penataan dan pengembangan kebun binatang tinjomoyo
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN
DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR
PENATAAN DAN PENGEMBANGAN
KEBUN BINATANG TINJOMOYO
SEMARANG
Diajukan untuk memenuhi sebagian
persyaratan guna memperoleh gelar
Sarjana Teknik
Diajukan Oleh :
DEASY PURWIDIATY
L2B 098 211
Periode 81
NOVEMBER 2002 – MARET 2003
JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2003
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Saat ini dunia sedang maju pesat dan tak akan berhenti bahkan akan melaju
semakin cepat. Kehidupan tidak lagi sesederhana dulu, kemajuan teknologi memang
mempermudah berbagai aspek kehidupan tapi disisi lain kemajuan teknologi pulalah
yang membuat hidup manusia menjadi terlalu rumit dan complicated. Akan tetapi itu
semua adalah sebuah perjalanan budaya yang harus dijalani dan dinikmati manfaat dan
konsekuensinya. Di samping meningkatnya populasi manusia juga berkembangnya
bangunan-bangunan yang semakin mendesak lingkungan yang asli. Di satu sisi,
pembangunan itu memang suatu kebutuhan dari kehidupan manusia yang kian kompleks
namun di sisi lain ekosistem juga harus tetap terjaga. Ekosistem yang terganggu akan
merusak keseimbangan hidup manusia seperti yang diungkapkan oleh George Satayana,
“Nature is the basic, man is the goal”, 1961. semua keadaan alam, kehancuran dan
kelestariannya tergantung dari sikap manusia memperlakukan alam.
Keberadaan flora dan fauna sebagai unsure dari ekosistem perlu dijaga dan
dilestarikan demi keseimbangan hidup manusia itu sendiri. Suatu wadah untuk
melestarikan flora dan fauna sangat diperlukan. Selain untuk menjaga keseimbangan
alam, penghijauan kota yang bisa menjadi asset bagi penelitian dan pendapatan daerah
Semarang. Pelestarian dan perlindungan alam di Indonesia memiliki lembaga sendiri
yaitu PPA [Pelestarian dan Perlindungan Alam] PPA bersama dengan Departemen
Kehutanan melakukan usaha-usaha penyelamatan satwa dalam wadah yang disebut
kebun binatang.
Kebun Binatang Tinjomoyo Semarang menempati lahan yang cukup luas yaitu
sekitar 65 Ha dengan alam sekitar yang masih alami. Namun sebagai tempat konservasi,
rekreasi dan edukasi maupun penelitian, kebun binatang ini tampak mengkhawatirkan
keadaanya.
Yang paling utama adalah jumlah koleksi satwa yang relative belum lengkap jika
dibandingkan dengan kebun binatang lain di Indonesia seperti Ragunan atau Gembira
Loka. Beberapa kandang satwa tak berpenghuni dan tak terawat mengurangi daya tarik
dari kebun binatang. Fasilitas lain seperti tempat informasi, perpustakaan dan lavatory
umum tidak berfungsi lagi. Penataan ruang luar yang trkesan seadanya juga menjadi
salah satu permasalahan yang ada di kebun binatang ini.
Berbagai permasalahan yang terjadi di kebun binatang Tenjomoyo sudah saatnya
dicari suatu pemecahannya. Sampai saat ini upaya untuk mengelola dan memanfaatkan
kawasan kebun binatang menjadi suatu potensi yang dapat memberi keuntungan bagi
masyarakat dan pemerintah daerah terus diupayakan namun masih perlu adanya suatu
arahan-arahan yang lebih nyata. Upaya pengembangan dimaksudkan untuk membuat
suatu arahan atau pola baru tanpa meninggalkan konteks lingkungan yang sudah ada. Dan
salah satunya adalah pengembangan kawasan kebun binatang menjadi suatu obyek wisata
dengan tema lingkungan yang sesuai dengan karakter setempat.
Tema pengembangan di kawasan kebun binatang diarahkan menjadi tema wisata
dengan tetap mempertahankan kondisi alam setempat, hubungan timbal balik dengan
lingkungan [wawasan lingkungan], dengan tetap memperhatikan efek psikologis
pengguna. Bertitik tolak dari tema ini maka pengembangan kebun binatang bertema
EkoArchitecture, yaitu suatu upaya untuk memadukan wisata dengan alam dan
lingkungan. Sedang untuk penekanan desain digunakan penekanan desain arsitektur
organic yang dipandang relevan dengan konteks ekoarcitechtuere.
