METODE ABOGE DALAM PENETAPAN HARI RAYA IDUL FITRI DI DUSUN LOSARI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Studi Kasus di Dusun Losari DesaGunungsari Kecamatan Wonosegoro) - Test Repository
METODE ABOGE DALAM PENETAPAN HARI
RAYA IDUL FITRI DI DUSUN LOSARI DALAM
PERSPEKTIF HUKUM ISLAM
(Studi Kasus di Dusun Losari DesaGunungsari Kecamatan
Wonosegoro)
SKRIPSI
Diajukan ununtuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam
Oleh:
Muntaha
21113028
JURUSAN HUKUM KELUARGA ISLAM
FAKULTAS SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2018
METODE ABOGE DALAM PENETAPAN HARI
RAYA IDUL FITRI DI DUSUN LOSARI DALAM
PERSPEKTIF HUKUM ISLAM
(Studi Kasus di Dusun Losari Desa Gunungsari Kecamatan
Wonosegoro)
SKRIPSI
Diajukan ununtuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam
Oleh:
Muntaha
21113028
JURUSAN HUKUM KELUARGA ISLAM
FAKULTAS SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2018 Prof. Dr. Muh. Zuhri, M.A. Dosen IAIN Salatiga
PENGESAHAN PEMBIMBING
Lamp : 4 (empat) eksemplar Hal :Pengajuan NaskahSkripsi Kepada Yth.
Dekan Fakultas Syari’ah IAIN Salatiga
Di Salatiga
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Dengan hormat, setelah dilaksanakan bimbingan, arahan dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Muntaha NIM : 211-13-028 Judul : Metode Aboge Dalam Penetapan Hari Raya IdulFitri Di
Dusun Losari Dalam Perspektif Hukum Islam
Dapat diajukan kepada Fakultas Syariah IAIN Salatiga untuk diujikan dalam siding munaqosyah. Demikian nota pembimbing ini dibuat, untuk menjadi perhatian dan digunakan sebagaimana mestinya.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Salatiga, 04 Juni 2018 Pembimbing, Prof. Dr. Muh. Zuhri, M.A.
NIP.19530326 197803 1001
KEMENTERIAN AGAMA RI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA FAKULTAS SYRI’AH Jl. NakulaSadewa V No. 9Telp (0298) 3419400 Fax. 323423Salatiga5022
Website PENGESAHAN
Skripsi Berjudul: METODE ABOGE DALAM PENETAPAN HARI RAYA IDUL FITRI DI DUSUN LOSARI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Studi Kasus Di Dusun Losari, Desa Gunungsari, Kecamatan Wonosegoro, Boyolali)
Oleh:
Muntaha NIM 211-13-028
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Hukum Keluarga Islam, Fakultas Syariah, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 14 Agustus 2018 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Hukum (SH).
Dewan Sidang Munaqosyah: KetuaPenguji :Dr. SitiZumrotun, M.Ag.
SekretarisPenguji :Prof. Dr. Muh. Zuhri, M.A. Penguji I : Drs. Machfudz, M.Ag. Penguji II : M. Yusuf Khummaini, M. H.
Salatiga,31 Agustus 2018 Dekan Fakultas Syariah IAIN Salatiga,
Dr. SitiZumrotun, M.Ag NIP. 19670115 199803 2002
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertandatangan di bawah ini : Nama : Muntaha NIM : 211-13-028 Jurusan : Hukum Keluarga Islam Fakultas : Syariah Judul : Metode Aboge Dalam Penetapan Hari Raya Idul Fitri DI
Dusun Losari Dalam Perspektif Hukum Islam
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga,05 Juni2018 Yang menyatakan,
Muntaha NIM 21113028
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto
“Sekecil Apapun Sebuah Kebaikan Itu Dari Yang Maha
Kuasa,Sekecil Apapun Sebuah Keburukan Harus Selalu
bersyukur MawasJiwo
”
Persembahan
Untuk orang tua dan keluarga tercintaku Bpk Sumyani, Ibu Rukiah Dan kedua
kakakku Anas Dan Fuad, Beliau pembimbing skripsi Prof. Dr. Muh Zuhri, M.A.
Sang guru terbaik dari kecil sampai saat ini Kh. Subhi, K Khoirul Anas, K Asrori
Idris, Seluruh Masyaih Pondok Tremas Dan juga Al-Irus. Rekan rekan pejuang
HKI 2013
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’alamin, segala pujibagi Allah SWT, tuhan semesta alam yang berkuasa atas segala sesuatu. Berkat tuntutan, hidayah serta karunia- Nya lah penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.
Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada baginda nabi Muhamad SAW. Nabi akhir zaman yang akan selalu menjadi suri tauladan bagi umat Islam sampai yaumulqiyamah. Amin.
Manusia tidak ada yang sempurna.Begitupun dengan penulis, penulis hanyalah makhluk yang tiadamungkin tidak adakekurangan. Penulis hanyalah manusia biasa yang semangatnya terkadang hidup dan padam ,sehingga merupakan anugerah yang luarbiasa dengan bekal niat dandukungan dari banyak pihak yang padaakhirnya penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul:”Metode Aboge Dalam Penetapan Hari Raya IdulFitri Di Dusun
Losari Dalam Perspektif Hukum Islam
”
Atas terselesaikannya skripsi ini, penulis menghaturkan terimakaasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Ahmad Hariyadi,M.Pd, selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Ibu Dr. SitiZumrotunM.Ag, Selaku Dekan Fakults Syariah IAIN Salatiga.
