Pembelajaran tentang suhu dan pengukurannya berdasarkan pengalaman langsung di kelas VII SMP Kanisius Bambanglipuro Bantul - USD Repository

  

PEMBELAJARAN TENTANG SUHU DAN PENGUKURANNYA

BERDASARKAN PENGALAMAN LANGSUNG

DI KELAS VII SMP KANISIUS BAMBANGLIPURO BANTUL

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

  

Memenuhi Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh:

Maria Yeni Wijayanti

  

NIM. 031424012

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  

PERSEMBAHAN

Oh... my love for the first time in my life,

My eyes are wide open

  

Oh my lover for the first time in my life,

My eyes can see

I see the wind oh... I see the tree

Everything is clear in my heart

  

I see the clouds oh... I see the sky

Everything is clear in my world

Oh... my love for the first time in my life,

My mind is wide open

  

Oh... my lover for the first time in my life,

My mind can feel

I feel the sorrow oh... I feel dreams

Everything is clear in my heart

  

I feel life oh... I feel love

Everything is clear in my world

(John Lennon)

  Seperti bapa sayang kepada anak – anaknya, demikian TUHAN sayang kepada orang – orang yang takut akan Dia. Sebab Dia sendiri tahu apa kita, Dia ingat, bahwa kita ini debu Ada pun manusia hari – harinya seperti rumput, Seperti bunga di padang demikianlah ia berbunga. Apabila angin melintasinya, maka tidak ada lagi ia, dan tempatnya tidak mengenalnya lagi. (Mazmur 103 : 13 – 16)

Tetapi kepada manusia Ia berfirman:

“Sesungguhnya, takut akan TUHAN, itulah hikmat,

  

Dan menjauhi kejahatan itulah akal budi” (Ayub 28 : 28)

Sekalipun orang memberikan segala sesuatu yang ia miliki untuk cinta,

Dengan hinaan dan cemoohan orang akan menyusahkannya. (Kidung Agung 8 :7c)

  

“Cinta yang hakiki itu

tidak semakin bertambah karena kasih sayang

dan tidak berkurang karena sikap dingin.”(Imam Al-Bana)

  

Jika saudaramu melakukan suatu kesalahan

Ingatlah seribu kebaikannya. (Muna Shalah)

Pangeran iku adoh tanpa wangenan, Cedhak tanpa senggolan .

  Karya ini aku persembahkan untuk: Allahku-Yesusku yang mencintaiku meskipun aku... bukan karena aku... Santa Pelindungku Para leluhurku Bapak dan Simbok Mbakku Orang – orang yang mendoakanku

  

ABSTRAK

Maria Yeni Wijayanti, “Pembelajaran tentang Suhu dan Pengukurannya

Berdasarkan Pengalaman Langsung di Kelas

  VII SMP Kanisius

Bambanglipuro Bantul”. Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, 2010.

  Penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 14 Agustus – 08 September 2009 di SMP Kanisius Bambanglipuro Bantul dengan sampel siswa VII A dan VII B. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan – kemampuan yang dapat dikembangkan siswa, mengetahui pengalaman – pengalaman yang diperoleh siswa, mengetahui apakah mampu meningkatkan motivasi siswa, dan mengetahui apakah mampu meningkatkan pemahaman siswa pada pokok bahasan “Suhu dan Pengukurannya” melalui pembelajaran berdasarkan pengalaman langsung. Metode yang digunakan adalah eksperimen dan studi lapangan serta di dalamnya terdapat diskusi sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari kedua metode tersebut.

  Data penelitian diperoleh dari dokumen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kinerja Ilmiah Siswa (LKIS), kuesioner terbuka (refleksi pengalaman siswa), pengamatan (keterlibatan siswa), kuesioner tertutup (kuesioner motivasi awal – akhir siswa), dan pre-post test. Data diolah secara kualitatif (kemampuan yang dapat dikembangkan siswa dan pengalaman yang diperoleh siswa) maupun kuantitatif (peningkatan motivasi dan pemahaman siswa dengan bantuan statistik model Test-T).

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa desain pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan pengalaman langsung ini memberi kesempatan kepada siswa untuk dapat – mengembangkan kemampuan kemampuan berupa ketrampilan proses sains yang dimulai dengan melakukan ketrampilan proses dasar sains yakni siswa melakukan pengamatan sampai pemahaman. Penelitian ini juga telah menjembatani siswa memperoleh pengalaman – pengalaman belajar sehingga dapat membentuk pengetahuannya sendiri, telah meningkatkan motivasi siswa VII A tetapi tidak menimbulkan perubahan motivasi bagi siswa VII B, dan telah meningkatkan pemahaman siswa VII A maupun VII B.

  ABSTRACT

Maria Yeni Wijayanti, “Teaching and Learning on The Temperature and

Measurements Based-on Direct Experience at the VII class of Canisius

Junior High School Bambanglipuro Bantul”, Physics Education Study

Program, Department of Mathematics and Natural Sciences Education,

Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University,

Yogyakarta, 2010. th th

  The research conducted from August 14 to September 08 2009 at Canisius Junior High School Bambanglipuro Bantul with student samples VII A and VII B. This research purposes to determine the abilities of students that can be developed, knowing whether to increase student motivation, and knowing whether to increase students' understanding on the subject of "The temperature and the Measurements" through teaching and learning based-on direct experience. The method using experiments and field studies as well as where there is discussion as an integral part of both methods

  Data obtained from the research document Teaching and Learning Implementation Plan, Saintificly’s Worksheet Student, an open questionnaire (students’ experiences of reflection), the observations (students’ involvement), the questionnaire covered (initial-final motivation of the students), and pre-post test.

