Pengembangan konsep vektor secara bertahap pada siswa sekolah menengah atas kelas X semester 1 melalui pertanyaan-pertanyaan dalam lembar kegiatan siswa - USD Repository

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

PENGEMBANGAN KONSEP VEKTOR SECARA BERTAHAP

PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS KELAS X SEMESTER I

MELALUI PERTANYAAN-PERTANYAAN

DALAM LEMBAR KEGIATAN SISWA

  

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

  

Oleh

Sri Pawanti

NIM: 001424003

  

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2007

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN

  ! Kupersembahkan untuk : Kupersembahkan untuk : Kupersembahkan untuk :

  Kupersembahkan untuk : ! " # $ # " # # % # % & # % &

  ' ' ( ' ' $ # # % ) #* + '

  ( ,- # # # # * # # # # # # . # )# / # # ! # # . + '

  ' ( ' ! , # . # # # # # #

  1 ( 2- 3444# # 5 # * # - # 6 # 7 '

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 5 Januari 2007 Penulis Sri Pawanti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

ABSTRAK

Sri Pawanti. “Pengembangan Konsep Vektor Secara Bertahap Pada Siswa

Sekolah Menengah Atas Kelas X Semester I Melalui Pertanyaan-pertanyaan

Dalam Lembar Kegiatan Siswa”. Skripsi Program Studi Pendidikan Fisika

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta (2007).

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah melalui pertanyaan-

pertanyaan dalam lembar kegiatan siswa pengetahuan siswa tentang vektor dapat

berkembang..

  Penelitian ini dilaksanakan di SMA Sang Timur Yogyakarta pada tanggal

27 September 2006 – 12 Oktober 2006. Data-data yang dikumpulkan menggunakan pretes dan postes.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertanyaan-pertanyaan yang

dirancang dengan baik dalam LKS dapat membantu siswa mengembangkan

konsep vektor.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

ABSTRACT

Pawanti, Sri. “Develoving the Vector Concept of Senior High School Students

Step-by-Step Through Questions in Students’ Worksheet”. Physics Education

Study Program. Department of Mathematics and Science Education. Faculty of

Teachers Training and Education. Sanata Dharma University, Yogyakarta (2007).

  This research aims to know whetner through questions in students’ worksheet the students’ knowledge can be develoved. This research was done in SMA Sang Timur Yogyakarta on September th th 27 2006 – October 12 2006. The data were achieved by pretest and posttest.

  The result of the research shows that well-designed questions can help the students to develop the vector concept.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas semua berkah dan

karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini yang

berjudul “Pengembangan Konsep Vektor Secara Bertahap pada Siswa Sekolah

Menengah Atas Kelas X Semester I Melalui Pertanyaan-Pertanyaan Dalam

Lembar Kerja Siswa”.

  Penelitian ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

sarjana Pendidikan Fisika Universitas Sanata Dharma. Penelitian ini dapat

diselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak yang telah memberi gagasan dan

dukungannya baik secara moral maupun material. Oleh karena itu dengan rasa

syukur, penulis ucapkan terima kasih kepada :

  

1. Bapak Drs.Fr.Y.Kartika Budi, M.Pd. Selaku Dosen Pembimbing yang telah

meluangkan waktu dan penuh kesabaran membimbing serta membantu menyelesaikan skripsi ini.

  

2. Sr. Yosefina, M.PIJ, selaku Kepala Sekolah SMA Sang Timur yang telah

memberi izin untuk melaksanakan penelitian.

  

3. Ibu Veronika Nuryani, S.Pd, selaku guru bidang studi Fisika di SMA Sang

Timur yang telah membantu serta memberikan ide-idenya dalam penelitian ini.

  

4. Adriana Gandasari, S.Pd, Valentina Jatiningsih, S.Pd dan Katarina

Randungan, S.Pd yang telah membantu pengamatan dalam penelitian ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

5. Martin dan Christina Susanti yang telah meminjamkan komputer dan printer

untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini.

  

6. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak

dapat penulis sebutkan satu persatu.

  Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan dan masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat

mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan lebih

lanjut. Penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat dan berguna bagi

perkembangan pendidikan.

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

  Halaman

JUDUL ............................................................................................................. i

PERSETUJUAN PEMBIMBING.................................................................... ii

PENGESAHAN ............................................................................................... iii

PERSEMBAHAN ............................................................................................ iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... v

ABSTRAK ....................................................................................................... vi

ABSTRACT..................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii

DAFTAR ISI.................................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................

  1 A. Latar Belakang Masalah...........................................................

  1 B. Perumusan Masalah .................................................................

  3 C. Tujuan Penelitian .....................................................................

  3 D. Manfaat Penelitian ...................................................................

  3 BAB II DASAR TEORI .............................................................................

  4 A. Pengajaran Berdasarkan Inkuiri ...............................................

  4 B. Pembelajaran Yang Konstruktivistik........................................

  8 C. Konsep .....................................................................................

  9 D. Pertanyaan-pertanyaan ............................................................. 12 1. Jenis-jenis Pertanyaan Menurut Taksonomi Bloom ............

