PERSEPSI REM AJA TERHADAP KEBERAGAMAAN ORANG TUA PENGARUHNYA TERHADAP PERILAKU SOSIAL (Studi Korelasi di Desa Japan Kecamatan Tegalrejo Kabupaten Magelang 2005)

  Perpustakaan STAIN Salatiga llllllllllllllll

  06TD1009680.01

PERSEPSI REM AJA TERHADAP KEBERAGAMAAN

ORANG TUA PENGARUHNYA TERHADAP PERILAKU SOSIAL

  

(Studi Korelasi di Desa Japan Kecamatan Tegalrejo

Kabupaten Magelang 2005)

SKRIPSI

  

D ia ju k a n U n tu k M e m e n u h i K e w a jib a n d a n M e le n g k a p i S y a r a t

G u n a M e m p e r o le h G e la r S a r ja n a P e n d id ik a n I s la m

O leh

  

ROMADHOTUL WAHIDAH

NIM : 121 03 006

JURUSAN TARBIYAH

SEKOLAH TINGGIAGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

  

SALATIGA

  Dra. Djamiatul Islamiyah M. Ag Dosen STAIN Salatiga

  Jl. Tentara Pelajar No. 02 Salatiga Telp. (0298) 323706, 323444 Kode Pos 50712

NOTA PEMBIMBING

  Lamp : 3 Eksemplar Salatiga, 18 Februari 2006 Hal : Naskah Skripsi

  Sdr. Romadhotul Wahidah Kepada YTH. Ketua STAIN Salatiga di-

  Tempat Assalamualaikum WW

  Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini kami kirimkan naskah skripsi saudari: Nam a : Romadhotul Wahidah

  NIM : 121 03 006 Judul : Persepsi Remaja Terhadap Keberagamaan Orang Tua Pengaruhnya

  Terhadap Perilaku Sosial (Studi Korelasi di Desa Japan Kecamatan Tegalrejo Kabupaten Magelang Tahun 2005)

  Dengan ini kami mohon agar naskah skripsi tersebut dapat segera dimunaqasahkan Demikian harap menjadi perhatian. Wasslamualaikum WW

  Pembimbini Dra. Djamiatul Islamiyah M.Ag. DEPARTEMEN A G A M A Rl SEKOLAH TIN GGI A G A M A ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA

  JL Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721 Website :

  

P B N G E S A H A N

S k rip si S a u d a ri : ROMADHOTUL WAHIDAH d e n g a n N om or In d u k

M ah a sisw a : 1 2 1 0 3 0 0 6 y a n g b e iju d u l : “PERSEPSI REMAJA

  

TERHADAP KEBERAGAMAAN ORANG TUA PENGARUHNYA

TERHADAP PERILAKU SOSIAL (S tu d i K o rela si di D esa J a p a n

K e c a m a ta n T egalrejo K a b u p a ten M agelang 2 0 0 5 )” T elah

d im u n a q a s a h k a n d a la m s id a n g p a n itia u jia n J u r u s a n T a rb iy a h

S ek o lah Tinggi A gam a Isla m N egeri S a la tig a p a d a h a r i : S e la sa , 2 8

  

F ebruari 2 0 0 6 M y a n g b e r te p a ta n d e n g a n ta n g g a l 2 9 M uharram

1 4 2 7 H d a n te la h d ite rim a se b a g a i b a g ia n d a ri s y a r a t- s y a ra t

u n tu k m e m p e ro le h g e la r S a ija n a d a la m Ilm u T arbiyah.

  28 F e b ru a ri 2 0 0 6 M S a la tig a , ------------------------------------------

  29 M u h a rra m 1427 H

  MOTTO - H idup ini adalah perjuangan, siapa y a n g berjuang akan m em etik h asiln ya

  • - O rang y a n g cerdik adalah orang - orang y a n g sela lu

    m en jaga dirinya dan beram al untuk bekal nanti

    sesu d ah m ati. D a n orang -o r a n g y a n g p icik adalah

    orang y a n g h an ya m enuruti kem auan dirinya saja,

    tetapi ia m enaruhkan berbagai harapan kepada A lla h

  HR. At Tirmizi)

  PERSEMBAHAN

  Karya ini saya persembahkan;

  1. Bapak Ibu dan saudara-saudaraku tercinta yang senantiasa berdo’a dan selalu mendukung ananda dalam peijuangan ini. Semoga Allah selalu mencurahkan rahmat buat beliau

  2. Buat suamiku yang sangat aku sayangi dan hormati yang telah membantu baik moril maupun materiel

  3. Buat anakku MUHAMMAD HAYDAR ANTARTIKA AL JABAR semoga menjadi anak yang berguna bagi agama nusa dan bangsa FIDDUNYA WAL AKHIRAT

  4. Kawan -kawan sepeijuangan angkatan 2001

  5. Buat kawan Yakin Usaha Sampai TERUSKAN PERJU AN GAN MU

  H M I

  6. Buat Mas makmur dan mbak siti sekeluarga yang punya komputer trimakasih

KATA PENGANTAR

  Bism illahirrahm anirrahim

  Segala puji bagi Allah SWT Tuhan Seru Sekalian Alam, sholawat dan salam senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW dan keluarga, para sahabat dan para pengikutnya.

  Dengan taufiq dan hidayah Allah SWT srta bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, maka selesailah tugas penyusunan skipsi ini, yang merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan dan meupakan syarat untuk memperoleh gelar saijana SI pada fakultas tarbiyah jurusan pendidikan Agama Islam.

  Kepada semua pihak yang telah membantu kelancaran penyusunan skripsi ini, penulis menucapkan banyak terima kasih kepada :

  1. Bapak Badwan, M.Ag, selaku ketua STAIN Salatiga

  2. Bapak Rahmat Hariyadi M.Pd, slaku ketua Progdi Tarbiyah

  3. Ibu Dra. Djami’atul Islamiyah M.Ag, selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya memberikan bimbingan kepada penulis dengan penuh ketulusan, keikhlasan dan kesabaran.