3. Bapak Sukron Ma’mun, M.Si, selaku Kepala Jurusan Hukum Keluarga Islam.
4. Bapak Prof. Dr. Muh. Zuhri, M.A, Selaku Pembimbing Skripsi 5.
Bapak Sukron Ma’mun, M. Si.selakudosenPembimbingAkademik.
6. Segenap Bapak Ibu petugas Perspustakaan IAIN Salatiga yang selalu setulus hati memberikan pelayanan terbaiknya.
7. Orang tua tercinta Bapak Sumyani Dan Ibu Rukiah, bimbingan, arahan dan juga kesabarannya.
8. Simbah kiai H. Subhi Idris, Simbah Kiai Khoirul Anas, Simbah KiaiAsrori Idris yang selalu memberi bimbingan ruhaniah dari kecil hingga dewasa ini.
9. Rekan Rekan Asatid Pondok Pesantren Al-Idrus Yang Saya Sangat Hormati.
10. Bapak M. Yusuf Hummaini M. H. yang member motifasi semangat untuk segera menyelesaikan jenjang pendidikan.
11. Kaka saya mas anas yang selalu ngancani dari awal kuliah sampai sekarang.
12. Teman teman saya Nidya Nur Aufa, Ahmad Miftahuzzahid, Dewi mustika, Aris WIoko, Novita Purnita Sari dan seluruh rekan-rekan seperjuanganku.
Penulis tidak mampu membalas dukungan, bimbingan serta motivasi yang telah diberikan selama ini, semoga semua itu menjadi amal shalih dan semoga Allah membalas amalshalih tersebut dengan balasan yang lebih baik. Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan dan kelalaian, oleh karenanya penulis berlapang dada untuk menerima kritik dan saran yang membangun demi perbaikan.
Penulis berharap skripsi ini dapat menjadi salah satu sumber ilmu yang bermanfaat dunia dan akhirat. Trimakasih.
Salatiga, 20 Maret 2018 Penulis
ABSTRAK
Muntaha. 2018.“MetodeAboge Dalam Penetapan Hari Raya Idul Fiti Di Dusun Losari Dalam Perspektif Hukum Islam ”(Studikasus Di Dusun Losari, Desa Gunungsari, Kecamatan Wonosegoro).
Skripsi, FakultasSyari’ah. Jurusan Hukum Keluarga Islam. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing Prof. Dr. Muh.Zuhri, M.A.
Kata kunci: Aboge, Dusun Losari, IdulFitri, Hukum Islam
Menurut diskursus Ilmu Falak, system Aboge telah dinasakh oleh Asapon, dan Aboge merupakan Hisab Urfi yang tidak relevan jika dijadikan pedoman dalam penentuan awal Bulan Qomariah. Namun di Dunsun Losari, Desa Gunungsari, Kecamatan Wonosegoro masih ada masyarakat yang menggunakan system Aboge dalam penentuan awal bulan Qomariah dan di jadikan pedoman dalam menetapkan Hari Raya Idul Fitri. Sehingga menarik bagi penulis untuk melakukan penelitian terhadap fenomena ini.
Bagaimana metode penenetapan Hari Raya Idul Fitri Aboge di Dusun ini, dan Bagaimana tanggapan Hukum Islam mengenai metode yang dilakukan di Dusun ini. faktor-faktor apakah yang melatarbelakangi penggunaan hisab tersebut.
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (Field Research) dengan pendekatan Ilmu Falak. Data primer berupa hasil wawancara kepada tokoh Aboge. Data sekunder diperoleh dari dokumentasi, berupa catatan atau tulisan. Sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Analisis dilakukan bersamaan dengan penyajian data berdasarkan pendekatan penelitian, dengan metode diskriptif-analitik.
