BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN LUNGKUNG - DOCRPIJM 7749bb5cf7 BAB VBAB V Keterpaduan Strategi Kab. Klungkung 2014

  BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN LUNGKUNG V.1. ARAHAN RENCANATATA RUANG KABUPATEN KLUNGKUNG Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, Pasal 11

  ayat (2), mengamanatkan bahwa pemerintah kabupaten/kota berwenang dalam melaksanakan penataan ruang wilayah kabupaten/kota yang meliputi perencanaan tata ruang wilayah kabupaten/kota, pemanfaatan ruang wilayah kabupaten/kota, dan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten/kota. Sebagai acuan dalam penataan ruang, pemerintah kabupaten/kota menyusun RTRW Kabupaten/Kota untuk mewujudkan keterpaduan pembangunan dalam wilayah kabupaten/kota maupun dengan wilayah sekitarnya. RTRW Kabupaten/Kota mempunyai fungsi sebagai: a. acuan dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah

  (RPJPD) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) b. acuan dalam pemanfaatan ruang/pengembangan wilayah kabupaten/kota; c. acuan untuk mewujudkan keseimbangan pembangunan dalam wilayah kabupaten/kota; d. acuan lokasi investasi dalam wilayah kabupaten/kota yang dilakukan pemerintah, masyarakat, dan swasta e. pedoman untuk penyusunan rencana rinci tata ruang; f. dasar pengendalian pemanfaatan ruang dalam penataan/pengembangan wilayah kota yang meliputi penetapan peraturan zonasi, perijinan, pemberian insentif dan disinsentif, serta pengenaan sanksi; dan g. acuan dalam administrasi pertanahan

5.1.1. Tujuan, Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah 1. Tujuan Penataan Ruang

  Berdasarkan arahan RTRW Kabupaten Kelungkung memiliki tujuan penataan ruang adalah “untuk mewujudkan pemerataan pengembangan wilayah yang lestari, aman, produktif, berjatidiri budaya Bali dan berkelanjutan berbasis pertanian, industri kecil, potensi pesisir dan kelautan unggulan didukung keunikan alam dan budaya yang terintegrasi dengan kepariwisataan ”.

2. Kebijakan dan Strategi RTRW Kabupaten Klungkung

  Untuk mewujudkan tujuan penataan ruang di wilayah Kabupaten Klungkung sehingga ditetapkan beberapa Kebijakan tata ruang wilayah Kabupaten Klungkung secara makro adalah sebagai berikut : a. pemerataan dan integrasi pengembangan wilayah daratan dan kepulauan sesuai karakter dan potensi wilayah; b. pemantapan Kawasan Perkotaan Semarapura sebagai pusat pelayanan wilayah Bali Bagian Timur; c. peningkatan peran potensi komoditas unggulan pertanian, industri kecil, potensi pesisir dan kelautan yang produktif dan berdaya saing; d. pengembangan kepariwisataan berbasis keunikan alam daratan dan perairan laut, sosial budaya masyarakat dan pusat-pusat spiritual; dan e. pengembangan Klungkung yang lestari, aman, nyaman, produktif, berjatidiri budaya Bali dan berkelanjutan.

  f. peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara.

  Strategi Penataan Ruang Wilayah meliputi : a.

  Strategi pemerataan dan integrasi pengembangan wilayah daratan dan kepulauan sesuai karakter dan potensi wilayah, meliputi: i. mengembangkan fungsi wilayah Klungkung Daratan sebagai pengembangan pertanian dalam arti luas, perdagangan dan jasa wilayah, pariwisata, dan pelestarian sejarah dan budaya meliputi wilayah Kecamatan Banjarangkan, Kecamatan Klungkung dan Kecamatan Dawan; ii. mengembangkan fungsi wilayah Klungkung sebagai pengembangan pertanian, kawasan pariwisata, kawasan agropolitan, kawasan minapolitan, serta konservasi pesisir dan pulau-pulau kecil meliputi wilayah Kecamatan Nusa Penida. iii. meningkatkan aksesibilitas transportasi laut melalui pemantapan pelayanan Pelabuhan Penyeberangan Nusa Penida yang telah ada dan percepatan pembangunan Pelabuhan Penyeberangan Klungkung, yang didukung sebaran pelabuhan rakyat lainnya. iv. mengintegrasikan rencana pengembangan jalan bebas hambatan, jalan nasional, jalan provinsi, jalan kabupaten dan penyeberangan di wilayah

  Klungkung Daratan dalam pengembangan sistem transportasi wilayah kabupaten; v. mengembangkan dan meningkatkan kualitas jalan lingkar Nusa Penida dan jembatan penghubung Nusa Lembongan dengan Nusa Ceningan untuk mendorong percepatan pengembangan wilayah Klungkung Kepulauan; vi. meningkatkan keterkaitan sistem perkotaan dengan kawasan perdesaan

  (urban-rural linkage); dan vii. meningkatkan jangkauan pelayanan sistem jaringan energi, sistem jaringan telekomunikasi, sistem jaringan sumber daya air, sistem jaringan prasarana lingkungan untuk mendukung peningkatan produktivitas dan pemerataan pelayanan kepada masyarakat.

  b.

  Strategi pemantapan Kawasan Perkotaan Semarapura sebagai pusat pelayanan wilayah Bali Bagian Timur, meliputi: i. meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan sosial ekonomi Kawasan

  Perkotaan Semarapura sebagai PKW Bali Timur; ii. meningkatkan aksesibilitas dan keterkaitan antara Kawasan Perkotaan

  Semarapura sebagai PKW dengan Kawasan Perkotaan Sarbagita sebagai PKN maupun Pusat Kegiatan Lokal dan PPK di Wilayah Bali Bagian Timur; iii. memperluas deliniasi Kawasan Perkotaan Semarapura dengan pusat- pusat kegiatan skala wilayah di sekitarnya sebagai satu kesatuan kawasan perkotaan; iv. meningkatkan kualitas dan jatidiri Kawasan Perkotaan Semarapura sebagai kota pusaka yang memiliki jatidiri budaya Bali; dan v. meningkatkan kualitas pelayanan infrastruktur perkotaan.

  c.

