t pd 0909954 chapter3

(1)

84 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitian ini merupakan urutan kegiatan yang ditempuh sehubungan dengan penelitian yang dilakukan supaya memenuhi syarat-syarat ilmiah dalam pelaksanaannya. Hal ini meliputi metode penelitian, lokasi penelitian, populasi, subjek penelitian, prosedur penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.

A. Metode Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode eksperimen kuasi (quasi eksperimen) dengan pendekatan kuantitatif untuk memperoleh gambaran tentang proses pembelajaran, pemahaman menulis karangan dan berpikir kritis. Penelitian ini membentuk dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen yang dilakukan pada subjek penelitian dengan menggunakan model kooperatif tipe Think Talk Write (TTW) dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi dan berpikir kritis pada Pembelajaran Bahasa Indonesia dan kelompok kontrol tidak menggunakan model kooperatif tipe Think Talk Write (TTW). Namun tiap-tiap kelompok tersebut diberikan tes awal dan tes akhir berupa instrumen tes karangan deskripsi yang sama. Sukmadinata (2010: 59) mengatakan bahwa penelitian kuasi eksperimen adalah suatu penelitian mengupayakan pengontrolan hanya pada satu variabel dominan terhadap variabel lain yang tidak dikontrol sepenuhnya tetapi dipasangkan. Pada penelitian ini terdapat tiga variabel yaitu satu variabel bebas dan dua variabel terikat. Variabel bebas yaitu model


(2)

85

pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write (TTW), sedangkan variabel terikat yaitu keterampilan menulis karangan deskripsi dan berpikir kritis.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Sukajadi 9 yang berlokasi di Provinsi Jawa Barat dan terletak sekitar ± 150 meter dari Jalan Cemara serta sangat mudah ditempuh dengan kendaraan bermotor dengan alamat Jalan Karangtineung No. 5A, Kelurahan Cipedes Kecamatan Sukajadi, Kota Bandung.

C. Populasi

Penelitian ini dilaksanakan sesuai tingkat perkembangan anak dalam memperoleh bahasa pada kelas IV sekolah dasar pada usia 8 tahun berada pada tahap tata bahasa pra-dewasa dan sudah mampu memperoleh informasi melalui media cetak dan sudah dapat menulis sehingga anak sudah mampu berpikir logis (tahap operasional nyata). Sementara itu Smith (Mar’at, 2009:68) mengatakan bahwa:

pada usia 8 tahun anak sudah mengerti aturan tata bahasa dalam mengungkapkan sesuatu, menghindari hal yang berlebihan, bahasa menjadi alat yang betul-betul penting baginya untuk melukiskan dan menyampaikan pikiran.

Atas pertimbangan perkembangan anak tersebut, penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Sukajadi 8 dan 9 pada kelas IV semester II tahun pelajaran 2010/ 2011. Populasi sebanyak 60 siswa dari SDN Sukajadi 8 dan 9. Sampel sebanyak 30 siswa dari kelas IV SDN Sukajadi 8 dan SDN Sukajadi 9 sebanyak 30 Siswa.


(3)

86

D. Subjek Penelitian

Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan setelah memperhatikan karakteristiknya, antara lain: (1) siswa mendapat materi berdasarkan kurikulum yang sama, (2) siswa memiliki usia yang sama, dan (3) siswa yang menjadi objek penelitian duduk pada jenjang yang sama. Selanjutnya, kelas IV SDN Sukajadi 9 sebagai kelompok eksperimen dan kelas IV SDN Sukajadi 8 sebagai kelompok kontrol dengan tiap- tiap kelompok terdiri dari 30 siswa.

E. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ini didesain dengan penelitian kuasi eksperimen (Nonequivalent control group desain), desain ini kelas eksperimen maupun kontrol dipilih tidak secara acak. Namun, model penelitian yang diseleksi pada eksperimen kuasi ini yaitu model desain kontrol prates-pascates berpasangan (matching pretest-posttest control Group Desain) yang diadopsi dari Sukmadinata (2005: 207). Adapun model desainnya adalah sebagai berikut:

Kelompok Prates Perlakuan Pascates

Pasangan A (KE) 01 X 02

Pasangan B (KK) 03 04

Ket : 01 = Prates kelas eksperimen 03 = Prates kelas kontrol 02 = Pascates kelas eksperimen 04 = Pascates kelas kontrol X = Perlakuan Model pembelajaran kooperatif tipe Think–Talk-Write

(TTW) untuk kelas eksperimen, sedangkan kelas kontrol menggunakan model pembelajaran biasa pada pembelajaran menulis karangan deskripsi dan berpikir kritis.


(4)

87

Berdasarkan desain penelitian di atas, selanjutnya penulis membuat alur penelitian untuk memudahkan pengecekan dan pemahaman terhadap pelaksanaan penelitian. Alur penelitian ini adalah sebagai berikut:

Bagan 3.1 Prosedur Penelitian

Prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini dilaksanakan dalam tiga tahap kegiatan, antara lain sebagai berikut:

1 Tahap persiapan

Pada tahap ini persiapan yang dilakukan meliputi: IDENTIFIKASI MASALAH

OBSERVASI AWAL

Pelatihan Guru

Analisis dan Menafsir Data Pembelajar Model Non

TTW

Pembelajar Model Kooperatif TTW Tes Awal (Prates)

Kelas Kontrol Kelas Eksprimen

Tes Akhir (Pascates)

Kesimpulan

Penyusunan, uji coba, revisi, dan pengesahan instrumen Penentuan subjek penelitian

Studi Kepustakaan Penyusunan Rancangan Pembelajaran

Non Think Talk Write (TTW)

Penyusunan Rancangan Pembelajaran Think Talk Write (TTW)


(5)

88

a. mengumpulkan bahan bacaan yang berkaitan dengan pembelajaran menulis

b. menganalisis proses pembelajaran menulis dengan model pembelajaran Think Talk Write (TTW)

c. menganalisis proses pembelajaran menulis karangan dan berpikir kritis d. membuat rancangan pembelajaran dan instrumen penelitian

2 Tahap pelaksanaan a. Pelaksanaan tes awal

b. Pelaksanaan pembelajaran menulis menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write (TTW) dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi dan berpikir kritis

c. Pelaksanaan tes akhir

d. Observasi proses pembelajaran 3 Tahap analisis data

a. Mengumpulkan data b. Menganalisis data c. Menafsirkan data d. Membuat kesimpulan F. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan dua macam cara pengumpulan data yaitu tes subjektif (uraian) dan observasi. Kedua cara pengumpulan data ini dapat memperoleh data yang relevan dan sesuai dengan kebutuhan sebagai alat ukur dalam melaksanakan suatu penelitian. Hal ini data yang terkumpul dalam wujud data


(6)

89

sehingga penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data adalah sebagai berikut.

1. Tes Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi

Tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi. Pemberian prates untuk melihat kemampuan siswa sebelum mereka mendapat perlakuan model pembelajaran model kooperatif tipe think talk write dan model yang bukan kooperatif tipe think talk write, sedangkan pascates

adalah untuk melihat hasil yang dicapai siswa setelah mendapatkan perlakuan. Adapun indikator kemampuan menulis karangan deskripsi dapat dilihat pada tabel 3.1 di bawah ini.

Tabel 3.1

Indikator Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi

Variabel Indikator

Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi

Kesesuaian isi dan judul dengan gambar Pengembangan kalimat dalam paragraf Pengembangan deskripsi objek

Ejaan dan tanda baca Pemilihan diksi.

2. Tes Kemampuan Berpikir Kritis

Tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam berpikir kritis dalam kegiatan menulis karangan deskripsi secara bersaman dengan tes menulis karangan deskripsi. Tes ini diberikan sebelum dan sesudah perlakuan model pembelajaran kooperatif tipe think talk write dan model pembelajaran yang bukan kooperatif tipe think talk write. Adapun indikator yang diukur dalam kemampuan berpikir dalam menulis karangan deskripsi dapat dilihat pada Tabel 3.2 di bawah ini.


