PENGARUH KEPRIBADIAN ORANG TUA TERHADAP PERILAKU IHSAN PADA ANAK (Studi Kasus pada Siswa Madrasah Tsanawiyah Sudirman Kopene, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang Tahun 2007)
Perpustakaan STAIN Salatiga
07TD1010896.01
PENGARUH KEPRIBADIAN ORANG TUA
TERHADAP PERILAKU IHSAN PADA ANAK
(Studi Kasus pada Siswa Madrasah Tsanawiyah Sudirman
Kopene, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang
Tahun 2007)
S K R I P S I Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana (S.P.dl) Dalam Ilmu Tarbiyah
A C H M A D R IF A I
N IM : 114 04 001
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA
PENGARUH KEPRIBADIAN ORANG TUA
TERHADAP PERILAKU IHSAN PADA ANAK
(Studi Kasus pada Siswa Madrasah Tsanawiyah Sudirman
Kopeng, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang
Tahun 2007)
S K R I P S I Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana (S.P.dl) Dalam llmu Tarbiyah
Disusun Oleh : ACHMAD KIFA1
NIM : 114 04 001
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA
D E P A R T E M E N A G A M A R l S E K O L A H T I N G G I A G A M A I S L A M N E G E R I ( S T A I N ) S A L A T I G A
JL Station 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721 W ebsite: www stainsalatiea.ac.id E -m ail:
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pemah ditulis oleh orang lain atau pemah diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.
;-v Apabila di kemudian hari temyata terdapat materi atau pikiran-pikiran orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup mempertanggung jawabkan kembali keaslian skripsi ini di hadapan sidang munaqosah skripsi.
Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi.
Salatiga, 22 Pebruari 2007 Penulis,
ACHMAD RIFAI NIM : 114 04 001
D E P A R T E M E N A G A M A R l S E K O L A H T I N G G I A G A M A I S L A M N E G E R I ( S T A I N ) S A L A T I G A
Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721 Website :
Dr. H. Budihardjo, M.Ag DOSEN STAIN SALATIGA NQTA PEMBIMBING
Lamp : 3 eksemplar Hal : Naskah skripsi
Saudara Achmad Rifai Kepada
Yth. Ketua STAIN Salatiga di Salatiga
Assalamu'alaikum. Wr. Wb.
Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara : Nama NIM ' Jurusan / Progdi Judul Skripsi
ACHMAD RIFAI 114 04 001 Tarbiyah / Pendidikan Agama Islam PENGARUH KEPRIBADIAN ORANG TUA TERHADAP PERILAKU IHSAN PADA ANAK (Studi Kasus pada Siswa Madrasah Tsanawiyah Sudirman Kopeng, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang Tahun 2007)
Dengan ini kami mohon skripsi Saudara tersebut di atas supaya segera dimunaqosyahkan. Demikian agar menjadi perhatian.
Wassalamu'alaikum. Wr. Wb.
Salatiga, 22 Pebruari 2007 Pembimbing
D E P A R T E M E N A G A M A Rl S E K O L A H T I N G G I A G A M A I S L A M N E G E R I ( S T A I N ) S A L A T I G A
J l Station 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721 Website :
P E N G E S A H A N
Skripsi Saudara : ACHMAD RIFAI dengan Nomor Induk Mahasiswa :
114 04 001 yang berjudul : “PENGARUH KEPRIBADIAN ORANG TUA
TERHADAP PERILAKU IHSAN PADA ANAK (Studi Kasus pada Siswa
Madrasah Tsanawiyah Sudirman Kopeng Kecamatan Getasan, Kabupaten
Semarang Tahun 2007”. Telah dimunaqasahkan dalam sidang panitia ujian
Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga pada hari :
Sabtu, 28 FEBRUARI 2007 M yang bertepatan dengan tanggal 10 Shafar
1428 H dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana dalam Ilmu Tarbiyah.
28 Februari 2007 M Salatiga, ---------------------------------------
10 Shafar 1428 H Panitia Ujian
MOTTO
V Orang yang bijaksana akan menjadi majikan dari pikirannya, orang bodoh akan menjadi budaknya (Schwarts). Kegagalan bukan berarti kehancuran
V
dan kekalahan, tetapi kegagalan merupakan "awal dari keberhasilan. (Penulis).
PERSEMBAHAN
Sebuah karya kecil ini kupersembahkan kepada :
1. Bapak (Qodri) dan Ibu (Tumi) tercinta yang teiah membimbittg, menuntUrt dan senantiasa rrtendoakanku untuk menjadi manusia yang sukses dan bijaksana.
2. Istriku tersayang (Siti Ruchatiatun) yang selalu setia menemanikii dalam suka dan dtika.
3. Kakakku Hadi Zumroni dan adikku Tohd Mtibarok yang selalu mertiberikan nasehat dan rtlotivasi.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan taufiq-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Sholawat serta salam kami haturkan kepada Nabi Agung Muhammad SAW yang telah menuntun umatnya ke jalan kebenaran dan keadilan.
