34.potensi pengembangan tanaman padi lahan pasang surut di kebupaten bulungan
PO TEN SI
PEN G EM B A N G A N
TA N A M A N PA D I LA H A N
D I K A B U PA TEN B U LU N G A N
PA SA N G
SU R U T
N urbani, Sriw ulan P. R ahayu,
dan D hyani N astiti.P.
B PT P K altim JL . PM N oor Sem paja Sam arinda-K altim
A B STR A K
K abupaten Bulungan m em punyai luas w ilayah 18.010,50 km 2 dengan jum lah
penduduk sebesar 40.398 jiw a terdiri atas 30.072 laki-laki dan 10.326 perernpuan. Pola
hujan term asuk ke dalam pola A (pola curah hujan tunggal), B (curah hujan bulanan sedikit
berfluktuasi), dan C (pola curah hujan ganda), term asuk kedalam zona iklim A (daerah
beriklim hujan tropis). Lahan pasang surut di kabupaten Bulungan term asuk katagori tipe
luapan A dan B utam anya yang dekat dengan daerah aliran sungai, sedangkan yang lebih
atas um um nya telah m engarah ke tipe luapan C dan D . Penggunaan lahan pertanian
terutam a untuk lahan saw ah seluas 6.354 ha terdiri atas irigasi setengah teknis 30 ha, irigasi
sederhana 90 ha, irigasi desa/non PU 637 ha, tadah hujan 3.235 ha, dan pasang surut 2.862
ha. D ari luas lahan saw ah 6.354 ha pada tahun 2005 hanya 3.349 ha ditanam i padi saw ah,
sehingga m asih ada 3.005 ha lahan saw ah yang tidak dim anfaatkan. Sistem budidaya yang
dilakukan petani um um nya m asih secara tradisional, penanam an padi dilakukan 1 - 2 kali
setahun tergantung pad a tipe luapan. Padi yang ditanam adalah varietas IR 64 dan pada
um um nya petani m enanam varietas lokal.
Benih padi um um nya m asih m enggunakan
produksi sendiri ataupun hasil tukar dengan petani lain, sehingga kem urnian dan kualitas
rendah akibatnya hasil yang diperoleh belum optim al. D engan kondisi dem ikian m aka
produksi gabah yang dihasilkan m asih rendah yaitu 19,19 ku/ha. U ntuk peningkatan
produktivitas perlu perbaikan tata air, pengolahan tanah, pem upukan dan am eliorasi. U ntuk
m eningkatkan produksi padi di w ilayah ini, ekstensifikasi lahan m asih bisa dilakukan perlu
didukung oleh kebijakan pem erintah m elalui program transm igrasi. IHGFEDCBA
K a la k u n c i:
p a d i,
la h a n p a s a n g
s u r u t, p o te n s i
PEN D A H U LU A N
Lahan sebagai faktor produksi pada kegiatan terutam a pertanian m em punyai
kedudukan penting, sebagai faktor produksi karena terkait dengan status pem ilikan
dan luasnya.
Saw ah sebagai tipologi lahan yang sangat strategis dalam
pem bangunan m erupakan m edia utam a produksi padi.
Lahan raw a pasang surut dan raw a lebak m enjadi sem akin penting artinya
dalam sistem produksi padi untuk pelestarian sw asem bada beras.
A kibat terus
m eningkatnya jum lah penduduk dan m enyusutnya lahan subur di Jaw a, m aka
diperlukan upaya dalam pelestarian sw asem bada beras dengan m em beri perhatian
S e m in a r
N a s io n a l
P e r ta n ia n
Lahan
Raw a
317
pada
. pem anfaatan
pada
lahan-lahan
m arjinal
diantaranya
lahan
raw a.
Sem entara K abupaten B ulungan m em punyai potensi lahan yang cukup luas
untuk pengem bangan tanam an sernusim lahan basah dataran rendah beriklim basah
34.220,5 ha, hanya sebagian kecil areal yang telah dim anfaatkan untuk tanarnan padi
(M astur IHGFEDCBA
e t a l ., 2 0 0 6 ) .
