Bab V - 1 - DOCRPIJM 3fd9756101 BAB VRPIJM Kota Batu BAB V

BAB V KEUANGAN DAN RENCANA PENINGKATAN PENDAPATAN

5.1 Petunjuk Umum

  Dengan diberlakunnya Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Propinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, maka Pemerintah Kota Batu mempunyai kewajiban untuk menyelengarakan dan melaksanakan urusan Pemerintah Daerah yang menjadi kewenangnnya. Urusan Pemerintahan daerah dimaksud meliputi : Urusan Wajib dan Urusan pilihan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Birokrasi dalam melaksanakan urusan pemerintahan daerah tersebut secara umum berperan menjalankan fungsi utama yaitu fungsi pelayanan. Fungsi pembangunan dan fungsi pemerintahan umum. Dengan unit organisasi pemerintahan yang pada hakikatnya merupakan bagian atau berhubungan dengan masyarakat. Fungsi utamanya pelayanan publik yang langsung berhubungan dengan masyarakat. Fungsi pembangunan berhubungan dengan organisisasi pemerintah yang menjalankan salah satu urusan pemerintah daerah guna mencapai tujuan pembangunan. Fungsi pokoknya adalah Development Function. Fungsi ketiga adalah pemerintah umum yang berhubungan dengan rangkaian organisasi pemerintahan yang menjalankan tugas-tugas pemerintahan umum termasuk memelihara ketertiban dan keamanan Fungsi ini lebih pada fungsi pengaturan. Guna melaksanakan ketiga fungsi utamanya secara optimal diperlukan dukungan anggaran yang memadai tertuang dalam APBD untuk melaksanakan semua urusan pemerintahan daerah yang menjadi kewenangan pemerintah Kota Batu. APBD merupakan rencana keuangan tahunan pemerintah daerah yang menggambarkan semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaran pemerintah daerah dalaam kurun wakiu satu tahun. APBD merupakan instrumen dalam rangka mewujudkan pelayanan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Berkaitan dengan hal tersebut maka pengalokasian anggaran belanja yang secara rutin merupakan kebutuhan dalam rangka pelaksanaan setiap urusan pemerintahan daerah menjadi tolok ukur bagi tercapainya kesinambungan serta kosistensi pembangunan daerah secara keseluruhan nenuju tercapainya sasaran yang telah disepakati bersama. memperhatikan keterbatasan sumber daya yang ada, maka dalam rangka pencapaian tujuan pembangunan daerah perlu mengarahkan dan memanfaatkan sumber daya yang ada secara berdaya guna dan berhasil guna dengan disertai pengawasan dan pengendalian sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Hal ini dimaksudkan agar target kinerja pembangunan daerah yang telah ditetapkan dapat tercapai.

  Sebagaimana dimaklumi bahwa setelah melewati paruh tahun pertama penyelenggaraan tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan Tahun Anggaran 2008 terdapat berbagai target sasaran yang perlu penyesuaian dengan kondisi objektif dan trend perubahan baik pengaruh faktor eksternal maupun internal.

  Salah satu faktor internal yang mendorong Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah adalah perkiraaan terjadinya kenaikan pendapatan daerah yang berasal dari peningkatan PAD, Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah

  (Dana Bagi Hasil Pajak Dari Propinsi dan Bantuan Keuangan Dari Propinsi) serta dana bagi hasil dari pemerintah pusat (misalnya Bagi Hasil Cukai).

  Selain itu, dengan disahkannya Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPIJMD) Kota Batu tahun 2007-2012 diperlukan penyesuaian-penyesuaian dalam prioritas program pembangunan dalam rangka mendukung pencapaian visi dan misi sebagaimana yang tertuang di dalam RPJMD. Penyesuaian prioritas pembangunan tentunya akan membawa konsekwensi di dalam arah pendanaan prioritas pembangunan.

  Sedangkan faktor eksternal yang mendorong dilakukannya APBD adalah adanya kebijakan nasional untuk mengurangi subsidi BBM karena beban subsidi yang membengkak di APBN, sebagai akibat kenaikan harga minyak dunia yang sangat tinggi. Dampak kebijakan tersebut tentunya berdampak pada melemahnya daya beli masyarakat dan meningkatnya jumlah pengangguran dan kemiskinan. Oleh karena itu, goverment expenditure (pengeluaran pemerintah) baik pemerintah pusat maupun daerah (APBD) perlu ditambah untuk penciptaan lapangan kerja, dan peningkatan pelayanan publik.

5.1.1 Komponen Keuangan

5.1.1.1 Komponen Penerimaan Pendapatan

  Sumber penerimaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah seluruh Pemerintah daerah di Kota Batu Tahun 2004 adalah Dana Perimbangan baik dari Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Propinsi, Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang berasal dari pendapatan daerah setempat.

5.1.1.1.1 Pendapatan Asli Daerah

  Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah adalah suatu rencana keuangan tahunan Daerah yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah. Struktur APBD merupakan satu kesatuan yang terdiri dari Pendapatan Daerah dan Pembiayaan. APBD merupakan anggaran yang disusun untuk memenuhi keperluan penyelenggaraan tugas pemerintahan di daerah juga sebagai pembiayaan pembangunan suatu daerah.

  Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Batu Tahun 2004 sebesar Rp. 138.531.148.558,- jika dibandingkan dengan APBD tahun sebelumnya terjadi peningkatan yaitu dari Rp.

  114.488.805.291,-.

5.1.1.1.2 Dana Perimbangan

  Jumlah Dana Perimbangan yang terdiri dari Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, Dana Perimbangan dari Propinsi, dan Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak Kota Batu pada tahun 2004 mencapai Rp.

  128.942.186.558,- atau meningkat 19,30 % dari alokasi Dana Perimbanagn pada tahun sebelumnya. Sedangkan penerimaan dari total PAD sebesar Rp. 7.388.962.000,- daerah tahun sebelumnya. Kondisi ini mengindikasikan mulai berkurangnya ketergantungan keuangan Pemerintah Kota Batu terhadap Pemerintah pusat dengan mulai mengembangkan sumber-sumber pendapatan di daerah, sebagian besar dari realisasi penerimaan Pendapatan Asli Daerah Pemerintah Kota Batu, disumbang dari Sub Pajak Daerah yaitu sebesar Rp. 4.464.500.000,-, selebihnya berasal dari Sub Pos Retribusi Daerah sebesar Rp. 1.874.462.000,-, Sub Pos Bagian Laba dari Badan Usaha Milik Daerah sebesar Rp. 150.000.000,- dan dari Sub Pendapatan Laiin-lain sebesar Rp. 900.000.000,-.