Skripsi ini penulis susun dalam dalam rangka memenuhi tugas dan melengkapi sarat-sarat guru memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga, Program Studi Pendidikan Agama Islam. Adapun judul skripsi ini adalah PENGARUH KEPRIBADIAN ORANG TUA TERHADAP PERILAKU IHSAN PADA ANAK (Studi Kasus pada Siswa Madrasah Tsanawiyah Sudirman Kopeng, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang Tahun 2007)
Penulisan skripsi ini dapat selesai tidak lepas dari berbagai pihak yang telah dengan ikhlas memberikan dukungan moril maupun materiil. Dengan penuh kerendahan hati penilis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Drs. Imam Sutomo, M.Ag selaku Ketua STAIN Salatiga.
2. Dr. H. Budihadjo, M.Ag., selaku pembimbing yang telah mengarahkan dan memberi petunjuk dalam penulisan skripsi ini.
3. Drs. Mustain, selaku Kepala Madrasah Tsanawiyah Sudirman Kopeng yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.
4. Bapak serta ibuku tersayang yang selalu memberikan dukungan baik moril maupun spirituil.
5. Istriku terkasih serta kakak dan adikku. Terima kasih atas dukungan yang selalu diberikan kepada penulis, sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan lancar.
6. Keluarga Besar Dot.Comp Jangkugan.
7. Team Perpustakaan, terima kasih atas pelayanannya.
8. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini sehingga dapat
Atas bantuan dan bimbingan yang telah diberikan kepada penulis, maka tiada kata yang pantas diucapkan kecuali kata terinia kasih dan doa semoga amal dan jasa baiknya dapat menjadi amal sholeh yang dapat diterima Allah SWT.
Ucapan terima kasih pula penulis ucapkan kepada para pembaca yang telah memberikan saran dan kritiknya yang bersifat membangun. Akhirnya, hanya kepada Allah SWT mohon pertolongan dan perlindungan serta petunjuk, semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.
Salatiga, Pebruari 2007 Penulis
ACHMAD RIFAI
D A F T A R IS I
halaman
BAB I PENDAHULUAN
D. Pengertian Kepribadian Orang Tua terhadap Perilaku Ihsan
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
D A F T A R T A B E L
TABEL III JUMLAH SISWA MTs. SUDIRMAN KOPENG TAHUN
BA B I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Anak merupakan anugerah dari Allah SWT, disatu sisi anak merupakan dambaan orang tua, dan di sisi lain anak anak merupakan amanah dari-Nya, yang baik buruknya tingkah laku anak salah satunya tergantung pada orang tuanya.
Dalam pandangan Islam, anak adalah yang dibebankan oleh Allah SWT kepada orang tuanya, karena itu orang tua harus menjaga dan memelihara serta menyampaikan amanah itu kepada yang berhak menerimanya. Karena manusia adalah milik Allah, mereka harus mengantarkan anaknya untuk mengantarkan dan mengahadapkan diri kepada Allah SWT.1
Keharusan tanggung jawab orang tua untuk menyelamatkan dirinya dan keluarganya telah ditegaskan dalam sabda Nabi Muhammad SAW, sebagai berikut:
/ / / /
: x . j ji3 & j . . .
j^ > m ^ \ *\ j j p i
- * * * * • ♦•
y y / /*
y y o o / / } } } / / . 1' ' \ * >/* t • 4> ' y \ *u i ' > eiiy y '. . . . A A u j ^ j o '\jt \S o y t2 J u \ d a y d y y “ . U / / y
Artinya : Dari Abu Hirairah ra, berkata : Bersabda Nabi SA W : Setiap anak
dilahirkan dalam keadaan suci, maka kedua orang tuanyalah yang pada akhirnya menjadikan diayahudi, Nasrani, atau Majusi... ”2
2 Dalam hal mendidik dan mengarahkan anak, ornga tua diperlukan
memiliki kepribadian yang baik agar menjadi suri tauladan bagi anak- anaknya.
Pendidikan agama merupakan unsur terpenting dalam pembentukan mental dan moral, oleh karena itu pendidikakn agama harus dilaksanakan secara intensif di rumah tangga. Pendidikan agama berujuan membentuk manusia yang berahlak. Akhlak juga menstabilkan sikap hidup dan mengharmoniskan kehidupan manusia dan sebagai filter kehidupan. Ahlak ini tidak terjadi dengan sendirinya melainkan basil bentukan orang tua, #• lingkungan dan tranmisi dakwah.3
Islam tidak mengajarkan kepada manusia untuk melakukan perbuatan munkar yang tidak mempunyai nilai yang luhur. Tetapi sebaliknya, Islam mengajarkan manusia hidup bersahaja dengan ahlak yang mulia. Bahkan ibadah yang diwajibkan Allah SWT atas manusia pada hakikatnya bermaksud untuk mengarahkan manusia agar berahlak dengan ahlak yang mulia. Sebagai contohnya dalam ibadah salat, salah satu hikmah yang sangat besar yang terkandung di dalamnya adalah untuk mencegah perbuatan keji dan munkar.
Sesuai yang difirmankan Allah SWT, dalam Surat Al-Ankabut ayat
45 : / /fl / / x /
. . - l i k a i j P - x j > \ i U . . .
3 Artinya : ...Dirikanlah Shalat, sesungguhmya shalat itu mencegah dan perbuatan keji dan munkar4
Demikian juga dalam ibadah yang lain, yang telah ditentukan dalam Islam mempunyai hubungan yang sangat erat dalam pembinaan akhlak.
