BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN MEDIS 1. Kehamilan a. Definisi - ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN DARIKEHAMILAN, PERSALINAN, BAYI BARU LAHIR (BBL) DAN NEONATUS, NIFAS DAN MENYUSUI,SERTA PERENCANAAN KELUARGA BERENCANA (KB) PADA NY.SUMUR 33 TAHUN DI DESA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN MEDIS 1. Kehamilan a. Definisi Menurut Federasi Sinopsis Obstetri Ginekologi Internasional,

  kehamilan didefinisikan sebagai hasil fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum kemudian dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung selama 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender Internasional. Kehamilan dibagi menjadi 3 trimester, dimana trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 sampai minggu ke- 27), dan trimester ketiga berlangsung dalam 13 minggu (minggu ke-28 sampai minggu ke-40) (Prawirohardjo, 2010).

  Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra uteri mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan (Manuaba, 2010).

  Kehamilan adalah suatu proses penyatuan sel telur dan seperma yang berlangsung selama 40 minggu dihitung dari saat hari pertama haid terakhir sampai persalinan (Mochtar, 2010).

  9 Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa kehamilan merupakan hasil fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum yang kemudian dilanjutkan dengan nidasi dan implantasi, dan berakhir sampai permulaan persalinan.

b. Penyebab terjadinya kehamilan

  Menurut Sulistyawati (2013), peristiwa terjadinya kehamilan diantaranya yaitu : 1) Konsepsi

  Merupakan pertemuan antara ovum matang dan sperma sehat yang memungkinkan terjadinya kehamilan. Konsepsi ini dapat terjadi jika terpenuhi beberapa kriteria, yaitu :

  a) Senggama harus terjadi pada bagian siklus reproduksi wanita yang tepat.

  b) Ovarium wanita harus melepaskan ovum yang sehat pada saat ovulasi.

  c) Pria harus mengeluarka sperma yang cukup normal dan sehat selma ejakulasi.

  d) Tidak ada barier atau hambatan yang mencegah sperma mencapai melakukan pentrasi, dan sampi akhirnya memenuhi ovum. 2) Fertilisasi

  Fertilisasi merupakan kelanjutan dari konsepsi, yaiu sperma brtemu degan ovum, terjadi penyatuan sperma dengan ovum, sampai dengan terjadinya perubahan fisik dan kimiawi ovum- sperma hingga menjadi buah kehamilan.

  3) Nidasi atau implantasi Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi kedalam endometrium. Blastula diselubungi oleh suatu simpai, disebut trofoblast, yang mampu menghancurkan atau mencairkan jaringan.

c. Perubahan fisiologis pada kehamilan

  Menurut Prawirohardjo, (2010), perubahan fisiologis diantaranya yaitu : 1) Uterus

  Selama kehamilan, uterus akan berubah menjadi suatu organ yang mampu menampung janin, plasenta, dan cairan amnion rata

  • – rata pada akhir kehamilan volume totalnya mencapai 51 bahkan dapat mencapai 201 atau lebih dengan berat rata
  • – rata 1100 gr.

  Pembesaran uterus meliputi peregangan dan penebalan sel- sel otot, sementara produksi Miosit yang baru sangat terbatas.

  Bersamaan dengan hal itu terjadi akumulasi jaringan ikat dan elastik, terutama pada lapisan otot luar. Kerja sama tersebut akan

  • – meningkatkan kekuatan dinding uterus. Daerah korpus pada bulan bulan pertama akan menebal, tetapi seiring dengan bertambahnya usia kehamilan akan menipis. Pada akhir kehamilan ketebalannya
hanya berkisar 1,5 cm bahkan kurang. Perlunakan Isthmus (tanda

  Hegar ) merupakan perubahan pada isthmus uteri yang

  menyebabkan isthmus menjadi lebih panjang dan lunak sehingga pada pemeriksaan dalam seolah

  • – olah kedua jari dapat saling bersentuhan. Tanda Piskasek merupakan bentuk rahim yang berbeda yang disebabkan oleh pertumbuhan yang cepat didaerah implantasi plasenta, sedangkan Braxton Hick merupakan kontraksi hormonal yang menyebabkan progesteron menurun (Prawirohardjo, 2010).

  2) Serviks Satu bulan setelah konsepsi serviks akan menjadi lebih lunak dan kebiruan. Perubahan ini terjadi akibat penambahan vaskularisasi dan terjadinya edema pada seluruh serviks, bersamaan dengan terjadinya hipertrofi dan hiperplasia pada kelenjar – kelenjar serviks.

  Pada perempuan yang tidak hamil berkas kolagen pada serviks terbungkus rapat dan tidak beraturan. Selama kehamilan, kolagen secara aktif disintesis dan secara terus menerus diremodel oleh kolagenase, yang disekresi oleh sel

  • – sel serviks dan neutrofil. Kolagen didegradasi oleh kolagenase intraseluler yang menyingkirkan struktur pro kolagen yang tidak sempurna untuk mencegah pembentukan kolagen yang lemah, dan kolagenase ekstraselular yang secara lambat akan melemahkan matriks kolagen agar persalinan dapat berlangsung.
Pada akhir trimester pertama kehamilan, berkas kolagen menjadi kurang kuat terbungkus. Hal ini terjadi akibat penurunan konsentrasi kolagen secara keseluruhan. Pada saat kehamilan mendekati aterm, terjadi penurunan lebih lanjut dari konsentrasi kolagen. Konsentrasinya menurun secara nyata dari keadaan yang relatif dilusi dalam keadaan menyebar (dispersi) dan ter

  • – remodel menjadi serat. Dispersi meningkat oleh peningkatan rasio dekorin terhadap kolagen (Prawirohardjo, 2010).

  3) Ovarium Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan pematangan folikel baru juga di tunda. Hanya satu korpus luteum yang dapat ditemukan ovarium. Folikel ini akan berfungsi maksimal selama 6

  • – 7 minggu awal kehamilan dan setelah itu akan berperan sebagai penghasil progesteron dalam jumlah yang relatif minimal. Aksi biologi utamanya adalah dalam proses remodelling jaringan ikat pada saluran repoduksi, yang kemudian akan mengakomodasi kehamilan dan keberhasilan proses persalinan (Prawirohardjo, 2010).

