BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN BADUNG - DOCRPIJM 75512cabfc BAB VBab5 Keterpaduan Strategi bdg

BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN BADUNG Bab ini menguraikan secara ringkas Dokumen Rencana Bidang Cipta Karya yang dimiliki

  

oleh Kabupaten Badung meliputi : RTRW, RPJMD, Perda Bangunan Gedung, RISPAM,

SSK, RTBL, RP2KP, RTBL KSK dan mengintegrasikan strategi dan program

pembangunan Bidang Cipta Karya.

5.1. ARAHAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BADUNG

  Visi/tujuan, misi/sasaran/lingkup,kebijakan/kebijakan umum, dan strategi Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Badung disajikan pada Tabel 5.1 Arahan Rencana Struktur Ruang dan Pola Ruang Kabupaten Badung sebagaimana telah diuraikan pada Bab sebelumnya yakni pada Tabel 3.9, Gambar 3.7, dan Gambar 3.8, serta Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten pada Tabel 3.10 Bab III Arahan Spasial dan Strategis Nasional.

Tabel 5.1 Visi/Tujuan, Misi/Sasaran/Lingkup, Kebijakan/Kebijakan Umum, dan Strategi RTRW Kabupaten Badung

  DOKUMEN RENCANA KABUPATEN/KOTA

  VISI MISI KEBIJAKAN STRATEGI RTRW 2013 - 2033

  Kebijakan Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Strategi Penataan Ruang Wilyah Kabupaten a a .... b c ..... d e .... b a s/d b.... c d ... c a b ... c d ... e meningkatkan aksesibilitas dan keterkaitan antar Kawasan Perkotaan, antar Kawasan Perkotaan dan Kawasan Perdesaan, serta antar Kawasan Perkotaan dan Wilayah sekitarnya; mengembangkan kerjasama antar Wilayah dalam penyediaan dan pengelolaan infrastruktur; pengembangan sistem perkotaan Kabupaten dengan sistem perkotaan Kawasan Perkotaan Sarbagita secara terpadu; mengembangkan sistem jaringan transportasi terpadu dan berkualitas antar moda dan antar pusat kegiatan kepariwisataan. peningkatan kualitas kepariwisataan yang didukung sistem prasarana

Wilayah berstandar internasional

menyediakan infrastruktur berstandar internasional yang mendukung kepariwisataan; meningkatkan kualitas obyek-obyek wisata dan fasilitas pendukungnya; pengembangan pusat-pusat pelayanan Kabupaten dengan sistem

perkotaan nasional secara terpadu;

mengintegrasikan pusat-pusat kegiatan kepariwisataan, pusat pemerintahan Kabupaten, pusat pendidikan tinggi, pusat pelayanan kesehatan dan pusat pelayanan transportasi ke dalam sistem perkotaan secara terpadu;

  Mewujudkan Kabupaten Badung sebagai Pusat Kegiatan Nasional dan destinasi pariwisata internasional yang berkualitas, berdaya saing dan berjatidiri budaya Bali melalui sinergi pengembangan Wilayah Badung Utara, Badung Tengah dan Badung Selatan secara berkelanjutan berbasis kegiatan pertanian, jasa dan kepariwisataan menuju kesejahteraan Masyarakat sebagai implementasi dari falsafah Tri Hita Karana.

  Lanjutan Tabel 5.1 DOKUMEN RENCANA KABUPATEN/KOTA

  VISI MISI KEBIJAKAN STRATEGI d a s/d d... e f ... e a ... b c s/d e... f a ... b c d s/d e... g a s/d d... e f ... h a s/d b... c d ... mengembangkan sistem jaringan prasarana Wilayah terintegrasi dengan kawasan pertahanan dan keamanan negara; peningkatan fungsi Kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara. mengembangkan sistem jaringan prasarana Wilayah yang menjangkau pusat-pusat kegiatan budidaya; pengembangan Wilayah Badung Tengah dengan fungsi utama pertanian berkelanjutan, Ibu Kota Kabupaten dan pusat pelayanan umum skala regional; mengembangkan sistem jaringan prasarana pada Kawasan

  Perkotaan Mangupura yang terintegrasi dengan sistem jaringan prasarana Kawasan Perkotaan Sarbagita; pengembangan Wilayah Badung Utara dengan fungsi utama konservasi dan pertanian terintegrasi; mengembangkan kelembagaan usaha ekonomi petani yang efektif, efisien, dan berdaya saing dengan didukung sarana dan prasarana yang memadai; pengembangan Wilayah Badung Selatan dengan fungsi utama kepariwisataan; mengembangkan sistem jaringan transportasi terpadu untuk meningkatkan aksesibilitas menuju pusat-pusat kegiatan kepariwisataan; mengembangkan Kawasan wisata belanja yang dilengkapi sarana prasarana pariwisata dan pusat perbelanjaan; perwujudan dan peningkatan keserasian, keterpaduan dan keterkaitan antar kegiatan budidaya; dan

  Arahan pemanfaatan ruang wilayah kabupaten merupakan perwujudan rencana struktur ruang, pola ruang, dan kawasan strategis kabupaten dalam bentuk indikasi program utama pemanfaatan ruang. Indikasi program sebagai operasionalisasi rencana pola ruang dan struktur ruang khususnya untuk bidang Cipta Karya disajikan pada Tabel 5.2

Tabel 5.2 Identifikasi Indikasi Program RTRW Kabupaten Badung terkait Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya

NO USULAN PROGRAM UTAMA LOKASI MERUPAKAN KSK (YA/TIDAK) SUMBER PENDANAAN

  1 Mendukung pengembangan Kawasan Perkotaan Sarbagita

  4 Percepatan pengembangan Kawasan Perkotaan Jimbaran

  Mendorong pengembangan

  Bappeda Litbang Distanhutbunm Disnakanlaut

  Kec. Petang Ya APBN, APBD, investasi swasta dan atau

  5 Revitalisasi dan percepatan Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL)

  Kementerian PU PU Prov, DCK Kab.