  13

  2. Jenis-jenis Pertanyaan Menurut Maksudnya.........................

  30 BAB IV HASIL PENELITIAN ..................................................................

  B. Saran ........................................................................................ 64 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................

  64 A. Kesimpulan ............................................................................. 64

  55 BAB V PENUTUP......................................................................................

  53 D. Pembahasan...............................................................................

  39 C. Analisis Data .............................................................................

  38 B. Diskripsi Data............................................................................

  38 A. Pelaksanaan ...............................................................................

  1. Jenis-jenis Instrumen.......................................................... 29 2. Penyusunan Instrumen .......................................................

  17 3. Teknik Bertanya ....................................................................

  29

  29 E. Instrumen .................................................................................

  28 D. Pelaksanaan Penelitian .............................................................

  B. Populasi dan Sampel Penelitian ............................................... 28 C. Metode Penelitian.....................................................................

  A. Waktu dan Tempat Penelitian .................................................. 28

  23 BAB III METODOLOGI............................................................................. 28

  20 F. Uraian Materi Tentang Vektor...................................................

  19 E. Lembar Kegiatan Siswa (LKS)..................................................

  65 LAMPIRAN 1................................................................................................... 67 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut filsafat konstruktivisme, pengetahuan merupakan bentukan

  (kontruksi) orang yang sedang belajar. Dalam konteks sekolah, pengetahuan, yang diperolah siswa selama proses pembelajaran merupakan hasil bentukan siswa sendiri. Dengan cara ini siswa dapat menjalani proses mengkontruksi pengetahuan baik berupa konsep, ide maupun pengertian tentang sesuatu yang sedang dipelajarinya. Proses pengkonstruksian pengetahuan akan berjalan sesuai tingkat perkembangan siswa. Agar proses pembentukan pengetahuan dapat berkembang, maka kehadiran pengalaman baru menjadi penting. (Paul Suparno, dkk, 2002: 44).

  Belajar merupakan proses aktif dari diri siswa, maka siswa sendirilah yang akan mengkonstruksi pengetahuannya. Proses pengkonstruksian pengetahuan siswa akan berjalan terus menerus sehingga dapat memberikan hasil yang positif yaitu terjadinya suatu perkembangan pada diri siswa, baik perkembangan pada aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Sedangkan mengajar bukan hanya suatu kegiatan memindahkan pengetahuan dari guru kepada siswa melainkan suatu kegiatan yang memungkinkan siswa membangun pengetahuannya. Salah satu usaha guru membantu siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  mengkonstruksi pengetahuannya dengan cara memilih suatu strategi mengajar yang tepat, salah satu strategi mengajar yang dapat digunakan didalam proses belajar mengajar adalah strategi bertanya.

  Didalam proses belajar mengajar pertanyaan memegang peranan penting. Seorang guru bertanya kepada siswa, tidak selalu untuk mendapatkan pengetahuan baru bagi guru, melainkan untuk mengetahui atau mengecek apa saja yang telah diketahui oleh siswa dan yang dapat dilakukan oleh siswa. Selain itu bertanya juga dapat merangsang ingatan siswa; memperdalam, merevisi dan memperkuat apa yang telah dipelajari; mengarahkan perhatian siswa pada tugas yang sedang dikerjakan; mengembangkan imajinasi dan menggalakkan pemikiran dan pemahaman.

  Untuk membantu siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran guru

mempergunakan lembar kegiatan siswa (LKS) yang memudahkan siswa

mengikuti setiap kegiatan belajar melalui pertanyaan-pertanyaan bertahap.

Lembar Kegiatan Siswa merupakan lembar kerja bagi siswa yang digunakan

agar proses pembelajaran berlangsung lebih lancar sehingga dengan mudah

siswa terlibat secara aktif selama proses belajar mengajar.

  Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk mengetahui dan meneliti apakah pertanyaan-pertanyaan dalam Lembar Kegiatan Siswa dapat membantu siswa dalam mengembangkan konsep vektor. Proses belajar mengajar dibatasi pada materi vektor saja. Oleh karena itu judul penelitian ini adalah “Pengembangan Konsep Vektor Secara Bertahap Pada Siswa Sekolah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Menengah Atas Melalui Pertanyaan-pertanyaan Dalam Lembar Kegiatan Siswa”.

  B. Perumusan Masalah Masalah dalam penulisan ini adalah : Apakah konsep vektor dapat dikembangkan secara bertahap melalui pertanyaan-pertanyaan dalam lembar kegiatan siswa.

  C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah : Untuk mengetahui apakah melalui pertanyaan-pertanyaan dalam lembar kegiatan siswa pengetahuan siswa secara bertahap dapat berkembang.