Karena ibadah merupakan saran membersihkan jiwa dan memelihara kehidupan untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT, yang dicerminkan melalui akhlak mulia.
Oleh karenanya pendidikan akhlak sudah seharusnya ditanamkan dalam jiwa anak. Dalam hal ini keluarga mempunyai peranan yang sangat penting untuk menanamkan nilai-nilai akhlak pada diri anak. Karena keluarga merupakan sarana pendidikan yang uatama dan pertama bagi anak, di sinilah anak mulai dikenalkan dengan agama, moral serta bagaimana berinteraksi terhadap sesama. Dengan adanya ikatan pernikahan, sebagai orang tua mempunyai tanggung jawab untuk memelihara, membimbing, dan mendidik anaknya, sehingga menjadi generasi penerus atau keturunan yang berkualitas dan mempunyai akhlak yang mulia.
Berkenaan dengan kerpibadian orang tua secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap perilaku anak. Begitu juga kepribadian orang tua siswa di Madrasah Tsanawiyah Sudirmank Kopeng akan mempengaruhi perilaku anak di keluarga maupun di sekolah. Dari gambaran di atas, penulis tertarik untuk melakukan analisa lebih lanjut tentang pengaruh kepribadian orang tua terhadap perilaku anak dengan judul “PENGARUH KEPRIBADIAN
4 ORANG TUA TERHADAP PERILAKU IHSAN PADA ANAK (Studi Kasus
pada Siswa Madrasah Tsanawiyah Sudirman Kopeng, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang Tahun 2007).
B. Penegasan Istilah
Sebelum penulis membahas skripsi ini lebih lanjut, terlebih dahulu akan penulis jelaskan beberapa istilah yang terkandung dalam judul skripsi ini, untuk menghindari kesalahan dalam pemakaian dan penafsiran. Adapun istilah-istilah tersebut adalah sebagai berikut:
1. Pengaruh Yang dimaksud pengaruh adalah yang ada atau yang timbul dari sesuatu orang, benda dan sebagainya yang berkuasa atau yang berkekuatan ghaib dan sebagainya.5 Yang dimaksud dengan kata pengaruh di sini adalah adanya kekuatan atau daya akibat dari kondisi kepribadian orang tua terhadap perilaku ihsan siswa di sekolah.
2. Kepribadian Adalah istilah untuk menyebutkan tingkah laku seseorang serta terintegrasikan dan bukan hanya beberapa aspek saja dari keseluruhan itu.6
5 W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1982, him. 44.
5
3. Orang Tua Orang tua adalah orang yang sudah tua, ibu-ibu, bapak-bapak.
Orang tua adalah orang yang dianggap tua (pandai, cerdas).7
4. Perilaku Iksan Anak Perilaku menurut kamus besar Bahasa Indonesia adalah tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan. Sedang yang dimaksud dengan kata ihsan dalam Kamus Bahasa Arab adalah yang berarti perbuatan baik.8
- * *
Secara konkrit, maksud dari perilaku anak dalam judul penelitian ini adalah perbuatan, atau perbuatan yang dilakukan oleh para siswa yang dinilai baik sesuai aturan yang berlaku di sekolah atau mentaati tata tertib di sekolah.
Selanjutnya untuk melengkapi pengertian operasional dari variabel yang digunakan dalam judul penelitian ini, diuraikan pula definisi operasional dari variabel tersebut sebagaimana berikut in i:
a. Kepribadian Orang Tua (sebagai variabel I) Untuk mengukur tingkat kepribadian orang tua yang baik ditentukan indikator sebagai berikut:
1) Melaksanakan shalat wajib 5 waktu 2) Melaksanakan shalat sunnah 3) Melaksanakan puasa Ramadhan 7 W.J.S. Poerwadarminta, op.cit., him. 688.
6
4) Melaksanakan puasa Sunnah 5) Mengikuti kegiatan keagamaan 6) Memberikan sedekah kepada yang berhak.
b. Perilaku Ihsan pada Anak (sebagai variabel II) Untuk mengukur perilaku ihsan, menggunakan indikator sebagai berikut:
1) Hormat pada guru 2) Bergaul dengan baik terhadap sesama 3) Berpakaian rapi dan selalu menjaga kebersihan 4) Raj in belajar
C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka secara spesifik permasalahan itu dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah kepribadian orang tua siswa di Madrasah Tsanawiyah Sudirman Kopeng ?
2. Bagaimanakah tingkat perilaku ikhsan para siswa Madrasah Tsanawiyah Sudirman Kopeng ?
3. Sejauh mana pengaruh kepribadian orang tua terhadap perilaku ihsan anak di sekolah ?
7 D. Tujuan Penelitian
Agar dapat memberikan gambaran yang konkret serta arah yang jelas dalam pelaksanaan penelitian ini, maka perlu dirumuskan tujuan yang ingin dicapai, yaitu: 1. Untuk mengetahui kepribadian orang tua anak.