(7)

90

Tabel 3.2

Indikator Tes Kemampuan Berpikir Kritis

Variabel Indikator

Berpikir Kritis

Memberi penjelasan sederhana; mengidentifikasi, menganalisis dan memberikan penjelasan yang dideskripsikan secara tepat

Membangun keterampilan dasar Kesimpulan

Membuat Penjelasan lanjut Strategi dan taktik

3. Lembar Observasi

Lembaran observasi ini bertujuan untuk mengamati keterlaksanaan model kooperatif tipe think talk write dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi pada kelas eksperimen. Skenario model pembelajaran kooperatif think talk write mencakup tiga tahap, yaitu 1) tahap think; siswa membuat catatan kecil secara individual setelah membaca teks, 2) tahap talk; siswa berinteraksi dan berkolaborasi dengan teman satu kelompok membahas isi catatan kecil, dan 3) tahap write; siswa mengonstruksi ide setelah berdiskusi pada tahap talk dan kemudian mengungkapkannya melalui tulisan sebagai karangan deskripsi yang utuh. Adapun observasi yang dilakukan adalah pada guru dan siswa selama proses pembelajaran menulis karangan deskripsi di kelas IV SDN Sukajadi 9 yang menjadi kelas eksperimen untuk tiga kali pertemuan. Bertindak sebagai pengamat, yaitu peneliti dalam penelitian ini.

G. Teknik Analisis Data

Pada penelitian ini data diperoleh melalui hasil tes dan data hasil observasi, selanjutnya dianalisis. Analisis data diawali dengan mengukur validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda setiap butir soal tes penelitian.


(8)

91

Ketentuan-ketentuan yang digunakan bagi keperluan analisis data di atas adalah:

1. Uji Alat Tes Penelitian

Pelaksanaan uji alat instrumen yang valid dan reliabel perlu dilakukan uji coba kelayakan bagi peserta didik. Uji coba instrumen dilaksanakan setelah menentukan indikator penilaian setiap variabel terlebih dahulu untuk dapat mengukur kualitas instrumen dan menghasilkan data yang akurat sesuai keinginan peneliti. Selanjutnya, pembuatan kisi-kisi soal mengenai keterampilan menulis karangan deskripsi dan berpikir kritis. Soal berdasarkan kisi-kisi dilakukan penimbangan (judgment) oleh pembimbing dan para ahli di bidang menulis terlebih dahulu agar soal layak dikembangkan dalam pelaksanaan penelitian.

Kelayakan soal dilakukan uji coba setelah ditimbang (judgment) untuk mengetahui validitas dan reabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda tiap butir soal. Penelitian ini menggunakan soal uraian berisikan gambar yang berbeda dengan tema sama baik prates maupun pascates yaitu kebersihan. Soal tersebut harus dicapai siswa lima item soal baik keterampilan menulis karangan deskripsi maupun berpikir kritis dengan gambar sama. adapun soal tersebut diujicobakan pada siswa kelas IV SD Negeri Sukagalih 1 Kota Bandung sebanyak 33 siswa. Hasil uji coba soal memperoleh gambaran tentang kelayakan soal digunakan berdasarkan gambar. Jika ada yang tidak valid di antara soal tersebut, maka gambar yang ada pada soal dilakukan penambahan fitur untuk kejelasan siswa mengarang deskripsi dan berpikir kritis. Namun, jika keseluruhan soal tidak valid, maka penggantian gambar untuk memudah siswa untuk menulis karangan deskripsi dan berpikir kritis siswa.


(9)

92

a. Validitas butir soal Tes

Validitas butir soal butir soal terhadap skor total bertujuan untuk menguji validitas setiap butir soal, skor-skor yang ada pada butir soal yang dimaksud dikorelasikan dengan skor total. Setiap soal memiliki validitas yang tinggi jika skor soal tersebut memiliki dukungan yang besar terhadap skor total. Hal ini, validasi butir soal dapat dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi product moment pearson (Arikunto, 2006:170) dengan menggunakan bantuan Anates yang

dikembangkan oleh Tarno To dan Yudi Wibisono (2004).

