FAKTOR-FAKTOR YANG DAPAT MEMPENGARUHI TINGKAT KEBERHASILAN PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (Studi Kasus di Kelurahan Sawunggaling Kecamatan Wonokromo Surabaya).

FAKTOR-FAKTOR YANG DAPAT MEMPENGARUHI TINGKAT
KEBERHASILAN PENERIMAAN PAJ AK BUMI DAN BANGUNAN
(Studi Kasus di Kelurahan Sawunggaling Kecamatan
Wonokromo Surabaya)

SKRIPSI

Diajukan Oleh :
AGNES PRAJ ADIANTO
0813010042/FE/EA

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL " VETERAN"
J AWA TIMUR
2012

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

FAKTOR-FAKTOR YANG DAPAT MEMPENGARUHI TINGKAT
KEBERHASILAN PENERIMAAN PAJ AK BUMI DAN BANGUNAN

(Studi Kasus di Kelurahan Sawunggaling Kecamatan Wonokromo Surabaya)

USULAN PENELITIAN
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran” Jawa Timur

Untuk Menyusun Skripsi S-1 Program Studi Akuntansi

Diajukan Oleh :
AGNES PRAJ ADIANTO
0813010042/FE/EA
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL " VETERAN"
J AWA TIMUR
2012

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR YANG DAPAT MEMPENGARUHI TINGKAT
KEBERHASILAN PENERIMAAN PAJ AK BUMI DAN BANGUNAN
(Studi Kasus di Kelurahan Sawunggaling Kecamatan
Wonokromo Surabaya)
Disusun Oleh:
Agnes Prajadianto
0813010042/FE/EA
telah dipertahankan dihadapan
dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi
Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
pada tanggal 25 mei 2012
Pembimbing:
Pembimbing Utama

Tim Penguji:
Ketua

Drs.Ec.MUNARI,MM


Dr s.Ec.MUNARI,MM
Sekretaris

Dr a.Ec.Siti Sundar i,Msi
Anggota

Dr a.Ec.Endah Susilowati,Msi
Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veter an”
J awa Timur

Dr. H. Dhani Ichsanuddin Nur , SE, MM
NIP. 196309241989031001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

SKRIPSI
FAKTOR-FAKTOR YANG DAPAT MEMPENGARUHI TINGKAT

KEBERHASILAN PENERIMAAN PAJ AK BUMI DAN BANGUNAN
(Studi Kasus di Kelurahan Sawunggaling Kecamatan
Wonokromo Surabaya)
yang diajukan
Agnes Prajadianto
0813010042/FE/EA

disetujui untuk Ujian Lisan oleh

Pembimbing Utama

DRS. EC. MUNARI, MM
NIP. 1961104021988031001

Tanggal :……………

Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi

Dr s. Ec. Rahman A. Suwaidi, Msi
NIP. 196003301986031003


Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

USULAN PENELITIAN
FAKTOR-FAKTOR YANG DAPAT MEMPENGARUHI TINGKAT
KEBERHASILAN PENERIMAAN PAJ AK BUMI DAN BANGUNAN
(Studi Kasus di Kelurahan Sawunggaling Kecamatan
Wonokromo Surabaya)
yang diajukan
AGNES PRAJ ADIANTO
0813010042/FE/EA

telah diseminarkan dan disetujui untuk menyusun skripsi oleh

Pembimbing Utama

DRS. EC. MUNARI, MM
NIP.1961104021988031001


Tanggal :……………

Mengetahui
Ketua Program Studi Akuntansi

Dr . Sr i Tr isnaningsih, SE, Msi
NIP. 1965092919922032001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

USULAN PENELITIAN
FAKTOR-FAKTOR YANG DAPAT MEMPENGARUHI TINGKAT
KEBERHASILAN PENERIMAAN PAJ AK BUMI DAN BANGUNAN
(Studi Kasus di Kelurahan Sawunggaling Kecamatan Wonokromo Surabaya)
yang diajukan
AGNES PRAJ ADIANTO
0813010042/FE/AK

telah disetujui untuk diseminarkan oleh


Pembimbing Utama

DRS. EC. MUNARI, MM
NIP.1961104021988031001

Tanggal :……………

Mengetahui
Ketua Program Studi Akuntansi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Dr. Sr i Tr isnaningsih, SE. MSi
NIP. 1965092919922032001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayat-Nya, sehingga penulisan skripsi dengan judul
“Faktor –Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Keberhasilan Penerimaan Pajak
Bumi dan Bangunan ( Studi Kasus Kelurahan Sawunggaling Kecamatan
Wonokromo”, dapat terselesaikan dengan kesungguhan hati.
Penulisan tugas akhir ini telah merupakan salah satu persyaratan guna
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi, Program studi Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Penulis menyadari bahwa tampa adanya bantuan dari beberapa pihak,
maka akan sulit sekali penulis untuk dapat menyusun skripsi ini. Pada kesempatan
yang baik ini, perkenalkan penulis dengan segenap kerendahan dan ketulusan hati
untuk menyampaikan ucapan terimakasih kepada seluruh pihak yang terlibat
secara langsung maupun tidak langsung dalam mendukung kelancaran
penyusunan skripsi ini.
Untuk mewujudkan rasa syukur atas hasil ini, maka tidak berlebihan jika
penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada :
1. Yang saya hormati, Bapak Prof.DR.Teguh Soedarto, MP selaku Rektor
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Yang saya hormati, Bapak Prof.DR.Soemargono, SU selaku Wakil Rektor

I Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Yang saya hormati, Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin, MM selaku Dekan
Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa
Timur.
4. Yang saya hormati, Ibu Dr. Sri Trisnaningsih, SE. MSi, selaku Ketua
Program Studi Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur.

i
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5. Yang saya hormati, Bapak DRS. EC. MUNARI, MM, selaku Dosen
Pembimbing Utama yang penuh perhatian, kesadaran dan ketelitian yang
telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam membimbing serta
mengarahkan penulis untuk menyusun skripsi ini.
6. Yang saya hormati Para Dosen Penguji yang telah penuh perhartian,
ketekunan, ketelitian dan kebajikan yang telah berkenan “menyidangkan –
ujian” Skripsi ini.
7. Yang saya hormati Pimpinan beserta segenap Staf, Karyawan/Karyawati

Kantor Kelurahan Sawunggaling, Kecamatan Wonokromo Kotamadya
Surabaya, yang telah mengijinkan penulis untuk melakukan penelitian.
Hasil penelitian tersebut banyak membantu penulis dan penghimpunan
data materi praktis yang dihadapkan dengan materi teoritis, sehingga
dapat mewujudkan hasil Skripsi ini.
8. Ayahanda dan Ibunda Ku tercinta yang telah memberikan doa dan
dukungan baik moril ataupun material.
9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah
membantu penulis dalam melakukan penelitian ini.
Penulis menyadari bahwa isi dan cara penyajian skripsi ini masih
jauh dari sempurna. Oleh karena itu, segala kritik dan saran sangat penulis
harapkan guna meningkatkan mutu dari penelitian skripsi ini. Akhir kata
penulis berharap Skripsi ini dapat membawa manfaat bagi semua pihak
yang berkepentingan dan sekaligus penulis juga tidak lupa untuk
memanjadkan doa semoga segala kebaikan yang telah diberikan berbagai
pihak mendapat balasan yang berlipat gan da dari Allah SWT.