  Processed data qualitately (traffic that can be developed the students and gained experience students) and quantitatively (increased motivation and understanding used statistic Test-T models).

  The research indicates that teaching and learning design was developed based-on this direct experience allows the students to be able developed the abilities of science process skills that begins with the basic science process skill where’s the students made observations that can shape their own knowledge, was increased students' motivation for VII B but not caused a significant change in students' motivation for VII B, and was increased students’ understanding VII A and VII B.

KATA PENGANTAR

  Segala puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan yang Maha Rahim, Maha Kasih, dan Maha Kuasa karena kebahagian semesta ini adalah anugerah Tuhan dan tidak ada yang dapat menggagalkan kepastian atau kehendak-Nya.

  Karena DIA-lah, akhirnya penyusunan skripsi ini dapat selesai.

  Skripsi yang penulis susun ini merupakan suatu bentuk penelitian dan tugas akhir sehingga menjadi syarat utama untuk mendapatkan gelar srata satu Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penelitan ini dapat selesai karena mendapat banyak bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

  1. Bapak Drs. Tarsisius Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku pengajar dan dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan, pengarahan dan dukungan dalam penyusunan skripsi ini.

  2. Yayasan Misereor Jerman yang selama ± 3 tahun terakhir membantu secara financial dan memberikan pendampingan bagi keberlangsungan studi penulis.

  3. Bapak Drs. Domi Saverinus, M.Si. selaku pengajar dan Kaprodi Pendidikan Fisika.

  4. Ibu Dra. Maslichah Asy’ari, M.Pd. selaku pengajar dan Sekretaris Pendidikan Fisika sampai periode 2009.

  5. Bapak Mardonius Marjana, S.Pd. selaku kepala sekolah SMP Kanisius Bambanglipuro Bantul yang telah memberikan izin bagi penulis untuk melakukan penelitian.

  6. Bapak Agustinus Dibyo Sriyanto selaku guru mata pelajaran fisika SMP Kanisius Bambanglipuro Bantul yang telah banyak membantu selama proses penelitian.

  7. Bapak Teguh selaku karyawan SMP Kanisius Babanglipuro Bantul yang telah membantu selama proses penelitian.

  8. Siswa VII A dan VII B SMP Kanisius Bambanglipuro Bantul yang membantu penulis dengan menjadi sampel penelitian.

  9. Yohana P. Mat’03, Wiwik Budiyani, Antok Banjarwaru, Dewi Cilacap P.Fis’03, Maya P. Fis’05, Agata P. Fis’03, Rita, dan Mas Antok Kedon yang telah membantu dalam pengambilan data dan dokumentasi serta pengadaan sarana dan prasarana.

  10. Para dosen, staf, dan karyawan Universitas Sanata Dharma.

  11. Semua pihak yang berada di belakang dan telah banyak membantu tanpa pamrih.

  Akhir kata, penulis berharap penelitian ini dapat memberi manfaat bagi setiap pembaca meskipun terdapat banyak kekurangan, kelemahan, dan keterbatasan. Semoga kritikan dari pembaca membangun serta menyempurnakan tulisan ini. Terima kasih.

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ v ABSTRAK ............................................................................................................ vi ABSTRACT ......................................................................................................... vii LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

  ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ............................................ viii KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi DAFTAR TABEL ................................................................................................ xv DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xix DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xx

  BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ............................................................................. 1 B. Tinjauan Pustaka ........................................................................................ 3

  1. Konstruktivisme sebagai Landasan Filsafat Pengetahuan ........................ 3

  2. Teori Belajar Kognitif Gestalt sebagai Landasan Teori dalam Pembelajaran .............................................................................................. 4

  3. Pendekatan Proses dalam Pembelajaran IPA .......................................... 10

  5. Pembelajaran IPA Berdasarkan Pengalaman Langsung ......................... 16

  a. Pembelajaran IPA Berdasarkan Pengalaman Langsung sebagai Bentuk Strategi Pembelajaran ............................................... 16 b. Karakteristik Pembelajaran IPA Berdasarkan

  Pengalaman Langsung ......................................................................... 17

  c. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran IPA Berdasarkan Pengalaman Langsung .................................................... 18

  d. Metode Pembelajaran IPA Berdasarkan Pengalaman Langsung...........................................................................19

  e. Prosedur Pembelajaran IPA Berdasarkan Pengalaman Langsung ......................................................................... 21

  f. Penilaian Pembelajaran IPA Berdasarkan Pengalaman Langsung ............................................................................................... 23

  6. Motivasi .................................................................................................. 23

  a. Definisi Motivasi .................................................................................. 23

  b. Aspek Motivasi .................................................................................... 24

  c. Teori Motivasi ...................................................................................... 24

  d. Motivasi Belajar IPA (Fisika) .............................................................. 25