Temuan penelitian adalah, Tidak ada musyawarah, pengumuman, dan surat edaran. Tidak ada pedoman khusus dalam menentukan Hari Raya idul Fitri yang ada yakni buku-buku Primbon. Faktor-faktor masih digunakannya Aboge, pertama keyakinan masyarakat terhadapAboge yang merupakan warisan nenek moyang, karena selain penentuan awal bulan juga menyangkut hari-hari baik. Kedua kurangnya sosialisasi Kalender Jawa, mereka hanya mengenal tahun Jawa Aboge, sedangkan Ajumgi, Amiswon, dan Asapon tidak diketahui. Ketiga pendidikan yang relative rendah. Hukum Islam memandang bahwa metode Hisab Aboge yang diterapkan dalam penetapan Hari Raya Idul Fitri di Dusun ini tidak sesuai dengan ajaran Rasulullah Saw. Karena Hisab ini berpedoman pada pembagian rata-rata bulan mengelilingi bumi dalam satu tahun, sedangkan hakikat dari ajaran Rasulullah yang dijadikan pedoman adalah pergerakan hakiki bulan mengelilingi bumi saat berakhirnya bulan Ramadhan.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i LEMBAR BERLOGO .................................................................................... ii HALAMAN JUDUL ...................................................................................... iii PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ iv PENGESAHAN ............................................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ..................................................... vi MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................... vii KATA PENGANTAR ................................................................................ viii ABSTRAK ....................................................................................................... x DAFTAR ISI .................................................................................................. xi DAFTAR TABEL ........................................................................................ xiv DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xvBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah …………………………………………….……1 B. Rumusan Masalah ………………………………………………………..6 C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian…………………………………………..6 D. Penegasan Istilah………………………………………………………….7 E. Kajian Pustaka……………………………………………………………8 F. Metode Penelitian………………………………………………………..10 G. Sistematika Penulisan………………………………………………...….17
BAB II KAJIAN TEORI A. DEVINISI IDUL FITRI ……………………………………………..…..19 1. PENGERTIAN IDUL FITRI …………………………………..……19 2. DASAR PENETAPAN IDULFITRI ………………………………..23 a. Ru’yah…………………………………………………………...24 b. Hisab……………………………………………………………..25 B. METODE PENETAPAN HARI RAYA IDUL FITRI …………………27 1. Ru’yah……………………………………………………………….28 2. Hisab…………………………………………………………...…….30 C. METODE ORMAS-ORMAS ISLAM ………………………………….33 1. Muhammadiyah……………………………………………………...33 2. Nahdlatul Ulama’ …………………………………………...………36 3. Komunitas Islam Kejawen………………………………………......39 BAB III KAJIAN LAPANGAN A. Gambaran Umum Masyarakat Dusun Losari Desa Gunungsari KecWonosegoro………………………………………………………..43 B. Penetapan Hari Raya Idul fitri Jama’ah Aboge Dusun Losari…………47 C. Dasar PerhitunganJama’ahAboge Dusun Losari…………………….....53 D. MetodePenetapan Hari Raya IdulFitriJama’ahAboge Dusun Losari.......57 E. Latar Belakang Existensi Perhitungan Aboge Dusun Losari…………...62
BAB IV KAJIAN TEORI A. ANALISI METODE PENETAPAN HARI RAYA IDUL FITRI ……...64 1. Perhitungan Aboge Dusun Losari…………………………………....64 2. Sumber Dsar Dan Fungsi Perhitungan Aboge………………………68 3. Analisis Existensi Perhitungan Aboge……………….………………70 B. ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP METODE PENETAPAN HARI RAY A IDUL FITRI JAMA’AH ABOGE DUSUN LOSARI …...78 1. Analisis Hukum Islam Terhadap Sumber Perhitungan Aboge Dusun Losari ………………………………………………………………...78 2. Analisis Hukum Islam Terhadap Petangan Abboge……….………...80
BAB V KESIMPULAN PENUTUP A. KESIMPULAN ………………………………………………………….89 B. SARAN ………………………………………………………………….91 C. PENUTUP ……………………………………………………………….93 DAFTAR PUSTAKA
…………………………………………………………...94 LAMPIRAN-LAMPIR AN……………………………………………………..95
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Quran adalah kalam Allah yang diturunkan-Nya melalui
perantara malaikat jibril kedalam hati Rasulullah Muhammad bin Abdullah dengan lafal berbahasa arab dan makna-maknanya yang benar, sebagai hujjah atas kerasulanya, menjadi undang-undang bagi manusia yang mengikuti petunjuknya, dan menjadi sarana pendekatan diri dan bernilai ibadah dengan membacanya. (Khalaf, 2014:23). Al-Quran sebagai atas kerasulan Muhammad saw, juga merupakan aturan bagi
hujjah
manusia agar berjalan sesuai denggan kehendak-Nya. Maka kedudukan Al-Quran dalam hukum menjadi sumber hukum yang pertama. Artinya ketika terjadi suatu permasalahan maka untuk mengetahui hukum Allah tentang suatu masalah yang pertama haruslah dilihat bagaimana komentar Allah mengenai masalah yang terjadi, dengan merujuk pada Al-Quran.
Umat Islam telah sepakat bahwasanya apa yang berasal dari Rasulullah saw, baik berupa perkataan, perbuatan, atau pengakuan dapat dijadikan hukum, tuntunan(Zein, 2008:50). Dengan demikian maka segala yang berasal dari Rasulullah selain dari pada ayat-ayat suci Al-Quran dapat dijadikan dasar bagi para mujtahid untuk menghukumi suatu perbuatan atau suatu permasalahan agar tidak bertentangan dengan syari’at Allah. Tetapi keberadaannya harus disertai dengan syarat terbukti keotentikannya. Dengan demikian maka kita ketahui bahwa baik Al-Quran ataupun Hadis adalah sumber Hukum Islam yang wajib untuk ditaati.
Dalam implementasinya Hadis memiliki fungsi yang berbeda dengan Al-Quran. Sebagai Hujjah Hukum Islam, Sunnah mempunyai fungsi menjelaskan maksud ayat-ayat Al-Quran
(Rifa’I, 2014: 24). Namun ada kalanya Sunnah itu menetapkan dan membentuk Hukum yang tidak terdapat pada Al-Quran. Hukum ini ditetapkan berdasarkan Sunnah sekalipun nash Al-Quran tidak menjelaskannya(Khalaf, 2014: 56).