Surabaya, Mei 2012

Penulis


ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

FAKTOR-FAKTOR YANG DAPAT MEMPENGARUHI TINGKAT
KEBERHASILAN PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN
(Studi Kasus di Kelurahan Sawunggaling Kecamatan
Wonokromo Surabaya)
Oleh :
AGNES PRAJADIANTO
Abstrak
Pajak adalah iuran wajib yang diberikan masyarakat/penduduk kepada
Pemerintah. Pajak merupakan salah satu unsur penerimaan dan pendapatan
Pemerintah yang dianggarkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN) maupun dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Penerimaan dari pendapatan pajak sangat berperan dalam memberikan kontribusi
pertumbuhan pembangunan Negara baik pusat maupun daerah. Pajak Bumi dan
Bangunan (PBB) adalah salah satu penyandang dana dalam pembangunan daerah.
Tujuan dalam penelitian ini di fokuskan pada faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi tingkat keberhasilan penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan di
wilayah kerja Kelurahan Sawunggaling, Kecamatan Wonokromo, yang mencakup
faktor-faktor, tingkat kesadaran wajib pajak, tingkat pemahaman wajib pajak dan
tingkat kepatuhan wajib pajak.
Obyek penelitian ini adalah 100 orang responden para Wajib Pajak (WP) di
kelurahan sawunggaling, Kecamatan Wonokromo-Surabaya, yang diperoleh dengan
menggunakan metode simple random sampling.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik analisis regresi linier
berganda. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa kesadaran dan pemahaman Wajib
Pajak tidak berpengaruh terhadap tingkat keberhasilan penerimaan PBB sedangkan
kepatuhan Wajib pajak terbukti berpengaruh terhadap tingkat keberhasilan
penerimaan PBB.
Kata Kunci:

Kesadaran WP, Pemahaman WP, dan Kepatuhan WP, Tingkat
Keberhasilan Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan.

x
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI
Kata Pengantar

i

Daftar Isi

iii

Daftar Tabel

vii

Daftar Lampiran

ix

Abstraksi

x

Bab I Pendahuluan
1.1.

Latar Belakang Masalah

1
1.2.

Perumusan Masalah

1.3.

Tujuan Penelitian

8

8
1.4.

Manfaat Penelitian

8
Bab II Kajian Teor i dan Pengembangan Model
2.1. Penelitian Terdahulu

10

2.2. Perbedaan dan Persamaan Penelitian yang Dilakukan Sekarang
Dengan Penelitian Terdahulu
2.3. Kajian Teori

13
16

2.3.1. Keuangan Daerah

16

2.3.2. Pajak

20

2.3.3. Syarat Pemungutan Pajak

26

2.3.4. Pajak Bumi dan Bangunan

30

2.3.4.1. Tarif Pajak

30
iii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.3.4.2. Dasar Pengenaan dan Cara Menghitung Pajak Bumi
dan Bangunan

31

2.3.5. Kesadaran Wajib Pajak

31

2.3.5.1. Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak terhadap tingkat
Penerimaan PBB

32

2.3.6. Pemahaman Wajib Pajak

33

2.3.6.1. Pengaruh Pemahaman Wajib Pajak terhadap tingkat
Penerimaan PBB
2.3.7. Kepatuhan Wajib Pajak

35
36

2.3.7.1. Pengaruh kepatuhan Wajib Pajak terhadap tingkat
Penerimaan PBB

37

2.4. Kerangka Pikir

38

2.5. Hipotesis

38

Bab III Metode Penelitian
3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

40

3.1.1. Definisi Operasional

40

3.1.2. Pengukuran Variabel

42

3.2. Teknik Penarikan Sampel

45

3.2.1. Populasi

45

3.2.2. Sampel

45

3.3. Teknik Pengumpulan Data

46

3.3.1. Jenis dan Sumber Data

46

3.3.2. Metode Pengumpulan Data

46

iv
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3.4. Uji Kualitas Data

47

3.4.1. Uji Validitas

47

3.4.2. Uji Reliabilitas

48

3.4.3. Uji Normalitas

48

3.5. Uji Asumsi Klasik

49

3.5.1. Multikolinieritas

49

3.5.2. Autokorelasi

50

3.5.3. Heteroskedatisitas

50

3.6. Teknik Analisis

51

3.7. Uji Hipotesis

52

3.7.1. Uji Kecocokan Model

52

3.7.2. Uji t

53

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
4.1. Deskripsi Kelurahan Sawunggaling

55

4.2. Deskripsi Responden

56

4.3. Deskripsi Hasil Penelitian

57

4.3.1. Deskripsi Variabel Kesadaran Wajib Pajak

57

4.3.2. Deskripsi Variabel Pemahaman Wajib Pajak

58

4.3.3. Deskripsi Variabel Kepatuhan Wajib Pajak

59

4.3.4. Deskripsi Variabel Keberhasilan Penerimaan Pajak Bumi
Dan Bangunan

60

4.4. Uji Validitas dan Reliabilitas

61

4.4.1. Uji Validitas

61

v
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.4.2.Uji Reliabilitas

64

4.5. Analisis Regresi Linier Berganda

65

4.5.1. Analisis Asumsi Klasik

65

4.5.2. Persamaan Regresi Linier Berganda

67

4.5.3. Pengujian Kecocokan Model (uji F)

69

4.5.4. Koefisien Determinasi (R-Square)

70

4.5.5. Pengujian Secara parsial (uji t)

71

4.6. Pembahasan Hasil Penelitian

72

4.6.1. Implikasi Penelitian

72

4.6.2. Perbedaan dengan Penelitian Terdahulu

74

4.6.3. Keterbatasan Penelitian

75

Bab V Kesimpulan dan Saran
5.1. Kesimpulan

76

5.2.Saran

76

Daftar Pustaka
Lampir an

vi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR TABEL
Tabel 1.

Data Penerimaan PBB Kota Surabaya

5

Tabel.2.

Data Penerimaan PBB Kecamatan Wonokromo

6

Tabel 3.

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

55

Tabel 4.

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

55

Tabel 5.

Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

55

Tabel 6.

Karakteristik Responden Berdasarkan

56

Tabel 7.

Deskripsi Variabel Kesadaran Wajib Pajak

57

Tabel 8.

Deskripsi Variabel Pemahaman Wajib Pajak

58

Tabel 9.

Deskripsi Variabel Kepatuhan Wajib Pajak

59

Tabel 10.

