Konflik batin tokoh Setadewa dalam novel Burung-burung Manyar karya Yb. Mangunwijaya dan implementasinya dalam pembelajaran sastra di SMA : suatu tinjauan psikologi sastra - USD Repository

KONFLIK BATIN TOKOH SETADEWA DALAM NOVEL

  

DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN

SASTRA DI SMA

(SUATU TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA)

  

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

  

Disusun oleh:

Agustina Galuh Prabaningtyas

NIM: 091224036

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

  

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKLUTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

KONFLIK BATIN TOKOH SETADEWA DALAM NOVEL

  

DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN

SASTRA DI SMA

(SUATU TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA)

  

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

  

Disusun oleh:

Agustina Galuh Prabaningtyas

NIM: 091224036

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

KONFLIK BATIN TOKOH SETADEWA DALAM NOVEL

  

DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN

SASTRA DI SMA

(SUATU TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA)

  

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

  

Disusun oleh:

Agustina Galuh Prabaningtyas

NIM: 091224036

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

  

PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan untuk: Tuhan Yesus dan Bunda Maria Bapak Ignatius Subagio dan Ibu MB. Rahayu Kakakku Gregorius Galih Prabowo Saudara, Sahabatku dan Aldeantoro yang mendukungku

  

Motto

  “Pengetahuan diperoleh dengan belajar, kepercayaan dengan keraguan, keahlian dengan berlatih, dan cinta dengan mencintai” (Thomas Szasz)

  “Pekerjaan hebat tidak dilakukan dengan kekuatan, tapi dengan ketekunan dan kegigihan” (Samuel Jhonson)

  “Kita hidup untuk saat ini, kita bermimpi untuk masa depan, dan belajar untuk kebenaran abadi” (Chiang Kai Shek)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta,19 November 2013 Penulis Agustina Galuh Prabaningtyas

  

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

  Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Agustina Galuh Prabaningtyas NIM : 091224036

  Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

  

KONFLIK BATIN TOKOH SETADEWA DALAM NOVEL BURUNG-

BURUNG MANYAR KARYA YB. MANGUNWIJAYA DAN

  

IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA

(SUATU TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA)

  Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengolalanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberi royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

  Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

  Yogyakart, 19 November 2013 Yang Menyatakan

  

ABSTRAK

  Prabaningtyas, Agustina Galuh. Konflik Batin Tokoh Setadewa dalam Novel

  Burung-burung Manyar Karya YB. Mangunwijaya dan Implementasinya dalam Pembelajaran Sastra di SMA (Suatu Tinjauan Psikologi Sastra) .

  Skripsi. Yogyakarta: PBSI, FKIP, Universitas Sanata Dharma.

  Penelitian ini mengkaji Konfik Batin Tokoh Setadewa dalam novel

  

Burung-burung Manyar karya YB. Mangunwijaya dan implementasinya dalam

Pembelajaran Sastra di SMA (Suatu Tinjauan Psikologi Sastra) . Pendekatan yang

  digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan psikologi sastra. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan alur, latar, karakteristik tokoh dan konflik batin yang dialami tokoh Setadewa, serta implementasi dalam pembelajaran sastra di SMA.

  Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis. Dengan mengguakan metode ini, peneliti membagi tiga tahap. Pertama, peneliti menganalisis alur, latar, dan karakteristik tokoh Setadewa dalam novel

  

Burung-burung Manyar . Kedua, peneliti menggunakan hasil analisis pertama

  untuk menggali konflik batin yang dialami oleh tokoh Setadewa. Ketiga, implementasi novel Burng-burung Manyar untuk pembelajaran sastra di SMA.

  Analisis struktur novel Burung-burung Manyar meliputi alur, latar dan karakteristik tokoh utama. Watak dari Setadewa sebagai tokoh utama dalam novel

  

Burung-burung Manyar yaitu jujur, setia, liar, pemberontak, dan berani. Latar

  tempat yang membuat terbentuknya konflik batin yang dialami tokoh Setadewa adalah Dalem, Tanah Abang (Jakarta), Magelang, Istana Soekarno. Latar waktu yang mempengaruhi konflik batin tokoh Setadewa adalah tahun 1944 ayahnya ditangkap oleh Jepang; tahun 1945 wanita yang Setadewa sayangi, yaitu Atik berpihak kepada Republik; tahun 1968—1978. Latar sosial dalam novel ini menggambarkan kehidupan masyarakat di zaman penjajahan Belanda dan Jepang. Tema novel ini adalah perjuangan hidup seorang pria untuk memperoleh kehidupan yang layak.