2. Untuk mengetahui tingkat perilaku ihsan pada anak.
3. Untuk mengetahui tingkat pengaruh kepribadian orang tua terhadap perilaku ihsan pada anak.
E. Manfaat Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan informasi yang jelas
- • f
tentang ada tidaknya hubungan antara sikap kepribadian orang tua terhadap perilaku-perilaku keihsanan pada anak. Dari informasi tersebut dapat memberikan manfaat secara praktis maupun teoritik, yaitu :
1. Secara praktis; apabila ada hubungan hal ini berarti bagi para orang tua anak khususnya dapat memperoleh pemahaman tentang arti pentingnya kepribadian baik terhadap anak, yang temyata mempunyai pengaruh positif terhadap anak-anak untuk senantiasa berperilaku ihsan. Selanjutnya dari pemahaman tersebut orang tua dapat senantiasa memberikan contoh kepribadian yang baik kepada anak-anaknya.
2. Secara teoritik; diharapkan memberikan sumbangan temuan di bidang psikologi pendidikan.
8 F. Hipotesis
Untuk mengetahui jawaban sementara terhadap masalah yang diteliti, maka perlu dirumuskan hipotesis. Hipotesis dalam penelitian adalah suatu jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul.9
Dengan demikian, hipotesis mempunyai peranan yang memberikan tujuan yang tegas bagi penelitian, membantu menentukan arah yang ditempuh dan menghindari suatu penelitian yang tidak berarah dan tidak bertujuau.
Adapun hipotesis yang penulis ajukan dalam penelitian ini adalah bahwa ada pengaruh yang signifikan antara kepribadian orang tua terhadap perilaku ihsan anak pada siswa di Madrasah Tsanawiyah Sudirman Kopeng Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang tahun 2007. Atau dapat dikatakan semakin baik kepribadian orang tua, maka semakin baik pula tingkat keihsanan anak dalam berperilaku.
G. Metode Penelitian
Diantara metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode-metode yang sering digunakan dalam penelitian lapangan, antara lain sebagai berikut:
1. Metode Penentuan Obyek
9
a. Populasi Populasi adalah keseluruhan dari subyek penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah siswa kelas VII dan VIII
Madrasah Tsanawiyah Sudirman Kopeng, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang yang berjumlah 191 siswa. Oleh karena besarnya populasi yang ada serta terbatasnya waktu, biaya dan tenaga yang ada pada penulis, maka tidak semua populasi menjadi obyek penelitian melainkan diambil sampel saja.
b. Sampel Sampel adalah penarikan sebagian dari populasi untuk mewakili seluruh populasi.10 Menurut Subarsimi Arikunto, “Apabila subyeknya kurang rai 100, lebih baik diambil semuanya. Selanjutnya apabila jumlah subyeknya besar dapat diambil antara 10 % - 15 %, 20 % - 25 % atau lebih.11
Berdasarkan teori tersebut peneliti mengambil 31 % dari jumlah populasi yang ada, sehingga sampel penelitian ini adalah sebesar 60 siswa.
2. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut:
10
a. Metode Observasi Adalah metode dengan jalan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki.12
Metode ini penulis gunakan untuk mengetahui kondisi secara umum sekolah Madrasah Tsanawiyah Sudirman Kopeng, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang tahun 2007.
b. Metode Angket Metode angket adalah suatu daftar'yang berisikan pertanyaan mengenai suatu hal atau bidang tertentu.13 Dalam penelitian ini metode angket penulis gunakan untuk mengumpulkan data kepribadian orang tua dan perilaku ihsan pada siswn Madrasah Tsanawiyah Sudirman Kopeng, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang tahun 2007.
c. Metode Interview Metode interview atau wawancara adalah metode pengumpulan data dengan cara bertatap muka langsung antara interview dan interviewer.
Sutrisno Hadi lebih lanjut mengatakan bahwa metode ini adalah salah satu cara atau metode pengumpulan data dengan cara
12 Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Fakuitas Psikologi UGM, Yogyakarta, him. 136.
11
tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan cara sistematis dan berlandaskan kepada tujuan penelitian.14 Metode ini penulis gunakan sebagai alat bantu untuk mengetahui data tentang kepribadian orang tau dan perilaku pada siswa Madrasah Tsanawiyah Kopeng, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang tahun 2006.
d. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal variavel yang berupa catatan, transkip, buku, majalah, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya.15
Metode ini penulis gunakan untuk mencari data tentang kondisi siswa, kondisi geografis yang ada di Madrasah Tsanawiyah Sudirman Kopeng, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang tahun 2007.
3. Metode Analisa Data Dalam penelitian ini, setelah data terkumpul langkah selanjutnya adalah mengadakan analisa terhadap data yang diperoleh untuk memberikan informasi lebih lanjut. Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam analisa data ini adalah sebagai berikut: a. Untuk mengetahui variasi dari masing-masing variabel digunakan teknik analisa prosentase frekuensi dengan rumus :
12 P = — x 100% N
Keterangan: P : Prosentase F : Frekuensi N : Jumlah Subyek
b. Untuk mengetahui pengaruh kepribadian orang tua dengan perilaku ihsan siswa, maka dalam penelitian ini menggunakan teknik analisa Product Moment, dengan rumus sebagai bprikut:
_ NLxy - (Zx)(Iy) r" ~ <J\NIx2 - V x ) 2 p . I . y 2- & y ) 2}
Keterangan: rxy : Koefisiensi antara variabel x dan variabel y xy : Perkalian antara x dan y x : Variabel independent yaitu Kepribadian Orang Tua y : Variabel dependent yaitu Perilaku Ihsan siswa N : Jumlah populasi
I : Sigma.16
H. Sistematika Penulisan Skripsi
Untuk menghindari kesalah pahaman dalam memahami isi skripsi ini, maka disusunlah sistematika penulisan sebagai berikut:
13
: PENDAHULUAN
Bab I Berisi tentang latar belakang masalah, penegasan istilah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat hasil penelitian, hipotesis, metode penelitian, dan sistematik penulisan skripsi.
