BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN TABANAN - DOCRPIJM 1504702385Bab5 Keterpaduan Strategi Compress

BAB V
KETERPADUAN
STRATEGI
PENGEMBANGAN
KABUPATEN TABANAN

Bab ini menguraikan secara ringkas Dokumen Rencana Bidang Cipta Karya yang
dimiliki oleh Kabupaten Tabanan meliputi : RTRW, RPJMD, Perda Bangunan Gedung,
RISPAM, SSK, RTBL, RP2KP, RTBL KSK dan mengintegrasikan strategi dan program
pembangunan Bidang Cipta Karya.

5.1.

ARAHAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN
TABANAN

Visi/tujuan, misi/sasaran/lingkup,kebijakan/kebijakan umum, dan strategi Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Tabanan disajikan pada Tabel 5.1
Arahan Rencana Struktur Ruang dan Pola Ruang Kabupaten Tabanan sebagaimana
telah diuraikan pada Bab sebelumnya yakni pada Tabel 3.9, Gambar 3.7, dan Gambar
3.8, serta Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten pada Tabel 3.10 Bab III Arahan

Spasial dan Strategis Nasional.

V-1

Tabel 5.1 Visi/Tujuan, Misi/Sasaran/Lingkup, Kebijakan/Kebijakan Umum, dan Strategi RTRW Kabupaten Tabanan

V-2

Lanjutan Tabel 5.1

V-3

Arahan pemanfaatan ruang wilayah kabupaten merupakan perwujudan rencana struktur
ruang, pola ruang, dan kawasan strategis kabupaten dalam bentuk indikasi program
utama pemanfaatan ruang. Indikasi program sebagai operasionalisasi rencana pola
ruang dan struktur ruang khususnya untuk bidang Cipta Karya disajikan pada Tabel 5.2
Tabel 5.2 Identifikasi Indikasi Program RTRW Kabupaten Tabanan terkait
Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya
NO
(1)

1

2

USULAN PROGRAM
UTAMA
(2)
Pemantapan Integrasi
Pengelolaan Terpadu
Kawasan Perkotaan Tabanan
dengan PKN Kawasan
Perkotaan Sarbagita
Pemantapan Identitas PPK
Yang Berjatidiri Budaya Bali

3

Pemantapan Status Pusat
Kegiatan Lokal (PPL) Dan
Kaw. Agropolitan


4

Pengintegrasian SPAM
Sarbagitaku Dalam Sistem
Tabanan
Pengintegrasian SPAM
Sarbagitaku Dalam Sistem
Tabanan Wilayah Pelayanan
pada SPAM yang Telah Ada
Pengembangan Jaringan
Perpipaan Baru Di Kaw
Perkotaan Yg BlmTerlayani
Pengembangan SPAM Baru
Baik Jaringan Perpipaan
Maupun Non Perpipaan Di
Kawasan Perdesaan
Pemantapan Kerjasama
Pengelolaan Sampah Dan
Pemanfaatan IPST Di TPA

Suwung Sbg TPA Regional
PKN Kawasan Perkotaan
Sarbagita
Peningkatan Fungsi TPA
Mandung Melalui Sistem
Controlled Landfill
Peningkatan Sarana Dan
Prasarana Pengolahan
Sampah TPA Mandung
Peningkatan Jumlah TPS
Serta Pewadahan Sampah
Setempat
Peningkatan Pelayanan

5

6

7


8

9

10

11

12

LOKASI
(3)
Kecamtan Tabanan
dan Kecamatan
Kediri

MERUPAKAN
KSK
(YA/TIDAK)
(4)

Ya

SUMBER
PENDANAAN

INSTANSI
PELAKSANA

(5)
APBN, APBD
PROV.

(6)
BKPRN, Pusat,
Pemprov/
Pemkab

Seluruh Kec,
kecuali Kec
Tabanan dan Kec

Kediri
Seluruh Kec,
kecuali Kec
Tabanan dan Kec
Kediri
Kec. Tabanan dan
Kec.Kediri

Ya

APBD Prov/Kab

Pemprov/
Pemkab

Ya

APBD Prov/Kab

Pemprov/

Pemkab

Ya

APBN, APBD

Dinas PU
Prov/Kab, PDAM

Semua Kecamatan

Ya/Tidak

APBN, APBD

Dinas PU
Prov/Kab, PDAM

Semua Kecamatan


Ya/Tidak

APBN, APBD

Dinas PU
Prov/Kab, PDAM

Semua Kecamatan

Ya/Tidak

APBN, APBD

Dinas PU
Prov/Kab, PDAM

Semua Kecamatan

Ya/Tidak


APBN, APBD

DPU Prov, DKB
Kab

Kec.Kerambitan

Tidak

APBN, APBD

DPU Prov, DKB
Kab

Kec.Kerambitan

Tidak

APBN, APBD


Semua Kecamatan

Ya/Tidak

APBN, APBD

Semua Kecamatan

Ya/Tidak

APBN, APBD

DPU Prov, DKB
Kab, Swasta,
dan Masy
DPU Prov, DKB
Kab, Swasta,
dan Masy
DPU Prov, DKB
V-4

NO
(1)

13

14

15
16

17

18
19
20

21

22

23

24

25

USULAN PROGRAM
UTAMA
(2)
Sarana Pengangkutan
Sampah Ke TPA
Peningkatan Kerjasama
Pengelolaan Sampah
Dengan Masyarakat
Pemasyarakatan dan
Sosialisasi Konsep 3R
Pengembangan IPAL Di
Kawasan Perkotaan Tabanan
Pengembangan IPAL Pada
Kaw. Efektif Pariwisata Soka,
Bedugul dan Tanah Lot
Pengembangan IPAL
Komunal (Sanimas) di
Lingkungan Kawasan
Permukiman Padat
Fasilitasi Pengelolaan Limbah
Setempat Pada Masyarakat
Normalisasi Beberapa Aliran
Sungai Rawan Banjir
Pemeliharaan Dan
Pengembangan Jaringan
Drainase Jalan-Jalan
Lingkungan Permukiman
Penetapan Dan Sosialisasi
Jalan-Jalan Sebagai Jalur
Evakuasi Bencana
Penetapan Dan Sosialisasi
Tempat-Tempat Yang
Dipakai Sebagai Ruang
Evakuasi Bencana
Revitalsasi Desa Tua Yang
Memiliki Tata Ruang Desa
Dan Arsitektur Khas
Peningkatan Pelayanan
Sistem Jar. Prasarana
Permukiman (Jaringan Jalan
Permukiman, Energi,
Telekomunikasi, Air Minum,
Air Limbah, Pengelolaan
Persampahan, Drainase)
Perwujudan ruang terbuka
hujau, ruang terbuka non
hijau, ruang Ruang Pejalan
Kaki, Jalur dan Ruang
Evakuasi Bencana

(3)

MERUPAKAN
KSK
(YA/TIDAK)
(4)

Semua Kecamatan

Ya/Tidak

APBN, APBD

Semua Kecamatan

Ya/Tidak

APBN, APBD

Kec.Tabanan dan
Kec.Kediri
Semua kecamatan
kecuali Kec.Marga
dan Kec Penebel
Semua kecamatan
kecuali Kec.Marga
dan Kec Penebel

Ya

APBN, APBD

Ya

APBN, APBD

Ya

APBN, APBD

Dinas PU
Prov./Kab

Semua Kecamatan

Ya/Tidak

APBD Kab.

DPU Kab.

Semua Kecamatan

Ya/Tidak

APBN, APBD

Semua Kecamatan

Ya/Tidak

APBD Kab.

Dinas PU
Prov./Kab
DPU Kab.