  Dari hasil analisis psikologi sastra dapat disimpulkan bahwa kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan memiliki dan cinta, kebutuhan akan penghargaan, dan kebutuhan akan aktualisasi diri tidak terpenuhi XII semester I. implementasi pembelajaran sastra di SMA yaitu Menanggapi

  

pembacaan penggalan novel dari segi vokal, intonasi, dan penghayatan ,

Menjelaskan unsur-unsur intrinsik dari pembacaan penggalan novel.

  

ABSTRACT

  Prabaningtyas, Agustina Galuh. Setadewa’s Inner Conflicts in the Novel Burung-

  Burung Manyar Written by YB. Mangunwijaya and the Implementation in Literature Learning in Senior High Schools (A Psychological Literature Review). Thesis. Yogyakarta: PBSI, FKIP, Sanata Dharma University.

  This research examined Setadewa’s Inner Conflicts in the Novel Burung- Burung Manyar Written by YB. Mangunwijaya and the Implementation in Literature Learning in Senior High Schools (A Psychological Literature Review).

  The approach used in this research was psychological literature approach. This research was aimed to describe the plots, settings, character’s characteristics, and inner conflicts experienced by Setadewa, and the implementation in literature learning in Senior High Schools.

  The method used in this research was descriptive analysis method. Using this method, the researcher divided it into three steps. First, the researcher analyzed the plots, settings, and Setadewa’s characteristics in the novel Burung-

  

Burung Manyar . Second, the researcher usedthe results of the first analysis to dig

  up the inner conflicts experienced by Setadewa. Third, the implementation of the novel Burung-Burung Manyar was for literature learning in Senior High Schools.

  The structural analysis of the novel Burung-Burung Manyar included the plots, settings, and main character’s characteristics. Setadewa, the main character in the novel Burung-Burung Manyar was honest, faithful, wild, rebellious, and brave. The places that created Setadewa’s inner conflicts were Dalem, Tanah Abang (Jakarta), Magelang, Istana Soekarno. The time settings that influenced Setadewa’s inner conflicts were the year of 1944, his father was caught by Japan; in 1945, Atik, someone whom Setadewa loved, took side with the Republic; from 1968 until 1978. The social settings in this novel described the life of society occupied by The Netherlands and Japan. The theme of this novel was a man’s life struggle for his proper life.

  Based on the results of psychological literature analysis, it could be concluded that Setadewa’s physiological needs, needs for feeling secure, needs for possessing and love, needs for appreciation, and needs for self-actualization were not fulfilled. Consequently, it made him afraid, unconfident, emotional, and frustrated.

  Based on the analysis results of the novel Burung-Burung Manyar, it could be concluded that this novel could be used in literature learning in Senior High

KATA PENGANTAR

  Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmatNya, maka skripsi ini dapat terselesaikan. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

  Peneliti menyadari bahwa proses menyususn penelitian ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

  1. Dr. Yuliana Setiyaningsih selaku Ketua Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia; Rohandi, Ph.D., selaku Dekan FKIP yang telah memberikan kesempatan dan berbagai kemudahan berkaitan dengan penyususnan skripsi ini.

  2. Setya Tri Nugraha, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pembimbing I yang telah membimbing penulis dengan penuh kesabaran dari awal hingga penulisan skripsi ini selesai.

  3. Drs. B. Rahmanto, M.Hum. selaku dosen pembimbing II yang selalu memberi masuk penulis dalam menyusus skripsi dari awal hingga penulisan skripsi ini selesai.

  4. Dosen-dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah membekali ilmu sehingga penulis dapat menyelesaikan studi di Univeritas Sanata Dharma.

  5. Karyawan sekretariat PBSI, FKIP yang dengan ramah telah mempelancar urusan akademik dan administrasi perkuliahan yang diperlukan penulis.

  6. Bapak Ignatius Subagio dan Ibu Maria Bernadheta Rahayu yang telah mendukung penulis baik secara material dan spiritual kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

  7. Teman-teman PBSI angkatan 2009, mitra PUSD, Gregorius Galih memberi dukungan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

  8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, namun telah banyak memberi dukungan dan perhatian sampai terselesaikannya skripsi ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu, berbagai saran, masukan dan kritik yang membangun demi sempurnanya skripsi ini agar lebih baik dan bermanfaat sangat penulis harapkan. Semoga berkat dan rahmat Tuhan selalu menyertai setiap langkah kita. Amin

  Penulis Agustina Galuh Prabaningtyas

  DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL……………………………………………………………

  i

  HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………………………………

  ii

  

HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………………. iii

HALAMAN PERSEMBAHAN……………………………………………….. iv

MOTTO………………………………………………………………………… v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………………………………………. vi

LEMBAR PERNYATAAN PUBLIKASI…………………………………….

  vii

  

ABSTRAK……………………………………………………………………… viii

ABSTRACT…………………………………………………………………….. x

KATA PENGANTAR………………………………………………………….

  xi

  

DAFTAR ISI…………………………………………………………………… xiii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………….