  4. Ibu Dra. Siti Asdiqoh selaku dosen pembimbing akademik

  5. Segenap dosen dan karyawan STAIN Salatiga yang selama ini memberikan ilmu dan pelayananya

  6. Bapak Ibu tercinta yang telah memberikan dorongan baik lahir maupun batin.

  7. Dan semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang

  Semoga amal baik meeka diterima Allah SWT dan semoga mendapatkan balasan yang lebih baik. Akhimya semoga karya ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

  Wassalamualikum Wr.Wb Salatiga, 4 Februari 2006

  Penulis

  Romadhotul Wahidah

  

DAFTARISI

  

  BAB I PENDHULUAN

  

  

  

  

  

  B A B II L A N D A SA N TEORI

  

  

  

  

  

  

  

  

  C. PERSEPSI REMAJA TERHADAP KEBERAGAMAAN ORANG

  BAB III LAPORN HASIL PENELITIAN

  

  

  

  

  

  

  

  1. Data Tentang Persepsi Remaja Terhadap Keberagamaan Orang

  

  BABIY ANALISIS DATA

  

  

  

  BAB V PENUTUP DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN - LAMPIRAN

  

B A B I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

  Seiring dengan perkembangan zaman yang menuntut berbagai keahlian, baik dalam bidang pendidikan, ekonomi, sosial maupun dalam bidang keahlian yang lain. Kedudnkan orang tua sebagai penerima amanat pendidikan anaknya harus bisa menyelaraskan tingkat pendidikan anaknya sesuai dengan kebutuhan pendidikanya.

  Pendidikan yang pertama dan utaxna bai anak adalah pendidikan dalam keluarga. Sebagai orang tua harus mempersiapkan sedini mungkin bahkan sebelum anak lahir ke dunia ini orang tua mempunyai peranan penting terhadap anak yang dikandungnya atau sebelum lahir. Hal tersebut dapat diwujudkan oleh orang tua dengan perilaku-perilaku yang edukatif, baik yang bersifat fisik maupun psikis yang akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak yang dikandungnya. Hal ini akan sangat mempengaruhi pendidikan atau pertumbuhan di kemudian hari setelah lahir1.

  Tuhan menghendaki kelahiran / kehadiran anak dalam keluarga maka sekaligus pula orang tua mengemban tugas mengasuh dan mendidiknya. Kewajiban ini didasari oleh rasa kasih sayang yang berarti ada tanggung jawab moral oang tua secara sadarwajib membimbing anaknya hingga mencapai kedewasaan dan kemudian hari mampu mandiri2.

  Karena posisi orang tua (ibu) sangat penting, oleh karena itu perlu pengetahuan yang cukup mengenai lingkungan keluarga sebagai suatu kesatuan

  2

  masyarakat terkecil yang di bekali dengan pengetahuan hak kewajiban agar dengan mengetahui hal-hal yang bersangkutan dengan dirinya dapat melakukan peranan positif dal am keluarga dan pergaulan masyarakat.

  Hubungan anak dengan orang tuanya mempunyai pengaruh dalam perkembangan agama si anak. Si anak yang merasakan adanya hubungan hangat denan orang tuanya, merasa bahwa ia di sayangi dan di lindungi seta mendapat perlakuan yang baik, biasanya akan mudah menerima dan mengikuti kebiasaan orang tuanya dan selanjutnya akan cenderung kepada agama. Akan tetapi hubungan yang kuang serasi akan menyebabkan sukamya perkembangan agama pada anak2 3.

  Untuk mencapai kepentingan tersebut orang tua harus mempunyai studi banding terhadap perilaku keberagamaanya dalam menanamkan dasar-dasar pendidikan anaknya, karena orang tua merupakan seorang pendidik dalam keluarga harus bisa memberi suri tauladan bagi anaknya. Karena peran serta orang tua dalam pendidikan juga dimintai pertanggung jawaban oleh Allah SWT. Sesuai firman Allah SWT Dalam surat An- Nisa ayat 19 sebagai berikut: r

  

Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan

dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap

kesejahteraan mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah dan

hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.

  3

  Petikan ayat diatas dapat diambil pelajaran bahwa orang tua sangat menentukan perkembangan jiwa anaknya, karena dari merekalah anak akan mengetahui sesuatu itu baik dan buruk. Biasanya orang tua mempunyai pengalaman pendidikan agama di atas standar akan mempunyai pola pikir yang lebih maju terhadap perhatian anaknya dalam beperilaku di linkugan masyarakat, agar anakmendapat pendidikan keimanan, moral fisik spiritual dan pendidikan mental.

  Dari pendapat diatas dapat di simpulkan kepribadian anak akan sangat dipengaruhi oleh lingkup sosial apabila selalu membentuk kontribusi perilaku sosial, bisa tumbuh kembang agama anak, maka pda diri anak akan terbangun kepribadian yang positif. Dengan kata lain respon anak terhadap perilaku dan keberagamaan orang tua akan sangat mempengaruhi perilaku anak secara umum, termasuk di dalamnya perilaku sosial.

  Demikian pentingnya faktor sosial (orang tua) sehinga perilaku oran tuapun diasumsikan dapat mempengaruhi corak keberagamaan anak. Seperti hadis

  / ' '

Setiap bayi lahir itu atas dasar fitrah atau suci, maka kedua orang tualah yang pada

akhirnya menjadikan dia Yahudi, Nasrani dan Majusi. (HR. M uslim)4

  Hadis tersebut menawarkan satu pandangan yang lebih komprehensif dalam membahas manusia dan potensinya dengan tidak mengabaikan pentingnya faktor lingkungan untuk mengaktualisasikan potensi yang dimilikinya.