Sektor pertanian diharapkan dapat m enopang perekonom ian, baik di tingkat
nasional m aupun daerah. D em ikian halnya di K abupaten B ulungan dim ana sektor
pcrtanian
m asih diharapkan m enjadi satu diantara sektor andalan yang m em iliki
peluang yang cukup besar dalam m endorong perekonom ian, terbukti dari kom posisi
lapangan usaha yang tersedia dan m enyerap tenaga kerja sebesar 25.764 jiw a atau
63,78 persen dari keseluruhan penduduk yang bekerja (40.398 jiw a) adalah di sektor
pertanian
(D istan
K ab. B ulungan,
2006).
B erdasarkan
perhitungan
PD R B
perekonom ian
K abupaten B ulungan sangat didom inasi oleh sektor ekonom i yang
bcrbasis pada sum ber daya alam , sektor pertanian dan m asih sedikit dari sektor
industri pengolahan.
Jum lah seluruh nilai tam bah yang tercipta akibat kegiatan
ekonom i (PD R B ) di K abupaten B ulungan pada tahun 2005 adalah sebesar 1.540,177
m ilyar rupiah, dan dari total terse but sekitar 25 persennya berasal dari nilai tam bah
sektor pertanian (B PS K ab. B ulungan , 2006).
Salah satu agenda program pem bangunan
daerah K abupaten Bulungan
adalah program peningkatan
ketahanan pangan. Perm asalahan
utam a program
terse but adalah kurangnya intensifikasi pada padi lahan basah dan kurang irigasi
bagi padi lahan basah, dan belum efektifnya pengem bangan padi pasang surut, juga
pada tanam palaw ija m asih dibudidayakan dalam skala kecil. Tujuan program ini
adalah untuk m em fasilitasi peningkatan dan keberlanjutan ketahanan pangan sam pai
ke t ingkat rurnah tangga sebagai bagian
dari ketahanan daerah (Bappeda, 2006).
Sem entara program pem bangunan
pertanian K abupaten B ulungan dalam rangka
program peningkatan ketahanan pangan ini ditujukan dalam rangka m enfasilitasi
bagi peningkatan ketahanan pangan m asyarakat m elalui :
1. Peningkatan keanekaragam an produksi, ketersediaan dan konsum si pangan serta
produk-produk
2.
3.
Pengem bangan
Pengem bangan
olahannya;
usaha bisnis pangan yang kom petitif dan m enguntungkan
sum berdaya dan pr« luksi pangan 10ka1.
petani;
Pengem bangan kelem bagaan pangan yang dibangun dari m asyarakat sebagai
kelem bagaan usaha yang terintegrasi dalam satu kesatuan sistem ketahanan. U paya
pem enuhan kebutuhan beras nasional hingga tahun 2010 akan ditem puh m elalui 3
cara, yaitu : (1) peningkatan produktivitas dengan penerapan teknologi usahatani
terobosan, (2) peningkatan luas areal panen m elalui peningkatan intensitas tanam ,
pcngem bangan
tanam an padi ke areal baru, term asuk
sebagai tanarnan sela
perkebunan, rehabilitasi
irigasi, dan pencetakan
saw ah baru, (3) peningkatan
318
N urbani e t a l , P o t e n s i P e n g e m b a n g a n
Tanam an
Padi Lahan
P asang
Surut
penanganan pasca panen dan pasca panen untuk penekanan kehilangan hasil dan
peningkatan m utu produk, m elalui pengernbangan dan penerapan alat dan m esin
pertanian (alsintan) (D eptan, 2005).
KERAGAAN WILAY AH
K abupaten B ulungan m em punyai luas w ilayah 18.010,50 km 2 denganjum lah
penduduk sebesar 40.398 jiw a terdiri dari 30.072 laki-Iaki dan 10.326 perem puan.
K abupaten B ulungan terdiri atas 13 K ecam atan, yaitu K ecam atan : (1) Peso, (2)
Peso H ilir, (3) Tanjung Palas, (4) Tanjung Palas B arat, (5) Tanjung Pal as U tara, (6)
Tanjung Palas Tim ur, (7) Tanjung selor, (8) Tanjung Palas Tengah, (9) Sekatak, (10)
Scsayap, (II) Scsayap !-lilir, (12) B unyu, dan (13) Tana Lia.