∑ ∑ ∑

∑ ∑ ∑ ∑

Keterangan:

= Koefesien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel yang dikorelasikan.

X = Skor item Y = Skor total N = Jumlah siswa

Interpretasi untuk besarnya koefisien korelasi adalah sebagai berikut: Tabel 3.3

Kategori Validitas Butir Soal

Batasan Kategori

0,80 1,00 Sangat Tinggi (sangat baik)

0,60 0,80 Tinggi (baik)

0,40 0,60 Cukup (sedang)

0,20 0,40 Rendah (kurang)


(10)

93

Kemudian untuk mengetahui signifikansi korelasi dilakukan uji-t dengan rumus sebagai berikut (Sugiyono, 2010:185):

√ !" #

Kriteria pengujian berdasarkan harga t hitung dibandingkan dengan t tabel. Jika pada taraf signifikan 95%, thitung < ttabel maka H0 diterima. Sebaliknya, jika thitung> ttabel maka H0 ditolak.

Keterangan: t : Uji t

: Koefisien korelasi N : Jumlah subyek

Hasil validitas soal keterampilan menulis karangan deskripsi dari lima indikator yang dijadikan sebagai butir soal. Soal bentuk uraian pada penelitian ini, setiap butir sudah valid berdasarkan uji coba, hal ini dapat dilihat pada Tabel 3.4 berikut. Adapun uji validitas instrumen dapat dilihat pada lampiran 38.

Tabel 3.4

Korelasi Skor Soal Karangan Deskripsi dengan Skor Total No

Butir r hitung r tabel Signifikansi Keterangan

1 0,956 0,349 Valid Digunakan

2 0,965 0,349 Valid Digunakan

3 0,975 0,349 Valid Digunakan

4 0,953 0,349 Valid Digunakan

5 0,963 0,349 Valid Digunakan

Valid : 5 butir soal

Berdasarkan hasil validitas berpikir kritis dari lima indikator yang dijadikan sebagai butir soal. Soal berpikir kritis ini setelah diujicobakan, semua


(11)

butir soal sudah valid lebih jelas dapat dilih dilihat pada Lampiran

Korelasi No

Butir r hitun 1 0,959 2 0,966 3 0,.989

4 0.979

5 0.975

Valid : 5 butir so

b. Reliabilitas Reliabilitas ad dengan tes yang sam pengukuran lainnya. (Arikunto, 2010:180)

Dimana : = Koefis

= Koefi Harga da korelasi product

alid dan sudah boleh digunakan sebagai instru ilihat pada Tabel 3.5. Hasil validasi soal berp ran 39.

Tabel 3.5

asi Skor Soal Berpikir Kritis dengan Skor To

tung r tabel Signifikansi Keteranga

59 0,349 Valid Digunakan

66 0,349 Valid Digunakan

89 0,349 Valid Digunaka

979 0,349 Valid Digunakan

975 0,349 Valid Digunakan

butir soal

adalah kestabilan skor yang diperoleh ket sama pada situasi yang berbeda atau satu a. Menghitung reliabilitas tes dengan rumus

).

efisien reliabilitas yang telah disesuaikan efisien korelasi antara skor-skor setiap belahan dari dapat ditentukan dengan meng uct moment pearson (Arikunto, 2009:72):

94

strumen penelitian, erpikir kritis dapat

Total gan kan kan kan unakan unakan

ketika diuji ulang tu pengukuran ke sebagai berikut

an tes


(12)

95

Keterangan:

XY = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y X = Skor item ganjil

Y = Skor item genap

Interpretasi derajat reliabilitas suatu tes adalah sebagai berikut (Arikunto, 2010:276).