  4

  Berdasarkan realitas diatas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “PERSEPSI REMAJA TERHADAP KEBERAGAMAAN ORANG TUA PENGARUHNYA TERHADAP PERILAKU SOSIAL (Studi Korelasi di Desa Japan Kecamatan Tegalrejo Kabupaten Magelang tahun 2005)

B. Penegasan Istilah

  Agar tidak teijadi kesalah pahaman dalam memaknai judul skripsi ini maka penulis bermaksud menjelaskan judul tersebut:

  1. Persepsi: pandangan / sudut pandang5

  2. Remaja Bagaimanapun cara memandang Remaja dari segi apapun cara memandang namun satu hal yang dapat disimpulkan bahwa Remaja adalah masa peralihan dari anak menjelang dewasa.6 Adapun batas usia Remaja masih di perselisihkan, namun pada umumnya ahli-ahli mengambil patokan kurang lebih antara 13-21 tahun7.

  3. Keberagamaan Orang Tua Keberagamaan : keagamaan berarti sifat-sifat yang terdapat di agama / segala sesuatu mengenai agama.8 Sedang orang tua : ibu dan ayah yang sangat besar jasanya kepada anaknya dan mereka mempunyai tanggung jawab besar terhadap anaknya tersebut.9

  Merujuk pendapat Glock dan Strak, bahwa keberagamaan muncul dalam lima dimensi yaitu, Ideologis, intelektual, eksperiensial, ritualistik, dan

5 W.J.S Poerwadarminta, Kamus Umum Bhasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, Him. 19

  5

  konsekuensial.10 Sehingga dalam penelitian penulis hanya membatasi pada dimensi ritual dalam hal ini mencakup salat fardhu, salat sunah, berdo’a dan membaca A1 Quran.

  4. Pengaruh Pengaruh artinya daya yang ada atau timbul dari sesuatu (prang / benda ) yang berkuasa atau berkekuatan gaib dan sebagainya.11

  5. Perilaku Sosial Perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan. Perbuatan seseorang / preventif kelompok yang bertujuan mencegah timbulnya suatu permasalahan.12

  Sosial adalah berkenaan dengan masyarakat, suka memperhatikan kepentingan umum (suka menolong, suka menderma)13 Adapun yang di maksud perilaku sosial adalah reaksi seseorang ( Remaja

  )dalam peijalinan secara harmonis dengan lingkungan sosial atau masyarakat.14 Indikator keberagaman orang tua adalah sebagai berikut;

  1. Melaksanakan Salat Fardhu

  2. Melaksanakan Salat Sunah

  3. Membaca do’a

  4. Membaca A1 Qur’an

10 Mattulada, dkk, Metodologi Penelitian Agama, PT, Tiara Wacana, Yogyakarta, 1989, Him. 93 11 W. J. S. Poerwodarminta, op. Cit. Him. 731. l2Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Puastaka, Jakarta, 1991, Him. 755.

  6

  Indikator Perilaku sosial remaja adalah sebagai berikut:

  1. Di masyarakat

  a. Menghormati orang tua

  b. Sukamenolong tetangga atau teman

  c. Berbuat jujur dalam bergaul

  d. Dapat menerima atau memberi saran

  2. Di Sekolah

  a. Menghormati guru dan karyawan

  b. Menghargai Teman

  c. Tidak membedakan dalam teman

  d. Suka Memaafkan orang lain dan meminta maaf bila bersalah

  e. Membantu Teman yang membutuhkan

  C. Pokok Masalah

  1. Sejauh mana intensitas keberagamaan orang tua di desa Japan Kecamatan Tegalrejo ?

  2. Sejauh mana sikap sosial di desa Japan Kecamatan Tegalrejo Kabupaten Magelang ?

  3 Adakah Pengaruh keberagaman orang tua terhadap perilaku sosial remaja di desa Japan Kecamatan Tegalrejo Kabupaten Magelang ?

D. Tujuan Penelitian

  7 D. Tujuan Penelitian

  1. Untuk mengetahui sejauh mana intensitas keberagamaan orang tua di desa Japan Kecamatan Tegalrejo Kabupaten Magelang !

  2. Untuk mengetahui sejauh mana sikap sosial Remaja di desa Japan Kecamatan Tegalrejo Kabupaten Magelang !

  3. Untuk mengetahui keberagamaan oang tua terhadap perilaku sosial Remaja di desa Japan Kecamatan Tegalrejo Kabupaten Magelang !

  E. Hipotesis

  Atas dasar pokok masalah di atas, maka penulis mengemukakan jawaban sementara pada masalah tersebut yang dapat di jadikan hipotesis, yaitu ada korelasi positif antara persepsi Remaja terhadap keberagamaan orang tua terhadap pembentukan perilaku sosial anak dalam masyarakat. Dengan kata lain semakin tinggi keberagamaan orang tua, semakin tinggi pula kepedulian anak tersebut dalam hidup di lingkungsn masyarakat.

F. Metode Penelitian

  Agar dapat hasil sesuai dengan yang di harapkan, maka perlu metode yang tepat, Yaitu:

  1. Populasi Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian.15 Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah Remaja di desa Japan Kecamatan Tegalrejo

  Kabupaten Magelang.

  2. Sampel

  8

  Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang di teliti.16 karena banyaknya populasi yang menjadi obyek penelitian, maka penulis mengambil sampel sebanyak 20 % . Mengingat populasi yang ada, maka dalam menentukan pengambilan sampelnya berdasarkan teori yang dikemukakan Suharsimi Arikunto apa bila subyeknya kurang dad 100 lebih baik di ambil semuanya. Selanjutnya apabila subyeknya lebih besar dapat di ambil antara 10 % -15 % - 20 % - 25 % / lebih.17

  3. Teknik yang di Pakai Dalam pengambilan sampel penulis memakai teknik random sampling, artinya anggota populasi mendapat kesempatan yang sama untuk diteliti menjadi sampel.

