RPIJM Bidang Cipta Karya KABUPATEN INDRAGIRI HULU

RPIJM Bidang Cipta Karya
KABUPATEN INDRAGIRI HULU

BAB VI – ASPEK KELEMBAGAAN
Dalam pembangunan prasarana bidang Cipta Karya, untuk mencapai hasil
yang optimal diperlukan kelembagaan yang dapat berfungsi sebagai motor
penggerak RPIJM Bidang Cipta Karya agar dapat dikelola dengan baik dan
dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
6.1.

Kerangka Kelembagaan

Bagian ini menguraikan secara sistematis tentang kondisi eksisting
kelembagaan Pemerintah kabupaten/kota yang menangani bidang Cipta
Karya.
6.1.1. Kondisi Kelembagaan
6.1.1.1.

Kondisi Keorganisasian Bidang Cipta Karya

Penataan dan penguatan organisasi merupakan Program ke-3 dari

Sembilan Program Reformasi Birokrasi. Keorganisasian yang dimaksud
dalam pedoman ini adalah struktur, tugas, dan fungsi pemerintah daerah
yang menangani bidang Cipta Karya.
Untuk mengetahui kondisi dari keorganisasian bidang cipta karya,
informasi yang perlu disajikan antara lain adalah sebagai berikut:


Peraturan

Daerah

yang

menjadi dasar

penetapan

Struktur

Organisasi Pemerintah Kabupaten/Kota.



Gambaran struktur organisasi Pemerintah Kabupaten/Kota saat ini.



Gambaran struktur organisasi instansi yang menangani urusan
bidang Cipta Karya saat ini.



Penjelasan tentang tugas dan fungsi organisasi bidang Cipta
Karya dalam Struktur Organisasi Pemerintah Kabupaten/Kota

VI -1

RPIJM Bidang Cipta Karya
KABUPATEN INDRAGIRI HULU

Gambar 6.1. Bagan Susunan Organisasi Sekretariat Daerah Kabupaten Indragiri Hulu


VI -2

RPIJM Bidang Cipta Karya
KABUPATEN INDRAGIRI HULU

A. Badan

Perencanaan

Pembangunan

Daerah

dan

Penilitian

Pembangunan


Daerah

Penelitian

Pengembangan
Badan

Perencanaan

dan

Pengembangan mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan dan
pelaksanaan kebijakan daerah di bidang perencanaan pembangunan daerah,
penelitian dan pengembangan.
Bappedalitbang Kabupaten Indragiri Hulu berfungsi sebagai leading sector
pembangunan bidang keciptakaryaan. Ditangani langsung oleh Bidang Fisik
dan

Prasarana.


perencanaan,

Bappeda

koordinasi

Kab.
dan

Indragiri

Hulu

pengawasan

menjalankan

untuk

fungsi


program-program

keciptakaryaan.
Gambar 6.2 Bagan Susunan Organisasi Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah dan Penelitian Pengembangan Kabupaten
Indragiri Hulu

Lampiran
Nomor
Tahun
Tentang

:
:
:
:

Peraturan Daerah Kabupaten Indragiri Hulu
3

2010
Perubahan Atas Peraturan Daerah
Kabupaten Indragiri Hulu Nomor 18 Tahun
2008 Tentang Organisasi Perangkat Daerah
Pemerintah Kabupaten Indragiri Hulu

VI -3

RPIJM Bidang Cipta Karya
KABUPATEN INDRAGIRI HULU

B. Dinas Pekerjaan Umum
Dinas Pekerjaan Umum adalah SKPD Teknis yang langsung menangani
urusan keciptakaryaan di bawah bidang Cipta Karya. Terdiri dari 3 seksi ,
yaitu:
1. Seksi Bangunan
2. Seksi Perumahan dan Permukiman;
3. Seksi Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan

Gambar 6.3 Bagan Susunan Organisasi Dinas Pekerjaan Umum

Kabupaten Indragiri Hulu

Lampiran
Nomor
Tahun
Tentang

:
:
:
:

Peraturan Daerah Kabupaten Indragiri Hulu
3
2010
Perubahan Atas Peraturan Daerah
Kabupaten Indragiri Hulu Nomor 18 Tahun
2008 Tentang Organisasi Perangkat Daerah
Pemerintah Kabupaten Indragiri Hulu


VI -4

RPIJM Bidang Cipta Karya
KABUPATEN INDRAGIRI HULU

C. Badan Lingkungan Hidup
Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Indragiri Hulu yang menganangi
terkait Bidang Cipta Karya adalah Bidang Bina Lingkungan, yang berperan
dalam pengelolaan persampahan.
Gambar 6.4. Bagan Susunan Organisasi Badan Lingkungan Hidup
Kabupaten Indragiri Hulu