  1 1.1 Latar Belakang………………………………………………….

  1 1.2 Rumusan Masalah……………………………………………...

  5

  1.3 Tujuan Penelitian………………………………………………

  5 1.4 Manfaat Penelitian………………………………………….....

  6 1.5 Batasan Istilah………………………………………………….

  6 1.6 Sistematika Penyajian………………………………………….

  7

  2.2.1 Tokoh…………………………………………………….

  11 2.2.2 Perwatakan……………………………………………….

  12 2.2.3 Alur……………………………………………………….

  20

  2.2.4 Latar………………………………………………………

  23 2.3 Teori Psikologi…………………………………………............

  24 2.4 Pembelajaran Sastra di SMA………………………….............

  33 KTSP……………………………………………………………

  35

  2.4.1 Silabus……………………………………………………

  36 2.4.2 RPP……………………………………………………….

  41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN…………………………………..

  45

  3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian………………………………

  45 3.2 Metode Penelitian……………………………………………...

  45

  3.3 Sumber Data……………………………………………………

  46 3.4 Teknik Pengumpulan Data……………………………...........

  47 3.5 Teknik Analisis Data…………………………………………..

  47 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ANALISIS NOVEL BURUNG-BURUNG MANYAR………………………….

  48

  4.1 Alur………………………………………………………………

  48 4.1.1 Paparan…………………………………………… ……...

  50 4.1.2 Rangsangan……………………………………………….

  51 4.1.3 Gawatan…………………………………………………. .

  52 4.1.4 Tikaian…………………………………………………….

  53

  4.1.5 Rumitan……………………………………………………

  54

  4.2.1 LatarTempat…………………………………………….......

  64 4.2.2 Latar Waktu……………………………………………….

  71 4.2.3 Latar Sosial………………………………………………. .

  76 4.3 Keterkaitan Antarunsur Latar…………………………………….

  82 4.4 Analisis Karakteristik Tokoh Setadewa………………………….

  89

  4.4.1 Metode Langsung…………………………………………

  90 4.4.2 Metode Tidak Langsung………………………………….

  96

  4.5 Analisis Psikologi Tokoh Setadewa………………………….. 105

  4.5.1 Analisis konflik batin terkait dengan latar…………… 105

  4.5.2 Analisis konflik batin terkait dengan alur…………… 107

  4.6 Analisis konflik batin menggunakan teori AbrahamMaslow……………………………………………… 111

  4.6.1 Kebutuhan Akan Fisiologis…………………………… 112

  4.6.2 Kebutuhan Akan Keamanan…………………………… 113

  4.6.3 Kebutuhan Akan Cinta dan Memiliki…………………... 116

  4.6.4 Kebutuhan Akan Penghargaan…………………………. 119

  4.6.5 Kebutuhan Akan Aktualisasi diri…………………………. 122

  4.7 Akibat Tidak Terpenuhi Kebutuhan Dasar……………………… 125

  4.7.1 Rasa Takut (Kebutuhan akan keamanan dan cinta)……………………………………………………… 126

  4.7.2 Tidak Percaya Diri (Kebutuhan akan cinta ) …………………………………. 127

  4.7.3 Emosional (Kebutuhan akan penghargaan)…………………………………….. ……… 128

  4.7.4 Frustasi (Kebutuhan akan fisiologis, keamanan, cinta, penghargaan dan aktualisasi diri)………………………………………………………. 128

  5.1.2 RPP…………………………………………………………….. 141

  

BAB VI PENUTUP…………………………………………………………... 184

  6.1 Kesimpulan…………………………………………………….. 184

  6.2 Implikas…………………………………………………............. 185

  6.3 Saran……………………………………………………………. 186 DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….

  187

  LAMPIRAN……………………………………………………………………… BIODATA………………………………………………………………………...

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  Sastra adalah karya lisan atau tertulis yang memiliki berbagai ciri keunggulan seperti keorisinalan, keartistikan, keindahan dalam isi dan ungkapnya (Sudjiman, 1990:71). Karya sastra dibangun oleh pengarangnya sebagai hasil rekaman kreatifnya berdasarkan perenungan, penafsiran, penghayatan hidup terhadap realitas sosial dan lingkungan masyarakat di mana pengarang itu hidup dan berkembang (Sumardjo, 1984:15).