Semua Kecamatan

Ya/Tidak

APBN, APBD

Dinas PU
Prov./Kab

Semua Kecamatan

Ya/Tidak

APBN, APBD

Dinas PU
Prov./Kab

Kecamatan Marga

Tidak

APBD Prov/Kab

Dinas PU
Prov./Kab

Semua Kecamatan

Ya/Tidak

APBD Prov/Kab

Dinas PU
Prov./Kab,
BUMN

Semua Kecamatan

Ya/Tidak

APBD Prov/Kab

Dinas PU
Prov./Kab.

LOKASI

SUMBER
PENDANAAN

INSTANSI
PELAKSANA

(5)

(6)
Kab, Swasta,
dan Masy
DPU Prov, DKB
Kab, Swasta,
dan Masy
DPU Prov, DKB
Kab, Swasta,
dan Masy
Kem PU, Dinas
PU Prov./Kab
Dinas PU Prov.
Masyarakat

Selanjutnya arahan pengendalian pemanfaatan ruang dalam bentuk ketentuan umum
peraturan zonasi disajikan pada Tabel 5.3
V-5

Tabel 5.3 Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Wilayah Kaupaten Tabanan
NO
1

ZONA BERDASARKAN POLA
RUANG WILAYAH KABUPATEN
Kawasan perkotaan yang
berfungsi sebagai PKN

DESKRIPSI
kawasan perkotaan
yang berfungsi untuk
melayani kegiatan skala
internasional, nasional,
atau beberapa provinsi.

a.

b.
c.
d.

e.
f.
g.
h.
2

Kawasan perkotaan yang
berfungsi sebagai PPK

kawasan perkotaan
yang berfungsi untuk
melayani kegiatan skala
kecamatan atau

a.

KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI
KETENTUAN UMUM KEGIATAN
kegiatan yang diperbolehkan meliputi kegiatan pemantapan Kawasan Perkotaan Tabanan sebagai
perkotaan di sekitar kawasan perkotaan inti dari PKN Kawasan Perkotaan Denpasar-BadungGianyar-Tabanan, pusat pemerintahan Kabupaten, pusat perdagangan dan jasa skala
internasional, nasional, dan regional, kegiatan pariwisata, kegiatan sosial-budaya dan kesenian,
pelayanan pendidikan, pelayanan kesehatan internasional, nasional, dan regional, kegiatan
pertanian, permukiman, kegiatan penghijauan, penyediaan untuk ruang terbuka non hijau kota,
penyediaan prasarana dan sarana pejalan kaki, penyediaan prasarana dan sarana angkutan
umum, penyediaan prasarana dan sarana kegiatan sektor informal dan ruang evakuasi bencana,
kegiatan peningkatan kuantitas dan kualitas jaringan jalan kawasan perkotaan pelayanan jaringan
air minum, jaringan drainase, pengelolaan persampahan, pengolahan air limbah, pelayanan energi
dan listrik, pelayanan telekomunikasi dan utilitas perkotaan lainnya; kegiatan yang dapat
mendukung pelestarian bangunan yang memiliki nilai-nilai sejarah, budaya, kawasan suci, tempat
suci, dan pola-pola permukiman tradisional setempat;
kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi kegiatan selain sebagaimana dimaksud huruf
a yang tidak mengganggu fungsi Kawasan Perkotaan;
kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi kegiatan selain sebagaimana dimaksud pada huruf a
dan b;
pemanfaatan ruang kawasan perkotaan disesuaikan dengan karakter sosial budaya masyarakat
setempat, mengacu pada konsep Catus Patha, Tri Mandala serta penataan lansekap dan
wujudbangunan berciri arsitektur tradisional Bali;
pemanfaatan ruang untuk bangunan gedung dengan intensitas sedang dan tinggi serta ketinggian
bangunan paling tinggi 15 (lima belas) meter dari permukaan tanah;
pengembangan kawasan perkotaan diarahkan dengan besaran koefisien wilayah terbangun
(KWT), paling besar 60 (enam puluh) persen dari luas Kawasan Perkotaan;
penyediaan kawasan perkotaan paling sedikit 30 (tiga puluh) persen dari luas kawasan perkotaan;
dan
penataan ruang kawasan perkotaan wajib dilengkapi dengan rencana rinci kawasan perkotaan
yang dilengkapi peraturan zonasi dan ditetapkan dengan peraturan daerah.
kegiatan yang diperbolehkan meliputi pusat pemerintahan kecamatan, pusat perdagangan dan jasa
skala lokal, kegiatan pariwisata, kegiatan sosial-budaya dan kesenian, pelayanan pendidikan,
pelayanan kesehatan, kegiatan pertanian, permukiman, kegiatan penghijauan, penyediaan untuk
ruang terbuka non hijau kota, penyediaan prasarana dan sarana pejalan kaki, penyediaan
V-6

KET.

NO

ZONA BERDASARKAN POLA
RUANG WILAYAH KABUPATEN

DESKRIPSI
beberapa desa.

b.
c.
d.

e.
f.
g.
3

4

Kawasan Perdesaan

pusat pelayanan lingkungan
(PPL)

wilayah pelayanannya
adalah wilayah yang
mempunyai kegiatan
utama pertanian,
termasuk pengelolaan
sumber daya alam
dengan susunan fungsi
kawasan sebagai
tempat permukiman
perdesaan, pelayanan
jasa pemerintah,
pelayanan sosial, dan
kegiatan ekonomi.

a.

pusat permukiman yang
berfungsi untuk
melayani kegiatan skala
antar desa.

a.

b.

c.
d.

e.

KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI
KETENTUAN UMUM KEGIATAN
prasarana dan sarana angkutan umum, penyediaan prasarana dan sarana kegiatan sektor informal
dan ruang evakuasi bencana, pelayanan jaringan air minum, jaringan drainase, pengelolaan
persampahan, pengolahan air limbah, pelayanan energi dan listrik;
kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi kegiatan selain sebagaimana dimaksud huruf
a yang tidak mengganggu fungsi Kawasan Perkotaan;
kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi kegiatan selain sebagaimana dimaksud pada huruf a
dan b;
pemanfaatan ruang kawasan perkotaan disesuaikan dengan karakter sosial budaya masyarakat
setempat, mengacu pada konsep Catus Patha, Tri Mandala serta penataan lansekap dan wujud
bangunan berciri arsitektur tradisional Bali;
penyediaan RTH kawasan perkotaan paling sedikit 40 (empat puluh) persen dari luas kawasan
perkotaan;
pemanfaatan ruang untuk bangunan gedung dengan intensitas sedang dan tinggi serta ketinggian
bangunan paling tinggi 15 (lima belas) meter dari permukaan tanah; dan
penataan ruang kawasan perkotaan wajib dilengkapi dengan rencana rinci kawasan perkotaan
yang dilengkapi peraturan zonasi dan ditetapkan dengan peraturan daerah.
kegiatan yang diperbolehkan meliputi kegiatan utama pertanian dan pengelolaan sumber daya
alam termasuk perikanan tangkap dengan ciri bentang pola ruang pertanian dan lingkungan alami;
kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi kegiatan pertanian di luar kawasan lindung,
kegiatan penghijauan, kegiatan yang mendukung pelestarian karang bengang sebagai ruang
terbuka hijau pada batas antar desa/unit permukiman sebagai identitas desa; kegiatan yang
mendukung pelestarian budaya dan lingkungan hidup bagi wilayahnya;
kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi kegiatan selain sebagaimana dimaksud pada huruf a
dan b;
pemanfaatan ruang kawasan perdesaan disesuaikan dengan mempertahankan proporsi lahan
pertanian tanaman pangan paling sedikit 90 (sembilan puluh) persen dari luas kawasan pertanian;
dan
pemanfaatan ruang kawasan perdesaan disesuaikan dengan karakter sosial budaya masyarakat
setempat, mengacu pada rencana tata palemahan pada awig-awig Desa Adat/Pakraman;
kegiatan yang diperbolehkan meliputi kegiatan perdagangan dan jasa, kegiatan pelayanan
pendidikan, kegiatan pelayanan kesehatan, kegiatan pembangunan sarana olah raga, kegiatan
penghijauan, dan kegiatan pembangunan prasarana dan sarana serta fasilitas umum;
V-7

KET.