  Kec Kuta Selatan Ya APBN, APBD, investasi swasta dan atau kerjasama pendanaan

  Kementrian PU PU Prov, DCK Kab

  Kawasan Perkotaan Sarbagita

  Kec.Mengwi Ya APBN, APBD, investasi swasta dan atau kerjasama pendanaan

  (1) (2) (3) (4) (5) (6)

  Kementrian PU PU Prov, DCK

  Kecamatan Kuta Ya APBN, APBD, investasi swasta dan atau kerjasama pendanaan

  2 Meningkatkan peran Kawasan Perkotaan Kuta sebagai PKN dalam lingkup Perkotaan Sarbagita

  Kementerian PU Bappeda Prov PU Prov Bappeda Litbang BMP/DCK Kab

  Ya APBN, APBD, investasi swasta dan atau kerjasama pendanaan

  3 Percepatan pengembangan Kawasan Perkotaan Mangupura

MERUPAKAN USULAN PROGRAM SUMBER

  (1) (2) (3) (4) (5) (6) pendanaan Kawasan rawan bencana

  12 Kec Petang dan Ya APBN, APBD, Kementerian PU Kuta Selatan investasi swasta BUMN PU Prov dan atau DCK Kab kerjasama pendanaan

  13 Kawasan pariwisata Kuta Selatan. Kuta, Ya APBN, APBD, Kementerian PU dan Kuta Utara investasi swasta BUMN PU Prov dan atau DCK Kab kerjasama pendanaan

  14 Kawasan permukiman Seluruh Wilayah Ya/Tidak APBN, APBD, Kementerian PU investasi swasta BUMN PU Prov dan atau DCK Kab kerjasama pendanaan

  15 Kawasan peruntukan Ruang Seluruh Wilayah Ya/Tidak APBN, APBD, Kementerian PU Terbuka Hijau investasi swasta BUMN PU Prov dan atau DCK Kab kerjasama pendanaan

  Arahan pengendalian pemanfaatan ruang dalam bentuk ketentuan umum peraturan zonasi (terkait Bidang Cipta Karya), meliputi : (1)

  Ketentuan umum Peraturan Zonasi untuk PKN, sebagai berikut :

  a. Pemanfaatan Ruang untuk kegiatan ekonomi berskala internasional dan nasional yang didukung dengan fasilitas dan infrastruktur perkotaan sesuai dengan kegiatan ekonomi yang dilayaninya;

  b. penyediaan prasarana dan sarana transportasi berstandar internasional yang h. memelihara, merevitalisasi, rehabilitasi, preservasi, restorasi dan renovasi bangunan yang memiliki nilai-nilai sejarah, budaya, Kawasan suci, tempat suci, dan pola-pola permukiman tradisional setempat. (2)

  Ketentuan umum Peraturan Zonasi untuk PPK, sebagai berikut :

  a. Pemanfaatan Ruang untuk kegiatan ekonomi berskala kecamatan yang didukung dengan fasilitas dan infrastruktur perkotaan sesuai dengan kegiatan ekonomi yang dilayaninya;

  b. komposisi Pola Ruang Kawasan tetap mempertahankan Kawasan yang harus dilindungi serta sinergi Pola Ruang Kawasan Budidaya sesuai fungsi Kawasan sebagai pusat perdagangan dan jasa skala Kawasan;

  c. tata bangunan diarahkan dengan intensitas menengah hingga tinggi baik ke arah horizontal dan vertikal terbatas setinggi-tingginya 15 m (lima belas meter);

d. KWT Kawasan Perkotaan setinggi-tingginya 50% (lima puluh persen) dari luas

  Kawasan Perkotaan;

  e. mendorong pengembangan Kawasan sebagai Kawasan agropolitan;

  f. penyediaan RTHK sekurang-kurangya 30% (tiga puluh persen) dari luas Kawasan Perkotaan;

  g. pengendalian alih fungsi lahan sawah beririgasi teknis;

  h. penyediaan untuk ruang terbuka non hijau kota; dan i. penyediaan prasarana dan sarana pejalan kaki, angkutan penumpang, kegiatan sektor informal dan ruang evakuasi bencana.

  (3) Ketentuan umum Peraturan Zonasi untuk PPK, sebagai berikut :

  a. Pemanfaatan Ruang untuk kegiatan ekonomi berskala antar desa yang didukung dengan fasilitas dan infrastruktur perdesaan yang sesuai dengan kegiatan ekonomi yang dilayaninya;

  b. sekurang-kurangnya 70% (tujuh puluh persen) dari Kawasan Perdesaan merupakan peruntukkan pertanian di luar Kawasan Lindung; c. mempertahankan karang bengang sebagai RTH pada batas antar desa/unit i. memiliki sarana dan prasarana sekurang-kurangnya kegiatan Sistem Agribisnis seperti jaringan jalan ke pusat produksi, perbankan dan terminal agribisnis; j. memiliki prasarana dan infrastruktur yang memadai untuk mendukung pengembangan Sistem Agribisnis khususnya pangan, seperti jalan, sarana irigasi/pengairan, sumber air baku, pasar, terminal penumpang, terminal agribisnis, jaringan telekomunikasi, fasilitas perbankan, pusat informasi pengembangan Sistem Agribisnis, sarana produksi pengolahan hasil pertanian, fasilitas umum dan fasilitas sosial lainnya; k. mengatur dan membatasi pengembangan fasilitas/ akomodasi pariwisata perdesaan, yang disesuaikan dengan fungsi dan daya dukung lingkungan dan dalam bentuk pariwisata kerakyatan; l. Kawasan Perdesaan yang mempunyai kondisi geomorfologi, iklim, dan topografi yang mendukung kegiatan Sistem Agribisnis di Kawasan agropolitan; dan m. tidak berada pada Kawasan rawan bencana (longsor, banjir, erosi, abrasi dan rawan gempa), Kawasan pertanian, Kawasan Lindung (Sempadan Sungai,

  Sempadan Jurang, sempadan mata air, saluran pengairan) dan penyangga hutan lindung. (4)

  Ketentuan umum Peraturan Zonasi sistem jaringan air minum, sebagai berikut :

  a. pemanfaatan sumber air untuk kebutuhan air minum diutamakan dari air permukaan dan harus memperhatikan kelestarian lingkungan serta kesucian Kawasan;

  b. pembangunan instalasi pengolahan air minum tidak diijinkan dibangun langsung pada sumber air baku; c. pembangunan dan pemasangan jaringan primer, sekunder dan Sambungan

  Rumah (SR) yang memanfaatkan bahu jalan harus dilengkapi ijin galian yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang; d. pembangunan dan pemasangan jaringan primer, sekunder dan SR yang melintasi tanah milik perorangan harus dilengkapi pernyataan tidak keberatan dari pemilik tanah;

  e. pembangunan fasilitas pendukung pengolahan air minum yang diijinkan meliputi c. setiap pembangunan harus menyediakan lubang resapan Biopori sekurang- kurang 4 (empat) lubang setiap 100 m2 (seratus meter persegi) lahan yang akan dikembangkan;

  d. tidak memanfaatkan saluran drainase untuk pembuangan sampah, air limbah atau material padat lainnya yang dapat mengurangi kapasitas dan fungsi saluran;

  e. pengembangan Kawasan terbangun yang didalamnya terdapat jaringan drainase harus dipertahankan secara fisik maupun fungsional dengan ketentuan tidak mengurangi dimensi saluran serta tidak menutup sebagian atau keseluruhan ruas saluran yang ada; dan f. tersedia sarana pengambilan sampah pada titik-titik tertentu pada saluran drainase.

