Untuk pembeli bkp penerima (1)

Untuk dapat terselenggaranya pelayanan BK yang sebaik-baiknya, disamping
memperhatikan organisasi dan personil, juga perlu adanya perlengkapan bagi
terselenggaranya pelayanan bimbingan. Perlengkapan itu harus tersedia agar
kegiatankegiatan pelayanan dapat

terselenggara dengan baik. Perlengkapan tatalaksana bimbingan dan konseling
yang diperlukan disekolah meliputi:

1.Yang berhubungan dengan pengumpulan data murid.
2.Yang berhubungan dengan peyimpanan data murid.
3.Yang berhubungan dengan pelaksanaan bimbingan.
4.Yang berhubungan dengan administrasi bimbingan.
5.Yang berhubungan dengan fasilitas fisik.

Macam-macam perlengkapan BK tersebut antara lain:

1. Perlengkapan untuk pengumpulan data.

Agar pelayanan dan program dapat berjalan dengan baik, maka perlu
mempersiapkan alat-alat atau perlengkapan yang berhubungan dengan
pengumpulan data. Perlengkapan tersebut ialah alat-alat pengumpul data, antara

lain : pedoman wawancara, pedoman observasi, angket, cheklist, sosiometri, blanko
pemeriksaan kesehatan, blanko laporan studi kasus, beberapa test (kalau
memungkinkan) seperti test inteligensi, test kepribadian, tet hasil belajar, dan
sebagainya.

Untuk kelancaran pelaksanaan tekhnis bimbingan dan konseling, maka perlu
dipersiapkan alat-alat, sebagai berikut :

· Bentuk surat, seperti surat panggilan murid, surat panggilan orang tua, surat
pemberitahuan home visit, surat panggilan guru, dan sebgaginya.

· Kartu konseling, yang digunakan untuk mencatat segala kegiatan dan proses
konseling untuk setiap murid.

· Kartu konsultasi, yang dipergunakan untuk mencatat kegiatan dan proses
konsultasi baik dengan orang tua, guru-guru maupun pihak-pihak lain.

· Daftar kasus, yang berisi nama-nama kasus beseta masalahnya serta jadwal
bimbingannya.


· Catatan case conference, yang digunakan untuk mencatat kegiatan dan proses
case conference.

· Catatan bimbingan kelompok, yang digunakan untuk mencatat kegiatan dan
proses bimbingan kelompok.

· Kotak masalah, yaitu kotak yang disediakan untuk menampung masalah baik dari
murid, guru, ataupun dari pihak lain ditulis dalam selembar kertas yang kemudian
dimasukkan kedalam kotak masalah.

· Papan pengumuman, digunakan untuk mengumumkan segala sesuatu yang
dianggap perlu dalam hubungan dengan kegiatan bimbingan[1]

2. Perlengkapan Administrasi Bimbingan.

Untuk kelancaran kegiatan administrasi BK perlu dipersiapkan perlengkapan
administrasi seperti:

a. Alat tulis menulis.
b. Blanko surat seperti laporan bulanan, laporan mingguan, surat undangan, dan

sebagainya.
c. Agenda surat keluar-masuk.
d. Arsip surat-surat.
e. Catatan kegiatan harian.
f.Buku tamu.[2]

3. Perlengkapan Fisik.

Perlengkapan fisik yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan BK antara lain
ruangan beserta perlengkapannya. Perlengkapan ruangan yang diperlukan untuk
pelaksanaan BK antara lain :

a. Ruang kerja konselor : tempat konselor melakukan kegiatan.
b. Ruang konseling : tempat untuk melakukan konseling.
c. Ruang konsultasi : tempat untuk kegiatan konsultasi dengan orang tua, guru,
teman dan sebagainya.
d. Ruang tunggu dan tamu : tempat untuk menunggu, baik bagi murid, guru,
ataupun orang tua, serta tamu lainnya.

e. Ruang bimbingan kelompok atau ruang rapat : ruang yang digunakan untuk

bimbingan kelompok, rapat, diskusi, dan case conference.
f. Ruang perpustakaan : ruangan yang berisi buku-buku, majalah, brosur, atau
bahan literatur kasusnya yang diperlukan.[3]

4. Perlengkapan penyimpulan data

Data murid yang telah terkumpul perlu disimpan dengan baik agar mempermudah
jika sewaktu-waktu diperlukan kembali. Penyimpanan data ini dapat bersifat
individual dan dapat bersifat berkelompok (misalnya menurut kelas, jenis kelamin,
jurusan, masalah, dsbnya).
Alat penyimpanan data dapat berupa :
a. Kartu: Bentuknya hanya satu lembar (satu halaman atau dua halaman).
Penggunaannya untuk mencatat data murid mengenai aspek-aspek tertentu,
misalnya : kesehatan, absensi, kemajuan akademis, kejadian-kejadian khusus, data
sosiometri, masalah-maslah khusus, dsbnya.

b. Folders: Bentuknya hampir sama dengan kartu, tetapi dapat dilipat sehingga
menjadi empat halaman. Penggunaannya hampir sama dengan kartu. Folder
menuangkan, mencatat data yang lebih banyak daripada kartu. Dibuat dalam
bentuk dan ukuran serta warna tertentu dan disusun dalam suatu kotak secara

teratur.

c. Booklets: Lebih lengkap dari folder, merupakan suatu buku kecil, artinya
lembarannya lebih dari empat halaman. Data dapat dicatat lebih banyak lagi, dan
lebih luas, seperti nilai-nilai hasil belajar, kegiatan-kegiatan kelompok, kegiatankegiatan ekstra kurikuler, dsbnya. Salah satu booklet misalnya buku rapor.

d. Commulative record atau buku pribadi: Banyak data yang harus dicatat, maka
dirasakan perlu ada suatu alat pencatatan yang menampung seluruh aspek data
murid, alat tersebut dinamakan commulative record (catatan komulatif) dalam
bentuk buku dan disebut buku pribadi. Buku ini terdiri atas beberapa halaman,
tergantung kepada jumlah aspek data yang dapat dicatat didalamnya.

e. Map digunakan untuk menyimpan data yang tidak dapat tersimpan dalam
alatseperti tersebut diatas.[4]

2. Alat Ungkap Masalah dalam Bimbingan dan Konseling

Salah satu kompetensi yang harus dikuasai oleh seorang guru bimbingan dan
konseling (konselor) adalah memahami konseli secara mendalam, termasuk
didalamnya adalah memahami kemungkinan-kemungkinan masalah yang dihadapi

konseli. Melalui pemahaman yang adekuat tentang masalah-masalah yang dihadapi
konseli, seorang konselor selanjutnya dapat menentukan program layanan
bimbingan dan konseling, baik yang bersifat preventif, pengembangan maupun
kuratif, sehingga pada gilirannya diharapkan upaya pemberian layanan dapat
berjalan lebih efektif.

Tentunya banyak cara untuk memahami masalah-masalah yang dihadapi oleh
konseli dan salah satunya dapat dilakukan melalui penggunaan “Alat Ungkap
Masalah” atau biasa disebut AUM. Alat Ungkap Masalah adalah sebuah instrumen
standar yang dikembangkan oleh Prayitno, dkk. yang dapat digunakan dalam
rangka memahami dan memperkirakan (bukan memastikan) masalah-masalah yang
dihadapi konseli. Alat Ungkap Masalah ini didesain untuk mengungkap 10 bidang
masalah yang mungkin dihadapi konseli, Kesepuluh bidang masalah tersebut
mencakup: (1) Jasmani dan Kesehatan (JDK); (2) Diri Pribadi (DPI); (3) Hubungan
Sosial (HSO); (4) Ekonomi dan Keuangan (EKD); (5) Karier dan Pekerjaan (KDP); (6)
Pendidikan dan Pelajaran (PDP); (7) Agama, Nilai dan Moral (ANM); (8) Hubungan

Muda Mudi (HMM); (9) Keadaan dan Hubungan dalam Keluarga (KHK); dan (10)
Waktu Senggang (WSG). Jumlah keseluruhan item sebanyak 225.