Lampiran
Nomor
Tahun
Tentang

:
:
:

:

Peraturan Daerah Kabupaten Indragiri Hulu
18
2008
Organisasi Perangkat Daerah Pemerintah
Kabupaten Indragiri Hulu

VI -5

RPIJM Bidang Cipta Karya
KABUPATEN INDRAGIRI HULU

D. PDAM Tirta Indra
PDAM Tirta Indra didirikan pada tahun 2008 sesuai dengan Peraturan
Daerah Kabupaten Indragiri Hulu Nomor 17 Tahun 2008 tentang Perusahaan
daerah Air Minum Tirta Indra yang berpusat di Rengat.
Ruang lingkup lapangan usaha PDAM Tirta Indra antara lain:
a. Membangun dan memelihara dan menajlankan sistem penyediaan air
minum

b. Mengadakan penjualan air kepada masyarakat dengan sistem
pendistribusian melalui pipanisasi dan mobil tangki secara merata
dan efisien
c. Menyelenggarakan pengaturan dalam proses pendistribusian kepada
konsumen dengan merata dan adil, tertib dan teratur serta tidak
memandang suku, agama dan ras.

Sebagaimana ditetapkan dalam Program RB, penataan tata laksana
merupakan salah satu prioritas program untuk peningkatan kapasitas
kelembagaan. Tata laksana organisasi yang perlu dikembangkan adalah
menciptakan

hubungan

menumbuhkembangkan
melaksanakan

beban

kerja
rasa

kerja

antar

perangkat

kebersamaan
dan

tanggung

dan
jawab

daerah

dengan

kemitraan

dalam

bagi

peningkatan

produktifitas dan kinerja.
Secara internal, Cipta Karyakeorganisasian urusan pemerintah bidang
Cipta Karya, perlu mengembangkan hubungan fungsional sesuai dengan
kompetensi dan kemandirian dalam melaksanakan tugas, fungsi dan
wewenang untuk masing-masing bidang/seksi. Selanjutnya juga perlu
dikembangkan hubungan kerja yang koordinatif baik antar bidang/seksi di
dalam keorganisasian urusan Cipta Karya, maupun untuk hubungan kerja
lintas dinas/bidang dalam rangka menghindari tumpang tindih atau duplikasi
program dan kegiatan secara substansial dan menjamin keselarasan program
dan kegiatan antar perangkat daerah.

VI -6

RPIJM Bidang Cipta Karya
KABUPATEN INDRAGIRI HULU

Prinsip-prinsip hubungan kerja yang diuraikan di atas perlu dituangkan di
dalam Peraturan Daerah tentang keorganisasian Pemerintah Kabupaten/kota,
khususnya menyangkut tupoksi dari masing-masing instansi pemerintah
bidang Cipta Karya. Selain itu, guna memperjelas pelaksanaan tugas pada
setiap satuan kerja, perlu dilengkapi dengan tatalaksana dan tata hubungan
kerja antar satuan kerja, serta Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk
setiap pelaksanaan tugas, yang dapat dijadikan pedoman bagi pegawai
dalam melakukan tugasnya.
Tabel 6.1 Hubungan Kerja Instansi Bidang Cipta Karya
No

Instansi

(1)
1

(2)
Bappeda

2

Dinas PU

3

BLH

4

PDAM Tirta
Indra

Peran Instansi dalam
Pembangunan Bidang CK
(3)
Perencanaan, Koordinator dan
fungsi Pengawasan bidang CK
Perencanaan, Pelaksana Bidang
CK
Fungsi Pengawasan dampak
lingkungan dan penyusunan
dokumen lingkungan
Sebagai operator (pelaksana)
terkait pelayanan air minum

Unit/Bagian yang menangnani
Pembangunan Bidang CK
(4)
Bidang Fisik dan Prasarana
Bidang Cipta Karya
Bidang Bian Lingkungan dan
Penyulihan

Dengan mengacu pada kondisi eksisting kelembagaan perangkat daerah,
bagian ini menguraikan analisis permasalahan kelembagaan Pemerintah
kabupaten/kota yang menangani bidang Cipta Karya.

6.1.1.2.