  (6) Ketentuan umum Peraturan Zonasi rencana sistem pengelolaan persampahan, meliputi : a. ketentuan umum Peraturan Zonasi sarana dan prasarana sampah lingkungan dan Kawasan, sebagai berikut :

  1. tersedia fasilitas pemilahan untuk meningkatkan peran serta Masyarakat dalam penanganan sampah serta peningkatan efektivitas program 3R (reuse, reduce, recycle);

  2. mudah dijangkau oleh angkutan sampah; 3. memperhatikan aspek estetika dan arsitektur lingkungan/Kawasan; 4. memperhitungkan volume sampah dan jangkauan pelayanan; 5. mencegah perembesan air lindi ke dalam air tanah, mata air dan badan air; 6. mengendalikan dampak akibat bau, lalat, tikus dan serangga lainnya; dan 7. memperhitungkan dampak kesehatan terhadap lingkungan sekitar.

  b. ketentuan umum Peraturan Zonasi sarana dan prasarana Tempat Pembuangan Sementara (TPS), sebagai berikut: 1. melibatkan Peran Masyarakat terutama dalam pemilihan lokasi dan

  2. mengoptimalkan kegiatan pengolahan sampah dengan pola 3R (reduce,

  reuse, recycle) yang menghasilkan nilai tambah;

  3. memperhatikan jarak pencapaian dan ketersediaan fasilitas yang ada; dan 4. memperhatikan kecukupan ketersediaan lahan termasuk untuk zona penyangganya (bufferzone).

  d. ketentuan umum Peraturan Zonasi sarana dan prasarana Tempat Pengolahan Akhir (TPA), sebagai berikut: 1. dilengkapi dengan fasilitas pengolah limbah dengan teknologi tinggi, ramah lingkungan dan hemat lahan; 2. lokasinya terintegrasi dengan Wilayah sekitar (kabupaten/kota Sarbagita); 3. mendorong keterlibatan peran swasta dalam penyediaan dan/atau pengoperasian; 4. berada diluar Kawasan radius kesucian pura, Kawasan permukiman, dan

  Kawasan Pariwisata; 5. memperhatikan aspek geologi tata lingkungan lokasi dan sekitarnya; 6. memperhatikan aspek sosial ekonomi Masyarakat sekitar; 7. memperhatikan jarak pencapaian dan ketersediaan fasilitas yang ada; dan 8. memperhatikan kecukupan ketersediaan lahan termasuk untuk zona penyangganya (bufferzone).

  e. ketentuan umum Peraturan Zonasi sarana dan prasarana pengelolaan sampah drainase/sungai, sebagai berikut: 1. memperhatikan volume sampah dan Tata Ruang Kawasan sekitar; 2. memperhatikan ketersediaan lahan untuk menampung sampah sementara yang memenuhi aspek lingkungan dan estetika; 3. memperhatikan dampak terhadap banjir; 4. memperhatikan fungsi dan aspek fisik dari badan air; dan 5. memperhatikan aspek aksesibilitas angkutan sampah.

  8. memperhatikan kecukupan ketersediaan lahan termasuk untuk zona penyangganya (bufferzone); 9. dapat diintegrasikan dengan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh

  Wilayah sekitar Kabupaten; dan 10. memaksimalkan upaya pengolahan sampah spesifik dengan pola 3R (reduce, reuse, recycle) yang menghasilkan nilai tambah.

  (7) Ketentuan umum Peraturan Zonasi sistem prasarana persampahan , sebagai berikut: a. bangunan fasilitas pengolahan sampah yang diijinkan berupa kantor pengelola, gudang/garase kendaraan pengangkut dan alat-alat berat, pos keamanan, bangunan TPS dan tempat mesin pengolah sampah seperti genset dan

  incenerator;

  b. pengembangan fasilitas pengolahan sampah harus memperhatikan kelestarian lingkungan, kesehatan Masyarakat dan sesuai dengan ketentuan teknis yang berlaku;

  c. pengembang yang membangun Perumahan sekurang-kurangnya 80 (delapan puluh) unit harus menyediakan lahan untuk pengolahan sampah organik, wadah komunal dan alat pengumpul sampah skala lingkungan;

  d. KDB setinggi-tingginya 30% (tiga puluh persen);

  e. KLB setinggi-tingginya 60% (enam puluh persen);

  f. lebar jalan menuju TPS sekurang-kurangnya 8 m (delapan meter); dan g. tempat parkir truk sampah sekurang-kurangnya 20 % (dua puluh persen). (8) Ketentuan umum Peraturan Zonasi sistem prasarana pengolahan limbah, sebagai berikut : a. setiap kegiatan usaha yang memproduksi air limbah diwajibkan untuk menyediakan instalasi pengolahan limbah individu dan/atau komunal sesuai dengan ketentuan teknis yang berlaku meliputi :

  1. pengembangan Perumahan dengan jumlah lebih dari 30 (tiga puluh) unit;

  1. pengelolaan primer merupakan pengelolaan dengan menggunakan pasir dan benda-benda terapung melalui bak penangkap pasir dan saringan untuk menghilangkan minyak dan lemak;

  2. pengelolaan sekunder dibuat untuk menghilangkan zat organik melalui oksidasi; dan 3. pengelolaan secara tersier hanya untuk membersihkan limbah.

  c. pembangunan sistem pengelolaan air limbah, harus mengikuti ketentuan teknis sebagai berikut : 1. tidak mencemari sumber air baku yang ada di daerah sekitarnya baik air dipermukaan tanah maupun air di bawah permukaan tanah; 2. tidak mengotori permukaan tanah; 3. menghindari tersebarnya cacing tambang pada permukaan tanah; 4. mencegah berkembang biaknya lalat dan serangga lain; 5. tidak menimbulkan bau yang mengganggu; 6. konstruksi agar dibuat secara sederhana dengan bahan yang mudah didapat dan murah; 7. jarak antara sumber air dengan bak resapan sekurang-kurangnya 10 m

  (sepuluh meter); dan 8. pembangunan tempat pengolahan limbah berada diluar radius Kawasan Tempat Suci.

5.2. ARAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN BADUNG

  Kebijakan Pembangunan Daerah berupa visi dan misi, strategi, serta arah kebijakan pembangunan disajikan pada Tabel 5.3 Kebijakan Umum dan Program Pembangunan terkait Bidang Cipta Karya di Kabupaten Badung, meliputi : Sasaran Meningkatnya kesadaran masyarakat dan pelaku pembanguann lainnya untuk membangun sesuai dengan rencana tata ruang, dengan

  Penetapan indikator kinerja daerah bertujuan untuk memberi gambaran tentang ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi kepala daerah dan wakil kepala daerah Kabupaten Badung pada akhir periode masa jabatan. Hal ini ditunjukan dari akumulasi pencapaian indikator outcome program pembangunan daerah setiap tahun atau indikator capaian yang bersifat mandiri setiap tahun sehingga kondisi kinerja yang diinginkan pada akhir periode RPJMD dapat dicapai.