NO

ZONA BERDASARKAN POLA
RUANG WILAYAH KABUPATEN

DESKRIPSI
b.
c.
d.
e.

5

6

Kawasan agropolitan

sistem penyediaan air baku untuk
air minum

kawasan yang terdiri
atas satu atau ebih
pusat kegiatan pada
wilayah perdesaan
sebagai sistem produksi
pertanian dan
pengolahan sumber
dayaalam tertentu yang
ditunjukan oleh adanya
keterkaitan fungsional
dan hierarki keruangan
satuan sistem
permukiman dan sistem
agribisnis.

a.

b.

c.
d.

KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI
KETENTUAN UMUM KEGIATAN
kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi kegiatan selain sebagaimana huruf a
sepanjang tidak mengganggu fungsi-fungsi pelayanan lokal;
kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi kegiatan selain sebagaimana dimaksud pada huruf a
dan b;
pengembangan PPL diarahkan untuk melayani jumlah penduduk paling sedikit 5.000 (lima ribu)
jiwa dan paling banyak 10.000 (sepuluh ribu) jiwa; dan
penyediaan prasarana dan sarana transportasi antar desa maupun antar kawasan perkotaan
terdekat.
kegiatan yang diperbolehkan meliputi kegiatan pertanian, pembangunan prasarana dan sarana
penunjang pertanian, kegiatan pariwisata berbasis agropolitan, kegiatan penelitian dan
penghijauan;
kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi kegiatan selain yang dimaksud pada huruf a
yang tidak mengganggu fungsi utama lahan pertanian dan tidak mengubah fungsi lahan pertanian
pangan berkelanjutan;
kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi kegiatan selain sebagaimana dimaksud pada huruf a
dan b; dan
penyediaan prasarana dan sarana kegiatan agribisnis seperti jaringan jalan ke pusat produksi,
perbankan dan terminal agribisnis.

a. kegiatan yang diperbolehkan meliputi:
dan
pemeliharaan
bangunan
penampungan
air,
bangunan
1) perlindungan
pengambilan/penyadapan, alat pengukuran dan peralatan pemantauan, sistem pemompaan,
dan/atau bangunan sarana pembawa serta perlengkapannya; dan
2) pengembangan kerja sama antar wilayah dalam penyediaan air baku untuk air minum.
b. kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi pemanfaatan sumber air untuk kebutuhan air
minum;
c. kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi pembangunan instalasi pengolahan air minum yang
dibangun langsung pada sumber air baku; dan
d. pemanfaatan sumber air untuk kebutuhan air minum diutamakan dari air permukaan maupun air
tanah, dan wajib memperhatikan kelestarian lingkungan serta kesucian kawasan.
V-8

KET.

NO
7

ZONA BERDASARKAN POLA
RUANG WILAYAH KABUPATEN
sistem penyediaan air minum
(SPAM);

DESKRIPSI
a.

b.

c.

8

sistem pengelolaan
persampahan;

a.
b.

c.
9

sistem pengolahan air limbah

a.
b.
c.

10

sistem penanganan drainase

a.
b.
c.
d.

KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI
KETENTUAN UMUM KEGIATAN
kegiatan yang diperbolehkan meliputi kegiatan pembangunan bangunan pengambilan air,
pembangunan prasarana dan sarana sistem penyediaan air minum, kegiatan penunjang sistem
penyediaan air minum, penghijauan;
kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi kegiatan selain sebagaimana dimaksud pada
huruf a yang tidak mengganggu keberlanjutan fungsi penyediaan air minum, mengakibatkan
pencemaran air baku dari air limbah dan sampah, dan mengakibatkan kerusakan prasarana dan
sarana penyediaan air minum; dan
kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi kegiatan yang mengganggu keberlanjutan fungsi
penyediaan air minum, mengakibatkan pencemaran air baku dari air limbah dan sampah, dan
mengakibatkan kerusakan prasarana dan sarana penyediaan air minum.
kegiatan yang diperbolehkan meliputi kegiatan pengoperasian TPA sampah berupa pemilahan,
pengumpulan, pengolahan, pemrosesan akhir sampah, dan pengurugan berlapis bersih (sanitary
landfill), pemeliharaan TPA sampah, dan industri terkait pengolahan sampah;
kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi kegiatan pertanian non pangan, kegiatan
penghijauan, kegiatan permukiman dalam jarak yang aman dari dampak pengelolaan
persampahan, dan kegiatan lain yang tidak mengganggu fungsi kawasan peruntukan TPA sampah;
dan
kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi kegiatan yang mengganggu fungsi kawasan peruntukan
TPA sampah.
kegiatan yang diperbolehkan meliputi pembangunan prasarana dan sarana air limbah dalam
rangka mengurangi, memanfaatkan kembali, dan mengolah air limbah domestik;
kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi kegiatan selain sebagaimana dimaksud pada
huruf a yang tidak mengganggu fungsi sistem jaringan air limbah; dan
kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi pembuangan sampah, pembuangan Baha Berbahaya
dan Beracun, pembuangan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, dan kegiatan lain yang
mengganggu fungsi sistem jaringan air limbah.
kegiatan yang diperbolehkan meliputi kegiatan pembangunan prasarana dan sarana sistem
jaringan drainase dalam rangka mengurangi genangan air dan mendukung pengendalian banjir;
kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi kegiatan selain sebagaimana dimaksud pada
huruf a yang tidak mengganggu fungsi sistem jaringan drainase;
kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi kegiatan pembuangan sampah, pembuangan limbah,
dan kegiatan lain yang mengganggu fungsi sistem jaringan drainase; dan
pemeliharaan dan pengembangan jaringan drainase dilakukan selaras dengan pemeliharaan dan
V-9

KET.

NO

ZONA BERDASARKAN POLA
RUANG WILAYAH KABUPATEN

11

jalur evakuasi bencana

DESKRIPSI
a.

b.
c.
d.

12

ruang terbuka hijau (RTH)

area memanjang/jalur
dan/atau mengelompok,
yang penggunaannya
lebih bersifat terbuka,
tempat tumbuh
tanaman, baik yang
tumbuh secara alamiah
maupun yang sengaja
ditanam

a.

b.

c.

KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI
KETENTUAN UMUM KEGIATAN
pengembangan atas ruang milik jalan.
kegiatan yang diperbolehkan meliputi:
1) pemberian tanda-tanda, informasi dan sosialisasi jalur-jalur jalan yang digunakan sebagai jalur
evakuasi bila terjadi bencana;
2) tersedianya tempat-tempat berkumpul bila terjadi bencana;
3) pengembangan sistem peringatan dini terhadap kemungkinan adanya bencana;
4) penyediaan ruang-ruang evakuasi bencana mencakup lapangan umum, gedung serbaguna
atau rumah sakit rujukan.
kegiatan yang diperbolehkan bersyarat meliputi kegiatan pembangunan yang tidak mengganggu
fungsi prasarana dan sarana jalur evakuasi bencana;
kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi kegiatan pembangunan yang dapat mengganggu fungsi
dan peruntukan jalur evakuasi bencana; dan
jalur jalan yang digunakan sebagai jalur evakuasi merupakan jalan-jalan utama wilayah yang
terhubung lebih singkat dengan tempat-tempat atau ruang evakuasi bencana yang telah ditetapkan
maupun lokasi rumah sakit.
Penetapan RTH dengan kriteria :
1) ruang-ru ang terbuka di kawasan perkotaan maupun kawasan perdesaan yang difungsikan
sebagairuang tanpa bangunan meliputi taman kota, hutan kota, lapangan olahraga,
pemakaman umum dan setra, kawasan jalur hijau pertanian, jalur-jalur perlindungan
lingkungan, taman perumahan, sabuk hijau berupa lahan pertanian dan hutan, kawasan
lindung berupa hutan lindung, Taman Wisata Alam dan sejenisnya;
2) berbentuk satu hamparan, berbentuk jalur, atau kombinasi dari bentuk satu hamparan dan
jalur; dan
3) didominasi komunitas tumbuhan.
kegiatan yang diperbolehkan meliputi:
1) kegiatan pemanfaatan ruang untuk kegiatan rekreasi;
2) pengembangan taman-taman berupa taman lingkungan perumahan, taman skala banjar,
taman skala desa, taman skala kecamatan dan taman skala kota yang terintegrasi dengan
lapangan terbuka; dan
3) pemantapan taman-taman kota sebagai pusat kegiatan sosial, rekreasi, olah raga,
keagamaan.
kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi:
V - 10

KET.

