Aktivitas Antiplasmodium Ekstrak Etanol docx

Aktivitas Antiplasmodium Ekstrak Etanol Daun Kembang Bulan (Tithonia diversifolia
(Hemsley) A. Gray) dan Fraksinya secara In Vivo
Nuri1, Wiwien S Utami2, Yunita Armiyanti2
1

Fakultas Farmasi Universitas Jember, 2Fakultas Kedokteran Universitas Jember
Korespondensi : Nuri (nuri_uj@yahoo.com)

Kembang bulan telah digunakan dalam pengobatan tradisional untuk mengobati malaria.
Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa ekstrak kloroform dan metanol memiliki
aktivitas antiplasmodium secara in vitro. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas
antiplasmodium ekstrak etanol daun kembang bulan dan fraksinya pada mencit yang diinfeksi
Plasmodium berghei secara in vivo. Fraksinasi dilakukan dengan metode kromatografi kolom
vakum menggunakan fase diam silika gel 60 dan fase gerak n-heksana, kloroform, metanol
secara gradien. Fraksinasi menghasilkan 5 fraksi, fraksi kedua dan ketiga mengandung
senyawa terpenoid. Hasil uji aktivitas antiplasmodium menunjukkan bahwa ekstrak etanol
daun kembang bulan dapat menghambat pertumbuhan P. berghei dengan IC50 sebesar 113,39
mg/kgbb. Sedangkan fraksi kesatu sampai kelima, pada dosis 2 mg/kgbb dapat menghambat
pertumbuhan P. berghei berturut-turut sebesar 52,3 ± 1.36%, 83,5 ± 1.41%, 74,6 ± 1.21%,
70,3 ± 2.19%, dan 44.8 ± 0.29%. Pada dosis tersebut, fraksi kedua yang mengandung
senyawa terpenoid memiliki hambatan paling besar.

Kata-kata kunci : kembang bulan, antiplasmodium, invivo, fraksinasi, terpenoid
PENDAHULUAN
Malaria merupakan salah satu penyakit yang menjadi fokus perhatian dunia secara
global, mengingat penderita malaria di dunia mencapai 300-500 juta orang (Chowdurry &
Bagasra, 2007) dengan tingkat kematian 2-3 juta orang pertahun (Dua et al., 2004). Di
Indonesia diperkirakan terdapat 30 juta kasus malaria setiap tahunnya dan kurang lebih hanya
10% saja yang mendapat pengobatan di fasilitas kesehatan. Malaria adalah penyakit yang
disebabkan oleh parasit bersel tunggal yang tergolong protozoa obligat intraseluler dari
Plasmodium. Plasmodium falciparum merupakan spesies yang paling berbahaya terhadap
manusia karena dapat menyebabkan infeksi akut.
Salah satu faktor utama penyebab peningkatan infeksi malaria adalah timbulnya strain
Plasmodium yang resisten terhadap obat malaria yang tersedia. Resistensi P. falciparum
terhadap kloroquin di Indonesia pertama kali ditemukan di Kalimantan Timur pada tahun
1973. Resistensi ini terus menyebar ke seluruh Indonesia. Pada tahun 1990 dilaporkan telah
terjadi resistensi P. falciparum terhadap klororoquin di seluruh propinsi di Indonesia (Depkes
RI, 2006). Resistensi P. falcifarum ini pun juga terjadi pada obat-obat antimalaria lain seperti
primakuin dan sulfadoksin-pirimetamin, bahkan pada artemisinin monoterapi yang baru-baru
ini dijadikan sebagai obat pilihan pertama (Depkes RI, 2009). Timbulnya resistensi
Plasmodium sp terhadap obat-obatan antimalaria ini mendorong dilakukannya eksplorasi