Pem anfaatan lahan di bidang pertanian terus diupayakan baik secara intensif
m aupun secara ekstensif. Pengolahan lahan disesuaikan dengan agroekologi agar
diperoleh m anfaat yang m em adai. Penggunaan lahan pertanian terutam a untuk lahan
saw ah seluas 6.354 ha terdiri dari irigasi setengah teknis 30 ha, irigasi sederhana 90
ha, irigasi de sa/non PU 637 ha, tadah hujan 3.235 ha, dan pasang surut 2.862 ha.
Lahan pasang surut di K abupaten B ulungan terrnasuk katagori tipe luapan A
dan B terutam a yang dekat dengan daerah aliran sungai, sedangkan yang lebih atas
um um nya telah m engarah ke tipe luapan C dan D .
Luas panen padi di K abupaten B ulungan pada tahun 2005 seluas 9.70R
hektar (terdiri dari 3.349 ha saw ah dan 6.359 ha ladang) sedangkan pada tahun 2004
seluas 8.864
terjadi peningkatan
luas panen sebesar
1,1 persen, dengan
produktivitas pada tahun 2004 sebesar 3,01 tlha dan pada tahun 2005 sebesar 2,9
tlha (Tabel 1). D ari luas lahan saw ah 6.354 ha pada tahun 2005 hanya 3.349 ha
ditanam i padi saw ah, sehingga
m asih ada 3.005 ha lahan saw ah yang tidak
dim anfaatkan.
Faktor penyebab lahan belum dim anfaatkan
antara lain adalah
kurangnya tenaga kerja (dilihat dari jum lah penduduk K abupaten B ulungan yang
m asih sedikit), dan kurangnya m odal
Produktivitas
yang rendah disebabkan karena daya dukung lahan yang
sem akin m enurun, pola tanam m asih tradisional, tidak tersedia benih unggul, tidak
dilakukan pem upukan berim bang, pengendalian ham a/penyakit, penanganan pasca
panen tidak tepat sehingga banyak kehilangan hasil, sum ber daya m anusia kurang
m endukung.
Produksi padi di K abupaten B ulungan pada tahun 2005 sebesar 25.247 ton
sedangkan pada tahun 2004 sebesar 26.652 ton sehingga terjadi penurunan produksi
sebesar 1.465 ton (5,5 persen).
Penurunan produksi tcrsebut disebabkan oleh
penurunan luas dan produktivitas (Tabel 1). IHGFEDCBA
S e m in a r
N a s io n a l
P e r ta n ia n
Lahan
Raw a
319
ihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Tabel 1.
Luas Panen, Produksi dan Produktivitas
I
Padi di K abupaten
B ulungan
tahun 2000-2005
Produksi (ton)
Produktivitas (K u/ha)
Luas Panen (H a)
Tahun
Padi
Padi
Saw ah
4.210
10.268
8,03
6,41
7,22
21.170
11.037
32.207
2001
5.498
3.537
9.035
11,43
5,66
8,55
19.469
9.641
29.110
2002
6.643
3.349
9.992
13,04
5,09
9,07
10.551
& .050
18.601
2003
2.426
2.847
5.273
29,06
20,05
24,56
7.353
8.303
15.656
:;'004
4.189
5.472
9.661
30,11
19,08
24,60
13.809
12.502
26.311
2005
3349
6.359
9.708
27,81
21,34
24,58
10.618
14.436
25.104
Sum ber
: L aporan
Tabel2.