  Strategi peningkatan peran potensi komoditas unggulan pertanian, industri kecil, potensi pesisir dan kelautan yang produktif dan berdaya saing, meliputi: i. mengembangkan sistem pertanian terintegrasi dengan kegiatan lainnya, untuk meningkatkan pendapatan, pemeliharaan lingkungan dan efisiensi pemanfaatan sumber daya; ii. mengembangkan kawasan peruntukan kegiatan industri diarahkan pada sentra-sentra industri kreatif dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan; iii. memantapkan dan meningkatkan kegiatan perekonomian perdesaan berbasis pertanian, industri kecil, pesisir dan kelautan yang dilengkapi sarana dan prasarana penunjang; iv. memantapkan potensi pertanian lahan kering, perkebunan dan peternakan melalui pengembangan Kawasan Agropolitan Nusa Penida v. memantapkan integrasi pertanian dengan pariwisata melalui pengembangan agrowisata dan hasil pertanian sebagai pemasok industri pariwisata; vi. meningkatkan peran dan potensi Kawasan Minapolitan Nusa Penida yang saling mendukung dengan Kawasan Konservasi Perairan; vii. mengembangkan kawasan Nusa Penida sebagai pusat pembibitan sapi

  Bali; dan viii. mengembangkan pertanian organik secara bertahap untuk mendukung Bali sebagai pulau organik dan provinsi hijau.

  d.

  Strategi pengembangan kepariwisataan berbasis keunikan alam daratan dan perairan laut, sosial budaya masyarakat dan pusat-pusat spiritual, meliputi: i. mengembangkan kawasan pariwisata Nusa Penida melalui pengembangan blok-blok kawasan efektif pariwisata untuk mendorong percepatan fungsi kawasan sebagai Kawasan Strategis Pariwisata; ii. pemantapan dan pengembangan sebaran kawasan DTW baik di daratan, kepulauan maupun potensi perairan dan bawah laut; iii. mengembangkan secara terpadu Kawasan Eks Pertambangan Bahan

  Galian Golongan C dan sekitarnya sebagai pusat pembangkit perekonomian daerah yang terintegrasi dengan fungsi DTW terpadu; iv. melestarikan ekosistem perairan sebagai aset pariwisata bahari dan terintegrasi dengan Kawasan Konservasi Perairan; v. menguatkan eksistensi desa pakraman, subak dan organisasi kemasyarakatan lainnya dalam memantapkan kearifan lokal sebagai pondasi pengembangan pariwisata berbasis ekowisata; vi. mengembangkan pola kerjasama yang memberikan perlindungan kepada hak-hak kepemilikan lahan masyarakat lokal; dan vii. meningkatkan sarana dan prasarana pendukung kepariwisataan.

  e.

  Strategi pengembangan Klungkung yang lestari, aman, nyaman, produktif, berjatidiri budaya Bali dan berkelanjutan, meliputi: i. mewujudkan kawasan yang berfungsi lindung di daratan dengan luas paling sedikit 30 (tiga puluh) persen dari luas wilayah; ii. memantapkan Kawasan Konservasi Perairan Nusa Penida dalam rangka pelestarian ekosistem hutan mangrove, padang lamun, terumbu karang, perikanan lestari serta potensi DTW bahari; iii. melestarikan dan melindungi kawasan cagar budaya, bangunan bersejarah dan/atau bernilai arsitektur tinggi, serta potensi sosial budaya masyarakat yang memiliki keunikan dan nilai sejarah; iv. melindungi kelestarian kawasan suci dan kawasan tempat suci, dan penyediaan sarana dan prasarana penunjang aktivitas spiritual; v. mengembangkan partispasi masyarakat dalam pelestarian lingkungan; vi. menurunkan luasan lahan kritis di kawasan lindung maupun kawasan budidaya melalui rehabilitasi tanaman yang memiliki fungsi pelestarian dan nilai ekonomi; vii. mengembangkan sistem mitigasi bencana wilayah secara terpadu; viii. mengembangkan jalur-jalur dan tempat-tempat evakuasi bencana; dan ix. mengembangkan sistem pertanian terintegrasi dan sistem organik secara bertahap dan yang adaptif terhadap perubahan iklim.

  f.

  Strategi peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf f, meliputi: i. mendukung penetapan kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan; ii. mengembangkan budi daya secara selektif di dalam dan di sekitar kawasan pertahanan dan keamanan untuk menjaga fungsi dan peruntukannya; iii. mengembangkan kawasan lindung dan/ atau kawasan budidaya tidak terbangun di sekitar kawasan pertahanan dan keamanan negara sebagai zona penyangga; dan iv. turut serta memelihara dan menjaga aset-aset pertahanan dan keamanan.

5.1.2. Rencana Struktur Ruang (sistem jaringan prasarana bidang Cipta Karya)

  Rencana struktur ruang wilayah Kabupaten Klungkung memuat rencana pusat-pusat kegiatan, rencana system jaringan prasarana utama dan prasarana lainnya. Pusat-pusat kegiatan yang ditetapkan dalam RTRW berdasarkan administrasi di Kabupaten Klungkung yaitu : (1)

  Pusat-pusat kegiatan yang ada di wilayah Kabupaten Klungkung, terdiri atas : a.

  Pusat Kegiatan Wilayah (PKW); b.

  Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLP); c. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK); dan d.

  Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL). (2)

  PKW yaitu Kawasan Perkotaan Semarapura, meliputi kawasan perkotaan pada wilayah Kelurahan Semarapura Kaja, Kelurahan Semarapura Tengah, Kelurahan Semarapura Kangin, Kelurahan Semarapura Kelod, Kelurahan Semarapura Kelod Kangin, dan Kelurahan Semarapura Kauh. (3)

  PKLP yaitu Kawasan Perkotaan Sampalan meliputi kawasan perkotaan Desa Batununggul dan Desa Kutampi Kaler. (4)

  PPK, meliputi: a.

  Kawasan Perkotaan Banjarangkan meliputi kawasan perkotaan Desa Banjarangkan dan Desa Tusan; b. Kawasan Perkotaan Dawan meliputi kawasan perkotaan Desa Dawan Kelod dan Desa Dawan Kaler; c.

  Kawasan perkotaan Gunaksa meliputi kawasan perkotaan Desa Gunaksa, Desa Kusamba, Kampung Kusamba dan rencana kawasan pengembangan baru; d. Kawasan perkotaan Toyapakeh – Ped meliputi kawasan perkotaan Desa

  5. PPL Tojan melayani kawasan perdesaan Desa Tojan dan Desa Satra.

  4. PPL Sakti melayani kawasan perdesaan Desa Sakti, Desa Bunga Mekar dan Desa Batumadeg;

  PPL Kutampi melayani kawasan perdesaan Desa Kutampi; 2. PPL Suana melayani kawasan perdesaan Desa Suana; 3. PPL Tanglad melayani kawasan perdesaan Desa Tanglad, Desa Sekartaji dan Desa Pejukutan;

  PPL di Kecamatan Nusa Penida terdiri atas : 1.

  d.