Al-Quran dan Hadis memuat tuntunan dalam menjalankan berbagai Ibadah kepada-NYA. Karena ibadah tidak menjadi sah kecuali jika ia sesuai dengan cara Rasullullah SAW (Syaibah, 2005: 235). Diantaranya tuntunan Rasulullah SAW mengenai metode untuk menentukan hari raya Idul Fitri dalam Hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim:
بيسملا نب ديعس نع باهش نبا نع دعس نب ميىاربا انربخأ ىيحي نب ىيحي انثدح
: : , ملسو ويلع للها ىلص للها لوسر لاق لاق ونع للها يضر ةريرى ىبا نع ِِإَِذ ُِتُِم َِرَِأِ ي ) هاور ِا وا ا َِل َِلِ َِِف َِغ ِ ن َِفِِا ِ فا َِف َِِف َِله َِثِا ِ م ِ اِِل َِعَِل ُِص ِ يُِك ُِص وًِم َِِ يِ ِثِ يَِن ِ و ِ وُِم ِ م ُِ تُِرِ ِ وُِه ُِتُِم َِرَِأِ ي َِوِِإَِذ ِ وا ِ وُِم ( ملسم“jika kamu melihat hilal, maka berpuasalah, dan bila kamu melihat hilal maka berbukalah. Bila hilal itu tertutup awan maka takdirkanlah(kira-kirakanlah) ia
”. (HR. Muslim, juz 3 hal:124) Hadis diatas merupakan tuntunan Rasulullah SAW mengenai dasar Hukum dan metode yang digunakan, untuk memulai puasa Ramadhan serta mengakhirinya. Secara tidak langsung Hadis tersebut juga memuat tuntunan Rasulullah SAW, terkait penentuan Hari Raya Idul Fitri dengan menentukan akhir dari bulan suci Ramadhan.
Indonesia merupakan sebuah Negara dengan mayoritas Masyarakat beragama Islam. Pada praktek untuk menentukan hari raya Idul Fitri berpatokan pada Hadis
“jika kamu melihat hilal, maka berpuasalah, dan
bila kamu melihat hilal maka berbukalah. Bila hilal itu tertutup awan
maka takdirkanlah(kira- kirakanlah) ia”. (HR. Muslim). Namundemikian dalam kenyataannya, terdapat perbedaan dalam memahami Hadis tersebut. yang memahami “Rukyah” harus benar benar melihat(yakni aliran Rukyah) dan ada yang memahami bahw a “Rukyah” cukup dengan memperhitungkan (aliran Hisab) (Kemenag RI, 2013: 145). Dengan demikian maka akan terjadi perayaan hari raya yang berbeda antara aliran Rukyah dan hisab jika tidak ada kesepakatan diantara keduanya. Sebenarnya pemerintah telah menengahi keduanya dengan diadakan sidang isbat awal Ramadhan dan awal Syawal pada akhir bulan Ramadhan. Sehingga yang menentukan kapan dimulainya bulan baru Syawwal adalah pemerintah. Dengan demikian maka dalam memulai awal Ramadhan dan Syawal dapat berjalan bersama-sama. Karena dalam permasalahan sosial agama seperti ini seharusnya keputusan ada ditangan pemerintah agama dengan kaidah” Hukmul Hakim Ilzamun Wayarfaul
Khilaf
” (Kemenag RI, 2013: 147). Namun apakah berati, semua perbedaan yang terjadi pada pelaksanaan hari Raya Idul fiti di indonesia merupakan buah dari pemahaman Hadis yang berbeda?. Tentunya tidak demikian.
Indonesia merupakan Negara dengan mayoritas masyarakatnya beragama muslim namun terdiri dari berbagai macam suku dan budaya, maka tidak menutup kemungkinan sebuah kelompok mempunyai cara tersendiri dengan yang ditunjukkan oleh kedua aliran tersebut (aliran
Rukyah dan Rukyah). Karena adanya ketersinggungan antara Islam sebagai
great tradition dan budaya local sebagai little tradition maka melahirkan
corak prilaku keagamaan yang tersendiri semacam Islam kejawen (Kemenag RI, 2013: 155). Sebagaimana sebagian umat muslim di Dusun Losari, Desa Gunungsari, Kecamatan Wonosegoro Boyolali yang dalam menentukan hari raya Idul Fitri tidak bertolak dari kedua aliran tersebut.
Dalam penentuan hariraya Idul Fitri masyarakat kejawen Dusun Losari ini menggunakan System Aboge.
Aboge merupakan sebuah syistem penanggalan Jawa Islam yang menyatakan bahwa Tahun Alif Bulan Suro jatuh pada Hari Rebo Wage.
