PENGARUH KONSENTRASI ASAM SITRAT DAN LAMA PEMANASAN TERHADAP KARAKTERISTIK KIMIA DAN ORGANOLEPTIK SIRUP ALANG-ALANG (Imperata cylindrica) Influence of The Concentration of Citric Acid and Time Heating to The Chemical and Organoleptical Characteristic of T

  

PENGARUH KONSENTRASI ASAM SITRAT DAN LAMA PEMANASAN

TERHADAP KARAKTERISTIK KIMIA DAN ORGANOLEPTIK

SIRUP ALANG-ALANG (Imperata cylindrica)

  

Influence of The Concentration of Citric Acid and Time Heating to The

Chemical and Organoleptical Characteristic of The Cogongrass (Imperata

Cylindrica) Syrup

  1*

  1 Chandra Maysasri Trissanthi , Wahono Hadi Susanto

  1) Jurusan Teknologi Hasil Pertanian FTP Universitas Brawijaya Malang Jl. Veteran, Malang 65145

  • Penulis Korespondensi, Email: chandra.santi@gmail.com

  

ABSTRAK

  Alang-alang merupakan gulma pertanian yang mengandung senyawa antioksidan golongan polifenol. Alang-alang mempunyai efek farmakologis sebagai antipiretik, hemostatik dan diuretik. Pemanfaatan alang-alang dalam produk pangan di pasaran masih belum banyak. Upaya peningkatkan nilai ekonomis dari alang-alang dapat dilakukan dengan mengolahnya menjadi sirup. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perbedaan konsentrasi asam sitrat dan lama pemanasan terhadap karakteristik kimia dan organoleptik sirup alang-alang. Rancangan percobaan yang digunakan adalah RAK dengan dua faktor. Faktor pertama konsentrasi asam sitrat (1.50%, 2% dan 2.50%) dan faktor kedua lama pemanasan (40, 50 dan 60 menit). Data hasil pengamatan dianalisis menggunakan ANOVA dan dilanjutkan dengan uji BNT. Penentuan perlakuan terbaik menggunakan metode Indeks Efektifitas. Perlakuan terbaik sirup alang-alang diperoleh pada penambahan asam sitrat 2% dan lama pemanasan 40 menit. Keywords: aktivitas antioksidan, alang-alang, asam sitrat, pemanasan, sirup.

  

ABSTRACT

Cogongrass (Imperata cylindrica I.) is agricultural weeds containing the polyphenol

antioxidant compounds. Cogongrass have pharmacological effects as antipyretic, hemostatik

and diuretic. The utilization of cogongrass in food products in the market is not widely.

Increasing economic value of cogongrass can be done with making syrup. The purpose of

this research is to know the influence of variation the concentration of citric acid and time

heating to the chemical and organoleptical characteristic of cogongrass syrup. The

experimental design used was a Factorial Randomized Block Design with two factors. The

first factor, concentrate of citric acid (1.5%, 2%, and 2.5%) and the second factor time

heating (40, 50 and 60 minute). The collected data were analyzed using analysis of variance

(ANNOVA) and continued with LSD test. The best treatment is selected by using multiple

attribute method. The best cogongrass syrup got by the combination of 2% citric acid and

long heating 40 minute. Keywords: antioxidant activity, cogongrass, citric acid, heating, syrup.

  