  Menurut KBBI (2007:1002) sastrawan adalah ahli sastra, pujangga; pengarang prosa dan puisi; (orang) pandai-pandai; cerdik cendekia disebut sastrawan. Salah satu sastrawan Indonesia yang karya sastranya memberi pengaruh terhadap perkembangan sastra di Indonesia yaitu YB. Mangunwijaya yang juga sebagai rohaniwan, arsitek, budayawan, sastrawan dan aktivis. Karya sastra khususnya novel yang telah dihasilkan oleh YB Mangunwijaya yaitu Burung-Burung Manyar (1981), Romo

  (1981), Ikan-Ikan Hiu, Ido, Homa (1983), Balada Becak (1985), Durga

  Rahadi

Umayi (1985), Rara Mendut, Genduk Duku, Lusi Lindri, novel trilogi, dimuat 1982-

  1987, Burung-Burung Rantau (1992), Balada dara-dara Mendut (1993). Beliau juga

  2

  1996. Mangunwijaya mampu menggambarkan situasi yang sedang terjadi melalui karya sastranya. Beliau termasuk sastrawan angkatan tahun 1980-an yang di mana karya-karyanya berlatar belakang sejarah Indonesia.

  Karya sastra YB Mangunwijya ini sudah banyak diteliti dengan berbagai pendekatan. Macam-macam pendekatan dalam karya sastra yaitu pendekatan struktural, pendekatan semiotik, pendekatan psikologis, pendekatan sosiologis, pendekatan feminisme, pendekatan postkolonialisme,dll. Karya sastra YB Mangunwijaya khususnya novel yang telah diteliti dengan berbagai pendekatan yaitu novel Durga Umayi dengan judul “Gaya dan Fungsinya dalam Novel Durga Umayi

  

Karya YB . Mangunwijaya (suatu Kajian Stilistika) oleh Alfian Rokhmansyah 2009.

  Selanjutnya Novel Burung-burung Rantau dengan judul “Multikuturalisme dalam

  

Novel Burung-burung Rantau dengan Analisis Semiotik Karya YB. Mangunwijaya

  oleh Ali Imron-Ma’ruf, 2011, dan novel Trilogi dengan judul “Pemberontakan

  

Perempuan dalam novel (Analisis Wacana Novel Trilogi Rara Mendut, Genduk duku,

dan Lusi Lindri Karya YB. Mangunwijaya” oleh Rohmadtika Dita 2012.

  Tjahjono (1988:159) mengatakan, sastra dibagi tiga genre yaitu drama, puisi, dan prosa. Prosa yang merupakan salah satu gener sastra dibagi menjadi dua, yaitu prosa fiksi dan prosa non fiksi. Novel termasuk salah satu dalam prosa fiksi. Novel adalah cerita yang mengisahkan bagian penting dari episode kehidupan manusia dan diikuti perubahan nasib. (Sudjiman 1990:55) novel adalah prosa rekaan yang

  3

  panjang, yang menyuguhkan tokoh-tokoh dan menampilkan serangkaian peristiwa dan latar secara tersusun.

  Memahami karya sastra dapat dilakukan dengan menganalisis unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik yaitu unsur yang membangun sebuah karya sastra dari dalam karya sastra itu sendiri, sedangkan unsur ekstrinsik yaitu unsur yang membangun sebuah karya dari luar karya sastra tersebut.

  Dalam pembelajaran Bahasa Indonesaia di SMA materi mengenai sastra juga terdapat di dalam kurikulum yang wajib diajarkan oleh guru. Salah satu karya sastra yang wajib diajarkan oleh guru yaitu novel. Karya sastra seperti novel ini banyak pesan moral yang terkandung dalam ceritanya. Dengan demikian, siswa diharapkan dapat mengambil pesan-pesan dalam novel tersebut dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

  Peneliti memilih novel yang berjudul Burung-burung Manyar karya Y.B Mangunwijaya karena dapat diterapkan di dalam pembelajaran sastra dan isi dari novel ini menceritakan zaman penjajahan Belanda dan Jepang. Cerita ini dikemas sedemikian sehingga dapat menarik pembaca dan menambah wawasan mengenai sejarah dilihat dari sudut pandang sastra. Tidak hanya itu novel ini juga menceritakan kisah cinta Setadewa atau kerap dipanggil Teto dan Atik yang tidak pernah menyatu.

  Dalam novel ini juga menceritakan kebiasaan yang dilakukan burung manyar jantan setelah dewasa akan merakit sarang dan manyar betina hanya memilih yang mereka sukai. Bagi sarang manyar jantan yang tidak terpilih akan kecewa dan

  4

  tidak terpilih. Kesedihan dan kegagalan yang dialami oleh manyar jantan juga dialami oleh Seta ketika mengetahui bahwa Atik yang selama ini diidamkannya telah menjadi milik orang lain. Namun Seta lekas bangkit dan berusaha menerima Atik sebagai adik angkatnya.

