T GEO 1202176 Chapter (3)
35 Novia Zalmita, 2014
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan suatu cara atau langkah dalam mengumpulkan, mengorganisasikan, menganalisis serta menginterpretasikan data. Sebagimana yang dikemukakan Surakhmad (2004:131) bahwa “Metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesa, dengan mempergunakan teknik serta alat-alat tertentu.” Sesuai dengan uraian di atas, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif, yaitu sebuah penyelidikan tentang masalah sosial berdasarkan pada pengujian sebuah teori yang terdiri dari variabel-variabel, diukur dengan angka dan dianalisis dengan prosedur statistik untuk menentukan apakah generalisasi prediktif teori tersebut benar (Silalahi, 2009:77).
Berbeda dengan penelitian kualitatif yang mementingkan kedalaman data, penelitian kuantitatif tidak terlalu menitikberatkan pada hal tersebut. Menurut
Wirartha (2006:140) “Penelitian kuantitatif menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika.” Dengan metode penelitian kuantitatif, akan diperoleh signifikasi perbedaan kelompok atau signifikasi hubungan antarvariabel yang diteliti.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan eksperimen. Menurut Sugiyono (2010:107) “Penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.” Penelitian eksperimen bertujuan untuk menjelaskan apa-apa yang akan terjadi bila variabel-variabel tertentu dikontrol atau dimanipulasi secara tertentu (Mardalis, 2009:26). Penelitian ini sangat sesuai untuk pengujian hipotesis tertentu dan dimaksudkan untuk mengetahui hubungan sebab akibat variabel
(2)
penelitian.Pelaksanaannya memerlukan konsep dan variabel yang jelas dan pengukuran yang cermat. Dengan demikian maksud peneliti memilih jenis penelitian eksperimen adalah untuk mengetahui hubungan sebab akibat antara variabel pengaruh (pembelajaran PBL) dengan variabel yang terkena pengaruh (keterampilan berpikir kreatif).
Dalam penelitian eksperimen, kondisi yang ada dimanipulasi oleh peneliti sesuai dengan kebutuhan peneliti (Prasetyo dan Jannah, 2006:49).Dalam kondisi yang telah dimanipulasi ini, biasanya dibuat dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok pembanding. Kepada kelompok eksperimen akan diberikan treatment atau stimulus tertentu sesuai dengan tujuan penelitian. Hasil dari reaksi kedua kelompok itu yang akan diperbandingkan.
B. Desain penelitian
Penelitianini bertujuanuntuk mengetahui pengaruh pembelajaran PBLterhadapketerampilan berpikir kreatifpeserta didik pada mata pelajaran geografi. Desain eksperimen dalam penelitian ini adalah quasi-experimental design (desain eksperimen semu). Menurut Sugiyono (2010:114)“Quasi experimental design digunakan karena pada kenyataannya sulit mendapatkan
kelompok kontrol yang digunakan untuk penelitian.”
Bentuk desain quasi-experimental yang digunakan adalah
nonequivalentgroups pretest-posttest desain.Dalam desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random.Desain penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut.
Tabel 3.1
Nonequivalent Groups Pretest-Posttest Desain
Class Pretest Method Posttest
A O1 X1 O2
B O1 X2 O2
Sumber: McMillan (2001:343) Keterangan:
(3)
Novia Zalmita, 2014
B = Kelas kontrol
O1 = Tes awal sebelum perlakuan diberikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
O2 = Tes akhir setelah perlakuan diberikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
X1 = Perlakuan dengan pembelajaran problem based learning (PBL) X2 = Perlakuan dengan tidak menggunakan pembelajaran problem based
learning (PBL)
Mengacu pada desain di atas, penelitian eksperimen ini melibatkan dua kelas, yakni kelas eksperimen dan kelas kontrol.Kedua kelas tersebut sama-sama diberikan pretest dan posttest, tetapi diberikan perlakuan yang berbeda.Kelas eksperimen diberi perlakuan dengan pembelajaran problem based learning (PBL) dan kelaskontroltidak diberi perlakuan dengan pembelajaran problem based learning (PBL).
C. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah di SMA Negeri 2 Bandung yang terletak di jalan Cihampelas No. 173 Kelurahan Cipaganti Kecamatan Coblong Kota Bandung.Peneliti memilih lokasi ini berdasarkan pertimbangan sebagai berikut. 1. Kondisi di lapangan menunjukkan bahwa dalam pembelajaran guru geografi
selama ini hanya menggunakan metode-metode belajar yang hanya menuntut keterampilan berpikir tingkat rendah seperti diskusi-diskusi yang hanya didasarkan pada materi yang ada dalam buku teks atau LKS yang dimiliki peserta didik dan tidak dikaitkan dengan permasalahan yang ada di kehidupan sehari-hari.