  7. Materi Suhu dan Pengukurannya ............................................................ 27

  a. Suhu ...................................................................................................... 28

  b. Alat Ukur Suhu (Termometer) ............................................................. 31

  C. Rumusan Masalah .................................................................................... 38

  D. Batasan Masalah ....................................................................................... 38

  F. Manfaat Penelitian ................................................................................... 39

  BAB II. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ......................................................................................... 41 B. Waktu dan Tempat Penelitian .................................................................. 41 C. Partisipan Penelitian ................................................................................. 41 D. Treatment Penelitian ................................................................................ 42 E. Desain Penelitian ...................................................................................... 43 F. Metode Pengumpulan Data ...................................................................... 47 G. Instrumen Penelitian ................................................................................. 48 H. Validitas ................................................................................................... 49 I. Metode Analisis Data ............................................................................... 50 BAB III. DATA, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penelitian ............................................................................. 62 B. Data dan Analisis Data ............................................................................. 66

  1. Kemampuan – kemampuan apa yang dapat dikembangkan siswa melalui pemberian pengalaman belajar pada pokok bahasan

  “Suhu dan Pengukurannya”? ............................................................... 66

  2. Pengalaman – pengalaman apa yang diperoleh siswa melalui pembelajaran berdasarkan pengalaman langsung pada pokok bahasan

  “Suhu dan Pengukurannya”? ............................................................... 83

  3. Apakah pembelajaran berdasarkan pengalaman langsung

  “Suhu dan Pengukurannya”? ............................................................. 102

  4. Apakah pembelajaran berdasarkan pengalaman langsung meningkatkan pemahaman siswa pada pokok bahasan

  “Suhu dan Pengukurannya”? ............................................................. 105

  C. Pembahasan

  1. Kemampuan – kemampuan yang dapat dikembangkan siswa melalui pemberian pengalaman belajar pada pokok bahasan

  “Suhu dan Pengukurannya” ............................................................... 108

  2. Pengalaman – pengalaman yang diperoleh siswa melalui pembelajaran berdasarkan pengalaman langsung pada pokok bahasan “Suhu dan Pengukurannya” ..................................... 118

  3. Pembelajaran berdasarkan pengalaman langsung meningkatkan motivasi belajar fisika pada pokok bahasan

  “Suhu dan Pengukurannya” ............................................................... 154

  4. Pembelajaran berdasarkan pengalaman langsung meningkatkan pemahaman siswa pada pokok bahasan

  “Suhu dan Pengukurannya”? ............................................................. 157

  BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ............................................................................................ 162 B. Saran ....................................................................................................... 164 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 166

  

DAFTAR TABEL

  Tabel 1. Titik Tetap Bawah & Atas serta Rentang Skala dari Termometer R, C, F, & K .......................................................................................... 37

  Tabel 2. Analisis Jawaban Siswa dari LKIS ........................................................ 51 Tabel 3. Analisis Siswa Mengkomunikasikan Hasil Pengamatan secara Lisan ............................................................................................ 51 Tabel 4. Analisis Kesimpulan Siswa dari LKIS ................................................... 51 Tabel 5. Kemampuan yang dapat dikembangkan Siswa dan Realisasi Pencapaian Indikator ........................................................ 51 Tabel 6. Persentase Realisasi/Pencapaian Indikator ............................................ 52 Tabel 7. Kegiatan Belajar Siswa Kelas ......selama Pembelajaran ........................52 Tabel 8. Faktor – faktor yang Membuat Eksperimen/Studi Lapangan Berjalan

  Lancar/Tidak Lancar ............................................................................. 53 Tabel 9. Pengakuan Pengalaman Siswa setelah Mengikuti Pembelajaran .......... 53 Tabel 10. Perubahan Sikap Siswa setelah Mengikuti Pembelajaran .................... 53 Tabel 11. Format Keterlibatan Siswa ................................................................... 54 Tabel 12. Lembar Kriteria Penilaian untuk Keterlibatan Siswa selama

  Pembelajaran (Eksperimen & Studi Lapangan) ................................... 54 Tabel 13. Persentase Keterlibatan Siswa Selama Pembelajaran

  (Eksperimen/Studi Lapangan) ............................................................... 55 Tabel 14. Interval untuk Tingkat Keterlibatan Siswa/Kelas ...…………..…...… 55 Tabel 15. Tingkat Keterlibatan Siswa ….............................................................. 56

  Tabel 17. Lembar Kriteria Penilaian untuk Motivasi Belajar Fisika ................... 56 Tabel 18. Skor Motivasi Awal – Akhir Belajar Fisika ......................................... 57 Tabel 19. Perbedaan Skor Tiap Subjek ................................................................ 58 Tabel 20. Skor Pre – Post Test ............................................................................. 60 Tabel 21. Perbedaan Skor Tiap Subjek ................................................................ 60 Tabel 22. Kemampuan yang dapat dikembangkan Siswa dan Realisasi/Pencapaian dari Indikator ............................................... 82 Tabel 23. Persentase Realisasi/Pencapaian Indikator .......................................... 83 Tabel 24. Kegiatan Belajar Siswa VII A selama Pembelajaran ........................... 84 Tabel 25. Faktor – faktor yang Membuat Eksperimen