NO

ZONA BERDASARKAN POLA
RUANG WILAYAH KABUPATEN

DESKRIPSI

d.
13

14

kawasan cagar budaya

kawasan permukiman perkotaan

tempat serta ruang di
sekitar bangunan
bernilai budaya tinggi
dan sebagai tempat
serta ruang di sekitar
situs purbakala dan
kawasan yang memiliki
bentukan geologi alami
yang khas

a.

b.

c.
a.

KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI
KETENTUAN UMUM KEGIATAN
1) pemanfatan taman pekarangan perumahan, halaman perkantoran, halaman pertokoan dan
halaman tempat usaha lainnya sebagai ruang terbuka hijau dengan proporsi tertentu sesuai
luas lahan dan persyaratan Koefisien Dasar Bangunan (KDB) dan Koefisien Dasar Hijau
(KDH) yang ditetapkan; dan
2) pendirian bangunan pada RTH pada ruang terbuka dibatasi hanya untuk bangunan penunjang
kegiatan sosial, rekreasi, olah raga, pertanian, dan keagamaan.
kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi kegiatan selain sebagaimana dimaksud pada huruf a
dan b.
kegiatan yang diperbolehkan meliputi pengamanan dan menjaga pelestarian dari berbagai bentuk
ancaman baik oleh kegiatan manusia maupun alam, mempertahankan dan memelihara,
memperbaiki, mengganti, menambah dengan penyesuaian terhadap bentuk asli;
kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi pembangunan bangunan yang bukan
merupakan kawasan tempat suci, dapat berubah dengan mempertahankan bentuk asli bangunan;
dan
kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi merubah fungsi kawasan cagar budaya yang berupa
tempat suci.
kegiatan yang diperbolehkan dalam kawasan permukiman perkotaan, meliputi:
1) pembangunan bangunan perniagaan yang boleh dibangun meliputi warung, toko kecil, kantor
kecil, industri rumah tangga dan sebagainya yang tidak mencemari lingkungan baik berupa
pencemaran air, pencemaran udara, pencemaran suara maupun pencemaran
estetika/pandangan/visual, dan tidak menimbulkan gangguan terhadap kenyamanan dan
keamanan lingkungan;
2) pendirian bangunan umum meliputi bangunan pelayanan umum dan pemerintahan (setingkat
desa/kelurahan kebawah), pendidikan (setingkat SD kebawah), kesehatan (setingkat apotek,
praktek dokter), peribadatan, taman lingkungan, dan pertamanan;
3) pengharusan penataan lintasan jaringan utilitas dengan memprioritaskan pada penerapan
sistem pembangunan secara terintegrasi dengan menempatkan dalam trowongan khusus
bawah tanah dan/atau ditanam sesuai dengan pola jalur sempadan jalan serta memperhatikan
keselamatan dan estetika lingkungan;
4) pembangunan bangunan perniagaan jika berkelompok tidak boleh lebih dari 4 unit bangunan
dan tidak dilengkapi dengan gudang;
5) penyediaan kelengkapan, keselamatan bangunan dan lingkungan;
V - 11

KET.

NO

ZONA BERDASARKAN POLA
RUANG WILAYAH KABUPATEN

DESKRIPSI

b.

c.
15

kawasan permukiman perdesaan

a.

b.

KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI
KETENTUAN UMUM KEGIATAN
6) pengharusan penyediaan kolam penampungan air hujan secara merata di setiap bagian kota
yang rawan genangan air dan rawan banjir;
7) pengharusan penyediaan fasilitas parkir bagi setiap bangunan untuk kegiatan usaha; dan
8) pengaturan kepadatan penduduk dan kepadatan bangunan dalam kawasan permukiman
kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi:
1) kegiatan industri kecil rumah tangga yang tidak menimbulkan polusi pada kawasan
peruntukan permukiman;
2) penataan bangun-bangunan pelengkap lingkungan kawasan permukiman perkotaan
sepertireklame agar serasi, aman, dan tidak menganggu arus lalu lintas;
3) penetapan jenis dan penerapan syarat-syarat penggunaan bangunan;
4) pengembangan kegiatan pada lahan yang sesuai dengan kriteria fisik, meliputi: topografi
datarbergelombang dengan kelerengan lahan 0 sampai dengan 25 (nol sampai dua puluh
lima) persen, ketersediaan dan mutu sumber air bersih, bebas dari potensi banjir/genangan
dengan sistem drainase baik sampai sedang; dan
5) pengharusan penerapan ciri khas arsitektur Bali.
kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi kegiatan selain sebagaimana dimaksud pada huruf a
dan b.
pengembangan pada lahan yang sesuai dengan kriteria fisik meliputi topografi datar-bergelombang
dengan kelerengan lahan 0 sampai dengan 25 (nol sampai dua puluh lima) persen, ketersediaan
dan mutu sumber air bersih, bebas dari potensi banjir/genangan dengan sistem drainase baik
sampai sedang;
kegiatan yang diperbolehkan dalam kawasan permukiman perdesaan meliputi:
1) kegiatan perniagaan dengan bangunan yang boleh dibangun meliputi warung, toko kecil,
kantor, industri rumah tangga dan sebagainya yang tidak mencemari lingkungan baik berupa
pencemaran air, pencemaran udara, pencemaran suara maupun pencemaran
estetika/pandangan/visual, dan tidak menimbulkan gangguan terhadap kenyamanan dan
keamanan lingkungan;
2) pendirian bangunan perniagaan jika berkelompok tidak boleh lebih dari 4 unit bangunan dan
tidak dilengkapi dengan gudang; dan
3) pendirian bangunan umum meliputi bangunan pelayanan umum dan pemerintahan (setingkat
desa/kelurahan ke bawah), pendidikan (setingkat SD kebawah), kesehatan (setingkat apotek,
praktek dokter), peribadatan, taman lingkungan, dan pertamanan.
V - 12

KET.

NO

ZONA BERDASARKAN POLA
RUANG WILAYAH KABUPATEN

DESKRIPSI
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.

KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI
KETENTUAN UMUM KEGIATAN
kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi pengembangan kegiatan industri kecil rumah
tangga yang tidak menimbulkan polusi pada kawasan peruntukan permukiman;
kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi kegiatan selain sebagaimana dimaksud pada huruf a
dan b.
terintegrasi secara serasi dengan kawasan pertanian dan kawasan ruang terbuka perdesaan dan
pertanian sesuai konsep tata palemahan desa pekraman yang tekait;
pengharusan penerapan ciri khas arsitektur Bali;
pengharusan penyediaan kelengkapan, keselamatan bangunan dan lingkungan;
pengharusan penetapan jenis dan penerapan syarat-syarat penggunaan bangunan; dan
pengharusan penyediaan fasilitas parkir bagi setiap bangunan untuk kegiatan usaha.