  Tengah dan Desa Sampalan Kelod; dan 3. PPL Pesinggahan melayani kawasan perdesaan Desa Pesinggahan, Desa Pikat dan Desa Besan.

  PPL Paksebali melayani kawasan perdesaan Desa Paksebali dan Desa Sulang; 2. PPL Sampalan Tengah melayani kawasan perdesaan Desa Sampalan

  PPL di Kecamatan Dawan terdiri atas : 1.

  c.

  Tangkas; 4. PPL Gelgel melayani kawasan perdesaan Desa Gelgel, Kampung Gelgel, dan Desa Jumpai; dan

  Toyapakeh dan Desa Ped; dan e. Kawasan perkotaan Jungutbatu - Lembongan, meliputi kawasan perkotaan Desa Jungutbatu dan Desa Lembongan.

  PPL Selat melayani kawasan perdesaan Desa Selat, Desa Tegak dan Desa Selisihan; 2. PPL Akah melayani kawasan perdesaan Desa Akah dan Desa Manduang; 3. PPL Kamasan melayani kawasan perdesaan Desa Kamasan dan Desa

  PPL di Kecamatan Klungkung terdiri atas : 1.

  b.

  Nyanglan dan Desa Tohpati; dan 5. PPL Tihingan melayani kawasan perdesaan Desa Tihingan, Desa Getakan dan Desa Aan.

  Nyanglan; 4. PPL Bungbungan melayani kawasan perdesaan Desa Bungbungan, Desa

  PPL Negari melayani kawasan perdesaan Desa Negari dan Takmung; 2. PPL Bakas melayani kawasan perdesaan Desa Bakas dan Desa Nyalian; 3. PPL Timuhun melayani kawasan perdesaan Desa Timuhun dan Desa

  PPL di Kecamatan Banjarangkan terdiri atas : 1.

  (5) PPL, meliputi: a.

  5. PPL Klumpu melayani kawasan perdesaan Desa Klumpu dan Desa Batukandik; 6. PPL Jungutbatu melayani kawasan perdesaan Desa Jungutbatu; dan 7. PPL Lembongan melayani kawasan perdesaan Desa Lembongan.

Gambar 5.1 Rencana Struktur Ruang Kabupaten Klungkung

  Sistem jaringan parasarana wilayah Kabupaten Klungkung yang meliputi sistem jaringan prasarana utama dan sistem jaringan prasarana lainnya. Untuk rencana sistem transportasi di Kabupaten Klungkung adalah sebagai berikut:

   Sistem Jaringan Jalan (1) Jalan bebas hambatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, terdiri atas rencana ruas jalan bebas hambatan Tohpati

  • – Kusamba – Padangbai;

  (2) Jalan arteri primer sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, meliputi ruas Jalan Prof. Dr. Ida Bagus Mantra pada wilayah Kabupaten;

  (3) Jalan kolektor primer sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, meliputi : a. jaringan jalan kolektor primer 1 (K1) merupakan jalan nasional yang melintasi wilayah, terdiri atas:

1. Sidan (batas Kabupaten Gianyar) – Klungkung; 2.

  Jalan Kecubung – jalan Rama; dan 3. Klungkung - Angantelu (batas Kabupaten Klungkung).

  b. jaringan jalan kolektor primer 2 (K2) merupakan jalan provinsi yang melintasi wilayah, terdiri atas:

  1. Jalan Flamboyan – Jalan Ngurah Rai – Jalan Gajah Mada – Jalan Gunung Merapi; 2. Klungkung – Besakih (batas Kabupaten Klungkung); 3. Jalan Puputan – batas Kota Semarapura – Pura Watu Klotok; 4. Gelgel – Jumpai; 5. Takmung – Lepang; 6. Takmung – Tojan; 7. Jalan Ngurah Rai; dan 8. Jalan Gajah Mada – sampai batas Kabupaten Klungkung c. jaringan jalan kolektor primer 3 (K3) merupakan jalan provinsi yang melintasi wilayah, terdiri atas:

  1. Jalan Darmawangsa (Semarapura); 2.

  Jalan Gunung Merapi (Semarapura); 3. Jalan Paksebali – Selat (batas Kabupaten Klungkung).

  d. jaringan jalan kolektor primer 4 (K4) merupakan jalan kabupaten, terdiri atas :

  1. Jalan Untung Surapati – Jalan Diponegoro; 2.

  Klungkung – Gelgel/Jalan Puputan; 3. Jalan Darmawangsa;

  4. ruas jalan Tusan – Bakas – Nyalian – Bungbungan – Tohpati –

  Tembuku (Kabupaten Bangli) 5. ruas jalan Takmung – Tihingan – Aan – Timuhun – Nyanglan –

  Bangbang (Kabupaten Bangli) 6. ruas jalan Besan – Pikat - Pesinggahan 7. ruas jalan Sampalan – Toyapakeh 8. ruas jalan Sampalan (Kutampi Kaler) – Tanglad

  (4) Jalan lokal primer sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d, meliputi jalan-jalan di luar jalan nasional, jalan provinsi dan jalan kolektor primer 4 (K4) yang menghubungkan ibukota kabupaten dengan ibukota kecamatan, ibukota kabupaten dengan pusat desa, antar ibukota kecamatan, ibukota kecamatan dengan pusat desa, dan antar desa.

  (5) Jalan sistem sekunder sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 (K2) huruf e, terdiri atas jalan arteri sekunder, jalan kolektor sekunder, jalan lokal sekunder, dan jalan lingkungan sekunder.meliputi : a. seluruh ruas jalan di Kawasan Perkotaan Semarapura dan kawasan perkotaan lainnya di luar jalan nasional, jalan provinsi, dan jalan kolektor primer 4 (K4) b. rencana pengembangan jalan baru di kawasan perkotaan.

