BAB V KERANGKA STRATEGIS PENDANAAN - DOCRPIJM 80b807a48b BAB VBAB V

  RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020

KABUPATEN PANGANDARAN

BAB V KERANGKA STRATEGIS PENDANAAN

5.1 Profil APBD Kabupaten Pangandaran

  Amanat Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, telah menetapkan dan mengatur pembagian kewenangan (power sharing) dan pembagian keuangan (financial sharing) antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, selain itu Undang-Undang No 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, serta Peraturan Pemerintah No 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, menetapkan bahwa keuangan daerah harus dikelola secara tertib, efisien, ekonomis, efektif, transparan dan bertanggungg jawab sesuai dengan kepatutan dan rasa keadilan.

  Kabupaten Pangandaran yang baru terbentuk menjadi otonomi daerah melalui Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2012, telah menyelenggarakan urusan pemerintah efektif mulai tahun 2014 dan 2015 ini. Adapun struktur APBD Kabupaten Pangandaran yang sesuai dengan Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (Permendagri No 59 Tahun 2007), adalah terdiri dari : 1.

  Penerimaan Daerah yang di dalamnya terdapat Pendapatan Daerah dan Penerimaan Pembiayaan Daerah; 2. Pengeluaran Daerah yang di dalamnya terdapat Belanja Daerah; dan 3. Pengeluaran Pembiayaan Daerah.

  Komponen Pendapatan terdiri dari : Pendapatan Asli Daerah yang berasal dari Hasil Pajak Daerah, Hasil Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan, dan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah; Dana Perimbangan yang berasal dari Bagi Hasil Pajak / Bagi Hasil Bukan Pajak, Dana Alokasi Umum, dan Dana Alokasi Khusus; serta Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah yang berasal dari Pendapatan Hibah, Dana Darurat, Dana Bagi Hasil Pajak dari Propinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya, Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus, dan Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya.

  RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020

KABUPATEN PANGANDARAN

  Kabupaten Pangandaran baru mendapatkan Dana Alokasi Khusus pada tahun 2015 ini untuk sektor sanitasi dan air minum. Komponen Belanja terdiri dari : Belanja Tidak Langsung yang didalamnya terdiri dari Belanja Pegawai, Belanja Bunga, Belanja Subsidi, Belanja Hibah, Belanja Bantuan Sosial, Belanja Bantuan Keuangan Kepada Propinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa Lainnya, dan Belanja Tidak Terduga; (2) Belanja Langsung yang didalamnya terdiri dari Belanja Pegawai, Belanja Barang dan Jasa, dan Belanja Modal. Komponen pembiayaan terdiri dari : Penerimaan Pembiayaan Daerah yang didalamnya terdiri dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Lalu, Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman, dan Penerimaan Piutang Daerah; Pengeluaran Pembiayaan Daerah yang didalamnya terdiri dari Pembentukan Dana Cadangan, Penyertaan Modal (investasi) Pemerintah Daerah, dan Pembayaran Pokok Utang; Sisa Lebih Pembiyaan Anggaran Tahun Berjalan.

  Kapasitas keuangan daerah akan menentukan fungsi pelayanan kepada masyarakat. Kemampuan keuangan pemerintah daerah dapat diukur dari penerimaan pendapatan daerah. Struktur APBD Kabupaten Pangandaran selama kurun waktu 2 (dua) tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 5.1 di bawah ini.

Tabel 5.1 Pendapatan Daerah Kabupaten Pangandaran Tahun 2014 2014 Belanja Daerah Rupiah % (1) (2) (3) Pendapatan Asli Daerah 32.476.067.935

  70.11 Pajak Daerah 13.515.138.685 130,53 Restribusi Daerah 8.302.424.474

  • Hasil Pengelolaan -

  Kekayaan Daerah yg Dipisahkan - -

  • Lain-Lain PAD

  Dana Perimbangan 406.501.594.523 99,73 Dana Bagi Hasil 37.133.491.817 101,16 Dana Alokasi Umum 363.882.472.000 100,00

  RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020 KABUPATEN PANGANDARAN 2014 Belanja Daerah Rupiah % (1) (2) (3)

  Dana Alokasi Khusus 5.166.470.000 100,00 Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang 208.960.423.565 91,73 Sah

TOTAL BELANJA 647.938.095.023 95,04

  Sumber : LKPJ Bupati Kabupaten Pangandaran. 2014

Tabel 5.2 Alokasi Belanja Daerah Kabupaten Pangandaran Tahun 2014

  2014 BELANJA DAERAH Rupiah % (1) (2) (3) Belanja Tidak Langsung 395.213.322.558 81,24

  Belanja Langsung 122.724.994.740 63,92

TOTAL BELANJA 517.938.317.298 77,59

  Sumber : LKPJ Bupati Kabupaten Pangandaran. 2014

  Berdasarkan LKPJ Bupati Pangandaran Tahun 2014 mengenai Laporan Pembiayaan di Kabupaten Pangandaran yang dianggarkan pada Penerimaan Anggaran Pembiayaan dapat diketahui bahwaPenerimaan Pembiayaan Daerahdianggarkan sebesar Rp.14.182.079.038,- dan direalisasikan sebesar Rp 129.975.897.851,00atau91,48%, yang diperoleh dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran tahun sebelumnya.

5.2 Profil Investasi Pembangunan Bidang Cipta Karya

  Kabupaten Pangandaran yang baru berkembang tentunya membutuhkan investasi pendanaan yang cukup besar untuk penyelenggaraan urusan wajib pekerjaan umum dan perumahan. Didukung dengan lokasi yang strategis yaitu sebagai Pusat Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jawa Barat dan Kawasan Strategis Nasional serta potensi sumber daya alam yang cukup potensial maka Kabupaten Pangandaran dapat dipastikan akan cepat berkembang menjadi icon daerah parawisata yang memiliki infrastruktur permukiman yang layak dan berkelanjutan.

  RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020

KABUPATEN PANGANDARAN

  Potensi dan peluang investasi pembangunan Bidang Cipta Karya di Kabupaten Pangandaran, dapat kita lihat dari data investasi pembangunan Bidang Cipta Karya dalam kurun waktu 2 (dua) tahun terakhir ini. Data tersebut mencakup perkembangan dana yang bersumber dari APBN, APBD, Perusahaan Daerah, dan swasta.