  Agar keuangan Pemerintah Kota Batu dapat dikelola dengan baik, maka perlu dilakukan perencanaan keuangan, dengan selalu menggali potensi pendapatan, melakukan efesiensi belanja serta mengembangkan sumber pembiayaan. Mengingat sumber-sumber pendapatan daerah pertumbuhannya dipengaruhi oleh trend konsumsi masyarakat dan perencanaannya didasarkan pada asumsi indikator ekonomi makro, seperti pertumbuhan inflasi, PDRB, tarif dan pertumbuhan penduduk serta pertimbangan realisasi pertumbuhan selama 5 tahun terakhir dan rencana kinerja pendapatan daerah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5.1

Tabel 5.1 Ratio Komposisi Pendapatan Daerah di APBD Kota Batu Tahun 2004 – 2007 No Sumber Pendapatan Daerah Tahun (%) 2003 2004 2005 2006

1 PAD

  5,91 4,80 4,97 4,93

  2 DANA PERIMBANGAN 94,09 95,20 95,03 95,07

  a. Dana Alokasi Umum 76,36 70,83 64,97 74,94

  b. Dana Alokasi Khusus 5,51 11,02 17,41 8,40

  c. Dana Bagi Hasil Pusat 11,51 11,41 10,19 9,12

  d. Dana Bagi Hasil Propinsi 6,62 6,74 7,43 7,54 Sumber Data : KUA Kota Batu Tahun 2007, diolah

5.1.2Komponen Pengeluaran Belanja

  Mengingat rata-rata pertumbuhan pendapatan daerah sebesar 13,85 % sampai dengan 15,24 %, maka untuk rencana belanja yang melebihi 14,24% akan disamakan dengan 14,54%. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari anggaran defisit yang ekstrim, karena belum ada alternatif pembiayaan lainnya. Dengan menggunakan asumsi di atas, maka untuk 2007 – 2010 pertumbuhan pendapatan diproyeksikan sebesar 13% sampai dengan 16% pertahunnya.

  Pembangunan ekonomi yang telah ditempuh di masa lalu telah menghasilkan berbagai kemajuan yang cukup berarti namun sekaligus juga mewariskan berbagai permasalahan. Sebagai imbas era globalisasi yang mempengaruhi seluruh aspek kehidupan masyarakat utamanya terhadap ekonomi masyarakat, mengakibatkan beberapa kendala dalam pelaksanaan pembangunan. Sebagai pedoman dalam pengelolaan belanja daerah, Pemerintah Kota Batu berusaha mengarahkan anggaran belanja dipergunakan untuk mengurangi angka kemiskinan serta pemberdayaan masyarakat, reviltalisasi sektor pertanian, serta pengembangan sumber daya alam Kota Batu dengan memperhatikan keseimbangan ekosistem.

5.1.3 Komponen Pembiayaan

  Mengingat semakin besarnya biaya pembangunan di Kota Batu, namun dengan terbatasnya sumber pendanaan pembangunan di atas, maka Pemerintah Kota Batu perlu mencari alternatif sumber pembiayaan pembangunan daerah lainnya. Dan untuk menjamin pembangunan yang berkesimnambungan, maka dialkukan upaya alternative pembiayaannya, yaitu :

  

A. Intensifikasi Dan Ekstensifikasi Pendapatan Asli Daerah

  dilakukan melalui upaya intensifikasi pajak maupun retribusi daerah dengan optimalisasi aset daerah, optimalisasi BUMD, optimalisasi pelayanan. Sedangkan upaya ekstensifikasi diupayakan melalui perluasan sumber-sumber pendapatan daerah tanpa harus membebani masyarakat.

  B. Pinjaman Daerah

  Peraturan mengenai pinjaman daerah ini selengkapnya dapat dilihat pada UU 17/2003 tentang Keuangan Negara, Undang-undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah pasal 49 perihal batasan pinjaman, PP 107/2000 tentang Pinjaman Daerah dan KMKRI No. 35/ KMK.07/ 2003 tentang Perencanaan, Pelaksanaan/Penatausahaan, penerusan Pinjaman Luar Negeri Pemerintah Kepada Daerah. Dalam menggunakan dana pinjaman ini hendaknya lebih hati-hati, misalnya : a. Syarat pinjaman hendaknya dengan bunga lunak dan ada masa tenggang b. Tunjuan pinjaman, hendaknya mempunyai multiplier effect yang besar dan cost recovery; c. Sumber dana pinjaman dari pihak lain yang tidak mempunyai persyaratan politik; d. Tata cara pengesahan pinjaman tidak berbelit-belit, sehingga akan mengakibatkan biaya yang mahal/ kebocoran yang mengakibatkan kerugian bagi peminjam; dan e. Pengawasan yang efektif dan efisien.

  C.Obligasi Daerah

  Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 107 tahun 2000 tentang pinjaman daerah dikatakan bahwa Pemerintah Propinsi maupun Pemerintah Kabupaten/Kota dapat melakukan pinjaman yang bersumber dari dalam negeri dan luar negeri. Pinjaman dalam negeri keuangan bukan bank, masyarakat dan sumber lainnya. Pinjaman dari masyarakat untuk pendanaan pembangunan yang dikenal dengan obligasi daerah (Municipal Bond), juga dapat digunakan sebagai alternatif pendanaan pembangunan daerah.

  Obligasi dapat dimengerti sebagai surat berharga atau sertifikat yang berisi kontrak antara pemberi pinjaman (investor) dengan yang diberi pinjaman (emiten). Sehingga, sertifikat obligasi sebenarnya adalah surat pengakuan hutang, dengan demikian obligasi sama dengan hutang pada umumnya yang diperoleh dari lembaga keuangan, hanya saja obligasi penjualannya dipublikasikan dan dijual pada investor langsung di pasar modal dengan menawarkan tingkat bunga (Rate) tertentu dan jangka waktu pengembalian (maturity) tertentu pula.