Deskripsi Variabel Keberhasilan Penerimaan Pajak Bumi dan
Bangunan

60

Tabel 11.

Uji Validitas pada Variabel Kesadaran Wajib Pajak (X1)

61

Tabel 12.

Uji Validitas pada Variabel Pemahaman Wajib Pajak (X2)

61

Tabel 13.

Uji Validitas pada Variabel Kepatuhan Wajib Pajak (X3-1)

62

Tabel 14.

Uji Validitas pada Variabel Kepatuhan Wajib Pajak (X3-2)

62

Tabel 15.

Uji Validitas pada Variabel Keberhasilan Pajak Bumi dan
Bangunan (Y)

63

Tabel 16

Hasil Uji Reliabilitas

63

Tabel 17

Hasil Uji Normalitas

64

Tabel 18

Hasil Uji Heteroskedasttisitas (Glejser)

65

Tabel 19

Hasil Uji Multikolinieritas (VIF)

66

vii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Tabel 20

Persamaan Regresi Linier Berganda

66

Tabel 21.

Hasil Uji F

68

Tabel 22.

Koefisien Determinasi

69

Tabel 23.

Hasil Uji t

70

Tabel 24

Perbedaan dengan Penelitian Terdahulu

73

viii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
Peranan

pemerintah

dalam

menjalankan

pemerintahan

dan

pembangunan yang mempunyai tujuan akhir yaitu menciptakan suatu
tatanan masyarakat yang adil dan makmur, materil dan spiritual, pemerintah
membutuhkan dana yang tidak sedikit. Dana tersebut dikumpulkan dari
segenap potensi sumber daya yang memiliki oleh suatu negara, baik berupa
hasil kekayaan alam maupun iuran dari masyarakat. ( Google,
www.jurnalskripsi.com )
Selama ini berlaku anggaran bahwa keberadaan sesuatu negara
ditopang oleh tiga pilar utama, yakni adanya penduduk, wilayah teritorial
yang

jelas dan adanya pemerintahan

yang mendapat

pengakuan

internasional, namun masih ada pilar keempat yang tidak kalah penting,
yakni topangan system perpajakan yang berjalanan dengan baik, adil dan
bersih. ( Google, www.jurnalskripsi.com )
Pajak merupakan suatu fenomena yang menarik dalam kehidupan
masyarakat dan negara, saat ini pajak bukan lagi merupakan sesuatu yang
asing bagi masyarakat Indonesia, sebagian kalangan telah menempatkan
pajak sebagai salah satu kewajiban dalam bernegara, yaitu merupakan
sarana untuk ikut berpartisipasi dalam membantu pelaksanaan tugas
bernegara yang ditangani olah pemerintah. Indikasi ini terlihat dari semakin
banyaknya jumlah wajib pajak, demikian juga keikutsertaan masayarakat

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

dari berbagai kalangan apabila ada penyelengaraan keegiatan mengenai
perpajakan.
Bermacam-macam jenis pengenaan pajak di Indonesia, Pajak yang
digali pemerintah antara lain adalah Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan
Nilai, Pajak Bumi dan Bangunan. Sistem pemungutan pajak yang digunakan
saat ini adalah Self Assessment System dimana Wajib Pajak diberi
kesempatan untuk melaporkan, menghitung, dan melaksanakan pembayaran
pajak yang terutang sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) merupakan pajak dengan sistem
pemungutan semi self assesment dimana pihak fiskus yang lebih proaktif
dan kooperatif melakukan penghitungan, penetapan pajak terutang dan
mendistribusikan kepada pemerintah daerah melalui Dinas Pendapatan
Daerah berdasarkan Surat Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP) yang diisi
oleh Wajib Pajak atau verifikasi pihak fiskus di lapangan. Pemerintah
daerah

melaui

Kelurahan/Desa

bahkan

mendistribusikan

Surat

Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT) sampai ketangan Wajib Pajak dan
juga menerima pembayaran PBB. Penyetoran pajak terutang selain melaui
petugas pemungut kelurahan/desa, juga dapat dilakukan di Bank/Kantor Pos
yang telah ditunjuk dalam SPPT dan juga melalui e-payment, transaksi
pembayaran melaui perangkat elektronik perbankan, yaitu melalui
Anjungan Tunai Mandiri (ATM), Internet Banking ataupun Teller Bank
yang online di seluruh Indonesia. Kebijakan-kebijakan diatas diberlakukan
oleh pemerintah melalui Direktorat Jendral Pajak sebagai instansi yang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

berwenang mengurus masalah pajak dengan tujuan mempermudah Wajib
Pajak PBB melaksanakan kewajibannya dibidang perpajakan sehingga
kepatuhan dan kesadaran Wajib Pajak yang selama ini belum sepenuhnya
berjalan dengan baik dapat diminimalisir dengan segala kemudahan yang
diberikan. Sehingga target penerimaan negara yang berasal dari pajak,
khususnya Pajak Bumi dan Bangunan tercapai dengan maksimal.

Menurut Undang-undang No.12 Tahun 1985 sebagaimana diubah
dengan Undang-undang No.12 Tahun 1994 tentang Pajak Bumi dan
Bangunan,

disebutkan

bahwa

hasil

penerimaan

pajak

merupakan

penerimaan negara yang dibagi antara pemerintah pusat dengan pemerintah
daerah dengan imbangan pembagian sekurang-kurangnya 90% untuk
Pemerintah Daerah Tingkat I dan Tingkat II dan sisanya untuk Pemerintah
Pusat. Bagi pemerintah daerah, hasil penerimaan PBB ini merupakan
Pendapatan Asli Daerah yang harus dicantumkan dalam Anggaran
Pendapatan Belanja Daerah (APBD) dan penggunaanya harus diselaraskan
dengan pembangunan nasional. (www.jurnalskripsi.com)

Ditinjau dari fungsinya, pajak dibedakan menjadi dua fungsi yaitu
fungsi budgetair ( sumber penerimaan negara ) dan fungsi regulerend (
mengatur ). Fungsi budgetair, artinya pajak merupakan salah satu sumber
penerimaan pemerintah untuk membiayai pengeluaran baik rutin maupun
pembangunan, sedangkan fungsi regulerend, artinya pajak sebagai alat
untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

sosial, ekonomi dan mencapai tujuan-tujuan tertentu diluar bidang
keuangan. Kedua fungsi ini, pada dasarnya pemerintah ingin kembali
menegaskan peranan penting pajak baik sebagai alat penerimaan Negara
seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, maupun sebagai alat untuk
melaksanakan berbagai kebijakan dibidang sosial dan ekonomi. ( Siti
Resmi, 2007 : 3 )

Tujuan pemerintah dalam melakukan perubahan kebijakan dibidang
perpajakan tentunnya guna meningkatkan pemasukan pajak kas Negara dan
menunjang peningkatan pertumbuhan perekonomian. Kebijakan tersebut (
peraturan perundang-undangan perajakan ) seharusnya mengatur system
perpajakan secara menyeluruh yang sejalan dengan perkembangan
perekonomian saat ini dan di masa yang akan datang. Pemerintah dalam
menjalankan fungsi pajak ( budgetair dan regulerend ) tentu saja
membutuhakan system penetapan pajak yang efisien, fleksibel dan
terintegrasi dengan system subsystem secara internal dan system yang lain
secara eksternal ( dengan peradilan pajak ) delam menunjang kebijakan
pendapatan Negara (fiscal policy).