PENDAHULUAN

  Alang-alang (Imperata cylindricaL.) merupakan gulma penting di berbagai negara tropik dan sub-tropik, terutama di daerah yang memiliki curah hujan tinggi di Asia Tenggara. Padang alang- alang tersebar di seluruh Indonesia. Luas padang alang-alang di Indonesia mencapai 8.5 juta ha atau sekitar 4.47% dari luas wilayah Indonesia [1]. Di Indonesia ditemukan bahwa per hektar lahan alang-alang rata-rata terdapat 4.5 juta jumlah tunas, dengan produksi 11.500 kg daun dan 7000 kg akar [2]. Alang-alang mengandung senyawa flavonoid diantaranya coixol, arundoin, cylindrin, fernenol, simiarenol, anemonin. Flavonoid termasuk dalam polifenol yang merupakan antioksidan. Antioksidan berfungsi untuk mencegah radikal bebas sehingga dapat mengurangi kerusakan sel tubuh. Upaya peningkatkan nilai ekonomis dari alang-alang dapat dilakukan dengan mengolahnya menjadi produk pangan.Salah satu alternatif pemanfaatan alang-alang pada produk pangan yang dapat dihasilkan adalah pengolahan menjadi sirup. Sirup merupakan larutan kental yang memiliki kadar gula tinggi terlarut dan tidak memiliki kecenderungan pengendapan kristal gula. Berbeda dengan sari buah, sirup penggunaannya tidak langsung diminum tetapi harus diencerkan terlebih dahulu.Pengenceran diperlukan karena kandungan gulanya tinggi, yakni sekitar 65% [3]. Pada pembuatan sirup alang-alang diharapkan banyak gula invert yang terbentuk agar selama penyimpanan tidak terjadi rekristalisasi. Pada proses pembuatan sirup alang-alang, dilakukan penambahan asam sitrat. Pemberian asam sitrat dalam minuman bertujuan untuk memberikan rasa asam, memodifikasi manisnya gula, berlaku sebagai pengawet dan dapat mempercepat inversi gula [4]. Selain itu, asam sitrat juga dapat meningkatkan stabilitas polifenol yang merupakan antioksidan pada alang-alang. Dalam pembuatan sirup alang-alang juga dilakukan pemanasan. Pemanasan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi inversi. Kecepatan inversi dipengaruhi oleh suhu, waktu pemanasan dan pH larutan [5]. Pemanasan dapat mempengaruhi stabilitas polifenol pada alang-alang. Kadar fenol akan menurun antara lain dengan perlakuan pencucian, perebusan, dan proses pengolahan lebih lanjut untuk dijadikan produk yang siap dikonsumsi [6]. Namun, penambahan asam sitrat dapat meningkatkan stabilitas polifenol sehingga dapat menekan kerusakan polifenol selama proses pemanasan. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian tentang pengaruh perbedaan kosentrasi asam sitrat dan lama pemanasan terhadap karakteristik kimia dan organoleptik sirup alang-alang.

  

BAHAN DAN METODE

Bahan

  Bahan yang digunakan untuk pembuatan produk dalam penelitian ini adalah alang- alang yang diperoleh dari salah satu swalayan di Malang, asam sitrat (merk Gajah), gula pasir dan ragi roti produksi PT. Sangra Ratu Boga. Bahan yang digunakan untuk analisis adalah sirup alang-alang, aquades, metanol, buffer pH 4 dan 7, Folin, Na2CO3, larutan glukosa standar, metanol PA (pro analis), Nelson dan Arsenomolibdat yang diperoleh dari toko bahan kimia Makmur Sejati Malang dan 0,2 mM DPPH (2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl) dalam metanol PA (pro analis) diperoleh di Laboratorium Pengujian Mutu dan Keamanan Pangan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya Malang .

  Alat

  Alat yang digunakan dalam pembuatan sirup alang-alang meliputi pengaduk, kain saring halus, timbangan analitik (merk Denver Instrument XP-1500), panci presto stainless

  

steel, stopwatch, termometer, kompor gas, gelas ukur yang berkapasitas 2 liter, baskom,

  pengaduk kayu, saringan teh, dan botol plastik ukuran 400 mL. Peralatan yang digunakan untuk analisis adalah erlenmeyer, pipet volume, pipet tetes, spatula, pH meter (model pHS-

  3C), timbangan analitik (merk Denver Instrument XP-1500), spektrofotometer,vortex, labu ukur 500 ml, erlenmeyer, pipet volume, pipet tetes, pHmeter, kompor listrik dan bola hisap.