  D. Manfaaat Penelitian

1. Cara pembelajaran yang sudah dilakukan dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif dalam proses pembelajaran.

  2. Dengan menerapkan pembelajaran seperti yang dilakukan dalam penelitian ini diharapkan proses pembelajaran menjadi lebih baik dan pemahaman konsep meningkat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II DASAR TEORI A. Pengajaran Berdasarkan Inkuiri Pengajaran inkuiri dibentuk atas dasar diskoveri, sebab seorang siswa harus menggunakan kemampuannya berdiskoveri dan kemampuan lainnya. Dalam inkuiri, seseorang bertindak sebagai seorang ilmuan, melakukan

  

eksperimen, dan mampu melakukan proses mental berinkuiri sebagai berikut

mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang gejala alam, merumuskan masalah-

masalah, merumuskan hipotesis-hipotesis, merancang pendekatan investigatif

yang meliputi eksperimen, mensintesiskan pengetahuan, memiliki sikap ilmiah

antara lain objektif, ingin tahu, keterbukaan, menginginkan model-model

teoritis serta bertanggung jawab (Oemar Hamalik, 2001: 219-220).

  

Anak SD sedang memperhatikan bahwa cacing itu peka terhadap cahaya

matahari. Siswa ditingkat lanjut diminta untuk memilih dan memeriksa suatu

organisme serta melaporkan penelitian yang ia lakukan. Jika ia membuat

sendiri masalahnya, melakukan percobaan dan mengumpulkan data, dst. Ia

sedang melakukan tindakan inquiry (Sund dan Trowbridge, 1973: 63).

  Model inkuiri paling banyak mendapat dukungan dan digunakan oleh

peserta didik, namun tidak berarti bahwa metode lainnya diabaikan atau tidak

digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan inkuiri. Penggunaan strategi inkuiri

dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut (1) mengidentifikasi dan

merumuskan situasi yang menjadi fokus inkuiri secara jelas, (2) mengajukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

suatu pertanyaan tentang fakta, (3) memformulasikan hipotesis atau beberapa

hipotesis untuk menjawab pertanyaan pada langkah 2, (4) mengumpulkan

informasi yang relevan dengan hipotesis dan menguji setiap hipotesis dengan

data yang terkumpul, (5) merumuskan jawaban atas pertanyaan sesungguhnya

dan menyatakan jawaban sebagai proposisi tentang fakta. Jawaban itu mungkin

merupakan sintesis antara hipotesis yang diajukan dan hasil-hasil dari hipotesis

yang diuji dengan informasi yang terkumpul (Oemar Hamalik 2001: 221).

  Adapun metode inkuiri ini memiliki keunggulan yaitu (1) dapat

membentuk dan mengembangkan “ self-consept” pada diri sendiri, sehingga

siswa dapat mengerti tentang konsep dasar dan ide-ide baik; (2) membantu

dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses belajar yang baru;

(3) mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri,

bersikap objektif, jujur dan terbuka; (4) mendorong siswa untuk berpikir

intuitif dan merumuskan hipotesisnya sendiri; (5) memberi kepuasan yang

bersifat intrinsik; (6) situasi proses belajar menjadi lebih merangsang, (7) dapat

mengembangkan bakat atau kecakapan individual; (8) memberi kebebasan

siswa untuk belajar sendiri; (9) siswa dapat menghindar dari cara-cara belajar

yang tradisional; (10) dapat memberikan waktu pada siswa secukupnya

sehingga mereka dapat mengasimilasi dan mengakomodasi informasi

(Roestiyah NK, 2001: 76-77).

  Pengembangan kemampuan “discovery-inquiry” pada diri siswa melalui

pengajaran science dapat dilukiskan dengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut

antara lain: guided discovery-inquiry laboratory lesson, modified inquiry, free

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

inquiry, inquiry role approach, invitation into inquiry, pictorial riddle, synectic

lesson (Moh. Amien, 1979: 15) Dalam skripsi ini pengembangan kemampuan “discovery-inquiry” pada diri siswa melalui pengajaran science termasuk jenis Guided discovery-inquiry lab. lesson. Istilah “Guided discovery-inquiry” digunakan apabila di dalam kegiatan “discovery-inquiry “ guru menyediakan bimbingan/petunjuk yang cukup luas kepada siswa dan perencanaannya dibuat oleh guru. Petunjuk yang cukup luas tentang bagaimana menyusun dan mencatat diberikan oleh guru.