5.2.1 Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya Bersumber dari APBN dalam 2 (dua) Tahun Terakhir

  Walaupun Kabupaten Pangandaran baru berjalan dan berkembang secara efektif tahun 2014, dukungan Dana APBN melalui Ditjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum telah diberikan kepada Pemerintah Kabupaten Pangandaran.

  Total alokasi dana APBN Bidang Cipta karya pada tahun 2014 untuk Kabupaten Pangandaran adalah sebesar Rp 1.358.196.000,00 yaitu kontribusi pembangunan sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan serta sektor Pengembangan Kawasan Permukiman. Sedangkan tahun 2015 total anggaran APBN Ditjen Cipta Karya yang masuk ke Kabupaten Pangandaran adalah sebesar Rp 1.232.728.000,00 dengan pembangunan sektor sanitasi, air minum dan pengembangan kawasan permukiman. Sehingga total APBN Ditjen Cipta Karya yang telah terealisasi di Kabupaten Pangandaran semenjak efektifnya Pemerintahan Kabupaten Pangandaran yaitu tahun 2014 dan 2015 saat ini adalah sebesar Rp 2.590.924.000 Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada Tabel 5.3 berikut ini.

Tabel 5.3 Alokasi APBN untuk Pembangunan Bidang Cipta Karya di Kabupaten

  PangandaranTahun 2014-2015(dalam ribu rupiah)

  Sumber Detil Lokasi Pendanaan (x Rp 1.000) Uraian No. Tahun Sektor Program/Kegiatan APBN Kabupaten Detil Rp PHLN Murni

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

  2014 PBL Fasilitasi Pangandaran 550.696 Penyusunan Ranperda Bangunan Gedung Kab.Pangandaran 2014 Bangkim Keswadayaan Pangandaran 807.500

  RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020 KABUPATEN PANGANDARAN Sumber Detil Lokasi Pendanaan (x Rp 1.000) Uraian No. Tahun Sektor Program/Kegiatan APBN Kabupaten Detil Rp PHLN Murni

  

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Masyarakat : BLM Kab. Pangandaran

  TOTAL I 1.358.196 2015 Air Minum SPAM di Kawasan Pangandaran PPI 693.228 Ppi Kab. Legok

  Pangandaran Jawa 2015 Sanitasi/PLP City Fasilitator (CF) 42.000 Kabupaten Pangandaran

  2015 Bangkim Reviu DED 297.500 Perdesaan Kab.

  Pangandaran 2015 BLM Kab. Pangandaran

TOTAL II 1.232.728

  

JUMLAH TOTAL 2014 + 2015 2.590.924

Sumber : Satker Randal PIP. Jawa Barat. 2015

  Agar porsi pendanaan APBN Ditjen Cipta Karya di Kabupaten Pangandaran terus meningkat maka perlu disiapkan dengan matang perencanaan pembangunan bidang cipta karya yang sesuai dengan rencana strategis Ditjen Cipta Karya dan mendukung terlaksananya kebijakan nasional serta provinsi jawa barat. Selain itu, perlu disiapkan pula persyaratan atau kelengkapan usulan (readiness criteria) seperti lahan, DED, dokumen perencanaan daerah dan sektoral yang menjadi dasar terlaksananya output pembangunan Bidang Cipta Karya. Di samping APBN yang disalurkan Ditjen Cipta Karya kepada SNVT di daerah, untuk mendukung pendanaan pembangunan infrastruktur permukiman juga dilakukan melalui penganggaran Dana Alokasi Khusus. DAK merupakan dana APBN yang dialokasikan ke daerah tertentu dengan tujuan mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah sesuai prioritas nasional. Prioritas nasional yang terkait dengan sektor Cipta Karya adalah pembangunan air minum dan sanitasi. DAK Air Minum digunakan untuk memberikan akses pelayanan sistem penyediaan air minum kepada masyarakat berpenghasilan rendah di kawasan kumuh perkotaan dan di perdesaan termasuk daerah pesisir dan permukiman nelayan. Sedangkan DAK Sanitasi digunakan untuk memberikan akses

KABUPATEN PANGANDARAN

  

(1) (2) (3)

DAK Air Minum

  RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020

  pelayanan sanitasi (air limbah, persampahan, dan drainase) yang layak skala kawasan kepada masyarakat berpenghasilan rendah di perkotaan yang diselenggarakan melalui proses pemberdayaan masyarakat. Kabupaten Pangandaran baru mendapat DAK Bidang Cipta Karya pada tahun 2015 dengan rincian sebagai berikut :

Tabel 5.4 Perkembangan DAK Infrastruktur Cipta Karya di Kabupaten Pangandaran2014-

  2015(dalam ribu rupiah)

Sektor 2014 2015

  • 1.338.930

  DAK Sanitasi - 1.017.930

JUMLAH - 2.356.860

Sumber: emonitoring-pu.web.id 2015

  • MCK++ dan SR
  • MCK++ dan SR
  • MCK++ dan SR

  1 Unit

  Adapun rekapitulasi pelaksanaan DAK Air Minum di Kabupaten Pangandaran Tahun 2015 dapat dilihat pada Tabel 5.6 berikut :

  23 Sumber: emonitoring-pu.web.id 2015

  1.017.930 101.793 1.119.7

  1 Unit TOTAL

  3 Pembangunan MCK ++ dan SR Ds. Purbahayu 190 Jiwa Swakelola 339.310 33.931 373.241

  1 Unit

  2 Pembangunan MCK++ dan SR Ds. Batukaras 190 Jiwa Swakelola 339.310 33.931 373.241

  Agar lebih memudahkan analisis, dapat dilihat penggunaan DAK Bidang Cipta Karya Kabupaten Pangandaran Tahun 2015 sebagai berikut :

  1 Pembangunan MCK ++ dan SR Ds Karangjaladri 195 Jiwa Swakelola 339.310 33.931 373.241

  

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

  Kode Program/Kegiatan/ Paket/ Infrastruktur Target Outcome

  Bidang SanitasiKabupaten Pangandaran Tahun 2015

Tabel 5.5 Rekapitulasi Pelaksanaan Anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK)Sub