  Adapun indikator kinerja program/kegiatan Bidang Cipta Karya, sebagaimana tertuang dalam Tabel 5.4

Tabel 5.3 Visi, misi, strategi dan arah kebijakan pembangunan Kabupaten Badung

  RPJMD 2010 - 2015 Fungsi Parhyangan DOKUMEN RENCANA KABUPATEN/KOTA VISI MISI KEBIJAKAN STRATEGI Berlandaskan TRI HITA Shanti dan Jagadhita Membangun Badung yang “Melangkah Bersama 1 Meningkatkan Srada & Bhakti serta eksistensi adat budaya dalam masyarakat terhadap ajaran Agama, 3 Sasaran terwujudnya kesatuan pemahaman terhadap 1 s/d 2... 1 s/d 2... pelaksanaan Sastra Agama Hindu yang dilandasi oleh pendidikan dan pengembangan nilai-nilai Agama di sekolah 3 Peningkatan sarana dan prasarana penunjang dalam rangka KARANA” rangka mengajegkan Bali di Era kekinian. masyarakat dalam melaksanakan kehidupan beragama Meningkatkan sarana dan prasarana tempat ibadah dalam rangka Budaya Bali dan nilai-nilai ajaran Agama dan Sastra di maupun di masyarakat, dilaksanakan dengan arah kebijakan : (a) melestarikan Budaya Bali. (b)...

  Fungsi Pawongan 2 Meningkatkan kualitas dan daya saing 4 s/d 10... 4 Meningkatkan perekonomian 14 s/d 16... 3 Menata sistem kependudukan dan masyarakat. meningkatkan kesejahteraan sosial Badung. sumber daya manusia di Kabupaten 11 s/d 13... 11 s/d 13... 4 s/d 10... 5 Mewujudkan kepastian hukum, serta 17 s/d 19... masyarakat yang berbasis kerakyatan dan ditunjang oleh iklim kemitraan. 14 s/d 16... 6 Mewujudkan kepemerintahan yang Governance & Clean Government). baik, bersih dan berwibawa (Good masyarakat. menciptakan ketentraman & ketertiban 20 s/d 22... 20 s/d 22... 17 s/d 19...

  Fungsi Pelemahan 7 Memantapkan pelaksanan otonomi 23 ... 8 Mewujudkan pembangunan yang 24 ... daerah.

  23 ... wilayahnya. selaras & seimbang sesuai fungsi 25 pembanguann lainnya untuk membangun sesuai dengan dengan arah kebijakan mengembangkan jaringan infrastruktur yang rencana tata ruang terpadu antar sistem dan terintegrasi antar wilayah serta ramah Sasaran meningkatnya kesadaran masyarakat dan pelaku 24 ... 25 Peningkatan pengendalian pembangunan wilayah, dilaksanakan lingkungan (Green Infrastructure) 9 Mewujudkan pembangunan yang 27 s/d 28... 27 s/d 28...

  26 Sasaran terwujudnya percepatan pembangunan wilayah antar wilayah ditempuh melalui strategi pembangunan yang seimbang keterpaduan kebijakan dan program pembangunan, akan baik di kawasan perkotaan maupun di kawasan perdesaan perkotaan dan perdesaan yang seimbang dan sinergisitas arah kebijakan meningkatkan mutu infrastruktur secara bertahap 26 Pembangunan yang seimbang antar wilayah, dilaksanakan dengan wilayahnya. selaras & seimbang sesuai fungsi

Tabel 5.4 Indikasi Recana Program Prioritas dan Kebutuhan Pendanaannya di Kabupaten Badung

5.3. ARAHAN RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM)

  Dokumen RISPAM dipakai sebagai pedoman dalam menyusun program pengembangan SPAM di daerah secara berkelanjutan guna menjamin ketersediaan air minum bagi masyarakat sesuai dengan kondisi daerahnya. Dokumen RISPAM juga dapat dijadikan pedoman dalam menentukan komposisi pembiayaan program dan pelaksanaan pembangunan serta pemeliharaan prasarana dan sarana air minum perkotaan dan perdesaan.

  Tujuan, sasaran, rencana sistem penyediaan, dan rencana pengembangan SPAM sesuai RISPAM disajikan pada Tabel 5.5

Tabel 5.5 Tujuan, Sasaran, Rencana Sistem Penyediaan, dan Rencana Pengembangan SPAM

  DOKUMEN RENCANA KABUPATEN/KOTA

VISI MISI KEBIJAKAN STRATEGI

  1

  5 b c Rencana pembuatan SB. di Br. Bringkit (30 l/dt) d Rencana Pemanfaatan mata air Baha (5 l/dt)

  Peningkatan infrastruktur jaringan dan kualitas air baku. Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan air minum. Peningkatan kualitas pelayanan air minum dan cakupan pelayanannya. Tersedianya pedoman pengembangan sistem penyediaan air minum di Kabupaten Badung. Tujuan

  Pengembangan alternatif sumber pendanaan dan pola pembiayaan. Perkuatan kelembagaan dan peraturan perundang-undangan.

  Memperluas cakupan pelayanan air minum. Mengembangkan sistem pelayanan air minum yang berkualitas dan berkesinambungan.

  Menyediakan akses masyarakat terhadap air minum.

  Mempercepat pencapaian target MDG’s.

  Rencana pengembangan mata air Tangkup 2 (Br. Pupuk) (25 l/dt) Rencana pengembangan mata air Tangkup 2 dan Pupuk Pemanfaatan IPA Buangga 300 l/dt, (Br.Buangga-Petang) Rencana pembuatan 2 unit SB. di Br. Binong (20 l/dt) Rencana pembuatan 2 unit SB. di Ds. Baha (24 l/dt)

  5 Zona Badung Selatan a Rencana IPA Petanu (Sarbagitaku) (100 l/dt) b Rencana Optimalisasi IPA Estuary (200 l/dt) c Rencana IPA Penet I (Sarbagitaku) (150 l/dt) d Rencana IPA Unda (Sarbagitaku) (300 l/dt)

  

4 Zona Badung Kota

a Rencana IPA Penet I (Sarbagitaku) (150 l/dt) b Rencana Optimalisasi IPA Ayung I & II c Rencana IPA Penet II (Sarbagitaku) (200 l/dt)

