BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 2.1. Karakteristik Sampel - RURIN WINANTI .... BAB IV

  46 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 2.1.

  4 Perusahaan melakukan pergantian auditor secara sukarela tahun 2010-2013 namun menggunakan mata uang asing

  9 Jumlah sampel amatan selama periode penelitian

  4

  8 Tahun pengamatan (Tahun)

  22

  7 Jumlah perusahaan sampel

  6 Peneliti tidak menemukan laporan keuangan secara lengkap selama tahun 2010-2013 (24)

  (3)

  5 Perusahaan melakukan auditor switching namun mengalami rasio DER negatif.

  (5)

  (30)

   Karakteristik Sampel

  voluntary tahun 2010-2013

  3 Perusahaan melakukan pergantian auditor secara

  (82)

  mandatory tahun 2010-2013

  2 Perusahaan melakukan pergantian auditor secara

  1 Jumlah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2010-2013 136

  

No Keterangan Jumlah

Tabel 4.1 Proses Seleksi Sampel Dengan Kriteria

  Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indoneia (BEI) pada periode 2010 sampai dengan 2013. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode pemilihan sampel bertujuan (purposive sampling), proses pengambilan sampel secara lengkap dalam penelitian ini dapat dilihat dalam tabel 4.1 berikut ini:

  88 Sumber data: data sekunder yang diolah, 2014. Perusahaan manufaktur yang menjadi sampel dalam penelitian ini yang didapat dengan metode pemilihan sampel bertujuan (purposive

  sampling ) dapat dilihat dalam tabel 4.2 berikut ini:

Tabel 4.2 Perusahaan Sampel No Kode Nama Perusahaan

  1 AKKU PT. Alam Karya Unggul Tbk

  2 APLI PT. Asiaplast Industries Tbk

  3 ARGO PT. Argo Pantes Tbk

  4 BRNA PT. Berlina Tbk

  5 EKAD PT. Ekadharma International Tbk

  6 ETWA PT. Eterindo Wahanatama Tbk

  7 HDTX PT. Pan Asia Indosyntec Tbk

  8 IKAI PT. Inti Keramik Alam Asri Industri Tbk

  9 INAF PT. Indofarma Tbk

  10 KAEF PT. Kimia Farma Tbk

  11 KBLM PT. Kabelindo Murni Tbk

  12 KIAS PT. Keramika Indonesia Assosiasi Tbk

  13 MLBI PT. Multi Bintang Indonesia Tbk

  14 NIPS PT. Nippres Tbk

  15 PICO PT. Pelangi Indah Canindo Tbk

  16 PRAS PT. Prima alloy steel Universal TBK

  17 SMSM PT. Selamat Sempurna Tbk

  18 STTP PT. Siantar Top Tbk

  19 TIRT PT. Tirta Mahakam Resources Tbk

  20 ULTJ PT. Ultra Jaya Milk Industry and Trading Company Tbk

  21 UNIT PT. Nusantara Inti Corpora Tbk

  22 VOKS PT. Voksel Electric Tbk Sumber data: data sekunder yang diolah, 2014.

2.2. Analisis Data 2.2.1. Statistik Deskriptif

  Analisis deskriptif bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai karakteristik sampel yang digunakan dalam penelitian ini seperti: Jumlah sampel, nilai rata-rata, nilai minimum, nilai maksimum dan standar deviasi. Jenis data dalam penelitian ini yaitu data nominal. Oleh karena itu, analisis menggunakan dua jenis perhitungan, yaitu distribusi frekuensi dan statsitik deskriptif.

  Adapun hasil analisis deskriptif dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 4.3 Hasil Distribusi Frekuensi Variabel Pergantian Auditor (Auditor

  Switching) Auditor_Switching

  Frequency Percent Valid Cumulative Percent Percent

  Valid 0 48 54,50 54,50 54,50

  1 40 45,50 45,50 100,00 Total 88 100,00 100,00 Sumber: Hasil Output SPSS (lampiran 8).

Tabel 4.3 menunjukkan jumlah total data yang menjadi sampel amatan sebanyak 88 dari 22 perusahaan selama 4 tahun

  penelitian. Sebanyak 40 atau 45,50% perusahaan yang melakukan pergantian auditor (kode 1) dan sebanyak 48 atau 54,50% perusahaan tidak melakukan pergantian auditor (kode 0).

Tabel 4.4 Hasil Distribusi Frekuensi Variabel Opini Audit

  Opini

  Frequency Percent Valid Cumulative Percent Percent

  Valid 33 37,50 37,50 37,50

  1 55 62,50 62,50 100,00 Total 88 100,00 100,00 Sumber: Hasil Output SPSS (lampiran 8).