  

Target Output

Pengad aan Pagu (X Rp 1.000) Kuan titas Satuan Kuantit as Satuan Dana DAK Pendamping Total

  RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020

KABUPATEN PANGANDARAN

Tabel 5.6 Rekapitulasi Pelaksanaan DAK Air Minum Kab Pangandaran Tahun 2015

  Pagu Program/Kegiat Target Outcome Target Output Ko an/ (Rp X 1.000) Pengadaan de Paket/Infrastruk Kuantit Kuantita Pen- Satuan Satuan Dana DAK Total tur as s damping (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

1 Pembuatan Sumur 800 Jiwa Kontraktual 446.310 44.631 490.941

  Dalam Ds.Pamotan

  • Pipa PVC, 4000 M GIP, HDPE
  • Sambungan 160 Unit Rumah Murah/SRM
  • Sumur Air

  2 L/dtk Tanah Dalam/SATD 3

  • Reservoir

  4 M

  

2 Pembuatan Sumur 800 Jiwa Kontraktual 446.310 44.631 490.941

Dalam Ds.Cintaratu

  • Sumur Air

  2 L/dtk Tanah Dalam/SATD

  • Pipa PVC, 4000 M GIP, HDPE
  • Sambungan 160 Unit Rumah Murah/SRM
  • 3<
  • Reservoir

  4 M

  

3 Pembuatan Sumur 800 Jiwa Kontraktual 446.310 44.631 490.941

Dalam Ds.Pagergunung

  • Sambungan 160 Unit Rumah Murah/SRM
  • 3<
  • Reservoir

4 M

  • Pipa PVC, 4000 M GIP, HDPE
  • Sumur Air

  2 L/dtk Tanah Dalam/SATD

  TOTAL 1.338.930 133.893 1.472.823

  Sumber: emonitoring-pu.web.id 2015

  Berdasarkan uraian pelaksanaan DAK Sanitasi dan Air Minum dapat kita ketahui bahwa alokasi DAK Bidang Cipta Karya di Pangandaran telah dimanfaatkan sesuai juknis dengan output pembangunan yaitu pengolahan air limbah domestik secara

  

on-site dan berbasis masyarakat serta untuk air minum telah bertambah akses

  masyarakat terhadap infrastruktur air minum melalui Sambungan Rumah dengan air baku dari sumur dalam. Alternatif pembangunan infrastruktur sanitasi dan air

  RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020

KABUPATEN PANGANDARAN

  minum tersebut diambil dengan menyesuaikan terhadap kebutuhan dan kondisi dari daerah Kabupaten Pangandaran sendiri.

5.2.2 Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya Bersumber dari APBDKabupaten Pangandaran

  Mengingat urusan pekerjaan umum dan perumahan merupakan urusan wajib yang bersifat konkuren, peran dan kontribusi Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam pengembangan dan pembangunan bidang Cipta Karya di Kabupaten Pangandaran mutlak diperlukan dan tercatat pada tahun 2014 Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah menyusun Penyusunan Masterplan Pengembangan Kawasan Strategis Pusat Pertumbuhan Pangandaran. Kegiatan tersebut sangat bermanfaat untuk menjadi acuan perencanaan dan pengembangan Pangandaran sebagai Pusat Pertumbuhan di Jawa Barat. Selanjutnya pada tahun 2015 ini Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Dinas Permukiman dan Perumahan Provinsi Jawa Barat telah melakukan kegiatan Kajian Pengendalian Pemanfaatan Ruang Koridor PP Pangandaran. Keluaran kegiatan penataan ruang dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat tersebut maka akan menjadi acuan spasial dalam penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya Pangandaran ini.

  Selain itu, melalui mekanisme Belanja Tidak Langsung (BTL) berupa Hibah, APBD Provinsi Jawa Barat telah terealisasi tahun 2014 sebesar Rp 850.000.000,00 untuk pembangunan sektor pengembangan kawasan permukiman.

  Setelah adanya Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah maka peran dan tanggung jawab Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota memiliki porsi yang jauh lebih besar daripada sebelumnya menurut UU Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Oleh karena itu, perlu adanya komitmen dan political will dari Pemerintah Kabupaten Pangandaran dalam memberikan porsi yang cukup strategis terhadap pembangunan Bidang Cipta Karya yang disesuaikan dengan APBD Kabupaten Pangandaran. Untuk melihat sejauh mana implementasi APBD Kabupaten Pangandaran dalam pembangunan Bidang

  RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020

KABUPATEN PANGANDARAN

  Cipta Karya maka berikut ini uraian dari realisasi APBD Kabupaten Pangandaran tahun 2014-2015 Bidang Cipta Karya.

  Melalui Dinas Pekerjaan Umum, Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Pangandaran telah terealisasi dana APBD Kab Pangandaran tahun 2014 sebesarRp 3.817.645.000,00 melalui Program Lingkungan Sehat Perumahan, Program Pengembangan Perumahan dan Program Perencanaan Tata Ruang. Selanjutnya tahun 2015 telah terealisasi sebesar Rp 44.844.407.000,00 melalui Program yang sama dengan tahun 2014. Agar lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 5.1 berikut ini.

  Gambar 5.1 Grafik Realisasi APBD Kab Pangandaran Tahun 2014-2015 untuk Bidang Cipta Karya

  Sumber: DPA Kabupaten Pangandaran. 2014-2015

  Dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan yang sangat signifikan realisasi APBD dari tahun 2014 ke 2015 yaitu dalam Program Lingkungan Sehat Perumahan yang memiliki keluaran kegiatan berupa sanitasi dan air minum. Selanjutnya adalah melihat porsi realisasi APBD Kabupaten Pangandaran Bidang Cipta Karya terhadap total anggaran dalam APBD Kabupaten Pangandaran.

  RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020

KABUPATEN PANGANDARAN

  Dari total belanja langsung APBD Pangandaran Tahun 2014 yaitu sebesar Rp 122.724.994.740maka proposi belanja langsung Bidang Cipta Karya adalah sebesar 3,11%.Hal ini menunjukkan masih kecilnya porsi pembangunan cipta karya di Pangandaran mengingat masih tahap awal perkembangan penyelenggaraan pemerintahan di mana porsi terbesar dari belanja daerah adalah belanja pegawai dan belanja langsung lainnya. Hal ini dapat dimaklumi dalam rangka mempersiapkan perangkat fisik dan non fisik penyelenggaraan pemerintahan agar representatif dan efektif. Di harapkan selanjutnya kontribusi APBD Pangandaran terhadap pembangunan Bidang Cipta Karya dapat jauh lebih meningkat minimal 10%.

  Selanjutnya bila ditelaah lebih dalam mengenai pelaksanaan APBD Kabupaten Pangandaran tahun 2015 maka porsi pembangunan sektor air minum dan sanitasi berbasis masyarakat adalah sebesar 98%, sedangkan untuk tahun 2014 adalah pada sektor pengembangan perumahan adalah sebesar 88%.

6 Perkembangan Investasi Perusahaan Daerah Bidang Cipta Karya dalam 2 Tahun Terakhir

  Hingga akhir tahun 2015 ini Kabupaten Pangandaran belum memiliki Perusahaan Daerah yang menangani pelayanan dan pengelolaan Bidang Cipta Karya seperti PD Kebersihan atau pun Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Sebagian masyarakat Pangandaran telah terlayani oleh PDAM Kabupaten Ciamis dan sampai saat ini menjadi konsumen PDAM tersebut.

  Adapun untuk pengelolaan persampahan saat ini masih dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum, Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Pangandaran. Oleh karena itu, belum dapat dianalisis investasi pembangunan melalui Perusahaan Daerah ini.

  Hingga saat ini belum ada rencana dari Pemerintah Kabupaten Pangandaran untuk mengembangkan sendiri Perusahaan Daerah yang cukup vital yaitu PDAM mengingat belum siapnya manajemen dan keuangan daerah dalam membentuk Perusahaan Daerah tersebut.

  RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020

KABUPATEN PANGANDARAN

7 Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya Bersumber dari Swasta dalam 2 Tahun Terakhir

  Sehubungan dengan terbatasnya kemampuan pendanaan yang dimiliki pemerintah, maka diperlukan sumber dana lain selain dari pemerintah untuk pembiayaan kegiatan-kegiatan pada Bidang Cipta Karya. Pendanaan dari sumber lain salah satunya dapat dilakukan melalui skema KPS (Kerjasama Permerintah Swasta) untuk kegiatan yang berpotensi cost-

  recovery atau Corporate Social Responsibility (CSR) untuk kegiatan non-cost recovery. Dasar hukum pembiayaan dengan skema KPS adalah Perpres

  No.67 Tahun 2005 Tentang Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur serta Permen PPN No. 3 Tahun 2012 Tentang Panduan Umum Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur. Sedangkan landasan hukum untuk pelaksanaan CSR tercantum dalam UU No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (PT) dan UU No. 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal. Selain itu masyarakat juga dapat dilibatkan dalam pendanaan kegaitan-kegiatan Bidang Cipta Karya melalui program/kegiatan yang dapat melibatkan masyarakat baik berupa bantuan tenaga maupun sumbangan dana.

  Berhubung Kabupaten Pangandaran baru berkembang kurang lebih efektif 2 tahun ini maka belum dapat terjadi kerja sama dengan pihak swasta dalam rangka pembangunan bidang Cipta Karya. Selanjutnya perlu diadakan kajian peluang investasi pembangunan bidang Cipta Karya dengan melibatkan sektor non pemerintah serta perlu adanya inisiatif dari Pemerintah Kabupaten Pangandaran untuk membuka forum komunikasi dan koordinasi dengan pihak swasta dan masyarakat agar terjalin kesepahaman dalam mencapai sasaran universal access di Kabupaten Pangandaran.

5.3 Proyeksi dan Rencana Investasi Pembangunan Bidang Cipta Karya

  Untuk mengukur berapa besaran investasi pembangunan Bidang Cipta Karya di Kabupaten Pangandaran dapat kita lihat dari rancangan kerangka ekonomi daerah dan kerangka pendanaan yang terdiri dari Arah Kebijakan Ekonomi Daerah serta

  RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020

KABUPATEN PANGANDARAN

  Arah Kebijakan Keuangan Daerahyang tertuang dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pangandaran Tahun 2015.

5.3.1 Kondisi Ekonomi Kabupaten Pangandaran

  Secara umum, kinerja perekonomian Kabupaten Pangandaran dilihat dari pertumbuhan ekonomi di mengalami pertumbuhan positif, dimana pada Tahun 2013 perekonomian Kabupaten Pangandaran mengalami pertumbuhan positif sebesar 4,85 persen. Akan tetapi pertumbuhan ekonomi Tahun 2012 - 2013 lebih besar jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi yang terjadi pada Tahun 2013 - 2014. Angka pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pangandaran masih berada di atas angka capaian dari Kabupaten Tasikmalaya dan berada di bawah capaian Kabupaten Ciamis, Kota Tasikmalaya dan Kota Banjar. Sedangkan jika dibandingkan dengan Capaian Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Provinsi Jawa Barat, Kabupaten Pangandaran masih berada di bawah rata-rata LPE Provinsi Jawa Barat yaitu sebesar 6,34 persen pada Tahun 2013 dan6,50 persen pada Tahun 2012 serta 5,06 persen pada Tahun 2014. Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Pangandaran dan perbandingannya dengan Propinsi Jawa Barat, kabupaten dan kota yang berada di sekitar Kabupaten Pangandaran dapat dilihat pada Tabel 5.7 di bawah ini :

  Perbandingan Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Pangandaran dan Sekitarnya Tabel 5.7 serta Provinsi Jawa Barat Tahun 2012

  • – 2014 (Persen)

  KABUPATEN/ KOTA/ Tahun PROVINSI 2012 2012* ) 2014 **)

(1) (2) (3) (4)

  Kabupaten 4,79 4,85 4,80 Pangandaran

  • Kabupaten Ciamis 4,99 5,02 4,17 - Kabupaten 4,46

  Tasikmalaya

  • Kota Tasikmalaya 5,89 5,92
  • Kota Banjar 5,26 5,34

  Provinsi Jawa Barat 6,50 6,34 5,06 Sumber : BPS Kabupaten Ciamis, BPS Kabupaten Tasikmalaya, BPS Kota Tasikmalaya, BPS Kota Banjar dan BPS Provinsi Jawa Barat (Diolah)