  3 Zona Mengwi a

  1

  4

  RISPAM 2013 - 2027 Sasaran : Rencana Daerah Pelayanan Strategi Pengembangan SPAM

  4 b

  3

  2 Zona Abiansemal a Rencana pemanfaatan mata air Taman (5 l/dt)

  3 d Rencana Pemanfaatan Mata Air Pupuk (20 l/dt)

  2

  2 c Rencana pemanfaatan Mata Air Pelaga (5 l/dt)

  1 Zona Petang a Rencana pemanfaatan mata air Bukian (15 l/dt) b

  5 c Rencana Pentahapan Pengembangan SPAM (5 Tahunan), meiputi :

1. Rencana Tahap I (Th.2013 sd 2017)

  Rencana Tahap I adalah pemenuhan kebutuahan air minum dengan jangka waktu dari tahun (2013 – 2017). Adapun rencana penanganan pada program ini antara lain :  Zona Petang Pemanfaatan MA. Bukian  Pembuatan Broncaptering di MA. Bukian Kapasitas 15 l/dt  Pengadaan lahan untuk broncaptering MA. Bukian  Pembuatan reservoar kapasitas 400 m3  Pengadaan dan pemasangan pompa submarsible + panel (Q = 15l/dt, H = 100m)  Pengadaan dan pemasangan genset  Pengadaan dan pemasangan pipa diameter 200 mm di Bukian  Pengadaan dan pemasangan pipa diameter 100 mm di Bukian  Pengadaan dan pemasangan pipa diameter 75 mm di Bukian Pemanfaatan MA Tangkup II  Pembuatan Broncaptering di MA. Tangkup II Kapasitas 25 l/dt  Pengadaan lahan untuk broncaptering MA. Tangkup II  Pembuatan reservoar kapasitas 600 m3  Pengadaan dan pemasangan pompa submarsible + panel (Q = 25l/dt, H = 100m)  Pengadaan dan pemasangan genset  Pengadaan dan pemasangan pipa diameter 200 mm di Tangkup Pemanfaatan MA Bilok  Pembuatan Broncaptering di MA. Bilok Kapasitas 5.50 l/dt  Pengadaan lahan untuk broncaptering MA. Bilok  Pembuatan reservoar kapasitas 400 m3  Pengadaan dan pemasangan pompa submarsible + panel (Q = 3.50l/dt, H = 100m)  Pengadaan dan pemasangan genset  Pengadaan dan pemasangan pipa diameter 100 mm di Bukian  Pengadaan dan pemasangan pipa diameter 75 mm di Bukian  Zone Abiansemal

   Pengadaan dan pemasangan pipa diameter 200 mm di Bukian  Pengadaan dan pemasangan pipa diameter 100 mm di Bukian  Zona Mengwi Pembuatan SB. Balangan II  Pembuatan sumur bor di Balangan dengan kapasitas 10 l/dt  Pengadaan dan pemasangan pompa submarsible + panel (Q = 10 l/dt, H = 60 m)  Pengadaan dan pemasangan genset dan Panel Pompa Pembuatan SB. Binong II dan SB. Binong III  Pembuatan sumur bor 2 unit di Binong dengan kapasitas masing-masing 10 l/dt  Pengadaan dan pemasangan 2 unit pompa submarsible + panel dengan spesifiksi masing-masing : (Q = 10 l/dt, H = 60 m)  Pengadaan dan pemasangan genset  Pengadan lahan untuk 2 unit Sumur Bor  Pembangunan Reservoir di Binong 800 m3  Pengadaan dan pemasangan pipa diameter 100 mm di Binong Pembuatan SB. Baha III dan SB. Baha IV  Pembuatan sumur bor 2 unit di Baha dengan kapasitas masing-masing 12 l/dt  Pengadaan dan pemasangan 2 unit pompa submarsible + panel dengan spesifiksi masing-masing : (Q = 12 l/dt, H = 60 m)  Pengadaan dan pemasangan genset  Pengadan lahan untuk 2 unit Sumur Bor  Pembangunan Reservoir di Baha 800 m3  Pengadaan lahan untuk reservoir  Pengadaan dan pemasangan pipa diameter 100 mm di Baha Pembuatan SB. Beringkit I dan SB. Beringkit II  Pembuatan sumur bor 2 unit di Beringkit dengan kapasitas masing-masing 15 l/dt  Pengadaan dan pemasangan 2 unit pompa submarsible + panel dengan spesifiksi masing-masing : (Q = 15 l/dt, H = 60 m)  Pengadaan dan pemasangan genset  Pengadan lahan untuk 2 unit Sumur Bor

   Pembuatan sumur bor di Buduk dengan kapasitas 12 l/dt  Pengadaan dan pemasangan pompa submarsible + panel (Q = 12 l/dt, H = 60 m)  Pengadaan dan pemasangan genset  Pengadan lahan untuk Sumur Bor dan lahan untuk Reservoir  Pembangunan Reservoir di Baha 1000 m3  Pengadaan dan pemasangan pipa diameter 250 mm di Buduk Canggu  Zona Badung Selatan  Pengadaan dan pemasangan pipa dari simpangan reservoir

  • – Reservoir ungasan diameter 500 mm

   Pengadaan dan Pemasangan Pipa Baja diameter 600 mm dari IPA Estuary - Teluk Benoa (Tuban)

2. Rencana Tahap II (Th.2018 sd 2022)

  Rencana Tahap II adalah pemenuhan kebutuahan air minum dengan jangka waktu dari tahun (2018

  • – 2022). Adapun rencana penanganan pada program ini antara lain :  Zona Petang Pemanfaatan MA. Pupuk  Pembuatan Broncaptering di MA. Pupuk Kapasitas 20 l/dt.  Pengadaan dan pemasangan pompa submarsible + panel (Q = 20 l/dt, H = 70 m)  Pengadaan dan pemasangan genset  Pengadaan dan pemasangan pipa diameter 150 mm di Pupuk – Reservoir Tangkup Pemanfaatan MA. Pelaga  Pembuatan Broncaptering di MA. Pelaga Kapasitas 6 l/dt.  Pengadaan lahan untuk broncaptering

   Pembuatan bak pengumpul  Pengadaan dan pemasangan pipa transmisi diameter 100 mm  Pengadaan dan pemasangan pompa submarsible + panel (Q = 6 l/dt, H = 100m)  Zona Abiansemal.

   Beli air dari Pengelola SPAM SARBAGITAKU melalui IPA Pangsan - Petang dengan kapasitas 100 l/dt.