  Desain Penelitian

  Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan dua faktor yaitu konsentrasi asam sitrat (1.50%, 2% dan 2.50%) dan lama pemanasan (40, 50, dan 60 menit). Dari kedua faktor diperoleh sembilan kombinasi perlakuan dengan 3 kali ulangan setiap perlakuan sehingga diperoleh 27 satuan percobaan. Data hasil pengamatan dianalisis menggunakan metode Analysis of Variance (ANNOVA) dan selanjutnya dilakukan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) atau DMRT (Duncan Multiple Range Test) dengan selang kepercayaan 5%. Penentuan perlakuan terbaik digunakan metode Multiple Attribute. Untuk data hasil uji organoleptik dilakukan dengan metode Hedonic Scale Scoring. Sedangkan penentuan perlakuan terbaik menggunakan metode Indeks Efektifitas.

  Tahapan Penelitian

  Prosedur pembuatan sirup alang-alang adalah sebagai berikut:

  Pembuatan Sari Alang-Alang Alang-alang yang sudah disortasi kemudian dilakukan pengecilan ukuran ± 1cm.

  Kemudian ditambahkan air sebanyak 1:5 (b/v) dan dipanaskan selama 15 menit. Sari alang- alang disaring menggunakan kain halus sehingga jernih tanpa ampas.

  Fermentasi

  Sari alang-alang ditambahkan gula sebanyak 15 % (b/v) dan ragi roti sebanyak 0,25 % (b/v). Kemudian dilakukan fermentasi selama 18 jam.

  Pemanasan

  Sari alang-alang terfermentasi ditambahkan gula dengan proporsi sari alang-alang : gula (1:1.5). Kemudian dipanaskan hingga mendidih dan sambil diaduk terus. Waktu pemanasan dihitung sejak mendidih yaitu selama 40, 50 dan 60 menit dengan suhu dijaga hingga ± 100 °C. Penambahan asam sitrat sebanyak 1.50%; 2% dan 2.50% (b/v ) dilakukan 5 menit sebelum pemanasan selesai.

  Pengemasan

  Sirup alang-alang disaring dengan kain halus dalam keadaan panas, kemudian didinginkan. Setelah dingin dimasukkan ke dalam botol plastik yang telah disterilisasi dan diberi label.

  Metode

  Analisis yang dilakukan pada bahan baku meliputi pH [7], gula reduksi [8], total fenol [9] dan aktifitas antioksidan [10]. Analisis kimia pada sirup alang-alang meliputi pH [7], gula reduksi [8], total fenol [9] dan aktifitas antioksidan [10]. Sedangkan analisis organoleptik meliputi rasa, aroma dan warna [11].

  Prosedur Analisis

  Analisis pH dilakukan dengan cara mencelupkan elektroda pada sampel, kemudian dibaca angka yang tertera pada pHmeter [7]. Analisis gula reduksi dilakukan dengan menggunakan metode Nelson/Somogy, kadar gula reduksi ditentukan menggunakan persamaan kurva standart larutan glukosa kemudian dikalikan pengenceran [8]. Analisis total fenol dilakukan dengan metode Folin Ciocalteu, total fenol diukur berdasarkan nilai absorbansi dan persamaan regresi linier menggunakan kurva standart asam gallat berupa satuan ppm [9]. Analisis aktifitas antioksidan menggunakan metode DPPH, dengan cara pengurangan absorbansi blanko dengan absorbansi sampel, kemudian hasil perhitungan tersebut dibagi absorbansi blanko dan dikalikan 100% [10]. Analisis organoleptik rasa, aroma dan warna menggunakan Hedonic Scale Scoring, dengan cara meminta panelis untuk menuliskan seberapa jauh tingkat kesukaan pada tiap sampel dengan memberi skor pada pernyataan yang dianggap paling sesuai dengan skala numerik yang telah ditentukan [11].

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Analisis Bahan Baku

  Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan sirup alang-alang yaitu akar alang- alang. Analisis yang dilakukan meliputi analisis pH, gula reduksi, total fenol dan aktifitas antioksidan. Data analisis akar alang-alang dapat dilihat pada Tabel 1.