  • *) Angka Perbaikan **) Angka Sementara

KABUPATEN PANGANDARAN

  Dirinci Menurut Sektor Lapangan Usaha Tahun 2013

  RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020

  Percepatan laju pertumbuhan Kabupaten Pangandaran dipengaruhi oleh meningkatnya tiga indikator produksi yang memberikan kontribusi

  cukup besar bagi ekonomi di Kabupaten Pangandaran yaitusektor pertanian, sektor industri pengolahan serta sektor pengangkutan dan komunikasi, sedangkan untuk keenam sektor lainnya mengalami

  perlambatan pertumbuhan. Sektor pertanian, sektor pertambangan dan penggalian mengalami penurunan dikarenakan pada Tahun 2014 produksi sub sektor tanaman, peternakan, kehutanan dan penggalian menurun. Berbeda halnya pada sektor lain yang mengalami perubahan positif di Tahun 2014 jika dibandingkan dengan Tahun 2013. Laju Pertumbuhan Ekonomi dan sumbernya dapat dilihat pada Tabel 9.8.

Tabel 5.8 Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) dan Sumber LPE Kabupaten Pangandaran

  • – 2014 (Persen)

  No Lapangan Usaha Pertumbuhan Ekonomi (%) Sumber Laju Pertumbuhan (%) 2013 *) 2014 **) 2013 *) 2014 **) (1) (2) (3) (4) (5) (6)

  1 Pertanian 1,91 1,34 0,62 0,42

  3 Industri Pengolahan 9,22 9,34 0,47 0,50

  4 Listrik,Gas dan Air Bersih 5,65 5,66 0,04 0,04

  5 Bangunan 4,25 4,26 0,20 0,20

  6 Perdagangan,Hotel dan Restoran 6,63 6,79 2,20 2,29

  7 Pengangkutan dan Komunikasi 8,88 8,91 0,15 0,16

  8 Keuangan,Persewaan dan Jasa Perusahaan 5,38 5,50 0,25 0,26

  9 Jasa-jasa 5,42 5,47 0,90 0,92 LPE 4,85 4,80 4,85 4,80 Sumber : BPS Kabupaten Ciamis (Diolah)

  • *) Angka Perbaikan **) Angka Sementara

  Apabila laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pangandaran digunakan sebagai dasar (Base Line), maka kinerja sektoral dikelompokkan menjadi tiga kelompok. Kelompok pertama adalah sektor yang berhasil mencapai pertumbuhan di atas rata-rata (4,85%); Kelompok kedua adalah sektor

  2 Pertambangan dan Penggalian 2,00 1,96 0,01 0,01

  RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020

KABUPATEN PANGANDARAN

  yang berhasil mencapai pertumbuhan positif walaupun masih di bawah Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) rata-rata; Kelompok ketiga adalah sektor yang mengalami pertumbuhan negatif.

  Pertumbuhan sektor yang termasuk pada kelompok pertama yaitu sektor industri pengolahan (9,34%); sektor pengangkutan dan komunikasi (8,91%); sektor perdagangan, hotel dan restoran (6,79%); sektor listrik, gas dan air bersih (5,66%); sektor jasa-jasa (5,47%); serta sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan (5,50%). Sektor yang lainnya termasuk dalam kelompok kedua yaitu

  sektor bangunan dengan persentase sebesar 4,26%. Sedangkan sektor yang mengalami penurunan laju pertumbuhan di Tahun 2014 yang termasuk dalam kelompok ketiga meliputi sektor pertanian dengan nilai 1,34% dan sektor pertambangan dan penggalian dengan nilai 1,96%.

  Struktur ekonomi secara kuantitatif bisa digambarkan dengan menghitung besarnya persentase peranan nilai tambah bruto dari masing-masing sektor terhadap nilai total Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Struktur ekonomi dapat dilihat dari distribusi persentase PDRB sektoral yang menunjukkan peranan dan sumbangan masing-masing sektor terhadap PDRB keseluruhan. Semakin besar persentase suatu sektor semakin besar pula pengaruh sektor terhadap perkembangan ekonomi suatu daerah. Total angka Produksi Domestik Regional Bruto atas dasar harga berlaku meningkat dari tahun ke tahun, dengan laju pertumbuhan positif dari tahun ke tahun, hal ini mencerminkan bahwa kegiatan ekonomi produksi secara umum senantiasa meningkat. Capaian PDRB atas dasar harga berlaku Kabupaten Pangandaran Tahun 2014 meningkat sebesar 725,499 Miliar Rupiah dibanding Tahun 2013, peningkatannya lebih besar dibanding capaian Tahun 2013 yang meningkat sebesar 634,947 Miliar Rupiah dari Tahun 2012. Pada Tahun 2014, sektor perdagangan, hotel dan restoran yang berkontribusi paling besar terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pangandaran, dengan kontribusi sebesar 33,59 persen yang meningkat

  RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020

KABUPATEN PANGANDARAN

  0,27 persen dari Tahun 2013 dengan angka33,32 persen, dengan percepatan laju pertumbuhan sektor perdagangan, hotel dan restoran dari 11,89 persen pada Tahun 2013 menjadi 12,60 persen pada Tahun 2014. Berbanding terbalik dengan sektor pertanian yang mengalami penurunan distribusi persentase sebesar 0,22 persen dari Tahun 2013 ke Tahun 2014. Besarnya Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) perkapita atas dasar harga berlaku pada Tahun 2012 sebesar Rp. 14.503.457,00, kemudian pada Tahun 2013 naik menjadi Rp. 16.064.126,00 dan pada Tahun 2014 naik lagi menjadi Rp. 17.792.733,00, sedangkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) perkapita atas dasar harga konstan tahun 2000, pada Tahun 2012 sebesar Rp. 5.874.100,00, kemudian pada Tahun 2013 naik menjadi Rp. 6.123.577,00 dan pada Tahun 2014 naik lagi menjadi Rp. 6.383.649,00.

