
Penerimaan
Pajak Bumi
dan
Bangunan,
namun untuk
Ketaatan
Wajib Pajak
Berpengaruh
Terhadap
Keberhasilan
Penerimaan
Pajak Bumi
dan Bangunan
Masih
dilakukan
penelitian

Sumber : Peneliti
Berdasarkan Tabel di atas, penelitian yang terdahulu memiliki
persamaan dengan penelitian yang sekarang yaitu pada penggunaan
Independent Variabel (variabel bebas) yaitu Pemahaman Wajib Pajak atas
Pajak Bumi dan Bangunan (X1), dan Kesadaran Wajib Pajak atas Pajak
Bumi dan Bangunan (X2), karena itu merupakan salah satu pengaruh dalam
Keberhasilan Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan.
Sedangkan perbedaan dalam penelitian ini adalah pada obyek
penelitian (wilayah) yang dilakukan sesuai kondisi lingkungan setempat dan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

perbedaan pada Variabel (X3) yaitu sistem pemungutan yang dilakukan oleh
Luluk Uswatun Hasanah (2008).

2.3. Landasan Teori
2.3.1. Keuangan Daerah
Kas Umum Daerah adalah tempat penyimpanan uang daerah yang
ditentukan oleh Kepala Daerah untuk menampung seluruh penerimaan
daerah dan digunakan untuk membayar seluruh pengeluaran daerah.
Penyelenggaraan

tugas

Daerah

dalam

rangka

pelaksanaan

Desentralisasi dibiayai atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD). Penyelenggaraan tugas Pemerintah Pusat yang dilaksanakan oleh
perangkat Daerah dibiayai atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN) (Baratakusumah, 2001 : 172).
Sumber-sumber penerimaan Daerah dalam pelaksanaan Desentralisasi
terdiri atas :
1. Pendapatan Asli Daerah
Yang dimaksud dengan Pendapatan Asli Daerah adalah penerimaan yang
diperoleh dari sumber-sumber dalam wilayahnya sendiri yang dipungut
berdasarkan Peraturan Daerah sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Pendapatan Asli Daerah terdiri dari :
a) Hasil Pajak Daerah
b) Hasil Retribusi Daerah

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

c) Hasil Perusahaan Milik Daerah dan Hasil Pengelolaan Kekayaan
Daerah Lainnya, dan
d) Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah
2. Dana Perimbangan Terdiri dari :
a) Dana Bagi Hasil
Adalah bagian Daerah dari Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan
(PBB), Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) dan
Penerimaan Sumber Daya Aalm (SDA)
b) Dana Alokasi Umum
c) Dana Alokasi Khusus
3. Pinjaman Daerah
4. Jenis penerimaan yang termasuk hasil pengelolaan kekayaan Daerah
lainnya yang dipisahkan
5. Lain-lain Penerimaan yang sah
Lain-lain penerimaan yang sah antara lain. Hibah, Dana Darurat, dan
penerimaan lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku
Dana perimbangan merupakan sumber pembiayaan yang berasal dari
bagian Daerah dari Pajak Bumi dan Bangunan, Bea Perolehan Hak atas
Tanah dan Bangunan, dan penerimaan dari Sumber Daya Alam, serta dana
alokasi umum dan dana alokasi khusus. Dana perimbangan tersebut tidak
dapat dipisahkan satu sama lain, mengingat tujuan masing-masing jenis