  Keterangan: OPINI (opini auditor) merupakan pernyataan atas suatu asersi yang dikeluarkan oleh auditor. Pengukuran variabel opini audit ini menggunakan variabel dummy. Jika perusahaan klien menerima opini selain wajar tanpa pengecualian maka diberikan nilai 1. Sedangkan jika perusahaan klien menerima opini wajar tanpa pengecualian (unqualified), maka diberikan nilai 0.

Tabel 4.4 menunjukkan jumlah total data yang menjadi sampel amatan sebanyak 88 dari 22 perusahaan manufaktur selama 4

  tahun penelitian. Sebanyak 55 atau 62,50% perusahaan mendapatkan opini selain wajar tanpa pengecualian (kode 1) dan sebanyak 33 atau 37,50% perusahaan mendapatkan opini wajar tanpa pengecualian (kode 0).

Tabel 4.5 Hasil Distribusi Frekuensi Variabel Kesulitan Keuangan

  Fin_Dist

  Frequency Percent Valid Cumulative Percent Percent

  Valid 0 41 46,60 46,60 46,60

  1 47 53,40 53,40 100,00 Total 88 100,00 100,00

  Sumber: Hasil Output SPSS (lampiran 8) Keterangan:

  FIN_DIST (financial distress) merupakan kondisi perusahaan yang sedang dalam masa kesulitan keuangan. Pengukuran variabel

  financial distress atau kesulitan keuangan diukur menggunakan

  rumus DER (Debt To Equity Ratio). Variabel kesulitan keuangan menggunakan variabel dummy. Jika tingkat DER suatu perusahaan lebih dari 100% maka di beri kode 1, dan apabila tingkat DER suatu perusahaan kurang dari 100% maka di beri kode 0.

Tabel 4.5 menunjukkan jumlah data yang menjadi sampel amatan sebanyak 88 dari 22 perusahaan manufaktur selama 4 tahun

  penelitian. Sebanyak 47 atau 53,40% perusahaan mengalami keadaan kesulitan keuangan (kode 1) dan sebanyak 41 atau 46,60% perusahan tidak mengalami keadaan kesulitan keuangan (kode 0).

Tabel 4.6 Hasil Distribusi Frekuensi Variabel Ukuran KAP Uk_KAP

  Frequency Percent Valid Cumulative Percent Percent

  Valid

  1 7 8,00 8,00 8,00

  2 66 75,00 75,00 83,00

  3 15 17,00 17,00 100,00 Total 88 100,00 100,00 Sumber: Hasil Output SPSS (lampiran 8).

  Keterangan: KAP (ukuran KAP) merupakan besar kecilnya KAP, ukuran

  KAP dibagi menjadi 3 yaitu: KAP besar yaitu KAP yang berafiliasi dengan big four, KAP medium yaitu KAP non big four namun berafiliasi dengan KAPA atau OAA dan KAP kecil yaitu KAP non

  big four dan tidak berafiliasi dengan KAPA atau OAA (Wahyuni,

  2013 dalam Suseno, 2013). Pengukuran variabel ukuran KAP menggunakan skala ordinal, yaitu jika perusahaan menggunakan jasa KAP yang berafiliasi dengan KAP big four maka diberi kode 1, Jika perusahaan menggunakan jasa KAP non big four namun berafiliasi dengan KAPA atau OAA maka diberi kode 2, dan jika perusahaan menggunakan jasa KAP non big four dan tidak berafiliasi dengan KAPA atau OAA maka diberi kode 3.

Tabel 4.6 menunjukkan jumlah data yang menjadi sampel amatan sebanyak 88 dari 22 perusahaan manufaktur selama 4 tahun

  penelitian. Sebanyak 7 atau 8,00% yaitu perusahaan menggunakan jasa KAP big four (kode 1), sebanyak 66 atau 75,00% yaitu perusahaan menggunakan jasa KAP non big four namun berafiliasi dengan KAPA atau OAA (kode 2), dan sebanyak 15 atau 17,00% yaitu perusahaan menggunakan jasa KAP non big four dan tidak berafiliasi dengan KAPA atau OAA (kode 3).

