faktor2 yg mempengaruhi perbedaan kemiskinan

http://epserv.fe.unila.ac.id

ABSTRAK
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERBEDAAN
KONDISI KEMISKINAN DI PERKOTAAN DAN DI PERDESAAN
(STUDI KASUS DI KELURAHAN PASIR GINTUNG KECAMATAN
TANJUNG KARANG PUSAT DAN DI KELURAHAN KEDAUNG
KECAMATAN KEMILING KOTA BANDARLAMPUNG)
Oleh
MASRIYANTI

Pembangunan yang telah dilaksanakan oleh bangsa Indonesia saat ini ternyata
belum sepenuhnya mampu menjamin terwujudnya kemakmuran bagi seluruh
masyarakat. Hal ini terbukti masih terdapat masyarakat yang hidup miskin.
Pemikiran untuk melihat kelompok yang disebut sebagai keluarga miskin
tentunya bukan dilihat dari tingkat nasional tapi akan lebih realistis jika dipandang
dengan mengklasifikasikan menurut wilayah terutama wilayah pedesaan dan
perkotaan, karena nilai kemiskinan diperkotaan dan pedesaan berbeda.
Permasalahan yang diangkat dari penelitian ini adalah variabel-variabel apa saja
yang membedakan kondisi kemiskinan di perkotaan dan di perdesaan, dan
variabel apa yang paling kuat dan berkontribusi terbesar dalam membedakan

kondisi kemiskinan di perkotaan dan pedesaan pada rumah tangga miskin di
Kelurahan Pasir Gintung Dan Kelurahan Kedaung.
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah di duga tingkat pendidikan
kepala rumah tangga, jumlah tanggungan rumah tangga, jumlah anggota rumah
tangga yang bekerja, tingkat pendapatan rumah tangga, dan tingkat pengeluaran
rumah tangga merupakan faktor-faktor yang membedakan kondisi kemiskinan di
perkotaan dan perdesaan.
Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis fungsi
diskriminan. Pengujian hipotesis dengan menggunakan uji selang kepercayaan
serempak pada tingkat kepercayaan 90% diketahui bahwa variabel tingkat
pendidikan kepala rumah tangga, jumlah tanggungan rumah tangga, pengeluaran
rumah tangga, dan pendapatan rumah tangga cukup berarti menerangkan
perbedaan kondisi rumah tangga miskin di perkotaan dan di perdesaan.
Sedangkan variabel jumlah anggota rumah tangga yang bekerja dianggap tidak
memberikan kontribusi (pengaruh) yang berarti dalam membedakan kondisi
kemiskinan di perkotaan dan di perdesaan.

Untuk variabel tingkat pendidikan kepala rumah tangga nilai selang kepercayaan
serempaknya adalah 1.91;4.99 >0 yang berarti bahwa variabel tingkat pendidikan
kepala rumah tangga untuk kedua kelompok rumah tangga miskin berbeda nyata

sehingga perlu dipertahankan dalam model fungsi diskriminan. Selang nilai
1.91;4.99 mencakup nilai selisih rata-rata pendidikan kepala rumah tangga
diantara kedua kelompok rumah tangga yang dipelajari, untuk variabel jumlah
tanggungan rumah tangga nilai selang kepercayaannya adalah 0.13;2.36 >0, yang
berarti bahwa jumlah tanggungan rumah tangga untuk kedua kelompok rumah
tangga miskin berbeda. Untuk variabel jumlah anggota rumah tangga yang bekerja
nilai selang kepercayaannya adalah -0.39;0.46 0 yang berarti bahwa pendapatan rumah tangga diantara kedua
kelompok rumah tangga miskin berbeda secara nyata. Untuk variabel
pengeluaran rumah tangga nilai selang kepercayaannya adalah 218.55;335.33 >0
yang berarti bahwa pengeluaran rumah tangga untuk kedua kelompok rumah
tangga miskin berbeda nyata sehingga tetap di pertahankan dalam model fungsi
diskriminan.
Variabel yang paling berpengaruh dalam membedakan kondisi kemiskinan di
perkotaan dan di pedesaan adalah variabel tingkat pendidikan kepala rumah
tangga dengan koefisien pembobot 0.71. kemudian dipengaruhi lagi menurut
urutan variabel yang memiliki koefisien pembobot terbesar sampai terkecil adalah
variabel pengeluaran rumah tangga dengan koefisien pembobot 0.05, variabel
jumlah tanggungan rumah tangga dengan koefisien pembobot -0.57, dan variabel
pendapatan rumah tangga dengan koefisien pembobot sebesar -0.01.
Semua variabel-variabel diatas bersifat arthogonal, artinya tidak saling

mempengaruhi antara satu dengan yang lain. Jika salah satu variabel berubah hal
tersebut hanya mempengaruhi nilai beda (Y) saja yang akan berubah sebesar
perubahan variabel dikali koefisien pembobotnya.