Bab II : LANDASAN TEORI Dalam bab ini membahas tentang kepribadian orang tua, yang dalam hal ini menguraikan tentang pengertian kepribadian orang tua, pengertian kepribadian terhadap anak, dasar kepribadian orang tua, dan ayat Al-Qur'an tentang kepribadian. Kemudian pembahasan selanjutnya tentang pentingnya agama bagi pribadi manusia dan pengertian ihsan pada anak.
Bab III : LAPORAN HASIL PENELITIAN Akan menguraikan tentang keadaan umum MTs. Sudirman Kopeng, yang meliputi identitas sekolah, sejarah singkat berdirinya, letak geografis, struktur organisasi, keadaan guru dan karyawan, keadaan siswa dan fasilitas sekolah. Kemudian pembahasan selanjutnya adalah keadaan responden.
Bab IV : ANALISIS DATA Dalam bab ini akan diuraikan tentang analisis pertama, analisis kedua, analisis ketiga, dan interpretasi data. Bab V : PENUTUP Bab ini adalah merupakan akhir dari pembahasan skripsi ini yang berisi tentang kesimpulan dan saran.
B A B II
LANDASAN TEORI
A. Kepribadian Orang Tua
1. Pengertian Kepribadian Orang Tua Kata kepribadian orang tua terdiri dari dua kata, yaitu kepribadian dan orang tua. Kata kepribadian berasal dari kata “pribadi” yang dalam
Kamus Bahasa Indonesia mempunyai arti diri (sendiri), perseorangan.1 2 Namun karena kepribadian dibentuk'dari kata pribadi dengan mendapat awalan ke- dan akhiran an, maka menjadi kata benda yang artinya tingkah laku seseorang serta terintegrasikan dan bukan hanya dari
2 beberapa aspek saja dari keseluruhan ltu.
Sedangkan kata “orang tua” adalah orang yang sudah tua, ibu-ibu, bapak-bapak. Orang tua adalah orang yang dianggap tua (pandai, cerdas).3
Kata “orang tua” yang penulis maksudkan di sini adalah ayah dan ibu. Jadi kata kepribadian orang tua yang dimaksudkan adalah sikap dan tingkah laku orang tua baik itu ucapan, tindak-tanduk dan perbuatan yang sepetutnya mendidik dan dapat ditiru serta diteladani oleh anaknya.
Karena anak suka meniru dan mencontoh segala perbuatan orang tua
1 Djaka P. S. As, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Masa Kini, Pustaka Mandiri, Surakarta, 1993, him. 279.
2 Jamaludin Ramayulis, Pendidikan llmu Jiwa Agama, Kalam Mulia, Jakarta, 1987, him.
44.
15
sehingga orang tua adalah figur utama bagi anak. Dengan demikian sudah menjadi kewajiban orang tua memberi contoh yang baik pada anak- anaknya. Karena anak cenderung meniru sehingga orang tua menjadi control figur yang baik, maka orang tua haras mempersiapkan diri dengan modal dasar yang matang untuk mengantarkan anaknya mencapai masa depan yang cerah. Sebagaimana dikatakan oleh Achmadi sebagai berikut :
“Orang tua haras semaksimal mungkin mengadakan control diri untuk hari depannya, sehingga dengan sadar mereka
(self control)
menghayati sebagai tanggung jawab" moral dan mengantarkan mereka (anak) sebagai upaya mertgaktualisasikan fitrah mereka sehingga mencapai realisasi diri (self realization) secara Islami”.4 Dengan demikian keteladanan yang diperoleh anak adalah melalui ayah dan ibunya (keluarga). Menurat Achmad D. Marimba bahwa pendidikan dalam keluarga tepat jika dikatakan pendidikan pertama yang didapat oleh anak atau disebutkan pendidikan yang utama.5
2. Pengertian Kepribadian Terhadap Anak Kepribadian adalah tingkah laku seseorang atau akhlak seseorang.
Dalam ajaran Islam, kepribadian (akhlak) menempati kedudukan yang istimewa dan sangat penting. Ayat-ayat Al-Qur'an yang membicarakan tentang akhlak setengah kali lebihbanyak dari pada ayat-ayat yang membicarakan tentang hukum, baik yang tertulis maupun yang praktis.
Demikian pula dalam had its-had its Nabi baik yang berupa perkataan
4 Achmadi, Ilmu Pendidikan Islam, Fakultas Tarbiyah, IAIN Walisongo Salatiga, 1987, him. 116.
16
maupun perbuatan, yang memberikan pedoman akhlak yang mulia dalam seluruh aspek kehidupan.6 Orang tua merupakan jaringan yang penting dalam jaringan sosiai anak, sebagaimana dikatakan Elizabeth B. Hurlock sebagai berikut:
The family is still the most important post o f the childs social network, this is because the members o f family constitute the child’s first environment and are the most significant people during early fo r motive year .7
Artinya keluarga merupakan bagian yang paling penting dari jaringan sosiai anak sebagai anggota keluarga merupakan lingkungan pertama anak dan orang yang paling penting dalam tahun awal perkembangan anak.