D in a s
P e r ta n ia n
K a b u p a te n
1
2
3
4
5
6
7
8
B u lu n g a n ,
Stasiun Pengam at
Tanjung Selor
Salim Batu
Selim au I
G unung Putih
Sesayap
Bunyu
Tarakan Barat
Lon!!. Peso
Jan
218
274
145
194
156
56
329
158
Peb
275
212
284
260
248
68
235
174
M ar
237
156
190
222
223
212
350
143
A pr
170
104
125
164
220
193
322
149
M ei
36
147
321
191
326
188
333
215
C urah H ujan
hujan rata-rata (m m )
Jnn
161
245
2a8
184
2~8
228
254
191
IHGFEDCBA
2 0 0 }-2 0 0 6
C urah H ujan R ata-R ata B ulanan dan W ilayah Penyebaran
B eberapa Stasiun Pengam at H njan di K abupaten B ulungan,
o,rah
No
Padi
Ladang
Ladang
6.058
Tahunan
Ladang
Saw ah
Saw ah
20U O
Jul
186
196
172
335
458
158
310
191
A gu
215
208
217
203
416
223
307
223
Sep
168
136
169
119
279
159
304
216
O kt
250
286
213
181
373
166
295
252
;-lop
269
270
381
178
327
129
295
195
D es
261
327
221
319
342
222
321
241
Tahunan
Jumlah
1646
2560
2744
2548
3667
1992
3654
2346
M enurut M astur e t a l . (1006), w ilayah K abupaten
B ulungan m em iliki 3 pola
B ulungan dijum pai 5
(lim a) stasiun dengan pola curah hujan A atau pola curah hujan tunggal. H al ini
m enunjukkan bahw a dalam satu tahun terjadi sekali periode m usim hujan dan
m usim kem arau. Puncak curah hujan tertinggi di stasiun Sesayap terjadi pada bulan
Juli sedangkan m usim kem arau teijadi pada bulan Januari,
Pola hujan B yang
m em iliki curah hujan bulanan sedikit berfluktuasi hanya terjadi di Tanjung Selor.
Sem entara pola hujan C yaitu pola curah hujan ganda dijum pai di stasiun Salim B atu
dan Selim au I.
curah hujan, yaitu pola A , B dan C (Tabel 2). K abupaten
B erdasarkan zona agroklim at propinsi K alim antan Tim ur (Puslittanak, 1998)
w ilayah adm inistrasi K abupaten B ulungan dibedakan atas zona B 1, A , C 1 dan
sebagian kecil D 2. Sem entara m enurut klasifikasi iklim Schm idt dan Ferguson
dibedakan dalam 1 tipe iklim , yaitu A (Tabel 3). M enurut klasifikasi iklim K oppen
(dalam M anan e t a l ., 1990), K abupaten B ulungan tergolong tipe iklim A , yaitu
daerah beriklim hujan tropis.
320
N urbani
e t a l, P o te n s i
P engem bangan
Tanam an
Padi Lahan
P asang
Surut
Tabel 3.
K arakteristik Pola H ujan (Trojer), Tipe H ujan (Schm idt & Ferguson,) dan
Zone A groklim at (O ldem an IHGFEDCBA
e t a l .,) di K abupaten B ulungan.
D aerah
CH
Tahunan
CH
Rerata
per bulan
Schm idt dan Ferguson
B
D
Q Tipe
K
B
Tanjung Selor
Salim Batu
Selim au I
G unung Putih
Sesayap
2646
2560
2744
2548
3667
221
213
229
212
306
12
12
12
12
12
Bunyu
1992
166
10
Tarakan Barat
3654
305
12
B
B
O ldem an
B
Zona
K
Agroklim at
0
BI
BI
0
0
BI
0
CI
0
A
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
A
A
A
A
A
A
1
4
2
0
2
0
0
A
1
8
7
8
5
I
Trojer
Fluktuasi
Pola
CH
- ++ - + - ++
++ - ++ - ++
- ++ - ++++
++++++ - +
++++++++
B
C
C
A
A
D2
- - ++++++
A
0
A
++++++++
A
0
CI
++--+++
A
I
Long Peso
2346
200
12
K eterangan
:
I. Bulan kering
0
0
A
5
Curah
Curah
hujan bulanan
hujan bulanan
< 60 m m
> 100 m m
3. Bulan kering
4. Bulan basah
Curah
Curah
hujan bulunan
hujan bulanan
< 100 m m
> 200 m m
5. Bulan
6.++++
Curah
Curah
hujan bulanan
hujan bulanan
an tara 100 m m s id 200 m m
>rata-rata curah hujan tahunan
Curah
hujan bulanan
PEN G EM B A N G A N
TA N A M A N PA D I LA H A N
D I K A B U PA TEN B U LU N G A N
PA SA N G
SU R U T
N urbani, Sriw ulan P. R ahayu,
dan D hyani N astiti.P.