  Berdasarkan fenomena tersebut peneliti tertarik untuk menganalisis konflik batin tokoh utama yang ditinjau dari segi psikologis dalam menghadapi kenyataan hidupnya. Fokus penelitian ini pada aspek karakterisasi tokoh Setadewa dalam novel

  

Burung-burung Manyar karya Y.B Mangunwijaya. Selain karakterisasi, pembahasan

  akan diarahkan pada konflik batin tokoh utama dalam novel ini. Setelah mengetahui tentang karakterisasi dan konflik batin, dalam penelitian ini juga dipaparkan implementasi hasil untuk pembelajaran. Hasil dari analisis konflik batin ini akan digunakan sebagai materi pembelajaran sastra SMA untuk kelas XII.

  Kajian yang digunakan dalam penelitian adalah menggunakan pendekatan psikologis ditinjau dari sisi perspektif kepribadian humanistik Abraham Maslow.

  Pendekatan ini dipilih karena berkaitan dengan psikologi tokoh utama yaitu Setadewa. Pendekatan ini akan membahas mengenai lima tahapan yang berakhir apa aktualisasi diri. Tahapan yang pertama fisiologi, keamaman, cinta dan keberadaan, penghargaan, dan aktualisasi diri. Dalam penelitian ini, khususnya tokoh Setadewa harus berupaya memenuhi dan mengekspresikan dirinya yang kerap kali terhambat oleh dirinya dan lingkungan. Selanjutnya hasil analisis ini akan diimplementasikan di dalam pembelajaran sastra di SMA.

  5

  1.2 Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang di atas, masalah yang akan diteliti pada penelitian ini adalah:

  1. Bagaimana alur dan latar dalam novel Burung-burung Manyar karya Y.B Mangunwijaya?

  2. Bagaimanakah karakteristik tokoh Setadewa dalam novel Burung-burung

  Manyar karya Y.B Mangunwijaya?

  3. Bagaimanakah konfik batin tokoh Setadewa dalam novel Burung-burung

  Manyar karya Y.B Mangunwijaya?

  4. Bagaimanakah implementasi hasil analisis dengan pendekatan psikologi sastra tokoh Setadewa dalam novel Burung-burung Manyar karya Y.B Mangunwijaya dalam pembelajaran sastra di SMA?

  1.3 Tujuan Penelitian

  Berdasarkan rumusan masalah di atas, peneliti mendeskripsikan empat tujuan, yaitu:

  1. Mendeskripsikan alur dan latar dalam novel Burung-burung Manyar karya Y.B Mangunwijaya

  2. Mendeskripsikan karakteristik tokoh Setadewa dalam novel Burung-burung

  6

  3. Mendeskripsikan konfik batin tokoh setadewa dalam novel Burung-burung

  Manyar karya Y.B Mangunwijaya

  4. Mendeskripsikan implementasi hasil analisis dengan pendekatan psikologis tokoh Setadewa dalam novel Burung-burung Manyar karya Y.B Mangunwijaya dalam pembelajaran sastra di SMA

  1.4 Manfaat Penelitian

  Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan sumbangan untuk:

  1. Menambah kajian kritik sastra dengan pendekatan psikologis sastra.

  2. Memberikan sumbangan bagi pembelajaran di SMA khususnya yang berkaitan dengan sastra.

  1.5 Batasan Istilah

  Dalam penelitian ini terdapat batasan istilah yang bertujuan menghindari salah tafsir. Batasan istilah tersebut adalah :

  1. Pedekatan psikologi merupakan penelaahaan sastra yang menekankan pada segi-segi psikologi yang terdapat dalam suatu kraya sastra yang dapat diarahkan kepada pengarang, pembaca, dan teks sendiri (karya). Selain itu psikologi juga mempelajari proses-proses kejiwaan maka psikologi dapat diikutsertakan dalam studi sastra. Hal ini disebabkan jiwa manusia

  7

  2. Karakteristik adalah karakterisasi atau dalam bahasa Inggris

  characterization , berarti pemeranan, pelukisan watak. Metode karakterisasi

  dalam telaah karya sastra adalah metode melukiskan watak para tokoh yang terdapat dalam suatu karya fiksi. (Minderop, 2005:2).

  3. Konfik batin adalah keadaan pertentangan antara dorongan-dorongan yang berlawanan, tetapi ada sekaligus bersama-sama pada diri seseorang (Heerdjan,1987:31)

  4. Novel adalah Prosa rekaan yang panjang, yang menyuguhkan tokoh-tokoh dan menampilkan serangkaian peristiwa dan latar secara tersusun. Istilah lain: Roman.(Sudjiman, 1990:55).