senyawa baru antiplasmodium. Salah satu sumber senyawa baru tersebut adalah tanaman
obat.
Kembang Bulan (Tithonia diversifolia (Hemsley) A. Gray) merupakan spesies
tumbuhan yang termasuk dalam famili Asteraceae. Tumbuhan ini secara empirik telah lama
digunakan oleh masyarakat Guatemala, Taiwan, Meksiko dan Nigeria untuk pengobatan
malaria (Calzada & Ciccio, 1995). Afiyah (2007) menyatakan bahwa fraksi eter ekstrak
metanol daun kembang bulan mempunyai aktivitas antiplasmodium pada P. falciparum strain
FCR-3 secara in vitro dengan cara menghambat polimerisasi heme. Goffin et al. (2002)
melaporkan bahwa ekstrak kembang bulan secara in vitro mampu melawan tiga strain P.
falcifarum dimana dari hasil fraksinasi ekstrak eternya, ditemukan adanya seskuiterpen lakton
tagitinin C yang merupakan komponen aktif dalam melawan Plasmodium (IC50= 0,33
µg/mL).
Hasil uji aktivitas antiplasmodium secara in vitro tersebut perlu ditindaklanjuti dengan
uji aktivitas in vivo. Hal ini didasarkan kepada kenyataan bahwa tidak semua bahan yang
memilki aktivitas antiplasmodium secara in vitro menunjukkan hal yang sama jika diuji
secara in vivo. Pada penelitian ini dilakukan uji aktivitas antiplasmodium in vivo ekstrak
etanol daun Kembang Bulan beserta fraksi-fraksinya terhadap mencit yang diinfeksi P.
berghei.
METODOLOGI
Bahan Penelitian

Daun Kembang Bulan dikumpulkan dari tanaman di sekitar kampus Universitas Jember.
Proses ekstraksi dan fraksinasi menggunakan etanol redistilasi, n-heksna p.a, kloroform p.a.,
dan metanol p.a. Hewan coba yang digunakan adalah mencit jantan galur Balb-C yang
didapat dari Laboratorium Hewan Fakultas Farmasi Universitas Airlangga Surabaya dengan
berat badan 20-30 g. P. berghei yang digunakan adalah strain ANKA yang didapat dari
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya.
Alat Penelitian
Rotavapor (Heidolph), timbangan analitik (Ohaus 2140), kolom kromamtografi vakum
diameter 5 cm, pipet ukur dan pipet volume, mikroskop (olympus CH 20), spuit disposibel,
dan sonde.
Cara Kerja
1. Ekstraksi dan Fraksinasi

Daun Kembang Bulan disortasi, dicuci dengan air bersih kemudian ditiriskan selama
1 hari, selanjunya dikeringkan dengan oven pada suhu 40 0C sampai diperoleh simplisia
kering. Simplisia kering digiling sampai halus, ditimbang dan dimaserasi dengan etanol
selama 24 jam kemudian disaring. Filtrat ditampung kemudian dipekatkan menggunakan
rotary evaporator sampai diperoleh ekstrak kental.
Selanjutnya ekstrak kental difraksinasi dengan kromatogafi kolom vakum
menggunakan fase diam silika gel 60G dan fase gerak n-heksana, kloroform metanol dengan

gradien konsetrasi 5%. Silika gel dimasukkan ke dalam kolom sedikit demi sedikit sambil
dihisap dengan pompa sampai setinggi kurang lebih 5 cm. (Coll dan Bowden, 1986). Ekstrak
daun Kembang Bulan dimasukkan ke dalam kolom di atas fase diam. Kemudian dilakukan
proses fraksinasi.
2. Uji Aktivitas Antiplasmodium
Uji aktivitas antiplasmodium dilakukan dengan tes Peter (Philipson, 1991). Sebelum
dilakukan uji semua mencit diinokulasi dengan 0,2 ml darah terinfeksi P. berghei secara
intraperitonial. Pada hari berikutnya dilakukan pengambilan darah melalui vena ekor dan
diperiksa apakah sudah terinfeksi. Mencit yang telah terinfeksi P. berghei digunakan untuk uji
aktivitas antiplasmodium.
Uji aktivitas ekstrak daun Kembang Bulan menggunakan 15 ekor mencit yang
dikelompokkan menjadi 5 kelompok. Kelompok I sampai IV diberi ekstrak daun Kembang
Bulan dengan dosis berturut-turut 40, 80, 160, dan 320 mg/kgbb secara oral sehari sekali
selama 4 hari berturut-turut. Sedangkan kelompok V merupakan kelompok kontrol.
Uji aktivitas fraksi menggunakan 18 ekor mencit yang dikelompokkan menjadi 6
kelompok. Kelompok I sampai V diberi fraksi-fraksi yang berasal dari ekstrak daun Kembang
Bulan dengan dosis 2 mg/kgbb secara intraperitonial sehari sekali selama 4 hari berturutturut. Sedangkan kelompok VI merupakan kelompok kontrol.
Pada hari pertama sampai keempat dilakukan pengambilan darah untuk dibuat
hapusan dan diwarnai dengan giemsa 30%, selanjutnya dihitung derajat parasitemianya.
parasitemia H4). Pemeriksaan parasitemia dilakukan dengan mikroskop cahaya dengan