B PT P K altim JL . PM N oor Sem paja Sam arinda-K altim
A B STR A K
K abupaten Bulungan m em punyai luas w ilayah 18.010,50 km 2 dengan jum lah
penduduk sebesar 40.398 jiw a terdiri atas 30.072 laki-laki dan 10.326 perernpuan. Pola
hujan term asuk ke dalam pola A (pola curah hujan tunggal), B (curah hujan bulanan sedikit
berfluktuasi), dan C (pola curah hujan ganda), term asuk kedalam zona iklim A (daerah
beriklim hujan tropis). Lahan pasang surut di kabupaten Bulungan term asuk katagori tipe
luapan A dan B utam anya yang dekat dengan daerah aliran sungai, sedangkan yang lebih
atas um um nya telah m engarah ke tipe luapan C dan D . Penggunaan lahan pertanian
terutam a untuk lahan saw ah seluas 6.354 ha terdiri atas irigasi setengah teknis 30 ha, irigasi
sederhana 90 ha, irigasi desa/non PU 637 ha, tadah hujan 3.235 ha, dan pasang surut 2.862
ha. D ari luas lahan saw ah 6.354 ha pada tahun 2005 hanya 3.349 ha ditanam i padi saw ah,
sehingga m asih ada 3.005 ha lahan saw ah yang tidak dim anfaatkan. Sistem budidaya yang
dilakukan petani um um nya m asih secara tradisional, penanam an padi dilakukan 1 - 2 kali
setahun tergantung pad a tipe luapan. Padi yang ditanam adalah varietas IR 64 dan pada
um um nya petani m enanam varietas lokal.
Benih padi um um nya m asih m enggunakan
produksi sendiri ataupun hasil tukar dengan petani lain, sehingga kem urnian dan kualitas
rendah akibatnya hasil yang diperoleh belum optim al. D engan kondisi dem ikian m aka
produksi gabah yang dihasilkan m asih rendah yaitu 19,19 ku/ha. U ntuk peningkatan
produktivitas perlu perbaikan tata air, pengolahan tanah, pem upukan dan am eliorasi. U ntuk
m eningkatkan produksi padi di w ilayah ini, ekstensifikasi lahan m asih bisa dilakukan perlu
didukung oleh kebijakan pem erintah m elalui program transm igrasi. IHGFEDCBA
K a la k u n c i:
p a d i,
la h a n p a s a n g
s u r u t, p o te n s i
PEN D A H U LU A N
Lahan sebagai faktor produksi pada kegiatan terutam a pertanian m em punyai
kedudukan penting, sebagai faktor produksi karena terkait dengan status pem ilikan
dan luasnya.
Saw ah sebagai tipologi lahan yang sangat strategis dalam
pem bangunan m erupakan m edia utam a produksi padi.
Lahan raw a pasang surut dan raw a lebak m enjadi sem akin penting artinya
dalam sistem produksi padi untuk pelestarian sw asem bada beras.
A kibat terus
m eningkatnya jum lah penduduk dan m enyusutnya lahan subur di Jaw a, m aka
diperlukan upaya dalam pelestarian sw asem bada beras dengan m em beri perhatian
S e m in a r
N a s io n a l
P e r ta n ia n
Lahan
Raw a
317
pada
. pem anfaatan
pada
lahan-lahan
m arjinal
diantaranya
lahan
raw a.
Sem entara K abupaten B ulungan m em punyai potensi lahan yang cukup luas
untuk pengem bangan tanam an sernusim lahan basah dataran rendah beriklim basah
34.220,5 ha, hanya sebagian kecil areal yang telah dim anfaatkan untuk tanarnan padi
(M astur IHGFEDCBA
e t a l ., 2 0 0 6 ) .