  4) Vagina dan perinium Selama kehamilan peningkatan vaskulrisasi dan hiperemia terlihat jelas pada kulit dan otot

  • – otot di perinium dan vulva, sehingga pada vagina akan terlihat berwarna keunguan yang dikenal tanda Chadwick. Dinding vagina mengalami banyak
perubahan banyak yang merupakan persiapan untuk mengalami peregangan pada waktu persalinan dengan meningkatnya ketebalan

  mukosa, mengendornya jaringan ikat, dan hipertrofi sel otot polos (Prawirohardjo, 2010).

  5) Kulit Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna menjadi kemerahan, kusam, dan kadang

  • – kadang juga akan mengenai daerah payudara dan paha. Perubahan ini dikenal dengan

  strie gravidarum . Pada multipara selain strie kemerahan itu

  seringkali ditemukan garis berwarna perak berkilau yang merupakan sikatrik dari strie sebelumnya.

  Pada banyak perempuan kulit di garis pertengahan perutnya

  (linea alba) akan berubah menjadi hitam kecoklatan yang disebut

  dengan linea nigra. Kadang

  • – kadang akan muncul dalam ukuran yang bervariasi pada wajah leher yang disebut dengan cloasma atau melasma gravidarum. Selain itu, pada aerola dan daerah genital juga akan terlihat pigmentasi yang berlebihan. Pigmentasi yang berlebihan itu biasanya akan hilang atau sangat jauh setelah persalinan (prawirohardjo,2010).

  6) Payudara Pada awal kehamilan perempuan akan merasakan payudaranya menjadi lebih lunak. Setelah bulan kedua payudara akan bertambah ukurannya dan vena

  • – vena di bawah kulit akan
lebih terlihat. Puting payudara akan lebih besar, kehitaman, dan tegak. Setelah bulan pertama suatu cairan berwarna kekuningan yang disebut kolostrum dapat keluar. Kolostrum ini berasal dari kelenjar

  • – kelenjar asinus yang mulai bersekresi. Meskipun dapat dikeluarkan, air susu belum dapat diproduksi karena hormon prolaktin ditekan oleh prolactin inhibiting hormone (Prawirohardjo, 2010).

  7) Sistem kardiovaskuler Pada minggu ke-5 cardiac output akan meningkat dan perubahan ini terjadi untuk mengurangi resistensi vaskular sistematik. Selain itu juga terjadi peningkatan denyut jantung. Antara minggu ke-10 dan ke

  • – 20 terjadinya peningkatan volume

  plasma sehingga juga terjadi peningkatan preload. Performa

  ventrikel selama kehamilan dipengaruhi oleh penurunan resistensi vaskular sistematik dan perubahan pada aliran pulsasi arterial.

  Kapasitas vaskular juga akan meningkat untuk memenuhi kebutuhan (Prawirohardjo, 2010).

  8) Sistem respirasi Selama kehamilan sirkumferensia torak akan bertambah 6 cm, tetapi tidak mencukupi penurunan kapasitas residu fungsional dan volume residu paru

  • – paru karena pengaruh diafragma yang naik 4 cm selama kehamilan. Frekuensi pernafasan hanya mengalami sedikit perubahan selama kehamilan,
tetapi volume tidal, volume ventilas per menit dan pengambilan oksigen per menit akan bertambah secara signifikan pada kehamilan lanjut. Perubahan ini akan mencapai puncaknya pada minggu ke

  • – 37 dan akan kembali hampir seperti sedia kala dalam 24 minggu setelah persalinan.

  9) Traktus digestivus Seiring dengan maki besarnya uterus, lambung dan usus akan tergeser. Demikian juga degan yang lainnya seperti apendik yang akan bergeser ke arah atas dan lateral.

  Perubahan yang nyata akan terjadi pada penurunan motilitas otot polos pada traktus digestivus dan penurunan sekresi asam hidroklorid dan peptin di lambung sehingga akan menimbulkan gejala seperti pyrosis (heartburn) yang disebabkan oleh refluks asam lambung ke esofagus bawah sebagai akibat perubahan posisi lambung dan menurunnya tonus sfingter esofagus bagian bawah. Mual terjadi akbit penurunan asam hidroklorid dan penurunan motalitas, serta konstipasi sebagai akibat penurunan motilitas usus besar (Prawirohardjo, 2010). 10) Traktur urinarius

  Pada bulan

  • – bulan pertama kehamilan kandung kemih akan tertekan oleh uterus yang mulai membesar sehingga menimbulkan sering berkemih. Keadaan ini akan hilang dengan makin tuanya kehamila bila uterus keluar dari rongga panggul.
Pada akhir kehamilan, jika kepala janin sudah mulai turun ke pintu atas panggul, keluhan itu akan timbul kembali.

  Ginjal akan membesar, glumerular filtration rate, dan retal

  plasma flow juga akan meningkat. Pada eksresi akan dijumpai

  kadar asam amino dan vitamin yang larut air dalam jumlah yang lebih banyak. Glukosauria juga merupakan suatu hal yang umum, tetapi kemungkinan adanya diabetes miletus juga tetap harus diperhitungkan. Sementara itu, protein uria dan hematuria merupakan suatu hal yang abnormal (Prawirohardjo, 2010). 11) Sistem endokrin

  Selama kehamilan normal kelenjar hipofisis akan membesar 135 %. Akan tetapi, kelenjar ini tidak begitu mempunyai arti penting dalam kehamilan. Hormon prolaktin akan meningkat 10 x lipat pada saat kehamilan aterm. Sebaliknya, setelah persalinan konsentrasinya pada plasma akan menurun.

  Konsentrasi plasma hormon pratiroid akan menurun pada trimester pertama dan kemudian akan meningkat secara progesif. Aksi yang penting dari hormo pratiroid ini adalah untuk memasok janin dengan kalsiu yang adekuat. Selain itu, juga diketahui mempunyai peran dalam produksi peptida pada janin, plasenta, dan ibu (Prawirohardjo, 2010).