  “Suhu dan Termometer” Berjalan Lancar/Tidak Lancar .................... 85 Tabel 26. Pengakuan Pengalaman Siswa VII A setelah

  Mengikuti Pembelajaran .................................................................... 85 Tabel 27. Perubahan Sikap Siswa VII A setelah Mengikuti Pembelajaran ......... 86 Tabel 28. Kegiatan Belajar Siswa VII B selama Pembelajaran ........................... 86 Tabel 29. Faktor – faktor yang Membuat Eksperimen

  “Suhu dan Termometer” Berjalan Lancar/Tidak Lancar ................... 87 Tabel 30. Pengakuan Pengalaman Siswa VII B setelah

  Mengikuti Pembelajaran ....... ............................................................ 87 Tabel 31. Perubahan Sikap Siswa VII B setelah Mengikuti Pembelajaran ......... 88 Tabel 32. Kegiatan Belajar Siswa VII A selama Pembelajaran ........................... 88 Tabel 33. Faktor – faktor yang Membuat Studi Lapangan “Mengukur

  Suhu di Lingkungan Luar”) Berjalan Lancar/Tidak Lancar ................. 89

  Mengikuti Pembelajaran ...................................................................... 89 Tabel 35. Perubahan Sikap Siswa VII A setelah Mengikuti Pembelajaran ......... 90 Tabel 36 . Kegiatan Belajar Siswa VII B selama Pembelajaran .......................... 90 Tabel 37. Faktor – faktor yang Membuat Studi Lapangan “Mengukur

  Suhu di Lingkungan Luar” Berjalan Lancar/Tidak Lancar ................... 91 Tabel 38. Pengakuan Pengalaman Siswa VII B setelah

  Mengikuti Pembelajaran ....................................................................... 91 Tabel 39. Perubahan Sikap Siswa VII B setelah Mengikuti Pembelajaran ......... 91 Tabel 40. Kegiatan Belajar Siswa VII A selama Pembelajaran ........................... 92 Tabel 41. Faktor – faktor yang Membuat Eksperimen “Membuat Skala

  Termometer Celcius” Berjalan Lancar/Tidak Lancar............................ 93 Tabel 42. Pengakuan Pengalaman Siswa VII A setelah

  Mengikuti Pembelajaran ....................................................................... 93 Tabel 43. Perubahan Sikap Siswa VII A setelah Mengikuti Pembelajaran ......... 94 Tabel 44. Kegiatan Belajar Siswa VII B selama Pembelajaran ........................... 94 Tabel 45. Faktor – faktor yang Membuat Eksperimen “Membuat Skala

  Termometer Celcius” Berjalan Lancar/Tidak Lancar ........................... 95 Tabel 46. Pengakuan Pengalaman Siswa VII B setelah

  Mengikuti Pembelajaran ....................................................................... 95 Tabel 47. Perubahan Sikap Siswa VII B setelah Mengikuti Pembelajaran ......... 95 Tabel 48. Tingkat Keterlibatan Siswa VII A untuk Eksperimen

  “Suhu dan Termometer” ....................................................................... 96 Tabel 49. Tingkat Keterlibatan Kelas VII A untuk Eksperimen

  Tabel 50. Tingkat Keterlibatan Siswa VII B untuk Eksperimen “Suhu dan Termometer” ................................................................... 97

  Tabel 51. Tingkat Keterlibatan Kelas VII B untuk Eksperimen “Suhu dan Termometer” .................................................................... 98

  Tabel 52. Tingkat Keterlibatan Siswa VII A untuk Studi Lapangan “Mengukur Suhu di Lingkungan Luar” ............................................. 98

  Tabel 53. Tingkat Keterlibatan Kelas VII A untuk Studi Lapangan “Mengukur Suhu di Lingkungan Luar” ............................................. 99

  Tabel 54. Tingkat Keterlibatan Siswa VII B untuk Studi Lapangan “Mengukur Suhu di Lingkungan Luar” ............................................. 99

  Tabel 55. Tingkat Keterlibatan Kelas VII B untuk Studi Lapangan “Mengukur Suhu di Lingkungan Luar” ........................................... 100

  Tabel 56. Tingkat Keterlibatan Siswa VII A untuk Eksperimen “Membuat Skala Termometer Celcius” ........................................... 100

  Tabel 57. Tingkat Keterlibatan Kelas VII A untuk Eksperimen “Membuat Skala Termometer Celcius” ........................................... 101

  Tabel 58. Tingkat Keterlibatan Siswa VII B untuk Eksperimen “Membuat Skala Termometer Celcius” ........................................... 101

  Tabel 59. Tingkat Keterlibatan Kelas VII B untuk Eksperimen “Membuat Skala Termometer Celcius” ........................................... 102

  Tabel 60. Skor Kuesioner Motivasi Awal – Akhir Siswa VII A ....................... 102 Tabel 61. Skor Kuesioner Motivasi Awal – Akhir Siswa VII B ........................ 104 Tabel 62. Skor untuk Pre – Post Test Siswa VII A ............................................ 105

  