  Tabel 1. Hasil Analisis Bahan Baku

  Komponen Akar Alang-Alang

  6,01 pH 1,48%

  Gula Reduksi 125,14 ppm

  Total Fenol 17,45

  Aktivitas Antioksidan

2. Karakteristik Kimia Sirup Alang-Alang pH

  Nilai pH sirup alang-alang akibat perlakuan konsentrasi asam sitrat dan lama pemanasan berkisar antara 2,23

  • – 2,67. Gambar 1. Pengaruh Konsentrasi Asam Sitrat dan Lama Pemanasan terhadap Nilai pH

  Sirup Alang-Alang Gambar 1 menunjukkan bahwa nilai pH sirup alang-alang yang dihasilkan cenderung menurun dengan semakin banyaknya konsentrasi asam sitrat yang ditambahkan. Asam sitrat digunakan sebagai penegas rasa, warna atau dapat menyelubungi after taste yang tidak disukai dan juga sebagai pengatur pH sehingga mencegah kerusakan oleh mikroorganisme [12]. Nilai pH sirup alang-alang yang dihasilkan cenderung meningkat dengan semakin lamanya waktu pemanasan. Hal ini disebabkan karena adanya pemanasan menyebabkan asam menjadi tidak stabil. Asam yang cenderung tidak stabil karena proses pemanasan pada sirup alang-alang yaitu asam-asam organik yang dihasilkan selama fermentasi.

  Gula Reduksi

  Kadar gula reduksi sirup alang-alang akibat perlakuan konsentrasi asam sitrat dan lama pemanasan berkisar antara 63.95%

  • – 96.42%. Berdasarkan Gambar 2, kadar gula reduksi sirup alang-alang cenderung meningkat dengan semakin banyaknya konsentrasi asam sitrat yang ditambahkan. Kadar gula reduksi sirup alang-alang yang dihasilkan cenderung meningkat dengan semakin banyaknya konsentrasi asam sitrat yang ditambahkan. Pemberian asam sitrat dalam minuman bertujuan untuk memberikan rasa asam, memodifikasi manisnya gula, berlaku sebagai pengawet dan dapat mempercepat inversi gula dalam minuman [4]. Sehingga semakin banyak asam sitrat yang ditambahkan dalam sirup, maka semakin banyak sukrosa yang terhidrolisis menjadi gula reduksi. Kadar gula reduksi sirup alang-alang yang dihasilkan cenderung meningkat dengan semakin lamanya pemanasan. Hal ini disebabkan karena semakin lama waktu pemanasan maka semakin banyak gula (sukrosa) yang terinversi menjadi glukosa dan fruktosa. Pada pembuatan sirup, gula pasir (sukrosa) dilarutkan dalam air dan dipanaskan, sebagian sukrosa akan terurai menjadi glukosa dan fruktosa yang disebut gula invert [12]. Inversi
glukosa terjadi dalam suasana asam. Peningkatan lama pemanasan memiliki pengaruh positif terhadap gula reduksi [13]. Semakin lama waktu pemanasan dapat meningkatkan proses hidrolisis yang pasti akan meningkatkan gula reduksi.

  Gambar 2. Pengaruh Konsentrasi Asam Sitrat dan Lama Pemanasan Terhadap Kadar Gula Reduksi Sirup Alang-Alang

  Total Fenol

  Nilai total fenol sirup alang-alang akibat perlakuan konsentrasi asam sitrat dan lama pemanasan berkisar antara 68.38

  • –113.43 ppm. Gambar 3. Pengaruh Konsentrasi Asam Sitrat dan Lama Pemanasan Terhadap Nilai Total Fenol Sirup Alang-Alang

  Total fenol sirup alang-alang cenderung meningkat dengan semakin banyaknya konsentrasi asam sitrat yang ditambahkan. Hal ini dikarenakan adanya penambahan asam sitrat memiliki efek sinergis terhadap polifenol alang-alang. Antioksidan sekunder, seperti asam sitrat, asam askorbat, dan esternya, sering ditambahkan pada lemak dan minyak sebagai kombinasi dengan antioksidan primer [14]. Kombinasi tersebut dapat memberikan efek sinergis sehingga menambah keefektifan kerja antioksidan primer. Sinergi antara asam sitrat dengan polifenol disebabkan karena asam sitrat merupakan pengkelat sehingga mengikat logam yang dapat mengoksidasi polifenol. Chelators atau sequesstrants bersifat mengikat logam yang mampu mengkatalisis reaksi oksidasi misalnya asam sitrat dan asam amino [15].