2. Hasil observasi awal menunjukkan bahwa guru geografi belum pernah menerapkan model pembelajaran berbasis masalah.
3. SMA Negeri 2 Bandung telah mengimplementasikan kurikulum 2013 dalam pembelajaran sehingga guru-guru, khususnya guru pada mata pelajaran geografi sudah mendapatkan pelatihan tentang kurikulum 2013 sebelumnya.
(4)
4. Sarana/prasarana di SMA Negeri 2Bandung mendukung untuk kegiatan penelitian. Setiap kelasnya telah dilengkapi dengan infocus serta peserta didik diperbolehkan menggunakanlaptop untuk proses pembelajaran.
5. Pada SMA Negeri 2 Bandung belum ada penelitian yang sejenis.
Penelitian ini dilaksanakan dalam 6 (enam) kali pertemuan dengan mengambil waktu pada semester genap tahun pelajaran 2013/2014.Setiap pertemuan menggunakan waktu 3×45 menit, sehingga penelitian ini memerlukan
waktu kurang lebih 2 bulan.
D. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi
Menurut Bungin (2006:77) “Populasi adalah keseluruhan (universum) dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup, dan sebagainya, sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data penelitian.”Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh peserta didik kelas XdiSMA Negeri 2 Bandungpada tahun pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 349peserta didik yang tersebar pada 10 kelas/rombongan belajar. Pemilihan kelas X sebagai populasi dalam penelitian ini dilatarbelakangi oleh pembelajaran dengan menggunakan PBL belum pernah diterapkan di kelas X pada mata pelajaran geografi, sehingga menjadi tantangan bagi peneliti untuk melaksanakan penelitian pada kelas X.
Mengingat populasi relatif besar, maka hanya dipilih beberapa sampel yang mewakili populasi.Sampel yang baik yaitu sampel yang memiliki populasi atau yang representatif artinya yang menggambarkan keadaan populasi atau mencerminkan populasi secara maksimal tetapi walaupun mewakili, sampel bukan merupakan duplikat dari populasi (Narbuko dan Abu, 2009:107).
2. Sampel
Menurut Mardalis (2009:56) “Hakekat penggunaan sampel dalam suatu
(5)
Novia Zalmita, 2014
mengingat biaya dan waktu yang begitu banyak diperlukan jika harus meneliti seluruh populasi.”Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik sampel purposif (purposive sampling)yaitu jenis sampel yang pemilihannya secara sengaja dan bersifat subjektif (Supranto, 2000:57).
Purposive sampling dikenal juga dengan sampling pertimbangan ialah teknik sampling yang digunakan jika peneliti mempunyai pertimbangan-pertimbangan tertentu di dalam pengambilan sampelnya atau penentuan sampel untuk tujuan tertentu (Riduwan, 2011:63). Penentuan sampel untuk kelas eksperimen dan kontrol berdasarkan pertimbangan bahwa penyebaran peserta didik tiap kelasnya merata ditinjau dari segi kemampuan akademiknya.Maka dipilih dua kelas yang memiliki rata-rata kemampuan akademik yang sama atau mendekati.
Berdasarkan pada nilai rata-rata ujian akhir semester ganjil tahun pelajaran 2013/2014 pada mata pelajaran geografi maka diambil dua kelas dari enam kelas (kelas lintas minat dan kelas IIS)yang akan dijadikan sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol. Nilai rata-rata ujian akhir semester ganjil untuk mata pelajaran geografi dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut.
Tabel 3.2
Nilai Rata-rata Ujian Akhir Semester Ganjil Mata Pelajaran Geografi Tahun Pelajaran 2013/2014
Kelas Nilai rata-rata
Lintas Minat Geografi 1 76,07
Lintas Minat Geografi 2 73,31
Lintas Minat Geografi 3 76,52
Lintas Minat Geografi 4 70,64
IIS 1 74,94
IIS 2 77,03
Sumber: Hasil Observasi, 2014
Berdasarkan pada Tabel 3.2 dapat diketahui kelas yang memiliki nilai rata-rata ujian akhir semester ganjil yang mendekati adalah kelas Lintas Minat Geografi 1 dan kelas Lintas Minat Geografi 3. Maka yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah peserta didik kelasLintas Minat Geografi 1berjumlah 27peserta didikyang bertindak sebagai kelas kontrol dan peserta didik kelasLintas
(6)
Minat Geografi 3berjumlah 27peserta didik yang bertindak sebagai kelas eksperimen, sehingga jumlah seluruh peserta didik yang terlibat dalam penelitian ini adalah 54peserta didik.
E. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data
Ada beberapa teknik yang bisa dipergunakan untuk mengumpulkan data.Masing-masing memiliki fungsi yang berbeda dan digunakan sesuai tujuan penelitian dan jenis data yang ingin didapatkan serta keadaan subjek penelitian.Untuk memperoleh data dalam penelitian ini digunakan empat macam instrumen yang terdiri daristudi literatur, tes keterampilan berpikir kreatif, observasi, dan angket (kuesioner).
1. Studi Literatur
Studi literatur dimaksudkan untuk mendapatkan sejumlah data berupa teori dan konsep yang berkaitan dengan permasalahan penelitian. Teori ini akan digunakan sebagai pedoman untuk memperkuat informasi atau sebagai landasan pemikiran dalam penulisan penelitian ini.
2. TesKeterampilan Berpikir Kreatif
Menurut Hasan (2009:16) “Tes adalah sederetan pertanyaan atau latihan
atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, dan kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.” Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes subjektif atau
subjective test yaitu tes essay yang berupa butir soal atau tugas yang jawabannya diisi oleh peserta tes dengan gagasan-gagasan deskriptif dan argumentatif (Munthe, 2013: 106).
Bentuk ini dipilih peneliti karena dalam tes essay sangat cocok untuk mengukur hasil belajar yang kompleks seperti halnya dengan keterampilan berpikir kreatif, baik dari domain maupun dari segi tingkat kesulitan, khususnya domain kognitif dan afektif. Dalam penelitian ini data yang diambil merupakan data kuantitatif.Tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur keterampilan
(7)
Novia Zalmita, 2014
berpikir kreatif. Pemberian tes dilakukan sebelum dan setelah peserta didik diberikan perlakuan model pembelajaran problem based learningpada kelas eksperimen dan kelas kontrol yang diberikan perlakuan berbeda.
Untuk mengetahui kelayakan perangkat tes pengambilan data dalam penelitian ini, terlebih dahulu dilakukan uji validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran butir soal.Secara rinci penjelasan uji prasyarat instrument diuraikan sebagai berikut.
a. Validitas Butir Soal
Validitas berkenaan dengan tingkat kesahihan suatu instrument sehingga betul-betul mengukur apa yang seharusnya diukur. Instrument yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Uji validitas dilakukan dengan menggunakan teknik Korelasi Product Moment Pearson (Furqon, 2009:103):
2 2
2 2
Y Y
N X X
N
Y X XY
N rXY
Keterangan:
rxy= koefisien korelasi X= skor tiap butir soal
Y= skor total yang benar dari tiap subyek N= jumlah sampel
Untuk menginterpretasi koefisien korelasi yang telah diperoleh digunakan tabel nilai r product moment, dengan taraf signifikansi 5%, artinya kebenaran atau dalam hal ini validitasnya mencapai 95%.Jika rxy hitung rxy, maka soal tersebut tidak valid dan jika rxy hitung rxy tabelmaka soal tersebut valid.Setelah dilakukan uji coba instrumen didapatkan hasil validitas tes. Distribusi hasil uji coba instrumen tes ditunjukkan oleh Tabel 3.3
(8)
Tabel 3.3
Distribusi Hasil Uji Coba Validitas Butir Soal
No. Validitas Nomor Soal Jumlah
1 Sangat signifikan 1, 7, 13, 14, 16 5
2 Signifikan 2, 3, 6, 11 4
3 Tidak signifikan 4, 5, 8, 9, 10, 12, 15 7
Jumlah 16
Berdasarkan hasil perhitungan menunjukkan bahwa lima soal dikategorikan sangat signifikan, empat soal dikatogorikan signifikan, dan tujuh soal dikategorikan tidak signifikan (hasil perhitungan terlampir).
b. Reliabilitas Tes
Mendapatkan skala pengukuran instrumen yang baik, harus dilakukan pengujian reliabilitas. Reliabilitas adalah ketetapan suatu tes apabila diujikan pada subjek yang sama. Ketetapan ini pada dasarnya dapat diketahui dengan melihat kesejajaran hasil.MenurutSugiyono (2010:186) untuk menentukan reliabilitas tes uraian menggunakan rumus KR. 20 (Kuder Richardson) sebagai berikut.