Sektor pertanian diharapkan dapat m enopang perekonom ian, baik di tingkat
nasional m aupun daerah. D em ikian halnya di K abupaten B ulungan dim ana sektor
pcrtanian
m asih diharapkan m enjadi satu diantara sektor andalan yang m em iliki
peluang yang cukup besar dalam m endorong perekonom ian, terbukti dari kom posisi
lapangan usaha yang tersedia dan m enyerap tenaga kerja sebesar 25.764 jiw a atau
63,78 persen dari keseluruhan penduduk yang bekerja (40.398 jiw a) adalah di sektor
pertanian
(D istan
K ab. B ulungan,
2006).
B erdasarkan
perhitungan
PD R B
perekonom ian
K abupaten B ulungan sangat didom inasi oleh sektor ekonom i yang
bcrbasis pada sum ber daya alam , sektor pertanian dan m asih sedikit dari sektor
industri pengolahan.
Jum lah seluruh nilai tam bah yang tercipta akibat kegiatan
ekonom i (PD R B ) di K abupaten B ulungan pada tahun 2005 adalah sebesar 1.540,177
m ilyar rupiah, dan dari total terse but sekitar 25 persennya berasal dari nilai tam bah
sektor pertanian (B PS K ab. B ulungan , 2006).
Salah satu agenda program pem bangunan
daerah K abupaten Bulungan
adalah program peningkatan
ketahanan pangan. Perm asalahan
utam a program
terse but adalah kurangnya intensifikasi pada padi lahan basah dan kurang irigasi
bagi padi lahan basah, dan belum efektifnya pengem bangan padi pasang surut, juga
pada tanam palaw ija m asih dibudidayakan dalam skala kecil. Tujuan program ini
adalah untuk m em fasilitasi peningkatan dan keberlanjutan ketahanan pangan sam pai
ke t ingkat rurnah tangga sebagai bagian
dari ketahanan daerah (Bappeda, 2006).
Sem entara program pem bangunan
pertanian K abupaten B ulungan dalam rangka
program peningkatan ketahanan pangan ini ditujukan dalam rangka m enfasilitasi
bagi peningkatan ketahanan pangan m asyarakat m elalui :
1. Peningkatan keanekaragam an produksi, ketersediaan dan konsum si pangan serta
produk-produk
2.
3.
Pengem bangan
Pengem bangan
olahannya;
usaha bisnis pangan yang kom petitif dan m enguntungkan
sum berdaya dan pr« luksi pangan 10ka1.
petani;
Pengem bangan kelem bagaan pangan yang dibangun dari m asyarakat sebagai
kelem bagaan usaha yang terintegrasi dalam satu kesatuan sistem ketahanan. U paya
pem enuhan kebutuhan beras nasional hingga tahun 2010 akan ditem puh m elalui 3
cara, yaitu : (1) peningkatan produktivitas dengan penerapan teknologi usahatani
terobosan, (2) peningkatan luas areal panen m elalui peningkatan intensitas tanam ,
pcngem bangan
tanam an padi ke areal baru, term asuk
sebagai tanarnan sela
perkebunan, rehabilitasi
irigasi, dan pencetakan
saw ah baru, (3) peningkatan
318
N urbani e t a l , P o t e n s i P e n g e m b a n g a n
Tanam an
Padi Lahan
P asang
Surut
penanganan pasca panen dan pasca panen untuk penekanan kehilangan hasil dan
peningkatan m utu produk, m elalui pengernbangan dan penerapan alat dan m esin
pertanian (alsintan) (D eptan, 2005).
KERAGAAN WILAY AH
K abupaten B ulungan m em punyai luas w ilayah 18.010,50 km 2 denganjum lah
penduduk sebesar 40.398 jiw a terdiri dari 30.072 laki-Iaki dan 10.326 perem puan.
K abupaten B ulungan terdiri atas 13 K ecam atan, yaitu K ecam atan : (1) Peso, (2)
Peso H ilir, (3) Tanjung Palas, (4) Tanjung Palas B arat, (5) Tanjung Pal as U tara, (6)
Tanjung Palas Tim ur, (7) Tanjung selor, (8) Tanjung Palas Tengah, (9) Sekatak, (10)
Scsayap, (II) Scsayap !-lilir, (12) B unyu, dan (13) Tana Lia.