Pajak Bumi dan Bangunan merupakan pajak property di Indonesia
sebagaima tertulis dalam undang-undang nomor 12 tahun 1944. Pajak Bumi
dan Bangunan sebagai pajak obyektif, yaitu pajak negara yang sebagian
besar penerimanya merupakan pendapatan daerah yang antara lain
dipergunakan untuk penyediaan fasilitas yang juga dinikmati oleh

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, oleh sebab itu, wajar bila
pemerintah pusat juga ikut membiayai penyediaan fasilitas tersebut melalui
pembayaran pajak Bumi dan Pembangunan.

Pajak Bumi dan Bangunan memiliki nilai rupiah kecil dibandingkan
dengan pajak pusat lainnya, tetapi memiliki dampak luas hasil penerimaan
pajak Bumi dan Bangunan dikembalikan untuk pembangunan daerah yang
bersangkutan. Pada dasarnya, pajak Bumi dan Bangunan merupakan Wajib
Pajak ( WP ) terbesar dibanding pajak-pajak lainnya dan merupakan satusatunya pajak property di Indonesia yang mengalami kenaikan dari tahun ke
tahun, namun kenyataannya tidak menutup kemungkinan dapat mengalami
penurunan. Penurunan tersebut dapat terlihat dari table penerimaan PBB
Kota Surabaya dibawah ini.

Tabel 1
Data Penerimaan PBB Kota Surabaya
Tahun

Target

Realisasi

Prosentase

2007

338.846.000.000

335.936.224.965

99,14%

2008

396.542.242.000

378.550.046.952

95,46%

2009

455.640.173.000

427.093.458.469

93,73%

2010

471.858.673.861

474.975.731.428

100,66%

2011

712.000.000.000

498.644.773.413

70%

Sumber: Dispenda Kota Surabaya

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

Berdasarkan table di atas dapat dijelaskan bahwa prosentase realisasi
penerimaan PBB tahun anggaran 2007-2008 mengalami penurunan sebesar
3.68%. Posentase realisasi penerimaan PBB tahun anggaran 2008-2009
mengalami penrunan sebesar 1,73%. Posentase realisasi penerimaan PBB
tahun anggaran 2009-2010 mengalami kenaikan sebesar 6,93%. Posentase
realisasi penerimaan PBB tahun anggaran 2010-2011 mengalami penrunan
yang sangat besar yakni sebesar 30,66%. Penurunan yang terjadi pada tahun
2011 disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya

akibat rendahnya

tingkat prosentase penerimaan PBB pada tingkat Kelurahan.

Tabel 2
Data Penerimaan PBB Kecamatan Wonokromo
Kelurahan

Target Tahun

Realisasi Tahun

Target yang

Prosentase

2011

2011

belum terbayar

Sawunggaling

3.050.770.459

2.048.229.106

1.002.541.353

67%

Wonokromo

2.365.634.575

1.907.004.099

458.630.476

81%

Ngagel Rejo

2.208.160.701

1.911.408.415

296.752.286

87%

Sumber: Kantor Kelurahan Sawunggaling Surabaya

Dari ketiga contoh kelurahan diatas dapat terlihat bahwa kelurahan
sawunggaling yang memiliki prosentase tingkat keberhasilan penerimaan
Pajak Bumi Dan Bangunan terkecil yaitu 67%, sedangkan kelurahan
wonokromo memliki tingkat keberhasilan penerimaan Pajak Bumi Dan
Bangunan sebesar 81% dan kelurahan ngagel rejo memiliki tingkat

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

keberhasilan penerimaan terbesar yakni 87%. Ada banyak faktor yang dapat
mempengaruhi tingkat keberhasilan Pajak Bumi Dan Bangunan. Selain
faktor diatas ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tingkat
keberhasilan penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan antara lain, tingkat
kesadaran wajib pajak, pemahaman wajib pajak, dan kepatuhan wajib pajak.

Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengetahui apakah
faktor-faktor

tersebut

berpengaruh

terhadap

tingkat

keberhasilan

penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan dan hasilnya berbeda-beda, seperti
penelitan yang dilakukan oleh luluk (2008) memperoleh hasil bahwa
pemahaman wajib pajak, kesadaran wajib pajak, sistem pemungutan tidak
berpengaruh terhadap keberhasilan penerimaan PBB sedangkan penelitan
yang dilakukan oleh furry (2010) memperoleh hasil tingkat pemahaman wp,
tingkat kesadaran wp, berpengaruh terhadap penerimaan PBB dan untuk
tingkat kepatuhan tidak berpengaruh terhadap tingkat keberhasilan
penerimaan PBB.

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka akan
dilakukan penelitian dengan judul “Faktor -Faktor yang Mempengar uhi
Tingkat Keber hasilan Pener imaan Pajak Bumi dan Bangunan (Studi
Kasus di Wilayah Kelurahan Sawunggaling Kecamatan Wonokromo
Sur abaya)”

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

1.2.Per umusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka perumusan
masalah dalam penelitian ini adalah apakah Tingkat Kesadaran Wajib Pajak,
Tingkat Pemahaman Wajib Pajak, serta Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak
berpengaruh terhadap Keberhasilan Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan
di Kelurahan sawunggaling Kecamatan Wonokromo Surabaya.

1.3.Tujuan Penelitian

Untuk menguji secara empiris pengaruh Tingkat Pemahaman Wajib
Pajak, Tingkat Kesadaran Wajib Pajak, serta Tingkat Kepatuhan Wajib
Pajak berpengaruh terhadap Keberhsilan Penerimaan Pajak Bumi dan
Bangunan di Kelurahan Sawunggaling Kecamatan Wonokromo surabaya.