  Total fenol yang dihasilkan cenderung menurun dengan semakin lamanya pemanasan. Hal ini dikarenakan senyawa fenol tidak stabil dalam panas. Senyawa fenol merupakan senyawa yang bersifat antioksidan dan sifat antioksidan tersebut akan teroksidasi dengan adanya cahaya, panas dan oksigen [16]. Fenol mempunyai sifat asam, mudah dioksidasi, mudah menguap, sensitif terhadap cahaya dan oksigen, serta bersifat antiseptik [6]. Kadar fenol tersebut akan menurun antara lain dengan perlakuan pencucian, perebusan, dan proses pengolahan lebih lanjut untuk dijadikan produk yang siap dikonsumsi.

  Aktivitas Antioksidan

  Aktivitas antioksidan sirup alang-alang akibat perlakuan konsentrasi asam sitrat dan lama pemanasan berkisar antara 11.61

  • – 13.52%. Gambar 4. Pengaruh Konsentrasi Asam Sitrat dan Lama Pemanasan Terhadap Aktivitas Antioksidan Sirup Alang-Alang

  Gambar 4 menunjukkan bahwa aktivitas antioksidan sirup alang-alang cenderung meningkat dengan semakin banyaknya konsentrasi asam sitrat yang ditambahkan. Hal ini dikarenakan asam sitrat dapat menurunkan pH. Nilai pH yang rendah berpengaruh terhadap nilai antioksidan yang semakin tinggi yaitu terjadinya regenerasi senyawa antioksidan primer [17]. Semakin rendah pH, berarti dalam produk tersebut semakin banyak H+ bebas, H+ ini dapat meregenerasi senyawa antioksidan dengan cara berikatan dengan radikal fenoksi membentuk senyawa antioksidan kembali [18]. Aktivitas antioksidan yang dihasilkan cenderung menurun dengan semakin lamanya pemanasan. Hal ini dikarenakan, selama proses pemanasan terjadi kerusakan senyawa-senyawa yang memiliki aktivitas antioksidan, diantaranya polifenol. Stabilitas fenol terganggu dengan panas yang tinggi [19]. Hasil penelitian ini berbanding lurus dengan hasil penelitian total fenol, dimana semakin tinggi total fenol maka semakin tinggi pula kadar aktivitas antioksidannya.

3. Karakteristik Organoleptik Sirup Alang-Alang Rasa

  Rerata nilai kesukaan rasa panelis akibat perlakuan konsentrasi asam sitrat dan lama pemanasan sirup alang-alang berkisar antara 3.2 (agak suka) hingga 3.9 (suka).

  Gambar 5. Pengaruh Konsentrasi Asam Sitrat dan Lama Pemanasan Terhadap Rasa Sirup Alang-Alang

  Gambar 5 menunjukkan konsentrasi asam sitrat dan lama pemanasan tidak terlalu berpengaruh terhadap rasa sirup sehingga setiap perlakuan yang dilakukan tidak memberikan perbedaan yang signifikan terhadap rasa sirup alang-alang. Oleh karena itu, skor kesukaan terhadap rasa yang diberikan oleh panelis tidak berbeda terlalu jauh. Komponen flavor yang volatil dapat larut dalam air dan akan hilang selama proses perebusan atau pemanasan [20].

  Aroma

  Rerata nilai kesukaan aroma panelis akibat konsentrasi asam sitrat dan lama pemanasan sirup alang-alang berkisar antara 3.15

  • – 3.85. Gambar 6. Pengaruh Konsentrasi Asam Sitrat dan Lama Pemanasan Terhadap Aroma Sirup Alang-Alang

  Gambar 6 menunjukkan konsentrasi asam sitrat dan lama pemanasan tidak terlalu berpengaruh terhadap aroma sirup sehingga setiap perlakuan yang dilakukan tidak memberikan perbedaan yang signifikan terhadap aroma sirup alang-alang. Oleh karena itu, skor kesukaan terhadap aroma yang diberikan oleh panelis tidak berbeda terlalu jauh. Hal ini dikarenakan pada bahan baku alang-alang sendiri tidak mempunyai aroma khas yang kuat.