V - 13

KET.

5.2.

ARAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH
DAERAH (RPJMD) KABUPATEN TABANAN

Kebijakan Pembangunan Daerah berupa visi dan misi, strategi, serta arah kebijakan
pembangunan disajikan pada Tabel 5.4
Kebijakan Umum dan Program Pembangunan terkait Bidang Cipta Karya di Kabupaten
Tabanan, meliputi :
a. Sasaran Terwujudnya Tabanan yang hijau, lestari dan aman sebagai penyangga
lingkungan alam Bali; dengan strategi dan arah kebijakan : Menyelenggarakan
penataan ruang wilayah dan kawasan yang seimbang sesuai daya dukung dan daya
tampung ruang, melalui :
1) Program Pengelolaan ruang terbuka hijau (RTH);
2) Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan.
b. Sasaran Meningkatnya sarana, prasarana dan infrastruktur kawasan perkotaan dan
kawasan perdesaan, dengan strategi dan arah kebijakan Meningkatkan kuantitas
dankualitas infrastruktur perdesaan dan perkotaan, melalui :
1) Program Penyediaan dan Pengelolaan Air Baku;
2) Program pembangunan infrastruktur perdesaaan.
Indikasi Recana Program Prioritas dan Kebutuhan Pendanaannya di Kabupaten
Tabanan disajikan pada Tabel 5.5
Penetapan indikator kinerja daerah bertujuan untuk memberi gambaran tentang ukuran
keberhasilan pencapaian visi dan misi kepala daerah dan wakil kepala daerah
Kabupaten Tabanan pada akhir periode masa jabatan. Hal ini ditunjukan dari akumulasi
pencapaian indikator outcome program pembangunan daerah setiap tahun atau
indikator capaian yang bersifat mandiri setiap tahun sehingga kondisi kinerja yang
diinginkan pada akhir periode RPJMD dapat dicapai.
Sesuai dengan Tujuan Otonomi Daerah, ada tiga aspek kinerja yang bisa diukur
dengan indikator-indikator kinerja, yaitu: (1) Kesejahteraan Masyarakat (2) Daya Saing
Daerah;(3) Pelayanan Umum.
Terkait dengan Inrastruktur Bidang Cipta Karya penetapan indikator kinerja, termasuk
dalam indikator daya saing infrastruktur mendukung penetapan kinerja daya saing
daerah, melupti :
1. Persentase penanganan sampah meningkat, dari 90 % tahun 2010 menjadi 90 %
pada akhir RPJMD (2015);
2. Persentase penduduk berakses air minum meningkat, dari 90 % tahun 2010
menjadi 90 % pada akhir RPJMD (2015);
3. Persentase Rumah tangga (RT) yang menggunakanmair bersih meningkat, dari 80
% tahun 2010 menjadi 80 % pada akhir RPJMD (2015);
4. Persentase luas pemukiman yang tertata meningkat, dari 70 % tahun 2010 menjadi
70 % pada akhir RPJMD (2015);
5. Tempat pembuangan sampah (TPS) per satuan penduduk meningkat, dari 0,1
tahun 2010 menjadi 0,1 pada akhir RPJMD (2015).

V - 14

Tabel 5.4 Visi, misi, strategi dan arah kebijakan pembangunan Kabupaten Tabanan

V - 15

Tabel 5.5 Indikasi Recana Program Prioritas dan Kebutuhan Pendanaannya di Kabupaten Tabanan

V - 16

5.3.

ARAHAN PERATURAN DAERAH TENTANG BANGUNAN GEDUNG

Kabupaten Tabanan telah memiliki Peraturan Daerah No 9 Tahun 2013 tentang
Bangunan Gedung. Peraturan daerah ini bertujuan untuk :
1. mewujudkan bangunan gedung yang fungsional dan sesuai dengan tata bangunan
gedung yang serasi dan selaras dengan lingkungannya;
2. mewujudkan tertib penyelenggaraan bangunan gedung yang menjamin keandalan
teknis bangunan gedung dari segi keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan
kemudahan;
3. mewujudkan kepastian hukum dalam penyelenggaraan bangunan gedung;dan
4. mewujudkan bangunan gedung yang menampilkan Arsitektur Tradisional Bali.
Lingkup peraturan daerah ini meliputi ketentuan mengenai fungsi klasifikasi bangunan
gedung, persyaratan bangunan gedung, penyelenggaraan bangunan gedung, peran
masyarakat dan pembinaan serta IMB dalam penyelenggaraan bangunan gedung.
Fungsi bangunan gedung meliputi:
1. Fungsi hunian, mencakup fungsi utama sebagai tempat tinggal manusia yang
meliputi rumah tinggal tunggal, rumah tinggal deret, rumah tinggal susun, dan
rumah tinggal sementara.
2. Fungsi keagamaan , mencakup fungsi utama sebagai tempat melakukan ibadah
yang meliputi bangunan mesjid termasuk musola, bangunan gereja termasuk kapel,
bangunan pura, bangunan vihara, dan bangunan kelenteng.
3. Fungsi usaha, mencakup fungsi utama sebagai tempat melakukan kegiatan usaha
yang meliputi bangunan gedung perkantoran, perdagangan, perindustrian,
perhotelan, wisata dan rekreasi, terminal, bangunan gedung tempat penyimpanan
dan kegiatan usaha lainnya yang tidak bertentangan dengan peraturan perunangundangan yang berlaku.
4. Fungsi sosial dan budaya, mencakup fungsi utama sebagai tempat melakukan
kegiatan sosial dan budaya yang meliputi bangunan gedung pelayanan pendidikan,
pelayanan kesehatan, kebudayaan, laboratorium, olahraga dan bangunan gedung
pelayanan umum.
5. Fungsi khusus, mencakup fungsi utama sebagai tempat melakukan kegiatan yang
mempunyai
tingkat
kerahasiaan
tinggi
tingkat
nasional
atau
yang
penyelenggaraannya dapat membahayakan masyarakat di sekitarnya dan/atau
mempunyai risiko bahaya tinggi yang meliputi bangunan gedung untuk nuklir,
instalasi pertahanan dan keamanan, bangunan sejenis yang ditetapkan oleh Menteri
Pekerjaan Umum.
Fungsi bangunan gedung di wilayah Kabupaten Tabanan seperti tersebut di atas
diklasifikasikan berdasarkan:
a. klasifikasi tingkat kompleksitas meliputi bangunan gedung sederhana, bangunan
gedung tidak sederhana, dan bangunan gedung khusus;
b. klasifikasi tingkat permanensi meliputi bangunan gedung darurat atau sementara,
bangunan gedung semi permanen, dan bangunan gedung permanen;

V - 17

c. klasifikasi tingkat risiko kebakaran meliputi bangunan gedung tingkat risiko
kebakaran rendah, tingkat risiko kebakaran sedang, dan tingkat risiko kebakaran
tinggi;
d. klasifikasi zonasi gempa bumi Kabupaten Tabanan termasuk Zona yang kritis ;
e. klasifikasi lokasi meliputi bangunan gedung di lokasi renggang, bangunan gedung di
lokasi sedang, dan bangunan gedung di lokasi padat;
f.