  Pada umumnya suatu “guided discovery-inquiry lab. lesson” terdiri dari pernyataan problema, problema untuk masing-masing kegiatan dapat dinyatakan dengan pertanyaan atau “pernyataan” biasa; prinsip atau konsep yang diajarkan, konsep-konsep dan/atau prinsip-prinsip yang harus ditemukan oleh siswa melalui kegiatan harus ditulis dengan jelas dan tepat; alat/bahan harus disediakan sesuai dengan kebutuhan setiap siswa untuk melakukan kegiatan; diskusi pengarahan berupa pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada siswa untuk didiskusikan sebelum para siswa melakukan kegiatan “discovery-inquiry; kegiatan discovery-inquiry oleh siswa berupa kegiatan

percobaan/penyelidikan yang dilakukan oleh siswa untuk menemukan konsep-

konsep dan/atau prinsip-prinsip yang telah ditetapkan oleh guru; proses berpikir kritis siswa; pertanyaan yang bersifat “open-ended” harus berupa pertanyaan yang mengarah ke pengembangan kegiatan penyelidikan yang dapat dilakukan oleh siswa; catatan guru berupa catatan-catatan lain yang meliputi: penjelasan tentang hal-hal atau bagian-bagian yang sulit dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

kegiatan/pelajaran, isi/materi pelajaran yang relevan dengan kegiatan, faktor-

faktor variabel yang dapat mempengaruhi hasil-hasilnya.

  Sebagai pembanding dari guided discovery-inquiry lab. lesson juga akan dibahas free inquiry. Setelah siswa mempelajari dan mengerti tentang bagaimana memecahkan suatu problema dan memperoleh pengetahuan tentang mata pelajaran tertentu, serta telah melakukan “modified discovery inquiry”, maka sekarang siswa telah siap untuk melakukan kegiatan “free inquiry”. Dalam hal ini guru dapat memotivasi siswa untuk melibatkan diri dalam kegiatan “free inquiry” dengan menggunakan metode “free inquiry”. Berikut ini adalah beberapa bentuk pertanyaan yang disarankan sebagai suatu landasan untuk menciptakan bentuk-bentuk kegiatan “free-inquiry”

  1. Problema-problema apakah yang terdapat didalam masyarakat kita yang ingin saudara selidiki?

  2. Saudara telah mempelajari misalnya tentang “solar energy”, polusi lingkungan manusia, dsb. Dari pengalaman belajar ini, problema- problema apakah yang ingin saudara selidiki? (secara perorangan atau kelompok).

  3. Saudara telah menyelesaikan eksperimen ini. Eksperimen-eksperimen lain apakah yang dapat saudara sarankan diantara eksperimen- eksperimen yang telah saudara tetapkan, yang manakah yang ingin saudara lakukan!

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

B. Pembelajaran yang Kontruktivistik

  Pembelajaran yang konstruktivistik adalah pembelajaran yang dilandasi filsafat konstruktivisme yaitu salah satu filsafat ilmu pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan seseorang merupakan hasil konstruksinya (bentukan) sendiri. Ini berarti belajar harus merupakan proses berkesinambungan dan berkelanjutan dalam mengkonstruksi pengetahuan. Dalam pembelajaran yang konstruktivistik, yang terpenting bukan banyaknya pengetahuan yang mereka peroleh, tetapi seberapa tinggi kualitas dan seberapa besar kuantitas keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran (Kartika Budi,2000: 46).

  Dalam pembelajaran yang konstruktivistik diperlukan guru yang konstruktivistis yaitu guru yang (1) selalu mendorong kemandirian siswa, (2) menjadikan siswa sebagai penemu masalah bahkan harus ditingkatkan menjadi pemecah masalah, (3) menggunakan gejala alam untuk diabstraksi menjadi konsep, hukum dan/atau teori, (4) lebih banyak menggunakan pertanyaan terbuka, (5) sabar untuk tidak segera menyalahkan dan memberitahukan yang benar, (6) menjadikan kondisi awal siswa sebagai masukan, (7) membiasakan siswa untuk berdialog dalam kelompok, dan (8) menciptakan kondisi yang dapat membangkitkan rasa ingin tahu siswa (Kartika Budi,2000: 47).

  Langkah-langkah dalam pengelolaan pembelajaran yang konstruktvistik yakni (1) persiapan, (2) pelaksanaan dan (3) evaluasi. Tahap persiapan meliputi mempersiapkan bahan yang mau diajarkan; mempersiapkan alat-alat peraga atau praktikum yang akan digunakan; mempersiapkan pertanyaan dan arahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  untuk merangsang siswa aktif belajar; mempelajari keadaan siswa, mengerti kelemahan dan kelebihan siswa serta; mempelajari pengetahuan awal siswa.