Oleh karena itu orang tua memegang peranan yang sangat penting dan amat berpengaruh terhadap perilaku anaknya (lebih luasnya perilaku ihsan). Karena orang tualah anak mendapatkan pendidikan yang pertama. Orang tua sebagai pendidik pertama dan utama harus memberikan teladan dengan membiasakan perbuatan-perbuatan yang baik agar dicontoh anak, juga harus selalu memperhatikan perilaku anak dalam kehidupan sehari- hari.
Pada hakekatnya anak adalah generasi penerus yang akan menjadi orang dewasa. Karena itu apa yang diberikan orang tua sekarang akan dicontoh oleh anaknya besok. Anak biasanya meniru apa yang dilakukan oleh orang tuanya, untuk itu bila orang tua melakukan tindakan atau
6 H. Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlak, LPPI UMY, Yogyakarta, 1999, him. Viii.
17
perbuatan yang bisa menyebabkan efek positif maupun negatif terhadap anak, tentu ia akan kesulitan membentuk anak yang baik. Perbuatan tcrsebut akan dilaksanakan dengan baik oleh anak, bila orang tuanya telah memberikan didikan serta keteladanan yang baik pula kepada anaknya.
Kepribadian dan keteladanan dalam ibadah jika tidak diterapkan dengan perbuatan orang tua meskipun ia berusaha untuk tidak meninggalkannya, maka anak akan sulit meneladani perbuatannya. Bctapapun orang tua sering menasehatinya sebab pembinaan anak tanpa disertai pemberian contoh tentu akan sulit.
Tagasnya kepribadian orang tua merupakan faktor terpenting bagi pembentukan perilaku baik pada anaknya. Orang tua yang selalu memberikan contoh kepribadian yang baik sangat besar pengaruhnya dalam pembentukan perilaku baik.
3. Dasar Kepribadian Orang Tua Diantara ayat Al-Qur'an yang menjadi dasar kepribadian orang tua adalah dalam surat Al-Ahzab ayat 21 sebagai berikut:
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hah kiamat dan dia banyak menyebut A 11 S Allah.
18 Dari ayat di atas Rasulullah merupakan suri tauladan dan
mempunyai kepribadian yang paling baik serta sempurna, sehingga kita semua sudah sepantasnya bercermin kepada kepribadian Rasulullah.
Terlebih-lebih orang tua yang merupakan figur yang akan dicontoh anak, maka orang tua harus meniru dan bercermin terhadap semua kepribadian Rasulullah. Maka Rasulullah mendapat kedudukan yang mulia karena Rasulullah adalah manusia pilihan Allah, sehingga Allah menempatkan pada posisi yang mulia.
Orang tua harus belajar banyak mengenai riwayat Rasulullah, sehingga orang tua bisa meresapi dan meniru dari pribadi mulia Rasulullah, sampai akhirnya orang tua biasa diteladani anaknya.
4. Ayat Al-Qur'an tentang Kepribadian Ayat Al-Qur'an yang berhubungan dengan kepribadian (teladan) di dalam Al-Qur'an sangatlah banyak. Namun karena terbatasnya skripsi ini yang tidak mungkin ayat-ayat tersebut dicantumkan semua, maka akan penulis tampilkan beberapa ayat yang mungkin dapat dan cukup mewakilinya. Ayat tersebut antara lain sebagai berikut:
a. Q.S. Al-Ahzab ayat 21
19 Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamal dan dia banyak menyebut A llah9
Ayat di atas menerangkan bahwa dalam diri Rasul terdapat norma (pribadi) yang baik dan teladan yang luhur. Dan ingat kepada anak akan membimbing untuk taat kepada Allah dan mencontoh perbuatan Rasulullah.
b. Q.S. Al-Mumtahan ayat 6 :
j* e £ / ^ % } / / / s Sesungguhnya pada mereka itu (Ibrahim dan umatny) ada teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap pahala Allah dan keselamatan pada hari kemudian dan barang siapa yang berpaling maka sesungguhnya allah, Dia-lah yang
Maha kaya lagi maha terpuji.10
Ayat di atas menerangkan agar meneladani kepribadian Ibrahim, umatnya (sahabat-sahabatnya) yakni ketika Ibrahim dan sahabat-sahabatnya memusuhi dan terlepas dari mereka (orang-orang musyrik).
20
c. Q.S. Al-Baqarah ayat 44 : ' ' ' 1 > < > > <
y y K
Suit C ,C $3l y i p l j ‘^ L 2 \ > >U SI >» s ' '
> '
I-®-
- d r* * *
Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian, sedang kamu melupakan dirimu sendiri. Padahal kamu membaca Al-Kxtab (Taurat), maka tidakkah kamu berfikir.