  (6) Rencana peningkatan jalan dan pengembangan jaringan jalan baru untuk memperlancar aksesibilitas kawasan perdesaan, antar desa, antar kawasan perkotaan di seluruh wilayah Kabupaten, terdiri atas : a. rencana ruas jalan Pesinggahan - Pengalon (batas Kabupaten

  Klungkung) diusulkan sebagai jalan K1; b. rencana ruas jalan pesisir pantai Desa Takmung – Desa Jumpai; c. rencana ruas jalan Aan – Manduang; d. rencana ruas jalan menuju ke Pelabuhan Penyeberangan

  Klungkung Daratan diusulkan sebagai jalan K2; e. rencana pembangunan ruas jalan di kawasan Pengembangan Eks

  Pertambangan Bahan Galian Golongan C sesuai masterplan yang telah ditetapkan; f. rencana pengembangan ruas jalan lingkar Nusa Penida diusulkan sebagai jalan K3; g. rencana pengembangan ruas jalan lingkar Lembongan; h. rencana pengembangan ruas jalan lingkar Ceningan; i. peningkatan dan pembangunan ruas jalan antar rencana Kawasan

  Efektif Pariwisata di Kecamatan Nusa Penida, diusulkan sebagai jalan K2; j. peningkatan jalan akses ke Pelabuhan Penyeberangan Nusa Penida diusulkan sebagai jalan K2; k. rencana ruas jalan Biaung - Adegan – Pendem –Jurangpait –

  Karangsari; l. rencana ruas jalan Ped – Pendem – Klumpu; m. rencana ruas jalan Kutampi – Pulagan – Pejukutan; n. rencana ruas jalan Gelagah – Jurang Batu – Gepuh; o. rencana ruas jalan Suana – Semaya – Karang – Pelilit – Tanglad; p. rencana ruas jalan Toyapakeh – Sakti; q. rencana ruas jalan Sakti – Penida – Karangdawa – Sebuluh; r. rencana ruas jalan Blundungan – Dungkap; dan s. rencana ruas jalan Bungkil – Tabuanan – Sekartaji – Sedihing –

  Wates – Pelilit. Rencana sistem jaringan prasarana pengelolaan lingkungan meliputi : a. sistem penyediaan air minum (SPAM); b. sistem pengelolaan persampahan; c. sistem pengelolaan air limbah permukiman; d. sistem drainase; dan e. jalur evakuasi bencana. (1)

  SPAM sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, diarahkan untuk perluasan jaringan pelayanan di seluruh kecamatan, penekanan penurunan kehilangan air dan peningkatan peran serta masyarakat dan dunia usaha dalam penyelenggaraan sistem air minum, dengan memanfaatkan air permukaan, mata air (MA) dan air tanah sebagai sumber air baku, meliputi :

  a. SPAM Wilayah Klungkung Daratan; dan

  b. SPAM Wilayah Klungkung Kepulauan;

  (2) SPAM wilayah Klungkung Daratan, sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a, mencakup:

  a.

  Pemanfaatan MA Tohpati, MA Bangbang, MA Rendang, MA Bajing, Sumur Bor Sema Agung dan Sumur Bor Pikat sebagai sumber air baku SPAM; dan

  b. Bagian dari pemanfaatan rencana pengembangan Waduk Estuary Tukad

  Unda sebagai sumber air baku untuk melayani kebutuhan air baku SPAM Bali Selatan. (3)

  SPAM wilayah Klungkung Kepulauan, sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b, meliputi:

  

a. pengembangan SPAM Nusa Penida dalam jangka pendek melalui :

1.

  optimalisasi layanan SPAM yang telah ada dengan sumber air baku MA Guyangan, MA Tabuanan dan Sistem Penida; 2. pengembangan cubang pada kawasan yang tidak terlayani sistem yang telah ada; dan

  3. evaluasi catudaya;.

  b. pengembangan SPAM Terpadu Nusa Penida dalam jangka panjang

  melalui SPAM Guyangan sebagai jaringan induk yang terpadu dan didukung sistem lainnya;

  c. pengembangan SPAM Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan, melalui : 1.

  Integrasi SPAM Nusa Penida melalui jaringan pipa dari Nusa Penida; 2. penyediaan air bersih secara parsial memanfaatkan air tanah dengan sumur bor/gali di Kawasan Jungutbatu (Tukad Pangkung),

  Lembongan dan Ceningan; 3. pengembangan sistem saringan (osmosis) atau destilasi; dan 4. pengambilan air dengan ponton.

  (4) Sistem pengelolaan meliputi: a. pengurangan sampah untuk sampah rumah tangga dan sampah sejenis meliputi pembatasan timbulan sampah, pendauran ulang sampah; dan/atau pemanfaatan kembali sampah; b. penanganan sampah setelah melalui tahapan pengurangan sampah dari sumber ke transfer depo atau ke Tempat Penampungan

  Sementara/Terpadu (TPS/TPST) yang tersebar di tiap desa di tiap kecamatan di seluruh wilayah kabupaten; c. pengurangan sampah di transfer depo atau TPS sebelum diangkut ke

  Tempat Pemrosesan Akhir (TPA); dan d. TPA untuk melayani wilayah Klungkung Daratan dengan sistem

  sanitary landfill meliputi: 1.

  TPA Sente di Kecamatan Dawan; dan 2. kerjasama antar wilayah dengan memanfaatkan TPA regional Bangklet di wilayah Kabupaten Bangli.

  e.

  TPA untuk melayani wilayah Klungkung Kepulauan dengan sistem

  sanitary landfill meliputi: 1.

  TPA Ceningan melayani Kawasan Nusa Ceningan bagian utara; 2. TPA Jungutbatu melayani Kawasan Nusa Lembongan; dan 3. TPA Biaung melayani Kawasan Nusa Penida.

  (5) Sistem pengelolaan air limbah permukiman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, meliputi:

  a.

  pengolahan air limbah sistem setempat (on site) dilakukan secara individual dengan penyediaan bak pengolahan air limbah atau tangki septik;

  b. pengolahan air limbah sistem terpusat (off site), meliputi Kawasan

  Perkotaan Semarapura dan dalam skala kecil tersebar di blok-blok Kawasan Efektif Pariwisata Nusa Penida; dan

  c. sistem pembuangan terpusat skala kecil pada kawasan permukiman

  padat perkotaan yang belum terlayani sistem jaringan air limbah terpusat dan/atau komunal kota diarahkan menggunakan Sistem Sanitasi Masyarakat (Sanimas) atau teknologi lainnya yang ramah lingkungan (bio filter).

  d. penanganan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dilaksanakan sesuai peraturan perundang-undangan.