   Pengadaan lahan untuk Reservoir di Buduk  Zona Badung Selatan.  Pengadaan & Pemasangan pipa dia. 500 mm Pertigaan Kampus Udayana ke

  Pecatu  Pengadaan dan Pemasangan Pipa diameter 250 mm dari ungasan ke kampial  Pembuatan Reservoir di IPA Estuary, kapasitas 3000 m3

3. Rencana Tahap III (Th.2023 sd 2027)

  Rencana Tahap III adalah pemenuhan kebutuahan air minum dengan jangka waktu dari tahun (2023

  • – 2027). Hampir tidak ada program pembangunan kecuali penanganan pada wilayah yang penyediaan air masih kurang dengan cara mengoftimalkan ssistem yang telah terbangun. Kegiatan yang dapat dilakukan adalah mengatur pemanfaatan kapasitas produksi yang ada dan menambah kapasitas pembelian air dari pengelola air SARBAGITAKU, seperti :  Zona Petang.  Mengoftimalkan pemanfaataan produksi yang ada, mengutamakan pemenuhan kebutuhan air di wilayah pelayanan Petang, dengan secara bertahap mengurangi supply ke Zone Abiansemal.

   Menyempurnakan sistem produksi dan distribusi.  Zona Abiansemal.  Meningkatkan pembelian air sesuai kebutuhan dari IPA Buangga di Buangga- Petang (SARBAGITAKU).

   Menyempurnakan sistem produksi dan distribusi.  Zona Mengwi.  Mengoftimalkan pemanfaataan produksi yang ada  Menambah secara bertahap supply air dari Zone Abiansemal, sesuai kebutuhan.

   Menyempurnakan sistem produksi dan distribusi.  Zona Badung Kota.  Meningkatkan secara bertahap pemenfaatan air dari IPA Penet (SARBAGIATKU) dengan mengurangi supply ke Badung Selatan (Kuta dan Kuta Selatan).

   Memanfaatan secara penuh (600 l/dt) IPA Ayung I & II

5.4. ARAHAN STRATEGI SANITASI KOTA (SSK)

  DOKUMEN RENCANA KABUPATEN/KOTA VISI MISI KEBIJAKAN STRATEGI SSK 2012 - 2017 1 Sasaran Sub Sektor Air Limbah Domestik Strategi Sub Sektor Air Limbah a - -

Tabel 5.6 Visi, Misi, Kebijakan,dan Strategi Sanitasi Kota di Kabupaten Badung

  2

  • - Swadaya masyarakat/CSR - b -
  • 3
    • - Penyuluhan kepada pengusaha jasa sedot tinja - 4 c - - - Govermen to Government d tidak ada tunggakan retribusi air limbah terpusat - - Pengelolaan dari UPT PAL
    • Sosialisasi dan fasilitasi - Peningkatan sistem pembayaran retribusi Sasaran Sub Sektor Persampahan Strategi Sub Sektor Persampahan a - b -

    • - - c -
    • - d -
    • Misi Drainase, Meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana prasarana drainase yang handal Misi Perilaku Hidup Bersih Sehat, Meningkatkan budaya prilaku hidup bersih dan sehat
    • Lebih banyak melakukan penyuluhan kepada masyarakat akan bahayanya pencemaran lingkungan dari air limbah Tidak ada jasa penyedot tinja yang membuang air limbah domestik ke lingkungan pada tahun 2017 Pembuatan Perda yang mengatur pengelolaan limbah cair domestik Optimalisasi kinerja tim pengendalian pencemaran lingkungan hidup Pengadaan sistem pengolahan air limbah berbasis masyarakat Misi Air Limbah Domestik, Meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana pengelolaan air limbah rumah tangga yang berwawasan lingkungan Berkurangnya praktek BABS ke saluran air dan sungai dari 7,2% menjadi 0% Tahun 2017 Menegakkan Perda Kabupaten Badung No. 4 th 2001 tentang Kebersihan dan Ketertiban Umum Pembiayaan bersama pusat berupa hibah/Pinjaman, sharing program sesuai kesepakatan untuk sistem pengolahan limbah terpusat yang melayani 33,3% penduduk pada tahun 2017 Optimalisasi dana APBD untuk pembebasan lahan, strategi sharing program Misi Persampahan, Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah Meningkatkan SDM di Bidang Kebersihan dan Pertamanan Penerapan Teknologi tepat guna dalam pengelolaan Persampahan dan Pertamanan Meningkatkan kapasitas prasarana dan sarana (jumlah tenaga dan kendaraan operasional) secara bertahap Meningkatkan pemahaman tentang pengelolaan persampahan sejak dini melalui pendidikan di sekolah Membina masyarakat khususnya kaum perempuan dalam pengelolaan persampahan Mendorong peningkatan pengelolaan berbasis masyarakat Bertambahnya personil tenaga kebersihan dari 457 orang menjadi 688 orang di tahun 2017 Bertambahnya jumlah truk pengangkut dari 43 truk menjadi 99 truk Mendorong berbagai alternatif sumber pembiayaan untuk pengadaan truk pengangkut sampah (swasta, pemerintah propinsi, pemerintah pusat, lembaga donor Mendorong partisipasi dunia usaha/swasta dalam penelenggaraan pengelolaan persampahan Mengoptimalkan informasi mengenai pelayanan persampahan termasuk retribusi melalui pendekatan formal dan informal ke seluruh Desa/Kelurahan di Kabupaten Badung Mempermudah sistem pembayaran dengan memperbanyak outlet Bertambahnya jumlah pengelolaan sampah di tingkat desa/kel. (TPST) menjadi 30 TPST di tahun 2017 Meningkatkan pembangunan pengelolaan sampah berbasis masyarakat/lembaga di tingkat desa/kel. Secara bertahap Menarik berbagai sumber pendanaan dalam pengelolaan air limbah Meningkatnya pengelolaan sampah di tingkat rumah tangga (pemilahan) dari 30% menjadi 60% di tahun 2017 Meningkatkan sosialisasi/ penyuluhan tentang pentingnya pengelolaan sampah di tingkat masyarakat (3R) Tersedianya sistem database pelayanan persampahan baik sistem langsung maupun tidak langsung yang terintegrasi

      sebelum tahun 2015 Menyediakan sistem database pelayanan persampahan untuk seluruh penduduk di Kabupaten Badung Terwujudnya Kabupaten Badung yang bersih dan sehat melalui pembangunan sarana dan prasarana sanitasi yang ramah lingkungan Tahun 2014 Lanjutan Tabel 5.6

      DOKUMEN RENCANA

        VISI MISI KEBIJAKAN STRATEGI KABUPATEN/KOTA Strategi Sub Sektor Drainase

      Sasaran Sub Sektor Drainase

      a - Tersedianya masterplan drainase komprehensif di Kab. Menyusun masterplan drainase komprehensif di Kab. Badung