  Tahap pelaksanaan meliputi mengajak siswa aktif belajar; siswa dibiarkan bertanya; menggunakan metode ilmiah dalam proses penemuan sehingga siswa merasa menemukan sendiri pengetahuan mereka; mengikuti pikiran dan gagasan siswa; menggunakan variasi metode pembelajaran seperti studi kelompok, studi di luar kelas, di luar sekolah; kunjungan ke tempat pengembangan bidang studi di luar sekolah seperti museum, tempat laboratorium, tempat bersejarah; mengadakan praktikum terpimpin maupun bebas; tidak mencerca siswa yang berpendapat salah atau lain; menerima jawaban alternatif dari siswa; kesalahan konsep siswa ditunjukkan dengan arif; menyediakan data anomali untuk menantang siswa berpikir; siswa diberi waktu berpikir dan merumuskan gagasan mereka; siswa diberi kesempatan mengungkapkan pikirannya; siswa diberi kesempatan untuk mencari pendekatan dengan caranya sendiri dalam belajar dan menemukan sesuatu; evaluasi yang kontinu dengan segala prosesnya. Tahap evaluasi meliputi guru memberi pekerjaan rumah, mengumpulkannya, dan mengoreksinya; memberikan tugas lain untuk pendalaman dan tes yang membuat siswa berpikir bukan hafalan (Suparno, 1997: 45-46)

C. Konsep

  Konsep adalah gambaran mental tentang sesuatu (Kartika Budi, 1987:234). Gambaran mental itu diperoleh melalui generalisasi dari contoh-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

contoh, data-data, dan peristiwa-peristiwa khusus. Sedangkan dalam fisika,

konsep dapat berupa objek (benda), gejala-gejala atau peristiwa-peristiwa,

kondisi (situasi), dan ciri-ciri yang menjadi objek dalam proses belajar

mengajar fisika, dan penerapannya untuk berbagai kepentingan (Euwe van den

Berg, 1991:8 dalam Kartika Budi, 1992: 39).

  Dalam penelitian Vygotsky (Suparno, 1997: 52) konsep dibedakan dua

macam yaitu konsep spontan dan konsep ilmiah. Konsep spontan diperoleh

dari kehidupan sehari-hari dan konsep ilmiah diperoleh dari pelajaran di

sekolah. Kedua konsep itu saling berhubungan terus-menerus. Yang dipelajari

anak di sekolah dapat mempengaruhi perkembangan konsep yang diperoleh

dalam kehidupan sehari-hari dan sebaliknya. Konsep spontan didasarkan pada

kejadian khusus dan tidak merupakan bagian yang bertalian secara logis dari

suatu sistem pemikiran, sedangkan konsep ilmiah disajikan sebagai suatu

bagian dari suatu sistem.

  Berdasarkan tingkatannya konsep diklasifikasikan menjadi empat bagian

yaitu: konsep konkrit, konsep generalisasi (generalized concept), konsep

abstrak, dan konsep sintesis-analisis (Kartika Budi, 1987: 236). Konsep konkrit

adalah konsep yang dibentuk dari pengalaman langsung indera. Konsep konkrit

tersebut merupakan konsep dasar dan merupakan dasar dari pembentukan

konsep-konsep lain yang lebih tinggi. Konsep generalisasi merupakan konsep

yang disimpulkan dari pengalaman-pengalaman konkrit mengenai konsep-

konsep konkrit. Konsep generalisasi memperluas makna atau arti konsep

konkrit. Konsep abstrak yaitu konsep yang terbentuk melalui pengalaman-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

pengalaman konsep generalisasi. Konsep-konsep abstrak tersebut pada

umumnya tersusun atas beberapa konsep, atau agar konsep terwujud harus

terpenuhi kondisi-kondisi tertentu yang lain. Konsep yang demikian disebut

konsep sintesis. Sebaliknya konsep yang merupakan bagian atau komponen

konsep sintesis disebut konsep analisis.

  Memiliki kemampuan untuk memahami hal yang dipelajari adalah salah

satu hal penting dalam proses pembelajaran di sekolah. Menurut Kartika Budi

(1987: 233) pemahaman merupakan salah satu aspek kognitif dalam

pelaksanaan pembelajaran di sekolah. Aspek ini merupakan aspek yang sangat

penting pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran karena menjadi aspek yang

paling menonjol atau aspek yang paling ditonjolkan. Bila diadakan kegiatan

pembelajaran, maka pertama-tama yang akan dicapai adalah memahami atau

mengerti apa yang kita pelajari.

  Pemahaman dan pengembangan konsep merupakan bagian yang sangat

penting dalam mencapai tujuan belajar fisika. Dalam pembelajaran diperlukan

usaha agar siswa memahami konsep, sehingga dapat diketahui tingkat

keberhasilannya. Menurut Kartika Budi (1992: 114) dalam artikelnya yang

berjudul “Pemahaman Konsep Gaya dan Beberapa Salah Konsepsi Yang

Terjadi”, beberapa indikator yang menunjukkan pemahaman seseorang akan

suatu konsep antara lain: (1) dapat menyatakan pengertian konsep dalam

bentuk definisi menggunakan kalimat sendiri, (2) dapat menjelaskan makna

dari konsep yang bersangkutan kepada orang lain, (3) dapat menganalisis

hubungan antar konsep dalam suatu hukum, (4) menerapkan konsep untuk (a)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  menganalisis dan menjelaskan gejala-gejala alam khusus (b) untuk memecahkan masalah fisika baik secara teoritis maupun secara praktis (c) memprediksi kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi pada suatu sistem bila kondisi tertentu dipenuhi, (5) dapat mempelajari konsep lain yang berkaitan dengan lebih cepat, (6) dapat membedakan konsepsi yang benar dengan konsepsi yang salah dan dapat membuat peta konsep dari konsep- konsep yang ada dalam suatu pokok bahasan.