Untuk kepentingan analisis data, telah disediakan software Aplikasi Program Alat
Ungkap Masalah dalam bentuk data base. Melalui analisis data berbasis komputer
ini, kita dapat mengakses informasi tentang masalah-masalah yang dihadapi konseli
secara individual maupun secara kelompok dengan cepat, mudah dan akurat.
Tentunya, setelah dilakukan input data terlebih dahulu.

Alat ini dilindungi password yang cenderung “over protection”, karena kesempatan
yang diberikan untuk menginstall ke komputer hanya tiga kali, selanjutnya software
ini tidak bisa digunakan lagi atau harus menghubungi penyedia yang bersangkutan.
Dan kini di beberapa sekolah telah berhasil memanfaatkan teknologi yang satu ini
guna menunjang kelancaran, efektivitas dan efisiensi layanan bimbingan dan
konseling di sekolah.[5]

3. Manajemen Program Pelayanan BK di sekolah

Suatu program layanan bimbingan dan konseling tidak mungkin akan tercipta di
sekolah, terselenggara, dan tercapai bila tidak memiliki suatu sistem pengelolaan
(manajemen) yang bermutu, dalam arti dilakukan secara jelas, sistematis, dan
terarah.


Kesepakatan manajemen atas program bimbingan dan konseling sekolah diperlukan
untuk mejamin implementasi program dan strategi peluncuran dalam memenuhi
kebutuhana siwa dapat dilakukan secara efektif. Kesepakatan ini menyangkut pula
proses meyakinkan dan mengembangkan komitmen semua pihak di lingkungan
sekolah bahwa program bimbingan dan konseling sebagai bagian terpadu dari
keseluruhan program sekolah.

2) Keterlibatan Stakeholder

Komite Sekolah sebagai representasi masyarakat atau stakeholder memerlukan
penyadaran dan pemahaman akan keberadaan dan pentingnya layanan bimbingan
dan konseling di sekolah.

3) Manajemen dan Penggunaan Data

Program bimbingan dan konseling komprehensif didukung oleh data. Penggunaan
data di dalam layanan bimbingan dan konseling akan menjamin setiap siswa
memperoleh manfaat dari layanan bimbingan dan konseling. Konselor harus
menunjukkan bahwa setiap aktivitas diimplementasikan sebagai bagian dari
keutuhan program bimbingan dan konseling yang didasarkan atas analisis cermat

terhadap kebutuhan, prestasi, dan data terkait siswa lainnya. Data yang diperoleh
dan digunakan perlu diadministrasikan dengan baik dan cermat. Manajemen data
dilakukan secara manual maupun komputer. Dalam era teknologi informasi,
manjemen data siswa dilakukan secara komputer. Database siswa perlu dibangun
dan dikembangkan agar perkembangan setiap siswa dapat dengan mudah
dimonitor. Penggunaan data siswa dan lingkungan sekolah yang tertata dan dikelola
dengan baik untuk kepentingan memonitor kemajuan siswa, akan menjamin seluruh
siswa menerima apa yang mereka perlukan untuk keberhasilan sekolah. Konselor
harus cermat dalam mengumpulkan, menganalisis, dan menafsirkan data.
Kemajuan perkembangan siswa dapat dimonitor dari : prestasi belajar, data yang
terkait dengan prestasi belajar, dan data tingkat penguasaan tugas-tugas
perkembangan atau kompetensi.

4) Rencana Kegiatan

Rencana kegiatan (action plans) diperlukan untuk menjamin peluncuran program
bimbingan dan konseling dapat dilaksanakan secara efektif dan efesien. Rencana
kegiatan adalah uraian detil dari program yang menggambarkan struktur isi
program, baik kegiatan di sekolah maupun luar sekolah, untuk memfasilitasi siswa
mencpai tugas perkembangan atau kompetensi.


5) Pengaturan Waktu

Berapa banyak waktu yang diperlukan untuk melaksanakan layanan bimbingan dan
konseling dalam setiap komponen program perlu dirancang dengan cermat.
Perencanaan waktu ini didasarkan kepada isi program dan dukungan manajemen
yang harus dilakukan oleh konselor. Sebagai contoh, misalnya 80% waktu
digunakan untuk melayanai siswa secara langsung dan 20% digunakan untuk
dukungan manajerial. Porsi waktu untuk peluncuran masing-masing komponen
program dapat ditetapkan sesuai dengan pertimbangan sekolah.

Misalnya:
(a) Layanan dasar (30-40%),
(b) Responsif (15-25%),
(c) Perencanaan individual (25-35%),
(d) Dukungan sistem (10-15%).

Ini contoh, dan setiap sekolah bisa mengembangkan sendiri. Dalam konteks
Kurikulum Berbasis Kompetensi dan Bimbingan dan Konseling Perkembangan, perlu
ditetapkan waktu secara terjadwal untuk layanan bimbingan dan konseling klasikal.


6) Kalender Kegiatan

Program bimbingan dan konseling sekolah yang telah dituangkan ke dalam rencana
kegiatan perlu dijadwalkan ke dalam bentuk kalender kegiatan. Kalender kegiatan
mencakup kalender tahunan, semesteran, bulanan, dan mingguan.

7) Jadwal Kegiatan

Program bimbingan dapat dilaksanakan dalam bentuk (a) kontak langsung, dan (b)
tanpa kontak langsung dengan siswa. Untuk kegiatan kontak langsung yang
dilakukan secara klasikal di kelas (layanan dasar) perlu dialokasikan waktu terjadwal
1 – 2 jam pelajaran per-kelas per-minggu. Mengenai jadwal kegiatan bimbingan,
dewasa ini sudah mendapat legalitas pemerintah, yaitu dengan terbitnya Peraturan
Menteri Diknas No. 22 Tahun 2006. Dalam struktur kurikulum yang termaktub dalam
Permen tersebut, tercantum materi pengembangan diri selama 2 jam/minggu, yang
berlaku bagi semua satuan pendidikan dasar dan menengah. Dalam
implementasinya, materi pengembangan diri dilakukan oleh konselor. Sementara
kegiatan langsung yang dilakukan secara individual dan kelompok dapat dilakukan
di ruang bimbingan, dengan menggunakan jadwal di luar jam pelajaran. Adapun

kegiatan bimbingan tanpa kontak langsung dengan siswa dapat dilaksanakan
melalui tulisan (seperti buku-buku, brosur, atau majalah dinding), kunjungan rumah
(home visit), konferensi kasus (case conference), dan alih tangan (referal).

8) Anggaran.

Perencanaan anggaran merupakan komponen penting dari manajemen bimbingan
dan konseling. Perlu dirancang dengan cermat berapa anggaran yang diperlukan
untuk mendukung implementasi program. Anggaran ini harus masuk ke dalam
Anggaran dan Belanja Sekolah.