perbesaran 1000 kali dan dilakukan per 4000 eritrosit (Fidock et.al, tanpa tahun).
3. Evaluasi Hasil
Evaluasi dilakukan dengan cara menghitung persen penghambatan terhadap
pertumbuhan P. berghei tiap-tiap dosis. Persen pertumbuhan dihitung dengan rumus (1).
% pertumbuhan = % parasitemia rata-rata H4 - % parasitemia rata-rata H0 ........................(1)

Persen penghambatan dapat dihitung dengan cara membandingkan pertumbuhan
parasit masing-masing kelompok uji dengan kelompok kontrol negatif, sesuai dengan rumus
(2).
Pu
% penghambatan = 100% -

x 100%

..............................................................(2)

Pk
Keterangan Pu = % pertumbuhan rata-rata parasit pada tiap dosis kelompok uji
Pk = % pertumbuhan rata-rata parasit pada kontrol negatif
Nilai IC50 (hambatan terhadap pertumbuhan 50% parasit) ditentukan menggunakan analisis

probit dengan membuat kurva hubungan antara persen penghambatan dengan log dosis.
Hasil dan Pembahasan
Hasil Ekstraksi dan Fraksinasi
Serbuk simplisia daun Kembang Bulan sebanyak 270 g dimaserasi dengan etanol 96%
redistilasi menghasilkan ekstrak kental sebanyak 44 g atau persentase rendemen sebesar
16,3%. Secara organoleptis ekstrak tersebut berwarna coklat tua, rasanya pahit, dan berbau
aromatis. Selanjutnya sebagian ekstrak diuji aktivitasnya sebagai antiplasmodium.
Ekstrak sebanyak 2 g difraksinasi secara kromatografi kolom vakum dengan fase
diam silika gel 60 dan fase diam n-heksana, kloroform dan metanol dengan gradiean
konsentrasi 5% menghasilkan lima fraksi. Berat masing-masing fraksi disajikan pada Tabel 1
berikut ini.
Tabel 1. Hasil Fraksinasi Ekstrak Daun Kembang Bulan
No

Fraksi

Berat (mg)

.
1

Fraksi I
21
2
Fraksi II
24
3
Fraksi III
196.2
4
Fraksi IV
676.7
5
Fraksi V
195.6
Total Berat
1113.5
Berdasarkan data pada Tabel 1 tersebut dapat dinyatakan bahwa tidak semua ekstrak
dapat terfraksinasi. Ekstrak seberat 2 g menghasilkan lima fraksi yang berat totalnya

hanya1,1135 g. Hal ini disebabkan ada sebagian kandungan kimia ekstrak yang terikat kuat

pada fase diam silika gel.
Pengelompokan fraksi-fraksi menjadi lima fraksi berdasarkan pada kesamaan profil
kromatografi lapis tipis (KLT). Profil KLT kelima fraksi tersebut, pada lempeng KLT silika
gel GF254 dan eluen n-heksana, etilasetat (2 : 1) dapat dilihat pada Gambar 1 berikut ini.

1

2

3
4
5
F.I F.II F.III F.IV F.V
Gambar 1. Profil KLT Fraksi I – V menggunakan fase diam silika gel GF254 dan eluen n-heksana,
etilasetat (2 : 1). Fraksi II dan III mengandung terpenoid (1 dan 2), fraksi IV mengandung
flavonoid (3, 4, dan 5).

Hasil Uji Aktivitas Antiplasmodium
Hasil uji aktivitas ekstrak etanol daun Kembang Bulan dengan dosis 40, 80, 160 dan
320 mg/kgbb pada mencit yang diinfeksi P. berghei menunjukkan bahwa pertumbuhan parasit

dapat dihambat sebagaimana tersaji pada gambar 2 berikut ini.