D. Memperkuat dan Memperluas Kemitraan

  Kemitraan dengan swasta sudah merupakan tuntutan jaman sekarang ini, karena peranan pemerintah sudah mulai “berkurang”, sementara peranan swasta semakin meningkat terutama dalam sektor perekonomian. Prinsip kerjasama (kemitraan) yang saling menguntungkan bagi pemerintahan, swasta dan masyarakat dilaksanakan melalui langkah-langkah:

  1. Perumusan model-model kemitraan yang paling tepat dilakukan ;

  2. Perumusan kriteria mitra yang potensial sebagai mitra pemerintah propinsi ; dan

  3. Terciptanya model-model kerjasama antara pemerintah dengan swasta, pemerintah dengan masyarakat, dan antar swasta dengan masyarakat dalam kegiatan usaha ekonomi, penyediaan dan pengelolaan prasarana dan sarana pelayanan.

  F.

  Pembiayaan Pembangunan Dengan Pola Cost-Sharing Antara Pemerintah Pusat-Propinsi-Kabupaten/Kota

  Pola pembiayaan model cost sharing ini dilakukan melalui kesepakatan pengalokasian belanja antara Pemerintah Pusat-Propinsi

G. Optimalisasi Pemanfaatan Zakat

  Optimalisasi pemanfaatan Zakat sebagai sumber alternatif pembiayaan pembangunan dioptimalkan melalui pengelolaan sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku. Tata cara pengumpulan Zakat dapat dilakukan melalui lembaga-lembaga pengumpulan zakat yang

  .

  terakreditasi

5.2. Profil Keuangan Kota Batu

5.2.1 Keuangan Daerah

  Dalam penyelenggaraan kepemerintahan,Kota Batu telah menetapkan indikator-indikator kinerja sebagaimana termuat di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Batu 2007-2012. dengan ditetapkannya RPJMD Kota Batu, maka penyelenggraan pembangunan yang dilakukan harus mengacu pada RPJMD. Salah satu ukuran keberhasilan pemerintahan adalah terpenuhinya target-target pembangunan yang diukur melaui indikator kinerja. Beberapa indikator ekonomi yang harus dicapai oleh Pemerintah Kota Batu untuk tahun 2008 . Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table 5.2

Tabel 5.2 Indikator Kinerja Tahun 2008 NO.

INDIKATOR TARGET

  1 Pertumbuhan investasi (%) 2,5

  2 Pertumbuhan ekonomi (%) 6,10

  3 Tingkat penganguran (%) 8,5

  4 Tingkat Kemiskinan (%)

  11

  5 Jumlah PAD (Rp. Milyar)

  18 PDRB Per kapita ADHK (Rp.Juta)

  6

  6 Sumber: RPJMD Kota Batu 2008

  Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa pada tahun 2008, investasi Kota Batu telah ditargetkan untuk mengalami pertumbuhan sebesar 2,5%. Sedangkan untuk pertumbuhan ekonomi, Pemerintah Kota Batu mentargetkan perekonomian untuk tumbuh hingga mencapai angka 6,1%.

  Selanjutnya, Pemerintah Kota Batu mentargetkan tingkat pengangguran menurun hingga mencapai angka 8,5% dan tingkat kemiskinan mencapai angka 11%. Untuk meningkatkan kemampuan daerah dan pendapatan masyarakat Kota Batu, pemerintah mentargetkan Pendapatan Asli Daerah sampai pada angka Rp. 18. Milyar untuk pertumbuhan PDRB per kapita Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) hingga mencapai angka Rp. 6 juta.

  Untuk mencapai target tersebut, terdapat tantangan eksternal yang cukup besar. Kebijakan nasional untuk mengurangi subsidi BBM dapat mempengaruhi kemampuan daya beli masyarakat sehingga upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat akan sedikit lebih berat. Namun, salah satu jalan yang dapat ditempuh untuk mencapai target-target di atas maka dapat dilakukan dengan meningkat pengeluaran pemerintah

  (goverment expenditure). Oleh karena itu, untuk mencapai visi, misi, target pembangunan dan menjawab tantangan pembangunan baik internal maupun eksternal maka dilakukan Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Batu Tahun Anggaran 2008.

5.2.2 Keuangan Perusahaan Daerah

a) Kondisi Keuangan PDAM Kota Batu

  Kondisi keuangan PDAM Kota Batu saat ini dalam memenuhi kewajiban serta kemampuan dalam menutup biaya operasional dan pemeliharaan bulanan belum mencukupi.

  Penyebab Kelemahan Kinerja Keuangan Uraian tentang penyebab rendahnya kinerja keuangan dari aspek teknis, manejemen (Kelembagaan) dan keuangan (Manajemen

  Keuangan )

  a) Kwalitas air yang didistribusikan pada pelanggan yang berasal dari Banyuning kurang lebih 3850 pelanggan mempunyai b) Kebocoran air cukup tinggi akibat banyaknya meter air yang sudah tidak berfungsi dan pipa distribusi yang kurang kedalaman galianya.

  c) Banyak Instalasi pipa distribusi yang rusak terutama peninggalan zaman Kolonial Belanda.

  d) Tarif dasar air minum masih rendah dibawah pemulihan biaya penuh.

  e) Gambar As-Build Drawing jaringan pipa distribusi dan transmisi yang belum lengkap, sehingga menyulitkan dalam melaksanakan perbaikan dan perawatan pipa. Kondisi Keuangan Perusahaan PDAM Kota Batu dapat dilihat pada perkembangan laba/rugi PDAM tahun 2008 dan Perkembangan Neraca PDAM tahun 2004 s/d 2008. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5.3,

Tabel 5.3 PDAM KOTA BATU LAPORAN LABA RUGI KOMPARATIF TAHUN BUKU YANG BERAKHIR per 31 Des 2008 dan 2007 TAHUN TAHUN NAMA PERKIRAAN 2008 2007 PENDAPATAN USAHA :

  Penjualan Air 3,102,630,730 3,005,332,050

Penjualan Non Air 323,193,849 286,904,545

JUMLAH PENDAPATAN USAHA 3,425,824,579 3,292,236,595 BIAYA LANGSUNG USAHA :

Biaya Sumber Air 387,280,440 286,569,946

Biaya Transmisi & Distribusi 1,038,266,226 1,134,790,632 JUMLAH BIAYA LANGSUNG USAHA 1,425,546,666 1,421,360,578 LABA / (RUGI) KOTOR USAHA 2,000,277,913 1,870,876,017 BIAYA TIDAK LANGSUNG USAHA : Biaya Umum& Administrasi 1,720,539,985 1,790,621,556