9) Penyiapan Fasilitas

Fasilitas yang diharapkan tersedia di sekolah ialah ruangan tempat bimbingan yang
khusus dan teratur, serta perlengkapan lain yang memungkinkan tercapainya
proses layanan bimbingan dan konseling yang bermutu. Ruangan hendaknya
sedemikian rupa sehingga di satu segi para siswa yang berkunjung ke ruangan
tersebut merasa senang, aman dan nyaman, serta segi lain di ruangan tersebut
dapat dilaksanakan layanan dan kegiatan bimbingan lainnya sesuai dengan asasasas dan kode etik bimbingan dan konseling. Terkait dengan fasilitas bimbingan dan
konseling, disini dapat dikemukakan tentang unsur-unsurnya, yaitu : (1) tempat
kegiatan, yang meliputi ruang kerja konselor, ruang layanan konseling dan
bimbingan kelompok, ruang tunggu tamu, ruang tenaga administrasi, dan ruang
perpustakaan; (2) instrumen dan kelengkapan administrasi, seperti : angket siswa
dan orang tua, pedoman wawancara, pedoman observasi, format konseling, format
satuan layanan, dan format surat referal; (3) Buku-buku panduan, buku informasi
tentang studi lanjutan atau kursus-kursus, modul bimbingan, atau buku materi
layanan bimbingan, buku program tahunan, buku program semesteran, buku kasus,
buku harian, buku hasil wawancara, laporan kegiatan layanan, data kehadiran
siswa, leger BK, dan buku realisasi kegiatan BK; (4) perangkat elektronik (seperti
komputer, dan tape recorder); dan (5) filing kabinet (tempat penyimpanan
dokumentasi dan data siswa).Di dalam ruangan itu hendaknya juga dapat disimpan

segenap perangkat instrumen bimbingan dan konseling, himpunan data siswa, dan
berbagai data serta informasi lainnya. Ruangan tersebut hendaknya juga mampu
memuat berbagai penampilan, seperti penampilan informasi pendidikan dan
jabatan, informasi tentang kegiatan ekstra kurikuler, dan sebagainya. Yang tidak
kalah penting ialah, ruangan itu hendaklah nyaman yang menyebabkan para
pelaksana bimbingan dan konseling betah bekerja.

Kenyamanan itu merupakan modal utama bagi kesuksesan pelayanan yang
terselenggara. Sarana yang diperlukan untuk penunjang layanan bimbingan dan
konseling adalah sebagai berikut:

(1) Alat pengumpul data, baik tes maupun non-tes: Alat pengumpul data berupa tes
yaitu: tes inteligensi, tes bakat khusus, tes bakat sekolah, tes/inventori kepribadian,
tes/inventori minat, dan tes prestasi belajar. Alat pengumpul data yang berupa nontes yaitu: pedoman observasi, catatan anekdot, daftar cek, skala penilaian, alat-alat
mekanis, pedoman wawancara, angket, biografi dan autobiografi, dan sosiometri.

(2) Alat penyimpan data, khususnya dalam bentuk himpunan data: Alat penyimpan
data itu dapat berbentuk kartu, buku pribadi dan map. Bentuk kartu ini dibuat
sedemikian rupa dengan ukuran-ukuran serta warna tertentu, sehingga mudah
untuk disimpan dalam filling cabinet. Untuk menyimpan berbagai keterangan,
informasi atau pun data untuk masing-masing siswa, maka perlu disediakan map
pribadi. Mengingat banyak sekali aspek-aspek data siswa yang perlu dan harus
dicatat, maka diperlukan adanya suatu alat yang dapat menghimpun data secara
keseluruhan yaitu buku pribadi

(3) Kelengkapan penunjang teknis, seperti data informasi, paket bimbingan, alat
bantu bimbingan Perlengkapan administrasi, seperti alat tulis menulis, format
rencana satuan layanan dan kegiatan pendukung serta blanko laporan kegiatan,
blanko surat, kartu konsultasi, kartu kasus, blanko konferensi kasus, dan agenda
surat.

10) Pengendalian

Pengendalian adalah salah satu aspek penting dalam manajemen program layanan
bimbingan dan konseling. Dalam pengendalian program, koordinator sebagai
pemimpin lembaga atau unit bimbingan dan konseling hendaknya memiliki sifat
sifat kepemimpinan yang baik yang dapat memungkinkan tercisekolahanya suatu
komunikasi yang baik dengan seluruh staf yang ada. Personel-personel yang terlibat
di dalam program, hendaknya benar-benar memiliki tanggung jawab, baik tanggung
jawab terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya maupun tanggung jawab
terhadap yang lain, serta memiliki moral yang stabil. Pengendalian program
bimbingan ialah: (a) untuk mencipakan suatu koordinasi dan komunikasi dengan
seluruh staf bimbingan yang ada, (b) untuk mendorong staf bimbingan dalam
melaksanakan tugas-tugasnya, dan (c) memungkinkan kelancaran dan efektivitas
pelaksanaan program yang telah direncanakan.[6]

4. Standar Ruang Bimbingan dan Konseling

Dalam perspektif pendidikan nasional, bimbingan dan konseling merupakan bagian
yang tidak bisa dilepaskan dari sistem pendidikan di sekolah, yang bertujuan untuk
membantu para siswa agar dapat mengembangkan dirinya secara optimal dan
memperoleh kemandirian. Agar pelayanan bimbingan dan konseling dapat berjalan
efektif dan efisien maka perlu ditunjang oleh sarana dan prasarana yang memadai.
Salah satu sarana penting yang dapat menunjang terhadap efektivitas dan efisiensi
layanan Bimbingan dan Konseling di sekolah adalah ketersediaan ruang Bimbingan
dan Konseling yang representatif, dalam arti dapat menampung segenap aktivitas
pelayanan Bimbingan dan Konseling.[7]

Dalam hal ini, ABKIN (2007) telah merekomendasikan ruang Bimbingan dan
Konseling di sekolah yang dianggap standar, dengan kriteria sebagai berikut:
Letak lokasi ruang Bimbingan dan Konseling mudah diakses (strategis) oleh konseli
tetapi tidak terlalu terbuka sehingga prinsip-prinsip konfidensial tetap terjaga.
Jumlah ruang bimbingan dan konseling disesuaikan dengan kebutuhan jenis layanan
dan jumlah ruangan
Antar ruangan sebaiknya tidak tembus pandang
Jenis ruangan yang diperlukan meliputi:
ruang kerja;
ruang administrasi/data;
ruang konseling individual;
ruang bimbingan dan konseling kelompok;
ruang biblio terapi;
ruang relaksasi/desensitisasi; dan
ruang tamu.

Untuk lebih jelasnya, berikut ini dikemukakan kondisi yang diharapkan dari masing
jenis ruangan tersebut.