Analisis SWOT Kelembagaan

Analisis SWOT Kelembagaan merupakan suatu metode perencanaan
strategis

yang

digunakan

untuk

mengevaluasi

kekuatan

(strengths),

kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) di
bidang kelembagaan. Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara
menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat
faktornya, kemudian menerapkannya dalam matriks SWOT. Berdasarkan
penjabaran dari kondisi eksisting kelembagaan, serta pertanyaan-pertanyaan
yang perlu dijawab dalam analisis kelembagaan, maka diperlukan melakukan

VI -7

RPIJM Bidang Cipta Karya
KABUPATEN INDRAGIRI HULU

analisis SWOT kelembagaan bidang CK di yang meliputi aspek organisasi,
tata laksana dan sumber daya manusia.
Strategi yang digunakan adalah bagaimana kekuatan mampu mengambil
keuntungan dari peluang yang ada (strategi S-O); bagaimana cara mengatasi
kelemahan yang mencegah keuntungan dari peluang yang ada (strategi WO); bagaimana kekuatan mampu menghadapi ancaman yang ada (strategi ST); dan terakhir adalah bagaimana cara mengatasi kelemahan yang mampu
membuat ancaman menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru
(strategi W-T).
Berdasarkan informasi yang disusun dari pertanyaan serta analisis
tentang keorganisasian, tata laksana dan SDM bidang Cipta Karya pada subbab sebelumnya, selanjutnya dapat dirumuskan Matriks Analisis SWOT
Kelembagaan. Perumusan strategi bidang kelembagaan berdasarkan Analisis
SWOT diharapkan dapat menjadi acuan dalam rencana pengembangan
kelembagaan.
Tabel 6.2 Matrik SWOT
Kekuatan (S)
1. Visi dan misi daerah
2. Ketersediaan
Internal
dokumen
perencanaan
3. Kemitraan
pemerintah,swasta
Eksternal
dan masyarakat
4. Sumber dana APBD
dan swasta
Peluang (O)
Strategi S-O:
1. Pelaksanaan otonomi 1. Kemitraan
daerah
pemerintah dengan
2. Ketersediaan DAK
swasta maupun
3. Pertumbuhan
dengan masyarakat
ekonomi
dalam pembangunan
4. Daerah
bidang CK
Perkembangan
2. Perencanaan dan
aktivitas bisnis
penilaian
5. Pertumbuhan
(valuation)pembiayaa
penduduk
n investasi dari
sumber-sumber
pemerintah, swasta
dan masyarakat

Kelemahan (W)
1. Jumlah dan kualitas
SDM
2. Keterbatasan dana
dari pemerintah
3. Koordinasi antar
lembaga
4. Keterbatasan jumlah
dan kualitas sarana
dan prasarana
Strategi W-O:
1. Peningkatan
kapasitas
kelembagaan
2. Penguatan lembaga
untuk peningkatan
partisipasi
masyarakat

VI -8

RPIJM Bidang Cipta Karya
KABUPATEN INDRAGIRI HULU

Ancaman (T)
1. Peningkatan
pertumbuhan
masalah yang harus
ditangani
2. Kenaikan harga
barang kebutuhan
sarana ciptakarya
3. Pertumbuhan
kebutuhan
pembiayaan
4. Tuntutan publik
terhadap
ketersediaan
infrastruktur cipta
karya

Strategi S-T:
1. Optimalisasi dan
peningkatan
efektivitas
pelaksanaan fungsi
organisasi
2. Peningkatan
kapasitas
kelembagaan dalam
menentukan social
cost and benefit
sharing untuk
pembangunan
infrastruktur bidang
CK

Strategi W-T:
1. Peningkatan Sumber
Daya Manusia, baik
secara kualitas
maupun kuantitas
untuk pengembangan
kemitraan
pemerintah, swasta
dan masyarakat
2. Penguatan UPTD
untuk manajemen
aset dan monitoring &
evaluasi infrastruktur
Cipta Karya

6.1.2. Rencana Pengembangan Kelembagaan
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Indragiri Hulu Nomor 4 Tahun
2016 Tentang Pembentukan Dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten
Indragiri Hulu tanggal 18 Oktober 2016, maka Struktur Organisasi Perangkat
Daerah di Kabupaten Indragiri Hulu akan mengikuti arahan Perda tersebut
yang akan mulai efektif pada tahun 2017.
Adapun struktur organisasi bidang keciptakaryaan yang terkait ada 4
instansi, yaitu:
1. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Bidang terkait adalah:
-

Bidang Fisik dan Saranan Prasarana
o Subbid Pekerjaan umum dan Tata Ruang
o Subbid Perumahan Permukiman dan Lingkungan Hidup

VI -9

RPIJM Bidang Cipta Karya
KABUPATEN INDRAGIRI HULU

Gambar 6.5 Susunan Organisasi Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah Kabupaten Indragiri Hulu
BAGAN SUSUNAN ORGANISASI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
KABUPATEN INDRAGIRI HULU