klasifikasi ketinggian meliputi bangunan gedung bertingkat rendah, bangunan
gedung bertingkat sedang, dan bangunan gedung bertingkat tinggi; dan

g. klasifikasi kepemilikan meliputi bangunan gedung milik Negara, bangunan gedung
milik perorangan, dan bangunan gedung milik badan usaha.
Persyaratan bangunan gedung meliputi persyaratan administratif dan persyaratan
teknis sesuai dengan fungsi bangunan gedung.
Persyaratan administratif bangunan gedung meliputi: (a). status hak atas tanah
dan/atau izin pemanfaatan dari pemegang hak atas tanah; (b). status kepemilikan
bangunan gedung, dan (c). IMB.
Persyaratan teknis bangunan gedung meliputi:
a. persyaratan tata bangunan dan lingkungan yang terdiri atas: (1). persyaratan
peruntukan lokasi; (2). intensitas bangunan gedung; (3). arsitektur bangunan
gedung; (4). pengendalian dampak lingkungan untuk bangunan gedung tertentu;
dan (5). rencana tata bangunan dan lingkungan.
b. persyaratan keandalan bangunan gedung terdiri atas: (1). persyaratan keselamatan;
(2). persyaratan kesehatan; (3). persyaratan kenyamanan; dan (4). persyaratan
kemudahan.
Penyelenggaraan Bangunan Gedung, meliputi :
1. Kegiatan pembangunan bangunan gedung diselenggarakan melalui proses
perencanaan teknis dan proses pelaksanaan konstruksi.
2. Kegiatan pemanfaatan bangunan gedung, meliputi kegiatan pemeliharaan,
perawatan, pemeriksaan secara berkala, perpanjangan Sertifikat Laik Fungsi, dan
pengawasan pemanfaatan bangunan gedung.
3. Kegiatan pelestarian bangunan gedung, meliputi kegiatan penetapan dan
pemanfaatan termasuk perawatan dan pemugaran serta kegiatan pengawasannya.
4. Kegiatan pembongkaran bangunan gedung, meliputi penetapan pembongkaran dan
pelaksanaan pembongkaran serta pengawasan pembongkaran.
Penyelenggaraan bangunan gedung dapat dilaksanakan oleh perorangan atau
penyedia jasa di bidang penyelenggaraan gedung.
Peran masyarakat dalam penyelenggaraan bangunan gedung dapat terdiri atas:
a. pemantauan dan penjagaan ketertiban penyelenggaraan bangunan gedung;
b. pemberian masukan kepada Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah dalam
penyempurnaan peraturan, pedoman dan standar teknis di bidang bangunan
gedung;
c. penyampaian pendapat dan pertimbangan kepada instansi yang berwenang
terhadap penyusunan RTBL, rencana teknis bangunan tertentu dan kegiatan
penyelenggaraan bangunan gedung yang menimbulkan dampak penting terhadap
lingkungan; dan
V - 18

d. pengajuan gugatan perwakilan terhadap bangunan gedung yang mengganggu,
merugikan dan/atau membahayakan kepentingan umum.

5.4.

ARAHAN RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
(RISPAM)

Dokumen RISPAM dipakai sebagai pedoman dalam menyusun program
pengembangan SPAM di daerah secara berkelanjutan guna menjamin ketersediaan air
minum bagi masyarakat sesuai dengan kondisi daerahnya. Dokumen RISPAM juga
dapat dijadikan pedoman dalam menentukan komposisi pembiayaan program dan
pelaksanaan pembangunan serta pemeliharaan prasarana dan sarana air minum
perkotaan dan perdesaan.
Tujuan, sasaran, rencana sistem penyediaan, dan rencana pengembangan SPAM
sesuai RISPAM disajikan pada Tabel 5.6
Rencana Pentahapan Pengembangan SPAM (5 Tahunan), meiputi :
1. Rencana Tahap I, rencana program jangka pendek dalam penyediaan air baku di
Unit Kota yang meliputi wilayah Kecamatan Tabanan, Kediri dan sebagian Marga.
Rencana tahap I adalah pemenuhan kebutuhan air minum pada akhir tahun 2015.
Adapun rencana penanganan pada program ini :


Pengembangan dan pemanfaatan Mata Air Metaum dengan kapasitas
pengambilan 230 L/dt yang potensial dan ramah lingkungan untuk meningkatkan
pelayanan;



Pemasangan pipa transmisi dari intake sumber mata air Metaum sampai
Reservoar agar diperoleh kuantitas dan kualitas air yang tetap terjaga;



Pengembangan dan pemasangan pipa distribusi utama (JDU) dari reservoar
sampai rencana blok pelayanan;



Pengembangan dan pemasangan pipa distribusi layanan dari masing-masing
blok layanan.



Menjaga tingkat kebocoran sehingga setiap tahun menurun



Penyuluhan dan penyebaran informasi terhadap masyarakat
penghematan pemakaian air untuk daerah perkotaan / komersil.

tentang

2. Rencana Tahap II, adalah pemenuhan kebutuhan air minum dengan jangka waktu
dari tahun (2016 – 2020). Adapun rencana penanganan pada program ini :


Pengembangan dan pemanfaatan air permukaan Tukad Balian (IPA Tukad
Balian) yang potensial dan ramah lingkungan untuk meningkatkan pelayanan di
wilayah kecamatan Selemadeg barat.



Pengembangan dan pemanfaatan air permukaan Tukad Lambuk (air baku
Bendungan Lambuk) yang potensial dan ramah lingkungan untuk meningkatkan
pelayanan di wilayah kecamatan Selemadeg dan sebagian Kerambitan.



Pemasangan pipa transmis dari intake IPA sampai Reservoar agar diperoleh
kuantitas dan kualitas air yang tetap terjaga.



Lanjutan Pengembangan dan pemasangan pipa distribusi utama (JDU) RD
Panti, RD Tunjuk, RD Wanasari pada sistem Mata Metaum dari reservoar
sampai rencana blok pelayanan.

V - 19



Pengembangan dan pemasangan pipa distribusi utama (JDU) dari reservoar
(RD Sembung) pada sistem penyediaan air baku IPA Tukad Balian dan sampai
rencana blok pelayanan.


Pengembangan dan pemasangan pipa distribusi layanan dari masingmasing blok layanan.



Menjaga tingkat kebocoran sehingga setiap tahun menurun.



Penyuluhan dan penyebaran informasi terhadap masyarakat tentang
penghematan pemakaian air untuk daerah perkotaan / komersil.



Menjaga kapasitas produksi sumber air baku dan penyempurnaan SPAM
Unit Selemadeg dan eksisting.



Pemasangan pipa transmisi dari intake IPA Bendungan Lambuk sampai
Reservoar agar diperoleh kuantitas dan kualitas air yang tetap terjaga.



Pengembangan dan pemasangan pipa distribusi utama (JDU) dari reservoar
(RD Megati) pada sistem penyediaan air baku Bendungan Lambuk dan
sampai rencana blok pelayanan.



Pengembangan dan pemasangan pipa distribusi layanan dari masingmasing blok layanan.



Penambahan kapasitas produksi sumber dan penyempurnaan pada PAM
Desa yang ada di Kecamatan Baturiti dan Kecamatan Kerambitan.



Peningkatan sistem jaringan pipa transmisi dan distribusi pada pengelolaan
PAM Desa yang ada di Kecamatan Baturiti dan Kecamatan Kerambitan



Pemeliharaan dan pengoperasian PAMDES yang berkelanjutan.

V - 20

Tabel 5.6 Tujuan, Sasaran, Rencana Sistem Penyediaan, dan Rencana Pengembangan SPAM

V - 21

Lanjutan Tabel 5.6

V - 22

Lanjutan Tabel 5.6

V - 23

Lanjutan Tabel 5.6

V - 24

Lanjutan Tabel 5.6

V - 25

3. Rencana Tahap III, rencana program pembangunan penyediaan air baku di Unit
Penebel, Unit Baturiti dan Unit Kerambitan. Rencana tahap III adalah pemenuhan
kebutuhan air minum dengan jangka waktu dari tahun (2021 – 2025). Adapun
rencana penanganan pada program ini :


Pengembangan IPA Nyanyi 150 L/dt dan perluasan SPAM.



Pemasangan pipa transmisi dari intake IPA Nyanyi sampai Reservoar agar
diperoleh kuantitas dan kualitas air yang tetap terjaga.