DAFTAR GAMBAR

  Gambar 1. Peta Konsep Suhu dan Pengukurannya .............................................. 27 Gambar 2. Termometer Zat Cair .......................................................................... 31 Gambar 3. Termometer R, C, F, dan K ................................................................ 37 Gambar 4. Desain Penelitian ................................................................................ 43 Gambar 5. Daerah Rejeksi untuk Motivasi Siswa ............................................... 59 Gambar 6. Daerah Rejeksi untuk Pemahaman Siswa .......................................... 61 Gambar 7. Daerah Rejeksi untuk Motivasi Siswa Kelas VII A ......................... 154 Gambar 8. Daerah Rejeksi untuk Motivasi Siswa Kelas VII B ......................... 154 Gambar 9. Daerah Rejeksi untuk Pemahaman Siswa Kelas VII A .................... 157 Gambar 10. Daerah Rejeksi untuk Pemahaman Siswa Kelas VII B .................. 157

  

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) .............................................. 167

Lampiran 2. Lembar Kinerja Ilmiah Siswa (LKIS) ....................................................... 175

Lampiran 3. Pengalaman Siswa...................................................................................... 193

Lampiran 4.Keterlibatan Siswa ...................................................................................... 199

Lampiran 5. Kuesioner Motivasi Awal .......................................................................... 202

Lampiran 6. Kuesioner Motivasi Akhir ......................................................................... 204

Lampiran 7. Soal Pre test ............................................................................................... 207

Lampiran 8. Soal Post Test............................................................................................. 210

Lampiran 9.Transkrip Pengalaman Siswa VII A ........................................................... 214

Lampiran 10. Transkrip Pengalaman Siswa VII B ........................................................ 227

Lampiran 11. Transkrip Keterlibatan Siswa VII A ........................................................ 237

Lampiran 12. Transkrip Keterlibatan Siswa VII B ........................................................ 240

Lampiran 13. LKIS yang telah diisi Siswa .................................................................... 243

Lampiran 14. Dokumentasi Kegiatan Siswa .................................................................. 261

Lampiran 15. Daftar Siswa ............................................................................................ 264

Lampiran 16. Tabel Test-T ............................................................................................ 266

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sesuai dengan prinsip belajar “Learning by Doing” (belajar sambil

  melakukan) pembelajaran wajib memperhatikan kebutuhan murid dengan melibatkan murid dalam setiap aktivitas. Kebutuhan murid yang tidak dapat diabaikan adalah pada perolehan pengalaman langsung. Melalui pengalaman langsung, murid dihadapkan pada situasi – situasi nyata dan bukan situasi pengganti sehingga memungkinkan murid untuk melakukan observasi dan beraktivitas langsung menggunakan kerja tangan sebagai bentuk dari ketrampilan psikomotorik.

  Dalam bidang IPA (fisika), pengalaman langsung tidak hanya penting tapi juga mendasar bagi pembelajaran IPA (fisika) itu sendiri. Fisika sebagai cabang dari IPA dan bagian dari sains dalam setiap aktivitasnya tidak cukup hanya melalui minds-on (berpikir rasional saja) tetapi juga harus melalui hands-on (aktivitas langsung), seperti layaknya ilmuwan ketika melakukan penyelidikan untuk menjelajah alam ini.

  Kerja ilmiah seperti kerja laboratorium dapat menjembatani dan memberi kesempatan kepada murid untuk memperoleh pengalaman langsung sebanyak mungkin. Laboratorium tidak harus laboratorium konvensional yang dimiliki ilmuwan di ruangan tertutup dengan alat dan bahan modern. Alam justru alam yang belum terpecahkan. Hal ini berlaku pula bagi pembelajaran fisika karena kegiatan laboratorium tidak harus menggunakan peralatan dan bahan modern. Dengan alat dan bahan sederhanapun kerja laboratorium tetap dapat berlangsung dengan tetap diperoleh kesamaan konseptual apabila bekerja dengan.peralatan dan bahan modern.

  Pembelajaran berdasarkan pengalaman langsung memiliki dampak yang positif bagi murid. Dengan pengalaman langsung murid melakukan pengamatan/observasi yang mampu memberikan informasi yang dapat langsung dihayati. Informasi ini memberikan pengalaman fisik bagi murid kemudian pengalaman fisik ini menjadi dasar bagi pembentukan pengetahuan. Dalam pengalaman langsung juga mendorong murid untuk belajar dengan lebih termotivasi.

  Dari uraian di atas, penulis menilai pengalaman langsung sangat dibutuhkan murid, terutama saat murid belajar fisika sebagai bagian dari ilmu empirik.

  Murid dilibatkan dalam pembelajaran dengan melakukan kerja laboratorium seperti eksperimen dan studi lapangan untuk mendapatkan pengalaman belajar sebanyak - banyaknya. Dalam penelitian ini, penulis ingin membuat desain pembelajaran sekaligus diujicobakan dengan judul “Pembelajaran tentang Suhu dan Pengukurannya Berdasarkan Pengalaman Langsung di Kelas VII SMP Kanisius Bambanglipuro Bantul”.

B. Tinjauan Pustaka

1. Konstruktivisme sebagai Landasan Filsafat Pengetahuan Konstruktivisme merupakan salah satu landasan filsafat pengetahuan.

  Sebagai filsafat pengetahuan, konstruktivisme membatasi diri pada bagaimana pengetahuan itu dibentuk dan bagaimana pengetahuan itu dianggap benar.