Dengan dikembangkannya kebun binatang Tinjomoyo tersebut, masyarakat juga
diikutkan sebagai pertisipan yang secara aktif ikut mendukung pengembangannya,
sehingga kebun binatang ini benar-benar dapat sesuai dengan fungsi dan tujuannya
sebagai tempat rekreasi, konservasi, penelitian dan pendidikan.
1.2. PENGERTIAN JUDUL
Judul yang diajukan untuk menjadi tugas akhir ini adalah Penataan dan
Pengembangan Kebun Binatang Tinjomoyo Semarang. Judul ini memiliki substansi yaitu
suatu pengaturan ulang sekaligus penambahan fasilitas dari kebun binatang Tinjomoyo
yang berada di Semarang.
Ditinjau dari pengertian tiap kata, penataan berarti pengaturan dari keadaan yang
sudah ada dengan mengadakan perubahan desain secara keseluruhan disesuaikan dengan
konsep desain yang baru. Pengembangan mempunyai pengertian menambah dari yang
sudah ada, bisa penambahan dari segi luas area atau penambahan fasilitas, sarana dan
prasarana, pengelola dan flora fauna yang ada. Pengembangan dari kebun binatang ini
tentunya menimbang factor-faktor yang ada seperti keadaan lokasi dan kesesuaian
dengan tata guna lahan yang ada.
Kebun binatang adalah tempat dimana berbagai macam satwa dikumpulkan,
diperagakan untuk umum dalam rangka pengadaan sarana rekreasi alam yang sehat untuk
mendidik dan mengembangkan kebudayaan masyarakat dalam memelihara kelestarian
alam.
1.3. TUJUAN
Tujuan dari pembahasan ini menyusun dan merumuskan Landasan Program
Perencanaan dan Perancangan Arsitektur untuk menata dan mengembangkan kebun
binatang Tinjomoyo sehingga benar-benar berfungsi sebagaimana mestinya sebagai
tempat rekreasi, konservasi, pendidikan dan penelitian.
1.4. MANFAAT
Secara Subyektif
Untuk memenuhi salah satu persyaratan mengikuti mata kuliah Tugas Akhir di
Jurusan Arsitektur Fakultas UNDIP.
Sebagai pegangan dan acuan selanjutnya dalam penyusunan LP3A yang merupakan
bagian tak terpisahkan dari Tugas Akhir.
Secara Obyektif
Dapat bermanfaat sebagai tambahan pengetahuan da wawasan bagi mahasiswa
yang akan mengajukan Proposal Tugas Akhir.
1.5. LINGKUP PEMBAHASAN
Ruang Lingkup Substansial
Penataan dan Pengembangan Kebun Binatang Tenjomoyo ini akan diuraikan
dengan pembatasan-pembatasan yang jelas yang menjadi ruang lingkup pembahasan
supaya perencanaan dan perancangan yang disusun menjadi terarah.
Pembatasan tersebut antara lain :
a. Skala pelayanan
perencanaan dan perancangan dari kebun binatang ini merupakan kebun binatang
berskala pelayanan regional Jawa Tengah dan tak menutup kemungkinan pengunjung
yang datang dari luar daerah.
Sedang untuk waktu pelayanan digunakan proyeksi untuk 10 tahun ke depan sesuai
dengan RDTRK BWK VIII Kota Semarang.
b. Faktor yang mendukung perencanaan dan perancangan
banyak sekali factor yang terkait dalam perencanaan dan perancangan sebuah kebun
binatang yang akan ditata ulang dan dikembangkan. Factor-faktor yang dibahas di
sini adalah factor yang berkaitan dengan disiplin arsitektur, antara lain :
Rencana Tata Guna Lahan dari Kota Semarang
Aksesibilitas
Penataan ruang luar
Flora dan fauna meliputi perilaku dan habitatnya
Penambahan fasilitas yang sesuai dengan tujuan binatang yang
direncanakan
Besaran ruang sarana dan prasarana pokok maupun penunjang
Ruang Lingkup Spasial
Kebun Binatang Tinjomoyo sebagai obyek yang akan dikembangkan berada di Jl.
Raya Tugu – Ngaliyan, Kelurahan Sukorejo, Kecamatan Gunungpati.
Obyek yang akan dikembangkan sekitar 25 ha dari 65 ha luas lahan keseluruhan yaitu
yang sekarang ini digunakan sebagai kebun raya. Sedangkan untuk pengembangan
diutamakan di sisi sebelah selatan disesuaikan dengan rencana pengembangan kebun
binatang dari pemerintahan kota Semarang.