Pada dasarnya system Hisab Rukyah kejawen berpijak pada prinsip kalender Jawa, yang keberadaanya telah disenyawakan dengan kalender Hijriah pada tahun 1555 tahun Aji Saka oleh Sultan Agung Hanyokrokusumo(Kemenag 2013: 12). Dalam fungsinya kalender Jawa Islam berfungsi bukan hanya sebagai petunjuk menentukan hari tanggal keagamaan tetapi juga menjadi dasar dan ada hubungannya dengan
Petangan Jawi (Izuddin 2015: 126). Maka Dalam fungsinya, system ini
digunakan oleh masyarakat Jawa Islam dalam berbagai macam prilaku baik yang bersifat ibadah ataupun muamalah. Sebagaimana untuk menentukan musim, menentukan hari baik dan buruk, kematian, kelahiran dan bahkan penentuan waktu beribadah sebagaimana menentukan hari raya Idul Fitri. Dengan tujuan agar mendapatkan ketenangan hidup di dunia dan menghindarkan diri dari marabahaya. Hal ini menjadi menarik karena system Hisab Aboge ini dalam diskursus ilmu Falak merupakkan system Hisap Urfi. kehadirannya tidak dapat di gunakan sebagai acuan untuk menentukan waktu beribadah, karena jumlah hari dalam bulan Ramadhan selalu tetap 30 hari sedangkan menurut Rukyah B
ilfi‟li ataupun
Bililmi adakalanya 29 dan 30 hari (Azhari, 2005: 123). Akan tetapi pada
prakteknya masih diberlakukan dan menjadi pegangan bagi sebagian masyarakat Islam Jawa. Sebagaimana sebagian kelompok masyarakat Dusun Losari yang masih menggunakan system Aboge dalam menentukan hari raya Idul Fitri. Jamaah Aboge Dusun Losari dalam menetapkan hari raya Idul Fitri masih menggunakan metode ini untuk menetapkan hari raya Idul Fitri. Karena dalam menentukan hari raya Idul Fitri
Jama’ah Aboge Dusun Losari masih menggunakan metode ini, tanpa danya Musyawarah/ Rembug dengan tokoh pemerintahan ataupun tokoh agama yang lain bahkan tanpa mempperhatikan pengumuman pemerintah maka mengakibatkan pelaksanaan Hari Raya Idul Fitri yang tidak sesuai dengan keputusan yang ditetapkan pemerintah ataupun yang menggunakan ru‟yah bil fi‟li maupun ru‟yah bil ilmi.
Dari hal inilah penulis merasa perlu membahas mengenai cara yang digunakan sebagian Masyarakatkatkat Dusun Losari dalam menentukan hari raya Idul Fitri dalam pandangan Hukum Islam dengan judul “METODE ABOGE DALAM PENETAPAN HARI RAYA IDUL FITRI DI DUSUN LOSARI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM
” B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan diatas, maka masalah-masalah yang pokok yang ingin dibahas dalam penelitian ini adalah: 1.
Bagaimanakah metode yang digunakan Jama’ah Aboge Dusun Losari dalam menentukan hari raya Idul Fitri?
2. Bagaimanakah metode yang digunakan Jama’ah Aboge Dusun Losari dalam menentukan hari raya Idul Fitri dalam pandangan Hukum Islam? C.
Tujuan Dan Manfaat Penelitian
Tercapainya tujuan penelitiaan ini adalah yang ingin dicapai oleh penulis.
1. Mengetahui metode yang digunaka Jamaah Aboge Dusun Losari dalam menentukan hari raya Idul Fitri.
2. Mengetahui keabsahan metode Hisab yang diterapkan
3. mengetahui perkembangan metode Hisab yang dilakukan.
Adapun manfaat penelitian antara lain: 1.
Memberikan kontribusi intelektual dalam rangka turut berpartisipasi dalam pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu pengetahuan seputar metode penetapan hari raya.
2. Sebagai studi komparatif (perbandingan) maupun lanjutan bagi yang ingin mendalami penetapan hari raya
3. Sebagai referensi bagi Pihak berwenang dalam merumuskan metode penetapan hari raya Idul Fitri.
D. Penegasan Istilah
Didalam penelitian ini maka penulis mempertegas istilah-istilah yang mungkin akan mempermudah untuk menjelaskan kelanjutan penelitian ini : 1.
Metode : a. merupakan cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai suatu yang dikehendaki; cara kerja yang sistematis untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.
b.
Ling sikap sekelompok sarjana terhadap bahasa atau linguistik, misal metode perskriptif, dan komparatif.
c.
Prinsip dan praktek pengajarran bahasa, misal metode langsung dan metode terjemah (KBBI)
2. Idul Fitri adalah hari raya umat Islam yang jatuh pada tanggal 1 Syawwal pada penanggalan Hijriah. Karena penentuan 1 Syawwal yang berdasarkan peredaran bulan tersebut, maka Idul Fitri ataupun Puasa Ramadhan jatuh pada tanggal yang berbeda-beda pada setiap tahunnya apabila dilihat dari penanggalan masehi(wikipedia)
3. Aboge merupakan sebuah Sistem penanggalan Jawa Islam yang manyatakan bahwa tahun Alif bulan Suro jatuh pada hari Rebo Wage.
Pada dasarnya system Hisab Rukyah kejawen berpijak pada prinsip kalender Jawa yang mempunyai arti dan fungsi bukan hanya sebagai petunjuk hari dan tanggal keagamaan tetapi juga menjadi dasar dan ada hubungannya dengan Petangan Jawi (Izuddin 2015: 126).