  Pengetahuan dibentuk melalui pengalaman menyerupai empirisme dan pengetahuan itu dapat dibenarkan bila dapat digunakan merupakan pragmantisme. Dalam pendidikan sains/IPA (fisika) sebagai ilmu empirik banyak terdapat kegiatan yang dipengaruhi oleh empirisme. Menurut Staver (1986) dalam Suparno (1997 : 27), konstruktivisme merupakan sintesis pandangan rasionalis dan empiris, yakni terjadi interaksi antara subjek dan objek, antara realitas eksternal dan internal.

  Menurut von Glaserfeld (1989) dan Matthews (1994) dalam Suparno (1997 : 18), konstruktivisme adalah salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita adalah konstruksi (bentukan) kita sendiri. Dikutip pula dalam Suparno (1997 : 20) menurut von Glasersfeld bahwa dalam proses konstruksi, diperlukan beberapa kemampuan sebagai berikut: (1) kemampuan mengingat dan mengungkapkan kembali pengalaman, (2) kemampuan membandingkan, mengambil keputusan, (justifikasi) mengenai persamaan dan perbedaan, dan (3) kemampuan untuk lebih menyukai pengalaman yang satu dari pada yang lain.

  Dalam konstruktivisme, tujuan pembelajaran lebih pada bagaimana kita konstruktivisme, aspek penting dalam pendidikan adalah bahwa dalam proses belajar siswa harus terlibat aktif. Siswalah yang harus aktif mengembangkan pengetahuannya dan bertanggung jawab terhadap hasil belajar mereka.

  Pengetahuan yang banyak terdapat dalam fisika adalah pengetahuan fisik dan pengetahuan logika matematik. Sesuai dengan konstruktivisme, kedua pengetahuan ini tidak dapat secara utuh dipindahkan dari pikiran guru ke pikiran murid atau tidak dapat diteruskan dalam bentuk sudah jadi. Setiap anak harus membangun sendiri pengetahuan – pengetahuan itu.

2. Teori Belajar Kognitif Gestalt sebagai Landasan Teori dalam Pembelajaran

  • – Teori belajar kognitif menekankan pada cara cara seseorang menggunakan pikirannya untuk belajar, mengingat, dan menggunakan pengetahuan yang telah diperoleh dan disimpan dalam pikirannya secara efektif. Oleh karena itu dalam teori belajar kognitif siswa belajar bagaimana informasi diperoleh, dipresentasikan dan ditransformasikan sebagai pengetahuan yang melibatkan proses – proses mental/pikiran di dalamnya.

  Teori belajar kognitif berkembang dengan ditandai lahirnya teori Gestalt oleh Kurt Koffka, Wolfgang Kohler, dan Wertheimer. Teori belajar kognitif dikembangkan dari studi pengamatan sampai pada pemahaman (insight) yang melibatkan suatu aktivitas di dalamnya. Ini menunjuk pada kegiatan “si belajar” dalam pengorganisasian dunianya sendiri.

  Gestalt memiliki istilah dan arti bermacam – macam dalam berbagai

  

configurationism (konfigurasi), whole psychology (psikologi keseluruhan), hal,

  peristiwa, hakekat, esensi, totalitas, dsb. Oleh karena itu, para ahli sepakat untuk tetap menggunakan istilah “Gestalt” tanpa menerjemahkannya ke dalam bahasa lain.

  Gestalt mempunyai pandangan bahwa pengamatan adalah pintu pengembangan kognisi. Pendapat ini didasarkan atas kenyataan bahwa apa yang dipikirkan dan dipelajari merupakan hasil pengamatan; bahwa berpikir dan belajar pada hakekatnya pengubahan struktur kognisi. Di dalam gestalt terdapat hukum – hukum dalam pengamatan yang dalam penerapannya mampu membuat terjadinya perubahan pada struktur kognisi seseorang. Menurut Mappa dkk.

  (1984 : 9), hukum – hukum yang berlaku dalam bidang pengamatan juga berlaku dalam bidang berpikir dan belajar. Kelima hukum gestalt dalam pengamatan sbb: 1) Hukum Pragnanz (penuh arti)

  Hukum ini menyatakan bahwa pengamatan terhadap suatu objek cenderung untuk dikaitkan dengan suatu yang mempunyai arti dilihat dari susunan, bentuk, ukuran, warna, dsb. 2) Hukum Kesamaan (Law of Similarity)

  Hukum ini menyatakan bahwa hal yang sama cenderung untuk membentuk gestalt, misalnya deretan tegak lurus ataukah barisan sejajar sebagai kesatuan/keseluruhan. 3) Hukum Keterdekatan/Kecenderungan (Law of Proximity)

  Hukum ini menyatakan bahwa hal – hal yang saling berdekatan cenderung membentuk gestalt. Misalnya, kita cenderung mengamati a-b, c-d, e-f sebagai gestalt daripada a-f, ataupun d-f. 4) Hukum Ketertutupan (Law of Closure)

  Hukum ini menyatakan bahwa hal – hal yang tertutup cenderung membentuk gestalt. Misalnya, kita cenderung mengamati b-c dan d-e dari pada a-b atau c-d dan e-f. 5) Hukum Kontinuitas (Law of Good Continuation)

  Hukum ini menyatakan bahwa hal – hal yang merupakan kontinuitas cenderung membentuk gestalt. Misalnya, kita cenderung mengamati a-b dan c-d daripada a-c ataupun b-d.