Ruang kerja Bimbingan dan Konseling disiapkan agar dapat berfungsi mendukung
produkltivitas kinerja guru BK/konselor. Untuk itu, diperlukan fasilitas berupa:
komputer yang dilengkapi dengan berbagai software Bimbingan dan Konseling
(akan lebih baik bila dilengkapi fasilitas internet) dan meja kerja konselor, lemari
dan sebagainya.
Ruang administrasi/data perlu dilengkapi dengan fasilitas berupa lemari
penyimpanan dokumen (buku pribadi, catatan-catatan konseling, dan lain-lain)
maupun berupa softcopy, Dalam hal ini harus menjami keamanan dan kerahasiaan
data yang disimpan.
Ruangan konseling individual merupakan tempat yang nyaman dan aman untuk
terjadinya interaksi antara konselor dan konseli. Ruangan ini dilengkapi dengan satu

set meja kursi ata sofa, tempat untuk menyimpan majalah, yang dapat berfungsi
sebagai biblio terapi.
Ruangan Bimbingan dan Konseling Kelompok merupakan tempat yang aman dan
nyaman untuk terjadinya dinamika kelompok dalam interaksi antara konselor
dengan konseli dan konseli dengan konseli. Ruangan ini dilengkapi dengan
perlengkapan antara lain: sejumlah kursi, karpet, tape recorder, VCD dan televisi.
Ruangan Biblio Terapi pada prinsipnya mampu menjadi tempat bagi para konseli
dalam menerima berbagai informasi, baik informasi yang berkenaan dengan
pribadi, sosial, akademik maupun karier di masa mendatang. Ruangan ini dilengkapi
dengan perlengkapan daftar buku (katalog), rak buku, ruang baca, buku daftar
pengunjung, dan jika memungkinkan disediakan internet.
Ruang relaksasi/desensitisasi/sesnsitisasi yang bersih, sehat, nyaman dan aman,
yang dilengkapi dengan karpet, televisi, VCD/DVD, tempat tidur (bed rest) beserta
bantalnya.
Ruang tamu hendaknya berisi kursi dan meja tamu, buku tamu, jam dinding, tulisan
atau gambar yang dapat memotivasi konseli untuk berkembang.
Penataan ruang Bimbingan dan Konseling di atas dapat divisualisasikan seperti
tampak dalam gambar sederhana berikut ini:

Sarana dan Prasarana Layanan Bimbingan Konseling
Sarana dan prasarana yang diperlukan disesuaikan dengan kondisi setempat,
namun untuk keperluan ini perlu diprogramkan sebelum tahun pelajaran baru, agar
pelayanan bimbingan dapat berjalan lancar. Dalam hal memprogramkan pengadaan
sarana dan prasarana yang diperlukan antara lain sebagai berikut.

Sarana yang diperlukan untuk menunjang layanan bimbingan adalah :
1. Alat-alat pengumpul data : tes, non-tes, angket atau kuesioner, daftar isian
sosiometri dan perlengkapan lain yang berkaitan dengan non-testing.
2.

Alat-alat penyimpan data : kartu-kartu, buku pribadi dan map-map.

3. Sarana teknis pelaksanaan layanan bimbingan : blanko-blanko surat, kartu
konsultasi, kartu kasus, blanko konferensi kasus, buku-buku paket, dan format surat.
4. Sarana tata laksana bimbingan : alat tulis menulis, blanko surat, agenda surat,
ekspedisi, arsip surat-surat dan laporan.

rasarana yang diperlukan untuk menunjang layanan bimbingan adalah :
1.

Ruang bimbingan

Dalam perspektif pendidikan nasional, bimbingan dan konseling merupakan
bagian yang tidak bisa dilepaskan dari sistem pendidikan di sekolah, yang bertujuan
untuk membantu para siswa agar dapat mengembangkan dirinya secara optimal
dan memperoleh kemandirian. Agar pelayanan bimbingan dan konseling dapat
berjalan efektif dan efisien maka perlu ditunjang oleh sarana dan prasarana yang
memadai. Salah satu sarana penting yang dapat menunjang terhadap efektivitas
dan efisiensi layanan Bimbingan dan Konseling di sekolah adalah ketersediaan
ruang Bimbingan dan Konseling yang representatif, dalam arti dapat menampung
segenap aktivitas pelayanan. Bimbingan dan Konseling. Dalam hal ini, ABKIN (2007)
telah merekomendasikan ruang Bimbingan dan Konseling di sekolah yang dianggap
standar, dengan kriteria sebagai berikut:
Letak lokasi ruang Bimbingan dan Konseling mudah diakses (strategis) oleh konseli
tetapi tidak terlalu terbuka sehingga prinsip-prinsip konfidensial tetap terjaga.
Jumlah ruang bimbingan dan konseling disesuaikan dengan kebutuhan jenis layanan
dan jumlah ruangan
Antar ruangan sebaiknya tidak tembus pandang
Jenis ruangan yang diperlukan meliputi: (a) ruang kerja; (b) ruang administrasi/data;
(c) ruang konseling individual; (d) ruang bimbingan dan konseling kelompok; (e)
ruang biblio terapi; (f) ruang relaksasi/desensitisasi; dan (g) ruang tamu.
Sementara itu, BNSP (2006) memberikan gambaran yang berbeda tentang standar
sarana yang terkait dengan ruang Bimbingan dan Konseling di sekolah, sebagai
berikut :
Ruang konseling berfungsi sebagai tempat peserta didik mendapatkan layanan
konseling dari konselor berkaitan dengan pengembangan pribadi, sosial, belajar,
dan karir.
Luas minimum ruang konseling 9 m2.
Ruang konseling dapat memberikan kenyamanan suasana dan menjamin privasi
peserta didik.
Ruang konseling dilengkapi perlengkapan yang mendukung

2. Perlengkapan ruang bimbingan

Setelah tersedianya ruang bimbingan yang cukup, kita perlu melengkapinya
dengan berbagai perlengkapan diantaranya :
a. Rak buku
b. Filling cabinet
c. Almari
d. Meja dan kursi
e. Kursi tunggu
f. Meja dan kursi kerja
g. Seperangkat meja dan kursi tamu
h. Kotak masalah
i. Almari kaca
j. Almari berkotak (lockers)
k. Papan media bimbingan
l. Papan statistik
m. Papan jadwal kegiatan bimbingan
n. Papan jadwal program bimbingan
o. Papan pengumuman
p. Tempat sampah
q. Perlengkapan lainnya

Program BK

PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING
SMA NEGERI 7 KEDIRI
TAHUN PELAJARAN 2014/2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Alloh SWT karena dengan karunia dan
ridhonya saya dapat menyelesaikan program Guru BK SMA Negeri 7 Kediri Tahun
2014-2015 ini tepat pada waktunya walaupun dalam bentuk yang sangat
sederhana.
Program Bimbingan dan konseling merupakan perangkat yang harus disusun guru
BK sebelum melaksanakan pelayanan di sekolah , dengan tujuan agar guru BK
dalam melaksanakan kegiatan layanannya dapat terarah dan berjalan dengan baik
sehingga dapat membantu suksesnya kegiatan belajar mengajar di SMA Negeri 7
Kediri.
Dalam kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih kepada :
1.Bapak Drs.H. Sony Tataq Setya Swasana, M.Pd selaku Kepala SMA Negeri 7 Kediri
atas dukungan,perhatian dan kebijaksanaannya.
2.Bapak /Ibu guru dan wali kelas atas partisipasinya dalam pelaksanaan program
kegiatan layanan BK di SMA Negeri 7 Kediri.
3.Teman-teman seprofesi yang telah dapat bekerja sama dan mendukung program
kegiatan guru BK ini dengan baik.
Kami menyadari bahwa program kerja Guru BK ini sangat sederhana dan jauh dari
sempurna. Oleh karena itu saya mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari semua pihak demi sempurnanya program kerja Guru BK SMA
Negeri 7 ini untuk tahun yang akan datang.

Kediri, Januari 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul
Halaman Pengesahan
Kata Pengantar
Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN,
A. Latar belakang
B. Landasan hukum
C. Tujuan
D. Fungsi
E. Bidang Bimbingan dan Konseling
F. Prinsip
G. Sasaran

BAB II PENGORGANISASIAN
A. Organisasi Pelayanan Bimbingan dan Konseling
B. Personal Pelaksana Pelayanan Bimbingan
C. Mekanisme Kerja
D. Mekanisme Penanganan Siswa Bermasalah di Sekolah
E. Sarana dan Prasarana
F. Biaya.