  5. Implementasi adalah bermuara pada aktivitas, aksi, tindakan, atau adanya mekanisme suatu sistem. Implementasi bukan sekedar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana untuk mencapai tujuan kegiatan (Usman, 200:70).

1.6 Sistematika Penyajian

  Dalam penelitian ini terdiri dari enam bab. Bab I yaitu pendahuluan yang bersisi tentang latar belakang masalah yang akan diteliti mengenai psikologi tokoh Setadewa dalam novel Burung-burung Manyar karya Y.B Mangunwijaya (suatu tinjauan psikologis sastra) dan implementasinya dalam pembelajaran sastra di SMA. Selain itu, penelitian ini juga memaparkan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

  8

  yang terdiri dari penelitian relevan dan kerangka teori. Bab ini menjelaskan teori yang akan digunakan sebagai dasar penelitian. Bab III yaitu metodelogi penelitian yaitu berisi tentang pendekatan dan jenis penelitian yang akan dilakukan, metode penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan sumber data.

  Bab IV berisi mengenai alur dan latar belakang dalam novel, karekteristik tokoh Setadewa, konflik batin tokoh Setadewa dengan pendekatan psikologi sastra dalam novel Burung-burung Manyar. Selanjutnya bab V membahasa tentang implementasi novel Burung-burung Manyar dalam pembelajaran sastra di SMA. Dalam bab ini akan dipaparkan silabus dan RPP yang sesuai dengan pembelajaran sastra. Bab VI atau bab penutup berisi kesimpulan tentang penelitian yang dilakukan, implikasi dari penelitian tersebut, dan saran terhadap penelitian yang akan dilakukan kelak.

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Penelitian Relevan

  Ada tiga penelitian yang relevan dengan topik ini yaitu penelitian Irsasri (2011) dengan judul “Novel Burung-Burung Manyar Karya Y.B. Mangunwijaya (Tinjauan

  

Sosiologi Sastra, Perspektif Historis, dan Nilai Pendidikan)”, penelitian Sunarjo

  (1986) dengan judul “Suatu Pendekatan tentang Pertautan Sintaksis dalam Roman

  

Burung-burung Manyar”, dan penelitian Santoso (1987) dengan judul “Roman

Burung-burung Manyar Sebagai Karya sastra dan Nilai Pendidikannya bagi

Pembinaan Watak Siswa SMTA Sebuah Pendekatan Struktural” Penelitian Irsasri dengan judul “Novel Burung-Burung Manyar Karya Y.B.

  

Mangunwijaya (Tinjauan Sosiologi Sastra, Perspektif Historis, dan Nilai

Pendidikan)”. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, menggunakan metode

  kualitatif deskriptif dengan pendekatan sosiologis. Hasil penelitian meliputi: (1) hasil analisis sosiologi pengarang yang mewarnai cerita dalam novel mencakup: (a) riwayat hidup pengarang (b) pengarang sebagai rohaniwan, (c) filosofi yang mendasari cerita novel. (2) latar belakang sosial budaya yang terdapat dalam novel

  

Burung-Burung Manyar adalah (a) pendidikan, (b) pekerjaan, (c) bahasa, (d) tempat

  10

  beberapa periode yaitu (a) periode 1934-1944 masa revolusi perjuangan Republik Indonesia dalam mencapai kemerdekaan, (b) periode 1945-1950 masa Republik Indonesia mempertahankan kedaulatan negara yang harus berjibaku dengan berbagai tindak konfrontatif Belanda, (c) periode 1968-1978 atau masa orde baru yang menumbuhkan masa pembangunan yang masih terjadi ketimpangan dan ketidak jujuran diberbagai bidang. (4) nilai-nilai pendidikan yang terdapat dalam novel

  

Burung-burung Manyar adalah (a) nilai hedonisme, nilai kesenangan dan kenikmatan

  atas dasar penangkapan inderawi, (b) nilai vital kehidupan, yang mendukung kehidupan dan peradaban menyangkut pengalaman yang lebih mendalam, (c) nilai kerohanian, nilai esteti menyangkut rasa keindahan nilai epistemologis dan (d) nilai kesucian, tataran tingkat tertinggi pencapaian rasa dan keheningan batin manusia dalam kehidupan di dunia.

  Penelitian Sunarjo (1986) dengan judul “Suatu Pendekatan tentang Pertautan

  

Sintaksis dalam Roman Burung-burung Manyar”. Penelitian ini menggunakan

  metode pengamatan atau observasi. Hasil dari penelitian ini, meliputi: 1. Bentuk- bentuk sintaksis dalam roman BBM kiranya dapat dikatakan sungguh terjalin dalam sistem bahasa Indonesai, 2. Berdasarkan kriteria mana pun, apresiasi terhadap roman BBM menumbuhkan pemahaman pikiran yang manis dan penuh guna, 3.