% PARASITEMIA

Pengaruh Pemberian Ekstrak terhadap Pertumbuhan P. berghei
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
Ho

40 mg/kgbb
80 mg/kgbb

160 mg/kgbb
320 mg/kgbb
Kontrol

H1

H2

H3

H4

HARI KE-

Gambar 2. Pengaruh pemberian ekstrak etanol daun Kembang Bulan dengan dosis 40, 80, 160 dan
320 mg/kgbb pada mencit yang diinfeksi P. berghei

Pada Gambar 2 di atas dapat dilihat bahwa pertumbuhan P. berghei pada mencit yang
diberi perlakuan ekstrak daun Kembang Bulan dosis 40, 80, 160 dan 320 mg/kgbb lebih
rendah dibandingkan dengan kontrol. Dengan demikian dapat dikatakan ekstrak daun

Kembang Bulan dapat menghambat pertumbuhan P. berghei. Persentase penghambatan
masing-masing dosis disajikan pada Tabel 2 berikut ini.
Tabel 2. Persentase Penghambatan Ekstrak Etanol Daun Kembang Bulan Dosis 40, 80, 160,
dan 320 mg/kgbb pada Mencit yang Diinfeksi P. berghei Ekstrak Etanol Daun
Kembang Bulan Dosis 40, 80, 160, dan 320 mg/kgbb pada Mencit yang Diinfeksi
P. berghei
No.
1

Dosis (mg/kgbb)
40

% penghambatan
16,3

2
3
4

80
160
320

36,3
66,3
81.3

Tabel 2 menunjukkan bahwa semakin tinggi dosis yang diberikan maka semakin besar
persentase penghambatan terhadap pertumbuhan P. Berghei. Berdasarkan Tabel 2 dapat
dihitung dosis yang dapat menghambat pertumbuhan parasit sebesar 50% (IC 50)menggunakan
analisis probit. Hasil analisis probit menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun Kembang Bulan
memiliki nilai IC50 sebesar 113,39 mg/kgbb. Menurut Munoz et al. (2000) aktivitas
antiplasmodium ekstrak secara in vivo dapat dikategorikan menjadi moderat (IC50

Dokumen yang terkait

UJI EFEKTIVITAS BENZALKONIUM KLORIDA KONSENTRASI 0,001% DENGAN pH 5 (Terhadap Aktivitas Bakteri Staphylococcus aureus)

10 193 21

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Efek Pemberian Ekstrak Daun Pepaya Muda (Carica papaya) Terhadap Jumlah Sel Makrofag Pada Gingiva Tikus Wistar Yang Diinduksi Porphyromonas gingivalis

10 64 5

Perbandingan Sifat Fisik Sediaan Krim, Gel, dan Salep yang Mengandung Etil p-Metoksisinamat dari Ekstrak Rimpang Kencur (Kaempferia galanga Linn.)

7 83 104

Formulasi dan Karakterisasi Mikropartikel Ekstrak Etanol 50% Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) dengan Metode Semprot Kering (Spray Drying)

2 44 87

Formulasi dan Evaluasi Fisik Mikroemulsi Ekstrak Umbi Talas Jepang (Colocasia esculenta (L.) Schott var antiquorum) sebagai Anti-Aging

13 76 98

Tinjauan Aktivitas Pengiriman Pada PT. Coca-Cola Distribution Indonesia-Sales Center Bandung Metro

5 49 43

Uji Efektivitas Ekstrak Buah Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl) sebagai Larvasida terhadap Larva Aedes aegypti Instar III

17 90 58

Efektivitas Pemberian Ekstrak Ethanol 70 % Akar Kecombrang (Etlingera elatior) Terhadap Larva Instar III Aedes aegypti sebagai Biolarvasida Potensial Effectiveness of Giving 70% Ethanol Root Extract Kecombrang (Etlingera elatior) against Aedes aegypti lar

2 34 76

Pengaruh Perbedaan Lama Kontak Sabun Ekstrak Daun Sirih Terhadap Pertumbuhan Candida Albicans Secara In Vitro

0 0 5