Tabel 3.6

Kategori Reliabilitas Tes

Batasan Kategori

0,80 "" 1,00 Sangat Tinggi (sangat baik)

0,60 "" 0,80 Tinggi (baik)

0,40 "" 0,60 Cukup (sedang)

0,20 "" 0,40 Rendah (kurang)

0,20 Sangat Rendah (sangat kurang)

Hasil perhitungan bantuan Anates versi 4.02 diperoleh reliabilitas sebesar 0,97 untuk keterampilan menulis karangan deskripsi dan berpikir kritis 0,99. Berdasarkan kategori reliabilitas dalam Tabel 3.6, maka koefisien korelasi kedua tes dapat disimpulkan subyek dalam menjawab soal tes keterampilan menulis karangan deskripsi dan berpikir kritis tersebut dapat diklasifikasi sangat tinggi. c. Tingkat Kesukaran Butir Soal

Tingkat kesukaran adalah bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal. Besarnya indeks kesukaran berkisar antara 0,00 sampai dengan 1,00. Soal dengan indeks kesukaran 0,00 menunjukkan bahwa soal itu terlalu sukar, sebaliknya indeks 1,00, menunjukkan bahwa soal tersebut terlalu mudah. Indeks kesukaran diberi simbol P (proporsi) yang dihitung dengan rumus (Arikunto, 2009:208):


(13)

96

$ %

&'

Keterangan:

P = Indeks kesukaran

B = Banyak siswa yang menjawab soal itu dengan benar JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes.

Kriteria indeks kesukaran suatu tes adalah sebagai berikut: Tabel 3.7

Kriteria Indeks Kesukaran

Batasan Kategori

0,00 ( 0,30 Soal Sukar

0,30 ( 0,70 Soal Sedang

0,70 ( 1,00 Soal mudah

Analisis tingkat kesukaran setiap item soal dicari dengan menggunakan bantuan Anates. Adapun hasil perhitungan yang diperoleh tingkat kesukaran dari 5 soal yang

diujicobakan diperoleh semua soal mempunyai kategori tingkat kesukaran soal sedang. Keterangan lebih lengkap dapat dilihat pada Tabel 3.8 berikut

Tabel 3.8

Tingkat Kesukaran Butir Soal Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi dan Berpikir Kritis Nomor

Item

Tingkat Kesukaran karangan Deskripsi (%)

Tingkat Kesukaran

Berpikir Kritis (%) Tafsiran

1 37,78 33,06 Sedang

2 36,67 34,17 Sedang

3 37,50 36,94 Sedang

4 35,28 37,50 Sedang

5 49,72 36,94 Sedang

Berdasarkan hasil uji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda soal, dapat disimpulkan bahwa soal yang memenuhi standar untuk


(14)

97

dijadikan sebagai alat tes penelitian adalah sebanyak 5 butir soal dengan tetap memperhatikan keterwakilan indikator dari standar kompetensi materi yang diajarkan pada saat penelitian.

d. Daya Pembeda Soal

Daya pembeda soal adalah kemampuan soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi (D). Rumus untuk menentukan indeks diskriminasi adalah (Arikunto, 2009:218):

+ ,.

-,%

.% $- $%

Keterangan:

J = Jumlah peserta tes

JA = Banyak peserta kelompok atas JB = Banyak peserta kelompok bawah

BA = Banyak kelompok atas yang menjawab benar BB = Banyak kelompok bawah yang menjawab benar PA = Proporsi kelompok atas yang menjawab benar PB = Proporsi kelompok bawah yang menjawab benar.

Adapun kategori daya pembeda untuk mengukur sebagai berikut:

Tabel 3.9

Kategori Daya Pembeda

Batasan Kategori

0,00 + 0,20 Kurang

020 + 0,40 Cukup

0,40 + 0,70 Baik


(15)

98

Berdasarkan hasil bantuan Anates versi 4 memperoleh daya pembeda tiap-tiap item seperti Tabel 3.10 di bawah ini.