  12) Sistem muskuloskeletal Lordosis yang progresif akan menjadi bentuk yang umum pada kehamilan. Akibat kompensasi dari pembesaran uterus ke posisi anterior, lordosis menggeser pusat daya berat kebelakang kearah dua tungkai. Sendi sakroiliaka, sakrokoksigis dan pubis akan meningkat mobilitasnya, yang diperkirakan karena pengaruh hormonal. Mobilitas tersebut dapat mengakibatkan perubahan sikap ibu dan pada akhirnya menyebabkan perasaan tidak enak pada bagian bawah punggung terutama pada akhir kehamilan (Prawirohardjo, 2010).

d. Tanda dan Gejala kehamilan

  1) Tanda tidak pasti hamil

  a) Amenore Tidak terjadi menstruasi karena proses konsepsi dan nidasi.

  b) Mual muntah di pagi hari (moorning sickness).

  c) Sering buang air kecil.

  d) Mengidam (ingin makanan khusus).

  e) Tidak ada selera makan (anoreksia).

  f) Lelah (fatigue).

  g) Payudara membesar, tegang dan sedikit nyeri, disebabkan pengaruh esterogen dan progesteron yang merangsang duktus dan alveoli payudara. h) Miksi sering, karena kandung kemih tertekan oleh rahim yang membesar. Gejala itu akan hilang pada triwulan kedua kehamilan. Pada akhir kehamilan, gejala tersebut muncul kembali karena kandung kemih ditentukan ditekan oleh kepala janin. i) Konstipasi/obstipasi karena tonus otot

  • – otot usus menurun oleh pengaruh hormon steroid.

  j) Pigmentasi kulit oleh pengaruh hormon kortikosteroid plasenta, dijumpai dimuka (chloasma gravidarum), aerola payudara, leher, dan didnding perut (linea nigra). k) Pemekaran vena

  • – vena (varises) dapat terjadi pada kaki, betis, dan vulva, biasanya dijumpai pada triwulan akhir (Mochtar, 2012).

  2) Tanda mungkin hamil Menurut Mochtar (2012) ada beberapa tanda mungkin hamil, yaitu: a) Perut membesar.

  b) Uterus membesar Terjadi perubahan dalam bentuk, besar, dan konsistensi rahim.

  c) Tanda Hegar Ditemukannya serviks dan isthmus uteri yang lunak pada pemeriksaa bimanual saat usia kehamila 4

  • – 6 minggu.
d) Tanda Chadwick Perubahan warna menjadi kebiruan yang terlihat di porsio, vagina, dan labia. Tanda tersebut timbul akibat pelebaran vena karena peningkatan kadar esterogen

  e) Tanda Piskacek Pembesaran dan pelunakan rahim ke salah satu sisi rahim yang berdekatan dengan tuba uteria. Biasanya, tanda ini ditemukan di usia kehamilan 7 – 8 minggu.

  f) Kontraksi

  • – kontraksi kecil uterus jika dirangsang = Braxton – Hicks.

  g) Teraba ballotement.

  h) Reaksi kehamilan positif. 3) Tanda pasti hamil

  Menurut Mochtar (2012), tanda pasti hamil, yaitu :

  a) Gerakan janin yang dapat dilihat atau dirasakan atau diraba, juga bagian

  • – bagian jani.

  b) Denyut jantung janin DJJ dapat didengar dengan stetoskop- monoaural Laennec, dicatat dan didengar dengan alat dopler, dicatat dengan foto- elektrokardiogram. Dilihat pada USG.

  c) Bagian

  • – bagian janin Terlihat tulang – tulang janin dalam foto rontgen.

e. Perubahan psikologis dalam kehamilan

  Menurut Sulistyawati (2013), perubahan psikologis yang dalami ibu hamil, yaitu : 1) Trimester 1 (periode penyesuaian)

  a) Ibu merasa tidak sehat dan kadang merasa benci dengan kehamilannya.

  b) Kadang muncul penolakan, kekecewaan, kecemasan, dan kesedihan. Bahkan kadang ibu berharap agar dirinya tidak hamil saja.

  c) Ibu akan selalu mencari tanda

  • – tanda apakah ia benar – benar hamil. Hal ini dilakukan hanya sekedar untuk meyakinkan diri.

  d) Setiap perubahan yang terjadi dalam dirinya akan selalu mendapat perhatian dengan seksama.

  e) Oleh karena perutnya masih kecil, kehamilan merupakan rahasia seorang ibu yang mungkin akan diberitahukannya kepada orang lain atau malah mungkin dirahasiakan.

  f) Hasrat untuk melakukan hubungan seks berbeda

  • – beda pada setiap wanita, tetapi kebanyakan akan mengalami penurunan.

  2) Trimester II (periode kesehatan yang baik).

  a) Ibu merasa sehat, tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar hormon yang tinggi.

  b) Ibu sudah bisa menerima kehamilannya.

  c) Merasakan gerakan anak. d) Merasa terlepas dari ketidaknyamanan dan kekhawatiran.

  e) Libido meningkat.

  f) Menuntut perhatian dan cinta.

  g) Merasa bahwa bayi sebagai individu yang merupakan bagian dari dirinya.

  h) Hubungan sosial meningkat dengan wanita hamil lainnya atau pada orang lain yang baru menjadi orang tua.

  3) Trimester III (periode penantian dengan penuh kewaspadaan).

  a) Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh, dan tidak menarik.

  b) Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu.

  c) Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat melahirkan, khawatir akan keselamatannya.

  d) Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal, bermimpi yang mencerminkan perhatian dan kekhawatirannya.

  e) Merasa sedih karena akan terpisah dari bayinya.

  f) Merasa kehilangan perhatian.

  g) Perasaan mudah terluka.

  h) Libido menurun.

f. Tanda bahaya pada kehamilan 1) Mual muntah terus menerus dan tidak mau makan.

  2) Demam tinggi, menggigil dan berkeringat. Bila ibu berada didaerah endemis malaria, menunjukan adanya gejala penyakit malaria.

  3) Terasa sakit pada saat kencing atau keluar keputihan atau 4) gatal – gatal di daerah genetalia. 5) Batuk lama (lebih dari 2 minggu).

6) Jantung berdebar – debar atau nyeri di dada.

  7) Diare berulang. 8) Sering merasa cemas dan susah tidur. 9) Bengkak pada kaki, tangan, dan wajah. 10) Sakit kepala disertai kejang. 11) Janin dirasakan kurang bergerak dibandingkan sebelumnya. 12) Perdarahan pada hamil muda dan hamil tua. 13) Air ketuban keluar sebelum waktunya.(Buku KIA tahun 2016).

g. Komplikasi dalam kehamilan

  1) Abortus 2) Kehamilan ektopik terganggu (KET) 3) Mola hidatidosa 4) Plasenta previa 5) Solusio plasenta 6) Hipertensi 7) Preeklamsi dan eklamsi 8) Kehamilan kembar (Prawirohardjo, 2008 ).

h. Asuhan Antenatal

  Asuhan antenatal adalah upaya preventif program pelayanan kesehatan obstetrik untuk optimalisasi maternal dan neonatal melalui serangkaian kegiatan pemantauan rutin selama kehamilan (Prawirohardjo, 2010).