BAB III MANAJEMEN BIMBINGAN KONSELING
A. Kerangka Kerja
B. Komponen BK
C. Perencanaan Program
D. Strategi Implementasi
E. Bidang Bimbingan
F. Teknik,waktu dan Tempat Pelaksanaan

BAB IV PENUTUP /EVALUASI
A. Tujuan Evaluasi
B. Jenis Evaluasi
C. Aspek Evaluasi
D. Sumber yang di Evaluasi
E. Penilaian
F. Teknik Penilaian .
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Upaya pengembangan manusia tidak lain adalah upaya mengembangkan segenap
potensi yang ada pada diri manusia secara individu dalam seluruh dimensi
kemanusiaanya agar dirinya menjadi manusia yang seimbang antara kehidupan
individu dan sosialnya.
Bimbingan Konseling sebagai bagian yang terpisahkan dari proses pendidikan
secara keseluruhan merupakan upaya yang memungkinkan peserta didik mengenal
dan menerima diri sendiri serta mengenal dan menerima lingkungan secara positif
dan dinamis, serta mampu mengambil keputusan, mengarahkan dan mewujudkan
diri sendiri secara efektif dan produktif sesuia dengan peran yang diinginkannya
dimasa depan
Dalam pasal 27 Peraturan pemerintah Nomor 29 tahun 1990 menegaskan bahwa
Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam upaya
menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan
Bimbingan dalam rangka menemukan pribadi dimasukkan agar pserta didik
mengenal lingkungan secara obyektif, baik lingkungan social maupun lingkungan
fisik, dan menerima berbagai lingkungan itu dalam kehidupan sehari-hari.
Diharapkan dengan mengenal lingkungan social dapat menunjang proses
penyesuaian peserta didik dan memanfaatkan sebesar-besarnya untuk
pengembangan diri secara mantap dan berkelanjutan.
Bimbingan dalam rangka merencanakan masa depan dimaksudkan agar peserta
didik mampu mempertimbangkan dan mengambil keputusan tentang masa depan
dirinya, baik

Sedangkan layanan bimbingan dan konseling yang diberikan disekolah tiada lain
adalah untuk menunjang pengembangan potensi para siswa secara utuh dan
menyeluruh. Oleh karena itu, agar layanan bimbingan dan konseling dapat
menunjang secara penuh perkembangan siswa, maka layanan itu harus
diselenggarakan secara professional, dengan berpedoman kepada rambu-rambu
tertentu, yang dituangkan dalam program yang lengkap, sesuai dengan situasi dan
kondisi sekolah masing-masing

B.Landasan Hukum
Adapun dasar pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di SMA Negeri 7 Kediri
adalah
a.Landasan Yuridis
1.Undang-undang RI Nomor:20 tahun 2003, Bab II tentang dasar, fungsi dan tujuan
pendidikan Nasional
2.Peraturan Pemerintah Nomor 74 tahun 2010 tentang Guru
3.Peraturan Pemerintah Mendiknas Nomor:27/Mendiknas/2010, tentang Standar
Kualifikasi Akedemik dan Kompetensi Konselor
4.Rambu-rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling Dalam Jalur Pendidikan
Formal Tahun 2007 se- Indonesia.
5.SK Kepala SMA Negeri 7 Kediri tantang pembagian tugas guru BK dan jumlah
siswa asuh tahun pelajaran 2013/2014.

b.Landasan Filosofis
Guru BK/konselor sekolah diwajibkan menguasai ilmu pendidikan sebagai dasar dari
keseluruhan kinerja profesionalnya dalam bidang pelayanan bimbingan dan
konseling, karena guru BK/konselor sekolah digolongkan ke dalam kualifikasi
pendidik; dan oleh karenanya pula kualifikasi akademik seorang guru BK/konselor
sekolah pertama-tama adalah Sarjana Pendidikan. Atas dasar keilmuan inilah guru
BK/konselor sekolah akan menguasai dengan baik kaidah-kaidah keilmuan
pendidikan sebagai dasar dalam memahami peserta didik (sebagai sasaran
pelayanan bimbingan dan konseling) dan memahami seluk beluk proses
pembelajaran yang akan dijalani peserta didik melalui modus pelayanan bimbingan
dan konseling. Dalam hal ini proses pelayanan bimbingan dan konseling tidak lain
adalah proses pembelajaran yang dijalani oleh sasaran layanan bersama guru
BK/konselor sekolahnya. Dalam arti yang demikian pulalah, guru BK/konselor
sekolah sebagai pendidik diberi label juga sebagai agen pembelajaran.

c.Landasan Psikologis
Pelayanan Bimbingan dan Konseling di SMA Negeri 7 Kediri didasarkan pada
ketuntasan dari Tugas Perkembangan untuk jenjang SMA, yang antara lain :
1.Mencapai kematangan dalam beriman dan bertaqwa Kepada Tuhan Yang Maha
Esa.
2.Mencapai kematangan dalam hubungan teman sebaya, serta kematangan dalam
peranannya sebagai pria atau wanita.
3.Mencapai kematangan pertumbuhan fisik yang sehat.
4.Mengembangkan penguasaan ilmu, teknologi dan seni sesuai dengan program
kurikulum dan persiapan karir atau melanjutkan pendidikan tinggi, serta berperan
dalam kehidupan masyarakat yang lebih luas.
5.Mencapai kematangan dalam pilihan karir.
6.Mencapai kematangan gambaran dan sikap tentang kehidupan mandiri secara
emosional, sosial, intelektual dan ekonomi.
7.Mencapai kematangan gambaran dan sikap tentang kehidupan berkeluarga,
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
8.Mengembangkan kemampuan komunikasi sosial dan intelektual, serta apresiasi
seni.
9.Mencapai kematangan dalam sistem etika dan nilai.
d.Landasan Sosial Budaya
Pelayanan Bimbingan dan Konseling di SMA Negeri 7 Kediri juga mengacu pada
kultur yang berlaku di sekolah. Kultur tersebut tertuang dalam visi dan misi sekolah.
Untuk itu, semua program BK tidak lepas dari visi dan misi sekolah yang sudah
disusun dan disepakati oleh seluruh komponen sekolah. Program utama dari
pelayanan bimbingan dan konseling SMA Negeri 7 Kediri lebih kearah membangun
kemandirian dalam memecahkan masalah yang dihadapi serta memantapkan
pilihannya dalam melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi.

e.Landasan Religius
Berdasar pada salah satu tujuan sekolah yaitu ingin membangun insan yang
berakhlak mulia, maka seluruh kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling juga

mengacu pada tujuan tersebut. Untuk itu dalam kegiatan pelayanan bimbingan dan
konseling selalu didasarkan pada nilai-nilai agama yang dianut oleh para siswa.