JUMLAH BIAYA TIDAK LANGSUNG USAHA 1,720,539,985 1,790,621,556

  • LABA/ (RUGI ) BERSIH USAHA 279,737,928

  PENDAPATAN / (BIAYA) LAIN-LAIN : Pendapatan Lain-Lain 24,205,020 20,202,006 Biaya Lain-Lain 13,491,942 13,169,327 JUMLAH PENDAPATAN / (BIAYA) LAIN-LAIN 10,713,078 7,032,679

KEUNTUNGAN /KERUGIAN LUAR BIASA

  LABA / (RUGI) BERSIH SEBELUM PPh 290,451,006 87,287,140

PAJAK PENGHASILAN 72,380,302 14,425,052

  LABA/(RUGI) BERSIH 218,070,704 72,862,088 Sumber : PDAM Kota Batu

5.3 Permasalahan dan Analisa Keuangan

5.3.1 Kondisi Keuangan Pemerintah Kota Batu

   Permasalahan utama pada kondisi keuangan Pemerintah Kota Batu adalah

  upaya optimalisasi PAD, permasalahan yang masih dijumpai adalah:

  • Kecilnya potensi PAD yang menyebabkan ketergantungan Pemerintah Daerah kepada Dana Perimbangan - Secara tekinis penentuan target PAD oleh satuan Kerja Peangkat (SKPD) belum didasarkan pada potensi pendapatan yang ada keterlambatan informasi dan penyaluran Dana Perimbangan dan bagi hasil sehingga belum dapat ditepatinya pencairan Dana Perimbangan dan bagi hasil
  • Beberapa target utamanya pada lain-lain PAD tidak dapat terealisasi karena terkait dengan permasalahan yang melingkupinya dan memerlukan langkah–langkah pemecahan masalah se>Beberapa perusahaan daerah yang memerlukan peningkatan managemen pengelolaan sehingga dapat bmemberikan kontribusi kepada PAD.
  • Perlu upaya intenfisikasi dan eksestensifikasi pajak dan retribusi daerah dengan memeperhatikan keseimbangan dengan potensi yang ada.
  • Perlu adanya upaya penggalian sumber-sumber pendapatan daerah yang baru dengan tetap memperhatikan kemampuan masyarakat dan potensi yang ada serta tidak memberatkan dunia usaha dan masyarakat
  • Dalam hal pelayanan perlu ditempuh melalui melalui penyederhanaan sistem dan prosedur administrasi pajak dan retribusi daerah serta meningkatkan ketaatan wajib pajak dan pembayar retribusi daerah.

5.3.2 Proyeksi Penerimaan dan Belanja

1 PENDAPATAN DAERAH 317,138,732,958.90 323,193,900,195.82 6,055,167,236.92 1.91%

  1.2.

  3 Dana Penyesuaian Infrastruktur dan Lainnya - - - -

  1.2.

  2 Dana Alokasi Umum 215,977,808,000.00 215,977,808,000.00 - -

  Struktur pendapatan Kota Batu masih bertumpu pada Dana Perimbangan yang terdiri dari Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus dan Dana Bagi Hasil Pajak / Bagi Hasil Bukan Pajak.

  1 Dana Bagi Hasil Pajak/ Bagi Hasil Bukan Pajak 36,635,130,467.00 36,635,130,467.00 - -

  1.2 Dana Perimbangan 283,132,938,467.00 283,132,938,467.00 - - 1.2.

  4 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah 3,848,058,506.00 5,139,162,557.67 1,291,104,051.67 33.55%

  1.2.

  1.1.

  1.1.

  2 Retribusi Daerah 3,737,850,000.00 3,737,850,000.00 - -

  1.1.

  1 Pajak Daerah 9,617,000,000.00 9,617,000,000.00 - -

  1.1 Pendapatan Asli Daerah (PAD) 18,104,091,006.75 19,418,111,732.58 1,314,020,725.83 7.26% 1.1.

Tabel 5.4 Perubahan Pendapatan APBD Sebelum dan Sesudah PAK Tahun 2008

  Sedangkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang merupakan cerminan kemampuan daerah, kontribusinya terhadap pendapatan di APBD masih sangat kecil, meskipun setiap tahun pendapatan asli daerah (PAD) Kota Batu terus mengalami peningkatan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5.4

  3 Bagian Laba Bagi Hasil 901,182,500.75 924,099,174.91 22,916,674.16 2.54%

4 Dana Alokasi Khusus 30,520,000,000.00 30,520,000,000.00 - -

1.3 Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang sah 15,901,703,485.15 20,642,849,996.24 4,741,146,511.09 29.82% 1.3.

  • 1.3.
  • 1.3.

  3 Dana Bagi Hasil Pajak dari Propinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya 15,134,573,485.15 19,827,219,996.24 4,692,646,511.09 31.01% 1.3.

  4 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 767,130,000.00 767,130,000.00

  1.3.

  5 Bantuan Keuangan dari Propinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya - 48,500,000.00 48,500,000.00 100.00%

  

JUMLAH 317,138,732,958.90 323,193,900,195.82 6,055,167,236.92 1.91%

  2 Dana Darurat

  1 Hibah

   Sumber: PERDA No.1 Tahun 2008 tentang APBD tahun anggaran 2008 NO. PENDAPATAN Jumlah Sebelum PAK (Rp) Target Jumlah Setelah PAK (Rp) Selisih (Rp) Perubahan (%)

  Dari tabel 5.6 dapat dilihat bahwa Pendapatan Daerah Kota Batu mengalami kenaikan yaitu dari jumlah sebelum PAK sebesar Rp. 317,138,732,958.90 dan target jumlah setelah PAK sebesar Rp. 323,193,900,195.82 atau meningkat sekitar 1,91% (sebesar Rp. 6.055.167.236,92). Hal ini disebabkan karena naiknya pendapatan asli daerah sekitar 7,26% atau bertambah sebesar Rp. 1.314.020.725,83 dan dari lain-lain pendapatan daerah yang sah sekitar 29,82% atau sebesar Rp. 4.741.146.511,09. Adapun rincian kenaikan pendapatan daerah sebagai berikut:

  1. Pendapatan Asli Daerah (PAD).

  Sumber kenaikan pendapatan asli daerah (PAD) yaitu berasal dari Bagian Laba Bagi Hasil sebesar 2,54% atau sebesar Rp. 22.916.674,16 dan lain-lain pendapatan daerah yang sah sekitar 33,55% atau sebesar Rp. 1,291,104,051.67.