  (6) Sistem drainase, meliputi: a. pengembangan sistem drainase didasarkan atas kesatuan sistem dan sub sistem tata air meliputi jaringan primer, jaringan sekunder dan jaringan tersier; b. pembangunan sistem jaringan drainase terpadu antara sistem makro dengan sistem mikro mengikuti sistem jaringan eksisting dan daerah tangkapan air hujan (catchment area) sehingga limpasan air hujan (run

  off) dapat dikendalikan mengikuti jaringan yang ada; c.

  peningkatan kapasitas sungai dan jaringan drainase melalui normalisasi alur sungai, penggelontoran jaringan drainase secara rutin, pengalihan sebagian aliran air melalui pembuatan sodetan, pembuatan polder dilengkapi sistem pengendali dan pompa; d. pembangunan sistem pembuangan air hujan yang terintegrasi mulai dari lingkungan perumahan sampai saluran drainase primer yang dilengkapi bangunan pengontrol genangan, bak penampung sedimen, pembuatan konstruksi baru berupa turap/senderan, rehabilitasi saluran alam yang ada, pembuatan parit infiltrasi, operasi dan pemeliharaan; dan e. pemisahan antara jaringan drainase dengan jaringan irigasi dan jaringan air limbah.

  (7) Penyediaan jalur dan ruang evakuasi bencana, meliputi: a. jalur-jalur jalan yang digunakan sebagai jalur pelarian darurat bila terjadi bencana angin kencang, tanah longsor, gelombang pasang, tsunami, banjir menuju ke tempat yang lebih aman, terdiri atas jalan- jalan yang posisinya berlawanan dengan arah datangnya bencana; dan b. jalur-jalur jalan yang digunakan untuk membawa korban bencana ke ruang evakuasi bencana, berupa :

  1. lapangan olah raga terbuka di tiap Kawasan Perkotaan dan di tiap

  Kawasan Perdesaan; 2. pelataran terminal; 3. gedung olah raga atau gedung serbaguna di tiap Kawasan

  Perkotaan dan di tiap Kawasan Perdesaan; dan 4. rumah sakit terdekat atau rumah sakit rujukan.

5.1.3. Rencana Pola Ruang Wilayah

  Rencana pola ruang wilayah Kabupaten Klungkung memuat rencana kawasan lindung dan rencana kawasan budidaya.

  a) Rencana kawasan lindung, terdiri atas :

  Kawasan hutan lindung

   Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan

   bawahannya Kawasan perlindungan setempat

   Kawasn pelestarian alam dan cagar budaya

   Kawasan rawan bencana alam

   Kawasan lindung geologi

   Kawasan lindung lainnya.

   b) Rencana kawasan budidaya, terdiri atas :

    Kawasan peruntukan pertanian; Kawasan peruntukan perikanan;

  Kawasan peruntukan hutan produksi;

    Kawasan peruntukan pertambangan;

   Kawasan peruntukan pariwisata;

  Kawasan peruntukan industri;

   Kawasan peruntukan permukiman;

   Kawasan peruntukan lainnya

   Kawasan peruntukan permukiman merupakan kawasan yang diperuntukkan bagi kegiatan permukiman atau didominasi oleh lingkungan hunian yang diarahkan seluas kurang lebih 2.076,80 (dua ribu tujuh puluh enam koma delapan puluh) hektar atau 6,59% (enam koma lima puluh sembilan persen) dari total luas wilayah kabupaten, meliputi: (1) Kawasan permukiman adalah bagian dari kawasan perkotaan yang diperuntukan sebagai tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung bagi peri kehidupan dan penghidupan, beserta penyediaan pusat-pusat pelayanan sesuai fungsi kawasan perkotaan, yang sebarannya meliputi:

  a. kawasan permukiman di kawasan perkotaan yang berfungsi PKW meliputi Kawasan Perkotaan Semarapura; dan b. kawasan permukiman di kawasan perkotaan yang berfungsi PPK meliputi Kawasan Perkotaan Banjarangkan, Kawasan Perkotaan Dawan,

  Kawasan Perkotaan Gunaksa, Kawasan Perkotaan Sampalan dan Kawasan Perkotaan Jungutbatu-Lembongan. (2) Kawasan peruntukan permukiman perdesaan, adalah bagian dari kawasan perdesaan yang diperuntukan untuk tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung bagi peri kehidupan dan penghidupan beserta pusat-pusat pelayanan kawasan perdesaan sesuai fungsi kawasan baik yang berfungsi PPL maupun kawasan perdesaan murni, yang sebarannya mencakup seluruh pemusatan permukiman pada desa-desa yang berfungsi PPL dan kawasan perdesaan lainnya..

Gambar 5.2 Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten Klungkung

5.1.4. Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten Klungkung

  Kawasan strategis kabupaten ditetapkan berdasarkan : sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi, sudut kepentingan sosial dan budaya; dan sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup. (1)

  Kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi, meliputi: a.

  Kawasan Perkotaan Semarapura; b. Kawasan Perkotaan Sampalan; c. Kawasan Perkotaan Banjarangkan; d. Kawasan Perkotaan Dawan; e. Kawasan Pengembangan Eks. Pertambangan Bahan Galian Golongan C; f. Kawasan Efektif Pariwisata Nusa Penida; g.

  Kawasan Pelabuhan Penyeberangan Nusa Penida dan Pelabuhan Penyeberangan Klungkung Daratan; h. Kawasan Agropolitan Nusa Penida; dan i. Kawasan Minapolitan Nusa Penida. (2)

  Kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial dan budaya, mencakup sebaran Kawasan Pura Sad Kahyangan dan Pura Dang Kahyangan, meliputi: a.

  Kawasan tempat suci Pura Sad Kahyangan, terdiri atas : 1.

  Kawasan Pura Goa Lawah, di Desa Pesinggahan, Kecamatan Dawan; dan

2. Kawasan Pura Kentel Gumi, di Desa Tusan, Kecamatan Banjarangkan.

  b.

  Kawasan tempat suci Pura Dang Kahyangan, terdiri atas : 1. kawasan Pura Watuklotok, di Desa Gelgel, Kecamatan Klungkung; 2. kawasan Pura Dasar Gelgel, di Desa Gelgel, Kecamatan Klungkung; 3. kawasan Pura Penataran Agung, di Kelurahan Semarapura Kangin,

  Kecamatan Klungkung; dan 4. kawasan Pura Dalem Ped di Desa Ped, Kecamatan Nusa Penida.