      Badung pada tahun 2015

      • b Berkurangnya titik genangan banjir dari 15 titik menjadi 5 Membuat dan menormalisasi saluran drainase sesuai dengan debit titik banjir di akhir tahun 2017 yang dialirkan Merancang usulan penganggaran untuk pembuatan dan - normalisasi saluran drainase
      • Mengoptimalkan partisipasi swasta dalam penanganan genangan/banjir Mendorong peran serta masyarakat dalam memantau seluruh - daerah yang berpotensi genangan/banjir c Tertanganinya pendangkalan saluran drainase jalan dan - Mengurangi bottle neck dan memberi fasilitas pengaliran untuk permukiman dari 21 ruas drainase jaslan menjadi 12 ruas penggelontoran saluran di sepanjang saluran drainase drainase jalan di Kabupaten Badung di akhir tahun 2017
      • Merancang usulan penganggaran untuk penanganan pendangkalan saluran drainase d - Terlaksananya sosialisasi peraturan tentang sempadan Merancang usulan penganggaran untuk sosialisasi peraturan saluran drainase di 62 Desa/Kelurahan di Kabupaten tentang sempadan saluran drainase Badung hingga tahun 2015
      • Menyebarkan informasi mengenai peraturan sempadan saluran drainase kepada masyarakat secara intensif e Terbebasnya 10% saluran drainase di rumah tangga dan - Penyuluhan dan penegakan hukum kepada masyarakat dan pengusaha ternak di Kecamatan Mengwi, Abiansemal, dan pengusaha ternak akan dampak pencemaran dan fungsi utama Petang dari air limbah domestik di tahun 2017 drainase Sasaran PHBS dan Promosi Higiene Strategi PHBS a Penurunan angka penyakit diare dari 7.411 menjadi 3.700 '- Mengoptimalkan pemanfaatan anggaran untuk penyuluhan dan dengan cara peningkatan kesadaran masyarakat untuk ber- sosialisasi terkait PHBS PHBS di slum area hingga tahun 2017
      • Mengoptimal promosi higiene dan sanitasi yang partisipatif untuk menilai kebutuhan dan kemampuan multi pihak termasuk masyarakat
      • Meningkatkan partisipasi dan kesadaran masyarakat dalam PHBS dengan melibatkan jender dan kemiskinan
      • Mengoptimalkan monev untuk PHBS
      Tabel 5.7 Program dan Kegiatan Pengembangan Air Limbah Domestik Kabupaten Badung

        ` Lanjutan Tabel 5.7

        Lanjutan tabel 5.7

        Lanjutan Tabel 5.7

        Lanjutan Tabel 5.7

      Tabel 5.8 Program dan Kegiatan Pengembangan Persampahan Kabupaten Badung

        Lanjutan Tabel 5.8

      Tabel 5.9 Program dan Kegiatan Pengembangan Drainase Kabupaten Badung

        Lanjutan Tabel 5.9

      Tabel 5.10 Program dan Kegiatan Pengelolaan PHBS dan Promosi Higiene Kabupaten Badung

      5.5. ARAHAN RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP2KP)

      Tabel 5.11 Visi, Misi, Kebijakan dan Strategi RP2KP Kabupaten Badung

        DOKUMEN RENCANA KABUPATEN/KOTA

        VISI MISI KEBIJAKAN STRATEGI SPPIP 2010

        1 Permukiman a - 2 b 3 4 c - d

      • e

        5

        penegasan pola lingkungan lebih harmonis, melalui arahan penggunaannya maupun persyaratan teknis bangunan. Pengembangan perumahan dengan jalan mengefektifkan lahan- lahan non produktif yang nilai ekonomisnya rendah serta ramah lingkungan Peremajaan melalui renovasi, rehabilitasi rumah kumuh. Penataan perumahan berdasarkan kawasan Infrastruktur Pembukaan jaringan jalan Bringkit – Batuan – Purnama untuk mendukung pengembangan terminal Mengwi. Mewujudkan kepastian dan ketertiban hukum tentang permukiman dan infrastruktur

      • 1 Jalan -
      • f

        Peningkatan kualitas jalan Denpasar – Mengwi dan ruas jalan Tabanan – Mengwi Peningkatan kualitas jalan-jalan penghubung pariwisata Optimalisasi fungsi terminal lokal di Kabupaten Badung antara lain terminal sentral parkir Kuta yang dinilai terlalu jauh dari asal/ tujuan. perluasan permukiman baru di kawasan perkotaan

      • Pemeliharaan jalan agar tetap berfungsi dengan baik

        2 Limbah g -

        Menetapkan aturan fungsi jalan sesuai peruntukan Pengelolaan limbah industri kecil, peternakan (pemotongan hewan), dan lain-lain. Penyediaan sistem pengelolaan limbah cair secara terpadu. “ Terwujudnya kawasan permukiman Kabupaten Badung yang nyaman, sehat, lestari, indah dan sejahtera berlandaskan konsepsi ”Tri Hita Karana” (menjaga keseimbangan hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia dan manusia dengan lingkungan)” Mewujudkan permukiman yang bersih, aman dan nyaman Mewujudkan lingkungan yang asri, aman, nyaman dan lestari Mewujudkan permukiman yang berlandaskan kearifan lokal Mewujudkan sarana prasarana permukiman yang utuh dengan sistem yang terpadu sesuai dengan kebutuhan , berkualitas dan merata menuju masyarakat sejahtera

      • Permukiman Perkotaan intensifikasi permukiman pada Kawasan perkotaan Menata penjadwalan perjalanan sesuai dengan kapasitas penggunaan transportasi peningkatan kualitas lingkungan perumahan dan permukiman, mencakup: 1. revitalisasi (peremajaan) kawasan perumahan kumuh (slums) dan kawasan-kawasan tertentu dengan lingkungan yang tidak teratur untuk

        meningkatkan kualitas lingkungan dan wajah kota; 2. penertiban lingkungan perumahan liar (squatter); dan 3. penataan dan peningkatan kualitas lingkungan perumahan pada kawasan yang tidak terjangkau jaringan jalan kendaraan roda empat; mengakomodasi pengembangan permukiman bertingkat bertipe susun pada lokasi-lokasi tertentu sesuai ketentuan

        peraturan zonasi ekstensifikasi dan pengembangan baru permukiman di kawasan perkotaan Mangupura membatasi perluasan pengembangan permukiman di Kawasan Perkotaan Petang. mengembangkan kelengkapan fasilitas penunjang permukiman terdiri atas; fasilitas perdagangan dan jasa, fasilitas pemerintahan, fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, fasilitas peribadatan, fasilitas rekreasi dan olah raga, ruang terbuka hijau dan fungsi pemanfaatan ruang lainnya sesuai karakter tiap kawasan permukiman, Optimalisasi dan efektivitas guna lahan yang menunjang

      Lanjutan Tabel 5.11

      Tabel 5.12 Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan Kabupaten Badung

        Lanjutan tabel 5.12

        Lanjutan Tabel 5.12

        Lanjutan Tabel 5.12

        Penetapan Kawasan Permukiman Prioritas di Kabupaten Badung

        Penyusunan SPPIP merupakan payung perencanaan untuk pengembangan kawasan permukiman dan infrastruktur di kawasan permukiman. Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dalam skala kota dan skala Kawasan Permukiman Prioritas akan dipakai sebagai acuan dalam pengembangan Rencana Aksi Program di tiap Kawasan Permukiman Prioritas yang terangkum dalam Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP).