KEPALA BADAN

SEKRETARIAT

KELOMPOK
JABATAN FUNGSIONAL

SUBBAGIAN
UMUM

SUBBAGIAN
KEUANGAN

SUBBAGIAN
PROGRAM

BIDANG
EKONOMI

BIDANG
PEMERINTAHAN DAN
KEEJAHTERAAN
RAKYAT

BIDANG
PERENCANAAN
DAERAH DAN
LITBANG

BIDANG
FISIK DAN SARANA
PRASARANA

SUBBID
PEKERJAAN UMUM
DAN TATA RUANG

SUBBID
PANGAN, PERTANIAN
DAN PERIKANAN

SUBBID
PEMERINTAHAN DAN
APARATUR

SUBBID
PERENCANAAN
DAERAH

SUBBID
PERUMAHAN
PERMUKIMAN DAN
LINGKUNGAN
HIDUP

SUBBID
INVESTASI, INDUSTRI,
DAN KOPERASI

SUBBID
KESEJAHTERAAN
RAKYAT

SUBBID
PENELITIAN
DAN DATA

SUBBID
PERHUBUNGAN DAN
KOMUNIKASI
INFORMATIKA

SUBBID
PEMBERDAYAAN
DAN TENAGA
KERJA

SUBBID
KEPENDUDUKAN,
KETENTRAMAN
KETERTIBAN DAN
PERLINDUNGAN
MASYARAKAT

SUBBID
EVALUASI DAN
PENGENDALIAN

2. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Bidang yang terkait adalah:
-

Bidang Cipta Karya
o Seksi Perencanaan Teknis
o Seksi Air Bersih
o Seksi Bangunan Gedung

-

Bidang Penataaan Ruang
o Seksi Tata Bangunan dan Lingkungan

VI -10

RPIJM Bidang Cipta Karya
KABUPATEN INDRAGIRI HULU

-

Bidang Kebersihan dan Pertamanan
o Seksi Kebersihan
o Seksi Pertamanan
o Seksi Pengelolaan TPA dan IPLT
Gambar 6.6. Susunan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
BAGAN SUSUNAN ORGANISASI DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
KABUPATEN INDRAGIRI HULU

KEPALA DINAS

SEKRETARIAT

KELOMPOK
JABATAN FUNGSIONAL

SUBBAGIAN
UMUM

SUBBAGIAN
PROGRAM

BIDANG
SUMBER DAYA AIR

SUBBAGIAN
KEUANGAN

BIDANG
BINA MARGA

BIDANG
CIPTA KARYA

BIDANG
PENATAAN
RUANG

BIDANG
KEBERSIHAN DAN
PERTAMANAN

SEKSI
PERENCANAAN
TEKNIS

SEKSI
PERENCANAAN
TEKNIS

SEKSI
PERENCANAAN
TEKNIS

SEKSI
PENYUSUNAN
TATA RUANG

SEKSI
KEBERSIHAN

SEKSI
PEMBANGUNAN
DAN PEMELIHARAAN
JALAN

SEKSI
AIR BERSIH

SEKSI
PEMBANGUNAN,
PENGELOLAAN DAN
PEMELIHARAAN
DAERAH RAWA DAN
DAERAH IRIGASI

SEKSI
SEKSI TATA
BANGUNAN DAN
LINGKUNGAN

SEKSI
PERTAMANAN

SEKSI
PEMBANGUNAN DAN
PEMELIHARAAN
JEMBATAN

SEKSI
BANGUNAN GEDUNG

SEKSI
PEMBANGUNAN
DAN PEMELIHARAAN
SUNGAI, DANAU DAN
SUMBER DAYA AIR
LAINNYA

SEKSI
PEMBINAAN DAN
JASA KONTRUKSI

SEKSI
PENGELOLAAN TPA
DAN IPLT

UP T

3. Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman
Bidang yang terkait adalah:
-

Bidang Kawasan Permukiman
o Seksi Infrastruktur Kawasan Strategis
o Seksi Penataan dan Peningkatan Kualitas Kawasan Kumuh
VI -11

RPIJM Bidang Cipta Karya
KABUPATEN INDRAGIRI HULU

o Seksi Penyelenggaraan PSU Permukiman
Gambar 6.7 Susunan Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan
Permukiman
BAGAN SUSUNAN ORGANISASI DINAS PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN
KABUPATEN INDRAGIRI HULU