22 11
1 S
pq S
n n r
Keterangan:
r11= reliabilitas instrument n = jumlah item dalam instrumen
p= proporsi subyek yang menjawab item yang benar q= proporsi subyek yang menjawab item yang salah
(q=1-p)
pq = jumlah hasil perkalian antara pvdan q S= standar deviasi dari tesTolak ukur untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas instrumen dapat dilihat pada Tabel 3.4
(9)
Novia Zalmita, 2014
Klasifikasi Analisis Reliabilitas Tes
Nilai r Interpretasi
0 ˂ r ˂ 0.2 Sangat rendah
0.2 ≤ r ˂ 0.4 Rendah
0.4 ≤ r ˂ 0.6 Cukup
0.6 ≤ r ˂ 0.8 Tinggi
0.8 ≤ r ≤ 1 Sangat tinggi
Sumber: Ruseffendi (dalam Yosada, 2009: 81)
Berdasarkan hasil uji coba, diperoleh r 0.85yang berada pada kategori sangat tinggi.Sehingga dapat dikatakan bahwa perangkat instrumen tes keterampilan berpikir kreatif yang diuji coba memiliki reliabilitas yang sangat baik.
c. Tingkat Kesukaran Soal
Uji tingkat kesukaran dilakukan untuk mengetahui tingkat kesukaran suatu soal.Uji ini penting agar suatu perangkat soal tidak didominasi oleh soal yang mudah atau sukar saja.Tingkat kesukaran untuk setiap item menunjukkan apakah butir soal tergolong sukar, sedang, atau mudah.Untuk menghitung tingkat kesukaran tiap butir soal berbentuk uraian digunakan rumus sebagai berikut.
% 100
B A
B A
I I
S S TK
Keterangan:
SA= jumlah skor kelompok atas SB= jumlah skor kelompok bawah IA= jumlah skor ideal kelompok atas IB= jumlah skor ideal kelompk bawah
Klasifikasi untuk menginterpretasikan tingkat kesukaran digunakan klasifikasi sebagai berikut.
Tabel 3.5
Klasifikasi Tingkat Kesukaran
Tingkat Kesukaran Interpretasi
(10)
0,00 < TK 0,30 Sukar
0,30 < TK 0,70 Sedang
0,70 < TK 1,00 Mudah
TK = 1,00 Terlalu mudah
Sumber: Yosada, 2009: 84
Berdasarkan analisis taraf kesukaran untuk tiap butir soal, diperoleh rekapitulasi taraf kesukaran yang ditunjukkan pada Tabel 3.6
Tabel 3.6
Rekapitulasi Taraf Kesukaran
Kategori taraf kesukaran Nomor soal Jumlah soal
Sedang 1, 2, 3, 6, 8, 11, 13, 14, 15 9
Sukar 4, 5, 7, 10, 12, 16 6
Sangat Sukar 9 1
Jumlah 16
Berdasarkan hasil perhitungan pada 16 soal uraian menunjukkan bahwa sembilan soal dikategorikan sedang, enam soal dikategorikan sukar dan satu soal dikategorikan sangat sukar (hasil perhitungan terlampir).
d. Daya Pembeda Soal
Daya pembeda sebuah soal adalah kemampuan soal tersebut untuk dapat membedakan antara kemampuan peserta didik pada kelompok atas (peserta didik berkemampuan tinggi) dengan kemampuan peserta didik pada kelompok bawah (peserta didik berkemampuan rendah).Sebuah soal dikatakan memiliki daya pembeda yang baik bila memang peserta didik yang pandai dapat mengerjakan dengan baik, dan peserta didik yang kurang tidak dapat mengerjakan dengan baik.Perhitungan daya pembeda setiap butir soal menggunakan rumus berikut.