Pem anfaatan lahan di bidang pertanian terus diupayakan baik secara intensif
m aupun secara ekstensif. Pengolahan lahan disesuaikan dengan agroekologi agar
diperoleh m anfaat yang m em adai. Penggunaan lahan pertanian terutam a untuk lahan
saw ah seluas 6.354 ha terdiri dari irigasi setengah teknis 30 ha, irigasi sederhana 90
ha, irigasi de sa/non PU 637 ha, tadah hujan 3.235 ha, dan pasang surut 2.862 ha.
Lahan pasang surut di K abupaten B ulungan terrnasuk katagori tipe luapan A
dan B terutam a yang dekat dengan daerah aliran sungai, sedangkan yang lebih atas
um um nya telah m engarah ke tipe luapan C dan D .
Luas panen padi di K abupaten B ulungan pada tahun 2005 seluas 9.70R
hektar (terdiri dari 3.349 ha saw ah dan 6.359 ha ladang) sedangkan pada tahun 2004
seluas 8.864
terjadi peningkatan
luas panen sebesar
1,1 persen, dengan
produktivitas pada tahun 2004 sebesar 3,01 tlha dan pada tahun 2005 sebesar 2,9
tlha (Tabel 1). D ari luas lahan saw ah 6.354 ha pada tahun 2005 hanya 3.349 ha
ditanam i padi saw ah, sehingga
m asih ada 3.005 ha lahan saw ah yang tidak
dim anfaatkan.
Faktor penyebab lahan belum dim anfaatkan
antara lain adalah
kurangnya tenaga kerja (dilihat dari jum lah penduduk K abupaten B ulungan yang
m asih sedikit), dan kurangnya m odal
Produktivitas
yang rendah disebabkan karena daya dukung lahan yang
sem akin m enurun, pola tanam m asih tradisional, tidak tersedia benih unggul, tidak
dilakukan pem upukan berim bang, pengendalian ham a/penyakit, penanganan pasca
panen tidak tepat sehingga banyak kehilangan hasil, sum ber daya m anusia kurang
m endukung.
Produksi padi di K abupaten B ulungan pada tahun 2005 sebesar 25.247 ton
sedangkan pada tahun 2004 sebesar 26.652 ton sehingga terjadi penurunan produksi
sebesar 1.465 ton (5,5 persen).
Penurunan produksi tcrsebut disebabkan oleh
penurunan luas dan produktivitas (Tabel 1). IHGFEDCBA
S e m in a r
N a s io n a l
P e r ta n ia n
Lahan
Raw a
319
ihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Tabel 1.
Luas Panen, Produksi dan Produktivitas
I
Padi di K abupaten
B ulungan
tahun 2000-2005
Produksi (ton)
Produktivitas (K u/ha)
Luas Panen (H a)
Tahun
Padi
Padi
Saw ah
4.210
10.268
8,03
6,41
7,22
21.170
11.037
32.207
2001
5.498
3.537
9.035
11,43
5,66
8,55
19.469
9.641
29.110
2002
6.643
3.349
9.992
13,04
5,09
9,07
10.551
& .050
18.601
2003
2.426
2.847
5.273
29,06
20,05
24,56
7.353
8.303
15.656
:;'004
4.189
5.472
9.661
30,11
19,08
24,60
13.809
12.502
26.311
2005
3349
6.359
9.708
27,81
21,34
24,58
10.618
14.436
25.104
Sum ber
: L aporan
Tabel2.
