ANALISIS KUALITAS AIR BERDASARKAN PARAME

ANALISIS KUALITAS AIR BERDASARKAN PARAMETER FISIK,
KIMIAWI, DAN BIOLOGIS DI SUNGAI CIKAPAYANG (SUNGAI
RESTORASI) KOTA BANDUNG
LAPORAN PRAKTIKUM
disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ekologi Umum
dosen pengampu Dr. Yusuf Hilmi Adisendjaja, M.Sc., Dr. Amprasto, M.Si., Dr.
Rini Solihat, M.Si., dan Hj. Tina Safaria, S.Si., M.Si.

oleh:
Kelompok 4
Pendidikan Biologi A 2015
Annisa Fadhila

1500145

Aulia Fuji Yanti

1501665

Husna Dita Rahmah


1505468

Najat Almardhiyyah

1503879

Naufal Ahmad Muzakki

1505601

Sarah Hanifah

1500614

Zakia Nurhasanah

1505985

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
DEPARTEMEN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2018

A. Judul
Analisis Kualitas Air Berdasarkan Parameter Fisik, Kimiawi, Dan Biologis Di
Sungai Cikapayang (Sungai Restorasi) Kota Bandung.
B. Latar Belakang
Sungai merupakan salah satu wadah tempat berkumpulnya air dari suatu
kawasan. Air permukaan atau air limpasan mengalir secara grafitasi menuju
tempat yang lebih rendah. Kualitas air sungai disuatu daerah sangat dipengaruhi
oleh aktifitas manusia, khususnya yang berada di sekitar sungai (Asdak, C.,
1995).
Sungai-sungai dan daerah bantarannya saat ini banyak dimanfaatkan oleh
manusia untuk berbagai kegunaan sehingga terjadi degradasi (penurunan)
kemampuan sungai untuk mendukung berbagai macam fungsinya. Restorasi
sungai adalah mengembalikan fungsi alami/renaturalisasi sungai, yang telah
terdegradasi oleh intervensi manusia. Restorasi sungai merupakan perubahan
paradigma dalam ilmu rekayasa sungai (river engineering) yaitu perubahan dari
pola penyelesaian berdasarkan aspek teknik sipil hidro secara parsial menjadi

penyelesaian terintegrasi aspek hidraulik, fisik, ekologi, sosial (Suryoputro,
2009).
Anak Sungai Cikapayang yang berada di komplek Taman Dewi Sartika, Balai
Kota Bandung merupakan hasil dari restorasi sungai. Sungai ini menjadi pusat
perhatian masyarakat Bandung, sebab mereka dapat lebih dekat berinteraksi
dengan sungai. Berdasarkan hal ini, kami ingin menganalisis kualitas air
berdasarkan parameter fisik, kimiawi, dan biologis di Sungai Cikapayang
(sungai restorasi) Kota Bandung.
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kualitas air berdasarkan parameter fisik (temperatur dan
kekeruhan) di Sungai Cikapayang (sungai restorasi) Kota Bandung.
2. Bagaimana kualitas air berdasarkan parameter kimiawi (pH, DO, dan
��2) di Sungai Cikapayang (sungai restorasi) Kota Bandung.

3. Bagaimana kualitas air berdasarkan parameter biologis (Uji Coliform) di
Sungai Cikapayang (sungai restorasi) Kota Bandung.

D. Tujuan
1. Untuk menganalisis kualitas air berdasarkan parameter fisik (temperatur dan
kekeruhan) di Sungai Cikapayang (sungai restorasi) Kota Bandung.

2. Untuk menganalisis kualitas air berdasarkan parameter kimiawi (pH, DO, dan
��2) di Sungai Cikapayang (sungai restorasi) Kota Bandung.

3. Untuk menganalisis kualitas air berdasarkan parameter biologis (Uji
Coliform) di Sungai Cikapayang (sungai restorasi) Kota Bandung.
E. Landasan Teori
Peningkatan jumlah penduduk dan perkembangan suatu kota berakibat pula
pada pola perubahan konsumsi masyarakat yang cukup tinggi dari tahun ke
tahun, dengan luas lahan yang tetap akan mengakibatkan tekanan terhadap
lingkungan semakin berat. Aktivitas manusia dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya yang berasal dari pertanian, industri dan kegiatan rumah tangga akan
menghasilkan limbah yang memberi sumbangan pada penurunan kualitas air
sungai (Suriawiria, 2003).
Meningkatnya aktivitas manusia, perubahan guna lahan dan semakin
beragamnya pola hidup masyarakat perkotaan yang menghasilkan limbah
domestik menjadikan beban pencemar di Sungai Metro semakin besar dari
waktu ke waktu. Penurunan kualitas air terjadi sebagai akibat pembuangan
limbah yang tidak terkendali dari aktivitas pembangunan di sepanjang sungai
sehingga tidak sesuai dengan daya dukung sungai (Prihartanto dan Budiman,
2007).