Tabel 3.10

Daya Pembeda Butir Soal Menulis Karangan Deskripsi dan Berpikir Kritis

Nomor Item

Daya PembedaMenulis Karangan deskripsi (%)

Berpikir Kritis (%)

Tasfsiran

1 61,11 53,89 Sedang

2 61,11 56,11 Sedang

3 61,67 62,78 Sedang

4 57,22 62,78 Sedang

5 83,89 62,78 Sedang

2. Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi dan Berpikir Kritis

Peningkatan kompetensi yang sebelum dan sesudah pembelajaran dihitung dengan rumus g faktor (N- gain)

/

'01234 '015

'6783 '915 (Hake, 1998: 65)

Hasil perhitungan N-gain diinterpretasikan dengan menggunakan klasifikasi adalah sebagai berikut:

Tabel 3.11 Interprestasi N-Gain

Besarnya g Interprestasi

g > 0,7 Tinggi

0,3 ≤ g ≤ 0,7 Sedang

g < 0,3 Rendah

(sumber: Hake, 1998: 65) Keterangan: Spost = Skor postet

Spre = Skor Pretes Smax =Skor maksimal


(16)

99

3. Uji normalitas

Uji normalitas merupakan langkah awal dalam menganalisis data secara spesifik. Setelah data prates keterampilan menulis karangan deskripsi dan berpikir kritis, terlebih dahulu data tersebut diuji kenormalannya apakah data kedua kelas tersebut berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan dengan memakai alat bantu SPSS for windows 17.0 dengan menggunakan uji one Sample Kolmonogorov-Smirnov Test.

4. Uji homogenitas

Menguji homogenitas variansi tes menulis karangan deskripsi dan berpikir kritis menggunakan uji statistik Levene’s Test bantuan SPSS for windows 17.0.

5. Uji perbedaan rerata (uji-t)

Jika penyebaran data berdistribusi normal dan homogen, maka dilanjutkan uji signifikansi dengan statistik uji t menggunakan uji statistik Compare Mean Independent Test untuk membandingkan perbedaan dua rata-rata. Apabila data

berdistribusi tidak normal maka dipakai uji non parametrik yaitu uji Mann-Whitney.

H. Instrumen Penelitian

Salah satu kegiatan dari perencanaan suatu penelitian adalah menyusun instrumen penelitian atau alat pengumpulan data sesuai dengan masalah yang diteliti, yang terdiri dari, (a) soal tes pemahaman menulis karangan dan berpikir kritis, dan (b) lembaran observasi siswa dan guru. Adapun instrumen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:


(17)

100

1. Tes Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi

Tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi. Pemberian prates untuk melihat kemampuan siswa sebelum mereka mendapat perlakuan model pembelajaran model kooperatif tipe think talk write dan model yang bukan kooperatif tipe think talk write, sedangkan pascates

adalah untuk melihat hasil yang dicapai siswa setelah mendapatkan perlakuan. 2. Tes Kemampuan Berpikir Kritis

Tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam berpikir kritis dalam kegiatan menulis karangan deskripsi secara bersaman dengan tes menulis karangan deskripsi. Tes ini diberikan sebelum dan sesudah perlakuan model pembelajaran kooperatif tipe think talk write dan model pembelajaran yang bukan kooperatif tipe think talk write.

3. Lembaran Observasi

Lembaran observasi ini bertujuan untuk mengamati keterlaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe think talk write dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi pada kelas eksperimen. Skenario model pembelajaran kooperatif think talk write mencakup tiga tahap, yaitu 1) tahap think; siswa membuat catatan kecil secara individual setelah membaca teks, 2) tahap talk; siswa berinteraksi dan berkolaborasi dengan teman satu kelompok membahas isi catatan kecil, dan 3) tahap write; siswa mengonstruksi ide setelah berdiskusi pada tahap talk dan kemudian mengungkapkannya melalui tulisan sebagai karangan deskripsi yang utuh.