B A B
B A
A
P P J B J B
DP
Keterangan:
DP = daya pembeda
JA = banyaknya peserta kelompok atas JB = banyaknya peserta kelompok bawah
(11)
Novia Zalmita, 2014
BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu benar BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu
benar
PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar PB = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Adapun kriteria untuk menentukan daya pembeda adalah sebagai berikut. Tabel 3.7
Klasifikasi Daya Pembeda
Daya Pembeda Interpretasi
DP 0,00 Sangat rendah
0,00 < DP 0,20 Rendah
0,20 < DP 0,40 Cukup/sedang
0,40 < DP 0,70 Baik
0,70 < DP 1,00 Sangat baik
Sumber: Arikunto, 2008
Setelah dilakukan uji coba instrumen didapatkan hasil distribusi daya pembeda soal seperti yang ditunjukkan pada Tabel 3.8
Tabel 3.8
Rekapitulasi Daya Pembeda
Kategori Nomor Soal Jumlah Soal
Sangat buruk 4 1
Sangat rendah 8 1
Rendah 2 1
Sedang 3, 5, 6, 9, 12 5
Baik 10, 14 2
Sangat baik 1, 7, 11, 13, 15, 16 6
Jumlah 16
Hasil perhitungan pada Tabel 3.8 menunjukkan bahwa satu soal dikategorikan sangat buruk, satu soal dikatogorikan sangat rendah, satu soal dikatogorikan rendah, lima soal dikatogorikan sedang, dua soal dikatogorikan baik dan enam soal dikategorikan kriteria sangat baik (hasil perhitungan terlampir).
Berdasarkan hasil analisis pengujian validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda setiap butir soal, maka ada beberapa soal yang baik dan kurang baik. Untuk soal yang kurang baik akan dilakuan perbaikan atau revisi
(12)
tergantung kepada analisis yang telah dilakukan terkait kriteria soal yang bersangkutan. Berikut ini adalah rekapitulasi analisis uji coba instrumen tes uraian yang bisa digunakan, direvisi ataupun dibuang yang disajikan pada Tabel 3.9
Tabel 3.9
Rekapitulasi Analisis Uji Coba Instrument Tes Uraian No
Soal
Validitas Reliabilitas Tingkat
Kesukaran Daya Pembeda Ket Nilai Ket Nilai Ket Nilai Ket Nilai Ket
1 0.62 Valid
0.85 Sangat tinggi
0.34 Sedang 0.85 Sangat
baik
Dipakai
2 0.45 Valid 0.53 Sedang 0.19 Rendah Dipakai
3 0.52 Valid 0.52 Sedang 0.26 Sedang Dipakai
4 -0.35 T.Valid 0.11 Sukar -0.37 Sangat
buruk Dibuang
5 0.29 T. valid 0.19 Sukar 0.30 Sedang Dibuang
6 0.43 Valid 0.41 sedang 0.37 Sedang Dipakai
7 0.61 Valid 0.23 Sukar 0.96 Sangat
baik Dipakai
8 0.18 T. valid 0.31 Sedang 0.00 Sangat
rendah Dibuang
9 0.11 T. valid 0.00 Sangat
sukar 0.22 Sedang Dibuang
10 0.39 T. valid 0.18 Sukar 0.52 Baik Direvisi
11 0.53 Valid 0.54 Sedang 0.78 Sangat
baik Dipakai
12 0.14 T. valid 0.16 Sukar 0.33 Sedang Dibuang
13 0.61 Valid 0.42 Sedang 1.00 Sangat
baik Dipakai
14 0.59 Valid 0.36 Sedang 0.44 Baik Dipakai
15 0.32 T. valid 0.66 Sedang 0.70 Sangat
baik Dibuang
16 0.58 Valid 0.18 Sukar 0.89 Sangat
baik Dipakai
Sumber: Hasil pengolahan data, 2014
3. Observasi
MenurutRiduwan (2011:76) “Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang
dilakukan.”Selanjutnya Sudjana (2005:199) mengemukakan bahwa “Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang tidak menggunakan perkataan atau
(13)
Novia Zalmita, 2014
tidak disertai dengan komunikasi lisan.”Observasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan semua data tentang sikap peserta didik dan guru dalam pembelajaran, interaksi antara peserta didik dan guru, serta interaksi antar peserta didik dengan peserta didik lainnya dalam pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran PBL untuk meningkatkan keterampilan berpikir kreatif.
Observasi dilakukan selama lima pertemuan. Pada setiap pertemuannya, observasi dilakukan sejak awal pembelajaran sampai dengan guru menutup pembelajaran dengan cara mengisi lembar observasi yang telah disediakan. Lembar observasi terdiri dari dua bagian yaitu lembar observasi kemampuan guru mengelola pembelajaran geografi denganmodel pembelajaran berbasis masalah (problem based learning/PBL) dan lembar observasi aktifitas keterampilan berpikir kreatif peserta didik dalam pembelajaran geografi dengan model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning/PBL).