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

sumber tersebut saling mengisi dan melengkapi (Baratakusumah, 2001 :
169).
Penerimaan Negara yang berasal dari Pajak Bumi dan Bangunan
(PBB) dibagi dengan imbangan 10% untuk pemerintah pusat dan 90% untuk
daerah. Penerimaan Negara dari Bea Perolehan atas Tanah dan Bangunan
(BPHTB) dibagi dengan imbangan 20% untuk pemerintah pusat dan 80%
untuk daerah. Penerimaan Negara dari Sumber Daya Alam sektor
kehutanan, sektor pertambangan umum, dan sektor perikanan dibagi dengan
pertimbangan 20% untuk pemerintah pusat dan 80% untuk daerah
(Baratakusumah, 2001 : 176-178).
Pinjaman dari dalam negeri diberitahukan kepada pemerintah dan
dilaksanakan sesuai dengan pedoman yang ditetapkan oleh pemerintah.
Pinjaman daerah dari dalam negeri bersumber dari Pemerintah Pusat,
Lembaga Keuangan Bank, Lembaga Keuangan Bukan Bank, Masyarakat
dan sumber lain yang diberitahukan kepada pemerintah dan mengikuti
ketentuan perundang-undangan yang berlaku (Baratakusumah, 2001 : 191).
Pinjaman dan sumber dana yang berasal dari luar negeri harus
mendapatkan persetujuan dari pemerintah, sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan. Pinjaman daerah dari luar negeri dapat
berupa pinjaman Bilateral atau pinjaman Multilateral.
Dana alokasi umum dimaksudkan untuk menjaga pemerataan
kemampuan keuangan antara daerah dan untuk membiayai kebutuhan
pengeluarannya dalam rangka pelaksanaan Desentralisasi. Sedangkan Dana

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

Alokasi Khusus dialokasikan untuk membantu pembiayaan tertentu
(Baratakusumah, 2001 : 192).
Pajak dan Retribusi daerah ditetapkan dengan Undang-Undang
penentuan tarif dan tata cara pemungutan pajak dan Retribusi Daerah
ditetapkan dengan peraturan daaerah sesuai dengan peraturan perundangundangan Nomor 34 tahun 2000. Jenis pungutan seperti Retribusi
mempunyai pengertian lain dibandingkan dengan pajak. Retribusi pada
umumnya mempunyai hubungan langsung dengan kembalinya prestasi
karena pembayaran tersebut ditujukan semata-mata untuk mendapatkan
prestasi dari pemerintah (Waluyo ilyas, 2002 : 09).
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) ditetapkan dengan
peraturan daerah paling lambat satu bulan setelah Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN) ditetapkan. Perubahan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah ditetapkan dengan peraturan daerah selambat-lambatnya
tiga bulan sebelum berakhirnya tahun anggaran. Perhitungan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah ditetapkan dengan peraturan daerah paling
lambat tiga bulan setelah berakhirnya tahun anggaran yang bersangkutan
(Baratakusumah, 2001 : 205).
Pedoman tentang penyusunan, perubahan dan perhitungan anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah ditetapkan dengan peraturan pemerintah.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang telah ditetapkan dengan
peraturan pemerintah disampaikan kepada Gubernur bagi pemerintah
Kabupaten atau Kota dan kepada Presiden melalui Menteri dalam negeri

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

bagi pemerintah propinsi untuk diketahui. Pedoman tentang pengurusan,
pertanggung jawaban, dan pengawasan keuangan daerah serta tata cara
penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, pelaksanaan tata
cara usaha keuangan daerah dan penyusunan perhitungan. Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah ditetapkan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.

2.3.2. Pajak
2.3.2.1. Pengertian Pajak
Berdasarkan ketentuan Pasal 2 ayat (2) huruf j menurut UndangUndang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah, disebutkan bahwa Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan
Perkotaan merupakan jenis pajak kabupaten/ kota.
Pajak adalah kontribusi wajib kepada Daerah yang terutang oleh orang
pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang,
dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk
keperluan Daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Dalam memahami mengapa seseorang harus membayar pajak untuk
membiayai pembangunan yang terus dilaksanakan, maka perlu dipahami
terlebih dahulu pengertian dari pajak itu sendiri. Untuk kepentingan
rakyat, negara memerlukan dana untuk kepentingan tersebut. Dana yang
akan dikeluarkan ini tentunya didapat dari rakyat itu sendiri melalui
pemungutan yang disebut dengan pajak.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