D. Pertanyaan-Pertanyaan

  Pertanyaan dapat menjadi sebuah strategi pengajaran yang tepat ketika dikembangkan dengan penuh pemikiran dan jauh kurang efektif jika kurang dikembangkan. Jenis pertanyaan yang baik yaitu dapat menangkap perhatian siswa, menimbulkan keingintahuan, terpusat pada point yang penting, atau bahkan mengisi pemikiran siswa setelah kelas berakhir.

  Dalam pembelajaran fisika, bertanya memegang peranan yang sangat penting. Seperti telah diketahui bahwa fisika merupakan ilmu pengetahuan yang mengkaji gejala alam, maka dengan adanya pertanyaan-pertanyaan, diharapkan dapat menimbulkan ide-ide baru dan saran-saran serta merangsang gagasan atau pikiran siswa dan tindakan saat memberikan serangkaian keterangan dari pemecahan masalah secara logika (Penick, 1996:27). Untuk itu, agar pertanyaan-pertanyaan maupun jawaban baik dari guru maupun dari siswa menjadi lebih terarah, maka perlu diketahui berbagai macam jenis pertanyaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1. Jenis-jenis Pertanyaan Menurut Taksonomi Bloom

  Menurut taksonomi Bloom ada enam tingkatan pertanyaan untuk menuntun kemampuan merespon secara spesifik (Hasibuan, 1988: 43).

  Keenam tingkatan pertanyaan tersebut adalah:

  a. Pertanyaan Pengetahuan Pertanyaan pengetahuan adalah pertanyaan yang menuntut siswa untuk mengkombinasikan informasi yang telah diberikan oleh guru.

  Sedangkan menurut Hasibuan dan Moedjiono (1986: 16) pertanyaan pengetahuan adalah “Pertanyaan yang hanya mengharapkan jawaban yang sifatnya hafalan atau ingatan siswa terhadap apa yang telah dipelajarinya”. Apa yang diingat atau dihafalkan oleh siswa tidak hanya terbatas pada hukum, teori atau rumus saja, melainkan juga meniru atau memperagakan apa yang telah dilakukan guru.

  Kata-kata yang sering digunakan dalam menyusun pertanyaan pengetahuan ini biasanya : definisikan, kapan, di mana, apa, siapa, ke mana, berapa. Contoh : o

  Sebutkan perbedaan dan persamaan besaran vektor dan besaran skalar! b. Pertanyaan Pemahaman

  Pertanyaan ini menuntut siswa untuk menjawab pertanyaan dengan jalan mengorganisasikan informasi-informasi yang pernah diterimanya dengan kata-kata sendiri atau menginterpretasikan atau membaca

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  informasi yang dilukiskan dengan grafik atau kurva dengan jalan membandingkan atau membeda-bedakan.

  Kata-kata yang sering dipakai dalam pertanyaan pemahaman adalah uraikan, perjelas, bandingkan dan terangkan.

  Contoh : Nyatakan dengan kata-katamu sendiri pengertian (definisi) besaran vektor! c. Pertanyaan Aplikasi

  Menurut Nana Sudjana (1989: 51) yang dimaksud dengan aplikasi adalah “Kemampuan atau kesanggupan menerapkan dan mengabsraksikan suatu konsep, ide, rumus, hukum dalam situasi yang baru”. Jadi dalam pertanyaan aplikasi ini, siswa tidak hanya dituntut untuk mengingat kembali, kemudian mengungkapkan kembali dengan kata-katanya sendiri, tetapi siswa juga perlu mengaplikasikan suatu informasi, aturan-aturan, kriteria yang pernah diterimanya.

  Kata-kata yang sering digunakan dalam pertanyaan aplikasi adalah aplikasikan, klasifikasikan, pilihlah, gunakanlah, tulis contohnya, cari pemecahannya, berapa banyaknya. Contoh : Berdasarkan batasan yang telah diutarakan tadi, maka persamaan mana yang memenuhi syarat? d. Pertanyaan Analisis

  Menurut Nana Sudjana (1989: 20) yang dimaksudkan dengan analisis adalah “Kesanggupan memecahkan atau menguraikan suatu integritas menjadi suatu unsur atau bagian-bagian yang mempunyai arti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  atau hirarki/tingkatan”. Pertanyaan analisis, menuntut siswa untuk menemukan jawaban dengan cara mengindentifikasi motif masalah yang ditampilkan, mencari bukti-bukti atau kejadian-kejadian yang menunjang suatu kesimpulan atau generalisasi, menarik kesimpulan berdasarkan informasi yang ada atau membuat generalisasi berdasarkan informasi yang ada.