  Warna

  Rerata nilai kesukaan panelis terhadap warna akibat konsentrasi asam sitrat dan lama pemanasan sirup alang-alang antara 2.6

  • – 4. Gambar 7. Pengaruh Konsentrasi Asam Sitrat dan Lama Pemanasan Terhadap Warna Sirup Alang-Alang

  Gambar 7 menunjukkan semakin banyak konsentrasi asam sitrat yang ditambahkan semakin tinggi skor kesukaan panelis terhadap warna sirup alang-alang. Hal ini dikarenakan asam sitrat membuat warna sirup menjadi lebih jernih. Semakin lama pemanasan skor kesukaan panelis semakin kecil. Hal ini disebabkan semakin lama dipanaskan terjadi karamelisasi yang menyebabkan warna sirup menjadi lebih pekat. Warna memberi rangsangan yang kuat terhadap tingkat kesukaan panelis. Semakin menarik warna suatu bahan pangan maka dapat menambah minat konsumen untuk memiliki produk tersebut.

  3. Sirup Alang-Alang Perlakuan Terbaik

  Penentuan pemilihan perlakuan terbaik sirup alang-alang dilakukan dengan metode

  

Multiple Atribute [21]. Penentuan pemilihan perlakuan terbaik menggunakan parameter

  kimia (pH, gula reduksi, total fenol dan aktifitas antioksidan). dan parameter organoleptik (rasa, aroma dan warna). Berdasarkan kriteria tersebut diperoleh sirup alang-alang dengan perlakuan asam sitrat 2% dan lama pemanasan 40 menit. Nilai parameter kimia dan organoleptik dari sirup alang-alang perlakuan terbaik pada Tabel 2.

  Tabel 2. Nilai Parameter Kimia dan Organoleptik Sirup Alang-Alang Perlakuan Terbaik

  Parameter Nilai Parameter kimia

  pH

  2.27 Gula Reduksi

  70.55 Total Fenol 100.81 Aktifitas Antioksidan

  13.06 Parameter organoleptik Rasa

  3 Aroma

  3.55 Warna

  4

  4. Pembandingan Sirup Alang-Alang Perlakuan Terbaik dengan Sirup Komersil

  Produk sirup alang-alang dengan perlakuan terbaik yaitu pada perlakuan konsentrasi asam sitrat 2% dan lama pemanasan 40 menit lalu dibandingkan dengan sirup alang-alang komersil. Parameter yang dibandingkan meliputi parameter kimia dan organoleptik dengan menggunakan uji t [22]. Hasil uji t perbandingan perlakuan terbaik dengan sirup komersil dapat dilihat pada Tabel 3.

  Tabel 3. Perbandingan Sirup Alang-Alang Perlakuan Terbaik dengan Komersil Parameter Kimia

  Rerata Nilai Produk t t Parameter notasi Terbaik Komersil hitung tabel

  2.27

  3.40

  27.75 4.30 * pH

  70.55

  55.19

  8.73 4.30 * Gula Reduksi

  100.81

  88.20

  3.50 4.30 tn Total Fenol

  13.06

  17.97 12.69 *

  4.30 Aktifitas Antioksidan Keterangan : * = beda nyata ; tn = tidak beda nyata Berdasarkan Tabel 3 di atas dapat dilihat bahwa pada parameter kimia diketahui pH, gula reduksi dan aktifitas antioksidan berbeda nyata sedangkan total fenol tidak berbeda nyata.

  Pada Tabel 4. diketahui parameter organoleptik nilai rasa dan aroma sirup komersil lebih disukai panelis dari pada sirup alang-alang perlakuan terbaik, sedangkan pada warna sirup perlakuan terbaik lebih disukai panelis dari pada sirup komersil.

DAFTAR PUSTAKA

  USU. Medan. 5) Desroirer, N. W and D. K, Tessler. 1977. Fundamental of Food Freezing. AVI Publishing Company, Inc. Westport Connecticut.

  Universitas Indonesia. Jakarta.