1.4.Manfaat Penelitian

Manfaat peunelitian antara lain dapat memberikan masukan bagi
beberapa pihak, antara lain sebagai berikut :

a. Bagi Wajib Pajak
Memberikan dasar yang kuat bahwa pemahaman yang diberikan
oleh pemerintah pada Wajib Pajak mutlak diperlukan dalam rangka
untuk meningkatkan penerimaan pajak Bumi dan bangunan melalui
peningkatan pemahaman, kesadaran dan kepatuhan Wajib Pajak.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

b. Bagi Peneliti
Sebagai sarana untuk menerapkan dan mengaplikasikan teori-teori
yang telah diperoleh selama masa studi dan untuk memperoleh
pengalaman dalam pengamatan lapangan.
c. Bagi Akademisi
Dapat memberikan tambahan informasi tentang indicator-indikator
yang mempengaruhi keberhasilan Pajak Bumi dan Bangunan.
Khususnya adalah Bagaimana kesadaran wajib pajak, pemahaman
wajib pajak serta kepatuhan wajib pajak.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Terdahulu

Adapun penelitian-penelitian terdahulu yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Luluk Uswatun Hasanah ( 2008 )
a. Judul
Pengaruh Pemahaman Wajib Pajak, Kesadaran Wajib Perpajakan
Wajib Pajak, dan Sistem Pemungutan Yang Melekat Pada Wajib
Pajak Terhadap Keberhasilan Penerimaan Pajak Bumi dan
Bangunan (studi kasus di Desa Klenang Kidul Kecamatan
Banyuanyar-Probolinggo)
b. Rumusan Masalah
Apakah pemahaman Wajib Pajak, Kesadaran perpajakan Wajib
Pajak, dan sistem pemungutan berpengaruh terhadap keberhasilan
penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan di Desa Klenang Kidul
Kecamatan Banyuanyar.
c. Hipotesis
Diduga pemahaman wajib pajak atas pajak Bumi dan Bangunan (
PBB ), Kesadaran Perpajakan Wajib Pajak, dan sistem pemungutan
berpengaruh terhadap tingkat keberhasilan penerimaan Pajak Bumi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

dan Bangunan ( PBB ) di Desa klenang Kidul Kecamatan
Banyuanyar
d. Kesimpulan
Pemahaman Wajib Pajak atas PBB, Kesadaran Perpajakan Wajib
Pajak dan sistem pemungutan tidak berpengaruh Signifikan
terhadap tingkat keberhasilan penerimaan PBB.
2. Agnelya Ralen Cova ( 2008 )
a. Judul
Analisa Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Pajak
Bumi dan Bangunan (studi kasus di Kelurahan Kelun Madiun)
b. Rumusan Masalah
Apakah tingkat Kesadaran Perpajakan WP, Tingkat Pemahaman
WP,

Tingkat

Kemampuan

WP,

dan

Sistem

Pemungutan

berpengaruh terhadap keberhasilan penerimaan Pajak Bumi dan
Bangunan PBB di Kelurahan Kotamadya Mediun
c. Hipotesis
Bahwa

tingkat

kesadaran

WP,

tingkat

pemahaman

WP,

kemampuan WP dan sistem pemungutan berpengaruh terhadap
keberhasilan penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan
d. Kesimpulan
1. Tingkat Kesadaran WP, Tingkat Pemahaman WP, Kemampuan
WP dan Sistem Pemungutan berpengaruh terhadap variabel
terikat yaitu keberhasilan penerimaan PBB, baik secara

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

simultan dan secara parsial Tingkat Kesadaran tidak terbukti
kebenarannya.
3. Furry Retno Indah S ( 2010 )
a. Judul
Pengaruh Pemahaman Wajin Pajak, Kesadaran Perpajakan Wajib
Pajak, dan Kepatuhan Terhadap Keberhasilan Penerimaan Pajak
Bumi dan Bangunan
b. Rumusan Masalah
Apakah Tingkat Pemahaman Wajib Pajak, Tingkat Kesadaran
Perpajakan Wajib Pajak, serta Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak
berpengaruh terhadap Keberhasilan penerimaan Pajak Bumi dan
Bangunan di Kelurahan Klurak Kecamatan Candi Sidoarjo
c. Hipotesis
Diduga bahwa Tingkat Pemahaman Wajib Pajak, Tingkat
Kesadaran Wajib Pajak, serta Kepatuhan Wajib Pajak berpengaruh
terhadap Keberhasilan Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan di
Kelurahan Klurak Kecamatan Candi Sidoarjo
d. Kesimpulan
Tingkat Pemahaman dan Kesadaran Wajib Pajak berpengaruh
terhadap keberhasilan penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan
di Kelurahan klurak Kecamatan Candi Sidoarjo. Kepatuahan
Wajib

Pajak

tidak

berpengaruh

terhadap

keberhasilan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan di Kelurahan klurak
Kecamatan Candi Sidoarjo.
2.2.Per bedaan dan Per samaan Penelitian Yang dilakukan sekar ang Dengan
Penelitian ter dahulu.
No

Nama

J udul Skripsi

Var iabel

Hasil Analisis

Peneliti
1

Luluk

Pengaruh

Pemahaman

Pemahaman WP,

Uswatun

Pemahaman

WP (X1),

Kesadaran WP,sistem

Hasanah (

Wajib Pajak,

Kesadaran

pemungutan tidak

2008 )

dan Sistem

perpajakan

berpengaruh terhadap

Pemungutan

WP (X2),

keberhasilan

yang melekat

sistem

penerimaan PBB

pada wajib

pemungutan

pajak terhadap

(X3),

keberhasilan

keberhasilan

penerimaan

penerimaan

Pajak Bumi dan

PBB (Y)

Bangunan
2

Agnelya

Analisa faktor-

Kesadaran

Kesadaran WP tidak

Ralen

faktor yang

WP (X1),

berpengaruh terhadap

Cova (

mempengaruhi

Tingkat

Keberhasilam

2008 )

tingkat

pemahaman

penerimaan pajak,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

keberhasilan

(X2),

kesadaran masyarakat

PBB

Kemampuan

untuk membayar pajak

WP (X3),

masih rendah,

sistem

msyarakat kurang

pemungutan

mengerti manfaat

(X4)

membayar pajak

Tingkat
Keberhasilan
penerimaan
PBB (Y)
3

Furry

Pengaruh

Pemahaman

Tingkat pemahaman,

Retno

Pemahaman

WP (X1),

tingkat kesadaran

Indah S. ( Wajib Pajak,

kesadaran

mempengaruhi tingkat

2010)

Kesadaran

WP (X2),

keberhasilan

Wajib Pajak

Kepatuahn

penerimaan PBB

dan Kepatuhan

WP (X3),

sedangkan tingkat

Wajib Pajak

keberhasilan

Kepatuhan tidak

terhadap

Penerimaan

berpengaruh terhadap

Penerimaan

PBB (Y)

tingkat keberhasilan

PBB

penerimaan PBB, hal
ini disebabkan
menurunnya
kepercayaan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

masyarakat terhadap
Dirjen Pajak
4

Agnes

Faktor-faktor

Kesadaran

Masih

Prajadianto yang dapat

WP (X1),

penelitian

(2011)

mempengaruhi

Pemahaman

tingkat

WP (X2),

keberhasilan

Ketaatan WP

penerimaan

(X3), Tingkat

Pajak Bumi dan

Keberhasilan

Bangunan

penerimaan

dilakukan

Pajak Bumi
dan
Bangunan
(Y)
Sumber : Peneliti

Berdasarkan Tabel di atas, penelitian yang terdahulu memiliki
persamaan dengan penelitian yang sekarang yaitu pada penggunaan
Independent Variabel ( variabel bebas ) yaitu kesadaran Wajib Pajak atas
Pajak Bumi dan Bangunan (X1), Pemahaman Wajib Pajak atas Pajak Bumi
dan Bangunan (X2), karena itu merupakan salah satu pengaruh dalam
keberhasilan Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