Tabel 4.7 Hasil Distribusi Frekuensi Variabel Pergantian Manajemen Perg_MGT

  Frequency Percent Valid Cumulative Percent Percent

  Valid 0 72 81,80 81,80 81,80

  1 16 18,20 18,20 100,00 Total 88 100,00 100,00

  Sumber: Hasil Output SPSS (lampiran 8) Keterangan:

  PERG_MAN (pergantian manajemen) adalah pergantian presiden direktur perusahaan. Pengukuran variabel pergantian manajemen menggunakan variabel dummy. Jika perusahaan klien mengganti direksi atau CEO dalam perusahaan maka diberikan nilai

  1. Sedangkan jika perusahaan klien tidak mengganti direksi atau CEO dalam perusahaan, maka diberi nilai 0.

Tabel 4.7 menunjukkan jumlah data yang menjadi sampel amatan sebanyak 88 dari 22 perusahaan manufaktur selama 4 tahun

  penelitian. Sebanyak 16 atau 18,20% yaitu perusahaan melakukan pergantian manajemen (kode 1), dan sebanyak 72 atau 81,80% perusahan tidak melakukan pergantian manajemen(kode 0).

Tabel 4.8 Hasil Analisis Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std.

  Deviation Klien 88 23,08 28,66 27,3072 1,02352 Valid N

  88 (listwise)

  Sumber: Hasil Output SPSS (lampiran 8) Keterangan:

  KLIEN (Ukuran perusahaan klien) merupakan besarnya ukuran sebuah perusahaan yang diukur berdasarkan total asset.

  Semakin besar total aset sebuah perusahaan mengindikasikan bahwa ukuran perusahaan tersebut besar dan sebaliknya. Variabel ukuran perusahaan yang diukur menggunakan logaritma natural total asset (Ln total asset).

Tabel 4.8 menunjukkan jumlah data yang menjadi sampel amatan (N) sebanyak 88 dari 22 perusahaan manufaktur selama 4

  tahun penelitian, variabel ukuran perusahaan diukur menggunakan

  logaritma natural total asset (Ln total asset) . Dari 88 sampel amatan nilai minimum variabel kontrol LN ukuran perusahaan 23,08 dan setelah di un-ln hasil tersebut menunjukkan angka sebesar Rp.

  10.582.842.395 yang dialami oleh PT. Alam Karya Unggul Tbk pada tahun 2012, yang artinya besarnya aktiva perusahaan tersebut sebesar Rp.10.582.842.395 dan nilai maksimum LN ukuran perusahaan 28,66 dan setelah di un-ln hasil tersebut menunjukkan angka sebesar Rp. 2.811.620.982.142 yang dialami oleh PT. Ultra Jaya Milk Industry and Trading Company Tbk pada tahun 2013 yang artinya besarnya aktiva perusahaan tersebut sebesar Rp.

  2.811.620.982.142. Rata-rata LN ukuran perusahaan dari 88 sampel amatan adalah sebesar 27,30 dengan standar deviasi 1,02.

4.2.2. Hasil Analisis Regresi

  Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan regresi logistik dengan metode enter pada tingkat signifika nsi ( ) 5%, karena ciri-ciri regresi logistik adalah variabel bebas merupakan kombinasi antara matrik dan non matrik. Regresi logistik digunakan untuk menguji pengaruh opini auditor, kesulitan keuangan, ukuran KAP, pergantian manajemen dan ukuran perusahaan. Analisis data meliputi 1) Menilai kelayakan model regresi, 2) Menilai keseluruhan model, 3) Estimasi parameter dan interpretasi.

1. Menilai Kelayakan Model Regresi

  Kelayakan model regresi dalam penelitian ini dinilai dengan menggunakan Hosmer

  and Lemeshow’s Goodness of Fit

Test . Model ini digunakan untuk menguji hipotesis nol bahwa

  data empiris cocok atau sesuai dengan model (tidak ada perbedaan antara model dengan data sehingga model dikatakan fit). Hipotesis nol diterima jika nilai Hosmer and Lameshow Goodness of Fit > 0,05.

Tabel 4.9 Hasil Pengujian Hosmer

  and Lemeshow’s Goodness of Fit Test

Hosmer and Lemeshow Test

Step Chi-square df Sig.

  1 10,164 8 0,254 Sumber: Hasil Output SPSS (lampiran 8).

  Pada tabel 4.9 menujukkan bahwa besarnya nilai Hosmer

  

and Lemeshow Goodness of Fit sebesar 10,164 dengan

  probabilitas signifikan sebesar 0,254 yang berarti nilainya jauh diatas 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model adalah fit atau model dapat diterima yaitu model mampu memprediksi variabel-variabel dalam penelitian ini, sehingga model dapat digunakan untuk analisis berikutnya.

2. Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit)

  Untuk menilai keseluruhan model (overall model fit) dilakukan dengan cara membandingkan nilai antara -2 Log

  

Likelihood (-2LL) pada awal (Block Number = 0) dengan nilai -2

Log Likelihood (-2LL) pada akhir (Block Number = 1). Apabila

  terjadi penurunan maka menunjukkan model regresi yang baik atau model yang dihipotesiskan fit dengan data.