  (3) Kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, meliputi : a. kawasan Hutan Lindung Suana dan Hutan Lindung Sakti, di Kecamatan

  Nusa Penida; b. Kawasan Pulau Kecil Lembongan dan Ceningan, di Kecamatan Nusa

  Penida; dan c. Kawasan Konservasi Perairan Nusa Penida, di Kecamatan Nusa Penida.

  

V.2. ARAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

(RPJMD) KABUPATEN KLUNGKUNG 2014

  • – 2018

  Visi yang hendak dicapai dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Klungkung adalah

  ”Terwujudnya Klungkung Yang Unggul dan Sejahtera . Makna dari Visi tersebut adalah seperti diuraikan dibawah ini.

  Dengan pengertian bahwa Kabupaten Klungkung yang selama ini ditopang oleh potensi yang sangat besar dengan tingkat heterogenitas tinggi serta adat budaya bernilai luhur, harus mampu dibangun guna mencapai keunggulan daerah dengan kondisi kesejahteraan wilayah dan masyarakat.

  Visi ini menekankan pada minimalisasi gap (jurang pemisah) antar komponen masyarakat ataupun antar wilayahnya, dengan segala gerak langkah yang merujuk pada konsep kemitraan-kebersamaan.

  Unggul dan Sejahtera mengandung pengertian wilayah Klungkung yang

  Kabupaten Klungkung yang memiliki sumber-sumber daya yang unggul (lebih tinggi dari wilayah lainnya) dengan masyarakatnya yang aman sentosa. Menciptakan Klungkung yang Unggul dan Sejahtera mengandung pengertian usaha menciptakan keunggulan di sektor tertentu guna menciptakan masyarakat yang cukup pangan, sandang, papan dan kualitas hidupnya meningkat secara lahir batin menuju suatu peradaban manusia yang unggul, sosial ekonomi yang lebih baik, atau yang lebih modern sesuai dengan amanat Pembukaan UUD 1945.

  Klungkung Yang Unggul dimaksudkan terwujudnya Klungkung sebagai pusat pengembangan kegiatan kesenian dan budaya unggulan daerah yang didukung oleh kualitas SDM dan sumber sumber daya keunggulan lokal meliputi pengembangan pusat pasar Bali Timur, menjadikan RSUD Klungkung sebagai pusat rujukan Bali Timur dan pengembangan potensi sosial ekonomi Nusa Penida sebagai kawasan Wisata terpadu.

  Klungkung yang Sejahtera diwujudkan melalui peningkatan kesejahteraan sosial dan kesejahteraan ekonomi serta daya saing daerah seluruh masyarakat Kabupaten Klungkung meliputi peningkatan pendapatan perkapita, penurunan angka kemiskinan, dan peningkatan IPM (peningkatan derajat kesehatan, mutu pendidikan dan paritas daya beli). Misi Kabupaten Klungkung dalam pencapaian Visi Klungkung 2014-2018 ditetapkan dalam 11 Misi yaitu:

A. Menguatkan dan meningkatkan eksistensi adat budaya Bali di Kabupaten Klungkung.

  B. Meningkatkan kualitas dan daya saing sumber daya manusia Kabupaten Klungkung.

  C. Meningkatan kesejahteraan sosial melalui pemberdayaan ekonomi masyarakat.

  D.

  Meningkatkan perekonomian yang berbasis kerakyatan dengan mengedepankan konsepsi kemitraan.

  E. Mewujudkan kepastian hukum agar terwujud ketentraman dan ketertiban masyarakat.

  F. Mewujudkan pemerintahan yang baik berdasarkan prinsip good coorporate governance.

  G.

  Mengembangkan jasa layanan kepada masyarakat yang lebih baik.

  

H. Mewujudkan pembangunan daerah yang selaras dan seimbang

I. Mewujudkan pelestarlan sumber daya alam dan lingkungan hidup dalam pemanfaatannya yang berkelanjutan.

  J. Menyediakan sarana dan prasarana wilayah yang mengakomodir perkembangan wilayah dan kebutuhan masyarakat. K. Menguatkan stabilitas politik dan keamanan di seluruh wilayah

  Kabupaten Klungkung Strategi pembangunan Kabupaten Klungkung dalam lima tahun mendatang diarahkan pada “Terwujudnya Klungkung Yang Unggul dan

  Sejahtera

  ” melalui 11 (sebelas) misi pembangunan daerah sebagai upaya pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat dan penciptaan landasan perekonomian yang sehat dan dinamis, pembangunan yang kokoh, membentuk mampu menjaga kesinambungan dari satu generasi ke generasi berikutnya, pemerataan pertumbuhan ekonomi, pembentukan struktur ekonomi yang seimbang antar-sektor, antar-wilayah dengan pemanfaatan sumber daya secara optimal tanpa merusak sumber daya alam dan lingkungan. Dengan demikian, di masa depan akan dapat meningkatkan kesejahteraan dan mengurangi kemiskinan.

  Mewujudkan pembangunan Kabupaten Klungkung yang Unggul dan Sejahtera dihadapkan pada berbagai tantangan yang dihadapi seperti: kondisi sosial masyarakat saat ini, perubahan-perubahan yang terjadi di daerah lain, keterbatasan sumber-sumber pembiayaan pembangunan, pertumbuhan antarsektor yang kurang seimbang, kerusakan sumber daya alam yang semakin memburuk, sistem perdagangan yang semakin bebas dan terbuka yang memberikan tingkat persaingan ketat dan keleluasaan untuk melindungi perekonomian domestik yang semakin terbatas. Pada saat yang bersamaan, kita juga dihadapkan pada tahap awal proses desentralisasi dan otonomi daerah.

  Dalam upaya mengatasi tantangan tersebut, Kabupaten Klungkung memiliki potensi sumberdaya manusia yang dilandasi oleh nilai-nilai budaya Agama Hindu (tenaga, pikiran, waktu, nilai-nilai budaya/adat dan agama Hindu dan moral) dan sumber daya alam (lahan, hutan, perairan/ laut, keanekaragaman hayati, iklim tropis). Kedua sumber daya tersebut comparative advantages) sehingga strategi merupakan keunggulan komparatif ( pembangunan Kabupaten Klungkung lima tahun mendatang adalah didasarkan dan sepenuhnya memanfaatkan dan mendayagunakan sumber daya manusia dan sumber daya alam tersebut yang dimiliki dapat dimanfaatkan secara optimal. Dengan demikian strategi pembangunan daerah Kabupaten Klungkung dalam lima tahun mendatang diarahkan pada upaya : A.