G. Teknik Pengumpulan Data

  Untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode sebagai berikut:

  1. Observasi Adalah metode dengan jalan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang di selidiki.18 Metode ini di samping akan memberikan gambaran umum mengenai desa Japan juga membantu dalam melengkapi data-data yang di perlukan dengan jalan mengambil kehidupan sehari- hari.

  8

  Dalam pengambilan sampel penulis memakai teknik random sampling, artinya anggota populasi mendapat kesempatan yang sama untuk diteliti menjadi sampel.

G. Teknik Pengumpulan Data

  Untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode sebagai berikut:

  1. Observasi Adalah metode dengan jalan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang di selidiki.17 Metode ini di samping akan memberikan gambaran umum mengenai desa Japan juga membantu dalam melengkapi data-data yang di perlukan dengan jalan mengambil kehidupan sehari- hari.

  2. Metode Angket Adalah suatu data petanyaan yang berisikan pertanyaan mengenai suatu hal atau bidang tertentu. Metode angket ini di gunakan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh keberagamaan orang tua terhadap perilaku sosial anak.

  3. Metode Dokomentasi Adalah meneliti dokumen-dokumen, data-data keterangan yang berhubungan degan obyek penelitian. Dokumen sering memberikan penjelasan tentang gambaran kegiatan yang di lakukan oleh masyarakat lingkup yang diteliti. Winamo Surachmad menjelaskan bahwa metode ini merupakan laporan tertulis dari suatu pristiwa yang isinya terdiri dari penjelasan dan pemikiran terhadap peristiwa, dan tertulis dengan

  9

  sengaja untuk menyimpan atau merumuskan keterangan - keterangan mengenai peristiwa tersebut. 18

H. Analisa Data

  Data-data akan dianalisis dengan harapan bisa membuahkan hipotesis yang telah di gunakan. Sedang cara yang di pakai peneliti untuk mengetahui persepsi Remaja I terhadap keberagamaan orang tua pengaruhnya terhadap perilaku sosial anak dengan mengunakan rumus Statistik Product moment sebagai berikut

  xy-(Z x)(Z y)

  100

  Tvv -

  (& ) (Ex)2 - (Ej)2- V y )2

  N N Keterangan : rx> : Koefisien Korelasi antara x dan y N : Jumlah responden E x : Nilai variabel remaja terhadap keberagamaan orang tua

  E y : Nilai variabel perilaku sosial anak E xy : Jumlah hasil perkalian antara skor x dan skor y

I. Sistematika

  Untuk memudahkan penyusunan dan pemecahan terhadap isi skripsi ini, maka penulis susun terdiri dari: Bab I : Pendahuluan

  10

  Dalam pendahuluan dikemukan latar belakang masalah, Penegasan istilah, Pokok Masalah, Tujuan Penelitian, Hipotesis, Metode Penelitian, Teknik Pengumpulan data, Analisis data dan Sistematika.

  Bab II : Landasan Teori A. Persepsi Remaja terhadap keberagamaan orang tua

  1. Pengertian Keberagamaan Orang Tua

  2. Faktor - faktor yang mempengaruhi Keberagamaan orang tua

  3. Bentuk - bentuk ratual keberagamaan meliputi salat fardhu, salat sunah,berdo’a, membaca Al-quran, puasa, dan aktif mengikuti pengajian

  B. Perilaku Sosil Remaja

  1. Pengertian Perilaku sosial

  2. Remaja dan karakteristiknya

  3. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku sosial Remaja

  C. Persepsi Remaja terhadap keberagamaan Orang tua pengaruhnya terhadap perilaku sosial anak Remaja.

  Bab III : Laporan Hasil Penelitian A. Gambaran umum Desa Japan Kecamatan Tegalrejo Kabupaten Magelang.

  1. Batas wilayah

  2. Keadaan penduduk dan mata pencaharian

  3. Struktur Organisasi Desa

  B. Data Tentang Obyek Sampel

  11

  2. Data tentang perilaku sosial Remaja

Bab IV : Analisis Data Dalam bab ini memuat tentang analisis pendahuluan dan analisis uji hipotesis. Bab V : Penutup A. Kesimpulan B. Saran C. Penutup

  

B A B II

  LANDASAN TEORI

  A. KEBERAGAMAAN ORANG TUA

  1. Pengertian Keberagamaan Keberagamaan adalah keagamaan yang berarti sifat-sifat yang terdapat di agama atau segala sesuatu mengenai agama1. Sedangkan orang tua adalah ibu dan ayah yang mempunyai tanggung jawab besar terhadap anaknya tersebut2.

  Merujuk pendapat Glock dan Strak, bahwa keberagaman muncul dalam lima dimensi yaitu, ideologis, intelektual, eksperiensial, ritualistik, dan konsekuensial3. Dimensi ideologis berkenaan dengan seperangkat kepercayaan

  {belief} yang memberikan “premis eksistensial” untuk menjelaskan Tuhan, alam

  manusia dan hubungan di antara mereka. Dimensi intelektual mengacu kepada pengetahuan agama yang harus di ketahui orang tentang ajar an agamanya.

  Dimensi eksperiensial adalah bagian keagamaan yang bersifat afektif yakni keterlibatan emosional dan sentimental pada pelaksanaan ajaran agama. Dimensi ritualistik, merujuk pada ritus -ritus keagamaan yang di anjurkan oleh agama atau di laksanakan oleh para pengikutnya. Dimensi konsekuensial meliputi segala implikasi sosial dari pelaksanaan ajaran agama4.

  Sehingga dalam penelitian penulis hanya membatasi pada dimensi ritual. Dalam hal ini mencakup salat fardhu, salat sunah, berdo’a, dan membaca al- qur’an.

  13

  2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberagaman Yang di maksud dengan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku keberagamaan adalah hal-hal y ang turut memberikan andil baik positif maupun negatif terhadap keberagamaan masyrakat. Mempelajari faktor-faktor keberagaman ini sangat penting untuk menetahui latar belakang persoalan yang ikut membentuk sikap dan perilaku obyek penelitian

  Adapun pengalaman keberagamaan di pengaruhi oleh beberapa faktor faktor terdiri dari empat kelompok utama : Pengamhpengaruh sosial, berbagai pengalaman, Kebutuhan dan proses pemikiran.