E. Kajian Pustaka
Penelitian yang berkaitan dengan Islam kejawen (Aboge) telah banyak dilakukan. Diantaranya yang telah diteliti oleh Joko Sulistiyo dan penelitiannya yang berjudul
”Analisi Hukum Islam Terhadap Prinsip Penanggalan Aboge Di Dusun Mudal Kecamatan Mojotengah Kabupaten Wonosobo
” Dalam skripsinya tersebut, ia mendeskripsikan
prinsip penanggalan yang digunakan masyarakat Islam Aboge Di Dusun Mudal Kecamatan Mojotengah Kabupaten Wonosobo dalam menentukan awal bulan. Sekripsinya sampai pada kesimpulan bahwa prinsip penanggalan masyarakat Islam Jawa Aboge di Dusun ini sama sekali tidak ada dasar Agama yang melandasi prinsip yang mereka anut, sehingga system Aboge yang dilakukan hanya dapat menjadi sebuah Study keilmuan saja akan tetapi tidak dapat digunakan untuk menentukan waktu beribadah.
Hal ini tentu berbeda dengan yang akan di bahas oleh penulis. Dalam Skripsi yang akan di himpun oleh penulis akan lebih membahas terkait cara penetapan hari raya Idul Fitri dan Hukum penggunaan metode Aboge Dalam Penetapan hari raya Idul Fitri di Dusun Losari dalam perspektif Hukum Islam.
Selain di atas juga merupakan studi kasus skripsi dari Saudari Nur Laila SaFitri yang berjudul
” Penetapan Awal Dan Akhir Ramadhan Berdasarkan
“ABOGE”. Dalam sekripsi ini dibahas mengenai system penentuan awal dan akhir Ramadhan dalam kalender Jawa Islam “ABOGE” dan cara masyarakat Dusun Rebun Kecamatan Dampit Kabupaten Malang dalam menetapkan awal dan akahir ramadahan berdasarkan “ABOGE”. Karena dalam sekripsi saudari Nur Laila Safitri juga merupakan penelitian yang membahas, cara menentukan akahir Ramadhan maka dapat di tarik garis lurus hubungan antara sekripsi nur laili Safitri dan penulis yang juga meneliti metode penentuan hari raya Idul Fitri yang jatuh pada tanggal 1 syawwal. Hal ini tentu berbeda dengan yang akan dibahas oleh penulis. Dalam skripsi yang akan dihimpun oleh penulis akan lebih membahas terkait cara penetapan hariraya Idul Fitri dan Hukum penggunaan metode Aboge Dusun Losari dalam perspektif Hukum Islam.
F. Metode Penelitian
Metode dalam menyusun Karya Ilmiah seperti Skripsi mempunyai peranan yang sangat penting. Peranan metode terkait tata cara (prosedur) memahami dan mengolah inti dari obyek penelitian. Pada penelitian ini, penyusun menggunakan metode-metode sebagai berikut:
1. Jenis penelitian Dalam suatu penelitian atau riset di perlukan metode yang sesui dan selaras dengan inti permasalahan dan tujuan penelitian guna memperoleh data yang relevan dengan permasalahan penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif.
Menurut jenis datanya, skripsi ini menggunakan jenis penelitian kualitatif, yakni prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dan orang-orang dan perilaku yang dapat diamati dan diarahkan pada latar alamiah dan individu tersebut secara holistik (menyeluruh) (Moleong 1993:3).
2. Pendekatan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan sosiologis. Peneliti akan lebih mengarah pada sosial kemasyarakatkatan maupun prilaku Masyarakat. Yang dimaksud sosiologis ini untuk mendapatkan informasi atau penjelasan proses-proses yang terjadi baik dari keluarga maupun lingkungan sekitar yang bersangkutan. Peneliti dapat memahami alur peristiwa secara kronologis, menilai sebab akibat dalam lingkup pikiran orang-orang setempat, dan memperoleh penjelasan yang banyak dan bermanfaat serta dapat memperoleh penemuan-penemuan yang tidak diduga sebelumnya untuk membentuk kerangka teoritis baru.
3. Kehadiran Peneliti Dalam penelitian ini kehadiran peneliti merupakan hal yang utama dan penting karena seorang peneliti secara langsung mengumpulkan data yang ada di lapangan. Dalam hal ini peneliti menggunakan pendekatan psikologis untuk memperoleh data yang relevan sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu dengan mencari informan guna melengkapi data. Sedangkan status peneliti dalam hal mengumpulkan data diketahui oleh informan secara jelas guna menghindari kesalah-pahaman diantara peneliti dengan informan.
Kehadiran peneliti di sini mencoba menggali lebih jauh tentang Metode dan melibatkan secara langsung
Penetapann Hari Raya Idul Fitri
subyek peneliti, dengan kata lain penelitian ini telah diketahui oleh subyek penelitaian.
4. Subjek dan Lokasi penelitian.
Subjek dalam penelitian ini yaitu sebuah Dusun di Kecamatan Wonosegorao Kabupatten Boyolali di mana sebuah kelompok keagamaan yang bercorak Islam kejawen memiliki metode tersendiri dalam menetapkan hari raya Idul Fitri.
Lokasi Penelitian Dusun Losari Desa Gunungsari Kecamatan Wonosegoro.