4. Angket
Angket ditujukan untuk memperoleh tanggapan dan respon peserta didik setelah melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran PBLdalam meningkatkan keterampilan berpikir kreatif dan diukur dengan skala
Likert.Skala ini termasuk kategori non-tes.
Menurut Sugiyono (2010:134) “Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena
sosial.” Bentuk skala Likert yang digunakan dalaminstrumen penelitian ini adalah dalam bentuk checklist.Jawaban responden dibagi menjadi empat kategori, yaitu sebagai berikut.
Tabel 3.10
Skor Jawaban Setiap Item Instrumen Respon Atau Tanggapan Peserta Didik
Kategori Skor
Selalu 4
Sering 3
Kadang-kadang 2
Tidak pernah 1
(14)
Jumlah keseluruhan butir pertanyaan adalah 20, sehingga skor maksimal ideal setiap peserta didik adalah 20 ×4 = 80 dan skor minimal ideal adalah 20 × 1
= 20. Skor maksimal untuk setiap pernyataan adalah 27 × 4 = 108 dan skor minimal adalah 27× 1 = 27.
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif. Hasan (2009:30) mengemukakan bahwa:
Analisis kuantitatif yaitu analisis yang menggunakan alat analisis yang bersifat kuantitatif, yaitu alat analisis yang menggunakan model – model, seperti model matematika (misalnya fungsi multivariat), model statistik dan ekonometrik.Hasil analisis disajikan dalam bentuk angka – angka yang kemudian dijelaskan dan diinterpretasikan dalam suatu uraian. Teknik analisis kuantitatif menggunakan statistik.Statistik yang digunakan untuk analisis data dalam penelitian ini yaitu statistik inferensial (sering juga disebut statistik induktif atau statistik probabilitas). Menurut Sugiyono (2010:209)
“Statistik inferensial adalah teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi.” Urutan kerja teknik analisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Perbedaan Keterampilan Berpikir Kreatif
Perbedaan yang terjadi sebelum dan sesudah pembelajaran dihitung dengan menggunakan rumus gain yang dinormalisasi (N-Gain) dengan menggunakan rumus Hake (Setyawan, 2012: 66) sebagai berikut.
pre maks
pre post
S S
S S g
Keterangan:
Spost = skor tes akhir Spre = skor tes awal Smaks = skor maksimum
Tabel 3.11
(15)
Novia Zalmita, 2014
Batasan Kategori
g > 0.7 Tinggi
0.3 ≤ g ≤ 0.7 Sedang
g < 0.3 Rendah
2. Uji Homogenitas
Uji kesamaan dua varians digunakan untuk menguji apakah kedua data tersebut homogen yaitu dengan membandingkan kedua variansnya (Usman, 2006:133). Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
terkecil varians
terbesar varians
F (Sudjana, 2005:250)
Kriteria pengujian adalah terima H0 jika F < F∝ n
1−1.n2−1 (homogen) dan
tolak H0 jika F F∝ n
1−1.n2−1 (tidak homogen).
3. Uji Normalitas
Pengujian normalitas data digunakan untuk menguji apakah data kontinu berdistribusi normal sehingga analisis dengan validitas, reliabilitas, uji t, korelasi, regrasi dapat dilaksanakan (Usman, 2006:109). Pengujian normalitas data dilakukan dengan cara uji chi-kuadrat dengan menggunakan rumus (Sudjana, 2005: 273) sebagai berikut.
k
1
i i
2 i i 2
E E O x
Keterangan:
Oi =frekuensi diharapkan Ei =frekuensi pengamatan
Kriteria pengujian adalah terima H0 jika x2hitung < x2tabel (berdistribusi
normal) dan tolak H0 jika x2
hitung x2tabel (tidak berdistribusi normal). Taraf signifikan (∝) adalah 0.05 dan dk = (k – 3)
(16)
Setelah melakukan uji normalitas dan homogenitas data, selanjutnya adalah melakukan pengujian terhadap hipotesis penelitian. Bila kedua data bersifat normal dan homogen, maka dilakukan pengujian dengan uji statistik parametrik. Apabila kedua data tidak bersifat normal atau tidak homogen, maka dilakukan pengujian menggunakan uji statistik non parametrik.
Untuk pengujian hipotesis penelitian antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan perhitungan dengan menggunakan bantuan SPSS versi 20.0 for Windows dengan membandingkan nilai Sig. dan nilaiα = 0.05. Kaidah pengambilan keputusan diterima atau tidaknya hipotesis adalah jika α lebih kecil atau sama dengan nilai Sig. atau α = 0,05 ≤ Sig. maka H0 diterima dan jika α lebih besardari nilai Sig. atau α = 0,05 > Sig. maka H0 ditolak.