  Hasil pengujian keseluruhan model sebagai berikut:

Tabel 4.10 Hasil Pengujian Overall Model Fit

  Block 0: Beginning

  a,b,c Iteration History

  Iteration -2 Log Coefficients likelihood Constant Step 0 1 121,266 -0,182 2 121,266 -0,182

  Sumber: Hasil Output SPSS (lampiran 8).

Tabel 4.11 Hasil Pengujian Overall Model Fit 2

  Block 1: Method Enter

Model Summary

  Step -2 Log Cox & Snell R Square Nagelkerke R likelihood Square

  a

  1 111,298 0,107 0,143 Sumber: Hasil Output SPSS (lampiran 8).

Tabel 4.10 dan 4.11 menunjukkan bahwa hasil pengujian

  overall model fit nilai -2 Log Likelihood awal Block Number 0

  adalah sebesar 121,266 dan nilai -2 Log Likelihood akhir Block

  Number 1 adalah sebesar 111,298. Nilai tersebut mengalami

  penurunan yaitu 121,266 - 111,298= 9,968. Hal ini berarti menunjukkan bahwa model regresi yang baik atau dapat disimpulkan bahwa model yang dihipotesiskan fit dengan data yang akan diuji.

  Nilai Nagelkerke R Square dapat diinterpretasikan seperti nilai pada regresi berganda. Pada Tabel 4.11 menunjukkan bahwa nilai Cox & Snell R Square sebesar 0,107 dan nilai

  Nagelkerke R Square sebesar 0,143 yang berarti variabilitas

  variabel dependen yaitu pergantian auditor (auditor switching) yang dapat dijelaskan oleh variabilitas variabel independen yaitu opini audit, kesulitan keuangan, ukuran KAP, pergantian manajemen, dan ukuran perusahaan klien sebesar 14,3%, sedangkan sisanya sebesar 85,70% variabilitas variabel dependen dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

3. Estimasi Parameter dan Interpretasi

  Estimasi parameter dapat dilihat melalui koefisien regresi, dimana hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.12 Hasil Pengujian Koefisien Regresi Variables in the Equation B Sig.

  a

  Step 1 Opini 0,628 0,229 Fin_Dist 0,212 0,643 Uk_KAP -0,200 0,674 Perg_MGT -1,766 0,015 Klien -0,413 0,105 Constant 11,264 0,097 Sumber: Hasil Output SPSS (lampiran 8).

Tabel 4.12 menunjukkan hasil pengujian dengan regresi logistik pada tingkat signifikan ( ) 0,05. Dari hasil pengujian

  regresi logistik tersebut diperoleh persamaan model regresi sebagai berikut: Dari persamaan model regresi logistik diatas dapat diartikan sebagai berikut: = Nilai konstanta menunjukkan angka sebesar 11,264 berarti apabila semua variabel independen (opini audit, kesulitan keuangan, ukuran KAP, pergantian manajemen dan ukuran perusahaan) dianggap 0 (nol), maka probabilitas perusahaan yang melakukan pergantian auditor akan naik sebesar 1126,4%. = Nilai koefisien variabel opini audit sebesar 0,628 berarti jika variabel lain dianggap konstan, maka probabilitas perusahaan yang melakukan pergantian auditor akan naik sebesar 62,8% untuk perusahaan yang mendapatkan opini selain wajar tanpa pengecualian, dibandingkan dengan perusahaan yang mendapatkan opini wajar tanpa pengecualian. = Nilai koefisien variabel kesulitan keuangan (financial

  distress ) sebesar 0,212 berarti jika variabel lain dianggap

  konstan dan terjadi kenaikkan variabel kesulitan keuangan sebesar 1%, maka probabilitas perusahaan yang melakukan pergantian auditor (auditor switching) akan naik sebesar 21,2% untuk perusahaan yang memiliki kesulitan keuangan tinggi, dibandingkan perusahaan yang memiliki kesulitan keuangan yang rendah.