1.6. METODOLOGI PEMBAHASAN
Pembahasan ini mengunakan metodologi eskriptif dokumentatif yaitu menyusun
data dan menguraikan, mengidentifikasi dengan perbandingan kasus yang sesuai
substansi pembahasan, penentuan dari program perencanaan dan perancangan dilakukan
setelah mengadakan analisis dan penarikan kesimpulan.
Metoda pengumpulan data yang dilakukan adalah :
Observasi langsung pada obyek yang akan ditata dan dikembangkan dan obyek
yang menjadi studi bandingnya
Studi literature/pustaka dilengkapi dengan data statistic, brosur-brosur, peta, foto
dan gambar
Wawancara dengan sumber narasi yang terpilih
1.7. SISTEMATIKA PEMBAHASAN
BAB I PENDAHULUAN
Menguraikan latar belakang permasalahan, pengertian judul, tujuan,
manfaat, lingkup pembahasan, metoda pembahsan dan sistematika
pembahasan dan alur pikir
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Berisi studi literature mengenai perancangan kawasan, teori konversasi,
teory eko arsitektur dan hal-hal yang berkaitan kebun binatang, studi
kebijakan tentang kebun binatang dan studi banding yang akan dijadikan
dasar penyusunan program perencanaan dan perancangan
BAB III
TINJAUAN KHUSUS KEBUN BINATANG TINJOMOYO
Membahas tentang Kebun Binatang Tenjomoyo itu sendiri ditinjau dari
delapan elemen perancangan kawasan.
BAB IV
KESIMPULAN
Kesimpulan yang diambil dari bab sebelumnya untuk menentukan batasan
dan anggapan yang akan digunakan dalam menyusun program
perencanaan dan perancangan
BAB V
PENDEKATAN
PROGRAM
PERENCANAAN
DAN
PERANCANGAN ARSITEKTUR
Dasar-dasar pendekatan mulai dari pendekatan filosofi, pendekatan
perancangan kawasan, pendekatan kebutuhan ruang, struktur dan utilitas,
juga pendekatan arsitektural.
BAB VI LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
ARSITEKTUR
Menjelaskan tentang konsep dasar perencanaan dan perancangan dari
Penataan
dan
Pengembangan
menentukan program ruangnya.
Kebun
Binatang
Tenjomoyo
dan
DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR
PENATAAN DAN PENGEMBANGAN
KEBUN BINATANG TINJOMOYO
SEMARANG
Diajukan untuk memenuhi sebagian
persyaratan guna memperoleh gelar
Sarjana Teknik
Diajukan Oleh :
DEASY PURWIDIATY
L2B 098 211
Periode 81
NOVEMBER 2002 – MARET 2003
JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2003
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Saat ini dunia sedang maju pesat dan tak akan berhenti bahkan akan melaju
semakin cepat. Kehidupan tidak lagi sesederhana dulu, kemajuan teknologi memang
mempermudah berbagai aspek kehidupan tapi disisi lain kemajuan teknologi pulalah
yang membuat hidup manusia menjadi terlalu rumit dan complicated. Akan tetapi itu
semua adalah sebuah perjalanan budaya yang harus dijalani dan dinikmati manfaat dan
konsekuensinya. Di samping meningkatnya populasi manusia juga berkembangnya
bangunan-bangunan yang semakin mendesak lingkungan yang asli. Di satu sisi,
pembangunan itu memang suatu kebutuhan dari kehidupan manusia yang kian kompleks
namun di sisi lain ekosistem juga harus tetap terjaga. Ekosistem yang terganggu akan
merusak keseimbangan hidup manusia seperti yang diungkapkan oleh George Satayana,
“Nature is the basic, man is the goal”, 1961. semua keadaan alam, kehancuran dan
kelestariannya tergantung dari sikap manusia memperlakukan alam.
Keberadaan flora dan fauna sebagai unsure dari ekosistem perlu dijaga dan
dilestarikan demi keseimbangan hidup manusia itu sendiri. Suatu wadah untuk
melestarikan flora dan fauna sangat diperlukan. Selain untuk menjaga keseimbangan
alam, penghijauan kota yang bisa menjadi asset bagi penelitian dan pendapatan daerah
Semarang. Pelestarian dan perlindungan alam di Indonesia memiliki lembaga sendiri
yaitu PPA [Pelestarian dan Perlindungan Alam] PPA bersama dengan Departemen
Kehutanan melakukan usaha-usaha penyelamatan satwa dalam wadah yang disebut
kebun binatang.
