teks anekdot lucu

  

Susu Skim

  Suatu hari Russel mendatangi rumah Marlon, sahabatnya yang tinggal di Harlem, sebuah daerah di New York yang memiliki tingkat kemiskinan tinggi. Ia menginap di rumah sahabatnya itu. Marlon bangun terlebih dulu dari Russel.

  Russel yang terbangun dengan lapar kemudian menuju dapur dan menemukan ada sekotak sereal di meja. Ia lalu bertanya pada Marlon, “Hey, Marlon bolehkah kumakan serealmu?” “Ya, silahkan, ambil saja sendiri,” kata Marlon.

  Russel kemudian mengambil mangkuk dan menuangkan sereal ke dalamnya. Ia lalu membuka kulkas untuk mencari susu, tapi hanya menemukan botol susu yang isinya tinggal sedikit. Russel lalu berkata, “Hey Marlon, susumu tinggal sedikit nih?” Marlon mendatangi temannya itu di dapur, “Oh iya, tunggu sebentar biar kubuatkan.” Marlon lalu mengambil botol susu itu dan berjalan menuju dispenser untuk menambahkan air ke dalamnya.

  Russel tercengang dan berkata, “Bro, itu bukan susu.” Marlon lalu menjawab, “Tentu saja ini susu, ini susu skim.” Proses skim pada susu tidaklah semudah itu. Bagi kamu yang belum tahu,skim adalah produk susu sapi yang telah dikurangi kadar lemaknya sampai hampir tidak ada sama sekali. Rasanya memang agak hambar dan teksturnya encer, tapi berbeda dengan susu yang dilarutkan air tadi. Contoh teks anekdot lucu di atas menggambarkan tentang kehidupan orang-orang yang hidup di daerah yang tingkat kemiskinannya tinggi. Saking sulitnya kehidupan mereka, bahkan susu pun harus diencerkan untuk membuat sereal.

  

Mesin Deteksi Logam

  Di bandara, semua orang harus melewati sebuah mesin

  Mesin tersebut akan berbunyi jika mendeteksi logam pada orang yang melewatinya. Suatu hari, Tito berencana untuk melakukan perjalanan dengan pesawat. Sebelum memasuki area pemeriksaan, ia menaruh sabuk, jam tangan, jaket, dan gawainya ke dalam keranjang. Tapi entah mengapa mesin pendeteksi logam tersebut terus berbunyi. Petugas dengan galak menyuruh Tito melepaskan jaketnya, tapi mesin tetap berbunyi. Petugas lalu menyuruh Tito melepaskan sepatu, topi, dan kemejanya, tapi percuma mesin tetap berbunyi. Petugas kemudian mengeluarkan tongkat pendeteksi logam dan melambaikannya ke seluruh tubuh Tito. Tidak ada tanda- tanda apa pun. Petugas itu lalu bertanya, “Apakah Anda memiliki logam di tempat yang tak terlihat?” “Ya, lutut saya pernah di transplantasi,” kata Tito kesal, “Mestinya kalian buang mesin ribuan dolar yang besar itu dan bertanya saja pada seluruh penumpang. Pasti akan menghemat waktu dan biaya.” Tito pun pergi dengan kesal. Hal yang dialami oleh Tito pada contoh teks anekdot lucu di atas mungkin tidak asing bagi kamu yang pernah bepergian dengan pesawat. Mesin pendeteksi logam kadang diatur terlalu sensitif sehingga mudah sekali berbunyi. Petugasnya pun juga memiliki standar operasi yang cukup ribet saat memeriksa penumpang. Oleh karena itu jika dipikir-pikir, mungkin contoh teks anekdot lucu ini ada benarnya. Jika pemeriksaan terakhir hanyalah berupa pertanyaan, lalu buat apa mesin pendeteksi logam yang mahal itu. Bagaimana menurutmu? Perlu atau tidak ada pemeriksaan di bandara?