  = Nilai koefisien variabel ukuran KAP sebesar -0,200 berarti jika variabel lain dianggap konstan, maka probabilitas perusahaan yang melakukan pergantian auditor (auditor

  switching ) akan turun sebesar -20,% untuk perusahaan yang menggunakan jasa KAP medium dibandingan perusahaan yang menggunakan jasa KAP Kecil dan KAP

  Big Four . Alasan lebih berpengaruh terhadap KAP

  medium karena sesuai tabel statistik deskriptif variabel ukuran KAP menunjukkan bahwa sebagian besar sampel pada tahun amatan menggunakan KAP yang berukuran medium, dan hanya sebagian kecil yang menggunakan KAP besar dan kecil. = Nilai koefisien variabel pergantian manajemen sebesar -

  1,766 berarti jika variabel lain dianggap konstan, maka probabilitas perusahaan yang melakukan pergantian auditor akan turun sebesar -176,6% untuk perusahaan yang tidak melakukan pergantian manajemen dibandingkan perusahaan yang melakukan pergantian manajemen.

  = Nilai koefisien variabel ukuran perusahaan klien sebesar - 0,413 berarti jika variabel lain dianggap konstan dan terjadi kenaikan variabel ukuran perusahaan sebesar Rp.

  1,- maka probabilitas perusahaan yang melakukan pergantian auditor akan turun sebesar -41,3%. Untuk perusahaan yang memiliki ukuran perusahaan yang tinggi dibandingkan perusahaan yang memiliki ukuran perusahaan yang rendah.

4.2.3. Hasil Pengujian Hipotesis & Pembahasan 1. Hasil Pengujian Hipotesis Pertama

  Hipotesis yang dirumuskan: ≥ 0 : Opini audit tidak berpengaruh negatif terhadap pergantian auditor (auditor switching).

  < 0 : Opini audit berpengaruh negatif terhadap pergantian auditor (auditor switching).

  Menentukan tingkat kepercayaan yang di gunakan sebesar 95% atau tingkat signifikan 5% ( = 0,05).

  Menentukan kriteria penerimaan dan penarikan kesimpulam hipotesis didasarkan pada signifikan p-value (probabilitas value) dengan tingkat signifikan (0,05). Jika p diterima dan ditolak.

  • – value (significant) 0,05, maka Jika p ditolak dan diterima.
  • – value (significant) 0,05, maka

  Hasil pengujian tabel 4.12 menunjukkan variabel opini audit memiliki nilai koefisien positif, yaitu sebesar 0,628 dengan nilai signifikan 0,229 (diatas tingkat signifikansi 0,05). Dengan demikian H yang menyatakan opini audit tidak berpengaruh negatif terhadap pergantian auditor (auditor switching) diterima, sedangkan H a yang menyatakan bahwa opini audit berpengaruh negatif terhadap pergantian auditor (auditor switching) ditolak. Sehingga hipotesis pertama dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa opini audit berpengaruh negatif pada pergantian auditor (auditor switching) ditolak.

  Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Wijayani dan Januarti (2011) yang menyatakan bahwa opini audit tidak berpengaruh terhadap pergantian auditor (auditor switching). Penelitian ini gagal membuktikan adanya pengaruh negatif variabel opini auditor terhadap pergantian auditor (auditor switching) kemungkinan karena perusahaan yang menggunakan jasa KAP baru akan menerima opini yang sama, atau opini yang tidak jauh berbeda dari opini sebelumnya, karena auditor baru akan mencari informasi atas opini yang akan diberikan melalui auditor lama. Dari data dalam penelitian ini dapat diketahui bahwa perusahaan yang mendapatkan opini wajar tanpa pengecualian sebanyak 33 perusahaan dan yang mendapat opini selain wajar tanpa pengecualian yaitu sebanyak 55 perusahaan. Dalam penelitian ini perusahaan yang mendapatkan opini selain wajar tanpa pengecualian telah mendapatkan opini yang sama dari opini yang sebelumnya. Sehingga opini audit tidak mempengaruhi perusahaan untuk melakukan pergantian auditor (auditor switching).

  Dari data penelitian dapat diketahui bahwa perusahaan yang mendapaat opini wajar tanpa pengecualian dan perusahaan tersebut melakukan pergantian auditor seperti: NIPS dan TIRT sedangkan perusahaan yang mendapatkan opini selain wajar tanpa pengecualian yaitu AKKU,APLI, ARGO, BRNA, EKAD, ETWA, HDTX, IKAI,

  INAF, KAEF, KBLM, KIAS, MLBI, PICO, PRAS, SMSM, STTP, ULTJ, UNIT, VOKS. Hal ini menunjukkan bahwa baik perusahaan yang melakukan auditor switching maupun perusahaan yang tidak melakukan auditor switching tidak mempertimbangkan opini apa yang didapat oleh perusahaan oleh suatu KAP.

2. Hasil Pengujian Hipotesis kedua

  Hipotesis yang dirumuskan : 0 : Kesulitan Keuangan tidak berpengaruh positif terhadap pergantian auditor (auditor switching). 0 : Kesulitan Keuangan berpengaruh positif terhadap pergantian auditor (auditor switching).