Kebun Binatang Tinjomoyo Semarang menempati lahan yang cukup luas yaitu
sekitar 65 Ha dengan alam sekitar yang masih alami. Namun sebagai tempat konservasi,
rekreasi dan edukasi maupun penelitian, kebun binatang ini tampak mengkhawatirkan
keadaanya.
Yang paling utama adalah jumlah koleksi satwa yang relative belum lengkap jika
dibandingkan dengan kebun binatang lain di Indonesia seperti Ragunan atau Gembira
Loka. Beberapa kandang satwa tak berpenghuni dan tak terawat mengurangi daya tarik
dari kebun binatang. Fasilitas lain seperti tempat informasi, perpustakaan dan lavatory
umum tidak berfungsi lagi. Penataan ruang luar yang trkesan seadanya juga menjadi
salah satu permasalahan yang ada di kebun binatang ini.
Berbagai permasalahan yang terjadi di kebun binatang Tenjomoyo sudah saatnya
dicari suatu pemecahannya. Sampai saat ini upaya untuk mengelola dan memanfaatkan
kawasan kebun binatang menjadi suatu potensi yang dapat memberi keuntungan bagi
masyarakat dan pemerintah daerah terus diupayakan namun masih perlu adanya suatu
arahan-arahan yang lebih nyata. Upaya pengembangan dimaksudkan untuk membuat
suatu arahan atau pola baru tanpa meninggalkan konteks lingkungan yang sudah ada. Dan
salah satunya adalah pengembangan kawasan kebun binatang menjadi suatu obyek wisata
dengan tema lingkungan yang sesuai dengan karakter setempat.
Tema pengembangan di kawasan kebun binatang diarahkan menjadi tema wisata
dengan tetap mempertahankan kondisi alam setempat, hubungan timbal balik dengan
lingkungan [wawasan lingkungan], dengan tetap memperhatikan efek psikologis
pengguna. Bertitik tolak dari tema ini maka pengembangan kebun binatang bertema
EkoArchitecture, yaitu suatu upaya untuk memadukan wisata dengan alam dan
lingkungan. Sedang untuk penekanan desain digunakan penekanan desain arsitektur
organic yang dipandang relevan dengan konteks ekoarcitechtuere.
Dengan dikembangkannya kebun binatang Tinjomoyo tersebut, masyarakat juga
diikutkan sebagai pertisipan yang secara aktif ikut mendukung pengembangannya,
sehingga kebun binatang ini benar-benar dapat sesuai dengan fungsi dan tujuannya
sebagai tempat rekreasi, konservasi, penelitian dan pendidikan.
1.2. PENGERTIAN JUDUL
Judul yang diajukan untuk menjadi tugas akhir ini adalah Penataan dan
Pengembangan Kebun Binatang Tinjomoyo Semarang. Judul ini memiliki substansi yaitu
suatu pengaturan ulang sekaligus penambahan fasilitas dari kebun binatang Tinjomoyo
yang berada di Semarang.
Ditinjau dari pengertian tiap kata, penataan berarti pengaturan dari keadaan yang
sudah ada dengan mengadakan perubahan desain secara keseluruhan disesuaikan dengan
konsep desain yang baru. Pengembangan mempunyai pengertian menambah dari yang
sudah ada, bisa penambahan dari segi luas area atau penambahan fasilitas, sarana dan
prasarana, pengelola dan flora fauna yang ada. Pengembangan dari kebun binatang ini
tentunya menimbang factor-faktor yang ada seperti keadaan lokasi dan kesesuaian
dengan tata guna lahan yang ada.
Kebun binatang adalah tempat dimana berbagai macam satwa dikumpulkan,
diperagakan untuk umum dalam rangka pengadaan sarana rekreasi alam yang sehat untuk
mendidik dan mengembangkan kebudayaan masyarakat dalam memelihara kelestarian
alam.
1.3. TUJUAN
Tujuan dari pembahasan ini menyusun dan merumuskan Landasan Program
Perencanaan dan Perancangan Arsitektur untuk menata dan mengembangkan kebun
binatang Tinjomoyo sehingga benar-benar berfungsi sebagaimana mestinya sebagai
tempat rekreasi, konservasi, pendidikan dan penelitian.
1.4. MANFAAT
Secara Subyektif
Untuk memenuhi salah satu persyaratan mengikuti mata kuliah Tugas Akhir di
Jurusan Arsitektur Fakultas UNDIP.
Sebagai pegangan dan acuan selanjutnya dalam penyusunan LP3A yang merupakan
bagian tak terpisahkan dari Tugas Akhir.