Ayat di atas mengingatkan kepada orang yang memerintahmu kebaktian, tetapi dirinya sendiri dilupakan (tidak mengerjakan kebaikan). Orang seperti ini dapat dikatakan ibarat sebuah lampu yang dapat menerangi sekitarnya tetapi dirinya sendiri terbakar.11
d. Q.S. An-Nahl ayat 120 :
Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif dan sekali-kali bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan (Tuhan).
Nabi Ibrahim di atas disebut imam karena ia mempunyai segala keutamaan dan kesempumaan yang apabila dicerai beraikan akan sebanding dengan satu umat beliau juga. Dikatakan seagai Al-Qoaritu dan Al-Hanif artinya ia seorang yang patuh kepada Allah dan
21
melaksanakan perintahnya, serta menyimpang dari agama yang batil menuju agama yang haq (benar).12 1
3
e. Q.S. Al-Maidah ayat 31 : j j j j » j i \ j ^
\n> ini
j(yi\ $ jg i ju o' o»3 \r
/
/ / / ^ ** X
Kemudian Allah menyuruh bur'ung gagak menggali-gali di bumi untuk memperlihatkan kepadanya (Qabil) bagaimana dia seharusnya menguburkan mayat saudaranya. Berkata Qabil : Aduhai celaka aku, mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, lalu akau dapat menguburkan saudaraku ini? Karena itu jadilah dia seorang diantara orang-orang yang menyesal.
Oleh karena itu tabiat manusia cenderung meniru dan belajar banyak dari tingkah lakunya lewat peniruan, maka teladan orang tua sangat penting artinya dalam meneladani anak, terutama dalam
11 perilaku ihsan anak.
B. Pentingnya Agama Bagi Pribadi Manusia
Agama dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai prinsip kepercayaan kepada Tuhan (Dewa dan sebagainya), sebagai ajaran kebaktian dan kewajiban-kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan itu.14 12 Ibid., him. 420.
22 Drs. Quraish Shihab, memberikan definisi agama adalah hubungan
antara makhluk dan Khaliqnya. Hubungan ini mewujud dalam sikap batinnya serta tampak dalam ibadah yang dilakukan dan tercermin pula dalam sikap kesehatiannya.15
H. Endang Syaifudin Anshari, MA., mengutip pendapat T.S.G Mulia dan K.A.H. Hiddung, mengatakan bahwa : Agama (umum) manusia mengakui dalam agama adanya yang suci; manusia itu insaf, bahwa ada suatu kekuasaan yang memungkinkan dan melebihi segala yang ada. Kekuasaan inilah yang dianggap sebagai asal atau Khaliq segala yang ada. Tentang^ kekuasaan ini bermacam- macam bayangan yang terdapat pada manusia, demikian pula cara membayangkannya. Demikianlah Tuhan dianggap oleh manusia sebagai tenaga yang gaib di seluruh dunia dan dalam unsur-unsurnya atau sebagai Khaliq rohani.16 Selanjutnya H. Endang Saifudin Anshari memberikan kesimpulan bahwa agama mempunyai beberapa fiingsi: a. Agama adalah suatu sistem credo (tata keimanan atau tata keyakinan) atas adanya sesuatu yang mutlak di luar manusia.
b. Agama juga sebagai sistem ritus (peribadatan) manusia kepada yang dianggapnya yang mutlak.
c. Selain merupakan sistem credo dan sistem ritus, agama juga merupakan suatu sistem norma (tata kaidah) yang mengatur hubungan manusia dengan sesama manusia dan dengan alam lainnya, sesuai dan sejalan dengan tata keimanan dan tata peribadatan di atas.17
15 M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur'an, Mizan, Bandung, 1992, him. 210.
16 H. Endang Syaifudin Anshari, Ilmu Filsafat dan Agama, PT. Bina llmu, Surabaya,
23 Menurut Dr. M. Quraish Shihab dalam bukunya Membumikcm Al- Qur'an, menjelaskan kepentingan manusia terhadap agama sebagai berikut:
a. Manusia secara fitrah mempunyai naluri ingin tahu, oleh karenanya manusia membutuhkan informasi tentang apa yang tidak diketahuinya itu, khususnya dalam hal-hal yang sangat mendesak yang mengganggu ketenangan jiwa, atau menjadi syarat bagi kebahagiaannya. Di sinilah
Tuhan memberikan informasi yang dibutuhkan manusia lewat agama.
b. Manusia membutuhkan norma-norma atau nilai-nilai yang akan memberinya petunjuk dalam kehidupannya' Maka agama yang
- * mengandung nilai-nilai ataupun peraturan dari Tuhan sangat dibutuhkannya.18
Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa agama mengatur hubungan manusia dengan Khaliq, manusia dengan manusia serta manusia dengan lingkungannya. Manusia sebagai makhluk sosial, dimana berhubungan dengan sesamanya merupakan suatu keniscayaan, maka pribadi manusia sangat memerlukan agama, agar hubungannya dengan sesama dapat berjalan dengan harmonis. Selain daripada itu, norma (tata kaidah) merupakan salah satu unsur dalam kehidupan manusia yang hams dipenuhi. Oleh karenanya agama sebagai suatu sistem norma juga menjadi keniscayaan bagi manusia. Fitrah manusia dengan naluri rasa ingin tahunya juga sangat memerlukan agama,
k a re n a a g a m a d a p a t m e m b e rik a n in fo rm a si a p a y a n g d ib u tu h k a n m a n u s ia ,
sehingga jiwanya akan menjadi tenang dan bahagia.24 C. Pengertian Ihsan pada Anak
Perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan-lingkungan (Kamus Bahasa Indonesia). Jadi yang dimaksud perilaku dalam penelitian ini adalah perbuatan atau tingkah laku siswa MTs. Sudirman Kopeng, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang.