  Mewujudkan pembangunan daerah yang selaras dan seimbang, meliputi:

  a)

  Meningkatkan perencanaan pembangunan daerah yang terpadu dengan steakholder. melibatkan seluruh

  b) Meningkatkan infrastruktur wilayah termasuk sarana prasarana transfortasi umum penyebrangan.

  c) Meningkatkan sarana infrastruktur wilayah terpencil.

  B.

  Mewujudkan pelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup dalam pemanfaatannya yang berkelanjutan, meliputi: a)

  Meningkatkan pengendalian lingkungan hidup dan pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan yang sesuai dengan daya dukung wilayah.

  b) Meningkatkan kerjasama dengan kelompok-kelompok masyarakat dunia usaha dan lembaga-lembaga lainnya dalam upaya menjaga kelestarian dan kebersihan lingkungan.

  c) Meningkatkan hubungan dengan lembaga internasional yang peduli terhadap pelestarian lingkungan hidup.

  C.

  Menyediakan sarana dan prasarana wilayah yang mengakomodir perkembangan wilayah dan kebutuhan masyarakat, meliputi:

  a) Meningkatkan sarana dan prasarana fasilitas umum yang memadai.

  b)

  Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan sarana dan prasarana wilayah yang sesuai dengan kearifan lokal setempat.

c) Meningkatkan kerjasama multipihak dalam pembangunan sarana dan

  prasaran wilayah. Arah kebijakan pembangunan daerah Kabupaten Klungkung disusun sesuai dengan strategi masing-masing misi pembangunan daerah dan berpedoman kepada RPJP Daerah Provinsi Bali sebagaimana dituangkan dalam Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 6 Tahun 2009 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Bali Tahun 2005-2025, dan RPJPD Kabupaten Klungkung sebagaimana tertuang dalam peraturan daerah Kabupaten Klungkung Nomor 6 Tahun 2010 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Klungkung Tahun 2005

  • – 2025 yaitu:

  “Terwujudnya Masyarakat Klungkung yang

sejahtera, berbudaya, dan berkeadilan dalam wilayah Klungkung

yang BALI (Bersih, Aman, Lestari dan Indah) berlandaskan Tri Hita

Karana”.

  Sesuai dengan RPJPD Kabupaten Klungkung Tahun 2005-2025, arah kebijakan RPJMD tahun kedua ditujukan untuk lebih memantapkan layanan sosial dasar, pengentasan kemiskinan, menurunkan tingkat pengangguran, menguatkan daya saing perekonomian daerah Klungkung, meningkatkan kualitas pelayanan publik yang lebih murah, cepat, transparan, dan akuntabel yang ditandai dengan terpenuhinya standar pelayanan minimum di semua tingkatan pemerintah, dan mengembangkan sarana prasarana infrastruktur.

  Arah kebijakan pembangunan daerah Kabupaten Klungkung dalam mengembangkan kawasan budidaya berpedoman kepada Perda RTRW Provinsi Bali No. 16 Tahun 2009 mencakup: a. perwujudan dan peningkatan keserasian, keterpaduan dan keterkaitan antar kegiatan budidaya; b. pengendalian perkembangan kegiatan budidaya agar tidak melampaui daya dukung dan daya tampung lingkungan; dan c. mengembangkan kawasan budidaya prioritas. Dan berpedoman kepada kebijakan penataan ruang daerah sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten Klungkung Nomor 1 Tahun 2013 Tentang Tata Ruang Wilayah Kabupaten Klungkung Tahun 2013 –2033 antara lain: (1). Terselenggaranya pemanfaatan ruang yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan; (2). Terselenggaranya pengaturan ruang kawasan lindung dan kawasan budidaya; (3). Terwujudnya keterpaduan dalam penggunaan sumberdaya alam dan sumberdaya buatan; (4). Terwujudnya kehidupan masyarakat yang sejahtera.

  Dalam upaya pembangunan di bidang ekonomi, arah kebijakan pembangunan daerah Kabupaten Klungkung juga memperhatikan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) untuk mendorong pertumbuhan ekonomi tinggi yang inklusif, berkeadilan dan berkelanjutan. Untuk mencapai hal tersebut, diharapkan pertumbuhan ekonomi riil rata-rata sekitar 7-9 persen per tahun secara berkelanjutan.Pelaksanaan MP3EI dilakukan untuk mempercepat dan memperluas pembangunan ekonomi melalui mengembangkan 8 (delapan) program utama yaitu pertanian, pertambangan, energi, industri, kelautan, pariwisata, dan telematika, serta mengembangkan kawasan strategis; yang terdiri dari 22 (dua puluh dua) kegiatan ekonomi utama.

  

Selain itu arah kebijakan pembangunan daerah Kabupaten Klungkung memperhatikan

sasaran utama 11 (sebelas) Prioritas Nasional dan 3 (tiga) Prioritas Lainnya yang harus

disinergikan dengan prioritas pembangunan daerah, yaitu: (1). Reformasi birokrasi dan

tata kelola; (2). Pendidikan; (3). Kesehatan; (4). Penanggulangan kemiskinan; (5).

Ketahanan pangan; (6). Infrastruktur; (7). Iklim investasi dan iklim usaha; (8). Energi;

(9). Lingkungan hidup dan pengelolaan bencana; (10). Daerah tertinggal, terdepan,

terluar, dan pasca konflik; (11). Kebudayaan, ekonomi kreatif, dan inovasi teknologi;

dan (12). Tiga prioritas lainnya yaitu (1) bidang politik, hukum, dan keamanan; (2)

bidang perekonomian; dan (3) bidang kesejahteraan rakyat

V.3. ARAHAN PERDA BANGUNAN GEDUNG

  Kebijakan dan Strategi Perkotaan Daerah (KSPD) adalah dokumen perencanaan perkotaan jangka panjang di tingkat kabupaten/kota yang digunakan sebagai acuan bagi pengelolaan perkotaan. KSPD ini merupakan penjabaran dari Kebijakan dan Strategi Perkotaan Nasional (KSPN) dan memiliki fungsi sebagai: a.

  Memberikan acuan bagi pembangunan kota dan kawasan perkotaan; b.