Sedangkan perbedaan dalam penelitian ini adalah pada obyek
penelitian ( wilayah ) yang dilakukan sesuai kondisi lingkungan setempat
dan perbedaan pada Variabel (X3) yaitu sistem pemungutan yang dilakukan
oleh Luluk Uswatun Hasanah (2008) dan oleh Agnelya Ralen Cova (2008)

2.3. Kajian Teor i
2.3.1. Keuangan Daerah

Penyelengaraan

tugas

Daerah

dalam

rangka

pelaksanaan

Desentralisasi dibiayai atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD). Penyelengaraan tugas Pemerintah Pusat yang dilaksanakan
oleh perangkat Daerah dibiayai atas beban Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN). (Bratakusumah, 2001 : 172)

Sumber-sumber

penerimaan

Daerah

dalam

pelaksanaan

Desentralisasi terdiri atas :

1. Pendapatan Asli Daerah,
Yang dimaksud dengan Pendapatan Asli Daerah adalah penerimaan yang
diperoleh dari sumber-sumber dalam wilayahnya sendiri yang dipungut
berdasarkan Peraturan Daerah sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Pendapatan Asli Daerah terdiri dari:
a. Hasil Pajak Daerah
b. Hasil Retribusi Daerah

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

c. Hasil Perusahaan Milik Daerah dan Hasil Pengelolaan Kekayaan
Daerah Lainnya, dan
d. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah
2. Dana perimbangan terdiri dari :
a. Dana Bagi Hasil
Adalah bagian Daerah dari Penerimaan Pajak Bumi dan Banggunan
(PBB), Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) dan
Penerimaan Sumber Daya Alam (SDA)
b. Dana Alokasi Umum
c. Dana Alokasi Khusu
3. Pinjaman Daerah
4. Jenis penerimaan yang termasuk hasil pengelolaan kekayaan Daerah
lainnya yang dipisahkan
5. Lain-lain Penerimaan yang sah
Lain-lain pernerimaan yang sah antara lain. Hibah, Dana Darurat, dan
penerimaan lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku

Dana perimbangan merupakan sumber pembiayaan yang berasal dari
bagian Daerah dari Pajak Bumi dan Bangunan, Bea PerolehanHak atas
Tanah dan Bangunan, dan penerimaan dari Sumber Daya Alam, serta dana
alokasi umum dan dana alokasi khusus. Dana perimbangan tersebut tidak
dapat dipisahkan satu sama lain, mengingat tujuan masing-masing jenis

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

sumber tersebut saling mengisi dan melengkapi. (Baratakusumah,2001 :
169)

Penerimaan Negara yang berasal dari Pajak Bumi dan Bangunan
(PBB) dibagi dengan imbangan 10% untuk pemerintah pusat dan 90% untuk
daerah. Penerimaan Negara dari Bea Perolehan atas Tanah dan Bangunan
(BPHTB) dibagi dengan imbangan 20% untuk pemerintah pusat dan 80%
untuk daerah. Penerimaan Negara dari Sumber Daya Alam sektor
kehutanan, sektor pertambangan umum, dan sektor perikanan dibagi dengan
perimbangan 20% untuk pemerintah pusat dan 80% untuk daerah
(Baratakusumah, 2001 : 176-178)

Pinjaman dari dalam negeri diberitahukan kepada pemerintah dan
dilaksanakan sesuai dengan pedoman yang ditetapkan oleh pemerintah.
Pinjaman daerah dari dalam negeri bersumber dari Pemerintah Pusat,
Lembaga Keuangan Bank, Lembaga Keuangan Bukan Bank, Masyarakat
dan sumber lain yang diberitahukan kepada pemerintah dan mengikuti
ketentuan perundang-undangan yang belaku. (Baratakusumah,2001 : 191)

Pinjaman dan sumber dana yang berasal dari luar negeri harus
mendapatkan persetujuan dari pemerintah, sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan. Pinjaman daerah dari luar negeri dapat
berupa pinjaman Bilateral atau pinjaman Multilateral.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

Dana alokasi umum dimaksudkan untuk menjaga pemerataan
kemampuan keuangan antara daerah dan untuk membiayai kebutuhan
pengeluarannya dalam rangka pelaksanaan Desentralisasi. Sedangkan Dana
Alokasi Khusus dialokasikan untuk membantu pembiayaan tertentu.
(Baratakusumah,2001 : 192)

Pajak dan Retribusi daerah ditetepkan dengan undang-undang
penentuan tarif dan tata cara pemungutan pajak dan Retribusi Daerah
ditetapkan dengan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundangundangan Nomor 34 tahun 2000. Jenis pungutan seperti Retribusi
mempunyai pengertian lain dibandingkan dengan pajak. Retribusi pada
umumnya mempunyai hubungan langsung dengan kembalinya prestasi
karena pembayaran tersebut ditujukan semata-mata untuk mendapatkan
prestasi dari pemerintah. ( waluyo,ilyas, 2002 : 09 )

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) ditetapkan
dengan peraturan daerah paling lambat satu bulan setelah Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) ditetapkan. Perubahan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah ditetapkan dengan peraturan daerah
selambat-lambatnya tiga bulan sebelum berakhirnya tahun anggaran.
Perhitungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ditetapkan dengan
peratuaran daerah paling lambat tiga bulan setelah berakhirnya tahun
anggaran yang bersangkutan. ( Baratakusumah,2001 : 205)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

Pedoman tentang penyusunan, perubahan dan perhitungan anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah ditetapkan dengan peraturan pemerintah.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang telah ditetapkan dengan
peraturan pemerintah disampaikan kepada Gubernur bagi pemerintah
Kabuparen atau Kota dan kepada Presiden melalui Menteri dalam negeri
bagi pemerintah propinsi untuk diketahui. Pedoman tentang pengurusan,
pertanggung jawaban, dan pengawasan keuangan daerah serta tata cara
penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, pelaksanaan tata
cara usaha keuangan daerah dan penyusunan perhitungan. Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah ditetapkan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan

2.2.2. Pajak

Dalam memahami mengapa seseorang harus membayar pajak untuk
mimbiayai pembangunan yang terus dilaksanakan, maka perlu dipahami
terlebih dahulu pengertian dari pajak itu sendiri. Untuk kepentingan rakyat,
negara memerlukan dana untuk kepentingan tersebut. Dana yang akan
dikeluarkan ini tentunya didapat dari rakyat itu sendiri melalui pemungutan
yang disebut dengan pajak.