C.Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum program pelaksanaan bimbingan dan konseling adalah sebagai
berikut :
oSebagai pedoman pelaksanaan Bimbingan dan Konseling dalam rangka
mewujudkan fungsi dan tujuan Pendidikan Nasional, yaitu :
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggungjawab. (Bab II, Pasal 3, UU RI No. 20 Tahun 2003
tentang Sisdiknas).
oAgar konseli dapat : (1) Merencanakan kegiatan penyeleseian studi,
perkembangan karir serta kehidupannya dimasa yang akan datang; (2)
Mengembangkan seluruh potensi dan kekauatan yang dimilikinya seoptimal
mungkin; (3) Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan
masyarakat serta lingkungan kerjanya; (4) Mengatasi hambatan dan kesulitan yang
dihadapi dalam studi, penyesuaian ddengan lingkungan pendidikan, masyarakat,
maupun lingkungan kerja.
2.Tujuan Khusus
Tujuan khusus program pelaksanaan bimbingan dan konseling adalah untuk
membentu konseli agar dapat mencapai tugas-tugas perkembangannya yang
meliputi aspek pribadi social, belajar (akademik, dan karier.
Tugas perkembangan pribadi sosial, yang membantu siswa dalam rangka :
Memiliki kesadaran diri, yaitu menggambarkan penampilan dan mengenal
kekhususan yang ada pada diri siswa.
Dapat mengembangkan sifat positif, seperti menggambarkan orang-orang yang
mereka senangi.
Membentuk pilihan yang sehat .
Mampu menghargai orang lain .

Memiliki rasa tanggung jawab .
Mengembangkan keterampilan hubungan antar pribadi.
Dapat menyelesaikan konflik .
Dapat membuat keputusan secara efektif.
b)Tugas perkembangan belajar, yang membantu siswa dalam rangka:
Dapat melaksanakan keterampilan atau teknik belajar secara efektif.
Dapat menetapkan tujuan dan perencanaan pendidikan .
Mampu belajar secara efektif.
Memiliki keterampilan dan kemampuan dalam menghadapi evaluasi/tujuan.
c)Tugas perkembangan karir, yang membantu siswa dalam rangka :
Membentuk identitas karir dengan cara mengenal ciri-ciri pekerjaan di dalam
lingkunga kerja .
Merencanakan masa depan .
Membentuk pola-pola karir, yaitu kecenderungan arah karir.
Mengenal keterampilan, kemampuan dan minat .
D.Fungsi
Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, program layanan bimbingan dan konseling
dapat berfungsi sebagai pedoman bagi pelaksanaan layanan BK:
1 . Fungsi Pemahaman
Adalah fungsi layanan bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan
pemahaman tentang sesuatu oleh pihak tertentu sesuai dengan keperluan
pengembangan siswa yang meliputi:
a.Pemahaman tentang diri sendiri, terutama oleh siswa sendiri, orang tua, guru, dan
pembimbing.
b.Pemahaman tentang lingkungan siswa (keluarga, sekolah) terutama oleh siswa
sendiri, orang tua, guru dan pembimbing.
c.Pemahaman tentang lingkungan yang lebih luas( informasi pendidikan, jabatan/
pekerjaan, budaya/ nilai-nilai )terutama oleh siswa sendiri .
2. Fungsi Fasilitasi

Memberikan kemudahan terhadap konseli dalam mencapai pertumbuhan dan
perkembangan yang optimal, serasi, selaras dan seimbang. Seluruh aspek dalam
diri konseli.
3. Fungsi Penyesuaian
Yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli agar dapat
menyesuaikan diri dengan diri dan lingkungannya secara dinamis dan konstruktif.
4.Fungsi Penyaluran
Yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli memilih kegiatan
ekstrakurikuler, jurusan atau program studi, dan memantapkan penguasaan karir
atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian dan cirri-ciri kepribadian
lainnya.
5.Fungsi Adaptasi
Yaitu membantu para pelaksana pendidikan, kepala sekolah dan staf, konselor dan
guru untuk menyesuaikan program pendidikan terhadap latar belakang pendidikan,
minat, kemampuan, dan kebutuhan konseli
6.Fungsi Pencegahan(Preventif)
Yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor untuk senantiasa mengantisipasi
berbagai masalah yang terjadi dan berupaya untuk mencegahnya, supaya tidak
dialami oleh konseli.

7.Fungsi Perbaikan
Yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli sehingga dapat
memperbaiki kekeliruan dalam berpikir, berperasaan dan bertindak (berkehendak ).
8.Fungsi Penyembuhan
Fungsi bimbingan dan konseling yang bersifat kuratif. Fungsi ini berkaitan erat
dengan upaya pemberian bantuan kepada konseli yang telah mengalami masalah,
baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar maupun karir.
9.Fungsi Pemeliharaan
Yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli supaya dapat
menjaga diri dan mempertahankan situasi kondusif yang telah tercipta dalam
dirinya. Fungsi ini memfasitasi konseli agar terhindar dari kondisi-kondisi yang akan
menyebabkan penurunan produktifitas diri.
10.Fungsi Pengembangan

Fungsi bimbingan dan konseling yang sifatnya lebih proaktif dari fungsi-fungsi
lainnya. Konselor senantiaasa berupaya untuk menciptakan lingkungan belajar yang
kondusif, yang memfasilitasi perkembangan konseli.
Fungsi-fungsi tersebut dapat diwujudkan melalui penyelenggaraan berbagai jenis
layanan kegiatan pendukung bimbingan dan konseling sesuai dengan fungsinya .
Setiap layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling yang dilaksanakan harus
secara langsung mengacu kepada satu atau lebih fungsi-fungsi layanan , agar hasil
yang dicapai dapat diidentifikasi dan dievaluasi dengan baik.
E.Bidang Bimbingan Konseling
Layanan bimbingan dan konseling adalah merupakan aspek penting dalam
menunjang keberhasilan proses pendidikan di sekolah. Oleh karena itu upaya
bimbingan dan konseling hendaknya memungkinkan peserta didik mengenal dan
menerima lingkungannya secara positif dabn dinamis, serta mampu menganbil
keputusan, mengarahkan dan mewujudkan diri sendiri secara efektif dan produktif
sesuai dengan peranan yang diinginkannya dimasa depan. Secara lebih khusus
bidang bimbingan dan konseling meliputi:
Bimbingan Pribadi
Bimbingan Sosial
Bimbingan Belajar
Bimbingan Karier
F.Prinsip-Prinsip Bimbingan
1.Bimbingan harus berpusat pada diri sendiri
2.Bimbingan harus dilakukan secara continue dan terencana
3.Bimbingan harus mencangkup semua siswa
4.Bimbigan harus berfungsi membantu siswa agar siswa akhirnya mampu menolong
dirinya sendiri
5.Bimbingan yang diberikan harus berdasarkan data dan informasi yang terpercaya
6.Bimbingan harus dilaksanakaan dengan menjamin kerahasiaan
7.Bimbingan harus diberikan sesuai dengan bakat, minat, kemampuan dan cita-cita
siswa

G.Sasaran

Sasaran yang ingin dicapai melalui program bimbingan dan konseling di SMA Negeri
7 Kediri ini adalah terlaksananya layanan bimbingan yang menyeluruh terhadap
para peserta didik dalam rangka mewujudkan diri melalui pengembangan segenap
potensi yang dimilikinya secara optimal.

BAB II
PENGORGANISASIAN

Pengelolaan layanan Bimbingan dan Konseling didukung oleh adanya organisasi
personil pelaksana, sarana dan prasarana, serta pengawasan pelaksanaan
bimbingan.
A.Organisasi Pelayanan Bimbingan
Organisasi pelayanan bimbingan dan konseling SMA Negeri 7 Kediri meliputi
segenap unsur-unsur sbb :
1.Kepala Sekolah
Kepala Sekolah SMA Negeri 7 Kediri adalah penanggung jawab pelaksana teknis
bimbingan dan konseling di sekolah .
2.Wakil Kepala Sekolah
Wakil Kepala Sekolah adalah pembantu kepala sekolah dalam pelaksanaan kegiatan
bimbingan konseling sehari-hari.
3.Koordinator BK dan Guru Pembimbing/Konselor sekolah
Koordinator BK dan Guru Pembimbing/ Konselor sekolah adalah pelaksana utama
yang mengkoordinir semua kegiatan yang terkait dalam pelaksanaan bimbingan
dan konseling .
4.Guru Mata Pelajaran
Adalah pelaksana pengarah dan pelatih serta bertanggung jawab memberikan
informasi tentang siswa untuk keperluan bimbingan dan konseling
5.Wali Kelas
Adalah guru yang diberikan tugas khusus disamping mengajar untuk mengelola
satu kelas tertentu dan bertanggung jawab membantu kegiatan bimbingan dan
konseling di kelasnya.