(17)
Novia Zalmita, 2014 G. Alur Penelitian
Identifikasi Masalah
Menyusun Kerangka Langkah-Langkah Dalam PBL
Penyusunan Instrumen Penelitian
Uji Coba Instrumen
Validasi Instrumen
Pretest
Treatment
Kelas Kontrol
Treatment
Kelas Eksperimen
Posttest
Angket
Analisis Data
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Kesimpulan
Studi Literatur tentang
PBL dan Keterampilan Berpikir Kreatif
Pretest
Posttest
(1)
tergantung kepada analisis yang telah dilakukan terkait kriteria soal yang bersangkutan. Berikut ini adalah rekapitulasi analisis uji coba instrumen tes uraian yang bisa digunakan, direvisi ataupun dibuang yang disajikan pada Tabel 3.9
Tabel 3.9
Rekapitulasi Analisis Uji Coba Instrument Tes Uraian No
Soal
Validitas Reliabilitas Tingkat
Kesukaran Daya Pembeda Ket Nilai Ket Nilai Ket Nilai Ket Nilai Ket
1 0.62 Valid
0.85 Sangat tinggi
0.34 Sedang 0.85 Sangat baik
Dipakai
2 0.45 Valid 0.53 Sedang 0.19 Rendah Dipakai 3 0.52 Valid 0.52 Sedang 0.26 Sedang Dipakai 4 -0.35 T.Valid 0.11 Sukar -0.37 Sangat
buruk Dibuang 5 0.29 T. valid 0.19 Sukar 0.30 Sedang Dibuang 6 0.43 Valid 0.41 sedang 0.37 Sedang Dipakai
7 0.61 Valid 0.23 Sukar 0.96 Sangat
baik Dipakai 8 0.18 T. valid 0.31 Sedang 0.00 Sangat
rendah Dibuang 9 0.11 T. valid 0.00 Sangat
sukar 0.22 Sedang Dibuang 10 0.39 T. valid 0.18 Sukar 0.52 Baik Direvisi 11 0.53 Valid 0.54 Sedang 0.78 Sangat
baik Dipakai 12 0.14 T. valid 0.16 Sukar 0.33 Sedang Dibuang 13 0.61 Valid 0.42 Sedang 1.00 Sangat
baik Dipakai 14 0.59 Valid 0.36 Sedang 0.44 Baik Dipakai 15 0.32 T. valid 0.66 Sedang 0.70 Sangat
baik Dibuang 16 0.58 Valid 0.18 Sukar 0.89 Sangat
baik Dipakai Sumber: Hasil pengolahan data, 2014
3. Observasi
MenurutRiduwan (2011:76) “Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang
dilakukan.”Selanjutnya Sudjana (2005:199) mengemukakan bahwa “Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang tidak menggunakan perkataan atau
(2)
tidak disertai dengan komunikasi lisan.”Observasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan semua data tentang sikap peserta didik dan guru dalam pembelajaran, interaksi antara peserta didik dan guru, serta interaksi antar peserta didik dengan peserta didik lainnya dalam pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran PBL untuk meningkatkan keterampilan berpikir kreatif.
Observasi dilakukan selama lima pertemuan. Pada setiap pertemuannya, observasi dilakukan sejak awal pembelajaran sampai dengan guru menutup pembelajaran dengan cara mengisi lembar observasi yang telah disediakan. Lembar observasi terdiri dari dua bagian yaitu lembar observasi kemampuan guru mengelola pembelajaran geografi denganmodel pembelajaran berbasis masalah (problem based learning/PBL) dan lembar observasi aktifitas keterampilan berpikir kreatif peserta didik dalam pembelajaran geografi dengan model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning/PBL).
4. Angket
Angket ditujukan untuk memperoleh tanggapan dan respon peserta didik setelah melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran PBLdalam meningkatkan keterampilan berpikir kreatif dan diukur dengan skala Likert.Skala ini termasuk kategori non-tes.
Menurut Sugiyono (2010:134) “Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena
sosial.” Bentuk skala Likert yang digunakan dalaminstrumen penelitian ini adalah dalam bentuk checklist.Jawaban responden dibagi menjadi empat kategori, yaitu sebagai berikut.