  Mengatur fungsi kota dan penataan ruang kota untuk pembangunan berkelanjutan; c. Menjadi dasar dalam sinkronisasi regulasi dan kebijakan terkait pembangunan perkotaan; dan d.

  Menjadi instrumen perencanaan yang menjadi acuan SKPD terkait dalam pelaksanaan program dan kegiatan terkait pembangunan perkotaan. Kebijakan dan strategi pengembangan kota yang telah dirumuskan dalam KSPD perlu dikutip dan dijadikan acuan dalam penyusunan RPI2JM sehingga infrastruktur permukiman dapat bersinergi untuk menunjang pertumbuhan kota.

  

V.4. ARAHAN RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM

(RISPAM)

  Berdasarkan rencana induk sistem pelayan air minum diketahui bahwa Rencana pengembangan Sistem penyediaan air baku air minum untuk SPAM Kabupaten Klungkung dan sekitarnya dapat diuraikan sebagai berikut : a.

  Peningkatan dan Pengembangan Sistem Pelayanan Air Bersih Klungkung Daratan Sistem pelayanan air bersih Klungkung daratan mempunyai 7 buah reservoar yakni Reservoar Tohpati, Reservoar Bangbang, Reservoar Sengkiding, Reservoar Payungan, Reservoar Akah, Reservoar Tegal Linggah dan Reservoar Gelogor.

  Pengaliran air dari sumber air ke reservoar sebagian besar menggunakan pompa kecuali dari Mata Air Bangbang dan Mata Air Bajing dapat dialirkan langsung melalui pipa transmisi gravitasi. Air dari reservoar selanjutnya dialirkan melalui pipa distribusi yang telah menjadi satu sistem jaringan untuk pelayanan di Kecamatan Banjarangkan, Kecamatan Klungkung dan Kecamatan Dawan.

  b.

  Pengembangan Sistem Pelayanan Air Bersih Nusa Penida Pelayanan air bersih Nusa Penida sampai saat ini telah memanfaatkan beberapa sumber air, khususnya untuk pemenuhan kebutuhan air oleh PDAM, yaitu Mata Air Peguyangan dan Mata Air Penida.

   Mata Air Guyangan terletak di Desa Batukandik dengan kapasitas 179,4 l/dt mengalir sepanjang tahun, berupa mata air yang muncul ke permukaan tebing terjal dekat pantai. Sistem pengaliran menggunakan sistem pemompaan dimana beda tinggi antara mata air dengan wilayah pelayanan mencapai 300 m. Sistem yang ada saat ini mampu mengalirkan air sebanyak 20 l/dt.

  Mata Air Guyangan

   Air dari MA Penida diolah dengan kapasitas instalasi pengolahan air minum sebesar 20 l/dt. Kuantitas MA Penida masih dapat ditingkatkan

  Mata Air Penida pengambilannya mengingat debit yang tersisa cukup besar. Namun dalam operasionalnya mengalami kendala karena biaya pengolahan dan airnya payau. Pipa transmisi yang digunakan adalah pipa galvanis, diamater 200 mm

  3

  dan ditampung di reservoir distribusi kapasitas 200 m . Wilayah yang dilayani adalah Desa Toyopakeh, Ped, Kutampi, Batununggul dan Suana. Skema pelayanan air bersih dari Mata Air Penida

Tabel 5.4 Daerah Pelayanan SPAM Kabupaten Klungkung No Kecamata Daerah KapasitasSumberEksistin RencanaPemenuha

  . n Pelayanan g n Air baku

  1. Kecamatan Desa Bunga 20 L/dt SPAB MA.

  Nusa Mekar, Batu Guyangan Penida Madeg,

  Klumpu, Batu Kandik, Tanglad, Pejukutan, Kutampi dan Desa Sekar Taji,

  2. Kecamatan Desa Sakti,

  20 L/dt SPAB MA. Penida Nusa Suana, Penida Batununggul

  , Kutampi Kaler, Ped dan Desa Toya Pakeh,

  3. Kecamatan Lembongan Nusa Penida 5.4.4.

   Rencana Pengembangan SPAM Kabupaten Klungkung 1. Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) dengan Memanfaatkan Air Baku Waduk Telagawaja Sistem penyediaan air minum dengan memanfaatkan sumber air baku Telagawaja untuk memenuhi kebutuhan air minum di daerah pelayanan Kabupaten Klungkung, Gianyar, Kota Denpasar dan Kabupaten Badung. Waduk Telagawaja berada di hulu DAS Tukad Undadan IPA Waduk Telagawaja ini direncanakan dengan kapasitas 3500 l/dt. Pembangunan SPAM ini dilakukan secara bertahap, melayani kebutuhan air minum di Kabupaten Klungkung sebesar 150 l/dt, Kabupaten Gianyar 1500 l/dt, Kota Denpasar 1500 l/dt dan Kabupaten Badung 350 l/dt. Gambar 7.2 memperlihatkan rencana pengembangan dan pemanfaatan Waduk Telagawaja.

  2. Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) dengan Memanfaatkan Air Baku Waduk Muara Unda

  SPAM IPA Waduk Muara Unda (pipa transmisi jalur tengah) direncanakan dibangun pada tahap I dengan kapasitas 1000 l/dt dan direncanakan untuk melayani kota Denpasar 550 l/dt, Kabupaten Gianyar 150 l/dt dan Kabupaten Klungkung 300 l/dt. Pipa distribusi direncanakan sepanjang 22 km. Untuk rencana pengembangan berikutnya adalah untuk antispasi apabila pengambilan air baku Waduk Telagawaja mengalami kendala karena pemanfaatan sumber air pada DAS tersebut sudah komplek. Pemanfaatan air baku eksisting tersebut dimanfaatkan untuk irigasi, air baku air minum dan rafting. Sistem IPA Waduk Muara Unda diharapkan tampungan air baku dalam waduk menjadi lebih

  3

  besar dengan volume 86.400 m . Gambar 7.8 memperlihatkan rencana pengembangan SPAM Unda. Gambar 7.3 memperlihatkan pengembangan dan pemanfaatan Waduk Muara Unda.

  3. Mengoptimalkan Kapasitas Sistem pada Unit Transmisi dan Distribusi Mata Air Gesing

  Sistem pelayanan air minum di Klungkung daratan memanfaatkan mata air Gesing untuk daerah pelayanan di pusat kota Semarapura. Sistem pelayanan SPAM mata

  3