KEPALA DINAS

SEKRETARIAT

KELOMPOK
JABATAN FUNGSIONAL
SUBBAGIAN
PROGRAM DAN
KEUANGAN

SUBBAGIAN
UMUM

BIDANG
PERUMAHAN
RAKYAT

BIDANG
KAWASAN
PEMUKIMAN

SEKSI
PERENCANAAN
PENYEDIAAN
PERUMAHAN

SEKSI
INFRASTRUKTUR
PERMUKIMAN
KAWASAN
STRATEGIS

SEKSI
PEMBANGUNAN DAN
PENGEMBANGAN
PERUMAHAN

SEKSI
PENATAAN DAN
PENINGKATAN
KUALITAS KAWASAN
KUMUH

SEKSI
RUMAH REHABILITASI
DAN RELOKASI

SEKSI
PENYELENGGARAAN
PSU PERMUKIMAN

UP T

4. PDAM Tirta Indra
PDAM Tirta Indra didirikan pada tahun 2008 sesuai dengan Peraturan
Daerah Kabupaten Indragiri Hulu Nomor 17 Tahun 2008 tentang Perusahaan
daerah Air Minum Tirta Indra yang berpusat di Rengat.
VI -12

RPIJM Bidang Cipta Karya
KABUPATEN INDRAGIRI HULU

Adapun rencana peningkatan kapasitas kelembagaan yang ada di
Bidang CIpta karya seperti yang diuraikan dalam tabel berikut
Tabel 6.3 Pelatihan Bidang Cipta Karya
No

Instansi

1

Bimbingan Teknis Pengelolaan Bangunan Gedung dan Rumah Negara Pusat, Barat dan
Timur serta sertifikasi Pengelola Teknis
Bimbingan Teknis Penyelenggaraan Bangunan Gedung Negara
Bimbingan Teknis Pengelolaan Rumah Negara Golongan III
Training of Trainers (TOT) Bidang Penyelenggaraan Penataan Bangunan dan
Lingkungan
Training of Trainers (TOT) Sosialisasi Peraturan Perundangan-undangan Bangunan
Gedung dan Lingkungan
Pelatihan Pengadaan Barang dan Jasa Dit. PBL
Peningkatan Kapasitas SDM Dit. PBL bekerjasama dengan Pusat Pembinaan
Kompetensi dan Pelatihan Konstruksi
Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan dalam Bidang Keprotokolan
Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan dalam Bidang Tata Persuratan
Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan Pemeliharaan dan Pengamanan
Infrastruktur Publik Bidang Cipta Karya
Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan Aparatur Negara dalam Tanggap Darurat
Bencana
Pembinaan Teknis Percepatan Proses Hibah/Alih Status Barang Milik Negara
Pembinaan Teknis Penerapan Aplikasi SIMAK BMN
Pembinaan Teknis Pengembangan Kompetensi Pegawai
Pembinaan Teknis Pemetaan Kompetensi Pegawai
Diklat Pejabat Inti Satker (PIS)
Diklat Jabatan Fungsional

2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17

6.1.

Kerangka Regulasi
Sistem regulasi nasional merupakan suatu proses mekanisme bertahap untuk

mewujudkan harmonisasi antara kebijakan yang dirumuskan kedalam bentuk
regulasi melalui upaya pengelolaan yang terarah (perencanaan, koordinasi,
monitoring dan evaluasi) terutama dalam rangka meningkatkan kualitas regulasi dan
kinerja penyelenggara Negara demi tercapainya tujuan pembangunan nasional.
Dalam Agenda 100-0-100 terdapat Kerangka Regulasi yang merupakan
kebutuhan regulasi yang diperlukan dalam rangka mendukung pencapaian agenda
100-0-100 Bidang Cipta Karya, antara lain yang berkaitan dengan sektor air minum,
sektor penyehatan lingkungan permukiman, sektor penataan bangunan dan
lingkungan serta sektor pengembangan permukiman.

VI -13

RPIJM Bidang Cipta Karya
KABUPATEN INDRAGIRI HULU
Ditjen Cipta Karya dalam melakukan tugas dan fungsinya mengacu pada
Undang-Undang yang berlaku. Adapun amanat perundangan yang terkait dengan
keciptakaryaan antara lain:
➢ Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional


Dalam

mewujudkan

pembangunan

yang

lebih

merata

dan

berkeadilan, maka pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat yang
berupa air minum dan sanitasi diarahkan pada: (1) peningkatan
kualitas pengelolaan aset (asset management) dalam penyediaan air
minum dan sanitasi; (2) pemenuhan kebutuhan minimal air minum
dan sanitasi dasar bagi masyarakat; (3) penyelenggaraan pelayanan
air minum dan sanitasi yang kredibel dan profesional; dan (4)
penyediaan sumber-sumber pembiayaan murah dalam pelayanan air
minum dan sanitasi bagi masyarakat miskin.


Percepatan pembangunan infrastruktur dengan lebih meningkatkan
kerjasama antara pemerintah dan dunia usaha; Pengembangan
perumahan dan permukiman.