  2. Dana Perimbangan. antara jumlah sebelum PAK dan target setelah PAK tidak mengalami perubahan.

  3. Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah.

  Sumber kenaikan lain-lain pendapatan daerah yang sah yaitu berasal dari Dana Bagi Hasil Pajak dari propinsi dan pemerintah daerah lainnya naik sekitar 31,01% atau sebesar Rp. 4.692.646.511,09 dan dari Bantuan Keuangan dari propinsi atau pemerintah daerah lainnya sebesar Rp. 48.500.000,00. Dalam lima tahun mendatang, arah pengelolaan pendapatan Kota Batu adalah meningkatkan pendapatan, terutama Pendapatan Asli Daerah

  (PAD). Peningkatan pendapatan tersebut dilakukan dengan efisiensi pemungutan pajak dan retribusi (intensifikasi), perluasan wajib pajak (extensifikasi), pengembangan kerjasama pemerintah, baik horizontal maupun vertical. Secara horizontal pemerintah kota Batu berusaha untuk meningkatkan kemitraan antara pemerintah dan swasta (Public Private

  Partnership ). Sedangkan dari sisi vertical pemerintah daerah Kota Batu

  juga akan berkerja sama dengan pemerintah yang lebih tinggi, wilayah lain dan sektor swasta. Diluar hal tersebut, Pemerintah Daerah Kota Batu harus terus berusaha untuk mengembangkan BUMD yang ada agar lebih efektif dan efisien dan mampu menyumbang pendapatan pada pendapatan asli daerah Kota Batu.

  Belanja Daerah disusun berdasarkan pendekatan kinerja dari unit kerja dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya. Belanja tidak langsung merupakan belanja yang digunakan untuk membiayai kegiatan aparatur bidang pelayanan yang manfaatnya tidak dinikmati langsung oleh masyarakat, harus dilaksanakan dengan effisien, efektif dan realistis. Sedangkan belanja langsung merupakan belanja yang digunakan untuk kegiatan produktif yang manfaatnya langsung dapat dirasakan oleh masyarakat. Belanja dalam hal ini diarahkan pada peningkatan proporsi belanja yang memihak kepentingan masyarakat disamping tetap menjaga

  Visi Kota Batu yang lebih menekankan pada kemajuan pariwisata yang didukung oleh sumberdaya manusia, sumber daya alam dan sumberdaya budaya serta pemerintahan yang baik, oleh karena itu perlu didukung oleh pendanaan yang cukup memadai untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas, sumber daya alam yang termanfaatkan secara berkelanjutan, budaya-budaya lokal yang terus berkembangan dan tetap terjaga eksistensinya serta sarana dan prasarana pemerintahan yang memadai sebagai upaya meningkatkan kinerja pemerintahan. Untuk Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (P-APBD) ini lebih diarahkan untuk mancapai target-target (indikator kinerja) yang akan dicapai sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Batu tahun 2007-2012 dan meningkatkan kesejahteraan rakyat.

  Dengan terjadinya kecenderungan peningkatan anggaran melalui PAK Tahun Anggaran 2008 diharapkan mampu menunjang operasional Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam meningkatkan performa kerjanya serta mampu mewujudkan pogram-program pembangunan prioritas sesuai dengan visi dan misi Kota Batu. Adapun Visi dan Misi Kota Batu adalah sebagai berikut :

  a. Visi Kota Batu, yaitu Kota Batu Sebagai Sentra Pariwisata Berbasis Pertanian didukung oleh Sumber Daya Manusia, Sumber Daya Alam, dan Sumber Daya Buatan serta Pemerintahan yang Kreatif, Inovatif dan Bersih bagi Seluruh Rakyat Batu. b.Misi Kota Batu 2007-2012 yaitu :

  1. Mendayagunakan secara optimal dan terkendali sumber-sumber daya daerah, baik Sumber Daya Manusia, Sumber Daya Alam maupun Sumber Daya Budaya sebagai unsur-unsur internal untuk penopang upaya pengembangan Kota Batu ke depan. berasal dari pemerintah, swasta nasional ataupun swasta asing untuk beragam bidang usaha yang potensial dan prospektif sebagai sumber daya eksternal bagi penunjang sumber daya internal.

  3. Merevitalisasi aparatur pemerintah dan menjalankan roda Pemerintahan Daerah, yang didasari oleh sikap maupun tindakan kreatif dan inovatif serta bersih dari korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN), guna mengoptimalkan pelayanan publik bagi seluruh warga Kota Batu.

  4. Meningkatkan peran Kota Batu sebagai Kota Pertanian (Agropolitan), khususnya untuk jenis tanaman sayur, buah dan bunga, serta menguatnya perdagangan hasil pertanian dan industri pertanian (agro-industry) yang diperhitungkan baik pada tingkat regional (Jawa Timur) maupun tingkat nasional guna memperkuat ekonomi kerakyatan yang berbasis pertanian.

  5. Meningkatkan posisi dan peran Kota Batu dari "Kota Wisata" menjadi "Sentra Wisata" yang diperhitungkan di tingkat regional atau bahkan nasional, dengan melakukan penambahan ragam obyek dan atraksi wisata, yang didukung oleh oleh sarana dan prasarana serta unsur penunjang wisata yang memadai dengan sebaran yang relatif merata di penjuru wilayah Kota Batu guna memperluas lapangan pekerjaan dalam rangka mengatasi pengangguran dan meningkatkan pendapatan warga maupun PAD Kota Batu yang berbasis pariwisata.

  6. Pengembangan sektor fisik berkenaan dengan perkantoran Pemerintah, fasilitas publik, prasarana dan sarana transportasi, serta penataan ruang secara menyeluruh guna mendukung pengembangan ekonomi lokal dan peningkatan kualitas layanan publik; oleh toleransi antar umat beragama, dimana masing-masing agama mendapat kesempatan yang sama untuk melaksanakan pembinaan umat yang difasilitasi oleh pemerintah daerah, sehingga Kota Batu dapat tetap menjadi kota religius serta terciptanya tata kehidupan sosial yang beretika.