  1. Faktor sosial Mencakup semua pengaruh sosial dalam perkembangan sikap keagaan itu: Pendidikan dari oarangtua,tradisi-tradisi sosial dan tekanan-tekanan lingkungan sosial untuk menyesuaikan diri demigan berbagai perdapat yang di sepakati oleh lingkungan itu. Konsep psikologik yang paling erat kaitanya dengan pengaruh-pengaruh seperti itu adalah konsep sugesti.

  2. Faktor Pengalaman Pengalaman dan kebutuhan yang dapaat membantu sikap keagamaan itu, pada umumnya ada anggapan bahwa kehadiran keindahan, Keselarasan dan kebaikan yang di rasakan dalam dunia nyata memainkan peranan dalam membentuk sikap keagamaan itu.

  3. Faktor Kebutuhan

  14 Secara sempuma di mana-mana mengakibatkan adanya kebutuahan akan kepuasan -kepuasan agama. Kebutuhan-kebutuhan ini barang kali bisa di kelompokan secara garis besar menjadi empat: Kebutuhan akan keselamatan, kebutuhan akan cinta, kebutuhan untuk memperoleh harga diri, dan kebutuhan yang timbul karena adanya kematian.

  4. Faktor Proses Pemikiran Faktor-faktor irasional Seperti kebutuhan kebutuhan, Perasaan-perasaan dan bahwa faktor- faktor ini akan senantiasa merupakan faktor-faktor pertama dalam menentukan berbagai keayakinan, sedangkan berbagai proses intelektual hanya memainkan peranan kedua saja dengan menyediakan justifikasi yang jelas rasional bagi pendapat-pendapat yang terutama di pegangi berdasarkan alasan lain.

  Dengan demikian dapat di katakan bahwa lemah kuatnya nilai-nilai agama yang ada dalam kelurga ikut mewamai tumbuh dan berkembangnya pengalaman beragama seseorang sehingga dapat mempengaruhi perilaku keseharianya.

  1. Lingkungan dan Masyarakat

  a. lingkungan Menurut kamus umum bahasa indonesia ialah sekalian yang terlingkung dalam suatu daerah.5 Dalam hal ini terhadap pengaruhnya dengan perilaku sosial remaja sangat besar

  Individu sebagai bagian dari masyarakat, pada dasamya hanya bisa di bedakan tetapi tidak dapat di pisahkan, karena tidak

  15

  mungkin ada masyarakat tanpa individu dan individu-individu itulah yang di sebut masyarakat antara individu dan masyarakat terdapat hubungan timbal balik, individu tak dapat lepas dari kehidupan bermasyarakat, mengingat manusia adalah makhluk sosial yang satu dengan yang lain saling membutuhkan dan saling membantu.

  Dari pendapat diatas dapat di ketahui bahwasanya peran masyarakat cukup besar pengaruhnya dalam membentuk polatingkah laku seseorang. Seseorang yang tidak mempunyai landasan agama yang kuat dapat terjerumus kedalam lembah kesesatan, dan seseorang yang semulabertingkah laku yang dapat berbalik nfiijadi manusia yang bermoral rendah, perlu adanya kontrol masyarakat untuk menanggulangi tingkah lakunya.

  b. Lingkungan Tempat Bekeija Linkungan tempat bekeija dang tua sangat mendukung dalam rangka orang tua memperhatikan anaknva, sebab pekeijaan sangat berperan penting dalam pendidikan anak maupun mperhatian orang tuanya.

  Demikian juga dengan agama yang bisa menjadi salah satu faktor pengendali terhadap tingkah laku seseorang sehingga kondisinya belum parah dan masih terarah. Hal ini dapat di mengerti karena aama memang mewamai kehidupan masyarakat tiap hari, sebagai contoh adalah dalam PHBI tau upacaa khusus

  16

  2. Sarana dan Prasarana Saana dan prasaana dapat mempengaruhi perilaku keagamaan seseorangapabila tersedia cukup saranadalam bidang agama, makaseseorang akan lebih memiliki banyak pengalaman daripada seseorang yang kekurangan sarana dan juga seseorangakan jauh lebih mudah mengalami proses intemalisasiajran agama dari pada orang yang kekurangan sarana. Sarana dan prasarana yang di maksud di sini adalah alat ibadah seperti perlengkapan salat, kitab suci, buku agama sebagai sarana penunjang jadi seseorang yang tersedia saranadan rasarana yang cukup akan lebih siap untuk melangkah menuju perilaku agama yang mantap, namun belum tentu orang yangkekurangan sarana keagamaan akan buruk dal am perilaku keagamaanya.

  3. Bentuk-bentuk Perilaku Keberagamaan Setiap muslim dalam kehidupan bermasyarakat harus dapat menempatkan dirinya pada posisi yang tepat dengan mengikuti aturan atau norma dalaaam masyaraakat itu dan juga hendaklahdalam kehidupan sehari-hari senantiasa melakukan aktivitas yang mencerminkan perilaku agamis

  Adapun bentuk-bentuk perilaku yang sesuai dengan norma agama atau perilaku keagamaan dalam pembahasan ini adalah:

  1. Salat (fardhu maupun sunah) Salat adalah ibadah yang terdiri dari kata-kata dan perbuatan yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam. Apabila seseorang hendak

  17 atau mandi dahulu, jika ia berhadas besar atau bertayamum jika ia memperoleh air atau sedang dalam kondisi yang tidak di izinkan memakai a i . selain itu juga harus terlebih dahulu membersihkan badan, pakaian, dan tempat salat dari najis6

  Dalam hal pembahasan ini, akan dikemukakan tentang pengertian salat menurut bahasa dan istilah syara’: a. Menurut bahasa pengertian salat adalah do’a memohon kebajikan dan pujian b. Menurut istilah: para fuqoha (ahli fiqih) telah beristilah menetapkan pengertian salat : beberapa ucapan dan beberapa pebuatan yang di mulai dengan takbir dan sudahi dengan salam, yang denganya kita beribadat kepada Allah menurut syarat-syarat yang telah di tentukan7.