        Dalam Buku Petunjuk Pelaksanaan (Juklak), telah ditetapkan bahwa akan dipilih 1-2 Kawasan Permukiman Prioritas untuk dikembangkan dalam Penyusunan RENCANA PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP). Kawasan permukiman prioritas terpilih memiliki luas kurang lebih 500- 800 Hektar, yang selanjutnya dalam satu paket kegiatan Penyusunan RPKPP juga akan ditetapkan 2 blok Kawasan Pengembangan Tahap I dengan luas kurang lebih 20 Ha.

        Selanjutnya dalam Kawasan Permukiman Prioritas Terpilih akan dikembangkan Masterplan Kawasan dengan luas sekitar 500- 800 Hektar tersebut dengan skala pengamatan 1 : 5.000 yang dilengkapi Detailed Engineering Design (DED) pada blok Kawasan terpilih Pengembangan Tahap I dengan luas kurang lebih 20 Ha, dengan skala pengamatan 1 : 1.000.

        Urutan Kawasan Permukiman Prioritas Berdasarkan Hasil Penilaian, disajikan pada Tabel 5.13

      Tabel 5.13 Kawasan Perukiman Prioritas Berdasarkan Hasil Penilaian

        No Karakteristik Nama Lokasi Prioritas Penanganan

        1 Permukiman pengembang Perum Grya Arisandi, Perum Abianbase Permai, Perum Wahana Wahyu Graha, Perum Graha Mutiara.

        Kecamatan Mengwi (Kelurahan Abianbase)

        20 Perum Taman Wahayu, Perum Sempidi Indah Permai, Perum Grya Wahyu Indah

        Kecamatan Mengwi (Kelurahan Sempidi)

        21 Perum Dewata Permai, Perum Multi Permai, Perum Nuansa Indah, Perum Asri

        Kecamatan Mengwi (Desa Sading)

        22

         Prioritas No Karakteristik Nama Lokasi Penanganan

        b. Permukiman sekitar Kawasan Daya Kec. Petang (Kawasan Agropolitan

        15 Tarik Wisata Petang), Desa Belok dan Pelaga

        c. Kec. Abiansemal (Desa sangeh)

        14 Permukiman sekitar kawasan Taman Wisata Alam

        d. Kec. Petang (Desa Pelaga,dan

        13 Permukiman sekitar kawasan lindung Desa Belok)

        e. Kec. Mengwi (Desa Mengwi)

        12 Permukiman sekitar kawasan Tempat suci/warisan budaya

        4 Permukiman Tradisional

        a. Kec. Mengwi (Desa Baha),

        10 Permukiman Desa Wisata Kec.Petang(Desa Pangsan),Kec. Abiansemal (Desa Bongkase Pertiwi)

        5 Permukiman Rawan Bencana

        a. Kec. Kuta Selatan(Kelurahan

        5 Banjir Tanjung Benoa, Benoa, Jimbaran),Kecamatan Kuta dan kecamatan kuta utara (Kelurahan Kerobokan kelod,Desa Canggu)

        b. Kec.Kuta Selatan(Kelurahan

        7 Tsunami Tanjung benoa, Benoa,Jimbaran), Kec.Kuta (Kelurahan kedongan, Tuban,Kuta,legian,Seminyak), Kec.

        Kuta Utara (Kelurahan kerobokan kelod, Canggu), Kec.mengwi (Desa Pererenan, Cemagi)

        c. Kec. Petang (Desa Pelaga,

        6 Tanah Longsor Belok,Petang)

        d. Kec. Kuta Selatan(Kelurahan

        8 Gempa Tanjung Benoa, Benoa, Jimbaran),Kec. Kuta (Desa Legian, Seminyak) ke. Kuta utara (Kelurahan Kerobokan kelod,Kerobokan Kaja, Canggu), Kec. Mengwi (Desa Munggu, Cemagi, Mengwitani, Mengwi, Werdhibuana, Sobangan, Penentuan kawasan prioritas terpilih didasarkan atas urgensi penanganan permasalahan terkait permukiman dan infrastrukturnya, adapun kawasan prioritas terpilih untuk pengembangan permukiman dan infrastruktur perkotaan di Kabupaten Badung adalah Kawasan Kuta Selatan sebagai kawasan prioritas I dan Kawasan Kuta sebagai kawasan prioritas II.

      5.6. INTEGRASI STRATEGI PEMBANGUNAN KAB/KOTA DAN SEKTOR

      5.6.1. Sinkronisasi Antar Dokumen Rencana terkait Bidang Cipta Karya

        Penilaian sinkronisasi antar dokumen terkait Bidag Cipta Karya menggunakan indikator: visi/tujuan; misi/sasaran/lingkup, keijakan/kebijakan umum, dan strategi sebagaimana disajikan pada Tabel 5.14

      Tabel 5.14 Indikator Penilaian Sinkronisasi Antar Dokumen Bidang Cipta Karya

        SUB

        INDIKATOR PARAMETER NILAI

        INDIKATOR Visi/Tujuan Sangat Sesuai Substansi Visi/Tujuan berkaitan dengan perkotaan dan

        5 perdesaan Sesuai Substansi Visi/Tujuan berkaitan dengan perkotaan saja

        4 dan/atau perdesaan saja Kurang sesuai Substansi Visi/Tujuan tidak berkaitan dengan perkotaan

        2 dan perdesaan Misi/Sasaran/ Sangat Sesuai Substansi misi/sasaran/lingkupberkaitan dengan prasarana

        5 Lingkup / infrastruktur dan atau dengan 4 sektor (Bangkim, PBL, PKPAM dan PPLP)

        Sesuai Substansi misi/sasaran/lingkup berkaitan dengan

        4 prasarana/infrastruktur dan atau dengan 3 sektor Cukup Sesuai Substansi misi/sasaran/lingkup berkaitan dengan

        3 prasarana/infrastruktur dan atau dengan 2 sektor Kurang sesuai Substansi misi/sasaran/lingkup berkaitan dengan

        2 prasarana/infrastruktur dan atau dengan 1 sektor Tidak sesuai Substansi misi/sasaran/lingkup tidak ada berkaitan dengan