6 Kondisi Sosial Masyarakat Kabupaten Pangandaran

  Gambaran kondisi sosial masyarakat Kabupaten Pangandaran dapat dilihat dari indikator ketenagakerjaan dan kemiskinan. Berdasarkan publikasi Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Ciamis, dari total penduduk usia kerja (15 tahun ke atas), sekitar dua pertiga penduduk Kabupaten Pangandaran termasuk dalam angkatan kerja. Pasar tenaga kerja Kabupaten Pangandaran juga ditandai dengan tingginya angka kesempatan kerja. Hal ini dapat dilihat pada tingginya persentase Tingkat Kesempatan Kerja (TKK) dengan nilai 95,90 persen yang meningkat dari Tahun 2012 ke Tahun 2013. Tingkat Kesempatan Kerja (TKK) dapat diartikan sebagai peluang seorang penduduk usia kerja yang termasuk angkatan kerja untuk mendapatkan pekerjaan. Angka TKK Kabupaten Pangandaran yang mendekati angka 100 persen menunjukkan bahwa peluang kerja bagi penduduk di Kabupaten Pangandaran cukup tinggi sehingga dapat mengurangi angka pengangguran.

  Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Kabupaten Pangandaran Tahun 2013 mengalami penurunan yang cukup signifikan dari Tahun 2012, yaitu sebesar 5,28 persen pada Tahun 2012 menjadi sebesar 4,10 persen pada Tahun 2013. Sedangkan jumlah angkatan kerja mengalami penurunan dari Tahun 2012 sebesar 790.395orang menjadi 223.761 orang di Tahun 2013. Penurunan yang cukup drastis tersebut dikarenakan data Tahun 2012

  RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020

KABUPATEN PANGANDARAN

  masih menggunakan data gabungan dengan Kabupaten induk Ciamis sedangkan pada Tahun 2013 merupakan angka jumlah angaktan kerja murni penduduk Kabupaten Pangandaran. Meningkatnya aktivitas perekonomian pada beberapa sektor perekonomian, mendorong penyerapan tenaga kerja yang besar terutama sektor perdagangan hotel dan restoran.

  Berdasarkan perbandingan menurut tiga sektor utama, pilihan bekerja di sektor pertanian masih mendominasi pasar kerja di Kabupaten Pangandaran dengan persentase sebesar 41,16 persen pada Tahun 2013, yang diikuti dengan sektor industri dengan persentase sebesar 15,94 persen dan pekerja di sektor jasa-jasa sebanyak 15,27 persen. Komposisi tersebut tampaknya tidak banyak mengalami perubahan selama kurun waktu 2011 - 2013. Upah Minimum Kabupaten (UMK) Pangandaran terus mengalami peningkatan. UMK Kabupaten Pangandaran meningkat dari Rp 793.750 pada Tahun 2012 menjadi Rp. 854.075 pada Tahun 2013.

5.4 Analisis Keterpaduan Strategi Peningkatan Investasi Pembangunan Bidang Cipta Karya

  Analisis keterpaduan strategi peningkatan investasi pembangunan Bidang Cipta Karya terdiri dari analisis kemampuan keuangan daerah dan strategi peningkatan investasi Bidang Cipta Karya.

5.4.1 Analisis Kemampuan Keuangan Daerah

  Undang-undang Nomor 21 Tahun 2012 mendasari lahirnya kabupaten baru (DOB) yang ditandatangani oleh Presiden SBY pada 16 September 2012, dan kemudian diundangkan oleh Menteri Hukum dan HAM Amir Syamsudin pada 17 September 2012, maka Pangandaran resmi menjadi Kabupaten di Provinsi Jawa Barat. Dalam UU Nomor 21/ 2012 disebutkan Kabupaten Pangandaran (Jabar) berasal dari sebagian wilayah Kabupaten Ciamis, yang terdiri dari sepuluh Kecamatan dengan Ibukota Kabupaten Pangandaran berkedudukan di Kecamatan Parigi. Pada tahap awal biaya penyelenggaraan pemerintah Kabupaten Pangandaran akan didukung oleh

  RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020

KABUPATEN PANGANDARAN

  hibah Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ciamis sebesar Rp 5 Miliar/ tahun selama dua tahun berturut-turut dan hibah sebesar Rp 4,5 Miliar untuk pelaksanaan pemilihan Bupati dan/ atau Wakil Bupati pertama kali. Sementara Pemda Provinsi Jawa Barat akan mengalokasikan bantuan hibah sejumlah Rp 2,5 Miliar/ tahun untuk dua tahun berturut-turut, serta Rp 2,5 Miliar untuk penyelenggaraan pemilhan Bupati dan/ atau Wakil Bupati pertama kali.

  Beberapa potensi yang akan menjadi peluang bagi Kabupaten Pangadaran menjadi kabupaten yang maju di masa mendatang sesuai dengan misinya menjadi “Kabupaten Pangandaran pada tahun 2025 menjadi

  Kabupaten Pariwisata yang mendunia, tempat tinggal yang aman dan nyaman berlandaskan norma agama

  ” diantaranya : 1. Potensi Pariwisata

  Potensi Pariwisata di Kabupaten Pangandaran sangat berpeluang untuk dikembangkan di masa depan, tidak hanya menjadi kabupaten wisata di tingkat Provinsi Jawa Barat bahkan di tingkat dunia. Enam kecamatan dari sepuluh kecamatan berbatasan langsung dengan pantai/ laut yaitu Kecamatan Cimerak, Kecamatan Cijulang, Kecamatan Parigi, Kecamatan Sidamulih, Kecamatan Pangandaran dan Kecamatan Kalipucang dengan total luas pantai 67.340 Ha dengan panjang pantai 91 km. Dari tahun ke tahun, laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pangandaran mengalami peningkatan terutama di sektor pariwisata. Pada tahun 2013 PDRB Kabupaten Pangandaran menurut harga berlaku dari sektor perdagangan, hotel dan restoran mencapai 2,066 Triliun Rupiah dengan distribusi persentase sebesar 33,32 persen dan dari sektor hiburan dan rekreasi mencapai 15,061 Miliar Rupiah dengan distribusi persentase sebesar 0,24 persen. Hal tersebut ditunjang oleh banyaknya hotel/ tempat penginapan yang berjumlah 217 unit yang tersebar di beberapa kecamatan di Kabupaten Pangandaran dan terbanyak terdapat di Kecamatan Pangandaran. Tercatat juga ada beberapa objek wisata potensial yang menjadi tujuan wisata baik turis mancanegara maupun domestik dan akan terus berkembang seiring dengan pembangunan di Kabupaten Pangandaran. Potensi pariwisata ini juga akan mampu

  RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020

KABUPATEN PANGANDARAN

  menyerap tenaga kerja dan membuka lapangan pekerjaan jasa penunjang yang bisa dimanfaatkan penduduk lokal yang secara langsung mampu meningkatkan taraf hidup dan daya beli masyarakat.