Secara Obyektif
Dapat bermanfaat sebagai tambahan pengetahuan da wawasan bagi mahasiswa
yang akan mengajukan Proposal Tugas Akhir.
1.5. LINGKUP PEMBAHASAN
Ruang Lingkup Substansial
Penataan dan Pengembangan Kebun Binatang Tenjomoyo ini akan diuraikan
dengan pembatasan-pembatasan yang jelas yang menjadi ruang lingkup pembahasan
supaya perencanaan dan perancangan yang disusun menjadi terarah.
Pembatasan tersebut antara lain :
a. Skala pelayanan
perencanaan dan perancangan dari kebun binatang ini merupakan kebun binatang
berskala pelayanan regional Jawa Tengah dan tak menutup kemungkinan pengunjung
yang datang dari luar daerah.
Sedang untuk waktu pelayanan digunakan proyeksi untuk 10 tahun ke depan sesuai
dengan RDTRK BWK VIII Kota Semarang.
b. Faktor yang mendukung perencanaan dan perancangan
banyak sekali factor yang terkait dalam perencanaan dan perancangan sebuah kebun
binatang yang akan ditata ulang dan dikembangkan. Factor-faktor yang dibahas di
sini adalah factor yang berkaitan dengan disiplin arsitektur, antara lain :
Rencana Tata Guna Lahan dari Kota Semarang
Aksesibilitas
Penataan ruang luar
Flora dan fauna meliputi perilaku dan habitatnya
Penambahan fasilitas yang sesuai dengan tujuan binatang yang
direncanakan
Besaran ruang sarana dan prasarana pokok maupun penunjang
Ruang Lingkup Spasial
Kebun Binatang Tinjomoyo sebagai obyek yang akan dikembangkan berada di Jl.
Raya Tugu – Ngaliyan, Kelurahan Sukorejo, Kecamatan Gunungpati.
Obyek yang akan dikembangkan sekitar 25 ha dari 65 ha luas lahan keseluruhan yaitu
yang sekarang ini digunakan sebagai kebun raya. Sedangkan untuk pengembangan
diutamakan di sisi sebelah selatan disesuaikan dengan rencana pengembangan kebun
binatang dari pemerintahan kota Semarang.
1.6. METODOLOGI PEMBAHASAN
Pembahasan ini mengunakan metodologi eskriptif dokumentatif yaitu menyusun
data dan menguraikan, mengidentifikasi dengan perbandingan kasus yang sesuai
substansi pembahasan, penentuan dari program perencanaan dan perancangan dilakukan
setelah mengadakan analisis dan penarikan kesimpulan.
Metoda pengumpulan data yang dilakukan adalah :
Observasi langsung pada obyek yang akan ditata dan dikembangkan dan obyek
yang menjadi studi bandingnya
Studi literature/pustaka dilengkapi dengan data statistic, brosur-brosur, peta, foto
dan gambar
Wawancara dengan sumber narasi yang terpilih
1.7. SISTEMATIKA PEMBAHASAN
BAB I PENDAHULUAN
Menguraikan latar belakang permasalahan, pengertian judul, tujuan,
manfaat, lingkup pembahasan, metoda pembahsan dan sistematika
pembahasan dan alur pikir
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Berisi studi literature mengenai perancangan kawasan, teori konversasi,
teory eko arsitektur dan hal-hal yang berkaitan kebun binatang, studi
kebijakan tentang kebun binatang dan studi banding yang akan dijadikan
dasar penyusunan program perencanaan dan perancangan
BAB III
TINJAUAN KHUSUS KEBUN BINATANG TINJOMOYO
Membahas tentang Kebun Binatang Tenjomoyo itu sendiri ditinjau dari
delapan elemen perancangan kawasan.
BAB IV
KESIMPULAN
Kesimpulan yang diambil dari bab sebelumnya untuk menentukan batasan
dan anggapan yang akan digunakan dalam menyusun program
perencanaan dan perancangan
BAB V
PENDEKATAN
PROGRAM
PERENCANAAN
DAN
PERANCANGAN ARSITEKTUR
Dasar-dasar pendekatan mulai dari pendekatan filosofi, pendekatan
perancangan kawasan, pendekatan kebutuhan ruang, struktur dan utilitas,
juga pendekatan arsitektural.
BAB VI LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
ARSITEKTUR
Menjelaskan tentang konsep dasar perencanaan dan perancangan dari
Penataan
dan
Pengembangan
menentukan program ruangnya.
Kebun
Binatang
Tenjomoyo
dan