  Pelayanan antenatal yang dilakukan diupayakan memenuhi standar kualitas, yaitu : 1) Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan. 2) Pengukuran tekanan darah. 3) Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA). 4) Pengukuran tinggi puncak rahim (fundus uteri). 5) Penentuan status imunisasi tetanus dan pemberian imunisasi tetanus toksoid sesuai status imunisasi.

  6) Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan.

  7) Penentuan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ). 8) Pelaksanaan temu wicara (komunikasi interpersonal dan konseling).

  9) Pelayanan tes laboratorium sederhana minimal tes Hemoglobin (Hb), protein urin, dan golongan darah (bila belum pernah dilakukan sebelumnya).

  10) Tatalaksana kasus.

i. Jadwal kunjungan ANC

Tabel 2.1 kunjungan pemeriksaan antenatal

  Waktu Kunjungan yang di Jumlah Kunjungan Trimester anjurkan

  Minimal I 1 x Sebelum minggu ke 16

  II 2 x Antara minggu ke 24

  • – 28

  III 3 x Antara minggu ke 30

  • – 32 Antara minggu ke 36 – 38

  Sumber : Buku pelayanan kesehatan ibu di fasilitas kesehatan dasar dan rujukan. 2013.

  j. Pemeriksaan penunjang dalam kehamilan

  1. Laboratorium :

  a) Analisis urin rutin

  b) Analisis tinja rutin

  c) Hb, MCV

  d) Golongan darah

  e) Hitung jenis sel darah

  f) Gula darah

  g) Antigen Hepatitis B Virus

  h) Antibodi rubella i) HIV/VDRL USG (Ultrasonografi) Rutin pada kehmilan 18

  • – 22 minggu untuk identifikasi kelainan janin (Prawirohardjo, 2010) 2.

   Persalinan a. Definisi

  Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi

  (janin + uri) yang dapat hidup ke dunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan lain (Mochtar, 2012).

  Persalinan adalah pengeluaran hasil konsepsi yang telah cukup bulan melalui jalan lahir ataupun jalan lain dengan bantuan ataupun tanpa bantuan (Manuaba. 2010).

  Persalinan adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37

  • – 42) minggu, lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung selama 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada jalan lahir (Prawirohardjo, 2008).

  Dari beberapa pengertian di atas disimpulkan bahwa persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang telah cukup bulan (37 - 42) minggu, melalui jalan lahir ataupun jalan lain, dengan bantuan ataupun tanpa bantuan.

b. Macam – macam persalinan

  Ada beberapa macam persalinan menurut Mochtar (2012), yaitu : 1) Menurut cara persalinan

  a) Persalinan spontan Persalinan yang berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri melalui jalan lahir ibu.

  b) Persalinan buatan Bila persalinan dibantu dengan tenaga dari luar, misalnya

  Ekstrasi Vakum , forcep, atau dilakukan operasi Sectio Caesaria.

  c) Persalinan anjuran Persalinan yang dimulai tidak dengan sendirinya tapi harus berlangsung setelah pemecahan ketuban, pemberian pitocin, atau prostaglandin. 2) Menurut tua (umur) kehamilan :

  a) Abortus Abortus (keguguran) adalah terjadinya kelahiran sebelum janin dapat hidup (Viabel), berat janin dibawah 1000 gram, tua kehamilan dibawah 28 minggu.

  b) Partus prematurus Partus prematurus adalah persalinan atau pengeluaran hasil konsepsi pada kehamilan 28

  • – 36 minggu, janin dapat hidup tetapi prematur, berat janin 1000 – 2500 gram.

  c) Partus maturus atau aterm (cukup bulan) Adalah partus pada kehamilan 37

  • – 40 minggu, janin matur, berat badan diatas 2500 gr.

  d) Partus post maturus (serotinus) Adalah persalinan yang terjadi 2 minggu atau lebih setelah waktu partus yang ditaksirkan, janin disebut post matur.

  e) Partus presipitatus Partus yang berlangsung sangat cepat. f) Partus percobaan Partus percobaan adalah suatu proses penilaian kemajuan persalinan untuk memperoleh bukti tentang ada atau tidaknya

  disporsisepalovelik.

c. Penyebab terjadinya persalinan

  Menurut Mochtar (2012) sebab

  • – sebab yang menimbulkan persalinan yaitu: 1) Teori penurunan hormon

  1-2 minggu sebelum partus, mulai terjadi penurunan hormon esterogen dan progesteron yang bekerja sebagai penenang otot

  • – otot polos rahim. Karena itu, akan terjadi kejangan pembuluh darah yang menimbulkan his jika kadar progesteron turun.

  2) Teori plasenta menjadi tua Penuaan plasenta akan menyebabkan turunya kadar esterogen dan progesteron sehingga terjadi kekejangan pembuluh darah. Hal tersebut akan menimbulkan kontraksi rahim. 3) Teori distensi rahim

  Rahim menjadi besar dan meregang menyebabkan iskemia otot

  • – otot rahim sehingga mengganggu sirkulasi utero plasenta. 4) Teori iritasi mekanik

  Dibelakang serviks terletak ganglion servikale dan apabila

  ganglion tersebut digeser dan ditekan misalnya oleh kepala janin, akan timbul kontraksi uterus.

  5) Induksi partus Partus dapat pula ditimbulkan dengan :

  a) Gagang laminaria : beberapa laminaria dimasukan kedalam

  kanalis servisis dengan tujuan merangsang pleksus frankehauser.

  b) Amniotomi : pemecahan ketuban.

  c) Tetesan oksitosin : pemberian oksitosin melalui tetesan per infus .

  d. Faktor – faktor yang mempengaruhi persalinan

  1) Power (His dan tenga meneran ibu) 2) Passage (jalan lahir) 3) Passager (janin dan plasenta) 4) Psikis ibu berupa cemas, khawatir, tidak percaya diri bahwa persalinan dapat berlangsung lancar.