Pengembangan dan pemasangan pipa distribusi utama (JDU) dari reservoar
(RD) pada sistem penyediaan air baku dan sampai rencana blok pelayanan.



Peningkatan kapasitas produksi sumber pada SPAM PDAM unit Penebel.



Pengembangan dan pemasangan pipa distribusi pada SPAM unit Penebel.



Peningkatan kapasitas produksi sumber pada SPAM PDAM unit Baturiti.



Pengembangan dan pemasangan pipa distribusi pada SPAM unit Baturiti.



Peningkatan kapasitas produksi sumber pada SPAM PDAM unit Kerambitan.



Pengembangan dan pemasangan pipa distribusi pada SPAM unit kerambitan.



Pengembangan dan pemasangan pipa distribusi layanan dari masing-masing
blok layanan.



Menjaga tingkat kebocoran sehingga setiap tahun menurun.



Penyuluhan dan penyebaran informasi terhadap masyarakat
penghematan pemakaian air untuk daerah perkotaan / komersil.



Penambahan kapasitas produksi sumber dan penyempurnaan pada PAM Desa
yang ada di Kecamatan Selemadeg dan Marga.



Peningkatan sistem jaringan pipa transmisi dan distribusi pada pengelolaan
PAM Desa yang ada di Kecamatan Selemadeg dan marga .



Pemeliharaan dan pengoperasian PAM DES yang berkelanjutan.



Bantuan teknis pengelolaan sistem jaringan PAM Desa.

tentang

4. Rencana Tahap IV, periode tahun 2026 – 2029 adalah program peningkatan dan
penambahan kapasitas desain disesuaikan dengan jumlah penduduk yang akan
dilayani dan peningkatan cakupan pelayanan. Rencana program pada tahap IV
dalam adalah rencana pengembangan jaringan distribusi dan peningkatan jumlah
pelanggan. Penanganan program pada tahapan ini meliputi :


Pengembangan dan pemanfaatan IPA Tukad Saba yang potensial dan ramah
lingkungan untuk meningkatkan pelayanan di wilayah kecamatan Pupuan.



Pemasangan pipa transmisi dari intake IPA Tukad Saba sampai Reservoar agar
diperoleh kuantitas dan kualitas air yang tetap terjaga.



Pengembangan dan pemasangan pipa distribusi utama (JDU) dari reservoar
(RD) pada sistem penyediaan air baku dan sampai rencana blok pelayanan.



Penambahan pipa pada jaringan pipa distribusi utama maupun bagi secara
paralel.



Perluasan jaringan pipa distribusi pada unit PDAM Kabupaten terutama yang
belum tersentuh air bersih maupun daerah permukiman baru.
V - 26



Menjaga tingkat kebocoran sehingga setiap tahun menurun.



Penempatan valve dan accesories lainnya pada titik tertentu untuk mengatur
aliran.



Pergantian water meter yang rusak / kurang berfungsi dengan baik.

Rencana penurunan kebocoran pada SPAM, meliputi :
1. Penurunan Kebocoran Teknis, melakukan tindakan untuk mengurangi kehilangan
air secara fisik maka diperlukan hal-hal sebagai berikut :


Peta jaringan perpipaan yang secara akurat memuat informasi: letak, dimensi,
jenis, tahun pemasangan, dan asesoris yang terpasang.



Meteran induk dan meteran di zona distribusi yang berfungsi baik.



Peralatan deteksi kebocoran serta peralatan untuk melakukan perbaikan.



Zona-zona distribusi/pelayanan air yang dilengkapi dengan asesoris untuk
melakukan kontrol kehilangan air serta pelaksanaan perbaikan.



SDM yang memiliki kemampuan berkaitan perbaikan dan pemasangan jaringan
perpipaan.



SOP untuk O&M perpipaan.

2. Penurunan Kebocoran Non Teknis, upaya mengurangi kehilangan air secara non
fisik maka harus dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:




5.5.

Inventarisasi pelanggan meliputi: lokasi, tipe/kelas, dimensi meteran, dan
pemakaian airnya.
Data teknis meteran pelanggan: jenis/tipe, tahun pembuatan, tahun
pemasangan, informasi perbaikan/kalibrasi yang pernah dilakukan.
Pembacaan meteran pelanggan secara cermat dan teratur.

ARAHAN STRATEGI SANITASI KOTA (SSK)

Visi, Misi, Kebijakan,dan Strategi Sanitasi Kota di Kabupaten Tabanan disajikan pada
Tabel 5.7 dan Pada Tabel 5.8 disajikan keterkaitan antara misi, tujuan, sasaran,
program, dan kegiatan.

V - 27

Tabel 5.7 Visi, Misi, Kebijakan,dan Strategi Sanitasi Kota di Kabupaten Tabanan

V - 28

Lanjutan Tabel 5.7

V - 29

Lanjutan Tabel 5.7

V - 30

Lanjutan Tabel 5.7

V - 31

Lanjutan Tabel 5.7

V - 32

Tabel 5.8 Keterkaitan antara Misi, Tujuan, Sasaran, Program, dan Kegiatan.
MISI 1: Meningkatnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
NO
1

TUJUAN

SASARAN

PROGRAM

KEGIATAN

Meningkatkan budaya Hidup
Bersih dan Sehat masyarakat
Kabupaten Tabanan pada
tahun 2013

Terwujudnya 100 % murid mulai
jenjang TK sampai dengan SMA berPHBS pada tahun 2014

Promosi
Kesehatan
dan
Pemberdayaan Masyarakat

Terwujudnya rumah sehat ber- PHBS
diatas 90% di Kab Tabanan tahun
2013

Program peningkatan kesadaran
masyarakat untuk hidup sehat

Terwujudnya 3 Kecamatan Sadar
Lingkungan pada 2013

Program peningkatan kesadaran
masyarakat untuk hidup sehat

Terwujudnya penyuluhan, kampanye
kesehatan, advokasi penyehatan
lingkungan hingga tahun 2013 di
seluruh desa area beresiko (6 desa)

Program
Pengembangan
Lingkungan Sehat

Kampanye PHBS di sekolah-sekolah
Sosialisasi pentingnya CTPS bagi kesehatan
Pembangunan sarana cuci tangan di sekolah-sekolah
Sosialisasi hidup sehat bersanitasi yang baik
Sosialisasi pemisahan sampah organik dan anorganik
Sosialisasi dan promosi penggunaan pupuk organik
Sosialisasi pemisahan sampah organik dan anorganik
Sosialisasi dan promosi penggunaan pupuk organik
Kampanye hidup sehat bersanitasi yang baik
Sosialisasi stop BABS, sampah dan limbah ke saluran drainase

Misi 2 : Meningkatnya kuantitas dan kualitas pengelolaan air limbah, sampah, drainase dan air bersih
NO
1

TUJUAN

SASARAN

Meningkatkan
kualitas
lingkungan dengan pengelolaan
limbah RT limbah industri/UKM,
Limbah RS, dan imbah Hotel
pada tahun 2015

Terwujudnya pengelolaan limbah
domestik dengan skala komunal 20
unit di 3 kecamatan pada tahun
2015

PROGRAM
Program
Lingkungan
Perumahan

KEGIATAN
Sehat

Program Perenc. Pembangunan
Daerah
Terwujudnya IPAL untuk setiap RS

Program

Pembangunan

Kinerja

Pengadaan Truk tinja pelayanan di tiap kecamatan
Pengembangan pengolahan limbah secara komunal baik skala desa
atau IKK
Pengembangan SANIMAS
Penyusunan Masterplan pengelolaan limbah cair di Kab.Tabanan
Penyusunan studi kelayakan pengolahan limbah skala IKK atau desa
UKL UPL pengolahan limbah komunal skala IKK
Intensifikasi pengawasan pengelolaan limbah cair medis dan hotel
V - 33