Ditinjau dari sejarahnya, masalah pajak sudah ada sejak zaman
dahulu kala walapun pada saat itu belum dinamakan “Pajak” namun masih
merupakan pemberian yang bersifat “sukarela” dari rakyat kepada rajanya.
Perkembangan selanjutnya pemberian itu berubah menjadi upeti yang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

sifatnya dipaksakan dalam arti bahwa pemberian itu bersifat “wajib” dan
ditetapkan secara sepihak oleh negara. Dengan kata lain “Pajak” yang
semula merupakan pemberian berubah menjadi pungutan, hal ini adalah
wajar karena kebutuhan negara akan dana semakin besar dalam rangka
untuk memelihara kepentingan negara yaitu untuk mempertahankan negara
dan melindungi rakyatnya maupun untuk melaksanakan pembangunan.
Dengan demikian sejarah pemungutan pajak mengalami perubahan sesuai
dengn perkembangan masyarakat dan negara baik dibidang ekonomi, sosial
dan kenegaraan. (Munawir, 1997 : 7)

Masalah perpajakan tidaklah sederhana hanya sekedar menyerahkan
sebagian penghasilan atau kekayaan seseorang kepada negara, tetapi
coraknya terlihat bermacam-macam bergantung pada pendekatannya.
Dalam hal ini dapat ditinjau dari berbagai aspek, yaitu (Waluyo,2002 : 6)

1. Aspek ekonomi
Dari sudut ekonomi, pajak merupakan penerimaan Negara yang digunkan
untuk mengarahkan kehidupan masyarakat menuju kesejahteraan. Pajak
sebagai motor penggerak kehidupan ekonomi masyarakat.
2. Aspek Hukum
Hukum Pajak di Indonesia mempunyai hierarki yang jelas dengan urutan
yaitu

Undang-Undang

Dasar

1945,

Undang-Undang,

Peraturan

Pemerintah, Keputusan Presiden dan sebagainya. Hieraki ini dijalankan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

secara ketat, peraturan yang tingkatnya lebih rendah tidak boleh
bertentangan dengan peraturan yang tingkatnya lebih tinggi.
3. Aspek Keuangan
Pendekatan dari aspek keuangan ini tercakup dalam aspek ekonomi, hanya
lebih menitik beratkan pada aspek keuangan. Pajak dipandang bagian yang
sangat penting dalam penerimaan Negara. Jika dilihat dari penerimaan,
kondisi keuangan Negara tidak lagi semata-mata berasal dari penerimaan
Negara berupa minyak dan gas bumi, tetapi lebih berupaya untuk
menjadikan pajak sebagai primadona penerimaan Negara. Alat ukur yang
digunakan sebagai indicator efektif dan produktif pemungutan pajak dalam
fungsinya pengumpulan penerimaan berupa pajak.
4. Aspek Sosiologi
Pada aspek sosiologi

ini, ditinjau dari segi masyarakat yaitu yang

menyangkut akibat atau dampak terhadap masyarakat atas pungutan dan
hasil apakah yang disampaikan kepada masyarakat.
Banyak para ahli dalam bidang perpajakan yang memberikan
pengertian definisi berbeda-beda mengenai pajak, namun dalam berbagai
inti tersebut mempunyai inti dan tujuan yang sama. Definisi pajak secara
umum adalah iuran wajib yang dipungut pemerintah dari masyarakat (Wajib
Pajak) untuk menutupi pengeluran rutin negara dan biaya bangunan tanpa
balas jasa yang dirasakan secara langsung.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

Pengertian pajak menurut beberapa ahli:

a. Menurut Ilyas dan Burton pajak adalah dana yang didapat dari rakyat
melalui pungutan yang digunakan untuk menjaga kepentingan rakyatnya,
baik dalam bidang kesejahteraan, keamanan, pertahanan, maupun
kecerdasan kehidupannya. Pajak merupakan pungutan yang bersifat
memaksa

yang

sudah

diatur

dalam

undang-undang.

(Ilyas

dan

Burton,2007:4)
b. Menurut Rochmat Soemitro pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak
rakyat kepada Kas Negara untuk membiayai pengeluaran rutin dan
surplusnya digunakan untuk public saving yang merupakan sumber utama
untuk membiayai public investment dan yang digunakan sebagai alat
pencegah atau pendorong untuk mencapai tujuan yang ada diluar bidang
keuangan. (Soemitro,1979:23)
c. Sedangkan menurut Mardiasmo pajak memiliki beberapa definisi:
(Mardiasmo,2009:1)
1. Iuran dari rakyat kepada Negara
Yang berhak memungut pajak hanyalah Negara, iuran tersebut berupa
uang (bukan barang).
2. Berdasarkan undang-undang
Pajak dipungut berdasarkan atau dengan kekuatan undang-undang
serta aturan pelaksanaanya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24

3. Tanpa jasa timbal atau kontraprestasi dari Negara yang secara
langsung dapat ditunjuk. Dalam pembayaran pajak tidak dapat
ditunjukan adanya kontraprestasi individual oleh pemerintah.
4. Digunakan

untuk

membiayai

rumah

tangga

Negara,

yakni

pengeluaran-pengeluaran yang bermanfaat bagi masyarakat luas.
Dari definisi-definisi diatas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan
tentang ciri-ciri yang melekat dari pengertian pajak yaitu,
a. Pajak dipungut berdasarkan undang-undang serta aturan pelaksanaannya
yang bersifat memaksa
b. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukan adanya kontraprestasi
individual oleh pemerintah
c. Pajak dipungut oleh Negara baik Pemerintah Pusat maupun Pemerintah
Daerah
d. Pajak diperuntukan bagi pengeluaran-pengeluaran pemerintah, yang bila
dari pemasukannya masih terdapat surplus, digunakan untuk membiayai
Public Investment
e. Pajak dapat pula mempunyai tujuan sebagi budgeter, yaitu mengatur
Pajak juga memiliki berbagai fungsi antara lain:

§

Fungsi anggaran (budgetair)

Sebagai

sumber pendapatan negara,

pajak

berfungsi untuk

membiayai pengeluaran-pengeluaran negara. Untuk menjalankan
tugas-tugas rutin negara dan melaksanakan pembangunan, negara

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

25

membutuhkan biaya. Biaya ini dapat diperoleh dari penerimaan
pajak. Dewasa ini pajak digunakan untuk pembiayaan rutin seperti
belanja pegawai,

belanja

barang,

pemeliharaan,

dan

lain

sebagainya. Untuk pembiayaan pembangunan, uang dikeluarkan
dari tabungan pemerintah,

yakni

penerimaan

dalam

negeri

dikurangi pengeluaran rutin. Tabungan pemerintah ini dari tahun
ke tahun harus ditingkatkan sesuai kebutuhan pembiayaan
pembangunan

yang semakin meningkat

dan ini terutama

diharapkan dari sektor pajak.