  Teori gestalt juga menekankan seseorang belajar sampai pada taraf pemahaman. Teori ini menganggap bahwa wawasan (insight) adalah inti dari belajar oleh karena apa yang telah dipelajari hendaknya dimengerti dan dipahami. Kondisi pemahaman tergantung pada:

  a) Kemampuan dasar seseorang yang selanjutnya tergantung pada usia, perbedaan individual.

  b) Pengalaman masa lampau yang relevan.

  c) Pengaturan situasi yang dihadapi d) Pemahaman didahului oleh periode mencari dan mencoba.

  e) Adanya pemahaman menyebabkan pemecahan masalah dapat diulangi dengan mudah.

  Menurut pandangan gestaltis, semua kegiatan belajar menggunakan pemahaman yang melibatkan hubungan antara bagian dan keseluruhan dimana tingkat kejelasan dan keberartian dari apa yang diamati dalam situasi belajar adalah lebih untuk meningkatkan kemampuan belajar anak. Perbuatan belajar tidak berlangsung seketika tetapi berproses kepada hal – hal yang esensial, sehingga aktivitas belajar itu akan menimbulkan makna yang berarti sehingga sampai pada pemahaman.

  Pokok pandangan Gestalt adalah objek/peristiwa tertentu akan dipandang sebagai sesuatu keseluruhan yang terorganisasikan. Menurut Koffka & Kohler terdapat 7 prinsip organisasi yang sangat penting

  . Prinsip prinsip itu adalah sbb: 1) Hubungan bentuk & (2) latar (figure & ground relationship)

  • – (http://bambangriyantomath.wordpress.com/2009/05/29/teori-belajar-gestatl/)

  Hubungan ini menganggap bahwa setiap bidang pengamatan dapat dibagi 2 yaitu figure (bentuk) dan latar belakang. Penampilan suatu objek seperti ukuran, potongan, warna, dsb. membedakan figure dari latar belakang. Bila

  figure dan latar belakang bersifat samar – samar maka akan terjadi kekaburan penafsiran antara latar dan figure.

  2) Kedekatan (proximity) Unsur – unsur yang saling berdekatan (baik waktu maupun ruang) dalam bidang pengamatan akan dipandang sebagai bentuk tertentu.

  3) Kesamaan (similarity)

  Sesuatu yang memiliki kesamaan cenderung akan dipandang sebagai objek yang saling memiliki.

  4) Arah bersama (common direction) Unsur – unsur bidang pengamatan yang berada dalam arah yang sama cenderung akan dipersepsi sebagai suatu figure/bentuk tertentu.

  5) Kesederhanaan (simplicity) Orang cenderung menata bidang pengamatannya kepada bentuk yang sederhana.

  7) Ketertutupan (closure) Orang cenderung akan mengisi kekosongan suatu pola objek/pengamatan yang tidak lengkap.

  Dalam pembelajaran sesuai teori Gestalt, siswa terlibat secara langsung guna memperoleh pemahaman (insight) untuk memecahkan persoalan. Perilaku siswa tergantung pada pemahaman dimana keseluruhan lebih bermakna daripada unsur - unsur, maka aplikasinya dalam pembelajaran a.l:

  1. Pengalaman tilikan (insight) Pengalaman tilikan memegang peranan penting dalam perilaku. Dalam proses pembelajaran, hendaknya peserta didik memiliki kemampuan tilikan yaitu kemampuan mengenal keterkaitan unsur – unsur dalam suatu objek/peristiwa.

  2. Pembelajaran yang bermakna (meaningful learning) Kebermaknaan unsur – unsur yang terkait akan menunjang pembentukan dan semakin logis dengan proses kehidupannya maka akan semakin efektif sesuatu yang dipelajari.

  3. Perilaku bertujuan (purposive behavior) Perilaku terarah pada tujuan karena perilaku bukan hanya terjadi akibat hubungan stimulus-respons, tetapi ada keterkaitannya dengan tujuan yang ingin dicapai. Proses pembelajaran akan efektif jika peserta didik mengenal tujuan yang ingin dicapai sehingga guru hendaknya menyadari tujuan sebagai arah aktivitas pengajarannya dan membantu siswa memahami tujuannya.

  4. Prinsip ruang hidup (life space) Perilaku individu memiliki keterkaitan dengan lingkungan dimana ia berada. Dalam pembelajaran hendaknya materi yang diajarkan memiliki keterkaitan dengan situasi dan kondisi lingkungan kehidupan siswa.