Ditinjau dari sejarahnya, masalah pajak sudah ada sejak zaman dahulu
kala walaupun pada saat itu belum dinamakan “Pajak” namun masih
merupakan pemberian yang bersifat “suka rela” dari rakyat kepada
Rajanya. Perkembangan selanjutnya pemberian itu berubah menjadi upeti
yang sifatnya dipaksakan dalam arti bahwa pemberian itu bersifat “wajib”
dan ditetapkan secara sepihak oleh negara. Dengan kata lain “Pajak” yang
semula merupakan pemberian berubah menjadi pungutan, hal ini adalah
wajar karena kebutuhan negara akan dana semakin besar dalam rangka
untuk memelihara kepentingan negara yaitu untuk mempertahankan
negara

dan

melindungi

rakyatnya

maupun

untuk

melaksanakan

pembangunan. Dengan demikian sejarah pemungutan pajak mengalami
perubahan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan negara baik
dibidang ekonomi, sosial dan kenegaraan (Munawir, 1997 : 7).
Masalah perpajakan tidaklah sederhana hanya sekedar menyerahkan
sebagian penghasilan atau kekayaan seseorang kepada negara, tetapi
coraknya terlihat bermacam-macam bergantung pada pendekatannya.
Dalam hal ini dapat ditinjau dari berbagai aspek, yaitu (Waluyo, 2002 : 6) :
1. Aspek Ekonomi
Dari sudut pandang ekonomi, pajak merupakan penerimaan Negara
yang digunakan untuk mengarahkan kehidupan masyarakat menuju
kesejahteraan. Pajak sebagai motor penggerak kehidupan ekonomi
masyarakat.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

2. Aspek Hukum
Hukum Pajak di Indonesia mempunyai hierarki yang jelas dengan
urutan yaitu Undang-Undang Dasar 1945, Undang-Undang, Peraturan
Pemerintah, Keputusan Presiden dan sebagainya. Hierarki ini
dijalankan secara ketat, peraturan yang tingkatnya lebih rendah tidak
boleh bertentangan dengan peraturan yang tingkatnya lebih tinggi.
3. Aspek Keuangan
Pendekatan dari aspek keuangan ini tercakup dalam aspek ekonomi,
hanya lebih menitik beratkan pada aspek keuangan. Pajak dipandang
bagian yang sangat penting dalam penerimaan Negara. Jika dilihat dari
penerimaan, kondisi keuangan Negara tidak lagi semata-mata berasal
dari penerimaan Negara berupa minyak dan gas bumi, tetapi lebih
berupaya untuk menjadikan pajak sebagai primadona penerimaan
Negara. Alat ukur yang digunakan sebagai indikator efektif dan
produktif pemungutan pajak dalam fungsinya pengumpulan penerimaan
berupa pajak.
4. Aspek Sosiologi
Pada aspek sosiologi ini, ditinjau dari segi masyarakat yaitu yang
menyangkut akibat atau dampak terhadap masyarakat atas pungutan dan
hasil apakah yang disampaikan kepada masyarakat.
Banyak para ahli dalam bidang perpajakan yang memberikan
pengertian definisi berbeda-beda mengenai pajak, namun dalam berbagai
inti tersebut mempunyai inti dan tujuan yang sama. Definisi pajak secara

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

umum adalah iuran wajib yang dipungut pemerintah dari masyarakat
(Wajib Pajak) untuk menutupi pengeluaran rutin negara dan biaya
bangunan tanpa balas jasa yang dirasakan secara langsung.
Pengertian pajak menurut beberapa ahli :
a) Menurut Ilyas dan Burton pajak adalah dana yang didapat dari rakyat
melalui pungutan yang digunakan untuk menjaga kepentingan
rakyatnya, baik dalam bidang kesejahteraan, keamanan, pertahanan,
maupun kecerdasan kehidupannya. Pajak merupakan pungutan yang
bersifat memaksa yang sudah diatur dalam Undang-Undang (Ilyas dan
Burton, 2007 : 4).
b) Menurut Rochmat Soemitro pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak
rakyat kepada Kas Negara untuk membiayai pengeluaran rutin dan
surplusnya digunakan untuk public saving yang merupakan sumber
utama untuk membiayai public investment dan yang digunakan sebagai
alat pencegah atau pendorong untuk mencapai tujuan yang ada diluar
bidang keuangan (Soemitro, 1979 : 23).
c) Sedangkan menurut Mardiasmo pajak memiliki beberapa definisi
(Mardiasmo, 2009 : 1) :
1. Iuran dari rakyat kepada Negara
Yang berhak memungut pajak hanyalah Negara, iuran tersebut
berupa uang (bukan barang).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24