  Menentukan tingkat kepercayaan yang di gunakan sebesar 95% atau tingkat signifikan 5% ( = 0,05).

  Menentukan kriteria penerimaan dan penarikan kesimpulam hipotesis didasarkan pada signifikan p-value (probabilitas value) dengan tingkat signifikan (0,05). Jika p diterima dan ditolak.

  • – value (significant) 0,05, maka Jika p ditolak dan diterima.
  • – value (significant) 0,05, maka

  Hasil pengujian tabel 4.12 menunjukkan variabel kesulitan keuangan memiliki nilai koefisien positif, yaitu sebesar 0,212 dengan nilai signifikan sebesar 0,643 (diatas tingkat signifikansi 0,05). Dengan demikian yang menyatakan kesulitan keuangan tidak berpengaruh positif terhadap pergantian auditor (auditor switching) diterima, dan H

  a

  yang menyatakan bahwa kesulitan keuangan berpengaruh positif terhadap pergantian auditor (auditor switching) ditolak. Sehingga hipotesis kedua dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa kesulitan keuangan berpengaruh positif pada pergantian auditor (auditor

  switching ) ditolak. Walaupun variabel ini tidak berpengaruh secara

  signifikan terhadap pergantian auditor (auditor switching), tetapi arah dari nilai koefisiennya telah sesuai dengan hipotesis yang diajukan (positif).

  Hasil penelitian ini mendukung penelitian yag dilakukan oleh Sulistiarini dan Sudarno (2010), Aprillia (2013), Wijayani dan Januarti (2011), dan Abdilah dan Sabeni (2013 yang menyatakan bahwa kesulitan keuangan tidak berpengaruh terhadap pergantian auditor (auditor switching). Penelitian ini gagal membuktikan adanya pengaruh variabel kesulitan keuangan terhadap pergantian auditor (auditor

  switching ) kemungkinan karena sebagian besar perusahaan

  menggunakan jasa dari KAP non big four sehingga perusahaan menganggap apabila berpindah ke KAP Big Four akan membutuhkan biaya yang lebih tinggi disaat perusahaan sedang mengalami kesulitan keuangan dan dapat mengakibatkan kondisi keuangan semakin menurun, selain itu apabila perusahaan sering berganti KAP akan menimbulkan anggapan negatif bagi para pengguna laporan keuangan tersebut terhadap perusahaan-perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan.

  Dari data penelitian dapat dilihat bahwa ada perusahaan yang tidak mengalami kesulitan keuangan sebanyak 41 perusahaan dan perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan sebanyak 47 perusahaan, karena tidak jauh berbeda sehingga kesulitan keuangan tidak mempengaruhi perusahaan untuk melakukan pergantuan auditor (auditor switching). Dari data penelitian perusahaan yang memiliki tingkat deb to equity ratio yang rendah dan melakukan pergantian auditor (auditor switching) yaitu APLI, EKAD, KAEF, SMSM. Akan tetapi ada perusahaan yang memiliki debt to equity ratio yang tinggi namun perusahaan tersebut tidak melakukan pergantian auditor yaitu ARGO dengan tingkat debt to equity ratio sebesar 1304,792% pada tahun 2011, INAF dengan tingkat debt to equity ratio sebesar 135,796% pada tahun 2010, KIAS dengan tingkat debt to equity ratio sebesar 518,364% pada tahun 2010, MLBI dengan tingkat debt to equity ratio sebesar 141,230% pada tahun 2010, STTP dengan tingkat debt to equity ratio sebesar 115,605% pada tahun 2012, TIRT dengan tingkat debt to equity ratio sebesar 545,488% pada tahun 2012, VOKS dengan tingkat debt to equity ratio sebesar 181, 574% pada tahun 2012.

3. Hasil Pengujian Hipotesis ketiga

  Hipotesis yang dirumuskan : 0 : Ukuran KAP tidak berpengaruh negatif terhadap pergantian auditor (auditor switching). 0 : Ukuran KAP berpengaruh negatif terhadap pergantian auditor (auditor switching).

  Menentukan tingkat kepercayaan yang di gunakan sebesar 95% atau tingkat signifikan 5% ( = 0,05).

  Menentukan kriteria penerimaan dan penarikan kesimpulam hipotesis didasarkan pada signifikan p-value (probabilitas value) dengan tingkat signifikan

  (0,05) Jika p diterima dan ditolak.