5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan salah satu unsur yang sangat penting guna menghimpun data yang merupakan bagian dari penelitian. Pengumpulan data akan lebih tepat guna dan optimal apabila dilakukan berdasarkan metode atau langkah-langkah yang sesuai dengan jenis penelitian yang digunakan agar data-data yang di peroleh lebih lengkap, sehingga tercapai kebenaran ilmiah yang dikehendaki. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara wawancara langsung kepada tokoh agama dari
Jama’ah aboge Dusun losari, tokoh masyarakat dari dussun ini, dan tokoh agama yang berpengaruh disekitar dusun ini.
Obserfasi langsung ke lokasi penelitian yaitu dusun losari desa gunungsari kecamatan wonosegoro, dengan mengamati secara llangsung kondisi baik social ekonomi, pendidikan ataupun keagamaan di dusun losari. Dokumentasi dari jama’aah aboge di dusun ini: a.
Wawancara Teknik wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya Jawab, sambil bertatap muka antara pewawancara dengan narasumber dengan menggunakan alat interview guide ( Nazir,2014:170).
Wawancara yang digunakan adalah wawancara terstruktur, dimana penyusun sebelumnya telah menyiapkan pedoman wawancara yang memuat garis besar pertanyaan yang akan diajukan kepada narasumber. Wawancara yang akan dilakukan dengan menggunakan dua tahap, pertama peneliti melakukan deskripsi dan orientasi awal tentang masalah dan subyek yang dikaji. Kedua melakukan wawancara mendalam sehingga menemukan informasi yang lebih banyak dan penting. Wawancara yang digunakan dengan model wawancara terbuka artinya seorang informan dapat mengungkapkan beberapa upaya, gagasan, strategi yang akan dilaksanakan serta hambatan yang diprediksikan.
Dalam penelitian ini peneliti melakukan wawancara kepada, pemuka agama kelompok Aboge di Dusun ini, tokoh maasyarakat setempat dan tokoh Islam yang berada di daeraah sekitar Dusun Losari.
b.
Observasi Teknik observasi atau pengamatan menurut Nazir adalah merupakan teknik pengambilan data dengan menggunakan indera mata tanpa ada pertolongan alat standar lain dalam keperluan tersebut (Nazir,2014:154). Dari penelitian pengalaman ini diperoleh suatu petunjuk bahwa mencatat data observasi bukanlah sekedar mencatat, tetapi juga mengadakan pertimbangan kemudian mengadakan penilaian ke dalam suatu perkara bertingkat(Arikunto, 2006: 229). Observasi adalah sebuah pengumpulan data dengan jalan pengamatan secara langsung mengenai obyek penelitian.Dalam metode ini penulis gunakan sebagai langkah awal untuk mengetahui kondisi subyek penelitian.
Dalam melakukan pengumpulan data melalui observasi ini, terdapat beberapa jenis observasi yang membantu peneliti untuk memperoleh data. Menurut (Moleong, 2014:179-177). jenis atau macam-macam observasi sebagai berikut:
1. Berperan serta secara lengkap. Dalam observasi ini, peneliti menjadi anggota penuh dai obyek yang diteliti.
2. Pemeran serta sebagai pengamat. Jenis observasi ini memungkinkan peneliti untuk berperan sebagai pengamat tanpa harus menjadi anggota dari obyek yang diteliti.
3. Pengamat sebagai pemeranserta. Pada observasi ini peranan pengamat diketahui secara terbuka oleh umum bahkan di seponsori oleh subyek. Sehingga informasi rahasia pun dapat dengan mudah diperoleh.
4. Pengamat penuh. Biasa terjadi dalam eksperimen di laboratorium, peneliti dengan bebas mengamati obyek penelitian dikarenakan obyek yang diteliti tidak mengetahui apakah sedang diamati.
Dalam teknik pengumpulan data di lapangan, peneliti menggunakan teknik pemeran serta sebagai pengamat.
c.
Dokumentasi Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda dan sebagainya (Arikunto, 1998: 236).
Dalam penelitian ini dokumentasi yang dimaksud adalah pengambilan beberapa data tentang berbagai dokumen terkait dengan kelompok aliran dan metode yang digunakan dalam menetapkan hariraya Idul Fitri
Jama’ah Aboge yang ada di Dusun Losari. Sebagaimana almanac, buku pedoman, kitab, serta catatan-catatn yang mendukung terhadap perhitungannya
Jama’ah Aboge di dusun ini.
6. Analisis Data
Data mentah yang telah dikumpukan oleh peneliti tidak akan ada gunanya jika tidak dianalisa. Analisa data merupakan bagian yang amat penting dalam metode ilmiah, karena dengan dianalisalah data tersebut dapat diberi arti makna yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian (Nazir, 1988:405).
Setelah data terkumpul kemudian data tersebut dianalisis seperlunya agar diperoleh data yang matang dan akurat, dengan menggunakan analisa data kualitatif. Analisa data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan berkerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain (Moleong, 2009: 248).
7. Pengecekan Keabsahan Data Keabsahan data merupakan hal yang sangat penting dalam penelitian, karena dari data itulah nantinya akan muncul beberapa teori.
Untuk memperoleh keabsahan temuan, penulis akan menggunakan teknik-teknik perpanjangan kehadiran peneliti di lapangan, observasi yang diperdalam, triangulasi (menggunakan beberapa sumber, metode, teori), pelacakan kesesuaian dan pengecekan anggota. Jadi temuan data tersebut bisa diketahui keabsahanya.