Sedangkan kata ihsan dalam bahasa Arab berasal dari kata : K.H. Moenawar Cholil mengatakan, ihsan ialah berbuat baik atau perbuatan baik. Al-As Fahani yang dikutip oleh Moenawar Chalil mengatakan bahwa ihsan itu dapat diartikan dalam dua arti, yaitu : a. Memberi kenikmatan (kebaikan) kepada orang lain.
b. Mengetahui dengan baik akan sesuatu pekerjaan dan mengerjakan dengan baik akan sesuatu pekerjaan.
Istilah ihsan menurut Moenawar Chalil artinya segenap amal perbuatan itu dikerjakan dengan perasaan tanggung jawab kepada Jadi, pengertian ihsan yang penulis maksud adalah perbuatan tingkah laku baik yang dimiliki dan diperbuat di sekolah pada siswa MTs. Sudirman
Kopeng, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang.
Berdasarkan defmisi di atas maka yang dimaksud perilaku ihsan adalah keadaan siswa MTs Sudirman Kopeng dalam berperilaku baik setiap harinya dalam berhubungan di sekolah.
# / i ' 4 . __> 4 >__' ' 4 i
l ) L o - l . t (perbuatan baik) Allah.
25 a. Perilaku ihsan dengan orang tua.
b. Perilaku ihsan dengan guru dan para pegawai sekolah.
Sehingga merekalah yang pantas mencapai taraf ketinggian dan keutuhan hidup, ketinggian dan keutamaan dalam Islam realisasi dalam ajaran Islam itu sendiri yang menghargai akan ketinggian ilmu. Firman Allah Q.S. Al-Mujadalah ayat 11 :
Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu berlapang-lapanglah dalam majlis, maka lapangkanlah, nisacaya allah akan memberi kelapangan utukmu. Dan apabila dikatakan berdirilah kamu, maka berdirilah. Niscaya Allah akan meninggikan yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa deraj at. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.19
Dengan melihat ayat di atas bahwa guru adalah orang yang mendapat tempat yang terhonnat menempati status yang mulia di daratan bumi ini karena ilmu pengetahuan yang dia miliki. Untuk itu sudah menjadi kewajiban anak harus berbuat baik kepadanya. Sesungguhnya guru adalah perantara yang menghantarkan anak kepada keberhasilan, mencapai cita-cita yang tinggi dan mulia. Kebarhasilan dalam cita-cita berarti pula mewujudkan kebahagiaan lahir dan batin, maka wajiblah atas dirinya, wajib menghormati, memuliakan
26
serta mengagungkan guru. Sebagaimana dirimu mengagungkan, menghormati
20 dan memuliakan kedua orang tua.
Manusia sebagai makhluk individu juga merupakan makhluk sosial. Oleh karena itu dalam menjalani kehidupan sudah seharusnya manusia tidak mungkin bisa melepaskan ketergantungan dengan sesama dalam memenuhi kehidupannya. Islam mengajarkan agar saling tolong menolong dengan dilandasi rasa saling membutuhkan dan kasih sayang serta rasa takwa. Firman
Allah dalam surat Al-Maidah ayat 2 :
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syiar- syiar Allah dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan mengganggu binatang-binatang had-nya, dan binatang- binatang galua-id, dan jangan pula mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah, sedang mereka mencari karunia dan keridhaan dari Tuhannya. Dan apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, maka bolehlah berburu. Dan jangan sekali-kali kebencianmu kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang- halangi kamu dari masjidil Haram mendorongmu berbuat aniaya kepada mereka. Dan tolong-menolonglah kamu dalam mengerjakan 2
27 kebajikan dan takwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran, dan bertakwalah kamu kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat berat siksanya.21
D. Pcngaruh Kepribadian Orang Tua terhadap Perilaku Ihsan pada
AnakHubungan pernikahan yang melahirkan sebuah keluarga memiliki peranan yang sangat penting dalam dunia tarbiyah dan pembinaan akhlak, khususnya bagi pembinaan akhlak anaknya. Hal ini karena keluarga merupakan pendidikan yang utama dan pertama bagi anaknya.
Dalam Islam orang tua mempunyai tanggung jawab dan kewajiban untuk memelihara, mengasuh dan mendidik anak baik dari segi moral, aqidah maupun intelektual. Hal ini sesuai yang disabdakan Rassulullah SAW sebagai berikut:
// > >
- *• p
- •• •* 'J J * US’* U**
- / / /
- >> i •y' * >' —^». *.i
/ / / / o 0 / X } } }
'-* \ ‘d '
. . . . o \ y \ S ^ y y * j P •• *• *• • **
^ Artinya : Dari Abu Hirairah ra, berkata : Bersabda Nabi S A W : Setiap anak
dilahirkan dalam keadaan suci, maka kedua orang tuanyalah yang pada akhirnya menjadikan dia yahudi, Nasrani, atau Majusi... ”22