§

Fungsi mengatur (regulerend)

Pemerintah

bisa

mengatur

pertumbuhan ekonomi melalui

kebijaksanaan pajak. Dengan fungsi mengatur, pajak bisa
digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan. Contohnya dalam
rangka menggiring penanaman modal, baik dalam negeri maupun
luar negeri, diberikan berbagai macam fasilitas keringanan pajak.
Dalam rangka melindungi produksi dalam negeri, pemerintah
menetapkan bea masuk yang tinggi untuk produk luar negeri.

§

Fungsi stabilitas

Dengan

adanya

pajak,

pemerintah

memiliki

dana

untuk

menjalankan kebijakan yang berhubungan dengan stabilitas harga
sehingga inflasi dapat dikendalikan, Hal ini bisa dilakukan antara

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

26

lain dengan jalan mengatur peredaran uang di masyarakat,
pemungutan pajak, penggunaan pajak yang efektif dan efisien.

§

Fungsi redistr ibusi pendapatan

Pajak yang sudah dipungut oleh negara akan digunakan untuk
membiayai semua kepentingan umum, termasuk juga untuk
membiayai pembangunan sehingga dapat membuka kesempatan
kerja,

yang

pada

akhirnya

akan

dapat

meningkatkan

pendapatan masyarakat. (www.google.com)
2.3.3. Syar at Pemungutan Pajak
Tidaklah mudah untuk membebankan pajak pada masyarakat. Bila
terlalu tinggi, masyarakat akan enggan membayar pajak. Namun bila terlalu
rendah, maka pembangunan tidak akan berjalan karena dana yang kurang.
Agar tidak menimbulkan berbagai masalah, maka pemungutan pajak harus
memenuhi persyaratan yaitu:

§

Pemungutan pajak har us adil
Seperti halnya produk hukum pajak pun mempunyai tujuan untuk
menciptakan keadilan dalam hal pemungutan pajak. Adil dalam
perundang-undangan

maupun

adil

dalam

pelaksanaannya.

(www.wikipedia.com)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

27

Contohnya:

1. Dengan mengatur hak dan kewajiban para wajib pajak
2. Pajak diberlakukan bagi setiap warga negara yang
memenuhi syarat sebagai wajib pajak
3. Sanksi atas pelanggaran pajak diberlakukan secara umum
sesuai dengan berat ringannya pelanggaran

§

Pengaturan pajak har us ber dasarkan UU
Sesuai dengan Pasal 23 UUD 1945 yang berbunyi: "Pajak dan
pungutan yang bersifat untuk keperluan negara diatur dengan UndangUndang", ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan
UU tentang pajak, yaitu: (www.wikipedia.com)

§

Pemungutan

pajak

yang

dilakukan

oleh

negara

yang

berdasarkan UU tersebut harus dijamin kelancarannya
§

Jaminan hukum bagi para wajib pajak untuk tidak diperlakukan
secara umum

§

Jaminan hukum akan terjaganya kerasahiaan bagi para wajib
pajak

§

Pungutan pajak tidak mengganggu per ekonomian
Pemungutan pajak harus diusahakan sedemikian rupa agar tidak
mengganggu kondisi perekonomian, kegiatan produksi, perdagangan,
maupun jasa.

Pemungutan

pajak

jangan

sampai

merugikan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

28

kepentingan masyarakat dan menghambat lajunya usaha masyarakat
pemasok

pajak,

terutama

masyarakat

kecil

dan

menengah.

(www.wikipedia.com)

§

Pemungutan pajak har us efesien
Biaya-biaya yang dikeluarkan dalam rangka pemungutan pajak harus
diperhitungkan. Jangan sampai pajak yang diterima lebih rendah
daripada biaya pengurusan pajak tersebut. Oleh karena itu, sistem
pemungutan pajak harus sederhana dan mudah untuk dilaksanakan.
Dengan demikian, wajib pajak tidak akan mengalami kesulitan dalam
pembayaran pajak baik dari segi penghitungan maupun dari segi
waktu. (www.wikipedia.com)

§

Sistem pemungutan pajak harus seder hana
Bagaimana pajak dipungut akan sangat menentukan keberhasilan
dalam pungutan pajak. Sistem yang sederhana akan memudahkan
wajib pajak dalam menghitung beban pajak yang harus dibiayai
sehingga akan memberikan dapat positif bagi para wajib pajak untuk
meningkatkan kesadaran dalam pembayaran pajak. Sebaliknya, jika
sistem pemungutan pajak rumit, orang akan semakin enggan
membayar pajak. (www.wikipedia.com)

Asas pemungutan pajak menurut beberapa ahli:
1. Menurut Ilyas dan Bur ton, asas pemungutan pajak adalah sebagai berikut:
(Ilyas dan Burton,2007:18)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

29

§

Asas Tempat Tinggal

Suatu Negara hanya dapat memungut pajak terhadap semua orang
yang bertempat tinggal atau berdomisili di Negara yang bersangkutan
atas seluruh penghasilan dimanapun diperoleh, tanpa memperhatikan
apakah orang yang bertempat tinggal tersebut warga negaranya atau
warga Negara asing.

§

Asas Kebangsaan

Suatu Negara akan memungut pajak kepada setiap orang yang
mempunyai kebangsaan atas Negara yang bersangkutan sekalipun
orang tersebut tidak bertempat tinggal di Negara bersangkutan.

§

Asas Sumber

Merupakan suatu asas yang didasarkan pada sumber atau tempat
penghasilan berbeda. Apabila suatu sumber penghasilan berbeda
disuatu Negara maka Negara tersebut berhak memungut pajak kepada
setiap orang yang memperoleh penghasilan dari tempat atau sumber
penghasilan tersebut berada.
2. Menurut Soe

Dokumen yang terkait

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEBERHASILAN PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (Studi Kasus di Wilayah Kelurahan Medokan Ayu Kecamatan Rungkut Surabaya).

0 0 111

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (studi di Desa Sambungrejo Sukodono.

0 0 96

BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEBERHASILAN PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (PBB) (Studi Kasus di Kelurahan Ngagel Rejo Kecamatan Wonokromo Surabaya).

0 3 111

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI DESA KEMIRI SIDOARJO.

1 2 95

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEBERHASILAN PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (PBB) DI KECAMATAN BUBUTAN KOTA SURABAYA.

0 3 120

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (Studi di Kelurahan Pulorejo Mojokerto).

1 4 96

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEBERHASILAN PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (PBB) DI KECAMATAN BUBUTAN KOTA SURABAYA

0 0 18

ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (Studi Kasus di Kelurahan Selosari Kecamatan Magetan) SKRIPSI

0 0 19

FAKTOR-FAKTOR YANG DAPAT MEMPENGARUHI TINGKAT KEBERHASILAN PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (Studi Kasus di Kelurahan Sawunggaling Kecamatan Wonokromo Surabaya)

0 0 25

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEBERHASILAN PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (Studi Kasus di Wilayah Kelurahan Medokan Ayu Kecamatan Rungkut Surabaya)

0 0 21