  5) Penolong (mengantisipasi dan menangani komplikasi persalinan). menurut Mochtar, Roestam. (2012).

  e. Tanda – tanda persalinan

  Menurut Mochtar. (2012) tanda

  • – tanda persalinan yaitu : 1) Lightening atau setting atau dropping yaitu kepala turun memasuki pintu atas panggul.

  2) Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun. 3) Sering buang air kecil atau sulit berkemih (polakusiria) karena kandung kemih tertekan oleh bagian terbawah janin.

  4) Perasaan nyeri diperut dan dipinggang oleh adanya kontraksi

  • – kontraksi lemah uterus, kadang
  • – kadang disebut “false pain labour”.

  5) Serviks menjadi lembek, mulai mendatar, sekresinya bertambah dan kadang bercampur darah (bloody show).

  6) Rasa nyeri oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering, dan teratur.

  7) Keluar lendir bercampur darah yang lebih banyak karna robekan

  • – robekan kecil pada serviks.

8) Kadang – kadang ketuban pecah dengan sendirinya.

  9) Pada pemeriksaan dalam, serviks mendatar dan telah ada pembukaan.

f. Mekanisme persalinan

  Menurut Modul Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. (2016) mekanisme dalam persalinan yaitu: 1) Masuknya kepala janin dalam PAP

  a) Masuknya kepala kedalam PAP terutama pada primigravida terjadi pada bulan terakhir kehamilan, tetapi pada multipara biasanya terjadi pada permulaan persalinan.

  b) Masuknya kepala janin kedalam PAP biasanya dengan sutura sagitalis melintang menyesuaikan dengan letak punggung (Contoh: apabila dalam palpasi didapatkan punggung kiri maka sutura sagitalis akan teraba melintang kekiri/posisi jam 3 atau sebaliknya apabila didapatkan punggung kanan maka sutura sagitalis melintang kekanan/posisi jam 9) dan pada saat itu kepala dalam posisi fleksi ringan.

  c) Jika sutura sagitalis dalam diameter anteroposterior dari PAP maka masuknya kepala akan menjadi sulit karena menempati ukuran yang terkecil dari PAP.

  d) Jika sutura sagitalis di posisi tengah

  • – tengah jalan lahir yaitu tepat diantara syimpisis dan promotorium maka dikatakan dalam posisi “synclitimus” pada posisi synclitismus os parietale depan dan belakang sama tingginya.

  e) Jika sutura sagitalis agak kedepan mendekati symphisis atau agak keblakang mendekati promotorium, maka yang kita hadapi adalah posisi “asinklitismus”.

  f) Asyclitismus posterior adalah posisi sutura sagitalis mendekati symphisis dan os parietale belakang lebih rendah dari os parietale depan.

  g) Asyclitismus anterior adalah posisi sutura sagitalis mendekati promotorium sehingga os parietale depan lebih rendah dari os parietale blakang.

  h) Pada saat kepala masuk PAP biasanya dalam posisi asynclitismus posterior ringan. Pada saat kepala janin masuk PAP akan terfiksasi yang disebut enggatment.

  2) Majunya kepala janin

  a) Pada primi gravida majunya kepala terjadi setelah kepala masuk kedalam rongga panggul dan biasanya baru mulai pada kala II.

  b) Pada multi gravida masuknya kepala dan majunya kepala ke dalam rongga panggul terjadi bersamaan.

  c) Majunya kepala bersamaan dengan gerakan

  • – gerakan yang lain, yaitu : fleksi, putaran paksi dalam dan ekstensi.

  d) Majunya kepala disebabkan karena : (1) Tekanan cairan intravena (2) Tekanan langsung oleh fundus uteri oleh bokong (3) Kekuatan mengejan (4) Melurusnya badan bayi oleh perubahan bentuk Rahim

  3) Fleksi

  a) Fleksi kepala janin memasuki ruang panggul dengan ukuran yang paling kecil yaitu dengan diameter subbucipto bregmatikus (9,5 cm) menggantikan subbocipto frontalis (11 cm).

  b) Fleksi disebabkan karena janin didorong maju dan sebaliknya mendapat tekanan dari pinggir PAP, cervix, dinding panggul atau dasar panggul.

  c) Akibat adanya dorongan diatas kepala janin menjadi fleksi karena adanya moment yang menimbulkan fleksi lebih besar dari pada moment yang menimbulkan defleksi. d) Sampai di dasar panggul kepala janin bearada dalam posisi fleksi maksimal. Kepala turun menemui diafragma pelvis yang berjalan dari belakang atas ke bawah depan.

  e) Akibat kombinasi elastisitas diafragma pelvis dan tekanan intra uterin yang disebabkan oleh his yang berulang

  • – ulang, kepala mengadakan rotasi yang disebut sebagai putaran paksi dalam.

  4) Putar paksi dalam

  a) Putaran paksi dalam adalah pemutaran dari bagian depan sedemikian rupa sehingga bagian terendah dari bagian depan memutar kedepan kebawah symphisis.

  b) Pada presentasi belakang kepala bagian terendah adalah daerah ubun

  • – ubun kecil dan bagian ini akan memutar kedepan kebawah symphisis.

  c) Putaran paksi dalam mutlak diperlakukan untuk kelahiran kepala, karena putaran paksi merupakan suatu usaha untuk menyesuaikan posisi kepala dengan bentuk jalan lahir khususnya bentuk bidang tengah dan pintu bawah panggul.

  d) Putaran paksi dalam terjadi bersamaan dengan majunya kepala

  • – dan tidak terjadi sebelum kepala sampai di Hodge III, kadang kadang baru terjadi setelah keapala sampai didasar panggul.

  e) Sebab

  • – sebab terjadinya putaran paksi dalam : (1) Pada letak fleksi, bagian kepala merupakan bagian terendah dari janin.

  (2) Bagian terendah dari kepala mencari tahanan yang paling sedikit terdapt sebelah depan atas dimana terdapat hiatus genitalis antara muskulus levator ani kiri dan kanan. (3) Ukuran terbesar dari bidang tengah panggul ialah diameter anteroposterior.