Misi 2 : Meningkatnya kuantitas dan kualitas pengelolaan air limbah, sampah, drainase dan air bersih
NO

2

TUJUAN

Meningkatkan cakupan layanan
persampahan sampai 80 % di
Kabupaten Tabanan pada
tahun 2014

SASARAN

PROGRAM

KEGIATAN

dan Hotel yang effluentnya
memenuhi baku mutu buangan air
limbah mulai 2013
Terwujudnya tangki septic yang
sesuai standar untuk jamban dan
MCK hingga 50% RT pada tahun
2015

Pengelolaan Air Minum dan Air
Limbah

Pembangunan Pengolahan Limbah Terpadu khusus limbah medis

Program
Upaya
Masyarakat

Terwujudnya pengelolaan limbah
industry, UKM, RPH dengan
konsep minimisasi limbah dari
sumber dan penggunaan sitem
teknologi tepat guna mulai tahun
2013
Terwujudnya pengelolaan sampah
di tiap RT dengan 3R dan
komposting

Program Standarisasi pengolahan
limbah industri/UKM

Kampanye hidup bersanitasi yang baik
Sosialisasi pengelolaan air limbah dalam upaya pelestarian kualitas
lingkungan yang baik
Sosialisasi SNI Septic tank skala rumah tangga
Pelatihan pembuatan septictank bagi aparat desa dan buruh bangunan
setempat
Sosialisasi standar SNI IPAL limbah industri/UKM
Pemberian insentif dan disinsentif pada perorangan dan perusahaan
terkait pengolahan limbahnya sendiri
Pembangunan percontohan pengolahan limbah UKM
Intesifikasi pengawasan pengelolaan limbah cair industri/UKM

Terwujudnya system sanitary
landfill di TPA Mandung pada tahun
2014

Program Pengembangan Kinerja
Pengelolaan Persampahan

Terwujudnya sarana dan prasarana
persampahan yang memadai untuk

Program Peningkatan sarana dan
prasarana persampahan

Kesehatan

Program
pengembangan
pengelolaan sampah 3R

Sosialisasi pemisahan sampah organik dan anorganik di tingkat rumah
tangga
Pengembangan pelaksanaan 3R di beberapa desa
Bantuan teknis pengembangan pengelolaan sampah 3R
Pengadaan lahan untuk pengembangan pengelolaan sampah 3R
Perluasan lahan TPA Mandung
Review DED TPA Mandung
Penyusunan Dokumen UKL UPL TPA Mandung
Revitalisasi TPA Mandung
Supervisi Pembangunan TPA
Operasional Rutin Persampahan
Operasioanl Rutin Pengangkutan Sampah
Pengadaan 5 truk sampah, 2 truk tangki air dan 5 armrool
Pengadaan alat pencacah sampah
V - 34

Misi 2 : Meningkatnya kuantitas dan kualitas pengelolaan air limbah, sampah, drainase dan air bersih
NO

TUJUAN

SASARAN

PROGRAM

KEGIATAN

melayani 3 Kecamatan prioritas

Terwujudnya
SDM
pengelola
sampah yang berkualitas
Terwujudnya pengelolaan sampah
berbasis
masyarakat
di
3
kecamatan

Program pengembangan sarana
dan prasarana pengolahan sampah
medis
Program penguatan kelembagaan
pengelola persampahan
Program pengelolaan
berbasis masyarakat

sampah

Program pelaksanaan kerjasama
regional persampahan SARBAGITA
Program penyusunan dokumen
perencanaan persampahan
Program
penguatan
regulasi
pengelolaan lingkungan
3

Meningkatkan
dan
mengintegrasikan
fungsi
drainase
jalan
raya,
permukiman dan perumahan
pada tahun 2015 untuk
mengurangi daerah genangan
dan banjir

Terwujudnya sistem drainase yang
tertata dengan baik dan tidak timbul
genangan di 10 Kecamatan

Peningkatan sarana dan prasarana
drainase dan trotoar di wilayah
perkotaan Tabanan hingga 90 %
tahun 2015

Program Penyusunan Dokumen
rencana pembangunan drainase
lingkungan yang kompherensif
Program
Pengaturan
dan
pengawasan pembuangan limbah
ke saluran drainase
Program penguatan kelembagaan
pengelola saluran drainase
Program pembangunan saluran
drainase/gorong-gorong

Penyiapan lahan TPA Kecamatan
Pengadaan TPA skala kecamatan di 2 lokasi (Baturiti dan Selemadeg)
Pembangunan 20 TPST Baru
Pengembangan tempat pengolahan sampah medis di tiap puskesmas

Pelatihan tenaga teknis pengelola sampah di TPA
Pembentukan UPTD TPA Mandung
Pembentukan 6 klpk swadaya masyarakat pengelola persampahan
Bantuan teknis pengolahan sampah di tingkat desa
Operasional pengiriman sampah ke TPA Suwung
Review Masterplan Persampahan Kabupaten Tabanan
Penyusunan perda pengelolaan sampah
Review Perda Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan
Penyusunan masterplan drainase lingkungan Kabupaten Tabanan
Penyusunan DED drainase
Penyusunan peraturan pengelolaan limbah

Pelatihan teknis pengelolaan saluran drainase
Pembangunan saluran drainase di daerah perkembangan pemukiman
perkotaan

V - 35

Misi 2 : Meningkatnya kuantitas dan kualitas pengelolaan air limbah, sampah, drainase dan air bersih
NO

TUJUAN

SASARAN

PROGRAM
Program
drainase

4

Meningkatkan
cakupan
pelayanan air bersih dari
67,75% menjadi 100% sampai
tahun 2015

Terwujudnya kualitas sumber air
bersih dari sumur gali, Sumur
pompa tangan, MA, dan PAH yang
sesuai standar baku mutu pada
tahuan 2015

Normalisasi

Program
Penyediaan
Pengolahan Air Baku

KEGIATAN
saluran

dan

Program penguatan regulasi air
bersih

Program pengembangan kerjasama
regional pengelolaan air bersih
Program Monev Sumber air bersih

Terwujudnya kualitas dan kuantitas
pelayanan PDAM dan PAMDES
yang prima pada tahun 2014

Terwujudnya sarana dan prasarana
air bersih perkotaan dan perdesaan
di kab Tabanan sampai tahun 2015

Program Peningkatan Keberdayaan
Pedesaan
dan
Masyarakat
Pengelolaan Air Bersih
Program
penguatan
institusi
pengelola air bersih
Program Pengembangan Kinerja
Pengelolaan Air Minum dan Air
Limbah

Pelebaran saluran drainase di beberapa titik
Operasional dan pemeliharaan saluran drainase
Pengedukan endapan pada dasar sungai/kali
Perbaikan Trotoar
Pengembangan IPA Telaga Tunjung
Pengembangan pemanfaatan air di hilir sungai
Review perda retribusi air m inum
Penyusunan regulasi (perda) perlindungan mata air dan sumber air
lainnya
Penyusunan Rencana Induk SPAM Kabupaten Tabanan
Pengembangan kerjasama regional SARBAGITAKU
Sosialisasi tentang hemat air
Inventarisasi pemanfaatan sumber air
Penentuan status mutu kualitas sumber air
Monitoring pemanfaatan sumber-sumber air
Pembangunan sumur pantau dan sumur resapan
Pembentukan Pamdes melalui Pamsimas

Pelatihan pengelolaan air minum bagi KSM/Pamdes
Kerjasama dengan PERPAMSI dalam meningkatkan kualitas PDAM
Pengadaan lahan untuk pengemb. SPAM Metaum seluas ± 25 are
Pembangunan jaringan distribusi air non perpipaan
Pemasangan Water Meter Induk di beberapa titik
Pembangunan Reservoir
Pendataan Sistem Air Minum Pedesa