  Kata-kata yang sering digunakan dalam pertanyaan analisis adalah mengapa, tentukan buktinya, analisislah, berdasarkan, gambarkanlah, kesimpulan apa yang dapat anda buat. Contoh : o

  Identifikasi motif masalah yang ditampilkan Mengapa penjumlahan vektor dan penjumlahan skalar tidak sama? o

  Menganalisa kesimpulan atau generalisasi Kenakalan remaja di kota-kota besar dikatakan meningkat.

  Dapatkah saudara menunjukkan bukti-buktinya o

  Menarik kesimpulan berdasarkan informasi yang ada Setelah kita mempelajari tentang konsep vektor dan konsep skalar, maka kesimpualan apa yang dapat kita buat tentang besaran vektor dan besaran skalar?

e. Pertanyaan sintesis

  Pertanyaan ini menuntut jawaban yang benar dan tidak tunggal melainkan lebih dari satu atau bervariasi dan menghendaki siswa untuk mengembangkan potensi serta daya kreasinya. Pertanyaan sintesis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  menuntut siswa untuk membuat ramalan atau prediksi, memecahkan masalah berdasarkan imajinasinya, mencari komunikasi.

  Kata-kata yang sering digunakan dalam sintesis adalah apa yang terjadi apabila, bayangkan seolah-olah...dan reaksi apakah yang anda tampilkan, susunlah, perkirakan, tuliskan dan kembangkan. Contoh : o

  Membuat ramalan atau prediksi Apa yang terjadi bila tanaman disiram asam cuka? o

  Memecahkan masalah berdasarkan imajinasinya Bayangkan bila anda berada dilantai 3 sebuah gedung, tiba-tiba anda melempar batu ke bawah. Apa yang akan terjadi dengan batu

tersebut? Gaya apa yang bekerja pada batu tersebut?

o

  Mencari komunikasi Susunlah suatu karangan pendek yang menggambarkan nilai serta perasaan anda!

f. Pertanyaan Evaluasi

  Pertanyaan ini menghendaki siswa untuk menjawabnya dengan cara memberikan penilaian atau pendapatnya terhadap suatu isu yang ditampilkan. Sedangkan yang dimaksud dengan evaluasi menurut Nana Sudjana (1989: 52) adalah “Kesanggupan memberikan keputusan tentang nilai berdasarkan judgement atau pendapat yang dimiliki dan kriteria yang dipakai”. Pertanyaan evaluasi tidak mempunyai keputusan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  yang benar sehingga siswa dituntut untuk membuat keputusan baik tidaknya suatu ide.

  Kata-kata yang sering digunakan adalah pertimbangkan, tentukan, apakah ini lebih baik, berikan pendapatmu, apa anda setuju.

  Contoh : Menurut pendapat anda, mana yang lebih baik atau tepat dan murah dalam pemerataan kesempatan belajar, SD Inpres atau sekolah terbuka?

2. Jenis-jenis Pertanyaan Menurut Maksudnya

  a. Pertanyaan Permintaan Menurut Hasibuan dan Moedjiono (1986: 15) yang dimaksud dengan pertanyaan permintaan yaitu pertanyaan yang mengharapkan agar orang lain mematuhi perintah yang diucapkan dalam bentuk pertanyaan. Contoh : Dapatkah anda tenang agar suara saya dapat didengar oleh seluruh kelas? b. Pertanyaan Retorik

  Menurut Hasibuan dan Moedjiono (1986: 15) yang dimaksud dengan pertanyaan retorik yaitu pertanyaan yang tidak menghendaki jawaban, melainkan akan dijawab sendiri oleh guru karena merupakan teknik penyampaian informasi kepada siswa.

  Contoh : Guru: “Apakah yang dimaksud dengan mengajar? Mengajar adalah ....”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  c. Pertanyaan Mengarahkan atau Menuntun Menurut Hasibuan dan Moedjiono (1986: 15) yang dimaksud dengan pertanyaan mengarahkan atau menuntun yaitu pertanyaan yang diajukan untuk untuk memberi arah kepada siswa dalam proses berpikir. Contoh: Guru : “Minggu yang lalu kita telah membicarakan tentang besaran skalar dan besaran vektor. Coba, Andi, apa perbedaan besaran skalar dan besaran vektor?” Andi : diam (sedang berpikir) Guru : “Silakan Lembar kegiatan siswanya dibaca lagi dari halaman ... sampai ... Nah ...bagaimana...., Halim?”

  d. Pertanyaan Menggali Menurut Hasibuan dan Moedjiono (1986: 15) yang dimaksud dengan pertanyaan menggali yaitu pertanyaan lanjutan yang akan mendorong siswa untuk lebih mendalami jawaban terhadap pertanyaan sebelumnya.