8. Tahap-tahap Penelitian Dalam penelitian ini dilakukan dengan berbagai tahap. Pertama pra lapangan, dimana peneliti menentukan topik penelitian, mencari informasi tentang ada tidaknya praktik hari raya yang berbeda dengan ketetapan pemerintah. Tahap selanjutnya peneliti terjun langsung ke lapangan atau lokasi penelitian untuk mencari data dan informasi kelompok aliran Islam yang memiliki metode tersendiri dalam menetapkan hari raya Idul Fitri, serta melakukan observasi, dokumentasi dan wawancara terhadap informan yaitu sesepuh Aboge Dusun Losari.
Tahap akhir yaitu penyusunan laporan atau penelitian dengan cara menganalisis data atau temuan dari penelitian kemudian memaparkannya dengan narasi deskriptif.
9. Analisis Data
Analisis dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif yaitu untuk mengungkap fenomena sosial agar ditemukan solusi atas masalah terkait. Penalaran (pola pikir) yang digunakan yaitu secara
induktif yaitu setelah data-data terkumpul dari informan, data-data
terkait masalah penetapan hari raya akan dianalisis dengan teori yang tercantum dalam kerangka teoritik.
G. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan dalam mempelajari materi skripsi ini, sistematika penulisan memegang peranan penting. Adapun sistematika penulisan skripsi dapat ditulis paparan sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan ini terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian penegasan istilah, tinjauan pustaka, metode penelitian dan sistematika penulisan penelitian.
Bab II Kajian Teori. Dalam Bab ini diuraikan tentang penetapan hari raya, Definisi Idul Fitri dalam Islam, dan konsep metode penetapan hari raya Idul Fitri. Kajian teori diletakkan pada bab II agar dalam pelaksanaan penelitian bisamendapatkan hasil.
Bab III Metode Penelitian ini terdiri dari paparan data dan penemuan penelitian meliputi gambaran umum lokasi penelitian, profil Kelompok Aboge, faktor penyebab pelaksanaan Idul Fitri yang bertentangan dengan pemerintah.
Bab IV Pembahasan. Dalam bab ini diuraikan tentang profile jemaah Aboge Dusun Losari, konsep penetapan hari raya Idul Fitri, Analisis metode penetapan hari raya Idul Fitri menurut jemaah Aboge Dusun Losari, metode penetapan hari raya Idul Fitri jemaah Aboge Dusun Losari.
Bab V Penutup, yang meliputi kesimpulan dan saran. Dalam bab ini diuraikan mengenai kesimpulan sebagai Jawaban dari permasalahan yang dikemukakan dan diakhiri dengan saran-saran bagi pihak yang terkait.
BAB II KAJIAN TEORI A. Devinisi Idul Fitri
1. Pengertian Idul Fitri
Idul Fitri terdiri dari dua suku kata Ied yang artinya kembali dan
Fitri merupakan asal kata dari Iftar yang artinya berbuka. Artinya Idul
Fitri merupakan hari dimana umat Islam kembali berbuka(makan), setelah selama satu bulan penuh menjalankan kewajiban untuk melakukan puasa Ramadhan. Pengertian ini diambil dari makna dhohir Hadis dari Aisyah yang diriwayatkan oleh At-Tirmidzi.
912
- - ىَسوُمُِن بِىَي حَياَنَ ث دَح ِ ِ, ِِناَمَي لاُِن بىَِي حَياَنَ ث دَح ِ ِ, ٍِرَم عَمِ نَع ِ ِ, ِِرِدَك نُم لاِِن بِِد مَحُمِ نَع ِ ِ, ِ
ِ تَلاَق,َةَشِئاَعِ نَع ِ ِ: َِم لَسَوِِو يَلَعُِو للاِى لَصِِو للاُِلوُسَرَِلاَق ِ ِ: ُِسا نلاُِرِط فُ يَِم وَ يُِر طِف لا ِ ِ, َِم وَ يِىَح ضَلأاَو اِيِّحَضُي ُِسا نل .. ِ
Telah menceritakan kepada kami yahya bin musa, telah menceritakan kepada kami yahya bin yaman, dari umar, dari Muhammad bin munkadir, dari aisyah beliau berkata: Rasulullah saw bersabda “Idul Fitri adalah hari orang-orang berbuka dan Idul adha adalah hari orang-orang berkurban
” (At-Tirmidzi, 1:
279)
Sedangkan yang memberikan makna Idul Firi merupakan hari kembalinya umat Islam pada kesucian merupakan pengertian yang diambil dari kata
رطف yang artinya suci(Munawir,1994 :1142) dan makna hadis setelah menjalankan ibadah puasa Ramadhan selama satu bulan penuh secara sempurna. Dalam salah satu Hadis yang berbunyi:
ِ ِِف ِ لاِى وَِل ٍِدو َِة ُِك ِ لِ َِعَِل ُِدِ ِ طَِر ُِِ يِ َِمِ وُِل Setiap bayi yang dilahirkan kedunia dalam keadaan suci.
ِ ِىضرِةريرىِىباِنعِةملسِىباِنعِىيحيِانثدحِماشىِانثدحِميىارباِنبِملسمِانثدح