  5) Ekstensi

  a) Setelah putaran paksi dalam selesai dan kepala sampai didasar panggul, terjadilah ekstensi atau defleksi dari kepala. Hal ini disebabkan karena sumbu jalan lahir pada pintu bawah pangul mengarah kedepan di atas, sehingga kepala harus mengadakan ekstensi untuk dapat melewati pintu bawah panggul.

  b) Dalam rotasi UUK akan berputar kearah depan, sehingga didasar panggul UUK berada dibawah simpisis, dengan suboksiput dengan hipokmolion kepala mengadakan gerakan defleksi untuk dapat dilahirkan.

  c) Pada saat ada His vulva akan lebih membuka dan kepala janin semakin menampak. Perinium menjadi semakin lebar dan tipis, anus membuka dinding rektum.

  • – d) Dengan kekuatan his dan kekuatan mengejan, maka berturut turut tampak bregmatikus, dahi, muka, dan akhirnya dagu dengan gerakan ekstensi.

  e) Sesudah kepala lahir, kepala segera mengadakan rotasi yang disebut putaran paksi luar.

  6) Putaran paksi luar

  a) Putaran paksi luar adalah gerakan kembali sebelum putaran paksi dalam terjadi, untuk menyesuaikan kedudukan kepala dengan punggung janin.

  b) Bahu melintasi PAP dalam posisi miring.

  c) Didalam rongga panggul bahu akan menyesuaikan diri dengan bentuk panggul yang dilaluinya hingga didasar panggul, apabila kepala telah dilahirkan bahu akan berada dalam posisi depan belakang.

  d) Selanjutnya dilahirkan bahu depan terlebih dahulu baru kemudian bahu belakang, kemudian bayi lahir seluruhnya.

g. Tahapan persalinan

  Proses persalinan terdiri dari 4 kala, yaitu : 1) Kala I Persalinan

  Kala I adalah kala pembukaan, yaitu dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan pembukaan servik hingga mencapai pembukaan lengkap (10 cm). Persalinan kala I berlangsung 18

  • – 24 jam dan terbagi menjadi dua fase yaitu:

  a) Fase laten persalinan Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks secara bertahap. Pembukaan servix kurang (0 – 3 cm), biasanya berlangsung 8 jam. b) Fase aktif persalinan Fase ini dibagi menjadi tiga fase yaitu akselerasi, dilatasi maximal, dan deselerasi. Frekuensi dan lama kontraksi uterus umumnya meningkat (kontraksi dianggap adekuat/ memadai jika terjadi 3 kali dalam waktu 10 menit dan berlangsung selama 40 detik atau lebih). Serviks membuka dari 4

  • – 10 cm, biasanya dengan kecepatan 1 cm atau lebih per jam hingga pembukaan lengkap (10 cm). Dalam fase aktif juga terjadi penurunan pada bagian terendah janin. (Modul Asuhan Kebdanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. 2016).

  2) Kala II Persalinan Kala II dimulai dari pembukaan lengkap dari serviks dan berakhir dengan lahirnya bayi. Proses ini berlangsung 2 jam pada primigravida dan 1 jam pada multigravida. Tanda

  • – tanda kala II, yaitu :

  a) Ibu ingin meneran

  b) Perinium menonol

  c) Vulva vagina dan sphingter anus membuka

  d) Jumlah pengeluaran air ketuban meningkat

  e) His lebih kuat dan lebih cepat 2

  • – 3 menit sekali

  f) Pembukaan lengkap (10 cm)

  g) Pada primigragravida rata

  • – rata berlangsung 1,5 jam dan multi gravida rata – rata 0,5 jam.

  3) Kala III Persalinan Kala III adalah kala pengeluaran uri, kala III dimulai dari setelah lahirnya bayi dan berakhir setelah lahirnya plasenta dan selaput ketuban. Berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Tanda

  • – tanda pengeluaran plasenta :

  a) Uterus globuler

  b) Ada semburan darah tiba

  • – tiba dari vulva

  c) Tali pusat memanjang (Modul Asuhan Kebidanan Perssalinan dan Bayi Baru Lahir.2016).

  4) Kala IV Persalinan Kala IV adalah kala pemantauan pada ibu pasca persalinan, yang dimulai dari setelah lahirnya plasenta sampai sampai dua jam setelah plasenta lahir.

  Pemantauan kala IV dilakukan 15 menit pada jam pertama setelah kelahiran plasenta, 30 menit pada jam ke dua setelah kelahiran plasenta, jika kondisi ibu tidak setabil, perlu di pantau lebih sering.

  Observasi yang dilakukan dalam kala IV yaitu:

  a) Tingkat kesadaran penderita

  b) Pemeriksaan tanda

  • – tanda vital

  c) Kontraksi uterus

  d) Perdarahan, dianggap masih normal bila jumlahnya tidak melebihi 400

  • – 500 cc. (Modul Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru lahir. 2016).

h. Perubahan fisiologis dalam persalinan

  1) Perubahan uterus Selama persalinan, uterus berubah bentuk menjadi dua bagian yang berbeda. Segmen atas yang berkontraksi secara aktif menjadi lebih tebal ketika persalinan berlangsung. Bagian bawah, relatif pasif dibanding dengan segmen atas, dan bagian ini berkembang menjadi jalan lahir yang berdinding jauh lebih tipis. Seandainya seluruh dinding otot uterus, termasuk segmen bawah uterus dan serviks, berkontraksi secara bersamaan dan dengan intensitas yang sama, maka gaya dorong persalinan akan lebih jelas menurun. Disinilah letak pentingnya pembagian uterus menjadi segmen atas yang aktif berkontraksi dan segmen bawah yang lebih pasif yang berbeda bukan hanya secara anatomik melainkan juga secara fisiologik. Segmen atas berkonteraksi, mengalami retraksi, dan mendorong janin keluar, sebagai respon terhadap gaya dorong kontraksi segmen atas, sedangkan segmen bawah uterus dan serviks akan semakin lunak berdilatasi dan dengancara demikian membentuk suatu saluran muskular dan fibromuskular yang menipis sehingga janin dapat menonjol keluar (Prawirohardjo, 2010). 2) Perubahan bentuk uterus

  Setiap kontraksi menghasilkan pemanjangan uterus berbentuk ovoid disertai pengurangan diameter horizontal. Dengan perubahan ini, ada efek

  • – efek penting pada proses persalinan, yaitu :

  a) Pengurangan diameter horizontal menimbulkan pelurusan klumna vertebralis uteri, sementara kutub bawah didorong lebih jauh kebawah dan menuju ke panggul. Pemanjangan janin ini berbentuk ovoid yang ditimbulkannya dperkirakan telah mencapai antar 5 sampai 10 cm, tekanan yang diberikan dengan cara ini dikenal sebagai tekanan sumbu janin.

  b) Dengan memanjangnya uterus serabut longetudinal ditarik

  • – tegang dan karena segmen bwh dan serviks merupakan satu satunya bagian uterus yang fleksibel, bagian ini ditarik keatas pada kutub bawah janin. Efek ini merupakan faktor yang penting untuk dilatasi seviks pada otot
  • – otot segmen bawah dan serviks.

  c) Perubahan serviks (1) Pendataran serviks/effacement

  Pendataran serviks adalah pemendekan kanalis servikalis dari 1

  • – 2 cm menjadi satu lubang saja dengan pinggir yang tipis.