Ketersediaan

infrastruktur

sesuai

tata

ruang;

Terpenuhinya

penyediaan air minum untuk kebutuhan dasar pengembangan
infrastruktur pedesaan mendukung pertanian; Pemenuhan kebutuhan
hunian didukung sistem pembiayaan jangka panjang; Terwujudnya
kota tanpa pemukiman kumuh.


Terpenuhinya kebutuhan hunian yang dilengkapi dengan prasarana
dan sarana pendukung bagi seluruh masyarakat yang didukung oleh
sistem pembiayaan perumahan jangka panjang dan berkelanjutan,
efisien, dan akuntabel sehingga terwujud kota tanpa permukiman
kumuh.

➢ Undang-Undang No. 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah


Pemerintah daerah harus menutup tempat pemrosesan akhir sampah
(TPA) yang dioperasikan dengan sistem pembuangan terbuka (open
dumping) paling lama lima (5) tahun terhitung sejak diberlakukannya
UU ini.



Pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah
rumah

tangga

dilakukan

dengan

pengurangan

sampah,

dan

penanganan sampah. Upaya pengurangan sampah dilakukan dengan

VI -14

RPIJM Bidang Cipta Karya
KABUPATEN INDRAGIRI HULU
pembatasan timbulan sampah, pendauran ulang sampah, dan
pemanfaatan kembali sampah. Sedangkan kegiatan penanganan
sampah

meliputi

pemilahan,

pengumpulan,

pengangkutan,

pengolahan dan pemrosesan akhir.
➢ Undang-Undang No. 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman


UU

mengatur

penyelenggaraan

perumahan

dan

kawasan

permukiman, pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman
kumuh, pendanaan & pembiayaan, dan peran masyarakat.


Dalam menangani permukiman kumuh dilakukan upaya pencegahan,
terdiri

dari

pengawasan,

pengendalian,

dan

pemberdayaan

masyarakat, serta upaya peningkatan kualitas permukiman, yaitu
pemugaran, peremajaan, dan permukiman kembali.
➢ Undang-Undang No. 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun


Peraturan

ini

pembangunan,

mengatur

perihal

penguasaan,

pembinaan,

pemilikan,

perencanaan,

dan

pemanfaatan,

pengelolaan, peningkatan kualitas, pengendalian, kelembagaan,
tugas dan wewenang, hak dan kewajiban, pendanaan dan sistem
pembiayaan, dan peran masyarakat.
➢ Undang-Undang No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung


Bangunan gedung harus mempertimbangkan terciptanya ruang luar
bangunan gedung, ruang terbuka hijau yang seimbang, serasi, dan
selaras dengan lingkungannya. Sistem penghawaan, pencahayaan,
dan

pengkondisian

udara

dilakukan

dengan

prinsip-prinsip

penghematan energi (amanat green building).


Bangunan gedung dan lingkungannya yang ditetapkan sebagai cagar
budaya

sesuai

dengan

peraturan

perundang-undangan

harus

dilindungi dan dilestarikan.


Penyediaan fasilitas dan aksesibilitas bagi penyandang cacat dan
lanjut usia merupakan keharusan bagi semua bangunan gedung.

➢ Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang


Infrastruktur air minum, air limbah permukiman, persampahan,
merupakan bagian dari sistem jaringan prasarana yang mendukung
sistem permukiman dan membentuk struktur ruang kota.

VI -15

RPIJM Bidang Cipta Karya
KABUPATEN INDRAGIRI HULU


Peraturan ini mengamanatkan penyediaan ruang terbuka hijau
dengan proporsi paling sedikit 30 (tiga puluh) persen dari luas wilayah
kota.

➢ Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah


Bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat merupakan Urusan
Pemerintahan yang wajib diselenggarakan seluruh Daerah dan
bersifat Pelayanan Dasar untuk memenuhi kebutuhan dasar warga
negara.

Pemda

telah

diamanatkan

untuk

memprioritaskan

pelaksanaan Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan
Pelayanan Dasar sehingga mendapat perlakuan khusus dalam
penyusunan kelembagaan, perencanaan dan penganggaran di pusat
dan di daerah.


Pelaksanaan Pelayanan Dasar pada Urusan Pemerintahan Wajib
yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar berpedoman pada SPM
yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat, sekaligus mendukung
indikator kinerja utama kementerian dan kinerjanya akan dikontrol
secara ketat oleh berbagai stakeholders.