  Prawayangan dan roman Burung-burung Manyar ternyata menunjukan adanya kesejajaran, baik dalam alur, penokohan, latar, tema, teknik penceritaan, maupun

  11

  petunjuk bahwa Y.B. Mangunwijaya adalah pengarang yang senantiasa dan selalu mengusahakan meningkatkan kualitas, termasuk dalam menulis.

  Penelitian Santoso (1987) dengan judul “Roman Burung-burung Manyar Sebagai

  

Karya sastra dan Nilai Pendidikannya bagi Pembinaan Watak Siswa SMTA Sebuah

Pendekatan Struktural”. Penelitian ini menggunakan pendekatan struktural. Hasil dari

  penelitian ini: 1. Roman Burung-burung Manyar pada dasarnya memang roman serius. Hal ini terlihat dari permasalahan yang dikemukakan roman yaitu masalah revolusi fisik di Indonesia, 2. Roman Burung-burung Manyar adalah sebuah karya sastra yang memiliki kelengkapan unsur fiksi. Unsur tersebut saling berkaitan untuk membentuk kebulatan (totalitas), 3. BBM adalah roman yang serius yang kaya akan nilai-nilai yang berfungsi sebagai cerminan kualitas hidup, 4. BBM adalah roman yang coba mengungkapkan revolusi Indonesia secara objektif.

2.2 Unsur Intrinsik

2.2.1 Tokoh

  Tokoh adalah individu rekaan yang mengalami peristiwa atau berlakuan di dalam berbagai peristiwa dalam cerita (Sudjiman, 1990:79). Menurut Nurgiyantoro (2010: 176-177) tokoh berdasarkan segi peranan atau tingkat pentingnya tokoh dibedakan menjadi dua yaitu tokoh utama dan tokoh tambahan. Tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan penceritaannya dalam

  12

  novel yang bersangkutan, sedangkan tokoh tambahan adalah tokoh yang hanya dimunculkan sekali atau beberapa kali dalam cerita, dan itu pun mungkin dalam porsi penceritaan yang relatif pendek.

  Nurgiyantoro (2010: 178) Berdasarkan fungsi penampilan tokoh, tokoh dibedakan menjadi dua yaitu tokoh protagonis dan tokoh antagonis.

  (Altenbernd & Lewis, 1966:59 dalam Nurgiyantoro) tokoh protagonis adalah tokoh yang kita kagumi—yang salah satu jenisnya secara popular disebut hero—tokoh yang merupakan pengejawantahan normal-normal, nilai-nilai, yang ideal bagi kita. Sedangkan tokoh antagonis adalah tokoh dalam karya sastra yang merupakan penentang utama dari tokoh utama (Sudjiman, 1990:7).

  Nurgiantoro (2010: 181-183) berdasarkan perwatakannya, tokoh cerita dapat dibedakan ke dalam tokoh sederhana dan tokoh kompleks atau bulat.

  Tokoh sederhana, dalam bentuknya yang asli, adalah tokoh yang hanya memiliki satu kualitas pribadi tertentu, satu sifat-watak yang tertentu saja.

  Sifat dan tingkah laku seorang tokoh sederhana bersifat datar, monoton, hanya mencerminkan satu watak tertentu. Tokoh bulat adalah tokoh yang memiliki dan diungakap berbagai kemungkinan sisi kehidupannya, sisi kepribadian dan jati dirinya.

2.2.2 Perwatakan

  Egri (1946:33 dalam Sukada) perwatakan seorang tokoh memiliki tiga

  13

  Pada umumnya jenis perwatakan dalam sebuah novel ada dua macam, yaitu perwatakan datar dan perwatakan bulat. Perwatakan datar adalah masing- masing tokoh dilukiskan hanya dengan satu sudut, selamanya baik-baik saja, atau sebaliknya, selama buruk-buruk saja. Perwatakan bulat adalah melukiskan seseorang tokoh secara kompleks dari berbagai dimensi (Montague dan Henshaw, 1966:14; Froster, 1970:75-85; Abrams, 1981:20 dalam Sukada).

  Selanjutnya perwatakan dikategorikan dalam dua macam perkembangan yaitu perwatakan dinamis dan perwatakan statis. Perwatakan dinamis yaitu perwatakan yang mengalami perkembangan, sedangkan perwatakan statis tidak mengalami perubahan (Montague dan Henshaw, 1966:14 dalam Sukada). Scholes dan Kollog (1966:169 dalam Sukada) membedakan dua macam dinamik atau perkembangan perwatakan tersebut, masing-masing basis yang berhubungan dengan etnik dan basis yang berhubungan temporal kronologis. Yang pertama berubah karena faktor etnis sebagai dasar, sedangkan yang kedua berubah karena dasar perkembangan waktu.