  (2) Pembukaan serviks Pembesaran dari ostium eksternum yang terjadinya berupa suau lubang dengan diameter beberapa milimeter menjadi lubang dengan diameter kira

  • – kira 10 cm yang dapat
dilalui bayi. Saat pembukaan lengkap, bibir portio tidak teraba lagi. SBR, serviks dan vagina tlah merupakan satu saluran. (Modul Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. 2016 ). Perubahan pada sistem urin

  Ibu bersalin akan ingin sering kencing karena kandung kemih tertekan kepala janin. Pada saat persalinan terjadi poli uri karena peningkatan cardiac akibat peningkatan glomelurus dan peningkatan aliran plasma darah. 3) Perubahan pada vagina dan dasar panggul

  Pada kala I ketuban ikut meregangkan bagian atas vagina sehingga dapat dilalui bayi. Setelah ketuban pecah, segala perubahan terutama pada dasar panggul yang ditimbulkan oleh bagian depan bayi menjadi saluran dengan dinding yang tipis. Saat kepala sampai divulva, lubang vulva menghadap kedepan atas. Dari luar peregangan oleh bagian depan nampak pada perinium yang menonjol dan menjadi tipis sedangkan anus menjadi terbuka.

  Regangan yang kuat ini dimungkinkan karena bertambahnya pembuluh darah pada bagian vagina dan dasar panggul, tetapi kalau jaringan tersebut robek akan menimbulkan perdarahan banyak.

  4) Perubahan sistem kardiovaskuler Selama persalinan, curah jantung meningkat 40% sampai

  50% dibandingkan dengan kadar sebelum persalinan dan sekitar 80% sampai 100% dibandingkan dengan kadar sebelumnya.

  Penngkatan curah jantung ini terjadi karena pelepasan katekolamin akibat nyeri dan kontraksi otot abdomen dan uterus. Seiring dengan kontraksi uterus sekitar 300 samapi 500 ml darah dipindahkan kevolume darah sentral.

  Jika wanita mengejan dengan kuat terjadi kompensasi tekanan darah, seringkali terjadi penurunan tekanan darah secara dramatis saat wanita berhenti mengejan diakhir kontraksi. Perubahan lain dalam persalinan mencangkup peningkatan denyut nadi secara perlahan tapi pasti sampai sekitar 100 kali per menit pada persalinan kala II. Frekuensi denyut nadi dapat ditingkatkan

  • – lebih jauh oleh dehidrasi, perdarahan, ansietas, nyeri dan obat obatan tertentu.

  Karena perubahan kardiovaskuler yang terjadi selama

  • – kontraksi uterus, pengkajian paling akurat untuk mengkaji tanda tanda vital maternal adalah diantara waktu knteraksi. Pengaturan posisi memiliki evek yang besar pada curah jantung. Membalikan posisi wanita bersalin dari miring keterlentang menurunkan curah jantung sebear 30%.
Tekanan darah meningkat selama konteraksi, kenaikan sistole 10

  • – 20 mmHg, kenaikan diastol 5
  • – 10 mmHg, diantara kontraksi tekanan kembali pada level sebelum persalinan. Posisi berbaring miring akan mengurangi terjadinya perubahan tekanan darah selama proes konteraksi. Rasa sakit / nyeri, takut dan cemas juga dapat meningkatkan tekanan darah.

  Kenaikan detak jantung berkaitan dengan peningkatan metabolisme. Secara dramatis detak jantung naik selama uterus berkontraksi. Antara kontraksi sedikit meningkat dibandingkan sebelum persalinan (Modul Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Bru lahir. 2016). 5) Perubahan pada metabolisme karbohidrat dan basal metabolisme rate

  Pada saat mulai persalinan, terjadi penurunan hormon progesteron yang mengakibatkan perubahan pada sistem pencernaan menjadi lebih lambat sehingga makanan lebih lama tinggal di lambung, akibatnya banyak ibu bersalin yang mengalami obstivasi atau peningkatan getah lambung sehingga terjadi mual dan muntah.

  Metabolisme krbohidrat aerob dan anaerob meningkat secara perlahan yang terjadi akibat aktivitas otot rangka dan kecemasan ibu. Peningkatan ini ditandai dengan adanya peningkatan suhu badan ibu, pernafasan, nadi, cardiac out put dan hilangnya cairan.

  Pada Basal Metabolisme Rate (BMR), dengan adanya kontraksi dan tenaga mengejan yang mebutuhkan energi yang besar, maka pembuangan juga akan lebih tinggi dan suhu tubuh meningkat. Suhu tubuh akan sedikit meningkat (0,5

  • 1 ) selama proses persalinan dan akan segera turun setelah proses persalinan selesai. Hal ini disebabkan karena adanya peningkatan metabolisme tubuh (Modul Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. 2016).

  6) Perubahan pada system pernafasan Dalam persalinan, ibu mengeluarkan lebih banyak dalam setiap nafas. Selama kontraksi uterus yang kuat, frekuensi dan kedalaman pernafasan meningkat sbagai respon terhadap peningkatan kebutuhan oksigen akibat pertambahan laju metabolik.

  Rata menurun dari 32 mmHg pada awal persalinan

  • – rata menjadi 22 mmHg pada akhir kala I. Menahan nafas selama kala II persalinan dapat mengurangi pengeluaran .

  Masalah yang umum terjadi adalah hiperventilasi maternal, yang menyebabkan kadar menurun dibawah 16 sampai 18 mmHg. Kondisi ini dapat dimanifestasikan dengan kesemutan pada tangan dan kaki, kebas dan pusing. Jika pernafasan dangkal dan berlebihan, situasi kebalikan dapat terjadi karena volume rendah. Mengejan yang berlebihan dan berkepanjangan selama kala II dapat menyebabkan penurunan oksigen sebagai akibat sekunder dari menahan nafas.