Dalam pembangunan bidang infrastruktur permukiman, Pemerintah
Pusat

memiliki

kewenangan

untuk

mengembangkan

sistem

permukiman secara nasional, lintas provinsi, atau untuk kepentingan
strategis nasional. Pembagian kewenangan antara Pemerintah Pusat,
Provinsi, dan Kabupaten/Kota ditunjukan pada tabel berikut:

Tabel 6.4 - Pembagian Kewenangan Pemerintah Pusat, Provinsi, dan
Kabupaten/Kota

Urusan

Pemerintah Pusat

Daerah Provinsi

Daerah Kab/Kota

Permukiman

a.
Penetapan
sistem
pengembangan
infrastruktur
permukiman secara nasional.
b.
Penyelenggaraan
infrastruktur pada permukiman
di kawasan strategis nasional
a.
Penetapan
bangunan
gedung untuk kepentingan
strategis nasional
b. Penyelenggaraan bangunan
gedung untuk kepentingan
strategis
nasional
dan

Penyelenggaraan
infrastruktur pada
permukiman
di
kawasan strategis
Daerah Provinsi.

Penyelenggaraan
infrastruktur pada
permukiman
di
Daerah
kabupaten/kota

a. Penetapan
bangunan gedung
untuk kepentingan
strategis Daerah
provinsi
b.

Penyelenggaraan
bangunan gedung
di wilayah Daerah
kabupaten/kota,
termasuk
pemberian
IMB

Bangunan
Gedung

VI -16

RPIJM Bidang Cipta Karya
KABUPATEN INDRAGIRI HULU

Urusan

Pemerintah Pusat

Daerah Provinsi

penyelenggaraan
bangunan Penyelenggaeaan
gedung fungsi khusus
bangunan gedung
untuk kepentigan
strategis Daerah
provinsi
Penataan
a. Penetapan pengembangan Penyelenggaraan
Bangunan
sistem
penataan
dan
penataan
bangunan
dan bangunan
dan
Lingkungan
lingkungan secara nasional
lingkungan
di
b. Penyelenggaraan penataan kawasan strategis
bangunan dan lingkungannya Daerah
provinsi
di kawasan strategis nasional
dan
penataan
bangunan
dan
lingkungan lintas
daerah
Air Minum
a. Penetapan pengembangan Pengelolaan dan
SPAM
pengembangan
secara
nasional
b. SPAM
lintas
Pengelolaan dan
daerah
pengembangan SPAM lintas kabupaten/kota
Daerah
provinsi, dan SPAM untuk
kepentingan strategis nasional
Air Limbah
a. Penetapan pengembangan Pengelolaan dan
sistem pengelolaan air limbah pengembangan
domestik secara nasional
sistem airl limbah
b.
Pengelolaan
dan domestik regional
pengembangan
sistem
pengelolaan
air
limbah
domestik
lintas
daerah
provinsi,
dan
sistem
pengelolaan
air
limbah
domestik untuk kepentingan
strategis nasional
Persampahan a. Penetapan pengembangan Pengembangan
sistem
pengelolaan sistem
dan
persampahan secara nasional pengelolaan
b.
Pengembangan sistem persampahan
pengelolaan
regional
persampahan lintas daerah
provinsi
dan
sistem
pengelolaan
persampahan
untuk kepentingan strategis
nasional
Drainase
a. Penetapan pengembangan Pengelolaan dan
sistem
drainase
secara pengembangan
nasional
sistem
drainase
b.
Pengelolaan
dan yang
terhubung
pengembangan
sistem dengan
sungai
drainase lintas daerah provinsi lintas
daerah
dan sistem drainase untuk kabupaten/kota

Daerah Kab/Kota
dan sertifikat laik
fungsi bangunan

Penyelenggaraan
penataan
banguanan
dan
lingkungan
di
daerah
kabupaten/kota

Pengelolaan dan
pengembangan
SPAM di daerah
kabupaten/kota

Pengelolaan dan
pengembangan
sistem air limbah
domestik
dalam
daerah
kabupaten/kota

Pengembangan
sistem
dan
pengelolaan
persampahan
dalam
daerah
kabupaten/ kota

Pengelolaan dan
pengembangan
sistem
drainase
yang
terhubung
dengan
sungai
dalam
daerah
kabupaten/kota

VI -17

RPIJM Bidang Cipta Karya
KABUPATEN INDRAGIRI HULU

Urusan

Pemerintah Pusat

Daerah Provinsi

Daerah Kab/Kota

kepentingan strategis nasional

Di

samping

Undang-Undang

tersebut,

Ditjen

Cipta

Karya

dalam

melaksanakan tugas dan fungsinya juga mengacu pada peraturan pelaksana dalam
bentuk Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden, maupun Peraturan Menteri
PUPR. Adapun peraturan pelaksanaan bidang Cipta Karya antara lain:


PP No. 36 tahun 2005 Tentang Peraturan Pelaksanaan UUBG (Undang
Undang Bangunan Gedung);



PP No. 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional;



PP No. 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan
Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga;



Permen PUPR No. 03/PRT/M/2015 Petunjuk Teknis Penggunaan Dana
Alokasi Khusus Bidang Infrastruktur;



Permen PUPR No. 15/PRT/M/2015 Tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;



Permen PU No. 34/PRT/M/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit
Pelaksana Teknis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;



Permendagri No. 57 Tahun 2010 Tentang Standar Pelayanan Perkotaan;



Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010 Tentang
Persyaratan Kualitas Air Minum.