  Dengan demikian wajib bagi kita memelihara Islam kita dengan memelihara/melestarikan mengerjakan salat kita jauhi segala kerugian dunia akherat. Kita menghadap kepada Allah semoga mencurahkan rahmatnya yang sempuma kepada kita. Allah menjadikan dalam salat sesuatu kekuatan yang ampuh yang dapat menarik orang mukmin kepada pencarian nilai keimanan. Dengan memelihara salat, manusia menjadi mulia dan hati dapat merasakan lezatnya keagungan dan hakekat manusia itu sendiri.

  Salat merupakan bentuk ibadah ritual yang tergolong menjadi perasaan cinta dalam kehidupan keberagamaan seseorang dalam ajaran agama Islam, salat menjadi barometer kelslaman seseorang juga sering di jadikan baik buruknya akhlak, kualitas iman dan ketakwaan seseorang

  18 Hal ini telah diyakini oleh pemeluk Islam sesuai dengan firman Allah yang

  menerangkan bahwa salat merupakan garis pemisah antara yang baik dan yang buruk, yang haq dan yang batil. Oleh karenanya dengan salat yang baik seseorang akan menjadi hamba yang dapat menjauhkan diri dari hal-hal yang buruk dan sekaligus berusaha melakukan hal-hal yang benar. Firman Allah dalam surat al-Ankabut ayat 45 yang berbunyi: ~ y - 's s , ' ~ ' ; / £ t ^ . J / o ,

  5*V

  5 ^ vi Y

  Artinya “bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu yaitu Al-quran dan

  dirikanlah salat, sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan ) keji dan munkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (salat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. ”

  (al-Ankabut: 45)7 8 Kemudian dalam ajaran Islam juga ada sebuah anjuran dalam mengeijakan salat dilakukan secara berjamaah khususnya salat fardhu. Karena salat yang dilakukan

  • * secara beijamaah pahalanya akan dilipatgandakan dua puluh derajat. Sabda Rosul: ' s * ' O

  n i l " " I". tl -^ 1 " " I" " a p JL ApUitJl j J j Jli

  • • » f ^ y •" ^ Qs o y Oy * ^». ^ . & » * i i / /
  •   19 Artinya: “dari Ibnu Umar bahwa Rosulullahbersabda: kebaikan sembahyang yang berjamaah melebihi sembahyang sendiri sebanyak dua puluh tujuh darojat”9

      Di samping itu salat harus di laksanakan pada waktunya karena hal ini untuk melatih kita agar disipiin. Bila seseorang telah bisa disiplin dalam segala hal maka dengan sendirinya dia akan terlatih ”they will be guided, if

      they are decipline in every day” artinya mereka akan terbiasa, jika mereka disiplin setiap hari.

      Dan pelaksanaan ibadah salat ini ketika dilakukan secara beijamaah dengan khusu’ hikmat maka akan dapat tercipta suatu kebersamaan, persaudaraan, adanya persamaan deraj at tanpa membeda - bedakan antar satu dengan yang lain sehinga akan dapat menimbulkan suatu perasaan tenang, tenteram, dan bahagia sebagai wujud dari kondisi yang sehat.

      Dari alasan di atas kita bisa melihat dari penelitian ini diadakan bahwa pelaksanaan salat yang di lakukan orang tua juga merupakan dasar mereka bahwa salat selain sebagai kewajiban juga merupakan suatu kebutuhan sehingga nampak pada diri mereka akan kesadaran itu. Ketika salat di jadwalkan kita melaksanakan dengan sendiri dan kadang-kadang di lakukan beijamaah dengan teman-teman dimushola atau masjid.

      2. Membaca Al-qur’an Membaca Al-qur’an besar artu\inya dalam dan manfaatnya dalam pengembangan kehidupan spiritualitas Muslim, karena Al-qur’an adalah

      20

      wahyu Allah yang berfungsi sebagai pedoman, petunjuk, obat (syifa), rahmat dan pegangan yang kukuh bagi kehidupan manusia, agar dapat dipdoleh arti dan manfaatnya maka orang dal am membca Al-qur’an di anjurkan untuk menjaga adab lahir dan amalan batinya, dalam menjaga adab lahimya orang untuk bersikap bersih, tenang, khusu’, tawadhu’, melakukan dengan suara yang baik. Dalam adab batiniyah diminta untuk yan terdapat di dalamnya, dapat menimbulkan pengaruh jiwa sperti takut atau harap kepada Allah, membaca seolah-olah di hadapan Allah, menjauhkan sifat kemegahan dan riya’.

      Al-qur’an merupkan firman Allah yang mengandung ajar an tentangpedoman hidup, selain itu ia juga sebagai nur, obat dan rahmat untuk

      s

      umat manusia. Pbila ditinjaudari kesehatan mental, maka membaca al-qur’an berfungsi dalam pengobatan pencegahan dan pembinaan. Membaca al-qur’an adalah ibadah lisan, maka dang yang membacadapat mengungkapkansikap dan perasaanya melalui ayat-ayat yang di bacanya kepada Allah. Dengan demikian tilawah al-qur’an orangmemperoleh pula kelegaan batin karena ia merasa Allah mendengar, mengetahui danmemperhatikanpadanya, sehingd dengan membacanya dapat mengobati rasa gelisah, cemas dan ragu terhadap masalah yangaib.

      Dalam fungsi pembinaan setiap orang membaca al-qur’an berarti setiap kali itu pula orang membina dirinyadengan ilmu, iman, kebaikan, pahala kebenaran, kemenangan, ketenangan dan perasaan dekat denganAllah.