  Berhasilnya suatu perwatakan bisa menimbulkan kepercayaan terhadap cerita: pembaca harus merasakan bahwa tokoh-tokoh tersebut berlaku seperti dalam kehidupan sebenarnya Hardy (1996:304-5) (dalam Sukada,1987: 63).

  Uraian mengenai cara menggambarkan karakterisasi ini terperinci diberikan oleh M. Saleh Saad, yang dapat diuraikan pokok-pokonya di sini,

  14

  a) Cara Analitik: pengarang dengan kisahnya dapat menjelaskan karakteristik seorang tokoh b) Cara Dramatik: menggambarkan apa dan siapanya tokoh itu tidak secara langsung, tetapi melalui hal lain, seperti

  1. Menggambarkan tempat atau lingkungan sang tokoh

  2. Cakapan (percakapan) antara tokoh dengan tokoh lain, atau percakapan tokoh-tokoh lain tentang dia

  3. Pikiran sang tokoh atau pendapat tokoh-tokoh lain atau dia

  4. Perbuatan sang tokoh

  c) Cara Analitik yang panjang ditutup dengan dua-tiga kalimat cara dramatic, dan cara dramatic yang panjang ditutup dengan dua-tiga kalimat cara analitik (Lukman Ali,ed, 1967:123-4) (dalam Sukada,1987:64-65). Selanjutnya, karakterisasi tokoh diperdalam lagi oleh Mindrop dalam bukunya yang berjudul Metode Karakterisasi Telaah Fiksi (Minderop, 2005:

  8-49), dijelaskan secara detail tentang telling dan showing. Metode langsung (telling) pemaparan dilakukan secara langsung oleh si pengarang.

  A. Metode langsung ini mencakup: Melalui Penggunaan Nama Tokoh, Melalui Penampilan Tokoh, dan Karakterisasi Melalui Tuturan Pengarang.

  1. Karakterisasi Menggunakan Nama Tokoh Nama tokoh dalam suatu karya sastra kerap kali digunakan untuk memberikan ide atau menumbuhkan gagasan, memperjelas serta

  15

  melukiskan kualitas karakteristik yang membedakannya dengan tokoh lain. Nama tersebut mengacu pada karakteristik dominan si tokoh.

Dokumen yang terkait

Konflik batin tokoh Sasana dan Jaka dalam novel Pasung Jiwa karya Okky Madasari dan relevansinya dengan pembelajaran sastra di SMA kelas XII semester 1 : suatu tinjauan psikologi sastra.

2 12 170

Konflik batin tokoh Mata Hari dalam novel Namaku Mata Hari karya Remy Sylado dan implementasinya dalam pembelajaran sastra di SMA : suatu tinjauan psikologi sastra.

7 37 211

Konflik batin tokoh Setadewa dalam novel Burung-burung Manyar karya Yb. Mangunwijaya dan implementasinya dalam pembelajaran sastra di SMA : suatu tinjauan psikologi sastra.

4 60 210

Konflik batin tokoh Keenan dalam novel Perahu Kertas karya Dewi Lestari : tinjauan psikologi sastra dan relevansinya dengan pembelajaran sastra di SMA.

2 39 157

Konflik batin tokoh utama novel Orang-Orang Proyek karya Ahmad Tohari dalam tinjauan psikologi sastra dan relevansinya sebagai bahan pembelajaran sastra di SMA kelas XI semester 1.

4 13 163

Konflik batin tokoh utama dalam novel Lintang karya Nana Rina dan implementasinya dalam pembelajaran sastra di SMA : suatu tinjauan psikologi sastra.

0 5 140

Konflik batin tokoh Mata Hari dalam novel Namaku Mata Hari karya Remy Sylado dan implementasinya dalam pembelajaran sastra di SMA suatu tinjauan psikologi sastra

1 26 209

Konflik batin tokoh Saraswati dalam novel Sintren karya Dianing Widya Yudhistira pendekatan psikologi sastra

0 4 109

Konflik batin tokoh utama dalam cerpen ``Jaring Laba-Laba`` karya Ratna Indraswari Ibrahim dan implementasinya dalam pembelajaran di SMA kelas XII : sebuah tinjauan psikologi sastra - USD Repository

0 0 135

Kepribadian tokoh Maharani dalam novel Sang Maharani karya Agnes Jessica : suatu tinjauan psikologi sastra, dan implementasinya dalam pembelajaran sastra di SMA - USD Repository

0 0 171