  Menciptakan kehidupan politik di Kota Batu yang demokratis, dimana aspirasi masyarakat terakomodasi dalam penyusunan program pembangunan maupun proses pengambilan keputusan yang berkenaan dengan hajat hidup dan kepentingan rakyat banyak, dengan topangan kehidupan kepartaian yang sehat, kuat serta kontributif terhadap masyarakat, yang difasilitasi secara memadai

5.3.3 Proyeksi Public Saving

Tabel 5.5 Perubahan Belanja Tidak Langsung Sebelum dan Sesudah PAK

  

Tahun 2008

NO SATUAN KERJA TOTAL BELANJA (Rp) SELISIH (Rp) PERUBAHAN (%) SEBELUM PAK SETELAH PAK

  1 Dinas Pendidikan Nasional 39.823.621.809,00 44.572.686.088,00 4.749.064.279,00 11,93 2 Dinas Kesehatan 4.784.702.092,00 5.395.679.147,00 610.977.055,00 12,77 3 Dinas Permukiman & Bina Marga 2.389.497.530,00 2.713.571.449,00 324.073.919,00 13,56 4 Badan Perencanaan Daerah 1.491.621.295,00 1.923.478.267,00 431.856.972,00 28,95 5 Kantor Perhubungan 1.064.769.360,00 1.320.298.560,00 255.529.200,00 24,00 6 Dinas Kebersihan Dan Pertamanan 2.322.895.741,00 3.399.584.813,00 1.076.689.072,00 46,35 7 Dinas Kehutanan & LH 1.484.249.839,00 1.817.666.111,00 333.416.272,00 22,46

  8 Dinas Pertanahan 967.921.579,00 981.188.085,00 13.266.506,00 1,37 9 Dinas Kependudukan, Capil & Naker 1.648.450.944,00 1.826.541.065,00 178.090.121,00 10,80 10 Badan KB & Kesos 1.297.545.118,00 1.432.331.148,00 134.786.030,00 10,39

  11 Kantor Koperasi & UKM 420.137.412,00 585.782.763,00 165.645.351,00 39,43 12 Badan Kesbang Linmas 1.338.960.871,00 1.490.873.398,00 151.912.527,00 11,35 13 Kantor Satpol PP 1.016.652.897,00 1.359.666.186,00 343.013.289,00 33,74 14 DPRD 4.029.420.460,00 4.029.420.460,00 - 0,00

  15 Walikota + Wakil 456.676.754,00 462.970.990,00 6.294.236,00 1,38 16 Sekretariat Daerah 53.898.171.275,00 45.224.700.514,00 (8.673.470.761,00) -16,09 25 Sekretariat DPRD 1.279.925.274,00 1.577.603.953,00 297.678.679,00 23,26 26 Kantor Kas Daerah 471.787.598,00 577.987.092,00 106.199.494,00 22,51

  27 Dinas Pendapatan 2.827.115.916,00 3.524.710.498,00 697.594.582,00 24,68 28 Badan Pengawas 1.072.728.072,00 1.302.621.159,00 229.893.087,00 21,43 29 Kantor Kecamatan Batu 1.896.865.126,00 2.078.331.370,00 181.466.244,00 9,57 30 Kantor Kecamatan Bumiaji 513.073.009,00 530.281.885,00 17.208.876,00 3,35 31 Kantor Kecamatan Junrejo 502.605.851,00 605.131.235,00 102.525.384,00 20,40 24 Kantor Pemberdayaan Masyarakat 643.157.450,00 737.821.706,00 94.664.256,00 14,72

  25 Dinas Infokompus 1.402.349.243,00 1.775.750.403,00 373.401.160,00 26,63 26 Dinas Pertanian Dan Peternakan 2.966.163.135,00 3.224.076.619,00 257.913.484,00 8,70 27 Dinas Sumber Daya Air & Energi 1.317.783.504,00 1.503.057.959,00 185.274.455,00 14,06 28 Dinas Pariwisata 1.347.547.038,00 1.544.283.962,00 196.736.924,00 14,60 29 Dinas Perindustrian & Perdagangan 1.390.860.842,00 1.813.009.119,00 422.148.277,00 30,35 JUMLAH 136.067.257.034,00 139.331.106.004,00 3.263.848.970,00 2,40

   Sumber: PAK Kota Batu 2008

  Berdasarkan tabel 5.5 tersebut dari hasil perbandingan antara sebelum PAK dengan sesudah PAK terdapat selisih sebesar Rp. 34.698.157.694,30 atau sekitar 10,85%. Dalam pendistribusian anggaran melalui PAK, hampir seluruh SKPD mengalami peningkatan anggaran kecuali DPRD tetap (tidak mengalami perubahan), Sekretariat Daerah mengalami penurunan sekitar 4,57% dan Kantor Kas Daerah mengalami penurunan sekitar 1,01%. Sedangkan SKPD lainnya cenderung mengalami peningkatan antara 0,69% hingga 87,03%. Adapun Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang mengalami peningkatan melalui PAK Tahun Anggaran 2008 secara berurutan yakni Dinas Pertanahan sebesar 87,03%, Dinas Kebersihan dan Pertamanan sebesar 47,51%, Dinas Pertanian dan Peternakan sebesar 30,72%, Dinas Perindustrian dan Perdagangan sebesar 27,82%, Dinas Sumber Daya Air dan Energi sebesar 27,22%, Dinas Pendapatan sebesar 20,75%, Badan Pengawas sebesar 20,42%, Kantor Pemberdayaan Masyarakat sebesar 15,17%, Kantor Satpol PP sebesar 15,16%, Dinas Kesehatan sebesar 14,79%, Dinas Pendidikan Nasional sebesar 12,97%, Sekretariat DPRD sebesar 12,26%, Dinas Kependudukan Catatan Sipi dan Tenaga Kerja sebesar 11,57%. Sedangkan SKPD yang mengalami kenaikan anggaran dibawah 10% yaitu Dinas Permukiman dan Binamarga, Badan Perencanaan Daerah, Kantor Perhubungan, Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup, Badan KB dan Kesos, Kantor Koperasi dan UKM, Badan Kesbang Linmas, Walikota dan Wakil Walikota, Kantor Kecamatan Batu, Kantor Kecamatan Bumiaji, Kantor Kecamatan Junrejo, Dinas Informasi dan Perpustakaan, dan Dinas Pariwisata.