      Semakin banyak dan beradab orang, semakin banyaklah hikmah spiritualnya

      21

      spiritualnya yang akan diperoleh, dan semakin legalah jiwanya, semakin dekat dirinya kepada Allah10

      3. Berdo’a atau dzikir Dzikir dan do’a merupakan dua ibadah lisan yang utama setelah membaca Al-qur’an11. Dalam berzikir orang mengingat Allah dan menyebut asmanya, sedang dalam berdo’a orang mengajukan permohonan menyuruh dan mengadu kepada Allah serta memujinya. Dengan zikir orang dapat mendapatkan kecintaan Allah dan ketenangan jiwa. Dengan berdo’a orang dapat memperoleh nikmat ampunan kelegaan jiwa dan kedekatan diri kepada

      Allah. Zikir sebagai bukti bahwa kita ingat kepada Allah sedangkan do’a di sini di artikan sebagai permintaan atau permohonan. Dan di harapkan kita juga selalu berzikir (ingat kepadaNya) baik di kala senang maupun susah

      Do’a dan zikir merupakan salah satu bentuk komitmen keagamaan atau keimanan sseorang. Do’a merupakan perrmohonan yang di munajatkan kepada Allah SWT yang Maha Pengasih, Maha Penyayang, dan Maha Pengampun. Sedangkan zikir sendiri adalah mengingat Allah SWT dengan segala sifat-sifatnya.

      Do’a dan zikir juga mengandung unsur psikoterapi yang mendalam. Dan juga membangkitan rasa percaya diri, rasa optimisme seseorang. Begitu pula dalam kehidupan sosial sebuah keluarga. Dari aspek kesehatan jiwa seseorang, keluarga yang berpegang teguh pada agama dalam kehidupanya menduduki peringkat tinggi dalam keberhasilan dan kebahagiaan rumah tangga.

      £ 2

      B. PERILAKU SOSIAL REMAJA

      1. Perilaku Sosial dan Remaja Menurut J.P Chaplin pengertian perilaku sosial adalah reaksi seseorang

      (remaja) dalam peijalinan secara harmonis dengan lingkungan sosial atau masyarakat12 13.

      Adapun yang dimaksud perilaku sosial dalam penelitian adalah sejauh mana respon atau reaksi remaja dalam berinteraksi dengan lingkungan sosial atau masyarakat di Desa Japan Kecamatan Tegalrejo Kabupaten Magelang

      2. Remaja dan karakteristiknya Remaja adalah masa peralihan dari anak menjelang dewasa . Adapun batas usia remaja kurang lebih antara 13-21 tahun. Remaja pada dasamya memiliki ego yang tinggi, remaja mempunyai peranan penting dalam menentukan maju mundumya suatu bangsa, bahkan kepada Remajalah harapan bangsa banyak tertumpah.

      Semakin banyak pengalaman Remaja dalam hidup ini, semakin bertambah kesadarannya terhadap problema sosial, ekonomi dan politik. Pandanganya terhadap masalah-masalah masyarakat berubah dari pandangan subyektif menjadi obyektif dan kemanusiaan. Mula-mula ia merasa tanggung jawab terhadap kelompoknya, kemudian meluas pada masyarakat kecil dan masyarakat yang lebih luas lagi. Kadang -kadang Remaja merasa, bahwa problema orang lain, seolah- olah problemanya sendiri sehingga ia berusaha untuk memberikan pertolongan. Kadang-kadang ia membantu orang lain secara aktif, lebih-lebih lagi apabila ia

      23 merasa, bahwa penderitaan yang dialami oleh masyarakat itu, adalah tanggung jawab peraturan yang berlaku dalam negara14 .

      Remaja adalah suatu tingkat umur di mana anak-anak tidak lagi anak, akan tetapi belum dapat di pandang dewasa. Jadi Remaja adalah umur yang menjembatani antara umur anak-anak dan umur dewasa. Pada umur ini terjadi perubahan, yang tidak mudah bagi seorang anak untuk menghadapinya tanpa bantuan dan pengertian dari pihak orang tua dan orang dewasa pada umumnya. Pada umur ini teijadilah perubahan-perubahan cepat pada jasmani, emosi, sosial, akhlak dan kecerdasan15

      Dalam poses penyesuaian diri menuju kedewasaan, ada 3 tahap perkembangan Remaja.

      1. Remaja awal (early edolescence) Remaja tahap ini masih heran akan perubahan yang teijadi pada tubuhnya sendiri, mengembangkan fikiran-fikiran barn, cepat tertarik la wan jenis, berkurangnya kendali terhadap ego. Menyebabkan para Remaja sulit mengerti dan dimengerti oleh orang dewasa.

      2. Remaja madya (midlle edolescence) Tahap ini Remaja sangat membutuhkan kawan-kawan. Ia senang kalau banyak teman yang menyukainya, “narcistik” yaitu mencintai diri sendiri optimis atau pesimis idealis atau materialis, membebaskan diri dari oedipus complex.

      3. Remaja akhir(late edolescence) Tahap ini adalah msa konsolidasi menuju peiode dewasa ditandai dengan pencapaian 5 hal:

      24 a. minat yang makin mantap terhadap fungsi-fungsi intelek

      b. egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang lain dan dalam pengalaman baru c. terbentuk identitas seksual yang tidak akan berubah lagi

      d. egosentrisme terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri

      e. tumbuh dinding yang memisahkan diri pribadinya (private self) dan masyarakat umum (the public)16

      3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Sosial Remaja

      a. Lingkungan Keluarga Sesungguhnya pengaruh lingkungan keluarga sangat besar terhadap remaja akan tetapi pengaruh itu tidaklah terbatas kepada waktu ia telah menjadi remaja saja, tetapi telah di mulai sejak dari bayi, bahkan sejak dalam kandungan.