  • – value (significant) 0,05, maka Jika p ditolak dan diterima.
  • – value (significant) 0,05, maka

  Hasil pengujian tabel 4.12 menunjukkan variabel ukuran KAP memiliki nilai koefisien negatif, yaitu sebesar -0,200 dengan nilai signifikan sebesar 0,674 (diatas tingkat signifikansi 0,05). Dengan demikian yang menyatakan ukuran KAP tidak berpengaruh negatif terhadap pergantian auditor (auditor switching) diterima, sedangkan H a yang menyatakan bahwa ukuran KAP berpengaruh negatif terhadap pergantian auditor (auditor switching) ditolak. Sehingga hipotesis ketiga dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa ukuran KAP berpengaruh negatif pada pergantian auditor (auditor switching)

  

ditolak. Walaupun variabel ini tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pergantian auditor (auditor switching), tetapi arah dari nilai koefisiennya telah sesuai dengan hipotesis yang diajukan (negatif).

  Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Divianto (2011), Wijayani dan Januarti (2011) yang menyatakan bahwa ukuran KAP tidak berpengaruh terhadap pergantian auditor (auditor

  switching ). Penelitian ini gagal membuktikan adanya pengaruh variabel

  ukuran KAP terhadap pergantian auditor (auditor switching) kemungkinan karena kinerja auditor pada KAP baik KAP yang berafiliasi dengan big four, KAP yang berafiliasi dengan KAPA/OAA, maupun KAP yang tidak berafiliasi dengan big four atau KAPA/OAA memiliki tingkat kinerja atau independensi yang sama dan peluang untuk melakukan pergantian auditor juga sama. Selain itu dalam penelitian ini perusahaan yang menggunakan jasa KAP yang berafiliasi dengan KAPA/OAA lebih banyak yaitu sebanyak 66 daripada perusahaan yang menggunakan jasa KAP yang berafiliasi dengan big

  four yaitu sebanyak 7 perusahaan maupun dengan KAP yang tidak berafiliasi dengan big four dan KAPA/OAA sebanyak 15 perusahaan.

  Sehingga ukuran KAP tidak mempengaruhi perusahaan untuk melakukan pergantian auditor (auditor switching) karena perusahaan cenderung mengganti auditor lama dengan auditor baru yang memiliki ukuran yang sama.

  Dari data penelitian dapat dilihat bahwa ada perusahaan yang menggunakan yang menggunakan jasa KAP yang berafiliasi dengan KAPA/OAA dan ketika melakukan pergantian auditor (auditor switching) menggunakan KAP dengan kelas yang sama seperti pada AKKU, BRNA, EKAD, ETWA, HDTX, IKAI, KAEF, KBLM, PICO, STTP, TIRT, VOKS. Sedangkan perusahaan yang menggunakan jasa KAP yang tidak berafiliasi dengan big four dan KAPA/OAA yaitu pada BIMA.

4. Hasil Pengujian Hipotesis keempat

  Hipotesis yang dirumuskan : 0 : Pergantian Manajemen tidak berpengaruh positif terhadap pergantian auditor (auditor switching). 0 : Pergantian Manajemen berpengaruh positif terhadap pergantian auditor (auditor switching).

  Menentukan tingkat kepercayaan yang di gunakan sebesar 95% atau tingkat signifikan 5% ( = 0,05).

  Menentukan kriteria penerimaan dan penarikan kesimpulam hipotesis didasarkan pada signifikan p-value (probabilitas value) dengan tingkat signifikan (0,05). Jika p diterima dan ditolak.

  • – value (significant) 0,05, maka Jika p ditolak dan diterima.
  • – value (significant) 0,05, maka

  Hasil pengujian tabel 4.12 menunjukkan variabel pergantian manajemen memiliki nilai koefisien negatif, yaitu sebesar -1,766 dengan nilai signifikan sebesar 0,015 (dibawah tingkat signifikansi

  0,05). Dikarenakan koefisien bernilai negatif, dengan demikian yang menyatakan pergantian manajemen tidak berpengaruh positif terhadap pergantian auditor (auditor switching) diterima, sedangkan H a yang menyatakan bahwa pergantian manajemen berpengaruh positif terhadap pergantian auditor (auditor switching) ditolak. Sehingga hipotesis keempat dalam penelitian ini yang menyatakan pergantian manajemen berpengaruh negatif pada pergantian auditor (auditor switching) ditolak.

  Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Abdillah dan Sabeni (2013), Juliantari dan Rasmini (2013) dan Saputri dan Achyani (2014) yang menyatakan bahwa pergantian manajemen berpengaruh negatif terhadap pergantian auditor (auditor switching). Hal ini kemungkinan karena disaat terjadi pergantian manajemen tidak selalu diikuti dengan pergantian kebijakan perusahaan, sehingga manajemen baru masih bisa memakai kebijakan dari manajemen lama untuk memakai auditor baru. Dari data penelitian perusahaan yang tidak melakukan pergantian manajemen sebanyak 72 perusahaan dan perusahaan yang melakukan pergantian manajemen sebanyak 16 perusahaan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sebagian besar sampel tidak mendukung adanya pengaruh positif pergantian manajemen terhadap pergantian auditor, meskipun demikian hasil pengujian menemukan bahwa pergantian manajemen berpengaruh negatif terhadap pergantian auditor (auditor switching) secara signifkan.

  Dari data penelitian dapat dilihat bahwa perusahaan yang melakukan pergantian manajemen tetapi tidak diikuti dengan pergantian auditor seperti BRNA, KAEF, STTP, TIRT. Sedangkan perusahaan yang tidak melakukan pergantian manajemen akan tetapi perusahaan tersebut melakukan pergantian auditor seperti APLI, EKAD, ETWA, HDTX, IKAI, KBLM, PICO, PRAS, SMSM, ULTJ, UNIT.

5. Hasil Pengujian Hipotesis kelima

  Hipotesis yang dirumuskan : 0 : Ukuran perusahaan klien tidak berpengaruh negatif terhadap pergantian auditor (auditor switching). 0 : Ukuran perusahaan klien berpengaruh negatif terhadap pergantian auditor (auditor switching).

  Menentukan tingkat kepercayaan yang di gunakan sebesar 95% atau tingkat signifikan 5% ( = 0,05).

  Menentukan kriteria penerimaan dan penarikan kesimpulam hipotesis didasarkan pada signifikan p-value (probabilitas value) dengan tingkat signifikan

  (0,05) Jika p diterima dan ditolak.

  • – value (significant) 0,05, maka Jika p ditolak dan diterima.
  • – value (significant) 0,05, maka

  Hasil pengujian tabel 4.12 menunjukkan variabel ukuran perusahaan memiliki nilai koefisien negatif, yaitu sebesar -0,413 dengan nilai signifikan sebesar 0,105 (diatas tingkat signifikansi 0,05). Dengan demikian yang menyatakan ukuran perusahaan klien tidak berpengaruh negatif terhadap pergantian auditor (auditor switching)

  diterima, dan H a yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan klien

  berpengaruh negatif terhadap pergantian auditor (auditor switching)

  ditolak. Sehingga hipotesis kelima dalam penelitian ini yang

  menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif pada pergantian auditor (auditor switching) ditolak. Walaupun variabel ini tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pergantian auditor (auditor switching), tetapi arah dari nilai koefisiennya telah sesuai dengan hipotesis yang diajukan (negatif).

  Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Wijayani dan Januarti (2011) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan klien tidak berpengaruh terhadap pergantian auditor (auditor switching). penelitian ini gagal membuktikan adanya pengaruh ukuran perusahaan klien terhadap pergantian auditor (auditor

  ) karena sebagian besar perusahaan sampel merupakan

  switching

  perusahaan besar, selain itu penelitian ini bertolak belakang dengan logika teori yang menyatakan bahwa perusahaan besar yang mempunyai kemampuan membayar biaya audit yang besar akan menggunakan KAP yang berbeda dari tahun sebelumnya untuk meningkatkan reputasi perusahaan. Namun pada kenyataannya perusahaan yang melakukan pergantian KAP masih menggunakan KAP yang sekelas dengan sebelumnya. Sehingga ukuran perusahaan klien tidak berpengaruh terhadap pergantian auditor (auditor switching).

  Dari data penelitian dapat diketahui bahwa perusahaan yang memiliki aktiva lebih besar tahun sebelumnya akan tetapi tidak melakukan pergantian auditor (auditor switching) seperti: ARGO dengan nilai Ln total assets tahun 2010 sebesar 27,987 menjadi 28,005 pada tahun 2011, HDTX dengan nilai Ln total assets tahun 2012 sebesar 27,940 menjadi 28,498 pada tahun 2013, KBLM dengan nilai

  Ln total assets tahun 2010 sebesar 26,723 menjadi 27,189 pada tahun

  2011, KIAS dengan nilai Ln total assets tahun 2010 sebesar 27,867 menjadi 28,349 pada tahun 2011, PRAS dengan nilai Ln total assets tahun 2011 sebesar 26,901 menjadi 27,082 pada tahun 2012, STTP dengan nilai Ln total assets tahun 2012 sebesar 27,854 menjadi 28,016 pada tahun 2013.