2. Berdasarkan Undang-Undang
Pajak dipungut berdasarkan atau dengan kekuatan Undang-Undang
serta aturan pelaksanaannya.
3. Tanpa jasa timbal atau kontraprestasi dari Negara yang secara
langsung dapat ditunjuk. Dalam pembayaran pajak tidak dapat
ditunjukkan adanya kontraprestasi individual oleh pemerintah.
4. Digunakan

untuk

membiayai rumah

tangga

Negara,

yakni

pengeluaran-pengeluaran yang bermanfaat bagi masyarakat luas.
Dari definisi-definisi diatas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan
tentang ciri-ciri yang melekat dari pengertian pajak yaitu :
a. Pajak

dipungut

berdasarkan

Undang-Undang

serta

aturan

pelaksanaannya yang bersifat memaksa
b. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan adanya kontraprestasi
individual oleh pemerintah
c. Pajak dipungut oleh Negara baik Pemerintah Pusat maupun Pemerintah
Daerah
d. Pajak diperuntukkan bagi pengeluaran-pengeluaran Pemerintah, yang
bila dari pemasukannya masih terdapat surplus, digunakan untuk
membiayai Public Investment
e. Pajak dapat pula mempunyai tujuan sebagai budgeter, yaitu mengatur
Pajak juga memiliki berbagai fungsi antara lain :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

25

1. Fungsi anggaran (Budgetair)
Sebagai sumber

pendapatan negara,

pajak

berfungsi untuk

membiayai pengeluaran-pengeluaran negara. Untuk menjalankan
tugas-tugas rutin negara dan melaksanakan pembangunan, negara
membutuhkan biaya. Biaya ini dapat diperoleh dari penerimaan
pajak. Dewasa ini pajak digunakan untuk pembiayaan rutin seperti
belanja pegawai, belanja barang, pemeliharaan, dan lain sebagainya.
Untuk pembiayaan pembangunan, uang dikeluarkan dari tabungan
pemerintah, yakni penerimaan dalam negeri dikurangi pengeluaran
rutin. Tabungan pemerintah ini dari tahun ke tahun harus
ditingkatkan sesuai kebutuhan pembiayaan pembangunan yang
semakin meningkat dan ini terutama diharapkan dari sektor pajak.
2. Fungsi Mengatur (Regulerend)
Pemerintah

bisa

mengatur

pertumbuhan

ekonomi

melalui

kebijaksanaan pajak. Dengan fungsi mengatur, pajak bisa digunakan
sebagai alat untuk mencapai tujuan. Contohnya dalam rangka
menggiring penanaman modal, baik dalam negeri maupun luar
negeri, diberikan berbagai macam fasilitas keringanan pajak. Dalam
rangka melindungi produksi dala

Dokumen yang terkait

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (studi di Desa Sambungrejo Sukodono.

0 0 96

BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEBERHASILAN PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (PBB) (Studi Kasus di Kelurahan Ngagel Rejo Kecamatan Wonokromo Surabaya).

0 3 111

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI DESA KEMIRI SIDOARJO.

1 2 95

FAKTOR-FAKTOR YANG DAPAT MEMPENGARUHI TINGKAT KEBERHASILAN PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (Studi Kasus di Kelurahan Sawunggaling Kecamatan Wonokromo Surabaya).

0 0 94

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEBERHASILAN PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (PBB) DI KECAMATAN BUBUTAN KOTA SURABAYA.

0 3 120

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (Studi di Kelurahan Pulorejo Mojokerto).

1 4 96

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEBERHASILAN PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (PBB) DI KECAMATAN BUBUTAN KOTA SURABAYA

0 0 18

ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (Studi Kasus di Kelurahan Selosari Kecamatan Magetan) SKRIPSI

0 0 19

FAKTOR-FAKTOR YANG DAPAT MEMPENGARUHI TINGKAT KEBERHASILAN PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (Studi Kasus di Kelurahan Sawunggaling Kecamatan Wonokromo Surabaya)

0 0 25

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEBERHASILAN PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (Studi Kasus di Wilayah Kelurahan Medokan Ayu Kecamatan Rungkut Surabaya)

0 0 21