Tabel 3.10
Skor Jawaban Setiap Item Instrumen Respon Atau Tanggapan Peserta Didik
Kategori Skor
Selalu 4
Sering 3
Kadang-kadang 2
Tidak pernah 1
(3)
Jumlah keseluruhan butir pertanyaan adalah 20, sehingga skor maksimal ideal setiap peserta didik adalah 20 ×4 = 80 dan skor minimal ideal adalah 20 × 1
= 20. Skor maksimal untuk setiap pernyataan adalah 27 × 4 = 108 dan skor minimal adalah 27× 1 = 27.
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif. Hasan (2009:30) mengemukakan bahwa:
Analisis kuantitatif yaitu analisis yang menggunakan alat analisis yang bersifat kuantitatif, yaitu alat analisis yang menggunakan model – model, seperti model matematika (misalnya fungsi multivariat), model statistik dan ekonometrik.Hasil analisis disajikan dalam bentuk angka – angka yang kemudian dijelaskan dan diinterpretasikan dalam suatu uraian. Teknik analisis kuantitatif menggunakan statistik.Statistik yang digunakan untuk analisis data dalam penelitian ini yaitu statistik inferensial (sering juga disebut statistik induktif atau statistik probabilitas). Menurut Sugiyono (2010:209)
“Statistik inferensial adalah teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi.” Urutan kerja teknik analisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Perbedaan Keterampilan Berpikir Kreatif
Perbedaan yang terjadi sebelum dan sesudah pembelajaran dihitung dengan menggunakan rumus gain yang dinormalisasi (N-Gain) dengan menggunakan rumus Hake (Setyawan, 2012: 66) sebagai berikut.
pre maks
pre post
S S
S S g
Keterangan:
Spost = skor tes akhir Spre = skor tes awal Smaks = skor maksimum
Tabel 3.11
(4)
Batasan Kategori
g > 0.7 Tinggi
0.3 ≤ g ≤ 0.7 Sedang
g < 0.3 Rendah
2. Uji Homogenitas
Uji kesamaan dua varians digunakan untuk menguji apakah kedua data tersebut homogen yaitu dengan membandingkan kedua variansnya (Usman, 2006:133). Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
terkecil varians
terbesar varians
F (Sudjana, 2005:250)
Kriteria pengujian adalah terima H0 jika F < F∝ n
1−1.n2−1 (homogen) dan tolak H0 jika F F∝ n
1−1.n2−1 (tidak homogen). 3. Uji Normalitas
Pengujian normalitas data digunakan untuk menguji apakah data kontinu berdistribusi normal sehingga analisis dengan validitas, reliabilitas, uji t, korelasi, regrasi dapat dilaksanakan (Usman, 2006:109). Pengujian normalitas data dilakukan dengan cara uji chi-kuadrat dengan menggunakan rumus (Sudjana, 2005: 273) sebagai berikut.
k
1
i i
2 i i 2
E E O x
Keterangan:
Oi =frekuensi diharapkan Ei =frekuensi pengamatan
Kriteria pengujian adalah terima H0 jika x2hitung < x2tabel (berdistribusi
normal) dan tolak H0 jika x2
hitung x2tabel (tidak berdistribusi normal). Taraf signifikan (∝) adalah 0.05 dan dk = (k – 3)
(5)
Setelah melakukan uji normalitas dan homogenitas data, selanjutnya adalah melakukan pengujian terhadap hipotesis penelitian. Bila kedua data bersifat normal dan homogen, maka dilakukan pengujian dengan uji statistik parametrik. Apabila kedua data tidak bersifat normal atau tidak homogen, maka dilakukan pengujian menggunakan uji statistik non parametrik.
Untuk pengujian hipotesis penelitian antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan perhitungan dengan menggunakan bantuan SPSS versi 20.0 for Windows dengan membandingkan nilai Sig. dan nilaiα = 0.05. Kaidah pengambilan keputusan diterima atau tidaknya hipotesis adalah jika α lebih kecil atau sama dengan nilai Sig. atau α = 0,05 ≤ Sig. maka H0 diterima dan jika α lebih besardari nilai Sig. atau α = 0,05 > Sig. maka H0 ditolak.
(6)
G. Alur Penelitian
Identifikasi Masalah
Menyusun Kerangka Langkah-Langkah Dalam PBL
Penyusunan Instrumen Penelitian
Uji Coba Instrumen
Validasi Instrumen
Pretest
Treatment
Kelas Kontrol
Treatment
Kelas Eksperimen
Posttest
Angket
Analisis Data
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Kesimpulan
Studi Literatur tentang
PBL dan Keterampilan Berpikir Kreatif
Pretest
Posttest