  Pernafasan sedikit meningkat karena adanya kontraksi uterus dan peningkatan metabolisme dan diafragma tertekan oleh janin. Hiperventilasi yang lama dianggap tidak normal dandapat menyebabkan terjadinya alkalosis (Modul Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. 2016).

  7) Perubahan pada gastrointestinal Motilitas lambung dan absorbsi makanan padat berkurang selama persalinan dengan berkurangnya getah lambung menyebabkan aktivitas pencernaan berkurang (Modul Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. 2016).

  8) Perubahan haemoglobin Haemoglobin meningkat selama persalinan dan kembali pada hari pertama pasca persalinan. Terjadi peningkatan leukosit progresif pada awal kala I dan mencapai ukuran jumlah maksimal pada pembukaan lengkap (Modul Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. 2016).

i. Komplikasi dalam persalinan

  1) Persalinan premature Persalinan yang terjadi pada usia kehamilan kurang dari 37 minggu yang membutuhkan pemantauan yang ketat terhadap kemungkinan komplikasi lain yang timbul (Varney, 2008). 2) Ketuban pecah dini

  Ketuban yang pecah tanpa memandang usia kehamilan dan sebelum ada tanda

  • – tanda persalinan setelah ketuban pecah 6 jam

  (Varney, 2008). 3) Amnionitis dan karioamnionitis

  Infeksi dari selaput ketuban maupun ketuban yang pecah lebih dari 24 jam tanpa adanya tanda

  • – tanda persalinan (Varney, 2008). 4) Prolaps tali pusat

  Menumbungnya tali pusat kedalam serviks setelah selaput ketuban pecah (Varney, 2008).

  j. Asuhan kebidanan pada persalinan normal (APN)

  Menurut (Prawirohardjo, Sarwoni. 2010), asuhan persalinan normal ada 60 langkah, yaitu :

  Melihat Tanda Dan Gejala Kala Dua

  1) Mengamati tanda dan gejala persalinan kala dua a) Ibu mempunyai keinginan untuk meneran.

  b) Ibu merasa tekanan yang semakin meningkat pada rektum dan/atau vaginanya.

  c) Perineum menonjol.

d) Vula – vagina dan sfingter anal membuka.

  Menyiapkan Pertolongan Persalinan

  2) Memastikan perlengkapan, bahan, dan obat

Dokumen yang terkait

BAB II TINJAURAN TEORI I. TINJAUAN MEDIS 1. KEHAMILAN A. Pengertian Kehamilan - ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA KEHAMILAN, PERSALINAN, BAYI BARU LAHIR(BBL), NIFAS DAN PERENCANAAN KELUARGA BERENCANA (KB) PADA NY.A USIA 21 TAHUN DI PUSKESMAS II KEMBARAN

0 0 98

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN TEORI 1. KEHAMILAN a) Definisi Kehamilan - ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. S UMUR 32 TAHUN DARI KEHAMILAN, PERSALINAN, BAYI BARU LAHIR (BBL), NIFAS, DAN PERENCANAAN KELUARGA BERENCANA (KB) DI WILAYAH PUSKESMAS II

0 0 91

BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. TINJAUAN MEDIS - ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA KEHAMILAN, PERSALINAN, BAYI BARU LAHIR (BBL), NIFAS, DAN PERENCANAAN KELUARGA BERENCANA (KB) PADA Ny. Y UMUR 33 TAHUN G3P2A0 DI PUSKESMAS II KEMBARAN - repository perpustakaan

0 0 114

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN PADA KEHAMILAN PERSALINAN, BAYI BARU LAHIR (BBL) DAN NEONATUS, NIFAS DAN MENYUSUI, SERTA ASUHAN KELUARGA BERENCANA PADA NY. A UMUR 30 TAHUN DI DESA KARANGTENGAH WILAYAH KERJA PUSKESMAS II KEMBARAN - repository perpustakaan

0 0 12

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN PADA KEHAMILAN PERSALINAN, BAYI BARU LAHIR (BBL) DAN NEONATUS, NIFAS DAN MENYUSUI, SERTA ASUHAN KELUARGA BERENCANA PADA NY. A UMUR 30 TAHUN DI DESA KARANGTENGAH WILAYAH KERJA PUSKESMAS II KEMBARAN - repository perpustakaan

0 0 11

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN PADA KEHAMILAN PERSALINAN, BAYI BARU LAHIR (BBL) DAN NEONATUS, NIFAS DAN MENYUSUI, SERTA ASUHAN KELUARGA BERENCANA PADA NY. A UMUR 30 TAHUN DI DESA KARANGTENGAH WILAYAH KERJA PUSKESMAS II KEMBARAN - repository perpustakaan

0 0 92

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN PADA KEHAMILAN PERSALINAN, BAYI BARU LAHIR (BBL) DAN NEONATUS, NIFAS DAN MENYUSUI, SERTA ASUHAN KELUARGA BERENCANA PADA NY. A UMUR 30 TAHUN DI DESA KARANGTENGAH WILAYAH KERJA PUSKESMAS II KEMBARAN - repository perpustakaan

0 0 15

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN PADA KEHAMILAN, PERSALINAN, BAYI BARU LAHIR (BBL) DAN NEONATUS, NIFAS DAN MENYUSUI,SERTA PERENCANAAN KELUARGA BERENCANA (KB) PADA NY.R UMUR 29 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS 1 KEMBARAN KABUPATEN BANYUMAS - repository perpu

0 0 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. Tinjauan Medis A. Kehamilan 1. Pengertian Kehamilan - ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA KEHAMILAN, PERSALINAN, BAYI BARU LAHIR (BBL), NIFAS DAN PERENCANAAN KELUARGA BERENCANA (KB) PADA NY. P UMUR 30 TAHUN DI PUSKESMAS 1 KEMBARA

0 0 102

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. KONSEP DASAR TEORI 1. Kehamilan a. Definisi - ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF KEHAMILAN, PERSALINAN, BAYI BARU LAHIR (BBL), NIFAS DAN PERENCANAAN KELUARGA BERENCANA (KB) PADA NY R UMUR 22 TAHUN G1P0A0 DI BPM NY SITO SETIASIH KALIC

0 0 67