  5. Transfer dalam belajar Pengertiannya adalah pemindahan pola – pola perilaku dalam situasi pembelajaran tertentu ke situasi lain. Menurut pandangan Gestalt, transfer belajar terjadi dengan jalan melepaskan pengertian objek dari suatu konfigurasi dalam situasi tertentu untuk kemudian menempatkan dalam situasi konfigurasi lain dalam tata susunan yang tepat. Oleh karena itu sangat penting supaya siswa dapat menangkap prinsip – prinsip pokok dari suatu persoalan untuk menemukan generalisasi sehingga dapat digunakan untuk memecahkan

  . (http://teori gestalt.blogspot.com/2009/04/teori-belajar-

  masalah dalam situasi lain

  gestalt.html)

3. Pendekatan Proses dalam Pembelajaran IPA

  Pendekatan dalam pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak/sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih umum, di dalamnya mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoritis tertentu

  (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/09/12/pengertian-pendekatan-strategi-metode- teknik-taktik-danmodel-pembelajaran/).

  Pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran IPA adalah pendekatan proses atau sering disebut juga dengan ketrampilan proses yang berorientasi/berpusat pada siswa. Pendekatan proses merupakan pendekatan yang menekankan/melatih bagaimana cara memperoleh produk IPA, sehingga operasional pembelajarannya selalu terdapat aktivitas/bernuansa proses IPA. Menurut Subiyanto (1988), ketrampilan proses merupakan suatu pendekatan yang memberi banyak kesempatan bagi siswa untuk melakukan dan berlaku layaknya ilmuwan. Sedikit membaca tetapi banyak terlibat dalam benda – benda konkret dan lebih banyak melakukan segala sesuatu terhadap benda – benda tersebut.

  Ketrampilan proses sains (fisika) dibedakan dalam 2 bagian besar, yakni ketrampilan dasar proses sains mulai dari observasi sampai dengan meramal dan ketrampilan terpadu (terintegrasi) proses sains, dari identifikasi variabel sampai dengan yang paling kompleks yakni eksperimen. Ketrampilan proses dasar merupakan dasar intelektual untuk memecahkan masalah, sedangkan ketrampilan proses terpadu merupakan alat yang siap pakai jika orang harus memecahkan masalah.

a. Ketrampilan Proses Dasar Sains

  Ketrampilan ini meliputi:

  1. Observasi Observasi merupakan ketrampilan paling dasar dalam IPA karena muncul rasa ingin tahu, pertanyaan, pemikiran, interpretasi tentang lingkungan, dan investigasi lebih lanjut dengan penggunaan indera untuk memperoleh informasi. Terdapat 2 macam observasi:

  • Observasi kualitatif, hanya menggunakan indera untuk memperoleh informasi, contoh: rasa asin, bunga itu merah, dll.
  • Observasi kuantitatif, mengacu pada satuan standar tertentu, contoh: tinggi anak itu 175cm, suhu air 26 C, dsb.

  2. Klasifikasi Klasifikasi mempunyai ciri adanya keteraturan sehingga terjadi penggolong – golongan objek dengan melihat saling keterkaitan satu dengan yang lain. Klasifikasi adalah ketrampilan proses yang merupakan inti untuk pembentukan konsep. Contoh: penggolongan berdasarkan ukuran, bentuk, warna, sifat, dll.

  3. Komunikasi Metode komunikasi dalam IPA contohnya dengan grafik, simbol, pola, diagram, demonstrasi visual, perkataan baik lisan maupun tulisan.

  Pengukuran dengan alat ukur, seperti: timbangan, mistar, termometer, dll.

  5. Prediksi Prediksi adalah ramalan tentang observasi masa depan. Prediksi didasarkan pada observasi yang seksama dan penarikan kesimpulan yang sahih mengenai hubungan – hubungan antara peristiwa yang diobservasi.

  6. Penarikan kesimpulan Penarikan kesimpulan adalah penjelasan/interpretasi suatu observasi.

b. Ketrampilan Proses Terpadu (Terintegrasi)

  Ketrampilan ini meliputi:

  1. Mengidentifikasi variabel Mengidentifikasi variabel merupakan ketrampilan proses yang diperlukan apabila seseorang akan melakukan suatu investigasi. Variabel adalah sesuatu yang dapat berubah dalam suatu situasi.

  2. Menyusun tabel data Pengukuran – pengukuran yang diperoleh dalam suatu investigasi disebut data. Agar dapat diolah lebih lanjut data itu disusun dalam tabel.

  3. Menyusun grafik Gambar seringkali memberi lebih banyak informasi daripada kalimat – kalimat sehingga mudah dikomunikasikan seperti grafik. Sumbu x dan y mewakili variabel tertentu.

  Data yang diperoleh diolah lewat suatu investigasi/eksperimen dengan suatu observasi.

  5. Menggambarkan hubungan diantara variabel – variabel Grafik yang telah didapat ditafsirkan supaya diketahui hubungan antar variabel.

  6. Mengalisis investigasi Analisis investigasi meliputi:

  • Mengidentifikasi variabel – variabel bebas, terikat, dan terkendalikan dalam suatu eksperimen
  • Mengidentifikasi hipotesis yang akan diuji jika dilengkapi dengan deskripsi suatu investigasi.

  7. Menyusun hipotesis Hipotesis adalah suatu dugaan mengenai apa pengaruh variabel bebas pada variabel terikat. Hipotesis juga merupakan pedoman bagi investigasi mengenai data apa saja yang harus dikumpulkan. Contoh: “Jika......, maka......”. Anak kalimat I berkaitan dengan variabel bebas dan anak kalimat II merupakan variabel terikat.