Berikut adalah kerangka regulasi yang dibutuhkan dalam pencapaian agenda
100-0-100 di Kabupaten Kampar:
Tabel 6.5 Kerangka dan Kebutuhan Regulasi dalam Pencapaian Agenda
100-0-100 Bidang CIpta Karya
ARAH
URGENSI
KERANGKA
PEMBENTUKAN
UNIT
REGULASI
BERDASARKAN
NO
TERKAIT/
DAN/ATAU
EVALUASI REGULASI
SKPD
KEBUTUHAN
EKSITING, KAJIAN,
REGULASI
DAN PENELITIAN
1
Penerbitan Perda *Implementasi
UU DPPKAD
ttg
Obligasi 23/2014
Daerah
sbg

TARGET
PENYELESAIAN

2018

VI -18

RPIJM Bidang Cipta Karya
KABUPATEN INDRAGIRI HULU
ARAH
KERANGKA
REGULASI
NO
DAN/ATAU
KEBUTUHAN
REGULASI
Mekanisme
Pembiayaan
Infrastruktur
2
Peraturan
Bupati/Walikota
tentang Rencana
Induk
Sistem
Penyediaan
Air
Minum
3
Peraturan Daerah
Kabupaten/Kota
tentang
Pencegahan Dan
Peningkatan
Kualitas
Perumahan
Kumuh
dan
Permukiman
Kumuh
4
Peraturan Daerah
Kabupaten/Kota
tentang
Pengelolaan
Sampah
Rumah
Tangga
dan
Sejenis
Rumah
Tangga
5
Peraturan Daerah
Kabupaten/Kota
tentang
Pengelolaan
Air
Limbah
Rumah
Tangga
6
Peraturan Daerah
Kabupaten/Kota
tentang Rencana
Induk
Sistem
Drainase
Kabupaten/Kota
7
Peraturan
Bupati/Walikota
tentang
Tenaga
Ahli
Bangunan
Gedung,
Izin
Mendirikan
Bangunan,
Sertifikat
Laik

URGENSI
PEMBENTUKAN
BERDASARKAN
EVALUASI REGULASI
EKSITING, KAJIAN,
DAN PENELITIAN

UNIT
TERKAIT/
SKPD

TARGET
PENYELESAIAN

Sebagai
landasan
dalam
pembangunan
Sistem Penyediaan Air
Minum
di
Kabupaten/Kota

Dinas
Pekerjaan
Umum dan
Tata Ruang

2018

Sebagai
landasan
dalam Pencegahan Dan
Peningkatan
Kualitas
Perumahan Kumuh dan
Permukiman Kumuh di
Kabupaten/Kota

Dinas
Perumahan
Rakyat dan
Kawasan
Permukiman

2018

Sebagai
landasan
dalam
Pengelolaan
Sampah Rumah Tangga
dan Sejenis Rumah
Tangga
di
Kabupaten/Kota

Dinas
Pekerjaan
Umum dan
Tata Ruang

2018

Sebagai
landasan
dalam Pengelolaan Air
Limbah Rumah Tangga
di Kabupaten/Kota

Dinas
Pekerjaan
Umum dan
Tata Ruang

2018

Sebagai
landasan
dalam
Pembangunan
Sistem
Drainase
di
Kabupaten/Kota

Dinas
Pekerjaan
Umum dan
Tata Ruang

2018

Sebagai petunuk teknis
dalam
pelaksanaan
Perda
Bangunan
Gedung

Dinas
Pekerjaan
Umum dan
Tata Ruang

VI -19

RPIJM Bidang Cipta Karya
KABUPATEN INDRAGIRI HULU
ARAH
URGENSI
KERANGKA
PEMBENTUKAN
REGULASI
BERDASARKAN
NO
DAN/ATAU
EVALUASI REGULASI
KEBUTUHAN
EKSITING, KAJIAN,
REGULASI
DAN PENELITIAN
Fungsi
dan
Pendataan
Bangunan Gedung
Sumber : Analisa 2016

UNIT
TERKAIT/
SKPD

TARGET
PENYELESAIAN

VI -20