  Belanja tidak langsung dan belanja langsung. Belanja tidak langsung merupakan belanja yang digunakan untuk membiayai kegiatan aparatur bidang pelayanan yang manfaatnya tidak dinikmati langsung oleh masyarakat. Outcome dari belanja tidak langsung adalah peningkatan produktifitas dan layanan publik. Untuk itu belanja tidak langsung ini harus dilaksanakan dengan effisien, efektif dan realistis. Sedangkan belanja langsung merupakan belanja yang digunakan untuk kegiatan produktif yang manfaatnya langsung dapat dirasakan oleh masyarakat. Belanja langsung diarahkan pada peningkatan proporsi belanja yang memihak kepentingan masyarakat disamping tetap menjaga eksistensi penyelenggaraan pemerintah.

  5.4 Analisa Tingkat Ketersediaan Dana 5. 4.1 Analisa Kemampuan Keuangan Daerah Tabel 5.6 RINGKASAN APBD KOTA BATU TAHUN ANGGARAN 2007 NO. URAIAN JUMLAH

  1

  2

  3

1 PENDAPATAN

1.1 Pendapatan Asli Daerah 11,340,707,505.00

  1.1.1 Pajak Daerah 6,950,000,000.00

  1.1.2 Retribusi Daerah 2,861,525,000.00

  1.1.3 Bagian Laba Usaha Daerah 279,182,505.00

  1.1.4 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah 1,250,000,000.00

1.2 Dana Perimbangan 230,126,159,704.00

  1.2.1 Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak 15,296,159,704.00

  1.2.2 Dana Alokasi Umum 188,025,000,000.00

  1.2.3 Dana Alokasi Khusus 26,805,000,000.00

  1.3 Lain-lain Pendapatan yang Sah 24,101,634,099.53 Dana Bagi Hasil Pajak dan Provinsi dan Pemerintah

  1.3.1 Daerah lainnya 14,101,634,099.53

  1.3.2 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 10,000,000,000.00 Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah

  1.3.3 Daerah lainnya Jumlah Pendapatan 265,568,501,308.53

II BELANJA DAERAH

2.1 Belanja Tidak Langsung 119,450,152,450.50

  2.1.1 Belanja Pegawai 81,069,777,075.50 2.1.2 - Belanja Bunga 2.1.3 - Belanja Subsidi

  2.1.4 Belanja Hibah 287,500,000.00

  2.1.5 Belanja Bantuan Sosial 25,328,200,000.00

  2.1.6 Belanja Bagi hasil kepada Pemerintah Desa Belanja Bantuan Keuangan kepada Pemerintahan

  2.1.7 Desa 10,264,675,375.00

  2.1.8 Belanja Tidak Terduga 2,500,000,000.00

  Melakukan peningkatan kualitas kwantitas serta kontinuitas produksi secara terus menerus

  3.1.6 Penerimaan Piutang Daerah 308,185,175.00

  Peningkatan Pendapatan Perusahaan dtinjau dari penambahan sambungan, penyesuaian tarif, meningkatan efisensi pennagihan sedangkan efiensi biaya adalah pengendalian biaya dan penetapan skala prioritas investasi dari pertimbangan biaya , pendapatan dan sumber dana. Perusahaan daerah memperhatikan terhadap struktur tarip sesuai tingkat inflasi dan suku bungan pinjaman merupakan peluang yang dtentukan sesuai visi dan misi yang di emban adalah :

  5.4.2 Aspek Keuangan Perusahaan

  3.3 Sisa lebih Pembiayaan Anggaran tahun berkenaan ( SILPA) 197,061,432.12 Sumber : APBD Kota Batu

  3.2.4 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Berjalan - JUMLAH PENGELUARAN PEMBIAYAAN 22,578,715,854.09

  3.2.3 Pembayaran Pokok Utang 964,607,741.00

  3.2.2 Penyertaan Modal ( Investasi ) Daerah 105,000,000.00

  3.2.1 Transfer Ke Dana Cadangan

  3.2 Pengeluaran Daerah 1,069,607,741.00

  3.1.4 Hasil Penjualan Aset Daerah Yang Dipisahkan -

  2.2 Belanja Langsung 168,500,003,080.00

  3.1.3 Penerimaan Pinjaman dan Obligasi -

  3.1.2 Transfer dari Dana Cadangan -

  3.1.1 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Lalu 23,340,138,420.09

  3.1 Penerimaan Daerah 23,648,323,595.09

  III PEMBIAYAAN

  2.2.3 Belanja Modal 96,452,074,040.00 Jumlah Belanja 287,950,155,530.50 Surplus/(Defisit) (22,381,654,221.97)

  2.2.2 Belanja Barang dan Jasa 38,217,410,800.00

  2.2.1 Belanja Pegawai 33,830,518,240.00

  • Melakukan peningkatan kinerja perusahaan terhadap peraturan- peraturan dan sistem managemen prosedur kerja
  • Meningkatan wilayah dan cakupan pelayanan serta kualitas pelayanan

  • Menciptakan dan memperdayakan sumber daya manusia yang berwawasan dan handal
  • Menjadikan sistem organisasai yang transparan, dinamis dan proposi
  • Meningkatan laba perusahaan dan tingkat kesejahteraan pegawai secara terus-menerus

5.5 Rencana Pembiayaan Program

5.5.1 Rencana Pembiayaan

  Struktur pendapatan Kota Batu masih bertumpu pada Dana Perimbangan (Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, Dana Bagi Hasil). Sedangkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) kontribusinya terhadap pendapatan di APBD masih sangat kecil, hanya sekitar 5% saja meskipun dari tahun ke tahun PAD Kota Batu terus mengalami peningkatan.

  Arah pengelolaan pendapatan dalam lima tahun mendatang adalah meningkatkan pendapatan, terutama Pendapatan Asli Daerah kerjasama pemerintah, baik horizontal maupun vertikal. Selain itu, alternatif sumber pembiayaan pembangunan harus dikembangkan seperti kemitraan antara pemerintah dan swasta (public private partnership). Namun demikian, batasan yang harus melekat pada upaya pengelolaan pendapatan daerah tersebut adalah tidak menimbulkan tumpang tindih dengan regulasi lainnya, baik di wilayah lokal maupun di area yang lebih luas. Selain itu, upaya pengelolaan pendapatan tersebut harus mempertimbangkan distribusi pendapatan yang lebih merata. Hal ini berarti bahwa upaya meningkatkan pendapatan asli daerah merupakan sebuah upaya untuk meningkatan pendapatan masyarakat Kota Batu. Dengan demikian, upaya peningkatan pendapatan tersebut bukan sumber dari ketimpangan pendapatan masyarakat.