D in a s
P e r ta n ia n
K a b u p a te n
1
2
3
4
5
6
7
8
B u lu n g a n ,
Stasiun Pengam at
Tanjung Selor
Salim Batu
Selim au I
G unung Putih
Sesayap
Bunyu
Tarakan Barat
Lon!!. Peso
Jan
218
274
145
194
156
56
329
158
Peb
275
212
284
260
248
68
235
174
M ar
237
156
190
222
223
212
350
143
A pr
170
104
125
164
220
193
322
149
M ei
36
147
321
191
326
188
333
215
C urah H ujan
hujan rata-rata (m m )
Jnn
161
245
2a8
184
2~8
228
254
191
IHGFEDCBA
2 0 0 }-2 0 0 6
C urah H ujan R ata-R ata B ulanan dan W ilayah Penyebaran
B eberapa Stasiun Pengam at H njan di K abupaten B ulungan,
o,rah
No
Padi
Ladang
Ladang
6.058
Tahunan
Ladang
Saw ah
Saw ah
20U O
Jul
186
196
172
335
458
158
310
191
A gu
215
208
217
203
416
223
307
223
Sep
168
136
169
119
279
159
304
216
O kt
250
286
213
181
373
166
295
252
;-lop
269
270
381
178
327
129
295
195
D es
261
327
221
319
342
222
321
241
Tahunan
Jumlah
1646
2560
2744
2548
3667
1992
3654
2346
M enurut M astur e t a l . (1006), w ilayah K abupaten
B ulungan m em iliki 3 pola
B ulungan dijum pai 5
(lim a) stasiun dengan pola curah hujan A atau pola curah hujan tunggal. H al ini
m enunjukkan bahw a dalam satu tahun terjadi sekali periode m usim hujan dan
m usim kem arau. Puncak curah hujan tertinggi di stasiun Sesayap terjadi pada bulan
Juli sedangkan m usim kem arau teijadi pada bulan Januari,
Pola hujan B yang
m em iliki curah hujan bulanan sedikit berfluktuasi hanya terjadi di Tanjung Selor.
Sem entara pola hujan C yaitu pola curah hujan ganda dijum pai di stasiun Salim B atu
dan Selim au I.
curah hujan, yaitu pola A , B dan C (Tabel 2). K abupaten
B erdasarkan zona agroklim at propinsi K alim antan Tim ur (Puslittanak, 1998)
w ilayah adm inistrasi K abupaten B ulungan dibedakan atas zona B 1, A , C 1 dan
sebagian kecil D 2. Sem entara m enurut klasifikasi iklim Schm idt dan Ferguson
dibedakan dalam 1 tipe iklim , yaitu A (Tabel 3). M enurut klasifikasi iklim K oppen
(dalam M anan e t a l ., 1990), K abupaten B ulungan tergolong tipe iklim A , yaitu
daerah beriklim hujan tropis.
320
N urbani
e t a l, P o te n s i
P engem bangan
Tanam an
Padi Lahan
P asang
Surut
Tabel 3.
K arakteristik Pola H ujan (Trojer), Tipe H ujan (Schm idt & Ferguson,) dan
Zone A groklim at (O ldem an IHGFEDCBA
e t a l .,) di K abupaten B ulungan.
D aerah
CH
Tahunan
CH
Rerata
per bulan
Schm idt dan Ferguson
B
D
Q Tipe
K
B
Tanjung Selor
Salim Batu
Selim au I
G unung Putih
Sesayap
2646
2560
2744
2548
3667
221
213
229
212
306
12
12
12
12
12
Bunyu
1992
166
10
Tarakan Barat
3654
305
12
B
B
O ldem an
B
Zona
K
Agroklim at
0
BI
BI
0
0
BI
0
CI
0
A
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
A
A
A
A
A
A
1
4
2
0
2
0
0
A
1
8
7
8
5
I
Trojer
Fluktuasi
Pola
CH
- ++ - + - ++
++ - ++ - ++
- ++ - ++++
++++++ - +
++++++++
B
C
C
A
A
D2
- - ++++++
A
0
A
++++++++
A
0
CI
++--+++
A
I
Long Peso
2346
200
12
K eterangan
:
I. Bulan kering
0
0
A
5
Curah
Curah
hujan bulanan
hujan bulanan
< 60 m m
> 100 m m
3. Bulan kering
4. Bulan basah
Curah
Curah
hujan bulunan
hujan bulanan
< 100 m m
> 200 m m
5. Bulan
6.++++
Curah
Curah
hujan bulanan
hujan bulanan
an tara 100 m m s id 200 m m
>rata-rata curah hujan tahunan
Curah
hujan bulanan