  16) Widiyanti, Ratna. 2006. Analisis Kandungan Antioksidan dan Fenol pada Jahe.

  Hudson, editor.Food antioxidants. Elsivier Applied Science. London. 15) Kumalaningsih, S. 2006. Antioksidan Alami: Penangkal Radikal Bebas. Trubus Agrisarana. Surabaya.

  Sugar from Cassava Bagasse by Pretreatment. World Academy of Science, Engineering, and Technology 70, 2010. 14) Gordon, M. H. 1990. The Mechanism of Antioxidants Action in Vitro. Di dalam B. J. F.

  12) Winarno, F.G. 2002.Kimia Pangan dan Gizi.PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta 13) Gaewchingduan, S dan P. Pengthemkeerat. 2010. Enhancing Efficiency for Reducing

  Catechin Content and DPPH Free Radical Scavenger Activity of Several Types of Vietnam Commercial Green Tea. Science & Technology Development, Vol. 10, No.10. 10) Tang, S. Z., J. P. Kerry, D. Sheehan, and D. J. Buckley. 2002. Antioxidative Mechanisms of Tea Cathecins in Chicken Meat System. J. Food Chemistry 76: 45

  8) Sudarmadji,S., B. Haryono, dan Suhardi. 1997. Prosedur Analisis Untuk Bahan Makanan dan Pertanian. Penerbit Liberty. Yogyakarta. 9) Quan, P. T., T. V. Hang, N. H. Ha, and B. L. Glang. 2007. Total Polyphenols, Total

  Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 7) Yuwono, S. S. dan T. Susanto. 1998. Pengujian Fisik Pangan. Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya. Malang.

  6) Grafianita. 2011. Kadar Kurkuminoid, Total Fenol Dan Aktivitas Antioksidan Simplisia Temulawak (Curcuma Xanthorrhiza Roxb.) Pada Berbagai Teknik Pengeringan. Skripsi.

   3) Satuhu, S. 1996. Penanganan dan Pengolahan Buah. Penebar Swadaya. Jakarta. 4) Zentimer, S. 2009. Pengaruh Konsentrasi Natrium Benzoat dan Lama Penyimpanan Terhadap Mutu Minuman Sari Buah Sirsak (Annona muricata L) Berkarbonasi. Skripsi.

  Tabel 4. Perbandingan Sirup Alang-Alang Perlakuan Terbaik dengan Komersil Parameter Organoleptik

  

  1) Purnomosidhi, Pratiknyo dan S. Rahayu. 2001. Pengendalian Alang-Alang Dengan Pola Agroforestri. ICRAF-SEA. Bogor.

  3.2 SIMPULAN Perlakuan terbaik sirup alang-alang berdasarkan parameter kimia dan organoleptik diperoleh pada perlakuan konsentrasi asam sitrat 2% dan lama pemanasan 40 menit. Sirup alang-alang perlakuan terbaik memiliki karakteristik kimia sebagai berikut : pH 2.27; total fenol 100.81 ppm; aktivitas antioksidan 13.06% dan gula reduksi 70.55%, serta karakteristik organoleptik sebagai berikut: warna 4 (suka); rasa 3.9 (suka); dan aroma 3.55 (suka).

  4

  3.7 Warna

  3.55

  4.1 Aroma

  3

  Rasa

  Parameter Rerata Nilai Produk Terbaik Komersil

  • – 51. 11) Rahayu, W. P. 2001. Penuntun Praktikum Organoleptik. Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor.

  17) Harnowo, I. 2014. Penambahan Ekstrak Biji Buah Pinang Dan Asam Sitrat Terhadap Sifat Fisik, Kimia, Dan Organoleptik Sari Buah Belimbing Manis. Skripsi. Jurusan Teknologi Hasil Pertanian. Universitas Brawijaya. Malang

  18) Mahdavi, D., Depandhe,S.S., and Salunke,D.K. 1996. Food Antioxidant Tecnological, Toxicological, and Health Perspective. New York: Marcel Dekker, Inc. 19) Susanti, D. Y. 2008. Efek Suhu Pengeringan Terhadap Kandungan Fenolik dan

  Kandungan Katekin Ekstrak Daun Kering Gambir. Prosiding Seminar Nasional Teknik Pertanian. Yogyakarta. 20) Hui, Y. H., 1992. Encyclopedia of Food Science and Technology.Volume 2. John Willey and Sons, Inc.New York. 21) De Garmo, E. P., W. G. Sullivan, and C. R. Canada. 1984. Engineering Economy.