  2. Potensi sektor pertanian Selain potensi sektor pariwisata, Kabupaten Pangandaran juga memiliki potensi pertanian yang cukup memadai. Pertanian tanaman padi merupakan komoditas utama sektor pertanian. Data luas panen di Kabupaten Pangandaran pada Tahun 2013 mencapai rata-rata 34.047 Ha dan mampu memproduksi padi sebanyak 222.076 ton. Selain padi, komoditas lain yang cukup potensial untuk ditingkatkan adalah jagung, ubi kayu, ubi jalar kacang tanah, kacang kedelai, kacang hijau, dan komoditas lainnya. Di sektor pertanian, yang berpotensi adalah sub sektor peternakan dan perikanan. Ditinjau dari jumlah produksi ikan menurut tempat pemeliharaan/ penangkapan di Kabupaten Pangandaran pada Tahun 2013 yaitu perikanan laut 221.991 ton, tambak 68.780 ton, kolam 262.533 ton , dan sawah 3.541 ton. Sedangkan jumlah ternak yang ada di kabupaten Pangandaran Tahun 2013 yaitu sapi 2.230 ekor, kerbau 16 ekor, domba 2.782 ekor, dan kambing 1.240 ekor. Kabupaten pangandaran juga mempunyai kawasan hutan yang cukup luas dengan luas areal 28.327,92 Ha. Produksi dari kawasan hutan ini diantaranya adalah kayu albasia yang mengalami peningkatan panen hampir dua kali lipat, sementara kayu jati mengalami peningkatan sebesar 1,7 persen.

  3. Potensi keuangan Potensi keuangan yang dapat digali adalah Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Pangandaran. Berdasarkan data dari DPPKAD Kabupaten Pangandaran bahwa realisasi penerimaan daerah Kabupaten Pangandaran Tahun 2014 yaitu sebesar Rp 619, 271 Miliar, pendapatan asli daerah yang sah sebesar Rp 21,817 Miliar, dana perimbangan sebesar Rp 406,182 Miliar dan pendapatan lain- lain yang sah sebesar Rp 191,271 Miliar.

  RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020

KABUPATEN PANGANDARAN

  Selain potensi prosfektif yang bisa dijadikan landasan keyakinan oleh Pemerintah Kabupaten Pangandaran dalam mewujudkan visi dan misi di masa mendatang tentunya sebagai Daerah Otonomi Baru (DOB), Kabupaten Pangandaran memiliki tantangan yang harus dihadapi yang akan menjadi beban tersendiri bagi Pemerintah Kabupaten Pangandaran.

  Dari segi sumber daya yang dimiliki, Kabupaten Pangandaran masih sangat membutuhkan sumber daya manusia dalam memenuhi semua kebutuhan aparat di setiap satuan kerja perangkat daerah yang ada. Untuk kebutuhan tersebut diperlukan peningkatan kualitas terhadap sumber daya, terutama peningkatan di bidang pendidikan. Dengan peningkatan di bidang pendidikan diharapkan ke depannya akan tercipta sumber daya yang berkulitas dan berdaya saing sehingga pembangunan di Kabupaten Pangandaran akan meningkat.

  Tantangan lainnya adalah pembangunan sarana dan prasarana umum di Daerah Otonomi Baru Kabupaten Pangandaran seperti sarana kesehatan yang saat ini masih belum memiliki Rumah Sakit, sarana pendidikan terutama pada jenjang SMA atau setingkat yang jumlahnya masih sedikit, peningkatan dan perbaikan jalur transportasi, peningkatan akses sanitasi dan air bersih dan sarana prasarana lainnya. Untuk menjadikan Kabupaten Pangandaran sebagai daerah wisata yang terkenal maka pemerintahan ke depan mempunyai tanggungjawab yang besar untuk melengkapi pembangunan sarana dan prasarana umum untuk menunjang terwujudnya Pangandaran sebagai daerah tujuan wisata dan sebagai kawasana strategis Provinsi maupun Nasional.

  Berdasarkan isu-isu strategis yang berkembang di tingkat Kabupaten, Provinsi, dan Nasional, pelaksanaan pembangunan di Tahun 2015 harus disesuaikan dengan program dan kegiatan terutama yang menjadi persoalan bersama Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Pemerintah Kabupaten Pangandaran. persoalan bersama dimaksud yaitu kebijakan program kegiatan yang terkait dengan penurunan angka kemiskinan (pro

  poor); penurunan tingkat pengangguran (pro job) dan peningkatan

  pertumbuhan ekonomi (pro growth) serta lingkungan hidup yang berkelanjutan (pro environment). Sebagaimana terdapat dalam Peraturan

  RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020

KABUPATEN PANGANDARAN

  Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2015 menetapkan bahwa tema Pembangunan Nasional adalah “Memantapkan Perekonomian Nasional untuk Peningkatan Kesejahteraan Rakyat yang Berkeadilan”, sedangkan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Pangandaran Tahun 2015 masih menetapkan tema “Peningkatan Kinerja Pemerintahan dalam Upaya Pemantapan Sinergitas Pembangunan Wilayah yang Berkelanjutan” dengan hasil yang ingin dicapai pada Tahun 2015, sebagai acuan dapat terlihat dari target Indikator Makro Kabupaten Pangandaran untuk Tahun 2015 seperti pada Tabel 5.9.