(18)

101

Namun, instrumen ini dikembangkan melalui beberapa tahap, yakni tahap pembuatan instrumen, tahap penyaringan dan tahap ujicoba instrumen khusus soal tes kemampuan menulis karangan dan berpikir kritis siswa. Sebelum di uji coba terlebih dahulu didiskusikan dengan teman-teman S2 angkatan 2009, pakar bahasa Indonesia S3 dan guru bahasa Indonesia kelas IV SDN Sukajadi 8 dan 9 Bandung, selanjutnya dikonsultasikan dengan dosen pembimbing. Kemudian, instrumen ini diujicobakan secara terbatas kepada 33 orang siswa kelas IV SD dan hasilnya dianalisis menggunakan Anates Versi 4.0.5 untuk melihat validitas butir tes, reliabilitas tes, daya pembeda butir tes dan tingkat kesukaran butir tes.


(1)

96

$ % &' Keterangan:

P = Indeks kesukaran

B = Banyak siswa yang menjawab soal itu dengan benar JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes.

Kriteria indeks kesukaran suatu tes adalah sebagai berikut: Tabel 3.7

Kriteria Indeks Kesukaran

Batasan Kategori

0,00 ( 0,30 Soal Sukar 0,30 ( 0,70 Soal Sedang 0,70 ( 1,00 Soal mudah

Analisis tingkat kesukaran setiap item soal dicari dengan menggunakan bantuan Anates. Adapun hasil perhitungan yang diperoleh tingkat kesukaran dari 5 soal yang diujicobakan diperoleh semua soal mempunyai kategori tingkat kesukaran soal sedang. Keterangan lebih lengkap dapat dilihat pada Tabel 3.8 berikut

Tabel 3.8

Tingkat Kesukaran Butir Soal Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi dan Berpikir Kritis Nomor

Item

Tingkat Kesukaran karangan Deskripsi (%)

Tingkat Kesukaran

Berpikir Kritis (%) Tafsiran

1 37,78 33,06 Sedang

2 36,67 34,17 Sedang

3 37,50 36,94 Sedang

4 35,28 37,50 Sedang

5 49,72 36,94 Sedang

Berdasarkan hasil uji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda soal, dapat disimpulkan bahwa soal yang memenuhi standar untuk


(2)

97

dijadikan sebagai alat tes penelitian adalah sebanyak 5 butir soal dengan tetap memperhatikan keterwakilan indikator dari standar kompetensi materi yang diajarkan pada saat penelitian.

d. Daya Pembeda Soal

Daya pembeda soal adalah kemampuan soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi (D). Rumus untuk menentukan indeks diskriminasi adalah (Arikunto, 2009:218):

+ ,.

-,%

.% $- $% Keterangan:

J = Jumlah peserta tes

JA = Banyak peserta kelompok atas

JB = Banyak peserta kelompok bawah

BA = Banyak kelompok atas yang menjawab benar

BB = Banyak kelompok bawah yang menjawab benar

PA = Proporsi kelompok atas yang menjawab benar

PB = Proporsi kelompok bawah yang menjawab benar.

Adapun kategori daya pembeda untuk mengukur sebagai berikut: Tabel 3.9

Kategori Daya Pembeda

Batasan Kategori

0,00 + 0,20 Kurang

020 + 0,40 Cukup

0,40 + 0,70 Baik


(3)

98

Berdasarkan hasil bantuan Anates versi 4 memperoleh daya pembeda tiap-tiap item seperti Tabel 3.10 di bawah ini.

Tabel 3.10

Daya Pembeda Butir Soal Menulis Karangan Deskripsi dan Berpikir Kritis

Nomor Item

Daya PembedaMenulis Karangan deskripsi (%)

Berpikir Kritis (%)

Tasfsiran

1 61,11 53,89 Sedang

2 61,11 56,11 Sedang

3 61,67 62,78 Sedang

4 57,22 62,78 Sedang

5 83,89 62,78 Sedang

2. Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi dan Berpikir Kritis

Peningkatan kompetensi yang sebelum dan sesudah pembelajaran dihitung dengan rumus g faktor (N- gain)

/

'01234 '015

'6783 '915 (Hake, 1998: 65)

Hasil perhitungan N-gain diinterpretasikan dengan menggunakan klasifikasi adalah sebagai berikut:

Tabel 3.11 Interprestasi N-Gain

Besarnya g Interprestasi

g > 0,7 Tinggi

0,3 ≤ g ≤ 0,7 Sedang

g < 0,3 Rendah

(sumber: Hake, 1998: 65) Keterangan: Spost = Skor postet

Spre = Skor Pretes


(4)

99

3. Uji normalitas

Uji normalitas merupakan langkah awal dalam menganalisis data secara spesifik. Setelah data prates keterampilan menulis karangan deskripsi dan berpikir kritis, terlebih dahulu data tersebut diuji kenormalannya apakah data kedua kelas tersebut berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan dengan memakai alat bantu SPSS for windows 17.0 dengan menggunakan uji one Sample Kolmonogorov-Smirnov Test.

4. Uji homogenitas

Menguji homogenitas variansi tes menulis karangan deskripsi dan berpikir kritis menggunakan uji statistik Levene’s Test bantuan SPSS for windows 17.0.

5. Uji perbedaan rerata (uji-t)

Jika penyebaran data berdistribusi normal dan homogen, maka dilanjutkan uji signifikansi dengan statistik uji t menggunakan uji statistik Compare Mean Independent Test untuk membandingkan perbedaan dua rata-rata. Apabila data berdistribusi tidak normal maka dipakai uji non parametrik yaitu uji Mann-Whitney.

H. Instrumen Penelitian

Salah satu kegiatan dari perencanaan suatu penelitian adalah menyusun instrumen penelitian atau alat pengumpulan data sesuai dengan masalah yang diteliti, yang terdiri dari, (a) soal tes pemahaman menulis karangan dan berpikir kritis, dan (b) lembaran observasi siswa dan guru. Adapun instrumen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:


(5)

100

1. Tes Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi

Tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi. Pemberian prates untuk melihat kemampuan siswa sebelum mereka mendapat perlakuan model pembelajaran model kooperatif tipe think talk write dan model yang bukan kooperatif tipe think talk write, sedangkan pascates adalah untuk melihat hasil yang dicapai siswa setelah mendapatkan perlakuan.

2. Tes Kemampuan Berpikir Kritis

Tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam berpikir kritis dalam kegiatan menulis karangan deskripsi secara bersaman dengan tes menulis karangan deskripsi. Tes ini diberikan sebelum dan sesudah perlakuan model pembelajaran kooperatif tipe think talk write dan model pembelajaran yang bukan kooperatif tipe think talk write.

3. Lembaran Observasi

Lembaran observasi ini bertujuan untuk mengamati keterlaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe think talk write dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi pada kelas eksperimen. Skenario model pembelajaran kooperatif think talk write mencakup tiga tahap, yaitu 1) tahap think; siswa membuat catatan kecil secara individual setelah membaca teks, 2) tahap talk; siswa berinteraksi dan berkolaborasi dengan teman satu kelompok membahas isi catatan kecil, dan 3) tahap write; siswa mengonstruksi ide setelah berdiskusi pada tahap talk dan kemudian mengungkapkannya melalui tulisan sebagai karangan deskripsi yang utuh.


(6)

101

Namun, instrumen ini dikembangkan melalui beberapa tahap, yakni tahap pembuatan instrumen, tahap penyaringan dan tahap ujicoba instrumen khusus soal tes kemampuan menulis karangan dan berpikir kritis siswa. Sebelum di uji coba terlebih dahulu didiskusikan dengan teman-teman S2 angkatan 2009, pakar bahasa Indonesia S3 dan guru bahasa Indonesia kelas IV SDN Sukajadi 8 dan 9 Bandung, selanjutnya dikonsultasikan dengan dosen pembimbing. Kemudian, instrumen ini diujicobakan secara terbatas kepada 33 orang siswa kelas IV SD dan hasilnya dianalisis menggunakan Anates Versi 4.0.5 untuk melihat validitas butir tes, reliabilitas tes, daya pembeda butir tes dan tingkat kesukaran butir tes.