  Contoh : Guru : “Setelah kemarin kita bersama-sama meninjau bendungan Karangkates, bagaimana pendapatmu tentang bendungan tersebut Amin?” Amin : “Sangat Menarik, Pak.” Guru : “Faktor apa yang menarik?”

  Dan seterusnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Jenis-jenis pertanyaan yang digunakan dalam LKS adalah pertanyaan pengetahuan, pertanyaan pemahaman, pertanyaan penerapan, dan pertanyaan analisis

3. Teknik Bertanya

  Teknik bertanya diperlukan untuk menggiring siswa pada pokok persoalan khususnya jika jawaban siswa kurang tepat. Dengan demikian, guru dapat menuntun siswa menuju jawaban yang sesuai. Dalam menuntun siswa, guru dapat mengungkapkan pertanyaan yang lebih sederhana, dengan menggunakan contoh/ilustrasi atau mengulangi penjelasan terdahulu dengan singkat. Teknik menggali digunakan untuk mengetahui lebih lanjut pemahaman siswa. Perlu diingat bahwa guru hendaknya menghindari untuk mengulangi pertanyaan sendiri, mengulangi jawaban siswa, menjawab pertanyaan sendiri dan memancing jawaban serentak siswa.

  Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam mengajukan pertanyaan antara lain: a. Kejelasan dan kaitan pertanyaan Pertanyaan hendaknya diajukan dengan jelas, serta nampak kaitannya antara jalan pikiran yang satu dengan yang lain.

  b. Kecepatan dan selang waktu Usahakan menyampaikan pertanyaan dengan jelas serta tidak tergesa-gesa. Begitu pertanyaan selesai diucapkan, berhentilah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  sejenak untuk memberi kesempatan kepada siswa untuk berpikir; sementara itu, sambil memonitor kelas, apakah sudah ada yang siap menjawab.

  c. Arah dan distribusi penunjukan Pertanyaan hendaknya diajukan ke seluruh kelas. Sesudah diberi kesempatan berpikir, barulah menunjuk seseorang untuk menjawabnya. Diusahakan agar pertanyaan didistribusikan secara merata ke seluruh kelas.

  d. Teknik reinforcement Dimaksudkan untuk menimbulkan sikap yang positif pada siswa serta meningkatkan prestasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar sehingga memungkinkan tercapainya tujuan belajar yang lebih baik.

  e. Teknik menuntun dan menggali

(lihat jenis pertanyaan menuntun dan menggali)

E. Lembar Kegiatan Siswa (LKS)

  Lembar Kegiatan Siswa merupakan lembar kerja bagi siswa yang digunakan agar proses pembelajaran berlangsung lebih lancar sehingga dengan mudah siswa terlibat secara aktif selama proses belajar mengajar.

  Menurut Aris Munandar (1990: 25) Lembar Kegiatan Siswa dibuat dengan maksud untuk membimbing siswa secara terstruktur, yang kegiatannya memberikan daya tarik terhadap siswa. Sistem Instruksional atau lembar kerja

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

siswa merupakan suatu cara yang berguna sebagai jembatan untuk memahami

dari berbagai konsep ilmiah melalui beberapa media.

  Keuntungan penggunaan lembar kegiatan siswa yang dikemukakan oleh

Winarno (1992: 92) adalah (a) pengetahuan yang diperoleh siswa dari hasil

belajar, hasil eksperimen atau hasil penyelidikan yang banyak berhubungan

dengan minat mereka, (b) siswa berkesempatan memupuk perkembangan dan

keberanian mengambil inisiatif bertanggung jawab dan belajar sendiri.

  Mengajar dengan menggunakan LKS banyak manfaatnya dalam proses

belajar mengajar antara lain dapat memudahkan guru untuk mengelola proses

belajar mengajar, misalnya mengubah kondisi belajar dari suasana guru sentris,

(di mana guru harus menerangkan, mendekte, memerintahkan sedangkan

siswanya mendengar, mencatat semua perintah guru) berubah menjadi siswa

sentris (di mana siswa memperoleh informasi dari berbagai sumber, misalnya

dari perpustakaan, dari luar sekolah atau dapat juga dari pengamatannya sendiri

di lapangan). Manfaat lain adalah dapat membantu guru mengarahkan siswa

untuk dapat menemukan konsep-konsep melalui aktivitasnya sendiri atau

dalam kelompok kerja. LKS dapat digunakan untuk mengembangkan

ketrampilan proses, mengembangkan sikap ilmiah serta membangkitkan minat

siswa terhadap alam sekitarnya. LKS juga memudahkan guru memantau

keberhasilan siswa untuk mencapai sasaran belajar (Darmojo, 1993:40).

  Sedangkan kelemahan dari penggunaan LKS sebagai media pembelajaran

siswa di sekolah antara lain (1) adanya kemungkinan bahwa sebagian siswa