  Seventh Edition. MacMillan Publishing Company. New York. 22) Yitnosumarno, S. 1991. Percobaan, Perencanaan, Analisis dan Interpretasinya.

  Gramedia. Jakarta.

Dokumen yang terkait

ORGANOLEPTIK DAN KARAKTERISTIK FISIK KEFIR ROSELLA MERAH (Hibiscus sabdariffa L.) DARI TEH ROSELLA MERAH DI PASARAN Organoleptic and Physical Characteristic of Red Rosella (Hibiscus sabdariffa L.) Kefir from Red Rosella Tea in The Market

0 0 8

STUDI PEMBUATAN KEFIR NIRA SIWALAN (Borassus flabellifer L.) (PENGARUH PENGENCERAN NIRA SIWALAN DAN METODE INKUBASI) Study of Making Palm (Borassus flabellifer L.) Sap Kefir (Palm Dilution and Incubation Methods Effect)

0 0 11

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SUPLEMEN HERBAL DAUN SIRSAK (Annona muricata L.) DAN KULIT MANGGIS (Garcinia mangostana L.): KAJIAN PUSTAKA Antioxidant Activity Herbal Supplements of Soursop Leaf (Annona muricata L.) and Pericarp of Mangosteen (Garcinia mangostana

0 0 8

STRAIN IMPROVEMENT Acetobacter xylinum MENGGUNAKAN ETHYL METHANE SULFONATE (EMS) SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI SELULOSA BAKTERI Strain Improvement Acetobacter xylinum by Ethyl Methane Sulfonate (EMS) to Enhance Bacterial Cellulose Production

0 1 10

EKSTRAKSI ANTIOKSIDAN DAUN SIRSAK METODE ULTRASONIC BATH (KAJIAN RASIO BAHAN : PELARUT DAN LAMA EKSTRAKSI) Antioxidant Extraction of Soursop Leaf with Ultrasonic Bath (Study of Material: Solvent Ratio and Extraction Time)

0 1 11

FAKTOR PENGARUH EKSTRAKSI CINCAU HITAM (Mesona palustris BL) SKALA PILOT PLANT: KAJIAN PUSTAKA Influence Factor of Black Cincau (Mesona palustris BL) Extraction in Pilot Plant Scale: A Review

1 1 8

KEBAB BAKSO BAKAR: INOVASI KULINER KHAS KOTA MALANG MENJADI MODERN SEBAGAI UPAYA PELESTARIAN KULINER BANGSA Grilled Meatball Kebab: Innovation Typical Culinary of Malang City Becomes Modern as Conservation National Culinaries

0 0 8

POTENSI ANGKAK KO-KULTUR Saccharomyces cerevisiae TINGGI LOVASTATIN SEBAGAI AGEN TERAPI TIKUS HIPERKOLESTEROLEMIA The Potential of High Lovastatin Co-Culture Angkak S. cerevisiae as Therapy Agent for Wistar with Hypercholesterolemia

0 0 10

PEMANFAATAN WHEY DALAM PEMBUATAN CASPIAN SEA YOGURT DENGAN MENGGUNAKAN ISOLAT Lactobacillus cremoris DAN Acetobacter orientalis Whey Utilization for Making of Caspian Sea Yogurt Using Isolate Lactobacillus cremoris and Acetobacter orientalis

0 1 10

PROSES PENYIAPAN MAHASISWA SEBAGAI PANELIS TERLATIH DALAM PENGEMBANGAN LEXICON (BAHASA SENSORI) SUSU SKIM UHT DAN SUSU KAYA LEMAK UHT Process of Students Preparatoin for beingTrain Panelist in Lexicon Development (Sensory Language) of UHT Skimmed Milk and

0 0 11