6.Siswa
Adalah seluruh peserta didik SMA Negeri 7 Kediri yang berhak menerima
pengajaran, pelatihan dan pelayanan bimbingan dan konseling dari guru
pembimbing/Konselor.
7.Tata Usaha
Adalah pembantu kepala sekolah dalam menyelenggarakan administrasi ketata
usahaan sekolah, dan melaksanakan administrasi bimbingan dan konseling .

STRUKTUR ORGANISASI BK
SMA NEGERI 7 KEDIRI

B. Personil Pelaksana layanan Bimbingan dan Konseling
Personil pelaksana pelayanan bimbingan dan konseling adalah segenap unsur yang
terkait di dalam organigram pelayanan bimbingan, dengan Koordinator Guru
Pembimbing / Konselor sebagai pelaksana utama. Adapun rincian tugasnya sebagai
berikut :
No. Nama Jabatan Uraian Tugas
1. Drs. Sony Tataq Setya S. M.Pd.
Kepala Sekolah, Mengkoordinir segenap kegiatan sekolah .
Menyediakan sarana dan prasarana kegiatan bimbingan dan konseling .
Melaksanakan pengawasan dan pembinaan pelaksanaan bimbingan konseling.
Mempertanggung jawabkan pelaksanaan bimbingan konseling.
2 Drs.Mat Samsuri
Dra.Hj.Kasiati
Miftakhodin S.Pd.
Kamim Tohari S.Pd.
Waka. Sekolah
Membantu kepala sekolah dalam pelaksanaan Bimbingan dan Konseling.

3. Dra. Sufaeroh
Dra.Hj. Bibit Alam
Dra. Hj. Setaningsih PH
Dra. Siti Pawartiningsih
Dra. Kasiati
Nanik Hidayati S.Pd.

Koordinator
Guru BK
Guru BK
Guru BK
Guru BK
Admin. BK
1.Memasyarakatkan layanan Bimbingan konseling.
2.Merencanakan program BK.
3.Melaksanakan layanan program BK.
4.Melaksanakan kegiatan pendukung .
5.Menilai proses dan dan hasil pelayanan BK.
6.Melaksanakan tindak lanjut berdasarkan hasil penilaian BK.
7.Pengadministrasian layanan dan kegiatan pendukung BK.
8.Mempertanggung jawabkan tugas dan kegiatan kepada kepala sekolah atau
koordinator BK.

4. Guru Mata Pelajaran
1.Membantu memasyarakatkan layanan BK
2.Membantu petugas BK dlm rangka mengidentifikasi siswa yg memerlukan layanan
khusus .

3.Mereferal siswa kpd petugas BK.
4.Menerima referal dari petugas BK bagi siswa yg memerlukan layanan khusus.
5.Memberikan kesempatan dan kemudahan kepada siswa yang memerlukan
layanan BK
6.Berpatisipasi didalam penanganan siswa yang bermasalah
7.Membantu mengumpulkan informasi yang diperlukan bagi layanan BK

5. Wali Kelas
1.Membantu petugas BK dalam melaksanakan tugas di kelas yang menjadi
tanggung jawabnya
2.Memberikan kesempatan dan kemudahan kepada siswa dalam mengikuti dan
menjalani layanan bimbingan khususnya di kelas yang menjadi tanggung jawabnya

C.Mekanisme Kerja Kepala Sekolah, Guru Pembimbing, Wali Kelas, dan Guru Mata
Pelajaran

Dalam pembinaan kesiswaan di sekolah diperlukan adanya kerjasama diantara
semua personil sekolah yang meliputi : Kepala Sekolah, Guru Pembimbing, Wali
Kelas dan Guru Mata Pelajaran .
1. Kepala Sekolah
Kepala SMAN 7 Kediri merupakan penanggung jawab bagi terselenggaranya
pelaksana Bimbingan dan Konseling di sekolah. Kepala Sekolah memiliki kewajiban
memeriksa semua kegiatan yang dilakukan oleh guru pembimbing ,Wali kelas dan
guru mata pelajaran Guru Pembimbing adalah pelaksana layanan bimbingan perlu
memberikan laporan dari hasil kegiatan bimbingan dan konseling yang
dilakukannya, sesuai dengan kewenangan dan tanggung jawabnya .
2. Guru Pembimbing/Konselor sekolah
Disamping bertugas memberikan layanan informasi kepada siswa, juga sebagai
sumber data yang meliputi: kartu akademis, catatan konseling, catatan konferensi
kasus, dan ke lengkapan lain yang diperlukan .Oleh karena itu guru pembimbing
perlu melengkapi data yang diperoleh dari guru mata pelajaran , wali kelas dan
sumber lainnya yang memungkinkan dimasukkannya ke dalam buku catatan
pribadi(Kartu Pribadi)

3. Wali Kelas
Disamping sebagai orang tua kedua di sekolah, juga wali kelas dituntut
mengkoordinir informasi dan kelengkapan data yang meliputi :daftar nilai, angket
siswa, angket orang tua, catatan anekdot, laporan observasi, catatan home visit,
dan catatan wawancara.

4. Guru Mata Pelajaran
Dalam melaksanakan bimbingan dan konseling, guru mata pelajaran dituntut untuk
memberikan informasi tentang data siswa yang meliputi: data siswa, observasi, nilai
ulangan harian, dan catatan anekdot.

D.Pola Penanganan Siswa Bermasalah
Pembinaan siswa dilaksanakan oleh unsure pendidikan di sekolah, orang tua,
masyarakat dan pemerintah . Sedangkan pola tindakan terhadap siswa bermasalah
di sekolah adalah merupakan upaya tindakan secara berkesinambungan mulai dari
guru piket , wali kelas serta petugas lainnya . Tindakan tersebut diinformasikan
kepada wali kelas yang bersangkutan sebagai catatan bagi tindak lanjut layanan
bimbingan .
Sementara itu guru pembimbing berperan dalam mengetahui sebab-sebab yang
melatar belakangi sikap dan tindakan tersebut . Dalam hal ini guru pembimbing
bertugas membantu menangani permasalahan yang dialami siswa tersebut, melalui
serangkaian wawancara atas sejumlah informasi dari sumber data setelah wali kelas
merekomendasikannya.
E.Beban Tugas Guru Pembimbing /Konselor
Sesuai dengan ketentuan Surat Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan dan Kepala Badan Admistrasi Kepegawaian Negara Nomor:0433/P/1993
dan nomor:25 tahun 1993, diharapkan pada setiap sekolah ada petugas yang
melaksanakan layanan bimbingan dan konseling yaitu guru pembimbing /konselor
dengan ratio satu orang guru pembimbing /konselor untuk 150 orang siswa .
Oleh karena itu kekhususan bentuk tugas dan tanggung jawab guru pembimbing
/konselor sebagai suatu profesi, maka pelaksanaannya berbeda dengan tugas
sebagai tugas guru mata pelajaran, maka beban tugas atau penghargaan jam kerja
guru pembimbing/ konselor ditetapkan 36 jam/minggu
Adapun beban tugas guru pembimbing /konselor tersebut meliputi sebagai berikut :