  Struktur Pendapatan Daerah Kota Batu secara rata – rata dalam 5 tahun terakhir berkomposisi 5% PAD dan 95 % Dana Perimbangan sebagai gambaran dapat dilihat dalam Pendapatan 2007 dalam

tabel 5.7 dibawah ini:

  Tabel 5.7

PENDAPATAN KOTA BATU TAHUN 2007

13,614,073,167 5.08%

PENDAPATAN ASLI DAERAH

  6,950,000,000 2.59%

  • - Pajak Daerah 2,851,525,000 1.06%
  • - Retribusi Daerah 2,562,548,167 0.96%
  • - Bagian laba perusahaan 1,250,000,000 0.47%
  • - Lain-lain

  254,227,793,803 94.92% DANA PERIMBANGAN 188,025,000,000 70.20%

  • - Dana Alokasi Umum 36,805,000,000 13.74%
  • - Dana Alokasi Khusus 15,296,159,704 5.71%
  • - Dana Bagi Hasil Pusat 14,101,635,099 5.26%
  • - Dana Bagi Hasil Propinsi

  267,841,866,970 100.00% TOTAL PENDADAPATAN

  Perkembangan pendapatan daerah Kota Batu dalam lima tahun terakhir luar biasa untuk APBD meloncat sampai 5,45 kali lipat, namun loncatan tersebut lebih dikarenakan dana perimbangan yang naik sampai 5,76 kali, sedangkan Pendapatan Asli Daerah yang juga merupakan cerminan kemampuan daerah hanya naik 2,75 kali lipat. Untuk lebih jelasnya 5.8

Tabel 5.8 PERKEMBANGAN PENDAPATAN KOTA BATU 2002 – 2007 TAHUN PAD PERIMBANGAN APBD

  2002 4,958,041,591 42,538,146,180 47,496,187,771 2003 7,194,248,523 116,124,675,231 123,318,923,754 2004 7,072,392,675 167,247,907,252 174,320,299,927 2005 8,415,307,034 160,827,041,136 169,242,348,170 2006 11,050,384,064 213,231,708,547 224,282,092,611 2007 13,614,073,167 245,216,465,059 258,830,538,226

  Sumber : Kota Batu Dalam Angka 2008

  Untuk itu arah dari pengelolaan keuangan daerah diprioritaskan pada kegiatan pembangunan yang dirasakan manfaatnya oleh masyarakat secara langsung dan juga berdampak pada peningkatan Pendapatan Asli Daerah. Karena Pendapatan Asli Daerah berhubungan dengan masyarakat langsung maka sedapat mungkin cara pengutipannya tidak terasa menjadi beban dan membuat reaksi negative di masyarakat dengan menata manajemen yang berhubungan dengan wajib pajak.

  Disamping yang tersebut Pemerintah Daerah Kota Batu juga akan bekerja sama baik secara vertikal dengan pemerintah yang lebih tinggi, juga dengan wilayah lain dan sektor swasta. Langkah –langkah nyata untuk dilaksanakan dalam rangka pencapaian peningkatan Pendapatan Asli Daerah adalah :

  1. Intensifikasi, yaitu langkah perbaikan system kedalam, sbb :

  a. Menjaga keakuratan data wajib pajak dengan melakukan pembaharuan secara berkala.

  b. Meningkatkan kompetensi dan kualitas SDM kantor dinas pendapatan daerah c. Melakukan effisiensi biaya administrasi pajak retribusi e. Perbaikan mutu layanan terhadap wajib pajak

  f. Sosialisasi landasan hokum yang berkaitan dengan pemungutan dan penggunaan pendapatan daerah kepada warga Kota Batu g. Memberikan penghargaan secara langsung kepada wajib pajak yang baik dan membayar tepat waktu.

  h. Peningkatan kerja sama antar unit satuan kerja terkait, agar penerimaan yang bersumber dari PAD dan perimbangan dapat tercapai secara optimal. i. Mengembangkan online system untuk segala sesuatu yang berkaitan dengan pendapatan daerah

  2. Ekstensifikasi, yaitu eksplorasi potensi penyumbang pendapatan daerah dan juga mencari pembanding penggalian dana yang sudah dilakukan oleh daerah ataupun wilayah lain sehubungan dengan pendapatan daerah. a.. Menggali potensi dan kapasitas sumber sumber PAD yang memungkinkan untuk dikembangkan.

  b. Mencari perbandingan ke daerah lain atau pemerintah pusat.

  3. Pengelolaan Badan Usaha Milik Daerah yang effisien dan effektif dengan cara : a. Memperbaiki system manajemen BUMD, baik dalam pola pelayanan, mutu produk dan effisiensi biaya.

  b. Peningkatan profesionalisme manajemen BUMD dengan restrukturisasi dan revitalisasi organisasi.

  4. Peningkatan Kerja sama kelembagan dengan melalui :

  a. Kerja sama antara pemerintah Kota Batu dengan pemerintah dan wilayah sekitarnya.

  b. Kerja sama dengan sektor swasta dalam investasi pembangunan yang mampu mendorong peningkatan perekonomian daerah.

5.5.2 Pelaksanaan Pembiayaan RPIJM

  berpihak pada kepentingan masyarakat, disamping tetap menjaga eksistensi penyelenggaraan pemerintahan. Dalam penggunaannya belanja daerah harus tetap mengutamakan effisiensi, efektivitas dan penghematan sesuai dengan prioritas yang diharapkan dapat memberikan dukungan kepada program program strategis daerah.

  Belanja daerah disusun berdasarkan pendekatan kinerja dari unit kerja dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya. Istilah yang digunakan adalah belanja langsung dan tak langsung.Anggaran yang dianut merupakan satu kesatuan dalam Rancanagan Anggaran Satuan Kerja dan Dokumen Anggaran Satuan Kerja. Kemudian belanja dikelompokan kedalam struktur pola baru yaitu dengan pendekatan bidang, fungsi, program, kegiatan dan rincian kegiatan.

  Kebijakan belanja jangka menengah ditekankan pada upaya memenuhi kebutuhan dasar sarana dan prasarana pelayanan. Oleh karena itu perlu dilakukan langkah-langkah pengelolaan belanja daerah sebagai berikut :

  1. Menerapkan pendekatan berbasis kinerja dan sejalan dengan pendelegasian wewenang

  2. Meningkatkan alokasi anggaran pada bidang yang menjadi issue di masyarakat

  3. Menjamin terlaksananya program prioritas dan berskala besar