Perubahan tataguna lahan ditandai dengan meningkatnya aktivitas domestik,
pertanian dan industri akan mempengaruhi kualitas air sungai terutama limbah
domestik (Priyambada dkk, 2008).
Tabel 1. Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbhan Penduduk di Kota Bandung
2011-2016

Sumber/Source: 2014-2016: Proyeksi Penduduk Indonesia 2010–
2035/Indonesia Population Projection 2010–2035
Adapun peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32 tahun
2017, tentang standar baku mutu kesehatan lingkungan dan persyaratan
kesehatan air untuk keperluan higiene sanitasi, kolam renang, solus per aqua ,
dan pemandian umum yang dibuat oleh menteri kesehatan republik indonesia.
a. Air Untuk Keperluan Higiene Sanitasi
Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan untuk media Air untuk
Keperluan Higiene Sanitasi meliputi parameter fisik, biologi, dan kimia yang
dapat berupa parameter wajib dan parameter tambahan. Parameter wajib
merupakan parameter yang harus diperiksa secara berkala sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan, sedangkan parameter tambahan
hanya diwajibkan untuk diperiksa jika kondisi geohidrologi mengindikasikan
adanya potensi pencemaran berkaitan dengan parameter tambahan. Air untuk

Keperluan Higiene Sanitasi tersebut digunakan untuk pemeliharaan
kebersihan perorangan seperti mandi dan sikat gigi, serta untuk keperluan
cuci bahan pangan, peralatan makan, dan pakaian. Selain itu Air untuk
Keperluan Higiene Sanitasi dapat digunakan sebagai air baku air minum.
Tabel 2 berisi daftar parameter wajib untuk parameter fisik yang harus
diperiksa untuk keperluan higiene sanitasi.
Tabel 2. Parameter Fisik dalam Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan
untuk Media Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi

Tabel 3 berisi daftar parameter wajib untuk parameter biologi yang harus
diperiksa untuk keperluan higiene sanitasi yang meliputi total coliform dan
E. coli dengan satuan/unit colony forming unit dalam 100 ml sampel air.

Tabel 3. Parameter Biologi dalam Standar Baku Mutu Kesehatan
Lingkungan untuk Media Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi

Tabel 4 berisi daftar parameter kimia yang harus diperiksa untuk keperluan
higiene sanitasi yang meliputi 10 parameter wajib dan 10 parameter
tambahan. Parameter tambahan ditetapkan oleh pemerintah daerah
kabupaten/kota dan otoritas pelabuhan/bandar udara.

Tabel 4. Parameter Kimia dalam Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan
untuk Media Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi

F. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian dilaksanakan menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif.
Metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dalam penelitian ini
digunakan untuk menggambarkan kualitas air sungai Cikapayang dari
parameter fisik, kimiawi, dan biologis.

2. Waktu dan Tempat Penelitian
Hari/ Tanggal

: Sabtu, 4 Maret 2018

Waktu

: Pukul 07.00 s.d. 14.00 WIB

Tempat


: 3 titik berbeda, yaitu di sungai Cikapayang yang belum
direstorasi, di sungai Cikapayang yang direstorasi, dan
sesudah daerah sungai Cikapayang yang di restorasi.

3. Variabel Penelitian
a. Variabel bebas

: titik pengambilan sampel (di sungai Cikapayang
yang belum direstorasi, di sungai Cikapayang yang
direstorasi, dan sesudah daerah sungai Cikapayang
yang di restorasi).

b. Variabel terikat

: parameter kualitas air dari segi fisik, kimiawi, dan
biologis.

c. Variabel kontrol


: sungai Cikapayang.

4. Teknik Sampling
Teknik sampling yang kami gunakan yaitu Purposive sampling dengan
mengambil 3 zona berbeda, yaitu di sungai Cikapayang yang belum
direstorasi, di sungai Cikapayang yang direstorasi, dan sesudah daerah sungai
Cikapayang yang di restorasi.
G. Alat dan Bahan
Tabel 5. Alat yang digunakan dalam praktikum akuatik
No.

Alat

Jumlah

1.

Alat Tulis

1 set


2.

Autoclave

1 set

3.

Botol Sampling

3 botol

4.

Kamera handphone

1 unit

5.


Karet Gelang

10 buah

6.

pH Indikator

1 pack

7.

Pipet

5 pipet

8.

Pipet Gondok

2 pipet

9.

Plastik Anti Panas

5 buah

10.

Tabung Durham

27 tabung

11.
12.
13.

Tabung reaksi
Termometer
Turbidity meter

27 tabung
1 unit
1 unit

Tabel 6. Bahan yang digunakan dalam praktikum akuatik
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Bahan
Aquades
Bromcresol purple
Broth Lactose Extract
H2SO4
KI
KOH

Jumlah
300 ml
0,003 gram
3,9 gram
1 ml
15 gram/100 ml
70 gram/100 ml

7.
8.
9.
10.
11.

Larutan amilum
Mangan Sulfat
NaOH
Natrium thiosulfat
Phenolphthalein

1 ml
48 gram/100 ml
10 ml
10 ml
10 tetes

H. Langkah Kerja
Masalah dan
lokasi
penelitian
ditentukan

Survei lokasi
penelitian
dilakukan

Hasil pengamatan
dicatat dan
dilaporkan dalam
laporan hasil

Outline
penelitian
disusun

Area sampling
ditentukan

Pengambilan
data dilakukan

Informasi yang
berkaitan
dengan
penelitian
dikumpulkan

Diagram 1. Langkah Kerja Pengamatan Akuatik
I. Hasil Pengamatan
Tabel 7. Hasil Analisa Kualitas Air Sungai Cikapayang Kota Bandung
No.

Parameter Air

1
2
3
4
5
6

Temperatur
pH
DO
��2
Kekeruhan
Total Coliform

Satuan
C
mg/L
ppm
NTU
JPT

Titik 1
23C
7
3,1
26,9
63,6
1200

Hasil Analisa
Titik 2
Titik 3
23C
24C
8
7
5,9
5,5
18,8
16,4
18
9
460
1200

Kriteria Mutu
Air Kelas II
Deviasi 3
6-9
4
25