1.Kegiatan dalam menyusun program pelayanan bidang bimbingan pribadi, social,
belajar dan bimbingan karier, serta semua jenis layanan termasuk semua kegiatan
pendukung dihargai sebanyak 12 jam .
2.Kegiatan melaksanakan pelayanan dalam bidang bimbingan pribadisocial,
bimbingan belajar, bimbingan karier, serta semua jenis layanan termasuk semua
kegiatan pendukung yang dihargai sebanyak 6 jam.
3.Kegiatan evaluasi pelaksanaan pelayanan dalam bidang bimbingan pribadi social,
bimbingan belajar, bimbingan karier, serta semua jenis layanan termasuk semua
kegiatan pendukung yang dihargai sebanyak 18 jam.
4.Sebagaimana guru mata pelajaran, guru pembimbing / konselor yang
membimbing 150 orang siswa dihargai 24 jam, selebihnya dihargai sebagai bonus,
dengan ketentuan:
10 – 15 orang siswa = 2 jam
16 – 30 orang siswa = 4 jam
31 – 45 orang siswa = 6 jam
46 – 60 orang siswa = 8 jam
61 – 75 orang siswa = 10 jam
76 – 90 orang siswa = 12 jam
91 – 105 orang siswa = 14 jam
106 – lebih = 18 jam

Pembagian Tugas Guru BK Dalam Layanan Bimbingan dan Konseling
No Nama Gol Jabatan Sasaran
Kelas SiswaJML
1.Dra. Sufaeroh IV. a Koord.BK X – 2
XI IA 1
XI IA 5
XI IS 2
XII IA 5

XII IS 2
2.Dra. Hj. Bibit Alam IV.b GURU BK X-5
X-7
XI IA 2
XI IS 1
XII IA 2
XII IS 1
3.Dra. Hj. Setaningsih Puji IV.b GURU BK X-3
X4
X8
XI IA 3
XI IA 4
XI IS 3
4.Dra. Siti Pawartiningsih IV.b GURU BK X-6
X9
XI AKSEL
XI IS 4
XII IA 1
XII IA 3
XII IS 3 238
5.Dra. Hj. Kasiati IV.b GURU BK X-1
X AKSEL
XI IA 6
XII IA 4
6.Nanik Hidayati S.Pd. ADMINS. BK

F.Sarana Prasarana
1.Sarana
Sarana dan prasarana pelaksanaan bimbingan dan konseling merupakan tanggung
jawab sekolah, dan di konsultasikan sebelum tahun pelajaran baru dimulai, oleh
konselor, guru mata pelajaran, serta wali kelas dan Kepala Sekolah serta Komite
Sekolah. Sarana dan prasarana yang diperlukan antara lain:
a)Alat Pengumpul Data
Seperti : Format- format, pedoman observasi, pedoman wawancara, angket siswa,
angket orang tua,catatan harian, daftar nilai prestasi belajar kartu konsultasi,
instrumen pengumpulan data dan minat
b)Alat Penyimpan Data
Seperti : Buku / kartu Pribadi siswa , Map dll.
c)Perlengkapan Teknis
Seperti: Buku Pedoman/ Petunjuk, buku informasi, ( pribadi- sosial, belajar dan
karier) , paket bimbingan, ( pribadi- sosial, belajar dan karier)
d)Perlengkapan Teknis Lainnya
Seperti: Blanko surat, agenda surat, alat-alat tulis dan lainnya.
2.Prasarana
Prasarana penunjang layanan bimbingan diantaranya adalah : ruang bimbingan
(ruang tamu, ruang konsultasi, ruang bimbingan kelompok, lemari, papan tulis,
locker/ rak untuk menyimpan file, dan papan data)
G.Biaya
Untuk dapat menyelenggarakan kegiatan yang telah diprogramkan, tersedianya
dana merupakan faktor penting dalam menunjang keberhasilan layanan bimbingan
dan konseling
Adapun rincian biaya untuk penyelenggaraan kegiatan BK di SMA Negeri 7 Kediri
adalah .
RANCANGAN ANGGARAN
KEGIATAN BIMBINGAN DAN KONSELING
SMA NEGERI 7 KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014-2015

NO.URAIAN KEGIATAN VOL. SATUAN JUMLAH SUMBER KET.
1.PENYEDIAAN INSTRUMEN BK KOMITE, APBN, APBD
A. AUM 320 200 RP 64.000 JULI
B. DATA SISWA27 2,000 RP 54.000 JULI
2.TRANSPORT KEGIATAN
A. HOME VISIT 40 15,000 RP 600.000 INSIDENTAL
B. SEMINAR/WORKSHOP DALAM KOTA 10 25,000 RP 250.000 INSIDENTAL
C. SEMINAR/WORKSHOP LUAR KOTA 6 100,000 RP 600000 INSIDENTAL
3 KEGIATAN MGBK
A. RUTIN/PER BULAN 10 60,000 RP .600.000 TIAP BULAN
B. PENYELENGGARA MGBK 2 150,000 RP 300.000 INSIDENTAL
4 MENDATANGKAN NARA SUMBER:
A. DINAS KESEHATAN 1 200,000 RP 200.000 SEPTEMBER
B. BAN NARKOBA 1 200,000 RP 200.000 MARET
5 KEGIATAN KONSELING/BIMBINGAN KELOMPOK 6 50,000 RP 300.000 INSIDENTAL
6 KEGIATAN INFO. PERGURUAN TINGGI (ALUMNI) 2 125,000 RP 250.000 NOVEMBER
7 CAREER DAYS 1 400,000 RP 400.000 OKTOBER
8 PEMBUATAN BANNER PROGRAM DAN BEBAN KERJA BK 1 85,000 RP 85.000 JULI
9 PENGISISAN PAPAN BIMBINGAN 12 15,000 RP 180.000 TIAP BULAN
10 PEMBELIAN BUKU PENUNJANG 5 80,000 RP 400.000 JULI
11 ATK 1 350,000 RP 350.000 JULI
12 PEMELIHARAAN SARANA BK 1 167,000 RP 167.000 INSIDENTAL
RP 5.000.000
BAB III

MANAJEMEN

BIMBINGAN DAN KONSELING

A.Kerangka Kerja Utuh Bimbingan dan Konseling
Secara utuh keseluruhan proses kerja bimbingan dan konseling dalam jalur
pendidikan formal dapat digambarkan sebagai berikut :
B. Komponen Program Bimbingan dan Konseling

b)Perencanaan Program

Penyusunan program bimbingan dan konseling di sekolah/ Madrasah dimulai dari
kegiatan asesmen, atau kegiatan mengidentifikasi aspek-aspek yang dijadikan
bahan masukan bagi penyusunan program tersebut. Kegiatan asesmen ini meliputi
(1) asesmen lingkungan, yang terkait dengan kegiatan mengidentifikasi kegiatan
Sekolah dan masyarakat (orang tua peserta didik), sarana dan prasarana
pendukung program bimbingan,kondisi dan kualifikasi konselor, dan kebijakan
pimpinan Sekolah; dan (2) asesmen kebutuhan atau masalah peserta didik, yang
menyangkut karateristik peserta didik, seperti aspek-aspek fisik (kesehatan dan
keberfungsiannya), kecerdasan, motif belajar, sikap dan kebiasaan belajar, minatminatnya (pekerjaan,jurusan,olahraga,seni,dan keagamaa