  9 Angka Kematian Bayi (per 1000 KH) 36,47

  Prediksi pertumbuhan ekonomi makro Kabupaten Pangandaran yang positif bukan merupakan suatu hal yang mustahil apabila potensi-potensi yang dimiliki Kabupaten Pangandaran dapat dioptimalkan dan disertai dengan tata kelola ekonomi yang baik, untuk mempercepat pembangunan dan

  15 Kawasan Lindung (%) 38,22 Sumber : KUA PPAS Kabupaten Pangandaran 2015

  14 PDRB perkapita ADH Konstan (Rp.) 5.731.978

  13 Tingkat Pengangguran Terbuka (%) 4,25

  12 Laju Pertumbuhan Ekonomi (%) 5,10

  11 Kemiskinan (%) 6,97

  10 Laju Pertumbuhan Penduduk (%) 0,39

  8 Purchasing Power Parity (000 Rp) 642,06

Tabel 5.9 Indikator Makro Kabupaten Pangandaran Tahun 2015

  Menteri Dalam Negeri Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pedoman penyusunan, pengendalian dan evaluasi rencana kerja pembangunan daerah Tahun 2015 yang mengisyaratkan perlu adanya sinkronisasi kebijakan pemerintah daerah dengan kebijakan pemerintah.

  6 Angka Harapan Hidup (Tahun) 67,81

  5 Indeks Kesehatan 71,35

  4 Angka Melek Huruf (%) 98,59

  3 Rata-rata lama sekolah (Tahun) 7,71

  2 Indeks Pendidikan 82,86

  1 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 73,13

  No Indikator Target Tahun 2015 ***) (1) (2) (3)

  7 Indeks Daya Beli 65,18

KABUPATEN PANGANDARAN

  4.Listrik,Gas dan Air Minum 0,84 0,85

  Prospek perekonomian Kabupaten Pangandaran Tahun 2014

  9.Jasa-jasa 16,58 16,30 PDRB 100 100,00 Sumber: Hasil Estimasi Bappeda. 2015

  8.Keuangan,Real Estate dan Perusahaan 4,72 4,66

  7.Pengangkutan dan Komunikasi 2,31 2,44

  6.Perdagangan,Hotel dan Restoran 33,59 33,63

  5. Bangunan 2,68 2,60

  3.Industri pengolahan 4,99 5,01

  RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020

  2.Pertambangan dan penggalian 0,60 0,59

  1.Pertanian 33,69 33,91

  Sektor 2014 2015 (1) (2) (3)

  Pangandaran Dalam Tahun 2014-2015 Menurut Lapangan Usaha (ADH Berlaku)

Tabel 5.10 Proyeksi Kontribusi Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten

  Pada periode Tahun 2014hingga Tahun 2015, Sektor Pertanian diprediksikan akan memiliki kontribusi sekitar 33,69% pada Tahun 2014, dan 33,91% Tahun 2015. Sedangkan sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran diprediksikan akan menyumbang sekitar 33,59% untuk Tahun 2014, dan 33,63% pada Tahun 2015dalam pembentukan PDRB secara keseluruhan.Proyeksi Kontribusi Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Pangandaran secara lebih lengkap seperti ditampilkan pada Tabel 5.10.

  pengurangan pengangguran dan kemiskinan. Pencapaian ke arah prediksi ekonomi makro yang optimis, tentunya menjadi tantangan ke depan yang harus disikapi oleh pemerintah daerah dengan cara melakukan terobosan- terobosan/inovasi-inovasi dalam perencanaan pembangunan daerah, misalnya dengan cara pendekatan pembangunan industri wilayah untuk mencapai daya saing daerah melalui pencapaian skala ekonomis. Bila dilihat dari kontribusinya, perekonomian Kabupaten Pangandaran masih ditopang oleh sektor Pertanian dan sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR).

  • – 2015 diharapkan akan terjadi perbaikan, hal ini antara lain semakin menguatnya volume APBD Kabupaten Pangandaranmendorong peningkatan kualitas

  RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020

KABUPATEN PANGANDARAN

  infrastruktur yang mendukung peningkatan produktivitas, respon masyarakat terhadap upaya penciptaan penyelenggaraan kepemerintahan yang baik, penerapan kompetisi di kalangan para pelaku usaha khususnya yang berkaitan dengan rekanan pemerintah sehingga mendorong peningkatan efisiensi dan kompetisi kualitas pekerjaan. Upaya pemerintah daerah untuk terus meningkatkan percepatan pengembangan agribisnis melalui pengembangan komoditas unggulan dan pengembangan kepariwisataan melalui penataan obyek wisata yang mendapat dukungan dari pemerintah pusat dan propinsi.Upaya penguatan keuangan kecamatan dan desa. Penguatan keuangan kecamatan sebagai upaya meningkatkan peran kecamatan sedangkan penguatan keuangan desa dalam rangka mendukung pembangunan prasarana dan sarana perdesaan dengan harapan lebih menopang peningkatan produktivitas masyarakat di perdesaan serta adanya dukungan dari pemerintah pusat mengenai upaya peningkatan daya beli masyarakat. Adanya sinkronisasi implementasi pembangunan diharapkan tidak mengekang kreativitas daerah dalam mengatasi kondisi di daerah. Keterbatasan sumber dana dan semakin besarnya tantangan yang dihadapi merupakan hal yang menuntut kreativitas daerah dalam menghadapi tantangan dimaksud guna mewujudkan prioritas pembangunan yang telah ditetapkan.

  Perkembangan ekonomi Kabupaten Pangandaran dari tahun ke tahun yang terus meningkat, menimbulkan optimisme pertumbuhan perekonomian yang akan terjadi pada Tahun 2016. Keadaan ini didukung oleh banyaknya potensi yang dimiliki oleh Kabupaten Pangandaran terutama untuk potensi pariwisata dan pertanian sehingga dapat meningkatkan pendapatan daerah. Di sisi infrastruktur, Kabupaten Pangandaran akan melakukan peningkatan terutama pada sarana transportasi, pendidikan, dan kesehatan. Optimisme tersebut didukung juga oleh adanya Bupati definitif yang akan memimpin pemerintah daerah Kabupaten Pangandaran yang pemilihannya akan dilaksanakan pada akhir Tahun 2015.

  RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020