      Bahkan lebih jauh, dapat di katakan bahwa kepercayaannya kepada tuhan atau keyakinan beragamanya akan sangat di pengaruhi oleh suasana hubungan dalam keluarga waktu kecil itu.Diantara suasana keluarga yang juga besar pengaruhnya terhadap jiwa remaja adalah keyakinan beragamanya. Keluarga yang hidup jauh dari agama, tidaklah mungkin memberikan pembinaan jiwa agama bagi anak-anaknya. Dalam pembianaan agama, sebenamya faktor orang tua sangat menentukan, karena rasa agama akan masuk teijalin kedalam pribadi anak beragama dengan semua unsur-unsur pribadi yang di dapatnya melalui pengalaman sejak kecilnya. 15

      25 b. Lingkungan Sosial Ekonomi

      Seperti kita ketahui bahwa masa muda adalah puncak dari segala kekuatan dan perhatian remaja terhadap masalah lingkungan sosial ekonomi sangat besar. Semenjak mereka memasuki usia remaja dan meninggalkan masa kanak-kanak yang penuh kebergantungan, perhatian kepada lingkungan sosial mulai meningkat.

      Kalau pada masa remaja mereka tertarik kepada teman-teman sebaya, karena mereka memerlukan teman untuk membicarakan hal dan keadaan diri yang sama-sama mendalami perubahan cepat dan pengalaman yang kurang menyenangkan dalam perlakuan orang tua dan orang di sekitar lingkunganya. Mereka akan sangat terpengaruh oleh teman sebayanya dan lingkungan sosial ekonomi meningkat, dimana mereka hidup dan tinggal.

      c. lingkungan Agama dan Adat Secara umum dapat dikatakan bahwa masyarakat yang masih kuat keyakinanya kepada agama dan adat yang berlaku, hidupnya lebih tenang dari pada mereka yang jauh dari agama dan adat. Ketenangan itu mungkin di sebabkan oleh sukanya mereka menerima perubahan yang datang dari luar, yang bertentangan dengan agama dan adat.

      Sudah barang tentu remaja yang hidup, dalam masyarakat yang aman tenteram itu akan lebih tenang dari pada mereka yang hidup dalam masyarakat yang terns menerus dalam perubahan. 16

      26 Menurut Zakiah Daradjat agama dan adat yang hidup dalam masyarakat sangat menentukan sikap dan tindakan serta kelakuan remaja- remaja yang hidup dalam masyaakat .

      C. PERSEPSI REMAJA TERHADAP KEBERAGAMAN ORANG TUA PENGARUHNYA TERHADAP PERILAKU SOSIAL ANAK REMAJA Agama sebagai kepercayaan perlu di wujudkan dalam simbol-simbol ritual dan perlu adanya perangkat nilai yang wajib dihayati oleh pemeluknya dalam rangka pembentukan kesalihan pribadi dan memelihara keberlangsungan hidup itu sendiri.

      Cara pandang dari dimensi ritualistik dan ekperiensial merupakan salah satu pemaksaan agama serta fimgsional yang memiliki bobot kualitas religius (keberagamaan), dari sini pula menunjukkan pada aspek psikologis yaitu berupa perasaan keberagamaan seseorang (orditiors), refleksi religiusitas yaitu terwujud dalam perilaku yang di amati baik dari dimensi ritualistik maupun dimensi eksperiensial.

      Keluarga adalah lembaga pendidikan yang utama dan yang paling utama dalam pembinaan anak. Pembinaan kepibadian di mulai sebenamya sejak dalam kandungan kemudian pengalaman dan pendidikan yang di terima dari orang tua dalam keluarga, baik pendidikan yang dilakukan dengan sengaja maupun yang tidak di sengaja. Karena semua pengalaman yang dilalui dai pribadinya yang sedang bertumbuh. jika ibu bapaknya baik, rukun dan menyayanginya, maka ia akan mendapatkan unsu-unsur positif dalam kepribadianya yang tumbuh itu. Dan hidupnya sehari-hari, maka anak (Remaja) akan mempunyai pengalaman dan perilaku yang baik di masyarakat.

      Ketekunan atau kesungguhan terhadap hasil yang ingin di capai ditentukan sejauh mana intensitas keagamaan seseorang di sini adalah pesepsi Remaja terhadap keberagamaan orang tua mempunyai pengaruh terhadap perilaku sosial. di dalam suatu kegiatan seseorang akan mendapatkan suatu perubahan baik yang berupa pengetahuan, tingkah laku maupun nilai termasuk perubahan yang di hasilkan oleh pembinaan keagamaan dari orang tua atau pengeuh suasana keberagamaan keluarga terhadap perubahan tingkah laku (dalam hal inicjdalah perilaku sosial remaja).

      Aktivits salat merupakan kwajiban bagi setiap orang. Perlu di perhatikan bagi setiap pelakunya terlebih sewaktu masih kecil. Anak sebagai amanat bagi setiap orang tua harus mampu memelihara potensi dirinya, agar mereka senantiasa mengenal Allah sebagai penciptanya, sehingga anak akan aktif melaksanakan perintahnya (ketekunan salat).

      Perintah untuk melaksanakan salat berarti untuk mmbina anak (remaja) agar dapat melaksanakan ibadah salat yang benar. Jadi jelaslah bahwa suasana keberagamaan keluarga sangat berpengaruh terhadap perilaku Remaja di masyarakat. Hal ini berarti semakin tinggi keberagamaan orang tua, semakin baik perilakunya di dalam bergaul dengan masyarakat.

      Bagaimanapun cara memandang remaja, dapat di simpulkan remaja adalah masa peralihan dari anak-anak. Para remaja tidak hanya memperhatikan masala-masalah yang berhubungan dengan pribadi mereka saja, akan tetapi juga

      28

      Remaja memandang keberagamaan orang tuanya, dilihat dari sudut perilakunya dalam memahami maupun menjalankan syariat agama, sehingga remaja dapat melihat bagaimana orang tua berperilaku, terutama orang tua remaja di desa Japan Kecamatan Tegalrejo Kabupaen Magelang.